1
**
Pagi memanggil bergegas menembus batas gelap mimpi Warna merah terbebas terlepas, menari dalam adukan Kecupanku di bibir gelas jelas jelaskan rasa Pahami aku yang rindu, coba ‘tuk mengadu - jadi relakah kau jika seperti ini kudeskripsikan suasana pagi? – Seperti yang lain akupun terpanggil, bergegas Tinggalkan mimpi manis seperti kucampakkan gelas Sisakan realita nyata yang tinggalkan ampas Tanggalkan malas yang semalam menghisapku Hanyutkan cemas akan asa yang terbatas Hingga kusadari sedemikian dendamku terbalas Aku semakin terbangun dan menyadari satu hal Dendamku yang paling abadi... Adalah rinduku terhadapmu, cinta Membuai fikirku, merayu memaksa Menyeretku tergesa Padahal aku tak pernah bermunajat, memintaminta Sebelum kamu aku tak pernah kekurangan cinta **
dedaunan kering pinggiran jalan. pepohonan tebu. kering layu jadi debu jadi abu. tak ubahnya inginku yang menggebu. tak lagi batangku yang sebatang kara manis bergula. menguap jadi semula dan getir pula. tak punya rasa.
2
Sulutkanlah api di dahan kering dalam lamunanku lalu tumpangkanlah kertas-kertas ini di atasnya Api membesar dan suhu naik beberapa derajat Itu akan menghangatkanmu Ambil lagi kertas lain dan bakarlah itu akan menghangatkanmu lebih lama tapi tulisan ini akan hilang selamanya sedang di luar hujan deras ** Aku ingin berhenti merasakan ini Orang lain bisa kenapa aku tidak? Kenapa aku tidak berhenti saja? Gelas berisi air diam Sunyi sepi tetap diam Langkahku tidak maju, diam Sandalpun tak menjerit meski terhimpit karena ia mati, tak pernah mencoba bicara Langkahku mencoba menghapus bayang-bayang yang terlalu banyak berbisik Berisik Mengusik hati yang tertanam dalam dalam terpenjara terpendam diam Ia tak mampu membuat hati ini bebas Tanah yang menghitam adalah jua lingkungannya Sungguh tiada suara dari dalam untuk kurekam Untuk kudengar **
3
Mereka tak setuju tapi aku punya alternatif lain untuk penuhi keinginanku Mereka memang begitu mereka fikir itu parah kurasa itu bukan suatu masalah Mereka memang begitu kutahu pasti ini bukan salah dan aku masih bisa mengalah Mereka memang begitu kurasa kadang ku membuat ulah dan mengelak dengan berkilah Mereka memang begitu kupikir mereka menilaiku aneh dan kuakui memang kadang nyeleneh Mereka memang begitu Tapi mereka selalu memaafkan ** Aku telah mati tapi aku tak pernah sekarat Semunanya melesat begitu cepat Aku tak pernah merasa sakit dan sakit Aku ada di sekitar kamu Kami ada di sekitar kamu Kami .... Kami? Tapi mengapa kematian tetap merupakan misteri bagi kehidupan? Tapi mengapa kematian tetap merupakan misteri dalam kehidupan. **
Aku tahu sesuatu yang sedang kau fikirkan Bukan aku dan bukan apa yang kini kau pegang Hanyalah mata-matamu melihat api berkobar-kobar dan bayangnya menari seperti tirai yang bergolak menentang angin dalam badai ** 4
Aku tahu apa yang sedang kau fikirkan Bukan cinta jika cinta itu ternyata dapat kau bayangkan Bukan benci yang akhirnya di dalamnya kau merasa cinta ** Jika kepalaku dapat kupisah dari badanku Kan kubiarkan ia tertidur dalam lelapnya suasana hari ini Satu dalam tujuh hari tak cukup untukku istirahat Aku ingin libur sehari ini Aku ingin tidur sehari ini Aku ingin menghibur diri ini Tak ingin menggempur hari ini Tak ingin bertempur dengan hari ini **
Nyanyian iniuntukmu, untukmu, P**** P**** Nyanyian ini Rindu akan Rindu akan membawakannya membawakannya Aku Aku harus harus bisa bisa membuatmu membuatmu tersenyum tersenyum Aku harus bisa bisa membuatmu membuatmu tersenyum Aku harus tersenyum sampai airair mata sampaikau kaumeneteskan meneteskan mata Aku rindumatamu matamu Aku rindu Aku rindu tatapmu tatapmu Aku rindu Aku rindu gerakmu gerakmu Aku rindu --semua semuakarena karenakukuyakin, yakin, dan semakin danaku akudapat dapatmerasakan merasakanlangkahmu langkahmuyang yang semakin ringan ringan mendekat mendekat – Aku tak kuat kuat Aku tak
5
**
Seperti waktu yang bergulir seperti air yang mengalir seperti pasir yang kian tersingkir, Setiap hal akan ada batasnya Akanadalangkahakhirdarisetiaptahap Begitupun kisah tertulis kita tertawa dan menangis akhirnya di hati terlukis, Setiap hal ditetapkan batasnya Akanadahasilakhirdarisetiaptahap ** Aku mneukik di kepetacan tgigni sekmain mednkeati bumi kecnnag selkai aku dinsii dlaam kunatya garitavsi llau aku tjerauth terenbtur kreas kpealaku pceah, baujku peunh draah, telukra sganat paarh Akuupn beugrling dianrtaa rmuupt meegrning di mdean mrinig Lalu aku tehenrti oelh batu dkaet kali, aku tealh mati Pedrientanaku bekrahir dniisi Aku jadi wgara ninrwaa...Ough Yeach...!! Terntyaa tdiak!! aku msaih hdiup, aku maeraskan siakt saekli Tukbuhu sreapah ini, tapi aku tak mati, aku tak mgenerti Baaigamna ini?? Tuhubku rmeuk, leehrku teekrtuk putus, tepelirntir PNDEERITAAKNU BLEUM BEKRAHIR ** Waktu selalu memberi peluang Waktu memberi peluang karena kita melangkah Kans kita selalu seratus persen jika kita melangkah Melangkahlah! 6
**
7
Aku terjatuh dalam keheningan Malam menguburku pelan-pelan Tanpa harus kuakui bahwa aku memang kalah Semua orang tahu Semua orang bersaksi Aku memang seorang pecundang Pecundang Tak pernah menang Segala gejala yang menyala tatkala aku ada berkata bahwa aku memang seorang pecundang pecundang tak pernah menang Aku terjatuh dalam keheningan Malam membunuhku perlahan 240305 ** Untukmu dara... Kucari-cari cara sembuhkan luka Kulari dari lara tapi tak bisa Aku terus saja disini sengsara Tak bisa keluar dari penjara Selalu tak pernah kentara Apa yang jadi tengara Bagaikan seorang nara pidana Dendam rinduku membara disana 290305 ** Dia ada Kau kembali tegaskan mengenai keberadaannya padaku Namun sampai kapankah kau sajikan ia seperti kau tunjukkan bintang-bintang Aku tahu ia begitu indah 8
9
**
Pagi yang penuh canda tawa bersama keluarga makan pagi bersama. Ada yang baru pamit untuk berolahraga, siapkan geobak untuk dagang keliling. Tiada pernah ada cemas selimuti kepala. Hanya ada suara riang adik-adik kecil disana. Tapi waktu yang sekejap bukanlah masa yang dapat kau tunggu Untuk sekedar berlari, menyelamatkan diri Tapi waktu yang sekejap bukanlah masa yang dapat kau tunggu Karena semuanya berakhir disana Yang tersisa hanya puing-puing, puing-puing Yang tertinggal hanya jasadnya, jasadnya, jasad mereka Yang terasa hanya kesedihan dan kesadaran yang hi-lang Ribuan orang berada dalam kondisi yang sama Ribuan orang berpisah dari ibunya, bapaknya, adiknya, kekasihnya, pekerjaannya, kebiasaannya, cintanya, harapannya. Ribuan orang berpisah jiwa dari jasadnya.
** Di saat-saat seperti inilah aku menemukan diriku begitu merasa membutuhkanmu Sepi ini membangunkan khayalanku tentang kita Hanya aku dan segelas teh yang tak pekat dan sebatang rokok yang nikmat kuisap Kuhembuskan asapnya sementara bibirku menggumam : ‘memang hanya kamu’ Ini bukan sebuah malam sepi yang menggigil Ini bukan buka di suatu hari dalam bulan seribu bulan Ini bukan tahun-tahun yang berganti dengan sangat lambat Tapi inilah dluhaku yang tenang Kala cerah mentari mencari celah ventilasi ruang tengah Dan ternyata memang aku sedang membutuhkanmu, sayang But now is too late! ‘cause i have to take a bath and getting my teeth brushed it’s my day. Work. 10
** Mungkin tak secantik lukisan jingga senja itu Di waktu gelisah menampar sisi hatiku, dari kiri Segalanya selalu terlupa, lalu kembali tergali, sekali-kali Kenangan adalah kenangan yang tak seharusnya jadi konsumsi Dan memoriku tentang kalian tak bisa kuhapus semudah menghapus file komputer, bahkan sekian banyak folder sekalipun sekaligus Semua tertumpuk semrawut berantakan tak semua jadi kenyataan **
Kita mulai pembicaraan kita dengan kata yang sama dan satu topik mengenai keberuntungan Kadang manusia perlu merasakan bencana untuk sekedar mengecap manis hikmahnya yang terbungkus rasa Kita inginkan sesuatu, impian kita sebelumnya Beranjak dari mimpi, kita ingin berlari Melompati jurang atau terjerembab di dasar **
11
Tkahuah? Apa yang selmaa ini kau ingknian Reunnangklah Apa ynag saelma ini cboa kau pearthaankn Apa ynag selmaa ini kau datkapan deangn suash paayh Krngetiamu, peurajnganmu, draahmu. ia kau citnai Ia meinnctai kamu Jaangn prneah mesnyeal kaawn Janagn prenah meyensal tealh melewtakan keesamptan Kau bearnajk mnejauh Melgnkaah selgankah, selakngah lagi Sriebu lakgnah, dan itu ckuup unutk mebmuatmu berilpang ke msaa llau **
Aku mau pergi dan jika kau kembali aku telah mati...... Mengapa setiap kesempatan di masa lalu membuat kita menyesal Menyesal telah melewatkannya Aku memanggilmu tapi kau tak pernah mendengar Karena mulutku saat itu terdiam Persis seperti kata ‘diam’ itu sendiri dan diam diamlah kataku, jangan berbisik lagi diam artinya tak terdefinisi **
12
13
Masih teringat namamu di kepalaku, di hatiku, di fikiranku di jiwaku dalam anganku, dalam mimpiku, dalam sadarku Kurawat bagaikan bagian tubuhku sendiri Menyatu sebagai darah ** Jerumuskan aku lagi sayang Ceburkan aku dalam lumpur Kuburkan aku dan tinggalkan Tinggalkan aku dan pulang dan tidurlah sampai kau lelap Hapus semua tentang aku selagi kau berfikir kau bahagia Aku disini Masih bertahan sampai di hari yang terakhir Hari terakhir yang membongkar kuburan **
Berhembuslah angin Bersinarlah fajar Gantikan rembulan yang semalam kubakar Bagaimanapun hidup harus kubangun dan siang harus kukalahkan Maka biarlah malam menyimpanku Bagai bumi sembunyikan intan Dan biarkan malam ini menjadi semakin suci Sesuci pengantinku dalam anggun norma-normanya Kemudian hati yang yang tergeletak diam terbuka untukku **
14
Tidurlah dan berpulas Impikan aku dalam malas itu Ini waktumu untuk lanjutkan mimpi Bayangkan kau terlempar dari waktu pagi Ini tubuhmu, sepenuhnya milikmu Tiada satupun mulut berisik yang berbisik memohon padamu untuk lakukan sesuatu Dan kepala ini adalah kepalamu di atas bantal itu dalam nyaman Waktu telah berubah menjadi semakin bersahabat Kamu bisa bakar seluruh memori di kepalamu Ingatlah... jangan ingat lagi lukisan seekor kucing tua yang bola matanya hampir keluar! tapi kau sedang mengingatnya, sayang Cobalah lupakan, lupakan dan bakar ** tadi maalm aku brmmiepi ipmian yang snagat iandh aku juath ctina di damnalya, aku mnenagkap keiandhan itu ia biegtu cnatik dan ia taelh mnjeadi mlikiku ia senuhpenya mikliku she’s mine! aku tak rlea saat ku trjeaga ia belarlu bearsma dniua semu itu ia sirna, tak tersisa 211206 ** 15
Di ribuan hari mendatang anganku berisi warna merah mengukir relief kehidupan masa depan Dua ribuan mungkin cukup untuk mengolah aku menjadi barang berguna mengolah aku menjadi dewasa Setiap hari selalu ada terobosan Setiap waktu ada lubang kesempatan Aku melalui salah satu Menerobos dalam ratusan hari, sampai kini Seperempat dari seribu hari yang berganti telah kulalui Agendaku selanjutnya adalah menelusuri ini Sepuluh ribu langkah mungkin belum cukup Tetapi tiap hari aku melangkah Dan di setiap langkah ada kepastian untuk beberapa langkah berikutnya Seperti dikuadratkan. Atau dipangkat duakan atau dipangkatkan dua Seribu diperlakukan seperti itu maka ia menjadi satu juta Ia bertambah sembilan ratus sembilan puluh sembilan ribu lebih banyak Di jutaan langkah mendatang Anganku terisi warna merah Berdiri di atas prasasti Pasti ** Keignnianku tak beubarh Kudambakan kau mnjeadi irstiku Yang treincta dan mncinaeti aku. Steluus haitmu Kuharap esok hari kan membawamu kepadaku Takkan lagi berpisah seperti jasad kita dulu ** 16
Lagi-lagi aku terjebak oleh rasa Mencoba hidupkan lagi api dari bara yang tersisa Aku memaksakan diri untuk turut hanyut terangkut Bahwa apa yang kubawa dan yang kurasa selama ini memang begitu bernilai, begitu berharga Hanya aku yang punya Se-spesifik yang kurasa Aku merindu, dan tak seorangpun tahu Khayal dan mimpi menjadi bayang-bayangku Aku terobsesi untuk wujudkan itu **
mengapa semua kenangan tentangmu tak bisa kuhapus? sedangkan pagiku selalu datang dengan angan dan mimpi yang terbungkus kemustahilan mengapa? aku tak bisa menghapusmu dari memoriku dan ingatan tentangmu kini terduplikasi semakin banyak bagai reaksi berantai yang terus melipatgandakan dan sayang sekali bila cinta ini sudah tak kumiliki semuanya milikmu kuberikan darahku ia akhirnya termutasi menjadi virus yang semakin menggerogoti tubuh dan jiwaku membuatku lumpuh untuk menjalani aku aku yang sepenuhnya milikku aku yang sepenuhnya milikku sudah takkan ada lagi ia tinggal kenangan saja kini aku merasa dihantui dan diikuti oleh kamu, P**** 17
** Kamu kini hanya bayangan dan imajinasi belaka virtual dan maya. Tak ubahnya mimpi dan harapan yang selama ini tertunda Aku tahu kamu hidup dan berubah dan punya masa lalu Tiap orang pernah bicara dan kau tanya.. Yang lain pernah kau lihat, kau tatap ia Sebagian kau acuhkan, mungkin cuma kau peralat Selebihnya yang lain kau perhatikan Tiap detik yang terlewati adalah sel yang selalu hidup Meski tak selalu aktif dan tampil agresif Mereka membentuk satu kesatuan yang saling berkaitan Menjadi kode-kode tertentu yang tersimpan aman Tak mudah terpecahkan ** Apakah aku ini? Inilah aku yang terbatas Dibatasi rasa dan dimensi, dibatasi rasa ingin berlari dibatasi rasa ingin menembus batas Maka aku bermimpi dan berpetualang Kutemukan intan di lubang menghitam Kutemukan intan Lalu kubuang Kurasa tatapanmu jauh lebih mahal Meski tak bisa kujual, tak jadi soal Aku tahu aku bisa mengenangmu Aku tahu aku bisa mengenangmu, kini Namun aku saat itu tak pernah tahu bila kini aku hanya bisa mengenangmu ** 18
19
Anjing mengejar kucing kucing berlari mengejar kebebasan kebebasan naik memanjat pohon pohonnya berakhir pada satu ranting dan satu daun yang terakhir Gravitasi membawa garam dari laut laut yang luas kurenangi bersama lumba-lumba lumba-lumba bernyanyi mengenai matahari matahari merambat meninggi sampai di suatu sore sore berakhir pada satu kecupan terakhir Air mengalir menuruni bukit di seberang danau danau itu penuh sampah plastik dan kertas tinta diatasnya terhapus terkontaminasi puisi-puisi terkontaminasi dan mengkontaminasi air danau berbau terasi karena udang banyak yang mati udang-udang mengering di pinggir tanaman enceng enceng tumbuh seenaknya menjadi hama dan tikar nenek-nenek menganyamnya menjadi topi topi-topi itu lebar dan ringan bagai layang-layang yang sedang membumbung tinggi dalam kendali tangan-tangan kecil jari jemarinya selalu punya kekuatan untuk liukan yang kesekian kali menukik bagai merpati yang ingin minum air danau kemudian keracunan limbah kimia perusahaan tinta Tinta cap, tinta cetak, tinta ini, tinta itu tinta yang ini membentuk gambar hati anjing, hati kuda, hati macan hatiku dan hatimu adalah satu, menurut hemat saya Kamu tak perlu mengambil panah untuk membidiknya atau sepotong halilintar untuk menghancurkannya atau sebuah lagu untuk berkata-kata atau dua tatap matamu untuk berbicara atau mengakhirinya dengan tiga tiupan sangkakala bagai wasit menghembuskan nafas lega di akhir pertandingan sepakbola Ini adalah hari dimana akhirnya kita terwujud seperti ini 080406 **
20
21
Ingin kubicara dengan bahasa lain Tapi pengertian kita mungkin akan berbeda mengenai apa yang disebut cinta. Aku jadi ragu untuk membuatmu percaya ** Tertawakan aku seperti gemuruh dan dekaplah aku bagaikan hujan Angin bertiup umpamakan nafasmu yang tebarkan aroma kesejukan Rantailah aku seperti malamMu menawan Remukkanlah aku karena aku selemah cendawan Ku takkan berani melawan Karena aku bertekuk lutut, bersimpuh sujud di hadapMu Aku butuh Kau di sisiku Kuharap Kau selalu awasi aku Benarkan langkahku andai ku salah langkah Ampuni aku saat ku berdosa Tuhan... Ampunilah aku jika ku berdosa Ampunilah aku karena ku berdosa Di hadapMu sujudku bersimpuh KehadiratMu doaku dan keluh Cintailah aku Tuhan ** Tiada yang salah dalam hal memilih dan apa yang ternyata kemudian kita pilih namun pilihan terkadang memang tak ada yang bisa membuat kita yakin Kamu harus ambil salah satu, bukan keduanya Dan kamu tak boleh mundur Kamu tak diperkenankan untuk mundur ** 22
Penembak menarik pelatuknya Mengarah pada mangsa diatas sana Siap menjadi korban berikutnya Penembak menghela nafasnya pelan belum habis hembusnya waktu pelatuknya tertarik sempurna Kena ! Penembak menghembuskan nafasnya pelan Tersungging senyum di kedua ujung bibirnya Dicari-carinya buruan di semak-semak Seperti suara terkapar semak-semak bergerak-gerak Penembak tersenyum lega Semak-semak belum dibukanya Hingga kini
** Aku harus berkata bahwa aku tak bisa melihatmu (lagi) aku ragu mengenai hal itu Kepastian hanya menunjukkan hal yang negatif dari harapanku Aku harus berkata aku akan melupakanmu Jiwaku penasaran, hatiku penuh dendam rindu yang terpendam mengendap Atau aku akan berucap aku hanya akan mencintai kamu selamanya Meski jiwaku tak seteguh karang di lautan ** Merunduk hati ini mencoba menyatu Mencari jiwa yang sama-sama bersujud di malam ini Disini. Ada hal lain yang mesti diperhatikan lebih dari apa yang ingin kuungkapkan ingin ku selalu merasa dekat denganMu ingin ku selalu merasa dekat denganMu karena hanya padamu aku meminta ** 23
Aku punya impian Aku ingin menyeberangi semua rintangan ini dengan tetap tersenyum meski aku merasakan getir dan pahitnya dan aku adalah orang yang melakukan sesuatu aku adalah orang yang melakukan sesuatu aku adalah orang yang melakukan sesuatu sedikit demi sedikit aku membangun menara ** Maaf bila kau anggap aku mengkhianatimu Sedari awal memang kutahu kita takkan selamanya Kita pernah bersama, dan aku peduli akan dirimu Tracy*, kini lihatlah dirimu Lihatlah dirimu, sendiri Karena bahkan aku tak bisa temani dirimu Maka dalam sepi itu membisulah Karena kau tak pernah bisa berbicara Karena kau memang bukan manusia Dan waktu mengolah aku, tidak dirimu menjadi semakin dewasa Tracy, kini lihatlah aku Begitu ingin menyentuhmu Begitu ingin melihat rotarimu berputar sekali dan sekali lagi Badai menerjang kita, melemparkan aku kesini dan kau semakin kesana Kemana dirimu kini aku tak tahu *Tracy = trace machine ** 24
Cinta bukan alasan untuk memiliki ciptaan Cinta tidak bisa digunakan untuk selalu berdekatan Cinta hanya bisa dirasakan Maka perasaan ini bukan cinta Maka perasaan semua pasangan bukanlah cinta Maka cinta diantara kekasih-kekasih itu tidak ada Bila aku diperkenankan mengganti, nama rasa itu adalah nafsu Bila aku ingin mengatakannya padamu, maka harusnya aku nafsu sama kamu Bila itu yang ada dan terucap, itu ‘kan kuanggap kejujuran Tapi mengapa aku hanya ingin mengatakannya cinta Mengapa juga semua pasangan itu memuja cinta Pun begitu juga menurut kekasih-kekasih itu yang ada diantara mereka hanya cinta Entahlah Aku cinta padamu ** Aku terbaring diam, lesu tak berdaya Mata menatap tetap pada satu objek saja Hati mengajak lagi untuk bermimpi, tapi otakku terasa kacau Aku merasa gila, tetapi tak ada orang yang mengatakannya Hati mengajak lagi untuk bermimpi Tutup mata mengatup Tapi otakku mengacau Ya..! Aku memang gila Semua orang menyapa dengan sayang dan hormat Hanya itu yang membuatku menjadi tenang Ramadhan 15th, 04 ** 25
P****, nama itu selalu terdengar indah di telingaku, selalu memiliki kekuatan untuk menggetarkan rasa yang sudah lama diam dan mengendap. Dan P**** tentulah seorang wanita, selanjutnya terbayang olehku seraut wajahnya yang cantik, dan setiap geraknya yang anggun. Dan tentu semua angan itu takkan mempunyai dasar yang kuat dalam ingatanku bila aku tak pernah jatuh cinta dengan seorang P****. Aku pernah terlibat dalam cerita dengan pemeran utama aku dan dia. Meskipun adegan dialog itu tak pernah ada. Hanyalah mata, dan hanya lewat cahanya kami saling menggerayangi jiwa dan hati sang kekasih. Namun aku merasa bahwa semua orang mungkin jatuh cinta dengan P****. Buktinya Aziz Jamrud, Rudi Caffeine, Katon Bagaskara Kla Project, Pongky Jikustik pernah menciptakan lagu dan bernyanyi untuknya. Mungkin mereka jatuh cinta pada waktu, tempat, dan suasana yang berbeda. Dan lagi dengan P**** yang berbeda juga. Namun yang pasti semua lagu itu telanjur terdengar olehku, dan setiap kali hal itu terulang, aku membayangkan seorang P**** yang sama. Hanya P**** seorang. Ia memang seorang yang masih belia saat kumengenalnya seperti Jamrud sampaikan, aku ingin mendapatkannya seperti Caffeine nyanyikan, aku ingin mencoba merayunya seperti yang dikatakan Katon. Dan seandainya aku bisa menghantikan waktu, P****, aku takkan menghentikannya seperti yang diandaikan Pongky Jikustik. Karena aku yang kini berjuang untuk mimpi itu, mencintai kau yang telah lama. Dan seandainya aku bisa menghentikan waktu, aku takkan menghentikannya karena waktu takkan mengubah cintaku padamu. ** terbacakah olehmu akhirnya semua ini milikmu kau telah memilikinya sejak dulu saat kau mencoba berhenti membuatku berhenti menatapmu itu adalah hari-hari yang jauh-jauh hari yang lalu bahkan lebih jauh dari mimpiku ** 26
Ada aku disini memanggil namamu Menggigil dan hampir membeku Penantian ini adalah sesuatu yang gelap Tahukah kau bahwa kebekuan mulai mencair Kekakuan ini akhirnya retak Pemberontakan sedang terjadi ** Aku ini masih hidup. Aku ini makhluk yang masih bisa bernafas, berfikir, merasakan garam, air dan asam, juga cinta yang terpendam. Aku dalam hidupku adalah satu kesatuan karakter yang terkadang meminta satu waktu yang telah berlalu untuk kembali terulang. Dan terkadang aku sampai hampir menangis saat mengenang beberapa bagian masa laluku. Bagaimanapun, itu semua adalah gejala kekurangdewasaanku sebagai anggota dalam komunitas manusia dengan segala peradabannya. Dalam hidup yang telah kujalani selama ini, ternyata cinta adalah salah satu hal yang paling rumit untuk sepenuhnya kupahami. Untuk sepenuhnya kuuraikan sari sekian banyak urusan. Cinta begitu peliknya. Cinta membuaku hanya menganga ketika aku berharap bisa mengartikannya. Dan ternyata belakangan ini aku baru menyadari, bahwa sepertinya aku telah jatuh dan terlibat di dalamnya. Aku merasakan gejala-gejalanya. Perasaan rindu ini terwujud jelas dalam asa. Dan aku ingin memiliki, dan aku merasa bahwa dirinyalah yang terindah. She was P**** . I called her P**** as I mentioned her name when I feel so hard to keep up. Until this time. I’ve been keeping my yearn jus for her. P**** seorang. I keep on hope that someday in the future I can say everywords that I exercise in everytime when I find myself so needing you. When I find my self in the limit or normality and madness. That’s it may be the essence of my life. ** Masih bersama mimpiku yang sederhana tetapi dengan harga yang mahal. Aku menari atas keinginanku sendiri dan aku bernyanyi dan aku menyebut namamu lagi sekali. Bukan sekali, melainkan dua kali, 27
bukan dua kali tetapi tiga kali, bukan tiga kali tetapi ini mungkin yang keseribu atau sama dengan hembusan nafasku. ** Jogja 1 Januari, dinihari Tak terlalu pagi untuk sarapan dan mengisap tembakau Masih terlalu jauh mentari menyeka rinduku Namun perasaan bahagia itu, sudah kuduga Ia bisa diakses oleh siapa saja dalam kondisi apa saja Tak terkecuali di atas trotoar jalanan ini Yang masih terlalu ramai untuk disebut sepi Karena ini memang malam pergantian tahun 1 Januari, dinihari Adakah waktu membatasi kita untuk cinta meski hanya tinggal sebentar lalu pergi Kurasa tak terlalu pagi untuk jatuh di dalamnya Sebagaimana datang begitu awal perasaan sesal Katakan dengan tangan terkepal : aku harus membayar mahal Bukan karena apa-apa, melainkan karena aku melihat ia Karena aku aku hanya melihatnya, itu saja ** Pernah kau sebut sunyi dalam tempatmu bersembunyi Tak juga lelah perasaanmu memprovokasi tangan-tangan itu tuliskan puisi mengapa bukan narasi? Sampah-sampah ini Kau bahkan tak pernah membicarakan mengenai nilai jual atau harga yang pantas dan sepadan dengan sejumlah uang kamu ini pelit, tak pernah memberi keikhlasan spekulasimu mengharapkan balasan, sungguh beralasan **
28
Lovers, cinta adalah hal yang nyata yang abstrak, ia dapat dirasakan dengan hati dan rasa itu tak mudah hilang. Ada sebuah cerita mengetai aku yang jatuh. Betapa tidak? Rasa itu hadir bagaikan pengembara yang tersesat dalam ngarai yang asing, tetapi ia tak ingin beranjak darinya. Lovers, cobalah lihat matanya. Ia sedang menatapku dalam hening suasana siang itu. Bukan. Tepatnya sekian siang hari di tahun yang kemudian berganti. Itulah hari dimana akhirnya aku tersadar, bahwa selama ini aku buta. Karena rupanya baru kali ini mataku terbuka. Aku melihat segalanya! Aku melihat keindahan itu. Tahukah? Aku melihatnya.. Terkalah apa dalam hati yang sebongkah itu. Suatu yang pelik dan rumit dan tak pernah selesai kuurai sampai tinta ini habis. Mungkin dapat dibayangkan sebuah reaksi. Chemistry itu. Kemudian di saat aku mencoba besembunyi dari sinar lensa matanya yang bening. Cukup yakinkah aku untuk mengingkari keberadaannya? Ternyata tidak!! Rasa ini tumbuh dari lumpur yang sangat dalam dan berakar membentuk kerajaan. Ia sepenuhnya sedang mencoba menguasai seluruh diriku. Aku terbuai dalam hembusan sejuk bius mimpinya. Aku tenggelam. Sangat dalam. Tak mampu lupakan raut wajahnya yang cantik. Ia adalah konotasi terkini untuk kata ‘indah’. Tak terlalu indah bila akhirnya hanya namanya yang tersimpan dalam otakku. Cinta telah terjangkit dalam tubuhku. Ia benar-benar mengkorupsi segala rasa serta fikiranku. Bahkan energi kini tak menjadi sesuatu yang produktif. Dan aku kronis. Cintaku adalah dalam stadium lanjut. Katakan dengan berbisik saja : ia akan membunuhku. Kadang aku benci akan keberadaan rasa cinta ini dalam tubuhku. Tapi aku tak pernah berhasil dalam mengalahkannya. Aku tunduk atas tindak tanduknya. Ia menjajahku dan rasa itu menghantui bagaikan rasa takut. Dan rasa itu menakutimu bagai hantu. Sungguh aku benci perihal mencintaimu. Kini aku hanyalah manusia yang begitu mengharapkanmu membuat rasa rindu ini lenyap. Aku bagai si pungguk merindu pada rembulan. Dan ceritaku mengharu biru dan konyol. Namun aku ini hidup dalam masa ini. Aku muda dan aku melakukan sesuatu. Aku melakukan sesuatu, maka aku berhak atas cita-cita. Dan cinta adalah apa yang selalu kubawa untuk satu tujuan yaitu menjemput kamu, impian yang tersesat dalam rimba kerinduanku.
**
29
Hei dengarlah aku menapaki jalanku dan memanggilmu mencoba membuatmu berpaling dengan senyummu Aku jadi begtu sepi dan jiwaku layu bagaikan daun yang telanjur gugur Aku jadi terbuai dan merasa hanyut saat tercium aroma. Aromamu Maafkanlah aku yang menginjak jemarimu Aku sudah berhati-hati dengan sepenuh hati Aku tak begitu yakin meninggalkanmu Meninggalkanmu disana Hei Kini lemparkan saja aku melompati masa! **
Bilakah kau nyanyikan lagu tentang bintang? yang pernah kau dengar dari Kangen Band atau Peterpan Aku ingin sekali mendengarmu bernyanyi daripada sekedar menulis atau membaca puisi Buatlah aku menangis karena bahagia Ucapkanlah apa saja semaumu biar kurekam Katakanlah, bicarakan padaku mengenai perasaanmu Segala cinta, benci, rindu, dendam dan obsesi **
Aku datang terlambat Ia telah pergi berlalu Berlalu Itulah yang berlaku dan aku belum mengaku Mengucapkan kataku Tahukah kau...? Apa yang paling berat, beban yang harus kubawa : menangis saatnya tertawa 30
**
Artikan cinta? Jangan harap Kau ‘kan tersesat jauh ke dalam dan menjadi misteri bagi orang lain Berhentilah mencariku
Berhentilah membayangiku Artikan cinta dengan bahasamu Cari sampai ketemu di jalan cerita atau selidiki setiap langkahmu yang lalu Sadarkah akhirnya kalimatmu buntu? Dan kaupun terduduk di tepi mencari ketenangan Rindumu akan jadi dendammu yang paling abadi Artikan saja cinta seperti kau urai narasi ** Orang selalu egois Berbaik hati saat ingin Bermurah hati untuk membeli Selalu berhitung supaya untung Salah satu diantara seribu Adalah disini bersamaku Berkata setuju dalam kelicikannya Kutahu ia akan meninggalkan aku ** Saat tergugah kenangan masa lalu Sadari aku disini terapung. Terombang ambing di tengah samudera mengepung Tepian terlampau, jauh menyatu bersama langit Horison memerah Dan aku tak mungkin meminum seisi samudera ini sampai mengering ** 31
Ketika aku memiliki tubuh yang hampir seluruhnya merasa lelah. Itu kurasakan hampir di setiap senja hari yang menumbuhkan rencana baru, harapan baru atau bahkan pesimisme yang mematikan langkahku. Disaat itu yang kuinginkan hanya mengambil waktuku sendiri, mengambil kebebasanku sendiri, mengambil jiwa dan ragaku hanya milikku, tiada yang berhak sedikitpun atas diriku karena aku hanya ingin tidur. Tertidur. Terus terlelap selama seribu tahun. Dan hidup dalam mimpi. Meski tubuhku yang terus terbaring semakin kritis karena tak diisi nutrisi dan akhirnya mati. Aku akan terus hidup tanpa merasakan ini. ** Aku pergi darimu. Jauh Seribu hari kutempuh Setiap lorong kutelusuri Seribu kali tertusuk duri, :tetapi aku masih melihat matamu Kau intan permata mulia Lumpur pun tak sanggup menutupi Kau terlalu mahal untuk kubeli Namun siapa yang meminta lebih dulu? :masih ku melihat senyummu terukir Angin dingin mendesir Debu dan pasir akhirnya tersingkir Jauh setelah masa sedikit air itu aku harap ini hujan terakhir. :tapi aku merasa kau menyentuhku!! Mataku terbuka tapi kau tak nyata **
32
ir mata di ujung kepanikan menetes dan jatuh ke bumi. Terkontaminasi. Bercampur bersama virus dan lain-lain Menghilang dalam minoritasnya Aku menyangkal jumlah yang terlalu besar Seakan tak percaya tapi kenyataannya demikian Kukira lima ribuan sudah terlalu banyak untuk dijadikan hasil akhir ** Kudapati bayangnya sedang mencoba membujukku Kuharap aku bisa menamuinya yang sejati disana Coba melewati hari yang pertama dengan cinta Coba memandang di seberang sana bersama dengan cinta Kita, bukankah kau tahu? Perasaan ini juga kau rasa Aku menemukan zat yang sama di matamu bereaksi dalam hati ** Sebagian orang menganggap dunia adalah apa yang harus mereka raih Sebagian lainnya menganggap dunia ini harus merupakan sesuatu yang sempurna untuk diri mereka Aku menganggap dunia ini hanyalah alat untuk membangun menara **
33
Waktu berganti. Aku disini saat ini Aku disana belum lama ini, lalu pergi Aku akan dimana nanti, sebentar lagi? Aku disini. Ingin tidur disini Karena aku lelah jalani hari ini Aku akan pasti bermimpi, sebentar lagi Waktu berjalan bersamaku. Jarum jam menaruh rasa Menumpuk kesal dan rindu Aku hanya manusia. Terseret waktu diam saja Tak bisa berbuat Aku bermimpi. Saat sajak bernyanyi Kau dekat aku bicara hati Saat aku ada disini, benar-benar pagi ** Ia mengendap lama di dasar Sebutir debu dan sebutir lagi lalu sebutir lagi Sampai akhirnya peranku berganti Ia mengendap lama di dasar Menjadi permukaan dasar kolam yang sunyi Macam perindu seperti aku ... Demikianlah hari...... Hei hari yang kesekian Aku membangunkanmu untuk mengingatkanmu Ingatkanlah aku nanti Saat kolamku yang sunyi mulai dihuni ikan Saat akar randu dan rambutan rimba merambati tepiannya Kurindu mereka menimba tuk sekedar turut mengecap rasa **
34
apa terlihat :tak semata tertangkap dalam mata apa terdengar :tak sekedar bunyi-bunyian alam sadar apa tersentuh :tak seutuh jasad yang kemudian terbunuh apa tercium :tak seharum nafasnya di usia ranum apa terkecap :tak sekejap hilang lenyap apa terasa TAK ADA ... hanyalah dendam abadi terdiam kaku membeku, membeku, membeku mengendap menjadi residu mengkristal, mengkristal sungguh tak bisa kusangkal kucoba menginstal sebuah aplikasi penghapus memori dengan resiko: otakku menjadi hang. namun bila ternyata semua memoriku tentangmu bisa kuhapus, aku akan menjadi terlahir kembali :B.R.A.N.D N.E.W P.E.R.S.ON
** Bahkan kematian takkan membunuhku meski akhirnya jasadku hancur Hidup yang dulu takkan terulang karena kini aku ada di surga Aku tetap ada dalam kehidupan Meski aku yang pernah kau sentuh kini tinggal tulang belulang berkalang tanah yang basah Konon merahnya adalah darah kami
35
**
Aku meraung sendiri tak ubahnya mesin gergaji di belantara sunyi Sangsi pada kenyataan yang terjadi Ingin ku mengganti dengan kenyataan yang lebih baik dan berpihak padaku Berpihak pada waktuku Astaghfirullah-al’azhim Aku tahu itu cara berfikir yang salah dan penuh dengan kekufuran ** Dunia sudah berubah. Aku tertekan Kita mungkin takkan pernah bertemu lagi Aku bahkan belum bisa melupakanmu Aku merangkak dalam kekufuran Aku inginkan kamu Hanya kamu Just only you as yourself, girl!! Jangan pernah dengar lagu tentang perfeksionis yang satu ini Karena itu membuatku ingin lari i wanna perfect body, i wanna perfect soul so what the hell that i’m doin here? cause i don’t belong here ** Inilah waktunya Inilah waktu yang tepat Inilah waktumu yang paling sempurna Jika kau ingin membunuhku Kuberitahukan padamu bahwa predikat ‘manusia paling rapuh di dunia’ adalah aku di waktu ini Inilah waktumu yang tepat Jika kau ingin membunuhku Dan memang aku sedang butuh terbunuh 36
** Aku ingin menatap matamu lagi, seperti tiga atau empat tahun yang lalu. Aku ingin mengecap kembali lapar di tengah terik itu. Pembicaraan antara kita memang tak pernah ada. Begitu juga –mungkin- pembicaraan mengenai kita. Namun waktu merekam semuanya. Kita tahu. Dan ia takkan memutar ulang kembali perjalanan kita. Lihatlah dan sadari apa jadinya kita pada hari ini. Tak tahu bagimu. Namun aku merasa tak lengkap. Namun disadari atau tidak, kita adalah produk dari sebuah mesin produksi yang mengolah kita untuk menjadi dewasa. Menjadi manusia yang melakukan sesuatu dan berdoa. Tentunya. Aku ingin menatap matamu lagi. Seperti tiga atau empat tahun yang lalu. Melangkah kembali dengan dirimu yang sekarang tentunya lebih baik. Jauh lebih baik daripada kau baca tulisan ini dengan menangis. Mungkin waktu telah mengirimku ke dalam lubang hitam yang sangat dalam. Pada saat itu kamu berharap untuk membelikanku tinta untuk mengisi lembaran ini dengan cerita yang kita alami dengan tawa. Mengenai aku, mengenai kamu. **
Kita hidup dan kita bertahan dalam dunia yang tak selalu menceriakan Dalam dunia ini, teman Tak ada yang abadi Coba sejenak kita renungkan apa yang telah kita dapatkan apa yang mati-matian kita pertahankan apa yang kita bela pertaruhkan nyawa adakah pernah kita berterimakasih padaNya? Alhamdulillah **
37
Kutemukan cahaya di tepian bulan Kemudian ia kuajak bicara dan kuberi pertanyaan Kuungkapkan padanya mengenai rasa Ia tertawa kemudian bernyanyi Ku tersenyum dan coba kuulangi Ia tertawa lagi dan bernyanyi Kemudian aku menghindar Menghindar Aku singkirkan bantal **
so much better Aku mencintai kamu Aku menyayangi kamu Aku benar-benar merasakannya Sebesar rindu ini terasa Hampir pasti ia akan kubawa sampai mati Aku benar-benar merasakan ini Seakan ku mengharapkannya abadi Seakan ku mengarapkannya menyatu dengan tubuh dan jiwaku Sehingga ia berhasil menghasutku untuk memberikan semuanya hanya untuk kamu Aku mencintai kamu Aku mencintai perasaan ini Aku mencintai keberadaan perasaan ini dalam jiwaku Aku benar-benar merasakannya dec9th2005 38
** Suatu ketika saat aku menikmati waktuku sendiri di tepi kesunyian yang mengalir tenang Memandang nafas-nafas mereka yang mencair kemudian hilang terbang Alunan musik menghimpit. Menyempitkan ruang di rongga dada Tenang membelai butir-butir mimpi yang lama menghantui kemudian bersarang dan tumbuh jauh di tengah tengkorakku Kerumunan semut bagai rasa rindu yang pelan membawaku ke lubang yang menghitam gelap. Pekat. Namun semua itu hanyalah riak kecil dari terpecahnya ketenangan yang mengalir Aku merasa terbebas dari apa yang pernah kau sebut sebagai suatu kemerosotan Ternyata tidak. Bukan aku Kini aku adalah orang yang ingin selalu mengucap syukur penuh Membawa hati dan akalku tertuju padaNya Itu adalah suatu hari yang masih bisa terulang dan akan terulang kembali ** Ku tak bisa ceritakan semenjak awal Kau tak pernah membuatku putus asa dalam memandang hidup ini lebih jauh Apa sih yang tidak? Untuk suatu tujuan bernama P**** Dan aku bisa menyebutmu sebagai inspirasi Terkadang aku panggil namamu seperti aku bernafas Sebenarnya mungkin aku pernah berteriak memanggilmu ketika aku tertipu oleh mimpi Angin yang membelaiku bahkan tak pernah diam Ia akan selalu menyampaikan apa yang terpendam **
39
meskipun kutahu kepalsuan itu nyata tetapi tetap kebenaran adalah mutlak harus kau akui keberadaanku disini adalah sebagai warna dari apa yang pernah kau gambar hitam, putih, abu-abu sketsamu berlumuran jingga, biru itu adalah aku merahmu yang membara dalam lukisan mata setiap tetesnya adalah darah kita kau sendiri pernah menoreh garis-garis menyusun sketsa wajah yang kau kenal dengan warna-warna yang tak pernah kau akui sebagai warna kau menyebutnya cahaya dan kau mengukir cahaya bukan dari api atau lampu senter dan kau memahatnya bukan dengan tangan dan kau memolesnya bukan dengan kuas tidak menurutmu bahkan kau tak pernah mengakui buah karya dari apa yang ada di dalam hatimu ** Bias sinar mata mulai ucapkan kata. Ia berbahasa Mencoba bicara dalam aliran ini Kebekuan mencair bagai hembusan angin menyapu peluhku yang ringan terbang begitu saja Selalu saja ada hal yang kembali tegaskan Bahwa keberadaanmu memang nyata Kadang aku tersentak dan terceraikan Terlupakan ingatan .... Aku terlempar dan terdampar dalam anganku Begitu jauhnya dan aku lelah **
40
Malam ini pikiranku melayang Kelopak mataku terasa berat Kucoba miring dan juga telentang Tapi aku tak juga terlelap Rasa kantuk tak mau bersarang Hanya dinginnya malam merayap Inspirasikku kini telah hilang Sebelum sempat aku merekam Hanya bayangan kekasih datang Setiap saat aku tersadar Ough... betapa bosan aku sekarang Tak ada apapun yang kulakukan Seluruh pikiranku sungguh tak tenang Disini terasa sangat tak nyaman Aku melangkah mencari terang Muak menghisap udara yang pengap Namun kemanapun jauh memandang Yang tertangkap di mata hanya gelap Kulihat langit pun tak ada bintang Tertutup mendung yanng semakin berat Kusadari insomnia menyerang Bersama rinduku yang tak terjawab Ough... bukankah aku tak pernah tidur siang Bilapun terjadi cuma sekejap ** Kemudian saat kau mencoba berpaling, kutemui jejakmu yang tak pernah mengering Menjadi relief kecil percikan cintamu Aku memang satu diantara ribuan pegecut yang pernah merasakan garam dan asam Juga cinta yang terpendam Yang akhirnya tumbuh daripadanya duri dan akar **
41
Genggaman tangan memberi tegangan ke sekujur badan Tiadalah aku merasakannya jika waktu tak pernah memberiku seperti apa adanya dirimu Cinta hanyalah soal hati Soal hati tak pernah dikonsultasi Sang ahli bahkan sedang asyik mendengarkan musik Cinta berontak merasa sengsara. Diapun akhirnya bicara Tapi tak ada solusi menanggapi Hanya nafsu belaka menggenggam tangan Hingga aku tak punya pegangan Tiada pena di tangan kanan Menulis bait-bait kata mengenai apa yang dikenal atau tak dikenal mata Kemudian cinta lagi dan rasa... Tapi bukan aktifitas itu yang kini berjalan Hanya nafsu belaka menggenggam tangan ** Aku menyelam dalam kolam Semakin dalam masuki kelam Kolam itu berisi senyummu, matamu itu, move(s)-mu, langkahmu, dan kecenderunganmu saat berhadapan denganku saat berhadapan denganku saat itu Kamu menghilang! dan aku tenggelam bagai batu yang terkubur dalam lumpur Akhirnya daratanku benar-benar terselubung air, hendak menjadi lautan
**
42
hanya untuk dirasakan tidak untuk dipadukan hanya akan berpisahan bukan dalam peraduan akan selalu berjauhan tak dimungkinkan bersama hanya untuk dikenang tak boleh diulang hanya akan merindukan bukan untuk bersentuhan takkan bisa bertemu kecuali bayang semu takkan bisa memandang hanya boleh membayang takkan pernah terjadi kecuali dalam mimpi aku menyerah. mengaku kalah saja aku berdarah. takkan bisa membantah aku tersadar. pura-pura tegar saja aku bersabar. aku sedang belajar ** aku ingin meminta kembali apa yang mereka pinjam aku tidak ingin meminta kembali apa yang mereka pinjam aku ingin mereka kembalikan apa yang mereka pinjam Kamu tahu? mereka berhutang banyak sekali! Tapi bukan! Sungguh. Bukan sejumlah uang Dan bukan apa yang bisa disepadankan ** 43
04’s
Tidak ada ucapan yang sempurna Tidak ada sepatah kata untuk satupun telinga yang lain Tidak ada kalimat yang pantas kuucap padaMu ya Allah hanya do’a hanya untuk sebuah do’a bibir ini bergetar Do’a. Aku berdo’a karena Kau mendengar ** Telah habis masa yang diberikan padaku untuk memiliki dan menjaga titipan Anganku membaca kalimat-kalimat yang kedengarannya manis meski yang kutahu akhirnya madu itu palsu ** Setiap orang punya alasan untuk pergi Setiap orang punya tujuan untuk pergi Ada sesuatu yang mereka gunakan Ada sesuatu yang mereka perjuangkan dengan gigih untuk sebuah langkah yang pertama ** Seandainya aku tak pernah membiarkanmu bereaksi balik atas apa yang kuperbuat padamu... dulu Aku melakukan sesuatu yang coba kusangkal kini Bahwa aku pernah menatapmu yang tersenyum ** Di setiap malam yang dingin atau malam yang gelap atau malam yang sunyi atau malam yang menakutkan atau pernah kau sebut juga malam yang sombong dan angkuh Aku merasa bahwa kehadiranmu adalah hal yang paling nyata Dan senyummu membawaku ke surga 44
Dan suaramu menenangkan jiwa ** Coba-coba. Ingin kucoba Rangkaian seribu tanya Ingin kucari jawabnya Ku bermain-main. Satu hal yang lain Menjajal kemampuanku beraksi Ingin ku berlari mengejar Menggoda-goda. Perpacuan roda Tertantang diri ini juara Ingin ku terbang dalam kecepatan Ough... memang bukan aku yang sedang mengendarai motor Tapi diri ini juga haus akan ... Haus akan kecepatan
** Aku memutuskan untuk melupakan Tapi aku tak punya cara yang terbukti efektif Aku harus melakukan sesuatu yang tak pernah kusebut karena tololnya aku Aku benar-benar tak tahu harus berbuat apa ** Kesepian, sunyi yang sangat dalam Ada suara mengalir memekakkan telinga Melaju semakin jauh, semakin jauh Semakin jauh Lalu hilang Kesepian hampir membunuhku **
45
Malam seribu bulan Suatu malam saat kudapatkan itu Menusia dalam tubuh ini begitu kecilnya dan sangat tak berarti Begitu besar kerusakan dibuat sendiri Maka aku meminta padaMu ampunan Seribu bulan sinari malam Suatu malam saat kudapatkan itu Manusia ini menyadari ** Karena kita tak pernah bicara satu sama lain Tak pernah saling menyapa Aku jadi dungu dan memikirkan hal itu di tiap-tiap waktu selamaď‚&#x; Aku dan kamu, apanya? Semua tak berarti Bukan aku yang memulai, dan Aku menyesali perbuatanku yang tak bisaď‚&#x; Tolong kamu saja yang datang sekarang Habiskan malam ini disini Habiskan minggu ini disini Aku ingin tolong kabulkan Habiskan hidup kita disini Bersama
** Sedang apa aku disini Menunggu waktu berhenti menyeretku Menunggu Ada apa dengan penantianku Apakah sama dengan kebekuan Kebekuan ini karena rindu Lantas sampai kapan aku bertanya Sedang apa aku disini Untuk apa aku disini Mencari bukti adanya kehadiranmu 46
** Permainan kata-kata menipu kita Mengajak berdansa. Mengecap dosa Kita didorong ke dalam lubang K it a di tun tun ke da lam rua ng ** Meraih mimpi, mencari bukti, mengingkari kebohongan ini Senyuman palsu, omongan bisu berbau, orang gila menggigil Aku dan orang lain bersuara tidak bersam a B e r k a t a s a m a Mengeluh, mengaduh perih. Mengapa? Luka terasa di kaki Luka terasa di hati Orang lain tak ikut dalam hal ini, tak mau merasakannya juga Luka membuatku mati Orang melihat darahku, mereka peduli. Sehari Lalu pergi ** Aku bersama mereka Perlukah aku berlari. Meninggalkan luka Meletakkan duka di tengah percakapan Aku tak mampu lagi meneruskan kata Akupun tak mampu lagi menulis Aku tak mampu lagi bicara Tak tahu apa tengara Tak kentara Lara Kembali lagi ke pertanyaan mereka Tentang sesuatu yang kubeli tanpa mereka tahu Belakangan mereka tahu cacatnya Aku tak mampu lagi menerangkan Bagiku ini menegangkan Aku berantakan Tertekan Sampai lupa makan
47
** aku ada, aku ada, aku ada, aku ada, aku ada, aku ada, aku ada aku ada kamu ada, kamu ada, kamu ada, kamu ada, kamu ada, kamu ada, kamu ada kamu berada, aku berada, kamu berada, aku berada, kamu berada, aku berada, kamu berada, aku berada kita berada tidak jauh beda. tanpa jeda kamu benci, aku tak mengerti, jika kamu berkata, maka aku benci, maka kamu mencaci maki aku benci ini aku berteriak setelah aku jauh dan tak kau dengar karena kubungkam dengan bantal kamu tetap saja benci dan tetap mengumpat dalam hati pasti ** Malam telah membuat damai Gelap mengubah tempat ini menjadi mati Yang hidup hanya aku dan serangga malam saja Serta anganku yang bebas melayang Malam telah menghapus ramai Gelap melemparkanku ke dalam hitam Tapi aku aman. Terjaga dari amarah Dan aku membebaskan diri Aku hilang, tak lagi sekedar terhalang Aku lenyap. Lenyap. Semakin pudar bagai kabut asap Menghitung waktu dan waktu
48