TANAMAN LANGKAH KANTONG SEMAR
(Nepenthes spp.) Oleh : M. Abrar Putra Siregar Tarakan, 2 April 2017
POPULASI KANTONG SEMAR
Tanaman kantong semar merupakan Genus Nepenthes yang masuk dalam familia monopotik, tanaman ini terdiri dari sekitar 130 spesies dan belum termasuk hibrida alami maupun buatan. Genus ini merupakan tumbuhan karnivora yang dapat tumbuh di kawasan tropis. Habitat dengan spesies terbanyak ada di pulau Borneo dan Sumatera.
POPULASI KANTONG SEMAR
Penyebaran kantong semar banyak terdapat di hutan Kalimantan dan Sumatera. Menurut Mansur (2006), Dari 90 lebih spesies nepenthes yang telah di identifikasi, lebih dari 60 spesiesnya berasal dari Indonesia. Pulau Kalimantan dan Sumatera sebagai surga habitat tanaman ini. Dari 64 jenis yang hidup di Indonesia, 32 jenis diketahui terdapat di Borneo (Kalimantan, Serawak, Sabah, dan Brunei) sebagai pusat penyebaran kantong semar. Pulau Sumatera menempati urutan kedua dengan 29 jenis yang sudah berhasil diidentifikasi. Sisanya 10 jenis di Sulawesi, 9 di Papua, 4 di Maluku, dan 2 di Jawa.
HASIL PENELITIAN
Forest Watch Indonesia (2011), menyatakan bahwa persentase pengurangan luas hutan total di seluruh Indonesia selama periode tahun 2000-2009 terbesar terjadi di Kalimantan dan Sumatera dengan persentase masing-masing sebesar 36,32 %, dan 24,49 %, diikuti Sulawesi 11,00 %, Jawa 9,12 %, Maluku 8,30 %, Bali- Nusa Tenggara 6,62 %, dan Papua sebesar 4,15 %. Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa pengurangan luas hutan di Indonesia sampai tahun 2009 terkonsentrasi di Kalimantan dan Sumatera. Kerusakan hutan dan eksploitasi tanaman yang terjadi di Indonesia menyebabkan populasi tanaman kantong semar menjadi berkurang di alam. Menurut Hadi (2010), kantong semar termasuk tanaman yang dilindungi berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Hayati dan Ekosistemnya serta Peraturan Pemerintah No. 7/1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.
MANFAAT TANAMAN KANTONG SEMAR
Tanaman Hias
Pertama
Penangkap Serangga
Kedua
Obat Batuk
Ketiga
Cadangan Air Minum
Keempat
Sakit Perut
Kelima
Luka Bakar Sakit Mata
Keenam Ketujuh
Klasifikasi Kantong semar (Nepenthes spp.) Menurut Jones & Luchsinger (1998), klasifikasi lengkap Nepenthes spp. berdasarkan sistem klasifikasi tumbuhan berbunga adalah sebagai berikut:
Kingdom Divisi Kelas Subclass Ordo Family Genus Jenis
: Plantae : Magnoliophyta : Magnoliopsida : Dilleniidae : Nepenthales : Nepenthaceae : Nepenthes : Nepenthes spp.
Nepenthes Gymnamphora
Nepenthes Gymnamphora Merupakan spesies yang berhabitat di pulau Jawa dan Sumatera, Nepenthes gymnamphora mempunyai nama latin yang berasal dari bahasa yunani “Gymnos” berarti berleher dan “Amphorus” berarti kantong.
Nepenthes Abalata
Nepenthes Abalata Merupakan spesies kantong semar yang dikenal dari pulaupulau Filipina Barat. Nama spesifik abalata dapat diterjemahkan sebagai “dari alata� yang mengacu pada sejarah N. abalata dengan penyebarannya yang luas dan sangat bervariasinya N. alata
Nepenthes Alata
Nepenthes Alata Nepenthes Alata merupakan spesies kantong semar endemik di Filipina. jenis kantong semar ini memiliki tangkai bersayap, tuutp sengan rabung pangkal pada permukaan bawah dan pada kantong atas meluas dekat dasar.
Nepenthes Albomarginata
Nepenthes Albomarginata Tumbuhan kantong semar yang berasal dari Kalimantan, Semenanjung Malaysia dan Sumatera. Yang menjadi ciri khas dari jenis ini adalah mengacu pada pita putih trimoka yang berada pada pinggirnya. Jenis kantong semar ini tumbuh memanjat dengan batang dapat mencapai panjang hingga 4 meter.
Nepenthes Ampullaria
Nepenthes Ampullaria Kantung semar yang bentuknya mirip dengan termos. Nepenthes Ampullaria dapat kita temukan di Borneo, Sumatera, Thailand, Semenanjung Malaysia, Singapura, dan Kepulauan Maluku serta New Guinea. Nepenthes Ampullaria biasanya hidup di habitat yang lembab, hujan teduh sampai ketinggian 2100 mdpl.
Nepenthes Appendiculata
Nepenthes Appendiculata Jenis ini merupakan tanaman tropis yang hanya diketahui dari pegunungan Hose, tengah Sarawak, Borneo yang dapat tumbuh di ketinggian 1450 – 1700 mdpl . Spesies jenis Nepenthes appendiculata di tandai dengan memiliki tambahan kelenjar yang membesar pada permukaan tutup lebih.
Nepenthes Aristolochioides
Nepenthes Aristolochioides Nepenthes aristolochioides merupakan jenis kantong smear endemik pulau Sumatera. Tanaman ini memiliki bentuk yang berbeda dan cenderung aneh dibandingkan dengan jenis kantung semar lainnya. Jenis kantong semar ini tumbuh pada ketinggian sekita 1800 – 2500 mdpl
Nepenthes Ceciliae
Nepenthes Ceciliae Nepenthes ceciliae merupakan tumbuhan kantong semar endemik pulau Mindanao , Filipina. Kantong semar ini tumbuh pada ketinggian 1500 – 1880 mdpl. Penemua pertama kali di umumkan pada bulan Agustus 2011.
Nepenthes Copelandii
Nepenthes Copelandii Merupakan jenis spesies kantong semar yang berasal dari pulau Mindanao di Filipina. Habitat asli spesies ini berasal dari gunung Apo didekat kota Davao dan gunung pakisan dekat Bislig. Kantong semar ini memiliki distribusi ketinggianluas 1100 – 2400 mdpl.
Nepenthes Diatas
Nepenthes Diatas Nepenthes diatas merupakan tanaman kantong semar endemik pulau Sumatera yang hidup diketinggian antara 2400 – 2900 mdpl. Tanaman jenis ini pertama kali dideskripsikan pada tahun 1997 oleh Matthew Jebb dan Martin Cheek, dan dipublikasikan dalam jurnal botani Blumea.
TEKNIK OBSERVASI DAN ANALISIS VEGETASI TANAMAN LANGKAH
OBSERVASI TANAMAN
Menurut Para Ahli Dalam Penelitian Merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. (Riduwan, 2004 : 104).
KRETERIA OBSERVASI
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Memliki pengetahuan yang cukup terhadap obyek yang hendak diteliti. Pemahaman tujuan umum dan tujuan khusus penelitian yang dilaksanakan. Penentuan cara dan alat yang dipergunakan dalam mencatat data. Penentuan kategori pendapatan gejala yang diamati. Pengamatan dan pencatatan harus dilaksanakan secara cermat dan kritis. Pencatatan setiap gejala harus dilaksanakan secara terpisah agar tidak saling mempengaruhi. 7. Pemilikan pengetahuan dan keterampilan terhadap alat dan cara mencatat hasil observasi.
TUJUAN OBSERVASI
1. 2. 3. 4. 5.
Menemukan teknik atau cara terbaru yang belum pernah di explore. Mengatasi suatu permasalahan atau persoalan tertentu. Mengambil keputusan yang jauh lebih efektif. Mengetahui perkembangan suatu permasalahan. Melakukan pengawasan atau perbaikan.
METODE OBSERVASI (ANALISIS VEGETASI)
Pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada subyek penelitian. Teknik observasi sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik hendaknya dilakukan pada subyek yang secara aktif mereaksi terhadap obyek. Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersamasama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis (Marsono, 1977).
ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan saat observasi : peta lokasi, kamera, pita ukur, patok kayu, tali plastik, penggaris/meteran, Global Position System (GPS), parang, buku panduan identifikasi tanaman, termometer, Ph meter dan alat tulis. Bahan yang digunakan dalam saat observasi : Nepenthes, karton tebal, label nama, benang, dan kapas.
METODE GARIS BERPETAK
Pengambilan datanya dilakukan dengan metode garis berpetak (Gambar 1.), dengan petak berukuran 20m x 20m dan jarak antar petak sebesar 100m, yang diletakkan sepanjang jalur pengamatan. Dalam masing-masing petak contoh tersebut dibuat sub petak contoh ukuran 10m x 10m, dan dalam petak contoh tersebut dibuat lagi sub petak ukuran 5m x 5m. Petak contoh ukuran 20m x 20m digunakan untuk mengumpulkan data. Untuk mempermudah proses identifikasi Nepenthes, di lapangan perlu dibuat kode yang berbeda untuk masing-masing jenis yang ditemukan. Nepenthes yang ditemukan diberi kode berurutan misalnya mulai dari A1, A2, A3, A4, dan seterusnya. Kode ditulis pada label nama dan didokumentasikan sebelum dokumentasi setiap bagian Nepenthes.
DESAINT CONTOH VEGETASI
Keterangan : Tabel Pengamatan
METODE GARIS BERPETAK
Data yang dikumpulkan di lapangan kemudian diolah untuk mendapatkan Indeks Nilai Penting (INP). Nilai Penting ini diperoleh dari penjumlahan kerapatan relative, frekuensi relatif dan dominansi relatif dengan menggunakan rumus perhitungan analisis vegetasi menurut Soerianegara dan Indrawan (2005) yang diuraikan sebagai berikut:
RUMUS ANALISI VEGETASI GARIS BERPETAK
Formulir Pendaftaran