UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA PT. PERTAMINA EP. AREA RANTAU-ACEH TAMIANG SKRIPSI Diajukan oleh :
SILVANI INANDA NIM
: 030503142
DEPARTEMEN
: AKUNTANSI
PROGRAM STUDI : S-1
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi 2007
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina…, 2007 USU Repository © 2009
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA KEUANGAN
PADA
PT.
PERTAMINA
EP.
AREA
RANTAU-ACEH
TAMIANG Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level program S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas.
Medan, 15 Desember 2007 Yang membuat pernyataan,
(Silvani Inanda) NIM 030503142
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina‌, 2007 USU Repository Š 2009
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, dan anugerah yang telah menyertai, membimbing dan memberikan kemampuan serta kekuatan kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Analisis Laporan Keuangan sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan pada PT. PERTAMINA EP. Area Rantau-Aceh Tamiang.” Penulis menyadari sepenuhnya bahwa pengetahuan dan pengalaman penulis belumlah cukup untuk menyempurnakan skripsi ini sehingga masih banyak terdapat kekurangan, baik dalam penggunaan bahasa maupun penyajian data. Dengan demikian penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Karya kecil ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua tercinta, H.Risman dan Hj.Rahima, tak cukup hanya ucapan terima kasih atas doa dan kasih sayang yang mengalir selama ini. Abang-abang dan adikku, Devrizal, SE, Budi Ashari, dan M. Arby, semoga Allah SWT senantiasa membimbing dan melindungi kita. Penulis juga mempersembahkan skripsi ini kepada : 1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina…, 2007 USU Repository © 2009
2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, Msi, Ak dan Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, MAcc, Ak, selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Ibu Dra. Tapianda Sari Lubis, MM, Ak dan Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, MAcc, Ak, selaku Dosen Pembimbing. Terima kasih atas bimbingan, arahan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini. 4. Bapak Drs. Katio, MM, Ak dan Bapak Drs. Zainul Bahri Torong, Msi, Ak selaku Dosen Pembanding I / II skripsi ini. 5. Seluruh Pegawai dan Dosen S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, khususnya Departemen Akuntansi. 6. Kepala Keuangan Pertamina Rantau, Om Agus Anwar Musadad. Terima kasih atas kesediaannya memberikan data-data serta bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini. 7. Keluarga Om Donny Bernadi, Tante Neneng dan Haffy. Terima kasih untuk saatsaat terakhir menikmati Rantau. Walaupun sekarang jauh di mata, tapi akan selalu dekat di hati. 8. Om Rio Saptono dan Tante Chanti. Terima kasih untuk perhatian dan motivasi selama ini. 9. Sahabat-sahabat terbaikku, Vici, Kiki, Ani (Friendship never end). Temantemanku berbagi di saat suka duka dan semua kenangan selama berada di kampus, Ayu, Pamor, Lona, Julia, Desta, Fitri, Enita, Ika, Desy, Chiqa, Fauzul, Reza, Khair, Joy, Amek-Bete, Aap, Yanti dan semua anak akuntansi ’03 khususnya
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina…, 2007 USU Repository © 2009
NIM genap. Dan terima kasih untuk seseorang yang memberi warna dan nuansa baru serta keajaiban dalam hari-hariku, semoga akan selalu ada dan tak pernah berakhir. Akhirnya atas jasa dan budi baik semua pihak, penulis serahkan kepada Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, 15 Desember 2007 Penulis,
(SILVANI INANDA) 030503142
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina‌, 2007 USU Repository Š 2009
ABSTRAK
Permasalahan utama yang diangkat dalam skripsi ini adalah bagaimana penilaian kinerja keuangan PT. PERTAMINA EP. Area Rantau-Aceh Tamiang sebagai salah satu BUMN selama dua tahun, yaitu Tahun 2003 dan Tahun 2004. Penulis membatasi pada pembahasan dalam menilai kinerja keuangan ini berdasarkan Surat Keputusan Menteri Bumn Nomor : Kep-100/MBU/2002 tentang Penilaian Kinerja Perusahaan BUMN. Rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam penilaian kinerja keuangan ini adalah Return on Equity (ROE), Return on Investment (ROI), Cash Ratio, Current Ratio, Collection Periods, Inventory Turn Over, Total asset Turn Over, dan Equity to Total asset. Rasio keuangan yang dianalisis berdasarkan laporan keuangan tahun buku 2003 dan 2004 yang telah diaudit oleh auditor independent. Untuk memperoleh bahan-bahan dan data sehubungan dengan penulisan skripsi ini, penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode analisis kuantitatif deskriptif, dengan menggunakan teknik analisis rasio keuangan untuk analisis laporan keuangan dan metode analisis komparatif untuk mengetahui penilaian kinerja keuangan perusahaan. Dari penelitian yang telah penulis lakukan ternyata diketahui bahwa kinerja keuangan PT. PERTAMINA EP. Area Rantau-Aceh Tamiang dari Tahun 2003 dan Tahun 2004, nilai kinerja keuangan yang paling baik terjadi pada tahun 2004 sebesar 59,50 atau 85% dari total skor, sedangkan kinerja keuangan pada tahun 2003, yaitu sebesar 50,35 atau 72% dari total skor.
Kata Kunci (Key Words)
:
Rasio Keuangan, Kinerja Keuangan, Return on Equity, Return on Investment, Cash Ratio, Current Ratio, Inventory Turn Over, Collection Periods, Total Asset Turn Over, Equity to Total Asset.
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina‌, 2007 USU Repository Š 2009
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ..............................................................................................
i
KATA PENGANTAR ....................................................................................
ii
ABSTRAK .......................................................................................................
v
DAFTAR ISI ...................................................................................................
vi
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
x
BAB I
PENDAHULUAN ...................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................
1
B. Perumusan Masalah .............................................................
4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................
4
D. Kerangka Konseptual ..........................................................
5
TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................
7
A. Laporan Keuangan ...............................................................
7
1. Pengertian Laporan Keuangan ......................................
7
2. Tujuan Laporan Keuangan ............................................
9
3. Jenis-jenis Laporan Keuangan ......................................
11
B. Analisis Laporan Keuangan .................................................
13
1. Pengertian dan Manfaat Rasio Keuangan ....................
14
BAB II
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina…, 2007 USU Repository © 2009
BAB III
BAB IV
2. Jenis-jenis Rasio Keuangan .........................................
16
3. Keterbatasan Rasio Keuangan .....................................
18
C. Penilaian Kinerja .................................................................
21
1. Pengertian dan Prosedur Penilaian ..............................
21
2. Penilaian Kinerja Keuangan ........................................
23
METODE PENELITIAN ......................................................
26
A. Jenis Penelitian ....................................................................
26
B. Jenis Data ............................................................................
26
C. Teknik Pengumpulan Data ..................................................
27
D. Metode Analisis dan Evaluasi Data .....................................
27
E. Responden ...........................................................................
28
F. Jadwal dan Lokasi Penelitian ...............................................
28
ANALISIS HASIL PENELITIAN ........................................
29
A. Deskripsi Data .....................................................................
29
1. Sejarah Singkat dan Profil Perusahaan .........................
29
2. Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas ...................
33
3. Laporan Keuangan Perusahaan .....................................
42
4. Analisis Laporan Keuangan Perusahaan ......................
48
5. Penilaian Kinerja Keuangan .........................................
54
B. Hasil penelitian ....................................................................
59
1. Analisis dan Evaluasi Laporan Keuangan ....................
59
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina‌, 2007 USU Repository Š 2009
2. Analisis dan Evaluasi Kinerja Keuangan .....................
62
KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................
67
A. Kesimpulan .........................................................................
67
B. Saran ....................................................................................
69
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
71
BAB V
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina…, 2007 USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
Tabel
Judul
Halaman
4.1
Neraca Komparatif
44
4.2
Laba/Rugi Komparatif
46
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina‌, 2007 USU Repository Š 2009
DAFTAR GAMBAR
Gambar
judul
Halaman
1.1
Kerangka Konseptual
5
4.1
Struktur Organisasi
35
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina…, 2007 USU Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Akuntansi memberikan informasi yang dapat membantu berbagai pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan ekonomis. Informasi akuntansi sebagaimana tersaji di dalam laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan memberikan gambaran mengenai kondisi keuangan perusahaan pada saat tertentu, prestasi operasi dalam suatu rentang waktu, serta informasi lainnya yang berkaitan dengan perusahaan yang bersangkutan. Ditinjau dari sudut pandang manajemen, laporan keuangan merupakan media bagi mereka untuk mengomunikasikan kinerja keuangan perusahaan yang dikelolanya kepada pihak-pihak yang berkepentingan, sedangkan ditinjau dari sudut pandang pemakai, informasi akuntansi diharapkan dapat digunakan untuk mengambil keputusan yang rasional dalam praktik bisnis yang sehat. Untuk dapat mengintepretasikan informasi akuntansi yang relevan dengan tujuan dan kepentingan pemakainya telah dikembangkan seperangkat teknik analisis yang didasarkan pada laporan keuangan yang dipublikasikan. Salah satu teknik tersebut yang populer diaplikasikan dalam praktik bisnis adalah analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan merupakan instrumen analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan yang ditujukan
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina‌, 2007 USU Repository Š 2009
untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa lalu dan membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut untuk kemudian menunjukkan risiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang bersangkutan. Penilaian kinerja perusahaan terdiri atas tiga aspek, yaitu aspek keuangan, aspek operasional dan aspek administrasi. Penilaian ini didasarkan pada Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor : Kep – 100/MBU/2002 tentang penilaian kinerja perusahaan BUMN. Dalam skripsi ini penulis hanya membahas mengenai penilaian kinerja perusahaan pada aspek keuangan. Dalam mengevaluasi sejauh mana kinerja keuangan perusahaan salah satu indikator yang dipakai oleh perusahaan adalah informasi akuntansi berupa laporan keuangan
perusahaan.
Untuk
mengevaluasi
laporan
keuangan
yang
menggambarkan kondisi keuangan perusahaan ini teknik yang digunakan oleh perusahaan adalah teknik analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan ini sangat perlu dilakukan oleh perusahaan karena dengan melakukan analisis ini akan dapat diketahui bagaimana kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya. Hasil dari analisis rasio inilah kemudian dijadikan sebagai pedoman bagi perusahaan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan dan untuk pengambilan keputusan bagi manajemen serta tindakan dan kebijakan yang diperlukan untuk perkembangan perusahaan di masa yang akan datang. Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN di atas bahwa dalam penilaian kinerja keuangan digunakan delapan rasio keuangan yang tediri dari : ROI, ROE,
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina‌, 2007 USU Repository Š 2009
Cash Ratio, Quick Ratio, Inventory Turn Over, Collection Periods, Total Asset Turn Over dan Total Equity to Total Asset. Kedelapan rasio ini dianggap merupakan rasio keuangan dominant yang dapat mewakili rasio-rasio keuangan lainnya. PT. PERTAMINA EP. Area Rantau – Aceh Tamiang adalah Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang produksi minyak bumi. Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya menggunakan dana yang cukup besar di mana dalam pengelolaannya diperlukan data yang informatif. Rasio keuangan merupakan salah satu alat dalam mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Untuk itu diharapkan agar analisis laporan keuangan yang dilakukan dapat menjadi alat bantu dalam pengambilan keputusan terutama mengenai kondisi keuangan di masa yang akan datang. Sehingga hasil analisis laporan keuangan dapat menggambarkan kinerja keuangan perusahaan yang sebenarnya. Dalam skripsi ini penulis mencoba untuk mengevaluasi kinerja perusahaan dari aspek keuangan dengan menggunakan analisis rasio keuangan selama tahun 2003 dan tahun 2004, oleh karena itu penulis tertarik untuk membahasnya dalam sebuah skripsi dengan judul : “Analisis Laporan Keuangan sebagai Alat Penilaian Kinerja pada PT. PERTAMINA EP. Area Rantau - Aceh Tamiang.”
B. Perumusan Masalah
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina…, 2007 USU Repository © 2009
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimana penilaian kinerja keuangan PT. PERTAMINA EP. Area Rantau-Aceh Tamiang? •
Laporan keuangan yang digunakan adalah neraca dan laporan laba rugi tahun 2003 dan tahun 2004.
•
Analisis laporan keuangan menggunakan metode rasio keuangan berdasarkan pada Keputusan Menteri BUMN Nomor : Kep – 100/MBU/2002 tentang penilaian kinerja perusahaan BUMN.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Tujuan penulis mengadakan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penilaian kinerja keuangan perusahaan. Manfaat penelitian Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Bagi penulis, menambah pengetahuan dalam hal mendalami dan memberikan pendapat tentang analisis rasio keuangan terhadap penilaian kinerja keuangan perusahaan. 2. Bagi perusahaan, sebagai bahan masukan yang berguna dan saransaran tentang analisis laporan keuangan serta penilaian kinerja yang dipandang perlu dalam rangka mencapai tujuan perusahaan secara optimal.
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina…, 2007 USU Repository © 2009
3. Bagi pembaca, dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk meneliti masalah yang sama dengan penelitian ini maupun yang berkaitan dengan masalah ini.
D. Kerangka Konseptual
PT. PERTAMINA PT. PERTAMINA EP. Area Rantau-Aceh Tamiang
Laporan Keuangan ¾ Neraca Tahun 2003 dan Tahun 2004 ¾ Laporan Laba Rugi Tahun 2003 dan Tahun 2004
Analisis Laporan Keuangan
¾ Metode Rasio ¾ Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP - 100/MBU/2002 ROE ROI Cash Ratio Current Ratio Collection Periods Inventory Turn Over Total asset Turn Over Total Equity to Total Asset
Penilaian Kinerja Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina…, 2007 USU Repository © 2009
¾ Aspek Keuangan ¾ Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP - 100/MBU/2002 Analisis Laporan Keuangan terhadap Penilaian Kinerja
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Sumber : Penulis, 2007
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina…, 2007 USU Repository © 2009
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai suatu alat penguji dan pekerjaan bagi pembukuan. Akan tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk menentukan dan menilai posisi keuangan suatu perusahaan, di mana hasil analisis tersebut pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengambil suatu keputusan. Laporan keuangan juga sering dinyatakan sebagai produk akhir dari suatu
proses
akuntansi.
Laporan
keuangan
berisikan
data-data
yang
menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan dapat mengetahui keadaan keuangan dan posisi keuangan perusahaan dari laporan keuangan yang disusun dan disajikan oleh perusahaan Pengertian laporan keuangan menurut Pendapat Standar Akuntansi Keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia, 2004 : 2) : Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina‌, 2007 USU Repository Š 2009
integral dari laporan keuangan. Di samping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga. Dari definisi di atas kita dapat melihat bahwa laporan keuangan perusahaan berisi daftar-daftar yang menunjukkan posisi keuangan dan hasil usaha selama satu periode tertentu. Menurut Harahap (2006 : 117) : “Laporan keuangan adalah suatu alat dengan mana informasi dikumpulkan dan diproses dalam akuntansi keuangan yang dikomunikasikan secara periodik kepada para pemakainya.� Pemakai laporan keuangan meliputi investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok, kreditur usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaganya, dan masyarakat. Manajemen perusahaan memikul tanggung jawab utama dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan perusahaan manajemen juga berkepentingan dengan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan meskipun memiliki akses terhadap informasi manajemen dan keuangan tambahan yang membantu dalam melaksanakan tanggung jawab perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Laporan keuangan disusun dan disajikan minimal sekali dalam setahun untuk memenuhi sejumlah besar pemakai. Beberapa diantara pemakai ini memerlukan dan berhak untuk memperoleh informasi tambahan di samping yang tercakup di dalam laporan keuangan. Namun demikian, banyak para pemakai yang hanya tergantung pada laporan keuangan sebagai sumber utama informasi
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina‌, 2007 USU Repository Š 2009
keuangan. Oleh karena itu, laporan keuangan tersebut seharusnya disusun dan disajikan dengan mempertimbangkan kebutuhan mereka. 2. Tujuan Laporan Keuangan Tujuan utama laporan keuangan menurut Warren, Reeve, Fess (2005 : 4) : “Untuk menyediakan informasi keuangan suatu badan usaha yang akan digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di dalam pengambilan keputusan ekonomi.� Pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan suatu badan usaha dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok intern perusahaan dan kelompok ekstern perusahaan. Kelompok intern perusahaan merupakan orang-orang yang terlibat secara langsung dalam kegiatan operasional perusahaan, seperti pemilik perusahaan, kreditur, pelanggan, pemerintah, dan masyarakat. Bagi pengelola perusahaan atau manajemen perusahaan dengan mengetahui kondisi keuangan pada periode yang lalu akan dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mengambil keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan serta kebijakan untuk kemajuan perusahaan di masa yang akan datang. Bagi pemilik perusahaan sangat berkepentingan dengan laporan keuangan dalam pengambilan keputusan, sebab dengan informasi yang disajikan dalam laporan perusahaan akan dapat diramalkan kondisi perusahaannya pada masa yang akan datang, sehingga dapat dipertimbangkan langkah apa yang harus diambil terhadap kepemilikannya dalam perusahaan tersebut.
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina‌, 2007 USU Repository Š 2009
Bagi kreditor dan calon kreditor perlu mempelajari atau menganalisis informasi yang disajikan dalam laporan keuangan sehingga dapat digunakan sebagai pedoman untuk memberikan atau menolak pemberian kredit kepada perusahaan tersebut. Investor atau calon investor berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan agar lebih mudah mempertimbangkan dalam menginvestasikan modalnya di perusahaan tersebut. Bagi pemerintah di mana perusahaan itu beroperasi sangat berkepentingan dengan laporan keuangan dalam pengambilan keputusan seperti Dirjen Pajak untuk menentukan jumlah pajak yang harus di bayar oleh perusahaan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia, 2004 : 4), tujuan dari laporan keuangan adalah sebagai berikut : a. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. b. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non-keuangan. c. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat mengambil keputusan ekonomi; keputusan ini mungkin mencakup misalnya keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina‌, 2007 USU Repository Š 2009
3. Jenis-jenis Laporan Keuangan Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Bagi para analis, laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan. Dalam penulisan skripsi ini, penulis hanya menjelaskan mengenai neraca dan laporan laba rugi karena dalam skripsi ini rasio keuangan yang digunakan berasal dari neraca dan laporan keuangan. a. Neraca (Balance Sheet) Dalam literatur akuntansi, neraca diturunkan dari istilah balance sheet, statement of financial position, statement of financial condition atau statement of resources and liabilities. Djarwanto (2001 : 15) mendefinisikan neraca adalah “suatu laporan yang sistematis tentang aktiva (assets), hutang (liabilities) dan modal sendiri (owner’s equity) dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, biasanya pada saat tutup buku yakni akhir bulan, akhir triwulan atau akhir tahun. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia, 2004 : 1.12) , informasi yang disajikan dalam neraca adalah sebagai berikut : Neraca perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur posisi keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Neraca minimal mencakup pos-pos berikut : a. Aktiva berwujud. b. Aktiva tidak berwujud.
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina…, 2007 USU Repository © 2009
c. d. e. f. g. h. i. j. k.
Aktiva keuangan. Investasi yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas. Persediaan. Kas dan setara kas. Hutang usaha dan hutang lainnya. Kewajiban yang diestimasi. Kewajiban berbunga jangka panjang. Hak minoritas. Modal saham dan pos ekuitas lainnya. b. Laporan Laba Rugi (Income Statement) Laporan laba rugi adalah suatu daftar akhtisar hasil dan biaya suatu
perusahaan selama satu periode tertentu. Dengan menbandingkan penghasilan selama jangka waktu tertentu dengan biaya selama jangka waktu itu maka akan diketahui besarnya laba atau rugi yang disebut sebagai hasil usaha. Tujuan penyusunan laporan laba rugi ini untuk mengukur kemampuan atau pengembangan perusahaan dalam menjalankan tugasnya sehubungan dengan sifat kegiatan perusahaan. Pertambahan aktiva sebagai akibat operasi perusahaan disebut hasil, sedangkan pengurangan aktiva sehubungan dengan operasi perusahaan dalam pembentukan hasil disebut biaya. Saldo dari hasil dikurangi dengan biaya pada akhir suatu periode dan akan dipindahkan ke perkiraan modal yang dinyatakan sebagai laba atau rugi bersih untuk periode tersebut. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia, 2004 : 1.14) , informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi adalah sebagai berikut : Laporan laba rugi perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar.� Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos sebagai berikut : a. Pendapatan. b. Laba rugi usaha.
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina‌, 2007 USU Repository Š 2009
c. Beban pinjaman. d. Bagian dari laba rugi perusahaan dan asosiasi yang diperlakukan dengan menggunakan metode ekuitas. e. Beban pajak. f. Laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan. g. Pos luar biasa. h. Hak minoritas i. Laba atau rugi bersih untuk periode berjalan B. Analisis Laporan Keuangan Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005, 3) mengemukakan bahwa “Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari alat dan teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan datadata yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis.” Analisis laporan keuangan mengurangi ketergantungan pada firasat, tebakan, dan intuisi dalam pengambilan keputusan. Analisis ini tidak mengurangi perlunya penilaian ahli, namun menyediakan dasar yang sistematis dan efektif untuk analisis bisnis. Sedangkan menurut Stice, Stice dan Skousen (2005, 775) : ”Analisis laporan keuangan adalah mempelajari hubungan antara angka-angka dalam laporan keuangan dan tren dari angka-angka tersebut dari waktu ke waktu.” Salah satu tujuan analisis laporan keuangan adalah menggunakan kinerja masa lalu untuk memprediksi likuiditas, profitabilitas dan arus kas sebuah perusahaan di masa mendatang. Tujuan lain dari analisis laporan keuangan adalah untuk mengevaluasi kinerja sebuah perusahaan dengan cara mengidentifikasi letak masalah yang ada.
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina…, 2007 USU Repository © 2009
1. Pengertian dan Manfaat Rasio Keuangan Salah satu cara untuk melakukan analisis keuangan adalah dengan cara mempelajari hubungan antara berbagai pos-pos dalam laporan keuangan. Hubungan antara pos-pos tersebut dinyatakan dengan angka yang disebut dengan rasio. Rasio-rasio ini penting bagi analis intern maupun ekstern dalam menilai perusahaan dari laporan keuangan yang diumumkan oleh perusahaan. Menurut Syamsuddin (2000, 37) mengemukakan bahwa
“Analisis
laporan keuangan pada dasarnya merupakan perhitungan rasio-rasio untuk menilai keadaan keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini dan kemungkinannya di masa depan.� Ada beberapa cara yang dapat digunakan di dalam menganalisis keadaan keuangan perusahaan, tetapi analisis dengan menggunakan rasio merupakan hal yang sangat umum dilakukan di mana hasilnya akan memberikan pengukuran relatif dari operasi perusahaan. Analisis rasio keuangan merupakan alat yang penting dan berguna bagi manajer keuangan maupun pihak-pihak lain di luar perusahaan. Bagi manajer keuangan analisis rasio keuangan digunakan untuk menilai kinerja yang telah dicapai perusahaan, yang pada gilirannya dapat dijadikan sebagai dasar dalam pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen khususnya fungsi perencanaan dan pengendalian. Pentingnya analisis rasio keuangan juga digunakan untuk mendapatkan tolak ukur tertentu. Tolak ukur tersebut digunakan untuk membandingkan kinerja suatu perusahaan pada tahun-tahun tertentu dengan kinerja tahun-tahun
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina‌, 2007 USU Repository Š 2009
sebelumnya dan sesudahnya atau membandingkan kinerja perusahaan dengan kinerja perusahaan lain dari industri yang sama. Selain digunakan oleh pihak intern perusahaan, analisis rasio keuangan juga sangat berguna untuk pihak di luar perusahaan yang umumnya berkepentingan terhadap prospek perusahaan di masa yang akan datang. Analisis rasio keuangan dapat digunakan untuk memprediksi kebangkrutan usaha, untuk analisis pemberian kredit dan dalam analisis efek (saham dan obligasi). Dalam analisis kredit membantu manajer kredit menentukan dengan cepat perusahaanperusahaan mana yang sebaiknya segera diberikan kredit. Rasio
keuangan
memberikan
dasar
untuk
menjawab
beberapa
pertanyaan penting berkaitan dengan kesehatan keuangan perusahaan, antara lain: a. Bagaimana likuiditas perusahaan? Likuiditas berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segenap hutang atau kewajibannya dan mengkonversikan aktiva menjadi kas. Faktor ini jelas sangat penting bagi kreditur-kreditur perusahaan. b. Apakah
manajemen
menghasilkan
cukup
keuntungan
dari
aktiva
perusahaan? Karena tujuan utama pembelian aktiva adalah menciptakan keuntungan, analis perlu memiliki pedoman atas tingkat keuntungan perusahaan. c. Bagaimanakah manajemen perusahaan membiayai investasinya? Keputusan ini mempunyai pengaruh langsung terhadap tingkat hasil bagi para pemegang saham umum.
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina‌, 2007 USU Repository Š 2009
d. Apakah pemegang saham umum menerima laba yang cukup dari investasinya? Tugas manajer keuangan adalah memaksimalkan nilai dari saham umum perusahaan dan bagian laba/keuntungan bagi para investor. Tingkat hasil itu sendiri merupakan pertimbangan pokok para investor dalam membeli saham perusahaan. 2. Jenis-jenis Rasio Keuangan Untuk mengukur keuangan perusahaan dapat digunakan dengan menggunakan beberapa rasio. Setiap rasio memiliki tujuan dan mengandung arti tertentu. Setiap rasio diukur dan diintepretasikan sehingga menjadi berarti bagi pengambilan keputusan. Berdasarkan sumber datanya dari mana rasio tersebut dibuat, Riyanto (2001 : 254) membedakan rasio-rasio itu menjadi tiga, yaitu : a. Rasio-rasio neraca (balanced ratios), yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca. Misalnya rasio lancar (current ratio), rasio cepat (quick ratio), rasio modal sendiri dengan total aktiva, rasio aktiva tetap dengan hutang jangka panjang dan lain sebagainya. b. Rasio-rasio laporan laba rugi (income statement ratios), yaitu rasio-rasio yang disusun dari laporan laba rugi. Misalnya rasio laba bruto dengan penjualan netto, rasio laba usaha dengan penjualan netto, operating ratio, dan lain-lain. c. Rasio-rasio antar laporan keuangan (interstatement ratios), yaitu rasio-rasio yang disusun dari data, baik yang berasal dari neraca maupun laporan laba rugi. Misalnya rasio penjualan netto dengan aktiva usaha, rasio penjualan
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina‌, 2007 USU Repository Š 2009
kredit dengan piutang rata-rata, rasio harga pokok penjualan dengan persediaan rata-rata dan lain sebagainya. Adapun bentuk-bentuk dari rasio keuangan adalah sebagai berikut : a. Rasio Likuiditas (Liquidity ratio) Untuk mengukur rasio likuiditas dapat digunakan beberapa rasio antara lain : 1. Rasio Lancar (Current Ratio) 2. Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Test Ratio) 3. Rasio Kas (Cash Ratio) 4. Working Capital to Total Asset Ratio b. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio) Adapun rasio-rasio yang ada dalam rasio solvabilitas antara lain : 1. Debt Ratio 2. Debt to Equity Ratio 3. Long Term Debt to Equity Ratio 4. Tangible Asset Debt Coverage 5. Current Liabilities to Net Worth c. Rasio Aktivitas (Activity Ratio) Yang termasuk dalam rasio aktivitas adalah sebagai berikut : 1. Receiveable Turn Over 2. Days of Receiveable 3. Inventory Turn Over
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina‌, 2007 USU Repository Š 2009
4. Working Capital Turn Over 5. Fixed Asset turn over 6. Asset Turn Over d. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) Rasio profitabilitas terdiri dari : 1. Profit Margin 2. Return on Investment (ROI) 3. Return on Equity (ROE) 4. Gross Profit Margin 5. Operating Ratio 6. Return on Asset (ROA) 3. Keterbatasan Rasio Keuangan Meskipun analisis rasio keuangan dapat menghasilkan informasi yang bermanfaat sehubungan dengan operasi dan keadaan keuangan perusahaan, namun di dalamnya terdapat Masalah dan keterbatasan yang memerlukan kehatihatian dan pertimbangan. Analisis rasio keuangan Menurut Martin dan Keown (1999 : 511) memiliki keterbatasan sebagai berikut : 1) Kadang-kadang sulit untuk menggolongkan sektor industri sebuah perusahaan bergerak di berbagai macam sektor industri atau usaha. 2) Angka rata-rata industri hanya merupakan taksiran kasar dan sangat umum sifatnya sehingga belum tentu cocok dijadikan bahan perbandingan secara spesifik.
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina‌, 2007 USU Repository Š 2009
Dari keterbatasan analisis rasio keuangan di atas dapat kita uraikan sebagai berikut : 1. Banyak perusahaan besar yang mengoperasikan beberapa divisi yang berbeda pada industri yang berbeda pula dan dalam keadaan seperti ini sulit untuk mendapatkan rata-rata industri yang bisa digunakan sebagai bahan pembanding yang tepat. Hal ini cenderung membuat analisis rasio lebih berguna bagi perusahaan kecil dengan bidang usaha yang lebih sempit daripada perusahaan besar dengan banyak divisi yang berbeda-beda. 2. Hampir semua perusahaan ingin berprestasi di atas rata-rata walaupun pada kenyataannya setengah akan berada di bawah dan setengahnya lagi di atas rata-rata, sehingga pencapaian prestasi rata-rata semata belumlah dapat dinyatakan baik. Bagi yang menargetkan prestasi tinggi patokan terbaik adalah perusahaan dengan rasio yang sangat baik. 3. Inflasi menyebabkan distorsi besar pada neraca. Nilai yang tercatat di neraca sering kali sangat berbeda dengan nilai sebenarnya. Lebih jauh lagi karena inflasi mempengaruhi baik beban penyusutan maupun biaya persediaan, maka laba juga tentu dipengaruhi. Karena itu analisis rasio bagi perusahaan dari tahun ke tahun atau analisis komparatif atas perusahaan-perusahaan pada usia yang berbeda harus diinterpretasikan secara cermat dan penuh pertimbangan. 4. Faktor-faktor musiman juga menyebabkan ketimpangan pada analisis rasio, misalnya rasio perputaran persediaan bagi pabrik pengolah makanan akan sangat berbeda apabila angka persediaan yang digunakan adalah angka
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina‌, 2007 USU Repository Š 2009
persediaan persis setelah proses pengalengan selesai. Masalah ini dapat diperkecil dengan menggunakan persediaan bulanan rata-rata dalam menghitung persediaan rata-rata. 5. Perusahaan dapat menggunakan teknik “window dressing” agar laporan keuangannya kelihatan lebih baik bagi analisis kredit. 6. Perbedaan praktik operasi dan akuntansi menyebabkan distorsi dalam perbandingan. Seperti metode penilaian persediaan dan penyusutan dapat mempengaruhi laporan keuangan dan karena itu mendistorsikan perbandingan diantara perusahaan. Jika sebagian besar aktiva perusahaan adalah aktiva lease, maka jumlah aktivanya jika dibandingkan dengan penjualan akan terlihat kecil karena aktiva lease besarnya tidak tersaji di neraca. Bersamaan dengan itu kewajiban lease mungkin tidak disajikan di dalam hutang, karena itu leasing bisa saja memperbagus rasio perputaran dan rasio hutang. 7. Sebenarnya sukar untuk menetapkan secara pasti apakah suatu rasio baik atau buruk. Misalnya, rasio lancar yang tinggi mungkin menunjukkan posisi likuiditas yang kuat, tetapi bisa juga menandakan adanya kas berlebih yang tentunya tidak baik yang menyebabkan terjadinya “iddle money”. 8. Suatu perusahaan bisa mempunyai sejumlah rasio yang kelihatan baik sedangkan rasio lainnya jelek, sehingga sulit untuk mengatakan apakah keseluruhan perusahaan ini baik atau buruk. Akan tetapi prosedur statistik dapat digunakan untuk menganalisis pengaruh bersih dari serangkaian rasio.
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina…, 2007 USU Repository © 2009
C. Penilaian Kinerja 1. Pengertian dan Prosedur Penilaian (Evaluasi) Kegiatan
menilai
atau
mengevaluasi
kinerja
perusahaan
akan
menghasilkan informasi yang berguna bagi perusahaan itu sendiri. Hasil dari penilaian kinerja ini akan dapat dijadikan sebagai umpan balik (feed back) bagi formulasi atau implementasi strategi. Jika terjadi penyimpangan, maka untuk menghindari agar tidak terjadi penyimpangan lagi perlu dilakukan perubahan, misalnya perubahan rencana atau kegiatan termasuk pengendaliannya. Menurut Umar (2002 : 36) : Penilaian atau evaluasi merupakan suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah tercapai, Bagaimana perbedaan itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara keduanya serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh. Dari definisi di atas dapat dijelaskan : a. Suatu proses untuk menyediakan informasi, berarti bahwa kegiatan penilaian atau evaluasi membutuhkan data untuk dianalisis dengan alatalat yang relevan untuk menghasilkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Misalnya, untuk menentukan laba perusahaan dibutuhkan data mengenai seluruh pendapatan dan seluruh pengeluaran kemudian dianalisis dengan perhitungan matematis sederhana, sehingga akan dihasilkan besar laba perusahaan.
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina‌, 2007 USU Repository Š 2009
b. Sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah tercapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui ada selisih diantara keduanya, berarti bahwa penilaian atau evaluasi dimaksudkan untuk membandingkan suatu kegiatan yang telah diselesaikan dengan yanh seharusnya diselesaikan. Hasilnya apakah sesuai, di bawah standar, atau di atas standar yang telah ditentukan. Hal ini memerlukan tolak ukur tertentu, misalnya perkiraan suatu proyek yang sedang dikerjakan pada waktu 3 bulan akan selesai 75% dan pengeluaran anggaran sebesar Rp 1 Milyar. Kenyataannya proyek baru diselesaikan 65% dan anggaran pengeluaran telah habis Rp 1,2 Milyar, sehingga harus diputuskan hasil dari evaluasi terhadap perbedaan ini. Proses suatu evaluasi pada umumnya memiliki tahapan-tahapannya sendiri. Walaupun tidak selalu sama, tetapi yang lebih penting adalah bahwa prosesnya sejalan dengan fungsi evaluasi itu sendiri. Berikut ini merupakan salah satu tahapan evaluasi yang sifatnya umum digunakan menurut Umar (2001 : 3940) : a. Menentukan apa yang akan dievaluasi Dalam bisnis apa saja yang dapat dievaluasi dapat mengacu pada program kerja perusahaan. Pada program kerja perusahaan itulah akan terdapat aspek-aspek yang memerlukan untuk dievaluasi. Tetapi biasanya yang diprioritaskan untuk dievaluasi adalah hal-hal yang menjadi faktor kunci suksesnya. b. Merancang (design) kegiatan evaluasi Sebelum evaluasi dilakukan, tentukan dahulu design evaluasinya agar data apa yang dibutuhkan, tahapan-tahapan kerja apa yang dilakukan, siapa saja yang akan dilibatkan, dan apa saja yang akan dihasilkan menjadi jelas. c. Pengumpulan data
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina‌, 2007 USU Repository Š 2009
Berdasarkan design yang telah ditetapkan, pengumpulan data dapat dilakukan secara efektif dan efisien, yaitu sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku dan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan. d. Pengolahan dan analisis data Setelah data terkumpul, data tersebut diolah untuk dikelompokkan agar mudah dianalisis dengan menggunakan alat-alat analisis yang sesuai, sehingga dapat menghasilkan fakta yang dapat dipercaya. Selanjutnya dibandingkan antara fakta dan harapan/rencana untuk menghasilkan perbedaan (gap). Besarnya perbedaan tersebut akan disesuaikan dengan tolak ukur tertentu sebagai hasil evaluasinya. e. Pelaporan hasil evaluasi Agar hasil evaluasi dapat dimanfaatkan bagi pihak-pihak yang berkepentingan, hendaknya hasil evaluasi didokumentasikan secara tertulis dan dikonfirmasikan baik secara lisan maupun tulisan. f. Tindak lanjut hasil evaluasi Evaluasi merupakan salah satu bagian dari fungsi manajemen. Oleh karena itu, hasil evaluasi hendaknya dimanfaatkan oleh manajemen untuk mengambil keputusan dalam rangka mengatasi masalah manajemen, baik di tingkat strategi maupun di tingkat implementasi strategi. 2. Penilaian Kinerja Keuangan Dalam kamus istilah akuntansi, Aliminsyah dan Padji (2003 : 215) mengartikan kinerja sebagai berikut : “Suatu istilah umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu periode, sering dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang diproyeksikan, suatu standar efisiensi, pertanggungjawaban atau akuntabilitas manajemen dan semacamnya.” Sedangkan Menurut Hansen dan Mowen (2000 : 6) Definisi kinerja, yaitu : “Kinerja adalah tingkat konsistensi dan kebaikan fungsi-fungsi produk.” Dengan demikian kinerja diartikan sebagai suatu istilah untuk mengukur dan menilai kegiatan suatu organisasi.
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina…, 2007 USU Repository © 2009
Evaluasi kinerja dapat dilakukan pada berbagai bidang pekerjaan, termasuk diantaranya dalam bidang organisasi baik organisasi nirlaba maupun organisasi laba (perusahaan). Dalam skripsi ini evaluasi akan diarahkan pada organisasi laba. Dari beberapa definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa penilaian kinerja merupakan suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah tercapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara keduanya dan bagaimana tindak lanjut atas perbedaan tersebut. Jadi tampak jelas untuk melakukan evaluasi dibutuhkan tolak ukur tertentu sebagai acuan, seperti yang terdapat dalam suatu program kerja. Program kerja ini pada gilirannya akan dilaksanakan dan dievaluasi. Ada beberapa aspek penting dalam mengevaluasi kinerja di dalam suatu perusahaan. Evaluasi kinerja yang dapat dilakukan dalam suatu perusahaan dapat digolongkan kepada kedua aspek, yaitu evaluasi kinerja terhadap aspek keuangan dan evaluasi kinerja terhadap aspek non-keuangan. Evaluasi terhadap aspek keuangan didasarkan pada laporan keuangan, sedangkan evaluasi terhadap aspek non-keuangan tergantung pada bidang apa yang akan dianalisis misalkan aspek strategis perusahaan, aspek pemasaran, aspek operasional, dan aspek sumber daya manusia. Dalam skripsi ini penulis hanya membahas evaluasi kinerja dari aspek keuangan saja.
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina‌, 2007 USU Repository Š 2009
Evaluasi kinerja dari aspek keuangan dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan menggunakan analisis rasio keuangan dan model Altman tentang kebangkrutan usaha. Di sini penulis hanya membahas evaluasi kinerja dari aspek keuangan dengan menggunakan analisis rasio keuangan.
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina‌, 2007 USU Repository Š 2009
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian kuantitatif deskriptif. Menurut Bungin (2005 : 36) : “Penelitian kuantitatif deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi.” B. Jenis Data Jenis data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif dan kualitatif, yang terdiri dari data primer dan data sekunder. Menurut Sugiyono (2001 : 19) : “Data kualitatif merupakan data non-angka, sedangkan data kuantitatif merupakan data berupa angka atau numerik.” 1. Data primer. Menurut Sugiyono (2001 : 21) : “Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama yang masih memerlukan pengolahan lebih lanjut dan dikembangkan dengan pemahaman sendiri oleh penulis, seperti hasil wawancara.” 2. Data Sekunder Data sekunder. Menurut Sugiyono (2001 : 21) : “Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan sebagai objek penelitian yang sudah diolah
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina…, 2007 USU Repository © 2009
dan terdokumentasi di perusahaan, misalnya sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, dan laporan keuangan perusahaan.” C. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam penelitian ini, yaitu : 1. Teknik dokumentasi. Menurut Bungin (2005 : 144) : “Teknik dokumentasi, adalah salah satu metode pengumpulan data yang digunakan untuk menulusuri data historis yang tersedia dalam bentuk surat-surat, catatan harian, laporan, dan sebagainya,” 2. Teknik wawancara. Menurut Suharyadi (2003 : 52) : “Teknik wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab dengan pihak yang berwenang dalam memberikan data yang dibutuhkan.” 3. Teknik kepustakaan. Menurut Bungin (2005 : 46) : “Teknik Kepustakaan, yaitu mengumpulkan informasi yang dibutuhkan melalui buku-buku, literatur, dan lain-lain yang berkaitan dengan masalah penelitian.” D. Metode Analisis Data Dalam menganalisis data penulis menggunakan metode sebagai berikut : 1. Metode deskriptif,. Menurut Sugiyono (2001 : 24) : “Metode deskriptif, yaitu dengan mengumpulkan, mengolah, dan menginterpretasikan data yang diperoleh sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai keadaan yang diteliti.”
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina…, 2007 USU Repository © 2009
2. Metode komparatif. Menurut Sugiyono (2001 : 25) : “ Metode komparatif adalah metode analisis yang dilakukan dengan membandingkan data tahun yang diteliti dengan tahun sebelumnya.” E. Responden Responden penelitian ini adalah karyawan bagian Keuangan dan karyawan bagian Sumber Daya Manusia
yang berkaitan dengan data yang
diperlukan untuk penulisan skripsi ini. F. Jadwal dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan sejak Maret 2007 guna mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini pada PT. PERTAMINA EP. Area Rantau yang beralamat di Jl. Jakarta Komplek Pertamina Rantau – Aceh Tamiang. Tahapan Penelitian Pengajuan Judul Pencarian Data awal Pengajuan Proposal Penyerahan Proposal Kepada Dosen Pembimbing Bimbingan I Proposal Perbaikan Proposal Seminar Proposal Pergantian Dosen Pembimbing Pengumpulan Data Pengolahan Data Analisis Data Bimbingan Skripsi
Mar 9
Apr
Mei
Jun
Bulan Jul Agust Sept
Okt
Nov
Des
9
9
9 9 9 9 9 9 9 9
9 9
9 9
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina…, 2007 USU Repository © 2009
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Sejarah Singkat dan Profil Perusahaan Kegiatan usaha pertambangan minyak dan gas bumi di Negara kepulauan yang terluas dalam planet bumi ini adalah merupakan salah satu industri yang telah dikembangkan sejak abad ke XIX oleh Aeliko Janszoon Zijlker (penemu pertama minyak bumi yang cukup komersial di Indonesia), ketika administrator perkebunan tembakau “Deli Mij” itu menemukan cadangan minyak terbesar di Hindia Belanda pada tanggal 15 Juni 1885, yaitu sumur Telaga Said, Kec. Sei Lepan, Kab. Langkat – SUMUT. Keberhasilan Zijlker di Telaga Said telah mengungguli pendahulunya, Colonel Drake yang lebih dulu melakukan pemburuan minyak bumi di Pulau Jawa, tapi tidak berhasil, sehingga menarik banyak peminat untuk mencari minyak bumi di berbagai daerah di Indonesia, antara lain di Cepu, Jambi, Aceh Timur, Palembang dan Kalimantan Timur yang sampai akhir abad ke XIX telah beroperasi perusahaan perminyakan di wilayah Hindia Belanda (kini dikenal sebagai Indonesia). Dalam perkembangan selanjutnya terjadi penggabungan beberapa perusahaan minyak, sehingga pada awal abad ke XX hanya ada dua perusahaan besar yang beroperasi di Hindia Belanda, yaitu De Koninklijke dan Shell Transport & Trading Company (Shell). Kemudian De Koninklijke milik pemerintah Belanda bergabung dengan Shell Inggris (tahun 1907) dan dari
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina…, 2007 USU Repository © 2009
penggabungan kedua perusahaan minyak raksasa itu lahirlah perusahaan minyak De Koninklijke Shell Group atau dalam bahasa Inggrisnya di kenal dengan sebutan Royal Dutch Shell yang merupakan satu-satunya perusahaan minyak kaliber dunia yang melakukan penambangan minyak di Indonesia. Dalam
menjalankan
usahanya
perusahaan
ini
memperoleh
dukungan
sepenuhnya dari pemerintah Hindia Belanda yang berada di bumi Nusantara. Dalam menjalankan usaha industri perminyakan Royal Dutch Shell membentuk tiga perusahaan pelaksana atau operating company, yaitu De Bataafsche Petroleum Company khusus menangani masalah pengangkutan minyak. Sejak terbentuknya Royal Dutch Shell semua daerah konsesi De Koninklijke dan Shell dilaksanakan oleh BPM termasuk di Langkat dan Aceh Timur yang kini dikenal sebagai wilayah kerja PT. PERTAMINA EP. Area Rantau – Aceh Tamiang. Setelah top Production minyak bumi di Telaga Said menyusut,maka posisinya diganti oleh struktur Rantau yang kemudian tercatat sebagaikawasan penghasil minyak bumi terbesar di Indonesia termasuk dalam hal penyumbang devisa bagi negara ketika Indonesia telah memperoleh kedaulatan penuh atas kemerdekaan 17 Agustus 1945. Hal ini telah dibuktikan pada saat dilakukannya ekspor perdana minyak mentah Indonesia sebanyak 1700 ton atau senilai 30.000 DAS (Dollar amerika Serikat) yang diangkut oleh Tanker Shoizui Maru 3000 dwt melalui Pelabuhan
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina‌, 2007 USU Repository Š 2009
Minyak Pangkalan Susu (yang pertama di Indonesia) dengan tujuan Negara Jepang. Atas dasar itu maka dibentuklah Perusahaan Minyak Nasional (PERMINA) yang diprakarsai oleh Kolonel dr. Ibnu Soetowo pada tanggal 10 Desember 1957 yang kemudian diperkuat lagi dengan disahkannya UU. No. 44 Prp tahun 1960 tentang pertambangan minyak dan gas bumi yang telah merombak secara mendasar prinsip-prinsip pengusahaan pertambangan minyak dan gas bumi yang sebelumnya diatur dalam perundang-undangan Hindia Belanda (Indische Mijn Wet 1989). Undang-undang tersebut selanjutnya diubah lagi dengan Undang-undang No. 8 Tahun 1971 sebagai landasan operasional Pertamina yang mengacu pada UUD 1945 pasal 33 ayat 3. kemudian untuk penyesuaian derap langkah dalam era globalisasi dan perdagangan bebas, pemerintah merasa perlu membuat Undang-undang baru untuk memperbarui landasan operasional Pertamina agar lebih leluasa mengembangkan usaha di bidang Perminyakan, Gas dan Panas Bumi. Untuk itu dibentuklah Undangundang No. 22 Tahun 2001 yang mengatur tentang pengelolaan minyak dan gas bumi. Dalam perkembangan sejarah pertambangan dan industri perminyakan di bumi Nusantara, PT. PERTAMINA EP. AREA Rantau – Aceh Tamiang mempunyai nilai historis tersendiri baik sebagai ibunda yang mengandung dan melahirkan Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara (PERTAMINA) maupun mengenai patriotisme para insan perminyakan dalam
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina‌, 2007 USU Repository Š 2009
usaha merebut dan mempertahankan Tambang Minyak Sumatera Utara dan Aceh dari tangan fasis Jepang dan agresor Belanda pada agresi I dan II. PT. PERTAMINA EP AREA Rantau – Aceh Tamiang bertujuan untuk mempertahankan atau meningkatkan produksi minyak dan gas bumi melalui pelaksanaan pengeboran sumur baru, kerja ulang, reperasi, stimulasi dan perawatan sumur. Mencari cadangan baru dengan melakukan survei geologi permukaan , survei geofisika dan survei grafity serta mengupayakan diversifikasi (penganekaragaman) energi dengan memanfaatkan tenaga panas bumi. Dengan demikian tidak ada salahnya kalau dikatakan bahwa dari Rantau, Pangkalan Susu dan Pangkalan Brandan inilah lahirnya Pertamina pada tanggal 10 Desember 1957 sebagai BUMN (kini jadi Perusahaan Perseroan) penghasil devisa yang handal sampai saat ini. Sejalan dengan diberlakukannya UU No. 2 Tahun 2001 sebagaimana diatur dalam Pasal 60 huruf a disebutkan bahwa “ dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun, PERTAMINA dialihkan bentuknya menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dengan Peraturan Pemerintah; “ maka tanggal 18 Juni 2003 peraturan untuk itu pun dibuat oleh Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah No. 31 Tahun 2003 tentang pengalihan bentuk Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara (Pertamina) Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) yang dibentuk berdasarkan UU No. 8 Tahun 1971 menjadi Perusahaaan (Persero), yaitu PT Pertamina (Persero) dengan akta pendirian
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina…, 2007 USU Repository © 2009
dilakukan oleh Menteri Keuangan dihadapan Notaris Lenny Janis Ishak, SH pada tanggal 17 September 2003. 2. Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas Dengan adanya struktur organisasi, maka tugas, wewenang, dan tanggung jawab setiap unit kerja yang ada dalam perusahaan dapat diperjelas dan dipertegas. Struktur organisasi juga mencerminkan posisi dan hubungan setiap unit kerja perusahaan. Tugas adalah sesuatu yang dimiliki oleh anggota dari suatu organisasi karena telah diberi tanggung jawab dari atasannya. Tugas ini bersifat pribadi bagi setiap anggota di dalam suatu organisasi. Wewenang adalah hak untuk melakukan sesuatu yang sesuai agar tercapai tujuan tertentu. Wewenang merupakan hasil delegasi atau pelimpahan wewenang dari posisi atasan ke bawahan. Dalam organisasi tanggung jawab adalah kewajiban untuk melaksanakan sesuatu yang timbul bila seorang bawahan menerima wewenang manajer untuk mendelegasikan tugas atau fungsi tertentu. Struktur organisasi yang baik merupakan pengawasan terhadap organisasi dan merupakan salah satu syarat dapat tidaknya sistem akuntansi pertanggungjawaban diterapkan dalam suatu perusahaan. Dalam menjalankan aktivitas dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan, PT. PERTAMINA EP. AREA Rantau – Aceh Tamiang memiliki struktur organisasi yang disusun sedemikian rupa agar pendelegasian tugas,
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina‌, 2007 USU Repository Š 2009
wewenang, dan tanggung jawab dapat dilakukan dengan baik. Dengan adanya struktur organisasi ini diharapkan para karyawan dapat bekerja sama dengan baik serta dapat memahami secara jelas apa yang menjadi tanggung jawab dan sejauh mana wewenang yang ada padanya sehingga dalam melaksanakan tugasnya dapat lebih efisien. PT. PERTAMINA EP. AREA Rantau merupakan bagian dari PT. PERTAMINA yang bidangnya khusus memproduksi minyak mentah dan gas bumi. PT. PERTAMINA EP. AREA Rantau - Aceh Tamiang dipimpin oleh seorang Field Manager (Kepala Lapangan) di mana secara lini bertanggung jawab secara langsung kepada Vice President Region Sumatera yang berkedudukan di Prabumulih – Sumatera Selatan. Adapun struktur organisasi pada PT. PERTAMINA EP. AREA Rantau – Aceh Tamiang adalah sebagai berikut :
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina…, 2007 USU Repository © 2009
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina‌, 2007 USU Repository Š 2009
Pembagian Tugas Selanjutnya sebagai uraian dari struktur organisasi PT. PERTAMINA EP. AREA Rantau – Aceh Tamiang diterangkan secara singkat pembagian tugas yaitu sebagai berikut : a. Field Manager Field Manager mempunyai tugas/kegiatan utama sebagai berikut : 1. Merencanakan, menetapkan, merealisasikan, mengevaluasi Rencana Kerja (RK) dan anggaran tahunan secara efektif untuk mendukung pencapaian sasaran yang telah ditetapkan. 2. Mengkoordinir kegiatan engineering untuk optimalisasi produksi sumur migas agar mencapai sasaran produksi yang telah ditetapkan. 3. Mengkoordinir dan mengendalikan operasi produksi, pengelolaan fasilitas produksi, operasi penyaluran migas serta mengusahakan kuantitas dan kualitas migas sesuai dengan permintaan konsumen. 4. Mengkoordinir optimalisasi peralatan Work Over, Well Service dan penyediaan peralatan lifting sumur migas. 5. Mengkoordinir dan mengoptimalkan pekerjaan pemeliharaan fasilitas produksi dan fasilitas umum, penyediaan utilisasi listrik, gas dan air dan pekerjaan top-sip untuk menunjang kelancaran operasi produksi. 6. Mengkoordinir operasional pengelolaan air terproduksi dalam upaya meningkatkan produksi dan zero discharge.
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina‌, 2007 USU Repository Š 2009
7. Membina hubungan yang harmonis dengan stakeholder untuk menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan memotivasi, memberdayakan, mengembangkan SDM Field Rantau. 8. Menjamin penyelenggaraan operasi produksi Field Rantau secara efektif, efisien, aman, sehat, ramah lingkungan dan sesuai SOP serta standar good oil & gas practices. b. Ast. Manajer Perencanaan & Engineering Ast. Manajer Perencanaan & Engineering mempunyai tugas/kegiatan utama sebagai berikut : 1. Mengkoordinir, merencanakan dan mengevaluasi produksi sumur-sumur existing untuk perencanaan optimalisasi produksi meliputi : a. Perencanaan, pembuatan program pekerjaan perawatan sumur, redesign dengan lifting yang sama, pengaturan SL/SPM/Frekwensi Pompa. b. Pembuatan program dan supervisi pekerjaan reopening dan reperasi sumur. c. Perencanaan, pembuatan program rutin, pelaksanaan, pembacaan dan evaluasi pengukuran BHP / Sonolog. d. Pelaksanaan pengukuran isochronical, PBU, DD, dan sejenisnya. e. Pembuatan potensi produksi existing, monitoring low & off produksi. f. Monitor dan evaluasi sumur-sumur IOR/EOR.
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina‌, 2007 USU Repository Š 2009
2. Mengkoordinasikan
pelaksanaan
rencana-rencana
kerja
fungsi
Engineering. 3. Mengkoordinir Well History dan MRPW (monthly report per well). 4. Merencanakan, melaksanakan dan menevaluasi RK, rencana biaya operasi dan biaya investasi fungsi Field secara teknis dan ekonomis yang reliable dan achievable. 5. Mengkoordinir pembuatan dan monitoring realisasi dan closed out AFE di luar Field Rantau. 6. Menyelenggarakan, mengevaluasi dan mengendalikan penggunaan Anggaran Operasi dan Kapital fungsi Field secara efektif dan efisien. 7. Menyelenggarakan dan mengevaluasi administrasi arus migas serta administrasi umum operasi produksi. c. Ast. Manajer Operasi Produksi Ast. Manajer Operasi Produksi mempunyai tugas/kegiatan utama sebagai berikut : 1. Mengkoordinir kegiatan operasi produksi dari kepala sumur sampai ke sales point secara aman, efektif dan efisien. 2. Menentukan rencana kerja operasi meliputi upaya-upaya strategi pencapaian sasaran existing dengan menurunkan Low & Off, usahausaha optimalisasi produksi serta mengupayakan sumur berproduksi secara optimal sesuai performance sumur.
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina‌, 2007 USU Repository Š 2009
3. Mengkoordinir, mengelola dan mengoperasikan seluruh fasilitas produksi, mencari solusi permasalahan fasilitas produksi meliputi fasilitas sumur, sistem penyaluran, proses dehydrasi/treatment migas dan penampungan serta penyaluran produksi sampai ke sales point. 4. Mengkoordinir pengelolaan fasilitas uji produksi dan pelaksanaan pekerjaan uji produksi untuk sumur-sumur bor baru (Engineering) dan existing. 5. Mengupayakan kualitas migas sesuai dengan persyaratan konsumen (Pertamina UP I Pkl. Berandan) meliputi BS&W kurang dari 0.5% dan kadar garam kurang dari 7 Ptb, dan gas sesuai dengan komitmen kontrak. 6. Mengoptimalkan sistem saluran minyak dengan cara melakukan utilisasi sistem transportasi minyak sebagai “Common Use Facilities� bersama Mitra Usaha. 7. Mengkoordinir dan mengoptimalisasi pemanfaatan gas untuk gas lift dan penjualan ke konsumen sehingga mengarah ke zero flare gas. 8. Merencanakan, mengendalikan, merealisasikan dan evaluasi aggaran operasi produksi untuk mendukung pencapaian sasaran produksi. 9. Mengkoordinir pelaksanaan operasi secondary recovery/EOR dan tercapainya zero discharge. 10. Mengkoordinasi dan memonitor kegiatan transportasi produksi mitra usaha JOB EOR dan TAC.
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina‌, 2007 USU Repository Š 2009
11. Mengkoordinir pelaksanaan administrasi arus migas. d. Ast. Manajer Work Over dan Well Service Ast. Manajer Work Over dan Well Service mempunyai tugas/kegiatan utama sebagai berikut : 1. Mengkoordinir, merencanakan, mengendalikan dan mengevaluasi RK dan anggaran untuk menunjang pekerjaan perawatan sumur. 2. Mengkoordinir, merencanakan dan mengendalikan operasional / kinerja Hoist meliputi kerja ulang, reperasi, dan perawatan sumur migas. 3. Mengkoordinir, merencanakan dan mengendalikan operasional unit pengasaman untuk perawatan sumur dan fasilitas produksi. 4. Mengkoordinir, merencanakan dan mengendalikan opeasional dan pemeliharaan peralatan bawah tanah untuk menunjang kinerja sumur migas. 5. Mengkoordinir,
merencanakan,
dan
mengendalikan
operasional
pendataan bawah tanah BHP Survey Sonolog – Dynagraph untuk penyelidikan data bawah tanah dalam upaya optimasi produksi sumur. 6. Implementasi kebijakan HSE. 7. Mengkoordinir pendataan well history sehingga selalu dalam kondisi up date. e. Ast Manajer Pemeliharaan Ast. Manajer Pemeliharaan mempunyai tugas/kegiatan utama sebagai berikut :
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina‌, 2007 USU Repository Š 2009
1. Mengkoordinir dan mengendalikan kegiatan perencanaan pemeliharaan meliputi kegiatan prediktif dan preventif maintenance serta general overhaul. 2. Mengkoordinir dan mengendalikan kegiatan mekanik terdiri dari perawatan dan perbaikan hoist, fasilitas mesin produksi dan pemipaan serta kegiatan perbengkelan. 3. Mengkoordinir dan mengendalikan utilities terdiri dari operasional power plant, water treatment plant, distribusi listrik, air dan gas dan perbaikan peralatan instrumentasi. 4. Mengkoordinir dan mengendalikan kegiatan topografi – sipil dalam menunjang kegiatan operasi eksploitasi dan produksi migas serta fasilitas umum. 5. Merencanakan, mengkoordinir, mengelola dan mengendalikan RK dan RAB Pemeliharaan. 6. Mengkoordinir penyusunan RKS dan estimasi pekerjaan sipil, mekanikal dan elektrikal. 7. Menjamin operasional kegiatan Mekanik, Utilities dan Top/Sip berjalan secara efektif, efisien, aman, sehat, ramah lingkungan dan sesuai dengan SOP serta good oil & gas practices. 8. Melaksanakan pembinaan seluruh Pekerja Pemeliharaan di Field dalam upaya meningkatkan kinerja dan profesionalisme Pekerja.
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina‌, 2007 USU Repository Š 2009
f. Kepala Layanan Operasi Kepala
Layanan
Operasi
mempunyai
tugas/kegiatan
utama,
yaitu
melaksanakan kegiatan pengelolaan terhadap jasa penunjang operasional perusahaan, berupa : 1. Jasa Teknik Sipil dan Survey Pemetaan 2. Jasa Teknologi Informasi dan Komunikasi 3. Utilities dan Instrumentasi 4. Inventory 3. Laporan Keuangan Perusahaan Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonominya. Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba-rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan perubahan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba-rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca. Dalam penulisan skripsi ini, penulis akan menngunakan laporan keuangan perusahaan berupa neraca dan laporan laba-rugi saja karena rasio
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina‌, 2007 USU Repository Š 2009
keuangan yang digunakan dalam skripsi ini berasal dari neraca dan laporan laba-rugi. Laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan untuk dua periode, yaitu periode 2003 dan 2004.
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina‌, 2007 USU Repository Š 2009
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina‌, 2007 USU Repository Š 2009
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina‌, 2007 USU Repository Š 2009
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina‌, 2007 USU Repository Š 2009
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina‌, 2007 USU Repository Š 2009
4. Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Rasio keuangan dihitung berdasarkan kebijakan yang telah diterapkan oleh pemerintah melalui menteri BUMN dengan Surat Keputusan Nomor : Kep–100/M-BUMN/2002. Rasio yang digunakan sesuai dengan SK Menteri BUMN tersebut, yaitu dengan menggunakan delapan rasio keuangan yang dianggap rasio dominasi yang dapat mewakili rasio-rasio keuangan lainnya. Kedelapan rasio tersebut adalah Return on Equity, Return on Investment, Cash Ratio, Current Ratio, Collection Period, Inventory Turn Over, Total Asset Turn Over, dan Total Equity to total Asset. Perhitungan rasio-rasio tersebut selama dua tahun, yaitu tahun 2003 dan 2004 adalah sebagai berikut : a. Return on Equity (ROE) Rumus : Laba Bersih Setelah Pajak ROE =
x 100% Total Ekuitas
Rasio ini memperlihatkan kemampuan menghasilkan laba pada nilai buku investasi pemegang saham. Pengembalian ekuitas yang tinggi mengisyaratkan penerimaan perusahaan atas kesempatan investasi yang kuat dan manajemen biaya yang efektif. Dalam menghitung ROE dengan menggunakan rumus di atas perlu diketahui keterangan bahwa laba setelah pajak adalah laba setelah pajak dikurangi dengan laba hasil penjualan dari : aktiva tetap, aktiva lain-lain dan saham penyertaan langsung. Modal sendiri
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina‌, 2007 USU Repository Š 2009
adalah seluruh komponen modal sendiri dalam neraca perusahaan pada posisi akhir tahun buku dikurangi dengan komponen modal sendiri yang digunakan untuk membiayai aktiva tetap dalam pelaksanaan. Adapun besarnya rasio return on equity perusahaan selama tahun 2003 dan 2004 adalah sebagai berikut : 207.056.055.264 •
Tahun 2003 =
x 100 %
=
54,77 %
x 100 %
= 162,18 %
378.048.451.200 234.243.143.254 •
Tahun 2004 = 144.434.385.600
b. Return on Investment (ROI) Indikator ini menunjukkan kemampuan dasar perusahaan untuk menghasilkan laba sebelum dikurangi dengan pajak, beban bunga, dan penyusutan yang dihitung dengan menngunakan rumus : Laba Sebelum Pajak + Penyusutan ROI =
x 100% Capital Employed
Dalam hal ini, capital employed dihitung berdasarkan posisi akhir tahun buku aktiva tetap dikurangi dengan aktiva tatap dalam proses penyelesaian. Besarnya rasio Return on Investment selama tahun 2003 dan 2004 adalah sebagai berikut : 215.447.095.500 •
Tahun 2003 =
x 100 %
= 14,98 %
1.438.095.703.000
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina…, 2007 USU Repository © 2009
289.662.072.800 •
Tahun 2004 =
x 100 %
= 18,70 %
1.548.545.958.000 c. Rasio Kas (Cash Ratio) Cash ratio atau rasio kas merupakan salah satu rasio likuiditas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Rasio kas dihitung dengan menjumlahkan kas, bank dan surat berharga jangka pendek dibagi dengan kewajiban lancar dengan rumus : Kas dan Setara Kas Cash Ratio =
x 100% Hutang Lancar
Rasio kas memberikan likuiditas yang lebih jelas dari rasio lancar, karena berkenaan pada aktiva lancar yang paling likuid yaitu kas, bank, dan surat berharga jangka pendek, yang dalam waktu singkat dapat dicairkan menjadi uang kas. Besar rasio kas perusahaan selama tahun 2003 dan 2004 adalah sebagai berikut : 6.351.622.427 •
Tahun 2003 =
x 100 %
= 3,61 %
x 100 %
= 10,43 %
176.139.787.478 17.951.384.994 •
Tahun 2004 = 172.136.735.300
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina…, 2007 USU Repository © 2009
d. Rasio Lancar (Current Ratio) Current ratio atau rasio lancar dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar atau dengan rumus : Aktiva Lancar Current Ratio =
x 100% Hutang Lancar
Besarnya rasio lancar perusahaan selama tahun 2003 dan 2004 adalah sebagai berikut : 554.188.238.612 •
Tahun 2003 =
x 100 %
= 314,63 %
x 100 %
= 183,91 %
176.139.787.478 316.571.120.958 •
Tahun 2004 = 172.136.735.300
e. Collection Period Collection period atau rasio jangka waktu penagihan digunakan untuk menaksir berapa hasil penjualan tertanam dalam bentuk piutang usaha yang dihitung dengan rumus : Total Piutang Usaha Collection Period =
x 365 hari Total Pendapatan Usaha
Besarnya rasio ini dalam perusahaan selama tahun 2003 dan 2004 adalah sebagai berikut : 366.084218.309 •
Tahun 2003 =
x 365 hari
= 299,66 hari
445.913.619.394
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina…, 2007 USU Repository © 2009
164.643.604.300 •
Tahun 2004 =
x 365 hari
= 46,52 hari
1.291.800.917.811 f. Inventory Turn Over Inventory turn over atau perputaran persediaan dihitung dengan rumus : Harga Pokok Penjualan Inventory Turn Over =
x 365 Hari Persediaan Rata-rata
Total persediaan adalah seluruh persediaan yang digunakan untuk proses produksi pada akhir tahun buku. Besarnya rasio perputaran persediaan perusahaan selama tahun 2003 dan 2004 adalah sebagai berikut : 151.786.801.715 •
Tahun 2003 =
x 365 hari
= 124,24 hari
x 365 hari
= 42,79 hari
445.913.619.394 151.426.042.937 •
Tahun 2004 = 1.291.800.917.81
g. Total Asset Turn Over Total Asset Turn Over atau rasio perputaran terhadap total aktiva digunakan untuk mengukur perputaran atau pemanfaatan dari semua aktiva perusahaan yang dihitung dengan rumus : Total Pendapatan Total asset turn Over =
x 1 Kali Capital employed
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina…, 2007 USU Repository © 2009
Total pendapatan adalah total pendapatan usaha dan pendapatan di luar usaha, namun tidak termasuk hasil penjualan aktiva tetap. Sedangkan capital employed adalah total aktiva pada akhir tahun buku dikurangi dengan aktiva tetap dalam proses penyelesaian. Besarnya total asset turn over perusahaan selama tahun 2003 dan 2004 adalah sebagai berikut : 445.913.619.394 •
Tahun 2003 =
x 100 %
= 31,01 %
x 100 %
= 83,42 %
1.438.095.703.000 1.291.800.917.811 •
Tahun 2004 = 1.548.545.958.000
h. Total equity to Total asset Rasio ini digunakan untuk menghitung persentase total dana yang disediakan oleh pemilik perusahaan yang dihitung dengan rumus : Total Modal Sendiri Total Asset Turn Over =
x 100% Total Asset
Dengan mengetahui rasio ini berarti sekaligus dapat diketahui total dana yang disediakan oleh kreditur, yaitu selisih total asset setelah dikurangi dengan pendanaan modal sendiri. Total equity to total asset perusahaan selama tahin 2003 dan dan 2004 adalah sebagai berikut : 378.048.451.200 •
Tahun 2003 =
x 100 %
= 20,02 %
1.888.207.902.875
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina…, 2007 USU Repository © 2009
144.434.385.600 •
Tahun 2004 =
x 100%= 8,32% 1.736.637.954.020
5. Penilaian Kinerja Keuangan PT. PERTAMINA EP. Area Rantau - Aceh Tamiang setiap tahunnya harus melaporkan kinerja perusahaan kepada pemerintah melalui Menteri BUMN selaku pemilik saham. Laporan kinerja tersebut terdiri atas tiga aspek yaitu : aspek keuangan, aspek operasional, dan aspek administrasi. Penilaian kinerja ini didasarkan pada Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor : Kep-100/MBU/2002 tentang Penilaian Kinerja Perusahaan BUMN. Dalam skripsi ini penulis hanya membahas mengenai penilaian kinerja perusahaan pada aspek keuangan. Tata cara penilaian kinerja keuangan untuk PT. PERTAMINA EP. Area Rantau-Aceh Tamiang adalah sebagai berikut : a. Total bobot untuk penilaian kinerja keuangan adalah 70 b. Indikator yang dinilai dan masing-masing bobotnya adalah sebagai berikut : Indikator
Bobot
1.
Imbalan kepada pemegang saham (ROE)
20
2.
Imbalan Investasi (ROI)
15
3.
Rasio Kas
5
4.
Rasio Lancar
5
5.
Collection Periods
5
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina…, 2007 USU Repository © 2009
6.
Perputaran persediaan
5
7.
Perputaran total asset
5
8.
Rasio modal sendiri terhadap total aktiva
10 70
Total Bobot
c. Metode Penilaian 1. Return on Equity (ROE) ROE (%)
Skor
15
< ROE
20
13
< ROE <= 15
18
11
< ROE <= 13
16
9
< ROE <= 11
14
7,9
< ROE <=
12
6,6
< ROE <= 7,9
10
5,3
< ROE <= 6,6
8,5
4
< ROE <= 5,3
7
2,5
< ROE <= 4
1
< ROE <= 2,5
4
0
< ROE <= 1
2
ROE <
9
0
5,5
0
2. Return on Investment (ROI) ROI (%) 18
< ROI
15
< ROI <= 18
Skor 15 13,5
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina…, 2007 USU Repository © 2009
13
< ROI <= 15
12
12
< ROI <= 13
10,5
10,5
< ROI <= 12
9
9
< ROI <= 10,5
7
< ROI <=
9
6
5
< ROI <=
7
5
3
< ROI <=
5
4
1
< ROI <=
3
3
0
< ROI <=
1
2
ROI <
0
1
7,5
3. Rasio Kas (Cash Ratio) Cash Ratio = x (%)
Skor
x >= 35
5
25
<= x < 35
4
15
<= x < 25
3
10
<= x < 15
2
5
<= x < 10
1
0
<= x <= 5
0
4. Rasio Lancar (Current Ratio) Current Ratio = x (%)
Skor
125 <= x
5
110 <= x < 125
4
100 <= x < 110
3
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina…, 2007 USU Repository © 2009
95
<= x < 100
2
90
<= x < 95
1
x
< 90
0
5. Collection Periods (CP) CP = x
Perbaikan = x
(hari)
(hari)
x <= 60
x>35
Skor 5
60
< x <= 90
30 < x <= 35
4,5
90
< x <= 120
25 < x <= 30
4
120 < x <= 150
20 < x <= 25
3,5
150 < x <= 180
15 < x <= 20
3
180 < x <= 210
10 < x <= 15
2,4
210 < x <= 240
6
< x <= 10
1,8
240 < x <= 270
3
< x <=
6
1,2
270 < x <= 300
1
< x <=
3
0,6
300 < x
0
< x <=
1
0
Skor yang digunakan dipilih yang terbaik dari kedua skor di atas 6. Perputaran Persediaan (PP) PP = x
Perbaikan
(hari)
(hari)
Skor
x <=
60
35<x
5
60
< x <=
90
30 < x <= 35
4,5
90
< x <=
120
25 < x <= 30
4
120 < x <=
150
20 < x <= 25
3,5
150 < x <=
180
15 < x <= 20
3
180 < x <=
210
10 < x <= 15
2,4
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertaminaâ&#x20AC;Ś, 2007 USU Repository Š 2009
210 < x <=
240
6
< x <= 10
1,8
240 < x <=
270
3
< x <=
6
1,2
270 < x <=
300
1
< x <=
3
0,6
0
< x <=
1
0
300 < x
Skor yang digunakan dipilih yang terbaik dari kedua skor di atas
7. Total Asset Turn Over (TATO) TATO = X
Perbaikan = x
(%)
(%)
Skor
120 < x
20 < x
105 < x <= 120
15 < x <= 20
4,5
90
< x <=
105
10 < x <= 15
4
75
< x <=
90
5
< x <= 10
60
< x <=
75
0
< x <=
5
3
40
< x <=
60
x <=
0
2,5
20
< x <=
40
x <
0
2
x <
0
1,5
x <= 20
5
3,5
Skor yang digunakan dipilih yang terbaik dari kedua skor di atas
8. Rasio Total Modal Sendiri terhadap Total Asset (TMS terhadap TA) TMS thdp TA (%) = x x <
Skor
0
0
0
<= x < 10
4
10
<= x < 20
6
20
<= x < 30
7,25
30
<= x < 40
10
40
<= x < 50
9
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertaminaâ&#x20AC;Ś, 2007 USU Repository Š 2009
50
<= x < 60
8,5
60
<= x < 70
8
70
<= x < 80
7,5
80
<= x < 90
7
90
<= x < 100
6,5
B. Hasil Penelitian 1. Analisis dan Evaluasi Laporan Keuangan NERACA PT. PERTAMINA EP. Area Rantau-Aceh Tamiang mengelompokkan aktivanya atas aktiva lancar, aktiva tetap, dan aktiva lain-lain, sedangkan pasiva terdiri dari hutang (hutang lancar dan hutang jangka panjang), modal dan cadangan. Aktiva
PT.
PERTAMINA
EP.
Area
Rantau-Aceh
Tamiang
dikelompokkan/diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi perusahaan yang terdiri dari : a. Kas dan Bank Perkiraan kas dan setara kas pada perusahaan merupakan saldo uang perusahaan yang dapat dipergunakan dalam kegiatan umum perusahaan, baik yang terdapat di kantor perusahaan maupun di bank tempat penyimpanan rekening perusahaan b. Investasi jangka pendek
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertaminaâ&#x20AC;Ś, 2007 USU Repository Š 2009
Perkiraan ini merupakan saldi investasi perusahaan yang ada pada perusahaan lain yang dalam waktu dekat akan jatuh tempo. c. Piutang dagang Piutang dagang perusahaan merupakan perkiraan yang timbul karena penjualan secara kredit kepada langgana dalam rangka kegiatan usaha operasi normal perusahaan. d. Penyisihan piutang dagang Perkiraan ini merupakan jumlah taksiran piutang dagang yang diprediksi tidak tertagih berdasarkan pertimbangan pihak manajemen. e. Pembayaran di muka Perkiraan ini meliputi jumlah uang muka yang dibayar perusahaan untuk pembelian peralatan, baik kepada supplier maupun kepada kontraktor. f. Piutang lain-lain Merupakan perkiraan piutang kepada pihak ketiga yang jatuh temponya tidak lebih dari satu tahun. g. Persediaan Persediaan PT. PERTAMINA EP AREA RANTAU-Aceh Tamiang berupa perlengkapan yang digolongkan dapat membantu aktivitas operasi perusahaan seperti : pipa-pipa air, bahan-bahan kimia, dan lainlain. Pasiva PT. PERTAMINA EP AREA RANTAU-Aceh Tamiang dikelompokkan berdasarkan aktivitas operasi perusahaan yang terdiri dari :
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertaminaâ&#x20AC;Ś, 2007 USU Repository Š 2009
a. Hutang Hutang pada perusahaan merupakan pinjaman bank yang jatuh tempo dalam satu tahun atau lebih dari satu tahun yang akan menjadi kewajiban bagi perusahaan untuk melunasinya. b. Modal Modal pada perusahaan merupakan sumber dana atau pinjaman dari pihak lain yang nantinya akan dipergunakan untuk membiayai semua aktivitas perusahaan. LAPORAN LABA RUGI Laporan laba rugi merupakan alat ukur prestasi perusahaan dalam satu periode akuntansi. Laporan laba rugi terdiri dari unsur-unsur yang mempengaruhi laba. Perusahaan menyusun laba rugi sesuai dengan kegiatan perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan minyak dan gas bumi. Laporan laba rugi PT. PERTAMINA EP AREA RANTAU-Aceh Tamiang terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut : 1. Penjualan dalam negeri bukan BBM 2. Ekspor minyak mentah 3. Pembelian minyak mentah dan hasil minyak 4. Biaya produksi 5. Selisih kurs 6. Penyusutan dan deplesi 7. Pendapatan lain-lain
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertaminaâ&#x20AC;Ś, 2007 USU Repository Š 2009
Penjualan dalam negeri Penjualan dalam negeri merupakan pendapatan usaha PT. PERTAMINA EP AREA RANTAU-Aceh Tamiang yang berkenaan dengan kegiatan normal perusahaan, yaitu meliputi penjualan minyak dan gas bumi. Biaya langsung usaha Biaya yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha. Biaya ini dipisahkan oleh perusahaan dari biaya umum dan administrasi karena biaya ini disesuaikan dengan metode pengakuan pendapatan yang diterpkan oleh perusahaan. Biaya umum dan administrasi Sedangkan biaya umum dan administrasi adalah biaya yang bersifat umum dalam perusahaan. Pendapatan/biaya lain-lain Pendapatan lain-lain merupakan pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan utama perusahaan. Termasuk dalam rekening adalah keuntungan dari penjualan aktiva tetap, pendapatan bunga, dan lain-lain. Biaya lain-lain adalah biaya yang tidak dapat dihubungkan secara langsung dan pasti dengan kegiatan utama perusahaan, seperti biaya bunga. 2. Analisis dan Evaluasi Kinerja Keuangan a. Imbalan Kepada Pemegang Saham (ROE) Rasio ini menunjukkan kemampuan menghasilkan laba pada nilai buku investasi pemegang saham pengembalian ekuitas yang tinggi
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertaminaâ&#x20AC;Ś, 2007 USU Repository Š 2009
mengisyaratkan penerimaan perusahaan atas kesempatan investasi yang kuat dan manajemen biaya yang efektif. Berdasarkan hasil perhitungan rasio ROE pada tahun 2003 sebesar 54,77% mendapat skor 20. Rasio ini mengalami kenaikan cukup signifikan pada tahun 2004, yakni sebesar 162,18% namun masih dengan skor yang sama yaitu 20. kenaikan ini disebabkan oleh berkurangnya modal sendiri dan kenaikan laba setelah pajak. b. Imbalan Investasi (ROI) Dalam menghitung rasio ROI yang dilakukan oleh perusahaan berbeda dengan teori yang ada pada tinjauan pustaka. Hal ini berbeda karena total aktiva yang digunakan untuk menghitung ROI adalah total aktiva yang benar-benar dapat menghasilkan laba. ROI pada tahun 2003 sebesar 14,98 % mendapat skor 12. Kemudian pada tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar 18,70% dan mendapat skor 15. kenaikan ini disebabkan meningkatnya laba perusahaan. c. Rasio Kas (Cash Ratio) Rasio kas pada tahun 2003 sebesar 3,61% dan mengalami kenaikan pada tahun 2004 menjadi 10,43% yang mendapat skor 2. Kenaikan rasio ini disebabkan adanya kenaikan kas dan setara kas serta pengurangan hutang lancar pada tahun 2004. Jika dibandingkan keadaan kas rasio selama dua periode tersebut di atas dengan standar rasio yang dikatakan baik, maka
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertaminaâ&#x20AC;Ś, 2007 USU Repository Š 2009
keadaan likuiditas perusahaan pada periode 2003 dan 2004 adalah kurang likuid. d. Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio lancar pada tahun 2003 sebesar 314,63% dan pada tahun 2004 sebesar 183,91% yang masing-masing mendapat skor 5. Penurunan ini disebabkan adanya penurunan aktiva lancar pada tahun 2004. Tingginya nilai rasio pada perusahaan ini disebabkan perusahaan mengalami pendapatan yang cukup tinggi. Secara umum perusahaan dianggap baik dan dianggap berada dalam posisi likuid, artinya perusahaan mempunyai kemampuan untuk melunasi hutang-hutangnya yang segera jatuh tempo. e. Collection Periods Rasio collection periods pada tahun 2003 sebesar 299,66 hari. Rasio ini mengalami kenaikan tahun 2004 menjadi 46,52 hari. Jika dibandingkan selama dua periode tersebut di atas, maka collection periods mengalami peningkatan yang cukup baik pada tahun 2004. Kenaikan yang cukup signifikan ini terjadi seiring dengan kenaikan jumlah piutang usaha yang tidak diimbangi dengan kenaikan pendapatan yang dihasilkan. f. Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over) Rasio perputaran persediaan pada tahun 2003 adalah sebesar 124,24 hari yang mendapat skor 3,5. Rasio ini mengalami peningkatan pada tahun 2004 menjadi 42,79 hari dan mendapat skor 5. Peningkatan rasio perputaran persediaan ini disebabkan karena adanya peningkatan total pendapatan
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertaminaâ&#x20AC;Ś, 2007 USU Repository Š 2009
usaha yang cukup signifikan pada tahun 2004 jika dibandingkan dengan tahun 2003. g. Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turn Over) Rasio total Asset Turn Over pada tahun 2003 sebesar 31,01% dan mendapat skor 2. Rasio ini mengalami peningkatan pada tahun 2004 menjadi 83,42% dan mendapat skor 3,5. Kenaikan ini disebabkan oleh adanya peningkatan total pendapatan usaha pada tahun 2004 jika dibandingkan dengan tahun 2003. h. Rasio Total Modal Sendiri terhadap Total Aktiva Rasio total modal sendiri terhadap total aktivapada tahun 2003 adalah sebesar 20,02% dan mendapat skor 7,25. Rasio ini mengalami penurunan pada tahun 2004 menjadi 8,32% dan mendapat skor 4. rendahnya rasio ini mengisyaratkan bahwa total pendanaan aktiva yang berasal dari modal sendiri sangat kecil. Maka berdasarkan hasil analisis dan evaluasi di atas, secara umum nilai kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan selama tahun 2003 dan tahun 2004 adalah sebagai berikut : Rasio Keuangan
Tahun 2003
Tahun 2004
Skor Return on Equity
Skor
54,77%
20,00
162,18
20,00
Return on Investment
14,98
12,00
18,70
15,00
Cash Ratio
3,61
0,00
10,43
2,00
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertaminaâ&#x20AC;Ś, 2007 USU Repository Š 2009
Current Ratio
314,63
5,00
183,91
5,00
Collection Periods
299,66
0,60
46,52
5,00
Inventory Turn Over
124,24
3,50
42,79
5,00
Total Asset Turn Over
31,01
2,00
83,42
3,50
Total Equity to Total Asset
20,02
7,25
8,32
4,00
Total Skor
50,35
59,50
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa pada tahun 2003 total skor untuk kinerja keuangan adalah 50,35 atau 72 % dari total skor seharusnya 70. sedangkan untuk 2004 naik menjadi 59,50 atau 85% dari total skor.
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertaminaâ&#x20AC;Ś, 2007 USU Repository Š 2009
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN Berdasarkan uraian, analisa dan evaluasi tentang kinerja keuangan PT. PERTAMINA EP AREA RANTAU-Aceh Tamiang, maka pada bagian akhir tulisan ini penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor : Kep100/MBU/2002 tentang Penilaian Kinerja Perusahaan BUMN, rasio yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan terdiri dari delapan, yaitu : Return on Equity, Return on Investment, Cash Ratio, Current Ratio, Collection Periods, Inventory Turn Over, Total Asset Turn Over, dan Total Equity to Total Asset. Kedelapan rasio ini dianggap dapat mewakili rasiorasio lainnya. 2. Rasio Return on Equity (ROE) perusahaan selama dua tahun selama tahun 2003 dan 2004 mengalami kenaikan. Walaupun dilihat dari bobot skor rasio ini selama tahun 2003 dan tahun 2004 tetap termasuk ke dalam kategori sangat bagus karena besar rasio ini mendapat skor penuh, yaitu 20. 3. Rasio Return on Investment (ROI) selama tahun 2003 dan tahun 2004 dikategorikan sangat baik karena mengalami kenaikan dan mendapat skor 13,5 untuk tahun 2003 dan 15 untuk tahun 2004 dari skor penuh sebesar 15.
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertaminaâ&#x20AC;Ś, 2007 USU Repository Š 2009
4. Cash ratio mengalami kenaikan sebesar 6,82%. Rasio ini tergolong buruk karena untuk tahun 2003 tidak mendapat skor, sedangkan untuk tahun 2004 hanya mendapat skor 1. 5. Current ratio untuk tahun 2003 dan tahun 2004 mengalami penurunan. Walaupun demikian, penurunan rasio ini masih termasuk dalam kategori sangat baik karena rasio ini tetap berada di atas 125% dan mendapat skor penuh setiap tahunnya sebesar 5. 6. Collection periods selama tahun 2003 dan tahun 2004 mengalami penurunan yang cukup signifikan. Hal ini memberikan gambaran yang positif terhadap perusahaan dalam penagihan piutang. Rasio ini mendapat skor 0,6 untuk tahun 2003 dan mendapat skor 5 untuk tahun 2004. 7. Inventory turn over untuk tahun 2003 dan tahun 2004 mengalami penurunan. Hal ini juga memberikan gambaran yang positif dalam perputaran persediaan perusahaan. Untuk tahun 2003 rasio ini hanya mendapat skor 3,5 dan untuk tahun 2004 mendapat skor penuh karena perputaran persediaan kurang dari 60 hari. 8. Total asset turn over selama tahun 2003 dan tahun 2004 mengalami perbaikan karena mengalami kenaikan. Skor yang di dapat untuk tahun 2003 adalah 2 dan untuk tahun 2004 adalah 3,5. 9. Total equity to total asset selama tahun 2003 dan tahun 2004 mengalami penurunan sebesar 11,70%. Skor yang diperoleh sebesar 7,25 untuk tahun 2003 dan 4 untuk tahun 2004.
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertaminaâ&#x20AC;Ś, 2007 USU Repository Š 2009
10. Penilaian kinerja keuangan secara keseluruhan untuk tahun 2003 total skor untuk kinerja keuangan adalah 50,35 atau 71,93% dari total skor seharusnya, yakni 70. sedangkan untuk tahun 2004 naik menjadi 59,50 atau 85% dari total skor.
B. SARAN Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran-saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut : 1. Penilaian kinerja keuangan tahun 2003 dan tahun 2004 walaupun hanya dilakukan pada bagian pusat dalam hal ini penilaian kinerja perusahaan secara keseluruhan, namun tidak ada salahnya jika perusahaan menghitung rasio tiap-tiap unit perusahaan dan mengadakan perbandingan dengan perusahaan PERTAMINA EP yang lain. Dengan demikian, dapat diketahui posisi perusahaan di tengah-tengah perusahaan sejenis. Manajemen perusahaan hendaknya juga membuat analisis kinerjanya dalam jangka waktu yang lebih panjang seperti tiga tahun, lima tahun, sehingga dapat diketahui trend perkembangan kinerja perusahaan. 2. Perusahaan diharapkan dapat meningkatkan lagi rasio likuiditasnya, khususnya cash ratio agar dapat meningkstksn aktiva perusahaan untuk menjamin bahwa hutang perusahaan dapat dibayar tanpa mempengaruhi posisi keuangan perusahaan.
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertaminaâ&#x20AC;Ś, 2007 USU Repository Š 2009
3. Rasio total equity terhadao total asset belum mencapai skor yang optimal karena pendanaan untuk aktiva sebagian besar masih didominasi dari modal sendiri. 4. Hendaknya perusahaan dapat lebih meningkatkan kinerjanya, khususnya kinerja keuangannya agar tahun-tahun mendatang dapat lebih baik lagi sehingga menambah kepercayaan pihak ekstern terhadap perusahaan.
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertaminaâ&#x20AC;Ś, 2007 USU Repository Š 2009
DAFTAR PUSTAKA
Aliminsyah dan Padji, 2003. Kamus Istilah Akuntansi, Bandung : CV. Yrama Widya. Bungin, HM. Burhan, 2005. Metode Penelitian Kuantitatif : Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu sosial Lainnya, Edisi Pertama, Cetakan kedua, Jakarta : Prenada Media Group) Hansen, Don R dan Maryanne M. Mowen, 2000. Akuntansi Manajemen, jilid 2, Terjemahan : A. Hermawan, Jakarta : Erlangga. Harahap, Sofyan Syafri, 2006. .Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Martin, John D, 1999. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi kelima, Terjemahan : Haris Munandar, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. PS, Djarwanto, 2001. Pokok-pokok Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Kedelapan, Yogyakarta : PT. BPFE-Yogyakarta. Riyanto, Bambang, 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, cetakan ke tujuh, Yogyakarta : PT. BPFE-Yogyakarta. Sugiyono, 2001. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan ketiga, Bandung : Alfabeta Bandung. Suharyadi, 2003. Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, Buku 1, Jakarta : Salemba Empat. Stice, Stice, Skousen, 2005. Intermediate Accounting, Jakarta : Salemba Empat. Syamsuddin, Lukman, 2000. Manajemen Keuangan Pemasaran, Cetakan Kelima, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Umar, Husein, 2002. Evaluasi Kinerja Perusahaan, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. _______, 2001. Riset Akuntansi, Edisi ketiga, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertaminaâ&#x20AC;Ś, 2007 USU Repository Š 2009
Warren, Carl S, James M. Reeve, Philip E. Fess, 2005. Pengantar Akuntansi, Buku 1, Edisi 21, Jakarta : Salemba Empat. Wild, Jhon J, K. R. Subramanyam, Robert F. Halsey, 2005. Analisis Laporan Keuangan, Edisi 8, Alih Bahasa : Dodo Suharto, Jakarta : Erlangga Ikatan Akuntan Indonesia, 2004. Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta : PT. Salemba Empat. Fakultas Ekonomi USU, Departemen Akuntansi, 2004. Buku Petunjuk Teknik Penulisan Proposal Penelitian dan Skripsi, Medan. _______, Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor : Kep-100/MBU/2002, Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN.
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertaminaâ&#x20AC;Ś, 2007 USU Repository Š 2009