AW indonesian 2012-1004

Page 1

War t a G e re j a Ma s ehi Ad v e nt Har i Ke t u j u h

0 4 - 2 01 2

*

* Adalah tema Dept. Pemuda Advent Sedunia untuk tahun 2010-2015 yang berarti “Kuasa Persatuan.�

8

Sekaranglah

Waktunya

12

Bernyanyi dalam

Kegelapan

27

Iman

Akhir Zaman


0 4 - 2012

4HE )NTERNATIONAL 0APER FOR 3EVENTH DAY !DVENTISTS

!PR IL

.OW

IS THE

4IME

3INGING IN THE

$ARK

%ND TIME

&AITH

C E R I TA

16

S A M P U L

The Power of One

Kimberly Luste Maran mewawancarai Gilbert Cangy, Direktur Departemen Pelayanan Pemuda General Conference, tentang impiannya bagi kaum muda Advent di seluruh dunia.

PA N O R A M A S E D U N I A Sekaranglah Waktunya

8 Oleh Ted N. C. Wilson

ADVENT

Itu bukan hanya apa yang kita lakukan sebelum makan.

20 Oleh Willie Tafadzwa Chinyamurindi P E L AYA N A N A D V E N T Kisah Dua Kota

Dua kelompok pemuda: yang dipisahkan oleh geografi, tetapi bukan oleh misi.

Kesempatan-kesempatan bersaksi dan hubungan pribadi jalan bersama-sama.

1 2 Oleh Gerald A. Klingbeil

1 4 Oleh Nathan Brown K E H I D U PA N Doa Makan

RENUNGAN Bernyanyi dalam Kegelapan Jika Anda bosan bernyanyi sendirian, dengarkan orang lain, dan bergabunglah bersama mereka.

22

K E P E R C A Y A A N D A S A R Masa Lalu, Kini, dan Masa Depan Oleh Ferdinand O. Regalado

Yesus memberitahu murid-murid-Nya untuk mengingat pengorbanan-Nya sampai Ia kembali.

D E PA R T E M E N TA L 3

LAPORAN SEDUNIA

3 Sekilas Berita 6 Fitur Berita 10 One-Day Church

11 K E S E H A T A N S E D U N I A Bagaimana dengan Suplemen Vitamin?

24 R O H N U B U A T “Kita Memiliki Hak”

27 P E L A J A R A N A L K I T A B Iman pada Akhir Zaman

26

28

P E R T A N YA A N D A N

J A W A B A N A L K I T A B

Apakah yang Tersisa?

www.adventistworld.org

Tersedia dalam 13 Bahasa secara online

Adventist World | 04 - 2012

32-48 Berita dari Indonesia

Pada Sampul: Departemen Pemuda Advent General Conference memiliki sebuah pesan untuk orang muda dan orang muda dewasa: “Hanya membutuhkan sebuah percikan api.” f o t o

2

PERTUKARAN IDE

d a n

i l u s t r a s i

o l e h

b r e t t

m e l i t i


Sebuah Bumi Muda

D

LAPORAN SEDUNIA

Konferensi Kebebasan Beragama

Menyoroti

Kebebasan Global

IRLA

unia ini semakin muda. Itu merupakan satu penegasan yang kelihatannya menyangkal hampir segala sesuatu yang kita ketahui tentang kronologi dan ilmu pengetahuan, dan dari pengamatan sehari-hari. Populasi dunia semakin muda. Itu sepertinya lebih masuk akal, meskipun masih terasa berlawanan dengan pengalaman pribadi kita yang semakin tua. Kita tidak merasa atau bertindak lebih muda seiring waktu berlalu. Bagi kita yang sudah melampaui usia 50 tahun, tubuh kita memberi kesaksian pada arah yang berbeda. Tetapi fakta-fakta—yang bila dengan saksama dikumpulkan oleh mereka yang mengetahui—tak dapat dibantah. Usia rata-rata dari 7 triliun jiwa penduduk dunia telah menyusut dalam dasawarsa belakangan ini, dan sekarang berkisar dari usia 15 tahun di beberapa negara dari wilayah 10/40 window sampai usia 40 tahun lebih di beberapa wilayah di Eropa. Lebih banyak penduduk dunia yang berusia muda daripada di masa mana pun dalam catatan sejarah. Dan apa yang berlaku pada populasi dunia ternyata berlaku pada populasi di gereja Advent. Bahkan di antara orang-orang yang membiasakan “baptisan orang percaya”— dengan anak-anak yang dibesarkan dalam iman seringkali menjadi anggota, baru berusia 10 tahun atau lebih—ada jutaan anggota gereja di seluruh dunia berada di bawah usia 30 tahun. Fakta tersebut menyedihkan sekaligus menginspirasikan. Ini mengingatkan kita bahwa “potensi energi” gereja itu luas dan masih belum dimanfaatkan—bahwa ada ratusan ribu orang muda dan dewasa muda yang memiliki karunia-karunia Roh yang belum digunakan untuk misi mengabarkan kepada dunia. Tetapi itu juga berarti bahwa kita harus dengan cepat mengembangkan satu kepekaan khusus kepada pelayanan-pelayanan dan metode-metode yang akan melibatkan mereka beserta rekan-rekan mereka yang belum percaya. Bacalah cerita sampul bulan ini, “The Power of One,” dengan doa dalam hati Anda bahwa pelayanan orang muda gereja Advent akan menjadi perangkat paling efektif untuk membagikan kabar baik tentang Juruselamat yang mengubah dunia dalam waktu hanya 33 tahun.

PERTEMUAN KEBEBASAN BERAGAMA: Pendeta John G. W. Oliver, ketua Cape Town Interfaith Initiative, kiri, dan Imam Seyyed Mohammad Ali Abtahi, seorang ahli teologi Iran, sarjana, dan aktivis prodemokrat, berjumpa selama Kongres Dunia IRLA ke-6, yang diadakan tahun 2007 di Cape Town, Afrika Selatan. Imam itu baru-baru ini dipenjarakan di Iran atas dugaan kejahatan politik.

■■ Satu acara internasional di Punta Cana, Republik Dominika, bulan April akan menegaskan sekali lagi bahwa “kebebasan beragama merupakan ciri khas dari gereja Advent,” menurut ketua General Conference Ted N.C. Wilson. Kongres dunia ketujuh untuk kebebasan beragama itu, yang diatur oleh International Religious Liberty Association (IRLA), berharap mengumpulkan sekitar 800 pegawai pemerintahan, aktivitas komunitas, para pemimpin gereja, para sarjana, dan para ahli hukum selama pertemuan tiga hari, yang dimulai tanggal 24 April. Dalam satu pesan video singkat Wilson berkata acara itu memberikan satu kesempatan yang belum pernah terjadi sebelumnya “untuk berbaur bersama mereka yang memegang jabatan berpengaruh di masyarakat— untuk bersama-sama menjajaki, bagaimana kita bisa berbicara kepada jutaan penduduk di seluruh dunia sekarang ini yang menghadapi diskrimi-

Bersambung ke halaman sebelah

*Central Intelligence Agency, The World Factbook

04 - 2012 | Adventist World

3


LAPORAN SEDUNIA

4

Adventist World | 04 - 2012

Paulsen Menerima Penghormatan dari Raja Norwegia

B r a u n e r / G C

■■ Jan Paulsen, mantan ketua Gene­ ral Conference, diberi gelar Commander of the Royal Norwegian Order of Merit. Pengumuman dari istana kerajaan menyebutkan bahwa “H.M. sang Raja telah menunjuk Jan Paulsen, Commander of the Royal Norwegian Order of Merit atas jasanya bekerja bagi kebaikan kemanusiaan.” “Saya benar-benar terkejut dan sangat dihormati oleh penghargaan yang datang dari Yang Mulia Raja Norwegia dan para penasihatnya,” Paulsen, 77 tahun, berkata. “Ini menghangatkan hati saya karena penghargaan itu disertai dengan pengakuan ‘pelayanan bagi kebaikan kemanusiaan,’ karena untuk itulah kehidupan pelayanan orang Kristen itu,” ia menambahkan. The Royal Norwegian Order of Merit ditetapkan oleh Raja Olav V di tahun 1985 dan dianugerahkan pada warga negara asing dan Norwegia sebagai penghargaan atas pelayanan mereka yang luar biasa untuk kepentingan bangsa Norwegia. Tanggal aktual kapan Paulsen akan dianugerahkan lencana tersebut belum ditentukan. Ted N.C. Wilson, ketua GC sekarang ini, memberi selamat pada pendahulunya dengan mengatakan, “Ini merupakan satu pertunjukan indah tentang bagaimana Allah bisa membawa kehidupan pelayanan Kristen ke hadapan dunia agar dunia mengetahui kuasaNya. Kita bersyukur atas penghargaan istimewa bagi Pastor Paulsen dari pemerintahan Norwegia ini, dan bersyukur kepadanya serta Nyonya Paulsen atas tahun-tahun pengabdian pelayanan mereka kepada gereja Allah dan untuk kebaikan kemanusiaan, yang telah diakui dengan manisnya oleh raja Norwegia.” Reidar J. Kvinge, Ketua Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Norwegia ber-

kata: “Merupakan satu kehormatan besar bagi gereja Advent di Norwegia karena pelayanan global Dr. Paulsen telah diakui dengan cara ini.” Paulsen adalah Ketua Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh General Conference dari bulan Januari 1999 sampai bulan Juni 2010. Ia memegang gelar Doctor of Theology dari Universitas Tübingen di Jerman. Jan Paulsen memulai pelayanan penggembalaannya pada tahun 1953 di Norwegia, kemudian melayani sebagai seorang guru di Ghana dan sebagai guru dan kepala perguruan di Nigeria, sekolah yang sekarang dikenal sebagai Babcock University. Mulai tahun 1976 sampai 1980 ia menjadi kepala sekolah Newbold College di Inggris, yang menjadi tempat utama fakultas teologi Advent di wilayah Trans-Eropa. Selama 12 tahun ia melayani sebagai Ketua Divisi Trans-Eropa di St. Albans,

M e g a n

nasi, pemenjaraan, atau lebih buruk lagi, hanya karena mereka memilih jalan kesetiaan.” Satu penelitian internasional tahun 2011 oleh Pew Forum on Religion and Public Life mengatakan bahwa sepertiga dari populasi dunia—lebih dari 2,2 triliun pria, wanita, dan anak-anak—tinggal di tempat-tempat di mana penganiayaan keagamaan tidak sekadar ada, tetapi sebenarnya semakin bertambah. Gambaran suram bagi minoritas keagamaan ini tidak mengherankan bagi John Graz, Direktur Public Affairs and Religious Liberty Department General Conference dan sekretaris umum bagi IRLA. “Saat berkumpul di Punta Cana untuk mengungkap permasalahan-permasa­ lah­an kebebasan beragama ini, kenyataan mengerikan tentang penganiayaan ini akan selalu hadir di hadapan kita,” katanya. “Kita melayani Allah dari kebebasan itu, yang berseru kepada kita melalui kasih, bukan rasa takut,” tambah Wilson. “Mempertahankan dan meningkatkan kebebasan beragama bagi semua orang—apa pun tradisi keyakinan mereka—akan senantiasa menjadi nilai inti dari orang Advent.” Kongres sedunia yang ketujuh itu, acara pertama semacam itu yang diadakan di Divisi Inter-Amerika, telah menarik para narasumber dari seluruh dunia, termasuk duta besar Robert Seiple, mantan duta besar keliling untuk International Religious Freedom, dan Neville Callam, sekretaris umum Baptist World Alliance dan pemimpin 100 juta penganut Baptis di seluruh dunia. Hadirin lain dari wilayah setempat termasuk Presiden Republik Dominika Leonel Fernandez, Perdana Menteri Michiel Eman dari Aruba, dan Caridad Diego Bello, menteri agama di Kuba. Untuk informasi lebih lanjut tentang kongres tersebut dan untuk menyaksikan video dari sidang paripurna tersebut, kunjungi www.irla.org. —dilaporkan oleh Bettina Krause, IRLA

Penghargaan Norwegia: Jan Paulsen, ketua General Conference Mashei Advent Hari Ketujuh mulai tahun 1999 sampai 2010, dianugerahi gelar Commander of the Royal Norwegian Order of Merit, satu penghargaan yang diberikan oleh Raja Olav V pada tahun 1985.


■■ Mulai tanggal 17 April, orang-orang Advent di seluruh dunia diajak untuk membaca satu pasal Alkitab setiap harinya sampai penutupan sidang General Conference bulan Juli 2015. “Revived by His Word,” demikian sebutan inisiatif tersebut, mendapat dukungan dari anggota-anggota dan pemimpin-pemimpin gereja di seluruh dunia. “Di seluruh dunia, dan terutama di Afrika, saya telah melihat kuasa Alkitab yang mengubahkan dalam kehidupan manusia di segala tingkatan,” kata Pardon Mwansa, seorang wakil ketua umum gereja dunia yang terlibat dalam proyek tersebut. “Dengan menaati program membaca Kitab Suci dengan penuh doa setiap harinya, saya percaya orang Advent tidak hanya akan belajar banyak tentang Allah yang mereka layani, tetapi mereka juga akan menemukan berkat yang besar,” tambahnya. Menurut para pengurus, “tujuan dari seluruh proyek ini adalah menyediakan satu kesempatan bagi Yesus untuk berbicara kepada umat-Nya melalui FirmanNya agar mereka bisa mengenal Dia lebih baik, mencari Dia lebih dalam, dan membagikan kasih-Nya lebih utuh lagi.” “Jika ada satu kebiasaan yang akan mengubah kehidupan dan percakapan orang Advent di seluruh dunia, maka itu adalah kebiasaan menempatkan diri kita sendiri di hadapan Firman Allah yang terbuka dan mengisi pikiran kita dengan pekabaran kasih Allah,” kata Bill Knott, Editor Adventist World dan seorang anggota Komite Kebangunan dan Reformasi (Revival and Reformation Commit-

Wilson Bertemu Para Pemimpin Jamaika, Orang Advent Haiti, Selama Tur

■■ Ketua Gereja Advent Ted N.C. Wilson berjumpa dengan para pemimpin nasional papan atas Jamaika selama satu perjalanan belakangan ini di negara kepulauan tersebut untuk mempromosikan inisiatif gereja, Revival and Reformation. Wilson, istrinya, Nancy, dan para pejabat gereja setempat mendapat undangan ramah tamah perdana menteri Jamaika, Portia Simpson Miller, dan Gubernur Jenderal, Sir Patrick Allen. Kunjungan tersebut bersamaan dengan perayaan hari kemerdekaan negara tersebut. Miller memuji sumbangsih gereja kepada pendidikan dan perkembangan nasional di negara tersebut. “Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh memainkan peran yang sangat penting dan telah melakukan pekerjaan yang baik di Jamaika,” katanya. Ada sekitar 270.000 orang Advent yang beribadah di lebih dari 650 gereja di Jamaika. Para pejabat gereja di negara tersebut memperkirakan bahwa sekitar satu dari setiap 11 penduduk di sana adalah orang Advent. Wilson memberitahu perdana menterinya, “Kami ingin dipandang sebagai bagian integral dari masyarakat. Kami ingin orang Advent dikenal sebagai umat yang sungguh-sungguh dan tulus

C o k e

Peluncuran Inisiatif “Revived by His Word”

tee). “Saya berdoa agar ribuan—ratusan ribu—umat percaya akan menerima tantangan ini dan membuat tiga tahun ke depan menjadi satu masa kasih karunia dan kuasa istimewa bagi umat sisa ini.” Informasi lebih lanjut tentang proyek itu tersedia online di www.revivalandreformation.org, di bawah spanduk khusus. —staf Adventist World.

N i g e l

Inggris, sebelum datang ke Silver Spring, Maryland, sebagai Ketua Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh General Conferen­ ce. —dilaporkan oleh Tor Tjeransen, direktur komunikasi, Uni Konferens Norwegia.

SAMBUTAN JAMAIKA: Ketua gereja Advent Ted N.C. Wilson menjabat tangan perdana menteri Jamaika Portia Simpson Miller di Kingston pada tanggal 3 Februari. Kedua pemimpin tersebut mendiskusikan peran Gereja Advent di negara tersebut dan berdoa bersama.

menggenapi pelayanan Yesus,” katanya, sambil menyebutkan pendidikan, jangkauan kesehatan, program-program sosial, dan tuntunan kerohanian. Selagi berada di Karibia, Wilson juga mengunjungi Haiti. Dua tahun setelah gempa bumi yang meluluhlantakkan, orang Advent di sana terus membangun kembali gereja-gereja dan sekolah-sekolah dengan bantuan Maranatha Volunteers International, Adventist Development and Relief Agency, dan persembahan anggota gereja di seluruh dunia. —dilaporkan oleh Nigel Coke, Divisi Inter-Amerika.

Presiden Polandia Berjumpa dengan Para Pemimpin Gereja Advent Negara Itu

■■ Para pemimpin Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Polandia berada di antara para perwakilan komunitas keagamaaan Eastern European yang berjumpa dengan Presiden Polandia Bronislaw Komorowski pada tanggal 24 Januari 2012. Dalam memberi amanat kepada para pemimpin agama, termasuk perwakilan dari umat Kristen, Yahudi, dan organisa-

Bersambung ke halaman sebelah

04 - 2012 | Adventist World

5


LAPORAN SEDUNIA

Mendengar,

si-organisasi Muslim, Komorowski berkata bahwa Polandia adalah “satu komunitas yang sangat beraneka ragam dalam hal bahasa dan budaya, juga agama.” Ia fokus pada gagasan tentang keadaan “satu komunitas baik yang mampu merangkul, menghargai, dan membawa segala kebaikan dalam keanekaragaman.” Merujuk pada rumusan antar keyakinan yang luas dari pertemuan itu, Rakowski berkata, “Bagi saya sifat dasar dari pertemuan itu sangatlah penting. Meskipun menjamu banyak orangorang penting dari dunia agama, namun sangatlah netral—dalam arti positif kata itu—sekular. Tidak ada doa atau upacara yang bisa menyebabkan adanya ketidaknyamanan kepada tamu-tamu yang diundang.” Delegasi Advent memberikan satu buku edisi hadiah kepada Komorowski, The Desire of Ages, oleh Ellen G. White, dan satu serial film tentang para pahlawan Reformasi Protestan. Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh sudah ada di Republik Polandia selama hampir 125 tahun dan kini memiliki sekitar 7.000 anggota. —dilaporkan oleh Andrzej Siciński, tedNEWS

6

Adventist World | 04 - 2012

dan

Berbagi

Menanggapi langkah yang diambil dalam pertemuan General Conference 2010, satu komite yang disebut Fundamental Beliefs Review Committee dibentuk oleh gereja untuk mempertimbangkan penyesuaian yang mungkin dibutuhkan dalam ke-28 kepercayaan dasar gereja. Wakil Ketua General Conference Artur Stele mengetuai komite tersebut, dan baru-baru ini duduk bersama Editor Adventist World, Bill Knott dan Editor Berita Mark Kellner untuk membicarakan tentang bagaimana prosesnya akan berlangsung.

t e d NE W S

PRESIDEN POLANDIA: Dari kiri, Presiden Bronislaw Komorowski dari Polandia menyambut para pendeta Advent, Pawel Lazar, Marek Rakowski, dan Ryszard Jankowski.

Belajar,

KNOTT: Saya diberitahu bahwa Fundamental Beliefs Review Committee membuat proses untuk melibatkan bukan hanya kaum teologi dan terpelajar tetapi juga gereja yang lebih luas dalam mempertimbangkan perbaikan mana pun dari 28 kepercayaan dasar gereja. Mengapa begitu penting menjangkau di luar mereka yang memiliki keahlian dalam menangani Firman?

Tepat. Roh Kudus menuntun gereja, dan semua anggota itu berharga. Tuhan dapat menggunakan dan berbicara melalui setiap anggota.

Memang penting agar seluruh gereja terlibat, karena pergerakan ini tidak memiliki doktrin-doktrin yang diukir di batu. Kita memiliki kepercayaan pokok, yang merupakan ekspresi terhadap bagaimana gereja seluruh dunia memahami pekabaran Alkitabiah. Itulah sebabnya sangat penting agar kapan pun kita melihatnya atau mempertimbangkan untuk satu revisi, semua orang terlibat—anggota-anggota awam, pendeta-pendeta, ahli teologi, pengurus, semua orang.

Pertama-tama, tugasnya bukanlah menuliskan ulang kepercayaan pokok tersebut. Tugasnya adalah melihat apakah penyusunan kata yang telah kita gunakan selama bertahun-tahun memerlukan perubahan. Bahasa itu dinamis, dan dalam waktu lebih dari 30 tahun sejak Statement of Fundamental Beliefs disahkan oleh sidang General Conference tahun 1980, mungkin saja bahasa yang baru bisa mengekspresikan dengan lebih baik apa yang selama ini secara historis dipercayai oleh gereja pada titik-titik ini. Kami terlibat dalam satu revisi editorial kepercayaan dasar, bukan menuliskannya kembali, Kedua, kita memiliki tugas khusus yang diberikan kepada kami oleh sidang General Conference terakhir untuk melihat Fundamental Belief no. 6, yang berkaitan dengan kepercayaan kita

KELLNER: Jadi anggota awam yang mempelajari kepercayaan-kepercayaan pokok diajak untuk memberikan komentar tentang kejelasan atau keakuratan penyusunan kata sama seperti mereka yang memiliki gelar yang lebih tinggi?

KNOTT: Saya mengetahui komite meminta saran-saran untuk perbaikan penyusunan kata, tetapi Anda mengharapkan kiriman yang tersusun sangat rapi.


tentang Penciptaan. Kami diberikan tugas mengintegrasikan bahasa Fundamental Belief No. 6 dan sebuah dokumen yang disebut “An Affirmation of Creation,” yang diputuskan oleh Dewan Tahunan gereja pada tahun 2004. Kami mengajak semua orang Advent—siapa pun yang mau berperan serta—untuk menulis kepada kami, tetapi kami tidak ingin menerima disertasi! [tertawa] Kami mengimbau mereka yang memiliki saran bahasa untuk memberikannya dalam satu atau dua kalimat. Pertama, mereka harus mengidentifikasi perubahan yang mereka sarankan, dan kedua, menyediakan alasan untuk perubahan tersebut dalam satu atau dua kalimat. Kami meminta saran-saran dalam format singkat ini agar kita bisa benar-benar membaca dan mencerna sebanyak mungkin saran. KELLNER: Anda menyinggung tugas khusus yang telah diberikan komite mengenai Fundamental Belief No. 6, tentang Penciptaan. Seberapa pentingkah kepercayaan itu pada kehidupan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh?

Kepercayaan Dasar No. 6 itu sangat pen-

B l a c k m e r S a n d r a

PENYESUAIAN: Wakil Ketua General Conference Artur Stele adalah ketua dari Fundamental Beliefs Review Committee, yang mana diharapkan agar membawa laporan komite tersebut pada pertemuan General Con­fe­rence tahun 2015.

ting, karena seluruh sistem kepercayaan yang kita miliki sebagai satu gereja Advent saling berkaitan erat. Jika Anda mengeluarkan yang satu, terutama yang menjadi intinya seperti kepercayaan kita kepada penciptaan khusus, maka seluruh bangunan itu akan runtuh. Dan No. 6 adalah salah satu kepercayaan dasar yang benar-benar menjaga seluruh struktur kepercayaan kita. Jika Anda tidak percaya Penciptaan, maka Anda sudah tentu tidak akan percaya pada cerita Alkitab tentang penciptaan, penciptaan surga dan bumi baru. Jika Anda tidak percaya Penciptaan sebagaimana dijelaskan dalam Alkitab, maka Sabat—dimana itu merupakan pengingat mingguan—dengan segera tidak menjadi penting lagi. Adalah amat penting agar bahasa yang kita pilih untuk mengekspresikan kepercayaan kita dalam Penciptaan dengan jelas mengungkapkan apa yang kita inginkan untuk mengekspresikan tentang apa yang Alkitab ajarkan. KNOTT: Fundamental Beliefs Review Committee telah mendedikasikan satu periode waktu yang khusus untuk apa yang disebut “tahun mendengar.” Apakah artinya itu?

Sidang General Conference tahun 2005 membuat satu proses formal di mana revisi apa pun yang mungkin kepada salah satu kepercayaan dasar gereja dipertimbangkan secara matang oleh semua kelompok terkait. Satu konsep pendahuluan disiapkan, diulas oleh Komite Eksekutif gereja, kemudian dibagi-bagikan melalui media gereja ke semua divisi, kepada semua uni, ke semua seminari, kepada para ahli teologi, kepada para anggota gereja. Waktu diberikan bagi mereka untuk bereaksi dan merespons. Kemudian, sebelum sidang General Conference, semua saran ditinjau ulang, dan satu konsep akhir disetujui dan dikirimkan ke sidang GC. Itulah cara yang normalnya. Kali ini kita sarankan bahkan selangkah lebih maju. Sebelum kita memulai rencana yang sudah diputuskan, kita

ingin memberikan satu tahun penuh kepada semua anggota, ahli teologi, pendeta-pendeta, untuk mengirimkan rekomendasi mereka kepada kelompok kerja yang menyiapkan konsep pendahuluan yang memulai proses itu. Kita menginginkan masukan sebanyak mungkin saat memulai proses itu—dan itu artinya kita harus mengambil waktu yang cukup untuk “mendengarkan gereja.” Kepercayaankepercayaan yang kita bicarakan bukan hanya milik dari satu kelompok dalam gereja, atau kepercayaan dari Biblical Research Institute of the General Conference. Ini adalah kepercayaan-kepercayaan dari seluruh Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Itulah sebabnya penting bergerak secara perlahan, dengan kesempatan bagi semua orang agar terlibat, dan menggunakan ini sebagai kesempatan rohani untuk membenamkan diri kita sendiri sekali lagi dalam apa yang diajarkan oleh Firman kepada kita. n mENURUT aNDA BAGAIMANA?

Individu-individu diajak memberikan saran untuk mengintegrasikan Kepercayaan Dasar No. 6 yang sekarang (tersedia di http://www.adventist.org/beliefs/ fundamental/index.html) dan “An Affirmation of Creation” (http://www.adventist.org/ beliefs/statements/mainstat54.html), atau meninjau ulang penyusunan kata pernyataan lain dengan: 1. Mengidentifikasi perubahan penyusunan kata yang dianjurkan. 2. Menyediakan ringkasan rasional terdiri dari maksimal 150-200 kata. 3. Mengirimkan saran-saran dengan salah satu metode ini: a. Surat: FBRC, Biblical Research Institute, General Conference of Seventh-day Adventists, 12501 Old Columbia Pike, Silver Spring, Maryland 20904-6600, U.S.A. b. Email: FBRC@gc.adventist.org

04 - 2012 | Adventist World

7


P A N O R A M A

S E D U N I A

P

ada Sabat tanggal 24 Maret 2012, saya akan mendapat keistimewaan bekerja berdampingan dengan saudara-saudara kita di Brazil, salinan-salin­an The Great Hope (bagian dari The Great Controversy) dibagi-bagikan secara langsung kepada warga di SĂŁo Paulo. Minggu-minggu persiapan yang saksama menuntun pada acara istimewa ini. Buku-buku dipesan, titik-titik ditentukan pada peta seluruh kota, dan pelatihan diberikan. Ketika hari pembagian tiba, semua orang mengetahui apa yang harus dilakukan dan ke mana harus pergi. Hasilnya mengejutkan. Dalam satu hari, oleh kasih karunia Allah, sekitar 26 juta salinan The Great Hope dibagi-bagikan di seluruh Amerika Selatan—di SĂŁo Paulo sendiri ada 3 juta. Namun itu hanya permulaan. Dua tahun berikutnya para anggota gereja di Divisi Amerika Selatan telah berkomitmen untuk membagi-bagikan sekitar 70 juta salinan buku hebat ini di seluruh benua. Mereka sudah melihat hasilnya yang menakjubkan. Di kota Juiz de Fora suatu Sabat siang seorang pria penganut Baptis menerima satu salinan The Great Hope. Hari Minggu petangnya dia sudah membaca seluruh isi buku itu, mengunjungi gereja Advent terdekat, dan meminta pendeta untuk membaptisnya! Bayangkan apa yang terjadi sekiranya tidak seorang pun memberinya buku tersebut.

Satu Buku Unik

Pembagian buku The Great Hope oleh Divisi Amerika Selatan merupakan contoh penting dari banyaknya divisi yang berencana, atau telah mulai, membagi-bagikan The Great Controversy dalam versi klasik atau yang sudah dipersingkat. Iblis tidak menginginkan Ellen White menuliskan The Great Controversy, dan bahkan mencoba membunuhnya sementara dalam proses menulis. Namun ia, melalui kuasa Allah, terpelihara, dan menyatakan bahwa buku ini, di atas semua buku lain, adalah buku yang ia inginkan agar paling banyak disebarlu-

8

Adventist World | 04 - 2012

Sekaranglah Waktunya Oleh Ted N. C. Wilson

Bagikan kepada Dunia askan. Mengapa begitu? Karena The Great Controversy secara grafis menggambarkan kemajuan pekerjaan Allah dari permulaan gereja Kristen, sampai zaman kita dan menuju zaman akhir sebelum kedatangan Kristus. Jelas Iblis tidak ingin orang-orang disadarkan dengan caranya bekerja dan mengetahui pentingnya Firman Allah sebagai dasar kehidupan kita. The Great Controversy secara kokoh menjelaskan upaya-upaya kejam Setan untuk mengalihkan perhatian dari Firman Allah dan pekabaran indah keselamatan yang Kristus berikan kepada kita semua. Buku ini telah menjadi sumber dari berbagai pengalaman pertobatan yang tak terhitung banyaknya, dan itu adalah salah satu alasan paling penting mengapa kita membagikannya. Itu juga merupakan salah satu alasan utama Iblis tidak ingin buku keluar. Dukun Ditobatkan

Bahkan beberapa dukun telah menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat mereka setelah membaca The Great

Controversy. Beberapa tahun yang lalu seorang penginjil Advent pergi ke desa kecil di sisi bukit di sebelah timur laut India untuk menyampaikan pekabaran Kristus kepada penduduk di sana. Dukun setempat marah dan berulang kali mengumbar ancaman kematian pada pendeta Advent tersebut, yang berdoa bagi orang ini dan mengunjunginya. Namun setelah lima bulan sang dukun jatuh sakit parah. Sang penginjil mengunjungi dia dan menjelaskan bahwa ada peperangan antara malaikatmalaikat Kristus dan malaikat jahat dalam kehidupan pribadinya, lalu meninggalkan satu salinan The Great Controversy kepada sang dukun. Satu minggu kemudian sang penginjil kembali dan mendapati bahwa pria itu bukan saja sudah membaca bukunya tetapi juga mengubah gaya hidupnya. Ia tersenyum dan mengajak sang penginjil untuk makan bersama. Mereka berdoa bersama, dan dalam waktu satu bulan pria tadi mulai mengenyahkan semua peralatan dukunnya. Sang penginjil datang teratur, belajar Alkitab bersama pria baik ini bersama keluarganya, dan mereka se-


Buku The Great Controversy menjelaskan upaya Setan untuk mengalihkan perhatian dari pekabaran indah keselamatan yang diberikan Kristus kepada kita

semua.

mua dibaptiskan ke gereja Advent. Ketika para penduduk desa datang meminta kesembuhan, mantan dukun itu menyampaikan kebenaran-kebenaran yang ia telah pelajari dari membaca The Great Controversy, dan menjelaskan bahwa ia telah menerima Yesus sebagai Juruselamatnya. Keyakinan teguh saya adalah bahwa akan ada beribu-ribu orang Kristen taat yang akan menjadi anggota melalui Proyek The Great Controversy dan hubungan mereka dengan orang-orang percaya Advent. Dukungan Awam yang Kuat

Divisi-divisi di seluruh dunia sedang mendukung proyek ini, dan dengan cara yang sangat dinamis. Gereja Advent sedunia telah bertekad membagi-bagikan sekitar 175 juta salinan The Great Controversy berbagai versi selama tahun 2012 dan 2013. Ini adalah pekerjaan Roh Kudus! Selain itu, proyek ini telah menarik perhatian dan kegembiraan anggota gereja setempat, yang sangat menganjurkan buku itu. Di Nigeria, 12 anggota awam yang

berdedikasi memutuskan untuk mencetak cukup banyak salinan The Great Controversy hingga mencapai 10 persen populasi Nigeria, membuat tujuan mereka menjadi 16,7 juta salinan. Proyek ini menjadi kejutan yang menyenangkan bagi Divisi Afrika Barat-Tengah, karena mereka telah menetapkan 12 juta buku untuk divisi mereka. Seorang pengusaha di Indonesia dengan sukarela mencetak setengah juta salinan The Great Controversy versi klasik dalam Bahasa Indonesia (1,5 juta dolar AS), dan menantang pengusaha lain untuk mensponsori lebih banyak buku. Tantangannya segera disambut oleh pasangan awam lain yang setuju mencetak 20.000 salinan lagi untuk dibagi-bagikan di negara itu. Di Amerika Serikat, 40 anggota gereja di Konnarock, Virginia, memberi dampak pada daerah mereka dengan cara yang hebat. Meskipun sebagian besar anggota memiliki penghasilan kecil, berkecukupan, namun mereka dengan setia mendukung Proyek The Great Controversy. Bekerja tim dengan dua gereja Advent lain di Wytheville dan Marion,

mereka sejauh ini telah membagi-bagikan hampir 48.000 salinan buku yang mengubahkan hidup ini, dan berharap pada akhirnya mencapai seluruh wilayah Virginia. Ketika Bencana Menjadi Kesempatan

Di Peru, satu keluarga Advent memiliki kesempatan istimewa membagikan The Great Hope kepada jutaan penonton selama wawancara langsung di televisi nasional. Keluarga Paredes sedang berada di atas kapal Costa Concordia ketika kapal itu karam pada tanggal 13 Januari 2012. Untuk menyelamatkan nyawa mereka, keluarga itu melompat ke dalam air dingin, di mana mereka menunggu hampir 40 menit untuk diselamatkan. Sang ayah berkata bahwa keluarga ini sanggup tetap tenang di tengah krisis karena pengharapan mereka di dalam Yesus dan janji-Nya tentang kehidupan kekal. Di akhir wawancara keluarga Paredes menggunakan kesempatan itu untuk membicarakan tentang The Great Hope dan menjelaskan bahwa gereja Advent menawarkan buku ini sebagai hadiah kepada orang-orang yang mau belajar lebih banyak tentang Allah dan kasih-Nya bagi kita. Buku ini berisi kontak informasi untuk meminta edisi klasik lengkap dari The Great Controversy, juga pelajaran Alkitab serta bahan lainnya.

Satu Kesempatan untuk Semua Orang

Perkenankan saya memberikan satu kata dorongan yang khusus kepada mereka yang mau menjadi bagian dari proyek ini, tetapi tidak yakin bagaimana melakukannya. Pertama, ambillah beberapa buku The Great Controversy dan taruhlah dekat-dekat dengan Anda di mobil atau di rumah. Simpan satu di dalam tas atau di mana pun yang dekat. Kedua, berdoalah dengan sungguh-sungguh, “Tuhan, Engkau memberitahu Ellen White bahwa buku ini haruslah menjadi buku yang paling banyak disebarluaskan dari-

04 - 2012 | Adventist World

9


S E D U N I A

Hasil Luar Biasa

Sementara orang-orang sedunia di setiap divisi pergi membagi-bagikan buku ini, kita meminta Anda berdoa agar Roh Kudus merintangi setiap upaya Iblis untuk mencegah orang-orang membacanya. The Great Controversy menjelaskan campur tangan Allah untuk melindungi gereja-Nya sepanjang zaman dalam cara yang luar biasa sehingga para pembaca mau tak mau, luluh oleh pendekatan proaktif Allah yang luar biasa kepada masing-masing kita, dan kemenangan akhir dari kebenaran dan keadilan. Hasil dari proyek ini, melalui berkat Allah, akan luar biasa. Dan harus demikian. Kita hidup di masa kritis tepat sebelum peristiwa akhir yang digambarkan oleh buku itu sendiri, peristiwa-peristiewa yang dilandaskan pada nubuatan Daniel dan Wahyu. Betapa penting bagi kita untuk mengabarkan pesan ini, dan mempercayainya sendiri. Yesus akan segera datang! n

Ted N. C. Wilson

adalah Ketua Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh General Conference

10

Adventist World | 04 - 2012

Sebuah

One-DayChurch Sinde, Zambia

D u e r k s e n

pada buku lain. Saya adalah perpanjangan tangannya, tetapi saya tidak mengetahui kepada siapa saya harus memberikannya, atau bagaimana harus diberikan. Dalam waktu 24 jam berikutnya, bukalah kesempatan bagi saya untuk membantu seseorang menerima buku ini. Saya tidak mengetahui siapa atau bagaimana—seorang anggota keluarga? Seorang tetangga? Berikanlah saya kesempatan itu dan katakan untuk memberikannya.” Kemudian percayalah bahwa Tuhan akan membuka satu kesempatan. Saat Anda menyerahkan, berikan dengan kasih dan perhatian yang paling tulus. Tuhan akan menciptakan kesempatan itu; ini adalah pekerjaan-Nya. Ia bertanggung jawab untuk membuka pintu-pintu ini, jadi marilah kita cukup terjaga untuk melihat bahwa pintunya terbuka.

D i c k

P A N O R A M A

Profesor Wilson nyaris buta. Penglihatannya perlahan berkurang selama bertahun-tahun oleh kondisi memburuk yang tidak dapat diperbaiki. Tetapi pikiran Wilson masih cemerlang dan hatinya gembira, terutama ketika seorang diakon gereja memanggil jemaat Sinde untuk berbakti dengan bunyi pukulan sok breker (peredam kejut mobil) yang sudah tua yang tergantung di pohon jambu dekat One-Day Church mereka yang baru. Wilson adalah seorang guru—dan seorang peternak dan petani—yang akan memberitahu Anda bahwa “pekerjaan sesungguhnya” adalah mendirikan gereja seperti yang ada di Sinde. “Bila mereka meminta saya untuk mengajar di salah satu sekolah negeri,” kata Wilson, “Saya mau, dan segera mulai bercerita kepada muridmurid bahwa hidup mereka bisa utuh hanya jika mereka menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadi mereka. Tidak lama kami memiliki sebuah gereja baru di bawah sebuah pohon dekat sumur kota.” Jemaat Sinde telah menyelesaikan dinding, mimbar, dan bangku untuk One-Day Church dan pusat Sekolah Sabat One-Day yang dibangun bagi mereka dua tahun lalu oleh ASI dan Maranatha Volunteers International. Profesor tersebut mendengar bel ibadah dan melihat langit penuh dengan murid-muridnya. Program One-Day adalah upaya kerja sama antara Seventh-day Adventist Church, Adventistlaymen’s Services and Industries (ASI), dan Maranatha Volunteers International. Inisiatif The One-Day Church awalnya diciptakan dan dikembangkan oleh pengusaha Minnesota dan anggota ASI, Garwin McNeilus. Kisah-kisah ini datang kepada Anda tiap bulan dari “Jurucerita” Maranatha, Dick Duerksen.


Vitamin Suplemen?

Bagaimana dengan

K E S E H ATA N S E D U N I A

Oleh Allan R. Handysides dan Peter N. Landless

Tolong bahas informasi membingungkan tentang vitamin dan suplemen nutrisi lainnya. Terutama saya memikirkan penelitian-penelitian yang menyatakan vitamin E itu merupakan salah satu faktor kepada penyakit jantung dan kematian (beberapa tahun yang lalu), dan penelitian terkini yang menyatakan bahwa penambahan vitamin E ternyata meningkatkan risiko kanker prostat pada pria.

I

ni memang satu permasalahan membingungkan bagi banyak orang, karena begitu banyak suplemen yang membuat pernyataan tentang manfaat kesehatannya. Industri suplemen itu besar sekali dan sangat menguntungkan. Diperkirakan bahwa lebih dari setengah total jumlah penduduk Amerika makan sedikitnya satu suplemen dan menghabiskan sekitar 25 miliar dolar AS setiap tahunnya untuk itu. Suplemen dari berbagai jenis digunakan di seluruh dunia. Apakah suplemen itu? Itu adalah substansi yang dimasukkan ke mulut namun bukan makanan; bisa berupa cairan, tablet, kapsul, bubuk, atau bahkan suntikan. Itu dimaksudkan untuk menambah apa yang tidak disediakan oleh makanan dalam jumlah yang cukup. Suplemen mudah dibeli di mana saja dan biasanya tidak diuji, dikontrol, dan diatur sebagai obat-obatan standar, begitu banyak pernyataan mengenainya belum bisa didukung. Suatu suplemen makanan bisa mengandung satu vitamin, mineral, hormon, asam amino, atau sari tanaman atau hewani; sebenarnya, itu bisa mengandung apa saja. Ada sejumlah penelitian selama beberapa tahun terakhir untuk menguji manfaat dan risikonya. Vitamin E belum bisa diterima dengan baik bilamana pernyataan manfaat perlindungannya terhadap penyakit jantung dan stroke diuji. Justru, ini berkaitan dengan peningkatan penyakit yang diakuinya sebagai pencegahan. Sebagai tambahan, dalam satu percobaan, Selenium and Vitamin E Cancer Prevention Trial (SELECT), para peneliti menemukan

bahwa suplemen vitamin E sebenarnya bisa meningkatkan risiko berkembangnya kanker prostat sebanyak 17 persen. Hasil yang sama mengejutkan terlihat ketika suplemen beta-karoten diuji dengan hipotesis bahwa zat ini akan mencegah perkembangan kanker. Penelitian itu harus dihentikan secara dini karena kelompok yang mendapat tambahan betakaroten tampak mengalami peningkatan insiden kanker paru-paru. Beta-karoten adalah substansi yang ditemukan dalam sayuran kuning dan aman dimakan dalam diet karena alami dan ada dalam sayuran berwarna kuning, namun tidak baik bila dimakan dalam bentuk suplemen. Penelitian Iowa Women’s Health Study baru-baru ini (sekitar 39.000 wanita diteliti selama 19 tahun), diterbitkan dalam jurnal Archives of Internal Medicine di akhir tahun 2011, menambah kekhawatiran mengenai penggunaan rutin vitamin dan mineral suplemen (rutin berarti tidak adanya kekurangan spesifik karena keadaan sakit atau kekurangan zat gizi). Satu bagian dari penelitian ini memberikan hubungan antara asupan multivitamin dan meningkatnya laju kematian pada wanita tua. Suplemen zat tembaga dan besi juga berkaitan dengan kecenderungan yang mengkhawatirkan ini. Berbeda jauh dengan penelitian di atas adalah fakta mengejutkan bahwa kekurangan zat besi merupakan kekurangan paling umum terjadi di dunia. Dua miliar penduduk mengalami anemia, banyak dari mereka akibat kekurangan zat besi. Mereka yang tinggal di negara-negara berkembang tentu menda-

pat manfaat dari suplemen zat besi yang benar. Jadi siapakah yang harus mendapatkan suplemen vitamin dan mineral? ■■ Mereka yang menderita kekurangan zat gizi dari makanan yang tidak cukup. ■■ Wanita hamil—suplemen asam folat terbukti mengurangi kelainan neural tube; juga suplementasi zat besi mungkin diperlukan. ■■ Mereka dengan kulit gelap dan individu yang mendapatkan paparan sinar matahari kurang dari 15 menit setiap hari mendapat manfaat dari suplemen vitamin D. ■■ Mereka yang menjalani pengobatan kanker (kemoterapi). Cara terbaik memperoleh zat gizi penting adalah dengan memakan makanan menyehatkan kaya dengan buahbuahan, kacang-kacangan, sayuran, dan polong-polongan, dan jika produk susu ditiadakan (vegetaris total atau diet vegan), vitamin B12 harus ditambahkan. Suplemen-suplemen yang secara komersial tersedia juga bisa berinteraksi satu sama lain dengan obat-obatan dan menyebabkan situasi berbahaya, jadi sebelum memilih suplemen, periksakan dahulu kepada dokter Anda. n

Allan R. Handysides, seorang ahli kandungan

berijazah negara, adalah direktur Departemen Pelayanan Kesehatan General Conference.

Peter N. Landless, seorang ahli jantung nuklir, adalah Associate Director Departemen Pelayanan Kesehatan General Conference.

04 - 2012 | Adventist World

11


R E N U N G A N

Oleh Gerald A. Klingbeil

Bernyanyi

Kegelapan dalam

Bergabung dengan paduan suara itu

K

etika itu tahun 1529. Tempatnya adalah Spires, Jerman. Sekelompok kecil pangeran Protestan sedang dalam perjalanan untuk berpartisipasi di Diet of Spires, yang diadakan oleh Kaisar Charles V. Ini bukanlah sebuah kelompok nyanyi. Mereka tampak kebingungan dan khawatir. Dihadapkan dengan tekanan yang berat dari kaisar maupun dari pihak kepausan, mereka memiliki dua pilihan: menjunjung komitmen mereka kepada Kitab Suci dan Reformasi (dan menghadapi peperangan sipil yang mengerikan serta penganiayaan) atau mengalah pada tekanan mayoritas dan menarik kembali prinsip kebebasan berbicara dan hati nurani.1 Dikatakan bahwa Marthin Luther menggubah “A Mighty Fortress Is Our God” untuk kesempatan istimewa ini—saat dimana kehidupan, iman, dan masa depan Reformasi berada di ujung tanduk. A mighty fortress is our God, a bulwark never failing (Allah kita adalah benteng pertahanan yang kokoh, yang tak pernah gagal). Our helper He, amid the flood of mortal ills prevailing (Ia penolong di tengah segala kesengsaraan). For still our ancient foe doth seek to work us woe (Karena musuh senantiasa berusaha menyengsarakan kita).

12

Adventist World | 04 - 2012

His craft and power are great (Kuasa dan kesanggupan-Nya amat besar). And armed with cruel hate, on earth is not his equal (Dan disertai dengan kebencian yang besar, Bumi bukanlah tandingannya). Tidak Ada Acara Menyanyi Seribu lima ratus tahun yang lalu sekelompok kecil pria dan wanita berpelukan bersama-sama dengan rasa takut. Bayangan salib nampak di bukit. Bumi sendiri tampak sedang berduka, dan kegelapan serta getaran bumi telah membuat ngeri penduduk Yerusalem. Yesus sudah mati, Tuhan yang mereka kasihi tidak akan berbicara lagi kepada mereka untuk menyentuh kaum papa dan yang terlantar dan mengabarkan tentang kerajaan Allah—atau demikianlah mereka kira. Bayangkan rasa kekecewaan, rasa takut, dan penderitaan yang pasti dirasakan oleh para murid. Sabat menyaksikan pengharapan tertinggi dan mimpi-mimpi terhebat mereka hancur luluh, dan mereka takut dengan hidup mereka sendiri. Tidak seorang pun merasa ingin menyanyi. Mereka bersembunyi di ruang atas dan menunggu dengan penuh rasa takut. Pagi berikutnya dua dari murid itu sedang dalam perjalanan pulang.2 Jalan menuju Emaus terhampar di hadapan

b i l l

k n o t t

mereka sejauh tujuh mil. Hati mereka hampa; harapan-harapan mereka telah hancur. Namun di akhir perjalanan mereka, setelah mengenali Juruselamat yang telah bangkit itu, mereka bersorak kegirangan (dan bernyanyi) mengabarkan kabar baik dari kuburan yang telah kosong itu. “Kata mereka seorang kepada yang lain: ‘Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?’” (Lukas 24:32), dan meskipun perjalanan masih panjang dan adanya bahaya perjalanan malam, mereka bergegas kembali menuju Yerusalem untuk memberitahu yang lainnya. Did we in our own strength confide, our striving would be losing (Bukankah dalam kekuatan kita sendiri segala pergumulan kita sia-sia). Were not the right man on our side, the man of God’s own choosing (Bukankah orang yang ada di sisi kita adalah pilihan Allah sendiri). Dost ask who that may be? Christ Jesus, it is He (Siapakah Dia? Yesus Kristus, itulah Dia). Lord Sabbath His name, from age to age the same (Tuhan atas Sabat nama-Nya, dari zaman ke zaman). And He must win the battle (Dan Ia pasti memenangkan peperangan).


Lebih Banyak Nyanyian Sepanjang sejarah, Allah memilih saat-saat yang aneh untuk melakukan nyanyian-Nya. Bagian akhir dari abad ke tujuh B.C, ditandai oleh perubahanperubahan besar dan tantangan di Timur Dekat kuno. Kerajaan Neo-Assyria sedang mengalami kemunduran, dan satu kekuasaan baru, yang berlokasi di Babilon kuno di Mesopotamia, sedang mulai menegaskan pengaruh dan kekuatannya. Yehuda, di bawah Raja Yosia, telah diberikan kesempatan lain dan satu pembaruan besar sedang berlangsung. Sang raja didukung oleh suarasuara nubuatan; salah satunya ada di antara Habakuk dan Hagai, di tengah nabi-nabi kecil. Zefanya adalah satu buku yang unik. Penulisnya pastilah

Akan tetapi Zefanya, tidak berhenti di sini. Setiap pekabaran Ilahi tentang penghakiman yang akan datang juga mengandung panggilan untuk kembali dan peringatan tentang pemulihan ilahi (Zef. 3:1-13). Di tengah kejahatan dan penghakiman dan kehancuran, sebuah lagu akan dinyanyikan terhadap umat Allah. Dengarkan dengan saksama pada kata-katanya: “TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai” (Zef. 3:17). Allah bukanlah allah yang jauh sekali keberadaannya— Ia ingin dekat dengan umat-Nya dan menyanyikan lagu, yang nyaring, ten-

Setiap pekabaran Ilahi tentang penghakiman yang sudah dekat juga mengandung satu panggilan untuk kembali dan pengingat akan

pemulihan Ilahi.

anggota dari keluarga kerajaan, sebagaimana silsilahnya (Zef. 1:1) melalui empat generasi ke Raja Hizkia. Ketika Allah berbicara melalui Zefanya, Ia membicarakan tentang Yehuda dan Yerusalem. Bila Anda menemukan waktu membaca seluruh isi buku itu dalam satu waktu (yang tidak memerlukan waktu lama). Pasal satu terasa seperti tsunami raksasa yang bergulung ke arah Yerusalem. Itu adalah masa penghakiman dan umat Allah tampaknya tidak memahami itu. Itu adalah masa akhir Yerusalem, dan penyembahan berhala, penindasan, atau sikap masa bodoh tampaknya terus saja berlangsung sebagaimana sebelumnya. Ini bukanlah saatnya bagi lagu-lagu kebaktian yang bergembira. Ini masa yang genting. “Sudah dekat hari TUHAN yang hebat itu” (Zef. 1:14), sang nabi berseru, dan lebih luas daripada hanya Yehuda dan Yerusalem (Zef. 1:14-2:3).

tang sukacita atas mereka yang telah bersandar pada Firman-Nya, yang mempercayai tuntunan-Nya dan menikmati kasih karunia-Nya. Namun ini bukanlah kasih yang sentimentil yang meninggikan kebaikan dari pengalaman keagamaan. Itu adalah seruan merdu kemenangan Allah—satu-satunya rujukan Kitab Suci di mana kita bisa menemukan Allah bernyanyi. And though this world, with devils filled, should threaten to undo us (Dan meskipun dunia yang penuh dengan kejahatan ini mengancam kita). We will not fear, for God hath willed His truth to triumph through us (Kami tidak akan takut karena Allah telah mewariskan kebenaran-Nya untuk memenangkan kami). The prince of darkness grim, we tremble not for him (Raja kegelapan menyeringai, kami tidak takut padanya).

His rage we can endure, for lo! His doom is sure (Kemarahannya bisa kami tahan, karena lihatlah! Nasibnya sudah pasti). One little word shall fell him (Sepatah kata saja bisa menjatuhkan dia). Dari Berduka kepada Bernyanyi Zefanya, murid pra-Kebangkitan, para pangeran Protestan Jerman—me­ reka semua seharusnya tidak bernyanyi. Kegelapan ada di sekeliling mereka; penghakiman sudah dekat; kehancuran sudah pasti—namun, mereka bergabung bersama paduan suara dan bernyanyi bersama Allah yang sudah menyanyikan lagu sukacita atas ciptaanNya. That word above all earthly powers, no thanks to them, abideth (Sabda itu melebihi semua kekuatan di dunia, tidak ada ucapan syukur tersisa untuk mereka). The Spirit and the gifts are ours through Him who with us sideth (Roh dan karunia itu milik kita melalui Dia yang berada di samping kita). Let goods and kindred go, this mortal life also (Biarlah segalanya musnah, kehidupan fana ini juga). The body they may kill; God’s truth abideth still, His kingdom is forever (Tubuh bisa mereka bunuh; kebenaran Allah tetap ada, kerajaan-Nya selama-lamanya). Kerajaan-Nya itu kekal, dan selamalamanya. Di tengah kegelapan kita sendiri, dapatkah Anda mendengar musik itu? n 1 Bacalah sejarah dari “protest of Spires” (atau “Protestants”) dalam Ellen G. White, The Great Controversy (Mountain View, Calif.: Pacific Press Pub. Assn, 1950), hlm. 197-210. 2 Baca kisahnya sekali lagi dalam Lukas 24:13-35 dan simak perubahan yang terjadi pada detik-detik hari pertama minggu itu.

Gerald A. Klingbeil

adalah seorang Associate Editor Adventist World dan suka bernyanyi bersama istrinya Chantal dan ketiga putri mereka, Hannah, Sarah, dan Jemima.

04 - 2012 | Adventist World

13


KE H IDU PA N

A DV E NT

Doa

Makan Lebih dalam memahami makna doa saat mau makan Oleh Nathan Brown

B

eberapa tahun yang lalu wartawan New York A.J. Jacobs menantang dirinya sendiri untuk hidup secara harfiah sebagaimana diperintahkan Alkitab selama satu tahun. Tugas pertamanya adalah menyusuri seluruh Alkitab untuk menemukan sebanyak mungkin perintah, aturan, dan instruksi yang bisa ditemukannya. Mulai dari Sepuluh Hukum dan aturan-aturan emas sampai ke detil-detil hukum kesucian Perjanjian Lama, Jacob mendata total lebih dari 700 perintah spesifik. Kemudian, bersama sekelompok penasihat teologi dan rohani, ia menetapkan untuk mempraktikkannya. Bukunya—The Year of Living Biblically1—mencatat pengalamannya. Selama satu tahun penuh Jacob mencurahkan diri dalam proyek ini, dan tentu saja, ini membuat dampak pada keyakinan dan sikapnya. Ia merasa menjadi seorang yang lebih baik, lebih perhatian kepada orang lain, dan “kecanduan mengucap syukur.” Memang, perbuatan mengucap syukurlah yang ia daftar sebagai salah satu penemuan terbesar dari pengalamannya. “Alkitab berkata untuk berterima kasih kepada Tuhan setelah makan,” jelasnya. “Saya melakukannya. Barangkali terlalu banyak. Saya jadi terhanyut. Saya berterima kasih atas segala sesuatu— untuk kereta bawah tanah yang datang tepat waktu, untuk kenyamanan sofa saya, dll. Aneh tapi hebat. Tidak pernah saya begitu tersadar dengan ribuan hal kecil yang ada dalam kehidupan kita.”2

14

Adventist World | 04 - 2012

Mengucapkan Syukur, Meminta Berkat

Jacobs tersandung salah satu rahasia menjalani kehidupan sebagai seorang pengikut Allah. Alkitab memberitahu kita berulang-ulang kali bahwa kehidupan kita dan semua yang memelihara kita adalah pemberian dari Allah—dan bahwa respons terbaik kita adalah rasa syukur. Sebagian besar tradisi keagamaan di seluruh dunia dan di sepanjang sejarah, mempraktikkan beberapa bentuk berkat dan ucapan syukur sebelum atau setelah makan atau keduanya. Apa pun bentuknya, itu satu pengakuan bahwa baik makanan maupun kehidupan berasal dari kekuatan Ilahi yang kita percayai. Akan tetapi, perintah Alkitabiah tentang “mengucapkan berkat”—memberikan satu doa ucapan syukur dan berkat sebelum makan—tidak mudah kita dapati sebagaimana yang kita duga. Barangkali instruksi paling spesifik ditemukan dalam Ulangan 8:10: “Dan engkau akan makan dan akan kenyang, maka engkau akan memuji TUHAN, Allahmu, karena negeri yang baik yang diberikan-Nya kepadamu itu.” (lihat juga Ul. 6:11, 12). Tetapi kita juga memiliki teladan Yesus, yang “mengucap berkat” ketika memberi makan 5000 orang (Mat. 14:19). Ia juga “mengambil roti, mengucap berkat” ketika membagi-bagikan roti perjamuan kepada para murid-Nya (Mat. 26:26). Terlihat juga bahwa ada sesuatu yang begitu berbeda dalam tindakan ini sehingga pada titik inilah murid-murid yang meng-


adakan perjalanan bersama Yesus di jalan menuju Emaus akhirnya mengenali Dia (lihat Lukas 24:30). Mengucap syukur sebelum makan juga kelihatannya telah menjadi kebiasaan Paulus, karena detil ini disertakan dalam kisah tentang kecelakaan kapalnya (lihat Kisah. 27: 35). Dalam 1 Timotius 4:3, 4 ia menjelaskan rasa syukur kepada Allah sebagai unsur paling penting saat makan. Jadi meskipun kita tidak diberikan tuntunan spesifik untuk mengucap berkat atau bagaimana itu harus dilakukan, tindakan mengucapkan berkat, memberikan rasa syukur, atau meminta berkat sebelum makan itu sejalan dengan perintahperintah, kisah-kisah, dan teladan-teladan Alkitab yang lebih umum. Namun baik dari sudut pandang kerohanian maupun praktik, kebiasaan ini juga kelihatannya pantas untuk sejumlah alasan. Mengingat Allah

Banyak tradisi keagamaan telah mengadopsi beberapa jenis pola waktu teratur setiap harinya untuk berdoa sebagai satu cara menggerakkan orang-orang percaya untuk berpaling dan mengembalikan hati dan pikiran mereka kepada Allah. Mengucap berkat adalah salah satu cara sederhana mempraktikkan ini dalam kehidupan kita. Dari gambaran yang diberikan kepada kita tentang doa Daniel sehari-hari, mungkin saja itu didasarkan pada seputar waktu makan dengan cara ini: “tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya” (Daniel 6:11). Kapan pun kita menghentikan pekerjaan kita atau aktivitas sibuk lainnya untuk makan, kita bisa mengambil kesempatan untuk mengingatkan diri kita sendiri tentang Allah dan kasihNya bagi kita. Saat kita berhenti untuk makan, makanan itu sendiri merupakan satu dorongan: “Makan itu melihat, mencium, menyentuh, dan merasakan pemeliharaan Allah.”3 Saat kita mengalami realitas fisik ini, kita diingatkan kenyataan tentang Allah dan kebutuhan kita untuk merespons-Nya. Carilah Dulu Kerajaan Allah

Ada sesuatu yang benar dengan berhenti sejenak sebelum makan untuk bersyukur kepada Allah. Kita mungkin kelaparan, makanan itu mungkin tercium mengundang selera, dan kita mungkin segera siap melahapnya, tetapi kita tetap berhenti. Meskipun kebutuhan fisik kita itu penting, dalam cara kecil namun nyata kita memilih untuk mencari Allah dan kerajaanNya dahulu. Kita mempraktikkan—dan dengan demikian mengingatkan kita sendiri tentang—ajaran Yesus: “Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?... Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Mat. 6:31-33). Ketika ada makanan di hadapan kita, kita bisa mengenali bahwa Ia telah memenuhi janjiNya, dan dengan berhenti sebentar, kita menegaskan kembali prioritas kita dalam kerajaan-Nya.

Makan dengan Benar

Di saat kita mengucap berkat, maka kita mengakui bahwa bilamana kita makan, maka kita melakukannya, sebagaimana kita melakukan segala sesuatu dalam hidup kita, di hadapan hadirat Allah. Apa dan bagaimana kita makan akan dipengaruhi oleh pengakuan kita tentang Allah dan pernyataan-Nya dalam hidup kita. Ketika kesehatan kita dan kehidupan orang lain di seluruh dunia dipengaruhi oleh pilihan-pilihan yang kita buat di meja, pengakuan akan hadirat Allah akan membantu kita membuat keputusan yang lebih baik untuk hidup bagi Dia lebih utuh dan melayani Dia dan orang lain dengan kekuatan fisik kita. Paulus mengatakannya demikian: “Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah” (1 Kor. 10:31). Berbagi dengan Orang Lain

Bilamana kita mengakui Allah dalam hal makan, maka kita juga diajak untuk peduli dengan mereka yang kelaparan di dunia kita. Berkat-berkat yang kita terima harus dibagikan, kadang-kadang segera, kadang-kadang oleh pekerjaan konsisten kita membantu mereka yang membutuhkan. Kita ingin orang lain bisa bersyukur kepada Allah atas kebaikan dan pemeliharaan-Nya bagi mereka, dan apa pun sumber daya yang kita miliki, itu memberikan kita keistimewaan dimampukan bekerja bersama Allah dalam membantu hal itu terjadi: “Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.... Kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami” (2 Kor. 9:8-11). “Bersyukurlah dalam Segala Keadaan”

Tindakan sederhana mengucap berkat bisa jadi mendalam, menghubungkan dan menghubungkan kembali kita kepada Pencipta kita, menantang kita untuk hidup lebih baik, mendorong kita lebih dekat kepada sesama kita dan membantu kita mempraktikkan satu kehidupan bersyukur. Ketika kita memikirkannya seperti ini dan berkata “ucapkan berkat” dengan hati yang penuh syukur dan hormat, maka kita mengikuti instruksi Paulus untuk menerima berkat kehidupan: “Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu” (1 Tes. 5:16-18). n 1 A. J. Jacobs, The Year of Living Biblically: One Man’s Humble Quest to Follow the Bible as Literally as Possible (New York: Simon & Schuster, 2007). 2 http://ajjacobs.com/books/yolb.asp?id=rules 3 Norman Wirzba, Food and Faith: A Theology of Eating (New York: Cambridge University Press, 2011), hlm. 180.

Nathan Brown adalah editor buku di Signs

Publishing Company di Melbourne, Australia. Ia adalah penulis lima buku, yang terbaru adalah I Hope.

04 - 2012 | Adventist World

15


CERITA S A M PU L

KUASA DOA: Para pemimpin pemuda dari seluruh dunia berdoa bersama tim Pelayanan Pemuda GC selama pertemuan tahun 2011.

G

16

Pofower The

Oleh Kimberly Luste Maran

*

p h o t o s :

G C

Y o u t h

D e pa r t m e n t

Satu Tuhan. Satu Percikan. Satu Api.

A l l

ilbert Cangy, dengan sorotan cahaya di matanya dan seulas senyuman menyinari wajahnya, memancarkan energi. Sambil mengisyaratkan saya untuk duduk di sebuah kursi di kantornya, ia tampak ingin sekali berbagi cerita. Tidak diragukan lagi bahwa Cangy suka sekali dengan kaum muda. Perjalanan yang dilakukannya pada masa remaja telah menuntun dia ke kantor Departemen Pelayanan Pemuda General Conference, di mana “kami duduk, berbicara dan bermimpi bersama-sama. Kami mencari cara-cara untuk menghubungkan kaum muda ke gereja mereka, menemukan cara-cara mengkreasikan hubungan antar generasi yang bermakna antara pemuda dan jemaat lokal mereka.” Jadi dengan gaya kepemimpinan yang lebih bersifat berunding bukan mengarahkan, Cangy dan rekan-rekannya (direktur-direktur asosiasi Jonathán Tejel dan Hiskia Missah, dan para asisten Silvia Sicalo, Maria Dunchie, dan Erica Richards) di kantor pusat gereja, rekan-rekannya di 13 divisi dunia gereja, dan orang muda dewasa sebagai bagian dari beragam pergerakan pemuda yang luas di gereja, sedang berharap banyak. Mereka sedang mencari cara-cara untuk menceritakan Allah kepada kaum muda, untuk menggiatkan mereka—dan mempersatukan— agar mereka bersinar terang dengan pekabaran keselamatan. “Kami telah bertekad bahwa tema kami selama lima tahun ke depan adalah ‘The Power of One.’ Kita memiliki satu tujuan, kita memiliki satu misi. [Pelayanan Pemuda] perlu memiliki satu pendekatan bersama yang lebih dari sekadar kampore Pathfinder atau konvensi pemuda. Tujuan kita perlu menjadi bagian dari segenap upaya kita.” Bekerja bersama-sama dalam satu upaya kerja sama adalah kuncinya. “Ini bukan hanya keinginan departemen pemuda, sebagaimana yang kita lihat dalam doa Yesus di Yohanes 17. Apa yang menjadi tujuannya? Supaya ‘dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku’ [ayat 21]. Satu rasa persatuan—yang tidak berarti keseragaman—barangkali

SAAT KHIDMAT: Orang muda di Amerika Selatan menghadiri acara Perjamuan Suci dengan suasana cahaya lilin. * Adalah tema Dept. Pemuda Advent Sedunia untuk tahun 2010-2015 yang berarti “Kuasa Persatuan.”

Adventist World | 04 - 2012


satu bukti yang paling penting dari kuasa injil. Jika kita tidak dapat bekerja bersama-sama, maka kita sedang mengatakan bahwa salib Yesus tidak cukup kuat bagi kita untuk menghadapi tantangan apa pun yang kita hadapi.” Harapannya adalah untuk mengubah persepsi tentang pelayanan pemuda, dan pendekatannya—dari kantor pusat ke gereja setempat. Pertama adalah fokus ulang pada kehidupan rohani. “Begitu kita telah memiliki hubungan itu dengan Yesus, langkah selanjutnya adalah pemuridan. Kita ingin menggerakkan kaum muda kita agar sepenuhnya mengabdi kepada Yesus.” Pemuridan, perkembangan komunitas, dan misi adalah tiga komponen dari pelayanan “re-visioned.” Sebuah brosur rangkap tiga yang diproduksi oleh departemen itu (sesuai dengan inisiatif “Tell the World”) terbaca seperti ini: “Reach Up (Pemuridan), Reach Across (Komunitas Gereja), Reach Out (Misi/Pelayanan).” “Kita perlu mengembangkan gaya hidup, bukan satu peristiwa sekali atau dua kali setahun,” Cangy menekankan. “Kita perlu memberikan sebanyak mungkin ekspresi misi dan melibatkan kaum muda—dan lebih dari sekadar keterlibatan, kita perlu memberikan mereka kepemilikan gereja. Kita bisa menyediakan beberapa model, tetapi kita juga perlu mendengar. Tanya, ‘Jadi, apa yang akan kau lakukan? Mereka adalah para penginjil terbaik bagi dunia kita sekarang ini.”

Terhanyut, tetapi Tidak Hilang Benih-benih untuk gagasan ini, dan pendekatan yang digunakan Cangy bersama timnya sekarang ini ditanamkan beberapa tahun lalu. Di masa remajanya Cangy hanyut jauh dari gereja. Pekerjaannya pada waktu itu adalah seorang pelaut—dan yang ia kira sebagai pelarian yang sempurna. “Saya bebas! Tetapi tidak lama bagi saya untuk menyadari bahwa sebenarnya tidak demikian.” Cangy, yang jadi kecewa dengan kehidupan, atas apa yang ia sedang lakukan, berseru kepada Allah, “Jika Engkau benar-benar ada, apa yang dapat Engkau lakukan bagi saya?’ Allah menaruh dalam hati saya kesan untuk kembali ke rumah dan mulai lagi bersama Dia.” Cangy segera menjadi pemimpin pemuda di gerejanya. “Tuhan menuntun saya untuk membaca buku Kisah Para Rasul,” kata Cangy, “dan saya terkagum-kagum oleh kuasa Roh Kudus yang menjadi karunia Allah. [Kaum muda yang lain dan saya] mulai mengakuinya. Kami berbicara tentang kebangunan dan reformasi. Kami tidak puas dengan apa yang kami lihat di sekeliling kami dan menolak untuk tinggal diam dengan keadaan yang sedang-sedang saja. Allah memberkati kami dengan cara yang sangat berkuasa dengan satu pengalaman bersama Roh selagi kami berada di perkemahan gereja [di luar] ... hari-hari terbaik saya dalam pelayanan adalah saat saya menjadi seorang pemimpin pemuda gereja setempat. Saat itu Allah telah mena-

namkan benih pelayanan dalam hati saya.” Berkata Ya kepada Allah Australia, kuliah, pernikahan, dan anak-anak adalah yang berikutnya bagi Cangy. Setelah pelatihan penggembalaan, ia menggembalakan sebuah gereja di Victoria. Lima tahun kemudian, pada tahun 1993, ia dipanggil ke pelayanan pemuda di Sydney. “Saya ingat minggu pertama tiba di Sydney,” Cangy bercerita. “Saya memberitahu para pengurus, “Ini cukup jauh dari gereja lokal.’ Namun pada tahun 1999 saya mendapat panggilan ke kantor divisi dan meskipun saya protes, mereka memutuskan saya sebagai pemimpin pelayanan pemuda untuk Divisi [Pasifik Selatan]. Saya tidak bisa berkata tidak. Allah sedang melakukan sesuatu dalam hati saya.” Cangy menghargai satu pertemuan dengan dua orang muda dewasa dalam membantu menciptakan satu kemauan di dalam dia untuk mengikuti panggilan Allah—apa pun yang terjadi. Ia masih letih dari pertemuan komite eksekutif pagi itu ketika ia memenuhi janji membiarkan seorang pemuda berdoa baginya. Seorang wanita muda berkata: “Allah telah menunjukkan kepada kami bahwa Anda harus membuat satu keputusan penting, dan kami telah diutus berdoa untuk Anda.” Cangy berkata, “Saya terkejut. Orangorang ini tidak bermaksud masuk ke dalam politik gereja; mereka tidak mengeta-

Sekilas Departemen PA

Kami adalah penentu pergerakan global, bersatu dalam maksud dan misi, namun beraneka ragam dalam budaya, bahasa, geografis, ekonomi, dan keturunan. Melalui kuasa Kristus dan Roh-Nya maka kita bisa merayakan persatuan kita di tengah keanekaragaman itu. Di dunia di mana etnis dan kebangsaan berbeda, ekspresi persatuan yang indah di dalam Yesus ini, merupakan ekspresi paling kuat dari kenyataan Injil di tengah umat Allah.

Lebih lanjut:

gcyouthministries.org

MISI KAMI: Untuk menuntun kaum muda ke dalam hubungan

menyelamatkan dengan Yesus Kristus dan membantu mereka menerima panggilan-Nya kepada pemuridan.

moto kami: Kasih Kristus mengajak kami. tujuan kami: Pekabaran Advent kepada seluruh dunia pada

zaman ini.

tema kami: The Power of One. 04 - 2012 | Adventist World

17


hui apa yang terjadi pada pertemuan-pertemuan itu. Wanita muda tadi membuka Alkitab pada Yeremia 29:11 dan, setelah membaca ayat itu, mereka meletakkan tangannya ke atas saya, berdoa untuk semua rasa takut yang saya alami, satu per satu. Saat mereka selesai berdoa, sepertinya saya dilepaskan ke dalam pelayanan itu.... Oleh kasih karunia Allah, keluarga dan saya menjalani tugas sebagai direktur pemuda selama 11 tahun di divisi tersebut, dan itu merupakan berkat luar biasa bagi kami.” Sementara duduk sebagai seorang utusan pada pertemuan kerja di ruangan sidang General Conference 2010 di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat, seseorang menepuk bahu Cangy, memintanya bertemu dengan ketua komite nominasi. “Saat itu,” kenangnya, “Saya tahu apa itu. Hidup saya akan berubah. Saya bangun dan berjalan menuju nasib saya.” Menyatukan Semua Cangy berada dalam posisinya yang sekarang, direktur Departemen Pelayanan Pemuda General Conference, sejak ia terpilih pada sidang itu—dan dengan cepat bergerak menyatukan para pemimpin pemuda di seluruh dunia. “Bersama-sama,

bertukar pendapat, kami mulai merumuskan satu arah bagi kaum muda di dunia.... Ketika kami berkumpul bersama pada tanggal 28 Maret sampai 2 April 2011, 13 [pemimpin divisi] mengakui apa yang sedang dibahas oleh tim kami. Hal yang paling memuaskan adalah mendengar mereka berkata, di akhir pembahasan kami, ‘Gil, ini bukanlah rencana Anda; ini rencana kita.’” Kerangka kerjanya sudah ada. Didasarkan pada apa yang dipandang oleh para pemimpin sebagai kebutuhan bagi kaum muda dunia, dan memperlihatkan arah. Namun ini hanyalah satu permulaan. “Kita telah menciptakan satu model baru bagi pelayanan pemuda, satu model yang kita lihat sebagai yang bersifat Alkitabiah, sangat berpusat pada Kristus. Kita juga sedang dalam proses menuliskan kembali buku pedoman bagi pelayanan pemuda di gereja dunia. Sudah waktunya untuk berubah, satu permulaan baru— dan ini tiba di saat di mana gereja sangat khawatir dengan kaum muda.” Cangy melanjutkan: “Seluruh dunia telah berubah secara dramatis—dalam hal teknologi, budaya, sosial, generasi. Kita sendiri tidak dapat mengimbangi laju perubahan. Kita harus mendengar-

Ikuti

kan—kita perlu mendengar apa yang dikatakan oleh kaum muda kepada kita. Kaum muda kita sedang mencoba mengungkapkan keyakinan mereka di dunia yang berubah-ubah ini. Mereka sedang menggunakan satu bahasa yang berbeda, mereka sedang menggunakan metode yang berbeda, untuk mengekspresikan pekabaran Injil yang sama.... Kita juga harus mempertimbangkan bahwa kaum muda sekarang ini merupakan kesatuan hukum utama. Mereka menciptakan jutaan dolar di pasar. Kemudian ketika mereka datang ke gereja, karunia mereka tidak selalu dihargai, dan mereka tidak merasa bahwa mereka memiliki misi gereja.” Mengharapkan Samuel Modern Cangy—dan timnya—dipenuhi dengan pengharapan. “Saya suka model Samuel. Ini memberikan saya harapan,” kata Cangy. “Samuel tidur dekat tabut Allah. Anak kecil ini tidak tinggal diam atas apa yang dia lihat di sekitarnya. Ia tidak tinggal diam dalam keadaan biasa-biasa saja. Ibunya telah mengajar dia bahwa Allah berbicara ... [Samuel] menolak apa yang dia lihat di sekelilingnya; dan ia tidur sambil berpikir, Jika Allah hendak berbicara, Ia akan berbicara di sini, jadi bila-

Arahan Mereka

Oleh Erica Richards, Asisten Editor Departemen Pelayanan Pemuda Advent General Conference

Sepanjang minggu tanggal 7-12 Desember 2011, lebih dari 300 pemimpin Advent dari seluruh dunia bertemu di kantor pusat General Conference untuk Rapat Tahunan. Di tengah para pemimpin yang hadir terdapat beberapa delegasi pemuda yang terpilih oleh divisi masing-masing untuk melayani gereja dengan memaparkan sudut pandang mereka pada permasalahanpermasalahan gereja. Adwoa Asamoah, mewakili Afrika Barat-Tengah, berkomentar: “Rapat Tahunan tahun ini menyaksikan arahan Roh Kudus sebagaimana dijanjikan oleh Yesus ketika Ia meninggalkan bumi ini. Saya berdoa agar para pemimpin dan anggota juga akan terus membiarkan Kristus mengarahkan jalan bagi gereja-Nya.”

18

Adventist World | 04 - 2012

Para delegasi muda juga bertemu dengan direktur pelayanan pemuda GC, Gilbert Cangy untuk membicarakan tentang misi gereja yang berkaitan dengan pelayanan pemuda. Para delegasi sepakat bertindak sebagai alat yang kokoh bagi keputusankeputusan masa mendatang dalam pelayanan pemuda. Stefan Guilliani, delegasi untuk Divisi Euro-Afrika, menambahkan: “Rapat Tahunan tahun 2011 merupakan satu pengalaman hebat. Saya memperoleh pengertian dalam gereja kita sedunia yang memberikan semangat dan bernilai. Senang melihat inisiatif global yang memberikan satu perasaan persatuan dan kerja sama sedunia dan fokus spiritual dari kepemimpinan kita. Saya bersyukur atas kesempatan untuk melayani.”


Associate Director/Pathfinder Director Departemen Pelayanan Pemuda Advent General Conference Jonatán Tejel Subirada dibesarkan sebagai anak pendeta, sering berpindah-pindah sampai keluarganya menetap di Madrid, Spanyol, di mana ia menghabiskan masa remajanya di sana. Ia dibaptiskan oleh ayahnya pada tanggal 26 Desember 1981. Pada tahun 1990 ia mulai belajar teologi di Sagunto Adventist College. Ia sekolah di sana selama tiga tahun, dan kemudian pindah ke Collonges (Perancis), di mana ia menyelesaikan gelar teologinya pada tahun 1955. Tejel memiliki lebih dari 12 tahun pengalaman sebagai direktur pelayanan pemuda Advent, berbicara dalam empat bahasa (Spanyol, Italia, Inggris, dan Perancis), dan merupakan pembuat/editor Conexión, sebuah majalah pelayanan pemuda bagi Gereja Advent di Spanyol.

Associate director untuk pemuda Advent/pemuda Advent dewasa Departemen Pelayanan Pemuda Advent General Conference, Hiskia Israil Missah (di atas), warga negara Indonesia. Ia melayani dari tahun 1995 sampai 2005 sebagai Direktur Pemuda Advent Divisi Asia Pasifik Selatan (SSD), merangkap direktur urusan publik dan kebebasan beragama. Dikenal sebagai pembicara pemuda/ penginjil, ia memiliki hasrat kuat bagi kaum muda dan telah mengembangkan bahan-bahan Voice of Youth, menggerakkan orang muda untuk melakukan pelayanan komunitas, dan mempersiapkan serta mengembangkan bahan-bahan bagi kepemimpinan pemuda. Sebelum bergabung dengan SSD, Missah melayani sebagai Ketua Konferens Jawa Timur, dan sebagai Direktur Pemuda Advent Uni Indonesia Kawasan Barat (UIKB).

Gilber Cangy, Direktur Departemen Pelayanan Pemuda Advent General Conference, berbicara kepada orang banyak selama perjalanannya di dunia ini, tetapi juga mengambil waktu berbicara dengan anak-anak.

mana Ia berbicara, saya ingin ada di sini untuk mendengar. Dan seolah-olah itulah yang ditunggu-tunggu Allah. Allah memecah keheningan, dan anak kecil ini menjadi agen perubahan atas bangsanya. Ada pengharapan, karena Allah masih bersedia berbicara. Dan dari yang tidak ada apa-apanya, dari yang biasa-biasa saja, dari keadaan paling buruk, Allah bisa mengangkat Samuel.” Saat kami mengisi waktu bersama-sama, saya masih bisa merasakan energi, hasrat, dan kasih Cangy yang baginya Allah telah memberi tugas bekerja bersama anak muda gereja Advent. “Sementara kita fokus pada keseluruhan pendekatan kita kepada pelayanan ini, kita tidak dapat mengabaikan acara-acara, yang memang ada maksudnya. Kita ingin membentuk kembali kongres pemuda dunia, yang akan diadakan di Afrika bulan Juli 2013. Kita menginginkan ini menjadi model pertemuan pemuda, jadi kami bermimpi dan memadukannya. Kami bergembira!” Cangy menambahkan: “Kami percaya kepada orang muda kita. Kita, oleh kasih karunia Allah, hanya perlu menyalakan minat dan imajinasi mereka. Tidak perlu memberitahu mereka apa yang perlu mereka lakukan, karena Allah dapat melakukannya lebih baik dari siapa pun di antara kita. Yang kita harus lakukan adalah menciptakan percikannya dan biarkan mereka mengetahui apa yang kita percaya di dalam diri mereka, bahwa kita siap mempercayai mereka. Dan kemudian pilihannya adalah milik mereka.” n

Bacalah rencana strateginya lebih lanjut di:

http://gcyouthministries.org/ Ministries/GlobalYouth/ tabid/79/Default.aspx.

Kimberly Luste Maran adalah Asisten Editor Adventist World.

04 - 2012 | Adventist World

19


P E L A Y A N A N

A D V E N T

Kisah

Dua Kota

Dua kota yang berbeda memiliki persamaan. Oleh Willie Tafadzwa Chinyamurindi

A

pakah persamaan Kota Telford di sebelah barat Inggris dan Mossel Bay di provinsi Western Cape Afrika Selatan? Secara geografis, keduanya terpisah oleh samudera yang luas. Secara demografis, bila memasuki Kota Mossel Bay Anda disambut oleh kota gubuk yang disebut rumah oleh penduduknya. Sebaliknya, para penduduk Telford menikmati pemandangan luas pedesaan Inggris. Perbedaan kesejahteraan antara kedua kota itu nyata sekali. Kendati dengan adanya perbedaan ini dan yang lainnya, ada kesamaan yang mempertalikan kedua kota ini. Itulah yang saya sebut “Kehadiran pemuda Advent.”

Aroma Pengharapan

Kehadiran ini merupakan aroma pengharapan yang ditinggalkan oleh para laskar pekerja yang “dengan benar terlatih”1 dalam komunitas. Pemuda kita bisa—dan memang—meninggalkan satu cahaya yang kuat dalam komunitas mereka. Di dalam kurun waktu dua bulan saya menghadiri dua acara besar pemuda. Yang satu di Negara Persemakmuran (dipandang sebagai kubu ajaran sekular) dan yang lain di Afrika Selatan, satu negara yang masih letih dari luka masa lalu. Masih segar dalam ingatan saya kisah-kisah anggota dari kedua komunitas ini setelah mengalami kehadiran pemuda Advent.

20

Adventist World | 04 - 2012

“Tolong doakan Saya...”

Mattie, seorang wanita berusia 39 tahun di Mossel Bay, membuka pintunya kepada tiga orang asing yang berpakaian setelan bersih dan lencana dengan gambar salib dan tiga malaikat. “Kami di sini sedang mengadakan perkemahan pemuda,” kata seorang pemuda kepada Mattie sambil mendekatinya. Ia memberikan Mattie sebuah buku When God Said Remember. “Tolong doakan saya dan tantangan yang sedang saya hadapi di tempat kerja dan dalam kehidupan saya,” respons Mattie kepada ketiga tamunya. Sementara mereka berdoa bersama Mattie, pemuda lain sedang mengunjungi rumahrumah di komunitas yang sama, mendaftarkan para penduduk Mossel Bay untuk belajar Alkitab, menawarkan doa, dan membagi-bagikan literatur. Pada satu petang lebih dari 500 pintu diketuk, dan kehadiran pemuda Advent dirasakan.

“Saya Harap Anda Bisa Datang Setiap Hari!”

Di sisi lain dunia di Telford, Adam Keogh memimpin satu delegasi pemuda Advent ke sebuah panti. Disertai dengan senyum lebar dan buku lagu di tangan, mereka memasuki panti asuhan yang kelihatannya indah, Maureen Gatharia, dari Irlandia, memimpin lagu. Para penghuninya senang sekali. Saat para pemuda meninggalkan rumah itu, seo-

rang penghuninya berseru, “Saya berharap kalian bisa datang setiap hari!” Pemuda lain mengetuk pintu-pintu, mendaftarkan orang-orang untuk ikut belajar Alkitab, dan mengadakan aktivitasaktivitas penginjilan di jalan. Meskipun dua kelompok pemuda ini tidak bertemu, mereka bersatu oleh perkara yang sama memenuhi kebutuhan komunitas mereka. Tantangan-tantang­ an yang dihadapi komunitas ini berbe­ da, tetapi solusinya sama—dan orang muda sedang membantu mengubah kehidupan dan membawa pengharapan. Mereka memancarkan kehadiran orang muda Advent. Pekerjaan Misi Sejati

Komunitas di seluruh dunia sedang memerlukan pertolongan. Gerakan Advent menyediakan solusi menyeluruh. Keberadaan orang muda Advent paling efektif dalam pelayanan kepada komunitas dan mampu memenuhi kebutuhan fisik, mental, sosial, dan spiritual masyarakat. Busi Khumalo, direktur pemuda dan pelayanan kependetaan Advent di Divisi Lautan Afrika-India Selatan, menekankan pentingnya peran pemuda dan keterlibatan mereka dalam komunitas: “Pekerjaan misi sejati adalah menemui orang-orang di mana mereka berada dan merespons kepada keadaan mereka.” Ini adalah metode yang digunakan oleh Kristus: “Metode Kristus sen-


diri akan memberikan keberhasilan sejati dalam menjangkau orang. Juruselamat bergaul dengan orang-orang sebagai yang menginginkan kebaikan mereka. Ia memperlihatkan simpati-Nya kepada mereka, melayani kebutuhan mereka, dan memenangkan keyakinan mereka. Kemudian Ia mengajak mereka, ‘Ikut Aku.’”2 Sukacita dalam Hatiku

Saya meninggalkan musim panas di Inggris untuk datang ke musim dingin Afrika Selatan—namun pada kedua lokasi saya dihangatkan oleh sinergi dari pergerakan global ini. Rasa syukur karena telah menjadi bagian dari keberadaan pemuda Advent di negara-negara ini—dan yang lainnya—telah membantu saya mengerti arti rumah sebagai tempat di mana keberadaan yang positif dirasakan. Kehadiran ini melenyapkan perbedaan dan rintangan geografis, satu kehadiran yang digerakkan oleh kehidupan dan teladan yang dipimpin Yesus. Yang penting dalam pelayanan-Nya bukanlah kota yang dituju-Nya tetapi kehidupan yang disentuh-Nya selagi berada di sana. Kisah tentang dua kota ini, dan kehadiran pemuda Advent, membawa sukacita ke dalam hati saya. n

Ellen G. White, Education, hlm. 271. 2 Ellen G. White, The Ministry of Healing, hlm. 143. 1

Willie Tafadzwa Chinyamurindi dalam

tahun terakhir kuliahnya meraih gelar Ph.D. dengan universitas terbuka di Milton Keynes di United Kingdom. Ia menulis dari Port Elizabeth, Afrika Selatan, di mana ia mengumpulkan data untuk disertasinya.

Mission

Caleb

Sebagai program penginjilan pemuda yang resmi di Divisi Amerika Selatan, Mission Caleb merupakan satu proyek pemuda yang unik yang fokus pada pemuridan dengan menantang orang muda untuk mendedikasikan sebagian dari liburan musim panas mereka untuk melakukan penginjilan di tempat-tempat di mana tidak ada keberadaan orang Advent. Para partisipan Mission Caleb memulai proyek pelayanan komunitas untuk memperkenalkan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh dan diimbau untuk membuat komitmen misionaris di masing-masing gereja mereka. Di bulan Agustus 2011 satu perkemahan Mission Caleb ditetapkan di Ortellado Island, di provinsi Formosa, Argentina, dengan obyektif mendirikan sebuah gereja. Di sana ada sekitar delapan keluarga yang tinggal di pulau tersebut, yang memiliki populasi sekitar 50 orang. Orang muda Mission Caleb membagi-bagikan buku dan Alkitab dan mengajar anggota masyarakat bagaimana mencari ayat di Kitab Suci. Mereka juga membagi-bagikan pakaian, perlengkapan sekolah, dan mainan. Orang muda suka makan siang dan makan malam bersama dengan keluarga-keluarga di pulau itu. Mereka mengajarkan lagu-lagu pujian dan mengatur aktivitas-aktivitas rekreasi. Mereka juga mengadakan tiga pertemuan penginjilan. Sejauh ini, 22.980 pemuda telah bergabung dengan gerakan Mission Caleb dan membantu menyebarkan Injil kepada 1.143 kota.

Pathfinder di Pulau Easter

Terima kasih atas kerja keras dan iman dari banyak Pathfinder, Master Guide, dan para pemimpin mereka, Easter Island sekarang memiliki jemaat orang Advent. Salah satu kepulauan terbesar di bagian selatan Chile, populasinya 3.791 mengaku sebagian besar umat Katolik Roma. Pada tahun 2007 Master Guide Cecilia Maldonado pindah ke Easter Island dan memulai pekerjaan dalam komunitas itu. Sementara ia membangun hubungan dengan orang muda di pulau itu dan keluarga mereka, mereka bisa membentuk sebuah klub Pathfinder, dan mimpi membangun sebuah gereja Advent pun lahir. Meskipun banyak rintangan, Allah melakukan mukjizat-mukjizat, dan pada tanggal 21 Mei 2010, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Pulau Easter yang pertama selesai setelah dua minggu saja pembangunan. Pada tanggal 23 Mei lebih dari 100 orang muda, juga 100 pendeta dan para pemimpin Pathfinder, mengadakan perjalanan dari berbagai daerah Chile yang berbeda untuk menghadiri baptisan dan pelantikan gereja—dalam satu bangunan yang biasanya menampung sekitar 50 orang. Gereja lain sudah didirikan dengan rencana lebih banyak lagi dalam waktu dekat ini.

04 - 2012 | Adventist World

21


K E P E R C A Y A A N

D A S A R

masa lalu ,

Kini,

Apa yang kita rayakan setiap kali kita melak

D

ibesarkan di sebuah provinsi yang sederhana di salah satu kepulauan Filipina di mana jus anggur merupakan kemewahan, saya senantiasa menantikan perayaan tahunan Perjamuan Suci di gereja kami. Meminum jus anggur dari gelas plastik kecil menambah rasa haus saya untuk menginginkan lebih banyak lagi pelayanan ini. Dalam cara yang sama, makan roti tak beragi mungil itu, yang tidak pernah saya cicipi di rumah, justru menambah rasa lapar saya. Tentu saja, Perjamuan Suci tidak dimaksudkan untuk memuaskan keinginan seseorang karena jarang mendapatkan air anggur. Ada makna lebih dalam dari simbol-simbol itu. Setelah dewasa dan mempelajari Alkitab lebih serius lagi saya mengetahui bahwa makna Perjamuan Suci mengarahkan kita kepada tiga dimensi: Maknanya di masa lalu, maknanya di masa kini, dan kegunaannya di masa depan. Masa Lalu

Ada dua peristiwa penting yang harus diingat tentang Perjamuan Kudus. Yang pertama melibatkan perayaan Paskah Yahudi. Yesus memperkenalkan Perjamuan Kudus kepada para murid-Nya pada petang perayaan Paskah, mengindikasikan bahwa Jamuan Makan Tuhan telah menggantikan salah satu perayaan penting Yahudi. Setelah mengingatkan perkataan Musa, Yesus memberikan makna baru. Yesus mengubah ungkapannya dari “darah perjanjian” (Kel. 24:8) menjadi “darahKu, darah perjanjian” (Mat. 26:28; Luk. 22:20), yang dicurahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa. Untuk itu, Yesus menyatakan bahwa Dialah Domba Paskah itu. Peristiwa kedua adalah mengenang Jamuan Makan Tuhan. Yesus memberitahu murid-murid-Nya untuk mengingat peristiwa baru ini di ruangan atas, dengan berkata: “Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku” (Luk. 22:19). Dari peringatan akan kelepasan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir sampai perayaan Paskah, Yesus sekarang memerintahkan murid-muridNya untuk mengingat keselamatan melalui kematian-Nya sendiri melalui peringatan Jamuan Makan Tuhan atau Perjamuan Suci. Perintah untuk mengingat ini juga diberikan kepada orang-orang percaya Kristus sekarang ini. Peringatan tentang masa lalu membawa kita kepada kenyataan sekarang ini.

22

Adventist World | 04 - 2012

Masa Kini

Dua konsep penting dalam Perjamuan Kudus Tuhan penuh arti bagi masa sekarang ini. Perjamuan Kudus menekankan pentingnya persekutuan dengan Dia dan persekutuan kita terhadap satu sama lain sebagai orang-orang yang percaya. Paulus menyatakan: “Bukankah cawan pengucapan syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur, adalah persekutuan dengan darah Kristus? Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan dengan tubuh Kristus? Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu” (1 Kor. 10:16, 17). Meskipun tidak diucapkan selama perjamuan, perkataan Yesus ini menyoroti satu konsep teologi yang penting tentang Perjamuan: “Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia” (Yoh. 6:56). Jadi tujuan utama makan dan minum pada Perjamuan Tuhan bukanlah untuk mengenyangkan kebutuhan fisik seseorang. Layanan perjamuan adalah untuk mengingatkan tentang kebutuhan kita yang lebih dalam terhadap Kristus dan terhadap satu sama lain. Kita tergantung kepada Kristus untuk kebutuhan rohani kita sama seperti kita tergantung kepada satu sama lain untuk kebutuhan sosial kita. Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa gambaran “makan” digunakan untuk upacara peringatan ini? Di masa Alkitabiah “makan bersama” itu cukup bermakna. Tidak seperti era modern ini yang mendukung praktik “makanan cepat saji” dan “makan sendirian,” makan di zaman kuno biasanya bersifat kebersamaan dan memerlukan waktu yang lebih lama. Berdamai dengan musuh seseorang, membuat janji dengan seseorang, dan memperlihatkan pengampunan kepada seorang “pendosa” biasanya menandai waktu makan (Kej. 31:44-46; 26:28-31; Lukas 51:23). Implikasi-implikasi berbeda tentang waktu makan di zaman kuno juga harus diperlihatkan sekarang ini di tengah orang-orang percaya Kristus, kapan pun mereka berpartisipasi dalam layanan perjamuan. Itulah yang membuat Perjamuan Tuhan itu penuh makna di masa sekarang ini.

Masa Depan

Makna masa lalu dan masa kini dari Perjamuan Kudus mengarahkan pikiran kita kepada masa depan. Dalam Injil Matius, Yesus mengakhiri jamuan makan malam bersama mu-


Oleh Ferdinand O. Regalado

dan masa depan sanakan Perjamuan Suci rid-murid-Nya dengan perkataan ini: “Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur ini sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan Bapa-Ku” (Mat. 26:29). Oleh sebab itu, perkataan ini dapat dipandang sebagai janji Yesus berpantang, untuk memperkuat kepastian waktu makan-Nya yang kedua bersama murid-murid-Nya dan bersama kita di masa depan. Akan tetapi, sementara Yesus berpantang, kita memiliki peran aktif untuk dimainkan. Sambil menantikan waktu makan masa depan itu bersama Yesus, kita diajak untuk berpartisipasi dalam layanan perjamuan di masa kini. Perkataan Paulus kepada orang-orang Korintus menekankan implikasi peraturan meja Tuhan untuk masa mendatang. Ia menulis: “Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang” (1 Kor. 11:26). Berpartisipasi dalam Perjamuan merupakan bagian dari pernyataan Injil, dan kita mengabarkan Injil sambil menantikan masa depan. Terlebih lagi, ayat-ayat ini menyatakan janji-janji Allah: realitas kerajaan-Nya dan kebenaran keda­ tangan-Nya yang kedua kali. Perjamuan Tuhan “secara nyata menghubungkan kedatangan pertama dengan yang kedua kali.”1 Pada saat yang sama, ini “mengingatkan kita tentang sukacita persekutuan pribadi bersama Kristus yang menunggu kita ketika kerajaan Allah sudah sepenuhnya didirikan.”2 Perjamuan Tuhan mengarahkan kita kembali kepada kematian penebusan Yesus dan menginspirasikan kita untuk berpartisipasi dalam mengabarkannya dan menghidupkan Injil; itu juga menggerakkan kita untuk memandang pada masa depan ketika kita akhirnya mendapatkan persekutuan pribadi dengan Kristus dan “makan bersama” dengan Dia selamanya. n 1 Francis D. Nichol, ed., The Seventh-day Adventist Bible Commentary (Washington, D.C.: Review and Herald Pub. Assn., 1956), jld. 5, hlm. 523. 2 Richard Rice, Reign of God: An Introduction to Christian Theology From a Seventh-day Adventist Perspective, second ed. (Berrien Springs, Mich.: Andrews University Press, 1997), hlm. 382.

Ferdinand O. Regalado, Ph.D., adalah profesor Perjanjian Lama di Universitas Montemorelos, Meksiko. Ia menikah dengan Charito dan memiliki dua orang puteri, Lyndsay dan Samantha.

PASAL 16

Perjamuan

Kudus

Perjamuan Kudus adalah satu partisipasi dalam lambang tubuh dan darah Yesus sebagai satu ekspresi iman di dalam Dia, Tuhan dan Juruselamat kita. Dalam pengalaman persekutuan ini, Kristus hadir untuk bertemu dan menguatkan umatNya. Sambil berperan serta, kita dengan sukacita menyatakan kematian Tuhan sampai Ia datang kembali. Persiapan untuk makan termasuk pengujian diri, pertobatan, dan pengakuan. Tuhan mensahkan layanan cuci kaki untuk menandakan pembersihan yang diperbarui, untuk mengekspresikan kesediaan melayani satu sama lain dalam kerendahan hati seperti Kristus, dan untuk mempersatukan hati kita dalam kasih. Layanan perjamuan terbuka bagi semua orang-orang Kristen yang percaya (1 Kor. 10:16, 17; 11:23-30; Mat. 26:17-30; Why 3:20; Yoh. 6:48-63; 13: 1-17).

04 - 2012 | Adventist World

23


R O H

N U B U A T

B

ergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu—yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api—sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya” (1 Petrus 1:6, 7), “Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun” (Yakobus 1:2-4).

Oleh iman ia menyerahkan godaan itu kepada Kristus, dan meninggalkannya di sana. Iman dalam kekuatan Juruselamat membuat dia lebih dari sekadar pemenang. Itu adalah kuasa Yesus yang bekerja ajaib mempersenjatai orang Kristen dengan kekuatan untuk mengalahkan sebagaimana Kristus telah menang. Cobaan bukanlah dosa kecuali diharapkan. Memandang kepada Yesus, Penyempurna iman kita, akan mengisi jiwa kita dengan kedamaian dan kepercayaan. “Ia memberi pembalasan: kehangatan murka kepada lawan-lawan-Nya, ganjaran kepada musuh-musuh-Nya” (Yes. 59:18).

Memiliki ita K ”

Hak

Oleh Ellen G. White

Mengklaim Janji Allah

Memandang kepada Yesus

Cobaan yang mendera anak-anak Allah harus dianggap sebagai hasil kemurkaan Setan melawan Kristus, yang menyerahkan Diri-Nya sendiri sebagai korban bagi dosa-dosa kita, dan menebus kita oleh darah-Nya. Setan diliputi kemarahan kepada Yesus. Tetapi ia tidak dapat melukai Juruselamat kecuali dengan menaklukkan orang-orang yang baginya Kristus telah mati. Ia mengetahui bahwa bila melalui alat-alatnya, jiwa-jiwa dikacaukan, maka Juruselamat terluka. Alam semesta surgawi sedang menyaksikan dengan saksama konflik antara Kristus dalam diri orang-orang kudusNya, dan si penipu besar itu. Mereka yang mengenali dan melawan godaan itu sedang berperang dalam peperangan Tuhan. Kepada mereka diberikan pujian “Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan” (Yak. 1:12). Ketahanan terhadap godaan berarti pemupukan kesabaran. Jiwa yang digodai dan diusik tidak dapat mempercayai kekuatannya sendiri. Merasakan ketidakberdayaannya, ia lari kepada pegangan kuat dengan berkata, “Juruselamatku, aku menyerahkan jiwaku yang tak berdaya kepada-Mu.” Semakin sengit godaannya, maka semakin kuat ia berpegang kepada yang mahakuasa.

24

Adventist World | 04 - 2012

Mereka yang Dicobai

Beberapa jam yang lalu aku mendengarkan keluhan satu jiwa yang tertekan. Setan datang kepadanya dalam cara yang tak terduga. Ia mengira telah menghina Juruselamat karena si penggoda terus mengganggu dalam pikirannya, satu gagasan bahwa Kristus hanyalah manusia, tidak lebih dari seorang manusia yang baik. Ia mengira bahwa bisikan-bisikan Setan adalah sentimen hatinya sendiri, dan ini membuatnya ketakutan. Ia mengira bahwa ia sedang menyangkal Kristus, dan jiwanya menderita tekanan. Aku meyakinkan dia bahwa saran-saran musuh ini bukanlah pemikirannya sendiri, bahwa Kristus memahami dan menerima dia; bahwa ia harus memperlakukan saran-saran ini sebagai yang datangnya dari Setan saja, dan bahwa keberaniannya harus bangkit dengan kekuatan melawan godaan. Ia harus berkata, “Aku adalah anak Allah. Aku menyerahkan diriku sendiri, tubuh dan jiwaku kepada Yesus. Aku membenci pemikiran yang sia-sia ini.” Aku memberitahunya untuk tidak mengaku sejenak bahwa semua itu berasal dari dirinya; untuk tidak membiarkan Setan melukai Kristus dengan membenamkan dia ke dalam ketidakpercayaan dan kekecewaan. Kepada mereka yang digodai, aku akan berkata, Jangan se-


detik pun mengakui godaan Setan sebagai yang sejalan dengan pemikiran Anda. Berpaling darinya seperti yang akan Anda lakukan terhadap musuh. Pekerjaan Setan adalah membuat jiwa berkecil hati. Setan berusaha menggoyahkan keyakinan kita. Ia memberitahu kita bahwa pengharapan-pengharapan kita dibangun atas landasan yang palsu, bukan dari perkataan kekal dan pasti, dari Dia yang tidak bisa berdusta. Orang Kristen tertua dan berpengalaman telah diserang oleh godaan Setan, tetapi melalui percaya kepada Yesus mereka telah menang. Begitu pula setiap jiwa yang memandang dengan iman kepada Kristus.

arkan diri kita sendiri dipisahkan dari Kristus, dan dengan demikian kehilangan upah kekal, karunia besar kehidupan abadi? Apakah kita tidak mau menerima rasa permusuhan yang Kristus telah tempatkan antara manusia dan si ular itu? Tidakkah kita akan memakan daging dan minum darah Anak Allah, yang berarti hidup dari setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah? Atau akankah kita jadi bersifat duniawi, makan dari makanan si ular, yang adalah kecintaan diri sendiri, kemunafikan, prasangka jahat, kecemburuan, dan iri hati? Kita memiliki hak untuk berkata, “Dalam kekuatan Yesus Kristus aku akan menjadi seorang pemenang. Aku tidak akan dikalahkan oleh alatalat Setan.” Mengapa Kristus Datang

Yesus

Memandang , Penyempurna iman kita, akan mengisi jiwa dengan kedamaian dan kepercayaan.

Firman yang Dijanjikan

Seorang manusia tidak dapat menaruh kakinya di jalan kesucian tanpa orang-orang jahat yang bersatu melawan dia. Malaikat-malaikat jahat akan bersekongkol dengan manusia jahat untuk menghancurkan hamba-hamba Allah. Mereka yang ditegur atas pemikiran jahatnya akan membenci si penentang dosa dan akan mencoba merenggut dia dari pelayanan kepada Kristus. Konfliknya bisa panjang dan menyakitkan, tetapi kita memiliki janji dari sabda kekal bahwa Setan tidak dapat mengalahkan kita kecuali kita berserah pada pengendaliannya. Kristus disalibkan sebagai seorang penipu, namun justru Dialah terang dan kehidupan dunia. Ia menanggung perlawanan orang-orang berdosa menentang Diri-Nya sendiri. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yoh. 3:16). Dapatkah kita mengukur kasih Allah? Paulus menyatakan bahwa itu “melampaui segala pengetahuan” (Ef. 3:19). Kalau begitu akankah kita yang telah diikut sertakan dalam karunia surgawi menjadi sembrono dan acuh tak acuh, mengabaikan keselamatan besar yang dibuat bagi kita? Akankah kita membi-

Kristus datang ke dunia ini untuk menyatakan kasih Bapa bagi manusia yang telah jatuh. Di langit di atas dan di bumi di bawah, dalam segala sesuatu yang indah dan permai, di pohon yang megah, kuncup yang terbuka, bunga yang bermekaran, kita melihat ekspresi kasih Allah. Tidak ada pengukuran dimana kasih Allah bisa dihitung. Sambil berdiri di hadapan salib Kalvari, kita dapat memperoleh pemikiran tentang kasih Bapa surgawi. Dengan memandang Kristus, Anak Allah yang kekal, mati di salib bagi orangorang berdosa. Ia menyelubungi Keilahian-Nya dengan kemanusiaan, agar manusia bisa ikut serta dari sifat Ilahi itu. Di dalam Kristus kita dapat melihat Bapa. Ada bagian sempit dalam pemahaman manusia yang membuat Allah tidak dihormati. Janganlah hendaknya dia yang mengakui Kristus sebagai Juruselamatnya memelihara pemikiran bahwa kemurahan Allah itu terbatas padanya dan kepada sedikit orang yang ia sukai. Kasih dan kemurahan Allah adalah bagi semua orang. Marilah kita menerima sifat-sifat ilahnya, dan mengembalikan puji-pujian dan ucapan syukur kepada Dia atas kebaikan-Nya, yang diberikan kepada kita bukan untuk ditimbun namun untuk disampaikan kepada orang lain. Berbagi dengan Semua Orang

Kita juga terlalu mementingkan diri, terlalu eksklusif. Sinar terang yang memancar atas kita harus kita pantulkan kepada orang lain. Allah berharap semua orang yang menikmati kasih karunia-Nya mau menyebarkan kasih karunia ini sebebas Kristus mencurahkan kemurahan-Nya. Sebagaimana matahari bersinar ke atas orang benar dan tidak benar, begitu pula Matahari Kebenaran memantulkan terang ke seluruh dunia. Mengapa mereka yang diikutsertakan dalam karunia surgawi mesti demikian eksklusif? Mengapa manusia harus mencoba mempertahankan sinar itu untuk mereka sendiri, bukannya membiarkannya memancar ke dunia, itu sesuatu yang mengherankan alam surgawi. n

Bahan ini diadaptasi dari diari Ellen White, ditulis pada tanggal 10 Desember 1889, dan 13 Desember 1889,. Ini tersedia di Manuscript Releases, jld. 18, hlm. 341-345. Orang Advent percaya bahwa Ellen G. White (1827-1915) mempraktikkan karunia bernubuat Alkitabiah selama lebih dari 70 tahun pelayanan publik.

04 - 2012 | Adventist World

25


P E R TA N YA A N

DAN

JAWABAN

ALK I TAB

Apakah yang

Dalam beberapa versi Alkitab, kata “ umat sisa* (remnant)” tidak ditemukan dalam Wahyu12:17. Apakah benar untuk menekankan bahwa ayat itu merujuk pada “umat yang sisa (remnant)?”

Untuk menjawab pertanyaan Anda, saya harus berurusan dengan istilah Ibrani dan Gerika. Marilah simak bersama sementara saya meneliti buktinya. Berdasarkan pada arti peristilahan itu dan penggunaannya dalam Wahyu, saya mempertahankan bahwa konsep umat sisa ditemukan dalam Wahyu 12:17. 1. Komentar Teologi: Kitab Suci secara konsisten mengajarkan bahwa Allah senantiasa memiliki umat sisa. Saat musuh Allah mencoba menghancurkan hamba-hamba Allah, Tuhan selalu memelihara sekelompok pengikut setia yang melaluinya Ia terus menggenapi rancangan penyelamatan-Nya bagi umat manusia. Umat sisa ini memainkan peran penting dalam konflik kosmik, dan keberadaannya sendiri mengindikasikan bahwa Allah masih secara langsung terlibat dalam konflik atas nama hamba-hamba-Nya. Di masa akhir sang naga dan sekutunya memiliki tujuan yang sama: Pemusnahan apa yang tersisa dari umat Allah (Why. 13:15). Pada masa kritis dalam konflik, Allah sekali lagi memelihara bagi Diri-Nya sendiri satu umat sisa yang setia yang memelihara hukum-Nya dan memiliki kesaksian tentang Yesus (Why. 12:17). 2. Terminologi Gerika: Dalam Wahyu 12:17 kata sifat bahasa Gerika yang diterjemahkan “remnant (umat sisa)” adalah loipos. Menurut kamus Gerika, ini merujuk pada apa yang tersisa atau tertinggal setelah satu tindakan tertentu terjadi dan bisa diterjemahkan sebagai “at rest (yang lain)” (Why. 9:20), “remnant.” Atau “those who remain (mereka yang lain)” (lihat Why. 11:13). Pada beberapa konteks itu juga bisa berarti “others (yang lain)” (lihat Kisah. 2:37). Loipos itu termasuk kelompok kata yang secara langsung berhubungan dengan pemikiran tentang umat sisa. Kata kerja leipō berarti “meninggalkan; kekurangan” (Titus 1:5; 3:13) dan ditemukan dalam beberapa gabungan yang berbeda. Misalnya: Kataleipō = “meninggalkan di belakang,” “meninggalkan yang sisa” (lihat Rom. 11:4); hupoleipō = “meninggalkan yang sisa” (lihat Rom. 11:4); ileipomai = “meninggalkan” (lihat 1 Tes. 4:15, 17). Kata kerja itu dan gabungan kata verbal yang berbeda dapat digunakan

26

Adventist World | 04 - 2012

Tersisa? untuk mengekspresikan ide tentang satu umat sisa, terhadap apa yang tersisa atau tertinggal. Versi Gerika dari Perjanjian Lama menggunakan kata kerja leipō untuk menerjemahkan kata kerja Ibrani šā ‘ar (dibiarkan tersisa) dan pālat (“lepas lari”). Kata kerja Gerika dan kata gabungannya yang berbeda-beda kadang-kadang digunakan untuk merujuk pada satu umat sisa yang bertahan hidup (mis., Yes. 10:19). Informasi ini mengindikasikan bahwa konsep satu umat sisa itu tidaklah asing pada kata kerja itu. Mengenai kata benda loipos, yang digunakan dalam Wahyu 12:17, versi Gerika menggunakannya untuk menerjemahkan istilah Ibrani yeter (“umat sisa”) dan šecērit (“remnant”). Sekali lagi, ini mengekspresikan konsep satu umat yang sisa. Bukti yang dirangkum di atas mengindikasikan bahwa dalam contoh loipos, kita berurusan dengan satu istilah yang erat berkaitan dengan gagasan tentang satu umat yang sisa—yang tersisa atau yang tertinggal. 3. Konteks: Penggunaan terminologi umat sisa dalam buku Wahyu dengan jelas mendukung dan memperkuat keyakinan bahwa konsepnya ada dalam Why. 12:17. Kata “remnant” (loipos) digunakan delapan kali dalam Wahyu. Ini digunakan untuk merujuk seluruh sangkakala (Why. 8:13), kepada mereka yang bertahan setelah malapetaka itu (Why. 9:20: sisa umat yang tidak dihancurkan selama bunyi sangkakala yang keenam; Why. 11:13: penduduk kota yang tidak terbunuh; yang bertahan hidup), sisa penyembah binatang yang pada akhirnya mati (Why. 19:21), dan semua yang telah mati dibangkitkan setelah milenium (Why. 20:5). Kata itu juga digunakan untuk menyebut umat Allah. Di Jemaat Sardis ada umat sisa, tetapi jemaat itu didesak untuk bangun karena umat sisa itu sekarat (Why. 3:2). Di Jemaat Tiatira satu umat sisa yang setia menolak ajaran Izebel (Why. 2:24). Permasalahan untuk umat sisa yang setia dalam Wahyu ini, bersama dengan penggunaan istilah Alkitabiah dan ajaran bahwa Allah senantiasa menyisakan bagi-Nya dalam konflik kosmik, satu umat sisa yang setia, mendukung kesimpulan bahwa istilah loipos dalam Why. 12:17 merujuk pada umat sisa Allah di masa ketika konflik itu akan berakhir. n

Angel Manuel Rodríguez adalah mantan Biblical Research Institute Director of the General Conference.

* ‘Umat sisa’ adalah terjemahan bebas dari kata ‘remnant’ dalam Bahasa Inggris, dan diterjemahkan menjadi ‘keturunannya yang lain’ dalam Why. 12:17, Alkitab versi TB.


C h e r y l

P E L A J A R A N

E m p e y

A L K I TA B

Iman Akhir Zaman

pada

Oleh Mark A. Finley

J

ika Anda bertanya kepada rata-rata orang Kristen “Apakah iman itu”? Anda mungkin mendengar jawaban seperti ini: Iman itu kepercayaan. Iman itu mengetahui Allah akan menjawab doa-doa Anda. Iman itu meminta apa pun yang Anda inginkan dan ketahui yang akan diberikan-Nya kepada Anda. Jawaban-jawaban ini memandang iman semacam pesona keberuntungan surgawi. Ada lebih banyak jawaban Alkitabiahnya. Iman itu adalah karunia, diberikan oleh Allah kepada masing-masing orang percaya. Itu merupakan keyakinan mutlak bahwa Allah itu pantas kita sembah dan percayai. Iman itu memiliki satu hubungan dengan Allah sebagai seorang sahabat yang dikenal baik yang menuntun kita untuk melakukan apa pun yang Ia minta karena kita mengetahui Dia paling memikirkan kita (lihat Yoh. 15:13-15; Yer. 29:11). Pada pelajaran hari ini kita akan menemukan bagaimana untuk memiliki iman kuat di akhir zaman yang dapat menahan krisis penutupan sejarah dunia ini.

1

Baca Lukas 18:8. Perhatian apakah yang diekspresikan Yesus tentang iman di akhir zaman? Menurut Anda mengapa iman sedemikian kurangnya sebelum kedatangan Yesus?

2 Bagaimanakah Alkitab menggambarkan iman Alkitabiah yang sejati? Bandingkan Ibrani 11:1 dengan 2 Korintus 5:7.

Iman adalah “substansi segala hal yang diharapkan.” Iman menyediakan fondasi bagi seluruh kehidupan Kristen kita. Hari demi hari kita memandang melampaui apa yang terjadi di sekeliling kita kepada Dia yang ada di atas kita. Meskipun dengan keadaan yang mungkin dapat menyusahkan kita atau membawa duka cita ke dalam hati kita, kita memiliki keyakinan sekokoh batu karang bahwa Yesus, sahabat terbaik kita, memiliki rencana bagi kehidupan kita demi kebaikan kita.

3 Baca Lukas 17:5, 6. Permohonan sungguh-sungguh apakah yang murid itu sampaikan kepada Yesus? Bagaimanakah Yesus menjawab?

Pada awalnya jawaban Yesus kelihatan aneh. Ketika muridmurid-Nya memohon kepada-Nya untuk meningkatkan iman mereka, Ia hanya berkata: “Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu” (ayat 6). Apa yang sedang di-

ucapkan Yesus benar-benar agak sederhana: Benih sesawi adalah benih paling kecil dari semua benih; Yesus sedang mengimbau murid-murid-Nya untuk menggunakan iman yang mereka miliki. Ia hanya berkata, “Kalian meminta-Ku untuk menambahkan iman kalian. Aku sudah menaruh iman di dalam hati kalian; praktikkanlah itu. Dengan kata lain, semakin Anda mengekspresikan iman yang Anda miliki, maka akan semakin bertumbuh iman Anda.”

4 Menurut Roma 10:17, iman datang saat kita memenuhi pikiran dengan Firman Allah. Kesetiaan Allah dinyatakan dalam Firman-Nya. Lebih banyak kita belajar Firman, maka semakin bertumbuh iman kita. Tetapi apakah mungkin membaca Alkitab dan mendapatkan sedikit keuntungan dari bacaan kita? Mengapa? Temukan jawabannya dalam Ibrani 4:2. 5 Baca ayat-ayat Alkitab berikut ini dan renungkan peran iman dalam rencana keselamatan. Apakah kita diselamatkan oleh iman, atau kasih karunia? Peran apakah yang dimainkan iman dalam keselamatan kita? Peran apakah yang kasih karunia mainkan? Baca Roma 1:16, 17; 3:23-26; 5:1, 2; Ef. 2:8-10. 6 Bandingkan Efesus 6:16 dengan Kejadian 15:1. Apakah perisai iman itu? Mengapa iman itu seperti perisai?

Iman melindungi kita dari godaan musuh karena percaya sepenuhnya dan seutuhnya kepada Yesus. Iman menuntun kita untuk mempercayai Dia, dan Ia sangat mampu menjadi perisai kita terhadap semua tipu muslihat Setan.

7 Bagaimanakah umat Allah di akhir zaman dijelaskan dalam Wahyu 14:12?

Apakah iman kepada Yesus itu? Itu lebih dari sekadar iman di dalam Yesus; namun kualitas iman Yesuslah yang mengisi hati dan kehidupan kita. Iman Yesus sendirilah yang ditanamkan kepada kita melalui kasih karunia-Nya. Hari demi hari saat kita bersyukur kepada Dia atas anugerah iman-Nya melalui kasih karunia-Nya, saat kita melatih iman yang Ia taruh di dalam hati kita, dan saat kita mengisi pikiran kita dengan Firman-Nya, maka iman Yesus di dalam kita akan bertumbuh. Kita akan menjadi seperti Dia yang sangat kita kagumi. Inilah iman di akhir zaman. n

04 - 2012 | Adventist World

27


PERT U KA RA N I DE

Surat Orang Advent dan Alkohol

Terima kasih kepada Peter N. Landless atas enam alasannya menolak penggunaan alkohol dalam “Adventist and Alcohol” (Desember 2011). Saya ingin menambahkan nomor tujuh, dan lebih banyak pertimbangan teologi dan Alkitabiah. Dalam 1 Petrus 2:9 kita orangorang percaya dijelaskan sebagai imamat yang rajani dan, seperti Yohanes Pembaptis, dipanggil untuk menyediakan jalan bagi kedatangan Yesus kedua kali. Mereka yang dipanggil untuk melayani dalam pekerjaan Allah dilarang meminum minuman beralkohol (Im. 10:9, 10; Luk. 1:15).

H erbert P feifer Murrhardt, Jerman

Tuhan Itu Ajaib

Membaca wawancara Geral Klingbeil dengan Angel Manuel Rodríguez, “Tuhan itu Ajaib!” (Desember 2011), mengingatkan kami ketika mendapat kesempatan mendengarkan ceramah dari Angel Manuel Rodríguez. Salah satu

Doa &

O scar

dan

belum di sini! Saya menanti-nantikan pencurahan Roh Kudus, dan saya mengharapkannya dengan segenap hati. Saya harap akan segera terjadi.

D aniela P rikrylova Brno, Republik Ceko

Merasakan Pengalaman Mereka

Saya menghargai artikel “Merasakan Pengalaman Mereka,” oleh Rick Kajiura

B etty G onzalez

Villavicencio, Colombia

Operation Global Rain

Ayat-ayat dalam artikel “Operation Global Rain” (November 2011) sangatlah menarik. Dari sudut pandang saya, bukan hanya persiapan pribadi, persiapan rohani yang penting, tetapi begitu pula dengan persiapan di surga itu sendiri. Kita bisa melakukan apa pun yang kita inginkan—kita bisa berdoa meminta pencurahan Roh Kudus—tetapi kita tidak dapat menerimanya sampai penghakiman di surga selesai. Tentu, kita harus siap untuk pencurahan itu, tetapi pertama-tama pelayanan kudus Yesus di surga dan penghakiman-Nya harus sudah selesai. Semua peristiwa tergantung pada waktu Allah, yang telah ditentukan-Nya. Setelah penghakiman selesai, Roh Kudus dicurahkan dan tujuh malapetaka terakhir terjadi. Waktu pencurahan Roh Kudus sudah dekat, tetapi

(Oktober 2011), tentang pelayanan luar biasa dari Allen dan Kelley Fowler di Navajo Indigenous Reserve di Arizona (Amerika Serikat). Sebagai seorang pengurus dan spesialis suku pribumi di Brazil, saya telah bekerja selama hampir 40 tahun dengan beberapa cagar alam dan suku, sebagian besar di Xingu National Park, mengembangkan aktivitas-aktivitas dan proyek-proyek lingkungan. Saya juga selama ini menjadi koordinator untuk bangsa pribumi yang terisolasi. Saya sangat senang membaca tentang pekerjaan keluarga Fowler, dan saya memahami dengan sangat baik tujuan dari pelayanan ini. Mereka benar: Cara terbaik untuk bekerja dengan kaum

PUJI SYUKUR

Tolong doakan saya dan wanita yang saya kasihi. Kami berdua ke gereja Advent yang sama, tetapi ia terpengaruh oleh teman sebayanya, dan ia sedang menjauhi saya karena terus berbicara tentang bagaimana kami harus hidup sebagai orang-orang Kristen. Steve, Afrika Selatan

28

kelas yang paling dinanti-nantikan adalah ketika kami memiliki waktu untuk tanya jawab. Kami benar-benar menikmati momen itu. Rodríguez sangat rendah hati dalam menyatakan, “Jika Anda tidak mengetahui jawabannya, ya Anda tidak tahu saja. Di surga nanti akan ada banyak waktu untuk memahami apa yang kita tidak mengerti sekarang.” Kebijaksanaannya dalam menjawab dan mempertahankan teologi Kristen kita merupakan teladan bagi kita.

Adventist World | 04 - 2012

Tolong doakan putra saya yang menjalani pembedahan; dan doakan saya agar bisa memenuhi kebutuhan keuangan saya. Ramesh, India Tolong doakan saya. Saya akan segera mengikuti ujian di sekolah. Saya juga memerlukan uang. Frederick, Republik Demokrasi Kongo

Tolong doakan konvensi pemuda kami. Kami sedang mendapat masalah dalam hal akomodasi. Saya percaya Allah memiliki solusi bagi masing-masing dan setiap tantangan, dan saya mengetahui bahwa kami harus terlibat dalam doa untuk menerima kuasa dan berkat-Nya. Nelson, Portugis


LIANA: Depresi, percobaan bunuh diri, dan seorang alko­ holik, ia mendapatkan kedamaian Allah dan sekarang berdoa dengan orang lain.

pribumi dan menerima kepercayaan mereka adalah dengan cara menghormati, berpartisipasi, dan memahami kesulitan-kesulitan dan cara hidup mereka. Kita harus selalu melakukan yang terbaik untuk memperjelas maksudmaksud baik kita. Mereka akan menerima kita ke dalam masyarakat mereka.

M oacir C ordeiro D e M elo Londrina, Paraná, Brazil

Doa Itu Penting

Adventist World membuka hati saya kepada Allah untuk menggunakan saya melakukan pekerjaan-Nya. Pelajaran Alkitab dari Mark Finley “Doa Itu Penting” (Juli 2007) mengajar saya untuk mencurahkan hati kepada Allah dalam doa, memiliki iman di dalam Dia, dan berdoa agar kehendak-Nyalah yang berlaku dalam kehidupan saya dan dalam mengantarai orang-orang yang dikasihi. Saya berterima kasih kepada Allah karena saya seorang Advent, dan berdoa Ia akan menggunakan saya dan orang Advent lain untuk menarik anakanak-Nya lebih dekat kepada-Nya.

C hinyere I robinanso Port Harcourt, Nigeria

Letters Policy: Please send to: letters@adventistworld.org. Letters must be clearly written, 100-word maximum. Include the name of the article and the date of publication with your letter. Also include your name, the town/city, state, and country from which you are writing. Letters will be edited for space and clarity. Not all letters submitted will be published.

Kesaksian satu Menit Liana Kim tidak bisa mengingat saat-saat mendapat pelukan ketika ia masih kecil dulu atau mendengar ibunya berkata “aku menyayangimu.” Di kelas lima Liana sangat depresi dan mulai minum alkohol. Ia merencanakan untuk melakukan percobaan bunuh diri. Suatu hari ia menangis meminta bantuan kepada sesuatu yang lebih besar daripada dirinya sendiri. “Allah? Budha?” doanya. “Jika engkau nyata, siapa pun dirimu, tolonglah bantu aku! Aku ingin menjalani kehidupan yang bahagia, dan aku akan bekerja bagimu.” Liana mulai membaca Alkitab. Saat ia menemukan Yesus, depresinya hilang. Sekarang ia bersama suaminya bekerja di ruangan doa, mendoakan orang lain. “Bahkan ketika aku tidak mengenal Allah, Ia mendengar tangisanku dan menggunakan pengalamanku yang menyakitkan untuk membantu orang lain.” Simak kisah Liana dan bagikan kepada teman-teman di www.answered.tv. Kisah-kisah doa baru ditampilkan setiap minggunya. —Sarah K. Asaftei

Di Belahan

Dunia Manakah Ini?

c e A l i

h i d a n M a

JAWABAN: Di Afrika Selatan, Klub Pathfinder dari Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Fish Hoek berpose setelah mendapat tempat pertama di sebuah acara pekan raya Pathfinder tahun lalu. Mereka membuat “Lonceng kemenangan” dengan menggunakan keterampilan yang mereka pelajari di Pathfinder.

Saya seorang penginjil literatur. Saya harus menjual sejumlah tertentu agar mendapatkan keuntungan dan bonus. Tolong doakan agar Tuhan mau menunjukkan kepada saya bagaimana supaya berhasil. Pattie, Amerika Serikat

04 - 2012 | Adventist World

29


I D E AU KAE XRAC NH AI DE PERT NGE

Ketahui

Tubuh Anda Jika Anda mengalami satu penurunan berat badan yang tak dapat dijelaskan sampai lebih dari 10 persen berat badan Anda dalam kurun waktu enam bulan, maka Anda perlu menemui seorang dokter. Tubuh Anda mungkin sedang mencoba menyampaikan sesuatu. Jangan abaikan.

Bukan Hawa Panas. . .

Sumber:

Kebutuhan paling besar dan paling mendesak dari gereja bukanlah dana atau personil, tetapi, menurut Ellen White, “satu kebangunan kesalehan sejati.” Tuhan sangat ingin menganugerahkan kita, karunia Roh Kudus. Ia kemudian menyebutkan empat syarat mencapai pekerjaan vital ini: “Pengakuan, kerendahan hati, pertobatan, dan doa yang bersungguh-sungguh” (Selected Messages, jid 1, hlm. 121). Pada salah satu institusi Advent, papan pengumuman elektronik menyatakan 85 persen kerendahan hati setiap harinya! Institusi itu pastilah telah membuat dunia cemburu dan impian dari semua anggota dewan, yang tentunya ingin berada “dalam kondisi kesehatan yang baik” dan semua “sehat jiwanya” (lihat 3 Yohanes 2). Bukankah itu impian kita? —dikirim oleh G. T. Ng

Mayo Clinic: Vibrant Life

Panggilan untuk ikut Kristus adalah panggilan untuk mati—mati bagi diri sendiri, mati terhadap perzinahan, mati terhadap pencurian, mati bagi hasrat-hasrat yang jahat. —Tunde Ojewole, Jemaat Pioneer, Universitas Babcock, Ilisan-Remo. Nigeria

Dari

Jumlah

Dua puluh delapan persen partisipan Adventist Health Study 2 di Universitas Loma Linda, adalah lacto-ovovegetarian. Mereka mengkonsumsi susu, produk susu, dan/atau telur, tetapi tidak memakan daging merah, ikan, atau unggas. Adventist Health Study 2 meneliti lebih dari 96.000 orang Advent di Amerika Serikat dan Kanada. Sumber:

www.llu.edu/public-health/health/early_findings.page?

30

Adventist World | 04 - 2012

28

% orang Advent adalah lacto-ovovegetarian


5O 5O

KATA ATAU KURANG

Janji Alkitab

Favorit Saya...

n Janji Alkitab kesukaan saya adalah dari Yesus: “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Mat. 11:28). Mengetahui bahwa Ia ada bersamaku membuat beban saya terasa lebih ringan untuk diatasi. Puji Tuhan!

—Collette, Paris, Perancis

n Janji Alkitab kesukaan saya memberitahu bahwa semua kebutuhan fisik, rohani, dan emosi dipenuhi di dalam Allah. “Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus” (Flp. 4:19).

—Ruben, Manila, Filipina

n “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati” (Yoh. 11:25). Inilah yang menjadi janji Alkitab kesukaan saya sejak istri tercinta meninggal dunia dua tahun yang lalu.

—Bertram, Bristol, Inggris

n Saya tidak memerlukan 50 kata. Janji Alkitab kesukaan saya mengatakannya sendiri: Yesus berkata: “Sesungguhnya Aku datang segera!” (Why 122:7).

—Jasper, Chicago, Illinois, Amerika Serikat

Kali berikutnya, ceritakan kepada kami dalam 50 kata atau kurang tentang buku kesukaan Anda dalam Alkitab. Kirimkan ke letters@AdventistWorld.org. Tulis “50 Words or Less” pada baris judul.

“Lihatlah, Aku Datang Segera” Misi kami adalah untuk meninggikan Yesus Kristus, mempersatukan umat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di mana saja dalam iman, misi, kehidupan, dan pengharapan.

Penerbit Adventist World adalah majalah periodik internasional milik Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Sedunia. Divisi Asia-Pasifik Utara adalah penerbitnya. Penerbit Eksekutif dan Pemimpin Redaksi Bill Knott Wakil Penerbit Claude Richli Manajer Percetakan Internasional Chun, Pyung Duk Dewan Penerbit Ted N. C. Wilson, ketua; Benjamin D. Schoun, wakil ketua; Bill Knott, sekretaris; Lisa Beardsley; Daniel R. Jackson; Robert Lemon; Geoffrey Mbwana; G. T. Ng; Daisy Orion; Juan Prestol; Michael Ryan; Ella Simmons; Mark Thomas; Karnik Doukmetzian, penasihat hukum Komite Koordinasi Adventist World Lee, Jairyong, ketua; Akeri Suzuki; Kenneth Osborn; Guimo Sung; Chun, Pyung Duk; Han, Suk Hee Redaksi Bertempat di Silver Spring, Maryland Lael Caesar, Gerald A. Klingbeil (associate editors), Sandra Blackmer, Stephen Chavez, Wilona Karimabadi, Mark A. Kellner, Kimberly Luste Maran Redaksi Bertempat di Seoul, Korea Chun, Pyung Duk; Chun, Jung Kwon; Park, Jae Man Editor Online Carlos Medley Koordinator Teknik dan Pelayanan Pembaca Merle Poirier Editor-at-large Mark A. Finley Senior Advisor E. Edward Zinke Manajer Finansial Rachel J. Child Asisten Redaksi Marvene Thorpe-Baptiste Asisten Editor Gina Wahlen Dewan Manajemen Jairyong Lee, ketua; Bill Knott, sekretaris; P. D. Chun, Karnik Doukmetzian, Suk Hee Han, Kenneth Osborn, Juan Prestol, Claude Richli, Akeri Suzuki, Ex-officio: Robert Lemon, G. T. Ng, Ted N. C. Wilson Pengarah Seni dan Desain Jeff Dever, Fatima Ameen Para Penasihat Ted N. C. Wilson, Robert E. Lemon, G. T. Ng, Guillermo E. Biaggi, Lowell C. Cooper, Daniel R. Jackson, Geoffrey Mbwana, Armando Miranda, Pardon K. Mwansa, Michael L. Ryan, Blasious M. Ruguri, Benjamin D. Schoun, Ella S. Simmons, Alberto C. Gulfan, Jr., Erton Köhler, Jairyong Lee, Israel Leito, John Rathinaraj, Paul S. Ratsara, Barry Oliver, Bruno Vertallier, Gilbert Wari, Bertil A. Wiklander Kepada para Penulis: Silakan mengirimkan naskah yang siap diterbitkan, melalui alamat redaksi 12501Old Columbia Pike, Silver Spring, MD 20904-6600, U.S.A. Atau melalui fax: +1 (301) 680-6638 E-mail: Internet: worldeditor@gc.adventist.org Situs: www.adventistworld.org Kecuali diberitahu, semua kutipan ayat Alkitab diambil dari ALkitab Terjemahan Baru. © 1974 Lembaga Alkitab Indonesia (LAI). Digunakan dengan izin. Adventist World diterbitkan setiap bulan dan dicetak secara berkala di Korea, Brasil, Indonesia, Australia, Jerman, Austria, dan Amerika Serikat. Vol. 8, No. 4

04 - 2012 | Adventist World

31


KOLOM

dari

INDONESIA

Seminar SS/PP di Balikpapan Daerah Kalimantan Kawasan Timur (DKKT)

S

eminar yang pertama kali dari UIKB untuk DKKT diadakan di Kantor Mission lantai 3 di Kota Balikpapan sejak hari Kamis sore tanggal 9 Februari 2012 dan berakhir hingga tutup Sabat tanggal 11 Februari 2012. Pdt. Dr. M. Sagala dan Pdt. K.R. Sagala adalah narasumber pada acara ini. Pada acara pembukaan, kedua pembicara ini disambut dengan mengalungkan salempang manik-manik khas Dayak. Amanat Pembukaan disampaikan oleh Pdt. R. Pakpahan, Ketua DKKT. Beliau menekankan bahwa orang yang akan digunakan oleh Tuhan dengan penuh kuasa dalam pekerjaan pelayanan, bukanlah orang berpendidikan tinggi, tetapi siapa pun dia namun seorang yang menyadari bahwa dia tidak sanggup dan berteriak memohon kuasa dari Tuhan. Seminar dan pelatihan pada Kamis malam dibawakan oleh Pdt. M. Sagala, bagaimana membentuk pasangan jaringan doa sahabat rohani. Seminar akan dilanjutkan besoknya oleh Pdt. K.R. Sagala, Koordinator Global Mission UIKB, khususnya berbicara kepada 8 orang peserta khusus TSPM dan PS dan secara umum untuk semua peserta. Beliau menekankan pentingnya setiap jemaat, distrik/wilayah membuat pemetaan wilayah untuk mengetahui wilayah geografis, kelompok orang, suku/etnis yang belum diinjili. Agar penjangkauan bisa dilakukan dan tidak ada yang terabaikan. Sabat, ibadah gabungan distrik yang terdiri dari 11 jemaat dirayakan di Jemaat Agape. Sejak bulan Januari 2012 ibadah tidak lagi terasa sesak, sebaliknya sudah semakin nyaman, karena selain anggota jemaat masuk menempati ruang utama gereja Agape, anggota juga bisa memilih naik ke balkon di sana tersedia layar monitor dan pengeras suara, demikian juga di

“Pasukan Berani Mati” Desa Tetey, Sulawesi Utara

P

ada tanggal 19-25 Februari 2012 yang lalu, 14 misionaris yang sedang dilatih dan siap ditempatkan di pedalaman, mengadakan cottage meeting di Desa Tetey, dan mereka disambut oleh para pemimpin jemaat dan semua anggota jemaat. Hari pertama mereka tiba di Tetey, mereka langsung mengadakan kerja bakti bersama masyarakat Desa Tetey dalam membuat jalan lorong desa. Sesudah itu, para misionaris didampingi oleh kedua anak kecil, mengelilingi Desa Tetey untuk persiapan membagi wilayah, dan untuk mengadakan prayer marching. Saat subuh pukul 04.00 waktu setempat, semua misionaris sudah bersiap di

32

Adventist World | 04 - 2012

ruangan yang lain. Khotbah Sabat disampaikan oleh Pdt. M. Sagala. Direktur SS/PP UIKB, dengan judul: Spiritual Sensi­ tivity (Kepekaan Rohani). Usai makan siang, para peserta seminar melanjutkan acara di lantai 1 Kantor Mission, dilanjutkan lagi seminar pada pukul 13.30 bagi para peserta dan anggota jemaat yang ikut bergabung hingga tutup Sabat. Peserta resmi di acara kali ini sebanyak 82 orang dan seluruhnya sekitar 114 orang. Setelah acara komitmen oleh Pdt. M. Sagala, doa komitmen peserta dan doa tutup Sabat dilayangkan oleh Pdt. R Pakpahan. Kemudian Pdt. W.A. Sandy membagikan sertifikat kepada peserta. Kita berterima kasih kepada kedua pembicara, juga kepada semua peserta yang datang dari Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. n —Dilaporkan oleh Pdt. W.A. Sandy, Direktur SS/PP, Koordinator Pelmas, Koordinator ASI, DKKT


KOLOM gereja, berdoa dan membentuk barisan berdua-dua untuk mengadakan prayer marching seperti yang dipraktikkan oleh bangsa Israel waktu mengelilingi tembok Yeriko. Para misionaris percaya bahwa Tuhan akan menghancurkan setiap tembok hati yang keras dan Tuhan akan memberikan jiwa-jiwa untuk diselamatkan. Mereka memiliki komitmen yang sangat luar biasa dalam memenangkan jiwa karena mereka berdoa dengan hati yang hancur demi pertobatan jiwa-jiwa dan mereka mengunjungi setiap rumah non-Advent dan melawat mereka. Begitu berani mereka mengunjungi rumah-rumah karena mereka memiliki komitmen tidak takut mati. Kalaupun mereka mati, mereka percaya bahwa mereka telah melakukan kehendak Tuan mereka. Ketika mereka mengunjungi rumah-ru-

dari

INDONESIA

mah lingkungan, mereka menghadapi banyak penolakan dan banyak tantangan, tetapi mereka juga mendapatkan banyak sekali mukjizat perlindungan Tuhan. Sehingga ada 8 jiwa yang sudah dimenangkan bagi Tuhan. Oleh karena tantangan yang mereka hadapi, ada jiwa-jiwa yang dibaptiskan pada malam hari, ada juga yang dibaptis di luar Desa Tetey. Saat ini para misionaris telah kembali ke kampus dan siap ditempatkan di mission field mereka masing-masing. Tolong doakan para misionaris, tolong doakan juga kami Jemaat Tetey dalam menggembalakan jiwa yang baru. Dan tolong doakan juga jiwa yang baru karena sampai saat berita ini dikirmkan, ada beberapa yang sedang ditekan oleh keluarga mereka dengan cara melarang mereka masuk gereja Advent. Tetap semangat sampai Maranatha! n

Traktat di Terminal Bus Tanjung Priok Jakarta

J

Kolaborasi Jemaat Muara Bahari dan The Seventh Singers

emaat Muara Bahari Tanjung Priok, Jakarta Utara berkolaborasi dengan The Seventh Singers mengadakan pembagian traktat kesehatan sebanyak 1.600 eksemplar di sekitar terminal bus Tanjung Priok, Sabat sore, 18 Februari 2012. Kegiatan ini dilaksanakan sehabis kebaktian Sabat, dimulai pukul 15.00 WIB dengan menaiki mobil angkutan umum, Mikrolet 15A dari depan Gereja Advent Muara Bahari. The Seventh Singers merasa terpanggil untuk ikut menyukseskan program organisasi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Sedunia, yakni Reach Up, Reach Out, Reach Across. Dan di kesempatan ini bersama Jemaat Muara Bahari menjangkau masyarakat yang belum tahu kebenaran melalui pembagian traktat kesehatan. Traktat kesehatan dipilih agar lebih berterima kepada mereka yang dari mayoritas di Indonesia pada khususnya, dan kepada masyarakat non-Advent pada umumnya. Rombongan The Seventh Singers dipimpin oleh Ketua Umumnya Sdr. Nicky Kamalirang, sedangkan Jemaat Muara Bahari dipimpin oleh Pdt. Rindu Hutapea. Kolaborasi ini dilakukan bertepatan pelayanan The Seventh Singers di Jemaat Muara Bahari. Setelah pembagian traktat selesai, rombongan kembali ke gereja untuk memberikan kesaksian hidup tentang suka dukanya membagi traktat kepada khalayak umum di terminal, khususnya bagi mereka yang baru pertama kali melakukannya. n

KIRI: Siap Membagi-bagikan traktat kesehatan di Terminal Bus Tanjung Priok Bersama Gembala Jemaat Muara Bahari, Pdt. Rindu Hutapea. BAWAH: Sedang membagikan traktat. PALING BAWAH: Pelayanan The Seventh Singers di Jemaat Muara Bahari Tanjung Priok, 18 Februari 2012.

—Dilaporkan oleh Daniel M. Sitompul, Humas dan Publikasi The Seventh Singers.

04 - 2012 | Adventist World

33


KOLOM

dari

INDONESIA

Musibah Longsor Jemaat Naga Dua Distrik Tamako, Daerah Misi Nusa Utara

L

angit kelihatan berawan tebal dan gelap, hari itu tepatnya tanggal 24 Desember 2011 yang lalu manakala umat Tuhan di seluruh Kepulauan Sangihe sedang bersiapsiap untuk ke gereja, tiba-tiba turunlah hujan yang sangat deras disertai tiupan angin barat membuat cukup banyak anggota jemaat memutuskan untuk beribadah di rumah. Besoknya hujan masih tetap mengguyur dengan lebat dan pada hari Selasa tanggal 26 Desember 2011 terjadilah longsor yang besar tepat di lokasi bangunan Gereja Advent Kampung Naga Dua, Kec. Tamako, Kab. Kepulauan Sangihe. Tanah longsor menutup ruas jalan trans Sangihe dan bahkan merusak rumah Ketua Jemaat Naga Dua dan bangunan gereja. Tanggal 12 Februari 2012 beberapa jemaat yang ada di Distrik Tamako dan beberapa jemaat dari Distrik Lapango bergotong royong membantu membersihkan dan memperbaiki gereja dan halaman gereja oleh karena tertimbun dengan tanah longsor, pada saat yang bersamaan Pdt. J. Ticoalu (Pdt. Distrik Tamako), Pdt. Sandy Yakob dan Pdt. J. Suot, bersama beberapa anggota jemaat naik ke atas bukit dan melihat keadaan longsor tersebut, mereka terkejut melihat terjadi patahan yang besar, dari permukaan tanah masuk ke dalam sekitar empat sampai enam meter dengan panjang longsoran sekitar dua ratus meter dan lebar 150 meter. Dinas pekerjaan umum, dibantu masyarakat setempat mencoba untuk membersihkan longsor yang menutupi ruas jalan trans Sangihe tetapi setiap kali turun hujan mengakibatkan tanah dari perbukitan yang sudah longsor tertimbun kembali ke jalan, dan yang lebih parah lagi mengakibatkan rumah ketua jemaat rusak parah dan badan gereja pecah karena tanah di mana gereja didirikan mulai bergeser dan bergerak seiring dengan kuatnya hujan yang turun.

Dibangunkan oleh Firman-Nya Lead Conference dan Tell The World Seminar Uni Konferens Indonesia Kawasan Timur, Uni Indonesia Kawasan Barat dan Timor Leste Mission.

G

ereja Kristus di dunia ini haruslah tetap bertumbuh, setia, dan tetap berdiri teguh sementara mempersiapkan umat menyambut kedatangan Sang Juruselamat. Itu memerlukan para pemimpin yang bertumbuh, setia, dan berintegritas pula. Ketika kita mengharapkan umat dibangunkan oleh Firman dan Roh Allah, terlebih dulu para hamba Injil mengalami kebangunan rohani, baik oleh belajar Firman Tu-

34

Adventist World | 04 - 2012

Bangunan gereja yang retak akibat gerakan tanah yang diakibatkan longsor dan air hujan yang deras.

Sampai saat berita ini dikirimkan, 12 Maret 2012, bangunan Gereja Jemaat Naga Dua tidak dapat digunakan untuk kebaktian dan konfirmasi terakhir dari pendeta distrik mengatakan bahwa saat ini jemaat sedang mencari tanah untuk mendirikan gereja. Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Jemaat Naga Dua yang beranggotakan 22 anggota dewasa dengan mata pencarian nelayan dan petani tentunya sangat membutuhkan dukungan doa bahkan bantuan materi dari umat Tuhan yang ada. n —Dilaporkan oleh Pdt. Jolly Suot, Gembala Distrik Lapango, Sangihe, Daerah Misi Nusa Utara.


han dengan tekun, juga tak henti-hentinya memohon kecurahan Roh Kudus memenuhi dan memberdayakan dalam pelayanan. Demikian pesan Pdt. Alberto Gulfan, Jr, membuka Lead Conference dan Tell The World Seminar yang berlangsung di Mataram, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Dalam renungannya Gulfan juga menekankan, faktor menentukan bagi kebangunan rohani umat banyak dipengaruhi oleh pola hidup dan teladan rohani dalam pelayanan para pemimpin gerejaNya. Untuk maksud itulah, pertemuan rohani yang penting ini diadakan, selain membuka kesempatan untuk saling berbagi kesaksian dan pengalaman pelayanan antar hamba-hamba Tuhan dari berbagai daerah, konferens dan lembaga-lembaga gereja. Keperluan untuk mendapatkan kebangunan rohani oleh Firman Tuhan agar teraplikasi dalam pelayanan yang menumbuhkan iman, terasa sangat mendesak. Para pemimpin Divisi Asia Pasifik Selatan (SSD) yang turut hadir sebagai narasumber menyatakan penekanan yang sama. “Untuk itu pancarkan terang Kristus kepada dunia,” tekan Pdt. Johnny Lubis pada sesi seminarnya yang langsung diaminkan juga oleh Pdt. Ke­ vin Castello melalui pelajaran administrasi gereja dan mentor ibadah doa persatuan di setiap akhir pertemuan sore hari. Ternyata kebangunan rohani menyentuh sisi pengelolaan keuangan yang berintegritas dan dapat dipercaya. George

Ekhuake, Asso. Bendahara General Conference, dialihbahasakan Pdt. M.R. Mambu, menyatakan, “Harapan bagi kebangunan rohani gereja menyangkut sisi kebangunan kepercayaan umat dalam pengelolaan keuangan gereja itu sendiri. Perlu para pemimpin yang melek akuntabilitas, di samping melek proses akunting pelayanan keuangan.” Senada dengan harapan itu, Sergie Ferrer, Bendahara Divisi Asia Pasifik Selatan, melengkapi harapan untuk menghidupkan pelayanan pengelolaan dana gereja yang transparansi dan dapat dipercaya. Pertemuan yang berlangsung pada sejak hari Jumat (17/2) diperkaya dengan pelajaran-pelajaran berharga dari Pdt. Joseph Kidder, M.Div, D.Min. Sedikitnya sembilan pelajaran Alkitabiah sarat nutrisi rohani, kesaksian dan pengalaman pelayanan, disajikan profesor pelayanan gereja tersebut. Pada akhir pertemuan yang telah berlangsung selama empat hari di Grand Legi Mataram Hotel ini, Pdt. Saw Samuel dan Pdt. Hermogenes Villanueva, Sekretaris dan Direktur SS/ PP Divisi Asia Pasifik Selatan, mengajak 250 lebih peserta untuk juga menularkan kebangunan rohani dalam penginjilan dan kelompok-kelompok pedalaman Alkitab, yang memenangkan jiwa juga menolong para anggota gereja menuju kedewasaan sembari menunggu hari puncak keselamatan yang besar itu. n —Dilaporkan oleh Pdt. R.M. Hutasoit, Pemimpin Redaksi Percetakan Advent Indonesia.

Seminar Penatalayanan di Denpasar

Tema: Reviving Stewardship, Transforming Steward

B

asic Stewardship/Trust Services Educator Certification, dengan tema “Reviving Stewardship, Transforming Stewards” telah diadakan di Denpasar, Bali pada tanggal 22-25 Februari 2012. Dengan narasumber yang datang dari divisi dan uni, ­yaitu Pdt. Wendell Mandolang, Dir. Penatalayanan SSD dan Pdt. Djoko Soewarso, Dir. Penatalayanan UIKB. Acara ini dihadiri dari perwakilan 17 jemaat se-Konferens Jawa Kawasan Timur, 7 jemaat yang ada di Pulau Bali, dan 10

jemaat dari luar Bali. Dalam acara ini para peserta diajarkan untuk menjadi penatalayan yang setia dengan menyerahkan hati kita kepada Tuhan, dan ditekankan juga kepada gereja dan pekerja agar kita memperhatikan program dari organisasi yang lebih tinggi di dalam menjalankan roda organisasi gereja kita ini. Adapun acaranya dimulai hari Rabu malam untuk semua jemaat di Denpasar dan Kamis malam sampai Sabat untuk seKJKT dan diakhir acara diserahkan pin kepada semua yang hadir dan sertifikat bagi yang hadir sepanjang seminar dan sebagai utusan jemaat sebanyak 80 sertifikat. Kiranya acara seminar dan sertifikasi penatalayanan ini dapat menjadi berkat bagi jemaat dan pekerja yang hadir yang akhirnya dibangunkan dalam penatalayanan dan menjadi penatalayan yang diubahkan. Tuhan memberkati. n —Dilaporkan oleh Pdt. Victor Sinuhaji, Dir. Penatalayanan Konferens Jawa Kawasan Timur.

04 - 2012 | Adventist World

35


Membagikan Pengharapan Menerobos Rintangan Tema: Sharing Hope Beyond Borders

L

ebih dari 70 pemimpin komunikasi dan peminat media menghadiri workshop produksi siaran radio dan tayangan televisi rohani yang diadakan pada 24-26 Februari 2012 di Cipa­yung, Jawa Barat. Kegiatan selama 3 hari ini terbilang padat dan menuntut konsentrasi penuh dari setiap peserta yang datang dari Jakarta dan Bandung. “Setelah pulang dari kegiatan ini, kami ingin para peserta untuk langsung dapat menghasilkan tayangan-tayangan rohani,” kata Pdt. Michael Palar, Direktur Hope Channel Indonesia, sekaligus panitia kegiatan ini. “Memang ini pertemuan yang singkat, tetapi semoga menjadi awal sesuatu yang besar untuk Tuhan.” Gereja Advent mempunyai pekabaran yang penting dan menarik. Tetapi apa artinya jika orang lain tidak mengetahuinya? “Kita harus menyampaikan pekabaran kita,” demikian kata Pdt. W. L. Limbong, Ketua Konferens DKI Jakarta yang membuka kegiatan ini.. Para narasumber dalam workshop ini adalah anggota awam, Lendhy Maramis, pelatih media dan pemilik rumah produksi M-Creative membahas tentang TV Production. Kemudian ada Isye Soentoro, seorang wartawan, penulis buku dan pemilik Advent Vision Ministry membahas soal penulisan naskah. Donald Weley, Production Manager Hope Channel Indonesia memimpin kelas video editing dan Pdt. Andri Daymbani dari Konferens DKI membahas produksi siaran radio. Dalam kegiatan ini peserta seminar dibagai dalam 6 kelompok yang terdiri dari penulis naskah (script writer), sutra-

dara, perator kamera, produser, dan diberi tugas untuk produksi sebuah program apakah itu iklan, film pendek atau kesaksian. “Kegiatan ini sangat penting sebab salah satu strategic plan gereja kita adalah agar setiap jemaat memiliki perpustakaan rekaman radio dan televisi,” kata Pdt. Samuel Simorangkir, Direktur Komunikasi GMAHK Uni Indonesia Kawasan Barat (UIKB). Pada saat yang sama dibentuk forum komunikasi Indonesian Adventist Filmmakers dan Adventist Script-writer sebagai wadah komunikasi sekaligus menjadi forum berbagi pengalaman dan keahlian antar anggota. Kegiatan Sharing Hope Beyond Borders adalah kegiatan pelatihan media terpadu antara departemen komunikasi gereja dan Hope Channel Indonesia untuk membekali para pemimpin komunikasi jemaat dan pencinta media untuk menginjil menggunakan tayangan televisi dan siaran radio. n —Dilaporkan oleh Bruce Sumendap, Associate Director of Communications, Uni Indonesia Kawasan Barat.

Preach Seminar Makassar

Konferens Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara

T

anggal 10 Februari 2012 diadakan Preach Seminar di Aula Sekolah Tinggi Theologi Jaffray, Jl. Gunung Merapi No. 103, Makassar. Kata preach adalah singkatan dari Project for Reaching Every Active Clergy Home . Tahun 2008 diadakan acara yang sama di tempat yang sama. Tujuan utama dari acara ini adalah satu program untuk mengadakan pendekatan dengan para pendeta dari denominasi lain. Acara ini didahului dengan renungan yang disampaikan oleh Pdt. H. Sibilang, Ketua Konferens Sulawesi Selatan, Barat

36

Adventist World | 04 - 2012

dan Tenggara (KSSBT), dalam renungannya beliau mengutarakan hal-hal yang harus diwaspadai oleh seorang hamba Tuhan. Hadir dalam acara ini Kepala Pembimas Kristen, Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan, Bapak Y. S. Pangalingan, S. Sos yang telah menyampaikan kata sambutan. Dalam sambutannya beliau menekankan ada tiga krisis yang melanda pendeta, yakni (1) Kudis—kurang disiplin, (2) Kurap—ku­ rang pengharapan, (3) Kuman—kurang iman. Selanjutnya be-


liau mengimbau sekaranglah waktunya agar para hamba Tuhan meningkatkan kebersamaan dalam pelayanannya di setiap gereja untuk hormat dan kemuliaan Tuhan . Narasumber dalam acara preach seminar ini adalah (1) Pdt. H. E. Sinaga, Sekretaris Asosiasi Kependetaan Divisi Asia Pasifik Selatan; (2) Pdt. N. Kaumpungan, Sekretaris Asosiasi Kependetaan, Uni Konferens Indonesia Kawasan Timur; (3) Pdt. M. Wauran, Dekan Fakultas Theologi, Universitas Klabat, Airmadidi; (4) Pdt. F. Rahman, Direktur Sekolah Sabat dan Pelayanan Perorangan UKIKT. Peserta pendeta dari denominasi lain yang hadir dalam ­acara ini ada sekitar 30 orang termasuk beberapa orang dari

mahasiswa STT Jaffray, semua pendeta Advent di Kota Makassar dan para pemimpin dan staf yang ada di Kantor Konferens Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara turut hadir dalam acara ini. Setiap peserta dari denominasi lain juga diberikan buku Kemenangan Akhir. Harapan kita acara ini dapat membangun jembatan persahabatan dengan para pendeta dari denominasi yang lain. n —Dilaporkan oleh Pdt. M. Tandilangi, Direktur Komunikasi KSSBT.

Menara Doa Pukul Lima Subuh

GMAHK Batammas, Batam, Kepulauan Riau

P

ada hari Minggu pagi, 26 Februari 2012 di GMAHK Batammas, umat sedang melakukan doa bersama yang dinamakan “Menara Doa.” Suatu acara bahwa anggota jemaat dapat datang ke gereja untuk melakukan menara doa pukul lima subuh. Tahun 2012 ini salah satu program Jemaat Batammas adalah Reach Up (Menjangkau ke Atas), jadi diimbau kepada semua anggota Jemaat Batammas untuk berdoa 777 dan doa 1752 di rumah dan di kantor dan salah satunya adalah Menara Doa pukul lima subuh setiap hari minggu.

Program ini dilakukan dengan tujuan untuk mempererat dan menjalin kerja sama di dalam jemaat. Jemaat melakukan program Menara Doa ini mulai minggu kedua bulan Februari 2012 dan pada awalnya masih sedikit yang datang. Puji Tuhan di minggu keempat sudah mulai banyak umat yang datang untuk melakukan Menara Doa ini. Sebelum Menara Doa, Pdt. U. Sinambela memulai dengan membacakan Firman Tuhan untuk renungan singkat dan di­ akhiri dengan doa. Setelah itu baru dimulai dengan Menara Doa. Banyak topik doa yang disampaikan oleh masing-masing anggota jemaat. Setelah selesai Menara Doa, Reach Across (Menjangkau ke Seberang) jemaat diadakan dengan olah raga bersama di halaman gereja. Kita doakan agar program Menara Doa ini bisa berjalan terus, anggota jemaat semakin lebih banyak yang datang dan hanya nama Tuhanlah yang dimuliakan. n —Dilaporkan oleh Simson Siallagan, Departemen Komunikasi GMAHK Batammas, Batam Kepulauan Riau.

04 - 2012 | Adventist World

37


KOLOM

dari

INDONESIA

Seminar Kesehatan se-Provinsi Lampung Tema: Happy, Holy and Health”

H

anya berselang satu bulan di tempat yang sama dengan kegiatan “Preach Seminar” yang dihadiri ratusan pendeta dari non-Advent, maka sebuah kegiatan besar juga diadakan oleh Departemen Kesehatan Daerah Sumatera Kawasan Selatan (DSKS). Bertindak sebagai panitia pelaksana adalah para pendeta yang tergabung dalam PGCL (Persatuan Gembala Chapter Lampung) yang diketuai oleh Pdt. B. Pasaribu. Puji Tuhan karena acara seminar kesehatan dapat terlaksana dengan baik dan dihadiri puluhan orang dari berbagai denominasi gereja dan juga beberapa kaum mayoritas sejak hari pertama. Dalam kesempatan ini hadir juga Pdt. E. Simanjuntak (Ketua DSKS) memberikan renungan pembukaan dan dalam sambutannya hamba Tuhan ini menyampaikan pesan khusus agar melalui acara ini “semua peserta dapat meningkatkan kua­litas hidup menjadi lebih bahagia, lebih sehat dan hidup kudus.” Acara seminar kesehatan digelar selama 3 hari.

S.PK. (RSA Bandung), (5) Ibu Helda J. Mailoa, SST. MM. (RSA Bandar Lampung), (6) Ibu Ch. Sitorus (DSKS, Palembang). Menurut data dari bagian pendaftaran jumlah peserta yang hadir pada hari pertama berjumlah 111 orang (67 peserta non-Advent dan anggota Advent 44 orang). Pada hari yang kedua jumlah tamu yang hadir 115 orang, (71 peserta non-Advent dan anggota Advent 44 orang).

Para Narasumber

Pada hari pertama, telah hadir dua narasumber yang siap memberikan materi kesehatan, dan sepanjang acara ini telah hadir enam orang narasumber yang datang dari berbagai tempat, di antaranya: (1) Pdt. J. Havelaar MPH (Kantor UIKB-Jakarta), (2) dr. Vinenda Panjaitan Sp.OG. (Jakarta), (3) dr. Alvin Rantung Sp. KPR, (RSA Bandung), (4) dr. Grace Legoh,

Pdt. J. Havelaar sedang menampilkan praktik Terapi Air (Hydrotherapy).

Kami berterima kasih kepada para penulis setia, dari setiap konferens/daerah/wilayah di seluruh tanah air Indonesia. Kami ingin agar proses re-

daksi majalah Adventist World Indonesia (AWI) yang setiap bulan diterbitkan, yang mana membutuhkan waktu yang sangat ketat dalam prosesnya, dapat dilaksanakan dengan lancar. Untuk itu kami berharap untuk edisi berikutnya, setiap teKS naskah berita yang kami terima diketik rapi (sesuai misi majalah ini) dalam format M ­ icrosoft Word/Word Perfect, tanpa ada gambar/foto/image­di dalam file dokumen tersebut (Karena perlu waktu untuk proses pengeluaran gambar/foto/image dari dalam file teks dokumen tersebut). Gambar/foto/image untuk naskah berita tersebut kami harapkan terpisah dari dalam file dokumen teks naskah berita. Lebih disukai dalam format jpeg tetapi jelas, terang dan jernih serta bere­solusi minimal 640x428 (lebih besar lebih baik). Jika ada keterangan gambar/foto/image yang penulis ingin sertakan, ketiklah keterangannya menjadi file name gambar tersebut (dengan cara rename file name gambar tersebut) atau informasikan keterangan gambar tersebut di dalam teks naskah berita tersebut. Maksimal 500 kata. Tim redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengubah isi dan maksud penulis. Berita akan dimuat bilamana dilengkapi dengan nama dan alamat pengirim yang jelas. Naskah tidak akan dikembalikan. Walaupun kami berusaha untuk memasukkan seluruh berita yang masuk, tetapi atas pertimbangan tim redaksi, ada kemungkinan tidak semua naskah berita yang masuk akan dipublikasikan. Kirimkan ke: adventistworld_indonesia@yahoo.co.id paling lambat tanggal 15 setiap bulan untuk dimasukkan ke edisi bulan berikutnya. Terima kasih, Tuhan memberkati kita pada waktu kita menyiapkan berita baik yang menguatkan umat Tuhan khususnya di Indonesia.

38

Adventist World | 04 - 2012

Info Penting! bagi Para Penulis Setia Adventist World Indonesia


WARTA

GEREJA ADVENT “Lihatlah, Aku Datang Segera…”

Misi kami adalah untuk meninggikan Yesus Kristus, mempersatukan umat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di mana saja dalam iman, misi, kehidupan, dan pengharapan.

SALAH SATU KEGIATAN: Bagaimana memijat yang baik.

Penerbit Indonesia Publishing House (anggota IKAPI Jawa Barat) Jalan Raya Cimindi 72 Bandung, 40184 Ketua Pengarah J. S. Peranginangin Ketua Bidang Usaha A. Ricky Bendahara S. Manueke Pemasaran S.P. Rakmeni

Adapun tujuan dari seminar ini selain membagikan terang pengetahuan kesehatan adalah juga untuk menjalin hubungan dengan masyarakat yang ada di Bandar Lampung, sekaligus untuk membagikan buku Kemenangan Akhir. Topik Pembahasan

Antusias para peserta sangat terlihat dari respons positif setiap topik pembahasan yang disajikan dengan sangat menarik dan bersemangat dan banyaknya pertanyaan setiap dibuka sesi diskusi. Pembahasan pertama yang diberikan Pdt. J. Havelaar, dengan topik pembahasan: Terapi Air (Hydrotherapy), dan diperagakan langsung bagaimana cara melaksanakannya. Pembahasan yang sangat menarik pada hari kedua disampaikan oleh dr. Vinenda dengan topik “Seks yang Serasi dalam Rumah Tangga.” Pembahasan yang ketiga oleh Ibu Helda J. Malloa, dengan topik “Vegetaris, Bergizi, dan Cegah Penyakit Degeneratif,” dan langsung memberikan jus sayur dan jus semangka kepada semua undangan. Pembahasan yang keempat oleh dr. Alvin Rantung, dengan topik “Stres Manajemen.” Pembahasan yang kelima oleh dr. Grace Legoh, dengan topik “Rumah Tangga dan Kesehatan.” Puji Tuhan pembahasan disajikan dengan sangat santun dan bersahabat, dan menarik perhatian para peserta khususnya dari kalangan non-Advent. Dan pada akhir acara seminar, semua anggota diberikan sertifikat dan buku Kemenangan Akhir, total 115 buku. Kiranya acara seperti ini akan tetap dilaksanakan pada tahun-tahun yang akan datang dan akan menolong banyak orang di sekitar kita dalam peningkatan kualitas hidup jasmani, mental, rohani dan sosial mereka. n

—Dilaporkan oleh Pdtm. Roiman E. Simbolon, Persatuan Gembala Chapter Lampung dan Victor J. Sinaga, Komunikasi Daerah Sumatera Kawasan Selatan.

Produksi S. M. Simbolon Pemimpin Redaksi Roy M. Hutasoit Redaksi Pelaksana dan Desain Isi J. Pardede Tim Redaksi S.P. Silalahi, R.C.A. Raranta, J. Wauran Komunikasi Uni S. Simorangkir, Uni Indonesia Kawasan Barat S. Salainti, Uni Konferens Indonesia Kawasan Timur Komunikasi Konferens/Daerah/Wilayah D. Lingga, Sumatera Kawasan Utara H. Sihaloho, Sumatera Kawasan Tengah V. J. Sinaga, Sumatera Kawasan Selatan A. Sagala, DKI Jakarta dan Sekitarnya S. Nappoe, Jawa Barat W. Siringoringo, Jawa Tengah R. Situmeang, Jawa Kawasan Timur D. Juniarto, Kalimantan Kawasan Timur J. Sihotang, Kalimantan Barat D. Kana Djo, Nusa Tenggara R. Keni, Minahasa Utara Dj. Muntu, Minahasa F. Kasenda, Bolaang Mangondow-Gorontalo Ch. Muaya, Sulawesi Tengah M. Tandilangi, Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara A. J. Uniana, Maluku H. Sandil, Nusa Utara H. Wambrauw, Papua I. Lisupadang, Luwu Toraja Izin

Departemen Penerangan RI No. 1167/SK Ditjen PPG/STT/1987

Alamat Redaksi Jalan Raya Cimindi 72 Bandung, 40184 Telp. (022) 6030392; Fax. (022) 6027784 Email: adventistworld_indonesia@yahoo.co.id Alamat Pemasaran Tlp/Fax: 022-86062842 Email: sirkulasi_iph@yahoo.com (Sirkulasi) www.iphbdg.org

Redaksi menerima naskah berita dan foto sesuai dengan misi majalah ini, maksimal 500 kata. Tim redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengubah isi dan maksud penulis. Berita akan dimuat bilamana dilengkapi dengan nama dan alamat pengirim yang jelas. Naskah tidak akan dikembalikan. Walaupun kami berusaha untuk memasukkan seluruh berita yang masuk, tetapi atas pertimbangan tim redaksi, ada kemungkinan tidak semua naskah berita yang masuk akan dipublikasikan.

04 - 2012 | Adventist World

39


1&35&.6"/ .64*. 4&.*

"13*-

1&35&.6"/ (&/&3"- $0/'&3&/$& + 6 - *

.&-"-6*/:" %&/("/ .&.#"$" "-,*5"# #&34"."

4BMBI TBUV TMPHBO EBSJ (FSFKB .BTFIJ "EWFOU )BSJ ,FUVKVI 4FEVOJB ZBOH BSUJOZB i %JCBOHVOLBO PMFI 'JSNBO /ZB u

GEREJA MASEHI

ADVENT

HARI KETUJUH


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.