AW Bahasa - December 2018

Page 1

Halaman 10

Halaman 14

Halaman 20

Dipulihkan: Mengembalikan Citra Allah

Kerjasama Mewujudkan Impian

Wanita yang Menyatukan Suatu Bangsa

War ta Ge re j a Mas ehi Advent Hari Ketujuh

12 - 2018


Perlindungan dan Rasa Hormat Oleh Bill Knott

G

ISRAEL

Tentang Sampul Tanya Bejenar adalah bendahara gereja berbahasa Ibrani di Tel Aviv, Israel. Dia berasal dari Moldova. Meskipun bahasa Ibrani bukan bahasa pertamanya, ia berbicara dengan lancar dan menjadi seorang guru Sekolah Sabat dalam bahasa Ibrani. Foto Sampul: Tor Tjeransen/ADAMS

Fokus 10 Dipulihkan: Mengembalikan Citra Allah 12 Belajar dari Sang Guru 14 Kerjasama Mewujudkan Impian Firman 20 Wanita yang Menyatukan Suatu Bangsa 26 Pertanyaan dan Jawaban Alkitab Gereja Saya 16 Wawasan Global 18 Roh Nubuat 19 Suara Milenium 22 Iman dalam Tindakan 24 Menoleh ke Belakang Iman yang Hidup 27 Kesehatan dan Kebugaran 28 Bolehkah Saya Ceritakan Sebuah Kisah? 30 Iman yang Bertumbuh—Halaman untuk Anak-anak

adis itu menumbuk jagung dengan alu kayu peninggalan neneknya, yang pegangannya aus karena sudah dipakai puluhan tahun. Bebijian halus pun terkumpul di dasar lumpang batu itu, menunggu tangannya yang terlatih membentuknya menjadi kue jagung kecil untuk memberi makan tujuh anggota keluarganya. Ia layak mendapatkan rasa hormatmu. Wanita itu merapikan lipatan gaun hitamnya sambil menunggu waktu tatkala menangani kasus terpenting dalam kariernya di hadapan mahkamah agung—untuk memenangkan hak bagi murid-murid pemelihara Sabat di negaranya supaya bisa mengikuti ujian nasional mereka pada hari lain. Ia layak menerima doamu. Ibu itu memainkan kunci-kunci pada organ tua di gereja yang kosong pada Kamis malam lalu, melatih lagu pujian yang akan dinyanyikan jemaat dalam ibadah Sabat. “Tuhan,” bisiknya, “bantu jari-jari tua ini untuk bekerja sekali lagi.” Ia layak mendapatkan rasa terima kasihmu. Remaja putri itu menatap buku matematikanya, tersirat senyum mengerucut di bibirnya. “Kami siap, Yesus,” ia bergumam di meja belajarnya, mengantisipasi ujian besok—yang akan memantapkan reputasinya yang diperoleh dengan susah payah sebagai siswa matematika terbaik di sekolah. Ia layak mendapatkan kekagumanmu. Di dunia Advent, jutaan perempuan menjalankan gerakan umat yang sisa ini dengan keringat, cinta, kesabaran, dan keterampilan. Mereka meneguhkan keluarga melalui masa-masa sulit, dan menenangkan anggota jemaat ketika faksi-faksi meniupkan perpecahan. Mereka membagikan Firman yang dikhotbahkan melampaui meja-meja dapur dan gelombang udara, menggunakan karunia-karunia yang telah diberikan oleh Roh Kudus, untuk memenangkan jiwa-jiwa bagi Yesus. Mereka menghidupkan kisah-kisah Alkitab untuk balita di Sekolah Sabat, dan tersenyum bahagia ketika para mahasiswa kedokteran berusia 25 tahunan di kelas mereka akhirnya bisa memahami aspek kimiawi penyerapan nutrisi di tubuh manusia. Mereka membagikan sabun dan paket kebersihan bagi keluarga yang diguncang gempa bumi, banjir, dan kelaparan, dan berbagi harapan di persekutuan doa kecil tempat hati yang terluka disembuhkan. Sesungguhnya para pengikut Yesus tidak perlu menyatakan bahwa setiap dari mereka—wanita dan gadis yang diciptakan menurut gambar Allah—berhak mendapatkan rasa hormat, perhatian, dan perlindungan yang layak dimiliki setiap manusia. Tetapi, ada ribuan kisah setiap hari yang mengingatkan kita betapa daya tarik kekuatan dominasi yang kuno dan berdosa itu membuat perempuan jauh lebih sering menjadi korban ketimbang laki-laki. Wanita dan anak perempuan secara tidak seimbang mengalami kehilangan, kemiskinan, ketidakberdayaan, dan kekerasan, termasuk—patut disayangkan—di kalangan mereka yang mengaku telah mematuhi hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus. Seharusnya tidak. Dan ketika kita benar-benar memahami kebenaran Tuhan, hal itu tidak akan terjadi. Sambil membaca artikel-artikel khusus dalam edisi Adventist World kali ini, berdoalah agar Anda dikaruniai hati yang baik, dan keberanian dari Yesus untuk melindungi semua yang rapuh.

Kami percaya pada kuasa doa, dan kami menerima permintaan doa yang dapat dibagikan dalam ibadah staf mingguan kami setiap Rabu pagi. Kirim permintaan Anda ke prayer@adventistworld.org, dan doakan kami saat kita bekerja sama untuk memajukan kerajaan Allah. 2

12 - 2018 AdventistWorld.org


Liputan Khusus Rapat Tahunan

Andy dan Naomi Weaver, bersama dengan delapan anak mereka, menghadiri Rapat Tahunan di Battle Creek, Michigan. Terlahir dalam komunitas Amish (kelompok persekutuan gereja Kristen tradisional dengan asal-usul Anabaptis JermanSwiss. Dikenal dengan hidup sederhana, pakaian polos, dan keengganan untuk mengadopsi banyak kemudahan teknologi modern), mereka menemukan pekabaran Advent melalui tetangga mereka yang Advent dan membaca buku The Great Controversy serta The Desire of Ages. Dibaptis pada tahun 2013, mereka telah mendirikan West Salem Mission di Ohio, Amerika Serikat, untuk lebih menjangkau komunitas Amish.

Anda dapat melihat kesaksian Andy di: https:// goo.gl/MoTV4D.

Foto: Brent Hardinge/ANN

AdventistWorld.org 12 - 2018

3


Liputan Khusus Rapat Tahunan

Delegasi Rapat Tahunan Memutuskan untuk Menerima Dokumen Kepatuhan

Komite eksekutif gereja Advent sedunia menyetujui langkahlangkah yang direkomendasikan oleh Unity Oversight Committee.

Oleh Adventist World dan Adventist News Network

Ted N. C. Wilson memimpin diskusi tentang kepatuhan, dibantu oleh Joanne Stango, sekretaris rekaman, dan Karen Porter, wakilnya. Foto: Brent Hardinge/ANN

Setelah presentasi dan diskusi selama lebih dari lima jam, delegasi rapat tahunan Komite Eksekutif Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh menyetujui rekomendasi dari Unity Oversight Committee (UOC) untuk menciptakan proses kepatuhan baru yang selaras dengan kebutuhan untuk menerapkan kebijakan dan keputusan gereja. Keputusan itu disahkan dalam pemungutan suara 185 banding 124, dengan dua abstain, dan menyetujui dokumen yang berjudul Regard for and Practice of General Conference Session and General Conference Executive Committee Actions. Keputusan itu merupakan kelanjutan dari pemungutan suara Komite Eksekutif General Conference pada pertemuan bulan Oktober 2017 atas proposal sebelumnya 4

12 - 2018 AdventistWorld.org

yang diajukan oleh Unity Oversight Committee yang sama, yang telah dikaji lebih mendalam. Isi Dokumen Dokumen tersebut menguraikan suatu proses untuk mengatasi masalah ketidakpatuhan dalam Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Singkatnya, proses dimulai dengan laporan atas ketidakpatuhan yang terjadi ke tingkat administrasi gereja terdekat. Dokumen ini menekankan perlunya “penyelesaian Kristiani,” yang mencakup dialog dan doa serta “atmosfer yang mendukung.” Sebagai bagian dari proses, pihak yang tidak patuh akan diminta untuk memberikan bukti kepatuhan atau rencana untuk “mencapai kepatuhan yang hakiki.” Jika tidak ada resolusi yang dica-

pai di tingkat administrasi terdekat, Komite Administrasi General Conference (ADCOM) dapat merujuk masalah ini ke salah satu dari lima komite penasihat. Komite-komite ini, yang disebut “komite kepatuhan,” mempelajari masalahnya dan membuat rekomendasi kepada ADCOM untuk melakukan tindakan disiplin. ADCOM kemudian dapat meneruskan rekomendasi itu kepada pejabat General Conference dan Divisi maupun ke Komite Eksekutif. Dokumen ini selanjutnya menguraikan proses banding serta langkah-langkah pendisiplinan. Langkah-langkah pendisiplinan ini hanya dapat diputuskan oleh komite eksekutif, yang bisa mencakup peringatan resmi dan teguran terbuka. Apabila ketidakpatuhan itu berlanjut, Anggaran Rumah Tangga


Liputan Khusus Rapat Tahunan

Konstitusi General Conference memungkinkan pemecatan keanggotaan Komite Eksekutif dengan suara mayoritas dua pertiga. Pembahasan Sesi sore dimulai dengan pernyataan dari Ted N. C. Wilson, Ketua Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, bahwa “asal-usul dokumen berasal dari Anda. Itu dokumen Anda. Itu ada di tangan Anda. Ini bukan dokumen saya.” Wilson menjelaskan bahwa tidak akan ada rekomendasi dari komite kepatuhan pada rapat tahunan tahun ini. Wilson kemudian meminta semua untuk berpartisipasi dengan “roh yang manis dan sikap seperti Kristus. Kami menginginkan keterbukaan. Kami ingin maju dengan semangat yang terbuka dan ramah. Kita berada di sini untuk melakukan kehendak Tuhan. ” Michael Ryan, Ketua UOC, memperkenalkan sejarah dokumen tersebut, dilanjutkan presentasi oleh David Trim, Direktur Arsip, Statistik dan Penelitian; Karnik Doukmetzian, penasihat utama untuk Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh; dan Hensley Moorooven, Wakil Ketua Gereja Advent Sedunia. Ryan masuk ke sesi penerimaan dokumen, yang dibacakan oleh Moorooven dengan keras. Tujuh puluh satu delegasi dan undangan berbaris di lima mikrofon untuk membahas dokumen yang diusulkan. “Sore ini kami mengalami sebuah gereja yang terbaik,” kata Mark Finley, penginjil terkenal dan mantan Wakil Ketua General Conference. “Suatu hal yang sehat bagi gereja ketika para pemimpin mengungkap-

Tujuh puluh satu delegasi dan undangan berbaris di lima mikrofon untuk membahas dokumen yang diusulkan.

kan pikiran mereka secara terbuka dan jujur. Apa yang saya lihat siang ini adalah sebuah gereja yang bergumul dengan sebuah masalah.” Finley lalu memberikan pendapat yang mendukung terhadap dokumen tersebut, mengatakan bahwa “dokumen ini tidak mengarah pada atau mendorong suatu kekuasaan otoriter. Sebaliknya, itu menyajikan suatu pencegahan terhadap kekuasaan seperti itu.” Ia menegaskan peran sebuah kebijakan dalam gereja yang bersatu: “Kebijakan adalah suatu kesepakatan bersama, tetapi mereka mengatur tindakan kita sebagai pemimpin gereja. Dan saya berdoa semoga kita akan bersamasama mendukungnya.” “Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh tidak akan gagal,” kata Dan Jackson, Ketua Divisi Amerika Utara. “Allah akan memimpin jemaat-Nya pada suatu akhir yang mulia.” Namun, Jackson mengingatkan konsekuensi jika menyetujui dokumen itu: “Saya percaya penerimaan dokumen ini akan mengubah hubungan di dalam gereja. Ini bertentangan dengan para pionir, dan dengan praktik usaha yang logis. Penerimaan dokumen ini tidak akan sama. Anggota Divisi Amerika Utara akan merasa mereka telah didorong ke pinggir gereja.” “Iman tanpa kebebasan hanyalah sebuah rantai, bunga tanpa warna,” kata Tamas Ocsai, Ketua Gereja Advent di Hungaria. “Kebebasan hati nurani penting bagi orang Advent. Perhatian serius saya adalah: Apakah kita benar-benar ingin menggunakan dokumen terbaru ini untuk melukai kesatuan keluarga gereja yang kita cintai?” “Saya mendukung dokumen ini,” kata Esther Abayo dari Divisi Afrika Timur Tengah. “Kita semua percaya bahwa kepatuhan diperlukan. Satu-satunya ketakutan yang saya lihat adalah orang-orang takut akan konsekuensi yang datang dari ketidakpatuhan.” “Saya pikir kebanyakan orang

Dokumen ini menekankan perlunya “penyelesaian Kristiani,” yang mencakup dialog dan doa serta “atmosfer yang mendukung.” di gereja lokal berpikir lebih maju untuk menjalankan misi gereja,” kata Adan Ramos Lagos dari Divisi Inter-Amerika. “Saya percaya kita telah memiliki cukup kebijakan, yang seharusnya dapat digunakan.” “Kita akan lebih berhasil dalam misi dan hubungan kita akan jauh lebih dalam karena di sini kita belajar untuk memahami satu sama lain terlepas dari perbedaan pendapat,” imbuh Mikhail Kaminskiy, Ketua Divisi Euro-Asia. Mario Ceballos, Direktur Adventist Chaplaincy Ministries untuk gereja sedunia, delegasi terakhir yang berbicara, menawarkan perspektif pastoral: “Ujian terbesar iman adalah ketika Anda tidak mendapatkan apa yang Anda inginkan, namun tetap bisa mengatakan, ‘Terima kasih, Tuhan.’” Kesimpulan Wilson menyampaikan penghargaan kepada anggota Komite Eksekutif atas atmosfer baik yang ditunjukkan selama sore hari itu. “Saya sangat terkesan dengan kesabaran Anda. Saya juga ingin mengungkapkan penghargaan saya yang mendalam kepada Anda yang berbicara sebagai satu tubuh. Hal itu berbicara banyak.” “Ketika kita meninggalkan tempat ini malam ini,” Wilson menyimpulkan, “marilah kita bersatu sebagai terang bagi semua orang yang perlu mengetahui kabar tentang kedatangan Kristus yang tidak lama lagi.” Untuk membaca seluruh dokumen keputusan secara daring, kunjungi halaman web berikut goo.gl/MsYWT. AdventistWorld.org 12 - 2018

5


Laporan Khusus Rapat Tahunan

Laporan Keuangan Menekankan Akuntabilitas, Kesetiaan dalam Penggunaan Dana

Juan Prestol-Puesán mengatakan gereja sangat berhati-hati dalam mengelola keuangan gereja.

Oleh Marcos Paseggi, Adventist World

Ray Wahlen, Wakil Bendahara General Conference, menyajikan informasi dan statistik sebagai bagian dari laporan keuangan. Foto: Brent Hardinge/ANN

Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh menangani penggunaan uang gereja dengan sangat serius, kata Bendahara General Conference (GC) Juan PrestolPuesán ketika menyajikan Laporan Keuangan pada tanggal 14 Oktober 2018. Laporan Prestol-Puesán, yang membuka sesi bisnis pada Rapat Tahunan 2018 di Battle Creek, Michigan, Amerika Serikat, menampilkan beberapa cara yang dilakukan gereja dalam memastikan pengelolaan dana secara hati-hati. “Persepuluhan itu suci,” katanya, “dan kami tidak menganggap sepele urusan ini.” Peningkatan Luar Biasa Prestol-Puesán mengatakan bahwa sepanjang tahun ini gereja telah diberkati dengan peningkatan 9 persen persepuluhan dari Divisi Amerika Utara (NAD). Peningkatan yang baik juga terjadi di negara-negara lain di seluruh 6

12 - 2018 AdventistWorld.org

dunia. “Kami pikir ini adalah hasil, paling tidak sebagian, dari penekanan baru yang diberikan oleh para pemimpin gereja terhadap penatalayanan,” katanya, sesuatu yang juga berperan bagi kesehatan keuangan seluruh gereja. “Laporan keuangan menunjukkan gambaran yang lebih baik dibanding tahun lalu,” ungkap Prestol-Puesán. “Bahkan ketika pendapatan kita sedikit lebih rendah karena hasil investasi yang lebih rendah, pengeluaran kita juga menurun, dan hasil bersihnya masih menunjukkan angka positif.” Ini sangat bagus, kata PrestolPuesán, karena penguatan dolar AS memengaruhi dana yang diterima dari negara-negara dengan mata uang lainnya. Sementara itu “perlindungan nilai pada mata uang tertentu telah mengurangi beberapa efek negatif dari penurunan nilai tukar mata uang utama,” ia melaporkan. Prestol-Puesán mencurahkan banyak waktu dalam

laporannya untuk memberikan klarifikasi tentang penggunaan “persepuluhan luar biasa,” sebuah istilah yang digunakan untuk menunjuk pada persepuluhan yang besarnya ditentukan yang dikumpulkan dalam keadaan khusus. General Conference menerima angsuran terakhir dari dana tersebut pada akhir tahun 2017. Adventist Review telah melaporkan topik ini dalam berita khusus.* “Kami ingin meyakinkan gereja bahwa hal ini sangat penting karena kami sangat hati-hati berurusan dengan persepuluhan” katanya. “Perhatian ekstra dilakukan untuk menangani [persepuluhan] dengan cara yang paling terhormat dan pantas.” Sasaran Finansial Sasaran finansial dari administrasi gereja saat ini tetap jelas, kata Prestol-Puesán. Keuangan dikelola dengan cara anggaran berimbang, yai-


Laporan Khusus Rapat Tahunan

tu mempertahankan tingkat likuiditas dan modal kerja yang memadai untuk memenuhi kewajiban di ladang dunia, dan menyediakan layanan dukungan yang berguna bagi daerah dan program-program yang berinteraksi dengan General Conference. Sasaran lain yang disebutkan Prestol-Puesán termasuk alokasi berkelanjutan untuk efisiensi operasional (dalam program relokasi gedung GC) dan mempertahankan pelatihan berkualitas tinggi bagi para bendahara di seluruh dunia. Dia juga berjanji untuk terus bekerja sama dengan departemen lain untuk mencapai efisiensi yang lebih baik. Beroperasi di Bawah Anggaran Wakil bendahara Ray Wahlen selanjutnya mempresentasikan empat hal yang direkomendasikan oleh Komite Perencanaan Strategis dan Anggaran. Di antaranya ia menyoroti bahwa, sudah dua tahun berturut-turut anggaran operasional rumah tangga General Conference berhasil dipertahankan di bawah 2 persen. Batas anggaran (2 persen dari persepuluhan global) adalah batas untuk pengeluaran di markas GC, termasuk gaji dan biaya terkait. Wahlen juga melaporkan bahwa cadangan anggaran sekarang berada di atas 13,9 juta dolar AS. “Ini adalah bagian yang direncanakan dari total yang disisihkan pada tahun 2016 untuk membantu gereja melalui periode ketika Komite Eksekutif GC memutuskan untuk mengurangi kontribusi persepuluhan dari Amerika Utara [NAD].” (Divisi selain Amerika Utara memberikan kontribusi 2 persen dari persepuluhan mereka ke General Conference, sementara Amerika Utara menyumbang 6,35 persen pada tahun 2018 dan akan terus menurunkan kontribusi itu menjadi 5,85 pada tahun 2020 sesuai pilihan kebijakan GC.) Wahlen mengatakan bahwa para pemimpin keuangan mensyukuri cadangan anggaran yang terus bertumbuh. “Kami memuji Tuhan bahwa kami tidak perlu menggunakan cadangan ini pada tahun 2017, dan mengusahakan

agar hal serupa akan terjadi juga pada tahun 2018,” katanya. Laporan Pertanggungjawaban Rekomendasi penting lainnya dalam Laporan Keuangan mencakup upaya terus-menerus untuk mendorong akun­ tabilitas penggunaan persepuluhan. “Sesuai kebijakan, semua badan gereja yang dibiayai oleh persepuluhan harus menyiapkan laporan terstruktur tentang penggunaan persepuluhan itu untuk organisasi mereka dan unit di bawahnya,” jelas Wahlen. General Conference dan 13 divisi gereja di seluruh dunia telah menyelesaikan laporan mereka, dan diharapkan bahwa pada tahun 2019 semua uni, serta konferens dan misi lokal, juga dapat menyelesaikan proses ini. “Gereja di semua tingkat harus mulai melaporkan informasi ini setiap tahun,” ia menekankan. Satu rekomendasi terakhir berkaitan dengan penggunaan dan alokasi persembahan untuk sesi General Conference tahun 2020, merujuk pada suatu topik dalam agenda rapat tahunan, yang merekomendasikan: “Merencanakan [persembahan khusus] untuk Program Misi Satu Tahun.” Dilaporkan bahwa pedoman terperinci untuk penggunaan dana akan disiapkan oleh Pelayanan Pemuda Advent Ge­neral Conference, dengan masukan dari ketua, sekretariat, dan bendahara. Komentar dari Peserta Saat dibuka kesempatan untuk memberikan komentar, beberapa anggota Komite Eksekutif mendekati mikrofon yang ditempatkan secara strategis di seberang aula, sebagian besar untuk berterima kasih kepada Prestol-Puesán atas klarifikasi yang diberikan. “Terima kasih atas penjelasan yang Anda berikan tentang penggunaan persepuluhan,” kata bendahara Divisi Inter-Amerika, Filiberto Verduzco, merangkum apa yang tampaknya menjadi perasaan umum banyak pemimpin gereja. Meminta klarifikasi lebih lanjut, Ketua Uni Norwegia Victor Marley menanyakan komitmen Komite Ma-

Foto: Brent Hardinge/ANN

Juan Prestol-Puesán, Bendahara General Conference, menyajikan laporan bendahara di rapat tahunan 2018, di Battle Creek, Michigan.

najemen Investasi GC yang dibentuk awal tahun ini untuk memastikan tidak ada dana gereja yang diinvestasikan dalam perusahaan yang memproduksi senjata atau terkait dengan itu. “Apakah keputusan [untuk tidak bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan itu] telah dilaksanakan?” tanyanya. Prestol-Puesán meyakinkannya bahwa itulah yang terjadi. “Ya, kita telah sepenuhnya bebas dari setiap investasi yang mencurigakan,” kata Prestol-Puesán. “Kita memang tidak dapat mengetahui setiap detail dari tiap perusahaan tempat kita berinvestasi. Namun kita tetap terus melakukan pengawasan.” Tuhan akan Menyediakan Dalam merefleksikan tantangan manajemen keuangan dana gereja, PrestolPuesán mengutip pernyataan pendiri gereja Ellen G. White, yang menulis: “Bapa surgawi kita memiliki ribuan cara untuk menyediakan bagi kita, di luar sepengetahuan kita.”† Mengakhiri dengan ucapan terima kasih kepada para pemimpin dan bendahara di seluruh dunia yang telah memfasilitasi pekerjaan gereja, ia membagikan keyakinannya yang teguh tentang pimpinan Tuhan. “Tuhan [akan] berperang untuk kita,” katanya. † Ellen G. White, The Ministry of Healing (Mountain View, Calif .: Pacific Press Pub. Assn., 1905), hlm. 481. *Kisah ini dapat dibaca secara daring di goo.gl/ N8ed4X. AdventistWorld.org 12 - 2018

7


Liputan Khusus Rapat Tahunan

Laporan Sekretaris Rapat di Bidang Misi

Laporan menekankan mandat Advent untuk misi.

Oleh: Desiree Calixte/ANN Staff

kali gereja paling internasional di dunia?” Ng bertanya. “Itu karena nubuatan!” Namun, dia mengingatkan, pekerjaan belum selesai. Dengan menggunakan Wahyu 10: 11 sebagai sebuah amanat, Ng mengutip: “’Engkau harus bernubuat lagi kepada banyak bangsa dan kaum dan bahasa dan raja.’” “Ini adalah perintah dari gereja agar kita berbaris maju,” katanya, “untuk menyebarkan Injil ke seluruh dunia, untuk mengabarkan pesan tiga malaikat.” Mengakhiri pidatonya, Ng membawa peserta kembali ke Battle Creek: 30 tahun pertama setelah berdirinya Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh mengisyaratkan ekspansi global yang tak tertandingi. “Kita mendapat penglihatan itu di hari-hari awal!” kata Ng. “Di sini, di Battle Creek!”

Sekretaris General Conference G.T. Ng menyajikan laporan sekretariat di Rapat Tahunan 2018 di Battle Creek, Michigan. Foto: Brent Hardinge/ANN

“Di mana Anda berada secara fisik? Dan di mana Anda berada dalam nubuatan? Adalah dua pertanyaan yang coba kita jawab dalam laporan ini,” kata G.T. Ng, Sekretaris Eksekutif Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh GC, selama pembukaan pidatonya kepada delegasi Rapat Tahunan tahun 2018. Dikenal dengan pertanyaan-pertanyaan seperti itu, Ng 8

12 - 2018 AdventistWorld.org

meminta peserta untuk menjawab berdasarkan fakta di masing-masing divisi. Pertanyaan terakhirnya? Berapa banyak negara dan wilayah yang diakui Perserikatan Bangsa-Bangsa (235), dan berapa banyak negara di mana terdapat karya gereja Advent (213)? “Bagaimanakah caranya kita bisa menjadi gereja global? Barang-

Laporan Misi Setelah membuka dengan laporan sekretariat, Ng memperkenalkan Gary Krause, Direktur Adventist Mission. Krause memperkenalkan beberapa satuan yang membentuk keluarga misi di General Conference, yaitu Office of Archives, Statistics and Research (ASTR); Inter-Division Service Employees (ISE); Deferred Mission Appointee program (DMA); Adventist Volunteer Service (AVS); dan Institute of World Mission (IWM), yang memberi para misionaris perangkat dan pelatihan lintasbudaya saat mereka akan terjun ke lapangan. Selama laporannya, Krause menyoroti banyak upaya dari Adventist Mission, termasuk “Total Employment Tent Makers Programme.” Program ini memungkinkan orang untuk mencari peluang kerja yang menantang di bidang masing-masing, dan terlibat dalam komunitas mereka serta berbagi kasih Yesus.


Liputan Khusus Rapat Tahunan

Krause juga memperkenalkan enam Global Mission Centers, sebuah kontes film untuk kaum muda, dan situs Adventist Mission yang menjadi wadah berbagai kisah misi, video, dan berita. Ensiklopedia Krause kemudian menyerahkan waktu kepada David Trim, Direktur ASTR, yang memperkenalkan Dragoslava Santrac, Editor Pelaksana Proyek Encyclopedia of Seventh-day Adventists (ESDA) yang baru. Santrac menekankan pentingnya sistem informasi daring terbaru ini, dengan mengatakan: “Pemimpin gereja Tuhan, anggota gereja, ensiklopedia baru bukanlah sebuah kemewahan; itu adalah keharusan.” Santrac menguraikan rencana ESDA untuk tersaji secara daring dengan setidaknya 2.500 artikel serta foto, video, dan materi audio yang diluncurkan pada Rapat GC 2020. Selain terus memperbarui dan memperluas ESDA online, ESDA akan menerbitkan edisi cetak setelah 8.000 artikelnya tersaji secara daring. Sebagai penutup, Santrac menekankan, “Banyak sumber Alkitabiah, teologis, dan historis yang diterbitkan oleh denominasi lain yang dapat digunakan dan berguna oleh anggota gereja kita, tetapi siapa yang akan membuat ensiklopedia Advent jika bukan kita? Dan jika tidak sekarang, kapan lagi? Saya berharap Anda menjadikan ESDA sebagai salah satu prioritas utama dalam dua tahun ke depan. Bersama kita dapat mencapai tujuan untuk meluncurkan ESDA online pada tahun 2020. Bersama kita dapat membuat ESDA berbicara tentang kebenaran dan kesetiaan Allah kepada anak-anak kita dan kepada dunia ini, sampai saat Yesus datang.” Menurut Santrac, artikel-artikel akan mulai dirilis di ESDA online mulai awal tahun depan, dengan harapan bahwa semua divisi dan uni akan sama-sama terwakili. Laporan Statistik Dalam laporan statistiknya, Trim

membagikan bahwa gereja Advent sekarang telah mencapai keanggotaan tercatat lebih dari 21 juta, per tanggal 30 Juni 2018. Tahun lalu adalah tahun kelima belas, dan tahun ketiga belas berturut-turut, di mana terdapat penambahan anggota lebih dari 1 juta dalam setahun ke dalam Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Anggota Komite Eksekutif ini meng­analisis bahwa dalam 53 tahun sejak 1965, ada 37.138.884 anggota Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Dari jumlah tersebut, 14.521.008 telah memilih untuk pergi, atau sebanyak 42 persen. Artinya, 4 dari tiap 10 anggota pergi meninggalkan gereja. Bahkan dengan statistik tersebut, Trim menengarai adanya peningkatan dan menyatakan bahwa pada tahun 2017, seseorang menjadi Advent setiap 23 detik. Dia menghubungkan pertumbuhan ini dengan pendirian gereja baru. Dalam 12 bulan terakhir, 2.500 kongregasi baru telah didirikan—502 gereja dan 1.998 kumpulan. ”Jika kita melihat jumlah total selama 20 tahun terakhir, Anda dapat melihat pertumbuhan yang sangat stabil,” kata Trim. “Sedemikian rupa sehingga rasio global orang Advent dibanding penduduk sekarang mencapai satu untuk 361 orang.” Trim melanjutkan, “Jika kita menggunakan angka untuk mengidentifikasi tren dalam misi, kita akan terbantu. Jika kita bergantung pada angka untuk menopang identitas kita, kita akan merugi.” Dengan merujuk Zakharia 4: 6, Trim menyimpulkan bahwa itu “‘bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku,’ firman Tuhan.”

Vividfaith Untuk membantu memudahkan peluang misi, gereja Advent merilis VividFaith, aplikasi baru yang merupakan jejaring bagi mereka yang tertarik untuk melayani. Italo Osorio, arsitek VividFaith, meminta

anggota komite untuk fokus pada masa depan perangkat baru ini yang mempermudah koneksi misionaris dengan peluang pelayanan. Ted N. C. Wilson, Ketua Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, menyoroti kebutuhan akan misi dan penggunaan teknologi. Mengacu pada VividFaith, ia berkata: “Semakin banyak kesempatan yang kita miliki untuk melayani dan membagikan iman kita, makin terang dan jelas orang-orang akan melihat Yesus tercermin dalam diri setiap kita. Saat aplikasi ini diluncurkan, diharapkan setidaknya akan ada 100 peluang yang terdaftar dari seluruh dunia.” Buku Pegangan Misi Selama segmen terakhir dari Laporan Sekretariat, Cheryl Doss, Direktur IWM, bersama dengan perwakilan dari Seventh-day Adventist Theological Seminary di Andrews University, memperkenalkan buku teks misi baru berjudul Introduction to Adventist Mission. Buku jenis ini adalah pertama yang diproduksi oleh gereja Advent. Wilson memanjatkan doa, meminta agar Tuhan “berkenan memanfaatkan buku ini untuk perluasan lebih lanjut misi Advent di seluruh dunia.” Foto: Brent Hardinge/ANN

David Trim, Direktur Archives Statistics and Research (ASTR), berbicara kepada Dewan Eksekutif Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh 2018.

AdventistWorld.org 12 - 2018

9


Fokus

Dipulihkan: Mengembalikan Citra Allah Yesus Memberi Teladan Cara Memperlakukan Orang

T

uhan tersenyum, mengingat kegembiraan-Nya saat membentuk tubuh Adam yang sempurna dari tanah liat. Sekarang jemari-Nya yang penuh kasih sedang memahat Hawa, seorang wanita sempurna yang terbuat dari daging Adam. Tidak cukup untuk menciptakan anak-anak-Nya dengan berfirman, seperti ciptaan lainnya, Dia ingin membuat mereka dengan tangan-Nya, menorehkan citra-Nya di dalam hati mereka, dan menciptakan mereka untuk suatu hubungan yang penuh kasih. Mereka setara dan saling melengkapi. Mereka akan peduli terhadap satu sama lain, keluarga, dan semua ciptaan (Kej. 1: 26—28). Kita semua sama berharganya bagi Tuhan, diciptakan untuk hidup selaras satu sama lain, saling memberkati, bersikap rendah hati, saling meninggikan, dan melindungi satu sama lain, tanpa memandang usia, jenis kelamin, etnis, dan perbedaan lainnya. Tidak ada manusia yang lebih penting dari yang lain. Tidak ada yang berhak menjatuhkan orang lain, melecehkan mereka, menyakiti, atau mengendalikan mereka. Selama ribuan tahun, melalui keangkuhan dan egoisme, banyak yang telah menyalahgunakan kekuasaan dan melakukan penindasan, pemaksaan, pelecehan, dan kekerasan. Anak-anak, wanita, “orang asing,� dan orang-orang rentan lainnya paling 10

12 - 2018 AdventistWorld.org

berisiko terhadap tindakan tersebut. Tetapi ketidakseimbangan kekuasaan yang meluluhlantakkan itu bukanlah bagian dari rencana Tuhan, baik itu antara tuan dan hamba, Yahudi dan bukan Yahudi, dewasa dan anak-anak, maupun antara pria dan wanita. Mereka yang memegang kekuasaan atas orang lain sering dimotivasi oleh kesombongan, keserakahan, keegoisan, kekerasan, dan hawa nafsu. Yang terburuk adalah, mereka tidak mengerti karakter Allah yang tidak mementingkan diri, mengasihi, dan melindungi. Paradigma Yesus Yesus dilahirkan di dunia yang telah dirusak oleh orang-orang yang menyalahgunakan kekuatan spiritual, fisik, emosi, dan intelektual mereka. Dia datang untuk mengubah pola hubungan itu menjadi saling ketergantungan penuh kasih yang direncanakan Allah sejak semula, menempatkan segala sesuatu di tempatnya, menyembuhkan yang patah, memulihkan yang hancur; dan menunjukkan kepada kita bagaimana hidup dengan hati hamba. Semua interaksi sosialnya dipenuhi kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, Foto: Annie Spratt


kelemahlembutan, dan penguasaan diri (Gal. 5: 22, 23). Ketika perempuan yang kedapatan berzina dilemparkan ke kaki-Nya bak sekantong sampah, Dia menulis, dan dengan hati-hati menghapus, serangkaian catatan pribadi di pasir, menunjukkan rasa hormat-Nya pada martabat setiap orang. Dia menerima perempuan itu, mengampuninya, dan mengubah dunianya. Mungkin untuk pertama kalinya dalam hidup perempuan itu mengerti apa artinya benar-benar dikasihi. Yesus berpisah dari rombongan untuk bertemu seorang perempuan Samaria yang mengambil air dari sumur di siang hari yang panas. Orang Yahudi memandang rendah orang Samaria, dan orang Samaria memandang rendah diri sendiri. Tetapi Yesus menolak untuk menghakimi, atau menyalahgunakan kedudukan-Nya sebagai seorang Yahudi laki-laki terhadap perempuan itu. Dia memilih untuk menjadi lemah, dan begitu saja meminta air minum kepada perempuan itu, yang terkejut karena kelemahlembutan pria yang ternyata mengetahui rahasia tergelap dalam hatinya itu. Saat mereka berbicara, ia mendapatkan kembali harkatnya sebagai manusia, terlindung dalam kasih Allah, dan pergi dengan keyakinan untuk menginjili seluruh isi kota (Yoh. 4: 1-42). Dalam perjalanan, Yesus didorong oleh seorang perempuan yang mengalami pendarahan selama bertahun-tahun. Perempuan yang lelah, miskin, dan tertindas itu percaya, bahwa satu-satunya harapan baginya adalah dengan menyentuh ujung jubah Yesus untuk kemudian menghilang ke dalam kerumunan. Yesus merasakan

jeritan hati dan iman perempuan yang menyentuh-Nya. Dia menunjukkan kuasa-Nya dengan rendah hati, dan tidak berkata: “Aku menyembuhkanmu,” melainkan “imanmu telah menyembuhkan engkau” (Markus 5: 34). Dia telah memulihkan martabat serta kesehatan perempuan itu. Seorang janda, dengan malu menjatuhkan dua sen ke dalam kotak persembahan lalu bergegas pergi. Tetapi Yesus memperhatikan. Dengan suara yang cukup keras untuk didengar olehnya, Dia mengungkapkan penghargaan yang dalam atas kemurahan hati janda itu. Ia berjalan pergi dengan air mata berlinang, mengetahui betapa ia lebih berharga bagi Tuhan daripada semua uang di dunia. Dipenuhi oleh rasa cinta dan syukur, Maria menuangkan parfum ke kaki Yesus. Ketika Simon dan Yudas menggunakan peristiwa itu untuk mempermalukan dan menghinanya, Yesus membungkam mereka. Dia tidak akan menoleransi sikap sombong dan pelecehan yang mereka lakukan. Berlawanan dengan sinisme mereka yang kejam, Yesus berbicara dengan ramah dan lugas. Dia secara terbuka menghormati Maria dan dengan tegas mengenyahkan para penyerangnya di tempat mereka. Dia mengundang kita untuk berbicara dan mengikuti teladan-Nya. Meniru Teladan Yesus Yesus menunjukkan rasa hormat yang mendalam kepada wanita, anakanak, penderita kusta, pemungut cukai, dan orang Samaria. Dia menyambut mereka dengan hangat. Dia memulihkan harkat mereka ketika masyarakat

Memulihkan Hubungan Saat Anda bertemu orang-orang dalam kehidupan seharihari, perhatikan sikap Anda terhadap mereka. Renungkan cara pikir Anda, lalu arahkan, dan bertindaklah dengan tujuan untuk memulihkan orang-orang di sekitar Anda. Apakah Anda merasa lebih baik ketimbang orang-orang yang bersama Anda? Jika ya, dari manakah ide ini berasal? Mengapakah Anda merasa seperti itu? Dapatkah Anda melihat orang lain sama dengan Anda di mata Tuhan? Bisakah Anda merendah, seperti Yesus, dan memulihkan mereka?

menghancurkannya. Dia tidak akan membiarkan sikap jemawa dan menyakiti terhadap anak-anak ciptaan-Nya. Dia angkat bicara dan membela mereka yang rentan, bahkan ketika Dia adalah satu-satunya suara. Dia menggunakan kuasa-Nya untuk menyeimbangkan kembali dunia yang dikuasai dahaga sang Iblis akan kedigdayaan yang tak pernah terpuaskan. Amsal 31 menggambarkan wanita yang mulia. Ia proaktif di rumahnya, di pekerjaan, dan di komunitasnya. Ia dihormati bersama suaminya. Ia menjalankan beberapa bisnis, namun ia rendah hati dan cukup peduli untuk bangun pagi serta membuat makanan untuk pegawainya. Ada juga kisah-latar: Suaminya memuliakannya dan menyebut dia diberkati. Kapan pun seseorang diberdayakan dan diteguhkan, si pendukung diberkati, orang yang ditinggikan diberkati, dan seluruh komunitas di sekitar mereka diberkati. Paulus merangkum cara Yesus memperlakukan orang: “Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat” (Rm. 12: 10). Ketika kita menyalahgunakan kekuatan kita dan melecehkan orang lain, kita jatuh jauh lebih rendah daripada orang yang kita dorong. Tetapi ketika kita mengikuti teladan Yesus dengan mengasihi dan menghormati orang lain, kita semua akan dipulihkan, dan kita semakin dekat dengan gambaran asli Allah tentang semua hubungan kita.

Karen Holford adalah seorang terapis keluarga bersertifikat dan Direktur Pelayanan Rumah Tangga Divisi TransEropa dengan kantor pusat di Inggris.

Apakah Anda merasa lebih rendah ketimbang orang-orang yang bersama Anda? Jika ya, dari mana ide ini berasal? Mengapakah Anda merasa seperti itu? Dapatkah Anda melihat orang lain sama dengan Anda di mata Tuhan? Apa yang mungkin Yesus katakan atau lakukan untuk memulihkan Anda lagi? Bisakah Anda melihat setiap orang yang Anda temui sebagai sesama manusia yang diciptakan seturut gambar Allah, yang layak mendapatkan kasih, rasa hormat, dukungan, dan perlindungan Anda? Apakah yang dapat Anda lakukan untuk memulihkan mereka yang tertindas dalam lingkup kuasa Anda, sama seperti yang Yesus lakukan di dalam kuasa-Nya? AdventistWorld.org 12 - 2018

11


“Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi” (Mat. 7: 12).*

K

ita hidup dalam masa ketika halaman-halaman depan surat kabar dan tajuk berita penuh dengan laporan pelecehan seksual, kekerasan, dan pengabaian terhadap perempuan yang tampak seperti tak pernah berhenti. Ini bukan fenomena baru. Jika Yesus hidup di antara kita saat ini, kemungkinan besar Dia akan berdiri di tempat umum dan membaca dengan keras dari ayat yang sama: “Roh Tuhan ada padaKu, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas” (Luk. 4:18).

Fokus

Belajar dari Sang Guru Teladan Yesus dalam Menghormati dan Memperlakukan Perempuan

12

12 -2018 AdventistWorld.org

Dasar-dasar Penciptaan Ungkapan rasa hormat Allah terhadap umat manusia dapat dilacak kembali ke awal mula ketika Allah memutuskan untuk menciptakan manusia menurut gambar-Nya sendiri. Perempuan, seperti laki-laki, memiliki gambar Allah yang sama meskipun dosa telah mengoyaknya bagi seluruh umat manusia. Meskipun Adam diciptakan lebih dulu, ia memandang Hawa sama dengannya sejak pandangan pertama (Kej 2: 23). Mengambil sebuah rusuk dari Adam untuk menciptakan Hawa melahirkan cinta dan rasa hormat antara pria dan wanita. Paulus menyinggung ini dengan menyatakan, “Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri” (Ef. 5: 28). Tuhan mengasihi dan menghargai pria maupun wanita. Dia berharap agar semua manusia melakukan hal yang sama, termasuk rasa hormat perempuan terhadap diri mereka sendiri. Bahkan setelah berdosa, pria dan wanita masih menjadi penerima anugerah Allah. Sikap Yesus yang menghormati dan menghargai wanita sangat nyata dalam kehidupan dan pelayanan-Nya; dan itu sungguh revolusioner. Budaya GerikaFoto: Sharina Mae Agellon


Romawi dan Yahudi kontemporer yang lazim pada masa-Nya di bumi menganggap perempuan lebih rendah ketimbang lelaki. Dia menunjukkan sikap dan hubungan yang berbeda terhadap wanita dibanding tradisi masa itu. Banyak contoh dalam Alkitab yang menunjukkan hal ini; kita hanya merujuk beberapa di sini.

terkasih, Yesus berkata, “Inilah ibumu!” (Yoh. 19: 2—27). Yesus sangat memperhatikan ibu-Nya. Menjelang kematian, Dia masih memastikan kehidupan ibu-Nya terjamin. Menghormati orang tua adalah kehendak Allah dan Yesus melakukannya. Bagi Yesus, Maria lebih dari sekadar seorang ibu; dia adalah seorang putri Allah, yang dikasihi Tuhan dan dihormati oleh-Nya.

Yesus sangat memperhatikan ibu-Nya. Menjelang kematian, Dia masih memastikan kehidupan ibu-Nya terjamin.

Hormat dan Kasih Sayang Sering dikatakan bahwa jika Anda ingin tahu bagaimana seorang pria kelak memperlakukan istrinya, pertama-tama perhatikan bagaimana dia berhubungan dengan ibu dan saudara perempuannya. Alkitab tidak banyak mencatat tentang hubungan antara Yesus dan ibu-Nya. Tetapi tiga insiden yang tercatat memberi kita pandangan sekilas tenta ng sebuah hubungan yang hangat dan saling menghormati. Ketika Yesus terpisah dari orang tuaNya di Bait Suci, mereka menemukanNya sedang terlibat dalam diskusi dengan para guru di Bait Suci. Ibu-Nya bertanya mengapa Dia memperlakukan mereka seperti itu. Yesus menjawab, “Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” (Luk. 2: 49). Ini bukanlah jawaban yang kasar atau tidak sopan, melainkan bertujuan untuk mendidik orang tua. Maria tidak tersinggung oleh tanggapan itu, tetapi “menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya” (ayat 51). Setelah percakapan singkat itu, Lukas mencatat bahwa Yesus pulang ke Nazaret “bersama-sama mereka…dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka” (ayat 51). Pada pesta pernikahan di Kana, Maria ibu Yesus datang dan melaporkan kepada Putranya bahwa tidak ada lagi anggur untuk para pengunjung. Meskipun waktu-Nya belum tiba, Yesus tetap menyediakan anggur itu. Tindakan Maria membawa permintaan ini kepada Putranya yang dewasa menunjukkan bahwa ada hubungan saling percaya dan saling menghormati di antara mereka. Tindakan Yesus di pesta pernikahan menegaskan sikap Ilahi terhadap perempuan. Ketika Yesus tergantung sekarat di kayu salib, Dia melihat kepada ibu-Nya dan berkata, “Ibu, inilah anakmu!” Kemudian, sambil memandang Yohanes murid

Menentang Budaya Pertemuan Yesus dengan perempuan Samaria di sumur adalah pertunjukan melawan budaya dalam perlakuan Yesus terhadap wanita. Dia meruntuhkan prasangka budaya dengan duduk di pinggir sumur di siang hari bolong dan dengan hormat meminta minum kepada perempuan itu, yang terkejut dan berkata: “Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?” (Yoh. 4: 9). Yesus tidak memandang perempuan melalui kacamata tradisi dan budaya, tetapi sebagai Tuhan, yang telah menciptakan mereka. Menengarai setan-setan dalam kehidupan wanita itu, Yesus menawarkan kepadanya hadiah terbaik—air kehidupan. “Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! Niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup.” (ayat 10). Yesus tidak melecehkan atau menghinanya, melainkan berusaha untuk mengangkat dan memulihkan martabatnya. Ketika Maria mengurapi kaki Yesus, Yudas berpendapat bahwa uang yang dihabiskan untuk parfum seharusnya disumbangkan untuk kepentingan orang miskin. Yesus segera datang membela Maria. “Biarkanlah dia melakukan hal ini,” jawab Yesus “mengingat hari penguburan-Ku” (Yoh. 12: 7). Ketika sekelompok wanita Yahudi membawa anak-anak mereka kepada Yesus untuk diberkati, suatu tindakan yang sangat bertentangan dengan budaya, para murid menahan mereka. Yesus mengetahui hal itu, menunda pengajaran-Nya, dan memerintahkan, “Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku” (Mat. 19: 14). Yesus meneguhkan harkat anak-anak dan

perempuan di seluruh kebudayaan dan di semua generasi. Kasih Tertinggi Seorang perempuan yang tertangkap basah berzina dibawa kepada Yesus oleh para ahli hukum dan orang Farisi. Terburu-buru, mereka lupa membawa pria yang telah berzina dengannya. Yesus meminta para penuduh untuk melempari perempuan itu jika mereka tidak berdosa, tetapi tidak ada yang melakukannya dan mereka semua pergi. Berpaling ke perempuan itu, Dia berkata: ““Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?” Ketika perempuan itu berkata bahwa tidak ada seorang pun, Yesus menjawab, “Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.” (Yoh. 8: 10, 11). Tanpa membenarkan perzinaan, Yesus memarahi perlakuan tidak adil para penuduh terhadap perempuan itu. Yesus menghargai perempuan dan membela mereka dari praktik budaya yang meremehkan. Ekspresi utama Kristus tentang kasih dan rasa hormat yang setara untuk pria dan wanita dapat dilihat dengan jelas di salib. Dia memberikan hidup-Nya untuk semua. Praktik-praktik budaya yang meremehkan, menjelekkan, melecehkan, atau menyalahgunakan perempuan bertentangan dengan semangat Yesus. Sebaliknya, takaran-Nya adalah kasih dan saling menghormati, yang diberikan-Nya secara cuma-cuma kepada semua orang yang membutuhkan anugerah yang menakjubkan. Geoffrey G. Mbwana, berasal dari Tanzania, melayani sebagai Wakil Ketua Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh General Conference di Silver Spring, Maryland, Amerika Serikat. AdventistWorld.org 12 2018

13


Fokus

Kerjasama Mewujudkan Impian Bagaimana Pasangan Malagasi Belajar Bersama dan Memberkati Seluruh Komunitas

S

iapa pun yang menonton berita di televisi atau memindainya di smartphone atau tablet, akan sering terpapar oleh banyaknya laporan tentang penyerangan dan penganiayaan terhadap perempuan. Bahkan kisah-kisah semacam itu bisa ditemukan setiap hari di seluruh penjuru dunia. Tetapi seorang petani di negara Pulau Madagaskar, di lepas pantai timur Afrika, tidak berhenti hanya dengan mendengar cerita-cerita itu dan sekadar merasa prihatin. Sebaliknya, ia melihat tindakan sebagai hal yang penting bagi imannya sebagai pelayan Tuhan. Bersama dengan istrinya, ia menjadi penyedia layanan kesehatan berkualitas bagi perempuan di wilayah itu beserta keluarga mereka. Jean (42 tahun) dan Hanta (37 tahun) Rasamiarisoa adalah pasangan petani yang bekerja berjam-jam setiap hari untuk mengolah tanah dan membesarkan tujuh anak mereka. Seperti kebanyakan perempuan di negaranya, Hanta merawat anak-anak mereka di rumah, menyiapkan makanan, mencuci, dan menjahit pakaian untuk seluruh keluarga. “Dalam budaya Malagasi, merawat anak-anak secara tradisional dipandang seba14

12 - 2018 AdventistWorld.org

gai pekerjaan wanita,” kata Mireille Ravoninjatovo, petugas komunikasi untuk Adventist Development and Relief Agency (ADRA) Madagaskar. “Namun di komunitas Ampitana, yang terletak di Madagaskar Tengah Selatan, suami dan istri ini bekerja-sama untuk mempromosikan kesehatan dan perawatan diri bagi ibu dan anak.” Mengajar Selama bertahun-tahun, komunitas Jean dan Hanta didera oleh pneumonia, diare, dan gizi buruk. Jumlah korban tewas di daerah Ampitana terus meningkat. Pada tahun 2014 ADRA menjalankan proyek ASOTRY yang didanai USAID di Madagaskar. ASOTRY di Malagasy berarti “panen,” dan proyek ini adalah sebuah program ketahanan pangan lima tahun. ADRA berkarya di desa Ampitana dengan menunjuk kaum perempuan sebagai ibu pelopor dalam program ini, dengan dibekali pelatihan perawatan kesehatan khusus untuk memerangi gizi buruk dengan Foto: ADRA International


Jean dan Hanta, pasangan dan mitra kerja, telah meningkatkan kesejahteraan seluruh komunitas mereka dengan bekerja sama.

meningkatkan akses ke makanan dan pengetahuan tanggap bencana. Komponen utama ASOTRY mendorong perempuan sebagai pengajar yang mempromosikan kesehatan ibu dan anak untuk mengurangi angka kematian dan masalah tumbuh kembang anak. Setelah pelatihan intensif, para ibu pelopor bertemu dengan ibu-ibu dalam kelompok perawatan dan berbagi tentang apa yang mereka pelajari. Ibu-ibu pelopor juga mengunjungi para perempuan di rumah mereka untuk memberi petunjuk terperinci tentang gizi, menyusui, perawatan prenatal, dan masalah kebersihan pribadi. Sejak proyek ASOTRY dimulai, lebih dari 2.000 perempuan telah menjadi ibu pelopor, dan lebih dari 16.000 perempuan desa telah mendapatkan manfaat dari kegiatan program ini. “Ketika Hanta dan Jean mendengar tentang proyek ASOTRY, mereka enggan dan menolak untuk ambil bagian,” kata Ravoninjatovo. “Masalah utamanya adalah karena Hanta

buta huruf, dan mereka takut bahwa hambatan itu membuatnya tidak bisa melatih dan meneruskan pelajaran kepada ibu-ibu yang lain.” Tetapi anggota komunitas yang lain ingin Hanta menjadi ibu pelopor dan bersikeras agar ia mendaftar. Pasangan itu akhirnya setuju, dan Hanta pun memulai program pelatihan. Seperti yang ditakutkan, awalnya Hanta tidak bisa membaca pelajaran yang diajarkan di dalam kelas dan sulit untuk mengejar murid lainnya. Tetapi Jean mendorong istrinya untuk tetap melakukannya, membantu dalam kelompok asuhan yang dibentuk istrinya dan membantu mencari ibu mana yang bisa dikunjungi. Pasangan itu berbagi sesi pelatihan bersama, dan menemukan pengalaman baik informatif maupun praktis. Semua ini mereka lakukan sambil mengerjakan lahan pertanian dan mengurus keluarga besar mereka. Kadang-kadang Jean meninggalkan urusan pertanian untuk menemani istrinya dalam menjangkau perempuan di daerahnya, bahkan ikut memberi pelajaran tentang perawatan prenatal, tanda-tanda bahaya, dan ihwal menyusui. Pengetahuan adalah Kekuatan Sejak program ASOTRY dilaksanakan, perubahan besar telah terjadi berkat upaya para ibu pelopor, termasuk Jean dan Hanta, yang bersedia melatih para ibu dan keluarga mereka tentang praktik perawatan kesehatan yang lebih baik. “Mereka mengikuti apa yang berlaku umum, tidak mencuci tangan dengan sabun, dan tidak pergi ke rumah sakit ketika sakit,” kata Jean. “Sekarang, anggota komunitas telah mencuci tangan mereka dengan sabun, pergi ke rumah sakit, dan beberapa rumah tangga di komunitas kami telah memiliki jamban sendiri atau membuat pengaturan dengan keluarga lain untuk berbagi.” Jean dan Hanta memperhatikan bahwa anak-anak mereka juga telah

mengembangkan kebiasaan yang lebih sehat setelah mendengarkan pelajaran orang tua mereka dan tidak sering sakit. “Masyarakat sangat menderita karena diare dan malaria,” kata Jean. “Sekarang mereka tahu cara mencegah penyakit-penyakit itu melalui pendidikan yang telah diajarkan oleh saya dan istri.” Hanta bangga dengan pekerjaan yang telah ia capai dan terus melayani sebagai ibu pelopor. “Saya senang menjadi ibu pelopor, meskipun hampir berhenti karena buta huruf,” katanya. “Suami saya menawarkan diri untuk membantu, dan saya pun melanjutkan. Sekarang saya tidak mengalami kesulitan melakukan kegiatan ini berkat bantuannya.” ASOTRY juga menyediakan program melek huruf yang diikuti Hanta. Tingkat keterampilan membacanya telah meningkat, memperluas keefektifannya sebagai ibu pelopor. Dia dan suaminya masih memberikan pendidikan kesehatan di desa mereka. “Saya bekerja dengannya karena saya menikmati pengetahuan yang dibagikan dalam proyek ini, dan saya menghargai perubahan yang saya perhatikan di komunitas,” kata Jean. “Saya ingin menjadi model bagi ayah-ayah lain di desa saya.” ADRA melanjutkan keterlibatannya melalui ASOTRY di Madagaskar dan daerah lain di Afrika. Keluarga petani seperti Rasamiarisoas memiliki akses ke perangkat dan peralatan yang lebih baik, melayani masyarakat dengan cara simpan-pinjam, dan meningkatkan akses ke layanan dokter hewan. Yang paling penting, proyek seperti ini menunjukkan kasih dan kepedulian Tuhan untuk semua anak-Nya—lelaki, perempuan, anak lelaki, dan anak perempuan—dengan sedikit bantuan dari keluarga yang mau bekerja dan melayani bersama. Kimi-Roux James melayani sebagai Spesialis Komunikasi di ADRA International. Untuk informasi lebih lanjut tentang ADRA, kunjungi adra.org.

AdventistWorld.org 12 - 2018

15


Berikut ini adalah kutipan dari khotbah yang disampaikan dalam Rapat Tahunan, 13 Oktober 2018. —Editor

S Wawasan Global

Masa Lalu dengan Wawasan Masa Depan Melihat ke Belakang untuk Melangkah Maju

16

12 - 2018 AdventistWorld.org

ungguh suatu anugerah bisa berada di Battle Creek, Michigan, saat kita fokus pada “Masa Lalu dengan Wawasan Masa Depan: Melihat ke Belakang untuk Melangkah Maju dalam Pimpinan Tuhan.” Tuhan telah memimpin umat-Nya dan akan mewujudkan karya akhir-Nya melalui mereka, mengabarkan pekabaran tiga malaikat dari Wahyu 14, dan pesan malaikat keempat dari Wahyu 18, yang memanggil semua orang untuk keluar dari kekeliruan ke dalam kebenaran Alkitab yang penuh. Pekabaran tiga malaikat pada intinya adalah kebenaran Yesus Kristus dan mengembalikan umat Allah kepada penyembahan kepada Allah yang benar dalam persiapan untuk kedatangan Kristus yang tidak lama lagi. Masyarakat kontemporer penuh dengan pengaruh yang berusaha untuk menggagalkan dan mengguncang gereja Tuhan dari misi yang dipercayakan Ilahi untuk mengabarkan kebenaran nubuatan sebagai persiapan kedatangan kembali Kristus. Pesan saya untuk setiap anggota gereja di seluruh dunia, termasuk kita masing-masing di Battle Creek, karena kita semua adalah anggota gereja lokal di suatu tempat. “Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia” (Ibr. 10: 23). Mari kita berpegang teguh pada pengakuan iman kita seperti yang dilakukan para pionir. Mereka menghadapi banyak rintangan dan pertentangan, sama seperti kita. Marilah kita berpegang teguh pada keyakinan kita akan kebenaran Allah, Firman-Nya, dan kasih-Nya bagi gereja-Nya. Gereja ini tidak akan gagal; gereja tidak akan terpecah belah. Gereja kita, gereja Tuhan, akan bertahan sampai akhir dengan kuasa Roh Kudus. Berdiri Teguh Saya mendorong semua orang untuk memohon hujan akhir saat kita melihat dunia di sekitar kita hancur. Tuhan akan mencurahkan Roh-Nya bagi semua orang yang merendahkan diri mereka dan menyesuaikan hidup mereka dengan kehendak-Nya sebagaimana dinyatakan dalam Firman Kudus dan Roh Nubuat. Berdirilah teguh untuk kebenaran Alkitabiah bahwa Ketuhanan terdiri dari tiga Pribadi yang Ilahi dan setara sejak kekekalan. Ada orang-orang yang mengajarkan bidah anti Trinitas yang menyimpang dan membingungkan. Para pionir kita pun menghadapi hal ini dan dituntun ke pemahaman yang benar oleh Kitab Suci dan petunjuk tulisan-tulisan Ellen White. Berpegang dan berdiri teguh untuk kebenaran Tuhan! Dia beserta kita. Mungkin ada orang yang memperkenalkan dan memamerkan keduniawian dalam hal pakaian, pola hidup, dan perilaku. Saudara-saudari, berdirilah teguh untuk kebenaran dan pola hidup Allah yang sederhana! Beberapa orang mungkin terlalu menekankan isu-isu sosial sambil mengabaikan kebenaran Alkitabiah dan relevansinya untuk hari ini. Ada masalah-masalah sosial tertentu yang perlu kita tangani, tetapi selalu dalam konteks peringatan tentang hari terakhir Tuhan. Yesus berseru: “Aku datang segera. Peganglah apa yang ada padamu, supaya tidak seorangpun mengambil mahkotamu” (Why. 3: 11). Anda mungkin menghadapi mereka yang mencoba untuk menafikan pemeliharaan Sabat dan penciptaan Alkitabiah. Berdirilah teguh untuk kebenaran Allah bahwa bumi ini diciptakan dalam enam hari harafiah, dan Sabat adalah peringatan akan penciptaan yang dilakukan Allah. Mari kita “Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat” (Kel. 20: 8). Anda mungkin berjumpa dengan orang-orang yang menunjukkan penghinaan kepada mereka yang menjalani pola hidup nabati yang sederhana dan sehat menurut nasihat Alkitab dan Roh Nubuat. Berdirilah teguh bagi kebenaran Tuhan! Foto: Daniel Fossum


Berpegang Erat Beberapa di dalam keluarga gereja Anda mungkin menunjukkan semangat kebebasan aneh yang menyebabkan perpecahan. Tetapi ada banyak di gereja yang menolak upaya-upaya ini, dan Tuhan akan menang! Para pionir menghadapi situasi yang serupa, dan Tuhan yang sama yang membimbing mereka masih memimpin kita hari ini. Kristus menyuruh kita: “peganglah itu sampai Aku datang” (Why. 2: 25). Ada pengaruh di luar dan di dalam gereja yang mencoba mengubah institusi pernikahan Alkitabiah antara seorang pria dan seorang wanita. Berdirilah teguh untuk Firman Tuhan yang menegaskan pernikahan Alkitabiah, seksualitas manusiawi Alkitab, dan keluarga Alkitabiah sebagaimana ditetapkan oleh Allah Sendiri. Mungkin ada orang-orang di gereja lokal Anda yang menunjukkan kurangnya penghormatan terhadap otoritas rohani gereja. Saudara dan saudariku, jadilah pemberani yang baik dan teguhlah untuk kebenaran Allah! Anda mungkin bertemu dengan beberapa orang yang memberikan komentar yang meremehkan dan ketidaktertarikan pada Roh Nubuat. Sahabat, Roh Nubuat adalah salah satu karunia terbesar Allah bagi gereja sisa-Nya di zaman akhir. Teruslah berdiri teguh! Beberapa orang mungkin mempromosikan metode pertumbuhan gereja yang tidak berdasarkan Alkitab, mengungkapkan ketidakpercayaan terhadap Firman Allah dan nasihat yang diilhami—tetaplah menolak upaya-upaya ini dan berpegang teguh pada Firman Tuhan. “Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik” (1 Tes. 5: 21). Beberapa orang hendak membuang peran unik gerakan Advent yang bersumber dari Allah dan mendukung gerakan oikumene. Hindari kompromi ekumenis dan berdirilah teguh bagi kebenaran Tuhan! Yang lain mencoba untuk mengecilkan, mendistorsi, atau menghancurkan ajaran pembenaran oleh iman kepada Kristus dengan menyangkal kuasa-Nya yang membenarkan dan menguduskan. Tetapi instruksi Tuhan tetap relevan: “Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar,

bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya” (Flp. 2: 12, 13). Berserah Setiap Hari “Kristus menunggu dengan kerinduan yang sangat untuk menyatakan Diri-Nya di dalam gereja-Nya,” tulis Ellen White. “Ketika karakter Kristus telah sempurna dinyatakan dalam diri umat-Nya, maka Dia akan datang untuk mengklaim mereka sebagai milik-Nya.”* Kristus akan menyatakan karakterNya di dalam kita bila setiap hari kita menyerahkan kehendak kita kepada-Nya. Berdiri teguh untuk kebenaran Tuhan dan keadilan-Nya! Mungkin ada beberapa yang tidak menekankan doktrin yang berpusat pada Kristus dari Alkitab, mengkritik waktu Allah yang telah dinubuatkan, termasuk akhir yang penting dari nubuatan 2.300 hari pada tahun 1844. Tetapi banyak orang di gereja yang menolak upaya-upaya ini; Anda tidak sendirian. “Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita” (2 Tim. 1: 14). Mungkin ada orang-orang di gereja lokal Anda yang memperkenalkan musik duniawi dan gaya ibadah yang tidak Alkitabiah. Namun demikian, banyak di gereja yang menolak upaya-upaya ini. “Kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan” (Ibr. 3: 6). Beberapa orang mencegah sirkulasi luas dari buku-buku yang terinspirasi seperti The Great Controversy. Padahal Ellen White menyatakan bahwa The Great Controversy harus didistribusikan lebih dari buku lain yang dia tulis. Berdiri teguh bagi kebenaran Tuhan! Generasi Terakhir Keluarga gereja, ada orang-orang di barisan kita yang meremehkan harapan kita untuk menjadi generasi terakhir sebelum kedatangan Kristus. Saya bertanya, “Siapakah yang tidak ingin menjadi bagian dari generasi terakhir dan melihat Yesus

Yesus Kristus adalah pemimpin sejati gereja ini. Dialah satusatunya yang dapat membimbing kita dengan aman ke rumah surgawi kita. datang dalam hidup mereka?” Sungguh terberkati saat kita menyadari bahwa Kristus ingin kembali secepat mungkin. Kita boleh bersiap dan membagikan harapan ini dengan bergantung sepenuhnya kepada Kristus! Bersatu dalam harapan kita akan kedatangan Kristus, berdiri teguh untuk kebenaran Allah! Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh telah dipanggil ke tempat yang unik dalam sejarah. Allah berkehendak agar gereja-Nya bergerak maju, dipimpin oleh Kristus Sendiri. Hari-hari yang sulit terbentang di depan ketika Iblis melakukan segala yang dia bisa untuk melawan derap maju gerakan umat Advent milik Allah. Kita tahu bahwa Omega akan datang dan menguji semua orang yang bergantung sepenuhnya pada Tuhan untuk menghindari penipuan yang luar biasa. Selama kita –baik secara individu maupun sebagai satu kesatuan tubuh—tetap memusatkan perhatian pada Kristus, kita aman. Mari kita berhenti mencari kepada satu sama lain atau kepada apa yang disebut ahli dari luar, yang memberi pengaruh duniawi atau pemikiran teologis yang salah. Mari kita berhenti mencari metode-metode pertumbuhan gereja yang dirancang secara manusiawi, dan mengarahkan mata kita hanya kepada Yesus. Yesus Kristus adalah pemimpin sejati gereja ini. Dialah satu-satunya yang dapat membimbing kita dengan aman ke rumah surgawi kita. * Ellen G. White, Christ’s Object Lessons (Washington, D.C.: Review and Herald Pub. Assn., 1900, 1941), hlm. 69.

Ted N. C. Wilson adalah Ketua Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh sedunia. Artikel dan komentar tambahan resmi tersedia di Twitter: @pastortedwilson, dan di Facebook: @Pastor Ted Wilson.

AdventistWorld.org 12 - 2018

17


Roh Nubuat

Kelahiran Kristus

Misteri Tak Terduga

“Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel� (Yes. 7: 14).

K

ita tidak dapat mengerti bagaimana Kristus menjadi bayi yang kecil dan tak berdaya. Dia bisa datang ke dunia dalam kemegahan sedemikian rupa sehingga Dia tidak sama seperti anak manusia. Wajahnya mungkin terang dengan cahaya, dan wujudnya tinggi dan indah. Dia bisa datang dengan cara sedemikian rupa untuk memesona mereka yang memandang Dia; tetapi bukan dengan cara itu rencana Tuhan datang di antara anak-anak manusia.

Manusia Sepenuhnya Dia harus menjadi seperti mereka yang menjadi milik keluarga manusia dan ras Yahudi. Ciri-cirinya harus seperti milik manusia lainnya, dan Dia tidak sangat tampan sehingga orang-orang menganggap Dia berbeda dari orang lain. Dia datang sebagai salah satu anggota keluarga manusia, dan berdiri sebagai anak manusia di hadapan langit dan bumi. Dia telah datang untuk mengambil tempat [manusia], untuk mengabdikan diri-Nya demi [manusia], untuk membayar hutang dari orang-orang berdosa. Dia menjalani kehidupan yang murni di bumi, dan menunjukkan bahwa Iblis telah mengatakan suatu kepalsuan ketika mengklaim bahwa keluarga manusia adalah miliknya selamanya, dan bahwa Allah tidak dapat mengambil [umat manusia] dari tangannya. Umat manusia pertama kali melihat Kristus sebagai bayi, sebagai seorang anak.... Makin kita berpikir tentang Kristus menjadi bayi di bumi, semakin menakjubkan. Bagaimana mungkin bayi tak berdaya di palungan Bethlehem masih merupakan Anak Allah yang Ilahi? Meskipun kita tidak dapat memahaminya, kita boleh percaya bahwa Dia, yang menciptakan dunia, telah menjadi seorang bayi yang tidak berdaya demi 18

12 - 2018 AdventistWorld.org

kita. Meskipun lebih tinggi daripada malaikat mana pun, meskipun seagung Bapa di takhta surgawi, Dia mau menjadi sama dengan kita. Di dalam Dia Allah [dan umat manusia] menjadi satu, dan dalam kenyataan inilah kita menemukan harapan ras kita yang telah jatuh. Memandang Kristus di dalam daging, kita memandang Allah di dalam manusia, dan melihat di dalam Dia kecerahan kemuliaan Ilahi, gambar yang jelas dari Allah Bapa (Selected Messages, jilid 3, hlm. 127, 128). Inkarnasi Dalam merenungkan inkarnasi Kristus sebagai manusia, kita terpana di hadapan sebuah misteri yang tak terduga, yang tidak dapat dipahami pikiran manusia. Makin kita merenungkannya, hal itu semakin menakjubkan. Seberapa luas kontras antara keilahian Kristus dan bayi tak berdaya di palungan Betlehem! Bagaimanakah kita bisa menggapai jarak antara Allah yang perkasa dan bayi yang tak berdaya? Namun sang Pencipta dunia ini, Dia yang adalah kepenuhan Keallahan secara jasmani, telah mengambil wujud dalam diri bayi yang tak berdaya di palungan. Jauh lebih tinggi daripada malaikat mana pun, setara dengan Bapa dalam martabat dan kemuliaan, namun mengenakan tubuh manusia! keilahian dan kemanusiaan secara misterius digabungkan, [umat manusia] dan Allah menjadi satu. Dalam persatuan inilah kita menemukan harapan bagi ras kita yang telah jatuh (Signs of the Times, 30 Juli 1896).

Ringkasan ini diambil dari Lift Him Up (Hagerstown, Md .: Review and Herald Pub. Assn., 1988), hlm. 75. Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh percaya bahwa Ellen G. White (1827—1915) menerima karunia nubuatan Alkitabiah selama lebih dari 70 tahun pelayanan publiknya.


Suara Milenium

Rencana Tuhan

T

etapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?” (Yoh. 6: 9). Itu adalah pertanyaan yang diajukan ketika lima roti jelai dan dua ikan kecil dibawa kepada Yesus di tengah kerumunan orang yang lapar. Itu juga pertanyaan saya ketika berjuang untuk menerima panggilan saya. “Saya hampir tidak memiliki lima roti dan dua ikan. Ada orang-orang di kerumunan yang memiliki lebih banyak daripada saya. Saya terlalu kecil, dan kontribusi saya tidak signifikan. Apakah akan ada bedanya jika saya datang kepada Yesus dan memberikan seluruh diri saya kepada-Nya?” Begitu sekilas percakapan saya dengan Tuhan. Tuhan telah menjadi teman dan penasihat saya sejak awal masa remaja saya. Banyaknya peristiwa yang saya alami sebagai seorang pendeta dan anak misionaris membawa saya pada satu kepastian. Ketika Dia berbicara kepada saya, saya tahu saya ingin melayani-Nya. Saya bermimpi menjadi seorang misionaris, tetapi saya tidak pernah membayangkan belajar teologi dan melayani Tuhan sebagai sebuah panggilan. Jadi ketika Dia berbicara kepada saya dengan jelas dan membukakan hanya satu pintu, saya tidak dapat memahami rencana-Nya. Panggilan itu menjadi kenyataan. Saya lari dari sana seperti Yunus, membuat alasan seperti Musa, bergumul dengannya seperti Yakub; dan masih tersisa kegelisahan yang mendalam. Tetapi Tuhan tanpa henti mengejar dan bertahan sampai saya menyerah. Saya akhirnya patuh dan masuk ke dalam perjanjian ini dengan setengah hati. Perjalanan saya di seminari pun dimulai. Saya takut berkenalan dan menghindari mereka dengan kemampuan terbaik saya. Ekspresi kaget, bingung, dan cemas menghantui saya. Di India, pilihan karier anak-anak membawa kebanggaan bagi keluarga. Tetapi saya sedang berjalan di jalan yang jarang dilalui, yang membawa sedikit atau bahkan tidak ada kehormatan bagi keluarga saya.

Sekali lagi saya mencoba untuk berbicara tentang rencana Tuhan bagi saya dengan argumen yang logis. Saya berkata: “Saya tidak dirancang untuk pelayanan; saya sensitif dan rapuh; orang tidak akan pernah menerima saya apa adanya; ada banyak orang di luar sana yang lebih baik ketimbang saya,” dan seterusnya. Dia dengan sabar mendengarkan saya selama bertahun-tahun dan akhirnya menjawab: “Ketika kamu lemah, kamu kuat.” Saya terdiam, menundukkan kepala, dan menjawab seperti yang Maria lakukan: “jadilah padaku menurut perkataanmu itu” (Lukas 1: 38). Selama ini saya telah mengajukan pertanyaan yang salah. Saya hanya perlu diam, percaya, dan berserah. Sejak saat itu, saya menyuarakan suara-suara dan tatapan putus asa, dan berpegang pada dukungan Tuhan dan orang-orang yang saya kasihi. Saya mengganti rasa takut kehilangan, ejekan, dan kegagalan dengan janji-janji Allah. Sekarang saya terus berpegang pada tangan sang Pencipta dan ikut dengan patuh pada kehendak-Nya. Hidup dalam kuasa-Nya, saya bertekun di jalan ini. Lain kali Anda menemukan diri Anda di tengah kerumunan orang yang membutuhkan dan Anda mendengar Tuhan berkata: “Beri mereka makan,” jangan melihat ke dalam keranjang Anda atau terganggu oleh suara-suara di kerumunan. Pandanglah pada Yesus. Bawalah roti jelai dan ikan Anda. Dia akan memberi makan banyak orang. Perintahnya adalah sebuah janji. Percayalah bahwa Dia akan menyediakan sarana untuk menyelesaikan pekerjaan-Nya dan bahwa Dia menuntun Anda ke masa depan yang telah disediakan-Nya bagi Anda. Renungkanlah panggilan Anda dan temukan diri Anda di jantung rencana Allah.

Beersheba Maywald, berasal dari Tamil Nadu di India, sedang mengejar gelar Master in Religion dengan fokus Perjanjian Baru di Adventist International Institute of Advanced Studies di Silang, Cavite, Filipina.

AdventistWorld.org 12 - 2018

19


Renungan

Wanita yang Menyatukan Suatu Bangsa

B

eberapa kisah dalam Alkitab jelas sulit dimengerti. Namun jika diperhatikan dengan saksama, kita dapat menemukan berkat-berkat yang tidak terduga dan pelajaran bermanfaat untuk kehidupan kita sendiri. Kisah Rizpa termasuk dalam kategori ini. Sebagian besar dari kita mungkin tidak pernah mendengar namanya. Ia muncul hanya dua kali di dalam Alkitab. Dalam kemunculan perdananya, ia tampak menjadi pion yang terperangkap di antara dua orang berkuasa. Isyboset, salah satu putra Raja Saul yang masih hidup, telah diangkat menjadi raja Israel oleh Abner, jenderal Saul yang besar. Pada waktu yang sama, Yehuda telah mengurapi Raja Daud. Terjadi perselisihan dan perang saudara di Israel. Dua Samuel 3 menggambarkan perselisihan di dalam kubu Isyboset. Raja Israel yang tidak percaya diri dan sedikit paranoid itu mencurigai adanya pengkhianatan di sekelilingnya. Dalam 2 Samuel 3: 7, 8 ia menghina jenderalnya, Abner, dengan menuduhnya telah tidur dengan Rizpa, selir Saul. Berjarak tiga milenium dari saat ini, kita mungkin tidak memahami dahsyatnya tuduhan itu. Selir adalah istri dengan status lebih rendah yang anak-anaknya dianggap sebagai bagian dari rumah tangga suami dan menjadi ahli waris yang sah. Tuduhan Isyboset serius—ini menunjukkan tindakan pemberontakan terbuka (lihat Absalom dalam 2 Sam. 16: 21, 22). Tetapi untuk Isyboset, Rizpa hanyalah bagian dari 20

12 - 2018 AdventistWorld.org

milik kerajaan yang tak bernama; faktanya, dalam 2 Samuel 3: 7, 8 ia menyebutnya “gundik ayahku.” Terlihat bahwa Rizpa bukanlah orang dengan nama, perasaan, dan sejarah. Sebaliknya ia hanyalah pion dalam pertaruhan kerajaan. Seperti banyak orang di sepanjang sejarah, ia dianggap tidak berdaya, tidak bersuara—sebuah obyek untuk dimanipulasi. Reaksi Abner (“seorang perempuan” dalam ayat 8) setara dengan ketakpedulian Isyboset terhadap Rizpa. Namun harga diri Abner sangat terluka oleh tuduhan itu, dan ia memutuskan untuk bergabung dengan kubu Daud, menandai awal berakhirnya riwayat Isyboset. Segera Daud dimahkotai sebagai raja atas semua 12 suku Israel (2 Sam. 5: 1—3). Keadilan Penampilan kedua Rizpa di dalam teks Alkitab dapat ditemukan dalam 2 Samuel 21: 1—14. Itu adalah kisah sulit yang terjadi di masa-masa sulit. Kita diberi tahu dua keping informasi penting. Pertama, “terjadilah kelaparan” yang berlangsung selama tiga tahun. Informasi kedua melibatkan Raja Daud sendiri. Dihadapkan dengan kekeringan yang tidak dapat dijelaskan, ia “menanyakan petunjuk TUHAN.” Daud, yang diurapi Tuhan, terus berlari kepada Allah ketika ia merasa tidak mampu atau tidak berdaya. Inilah kabar baik dari 2 Samuel 21: 1 yaitu Allah masih berbicara kepada umat-Nya. Tuhan tidak menjauh, tak peduli, atau terlalu sibuk. Pesannya, bagaimana pun, tidak menyenangkan: “Pada Saul dan keluarganya melekat hutang Foto: Mathilda Khoo


darah, karena ia telah membunuh orang-orang Gibeon.” Hutang darah, terutama ketika ditentukan oleh Allah, tidak dapat diselesaikan dengan uang tunai atau hadiah. Hutang darah menuntut penumpahan darah (Kej. 9: 6; 37: 22; Bil. 35: 33; Ul. 21: 7). Kita tidak diberi tahu apa sebenarnya hutang darah Saul yang melibatkan orang-orang Gibeon. Tidak ada rincian yang mengerikan atau pengungkapan yang mengejutkan—hanya sebuah putusan sederhana. Kita diberi tahu bahwa orang Gibeon (yang merupakan bagian dari suku Amori atau suku Kanaan yang tinggal di Kanaan selama masa penaklukan; lihat Yos. 9) menderita pembantaian yang dilakukan Saul. Perkataan Daud kepada kaum Gibeon sangat lugas dan akrab. “Apakah yang dapat kuperbuat bagimu dan dengan apakah dapat kuadakan penebusan, supaya kamu memberkati milik pusaka TUHAN?” (2 Sam. 21: 3). Daud menangani hal ini secara sangat pribadi. Percakapan itu pun segera mencapai kesimpulan. Bangsa Gibeon memahami bahwa hutang darah membutuhkan penumpahan darah—tetapi bukan sembarang darah. Mereka menuntut nyawa tujuh keturunan Saul—dan Daud menyetujuinya. Kita merasa ngeri saat peristiwa ini bergulir. Kedengarannya bukan seperti Allah Perjanjian Baru yang menyerahkan dengan rela (meskipun dengan air mata berlinang) PutraNya sebagai korban untuk menghapus dosa dunia—atau memang begitu? Dapatkah kisah Daud dan Gibeon membantu kita memahami kabar baik tentang keselamatan dengan cara yang lebih berkuasa? Dalam kedua kisah itu, kita diingatkan bahwa penebusan membutuhkan penumpahan darah. Bagian selanjutnya dari cerita ini memperkenalkan kembali Rizpa ke dalam narasi Alkitab. Dua dari tujuh keturunan Saul yang dieksekusi ”di atas bukit, di hadapan TUHAN” adalah putra dari perempuan ini. Menurut teks Alkitab, semuanya terjadi “pada permulaan musim menuai jelai” (ayat 9), pada suatu waktu di akhir bulan Maret atau awal bulan April. Tindakan Tepat yang Menyatukan Bangsa Ini adalah momen bagi Rizpa, dan ia muncul di tempat kejadian tanpa pengumuman kerajaan atau bahana terompet. Rizpa tidak bicara; ia bertindak. Perempuan ini hadir ketika penghinaan itu dilakukan di muka umum. Ia melindungi mayat anggota keluarga yang dieksekusi terhadap penodaan dan pengrusakan. Jika referensi untuk permulaan musim hujan mengacu pada hujan di musim gugur, maka Rizpa menjaga mayat-mayat itu selama enam bulan! Bayangkan kesulitan menghalau binatang buas dan menahan tatapan menuduh orang-orang yang lewat—hari demi hari. Pada zaman itu, pembalasan terakhir terhadap musuh adalah penodaan jasadnya oleh binatang buas (2 Raj. 9: 36). Rizpa tidak membiarkan itu terjadi. Kita tidak pernah mendengar suara Rizpa selama ia menjaga jasad keluarganya. Kita tidak pernah mendengar suaranya ketika dua orang penguasa meributkannya. Kita

tidak pernah melihat ia mengakui perannya dalam perjuangan untuk kekuasaan dan pengaruh. Rizpa semata-mata bertindak. Kesaksiannya dalam diam dengan penuh kuasa telah berbicara banyak hingga mencapai pengadilan—dan hati—sang raja. Ternyata, pelayanannya yang tidak mementingkan diri sendiri itu pada akhirnya membuka jalan bagi Daud, sang pemersatu bangsa. Ketika raja diberitahukan bahwa Rizpa dengan setia menjaga mayat orang-orang dari rumah tangga Saul, terjadi sesuatu di dalam hatinya. Akhirnya, Daud bertindak, dan ia memerintahkan sisa-sisa jasad keturunan Saul, dan keturunan Yonatan, dan semua anggota keluarga Saul lainnya itu dibawa ke tempat peristirahatan leluhur mereka di wilayah Benyamin. Ini adalah awal dari rekonsiliasi nasional. Hanya setelah penguburan keluarga Saul, ”Allah mengabulkan doa untuk negeri itu” (ayat 14). Bencana kelaparan pun mereda. Apakah yang Bisa Kita Pelajari? Berikut adalah tiga pelajaran yang dapat kita pelajari dari salah satu tokoh bayangan Alkitab. Tuhan dapat menggunakan siapa pun untuk mengubah jalannya sejarah. Bayangkan kisah Daud tanpa Rizpa. Kerajaan itu tidak mungkin bersatu; perang saudara mungkin akan terus berkobar. Tidak akan pernah ada rekonsiliasi nasional. Orang-orang Benyamin akan merasa terpinggirkan, yang kemungkinan besar, akan menyebabkan kerusuhan—dan lebih banyak perang saudara. Saya tahu kemungkinan-kemungkinan Tuhan tidak terbatas, tetapi Rizpa mau dan bersedia untuk masuk ke dalam kancah itu. Tuhan tidak ingin kita berebut kekuasaan. Rizpa tidak menghasut kudeta di kemah Isyboset di seberang Sungai Yordan. Sikap diamnya adalah pengingat yang baik bahwa ada saat-saat ketika kita perlu “tinggal tenang” dan memperhatikan tangan Tuhan yang bekerja dalam kehidupan kita. Ada saat-saat lain yang membutuhkan keberanian, kekuatan, dan tindakan. Memahami tujuan Tuhan bagi kita dalam situasi tertentu tidak selalu mudah. Kecenderungan alami kita—lelaki maupun perempuan—mengarah pada kendali dan dominasi, alih-alih pelayanan yang rendah hati dan tindakan yang saleh. Rizpa tahu apa yang harus dilakukannya. Ia tahu bahwa dirinya hanya aman di bawah perlindungan Tuhan. Bagaimanakah dia tahu hal itu? Siapakah yang memberitahunya? Apakah yang membuatnya diam di sana dan menanggung malu? Entah bagaimana dia harus menyadari bahwa harkatnya melekat pada Dia yang mengendalikan Raja Daud yang perkasa—Yahweh, Allah Israel.

Gerald A. Klingbeil adalah associate editor of Adventist World yang suka membaca kisah-kisah Kitab Suci yang kurang terkenal. AdventistWorld.org 12 - 2018

21


Iman dalam Tindakan

“Apakah Artinya untuk Orang Sebanyak Ini?�

K

ami akhirnya menemukan Shanifa* berdiri menunggu kami di samping patung di Bourj Hammoud, daerah pinggiran yang miskin dan padat di Beirut, Libanon. Kami memiliki beberapa bahan makanan untuk dikirimkan kepadanya dari gereja Middle East University. Perempuan itu lebih tua dari yang saya duga, terlihat kurus dan lelah. Namun, matanya berkilau menantikan sesuatu. Ia senang berjumpa dengan kami. Saya bersama tiga orang siswa mengikutinya di jalan dan menaiki tangga sempit dan pengap ke apartemennya. Di dalam, suaminya sedang duduk di sofa dengan mesin pernapasan di hidung dan mulutnya. Dia terlihat sangat sakit—seperti orang mati yang hidup. Kami menyimpan tas belanjaan di lantai ruang tamu yang berantakan dan duduk di atas sofa yang nyaman tetapi sudah usang. Shanifa mulai mengeluarkan tagihan medis dan menunjukkan kepada kami semua obat yang dibutuhkan suaminya dan tagihan rumah sakit yang sangat besar yang dia miliki. Terkadang mata suaminya terbuka; kadang tertutup. Saya bertanya-tanya berapa lama lagi ia akan hidup. Ia menarik jubah mandinya untuk menghangatkan tubuh. Shanifa tampaknya hanya membutuhkan seseorang untuk diajak bicara, meskipun dia jelas sangat butuh pertolongan. Tidak pernah lepas dari sikapnya yang ramah, ia mengedarkan permen dan manisan saat kami mengobrol. Siswa kami bertanya-tanya apakah mereka mungkin bisa mendapatkan insulin (untuk diabetes suami perempuan itu ) dari Mesir, yang akan lebih murah. Masalah Shanifa dan tekanan keuangannya terus mengalir keluar, dan dia mengulanginya berulang kali, seolaholah, barangkali, kami langsung memercayainya jika tidak demikian. Perhentian Lainnya Shanifa kemudian bertanya apakah kami ingin mengunjungi putrinya, yang berjarak 10 menit berjalan kaki. Ia bertanya-tanya apakah kami memiliki sesuatu yang bisa diberikan 22

12 - 2018 AdventistWorld.org

kepada putrinya, tetapi belanjaan kami sudah habis. Ia mengatakan putrinya memiliki seorang gadis kecil yang berkebutuhan khusus. Kami memanjatkan doa untuk rumah tangga yang membutuhkan ini; lalu beranjak ke kunjungan berikutnya. Shanifa mengajak kami menyusuri jalan yang padat dengan mobil-mobil yang lewat terlalu dekat ke trotoar, masuk ke dalam blok apartemen yang juga suram dan gelap. Di dalam kami menemukan putrinya, Luna, dengan Ariane kecil duduk di pangkuannya. Ibu yang sabar itu mencoba memberi makan putrinya yang memiliki cacat yang parah dengan tubuh kecil dan bengkok. Jangan menangis! Saya mengingatkan diri saya sendiri. Kami di sini untuk berbagi sedikit cinta dan dukungan. Tapi saya punya anak perempuan juga, dan pemandangan ini sulit bagi hati seorang ayah. Dalam sekejap saya benar-benar menyadari berkat yang saya miliki, sementara di saat yang sama saya sedang mengalami sebuah situasi yang mengerikan. Ariane terlihat tidak lebih dari seorang bayi. Saya menanyakan usianya. Ia berumur 21 tahun! Dan harus memakai popok. Ia tidak bisa berbicara, tetapi bisa tersenyum! Sang ibu tampak lebih tua dari usia sebenarnya. Ia mencoba dengan sabar dan penuh kasih untuk memberi makan anak perempuannya, yang memiliki masalah makan karena apa yang tampaknya merupakan infeksi gusi. Mereka ingin menunjukkan kepada saya apa masalahnya, jadi saya menghampiri. Lalu sang ibu ingin menunjukkan kepada saya sesuatu yang lain di

Foto: Qasim Sadiq, Firdaus Ansari, Mosoianu Bogdan, Samridhhi Sondhi, Ali Marel, dan Marie Couffon De Trevros


sisi Ariane. Saya harus memberitahukan mereka bahwa saya bukan orang medis dan saya tidak dapat membantu. Sungguh membuat frustrasi! Luna menjelaskan bahwa tidak ada yang membantu mereka karena suaminya adalah orang asing. Ia meminta saya untuk berdoa bagi mereka. Apakah yang bisa saya katakan? Situasi mereka sangat menyedihkan. Selama doa saya menyebutkan bagaimana Yesus selalu bersama kita bahkan melalui masa-masa sulit. Saya meminta berkat bagi keluarga ini dan meminta para malaikat agar menemani mereka. Lebih Banyak Lagi Kemiskinan Luna bertanya apakah kita dapat mengunjungi teman-teman mereka, yang digambarkannya sangat, sangat miskin. Kami mengucapkan selamat tinggal dan terus mendaki lebih banyak tangga kotor untuk melakukan kunjungan yang lain. Kami akhirnya tiba di pintu, dan seorang lelaki yang lebih tua dengan hanya dua gigi yang sangat bengkok menyambut kami. Ruangan pengap bau asap rokok yang begitu pekat membuat kami sulit untuk menahan batuk. Hanya ada sedikit udara di dalam ruangan. Istri pria itu, sangat kurus, terbaring di tempat tidur. Kami duduk dan berbincang. Saya terkejut ketika sang suami berbicara bahasa Inggris. Saya harus berusaha keras untuk mendengarkan, tetapi akhirnya berhasil melakukan percakapan. Ada lukisan indah tentang Yesus yang berdiri di atas air dan menyelamatkan

Petrus yang sedang tenggelam. Di dinding di belakangku ada gambar Perjamuan Malam Terakhir. Saya diberitahukan bahwa lukisan-lukisan itu adalah karya putra mereka. Ruangan itu memiliki beberapa kursi sederhana dan dua tempat tidur. Sang istri bisa duduk, dan kami diberitahukan bahwa ia memiliki masalah jantung. Jika saya mengerti dengan benar, ia memiliki alat penyangga di pembuluh darahnya. Ia juga menderita diabetes, dan sangat kurus. Sebungkus besar rokok teronggok di meja di sebelahnya, kemungkinan milik suaminya. Sang suami menunjukkan kepada kami kaki istrinya, yang jari-jarinya merah seolah habis di remas dan nampak terluka dan sakit. Ia mengatakan bahwa istrinya tidak bisa tidur karena rasa sakit di kakinya. Diabetes telah memangsa hidupnya. Segera kunjungan ketiga kami pun ber­ akhir. Kami memanjatkan doa lagi dan berjalan kembali melalui jalanan yang padat. Para siswa meminta maaf kepada pemilik toko yang marah yang mengeluhkan mobil kami yang diparkir di sana. Kemarahannya tampak reda pada akhirnya. Salah satu siswa berbalik dan bertanya: “Bisakah kita pergi ke suatu tempat sebelum kembali ke kampus?â€? Kami semua tenggelam di dalam pikiran masing-masing dan perlu berbagi pengalaman dan berdiskusi sebelum kembali. Akhirnya kami pergi ke mal untuk makan dan berbincang setelah kunjungan yang ngeri dan memilukan itu.

banyak dari apa yang kita lihat sebetulnya dapat dicegah. Berbagi kasih Allah dapat membuat perbedaan, tetapi saya merasa sangat tidak berdaya. Apa yang kami lakukan bak setetes air di ember. Bahkan beberapa bahan makanan yang kami bawa mengingatkan saya pada komentar para murid tentang lima roti dan dua ikan: “apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?� (Yoh. 6: 9). Kami mengunjungi tiga apartemen di Bourj Hammoud. Mungkin ada ratusan blok apartemen di pinggiran kota ini yang berisi ribuan orang miskin yang membutuhkan bantuan jasmani dan rohani. Apakah artinya tiga kunjungan dalam menghadapi kebutuhan tersebut? Tetapi kita harus melakukan apa yang bisa kita lakukan. Terkadang kita terlalu nyaman di dunia ini. Tetapi hari ini saya bertatapan muka dengan korban yang dimangsa oleh dosa umat manusia. Apa yang bisa kita lakukan di antara begitu banyak kebutuhan? Sedikit sekali. Tidak cukup. Tetapi kita harus mencoba. Saya menyadari bahwa Tuhan memanggil kita untuk membuat perbedaan, meski jika itu hanya dalam kehidupan satu orang. * Nama-nama di dalam kisah ini telah diubah

George D. Jackson Dekan Fakultas Seni dan Sains di Middle East University di Beirut, Libanon.

Begitu Banyak Kebutuhan! Ada begitu banyak kebutuhan. Dan

AdventistWorld.org 12 - 2018

23


G

ereja Masehi Advent Hari Ketujuh saat ini ada di seluruh dunia berkat upaya penginjilan yang dipelopori dan didanai sebagian besar oleh jemaat di Amerika Utara sejak pertengahan abad ke sembilan belas. Gerakan ini mungkin berakar di daerah lain bahkan lebih awal lagi, dan tahun 2018 dapat secara sah dirayakan sebagai peringatan dua abad yang penting. Hal itu ditegaskan berdasarkan naskah yang barubaru ini ditemukan, yang sebelumnya dianggap hilang, berasal dari sekitar tahun 1818, dan ditulis oleh seseorang yang tidak hanya percaya pada Kedatangan Yesus kedua kali, tetapi juga dalam Sabat Alkitabiah dan keadaan tidak sadar dari mereka yang mati.

Menoleh ke Belakang

Francisco H. Ramos MejĂ­a Terompet Kebenaran Protestan

24

12 - 2018 AdventistWorld.org

Sebelum Millerites Gerakan Millerite, dimulai di Amerika Serikat pada tahun 1840-an, didahului oleh Kebangkitan Advent Eropa pada akhir tahun 1820-an. Kebangkitan Advent ini sangat dipengaruhi oleh buku The Coming of the Messiah in Glory and Majesty, yang ditulis oleh seorang pastor Jesuit Manuel Lacunza (b. Chili, 1731—Italia, 1801), ketika ia diasingkan di Amerika Serikat pada tahun 1790-an. Karya ini menunjukkan bahwa Alkitab menempatkan Kedatangan Yesus kedua kali sebelum, bukan setelah, millenium. Segenap kekristenan pada saat itu berpikir bahwa peristiwa itu akan ditunda sampai setelah semua pemerintah di dunia tunduk pada gereja Kristen dalam perdamaian dan kemakmuran millenium. Edward Irving menerjemahkan naskah Lacunza ke dalam bahasa Inggris pada tahun 1825, dan para pendukung nubuatan mulai mempelajarinya dengan sungguh-sungguh selama Albury Park Conference (1826—1831) yang diadakan dekat kota London, Inggris. Dialog publik tentang masalah ini menyebar ke pertemuan lain, publikasi, dan buku-buku. Segera pemahaman tentang Kedatangan Yesus kedua kali yang terjadi sebelum millenium diterima oleh gereja-gereja Injili. Namun gereja-gereja tradisional, Katolik atau Protestan, terlalu terikat dengan pemerintah mereka untuk menerima ide-ide Lacunza dan Albury Park, yang tidak mengharuskan pertobatan seluruh dunia melainkan pemberitaan Injil ke seluruh dunia sebagai prasyarat untuk Kedatangan Yesus kedua kali. William Miller menerima keyakinan premillenial ini pada tahun 1816—1818 setelah memeriksa dasar-dasar Alkitabiah dari ide-ide premillennial Kristen pada masanya. Ketika gema dari Kebangunan Advent Inggris mencapai pantai Amerika Utara, Miller diundang untuk berkhotbah, yang menandai dimulainya gerakan Advent Amerika Utara. Meskipun Miller merupakan pengaruh paling penting bagi gereja Advent di Amerika Utara pada abad ke sembilan belas, ia berbeda dari gereja Advent modern pada dua poin penting. Miller menolak Sabat hari ketujuh dan keadaan tidak

Ilustrasi: Brett Meliti


sadar dari orang mati. Namun, Sabat Alkitabiah diterima oleh sekelompok pengikut Miller yang dipimpin oleh Joseph Bates dan James White antara tahun 1848 dan 1850. George Storrs, pengkhotbah Millerite lainnya, meyakinkan mereka tentang keadaan tidak sadar dari orang mati. Sementara Itu, di Amerika Selatan Tetapi di Amerika Selatan, ada seseorang yang mengajarkan seluruh paket doktrin yang sekarang menjadi ciri orang-orang Advent sebelum Bates dan White melakukannya. Francisco H. Ramos Mejía (atau Mexia, 1773—1828), yang dididik di seminari Katolik di Argentina, memperoleh karya Lacunza pada tahun 1816 atau 1817. Ramos Mejía membubuhkan banyak catatan pada halamanhalaman buku itu, mempertahankan bukan hanya premilenialisme tetapi juga keadaan tidak sadar dari orang mati. Pada tahun 1820 ia diperintahkan oleh pemerintah di Buenos Aires untuk berhenti dan undur diri dari mempelajari dan menyebarkan pesan tentang hari Sabtu sebagai Sabat Alkitabiah. Para cendekiawan Advent di Argentina dan Amerika Serikat mengetahui keberadaan tulisan-tulisan Ramos Mejía, berkat sebuah artikel tahun 1913 dalam sebuah jurnal Protestan yang diterbitkan di Buenos Aires. Namun, meski sudah berusaha, mereka tidak dapat memperoleh tulisan-tulisan itu sampai tahun 2016, ketika sebagian besar manuskripnya disumbangkan secara anonim. Manuskrip lain telah musnah, dihancurkan oleh keturunan yang tersinggung oleh isinya yang bertentangan dengan teologi Katolik Roma. Sumbangan tersebut sekarang tersimpan di perpustakaan River Plate Adventist University di Argentina. Pentingnya Ramos Mejía Ramos Mejía, seorang patriot Argentina, terpilih sebagai anggota dewan Kota Buenos Aires (1810—1811), bekerja sebagai peternak sapi, mengajar agama kepada penduduk pribumi setempat, dan melayani sebagai wakil mereka untuk perjanjian yang ditetapkan bersama (dan berulang kali dilanggar oleh) pemerintah federal. Kedekatannya dengan penduduk pribumi memberi kecurigaan dan rasa tidak percaya pihak penguasa, yang memerintahkan Ramos Mejía untuk kembali dari wilayah Indian pada tahun 1821 dan mengurungnya di peternakan lain, Los Tapiales (dekat kota Ramos Mejía sekarang, di metropolitan Buenos Aires) sampai saat kematiannya. Ramos Mejía adalah tokoh sejarah yang diminati oleh kaum Protestan karena meskipun dididik oleh kelompok Yesuit, ia tampil untuk menunjukkan sudut pandang evangelis. Ia terutama menolak kehadiran Kristus yang nyata dalam roti dan anggur Misa, yang ia kutuk sebagai penyembahan berhala. Baginya “hidup yang benar oleh iman kepada Yesus.”* Ramos Mejía juga menganggap doktrin bahwa paus adalah vikaris Yesus sebagai “suatu kejahatan kuno” dalam pandangan imamat sejati yang dikepalai oleh Yesus Kristus. Ia menyatakan: “Di manakah antikristus? Wahyu 13: 3 ”—merujuk pada teks yang mengatakan: “Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan

hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.” Ramos Mejía menganggap karya Lacunza sangat menarik. Ia mendasarkan harapannya untuk kehidupan di luar kubur semata-mata pada kebangkitan: “Manusia dan jiwanya, atau apa pun yang terakhir itu disebut, akan musnah, karena ‘engkau akan kembali menjadi debu’” [Kej. 3: 19]. Tetapi kelak ia akan bangkit lagi, Tuan-tuan!” Konsep kemanusiaannya sangat modern: “Jika tubuh manusia hanyalah debu, rohnya tidak lain dari organisasinya untuk kehidupan yang rasional, karena roh dan kehidupan adalah hal yang sama (Yoh. 6: 63).” Ramos Mejía membandingkan“ hukum Sabat yang indah, yang berasal dari kehendak sang Pencipta,” melawan “catatan sumbang” dari pemeliharaan hari Minggu. Dia menyatakan bahwa meskipun hari Minggu secara dangkal menyerupai hari Sabat (seperti persembahan Kain), ia kehilangan makna di dalamnya. Sementara domba Habel menggambarkan Anak Domba Allah, sayur-sayuran Kain hanyalah sebuah “catatan sumbang.” Oleh karena itu, pemeliharaan hari Sabtu sebagai hari istirahat yang sebenarnya harus “dipulihkan ke keadaannya yang murni.” Orang Advent di Amerika Utara memulihkan konsep Alkitabiah Sabat hari ketujuh dan keadaan tidak sadar dari orang mati tanpa bantuan Ramos Mejía. Tetapi tulisan-tulisannya menunjukkan bahwa orang-orang dari berbagai ras dan latar belakang budaya dapat sampai pada prinsip-prinsip khas dan istimewa gereja Advent langsung dari Alkitab, terlepas dari pengaruh tulisan manusia ataupun misionaris. Peringatan terakhir dari surga bagi dunia ini harus mencapai “semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum” (Why. 14: 6). Kemunculan baru-baru ini dari naskah Spanyol berusia 200 tahun itu tampak seperti tanda pemeliharaan Ilahi untuk mengingatkan kita akan tanggung jawab untuk segera menyebarkan pesan Alkitabiah ini sejauh dan seluas mungkin.

Orang-orang dari berbagai ras dan latar belakang budaya dapat sampai pada

prinsip-prinsip

khas dan istimewa gereja Advent langsung dari Alkitab.

*Kecuali dinyatakan lain, kutipan dalam artikel ini adalah dari “Ramos Mejía, el primer adventista moderno,” oleh Juan Carlos Priora di Revista Adventista, Maret 2017.

Aecio E. Cairus, sekarang sudah pensiun, adalah seorang profesor dan direktur program Ph.D. di Adventist International Institute of Advanced Studies (AIIAS) di Filipina. Ia tinggal di Loma Linda, California, Amerika Serikat.

AdventistWorld.org 12 - 2018

25


Pertanyaan dan Jawaban Alkitab

Hukum dan Hukum P J

Apakah arti dari ungkapan “Hukum Kristus?” Ungkapan yang Anda kutip terdapat dalam 1 Korintus 9: 21 dan Galatia 6: 2. Kita harus memeriksa kedua ayat itu. 1. Permasalahan: Peran hukum dalam kehidupan Kristen terus diperdebatkan. Ini sebagian didasarkan pada fakta bahwa Paulus menulis tentang hukum dalam istilah-istilah negatif dan positif—sesuatu yang berakhir, namun diteguhkan oleh iman. Ini juga didasarkan pada dikotomi Protestan antara hukum dan Injil. Konsekuensinya, “hukum Kristus” sering dipahami sebagai pengganti hukum Perjanjian Lama di gereja Kristen. Bagi beberapa orang, hukum ini mewakili ajaran-ajaran etis Kristus, atau hukum kasih yang diduga telah menggantikan hukum Yahudi. Tetapi kemungkinan-kemungkinan ini hanyalah dugaan ilmiah. Untungnya, banyak ahli Perjanjian Baru menyadari bahwa dikotomi antara iman/Injil dan hukum tidak datang dari Paulus, sesuatu yang selalu dipercaya dan diajarkan oleh orang Advent (Rom 9: 30—32). 2. Galatian 6: 2 Memang benar bahwa dalam konteksnya, “hukum Kristus” terhubung langsung dengan kasih Kristiani sebagai penggenapan hukum (Gal. 5: 14). Dalam Galatia 6: 2, ilustrasi khusus dari asas ini diberikan: “Bertolongtolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.” Namun ini tidak berarti bahwa hukum kasih telah menggantikan hukum Perjanjian Lama, melainkan bahwa hukum itu benar-benar terpenuhi ketika ketaatan menjadi ekspresi dari kasih Kristiani. Ya, prinsip kasih meringkas hukum, namun tidak

26

12 - 2018 AdventistWorld.org

menyingkirkannya. Ini dikuatkan oleh fakta bahwa buah Roh yang tercantum dalam Galatia 5: 22, 23 didasarkan pada prinsip-prinsip hukum Allah. Lebih penting lagi adalah Roma 13: 8, yaitu Paulus mengulangi gagasan bahwa kasih menggenapi hukum, kemudian melanjutkan dengan mengutip beberapa perintah dari Sepuluh Perintah untuk menunjukkan bahwa kasih menyatakan dirinya dalam ketaatan kepada hukum (ay. 9). Fakta bahwa Paulus menegaskan ketaatan kepada Sepuluh Perintah Allah (Rm. 7: 7; Ef. 4: 28; 5: 3—5; 6: 1—3; Kol. 3: 5) dengan jelas menunjukkan bahwa meringkas hukum dalam kasih tidak menghilangkan hukum itu sendiri. 3. 1 Korintus 9: 21 Pada bagian ini Paulus berbicara tentang kesediaannya untuk beradaptasi dengan pendengarnya demi mencapai misinya: “Bagi orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku tidak hidup di luar hukum Allah, karena aku hidup di bawah hukum Kristus, supaya aku dapat memenangkan mereka yang tidak hidup di bawah hukum Taurat.” Paulus pada prinsipnya menyamakan hukum Allah dengan hukum Kristus! Apa artinya ini? “Hukum Kristus” berarti hukum sebagaimana diajarkan dan dicontohkan dalam kehidupan Kristus (Mat. 5: 17—32), bukan hukum sebagaimana diajarkan oleh para pemimpin Yahudi. Di dalam Kristus seseorang menemukan maksud sebenarnya dari hukum, yang dalam artian itu telah menjadi hukum Kristus (2 Kor. 3: 12—16). Inilah hukum yang diteguhkan oleh iman di tempat yang tepat (Rm. 3: 31). Kepatuhan pada hukum mengalir dari kasih, bukan dari upaya untuk mendapatkan penerimaan oleh Allah. Kristus tidak menyingkirkan nilai-nilai moral dari hukum Allah seperti yang terdapat dalam Perjanjian Lama.

Angel Manuel Rodríguez telah melayani gereja sebagai pendeta, profesor, dan teolog.


Kesehatan dan Kebugaran

Memerangi Genetika Apakah ini sebuah pertempuran yang kalah? Saya seorang wanita Afrika-Amerika berusia 29 tahun dan memiliki tekanan darah tinggi dan pradiabetes. Masalah-masalah ini terjadi di keluarga saya, dan saya putus asa karena tampaknya apa pun yang akan saya lakukan, gen saya akan terus menentukan keadaan kesehatan saya. Apakah demikian, atau apakah ada harapan bagi saya?

M

emang mengecilkan hati jika mengalami masalah tekanan darah tinggi dan diabetes dini, terutama pada usia muda. Dikatakan bahwa Anda dapat memilih teman-teman Anda tetapi Anda tidak dapat memilih orang tua Anda, yang berarti kita tidak memiliki suara dalam susunan genetik kita. Tetapi ada kabar baik. Pepatah lain yang sangat terkenal dan mungkin berlebihan menyatakan bahwa “gen memasang senapan, tetapi pola hidup menarik pelatuk!” Salah satu kolom kami sebelumnya di majalah Adventist Review (www. adventistreview.org/1808-67) membahas topik ini. Epigenetik, hubungan antara genetika dan DNA. Pola hidup memang dapat memengaruhi sejauh mana gen kita yang keliru itu diaktifkan dan efek yang mungkin mereka miliki. Jadi meskipun seseorang dapat mewarisi kecenderungan genetik untuk suatu penyakit, intervensi pola hidup dapat membuat perbedaan besar dalam kualitas dan lamanya hidup (umur panjang). Sejumlah faktor risiko untuk hipertensi, termasuk riwayat keluarga, dapat mengakibatkan risiko seumur hidup untuk tekanan darah tinggi. Tetapi kabar baiknya adalah bahwa risiko hipertensi dapat dimodifikasi dan terkadang bahkan dicegah oleh penerapan praktik pola hidup sehat. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah penambahan berat badan dan obesitas (ini sering dimulai pada anak usia dini), nutrisi yang tidak sehat, asupan garam berlebihan, asupan kalium yang tidak memadai (kalium biasanya dikonsumsi terutama melalui buah dan sayuran), latihan fisik yang tidak mencukupi, dan konsumsi alkohol. Memiliki salah satu faktor risiko itu dapat membawa perubahan signifikan dalam tekanan darah, dan hasil terbaik diperoleh ketika kita memperhatikan semua faktor risiko di mana efek positifnya akan bertambah. Namun tantangannya adalah hanya sedikit orang dewasa yang mengubah pola hidup

mereka setelah diagnosis tekanan darah tinggi. Sangat sulit untuk mempertahankan perubahan yang sedang berlangsung; kita butuh motivasi. Motivasi terbaik? Kita telah dibeli dengan mahal! Terlepas dari riwayat keluarga dan semua faktor lain yang berkaitan dengan hipertensi, ilmu pengetahuan meyakinkan bahwa perubahan pola hidup yang teliti membuat perbedaan besar antar etnis, jenis kelamin, dan kelompok usia.* Anda bertanya apakah ada harapan untuk Anda. Memang ada. Begitu Anda memutuskan untuk mengubah pola hidup Anda, carilah seorang rekan dan dokter yang berorientasi pada pola hidup, dan mulailah perubahan yang Anda rencanakan. Memiliki rekan yang dapat membantu Anda konsisten akan membuat perbedaan besar. Pada saat yang sama, kami mendorong Anda untuk menempatkan hidup dan pilihan Anda di tangan Tuhan. Karena janjijanji-Nya, kami mendorong Anda untuk mencoba perubahan pola hidup. Rasul Paulus menyatakan: ”Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku” (Flp. 4: 13). Ia lebih lanjut menyaksikan jaminan dari Tuhan: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna” (2 Kor. 12: 9). * The Journal of the American Medical Association, 320, no. 13 (2018): 1338-1348.

Peter N. Landless,seorang ahli jantung nuklir bersertifikat, adalah Direktur Adventist Health Ministries di General Conference. Zeno L. CharlesMarcel, seorang ahli penyakit dalam bersertifikat, adalah seorang Associate Director Adventist Ministries di General Conference. AdventistWorld.org 12 - 2018

27


Sebuah Natal PNG K “Bolehkah Saya Ceritakan Sebuah Kisah?” OLEH DICK DUERKSEN

28

12 - 2018 AdventistWorld.org

ita telah menghabiskan banyak waktu untuk mengajak orang datang ke gereja-gereja kita,” kata Pastor Dale, “dengan hanya sedikit keberhasilan. Mereka takut pada kita, marah karena kita ingin mengambil tradisi mereka, dan meskipun beberapa dibaptis ketika kita mengadakan serangkaian pertemuan, banyak dari mereka segera kembali ke cara lama mereka. Sulit untuk membuat siapa pun berubah.” Saya melihat kesedihan di wajah Dale. Ia telah bekerja sebagai misionaris selama bertahun-tahun, jadi saya bertanya apakah dia telah menemukan cara untuk membawa kehidupan Yesus kepada orang-orang yang dilayaninya di hutan hujan Papua Nugini (PNG). “Hanya ada satu cara,” katanya. “Kami mengadakan lokakarya pelatihan tahunan untuk para pemimpin gereja muda kami, dengan doa yang sungguh-sungguh mencari cara apa yang dikehendaki Tuhan untuk kami kerjakan terhadap orang-orang di sekitar kami. Setelah beberapa saat, kami memutuskan untuk membalikkan semuanya. Daripada menunggu orang datang ke gereja, kami akan membawa gereja kepada mereka.” *** Sebagai bagian dari pelatihan, sejumlah pemuda mulai membayangkan seperti apa gereja jika tidak ada dinding, tidak ada bangku, dan tidak ada jendela. Hanya telinga, mata, tangan, kaki, dan hati. Tim itu mempelajari kitab-kitab Injil dan kitab Kisah Para Rasul untuk melihat bagaimana Yesus dan para

murid membawa gereja kepada orang-orang. Mereka juga mempertimbangkan prinsipprinsip pemuridan yang ditemukan di bab-bab terakhir dari The Ministry of Healing, sebuah buku pelayanan yang ditulis oleh perintis Advent, Ellen White. “Bagian favorit saya,” kata Pastor Dale, “adalah di mana ia menulis bahwa ‘argumen terkuat yang mendukung Injil adalah orang Kristen yang pengasih dan menyenangkan.’* Membaca kata-kata itu membuat kami membayangkan cara-cara yang lebih baik untuk menjadi orang Kristen yang lebih dikasihi.” Pemuda Advent Papua Nugini mengembangkan program-program yang indah untuk memenuhi kebutuhan dasar orang-orang yang berjuang dengan penyakit atau berada dalam transisi utama kehidupan, seperti pernikahan, menjadi dewasa, atau memiliki anak pertama mereka. Sebagai bagian dari pelatihan mereka, para remaja diminta untuk masuk ke komunitas dan praktik langsung. *** Beberapa pemuda menemukan seorang lelaki yang “sakit parah.” Ia tidak dapat beraktivitas dengan baik sehingga rumah dan halaman rumahnya membutuhkan perhatian. Ia membutuhkan makanan dan juga teman. Tetapi orang itu tidak ramah. Bahkan, ia membenci orang Advent dan berusaha sekuat tenaga untuk mencegah para pemuda mengadakan pelatihan di desanya. Ia bahkan mengirim mata-mata untuk menyelinap di perkemahan mereka dan melaporkan kembali apa yang mereka lakukan.


“Para pemuda itu kembali ke kelas,” Dale mengenang, “awalnya bahkan tidak bercerita bahwa mereka telah menemukan seseorang yang membutuhkan bantuan. Mereka takut untuk membantunya, dan butuh dorongan besar agar mereka berani kembali ke rumahnya.” Setelah menyapa orang itu dengan hormat, salah satu pemuda melangkah maju dan menjelaskan bahwa mereka sedang belajar untuk melayani orang-orang di masyarakat. Ketika mereka mengetahui bahwa ia sakit, mereka memutuskan untuk mempraktikkan apa yang mereka pelajari. Mereka ingin menghabiskan satu hari penuh untuk merawatnya dan melakukan apa pun yang perlu dilakukan. “Kalian ingin melayani saya sepanjang hari?” dia bertanya tidak percaya. “Ya, Tuan,” jawab mereka. “Apakah Anda bersedia?” Tertegun, ia mengangguk setuju. Pagi berikutnya 17 pemuda datang ke rumahnya dengan membawa parang, garu, kapak, sekop, kain pel, dan sabun. Mereka juga membawa bahan makanan bergizi untuk persediaan beberapa hari. Sementara satu kelompok menyapu dan membersihkan bagian luar rumah, kelompok lain masuk ke rumah dan membersihkannya secara menyeluruh. Mereka bahkan mencuci pakaiannya dengan tangan dan menggantungnya hingga kering. Beberapa pemudi membuat makanan yang lezat, sementara para pemuda yang kuat membawa pasien mereka ke anak sungai dan memandikannya. Ketika ia keluar rumah, tikar tempat ia tidur dibersihkan. Di sungai, para pemuda itu mencuci teman baru mereka dengan saksama, sambil bernyanyi dan tertawa. Rambut, tubuh, dan kuku, disabuni banyak-banyak dan dibilas air dingin, semua dilakukan dengan tangan yang peduli dan hati yang penuh kasih. Itu adalah acara mandi terbaik bagi sang pasien. Kembali ke rumah, semua sudah siap; makanan yang lezat disajikan kepadanya di atas piring bersih. Pria itu kewalahan, tetapi para pemuda itu belum selesai. Mereka berbicara tentang sayuran yang mungkin bermanfaat baginya. Mereka bernyanyi untuknya. Mereka membagikan janji-janji Alkitab dan mengundangnya untuk datang kepada Tuhan, meminta pertolongan dan penyembuhan dari-Nya. *** Pria yang sakit itu diam sebentar. Dia tahu tidak ada orang lain yang akan merawatnya seperti ini. Bahkan hal itu tidak akan pernah

terlintas dalam pikiran mereka. Pikiran untuk membersihkan rumahnya, memandikannya, memotong kayu bakar untuknya, memberinya bahan makanan selama beberapa hari, dan bahkan memasak untuknya. Lalu nyanyian dan doa—dan semuanya tanpa bayaran! Saat air mata mengalir di wajahnya, dia berbicara kepada para pemuda: “Masyarakat kami tidak tahu bagaimana melakukan apa yang telah kalian lakukan untuk saya hari ini. Tetapi mereka perlu tahu! Mereka perlu tahu cara merawat orang seperti ini. Tolong beri tahu pelatih kalian bahwa kami akan memberi kalian tanah. Kami membutuhkan program pelatihan permanen di sini, sehingga semua remaja kami dapat belajar untuk melakukan apa yang telah Anda lakukan!” Malam itu di kelas, para pemuda bercerita lagi dan lagi tentang pengalaman mereka dengan pria tua sakit di desa. “Saya sekarang mengerti apa artinya ‘dikasihi’,” kata salah seorang pemuda. “Itu berarti melupakan diri sendiri dan menyelam jauh ke dalam kebutuhan orang lain. Itu berarti mencuci rambut orang yang tidak ramah dan membersihkan pakaian mereka. Itu berarti menyanyikan lagu-lagu gembira untuk orang-orang yang bersedih. Itu berarti memilih untuk mengasihi orang-orang yang tidak mudah dikasihi, bahkan mereka yang mencoba menyakiti kita.” Beberapa minggu kemudian, lelaki tua itu berjalan ke salah satu gembala jemaat kami. “Saya ingin dibaptis!” katanya. “Tetapi kami tidak pernah belajar dengan Anda,” jawab pendeta, “dan Anda tidak pernah datang ke gereja. Mengapakah Anda ingin dibaptis? ” “Ketika saya sakit dan salah seorang remaja Anda melihat saya. Ia membersihkan rumah dan pekarangan saya serta memotong kayu bakar untuk saya. Ia memasak untuk saya dan bahkan membawa saya ke sungai dan memandikan saya. Jika itu yang disebut agama Kristen, maka saya menginginkannya!”

Penerbit Adventist World adalah majalah periodik internasional milik Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Sedunia. Divisi Asia-Pasifik Utara adalah penerbitnya. Penerbit Eksekutif dan Pemimpin Redaksi Bill Knott Manajer Percetakan Internasional Chun, Pyung Duk Komite Koordinasi Adventist World Si Young Kim, ketua; Yutaka Inada, German Lust, Chun Pyung Duk; Han, Suk Hee; Lyu, Dong Jin Associate Editors/Directors, Adventist Review Ministries Lael Caesar, Gerald A. Klingbeil, Greg Scott Redaksi Bertempat di Silver Spring, Maryland Sandra Blackmer, Stephen Chavez, Costin Jordache, Wilona Karimabadi Redaksi Bertempat di Seoul, Korea Pyung Duk Chun, Jae Man Park, Hyo Jun Kim Manajer Operasional Merle Poirier Editor-at-large /advisors Mark A. Finley, John M. Fowler, E. Edward Zinke Manajer Keuangan Kimberly Brown Dewan Managemen Si Young Kim, ketua; Bill Knott, sekretaris; P. D. Chun, Karnik Doukmetzian, Suk Hee Han, Yutaka Inada, German Lust, Ray Wahlen, Ex-officio: Juan Prestol-Puesán, G. T. Ng, Ted N. C. Wilson Pengarah Seni and Desain Jeff Dever, Brett Meliti

Kepada para Penulis: Silakan mengirimkan naskah yang siap diterbitkan, melalui alamat redaksi 12501Old Columbia Pike, Silver Spring, MD 20904-6600, U.S.A. Atau melalui fax: +1 (301) 680-6638 Surel: worldeditor@gc.adventist.org Situs: www.adventistworld.org Kecuali diberitahu, semua kutipan ayat Alkitab diambil dari ALkitab Terjemahan Baru. © 1974 Lembaga Alkitab Indonesia (LAI). Digunakan dengan izin. Adventist World diterbitkan setiap bulan dan dicetak secara berkala di Korea, Brazil, Indonesia, Australia, Jerman, Austria, Argentina, Meksiko dan Amerika Serikat.

* Ellen G. White, The Ministry of Healing (Mountain View, Calif.: Pacific Press Pub. Assn., 1905), hlm. 470.

Dick Duerksen, seorang pendeta dan pencerita yang tinggal di Portland, Oregon, Amerika Serikat, dikenal di seluruh dunia sebagai “penyerbuk anugerah keliling.” AdventistWorld.org 12 - 2018

29


Iman yang Bartumbuh

Halaman untuk Anak-anak

Ketika Tuhan Memanggil Dorcas untuk Melakukan yang Besar OLEH CHARLOTTE ISHKANIAN

D

orcas yang berusia 11 tahun dari Papua Nugini menghadiri perkemahan Alkitab anakanak, di sebuah kota yang berjarak hampir dua jam dari rumahnya. Ia menyukai kerajinan tangan dan kisah Alkitab yang dipelajarinya. Dan ia suka menghafal ayat-ayat Alkitab yang ditugaskan oleh para pemimpin untuk dihafalkan. Menjelang akhir perkemahan, Dorcas mempunyai gagasan. Segera setelah ia pulang ke desanya, ia meminta ayahnya untuk membuat beberapa salinan ayat Alkitab untuk dibagikan kepada teman-teman di sekolah. Ketika sekolah dimulai lagi, Dorcas membagikan ayat-ayat itu kepada dua teman terbaiknya. Para gadis menerima kartu-kartu itu, yang dihias dengan indah, dan setuju untuk mempelajari ayat-ayat Alkitab bersama. Dan 30

12 - 2018 AdventistWorld.org

ketika mereka bertemu keesokan harinya, gadis-gadis itu memiliki sebuah kejutan untuk Dorcas. Kejutan yang Tak Terduga Keesokan paginya, teman Dorcas bertemu dengannya di taman bermain. Namun alih-alih hanya dua gadis, 10 anak bertemu dengan Dorcas saat istirahat! Mereka semua menginginkan kartu berisi ayat Alkitab dan mereka semua sepakat untuk menghafal ayat-ayat Alkitab itu. Dorcas memberi setiap anak sebuah kartu dan mengundang mereka untuk kembali keesokan harinya untuk mengulang hafalan ayat-ayat itu. Setiap hari lebih banyak anak yang mendatangai Dorcas pada waktu istirahat pagi untuk melantunkan ayat Alkitab hafalan mereka dan mendapatkan kartu lain. Dalam dua minggu,

20 anak telah belajar ayat-ayat Alkitab pada jam istirahat sekolah! Kelompok Alkitab Dorcas Dorcas memberi tahu ibunya berapa banyak anak yang datang ke kelompoknya, dan Ibu menyarankan agar anak-anak itu bertemu di bawah rumah keluarga mereka, tempat yang sejuk dan kering. (Rumah-rumah di bagian Papua Nugini sering dibangun di atas panggung untuk menangkap angin. Itu adalah tempat yang sempurna untuk pertemuan). Dorcas mengundang temantemannya untuk datang ke rumahnya pada hari Rabu dan Jumat malam. Dua puluh temannya datang semua, dan mereka mengundang lebih banyak teman. Dorcas dan ibunya merencanakan program untuk anak-anak. Mereka menyanyikan lagu-lagu, Dorcas menceritakan kisah Alkitab, dan mereka Ilustrasi: Xuan Le


OLEH: WILONA KARIMABADI

Harta Karun Alkitab Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: “Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!� (Roma 10: 15)

Kini Giliranmu membuat kerajinan. Kelompok itu terus tumbuh. Segera 100 anak-anak, dan beberapa orang tua, datang ke rumah Dorcas untuk belajar Alkitab. Pada hari Sabat, 50 orang atau lebih datang untuk beribadah. Gereja Baru Suatu hari Dorcas mengetahui bahwa beberapa orang dewasa telah memberikan hati mereka kepada Yesus dan ingin dibaptis. Dorcas membiarkan Tuhan memimpinnya, dan sebuah gereja baru didirikan di desanya. Tak lama kemudian, bersama beberapa orang dewasa, Dorcas turut dibaptis. Kita dapat melakukan hal-hal besar bagi Tuhan jika mengikuti ide-ide yang Dia berikan kepada kita. Bayangkan memulai seluruh gereja hanya dengan beberapa ayat Alkitab yang ditulis di kartu! (Kisah ini pertama kali dicetak di KidsView, Maret 2009).

Kamu tidak perlu menunggu dewasa untuk melakukan pekerjaan penting bagi Tuhan. Kenyataan bahwa kamu masih muda bisa jadi membuat pekerjaanmu lebih efektif. Jadi apakah yang bisa kamu lakukan? Ikutlah teladan Dorcas dan berpikirlah kreatif, selanjutnya ambil langkah lebih jauh dengan memberi tahu kami tentang hal itu. Kirimkan e-mail ide-ide kesaksian Anda ke kidsview@adventistreview.org. Kami ingin mencetaknya dalam edisi mendatang untuk memberikan ide-ide bagus kepada anakanak lain untuk dapat mereka coba sendiri! AdventistWorld.org 12 - 2018

31


dari INDONESIA

“Kesetiaan Terhadap Firman-Nya”

Ada 32 Jiwa yang telah Dimenangkan kepada Tuhan

P

ada tanggal1—12 September 2018 telah terlaksana dengan baik kegiatan Kebaktian Kebangunan Rohani Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Wilayah VII bertemakan “Kesetiaan Terhadap Firman-Nya” yang berlangsung di gereja masing-masing, serta dilanjutkan di Auditorium GOR (Gelanggang Olahraga Remaja) Otista Jakarta Timur pada tanggal 13—15 September 2018. Melalui kegiatan ini, telah dimenangkan 32 jiwa dalam suatu acara baptisan kudus di kolam renang GOR Otista pada Sabtu, 15 September 2018. Hal tersebut disampaikan oleh Pdt. Palmen Sinaga, Gembala Jemaat GMAHK Rawamangun dan didampingi oleh Ketua Jemaat yaitu Glen Mambo pada acara “pembubaran panitia KKR” wilayah VII yang dilaksanakan pada Sabat sore 13/10/2018 di lantai III (ruang sanakan KKR Celebration. Tahun ini di wilayah VII, jumlah sekolah) Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Rawabaptisan terbanyak adalah GMAHK Kali Malang sebanyak 26 mangun. jiwa,” kata Pdt. Palmen Sinaga. Pada acara pembubaran panitia KKR tersebut dila- Acara “pembubaran panitia KKR” wilayah VII di GMAHK porkan beberapa hal penting yakni jumlah target bap- Rawamangun, Jakarta Timur, diakhiri dengan ucapan syukur tisan 25 jiwa namun yang dicapai melebih target yaitu berupa makan bersama setelah ibadah PA gabungan wilayah 32 jiwa, dan dana yang tersisa akan digunakan untuk VII dan renungan tutup Sabat. pemeliharan anggota baru. Konferens DKI Jakarta dan sekitarnya masih mem- ­­—Dilaporkan oleh Lasman Simajuntak, Ketua Jemaat GMAHK berikan kesempatan kepada setiap gereja untuk melak- Jatinegara, Jakarta Timur.

32

12 - 2018 AdventistWorld.org


“Bantuan untuk Palu, Sigi dan Donggala” Sekitar 8 Karung Pakaian Layak Pakai untuk Saudara-saudara di Palu, Sigi dan Donggala.

B

erita Raya Online melaporkan bahwa bantuan terpal dan pakaian layak pakai dari Departemen Pelayanan Masyarakat (Pelmas) Konferens DKI Jakarta dan sekitarnya untuk korban bencana gempa bumi dan tsunami di Palu dan sekitarnya, di Provinsi Sulawesi Tengah telah tiba. Bantuan ini telah diterima oleh pimpinan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Daerah Misi Sulawesi Tengah untuk disalurkan langsung kepada anggota-anggota jemaat GMAHK yang masih bertahan di Kabupaten Palu, dan sekitarnya. Sementara itu, beberapa waktu lalu, Pemimpin Departemen Pelayanan Masyarakat (Pelmas) GMAHK Jemaat Jatinegara, Jakarta Timur, Raymond Hursina, didampingi oleh ketua jemaat yang membawahi departemen pelmas, Lasman Simanjuntak, telah melaksanakan pengumpulan dana dan pakaian layak pakai dari jemaat Jatinegara, Jakarta Timur. “Kami telah mengumpulkan sumbangan dana dalam acara Kebaktian ‘Sabat Persembahan Khusus’ untuk korban bencana gempa bumi dan tsunami Palu, Sigi, maupun Donggala. Begitu pula selama sepekan lebih, jemaat menyerahkan bantuan pakaian layak pakai,” jelas Lasman Simanjuntak. Sedangkan Raymond Hursina, Pemimpin Departemen Pelmas Jatinegara, telah mengumumkan kepada jemaat bahwa bantuan dana, khususnya pakaian layak

pakai sudah diserahkan kepada Departemen Pelayanan Masyarakat (Pelmas) Konferens DKI Jakarta & sekitarnya. Telah terkumpul sekitar 8 karung pakaian layak pakai untuk disumbangkan kepada GMAHK di Palu dan sekitarnya.

—Dilaporkan oleh Lasman Simajuntak, Ketua Jemaat GMAHK Jatinegara, Jakarta Timur.

AdventistWorld.org 12 - 2018

33


dari INDONESIA

“Perjalanan Indah Bersama Yesus”

KKR Jemaat Tanjung Perak Surabaya Membawa 2 Jiwa kepada Tuhan

M

engambil tema “Perjalanan Indah Bersama Yesus” Jemaat Tanjung Perak mengadakan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) pada tanggal 21—23 Oktober 2018 dengan pembicara yaitu kaum awam sesuai dengan tema gereja sedunia yaitu “Keterlibatan Seluruh Anggota.” Ev. Welly Angkuw, Ev. Eddy Mawu dan Ev. Erick Reginald Tahalele, adalah pembicara setiap malam dengan tema-tema yang menarik. Pembicara seminar Rumah Tangga dan Kesehatan oleh gembala jemaat yaitu Pdt. Dale Sompotan, dengan topik pembahasan tiap malam yaitu: Rumah Tangga Harmonis, Rumah Tangga Bahagia, Rumah Tangga Sehat. Pada hari Sabat 27 Oktober 2018 diakhiri dengan baptisan untuk 2 jiwa yaitu Afan Purwo Lasianto dan Christiano Lady Emanuela Holatila yang dibaptis oleh gembala jemaat. Jemaat Tanjung Perak bersukacita pada hari Sabat tersebut selain karena ketambahan 2 jiwa, juga karena kedatangan pembicara tamu yaitu Dr. Fanny dari Polda Jatim yang memberikan seminar kesehatan khusus untuk lansia dan juga Pdt. Eagle Angkuw, Gembala Jemaat Blitar, yang menjadi pengkotbah pada hari Sabat itu. ­­—Dilaporkan oleh Pdt. Dale Sompotan, Pendeta Jemaat Tanjung Perak Surabaya.

34

12 - 2018 AdventistWorld.org


“Akreditasi Sekolah Perguruan Advent Purwodadi” Tim Akreditasi Disambut dengan Beberapa Atraksi Siswa/i Perguruan Advent Purwodadi

P

ada awal tahun ajaran baru 2018—2019 tepatnya pada awal bulan September 2018, dewan guru/staf Sekolah Lanjutan Advent Purwodadi sudah disibukkan dengan berbagai persiapan akreditasi sekolah dari pimpinan GMAHK Divisi Asia Pasifik Selatan. Hari Senin 17 September 2018 Perguruan Advent Purwodadi (East Java Academy) menyambut tim akreditasi triple A yang di pimpin oleh Bapak Dr. Canadian Panjaitan (Associate Director Education GMAHK Divisi Asia Pasifik Selatan) dan Bapak Parulian Sihotang, MA (Direktur Pendidikan GMAHK Uni Indonesia Kawasan Barat) bersama tim yaitu: Bapak Bambang, Associate Direktur Pendidikan GMAHK UIKB; Bapak Richard Panjaitan, Wakil Bendahara GMAHK Uni Indonesia Kawasan Barat; Bapak O. Simbolon, Direktur Pendidikan DKI Jakarta dan sekitarnya; Ibu V. Dompas, Kepala SMA Perguruan Advent Dieng; Ibu Ruth, Kepala SMA Perguruan Advent Anjasmoro. Tim akreditasi disambut dengan beberapa atraksi/ ketrampilan siswa/i perguruan Advent Purwodadi melalui musik angklung dan Fancy Drill—Pathfinder Serenity Slapur. Doa berkat kegiatan akreditasi sekolah selama tiga hari disampaikan oleh Bapak Dr. Canadian Panjaitan. Pada hari ketiga, Kamis 19 September 2018, Bapak Dr. Canadian Panjaitan dalam renungan pagi mengingatkan pentingnya seorang pelayan Tuhan khususnya dalam bidang pendidikan atau sebagai pendidik dan staf untuk memiliki roh kelemah-lembutan dan roh kerendahan hati (Matius 11: 28 dan Pilipi 2: 5—8).

Mengakhiri kegiatan Akreditasi sekolah, Bapak Dr. Canadian Panjaitan dan tim triple A melaporkan hasil akreditasi sekolah, masukan yang cemerlang dan sejumlah rekomendasi untuk kemajuan pendidikan di Perguruan Advent Purwodadi. Tepat pukul 12.10 WIB kegiatan akreditasi sekolah diakhiri dengan pemberian apresiasi kepada pimpinan dan tim akreditasi sekolah serta doa berkat disampaikan oleh Pdt. Kurnaidi, Gembala Jemaat Lawang—anggota Dewan Sekolah Perguruan Advent Purwodadi.

­­—Dilaporkan oleh Petrus Souisa, Wakasek Humas Sekolah Lanjutan Advent Purwodadi.

AdventistWorld.org 12 - 2018

35


dari INDONESIA

“Izin untuk Berbakti Pada Setiap Hari Sabtu” Kepala Dinas Pendidikan Memberikan Respons Positif Terhadap Aspirasi Para Pendeta Advent

A

nggota Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh seKabupaten Toba Samosir (Tobasa) Sumatera Utara mengeluh karena mereka tidak bisa mengikuti kebaktian setiap Sabtu dan harus masuk sekolah. Pasalnya di Kabupaten Tobasa, hari belajar berlaku enam hari yaitu Senin—Sabtu, tidak seperti di beberapa kabupaten/kota lain, sekolah libur setiap Sabtu. Menindaklanjuti keluhan itu para pendeta Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh se-wilayah Kabupaten Toba Samosir yaitu: Pdt. Pangarimpunan Silitonga, Pdt. Rimon Jonas Simanjuntak, Pdt. Anggiat Pardede, Pdt. Wilson Tondang dan Pdt. Samuel Saragih, beraudiensi dengan Kepala Dinas Pendidikan Toba Samosir, Parlinggoman Panjaitan dan menyampaikan aspirasi jemaatnya yang masih duduk dibangku SD/SMP/SMA/SMK, agar diberikan dispensasi untuk mengikuti kebaktian di

Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh setiap Sabtu. Menanggapi aspirasi itu, Kepala Dinas Pendidikan, Parlinggoman Panjaitan memberikan respons positif dengan menyatakan setuju. Dia akan memberikan dispensasi kepada anggota Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh untuk mengikuti kebaktian setiap Sabtu. “Khusus bagi siswa SMA/SMK, nanti akan kami bicarakan dengan Kepala UPT Profinsi. Mengenai mata pelajaran yang diajarkan setiap Sabtu akan kami atur jadwalnya supaya diajarkan pada hari lain sehingga tidak ketinggalan. Nanti akan kami buatkan surat edarannya agar semua sekolah tahu dan jadwalnya diatur,” kata Panjaitan di Balige, Kamis (13/9/18). Mendengar jawaban itu, Pdt. Pangarimpunan Silitonga menyampaikan terima kasih kepada Pemkab Tobasa khususnya Kepala Dinas Pendidikan.

­­—Dilaporkan oleh Pdt. Rimon Jonas Simanjuntaka, Balige, Toba Samosir, Sumatera Utara.

36

12 - 2018 AdventistWorld.org


“Sukacita di Pulau Salibabu”

Ada 6 Jiwa yang Dibaptis Melalui KKR “Indah Rencana Tuhan”

P

ada tanggal 15—20 Oktober 2018 merupakan hari yang istimewa di mana seluruh umat Tuhan yang ada di Pulau Salibabu boleh melakukan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) bersama Ibu Lieke Sibilang selaku Direktur Anak-anak dan Rumah Tangga Uni Konferens Indonesia Kawasan Timur dengan tema “Indah Rencana Tuhan”. Acara KKR dimeriahkan juga oleh penampilan apik dan memukau dari grup yang menamakan diri Wewene Kawanua Adventis (WKA) yang dipimpin oleh Ibu Dr. Merry Mailangkay, S.H. M.H. yang juga adalah salah satu pembicara KKR. Tempat pelaksanaan KKR ada di Desa Bitunuris Selatan, Kecamatan Salibabu, Kabupaten Kepulauan Talaud. Untuk tiba dilokasi KKR para pembicara dan grup WKA harus menggunakan semua fasilitas yang ada baik di udara, laut dan darat. Dengan dukungan penuh dari pimpinan Daerah Misi Nusa Utara (DMNU) acara KKR ini semakin berkesan. Menurut Ketua Panitia Bpk. Lewin Dame yang juga adalah salah satu Ketua Jemaat Bitunuris, acara KKR ini sangat sukses. Kegiatan yang dibuat selama KKR yaitu: APTA, Seminar Rumah Tangga dan Kesehatan, drama serta lagu-lagu pujian yang dilantunkan oleh grup WKA dari malam ke malam. Setiap pukul 16.00 WIT lebih dari 100 anak-anak telah berkumpul di bangsal KKR untuk dilatih, diajar, dididik di dalam percaya dan takut akan Tuhan. Yang menyampaikan seminar rumah tangga yaitu Ibu Dr. Femmy Togas, S.Pd. M.Pd.

­­Ev. Lieke Sibilang, Direktur Anak-anak dan Rumah Tangga UKIKT

Melalui acara KKR ini ada 6 Jiwa yang telah menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadi mereka. Seluruh umat Tuhan yang ada di Pulau Salibabu bersukacita atas jiwajiwa yang baru dibabtis dan terus mendoakan semoga mereka bisa bertahan sampai Yesus datang. Salah satu panitia yang adalah Ketua Jemaat Bitunuris yaitu Ibu Fanne Pande, S.Kom. menyampaikan sangat bersyukur kepada Tuhan untuk kesempatan yang indah boleh terlibat aktif dalam acar KKR ini.

­­—Dilaporkan oleh Pdt. S. Harimisa, Pendeta di Distrik Talaud Selatan 1, DMNU.

­­Acara baptisan untuk 6 jiwa di Pantai Pasir Putih Bitunuris Selatan

­­Tim Wanita Kawanua Advent (WKA) AdventistWorld.org 12 - 2018

37


dari INDONESIA

“Sukacita dalam Firman-Nya” Ada 46 Jiwa yang Dibaptis Melalui KKR Tim IPH di Biak dan Supiori, Papua

K

ebaktian Kebangunan Rohani oleh tim IPH di Kabupaten Biak dan Supiori dengan tema “Sukacita dalam Firman-Nya” dimulai tanggal 7—13 Oktober 2018. “Sambutan secara adat Biak oleh panitia KKR membuat seluruh anggota tim IPH merasa sangat terkesan dan lebih semangat lagi dalam penginjilan,” kata seorang anggota tim penginjilan IPH. Kegiatan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) ini dilaksanakan di tiga tempat yang berbeda yaitu Mamfias, Yenbepioper dan Supiori. Ada 46 jiwa yang dibaptis melalui KKR tim IPH di Biak dan Supiori, Papua. Di Mamfias ada 3 orang pembicara, yaitu: Bapak S. Manueke, Bapak H. Simalango, dan Pdt. S.P. Silalahi. Pendeta Silalahi menyampaikan bahwa acara KKR di tempat ini diadakan di ruang terbuka sehingga banyak tamu undangan yang hadir. Para perwakilan dari gereja-gereja tetangga juga ikut berperan dalam lagu pujian dan kesaksian. “Setiap pukul 05.00 WIT diadakan doa di rumah anggota jemaat dan sesudah itu perlawatan ke rumah tamu-tamu yang sudah mengisi formulir isian (kartu hadir) rindu didoakan dan dikunjungi; dibuka juga kesempatan untuk diskusi Alkitab dengan para pembicara. Kuasa doa sungguh luar biasa, para pemimpin rohani (majelis gereja) yang tadinya akan melarang anggotanya menghadiri KKR justru sebagian dari mereka hadir untuk mendengar pemberitaan Firman Tuhan. Pada malam panggilan lebih dari 50 orang

­­Para pembicara dan anggota jemaat Yenbepioper berfoto bersama mereka yang baru dibaptis 38

12 - 2018 AdventistWorld.org

­­Para pembicara di Mamfias berfoto dengan mereka yang baru dibaptis

Para simpatisan yang berdiri pada malam panggilan di Supiori

­­Pdt. F. Ngantung dan Pdt. S. Tamalea menyampaikan doa berkat


WARTA

GEREJA ADVENT

“Lihatlah, Aku Datang Segera” maju, namun pada hari Sabat pagi 20 jiwa menyerahkan diri kepada Yesus melalui upacara baptisan kudus. Kebanyakan dari mereka adalah orang dewasa yang tadinya kurang peduli dengan kebenaran dan kehadiran di gereja, tetapi setelah dari malam ke malam mendengar Firman Tuhan dan membaca Alkitab secara langsung, mereka menyadari kekeliruannya selama ini dan menerima kebanaran Firman Tuhan,” kata Pendeta Silalahi. Di Desa Yenbepioper dilaksanakan di gedung GMAHK Yenbepioper. Sebagai pembicara Firman Tuhan serta seminar Kesehatan dan Keluarga adalah Ev. Morgan Siagian, Ev. Ferry Kasenda, dan Pdt. Fransye Ngantung. “Melalui Firman Tuhan dan seminar yang disampaikan telah membawa berkat dan kuasa dalam membangun kehidupan kerohanian sehingga pada puncak KKR ini ada 21 jiwa yang mengambil keputusan menerima Yesus melalui baptisan yang dilaksanakan di Pantai Yenbepioper. Juga pada sore harinya ada 4 pasang keluarga yang menerima doa pengukuhan pernikahan yang kudus,” kata Pdt. F. Ngantung. Yang menyampaikan Firman Tuhan serta seminar rumah tangga di Supiori yaitu: Pdt. J. Pardede, Pdt. F. Parhusip dan Pdt. A. Tumbal. Acara KKR ini dilaksanakan di aula hotel milik pemerintah Kabupaten Supiori dan banyak tamu yang hadir dari malam ke malam untuk mendengarkan Firman Tuhan serta seminar Rumah Tangga. Pada hari Jumat malam ketika diadakan panggilan untuk menerima Yesus menjadi Juruselamat pribadi melalui upacara baptisan, ada 30 anak Tuhan yang berdiri dan siap untuk dibaptis. Namun ketika mereka pulang ke rumah masing-masing, mereka menghadapi berbagai macam tantangan. Namun pada hari Sabat pagi ada 5 jiwa yang menerima Yesus menjadi Juruselamat pribadi mereka melalui upacara baptisan. —Dilaporkan oleh Pdt. A. Tumbal, Redaksi Pelaksana Adventist World, IPH.

Misi kami adalah untuk meninggikan Yesus Kristus, mempersatukan umat Advent di mana saja dalam iman, misi, kehidupan, dan pengharapan.

Penerbit Indonesia Publishing House (anggota IKAPI Jawa Barat) Jalan Raya Cimindi 72 Bandung, 40184 Ketua Yayasan R. Situmorang Ketua Bidang Usaha S. Manueke Bendahara W. Purba Pemimpin Redaksi J. Pardede Redaksi Pelaksana dan Desain Isi Angky Tumbal Tim Redaksi S.P. Silalahi F. Parhusip F. Ngantung S.Susanto F. Manurung Komunikasi Uni D. Panjaitan, Uni Indonesia Kawasan Barat H. Waworuntu, Uni Konferens Indonesia Kawasan Timur Komunikasi Konferens/Daerah/Wilayah M. Tambunan, Sumatera Kawasan Utara P. Hutapea, Sumatera Kawasan Tengah V. J. Sinaga, Sumatera Kawasan Selatan S. Simorangkir, DKI Jakarta dan Sekitarnya A. Naibaho, Jawa Kawasan Barat S. Simangunsong, Jawa Kawasan Tengah E. Sembiring, Jawa Kawasan Timur D. Kana Djo, Nusa Tenggara W. Tulong, Kalimantan Kawasan Timur B. Simanungkalit, Kalimantan Barat J. Tendean, Minahasa Y. Yandedai, Papua N. Lumoindong, Sulawesi Selatan Ch. Muaya, Sulawesi Tengah R. Pelafu, Nusa Utara D. Supit, Manado I. Lisupadang, Luwu Tana Toraja R. Frans, Minahasa Utara dan Kota Bitung T. Mayai, Papua Barat J. Frans, Bolaang Mongondow dan Gorontalo H. Ramba, Maluku Izin Departemen Penerangan RI No. 1167/SK Ditjen PPG/STT/1987 Alamat Redaksi Jalan Raya Cimindi 72 Bandung, 40184 Telp. (022) 6030392; Fax. (022) 6027784 Email: adventistworld_indonesia@yahoo.co.id Pemasaran Tlp/Fax: 022-86062842

­­Pdt. A. Tumbal, Pdt. J. Pardede dan Pdt. F. Parhusip melaksanakan upacara baptisan

AdventistWorld.org 12 - 2018

39


ORANG MATI BERBICARA KEPADA ORANG HIDUP

DAN PENIPUAN BESAR TERAKHIR Umat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh memiliki keyakinan unik tentang keadaan orang mati, tetapi apakah yang terjadi ketika laporan tentang berkomunikasi dengan orang yang dicintai yang sudah meninggal itu meningkat di seluruh dunia?

percaya kebohongan

Topik dalam seri ini meliputi: Apakah Tuhan Itu Satu, Dua, atau Tiga? Apakah Penipuan Besar Terakhir Itu?

ADA 7 SERI DIGGING DEEPER TERHADAP INTI KEPERCAYAAN GEREJA ADVENT

“Apakah Orang Mati Berbicara Lebih Banyak Sekarang? Dan Apakah Kita Adalah Bagian dari Percakapan Itu? Ajaran Advent dan Penghakiman Di dalam Tetapi Bukan dari Babel... Pencipta vs. Evolusi - Apa yang Orang Milenium Pikirkan tentang Isu-isu Tersebut

BACA, DENGAR, TONTON

Untuk informasi lebih lanjut kunjungi www.AdventistReview.org/diggingDeeper


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.