AW Indonesian - April 2016

Page 1

War ta Ge re j a Mas ehi Adve nt Har i Ke t ujuh

A pr i l 2 01 6

Membagikan

iman , Memelihara Kebebasan 14

Kekuatan Terbesar Kita

27

Daniel: Berkat

dari Penurutan


Apr il 2016

C E R I TA

16

S A M P U L

­Membagikan Iman, ­Memelihara ­Kebebasan Oleh Ganoune Diop

Dialog membantu kita untuk memahami dan dipahami.

8 Menjadi Seperti Yesus

P A N O R A M A

S E D U N I A

Oleh Ted N. C. Wilson

Cara terbaik untuk membagikan iman kita adalah dengan memantulkan karakter Yesus.

12 Cerita untuk Diceritakan

14 Kekuatan Terbesar Kita

D A S A R

K E P E R C AYA A N

Oleh Jordan Stephan

Beberapa orang berbicara mengenai persatuan. Beberapa orang menghidupkannya.

22

K E H I D U P A N

A D V E N T

Sepuluh Hal yang Saya Pelajari tentang Memulaikan Sebuah Gereja

Oleh Júlio César Leal

Memulai dari yang kecil dan beranjak dari situ.

24 Orang Pribumi Lainnya

W A R I S A N

A D V E N T

Oleh Gibson Caesar and Lael Caesar

Selalu menyenangkan melihat bagaimana Tuhan memimpin.

R E N U N G A N

Oleh Ty Gibson

Sebuah cerita epik dalam tujuh tindakan.

D E PA R T E M E N TA L 3 L A P O R A N

S E D U N I A

3 Sekilas Berita 6 Fitur Berita 10 Sebuah One Day Church

11 K E S E H A T A N Virus Zika

S E D U N I A

26 P E R T A N Y A A N WABAN

DAN

27 P E L A J A R A N A L K I T A B Daniel: Berkat dari Penurutan

JA-

ALKITAB

Sebuah Pertanyaan Mengenai Perbudakan

28

P E R T U K A R A N

I D E

32-39 Warta Gereja Advent (WGA)

www.adventistworld.org Tersedia daring dalam 12 bahasa

2

Adventist World | April 2016

C O V E R

I M A G E :

B a n a n a S t oc k / T h i n k s t oc k


LAPORAN SEDUNIA Oleh Carolina Félix, Divisi Amerika Selatan

Pemain Terbaik Brazil Berdiri Teguh untuk Sabat

J aime

C os t a

Penjaga Gawang Sepakbola Menarik Perhatian Dunia Olahraga Negaranya

P h o t os :

Pasangan muda yang berada di dekat jendela pesawat, tersenyum saat saya masuk ke lorong menuju tempat duduk saya. Setelah saya mengait­ kan sabuk pengaman saya, suaminya mendatangi saya. “Saya Jim dan ini istri saya Amy,” katanya, sambil mengajak bersalaman.“Senang kita bisa mengadakan penerbangan bersama.” Melihat kesopanan dari teman duduk sepen­ erbangan, saya kembali tersenyum, dan mengaju­ kan pertanyaan tentang alasan mereka mengada­ kan penerbangan tiga jam ini. “Oh, kami bekerja pada InterVarsity Christian Fellowship. Kami sedang dalam perjalanan untuk mengikuti konvensi,” Amy mengatakannya de­ ngan gembira. Ke manakah tujuan Anda? Tanya Amy. “Mau berbicara pada suatu pertemuan,” jawab saya. Saya tidak ingin membicarakan tentang teo­ logi, karena saya merasa lelah dan berharap untuk bisa beristirahat. Tiba-tiba, mereka segera mengetahui identitas saya sebagai pendeta Advent dan sebagai editor, dan rencana saya untuk berkhotbah pada acara pertemuan yang jauh dari rumah saya di Mary­ land. “Benarkah?” kata mereka, mata mereka terbe­ lalak dan merasa sangat senang. “Apakah Anda ti­ dak keberatan jika kami menanyakan tentang iman Anda? Sesungguhnya, kami tidak pernah bertemu secara langsung dengan anggota Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, ada banyak hal yang ingin kami ketahui.” Tiga jam kemudian, setelah banyak pertanya­ an dan doa yang sungguh-sungguh, kami berpi­ sah di terminal bandara, kami tahu bahwa kami telah melakukan sesuatu yang Yesus sangat ingin untuk kami lakukan. Ada jutaan orang seperti Jim dan Amy di luar sana—para pengikut Yesus yang berdedikasi yang saat ini sementara berada pada kumpulan agama lain, tetapi masih sepenuhnya memperhatikan su­ ara Gembala Agung ini. “Ada lagi pada-Ku dom­ ba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan me­ reka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala” (Yohanes 10:16) Yesus berkata. Bagaimana­kah mereka akan mendengar, kecuali kita memulai percakapan, membangun persahabatan, dan membagikan iman? Saat Anda membaca artikel bulan ini ketika Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh menyebarkan kebenaran secara luas ke seluruh dunia, berdoalah bagi mereka agar Roh Kudus menuntun pada suatu perca­ kapan dengan Anda.

Kiri: Carlos Vitor da Costa Ressurreição, 30, mengatakan ia tidak akan bermain sepak bola jika bukan karena Tuhan. Kanan: Ressurreição sementara melakukan peregangan ketika berlatih dengan timnya, Londrina Esporte Clube.

S

eorang penjaga gawang sepakbola telah menggoncangkan dunia olahraga Brazil dengan pernyataannya bahwa dia tidak akan lagi bermain di pertandingan yang dijadwalkan mulai matahari terbenam hari Jumat sampai matahari terbenam hari Sabtu. Carlos Vitor da Costa Ressureicao, 30, yang telah dibaptis di Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh bulan lalu, menunjukkan keputusannya pada konferensi pers, membuat kejutan, simpati, bahkan amarah dari para penggemar dan komentator olahraga yang berupaya untuk mengerti alas­ annya. Kehebohan ini bukanlah hal kecil terkait dengan kenyataan bahwa Ressu­ reicao telah membuat sejumlah penyelamatan penting pada tahun sebe­ lumnya yang membuat klubnya Londrina Esporte bergerak naik dari Seri C ke Seri B dalam Kejuaraan Nasional Brazil, liga kejuaraan sepakbola utama di ne­ garanya. Ressurreicao yang bergelar pemain terbaik pada tahun itu, mengha­ silkan tawaran pekerjaan dari tim di Seri A, Chapecoense, yang akan melipat­ gandakan gajinya. Ressurreicao menolak pekerjaan itu karena pekerjaan tersebut tidak meng­izinkan dia untuk memelihara Sabat hari ketujuh sebagaimana yang di­

Bersambung ke halaman ber ikutnya

April 2016 | Adventist World

3


LAPORAN SEDUNIA perintahkan oleh hukum keempat, menu­ rut surat kabar harian Lance! Lebih lanjut, masa depan Ressurreicao sedang mengambang oleh karena sejumlah pertandingan pada Seri B diadakan pada hari Jumat malam dan hari Sabtu. Timnya telah mengumumkan bahwa itu tidak akan memperbaharui kontraknya ketika bera­ khir di bulan Mei. Tetapi Ressurreicao tetap berpegang pada keyakinannya, dengan memberitahu pada konferensi pers 20 Januari bahwa dia bahkan tidak akan bermain sepakbola jika itu bukan untuk Tuhan. Setahun sebelum baptisannya, katanya, dia menghabiskan empat bulan yang pan­ jang di rumahnya di Salvador, di negara Bahia, tanpa kontrak yang ditandatangani dengan tim mana pun. Selama waktu itu, istrinya, Gabriela, didekati oleh seorang te­ man di sebuah salon rambut dan mena­ warkan kerja sama dalam pembuatan tas tangan. Kemudian, kedua wanita itu mem­ buat label mereka sendiri dan membentuk sebuah bisnis yang bertumbuh dengan ce­ pat, kata Ressurreicao. “Dalam kurun waktu yang singkat ke­ untungan bertambah lebih besar daripada

gaji yang saya peroleh di klub sepakbola,” katanya. “Itu adalah saat yang saya me­ ngerti yaitu Allah memiliki bebe­rapa cara yang memungkinkan untuk memelihara keluarga saya.” Setelah kenyataan ini, Ressurreicao me­ ngesampingkan ketakutannya tentang ti­ dak bisa memperoleh sebuah kontrak se­ pakbola dan sebaliknya memulai sebuah proses yang dia sebut “keakraban dengan Tuhan.” Dia mulai mempelajari Alkitab dan berdoa setiap hari. “Iman saya tidak berlandaskan pada apa yang pendeta katakan atau semacam itu,” katanya. “Saya mempelajari Alkitab dan tiba pada kesimpulan bahwa saya per­ lu bertumbuh secara rohani.” Sementara ia belajar, ia menjadi ya­ kin bahwa ibu mertuanya, Tania Rocha, seorang Advent, adalah benar ketika ia mengatakan kepadanya mengenai Sabat 12 tahun lalu. Ia dibaptiskan pada 27 Desember. Ketidakpastian yang Ressurreicao ha­ dapi sekarang mungkin menakutkan se­ perti ketika ia tidak mendapat kontrak se­ pakbola setahun yang lalu. Tetapi dia telah menunjukkan ketenangan mengenai masa

Mati Iman Mereka

Rela Demi

Oleh Andrew McChesney

Pasangan suami istri menceritakan mengapa mereka pindah ke Timur Tengah

B

egitu banyak linangan airmata Juanita. Dia menarik dan mende­ kap dengan kuat anak perempu­ annya yang bungsu di tangan­nya. Tetapi suaranya tetap tegas tatkala dia berbicara mengenai kemungkinan dia bisa mati demi imannya di Timur Tengah. “Ketika

4

Adventist World | April 2016

Anda yakin akan panggilan Tuhan dan panggilan gereja, adalah lebih mudah untuk pergi ke tempat-tempat yang ber­ bahaya karena Anda tahu bahwa Tuhan akan menyertai Anda” kata Juanita. “Dia akan menolong kita.”

depan ketika seorang reporter bertanya ke­ padanya pada konferensi pers apakah dia siap untuk memilih antara iman dan kari­ ernya. “Tidak ragu sama sekali, saya memilih iman saya,” katanya. “Telah banyak orang yang datang menemui saya, memberikan saya kesempatan untuk memilih.” Tetapi ia tidak hanya berdiam saja. Pa­ da detik-detik akhir waktu dari kontraknya yang sekarang, ia memulai sebuah kelom­ pok belajar Alkitab dengan rekan timnya. “Saya merasa tenang karena hidup saya berada di tangan Tuhan,” katanya. “Selama ada tim yang menghormati keyakinan sa­ ya, olahraga akan selalu menjadi pilihan saya. Jika tidak, Tuhan telah menunjukkan kepa­da saya di waktu yang lalu bahwa Ia akan memelihara saya.” Pendirian Ressurreicao memenangkan kekaguman dari beberapa komentator olahraga. “Saya tidak rohani, tapi saya ter­ sentuh oleh pilihan Vitor ini,” kata Ayrton Baptista, Jr., seorang blogger olahraga Globo Esporte, salah satu dari website olahraga terkenal di Brazil. “Imannya berbicara de­ ngan nyaring.” n

Suaminya, Carlos, menganggukkan kepalanya bahwa ia setuju. Dia mengata­ kan bahwa ia telah memikirkan tentang orang Arab yang akan memuat pada beri­ ta utama internasional di mana mereka telah memberikan nyawa mereka demi apa yang telah mereka imani, tidak peduli betapa pun salahnya maksud itu. “Me­ ngapa kita tidak bisa yakin demi hal yang sama dan bersedia untuk memberikan hidup kita juga?” Katanya. “Ini adalah maksud yang benar, ini adalah tentang Yesus.” Carlos, Juanita, dan putri mereka ada di antara 17 keluarga Advent yang ti­ ba di Timur Tengah dari Amerika Selatan pada Februari 2015. Para profesional yang sangat terlatih itu meninggalkan pe­ kerjaan yang menyenangkan di tanah air mereka untuk menghabiskan lima tahun ke depan bekerja di salah satu bagian du­ nia di mana paling sulit untuk membagi­ kan Injil.


A R / M c C h es n e y A n d re w

Juanita dan putrinya berpegangan tangan sambil memegang boneka putrinya.

Tahun lalu telah dipenuhi dengan pe­ lajaran bahasa Arab, perencanaan secara intensif, dan daftar kerja yang rumit tat­ kala pasangan tersebut selangkah lebih dekat untuk memastikan bekerja di nega­ ra dengan akses terbatas. Tujuan mereka adalah melayani sebagai tentmakers: Ang­ gota Advent yang membiayai diri sendiri dan berada di garis depan untuk memba­ gikan iman mereka di tempat kerja. Juan­ ita dan Carlos menceritakan tentang usa­ ha mereka dalam sebuah wawancara ter­ sembunyi. Adventist World tidak meng­ gunakan nama asli dari pasangan terse­ but, tidak juga menyingkap lokasi mereka karena membahayakan pekerjaan mere­ ka. Berderai air mata Juanita, ketika dia ditanyakan bagaimana dia memikul risi­ ko sebagai seorang ibu. Sebelum mening­ galkan Amerika Selatan, dia berkata, dia dan Carlos menandatangani sebuah do­ kumen persetujuan pemeliharaan atas putri mereka kepada kakek dan nenek kandungnya jika sesuatu terjadi kepada mereka. Juanita mengatakan dia tidak ra­ gu bahwa Tuhan telah memanggil bukan hanya dia dan Carlos tetapi juga putri mereka untuk melayani di Timur Tengah.

“Tuhan telah memanggil kami bertiga sebagai satu tim,” katanya, mendekap pu­ trinya yang sedang mendengkur di pang­ kuannya. “Panggilan tersebut adalah un­ tuknya juga meskipun dia tidak me­­-ng­e­­ tahuinya.” Gadis tersebut telah membantu orang­tuanya untuk membuat terobosan dalam sebuah budaya di mana sulit bagi orang asing untuk berteman dengan orang Arab. Bukan hanya pria dan wanita yang secara tegas terpisah, tetapi orang Arab dan orang asing sering hidup di da­ lam dunia mereka sendiri juga. Suatu hari, tatkala Carlos bermain bersama putrinya di arena bermain, kela­ karnya menangkap perhatian seorang ba­ pak Arab yang memiliki seorang anak pa­ da usia yang sama dengan putrinya. Dua pria tersebut mulai berbincang dan bera­ khir dengan keduanya bertukar nomor telepon. Segera teman baru Carlos meng­ undangnya untuk bermain bola satu la­ wan satu. “Putri saya sangat hebat dalam men­ jalin hubungan,” kata Carlos. Hubungan pribadi adalah sangat pen­ ting di lingkungan Arab, di mana pengin­ jilan melalui literatur, pertemuan-perte­

muan umum, dan usaha jangkauan kelu­ ar umum lainnya dilarang, kata para pe­ mimpin gereja. Semampu yang dapat diingat, tidak ada orang Advent yang terbunuh karena iman mereka di Timur Tengah dalam ta­ hun belakangan ini, kata Homer Trecar­ tin, Ketua Gereja Masehi Advent Hari Ketuju Uni Timur Tengah dan Afrika Utara. “Kami beberapa kali mengadakan pertemuan, tetapi saya tidak tahu tentang ada yang telah mening­gal,” katanya. Tetapi Trecartin dengan terbuka meng­atakan kepada relawan yang berba­ kat bahwa mereka harus rela untuk mati jika mereka menerima panggilan untuk melayani di Timur Tengah. “Saya tidak ingin orang yang datang dan menolong kami hanya untuk berpetualang dan sen­ sasi saja,” katanya. “Saya ingin mereka da­ tang karena mereka sungguh-sungguh percaya bahwa Tuhan telah memanggil mereka dan mereka rindu untuk pergi, bahkan bila perlu mereka tidak kembali ke rumah.” Semua keluarga yang membiayai diri sendiri tiba di Timur Tengah tahun lalu, diseleksi dalam suatu proses yang meli­ batkan penyaringan oleh gereja di Divisi Amerika Selatan dan disetujui oleh Uni Timur Tengah dan Afrika Utara. Divisi Amerika Selatan menanggung biaya hi­ dup dari para keluarga ketika mereka mulai menetap untuk bekerja. Sementara itu, Carlos mengatakan bahwa dia tidak tahu apakah Tuhan akan memanggil dia dan istrinya untuk mem­ buat pengorbanan terakhir. Dia berkata dia tidak tahu apakah mereka siap untuk mati atau tidak. Tetapi dia percaya bahwa Tuhan akan menyiapkan mereka jika waktunya tiba. “Kami tahu bahwa Tuhan akan memberi kami kekuatan untuk menghadapi kesulitan apa saja,” katanya, bersamaan dengan putrinya turun dari pangkuan ibunya, dengan gembira ber­ main-main di sekitar ruangan. “Jika Dia memanggil kami untuk membuat peng­ orbanan, itu tentunya adalah sebuah ke­ hormatan. Kami ada dalam kedamaian. Jika kami ada di dalam kehendak Allah dan melayani Dia, kami berbahagia.” n

April 2016 | Adventist World

5


LAPORAN SEDUNIA

P

ilot misi Gary Roberts telah menerbangkan pesawat dari Amerika Serikat dengan tujuan ke Filipina, Angola, dan Amerika Selatan. Ia bahkan pernah menerbangkan seekor bayi gajah yang sakit untuk perawatan medis di Chad. Semua pengalaman itu membantu menyiapkan Roberts untuk pengiriman pesawat misi dari Austria ke rumah baru­ nya di Penerbangan Advent Indonesia di Papua, sebuah perjalanan yang sulit di mana harus berhenti di hampir duabelas negara, memperoleh izin dari 17 negara, dan lebih dari 80 jam waktu terbang. Penerbangan itu juga dilaksanakan sendirian. Roberts mengemudikan pesa­ wat untuk menggantikan pesawat yang te­ lah jatuh 20 bulan sebelumnya, yang me­ newaskan ayahnya, seorang pilot misi ve­ teran Bob Roberts. Hal ini bukan hanya warisan ayahnya, namun, yang memaksa Roberts untuk membuat perjalanan penerbangan 16.335 kilometer (10.150 mil) melintasi Timur Tengah dan Asia selatan, negara-negara yang terletak dalam apa yang disebut jen­ dela 10/40 (antara 10 dan 40 derajat utara khatulistiwa) yang memiliki tingkat ter­ tinggi dalam tantangan sosial ekonomi dan paling sedikit akses pada pekabaran Injil. “Masih ada kebutuhan besar di banyak negara-negara tersebut,” kata Gary Roberts terhadap negara-negara yang ia lintasi dan doakan selama perjalanannya. “Saya hanya meminta Anda untuk terus mendoakan mereka dan para pemimpin gereja kita di sana.” Dia juga mengucapkan terima kasih untuk mereka di seluruh dunia yang ber­ doa baginya selama perjalanan yang ter­ kadang berbahaya dan penuh dengan rin­ tangan tetapi juga kesempatan untuk membagikan Tuhan. Pesawat Pilatus PC-6 Porter akan digunakan untuk penjang­ kauan misi di jendela 10/40 Asia tenggara. Mendapatkan Pesawatnya

Kendala tampaknya selalu menemani perjalanannya yang luar biasa, dan Rob­ erts menghadapinya pertama kali ketika ia melakukan pemeriksaan awal pesawat

6

Adventist World | April 2016

Oleh Teresa Costello, Divisi Asia Pasifik Selatan

Pilot Misi yang Luar Biasa

Perjalanan 10.000 Mil

Sebuah Penerbangan dari Austria ke Indonesia melanjutkan pekerjaan ayahnya. di Wina dan ditemukan kerusakan pada mesin. “Itu cukup buruk sehingga kami berpikir harus mengirim mesin ke suatu bengkel untuk dibuka, dibersihkan, dan diperiksa sebelum kami bisa membawa­ nya ke sini, “kata istrinya,Wendy, yang memantau dekat penerbangan tersebut dari rumah mereka di Papua. Pemilik pesawat itu, warga Yordania, yang menghubungi penjualnya ketika dia tahu tentang kerusakan itu. Tetapi bebe­ rapa bulan kemudian dia menghubungi pihak Advent dan menawarkan pesawat dengan harga yang jauh lebih rendah, de­ ngan mempertimbangkan kenyataan bahwa perbaikan yang diperlukan akan memakan biaya sekitar 150.000 dolar. Kemudian pihak Advent mengetahui bahwa dokumen pesawat itu tidak terusmenerus diperbaharui, dan mereka menghabiskan cukup banyak waktu me­ nyortirnya. Setelah itu, Gary Roberts pergi ke rumah pemiliknya di Yordania untuk memastikan kesepakatan. Setelah pembelian, Roberts memutuskan untuk menerbangkan pesawat buatan Swiss tersebut ke pabriknya di Swiss untuk menyelesaikan permasalahan pada me­ sinnya. Saat itulah mukjizat besar terjadi, kata istrinya.” Ketika ia tiba, mereka menggunakan suatu alat seperti kamera ke dalam mesin, dan hasilnya bersih!” Katanya. Pengawas pabrik telah melihat foto mesin yang dikirim sebelumnya oleh pi­ hak Advent, dan ia menanyai Gary Rob­

erts dengan takjub, “Apakah Anda yakin ini adalah mesin yang sama?” “Kami percaya Tuhan memulihkan mesin itu,” kata Wendy Roberts. Berdiri dan Pergi

Beberapa bulan telah dilalui sementa­ ra orang Advent mengurus berkas-berkas dan izin penting untuk membawa pesa­ wat tersebut ke Indonesia. Gary Roberts akhirnya menuju Wina pada pertengah­ an November untuk mengambil pesawat. Rencananya untuk bertemu dengan copi­ lotnya, Dwayne Harris dari Pelayanan Penerbangan Medis Advent Filipina, dan terbang ke Wina pada tanggal 19 Novem­ ber 2015. Namun demikian, penerbangan Har­ ris dari Manila ke Wina, ditunda oleh ka­ rena seorang penumpang yang sakit, se­ hingga dia dan Roberts akhirnya setuju untuk bertemu di Athena, Yunani. Harris tiba di Athena pada 20 November, ter­ nyata diketahui bahwa Roberts juga mengalami penundaan untuk mendapat­ kan visa ke India dan hanya bisa tiba pa­ da 22 November. Adalah sangat penting untuk tetap mengikuti jadwal. Roberts mulai meren­ canakan perjalanan dan mengamankan izin untuk perjalanan pada Februari 2015. Beberapa izin hanya berlaku sela­ ma beberapa periode, dan penun­daan yang tidak diharapkan dapat membuat­ nya perlu untuk memasukkan aplikasi yang baru lagi.


Kiri: Gary Roberts mendaratkan sebuah pesawat misi baru di Papua, Indonesia, setelah penerbangan 10.150 mil. Kanan: Gary Roberts yang disambut oleh istrinya, Wendy, dan putrinya, Cherise, di Penerbangan Advent Indonesia pada tanggal 8 Desember.

Roberts mendarat sesuai jadwal pada 22 November, tetapi angin badai memak­ sa mereka untuk menunggu sampai 23 November untuk meninggalkan pember­ hentian mereka, selanjutnya menuju ke Mesir. Pagi-pagi benar, 23 November, Ro­ berts dan Harris terbang ke Mesir de­ ngan kesulitan yang minim. Di bandara tepi laut Mediterania, seorang wanita muda yang membantu mengisi ulang ba­ han bakar bertanya pada Roberts, apa yang dia lakukan dengan pesawat itu. Roberts menjawab bahwa dia bekerja un­ tuk Tuhan. “Tuhan?” Jawab wanita itu dengan terkejut. “Apakah ada Tuhan?” Roberts mengatakan bahwa orang Kristen memiliki kewajiban untuk mem­ bagikan iman mereka ke mana pun me­ reka pergi. “Kami masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan, bahkan di zaman negara modern,” kata­nya. Keesokan harinya, 24 November, pilot mendapati es yang tidak terduga seperti ketika mereka terbang di atas Arab Saudi dalam perjalanan dari Mesir ke Abu Dha­ bi, Uni Emirates. “Di padang pasir, Anda berpikir cuaca lebih baik karena Anda melewati gurun yang kering,” kata Haris. “Tetapi itu cuaca terburuk dari semua pe­ nerbangan.” Kata Harris. Pesawat mulai mengambil arah es yang berbahaya karena melaju di 3.050 meter (10.000 kaki). Pilot diminta dan menerima izin untuk mengubah rute mereka dan turun sekitar 2750 meter

P h o t os :

C o u r t es y

o f

G ar y

R ober t s

(9.000 kaki). Cuaca buruk dan jarak pan­ dang yang buruk menyebabkan pesawat mendarat beberapa jam setelah matahari terbenam. Alternatif Terakhir

Di Abu Dhabi dua pilot berpisah. Harris, yang tidak memperoleh Visa In­ dia, memasukkan aplikasi di kedutaan India, dan Roberts mengambil pener­ bangan komersial ke Indonesia untuk menghadiri pertemuan akhir tahun yang dijadwalkan sebelumnya dari Uni Indo­ nesia Kawasan Timur, di mana ia ditu­ gaskan. Pada akhirnya, Harris tidak memperoleh visa, dan ia terbang pulang ke Filipina. Roberts kembali ke Abu Dhabi sete­ lah empat hari. Masalah teknis menunda keberangkatannya selama satu hari. Dari sana Roberts terbang selama hampir sembilan jam dengan cuaca yang baik ke India. selanjutnya ia terbang ke Chit­ tagong, Bangladesh. Didukung oleh banyak orang di selu­ ruh dunia yang berdoa untuk perjalan­ annya, Roberts melanjutkan ke Thailand, ke Kalimantan, dan kemudian ke bebe­ rapa pemberhentian di Indonesia sebe­ lum mencapai markas Penerbangan Ad­ vent Indonesia pada tanggal 8 Desember. Roberts menjadi pilot misi Advent perta­ ma yang dikenal terbang mengitari dunia longitudinal dengan pesawat terbang ke­ cil.

Di lapangan terbang ia bertemu dengan isterinya, Wendy, dan putrinya, Cherise. Roberts dan keluarganya pindah ke Indonesia setelah kematian ayahnya, un­ tuk melanjutkan pekerjaannya dengan Penerbangan Advent Indonesia. Robert senior dan satu penumpang meninggal pada tanggal 9 April 2014, ketika pesawat Quest Kodiak yang dia kemudikan berju­ ang untuk mengudara setelah lepas lan­ das dan menabrak jembatan di ujung landasan di markas Penerbangan Advent Indonesia. Gary Roberts sekarang ter­ bang di wilayah yang sama di mana ayah­ nya pernah terbang. Kedatangan sarana pesawat baru ber­ arti bahwa Penerbangan Advent Indoesia akan dapat memperluas pekerjaannya menyebarkan Injil dengan cara yang praktis. Pesawat akan digunakan untuk mengangkut para pendeta, pekerja Alki­ tab, misionaris, dan literatur untuk wila­ yah yang tidak terjangkau oleh ken­ daraan. Sebagai tambahan, pesawat akan bertindak sebagai ambulans, mengangkut orang-orang dari daerah jarak jauh untuk perawatan medis di kota-kota besar. “Kami berdoa bahwa banyak orang akan diselamatkan untuk hidup yang ke­ kal, karena alat yang telah Tuhan sedia­ kan ini kepada kita untuk menjangkau mereka yang berada di daerah terpencil,” kata Wendy Roberts. Hubungi Gary Roberts di medical aviation@gmail.com. n

April 2016 | Adventist World

7


P A N O R A M A

S E D U N I A

Menjadi Seperti

S

alah satu dari ayat-ayat yang paling penting dalam Alkitab ditemukan dalam 1 Yohanes 4:8: “Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.” Sepanjang pelayanan-Nya di bumi, Ye­ sus berulang kali menekankan pentingnya kasih. Ketika ditanya, “Hukum manakah yang paling utama?” (Markus 12:28), Yesus menjawab dengan mengutip bagian yang sudah dikenal dari kitab Ulang­an: “Kasihi­ lah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hati­ mu dan dengan segenap jiwamu dan de­ ngan segenap akal budimu dan dengan se­ genap kekuatanmu. Dan hukum yang ke­ dua ialah: Kasihilah sesamamu manusia se­ perti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.” (Markus 12:30, 31). Setelah membasuh kaki murid-muridNya, Yesus mengatakan kepada mereka, “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu de­ mikian pula kamu harus saling menga­sihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yai­ tu jikalau kamu saling mengasihi.” (Yohanes 13:34, 35). Kepada Rasul Yohanes yang terkasih bergema tema penting ini dalam 1 Yohanes 4:7, 8: “Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.” Yohanes melanjutkan dalam ayat 16-19: “Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di da­ lam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini. Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; se­ bab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di da­ lam kasih. Kita mengasihi, karena Allah le­ bih dahulu mengasihi kita.”

Sebuah Berlian yang Indah

Seperti berlian yang indah, begitu juga Allah. Allah Mahakasih adalah juga Allah kebenaran. Kita membaca dalam Ulangan

8

Adventist World | April 2016

Menyatakan Kebenaran dalam Kasih 32:4 bahwa “Gunung Batu, yang pekerjaanNya sempurna, karena segala jalan-Nya adil, Allah yang setia, dengan tiada kecu­ rangan, adil dan benar Dia.” Kasih Allah yang tidak pernah berubah adalah sama dengan kebenaran-Nya yang tidak pernah berubah, “Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah,” Dia mengatakan dalam Maleakhi 3:6. Allah tidak berubah, sehingga kebenaran-Nya tetap sama. Dalam doa-Nya kepada Bapa, Kristus menyatakan, “Mereka bukan dari dunia, sa­ ma seperti Aku bukan dari dunia. Kudus­ kanlah mereka dalam kebenaran; firmanMu adalah kebenaran. Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demi­ kian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia” (Yohanes. 17:16-18). Firman Tuhan—Alkitab—adalah ke­ benaran-Nya, dan karena itu adalah ke­ benaran-Nya, itu tidak berubah. Yesus mengutus orang-orang percaya untuk membagikan kebenaran-Nya. Dan karena kebenaran-Nya bertentangan dengan du­ nia, sehingga sering bertemu dengan per­ musuhan dan penolakan. Namun demiki­ an, “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keun­ tungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, te­ tapi karena kebenaran.” (1 Kor 13:4-6). Bicarakan Kebenaran dalam Kasih

Yesus memberikan banyak contoh ba­ gaimana untuk berbicara kebenaran di da­ lam kasih. Salah satu yang paling dikenal adalah dalam Yohanes 4, di mana Yesus ber­ bicara dengan perempuan Samaria di su­ mur Yakub. Orang-orang Yahudi menghindari in­ teraksi dengan orang-orang Samaria karena mereka menganggap mereka tidak memi­ liki kemurnian, bentuk agama yang beng­

kok. Tetapi Yesus mengulurkan tangan un­ tuk semua orang. Dia tahu ada pekerjaan yang harus Dia kerjakan di Samaria dan percaya pada Bapa yang akan memimpin Dia. Selanjutnya, Dia ingin menetapkan te­ ladan untuk para murid, dengan menga­ takan kepada mereka bahwa pekerjaan me­ reka akan lebih luas, bukan hanya untuk Is­ rael. Ketika Yesus bertemu dengan perempu­ an Samaria di sumur Yakub, Dia bukan ha­ nya haus akan secangkir air, Ia ingin me­ nyembuhkan jiwanya. Karena Yesus tidak takut untuk berbicara kebenaran di dalam kasih, sebuah pertemuan yang dimulai de­ ngan permintaan sederhana berubah men­ jadi penjangkauan penginjilan yang efektif selama dua hari. Sebuah Percakapan yang Sulit

Percakapan antara Yesus dan wanita di sumur itu tidak mudah;Yesus harus menga­ takan beberapa hal yang sulit. Dia mengi­ nginkan wanita itu melihat kebutuhannya akan air hidup yang Dia tawarkan, dan ba­ gaimana cara dia menjalankan kehidup­ annya sehingga dia tiba pada titik untuk menerima air hidup-Nya. Setelah wanita itu menyatakan kei­ nginan untuk air hidup yang Kristus tawar­ kan, Dia dengan lembut membawa kebu­ tuhannya ke garis terdepan. “Pergi, panggi­ lah suamimu,” kata-Nya, “dan datang ke si­ ni” (Yohanes 4:16). Mengakui bahwa ia tidak memiliki sua­ mi, Yesus menjawab, “Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah sua­ mimu.” (ayat 17, 18). Kebenaran menyakitkan, dan wanita itu tidak ingin berbicara tentang apa yang dia harapkan akan tetap jadi rahasia. Berupaya untuk mengalihkan pembicaraan, dia membawa sebuah kontroversi teologis la­ ma: “Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi. Nenek mo-yang kami


Yesus Oleh Ted N. C. Wilson

adalah dalam roh dan kebenaran, Anda ti­ dak bisa hanya memiliki roh atau kebenar­ an saja. Anda harus memiliki keduanya. “Dalam roh” artinya menjadi berselaras de­ ngan roh kasih Tuhan dan mengikuti jejakNya. Kebenaran selalu sesuai dengan Fir­ man-Nya; di situlah kebenaran didefinisi­ kan. Mereka yang menyembah dalam roh dan kebenaran adalah penyembah benar yang Bapa kehendaki. Allah adalah pusat; Dia adalah sumber kebenar-an, dan RohNyalah yang menarik kita untuk menyem­ bah, mengenal, dan menga­sihi-Nya. Bukan Manusia Biasa

menyembah di atas gunung ini, tetapi ka­ mu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah.” (ayat 19, 20). Yesus tidak menampik pengalihan itu dengan segera, melainkan mengamati kesempatan untuk membawa kebenaran kem­ bali ke hatinya. “Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem.” (ayat 21). Tetapi Yesus selanjutnya, menyatakan: “Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami ke­ nal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi” (ayat 22). Ini adalah kebenaran yang sulit untuk didengar oleh orang Samaria, namun demi­ kian itu penting. Paulus mengakui kebenar­ an ini dalam Roma 3:1, 2: “Jika demikian, apakah kelebihan orang Yahudi dan apakah

I M A G E :

L D S

M e d ia

gunanya sunat? Banyak sekali, dan di dalam segala hal. Pertama-tama: sebab kepada me­ rekalah dipercayakan firman Allah.” Dalam Roh dan Kebenaran

Ketika Yesus berbicara dengan wanita di sumur, ia berusaha untuk mengangkat gagasannya atas bentuk, upacara, dan kontroversi. Dia ingin membebaskan di­ rinya dari belenggu dosa dan prasangka. “Tetapi saatnya akan datang, dan sudah tiba sekarang,” Yesus melanjutkan, “bah­ wa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebe­ naran; sebab Bapa menghendaki penyem­ bah-penyembah demikian. Allah itu Roh, dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebe­ naran” (Yohanes 4:23, 24). Penyembahan yang benar, kata Yesus,

Wanita Samaria merasakan bahwa Orang dengan siapa dia berbicara adalah bukan manusia biasa. Dan meskipun Dia telah menghadapkan padanya beberapa ke­ benar-an yang sulit, Ellen White menga­ mati, “wanita samaria ini merasa bahwa Ye­ sus adalah sahabatnya, mengasihani dan mencintainya. Sementara kemurnian hadi­ rat-Nya mengutuk dosanya, Dia tidak menyam­paikan kata tuntutan, tetapi mengatakan kepadanya akan rahmat-Nya, yang bisa memperbaharui jiwa.”1 Merasakan kehangatan dan penerima­ an Kristus, ia berani untuk mengungkap­ kan pertanyaan di hatinya: “Aku tahu bah­ wa Mesias akan datang. . . apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu.” (ayat 25). Segera Yesus menjawab, “Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau” (ayat 26). Ellen White mengamati: “Seraya wani­ ta tersebut mendengar kata-kata ini, iman muncul di hatinya. Dia menerima pe­ nyampaian ajaib dari bibir Guru Ilahi.” Dengan hati yang penuh sukacita, ia “ber­ gegas, untuk menyampaikan kepada orang lain terang yang berharga yang ia telah te­ rima.”2 Kebenaran Sebagaimana yang Ada di Dalam Yesus

Hari ini Tuhan telah mengungkapkan kebenaran untuk akhir zaman: kebenaran sebagaimana yang ada di dalam Yesus, da­ lam kebenaran dan keselamatan-Nya, da­ lam Pekabaran Tiga Malaikat, dalam pelay­ anan-Nya di bait suci, dalam peka­baran ke­ sehatan-Nya, dan pada keda­tangan-Nya yang segera. Kita Gereja Masehi Advent Ha­ ri Ketujuh tidak boleh menahan kebenaran ini dari dunia. Ini bukan kebe­naran kita, itu

April 2016 | Adventist World

9


P A N O R A M A

S E D U N I A

Sebuah

One-DayChurch

1 Ellen G. White, The Desire of Ages, hlm. 189. 2 Ibid., hlm. 190, 191.

Ted N. C. Wilson Ketua

Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh sedunia.

10

Adventist World | April 2016

Oleh Carrie Purkeypile, Maranatha Volunteers International

V ol u n t eers

I n t er n a t io n al

Jawaban doa selama 12 tahun untuk One Day Church

M ara n a t h a

adalah Kebenaran Allah. Dia ingin itu diba­ gikan kepada semua orang, untuk menyela­ matkan semua orang. Kita dipanggil, bahkan di antara kita sendiri, untuk menyampaikan kebenaran di dalam kasih, bahkan ketika kebenaran menentang budaya, kebijaksanaan, atau nilai-nilai duniawi. Khotbah dan pendiri­ an kita harus selalu disertai dengan kasih sa-yang untuk orang-orang yang mungkin tidak sepaham dengan kita, entah mereka itu berada di gereja maupun di masyara­ kat. Kita harus membagikan keyakinan ki­ ta, berdasarkan Firman Allah yang kudus dan tuntunan dari Roh Kudus, dengan cinta dan kasih sayang menunjukkan Ka­ sih kekal Kristus yang bekerja di dalam ki­ ta. Pesan yang dipercayakan kepada umat Allah yang sisa adalah trans-budaya dan abadi seperti yang ditunjukkan dalam Wah­ yu 14: “Dan aku melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah la-ngit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberi­ takannya kepada mereka yang diam di atas bumi dan kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum,” (ayat 6). Pekabaran kita masih relevan hari ini seperti ketika pertama kali terdengar di ta­ hun 1840-an; faktanya, itu bahkan lebih re­ levan sekarang karena kita berada lebih de­ kat dengan waktu kedatangan Yesus. Se-ka­ rang adalah waktu keterlibatan total dari se­ mua anggota dan kesetiaan total pada Fir­ man Allah. Sekarang adalah waktunya bagi kita untuk “membicarakan kebenaran di dalam kasih,” sehingga kita “bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala. Dari pada-Nyalah seluruh tubuh,—yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagian­ nya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiaptiap anggota—menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih”(Ef. 4:15, 16). n

Anggota gereja tiba untuk melihat rangka konstruksi dari One-Day Church, dan memasak makan siang untuk para pekerja. Dalam beberapa bulan dinding bangunan telah diselesaikan.

Pada awal tahun 2000-an anggota Jemaat Advent di Godzo, Zimbabwe, memutuskan bahwa mereka membutuhkan tempat sendiri untuk beribadah. Mereka mengumpulkan sumber daya mereka dan terjun ke pembangunan empat dinding. Tetapi seperti yang sering terjadi di pedesaan Afrika bagian selatan, konstruksi terhenti ketika tiba pada pembelian lembaran logam, balok pendukung, dan bahan-bahan atap. Dinding yang dibangun dengan begitu banyak dedikasi dan antusiasme ini layu dan hancur di bawah matahari, angin, dan hujan yang rutin tanpa henti. Dinding dibangun pada tahun 2002 tidak pernah selesai, tidak pernah dihiasi dengan atap, semua karena kurangnya dana. Jemaat meneruskan pertemuan di mana pun mereka bisa, baru-baru ini dengan menyewah ruang kelas sekolah umum setempat. Dua belas tahun setelah memulai bangunan mereka, jawaban tiba dalam bentuk sebuah One-Day Church. Ketika para pekerja Maranatha ditarik ke Godzo dan menurunkan kerangka baja dan atap panel aluminium padat, doa selama bertahuntahun terjawab. Anggota gereja sangat gembira! Semua orang berkumpul: baik untuk menonton, membantu, atau menyiapkan makanana untuk para pekerja. Hanya satu tahun kemudian gereja Advent Godzo menjadi sebuah bangunan yang indah, lengkap dengan bangku tangan yang dipahat, jendela, dan pintu, yang menyambut dengan cerah. Diberikan kesempatan untuk memiliki struktur bangunan dan atap yang kokoh, anggota jemaat tidak sia-sia membagun dinding bangunan untuk gereja yang mereka telah doakan lebih dari satu dekade!

ASI dan Maranatha Volunteers International bekerja sama untuk mendanai dan memfasilitasi One-Day Church dan proyek Sekolah One-Day. Sejak proyek dijalankan pada Agustus 2009, lebih dari 4.500 OneDay Church telah dibangun di seluruh dunia.


Oleh Peter N. Landless dan Allan R. Handysides

K E S E H A T A N

S E D U N I A

P i x aba y

Virus Zika

Apakah sesuatu yang kita lakukan dapat membuat perbedaan? Saya khawatir karena anak saya hamil, dan semua berita tentang Virus Zika dan bayi mikrosefali membuat saya gugup. Saran apakah yang Anda tawarkan?

V

irus Zika ditemukan pada rhesus monyet dihutan Zika dekat Entebbe pada tahun 1947, Uganda. Baru-baru ini menyebar wabah infeksi virus Zika di Brazil, sementara itu terkait lonjakan dalam luasnya pengaruh mikrosefali dan sindrom Guillain-Barré (kelumpuhan), telah menyebabkan kecemasan yang luar biasa dan menjadi pusat perhatian. Epidemi sering memiliki “titik kritis,” di mana tingkat latar belakang infeksi lebih tinggi dari ukuranya. Tentang epidemi Zika, ini mungkin berhubungan dengan meningkatnya nyamuk yang terinfeksi dan, menularkannya, kepada manusia. Virus ini berasal dari arbovirus, atau penyakit arthropod-borne, seperti de­ mam berdarah. Selain itu, yang perlu di­ perhatikan, virus dapat ditularkan mela­ lui kontak seksual. Sejumlah besar orang yang terinfeksi terus menanjak, membu­ at pengontrolan lebih menan­tang, kare­ na dokumentasi dari perkembangan pe­ nyakit ini dalam komunitas menjadi se­ makin sulit. Gejala-gejala infeksi yang disebab­ kan oleh virus—adanya demam, ruam, dan nyeri sendi—dan mungkin infeksi akan berlangsung lama. Saat menyatu dengan Guillain-Barré (kelumpuhan) akan menimbulkan keprihatinan yang signifikan. Kemungkinan bayi cacat (teratogen) telah menarik perhatian global. Zika akan mengakibatkan perkembang­ an otak yang abnormal (mikrosefali) pa­ da janin, mungkin nantinya akan meng­ akibatkan kejang dan ketidakmampuan belajar.

Banyak pertanyaan belum pernah terjawab. Misalnya, apakah infeksi harus terjadi pada waktu kehamilan tertentu yang akan mengakibatkan kerusakan pada janin? Berapa persenkah ibu yang terinfeksi di waktu tertentu akan memi­ liki bayi yang terinfeksi juga? Apakah infeksi sebelumnya bisa menawarkan perlin­dungan yang tahan lama, dan jika demikian, untuk berapa lama? Kita akan belajar banyak tentang hal Virus Zika ini sekarang yang mana hu­ bungannya dengan masalah utama telah dijelaskan.Tetapi untuk saat ini, apakah yang bisa seseorang lakukan? Menghindari gigitan nyamuk menjadi prioritas utama. Hal ini terutama berlaku bagi siapa pun yang bermaksud untuk hamil. Sederhananya adalah tun­ da pergi ke tempat di mana kita ketahui nyamuk membawa virus. Masalahnya sekarang, bagaimana pun juga, nyamuk di halaman belakang sendiri dapat membawa virus. Kesehatan masyarakat diukur dari kebersih-an lingkungan dan bahkan perlu untuk menghilangkan se­ jumlah kecil air yang cukup bagi per­ kembangbiakan nyamuk, hal ini penting untuk diterapkan. Hal ini mengurangi jumlah nyamuk. Setiap anggota rumah tangga dapat mempertimbangkan pe­ nyemprotan dinding rumah mereka di dalam dan diluar dengan semprotan yang mengandung permethrin untuk membunuh nyamuk. Sekat nyamuk/se­ rangga harus diperiksa dan diperbaiki. Program yang mencakup penyem­ protan atau bahkan pengenalan modifi­ kasi genetik nyamuk jantan yang meng­ hasilkan bentuk larva yang tidak aktif perlu dipertimbangkan oleh kesehatan daerah yang berwenang. Pengalaman dengan malaria telah menunjukkan su­ litnya mengontrol nyamuk, sehingga

menghindari gigitan adalah strategi uta­ ma. Penolak serangga dianjurkan, teru­ tama yang mengandung DEET. Seorang wanita hamil, bagaimana pun juga, mungkin ingin memiliki penolak se­ rangga pada pakaiannya daripada di se­ bagian besar daerah kulit. Kelambu nya­ muk yang mengandung permethrin bisa menjadi hal utama dalam hidup bahkan di daerah yang tidak ada malaria. Perhatian bagi wanita hamil juga memengaruhi pasangan mereka karena potensi penularan seksual individu ke­ pada individu. Menteri Kesehatan Brasil bahkan menyarankan kepada para pasangan un­ tuk menunda kehamilan karena keti­ dakpastian ini. Sehubungan dengan ma­ salah Mikrosefali, hal ini merupakan tantangan seumur hidup. Dalam jangka panjang, vaksin akan tersedia dan membantu menahan epide­ mi; dalam jangka pendek, keprihatin-an yang telah kita bahas sangatlah penting. Beberapa orang mungkin merasa kajian dan pentingnya masalah terlalu dilebihlebihkan, tetapi “lebih baik mencegah daripada menyesal.” n

Peter N. Landless, ahli kardiologi nuklir, adalah Direktur Departemen Pelayanan Kesehatan General Conference. Allan R. Handysides, seorang ahli ginekologi, baru pensiun, sebelumnya adalah Direktur Departemen Pelayanan Kesehatan General Conference. April 2016 | Adventist World

11


R E N U N G A N

Cerita untuk Diceritakan Oleh Ty Gibson

A

lkitab bukanlah sebuah buku teks teologi yang sistematis, juga bukan pedoman pembuktian; bahkan itu bukan sebuah buku saran moral yang baik. Alkitab, tidak lain adalah sebuah cerita. Ini adalah narasi utama yang kaya akan potongan karakter dalam hikayat ungkapan cinta yang tak terbatas, kejatuhan yang mengerikan, dan pemulihan kemuliaan pada akhirnya. Pusat cerita tersebut adalah seorang tokoh tunggal yang luar biasa. Setiap nubuatan dan perumpamaannya, setiap nyanyian dan simbol, setiap doa ratapan untuk keadilan dan tangisan me­ mohon belas kasihan, setiap seruan memohon pertolongan dan mendambakan kasih, setiap episode dan tindakan dari cerita ter­ sebut, membisikkan nama-Nya. Seluruh Perjanjian Lama pada dasarnya mengatakan, Ia akan datang. Seluruh Perjanjian Baru mengatakan, Dia telah datang. Sebuah janji dibuat dan sebuah janji ditepati! Itulah keselu­ ruhan Alkitab, seluruh cerita, secara garis besar. Dalam Perjanjian Lama kita mendengar Tuhan berfirman, Aku akan setia mengasihimu dalam keadaan apa pun dan berapapun nilainya. Tidak peduli sikapmu terhadap Aku, Aku tidak akan pernah berhenti mengasihimu. Aku akan datang ke duniamu dan masuk ke dalam rasa sakitmu. Aku akan menanggung

12

Adventist World | April 2016

malumu. Aku akan menyerap dosamu ke dalam kasih-Ku dan mengalahkan kuasanya yang menghancurkanmu. Dalam Perjanjian Baru kita mendengar Tuhan berfirman, Lihat, Aku di sini, dan Aku akan memenuhi segala sesuatu yang telah Kujanjikan kepadamu. Aku akan mengasihimu dengan kasih yang kekal. Segala murka dan kebencian dapat engkau timpahkan kepada-Ku itu tidak akan meruntuhkan, atau bahkan melemahkan, kasih-Ku kepadamu. Dan ketika Aku ditinggikan di atas kayu salib dalam kasih pengorbanan diri untukmu, Aku akan menarik engkau kembali kepada-Ku. Menyimpulkan hubungan dua perjanjian, Paulus menga­ mati dengan cermat, “Sebab Kristus adalah ‘ya’” bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan “‘Amin’ untuk memuliakan Allah” (2 Kor. 1:20). Dalam Kristus, Tuhan telah menunjukkan kasih-Nya untuk menjadi setia dan benar dengan memenuhi setiap janji yang dibuat-Nya melalui para nabi. Cerita berkembang dalam tujuh tindakan mengesankan: Pra-Penciptaan: Sekali di dalam keabadian, Allah ada sebelum semuanya ada. Sebelum semua ciptaan, pada masa kekekalan yang lalu, kehadiran Allah sebagai pusat ekspresi kasih: Bapa, Anak, dan Roh, Tiga kekekalan namun satu. Allah dalam cerita Alkitab bukanlah pribadi yang tertutup, melainkan memberi di­

1


Dalam berbagai bentuk dan tahapan pengembangan, perjanjian adalah janji Allah untuk terus manusia yang telah jatuh dalam dosa namun membenci ­pemberontakan kita.

mengasihi

ri bagi persahabatan, sebuah kesatuan sosial yang tidak pernah berhenti. Penyangkalan diri adalah gambaran dan seba­gai dasar dari realitas tabiat Allah. Penciptaan: Alam semesta secara fisik, dengan semua yang rasional, makhluk yang berpikir dan memiliki kebebasan memilih, lahir dari kasih Ilahi sebagai ekspresi dari tabiat Allah. Penciptaan adalah demonstrasi kasih Allah dalam bentuk lahir­ iah. Kita ada karena Allah adalah kasih, dan untuk dapat menga­ sihi seperti Allah. Secara fisik, secara emosi, dan secara rohani manusia dirancang untuk memantulkan kasih pengorbanan Al­ lah kembali kepada-Nya dan kepada satu sama lain. Kejatuhan: Dosa masuk dalam gambaran sebagai keinginan untuk hidup bagi diri sendiri lebih di atas dan melampaui orang lain, sehingga menghasilkan ketidakpercayaan, yang me­ nuntun kepada pengasingan, yang menyebabkan kematian. Ke­ jatuhan manusia pada dasarnya sebuah kegagalan untuk me­ ngasihi Allah dan orang lain. Dosa bukanlah melanggar aturan yang sewenang-wenang yang dipaksakan oleh Allah yang me­ ngendalikan, melainkan adalah anti kasih, yang mengakibatkan kerusakan hubungan. Perjanjian: Dalam merespon kejatuhan, Allah tetap setia da­ lam tabiat-Nya. Konsep utama dari cerita Alkitab adalah ke­ setiaan Tuhan. Cerita dalam Kejadian mengungkapkan bagai­ mana hubungan Allah dengan umat-Nya terangkum dalam kata perjanjian. Dalam berbagai bentuknya, perjanjian adalah janji Allah untuk terus mengasihi manusia yang telah jatuh oleh ka­ rena pemberontakan kita. Dia akan terus maju dengan rencanaNya untuk menyelamatkan kita berapa pun harganya. Untuk mencapai rencana perjanjian tersebut, Allah menetapkan atas Israel garis keturunan secara biologis dan teologis melalui mana rencana-Nya akan digenapi. Nabi-nabi Israel menjadi saluran melalui mana serangkaian perjanjian yang dijanjikan dan dinu­ buatkan dinyatakan, semuanya menunjuk kepada Yesus. Mesias: Kisah Kristus—kelahiran, kehidupan, kematian, ke­ bangkitan, dan kenaikan-Nya—membentuk penggenapan yang penuh dari perjanjian Allah yang dijanjikan. Yesus adalah kasih Allah yang diwujudkan dalam bentuk manusia. Di da­ lam Dia, perjanjian dipenuhi dari kedua sisi, dari sisi hu­ bungan Ilahi dan dari sisi manusia. Sebagai Allah, Yesus setia ke­ pada umat manusia. Sebagai manusia, Dia setia kepada Allah. Keselamatan secara historis, dicapai secara obyektif dalam Kris­ tus se­bagai penggenapan yang penuh dari perjanjian tersebut.

2 3

4

5

6

Gereja: Tubuh Kristus adalah komunitas perjanjian-Nya. Mi­ sinya adalah untuk bersaksi, melalui kata-kata dan tin­dakan, kepada realitas yang mengubahkan dari kasih Allah. Bersamaan dengan kabar baik dari kesetiaan Allah dikomunikasikan kepada dunia, keselamatan, kebebasan, dan kesembuhan terjadi kepada setiap orang yang mengatakan “ya” kepada pekabaran itu. Me­ ngatakan “ya” adalah apa yang Alkitab sebut “iman,” yang terjadi ketika seseorang mengenal akan Kristus dan hidup bagi Dia. Ini adalah pengalaman subjektif dari penebusan dalam Kristus Ye­ sus. Penciptaan Kembali: Saat cerita Alkitab mencapai klimaks­nya, segala sesuatu yang bertentangan dengan kasih Allah akan di­ musnahkan. Hanya yang baik dan indah yang akan tetap sepan­ jang kekekalan. Cerita tersebut menjanjikan bahwa akhirnya ke­ jahatan akan dihapus dan pemulihan segala sesuatu sesuai de­ ngan rencana Allah yang sempurnah. Manusia yang ditebus akhirnya akan masuk ke dalam kebahagiaan kekal dan ter­ hubung satu dengan yang lain, integrasi sosial yang direncana­ kan Allah dari semula. Kasih Allah akan bertahkta di setiap hati sebagai satu-satunya motif di balik setiap pemikiran, pera­saan, dan perbuatan. Ini adalah sekilas tentang seluruh Alkitab, dan ini adalah pe­ kabaran untuk disampaikan kepada dunia oleh mana Allah membangkitkan pergerakan Advent. Pemahaman kita akan pe­ layanan Alkitab mencapai tujuannya yang sesungguhnya hanya ketika kita menceritakan kisah ini. Ini adalah cerita yang paling memesona dan menggerakkan dan menyegarkan pikiran yang dapat diceritakan, karena itu menceritakan Allah yang mengasi­ hi masing-masing kita lebih dari keberadaan-Nya sen­diri; priba­ di yang lebih baik mati selamanya daripada hidup tanpa kita. Jika kita menceritakan kisah ini, saudara-saudara kita sen­ diri, sebagaimana juga orang-orang yang kita coba untuk jang­ kau, secara spontan akan melompat masuk ke dalam cerita un­ tuk memainkan peran mereka. n

7

Ty Gibson adalah pendeta pembimbing dari Gereja

Advent Storyline di Eugene, Oregon, Amerika Serikat. Dia telah menulis delapan buku dan codirects Light Bearers, sebuah pelayanan penerbitan internasional, mengajar, dan pelayanan media.

April 2016 | Adventist World

13


D A S A R

K E P E R C A Y A A N

Oleh Jordan Stephan

KEKUATAN

PASAL 14

Terbesar Kita

(yang sering kita lihat sebagai kelemahan)

D

i tengah pintu masuk asrama putra di Universitas Walla Walla berdiri sebuah monumen batu dengan ayat Alkitab yang terukir di dalamnya: “Betapa baiknya dan menyenangkannya ketika saudara-saudara hidup bersama dalam kesatuan” (Mzm. 133:1, BIS 1984). Umat Advent akan berdiri teguh menghadapi sebuah gereja yang tidak menguduskan hari Sabat. Sebuah gereja yang meng­ khotbahkan dengan salah ajaran tentang keadaan orang mati akan menyebabkan kegemparan. Tetapi bagaimana dengan gereja yang berada dalam perpecahan? Yang tentu tidak akan membuat berita utama pada Adventist Review website, atau sebaliknya? Jika kesatuan di dalam Kristus adalah dasar keyakinan gereja kita, meng­apa kita begitu acuh tak acuh ketika kesatuan sementara di­ tantang? Sebuah Uraian tentang Afrika

Hanya sedikit orang yang melakukan perjalanan ke Afrika tan­ pa mengambil kesempatan untuk melihat margasatwa yang luar biasa unik sebagai bagian dari dunia ini. Saya mempunyai kesem­ patan untuk melihat banyak hewan saat tinggal di Kenya, mulai dari raja singa sampai kepada badak yang lamban. Dua hewan Afrika membantu membuat poin penting: zebra dan burung unta. Tidak diragukan lagi, dua binatang ini bukanlah superstar safari Afrika. Mereka adalah hewan yang mungkin akan Anda hapus dari seluruh kartu memori Anda sehingga membuat ruang yang lebih untuk mengambil gambar gajah dan singa. Zebra yang sedikit lebih cantik dari seekor keledai, dan dibuktikan oleh fakta ilmiah bahwa burung unta tidak menakutkan. Namun begitu luar biasa cara kedua spesies ini berinteraksi. Zebra memiliki penglihatan yang buruk, tetapi mereka me­ nanggulangi hal itu dengan cara yang luar biasa melalui pencium­ an dan pendengaran. Burung unta, pada sisi lain, memiliki pende­

14

Adventist World | April 2016

ngaran dan penciuman terbatas, tetapi dengan mata mereka yang besar mereka memiliki penglihatan yang tajam. Kedua hewan ter­ sebut akan sering makan rumput di daerah yang sama untuk membantu melindungi satu sama lain dari predator, mengandal­ kan spesies lain untuk apa yang kurang pada mereka. Sama seperti binatang ini yang bekerja sama satu sama lainnya dengan menggunakan kekuatan masing masing, demikian juga ki­ ta harus melihat kekuatan sesama untuk memperkuat gereja kita secara keseluruhan. Tetapi apakah hal itu terjadi? Jika ada sebuah pekerjaan untuk menunjukkan kelemahan orang lain, banyak orang akan membawa pulang gaji yang besar (dan jika Anda membaca itu dan memikirkan seseorang dalam hi­ dup Anda, maka mungkin Anda akan membawa pulang cek yang bagus juga). Di dalam gereja kita, apakah kita melihat seorang wa­ nita tertentu sebagai seorang yang terbaik dalam mengorganisir proyek pelayanan, atau kita melihatnya sebagai seorang yang me­ mimpin tim pujian terburuk setiap bulan? Apakah para remaja mendapatkan dorongan untuk membawa teman-temannya ke ge­ reja, atau kita mengeluarkan dia karena teman-temannya memiliki tato dan anting-anting? Seperti kritikus film dan kolektor seni mencari sesuatu yang asli, kita ahli dalam menemukan keti­ daksempurnaan. Apa yang Paling Menyatukan Kita

Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma membuat per­ bandingan terbaik untuk bagaimana seharusnya persatuan di da­ lam gereja. “Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempu­nyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama, demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tu­ buh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain” (Roma 12:4, 5). Lihatlah lingkaran orang percaya di gereja Anda sendiri. Kita


KESATUAN dalamTubuh

Kristus

Gereja adalah satu tubuh dengan banyak anggota, dipanggil dari setiap bangsa, kaum, bahasa, dan suku. Dalam Kristus kita adalah ciptaan baru; perbedaan ras, budaya, pengetahuan, dan kebangsaan, dan perbedaan antara tinggi dan rendah, kaya dan miskin, laki-laki dan perempuan, tidak harus memisahkan kita. Kita semua sama di dalam Kristus, yang oleh satu Roh telah mengikat kita menjadi satu persekutuan dengan-Nya dan dengan satu sama lain; kita melayani dan dilayani tanpa memihak atau diminta. Melalui wahyu Yesus Kristus di dalam Kitab Suci, kita memiliki iman dan harapan yang sama, dan menjangkau dalam kesatuan, bersaksi kepada semua orang. Kesatuan ini bersumber pada kesatuan Allah Tritunggal, yang telah mengangkat kita sebagai anak-anak-Nya. (Mazmur 133:1; Matius 28:19, 20; Yohanes 17:20-23; Kisah Para Rasul 17:26, 27; Roma 12:4, 5; 1 Korintus 12:12-14; 2 Korintus 5:16, 17; Galatia 3:27-29; Efesus 2:13-16; 4:36, 11-16; Kolose 3:10-15.)

semua tahu mereka yang berbakat untuk menjadi kaki, yang ber­ sedia untuk pergi dimana pun Allah memintanya. Lainnya tentu dipilih untuk menjadi mata, yang diberkati dengan kemampuan untuk melihat orang-orang yang membutuhkan. Beberapa menja­ di telinga, bisa menggigit lidah mereka dan hanya mendengarkan, sementara yang lain adalah tangan, mampu memperbaiki dan me­ nyembuhkan. Dan kita masing-masing memiliki satu teman yang bangga mengaku menjadi mulut. Kesatuan yang berpusat pada Kristus tidak datang ketika gereja memelihara orang-orang dengan pikiran yang sama, dengan karu­ nia tunggal. Perbedaan, lebih membawa keseimbangan, dan per­ tumbuhan yang bersatu. Apa yang mengikat kita bersama sering adalah apa yang kita pikir memisahkan kita yaitu: perbedaan. Sebuah Pertanyaan untuk Anda

Menurut Anda apakah Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh bersatu? Ya atau tidak? Banyak umat Advent Hari Ketujuh, teruta­ ma dari generasi saya, mungkin mengatakan “tidak.” Saya sendiri bahkan akan mengatakan tidak sebelum memulai artikel ini. Teta­ pi saya baru-baru ini memiliki percakapan dengan seorang maha­ siswa Katolik Roma di Akademi Maxwell yang mengubah pers­ pektif saya. Setelah membahas kebiasaan Katolik, saya tertarik, saya pena­ saran untuk mendengar apa yang dia pikirkan tentang umat Ad­ vent. Berada di sebuah sekolah Advent, ia diharuskan untuk bela­ jar kurikulum sekolah Advent dan menghadiri kebaktian Sabat. Saya bertanya apakah ada sesuatu tentang Advent yang ia kagumi. Jawabannya mengejutkan saya: “Kalian semua tampaknya benar-benar dekat, seperti keluar­ ga.” Percakapan ini membuka mata saya. Kita sering tidak menya­ dari sesuatu tentang diri kita sendiri sampai orang lain menunjuk­ kan itu. Apakah mungkin bahwa kita sebagai gereja dapat bersa­ tu melebihi apa yang kita pikirkan? Kesatuan gereja kita telah dise­ rang oleh beberapa orang dalam beberapa tahun terakhir. Topik yang paling memecah belah datang dari mereka yang sering mela­ wan dengan keyakinan yang kuat (bahkan ekstrem). Saya selalu melihat ini sebagai tanda kelemahan dalam gereja. Tetapi percakapan ini menyebabkan saya untuk memikirkan kem­

bali sikap ini. Jika beberapa hal sedang diguncang lebih keras dari­ pada persatuan kita, dan Setan menargetkan daerah-daerah di ma­ na ia merasa paling terancam, lalu apakah yang dikatakan tentang persatuan gereja kita? apakah mungkin bahwa Setan menargetkan persatuan kita karena itu berada di ambang kehancuran dapat menjadi kekuatan terbesar kita? (baca Yohanes 17:20-23). Ide ini sulit dibayangkan karena kita cenderung untuk fokus pada hal-hal yang salah. Kesatuan kristen bukan tentang setuju de­ ngan satu sama lain atau berpikir dengan cara yang sama. Kita bisa tidak setuju dan masih bersatu. Hal yang penting dalam persatuan bukanlah berarti bersatu dengan sesama yang lain, melainkan un­ tuk bersatu dalam Kristus. Ellen White berbicara mengenai hal ini ketika menulis tentang para murid: “Mereka akan menghadapi ujian mereka, keluhan mereka, per­ bedaan pendapat mereka; tetapi sementara Kristus tinggal dalam hati, tidak akan ada perpecahan. Cintanya akan menyebabkan kita mencintai satu sama lain; pelajaran dari Guru agung akan menye­ babkan keharmonisan dari semua perbedaan, membawa para mu­ rid pada persatuan, sampai mereka akan menjadi satu pikiran dan satu pertimbangan. Kristus adalah pusat, dan mereka akan mende­ kat satu sama lain dalam satu pandangan ketika me-reka mende­ kati pusat tersebut.”1 Hal-hal yang memisahkan kita hari ini akan segera memudar ketika kita melihat kepada Kristus. Itu kesatuan yang sejati, dan ini akan menjadi kekuatan terbesar bagi gereja kita. Betapa baik dan menyenangkannya itu, Ya tentu saja. n 1 Ellen

G. White, The Desire of Ages (Mountain View, Calif.: Pacific Press Pub. Assn., 1898), hlm. 296.

Jordan Stephan adalah mahasiswa teologi tahun keempat di Universitas Walla Walla. Dia mengambil cuti selama setahun dari studinya dan menjadi misionaris di Kenya, di mana ia menjabat sebagai kepala asrama pria dan guru di Maxwell Adventist Academy. April 2016 | Adventist World

15


C E R I TA S A M P U L

Membagikan Memelihara

IMAN,

KEBEB Dialog + kebebasan Saksi yang Unik

16

Adventist World | April 2016


A

ASAN Beragama =

I M A G E :

B a n a n a S t oc k / T h i n k s t oc k

Oleh Ganoune Diop

nggota Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh menghujani saya dengan berbagai pertanyaan ketika mereka mengetahui bahwa saya mewakili gereja Advent pada pertemuanpertemuan organisasi Kristen Oikumene. “Bagaimanakah sebenarnya gereja Advent melihat persatuan Kristen, hubungan antar agama, dan Oikumene?” Mereka bertanya. “Mengapa gereja Advent memilih untuk menerima dan tetap pada status pengamat dan bukan anggota organisasi Kristen Oikumene?” Jawaban saya sederhana: Adalah hal yang logis bagi orang-orang yang memiliki maksud yang baik untuk bersatu dalam menyelematkan jiwa-jiwa dan untuk mene­gaskan pentingnya kesucian hidup. Bahkan merupakan hal yang penting bagi semua orang untuk bekerja sama dalam membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih baik bagi seluruh umat manusia, berkontribusi pada usaha memperbaiki ke­ sehatan, pendidikan dan kemanusiaan yang bekerja mencapai martabat yang sesungguhnya, kemerdekaan, keadilan, keda­ maian, dan persaudaraan. Semua aktivitas dan pelayanan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh ialah untuk meningkatkan kualitas hidup, dan hidup dalam kelimpahan. Dalam melaksanakan misi gereja, gereja Advent bergaul dengan organisasi gereja Kristen lainnya. Terkait posisi gereja dalam organisasi kristen glo­ bal tersebut, gereja Advent memiliki status sebagai pengamat pada berbagai pertemu­ an organisasi dan telah membuka diri un­ tuk bekerja sama dengan gereja-gereja lain­ nya dalam ruang lingkup yang tidak meng­ kompromikan identitas gereja, misi gereja, dan pekabaran gereja. Prinsipnya ialah un­ tuk tidak memaksakan keanggotaan dalam tubuh Oikumene tersebut yang akan men­ cabut atau menghapuskan perbedaan Ad­ vent menyangkut kedaulatan Tuhan Sang Pencipta, hari Sabat, dan Kedatangan Yesus Kedua Kali. Secara prinsip, gereja Advent memilih untuk tidak terlibat dalam hubungan dok­ trin apa pun dengan gereja-gereja lainnya oleh karena gereja Advent menganut pen­ dekatan seutuhnya dan terintegrasi dalam mempelajari doktrin Alkitab dan oleh ka­ rena itu gereja terus meninggikan dan me­ megang teguh doktrin yang telah dikesam­ pingkan, diubah, atau bahkan telah dilupa­ kan dalam sejarah gerejawi.

Itu menjelaskan bahwa, “persatuan” bukanlah sebuah kata yang buruk. Gereja Advent menghargai persatuan sebagai­ mana Allah menghargainya. Persatuan di­ dasarkan pada keberadaan Allah Bapa, Al­ lah Anak, dan Allah Roh Kudus. Gereja Ad­ vent mendukung persatuan demi sebuah misi, untuk memperkenalkan Kristus ke­ pada semua golongan, bahasa, suku, dan bangsa. Orang-orang Kristen dapat juga bersatu untuk membuat dunia menjadi se­ buah tempat yang lebih baik melalui pro­ mosi kesehatan, pendidikan, pekerjaan ke­ manusiaan, dan dukungan serta perlin­ dungan atas hak-hak azasi manusia. Namun, orang-orang Kristen harus se­ lalu ingat bahwa mereka akan kehilangan fokus utama dalam panggilan mereka jika mereka tidak bekerja sama untuk mening­ gikan dan memberi contoh atas nilai-nilai spiritual yang berdasar pada Injil kekal itu. Nilai-nilai teologis tentang iman, pengha­ rapan, dan kasih merupakan yang tertinggi dalam mandat Kekristenan dan merupa­ kan sebuah anugrah bagi dunia ini. Nilainilai ini dapat berkembang dengan sangat baik apabila kebebasan beragama merupa­ kan suatu kenyataan. Kebebasan beragama bagi umat Advent merupakan perlindungan terhadap keterli­ batan dengan Oikumene. Itu merupakan sebuah aturan untuk menganut kebenaran dengan kebebasan hati nurani, kebebasan agama atau kepercayaan, kebebasan untuk mengekspresikan kepercayaan secara pub­ lik, kebebasan untuk mengundang orang lain untuk membagikan iman atau untuk bergabung dalam komunitas iman lainnya. Melihat Oikumene dari Dekat

Satu hal dari berbagai topik mengenai hubungan antargereja dan antaragama yang membutuhkan banyak penjelasan ia­ lah masalah istilah persatuan, persatuan yang terlihat, dan Oikumene. Kata-kata la­ innya seringkali dipakai dalam percakapan seolah-olah memiliki makna yang sama. Kata-kata tersebut seperti, “kolaborasi”, “persekutuan”, dan “dialog antargereja (an­ taragama).” Istilah “Oikumene” digunakan secara berbeda dalam berbagai konteks. Kata ter­ sebut dapat merujuk pada persatuan di an­ tara gereja-gereja Kristen di dunia, tetapi orang biasanya menggunakan kata tersebut untuk menggambarkan makna umum dari

April 2016 | Adventist World

17


C E R I TA S A M P U L

Para delegasi di Forum Internasional Ketiga: Agama dan Perdamaian, sebuah pertemuan para pemimpin agama dan politik, bertemu pada bulan Oktober di Great Hall President Hotel di Moskow. Pertemuan tersebut melibatkan para cendikiawan, pejabat, dan pemimpin agama yang mewakili komunitas Ortodoks, Protestan, Yahudi, Katolik, dan Islam. Dr. Ganoune Diop, Direktur Hubungan Masyarakat (Humas) dan Kebebasan Beragama dari General Conference, mewakili Gereja Advent pada pertemuan ini dan dapat dilihat pada ujung kiri dari gambar ini.

hubungan yang akrab, dalam dialog, atau hubungan dalam proyek tertentu. Berdasarkan sejarah, konsili gereja per­ tama disebut Oikumene dalam arti bahwa banyak gereja-gereja bersatu untuk mem­ pertahankan bahwa doktrin merekalah yang benar. Namun, ini bukanlah arti yang dipakai saat ini. Beberapa denominasi se­ perti Roma Katolik dan gereja-gereja Orto­ doks Timur, menggunakan kata itu dalam arti karena mereka percaya bahwa mereka­ lah para penjamin kebenaran. Tetapi dengan memberi label atas persekutuan apa pun yang ada di antara sesama umat Kris­ ten sebagai doktrin Oikumene maka hal itu dinilai tidaklah benar, dibuat-buat, dan tidak masuk akal. Kejujuran rohani juga diperlukan dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi kadar yang benar dari hu­ bungan antargereja.

Mendefinisikan Persatuan Konsep persatuan memiliki dasar Alki­ tabiah dan teologi yang kuat. Berkat yang Allah ingin bagikan melalui Abraham dan keturunan-keturunannya ditentukan untuk menjadi bagian dari seluruh keluarga yang ada di bumi ini. Allah ingin seluruh umat merasakan pengalaman doktrin persatuan dalam hidup mereka.

18

Adventist World | April 2016

Hal ini tidak pernah diwujudkan oleh umat pilihan-Nya, bangsa Israel. Keperca­ yaan akan kebangkitan dari kematian, sebagai contoh, tidak dibagikan kepada selu­ ruh bangsa Israel. Kitab Perjanjian Baru menyebutkan bahwa orang-orang Saduki tidak memercayai adanya kebangkitan dari kematian. Saat ini, persatuan dimengerti secara berbeda oleh berbagai gereja Kristen. Bagi Gereja Katolik Roma, contohnya, persatu­ an ialah termasuk konsep dari persekutuan orang-orang kudus, yang berarti baik yang masih hidup maupun yang sudah mati. Dalam buku Ensiklopedia Katolik, per­ sekutuan orang suci digambarkan seba­gai “solidaritas spiritual yang mengikat bersa­ ma orang-orang setia yang hidup di bumi, jiwa-jiwa yang ada dalam api penyucian, dan dengan orang-orang kudus di surga dalam persatuan yang seimbang dalam su­ atu tubuh suci dan Kristus sebagai Kepa­ la.... Para anggota yang berada dalam soli­ daritas tersebut disebut orang suci oleh ka­ rena tujuan mereka ialah surga dan me-re­ ka mengambil bagian dalam buah-buah penebusan.” Dengan contoh seperti ini, persatuan gereja global hanya dapat menjadi kenyata­ an jika seluruh umat Kristen meng­adopsi

pemahaman mendunia dari Gereja Roma Katolik atau jika terdapat pengertian satu sama lain atau jika seluruh umat Katolik bersedia untuk mengorbankan kepercayaan yang mereka sangat percayai. Meskipun demikian, ada banyak hal yang dapat mempersatukan umat-umat Kristen, dimulai dari dasar persatuan itu sendiri. Persatuan merupakan kerinduan hati Allah. Seluruh rencana keselamatan men­ demonstrasikan ketetapan hati Allah untuk memersatukan keluarga-Nya yang terpe­ cah-belah dan terpisahkan, yang telah Ia ciptakan serupa dengan gambar-Nya. Per­ satuan didasarkan pada keberadaan Allah yang adalah Trinitas; sebuah persatuan da­ lam Trinitas. Kematian Yesus memiliki tujuan untuk memersatukan semua umat manusia. Da­ lam Yohanes 17 Yesus berdoa untuk persa­ tuan demi sebuah misi agar dunia dapat memercayai-Nya. Roh Kudus diberikan untuk memeteraikan persatuan dalam menjalankan misi itu.

Gereja Advent dan Persatuan Gereja Advent bergabung bersama Al­ lah dalam segala sesuatu yang Allah laku­ kan di dalam dunia ini bagi keselamatan P H O T O S :

B e t t i n a

Kra u se


dunia. Allah menginjil (Galatia 3:8); demi­ kian juga kita. Allah berkomitmen untuk mempersatukan seluruh dunia di bawah Keilahian Juruselamat, Yesus Kristus. Kita bergabung bersama Allah untuk mengge­ napi tujuan-Nya dengan meninggikan Anak Allah agar dunia dapat diselamatkan. Gereja Advent berkomitmen untuk memanggil orang-orang mengarahkan pandangan mereka kepada Yesus (Ibrani 12:1,2). Mereka mengingatkan seluruh umat Kristen akan kepercayaan yang se­ sungguhnya yang telah ada sejak zaman kerasulan dan yang juga ada dalam keya­ kinan iman Kristen mula-mula, yaitu: Ke­ datangan Yesus yang kedua kali. Prinsip yang menegakkan hubungan gereja Advent dengan denominasi Kristen lainnya memiliki dua aspek yang tidak da­ pat dipisahkan: kebenaran dan kebebasan beragama. Salah satu pendiri gereja Advent Ellen G. White menekankan hal ini dalam tulisannya di buku Kisah Para Rasul: “Panji kebenaran dan kebebasan beragama yang dijunjung tinggi oleh para pendiri gereja Injil dan oleh para saksi Kristus selama be­ rabad-abad yang telah berlalu, dalam kon­ flik akhir ini, telah dipercayakan ke dalam

tangan kita. Tanggung jawab atas pemberi­ an yang luar biasa ini diberikan kepada mereka yang diberkati oleh Allah dengan pengetahuan akan firman-Nya. Kita harus menerima firman ini sebagai otoritas ter­ tinggi. Kita harus menghargai pemerintah­ an manusia sebagai yang ditunjuk oleh Al­ lah dan mengajarkan ketaatan sebagai tu­ gas yang mulia. Tetapi apabila terjadi kon­ flik antara kehendak manusia dan kehen­ dak Allah, maka kita harus menuruti Allah lebih daripada menuruti manusia.” Hal yang lebih mendasar lagi ialah umat Advent mengerti misi mereka seba­ gaimana yang terlihat dalam makna nama mereka—menyoroti kebenaran akan keda­ tangan Yesus yang kedua kali sebagai suatu harapan dunia yang akan merayakan kebe­ basan hidup dari kematian dan dari keja­ hatan, hidup dalam keadilan dan kedamai­ an. Keyakinan ini merupakan alasan-alasan bahwa umat Advent menekankan keda­ tangan kedua kali dan pekabaran penyem­ buhan. Gereja Advent mengerti bahwa per­ kataan Yesus saat memanggil murid-mu­ rid-Nya sebagai “garam” dan “terang” (Ma­ tius 5:13-17) juga menjadi panggilan un­ tuk mereka.

Setiap aspek kehidupan umat Advent yang berhadapan dengan institusi, badan, atau organisasi, baik bersifat gereja atau politik, dibangun terutama atas alasan ke­ beradaan dari gereja: membawa harapan kepada umat manusia yang terbelenggu dalam berbagai kejahatan. Untuk meme­ nuhi misi ini, gereja Advent berpartisipasi dalam metode Yesus yang dikumandang­ kan oleh Ellen White: “Metode Kristus sen­ dirilah yang akan memberikan kesuksesan yang sejati dalam menjangkau orang. Juru­ selamat bergaul dengan orang banyak se­ bagai Seseorang yang menginginkan keba­ ikan terjadi dalam hidup mereka. Ia me­ nunjukkan rasa simpati-Nya kepada mere­ ka, melayani kebutuhan mere­ka, dan me­ menangkan kepercayaan mereka. Kemudi­ an Ia mengundang mere­ka, ‘Ikutlah Aku.’” Yesus melayani orang banyak, me-ny­ embuhkan mereka, dan memberi mere-ka makan tanpa mengaharapkan imbalan atau memberi tuntutan sebagai ganti sega­ la sesuatu yang telah Ia lakukan bagi mere­ ka. Ia membuat mereka mengetahui dan merasakan bahwa mereka bebas untuk me­ milih masa depan mereka bersama atau tanpa Dia. Kebebesan memilih merupakan

Bagaimana Menjalin Hubungan dengan Orang Lain Salah satu pendiri Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, Nyonya Ellen G. White memberikan nasihat praktis dalam seni dan ilmu menjalin hubungan dengan umat-umat Kristen dari denominasi yang lain. Kita akan melihat tiga poin dari berbagai nasihatnya. “Jika seseorang yang kekurangan Roh dan kuasa Tuhan memasuki sebuah ladang baru, mereka memulainya dengan mencela denominasi yang lain, berpikir bahwa mereka dapat meyakinkan orang akan kebenaran melalui menyebarkan kesalahan dari gereja-gereja populer itu. Hal ini mungkin dipandang perlu untuk dilakukan pada beberapa kesempatan, tetapi pada umumnya, itu hanya akan menciptakan prasangka terhadap pekerjaan kita dan menutup telinga-telinga orang-orang yang sebenarnya ingin mendengar kabar kebenaran. Jikalau pengajar-pengajar ini terhubung dekat dengan Kristus, mereka akan memiliki hikmat Ilahi untuk mengetahui bagaimana caranya mendekati orang lain.”1 “Kita tidak boleh, dalam memasuki sebuah tempat yang baru, membangun tembok pemisah diantara kita dan denominasi lainnya, khususnya para umat Katolik, sehingga membuat mereka berpikir

bahwa kita ditentukan untuk menjadi musuh mereka. Kita tidak boleh menciptakan suatu prasangka di dalam pikiran mereka yang tidak perlu terjadi dengan membuat serangan terhadap mereka. Ada banyak diantara umat Katolik yang menghidupkan terang yang mereka miliki, jauh lebih baik daripada orang-orang yang mengaku memercayai kebenaran, dan Allah akan dengan adil menguji dan memeriksa mereka sebagaimana Ia telah menguji dan memeriksa hidup kita.”2 “Kita mengaku bahwa kita memiliki lebih banyak kebenaran daripada denominasi yang lain; namun jika itu tidak menuntun kita pada penyerahan yang lebih baik, menuntun kepada hidup yang lebih murni dan suci, apakah gunanya hal itu bagi kita? Adalah lebih baik jika kita tidak pernah melihat terang kebenaran daripada hanya mengaku telah menerimanya namun tidak disucikan olehnya.”3

1 Ellen G. White, Testimonies for the Church (Mountain View, Calif.: Pacific Press Pub. Assn., 1948), vol. 4, hlm. 536. 2 Ellen G. White, Evangelism (Washington, D.C.: Review and Herald Pub. Assn., 1946), hlm. 144. 3 E. G. White, Testimonies, vol. 5, hlm. 620.

April 2016 | Adventist World

19


C E R I TA S A M P U L

hal yang sangat penting bagi Yesus. Tanpa kebebasan ini, tidak ada satupun perjanjian yang tulus. Oleh karena kasih tidak dapat dipaksakan. Hubungan Antargereja

Gereja Advent menghormati gereja Kristen lainnya yang mengakui kebenaran Kristus sebagai bagian dari tubuh Kristus. Namun, gereja Advent tidak memegang ke­ anggotaan struktural yang resmi dalam or­ ganisasi Oikumene tertutama pada tujuan kebebasan beragama. Keanggotaan dalam tubuh Oikumene akan membatasi kebe­ basan untuk membagikan keyakinan iman kepada orang lain dan dengan demikian akan membahayakan misi akhir zaman se­ dunia yang dimengerti oleh umat Advent. Gereja Advent bukanlah bagian dari organisasi Oikumene yang mengharuskan adanya status menjadi anggota, tetapi ha­ nya sebagai tamu atau pengamat dalam berbagai pertemuan. Kerja sama dengan denominasi Kristen lainnya ialah sesuai dengan pandangan gereja Advent menge­ nai orang-orang Kristen lainnya. Ellen

Orang Kristen harus selalu ingat bahwa mereka akan kehilangan fokus utama dalam pang­gilan mereka jika mereka tidak bekerja sama untuk meninggikan dan memberi contoh atas nilai-nilai spiritual yang berdasar pada Injil kekal itu. White, dalam tulisannya mengenai perta­ rakan, mengatakan hal yang menyangkut para pemimpin denominasi lain: “Dalam gereja-gereja yang lain, ada umat-umat Kristen yang berdiri untuk mempertahan­ kan prinsip-prinsip perta­rakan. Kita harus mencari dan mendekati para pekerja ini dan membuat jalan bagi mereka untuk berdiri bahu membahu berkerja bersama kita. Kita harus memang­gil pria dan wani­ ta yang luar biasa ini untuk membantu usaha kita dalam menyelamatkan jiwa-ji­ wa yang hilang.” Dalam tulisannya mengenai doa, Nyo­ nya White berkata: “Pendeta-pendeta kita

harus mendekati pendeta-pendeta dari de­ nominasi yang lain. Berdoalah bagi dan bersama mereka, yang bagi mereka Kristus juga telah menjadi perantara. Sebuah tang­ gung jawab yang mulia menjadi bagian mereka. Sebagai jurukabar Kristus, kita ha­ rus memantulkan perhatian yang dalam dan sungguh-sungguh kepada para gemba­ la ini.” Sesuai dengan nasihat di atas, General Conference, dalam tubuh administratif Ge­ reja Advent sedunia, telah menuliskan da­ lam General Conference’s Working Policy bahwa para pemimpin gereja “menghargai setiap perkumpulan yang meninggikan

Bertemu dengan

Para Pemimpin Muslim Oleh William G. Johnsson

Ketika saya pensiun dari editor majalah Adventist World, saya mengalami perubahan hidup yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Ketua gereja Advent sedunia saat itu, Pendeta Jan Paulsen meminta saya untuk menjadi asisten pribadinya dalam mengembangkan hubungan dengan para pemimpin agama di dunia. Tujuannya yaitu untuk memperkenalkan mereka tentang Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, identitas kita, misi kita, dan nilai-nilai beragama kita. Tugas yang baru ini, yaitu tidak terdapat poin-poin pekerjaan yang jelas untuk dilakukan, menuntun saya dalam perjalanan yang cukup sering ke Timur Tengah, khususnya ke Kerajaan Hashemite di Yordan. Di sana, selama menjalankan tugas kunjungan itu, saya bercakap-cakap dengan para pemimpin utama negara dan agama. Beberapa dari orangorang terkemuka ini menjadi teman dekat. Interaksi dengan para pemimpin Muslim ini membuat kesan yang mendalam. Saya mempunyai banyak hal untuk dipelajari dan banyak hal untuk ditinggalkan. Saya mendapati mereka merupakan orang-orang yang mudah didekati, namun tidak cukup mengenal apa dan siapa umat Advent itu. Mereka belum pernah mendengar tentang kita, mereka terkejut mengetahui bahwa ada orang Kristen yang tidak makan babi

20

Adventist World | April 2016

atau minum minuman keras. Dan kepercayaan mereka pada kedatangan Yesus yang kedua kali membuat kesempatan yang menarik untuk memulai diskusi. Percakapan level tinggi ini tercapai dengan sangat baik. Pada akhirnya mereka mengorganisasikan sebuah simposium dengan tema, “Mengajarkan Hormat terhadap Berbagai Agama.” Simposium ini diadakan di Universitas Amman, memberi kesempatan kepada narasumber Islam dan Kristen dan dihadiri oleh figur terkemuka dari negara itu. Pengalaman ini mengajarkan saya untuk menaruh nilai yang tinggi pada percakapan antariman. Khususnya pada zaman kefanatikan beragama, kebencian, informasi yang salah, adanya dialog atau percakapan antar umat beragama sangatlah penting. Sebagaimana dikatakan oleh Sang Guru: “Diberkatilah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah” (Matius 5:9).

William G. Johnsson merupakan editor pembina majalah Adventist World, dan berpartisipasi pada banyak dialog antaragama pada tahun 2007-2011.


Kristus di hadapan manusia sebagai bagian dari rencana Ilahi untuk penginjilan bagi dunia, dan... menjunjung tinggi pria dan wanita di komunitas lainnya yang berga­ bung untuk memenangkan jiwa bagi Kris­ tus.” Menolak Oikumene

Persatuan, meskipun dengan jelas me­ rupakan kehendak Tuhan, itu bukanlah ni­ lai yang tertinggi di atas segala-galanya. Ke­ setiaan kepada kebenaran Allah haruslah menempati tempat yang tertinggi. Gereja Advent dan beberapa denomi­ nasi lainnya yang tidak bergabung dalam tubuh organisasi Oikumene menolak Oikumene sebagai doktrin atau sebagai suatu ranah untuk menggabungkan se­ mua gereja Kristen menjadi satu, sehing­ ga menuntun pada hilangnya identitas denominasi tersebut. Gereja Advent dan umat percaya lainnya juga tidak mengi­ kuti persekutuan yang menggabungkan doktrin yang akan mengurangi pen­ tingnya kebenaran, khususnya ketika ke­ percayaan dari beberapa gereja tidak se­ laras dengan kebenaran Alkitab. Pemikiran utama dari umat Advent ialah bahwa mereka akan dibatasi untuk membagikan iman mereka dengan orang lain walaupun telah menggunakan pen­ dekatan agama ataupun filosofis. Ini me­ rupakan masalah mendasar dari kebebas­ an beragama. Bagaimana umat Kristen dapat mempertanyakan hak kebebasan beragama atau kebebasan atas memilih kepercayaannya sementara bahkan dunia sekular ini telah menerima azas dasar hak azasi manusia beserta nilai-nilainya?

Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh menyokong persatuan Kristen sebagai­ mana mereka bergabung dalam misi Tri­ nitas Keallahan, yang bertujuan untuk mengumpulkan umat yang telah Ia cipta­ kan menurut gambar-Nya. Tujuan dari seluruh rencana keselamatan ialah untuk memulihkan kembali citra Allah dan me­ ngumpulkan semua orang yang telah Ia tebus. Persatuan didasarkan di dalam Kristus. Adalah untuk tujuan ini Yesus Kristus datang ke dunia untuk mempersa­ tukan seluruh keluarga di atas dunia ini. Doktrin persatuan di antara gereja-ge­ reja Kristen merupakan hal yang sulit di­ pahami dan dilakukan kecuali gereja-ge­ reja kehilangan kepercayaan mereka yang berbeda dan bergabung dalam satu kesa­ tuan gereja tradisi, sebut saja Roma Kato­ lik, Ortodoks Timur, Anglikan, Reformasi, Evangelikal, Pentakosta, dan lain-lain. Kebebasan beragama dan memeluk ke­ percayaan merupakan sebuah pemberian yang tidak dapat ditawar-tawar, diberikan oleh Allah yang harus menjadikan kebe­ basan setiap orang Kristen atau kelompok­ nya dapat membagikan imannya dengan orang lain, mengundang orang lain untuk bergabung dalam kepercayaannya. Demi misi Kristen, semua orang Kristen dengan jelas dapat bergabung untuk bersaksi me­ ngenai Kristus kepada dunia yang sangat membutuhkan-Nya. n 1 Ellen G. White, The Acts of the Apostles (Mountain View, Calif.: Pacific Press Pub. Assn., 1911), hlm. 68, 69. 2 Ellen G. White, The Ministry of Healing (Mountain View, Calif.: Pacific Press Pub. Assn., 1905), hlm. 143. 3 Ellen G. White, Testimonies for the Church (Mountain View, Calif.: Pacific Press Pub. Assn., 1948), vol. 6, hlm. 110. 4 Ibid., hlm. 78.

Kesimpulan

Ketika menganggap umat Kristen la­ innya sebagai saudara dan saudari di da­ lam Kristus, prinsip yang mencegah gereja Advent sedunia dari menjadi anggota per­ satuan gereja-gereja yang terorganisasi se­ perti Badan Gereja Sedunia ialah karena kebebasan beragama. Kebebasan beraga­ ma berarti memiliki hak yang tidak diba­ tasi untuk membagikan keyakinan agama tertentu dan hak untuk mengundang orang lain bergabung dalam tradisi agama Kristen tertentu tanpa dihujat atau pun disebut “pencuri umat”.

Ganoune Diop terpilih sebagai Direktur Departemen Humas dan Kebebasan Beragama General Conferens di konferensi General Conference Juli 2015. Ia menjadi direktur asosiasi departemen tersebut dan perwakilan gereja Advent untuk hubungan antaragama dan hubungan dengan PBB pada tahun 2011.

10 Cara

Umat Advent Membangun

Persatuan 1

2 3 4 5 6 7 8 9 10

Dalam visi umat Kristiani melalui persekutuan tiga pribadi Allah yang penuh kasih. Dalam membagikan hidup yang baru, yang diciptakan kembali menurut gambar Yesus Kristus dan memiliki pikiran yang selaras dengan Kristus. Dalam mengerti akan panggilan kita yang sama untuk mengasihi Allah dengan segenap jiwa kita dan sesama kita seperti mengasihi diri kita sendiri. alam menyadari pertentangan D spiritual yang nyata antara baik dan jahat, Kristus dan Setan. Dalam komitmen untuk tidak melakukan hal-hal yang berbau kekerasan, menciptakan kedamaian, dan menjunjung tinggi integritas dan harga diri setiap orang. Dalam pelayanan mengurangi penderitaan, khususnya mereka yang sedang dalam pergumulan ekonomi, fisik, sosial, dan kebutuhan lainnya. Dalam mempromosikan pertarakan, hidup yang sehat dan diperbaharui. Dalam mempromosikan kebebasan, persamaan hak dan derajat, kasih persaudaraan, dan hubungan yang baik antarsesama. Dalam menyebarluaskan kabar baik tentang ajaran Yesus (Injil dan Khotbah di Atas Bukit). Dalam meninggikan Yesus Kristus di atas segala-galanya.

April 2016 | Adventist World

21


K E H I D U P A N

A D V E N T

S

elama kunjungan pertama saya di Eropa bertahun-tahun yang lalu, saya mencoba memberikan sebuah traktat kepada seorang wanita di kereta bawah tanah. Ia menolaknya. Saya terkejut. Di negara asal saya, hal ini jarang terjadi. Masyarakat di sini, tampaknya tidak cepat menerima Injil. Itu membuat saya bertanya-tanya, Bagaimanakah saya dapat mematahkan penghalang budaya dan menjangkau hati orang-orang di sekitar saya? Segera sesudah kejadian itu, sementara mengadakan perjalanan menggunakan kere­ ta api, anak perempuan saya yang berusia 2 tahun sedang “membaca” sebuah buku ten­ tang air bah dan penciptaan dunia. Sepasang kekasih yang duduk di sampingnya terpukau dengan antusiasnya dan mendengarnya de­ ngan penuh perhatian ketika ia menunjuk­ kan kepada mereka gambar-gambar di buku itu dan menjelaskan artinya kepada mereka. Pada saat kami tiba di perhentian kereta, ka­ mi mengucapkan selamat tinggal kepada se­ pasang kekasih itu dengan senyuman spon­ tan yang penuh kasih, karena kami mungkin tidak akan lagi bertemu di lain kesempatan. Peristiwa itu menolong saya untuk mengerti bahwa kita dapat menjangkau hati orangorang tertarik kepada peka­baran Injil, hanya ketika kita menggunakan “kunci” yang tepat. Sebuah Gereja Lahir Pada tahun 2011, saya pergi ke Madrid, Spanyol untuk meneruskan pendidikan pas­ casarjana saya. Saya memulaikan pertemuan dengan sebuah kelompok kecil dari orangorang Advent yang berbahasa Portugis dan kebanyakan dari mereka adalah orang Brazil. Kelompok tersebut awalnya diorganisir pada tahun 2008, bertumbuh perlahan-lahan, dan bermimpi untuk memiliki sebuah bangunan gereja. Saya pun menawarkan bantuan. Kami memulai usaha dengan doa, dan Tuhan menjawab doa-doa kami. Penasihat Portugis di Eropa (PPE) (dalam bahasa Por­ tugis disebut, Conselho Europeu de Lingua Portuguesa), yakni sebuah pelayanan penun­ jang yang menolong melakukan koordinasi dan membantu memercepat terciptanya ge­ reja-gereja imigran di Eropa, mulai melaku­ kan dialog dengan para pemimpin dan pen­ deta dari Gereja Masehi Advent Uni Konfe­ rens Spanyol, dan pertemuan tersebut dila­ kukan untuk mendiskusikan berbagai ke­ mungkinan yang dapat terjadi. Divisi EropaAfrika (sekarang disebut Divisi Inter-Eropa) mengeluarkan berbagai bahan dari proyek yang disebut dengan His Hands* untuk memfasilitasi dalam membangun dasar gere­ ja yang baru, gereja Advent Portugis pertama di Spanyol.

22

Adventist World | April 2016

Oleh Júlio César Leal

Hal yang Saya Pelajari Tentang

Memulaikan Sebuah

Gereja

Kelompok kecil mendirikan gereja Advent kaum Portugis yang pertama di Spanyol.

Sebuah Gereja dan Sebuah Misi Tuhan memberkati usaha kami. Kami bisa mendapatkan—dengan gratis—sebuah fasilitas ruangan kecil untuk berkumpul dan beribadah pada setiap hari Sabat. Hal ini menguatkan iman kami untuk memercayai tuntunan Tuhan, dan kami terus bertumbuh dalam iman. Pembukaan resmi dari kelom­ pok kecil kami dilaksanakan pada tanggal 23 Maret 2012. Perwakilan PPE dari London dan Switzerland, juga para pemimpin gereja hadir dalam acara ini. Kehadiran pada minggu pertama berki­ sar 30 orang, tetapi para anggota de-ngan antusias menyambut misi mereka untuk menjangkau sebanyak mungkin jiwa bahkan lebih dari 20.000 orang Brazil dan yang ting­ gal di Madrid dan berbahasa Portugis. De­ ngan hangat, mereka menyambut para tamu

yang menghadiri pertemuan mereka pada setiap hari Sabat. Kunci Sukses Setiap manusia memiliki kebutuhan spi­ ritual, sebagaimana juga kebutuhan untuk bersekutu dan menjalin persahabatan de­ ngan orang lain. Kelompok umat Kristen yang tulus dan bersemangat yang berorien­ tasi pada Alkitab dapat membantu meme­ nuhi kebutuhan-kebutuhan ini. Sebuah ko­ munitas yang terdiri dari para imigran se­ perti kami ini, dapat menawarkan bantuan secara nyata seperti, menyediakan makanan bagi orang-orang yang membutuhkan dan menolong mereka mendapatkan pekerjaan atau menempatkan mereka di tempat-tem­ pat di mana mereka bisa mendapatkan pen­ didikan atau mempelajari tutur bahasa yang baru. P H O T O S

C o u r t es y

o f

t h e

a u t h or


Kiri: UMAT YANG BERSUKACITA: Umat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Madrid, Portugal Di bawah: UPACARA PERJAMUAN SUCI: Dua anggota jemaat gereja Advent di Madrid berpartisipasi dalam Upacara Perjamuan Suci.

Sebuah kelompok penyokong dibentuk melalui pertemuan-pertemuan kelompok kecil di rumah-rumah anggota gereja. Em­ pat kelompok kecil berdoa bersama-sama dan saling berbagi dalam suka, duka, dan impian-impian mereka. Mereka memelihara persahabatan satu sama lain dan membagi­ kan iman mereka dengan tetangga mereka, saudara mereka, dan orang yang lain. Ma­ kan bersama pada hari Sabat, juga memban­ tu mereka dalam memelihara tali persaha­ batan mereka. Spontanitas dan sukacita da­ lam pertemuan-pertemuan sosial kami telah menciptakan daya tarik tersendiri bagi para pengunjung yang ada di lingku­ngan kami. Sebuah Mimpi Menjadi Kenyataan Kelompok-kelompok kecil, kunjungan kepada para anggota, hubungan yang sering melalui telepon, pertemuan belajar Alki­ tab, dan kehidupan gerejawi setiap hari memupuk persahabatan dan saling per­ caya. Pada saat saya mengunjungi gere­ ja yang lain, saya membagikan cerita mengenai jemaat kecil ini. Akhirnya, berita ini tersebar ke seluruh daerah, sehingga banyak doa dipanjatkan untuk jemaat kami disertai de­ ngan berbagai pesan yang mem­ beri semangat. Umat Advent dari gereja yang lain segera pindah ke jemaat kami. Beberapa

orang yang dulunya beragama Advent dan banyak orang lainnya tertarik untuk belajar tentang Injil dan mulai menghadiri perte­ muan kami. Tidak lama kemudian, kami memperbaiki fasilitas pertemuan kami dan mulai mencari ruangan yang lebih besar. Suatu hari, sementara saya bercakapcakap dengan seorang saudara di bengkel­ nya, saya menyebutkan bahwa kami sedang berdoa dan mencari sebuah tempat perte­ muan yang baru. Ia menunjukkan kepada saya sebuah tempat yang disewakan tepat di depan bengkelnya. Tempat itu memiliki ukuran yang tepat yang kami butuhkan dan berada di lokasi yang sangat strategis, dekat dengan stasiun kereta bawah tanah dan bera­ da di tengah-tengah lingku­ngan para imigran Brazil. Allah benar-benar se­ dang memimpin kami. Kami menan­ datangani kontrak pada bulan Oktober 2012. Tempat pertemuan yang baru mem­ butuhkan banyak pekerjaan dan renovasi. Para anggota gereja dengan sukarela mem­ beri waktu, tenaga, dan segala sesuatu yang dibutuhkan. Memperbarui tempat itu ter­ masuk membangun sebuah kamar mandi tambahan, tambahan kursi-kursi baru, membuat ruangan anak-anak, memperba­ rui sistem penghangat ruangan, dan tentu saja, membersihkan dan mengecat kembali ruangan tersebut. Uni Konferens Spanyol menyetujui untuk membuka gereja baru pada tanggal 13 November, dan ibadah peresmiannya diadakan pada tanggal 19 Ja­ nuari 2013. Bulan demi bulan pertama yang diha­ biskan dengan kerja keras, keringat, dan air mata, pada akhirnya dimahkotai dengan perkembangan yang perlahan namun berke­ lanjutan dari Gereja Advent Portugis perta­ ma di Spanyol. Pelajaran yang Dipelajari Ada 10 hal yang saya pelajari tentang memulaikan sebuah jemaat dan gereja: 1. Sukses bergantung baik pada kecu­ rahan Roh Kudus dan keringat dari orangorang yang mau bekerja. 2. Negosiasi dan berbagai tuntutan ad­ ministrasi kadangkala dapat menjadi begitu membosankan, lambat, dan menan­tang, te­ tapi itulah cara yang tidak dapat dihindari dalam memulaikan sebuah gereja baru. 3. Menyenangkan semua orang tidaklah boleh untuk dijadikan tujuan. Akan tetapi, menghargai perbedaan pendapat merupa­ kan tanda kedewasaan dan hikmat, serta da­ pat menolong menghindari banyak persoal­ an.

4. Kata-kata yang membangun dapat menerangi jiwa yang letih dan memberikan kekuatan kepada iman seseorang. 5. Allah sering menggunakan orangorang yang rendah, lemah, dan tidak memi­ liki keahlian untuk mengajarkan kita artinya bergantung kepada-Nya. 6. Jika kita menggunakan kurangnya dana sebagai alasan untuk tidak melakukan apapun, kita tidak akan pernah mengerti bahwa segala sesuatu berada dalam pengen­ dalian Tuhan. 7. Kecuali kita menghabiskan waktu de­ ngan orang-orang, dan berusaha untuk menjadi dekat dengan mereka, dan menga­ sihi mereka, adalah mustahil untuk memba­ gikan pengetahuan dan pengalaman kita bersama Tuhan dengan mereka. 8. Setiap pelayanan kependetaan ialah diluar kemampuan manusia, tetapi bersama Tuhan, tidak ada yang mustahil. 9. Karunia dan kasih Tuhan kepada ji­ wa-jiwa yang hilang menjadikan kita alat Tu­ han untuk membagikan keselamatan yang tidak bergantung pada kekuatan atau pun kelemahan kita pribadi, namun bergantung kepada Tuhan. 10. Kadangkala, kita harus meninggal­ kan hal-hal yang kita anggap benar untuk dapat mengerti pelajaran lain yang Allah in­ gin ajarkan kepada kita. Kasih dalam Tindakan Pekabaran Injil yang terutama ialah ka­ sih dalam tindakan. Saat kita meruntuhkan berbagai penghalang palsu dan rin­tangan budaya yang sering digunakan oleh orangorang untuk melindungi diri mereka, kita dapat menemukan hati yang membutuhkan kasih dan pengertian. Umat Kristen yang tu­ lus dapat menjalin persahabatan yang mur­ ni di mana orang lain dapat mengalami pengalaman yang benar akan pertemuan dengan Allah. n *His Hands merupakan program Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www. adventistvolunteers.org/HisHands/

Júlio César Leal,adalah

seorang pendeta dan penerjemah, melayani dalam sebuah pelayanan bagi para narapidana penjara di Madrid dan merupakan seorang pembicara di radio 7dayradio (www.sevendayradio. com) dan di 7day Media Group. Ia juga melayani sebagai anggota komite kelompok orang Brazil di Adventist Theological Society.

April 2016 | Adventist World

23


W A R I S A N

A D V E N T

S

elama 10 tahun pertama dalam kehidupan saya, saya adalah seorang anak laki-laki yang tinggal di sebuah desa kecil di atas daratan yang besar: daratan bergelombang yang sangat indah terhampar luas di Venuzuela, daerah sebelah utara Amerika Selatan. Negeri yang Indah

Nama saya Gibson Caesar. Saya me­ rupakan salah satu penduduk asli di dae­ rah saya: Taurepan, Akawaio, pendu­duk asli orang Amerindians yang berbahasa Pemon yang menduduki tanah dengan keindahan yang luar biasa dan hidup bersama-sama dengan orang-orang Ve­ nezuela yang berbahasa Spa­nyol, orang Guyan yang berbahasa Inggris dan bebe­ rapa dari keturunan kami juga. Daratan kami memiliki formasi batuan kuno yang disebut dengan tepuis (atau tepuys) yang secara tiba-tiba muncul dari antara padang rumput yang luas nan indah. Batuan itu mem­ buat air terjun yang spektakuler, salah satunya, Ayuantepui, yang adalah sum­ ber dari Angel Falls, pada ketinggian 979 meter (3.212 kaki) merupakan air terjun tertinggi, dengan satu aliran air terjum setinggi 807 meter (2.648 kaki). Sungai­nya, bernama Sungai Gauja, me­ rupakan salah satu sungai dengan arus yang hebat yang mendorong air terjun ini. Bahasa asli “Guayana” (Guyana) me­ miliki makna yang luar biasa dalam menggambarkan tanah yang subur dan berkelimpahan ini. Itu memiliki arti, “tanah dari berbagai jenis air”, meng­ gambarkan kesuburan dari pedalaman Guyana, Surinam, Cayenne, Venezuela, dan Brazil. Hutan-hutan di daerah ini memiliki flora dan fauna yang eksotik bagi kebun binatang di seluruh dunia. Saudara saya yang berbahasa Taure­ pan terus berpindah-pindah melintasi perbatasan internasional di sepanjang pegunungan Roraima, di mana batas Brazil, Venezuela, dan Guyana bertemu. Bagi saya, seorang anak yang berusia 10 tahun kala itu, berpindah dari tanah ke­ lahiran saya ke Guyana akan membuat saya menikmati tanah yang baru, bahasa yang baru, nama yang baru, dan kehi­ dupan yang baru.

24

Adventist World | April 2016

Orang

Oleh Gibson Caesar (dengan Lael Caesar)

Pribumi Lainnya Ada banyak cara untuk menjadi pionir

Paruima, Waramadong, Georgetown

Paruima adalah sebuah desa asli Amer­ indian di perbatasan Guyana, di mana Ge­ reja Masehi Advent Hari Ketujuh mengelo­ la sebuah sekolah, bersama Riley Ceasar se­ bagai guru. Sekolah itu menarik saya kesa­ na. Tetapi, dalam kurun waktu yang sing­ kat, Riley dan istrinya, Lucy, menarik saya lebih jauh terlibat di dalamnya. Mereka mengambil saya tinggal di rumah mereka dan mengadopsi saya. Saya tidak mengerti betapa besarnya sebuah langkah ini menuju masa depan yang Allah telah siapkan bagi saya. Dua tahun kemudian, tahun 1948, ka­ mi pindah ke Desa Waramadong, di mana ayah saya melayani sebagai seorang guru di Sekolah Waramadong. Namun, ayah saya, Caesar, segera menyadari bahwa anak lakilaki membutuhkan lebih dari sekolah yang ia dapatkan di pedalaman Desa Akawaio. Jadi, setelah kira-kira dua tahun tinggal di Waramadong, ia mengirim saya ke ibukota Guyana di Georgetown. Sejak itu ia tidak sendirian seperti pada saat sebelum ia mengambil saya sebagai anak laki-laki per­ tamanya. Sekarang ia memiliki 4 orang anak: saya, 14 tahun; Val, 4 tahun; bersama Theron dan Lael yang masih lebih muda. Dan meskipun tidak ada sekolah Advent di Georgetown pada tahun 1950, namun ada seorang kepala sekolah Advent. Ayah saya, Caesar, mempercayakan saya untuk masuk di tempat perawatan anak milik Bruce Dummet. Memasuki Usia Dewasa

Georgetown masih belum cukup untuk memenuhi rasa haus saya akan pendidikan,

atau pun untuk menggapai mimpi ayah ba­ gi saya. Jadi, setelah berada di sana selama tiga bulan, saya berlayar mengarungi Laut Karibia untuk pergi ke Sekolah Kejuruan Karibia di Pulau Trinidad, di mana guru se­ kaligus orang tua saya, Riley dan Lucy Cae­ sar, dilatih. Saya menghabiskan tiga tahun di sekolah itu, belajar untuk menjadi seper­ ti ayah. Oleh karena itulah yang Tuhan inginkan untuk saya lakukan: kembali ke rumah untuk menciptakan sejarah bagi orang-orang pribumi di sana. Ketika ayah Caesar dipindahkan ke pesisir pantai Esse­ quibo Guyana untuk menjalankan tugas kependetaan, saya menggantikan posisinya di Waramadong. Baru berusia 17 tahun, sa­ ya menjadi guru pribumi pertama dalam sejarah Advent bagi masyarakat Guyana. Dulu, saat hari-hari sekolah saya di se­ kolah ayah Caesar di Waramadong, ada se­ orang anak perempuan bernama Anita. Dia adalah adik kelas saya. Ayahnya, Willi­ am Frederick Kenswil, suka melancong. Ja­ di, dengan alasan agar Anita dapat bertum­ buh dengan stabil, ayahnya menitipkannya dalam pemeliharaan Pendeta Roy Brooks dan istrinya, misionaris yang tinggal dan mengajar di Desa Paruima. Tuan Kenswil membiayai biaya perjalanannya setiap minggu ke Paruima untuk mengunjungi anaknya, tetapi suatu hari ketika Anita te­ lah berumur 13 tahun, ia memutuskan agar Anita yang datang mengunjunginya: “Engkau telah bertumbuh besar, anak­ ku,” ia berkata. “Engkau membutuhkan se­ orang suami yang baik.... Mungkin Gibson, atau seseorang lain yang seperti dia.” Itulah satu-satunya percakapan antara ayah dan anak perempuan yang Anita pernah miliki dengan ayahnya. Ayahnya meninggal dunia pada pekan itu.


Gibson, yang keempat dari kanan, bersama anggota keluarga

Ber pindah dari tanah kelahiran saya ke Guyana akan membuat saya menikmati tempat yang baru, bahasa yang baru, nama yang baru, dan kehidupan yang baru. Berada jauh di Trinidad, saya sedang berpikir: “Saya tidak memiliki siapa pun,” saya berkata kepada diri saya. Solusinya ia­ lah mengirim surat kepada Nyonya Brooks. Saya melakukannya, dan menga­takan kepa­ danya untuk menjaga Anita bagi saya. Tetapi hidup tidak selalu sesederhana itu. Setelah saya kembali ke rumah untuk mengajar, saya mengenal lebih dari satu wanita Kristen yang menarik. Saya terus berpikir tentang Ester, yang begitu menyu­ kai saya, dan Anita yang tinggal jauh di Georgetown bersama keluarga Pendeta Brooks. Suatu hari saya memutuskan untuk pergi mengunjungi Anita. Itu cukup. Satu minggu kemudian Pendeta Brooks memba­ wa Anita ke Waramadong untuk memper­ satukan kami dalam pernikahan pada tang­ gal 18 Maret 1954—saya dan teman lama saya; seorang anak perempuan yang memi­ liki ayah, yang pada usianya yang ke 13 ta­ hun, telah mendorong dia untuk memikir­ kan saya, hanya beberapa hari sebelum ia meninggal; seorang anak perempuan yang dijaga oleh Nyonya Brooks untuk saya. Me­ nakjubkan, bukan? Atau setidaknya cukup p h o t o

co u r t es y

o f

t h e

a u t h or

menarik ketika tidak seorang pun dari kita pernah berpikir untuk bertanya kepada Anita apa yang sementara ia pikirkan ten­ tang hal ini pada saat itu. Saya benar-benar diberkati karena Anita menyetujui untuk menerima saya sebagai pasangan hidupnya. Hidup Bersama

Saya mengajar selama tujuh tahun di Waramadong, enam tahun terakhir bersa­ ma Anita mendampingi saya sebagai guru dan istri yang terkasih. Setelah itu, kami pindah ke Kako, sekitar delapan jam jauh­ nya, untuk membuka sebuah sekolah baru. Kako menguji seluruh kemampuan saya se­ bagai seorang pemimpin. Allah menolong saya untuk memengaruhi penduduk di de­ sa itu untuk bergabung bersama saya me­ ngerjakan pekerjaan ini. Kami membangun semuanya, mulai dari papan tulis untuk ruangan kelas, hingga perabotan untuk se­ kolah. Kehidupan Sesudah Kako

Saya melakukan banyak hal dalam hi­ dup saya sesudah Kako. Pernah saya me­ nekuni dunia pertambangan, penebang­

an kayu, dan bertahun-tahun bekerja di pertanian. Persiapan ayah dan ibu saya, dan tahun-tahun saya di Waramadong dan Kako, membuat saya kuat. Pada awalnya di Sekolah Pertanian Mon Repos pada tahun 1973, saya mela­ yani sebagai seorang pendidik, mengajar di 8 komunitas masyarakat, di berbagai tempat seperti Paruima, Waramadong, Kamarang, Kako, Jawalla (perbukitan Mazaruni), Imbaimadai, Chinauyen, dan Filipi. Anita berhenti mengajar dan men­ jadi bidan bersertifikat resmi. Dari tem­ patnya di Waramadong, ia bekerja dari ta­ hun 1973 hingga 2001, dan menghasilkan rekor yang menakjubkan yakni tidak per­ nah gagal dalam persalinan selama 28 ta­ hun bekerja di pedalaman Guyana. Tetapi, tahun-tahun bersejarah saya di Waramadong dan Kako tidak akan per­ nah terlupakan. Tuhan sudah sangat baik kepada anak laki-laki yang berkelana me­ lintasi perbatasan internasional untuk menemukan keluarga dan tujuan hidup­ nya. Hidup yang penuh kesedihan dan sukacita. Namun saya bersyukur karena Tuhan telah memberkati saya dengan tu­ juh orang anak, tiga perempuan dan em­ pat laki-laki, bertumbuh dewasa dan sa­ ngat baik. Melihat kesuksesan mereka, se­ jarah pertumbuhan pendidikan Advent di komunitas Davis Indian Guyana, dan cara Allah memimpin hidup saya, saya akan selalu bersyukur atas kesempatan yang Ia berikan kepada saya untuk menjadi pion­ ir pendidikan Kristen di suku saya. Melin­ tasi perbatasan berikutnya menuju tanah perjanjian, anak-anak saya, murid-murid saya, dan saya sendiri, semuanya, akan be­ lajar dari Yesus dalam sekolah kekekalan. n

Gibson Caesar,

sudah ­pensiun dan sekarang tinggal di kota kelahirannya, Santa Elena de Uairen, di negara bagian Bolivar, Venezuela.

April 2016 | Adventist World

25


P E R T A N Y A A N

D A N

J A W A B A N

A L K I T A B

Sebuah Pertanyaan Mohon klarifikasi Mengenai Perbudakan mengenai hukum

perbudakan yang tercatat dalam Keluaran 21:2-6. Bukankah Allah menentang perbudakan?

Sejumlah hukum yang tercatat dalam Perjanjian Lama mengatur tentang ca­ ra memperlakukan budak yang berasal dari bangsa Israel maupun non-Israel. Saya akan memaparkan sebuah pandangan mengenai perbudakan pada bangsa Isra­ el dan mendiskusikan aturan yang dapat dijadikan acu­ an. 1. Perbudakan dalam Perjanjian Lama: Perbudakan bukanlah sebuah institusi sosial yang didirikan oleh Allah, namun sebuah penemuan yang umum ditemukan di sepanjang Timur Kuno, ter­ masuk Israel. Allah tidak mengharamkan praktik ini, namun Ia sungguh-sungguh membuat aturan untuk melindungi para budak dari tindakan kekerasan dan eksploitasi. Allah tidak mencabut sua­ tu budaya dari kebudayaan kita, namun Ia mengambil kita untuk membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik. Kenyataannya, be­ berapa dari hukum-Nya merujuk pada sebuah waktu di mana ti­ dak akan ada lagi perbudakan (hukum tahun Yobel). Istilah bahasa Ibrani diterjemahkan “budak,” ‘ebed’ yang berarti “hamba, peker­ ja, penasihat, budak,” dan sebagainya. Kebanyakan budak merupakan tawanan perang yang menjadi hamba kepada penakluk mereka, bahkan untuk seumur hidup. Di Israel, orang-orang menjadi budak oleh karena kemiskinan (Ima­ mat 25:35, 39) atau karena melakukan kejahatan (Keluaran 22:3). Pada kasus tersebut, orang-orang itu tidak dikeluarkan dari bang­ sanya namun tetap dianggap sebagai sesama saudara Ibrani (Ulangan 15:12). Kekerasan fisik yang mengakibatkan kehilangan anggota tubuh (seperti mata atau gigi) dapat diganti dengan cara membebaskan budak itu (Keluaran 21:26, 27). Para budak dibe­ baskan dari pekerjaan pada setiap hari Sabat untuk dapat melayani Tuhan (Keluaran 20:10). Bagi kaum miskin, perbudakan bukanlah sesuatu hal yang menjadi keharusan; namun mereka sering mem­ berikan diri mereka menjadi budak secara sukarela untuk memba­ yar hutang mereka. 2. Sebuah Kasus Hukum: Keluaran 21:2-6 merupakan sebuah kasus hukum yang mengatur seseorang yang telah menjadi budak hutang: “Apabila engkau membeli seorang budak Ibrani.... “Budak tersebut akan bekerja hingga hutang itu terbayar. Mereka akan be­ kerja selama 6 tahun, dan pada tahun ke-7 mereka akan dibebas­ kan tanpa “membayar apa-apa” (ayat 2). Ada dua skenario yang mungkin terjadi dan aturannya telah diatur: Mereka yang memiliki keluarga, ketika mereka menjadi budak, akan bebas bersama kelu­ arganya. Jika mereka tidak memiliki keluarga dan tuannya membe­ rikan istri dan mereka memiliki anak, sang budak akan bebas pergi tanpa istri dan anak-anaknya. Dalam kasus tersebut, mereka dapat memilih untuk tetap menjadi budak dengan menjadi bagian dari

26

Adventist World | April 2016

anggota rumah tuannya secara permanen. Ini membutuhkan sebu­ ah perjanjian di hadapan Tuhan dan mendapatkan tindikan telinga untuk menandakan bahwa orang tersebut telah menjadi bagian da­ ri rumah tuannya. 3. Makna dari Aturan: Ketika ditempatkan pada konteks yang lebih luas dari hukum Perjanjian Lama, aturan ini sesungguhnya memerhatikan kesejahteraan para budak. Pertama, Allah tidak menginginkan perbudakan menjadi suatu kondisi yang permanen. Itu dibatasi hingga 6 tahun saja. Bahkan, seorang penebus dapat membebaskan budak-budak itu dengan ca­ ra membayarkan hutang mereka. Dan 6 tahun dapat dipersingkat jika, selama masa itu, terdapat tahun Sabat, ketika hutang dari yang miskin dihapuskan (Ulangan 15:1-6), atau tahun Yobel dira­yakan, memberikan kebebasan bagi seluruh budak Ibrani (Imamat 25:10). Kedua, keluarga budak yang telah menikah ketika mereka men­ jual diri mereka sebagai budak, akan dipelihara oleh tuannya. Ini bukanlah pelayanan yang gratis, melainkan akan dibayar oleh para anggota keluarga budak itu dengan cara bekerja kepada tuannya juga. Ketiga, setelah 6 tahun, tuannya tidak boleh “melepasnya dengan tangan hampa” tetapi “engkau harus dengan limpahnya memberi bekal kepadanya dari kambing dombamu, dari tempat pengirikanmu dan dari tempat pemerasanmu, sesuai dengan ber­ kat yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, haruslah kauberikan kepadanya” (Ulangan 15:13, 14). Orang yang dulunya budak diberikan sebuah permulaan hidup yang baru. Keempat, walaupun seorang budak yang datang sendirian da­ lam perbudakan, tidak dapat mengambil istri dan anak-anaknya bersama dengan dia, ia memiliki hak untuk menebus mereka; na­ mun ini akan sulit bagi orang miskin. Itulah sebabnya, secara hu­ kum terdapat pilihan kedua yang tersedia: Ia dapat menjadi anggo­ ta di rumah tuannya. Dengan aturan demikian, mereka tidak perlu khawatir akan keberadaan mereka sebagai sebuah keluarga. Tampaknya, tidak satupun dari hal ini memiliki sifat yang ideal. Namun, di tengah-tengah dunia yang tidak sempurna, Allah beru­ saha mengatur perbudakan sedapat-dapatnya bersifat kemanusia­ an, sementara di waktu yang sama mengumumkan saat Yobel yang terakhir bahwa perbudakan, termasuk perbudakan terhadap dosa, akan segera berakhir (Lukas 4:17-19). n

Angel Manuel Rodríguez sudah pensiun setelah melayani gereja sebagai seorang pendeta, profesor, dan ahli teologi.


P E L A J A R A N

A L K I T A B

Oleh Mark A. Finley

B . P ra t t

Daniel

Berkat Penurutan

S

alah satu kunci dari ciri-ciri pahlawan iman ialah hubungan dari kepercayaan atas kebaikan Tuhan yang menuntun kepada penurutan akan kehendak-Nya. Penurutan bukanlah legalitas; itu merupakan buah dari iman. Kehidupan Daniel memerlihatkan berkat-berkat dari seseorang di mana iman menuntunnya kepada penurutan akan perintah Tuhan walau pun mempertaruhkan nyawanya. Pada edisi bulan ini, kita akan melihat pelajaran dari kehidupan seorang pahlawan iman yang dapat kita terapkan setiap hari dalam kehidupan kita sehingga kita juga dapat menerima berkat yang berlimpah yang Allah ingin curahkan bagi setiap umat percaya.

1 Apakah peristiwa tragis yang terjadi di Yerusalem yang dicatat dalam Daniel 1? Bacalah Daniel 1:1, 2. Daniel 1 dimulai dengan sebuah kekalahan dari Allah yang be­ nar. Nebukadnezar, Raja Babilon, menyerang Yerusalem, menak­ lukkan Yehuda, dan menghancurluluhkan Bait Suci orang Yahu­ di.

2

Apakah instruksi yang diberikan oleh Nebukadnezar, Raja Babilon, kepada salah seorang kepala istananya, Aspenas? Bacalah Daniel 1:3, 4. Nebukadnezar menggunakan strategi yang biasa digunakan pa­ da saat perang. Ketika ia meruntuhkan Yerusalem, ia mengins­ truksikan Aspenas, salah seorang panglima Nebukadnezar, un­ tuk menawan beberapa dari orang-orang muda yang paling ga­ gah, pandai, dan berbakat, sebagai tawanan untuk dididik di Universitas Babilon. Itu merupakan maksud raja untuk “mencu­ ci otak” pria-pria muda ini agar mereka dapat dikirim kembali sebagai “boneka penguasa” untuk mewakili pemerintahan Babi­ lon di Yerusalem.

3

Bagaimanakah Nebukadnezar berusaha membentuk pemikiran dari para tawanan remaja Ibrani ini? Temukanlah strategi raja dalam Daniel 1:5-7. Strategi Nebukadnezar ialah dengan mengganti nama Ibrani mereka, memikat mereka dengan kemewahan Babilon, meng­ undang mereka ke pesta kehormatan dewa-dewi Babilon, dan mendidik mereka di universitas yang paling bergengsi di sana.

4

Apakah respons Daniel terhadap undangan raja untuk memakan makanan raja dan meminum anggur raja? Bacalah Daniel 1:8, 11-15. Daniel “berketetapan dalam hatinya” untuk melayani Tuhan. Kata “berketetapan” memiliki arti “memutuskan”, “menetapkan”, “memilih”. Seorang bijak berkata, “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan” (Amsal 4:23).

5

Apakah hasil dari kesetiaan Daniel? Bacalah Daniel 1:18-20.

6

Bagaimanakah Daniel menghadapi ujian yang sama pada akhir hidupnya? Bacalah Daniel 6:5-9. Dalam rencana kotor yang disusun oleh para pejabat tinggi, ki­ ta menemukan fakta bahwa kecemburuan menuntun pada iri hati, iri hati menuntun pada kebohongan, dan kebohongan menuntun pada tindakan nekat seseorang untuk membunuh orang yang ti­ dak bersalah. Dosa yang dipelihara meruntuhkan semua kebaikan. Itu akan menuntun orang untuk melakukan hal-hal yang tidak pernah terpikirkan oleh mereka untuk lakukan.

7

Apakah Respons Daniel? Bacalah Daniel 6:10.

Bagi Daniel, doa merupakan cara dia untuk bertahan hidup. Ia mengetahui bahwa jika dia melewatkan waktu untuk berdoa, ia akan kehilangan kekuatan rohaninya.

8

Bagaimanakah Allah menghargai kesetiaan Daniel? Temukan jawabannya dalam Daniel 6:21, 22, 2527. Sebagai hasil dari kesetiaan Daniel, Allah menutup mulut-mulut singa, menyelamatkan Daniel dari lubang singa, dan memenga­ ruhi seluruh bangsa untuk menatap kerajaan Allah. Kesetiaan kepada Tuhan, yang menuntun kepada penurutan, membawa banyak berkat dari surga. Jika itu benar terjadi kepada Daniel, maka itu juga akan terjadi kepada kita. n

April 2016 | Adventist World

27


PI DE EA R T UEKXACRHAN AN GI ED E Kita semua perlu diingatkan bahwa melalui kematian-Nya, Kristus bukan hanya melepaskan kita dari belenggu setan, tetapi Ia juga memulihkan kehidupan kita. —Shirley Mathieu, Australia Dari Pembaca menjadi Kontributor

Surat Lebih dari Seorang Saudara

Terima kasih atas artikel yang begitu in­ dah dari Angel Manuel Rodriguez “Le­ bih dari Seorang Saudara” (Desember 2015). Artikel itu sangat menggugah dan menginspirasi. Kita semua perlu di­ ingatkan bahwa melalui kematian-Nya, Kristus bukan hanya melepaskan kita dari belenggu setan, tetapi Ia juga me­ mulihkan kehidupan kita. Kita tidak lagi menjadi bejana tanpa harapan, tetapi adalah anak-anak Allah yang hidup, yang akan segera menghabiskan keke­ kalan yang tidak berkesudahan bersama Yesus Kristus yang kita kasihi.

Shirley Mathieu Australia

Saya menikmati bacaan majalah bulanan Adventist World. Saya bersyukur ke­ pada Tuhan oleh karena pelayanan ma­ jalah ini. Banyak orang Etiopia, se-perti saya, membacanya setiap bulan. Hingga saat ini, kami menerima majalah ini te­ pat pada waktunya. Bagaimana pun ju­ ga, saya tidak ingin hanya menjadi pem­ baca. Jika itu adalah kehendak Allah, sa­ ya berencana untuk dapat berkontribusi melalui sebuah artikel.

Terima kasih telah mempublikasikan artikel yang berjudul “Mencari Legali­ tas, Menemukan Kemunafikan” (No­ vember 2015). Artikel ini memberikan sebuah pelajaran yang harus diwaspadai oleh setiap umat Kristen. Saya rindu un­ tuk bisa mendapatkan salinan artikel ini dalam bentuk PDF.

Matthew Alexandra Australia

Bereket Feleke Addis Ababa, Etiopia Memotivasi dan Menguatkan Saya menyapa Anda dalam nama yang indah Tuhan kita Yesus Kristus. Saya te­ ngah bekerja sebagai seorang perawat profesional di penjara. Majalah ini selalu memotivasi dan memberi kekuatan ke­ pada saya untuk tetap melanjutkan tu­ gas keseharian saya.

Musa Sibisi Melalui surel

Doaw

Mencari Legalitas, Menemukan Kemunafikan

Tata Cara Kolom Surat: Silakan kirim surat Anda ke editor Adventist World: letters@adventistworld.org. Isi surat itu harus jelas dan langsung pada maksudnya, maksimum 100 kata. Pastikan untuk menuliskan nama artikel yang dimaksud, tanggal diterbitkan dan halaman artikel tersebut. Juga informasikan nama Anda, kota, provinsi dan negara dari mana Anda mengirim surat tersebut. Surat tersebut akan diedit dan disesuaikan dengan kolom yang masih tersedia. Perlu diketahui bahwa tidak semua surat yang masuk akan terbitkan.

Pujian

Tolong doakan agar saya bisa mendapat­ kan pekerjaan yang baik di mana saya ti­ dak perlu bekerja pada hari Sabat.

Enid Uganda

Saya berdoa kepada Tuhan agar Ia dapat menolong dan menguatkan hubungan saya dengan Tuhan agar saya dapat me­ rasakan kehadiran-Nya dan lebih men­ gasihi-Nya lagi.

Ronnie Austria

28

Adventist World | April 2016

Saya bersyukur kepada Allah karena Ia telah menjawab doa-doa saya. Tolong doakan kami agar kami dapat menyele­ saikan gereja kami sementara kami ber­ gumul untuk membangunnya.

Chikunda Namibia


P i x aba y / ars h

ibra h im / L isa

Mengapa Berjalan

R e d f er n

Jika Anda Bisa

Orang Suci:

Olahraga

Berjalan kaki merupakan aktivitas yang baik. Tetapi berjalan dengan ransel yang berat, membakar lebih banyak kalori dan memperbaiki postur tubuh. Berjalan kaki selama 30 menit dapat membakar kira-kira 125 kalori. Tetapi, tiga kali berjalan kaki dalam satu minggu selama 30 menit dengan menggunakan pakaian atau ransel yang berat dapat membakar 31.200 kalori sepanjang tahun, setara dengan 4 kilogram lemak. Ransel yang diisi beban juga memperbaiki postur tubuh yang lebih baik dengan membuat Anda berjalan lebih tegak, sehingga otot-otot punggung tidak harus bekerja dengan keras. Mulailah dengan mengisi beban seberat 10 persen dari tubuh Anda (5 kilogram untuk seseorang dengan berat 50 kilogram). Gunakanlah beban seperi batu bata, atau tas yang berisi pasir. Saat Anda mulai merasa nyaman, naikkan berat beban tersebut. Bawalah beban tidak lebih dari 15 kilogram. Otot-otot Anda akan terbiasa sementara Anda memulai rutinitas yang baru ini. Lakukanlah secara teratur—setidaknya 3 kali seminggu—dan Anda akan menikmati keuntungan dari berjalan kaki menjadi olahraga.. Sumber: MensHealth.com

Sebuah Definisi

Orang suci yang hebat biasanya adalah pria dan wanita yang tidak dikenal, tidak diakui, tidak menawan, yang hidupnya memantulkan kasih Yesus lebih dari sekadar kata-kata mereka. Inilah orang suci yang sesungguhnya. —Larry R. Valorozo, Newfoundland, Kanada.

P i x aba y / G erar d o

Tolong doakan agar saya lulus ujian.

Clotilde Prancis Tolong doakan cucu-cucu saya agar me­ reka dapat kembali kepada Tuhan.

Agatha Jamaica

Tolong doakan saya. Suami saya beren­ cana untuk datang mengunjungi orang­ tua saya, dan saya ingin melihat anak la­ ki-laki saya lagi.

Eva Uganda

R ojas

Tempat untuk Berdoa: Kirimkan permohonan doa rasa syukur saudara ke: Prayer@adventistworld.org. Kirimlah kepada kami permohonan doa dan rasa syukur saudara (berterimakasih atas jawaban doa). Tuliskan secara singkat dan padat, maksimum 50 kata. Permohonan saudara akan diedit untuk maksud yang jelas. Tidak semua yang masuk akan dicetak. Sertakan nama saudara dan negara dimana saudara tinggal. Saudara juga dapat mengirimkan melalui fax: 1-301-680-6638; atau mengirim surat ke Adventist World, 12501 Old Columbia Pike, Silver Spring, MD 20904-6600 U.S.A.

April 2016 | Adventist World

29


P IEDREA T U KE AX RC AN H ANI GD EE

Anda

Terlindungi!

M E N D E N G A R

Kita tidak bisa memiliki ruang untuk Tuhan jika kita tidak memiliki ruang untuk sesama kita. —Thomas Hoffman, Maryland, Amerika Serikat.

30

Adventist World | April 2016

Bebas

Polio!

Har n eis

Pada tanggal 14 April 1962, menteri pendidikan Iran menandatangani do­ kumen perizinan Advent untuk mengoperasikan sebuah sekolah tinggi skala penuh di bawah nama baru, Iran Adventist Academy. Kelas duabelas pertama ditamatkan pada tahun 1965. Iran Adventist Academy dimulai sebagai sebuah sekolah berasrama un­ tuk anak pria pada tingkat menengah, sebelumnya dioperasikan oleh Iran Mission pada tiga hektar atau sekitar 13 kilometer (delapan mil) Teheran utara, di kaki bukit Pegunungan Alborz. Dengan pengecualian kelas agama, kurikulum ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Iran. Sekolah ini awalnya didirikan di Darband oleh Paul C. Boynton pada tahun1946 dengan nama Iran Training School sebagai sekolah tinggi pen­ didikan bersama, tanpa izin dari pemerintah. Setelah dua tahun beroperasi di Darband, harga sewa yang tinggi dan faktor lain memaksa sekolah itu untuk pindah ke bangunan milik misi di Teheran. Ketika Boynton pergi untuk cuti dan membiarkan sekolah itu, pimpinan misi Iran mengambil alih tanggung jawab menjalankan sekolah sampai kedatangan C. L.Gem­ mell, yang dilaksanakan di bawah kondisi politik yang merugikan sehingga sekolah terpaksa harus ditutup, dan beberapa siswa dipindahkan ke Seko­ lah Tinggi Timur Tengah di Beirut, Lebanon. Pada tahun 1955 M. E. Adams membuka kembali kejuruan SMP dengan persetujuan pemerintah sampai menjadi sekolah tinggi sepenuhnya. Akademi ini kemudian diambil oleh pemerintah.

Sumber: A Natural History of the Senses

Flic k r / J u lie n

54 tahun lalu

Kulit kita memproduksi sekitar 16 persen dari berat badan kita (8,2-10,8 kilogram) dan mencakup dua meter persegi. Rata-rata tubuh memiliki 5 juta rambut. .

Tahun lalu Nigeria menjadi negara terbaru di mana selama 12 bulan tanpa satu pun kasus polio dilaporkan. Dua negara yang tersisa di mana masih berjuang dengan penyakit yang sangat ditakuti dan belum sepenuhnya diberantas: Afghanistan dan Pakistan. Selama 30 tahun terakhir lebih dari satu miliar dolar Amerika Serikat telah digunakan untuk memberikan vaksin polio oral untuk jutaan anak di seluruh dunia. Sumber: The Rotarian


Suguhan Dingin

alami

Baiklah, jadi secara teknis suguhan dingin tidak dapat menyembuhkan. Tetapi Anda bisa meminimalkan gejalanya dan membuang itu lebih cepat dengan cara mengurangi makan makanan yang diproses, istirahat yang cukup, dan gunakan semua obat alami. Buah Kiwi: Mikronutrien buah Kiwi emas meningkatkan konsentrasi, meningkatkan kekebalan tubuh eritrosit sel darah merah. Kiwi juga sarat dengan vitamin C.

Yogurt Rendah Lemak: Mikroorganisme probiotik mungkin melunakan rangsangan reaksi tubuh. Carilah merek dengan rendah lemak, “biasakan untuk semangat dan aktif.”

Almond: Polifenol—pengusir penyakit yang ditemukan di kulit almond—dapat meningkatkan sensitivitas sel darah putih yang dikenal sebagai penunjang sel T, di mana terlibat dalam memerangi virus.

Madu: Penelitian yang dilaporkan oleh departemen kesehatan anak menemukan bahwa anak-anak yang makan dua sendok teh madu 30 menit sebelum tidur telah mengurangi frekuensi dan tingkat keparahan batuk pada malam hari. Madu sebaiknya tidak diberikan untuk anak di bawah usia satu tahun.

Bawang Putih: Senyawa allicin menghalangi enzim yang berperan dalam infeksi bakteri dan virus. Bagi yang sudah lanjut umurnya sari bawang putih dapat ditemukan di sebagian besar toko makanan kesehatan atau toko obat jika Anda tidak ingin menggunakan bawang putih dalam bentuk alami.

Sumber: EatThis.com

“Lihatlah, Aku Datang Segera” Misi kami adalah untuk meninggikan Yesus Kristus, mempersatukan umat Advent di mana saja dalam iman, misi, kehidupan, dan pengharapan. Penerbit Adventist World adalah majalah periodik internasional milik Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Sedunia. Divisi Asia-Pasifik Utara adalah penerbitnya. Penerbit Eksekutif dan Pemimpin Redaksi Bill Knott Wakil Penerbit Manajer Percetakan Internasional Chun, Pyung Duk Dewan Penerbit Ted N. C. Wilson, chair; Guillermo Biaggi, vice chair; Bill Knott, secretary; Lisa Beardsley-Hardy; Williams Costa; Dan Jackson; Peter Landless; Robert Lemon; Geoffrey Mbwana; G. T. Ng; Daisy Orion; Juan Prestol-Puesán; Ella Simmons; Artur Stele; Ray Wahlen; Karnik Doukmetzian, legal advisor Komite Koordinasi Adventist World Jairyong Lee, chair; Yutaka Inada, German Lust, Pyung Duk Chun, Suk Hee Han, Gui Mo Sung Redaktur Bertempat di Silver Spring, Maryland André Brink, Lael Caesar, Gerald A. Klingbeil (associate editors), Sandra Blackmer, Stephen Chavez, Wilona Karimabadi, Andrew McChesney Redaksi Bertempat di Seoul, Korea Pyung Duk Chun, Jae Man Park, Hyo Jun Kim Manajer Operasional Merle Poirier Editor-at-large Mark A. Finley, John M. Fowler Penasihat Senior E. Edward Zinke Manager Keuangan Kimberly Brown Assisten Editorial Marvene Thorpe-Baptiste Dewan Management Jairyong Lee, chair; Bill Knott, secretary; P. D. Chun, Karnik Doukmetzian, Suk Hee Han, Yutaka Inada, German Lust, Ray Wahlen, Ex-officio: Juan Prestol-Puesán, G. T. Ng, Ted N. C. Wilson Pengarah Seni and Disain Jeff Dever, Brett Meliti Para Penasihat Ted N. C. Wilson, Juan Prestol-Puesán, G. T. Ng, Guillermo E. Biaggi, Mario Brito, Abner De Los Santos, Dan Jackson, Raafat A. Kamal, Michael F. Kaminskiy, Erton C. Köhler, Ezras Lakra, Jairyong Lee, Israel Leito, Thomas L. Lemon, Geoffrey G. Mbwana, Paul S. Ratsara, Blasious M. Ruguri, Ella Simmons, Artur A. Stele, Glenn Townend, Elie Weick-Dido Kepada para Penulis: Silakan mengirimkan naskah yang siap diterbitkan, melalui alamat redaksi 12501Old Columbia Pike, Silver Spring, MD 20904-6600, U.S.A. Atau melalui fax: +1 (301) 680-6638 Surel: worldeditor@gc.adventist.org Situs: www.adventistworld.org Kecuali diberitahu, semua kutipan ayat Alkitab diambil dari ALkitab Terjemahan Baru. © 1974 Lembaga Alkitab Indonesia (LAI). Digunakan dengan izin. Adventist World diterbitkan setiap bulan dan dicetak secara berkala di Korea, Brazil, Indonesia, Australia, Jerman, Austria, Argentina, Meksiko dan Amerika Serikat. Vol. 12, No. 4

April 2016 | Adventist World

31


dari INDONESIA Berbagi Buku Sehat dan Bugar

Jemaat Berea, Jakarta

T

epatnya tanggal 13 Maret 2016, kami Jemaat Berea mu­ lai dari anak-anak sampai orangtua membagi-bagikan buku Sehat dan Bugar kepada warga yang berada di se­ kitar gereja (Patria Park Apt). Kami menyusuri perumahan di Jalan Biru Laut Cawang. Sebagian dari kami ada yang menyu­ suri sepanjang jalan UKI dan sebagian lagi di sekitar jalan Panjaitan. Kurang lebih ada 150 buku sudah habis dibagikan dalam kurun waktu satu jam. “Kami tim relawan Club Sehat Patria ingin membagikan buku secara gratis, namanya Sehat dan Bugar pak, nanti kalau ada pertanyaan silahkan menghubungi

nomor yang tertera di halaman depan,” begitulah kira-kira ka­ ta pembukaan yang kami ucapkan sebelum memberikan bu­ ku tersebut. Demikianlah program berbagi buku Sehat dan Bugar ini berjalan dengan baik, doa kami kiranya mereka yang mene­ rima buku tersebut bisa dijamah oleh kuasa Roh Kudus se­ hingga mereka bisa mengenal Yesus yang adalah Tabib Agung. n —Dilaporkan oleh Maurich Olivetty, Jemaat Berea.

Pembelian Tempat Ibadah Cabang Jemaat Kayu Putih Permata Arafat (UKI)

P

ada tanggal 16 Februari 2016, Jemaat Kayu Putih ber­ sama dengan cabang Permata Arafat telah bersama-sa­ ma melakukan pembelian sebidang tanah dengan luas 320 meter persegi bersama sebuah bangunan di atasnya un­ tuk dijadikan sebagai rumah Tuhan. Namun dengan kondisi fisik yang belum memungkinkan, maka bagunan yang telah menjadi tempat perbaktian ini akan segera diperbaiki agar layak dipakai untuk memuji dan membesarkan nama Tuhan. Setelah sekian lama merindukan sebuah bangunan seba­ gai tempat untuk berbakti bagi umat Tuhan yang ada di ca­ bang Permata Arafat (UKI), yaitu cabang dari Jemaat Kayu Putih, akhirnya pembelian ini penantian yang cukup pan­ jang ini terkabul.

32

Adventist World | April 2016


Diharapkan doa bagi Jemaat Kayu Putih yang digemba­ lakan oleh Pdt. H. Manik dan Jemaat cabang Permata Ara­ fat yang digembalakan oleh Pdtm. A. Sitanggang dan juga Bpk. R. Nainggolan yang telah dipercayakan oleh Jemaat Kayu Putih sebagai koordinator dan juga sebagai ketua pemba­ngunan untuk Cabang Permata Arafat (UKI), agar dengan pertolongan Tuhan semua dapat bekerja sama de­ ngan giat untuk dapat menyelesaikan tempat ibadah ini se­ hingga melalui tempat ibadah ini banyak orang mengenal Tuhan. Bagi saudara-saudari yang ingin berpartisipasi dalam

pemba­ngunan rumah Tuhan ini, boleh mengirimkan dona­ si Anda melalui rekening di bawah ini: Bank: Mandiri No. Rek: 1240006820881 Atas nama: Gereja Masehi Advent Kayu Putih. n —Dilaporkan Oleh Pdt. S. Simorangkir, Direktur Komunikasih DKI Jakarta dan sekitarnya.

Kunjungan ke Jemaat Sauwandarek

Kampung di mana penduduknya adalah orang Advent

P

ada tanggal 14-19 July 2015, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh wilayah Sorong, Daerah Misi Papua Barat ­mengadakan acara retret sekaligus mengunjungi Jemaat Sauwandarek, Raja Ampat. Kampung Sauwandarek adalah satu-satunya kampung di Raja Ampat yang penduduknya semua beragama Kristen Ad­ vent. Dalam kunjungan tersebut, selain melayani kebutuh-an rohani para anggota Jemaat Sauwandarek, wilayah Sorong yang terdiri dari 12 Jemaat tersebut sempat membagikan SEMBAKO. Sejak tiba di Sauwandarek, semua terkagum-kagum dengan keindahan pantai dan laut yang masih terjaga dengan baik, pasir putih yang bersih, laut biru yang jernih semuanya menambah indahnya alam Sauwandarek, betapa agung dan besar Tuhan kita.

Utusan Jemaat Remu di bawah pimpinan Pdt. Karunia Salama, sempat berfoto sesaat setelah tiba di Sauwandarek.

Pada hari Sabat pelayanan dilakukan dengan lengkap. Ba­ nyak lagu pujian yang dinyanyikan baik dari jemaat sewila­yah Sorong, juga dari anak-anak Jemaat Sauwandarek. Begitu bersukacita semua peserta retret dan juga anggota Jemaat Sau­ wandarek terutama khotbah yang disampaikan oleh Pdt. T. Mayai S.Ag yang semakin menguatkan iman. Disela-sela kegi­ atan, para peserta retret mendapat kesempatan berkunjung ke tempat wisata yang ada di Raja Ampat. Setelah acara selesai dan semua harus kembali ke Sorong, ada banyak yang berha­ rap bisa berjumpa kembali di Sauwandarek. n —Dilaporkan Oleh Willi Brodus Wonata, anggota Jemaat Remu, Sorong Papua Barat. Foto bersama setelah ibadah Sabat

April 2016 | Adventist World

33


dari INDONESIA Pekan Doa Rumah Tangga Jemaat Diponegoro Surabaya

J

emaat Diponegoro Surabaya mengadakan Pekan Doa Ru­ mah Tangga. Acara ini diadakan di tempat yang berbedabeda yaitu pada tanggal 14 Februari 2016 diadakan di ru­ mah keluarga Suparno dengan pembicaranya Pdtm. Dale Sompotan. Selanjutnya pada hari Rabu tanggal 17 Februari 2016 diadakan di Jemaat Diponegoro dengan pembicaranya Bapak Benny. Pekan Doa Rumah Tangga ini ditutup pada tanggal 19 Februari 2016 di Griya Jagir, dengan pembicaranya Bapak Sunarto. Meskipun pekan doa ini tidak diadakan setiap hari se­ panjang minggu itu, namun dengan pelajaran sepanjang minggu yang telah dirangkum ke dalam tiga bagian, dapat membawa berkat rohani bagi semua keluarga yang telah se­ tia mengikuti ibadah pekan doa tersebut. Setiap keluarga merasa dikuatkan dan menemukan pencerahan tentang ba­ gaimana membina keluarga yang bahagia dan diberkati. Pekan Doa Rumah Tangga yang dibuat di awal tahun 2016 setelah program ten days ini, diyakini oleh setiap kelu­ arga sebagai program yang begitu baik yang mengangkat iman kita kepada Tuhan. Besar harapan kami acara ini akan

dibuat kembali agar terciptanya keluarga sebagai surga kecil di bumi. n —Dilaporkan oleh Dale D. Sompotan, Madiun.

Doa Subuh Dan Pembagian Buku Kesehatan Anak berusia 4 tahun pun terlibat

T

ahun 2016 telah dicanangkan oleh organisasi GMAHK sebagai tahun keterlibatan seluruh anggota dalam penginjilan. Berkenaan dengan hal itu, GMAHK Tela­ dan Medan ikut serta dalam program tersebut dengan menye­ lenggarakan doa subuh dan pembagian buku “Sehat dan Bugar”dan traktat “Rahasia Hidup Bahagia.” Acara ini diadakan pada Hari Minggu, tanggal 13 Maret 2016 mulai pukul 05.15 sampai selesai. Acara dimulai dengan ibadah doa subuh yang dipimpin langsung oleh Pdt. Rudy An­ jaya Purba selaku Gembala Distrik Medan Selatan. Dalam Fir­ man Tuhan dan doa yang khusuk yang dilaksanakan sangat mengharukan dan membangkitkan semangat umat Tuhan di Jemaat Teladan untuk dapat kuat di dalam Tuhan. Setelah ibadah doa subuh selesai dilanjutkan dengan foto bersama di depan gereja. Buku Sehat dan Bugar serta traktat Rahasia Hidup Sehat dan Bahagia dibagikan oleh Pdtm. Hec­ tor Simbolon kepada masing-masing anggota. Sambil olahra­ ga bersama melalui jalan sehat, umat Tuhan Jemaat Teladan mulai bergerak membagikan buku kesehatan ini kepada orang-orang yang dijumpai dan mencatat nama dan nomor

34

Adventist World | April 2016

telepon mereka sehingga menjadi database bagi gereja dan pendeta untuk dapat ditindaklanjuti. Pembagian buku ini diikuti sangat antusias oleh anggota jemaat bahkan anggota jemaat termuda yang masih berumur 4 tahun yaitu Sabryan Sinaga, anak dari Sekretaris Jemaat Ba­ pak Even Sinaga, yang dengan gembira membagikan buku tersebut.


Tepat pukul 08.00 pagi seluruh peserta kembali ke gereja dan sambil bercerita atas pengalaman yang luar biasa memba­ gikan buku, Ibu Erita Siburian selaku seksi konsumsi menyi­ apkan bubur kacang hijau dan pulut untuk disantap oleh para peserta. Seluruh peserta sangat gembira dan bahagia atas pro­ gram yang luar biasa ini.

Jemaat bertekad untuk melakukan kegiatan doa subuh dan pembagian buku kesehatan sekali dalam sebulan sebagai bentuk sukacita dan turut ambil bagian dalam melakukan penginjilan. n —Dilaporkan Oleh Loran Napitupulu, Ketua GMAHK Teladan Medan.

Health Expo Banyuwangi

M

ission Trip Healing Way Indonesia berlangsung dari tanggal 11-17 Maret 2016, bertempat di Kumend­ ung Muncar, Banyuwangi, dengan jumlah 17 orang peserta. Pada tanggal 13 Maret 2016 mereka mengadakan acara Health Expo yang bertempat di P.T. AQUASE, Kumendung, Muncar berjalan dengan lancar. Bukan sampai di situ saja, pa­ da hari berikutnya mereka keliling kampung untuk menindak lanjuti hasil Health Expo. Warga sekitar sangat senang dan me­ rasa terbantu dengan adanya pengarahan dan bimbingan un­ tuk mengikuti pola hidup sehat. —Dilaporkan oleh Riyanto, Sekretaris dan Komunikasi Jemaat GMAHK Banyuwangi dan Pdtm. Panca Rury Karsum, Gembala Jemaat GMAHK Banyuwangi.

A

cara bakti sosial ini dilaksanakan pada tanggal 28 Februari 2016 berjalan dengan lancar. Dalam acara tersebut dilakukan pemerikasan asam urat bagi warga sekitar YAPI. Warga sekitar merasa senang dan terbantu dengan adanya acara ini. Di samping itu juga ada pembagian pakaian layak pakai. Acara ini didukung oleh Apotik AL HANIF Sumberayu, P.T. Sumber Yala Samudra Muncar dan juga Healing Way Indonesia (HWI). n —Dilaporkan oleh Riyanto, Sekretaris dan Komunikasi Jemaat GMAHK Banyuwangi dan Pdtm. Panca Rury Karsum, Gembala Jemaat GMAHK Banyuwangi.

April 2016 | Adventist World

35


dari INDONESIA “The Lord is My Shepherd” Pekan Doa SLA Mebali, Tana Toraja

T

he Lord Is My Shepherd” itulah judul pekan doa yang te­ lah diadakan di SLA Mebali yang diba­wakan oleh Bapak Yoxan Raolika dari Timika. Acara yang diadakan setiap pagi mulai tanggal 7-13 Maret 2016 ini bertempat di Murakami Chapel dan penutupan pada hari Sabat bertempat di Jemaat Posi. Campur tangan Tuhan sungguh luar biasa, hal ini terlihat ketika diadakannya panggilan pada hari terakhir di Murakami Chapel di mana yang datang untuk menyerahkan dirinya pada Tuhan berjumlah 3 orang. Sukacita adanya tiga jiwa yang mau menyerahkan diri pada Tuhan itu bertambah tatkala pada ma­ lam hari menyusul 4 orang yang menyatakan diri ingin dibap­ tis dan sukacita itu lebih bertambah lagi ketika penutupan pe­ kan doa di hari Sabat saat diadakan panggilan jiwa-jiwa yang ingin menerima Yesus sebagai Juruselamat bertambah menjadi 14 orang. Kuasa Roh Kudus bekerja kepada jiwa-jiwa yang rindu da­ tang pada Yesus melalui upacara baptisan. Seyogianya jiwa-jiwa yang akan dibaptis berjumlah 15 orang, namun satu jiwa lagi datang mengambil keputusan di detik-detik terakhir upacara baptisan sehingga mereka yang dibaptis pada hari itu berjum­ lah 16 orang di mana 15 orang di antaranya berasal dari kelu­ arga bukan Advent. Kita terus berdoa untuk ke-16 jiwa yang baru saja menerima Yesus sebagai Juruselamat mereka agar mereka sanggup menghadapi segala tantangan yang ada dan mereka tetap setia sampai kedatangan Tuhan yang kedua kali. n

—Dilaporkan Oleh Olvi Koyongian, SLA Mebali-Tana Toraja.

Recommitment PATH Menargetkan wilayah Pracimantoro untuk Gospel and Humanitarian Project 2016

P

emuda Advent Taman Harapan (PATH) telah meng­ adakan kebaktian terpisah pada Sabat, 20 Februari lalu di daerah Puncak dalam rangka acara “recommitment” mereka. Didampingi keluarga Pdt. H.J. Tielung dan Ibu Ed­ sen Tielung Manembu bersama keluarga ketua jemaat Bryan Kasenda selaku ketua membawahi pelayanan pemuda. Serangkaian acara kebaktian Sabat sudah dilaksanakan dan dihadiri oleh seluruh anggota PATH. Tujuan dari acara recommitment ini sendiri adalah untuk mengingatkan kem­ bali tanggung jawab pelayanan orang-orang muda di Jemaat Taman Harapan pada sepanjang tahun 2016 ini.

36

Adventist World | April 2016

Dalam acara ini juga telah diputuskan bahwa PATH akan mengadakan Gospel and Humanitarian Project di daerah Pracimantoro, Jawa Tengah. Dari beberapa lokasi yang diu­ sulkan, ternyata wilayah ini yang memperoleh dukungan ter­ banyak dari seluruh PATH. Dalam emailnya kepada komite Jemaat Taman Harapan, ketua Bryan menulis, “terima kasih banyak juga buat pende­ ta Tielung yang sudah memberikan banyak kekuatan rohani serta motivasi yang sangat baik untuk peserta recommitment. Sharon, Jason, dan tim, sudah melakukan tugas dengan baik. Itu adalah awal yang baik, program ini menurut saya sudah


berjalan dengan sangat baik. Mari kita periksa dan evaluasi kembali agar kesem­patan berikut bisa berjalan lebih sem­ purnah sesuai dengan yang direncanakan.” Rombongan telah kembali ke Jakarta pada minggu sore dan telah tiba dengan selamat. Jika ada informasi dan perta­ nyaan soal gospel project, dapat menghubungi staf PATH 2016 yaitu Sharon Kairupan, ketua; Jason Wantah, Wakil Ke­ tua; Raynaldi Tanuwijaya dan Olgienah Lekatompessy, Sek­ retaris. —Dilaporkan Oleh Osvald Taroreh, Ketua Jemaat dan Komunikasih Jemaat Taman Harapan.

Pelantikan dan Inisiasi Kelas Kemajuan Jemaat IPH

S

abat tanggal 23 Januari 2016 Jemaat IPH dipenuhi oleh anggota dengan seragam yang tidak biasanya digunakan pada Sabat-sabat yang lalu. Ya hari Sabat istimewa bagi adik-adik di klub Pathfinder dan Adventurer, karena mereka akan dilantik setelah selama satu tahun mengikuti kelas ke­ majuan dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh para pembina. Dengan jumlah 30 orang di klub Pathfinder dan 24 orang di klub Adventurer. Mereka siap dilantik pada pagi Sabat yang indah itu. Direktur Pemuda Advent Konferens Jawa Ka­ wasan Barat, Pdt. Nikson Siringoringo yang akan melantik para calon Masterguide ini dan dilanjutkan dengan inisiasi pada sore harinya. Bertemakan “Keterlibatan pemuda dalam penginjilan,”

hamba Tuhan Pdt. Nikson, tetap memberikan semangat ke­ pada para pembina, orangtua dan secara khusus adik-adik peserta kelas kemajuan, untuk tetap mengikuti kelas-kelas dan terlibat dalam setiap kegiatan jemaat ataupun konfe­ rens. Pada acara inisiasi, seluruh peserta kelas diajak berkomit­ men, dengan menyalakan api semangat melalui lilin yang te­ lah di bagikan. Kiranya semangat ini tidak hanya di awal te­ tapi hingga seterusnya, karena mereka akan menjadi tiangtiang gereja di masa yang akan datang. —Dilaporkan oleh Pdt. F. Parhusip, Komunikasi jemaat dan Eko Susanto, pemimpin PA Jemaat IPH.

April 2016 | Adventist World

37


dari INDONESIA

Kita adalah Anakanak Allah, Benarkah?

K

arena kasih Allah yang limpah itu yang dibawa Yesus ke dunia ini maka kesempatan emas diberikan kepada manusia berdosa untuk mendapatkan pendamaian. Tujuan kasih itu adalah damai. Itulah sebabnya rasul yang ke­ kasih menulis, “Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah menga­ sihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang te­ lah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita” (1 Yohanes 4:10). Setelah Yesus berhasil melaksanakan rekonsiliasi dengan mengorbankan darahnya sendiri, Ia telah mendamaikan kita kepada Allah dan meruntuhkan dinding pemisah permusuh­ an, kebencian, perselisihan dan usaha untuk membeda-beda­ kan suku dan ras. Damai sejahtera itu ditinggalkan Yesus un­ tuk menjadi milik kita sebagai anak Allah agar kita hidup da­ lam damai sehingga ke mana pun kita pergi mampu memba­ wa damai. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka memiliki seorang pahlawan Jurudamai. “Karena Dia­ lah (Yesus) Jurudamai kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu per­ seteruan” (Efesus 2:14). Jika Yesus yang sudah menjadi Pahla­ wan Jurudamai kita maka kita akan menjadi Anak Allah yang akan membawa damai sebagaimana Yesus telah berhasil mem­ bawa damai ke dunia yang berdosa ini. Damai yang di tinggal­ kan Yesus itu menghapuskan kelas awam atau kelas Clergy dan kelas pionir atau anggota baru. Anak Allah Pembawa Damai Banyak hati yang digerogoti oleh sifat mementingkan diri sendiri, kecemburuan, kebencian, ambisi, dendam, kekerasan, kemunafikan dan penyembahan berhala modern seperti haus akan penghormatan diri, ingin ditinggikan, suka akan kepeli­ siran, me­nyombongkan harta kekayaan. Mampukah pembaruan politik dan perbaikan ekonomi dunia membawa damai ke tengah-tengah masyarakat seperti ini? Seiring dengan banyaknya penemuan-penemuan baru se­ karang ini, apakah kita dapat berharap satu kali nanti riset akan mengumumkan di internet bahwa “resep damai telah di temukan? Bolehkah orang muda mencari kedamain di badan perdamaian dunia, Perserikatan Bangsa-Bangsa? Pembuatan rudal, peluru kendali, bom kimia dan senjata nuklir lainnya benarkah untuk tujuan perdamaian? Sesungguhnya pada zaman ini yang dibutuhkan Tuhan ia­ lah anak-anak Allah menjadi pembawa damai bukan suka da­ mai. Pembawa damai adalah misi anak-anak Allah. Berapa ba­ nyakkah anak-anak Allah di tubuh organisasi Gereja Masih Advent Hari Ketujuh yang selalu pergi dengan membawa da­ mai sejahtera Yesus Kristus? Sesungguhnya pembawa damai itulah yang disebut “anak-anak Allah” oleh Yesus dalam khot­

38

Adventist World | April 2016

bahnya di atas bukit. “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah” (Matius 5:9). Menciptakan damai dalam suasana kacau, gaduh, saling mempersalahkan, bermusuhan, dan saling mendendam ada­ lah tindakan Ilahi dan sifat anak-anak Allah. Tetapi yang pa­ ling parah ialah suasana damai yang berpura-pura. Tidak ada keributan dan kega­duhan, tetapi diam dan membisu dengan seribu bahasa karena sudah 10 tahun tidak saling menyapa. Ji­ ka ditanya apa masalah­nya, mengapa sampai begitu lama ti­ dak saling menyapa? Kedua belah pihak mengaku “benar” pa­ dahal sama-sama “salah” sampai sepuluh tahun berlalu belum ada pengakuan bersalah dari kedua belah pihak yang bermu­ suhan dalam gereja. Belum hidup berdamai walau pun sudah didamaikan. Sarjana, master dan doktor tidak menjanjikan damai di kala­ngan anggota gereja, tetapi Roh yang melayakkan kita menjadi anak Allah, itulah harapan kita sebab demikianlah Firman Tuhan me­ngatakan, ”Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Al­ lah. Oleh Roh itu kita berseru: “ya Abba, ya Bapa!” Roma 8:15. Hanya Roh itulah yang dapat mengobahkan kedua belah pi­ hak yang hati­nya luka menjadi sembuh total, yang jiwanya ke­ ras menjadi lemah lembut dan roha­ninya padam kini iman­ nya menjadi bercahaya terang menyinari sekitarnya. Dulu sa­ ling mempersalahkan sekarang saling memaafkan, dulu saling mendendam sekarang saling mengampuni, dulu saling me­ nyakiti sekarang saling menghibur dan mengobati, dulu saling membenci sekarang sudah saling mengasihi oleh karena Kasih Yesus sudah hidup di dalam hati kedua belah pihak. Firman Tuhan ini sudah hidup dalam hati jemaat, “Hen­ daklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan se­ lalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain” (Markus 9: 50). Garam perdamaian ini yang akan menuntun jemaat


WARTA

GEREJA ADVENT “Lihatlah, Aku Datang Segera” Misi kami adalah untuk meninggikan Yesus Kristus, mempersatukan umat Advent di mana saja dalam iman, misi, kehidupan, dan pengharapan.

kepada persekutuan jemaat yang mula-mula seperti Firman Tuhan mencatat, “Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus” (1 Yohanes 1:5), dan Paulus menambahkan dalam 2 Korintus 13:13, “… dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian.” Damai sejahtera Yesus Kristus menciptakan persekutuan dan rasa kebersamaan yang benar seperti yang dipantulkan oleh persekutuan Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus. Hanya ada satu persekutuan yang dilarang Firman Allah bagi kita sebagaimana Paulus menulis, “Dan aku tidak mau, bahwa kamu bersekutu dengan roh-roh jahat” (1 Korintus 10:20). Perjuangan Yesus datang ke dunia ini mempraktikkan hidup damai itu tidak mudah dan tidak enak, penuh pengorbanan demikianlah sebagai hamba Tuhan para Pendeta yang mau membawa damai harus berkorban. Pernah ada seorang pendeta yang serius melayani, berkorban 4 tahun menda­ maikan dua belah pihak yang bertikai dalam sebuah gereja, didapati Gereja itu da­ mai dan sungguh aman dan penuh sukacita. Ketika terjadi mutasi masuklah pen­ deta yang lain menggantikan pendeta yang sebelumnya, dia lalai dan membiarkan dua pihak bertikai tanpa terkendali, maka hancurlah perdamaian yang telah di­ perjuangkan. Akhirnya gereja itu terpecah dan tercerai berai. Bagai­manakah saya dapat disebut anak-anak Allah jika saya merusak damai dan meninggalkan perpe­ cahan? Orang yang dituntun oleh Kasih Yesus dan dikuasai oleh Roh Kudus akan me­ miliki Roh persekutuan di dalam gereja. Damai Allah melebihi semua pengertian. Mutu damai yang kita maksudkan dapat dihasilkan hanya oleh orang yang hidup berdamai satu dengan yang lain. Laki-laki dan perempuan yang benar-benar membawa damai itulah jurudamai sama dengan “Anak Allah “ Kesimpulan Jika Anda percaya kepada Yesus Kristus yang telah menang dan berhasil mem­ bawa damai, memperdamaikan kita dengan Bapa dan bahkan meninggalkan da­ mai sejahtera-Nya di bumi ini, percayalah bahwa Ia sanggup menuntun Anda un­ tuk menang dan boleh berdamai dengan orang yang pernah menyakiti hati Anda dan bahkan Tuhan menunggu kita agar kita pergi membawa damai, karena kita adalah anak-anak Allah. Dan percaya jugalah kepada penolong yang Ia janjikan yaitu Roh Kebenaran. Kita bersyukur kepada Yesus mau berdiri di samping kita mengadakan pembelaan terhadap perjuangan kita melawan serangan Iblis bukan melawan saudara seiman. Hanya Kristus yang dapat mengirimkan seorang peno­ long yaitu Roh Kudus bagi kita agar kita juga berhasil menjadi pemenang dan pembawa damai. Kristus harus segalanya dalam hidup kita. Ia yang harus bertakh­ ta dalam hati kita, hidun-Nya harus hidup dalam kehidupan kita. Sebagai mana darah mengalir melalui pembulu-pembulu darah kita demikianlah hendaknya ke­ hidupan damai sejahtera Yesus akan mengaliri sekujur tubuh kita. Penolong yang Ia janjikan itu yaitu Roh Kebenaran haruslah menjadi penguasa atas diri kita, itu­ lah kuasa bagi anak-anak Allah agar mampu membawa damai kapada orang lain dan membawa orang lain itu kepada Yesus. Jadilah anak-anak Allah pembawa da­ mai. n

Penerbit Indonesia Publishing House (anggota IKAPI Jawa Barat) Jalan Raya Cimindi 72 Bandung, 40184 Ketua Pengarah W. Mandolang Ketua Bidang Usaha S. Manueke Bendahara W. Purba Pemasaran S.P. Rakmeni Pemimpin Redaksi J. Pardede (Plt.) Redaksi Pelaksana Angky Tumbal Desain Isi F. Manurung Tim Redaksi F. Parhusip, F. Ngantung, A. Siahaan Komunikasi Uni D. Panjaitan, Uni Indonesia Kawasan Barat H. Waworuntu, Uni Konferens Indonesia Kawasan Timur Komunikasi Konferens/Daerah/Wilayah M. Tambunan, Sumatera Kawasan Utara P. Hutapea, Sumatera Kawasan Tengah V. J. Sinaga, Sumatera Kawasan Selatan S. Simorangkir, DKI Jakarta dan Sekitarnya A. Naibaho, Jawa Kawasan barat S. Simangunsong, Jawa Kawasan Tengah E. Sembiring, Jawa kawasan Timur D. Kana Djo, Nusa Tenggara W. Tulong, Kalimantan Kawasan Timur B. Simanungkalit, Kalimantan Barat J. Tendean, Minahasa H. Wambrauw, Papua N. Lumoindong, Sulawesi Selatan Ch. Muaya, Sulawesi Tengah R. Pelafu, Nusa Utara D. Supit, Manado I. Lisupadang, Luwu Tana Toraja R. Frans, Minahasa Utara dan Kota Bitung T. Mayai, Papua Barat J. Frans, Bolaang Mongondow dan Gorontalo H. Ramba, Maluku Izin Departemen Penerangan RI No. 1167/SK Ditjen PPG/STT/1987 Alamat Redaksi Jalan Raya Cimindi 72 Bandung, 40184 Telp. (022) 6030392; Fax. (022) 6027784 Email: adventistworld_indonesia@yahoo.co.id Pemasaran Tlp/Fax: 022-86062842

Pdt. Urbanus Sinambela Gembala Distrik Dumai, Daerah

Sumatera Kawasan Tengah (DSKT).

Redaksi menerima naskah berita dan foto sesuai dengan misi majalah ini, maksimal 500 kata. Tim redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengubah isi dan maksud penulis. Berita akan dimuat bilamana dilengkapi dengan nama dan alamat pengirim yang jelas. Naskah tidak akan dikembalikan. Walaupun kami berusaha untuk memasukkan seluruh berita yang masuk, tetapi atas pertimbangan tim redaksi, ada kemungkinan tidak semua naskah berita yang masuk akan dipublikasikan.

April 2016 | Adventist World

39



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.