War t a G e re j a Ma s ehi Ad v e nt Har i Ke t u j u h
0 2 - 2 01 2
Apakah
Kita
Mendengar
Mereka?
11
Penyakit
karena Pilihan
20
Sukacita
Sabat
24
Kerja Sama yang
Tidak Lazim
0 2 - 2012
4HE )NTERNATIONAL 0APER FOR 3EVENTH DAY !DVENTISTS
&E BR UA R Y
$O7E
(EAR 4HEM
$ISEASES
4HE $ELIGHT OF THE
OF #HOICE
3ABBATH
!N
5NUSUAL
0ARTNERSHIP
16 C E R I TA
S A M P U L
Apakah Kita Mendengar Mereka?
Oleh Larry R. Evans
Yesus melihat orang-orang dengan kebutuhan khusus dan membawa mereka dalam lingkaran-Nya.
8 Oleh Ted N. C. Wilson
P A N O R A M A S E D U N I A “Supaya Mereka Menjadi Satu” Salah satu tantangan terbesar yang kita hadapi adalah mengenai kesatuan.
1 2 Oleh Gilbert Vega
RENUNGAN Jatuh ke Dasar—Diangkat ke Atas
14
KEHIDUPAN ADVENT Bagaimana Kita Berpartisipasi Menyelamatkan Mereka? Oleh Cecilia Cornejo
Apakah cara terbaik untuk membuat anak-anak kita tetap terhubung dengan gereja?
20
K E P E R C A Y A A N Sukacita Sabat Oleh Raúl Quiroga
D A S A R
Jika Sabat bukanlah hari kesukaan, maka Anda tidak menguduskannya dengan benar.
24 Oleh Chek Yat dan Sally Lam-Phoon
P E L AYA N A N A DV E N T Kerja Sama yang Tidak Lazim Orang muda Advent di Cina menerima kesempatan pendidikan yang unik.
Kita semua pernah jatuh. Bersyukurlah kepada Allah atas mereka yang telah mengangkat kita.
D E PA R T E M E N TA L 3
LAPORAN SEDUNIA
3 Sekilas Berita 6 Fitur Berita
11 K E S E H A T A N S E D U N I A Penyakit karena Pilihan
22 R O H N U B U A T Pegangan Emas
27 P E L A J A R A N A L K I T A B Iman Akhir Zaman
26 P E R T A N Y A A N
28
DAN
JAWA B A N A L K I TA B
Penolong yang Lain
PERTUKARAN IDE
31 Sebuah One-Day Church
www.adventistworld.org Tersedia online dalam 13 bahasa.
2
Adventist World | 02 - 2012
Pada sampul: KANADA: Seorang wanita tuli sedang menyanyikan lagu dengan bahasa isyarat untuk satu jemaat yang mendengarkan di Toronto, Kanada. Sarung tangan putih menambah gaya gemulai bernyanyi dalam bahasa isyarat tersebut. P h o t o
c o u r t e s y
o f
j o h n
b l a k e / d i g i ta l ly
m o d i f i e d
Menuju Dunia yang Sunyi Bagi masing-masing kita, ada satu kisah istimewa tentang Yesus yang paling berkesan dari semua—satu cerita yang menggerakkan kita melebihi ungkapan kata-kata. Bagi saya, dari dulu cerita itu merupakan catatan Injil Markus tentang pertemuan Yesus dengan seorang yang tuli dan gagap (Markus 7:31-37). Apa yang tampaknya merupakan potongan cerita aneh, sarat dengan kejadian yang ganjil, pada akhirnya mengungkapkan cerita Tuhan yang akan menembus segala rintangan untuk menggapai orang yang terluka dan yang kesepian. Melalui sikap tubuh, isyarat, dan pertunjukan bisu, Yesus memasuki dunia yang sunyi dari dia yang tidak pernah mendengar ataupun berbicara: Firman Allah, bagi orang ini, menjadi tanda dari Allah, yang tanpa sepatah kata menyampaikan kasih karunia dan kasih yang menyembuhkan dan memulihkan dia kepada komunitasnya. Keterkejutan kita saat kisah ini berakhir bukanlah saat Yesus membuat seorang tuli bisa mendengar, tetapi bahwa kasih sayang-Nya demikian istimewa, begitu fokus pada individu ini, sehingga Ia akan melakukan apa yang tidak mau dilakukan orang lain dalam budaya-Nya untuk menyampaikan kasih sayang Allah yang menakjubkan. Kisah penyembuhan ini juga merupakan perumpamaan bagi gereja-Nya, yang terbiasa berpikir tentang “kebaikan terbesar untuk jumlah terbesar”—tentang mayoritas, efisiensi, dan apa yang paling diinginkan orang-orang. Yesus bermaksud agar gereja-Nya, yang bertindak atas nama-Nya, menghasilkan kasih sayang yang sifatnya berfokus pada individu seperti itu—perhatian yang sama kepada tantangan dan bakat yang unik—yang mencirikan pelayanan-Nya sendiri. Yesus melihat murid yang berpotensi pada masing-masing orang yang ditemui-Nya—wanita dan pria, orangorang dari segala jenis etnis, pengguna berbagai macam bahasa, yang mendengar dan yang tuli, yang melihat dan yang buta—dan Ia menyesuaikan rencana pelayanan yang diselaraskan dengan kebutuhan mereka. Setelah membaca cerita sampul bulan ini, Anda akan merasa terdorong untuk mengetahui bagaimana gereja Anda menjangkau keluar kepada jutaan orang di seluruh dunia yang terutama serupa dengan apa yang terdapat dalam cerita dalam Markus 7. Sementara membaca, berdoalah meminta hati yang berbelas kasih yang bersedia menembus segala rintangan dengan kabar baik penyembuhan dan pemulihan.
LAPORAN SEDUNIA
Wintley Phipps Membawa Harapan ke
Penjara Slovenia
■■ Wintley Phipps, pendeta dan penyanyi Advent, mengunjungi fasilitas penjara di Dob, Slovenia. Setelah mendapat undangan dari anggota Parlemen European Union (EU) Lojze Peterle, Phipps tampil di hadapan para narapidana, keluarga mereka, personil penjara, dan para undangan dari bidang politik dan gereja. Phipps memulai program itu dengan membawakan lagu “The Lord’s Prayer,” kemudian menyertakan beberapa lagu kebaktian dan rohani yang terkenal dan mengakhirinya secara khidmat dengan lagu SUARA PENGHARAPAN: “Amazing Grace.” Melalui pesan-pesan dari lagu-lagu dan penyajian singkat di sela-seWintley Phipps, seorang penlanya, Wintley sungguh-sungguh “membadeta Advent dan penyanyi rowa pengharapan kepada kami semua,” dehani, tampil di Slovenia. mikian Joze Podrzaj, direktur penjara tersebut berkata dalam sambutannya. Para tahanan berterima kasih kepada Phipps dengan tepuk tangan meriah dan bingkai sarang lebah buatan sendiri, tanda mata tradisional orang Slovenia. “Ini merupakan kunjungan yang sungguh-sungguh menginspirasi dari seorang yang istimewa yang menggunakan hidupnya menghibur mereka yang paling membutuhkan,” kata Peterle dalam pernyataannya kepada AdventPress. Phipps tiba di Slovenia bersama istrinya, Linda, dari Brussels, di mana ia bernyanyi di Prayer Breakfast tahunan untuk anggota parlemen EU. Selama kunjungan singkatnya ia juga bertemu dengan Robert Friskovec, seorang koordinator untuk pelayanan penggembalaan di penjara Slovenia, dan Zmago Godina, Ketua Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, Konferens Slovenia.
—Dilaporkan oleh TEDNews
Sekolah Advent Paling Selatan Menamatkan Siswa Sekolah Menengah Atas ■■ Setelah 57 tahun kehidupan akademis, Liceo Adventista de Punta Arenas (Punta Arenas Adventist Academy) mengadakan penamatan sekolah menengah tingkat atas yang pertama. Dalam satu upacara yang penuh perasaan itu, 29 siswa lulus sebagai kelas tahun 2011. Beberapa dari siswa ini telah diterima masuk ke program insinyur, kedokteran, atau pendidikan untuk tingkat lanjut. Didirikan pada tahun 1954 dengan istri pendeta sebagai satu-satunya guru, sekolah tersebut sekarang menerima 520 siswa mulai kelas taman kanak-kanak sampai kelas 12. Sepuluh dari 29 lulusan tahun ini menyelesaikan semua pendidikan mereka di Punta Arenas Adventist Academy. Di wilayah tersebut, sekolah ini diakui bidang akademis maupun nilai-nilai
Bersambung ke halaman berikut
02 - 2012 | Adventist World
3
4
Adventist World | 02 - 2012
MERAYAKAN KELULUSAN: Beberapa pemimpin datang untuk penamatan kelas sekolah menengah atas yang pertama di Punta Arenas Adventist Academy di Chile, sekolah paling selatan dalam jaringan pendidikan gereja sedunia. Dari kiri: Cesar Beroiza, Lisa Beardsley-Hardy, Juan Carlos Diaz, dan Mauricio Galdamez. Diaz Costa berbicara tentang pentingnya siswa mengembangkan iman. Ia mengakui hasil kerja dari mereka yang telah memainkan peran dalam mengembangkan lembaga itu di masa lalu. Sebutan khusus diberikan kepada Cesar Beroiza dan istrinya serta kepada Maruricio Galdamez, yang sekarang sedang melayani di Talca dan Angol, Chile. Kedua guru tersebut merupakan tamu istimewa dari kelas tamatan dan diakui atas kerja baik yang telah mereka lakukan untuk sekolah itu. Musik istimewa disediakan oleh paduan suara institusi tersebut dan oleh pemain terompet terkenal Chilean Army, Lt. Fernando Leiva. —dilaporkan oleh David Mauricio Sandoval Romero, El Liceo Adventista de Punta Arenas; terjemahan oleh Myrta Rojas (dalam bahasa Inggris).
Inisiatif “Revived by His Word” Dimulai ■■ Satu inisiatif baru dari General Conference yang dikoordinasikan oleh Revi val and Reformation Committee, “Revival by His Word,” terutama dirancang untuk memperkuat pengalaman rohani dari masing-masing anggota gereja melalui membaca Alkitab. Armando Miranda, seorang wakil ketua General Conference dan Ketua Revi val and Reformation Committee, berkata, “Mendengarkan Allah berbicara kepada kita melalui Firman-Nya tidak bisa digantikan posisinya oleh apa pun. Pere
nungan Kitab Suci dengan penuh doa merupakan sumber kekuatan rohani yang utama.” “Revived by His Word” merupakan satu pendekatan unik untuk membaca seluruh isi Alkitab. Anggota-anggota gereja di seluruh dunia akan diimbau untuk bersatu dalam membaca atau mendengarkan satu pasal Alkitab setiap hari, mulai tanggal 17 April 2012, selama rapat gereja musim semi. Rencana pembacaan Alkitab akan di akhiri di sidang General Conference di San Antonio, Texas tahun 2015. Ada 1171 hari mulai dari Rapat Musim Semi (Spring Council) 2012 sampai permulaan sidang General Conference pada tanggal 2 Juli 2015. Ada 1189 pasal dalam Alkitab. Dengan membaca satu pasal tiap hari, dan dua pasal selama sidang General Conference, maka jutaan anggota yang berpartisipasi akan menyelesaikan perjalanan menyusuri Alkitab di akhir sidang General Conference. Satu komponen internet pada halaman web, Revival and Reformation yang disponsori oleh Ministry Association sedunia akan mengizinkan partisipan membagikan buah pemikiran perenungan hasil inspirasi secara internasional. “Revived by His Word” lebih luas daripada membaca atau mendengarkan satu pasal dari Alkitab setiap hari. Itu akan mengarahkan perhatian seluruh keanggotaan kepada pentingnya mengenal Yesus melalui firman-Nya. —dilaporkan oleh Mark Finley, Asisten Ketua Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, General Conference.
M y r ta
Kristennya, dan ada daftar tunggu untuk penerimaan siswanya. Terletak di Strait of Magellan yang menghadap Antartika, Punta Arenas Adventist Academy merupakan yang paling selatan dari seluruh sekolah-sekolah Advent yang berjumlah 7.806. Di dalam sistem ini ada 1.680.153 siswa di seluruh dunia. Augusto Aguila dan Isolina Olivares, bersama dengan pasangan Megarejo-Andrade, hadir mewakili generasi yang menyaksikan permulaan impian memiliki sekolah-sekolah Advent di kota paling selatan di dunia ini. Daftar tamunya termasuk Cesia Aguila dan Eliana Dobson, yang menerima penghargaan istimewa menjadi guru pertama di lembaga tersebut. Hadir pula Margarita Goic, pengacara untuk sekretaris pendidikan Wilayah Magallanes, dan Nelson Santana, pengawas Departemen Pendidikan untuk Provinsi Magallanes, keduanya mewakili kementerian pendidikan di Chile. “Kami akan terus mendukung sekolah ini,” kata Goic, yang berperan penting dalam pengurusan sekolah menengah tersebut. Kepala sekolah Juan Carlos Diaz Costa menambahkan, “Nona Goic merupakan satu aset besar dan dukungan bagi sekolah.” Upacara itu bersejarah karena kehadiran Lisa Beardsley-Hardy, direktur pendidikan untuk Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, General Conference, yang berbicara kepada lebih dari 300 orang yang berkumpul di gelanggang itu. Beardsley-Hardy menekankan pentingnya melanjutkan pendidikan Kristen mereka dan menantang kelas tamatan untuk berpetualang dan memilih dari antara 111 perguruan tinggi dan universitas Advent di dunia. Ia mengimbau mereka untuk setia pada tugas apa pun yang ada di hadapan mereka dan menyerahkan mimpi mereka di hadapan Allah dalam doa, karena oleh kehendak-Nyalah berkat diberikan kepada mereka dan orang lain bisa mendapat berkat melalui mereka.
R o j a s
LAPORAN SEDUNIA
■■ Para partisipan pada satu pertemuan kebebasan beragama tingkat tinggi barubaru ini di Moscow memutuskan untuk membuat keadaan menyedihkan agama minoritas yang teraniaya di Timur Tengah dan Afrika, nyata dalam sorotan komunitas internasional. Sekitar 100 juta orang Kristen di seluruh dunia—terutama di Timur Tengah dan beberapa bagian Afrika—menderita penganiayaan atau terjebak dalam konflik keagamaan yang sengit, menurut para pengurus kongres. Konferensi internasional yang berfokus pada kebebasan beragama dan diskriminasi terhadap orang Kristen yang berlangsung selama tiga hari dimulai tanggal 30 November 2011, dan mengumpulkan berbagai kelompok agama berbeda dari Ortodoks, Protestan, Yahudi, Katolik Roma, dan komunitas Islam. Puncak dari agendanya adalah pertum-
buhan dari apa yang disebut oleh beberapa orang “Christianophobia” di banyak negara di mana agama-agama atau ideologi dominan menggunakan kekuatan politik dan sosial yang berarti. Vasility Stolyar, direktur urusan publik dan kebebasan beragama untuk Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Divisi Euro-Asia, berkata para partisipan kongres bersatu dalam ketetapan mereka untuk lebih berusaha meredakan keadaan dari minoritas agama yang menderita penganiayaan di seluruh dunia. Diskusi-diskusi di kongres juga berfokus pada dampak dari apa yang disebut Arab-Spring tentang hak-hak minoritas agama di negara-negara yang mengalami perubahan politis yang dramatis. John Graz, sekretaris umum dari International Religious Liberty Association, menggambarkan permasalahan yang muncul pada kongres itu sebagai satu “permasalahan penting dan berkembang bagi para pendukung kebebasan beragama.” Graz berkata IRLA selama ini telah
mengikuti adanya peningkatan kekerasan dan serangan sosial melawan minoritas keagamaan di wilayah tersebut selama bertahun-tahun, termasuk bertambahnya sentimen anti Kristen. Ia juga mengarahkan kepada laporan Perserikatan Bangsa-bangsa yang telah menyadari keluarnya banyak orang Kristen dari Irak dan, baru-baru ini, Libya—satu kecenderungan yang mengindikasikan satu pemahaman penting terhadap kegelisahan di tengah kelompok-kelompok agama minoritas. “Kami mendesak pemerintah-peme rintah di seluruh dunia, bersama dengan badan-badan internasional seperti Perserikatan Bangsa-bangsa, untuk melakukan segala sesuatu dalam kekuatan mereka untuk memastikan kebebasan beragama, sebagai hak asasi manusia, diakui sekaligus dilindungi di negara-negara ini,” kata Graz. —dilaporkan oleh Bettina Krause/Adventist News Network.
S t o lya r
Konferens Moscow Menyoroti Kebebasan Beragama
02 - 2012 | Adventist World
Va s i ly
FOKUS KEBEBASAN: Pendukung kebebasan beragama bertemu di Moscow untuk mengusulkan langkah-langkah membuat keadaan kelompok agama minoritas yang teraniaya tetap terpantau di mata publik.
5
LAPORAN SEDUNIA
Pelayanan Pendeta Advent Temu-Sekilas Oleh Ansel Oliver/Adventist News Network
Seorang
S
Mereka memiliki pendeta di Bandara?
etiap Kamis pagi José A. Barrientos, Jr., meninggalkan rumahnya segera setelah pukul 5 pagi dan berkendaraan menuju Washington Dulles International Airport untuk melayani kawanan dombanya selama beberapa jam. Jemaatnya bukan anggota-anggota di bangku gereja, melainkan para pegawai yang sibuk pulang pergi kerja di salah satu bandara internasional terbesar di negara itu. Barrientos, seorang pendeta Advent, adalah salah satu dari 18 asisten pendeta di tempat sibuk itu. Bukan hanya yang paling muda—dia juga pendeta Hispanic (yang ada hubungannya dengan orang Latin/Spanyol) di sana, yang membuatnya mondar mandir menawarkan bantuan kepada para penumpang berbahasa Spanyol, Portugis, dan Italia, juga staf bagian pemeliharaan, yang kebanyakan adalah kaum Hispanic. Ia bersama chaplain lain menawarkan bantuan dengan mengelilingi bandara mencari mereka yang perlu bantuan mencari arah, menenangkan para penumpang yang belum menerima barang di tempat penerimaan bagasi, atau membaca wajah-wajah untuk menemukan mereka yang mungkin memerlukan penghiburan. Barrientos juga bergiliran sekali sebulan memimpin kebaktian Protestan Rabu petang yang diadakan di kapel antar agama di terminal internasional itu. Pekerjaan tetap Barrientos adalah pendeta pelayanan anak-anak di Community Praise Center Adventist Church di Alexandria, Virginia, tetapi ia bekerja sukarela beberapa jam setiap minggu di luar gereja di Dulles.
6
Adventist World | 02 - 2012
Para pemimpin denominasi berharap agar lebih banyak pendeta Advent yang melayani sebagai pendeta komunitas di bandara dan itu merupakan satu gagasan yang akan berkembang. “Kami menyokong agar lebih banyak pendeta memperluas pelayanan mereka ke dalam komunitas,” kata Gary Councell, Direktur Adventist Chaplain Ministries (ACM), perwakilan kependetaan denominasi. “Kami memiliki pengaruh hanya bila kami berbaur dengan orangorang dan menggunakan waktu bersama mereka untuk kepentingan mereka bukan kebutuhan kami.” Para pendeta Advent disahkan oleh ACM melayani di tempat-tempat seperti badan hukum, departemen pemadam kebakaran dan polisi, acara-acara olahraga dan pelayaran. Banyak orang akan berbicara kepada seorang pendeta di bandara hanya untuk mencurahkan suasana hati mereka yang senang selama beberapa menit, sementara yang lain sangat memerlukan dukungan rohani, seperti seorang wanita yang sedang bersedih selama kebaktian kapel setelah mengetahui pasangannya tidak setia. Beberapa orang mencari hal-hal lain. “Perlu bantuan menemukan gerbangnya?” Barrientos bertanya pada seorang pria yang sedang kebingungan menuju koridor buntu sambil membawabawa tas punggung besar, tas komputer, dan bantal leher. Barrientos adalah seorang pendeta, tetapi ia juga melayani sebagai seorang pemandu, pemerhati restoran, dan perwakilan hubungan masyarakat tingkat pertama. Ia memamerkan arsitektur ter-
minal-terminal baru dan mengutarakan renovasi-renovasi yang akan diadakan. Bandara Dulles baru-baru ini terlibat dalam proyek konstruksi transportasi di negara itu. “Anda akan menyukainya. Bila sudah selesai, Anda akan berkata, ‘Saya ingin lebih banyak melakukan perjalanan,’” katanya kepada para penumpang. Dibuka tahun 1962, Dulles berjarak 26 mil dari Kota Washington, D.C., dan mempekerjakan hampir 30.000 orang. Tahun lalu tempat ini melayani hampir 24 juta penumpang, menurut situs webnya. “Itu adalah tempat yang sangat besar,” Barrientos berkata dini pagi hari belakangan ini sambil berjalan menuju terminal. “Apakah Anda siap banyak berjalan kaki?’
Pengawasnya, Ralph Benson, mengenakan pedometer dan memperkirakan ia berjalan lima sampai sembilan mil setiap hari pada pekerjaan itu. Sebagai seorang penganut Baptis Amerika, ia sering melihat Barrientos pada pekerjaan itu dan meminta bantuannya bekerja dengan para pengguna bahasa Spanyol saja. “Ia menyenangkan; semua orang menyukainya,” kata Benson, yang melayani sebagai direktur pelayanan untuk Metro Washington Airports Interfaith Chapels, Inc. Organisasi nirlaba tersebut menyediakan pelayanan bagi Metropolitan Washington Airports Authority, yang
memiliki Dulles International dan Reagan National Airports. Barrientos memiliki rambut berwarna gelap dan lancip serta mengenakan jas berwarna abu-abu arang dengan dasi hijau. Terserah pada pendeta bagaimana ia ingin berpakaian, katanya, tetapi ia memilih pakaian resmi—karena ia memer lukan semua kepercayaan yang dapat ia peroleh. Ia berusia 28 tahun dengan wajah ceria dan muda, serta perawakan yang ramping. Sebagian besar orang Hispanic, katanya, tidak berharap seorang pendeta itu muda. “Tetapi Anda tidak tua,” seorang pe-
O l i v e r A n s e l b y p h o t o s
Atas: MEMBANTU ORANG LAIN: José Barrientos, seorang pendeta relawan di Washington Dulles International Airport, membantu keluarga Ribeiro menemukan bus menuju mall terdekat selama 5 jam persinggahan mereka antara Rio de Janeiro dan Orlando. Barrientos membantu para penumpang berbahasa Spanyol dan Portugis dengan bantuan praktis dan kadang-kadang berdoa bersama mereka yang memerlukan penghiburan rohani. Halaman sebelah: BANYAK BERJALAN: Barrientos, kiri, membantu seorang pelancong menemukan gerbangnya pada pagi hari Kamis baru-baru ini. Beberapa hari ia menemui orang-orang di kapel bandara, sementara hari lain ia berjalan beberapa mil membantu para penumpang menunjukkan arah. Kiri: MENYAPA PARA PEKERJA: Barrientos seringkali menyempatkan diri menyapa para pegawai Hispanik di Dulles. Di sini ia mengobrol sejenak dengan seorang penjaga keamanan di terminal internasional.
numpang yang bertanya-tanya di kereta bawah tanah antar terminal berkata kepadanya dalam bahasa Spanyol. Para penumpang seringkali terkejut kalau pekerjaannya itu ada. “Saya bahkan tidak mengetahui kalau bandara ada pendetanya,” kata Betsy Buckner, yang bersama suaminya telah terbang sepanjang malam setelah mengunjungi sahabat-sahabat di Argentina. Mereka sedang mencari ruang tunggu eksekutif Air France selama 5 jam singgah sebelum terbang ke rumah ke San Diego, Kalifornia. “Para penumpang biasanya mengalami salah satu dari dua keadaan ekstrem: Orang-orang biasanya benar-benar senang atau benar-benar sedih,” kata Barrientos. Banyak penumpang yang ditemuinya hendak mengunjungi orangorang yang dikasihi, sementara yang lain baru kehilangan orang-orang yang dikasihi. Pelayanan di bandara itu cepat—seorang pendeta harus mengetahui seseorang dengan cepat dan kemudian, sama cepatnya, membiarkan mereka pergi. “Bagi saya itu mudah. Saya suka bersahabat,” katanya setelah bercakap-cakap dengan seorang penjaga keamanan. “[Pacar saya] akan memberitahu Anda kalau saya suka banyak berbicara.” Ketika tidak sedang berbicara dengan pegawai atau menuntun penumpang, Barrientos memberitahu orang tentang kapel dan pelayanannya. Tentang rak literatur, katanya buku Advent yang sering diisinya seringkali adalah El Caming a Christo, versi bahasa Spanyol dari Steps to Christ, ditulis oleh salah seorang pendiri Gereja Advent, Ellen White. Sekitar 300 orang mengunjungi kapel setiap harinya. Kapel bandara yang pertama, didirikan tahun 1951 di Boston’s Logan International Airport. Itu adalah sebuah kapel Katolik yang diberi nama “Our Lady of the Airways.” Sekarang lebih dari 140 bandara di seluruh dunia memiliki kapel, menurut International Association of Civil Aviation Chaplains, satu organisasi nirlaba. n
02 - 2012 | Adventist World
7
S E D U N I A
J a m e s
J o s e p h
J a c q u e s
T i s s o t
P A N O R A M A
Supaya Mereka Oleh Ted N. C. Wilson
D
Menjadi
imulai dengan hanya beberapa orang percaya Alkitab yang setia di pertengahan abad kesembilan belas Amerika, Tuhan telah begitu limpahnya memberkati Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Kini telah berkembang menjadi satu pergerakan sedunia, bekerja dalam ratusan bahasa, mencakup beraneka ragam jutaan orang percaya yang ditemukan di 206 negara di seluruh dunia. Dan meskipun Tuhan tentu telah memberkati kita, tetapi kita juga memiliki tantangan. Kita tidak hanya hidup di dunia yang rumit, dan beraneka ragam, dengan budaya-budaya yang berbeda-beda dan sekularisme merajalela, tetapi kita juga harus melihat pengertian berbagai budaya di dalam gereja, berbagai sudut pandang tentang aturan, tantangan sosio-ekonomi, dan faktor-faktor lain. Di antara ini semua, salah satu tantangan terbesar yang kita hadapi sebagai satu badan orang percaya sedunia adalah mengenai persatuan.
8
Adventist World | 02 - 2012
Satu
Menjaga Persatuan Umat yang Sisa
Persatuan didefinisikan sebagai keadaan bersatu atau bergabung secara keseluruhan. Itu merupakan keselarasan atau kesepakatan antara orang-orang atau kelompok. Persatuan adalah apa yang Allah inginkan bagi orang-orang percaya-Nya, gereja-Nya. Baru beberapa jam sebelum penyaliban kita menemukan Yesus dalam perjalanan menuju Getsemani, memohon kepada Bapa-Nya untuk persatuan di antara orang-orang percaya-Nya, “supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita,.... Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu” (Yoh. 17:21-23). Yesus mengetahui kekuatan dan kelemahan individual dari masing-masing murid. Kita diberitahu bahwa “dalam diri murid-murid pertama ini diwakilkan keanekaragaman. Mereka harus menjadi guru-guru dunia, dan mereka mewakili berbagai macam karakter. Supaya sukses melaksanakan pekerjaan, orang-orang ini, yang berbeda dalam karakteristik alaminya dan dalam kebiasaan hidup, perlu datang dalam persatuan perasaan, pemikiran, dan tindakan. Persatuan inilah yang menjadi sasaran Kristus agar dilakukan... doa-Nya yang terus menerus untuk mereka adalah agar mereka disucikan melalui kebenaran... Ia mengetahui bahwa kebenaran ditambah dengan Kemahakuasaan Roh Kudus akan menang dalam peperangan melawan kejahatan” (The Acts of the Apostles, hlm. 20, 21). Akan tetapi, pada awalnya tampak seolah doa Yesus meminta persatuan itu tak terjawab. Karena ketakutan dan malu, murid-murid melarikan diri dari Tuhan mereka saat Ia ditahan dan diseret ke hadapan orang banyak. Setelah Penyaliban mereka bingung, kecewa, dan bersembunyi, takut dianiaya. Namun 50 hari berikutnya murid-murid yang sama ini yakin dan bersatu saat “semua orang percaya berkumpul di satu tempat” (Kisah. 2:1). Bagaimanakah bisa dalam waktu demikian singkat muridmurid berubah dari keadaan kecewa, terpisah, dan hilang semangat menjadi bersatu, yakin, berubah? Apakah yang dapat kita pelajari dari mereka sementara kita berusaha dirangkul oleh persatuan yang Kristus rindukan agar kita miliki? Ada sedikitnya tujuh pelajaran yang dapat kita petik dari pengalaman murid-murid Kristus ini. Tujuh Langkah Persatuan
1. Keyakinan dan kepercayaan murid-murid didasarkan pada Kitab Suci. Hal pertama yang Yesus lakukan bagi muridmurid-Nya setelah Kebangkitan adalah membuka pemahaman mereka, “sehingga mereka mengerti Kitab Suci” (Lukas 24:45). Ia telah mencoba melakukan ini sebelumnya, tetapi “sampai saat itu murid-murid tidak memahaminya, karena sampah ajaran para rabi telah menyembunyikan kebenaran dari pandangan mereka” (That I May Know Him, hlm. 340). Yesus menjelaskan Kitab Suci mulai dengan Musa, Daud, dan semua para nabi, dan mengajarkan mereka bagaimana Mesias itu harus menderita, mati, dan bangkit pada hari ketiga (li-
hat Lukas 24:44, 45). Sambil menguraikan ayat, poin demi poin, Ia memperlihatkan bagaimana Ia merupakan kegenapan dari setiap nubuatan. Pastilah itu merupakan pelajaran Alkitab yang luar biasa! Yesus terus muncul kepada para pengikut-Nya di berbagai tempat selama 40 hari berikutnya, mengajar dan memberi semangat kepada mereka. Di akhir masa itu, mereka mengerti nubuatan dan kegenapannya, dan iman mereka dengan kokoh terpaut dalam Kitab Suci. Mereka siap menerima karunia Roh Kudus. Hal yang sama berlaku bagi kita sekarang ini. Sampai kita melihat kegenapan nubuatan kebangkitan pergerakan Advent, dan maksud kita dalam menggenapi nubuatan—menyatakan pekabaran malaikat ketiga dan menyiapkan orang-orang bagi kedatangan Kristus kembali—kita akan siap menerima Roh Kudus. 2. Rasa takut mereka terhadap kematian sudah lenyap. Yesus menggunakan waktu tiga setengah tahun mengajarkan murid-murid-Nya tentang pentingnya prinsip-prinsip kerajaanNya, melalui perkataan dan teladan. Tetapi mereka lambat mengerti dan mempercayai Dia. Tetapi ketika mereka melihat Tuhan mereka yang telah bangkit, mereka jauh lebih sedia mendengar dan percaya, karena Ia telah mengalahkan kematian. Mereka tidak lagi takut terhadap kematian (atau apapun juga), dan ini memberikan mereka keberanian baru dalam mengikuti panggilan Yesus (lihat Ibrani 2:14, 15). Meskipun kita tidak secara fisik melihat Yesus, kita masih bisa meminta janji-Nya “Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya” (Yoh. 20:29). 3. Mereka mengenal kebutuhan besar mereka. Murid-murid mulai memahami besarnya tugas yang Yesus percayakan. Bagaimanakah mereka bisa berhasil melaksanakan Tugas Besar itu (lihat Mat. 28:19, 20)? Yesus menyuruh mereka untuk memulai pekerjaan mereka di Yerusalem, ladang yang paling tidak menjanjikan yang bisa dibayangkan. Mereka juga mengetahui bahwa musuh-musuh terbesar mereka adalah “pemerintah-pemerintah” dan “penguasa-penguasa,” “penghulu-penghulu dunia yang gelap ini,” dan “roh-roh jahat di udara” (Ef. 6:12). Mereka menyadari bahwa mereka bisa berhasil hanya bila mereka bergantung pada kekuatan yang lebih besar daripada diri mereka sendiri. Kita harus mengenali kebutuhan besar kita dan meminta karunia yang telah dijanjikan Allah. 4. Mereka percaya janji bahwa Tuhan mereka yang telah bangkit akan hadir bersama mereka. Yang berdengung dalam telinga mereka adalah jaminan yang Yesus berikan kepada mereka sebelum naik ke surga: “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat. 28: 20) dan “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi” (ayat 18). Bukan suatu hal yang kebetulan kalau Tugas Besar itu disertai oleh dua janji ini. Sebelum mengutus mereka terhadap apa yang tampaknya merupakan misi mustahil, Yesus meyakinkan murid-murid-Nya bahwa kehadiran-Nya akan
02 - 2012 | Adventist World
9
P A N O R A M A
S E D U N I A
menyertai mereka dan bahwa kekuatan-Nya akan tersedia bagi mereka. 5. Mereka menuruti perintah Yesus untuk menunggu kekuatan dari Roh Kudus di Yerusalem dan untuk memulai pekabaran Injil di sana. Tempat di mana Yesus disalibkan barangkali merupakan tempat paling terakhir yang diinginkan muridmurid untuk memulai pekerjaan mereka. Tetapi mereka tidak bercerai-berai; mereka menurut. Mereka mempercayai janji
mati, bahkan sampai mati di kayu salib” (Fil. 2:6-8). Mereka bertekad bahwa dengan bantuan Roh-Nya, tidak ada pekerjaan yang terlalu sulit dan tidak ada pengorbanan yang terlalu besar jika mereka mengikuti jalan yang akan ditunjuk-Nya. Apa yang paling penting adalah menjadi seperti Tuhan mereka dan memenangkan sebanyak mungkin jiwa bagi kerajaan-Nya. Di dalam gereja sekarang ini banyak hal yang membantu kita bersatu—keyakinan kita yang sama, aturan, pelajaran Seko-
Salah satu tantangan terbesar yang kita hadapi sebagai satu kumpulan orang percaya sedunia adalah dalam hal persatuan. bahwa mereka akan segera “diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi” (Lukas 24:49). Ketika Roh Kudus hinggap ke atas mereka, upaya mereka dimahkotai dengan kesuksesan. Melalui karunia Roh Kudus itulah “Kristus membawa muridmurid menuju persatuan yang hidup dengan Diri-Nya sendiri dan dengan Bapa. Melalui pekerjaan Roh Kudus atas pikiran manusia, maka manusia dijadikan sempurna di dalam Yesus Kristus. Persatuan dengan Kristus membentuk satu ikatan persatuan terhadap satu sama lain. Persatuan ini merupakan bukti paling meyakinkan kepada dunia tentang keagungan dan kebaikan Kristus dan kuasa-Nya untuk menghapuskan dosa” (Mind, Character, and Personality, jld. 1, hlm. 30). 6. Murid-murid tidak tinggal diam sementara menunggu karunia Roh Kudus. Setelah kenaikan Kristus, murid-murid “senantiasa berada di dalam Bait Allah dan memuliakan Allah” (Lukas 24:53). Selain itu, selama 10 hari mereka berdoa dengan sangat bersungguh-sungguh meminta karunia Roh dan hikmat-Nya untuk menuntun para pendengar kepada Kristus.
7. Setelah menerima karunia Roh Kudus, “ambisi” murid-murid adalah untuk menyatakan keserupaan dengan karakter Kristus dan bekerja untuk memperluas kerajaan-Nya” (The Acts of the Apostles, hlm. 48). Murid-murid mengingat
kehidupan Yesus yang murni dan suci, dan pelayanan-Nya yang rendah hati serta tak mementingkan diri yang telah mereka saksikan selama tiga setengah tahun, dan ada perubahan radikal dalam pemikiran dan perilaku mereka. Mereka tidak lagi mencoba menjadi yang terbesar; sebagai gantinya mereka merendahkan hati dan rindu memiliki pikiran Kristus, “yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba,... Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai
10
Adventist World | 02 - 2012
lah Sabat sedunia, tim kepemimpinan sedunia yang berhubungan erat, dan kepercayaan indah kita dalam kedatangan Kristus yang akan segera tiba. Akan tetapi, sebagaimana kita telah melihat dari hasil murid-murid yang berdoa dan merendahkan diri mereka sendiri di hadapan Allah, hasil persatuan yang nyata adalah melalui kuasa Roh Kudus. Hal yang sama berlaku bagi kita sekarang ini. Apa yang membuat orang-orang Advent tetap bersatu adalah Roh Kudus. Sambil mengusahakan persatuan dalam gereja, marilah tetap tujukan pandangan kepada Yesus. Marilah kita dengan tekun mempelajari Kitab Suci, sebagaimana yang Yesus lakukan bersama murid-murid-Nya, memperkuat kembali dasar dari iman kita. Marilah kita dengan bersungguh-sungguh berdoa meminta karunia Roh Kudus yang dijanjikan itu, yang mana, “apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran,” janji Yesus, “Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku” (Yoh. 16:13, 14). Kemudian dengan bersatu, marilah kita masuk di dalam kebenaran dan kuasa menuju dunia sekarat, menyatakan kabar baik kebangkitan Juruselamat yang akan segera datang membawa umat-Nya pulang. n
Ted N. C. Wilson adalah Ketua Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, General Conference, di Silver Spring, Maryland, AS.
C h o J o h n
Penyakit karena Pilihan Oleh Allan R. Handysides dan Peter N. Landless
Saya mendengar ceramah tentang “penyakit-penyakit tak menular” sebagai satu topik kesehatan penting di seluruh dunia. Penyakit-penyakit apa sajakah ini, dan bukankah penyakit-penyakit infeksi lebih memprihatinkan sebagai satu ancaman global kepada kesehatan? Apakah saya berisiko?
I
ni memang satu pertanyaan yang sangat ramai dibicarakan, dan belakangan ini ada banyak berita tentang penyakit-penyakit tak menular (NCD). Di bulan September 2011, PBB mengadakan satu pertemuan tingkat tinggi untuk membahas krisis global yang disebabkan oleh perkembangan dari penyakit-penyakit yang paling dapat dicegah ini. Perkataan sekretaris jenderal PBB menggambarkan keprihatinan yang diakibatkan oleh penyakit-penyakit ini. “Kolaborasi kita lebih dari sekadar keperluan kesehatan publik. Penyakit-penyakit tak menular ini merupakan satu ancaman bagi perkembangan. NCD terutama mengenai kaum miskin dan yang rentan, dan membawa mereka lebih jauh ke dalam kemiskinan.” Ini setelah menjelaskan pandangan suram karena perkembangan yang pesat dari insiden NCD di semua bagian dunia, dengan golongan miskin dan yang ekonominya berkembang menghadapi tantangan terbesar dan semakin berat. Anda benar bahwa penyakit-penyakit menular masih merupakan masalah utama, dan ini diilustrasikan oleh kondisikondisi seperti tuberkulosis, HIV dan AIDS, malaria, dan gastroenteritis masih merenggut jutaan nyawa setiap tahunnya. Selama beberapa dasawarsa terdapat fokus sedunia untuk memberantas penyakit-penyakit ini, seperti memperbaiki sanitasi dan kualitas air dan keamanan makanan, juga upaya untuk memodifikasi perilaku berisiko tinggi dan praktik-praktik seksual. Sementara sorotan diarahkan kepada penyakit-penyakit infeksi ini, NCD meningkat secara memprihatinkan dan merupakan penyebab utama kematian yang dapat dicegah secara global. Penyakit ini juga berperan pada kemiskinan dan hilangnya produktivitas.
NCD terutama termasuk penyakit-penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes, dan penyakit-penyakit pernapasan kronis. Penyakit ini mempengaruhi semua orang dan komunitas. Faktor-faktor risiko utama sudah dikenal baik dan sama di manamana: • Tembakau • Makanan yang tinggi lemak jenuh dan trans fat • Garam berlebihan • Alkohol • Gula berlebihan, terutama pada minuman-minuman yang diberi pemanis • Tidak aktif secara fisik • Obesitas Daftar faktor risiko ini akan membantu Anda memutuskan apakah Anda berisiko. Tembakau diisap atau dikunyah oleh lebih dari 1 miliar orang setiap harinya dan diperburuk oleh kecanduan mereka terhadap nikotin. Sedikitnya 5 juta orang mati setiap tahun oleh kematian yang berkaitan dengan tembakau. Penyakit-penyakit ini dapat dicegah bila tembakau dan asap tembakau (termasuk asap tembakau orang lain) dihindari. Meskipun penggunaan tembakau telah berkurang di banyak negara berpenghasilan tinggi, ada kenaikan yang mengkhawatirkan terhadap penggunaannya di negara-negara dengan penghasilan rendah dan menengah, dan anak remaja tetap menjadi sasaran utama dari industri tembakau. Untuk mengurangi jumlah kematian akibat tembakau dan NCD, bukan hanya laju usia mulai merokok yang harus berkurang, tetapi strategistrategi aktif berhenti merokok harus dirangkul dan dilaksanakan.
K E S E H A T A N
S E D U N I A
Diperkirakan bahwa konsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan trans, garam, dan gula merupakan penyebab dari 40 persen semua kematian setiap tahunnya dari NCD (satu gambaran yang memperkirakan 14 juta). Banyak penelitian telah memperlihatkan efek negatif dari bahan makanan ini. Adventist Health Studies telah menjadi pendahulu dalam memperlihatkan manfaat diet berbasis tumbuhtumbuhan, rendah lemak jenuh, dengan berbagai macam padi-padian, sayuran, buah-buahan, dan beberapa kacang-kacangan (segenggam kecil setiap harinya). Konsumsi alkohol merupakan penyebab utama ketiga dari kematian yang dapat dicegah. Ini berperan pada penyebab berbagai kanker, dan tidak ada tingkatan aman konsumsinya untuk mencegah bahaya yang satu ini. Enam puluh persen dari kematian yang berkaitan dengan konsumsi alkohol merupakan akibat dari NCD. Tidak aktif secara fisik berkaitan dengan pandemik obesitas belakangan ini, dan juga diabetes tipe 2. Olahraga teratur menuntun kepada kesehatan jantung yang lebih baik, pengaturan berat badan yang lebih baik, pencegahan dan perbaikan diabetes tipe 2, dan berkurangnya beberapa kanker (payudara dan usus). Singkatnya, NCD merupakan satu ancaman global utama, dan diperlukan tindakan dan kepemimpinan bersama di semua tingkatan untuk mengekang bencana penyakit yang menghancurkan ini. Banyak NCD secara total dapat dicegah. Mereka yang berisiko dapat segera dikenali. Ini merupakan kesempatan emas bagi masing-masing jemaat gereja untuk menjadi pusat kesehatan komunitas, dan tiap anggota gereja menjadi penganjur kesehatan. Ini akan membuat satu perbedaan kepada dunia kacau dimana kita tinggal. n
* www.un.org/apps/news/story.asp?NewsID=39600&Cr=non+c ommunicable+diseases
Allan R. Handysides, seorang ahli kandungan ber-
sertifikat, adalah Direktur Departemen Pelayanan Kesehatan General Conference.
Peter N. Landless, seorang ahli jantung nuklir ber-
sertifikat, adalah Associate Director Departemen Pelayanan Kesehatan General Conference.
02 - 2012 | Adventist World
11
R E N U N G A N
A
merika di awal tahun 1800-an merupakan satu pemandangan perubahan yang dramatis, terutama sepanjang daerah pesisir sebelah timur, saat bertambahnya keinginan untuk mendapatkan kekayaan dan ruang tinggal yang semakin nyata. Upaya-upaya besar dibuat untuk menggusur sebagian besar populasi pribumi ke bagian dalam benua itu. Jadi, pada tahun 1830 pemerintah federal AS, melanggar perintah dari Pengadilan Tertinggi negara itu, memerintahkan pengusiran warga pribumi Amerika, memindahkan mereka dari tanah nenek moyangnya di sebelah tenggara menuju wilayah Oklahoma. Ini merupakan pengalaman yang memalukan, menyedih-
melalui puluhan tahun. Sekarang ia dengan pasif melepaskan kerajaannya. Itu merupakan satu pemandangan menyedihkan: Seorang penguasa yang menangis meninggalkan istana dan kotanya yang tercinta. Dasar Berbatu
Namun bagi Daud, ada lebih banyak air mata. Istananya, kekayaan pribadinya, dan harta miliknya jatuh ke tangan mereka yang telah bersekongkol melawan dia. Ibukotanya, dengan kegiatannya yang pelan diam-diam menyadari tindakan pengkhianatan dan pemberontakan. Banyak penasihatnya bergabung dengan pemberontak. Anak-anaknya yang lain, istri-istri, dan selir sekarang dalam bahaya fisik. Sang raja telah jatuh sampai ke dasarnya. Peristiwa-peristiwa di ibukota bergerak dengan kecepatan tinggi. Absalom memasuki tempat tinggal kerajaan dan dengan bantuan Ahitofel, seorang penasihat bijak dan terpercaya dari istana yang telah bergabung dengan persekongkolan tersebut, merebut mahkota dari anak Isai.2 Berita-berita sampai kepada sang raja bahwa Mefiboset—seorang putra Jonathan yang disa
JATUH ke Dasar — kan, dan mematikan. Penderitaan batin meninggalkan rumah, bersama dengan berbagai kesulitan dan kematian dari beriburibu warga Pribumi Amerika, membuat perjalanan ke arah barat tersebut semakin sulit. Kaum Cherokee menyebut perjalanan itu numa-da-ul-sun-y, “perjalanan di mana mereka menangis”—The Trail of Tears.1 Seorang Raja Dilengserkan
Raja Daud, seorang pahlawan nasional legendaris juga mengarungi perjalanan tangis. Absalom, putra ketiga Daud, mengincar takhta. Ia bersekongkol dengan sekelompok pendukung yang, pada saat yang tepat, menggunakan suara terompet tradisional sebagai tanda pendahuluan, mengelu-elukan Absalom sebagai raja baru Israel. Daud dengan kerasnya tergoncang oleh kabar bahwa perenggut takhtanya itu adalah putranya sendiri. Daud yang dahulu mungkin dengan sigap akan menanggapi situasi genting tersebut. Akan tetapi Daud saat itu telah melemah setelah
12
Adventist World | 02 - 2012
Diangkat ke
ATAS Oleh Gilbert Vega
yanginya—juga telah berpaling daripadanya dan telah bergabung dengan pemberontak (2 Sam. 16:1-4). Sementara rombongan kerajaan tersebut berjalan ke arah Sungai Yordan, mereka bertemu dengan seorang yang tidak puas lainnya bernama Shimei. Ia adalah seorang keturunan suku Benyamin, dan dengan demikian memiliki pertalian kekeluargaan dengan Saul, yang juga adalah kaum Benyamin. Tampaknya ada kebencian yang dalam terhadap Daud dalam suku itu. Memanfaatkan kerapuhan Daud, Shimei mengutuki, melontari batu, dan menyebabkan malapetaka kepada rombongan kerajaan itu (2 Sam. 16:5-10). Daud benar-benar jatuh terpuruk. Ketika seorang terpuruk, mereka yang ada di sekeliling dia akan memperlihatkan perilaku yang bisa ditebak. Beberapa orang dengan cepat berpaling—tidak “menyenangkan” bergaul dengan seorang pecundang. Yang lain bertindak lebih jauh— mereka melihatnya sebagai waktu yang tepat untuk membalas. Dendam-dendam lama dibawa ke permukaan; pengalamanpengalaman lalu muncul kembali melihat realitas yang ada sekarang. Waktunya membalas dendam! Rombongan hina itu dengan segera dipenuhi dengan tokoh-tokoh oportunis semacam itu. Seperti Shimei. Betapa mudahnya menendang yang terluka dan menginjak mereka yang sudah jatuh. Itu ada dalam sifat kita yang pendendam, dan seringkali diperlihatkan. Tindakan keji semacam itu begitu umum terjadi sehingga kita membentuk istilah-istilah untuk menggambarkannya: tumpukan pada, tembak yang mati, tendang yang terluka, lemparkan keluar.
warga mana pun. Mengangkat ke Atas
Episode sulit dalam kehidupan Daud ini menyatakan betapa mudah berubahnya hati manusia. Banyak yang mengambil keuntungan dari masa tekanan dan menambah penghinaan. Di pihak lain, ada orang yang setia pada prinsip mereka meskipun ada bahaya dan pertentangan. Mereka bisa dengan mudahnya bergabung dengan orang banyak dan menimbun kehinaan atas keluarga kerajaan itu. Atau bahkan yang lebih mudah, mereka bisa saja mengabaikan seluruh krisis dan melanjutkan hidup mereka saja—menenangkan diri. Itu merupakan jalan tanpa air mata. Namun beberapa orang mengambil jalan pelayanan dan belas kasih yang sempit dan sukar dan berani mempertahankan sikap mereka. Mereka melangkah keluar dari bayang-bayang, dengan demikian memperlihatkan sisi yang lebih mulia. Makanan, penghiburan, dan persahabatan disediakan di tengah keadaan kejam dan kacau. Meskipun pengkhianatan dianggap rendah, bahkan dari mereka yang mendapat manfaat darinya, kesetiaan sangat dikagumi dan secara universal dihormati. Kapan pun kita melihat seorang rekan tersandung dan jatuh, kita dapat merespons dalam cara yang berbeda. Kita bisa mengabaikannya; kita bisa “memperburuk”—atau kita bisa “mengangkatnya.” Dua respons pertama kejam dan tak berperasaan: hanya yang ketiga yang baik. Jalan yang paling sedikit perlawanan biasanya jalan kompromi. Bahkan di hadapan pertentangan yang tak dapat terkalahkan, meskipun menjadi pihak
Bilamana seorang jatuh terpuruk, mereka yang ada di sekelilingnya akan memperlihatkan perilaku yang bisa ditebak. Satu Tangan Penolong
Para penasihat Daud menyarankan agar mereka menyeberangi Yordan dan mencari perlindungan di luar wilayah Yudea—meskipun sudah malam. Mereka dengan segera menyeberang Yordan dan tiba di Mahanaim.3 Daud dalam titik ini terkuras secara emosi, secara fisik lelah, dan secara politik mati. Dunia sebagaimana yang dikenalnya telah hancur lebur. Dalam waktu beberapa jam saja seluruh hidupnya telah jungkir balik. Sementara Raja Daud dan rombongannya menyusuri bukitbukit di pedesaan, mereka dengan hangat diterima oleh para pemimpin desa setempat—Shobi, Machir, dan Barzillai—yang membawa mereka banyak makanan dan persediaan (2 Sam. 17:27-29). Makanannya diterima dengan senang hati dan dilahap sampai kenyang, tetapi pertunjukan kesetiaan mereka, rasa hormat, dan kesopansantunannya bahkan mendapat penghargaan yang lebih lagi di saat raja merasa hancur. Sang raja begitu tergugah oleh sikap mulia tersebut sehingga kemudian, sebagai tanda penghargaan, ia memberikan satu posisi bagi Barzillai bersamanya di Yerusalem—satu penghargaan yang wajar bagi
yang paling minoritas, kita jangan pernah gentar atau menyerah. Apa yang benar, mulia, dan baik tidak boleh dinilai dalam pengertian sentimen populer. Ketika kita bertindak untuk mengangkat seorang sesama manusia (manusia mana pun), maka kita sedang berdiri di sisi sang Raja—yakni, Raja Yesus! n 1 Family Encyclopedia of American History (Pleasantville, N.Y.: Reader’s Digest Assn., 1975), s.v. “Trail of Tears.” 2 Mazmur 41 dan 55 mengekspresikan penderitaan pengkhianatan oleh seorang teman dekat— mungkin berbicara tentang Ahitofel. Lihat Hans K. LaRondelle, The Israel of God in Prophecy (Berrien Springs, Mich.: Andrews University Press, 1987), hlm. 69. 3 Mazmur 3-5 mencatat penderitaan dan kesedihan pemberontakan itu dari sudut pandang Daud saat ia melarikan diri dari Absalom.
Gilbert Vega adalah pendeta senior di jemaat berbahasa Spanyol, di Loma Linda, Kalifornia, AS. 02 - 2012 | Adventist World
13
K E H I D U P A N
“
A D V E N T
P
utri saya Betty telah memutuskan untuk berhenti ke gereja,” Ny. Pérez memberitahu saya dengan kesedihan yang dalam. “Tadi pagi kami bertengkar hebat. Katanya ia membenci gereja. Ia berkata kalau ia tidak ingin lagi dipermainkan, dan tidak ada seorang pun memutuskan apa yang harus dipercayainya atau yang tidak boleh dipercayainya,” tambahnya. Ceritanya terungkap lebih jauh lagi. “Sejak kanak-kanak, kami membuat Betty terlibat dalam aktivitas-aktivitas gereja; ia merupakan bagian dari klub pathfinder dan paduan suara anakanak,” kata Ny. Perez. “Saya tidak mengetahui apa yang telah terjadi padanya.” Keluarga Peréz tiba di Amerika Serikat 25 tahun sebelumnya, dan saat mereka mencoba mengejar impian Amerika versi mereka sendiri, mereka harus bekerja dalam waktu yang panjang. Dalam prosesnya, mereka tidak bisa memberikan perhatian yang cukup terhadap apa yang tentunya merupakan salah satu pekerjaan paling penting dari orangtua Kristen: “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya” (Amsal 22:6). Mereka mengira bahwa menghadiri dan mengambil bagian dalam aktivitas-aktivitas gereja setiap Sabat akan cukup bagi Betty untuk mengenal dan mengasihi Yesus secara pribadi. Dengan bangga mereka mendapatkan putrinya terlibat dalam aktivitasaktivitas yang menarik, tetapi barangkali mereka mengabaikan bagian paling penting. Sekarang, dengan penuh kesedihan, Ny. Pérez mengajukan satu pertanyaan yang menggugah hati: “Apakahyang dapat saya lakukan untuk menyelamatkan putri saya?”
Lebih dari Sekadar Mendampingi
Berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas dan acara-acara gereja serta memberikan satu lingkungan gereja kepada anakanak kita itu merupakan komponen yang baik dan perlu dalam
Bagaimana Kita Berpartisipasi
Menyelamatkan
Tidaklah cukup hanya membawa anak-anak kita ke gereja. 14
Adventist World | 02 - 2012
Mereka? Oleh Cecilia Cornejo
r e u e l
w h i t e / d i g i ta l ly
m o d i f i e d
Mari kita lakukan segala yang bisa kita lakukan untuk menjaga pengalaman rohani anak-anak kita. pengasuhan Kristen. Tetapi apakah itu cukup untuk menjaga anak-anak kita tetap di jalan Tuhan? Tak diragukan lagi aktivitas-aktivitas dan acara itu membantu mereka untuk mengembangkan karunia pemberian Allah dengan baik. Tetapi satu-satunya pengamanan yang baik melawan musuh yang demikian gencar menyerang anak-anak kita adalah agar mereka mengalami pengalaman kasih dan iman pribadi di dalam Yesus. “Telah menjadi hak istimewa bagi kaum muda, seiring bertumbuhnya mereka dalam Yesus, untuk bertumbuh dalam kasih karunia rohani dan pengetahuan.”1 Kesalahpahaman umum lainnya di tengah banyak keluarga Kristen adalah satu kepercayaan bahwa pertumbuhan rohani anak-anak ditentukan oleh kondisi-kondisi eksternal. Keluarga Rodríguez pindah ke sebuah kota kecil di mana sebagian besar warga kotanya adalah anggota gereja setempat. Mereka mengira bahwa dengan memberikan lingkungan Kristen saja cukup untuk melindungi mereka dari godaan. Jadi ketika pasangan itu memperhatikan beberapa perubahan negatif dalam perilaku anak-anaknya, mereka tidak memberikan banyak perhatian. Sayangnya, salah seorang anak mereka segera menjadi seorang ayah tunggal dan berhenti sekolah pada usia 18 tahun. “Saya melihatnya akan terjadi,” kata Ny. Rodríguez. Ia telah memperhatikan permasalahan-permasalahan rohani yang sedang dihadapi putranya, tetapi ia juga tidak menemukan waktu untuk berdiskusi bersamanya. Akhirnya, dengan pedih ia mengajukan pertanyaan yang sama: “Apakah yang dapat saya lakukan untuk menyelamatkan putra saya?” Ada pekerjaan kudus yang digumuli oleh banyak orangtua. “Para orangtua menyibukkan pikiran mereka dengan hal-hal lain sehingga mengesampingkan pekerjaan yang paling pen ting—tugas mengajarkan jalan Tuhan kepada anak-anak mereka dengan sabar dan tekun.”2 Dalam Alkitab kita menemukan bahwa Salomo menggunakan dua istilah penting untuk merujuk pada sikap orangtua dalam kaitannya dengan kehidupan rohani anak-anak mereka. Ia menulis: “Kenallah baik-baik keadaan kambing dombamu, perhatikanlah kawanan hewanmu” (Ams. 27:23). Dalam hal ini “mengenal” memberi kesan satu mandat untuk berpikir dengan saksama, menimbang, dan merenungkan. Tetapi sang raja bijak itu juga menambahkan bahwa kita harus tekun dan terus-menerus menjaga kalau tidak kita menyimpang atau kebingungan. Dan sementara kita “mengenal baik-baik” keadaan rohani anak-anak kita, hanya Roh yang dapat menuntun kita. Bertekun dalam mengetahui pengalaman Kristen anak-anak kita harus menjadi satu proses yang berkesinambungan yang berusaha membantu mereka mengasihi Allah “dengan segenap hati [mereka] dan dengan segenap jiwa [mereka] dan dengan segenap kekuatan [mereka]” (Ul. 6:5). Kata-kata “perhatikanlah” dalam Amsal 27 juga berarti memberi perhatian pada diri agar menjadi tekun, bijak, dan penuh perhatian dalam tugas yang kita lakukan. Pendekatan ini mengesankan jauh lebih dari sekadar berpikir; ini satu panggil-
an untuk bertindak. Ketika ada sesuatu yang berharga, kita menjaganya dengan baik. Kita berhati-hati agar tidak merusaknya, membuatnya cacat, atau menghancurkannya. Sama halnya, sebagai orangtua, kita perlu merawat kesehatan rohani anak-anak kita dengan kasih yang tak terhingga jika kita ingin memperoleh hasil yang kekal. Kembali ke Dasar
Mari kita lakukan segala hal yang bisa kita lakukan untuk menjaga pengalaman rohani anak-anak kita dengan menggunakan langkah sederhana namun penting: ibadah pribadi dan keluarga. Dengan mengajarkan manfaat-manfaat kebaktian pribadi kepada keluarga kita, maka anak-anak kita akan belajar mencari dan menemui Allah setiap hari dan akan mengenal Dia sebagai Bapa, Sahabat, dan Juruselamat. Mari kita sediakan contoh yang baik dengan bacaan yang baik, pengalaman pertumbuhan rohani yang kuat, dan pelayanan kepada orang lain. Jika mereka tidak belajar mengalami kasih Yesus dalam kehidupan mereka sendiri, maka aktivitas gereja mana pun pada akhirnya akan menjadi tanpa makna. Sama seperti Elia “memperbaiki mezbah TUHAN yang telah diruntuhkan itu” (1 Raj. 18:30), kita harus bermitra dengan Allah agar Ia dapat membalikkan hati anak-anak kita kembali kepada-Nya lagi (ayat 37). Mari kita ubah waktu ibadah keluarga kita menjadi saat pertumbuhan rohani dengan berdoa, memuji Tuhan dan belajar firman-Nya. Kehidupan ini telah rusak, rumit, dan sukar. Sebagai orangtua kita kadang-kadang bisa mengalihkan fokus kita jauh dari Allah dalam kehidupan pribadi kita. Tetapi Tuhan selalu ada di sana memberikan kita kasih karunia-Nya yang mengampuni dan menghiburkan. Ingat bahwa Yesus memberikan hidupNya untuk siapa saja yang percaya pada-Nya (Yoh. 3:16). Ia datang untuk mencari dan menyelamatkan anak-anak kita yang hilang (Lukas 19:10), dan Ia tidak ingin ada yang binasa (2 Petrus 3:9). Perbarui hubungan Anda dengan Allah setiap hari dan serahkan kehidupan anak-anak Anda di tangan Allah (Ayub 1:5). Ingat bahwa Allah itu cukup kuat untuk memanggil anak yang hilang pulang ke rumah! Dengar suara-Nya yang lembut meyakinkan kita: “Aku sendiri akan menyelamatkan anak-anakmu” (Yes. 49:25). n
1 2
Ellen G. White, That I May Know Him, hlm. 161. Ellen G. White, Counsels for Parents, Teachers, and Students, hlm. 129.
Cecilia Cornejo bergereja di Spanish-
American Seventh-day Adventist Church di Collegedale, Tennessee, Amerika Serikat.
02 - 2012 | Adventist World
15
C E R I TA S A M P U L
Kita
Mendengar Oleh Larry R. Evans
Apakah
Mereka?
Keterlibatan dan pengakuan adalah jalan menuju pelayanan bersama individu-individu tunarungu.
Atas: KENYA: Satu kelompok nyanyi kuartet tunarungu di Nairobi. Kanan: KOREA: Larry Evans, pengurus GC International Deaf Ministries (baris depan, kedua dari kanan) memberi tanda isyarat bersama dengan kelompok gereja Advent tunarungu di Korea. Halaman sebelah: BRAZIL: Kelas sekolah Sabat tunarungu di Hortolandia.
16
Adventist World | 02 - 2012
Kebaikan adalah bahasa yang dapat didengar orang tuli dan yang dapat dilihat seorang yang buta. —Mark Twain
D
alam banyak hal saat itu adalah Sabat seperti yang lainnya. Sebagai perwakilan dari kantor pusat gereja dunia, saya sering berbicara di gereja-gereja dan pertemuan-pertemuan lain sementara dalam perjalanan kerja. Sabat ini saya mendapat keistimewaan berbicara pada sekelompok anggota gereja yang sedang menghadiri pertemuan besar di Brazil. Menutup pesan, saya mengajak kelompok itu untuk berdiri bersama-sama dan memegang tangan selama berdoa. Itu bukan hal yang tak biasa—kecuali bahwa dalam situasi ini saya dengan tidak hati-hati memperlihatkan ketidakpekaan terhadap orang-orang yang ada di hadapan saya, yang adalah tunarungu.1 “Kami tidak memegang tangan,” seseorang dengan tenang menjelaskan pada saya, “karena kami menggunakannya untuk berdoa. Sebagai gantinya, kami kadang-kadang menyentuh kaki satu sama lain sebagai simbol kesatuan sementara satu orang menggunakan tangan mereka untuk berdoa dan kami semua memandangnya.” Untungnya, tadi saya tidak meminta mereka menundukkan kepala dan menutup mata mereka! Mengembangkan satu pelayanan bagi orang Advent sedunia yang tunarungu merupakan bagian dari tanggung jawab saya sekarang ini di Departemen Penatalayanan General Conference dan pengurus International Deaf Ministries gereja. Selama lebih dari dua dasawarsa, sedikit demi sedikit saya belajar tentang budaya unik ini, yang seringkali tidak mendapat perhatian dengan perasaan mereka yang terpencil, terasing dan kesepian sementara hidup di tengah dunia orang yang bisa mendengar. Namun pengalaman ini telah mengajarkan bahwa masih banyak yang harus saya pelajari. Kelompok Umat Sedunia Perkiraan jumlah tunarungu di dunia sulit dipastikan. Laporan-laporan berkisar dari 93 juta sampai lebih dari 300 juta
p h o t o s
c o u r t e s y
o f
t h e
a u t h o r
orang, meskipun kemungkinan bahwa mereka yang diberi istilah “sulit mendengar” diikutsertakan. Menurut Deaf World Ministries, jika tunarungu “dikumpulkan bersama dalam satu tempat, jumlahnya menjadi bangsa keempat terbanyak di dunia.”2 Cukup dikatakan, bahwa ada banyak populasi tunarungu internasional. Karena mereka memiliki kesulitan berkomunikasi dengan dunia, sedikit dari kita yang menyadari betapa luas ladang misi yang bisa mereka wakili. Diperkirakan bahwa hanya 2 persen saja mereka yang ada dalam budaya tunarungu yang merupakan orang Kristen.3 Tantangan berikut dalam membagikan pekabaran Injil kepada mereka adalah bahwa tidak adanya satu tanda isyarat yang sama yang digunakan. Di dalam beberapa negara, berbagai dialek bahasa isyarat digunakan. Riset baru-baru ini oleh Wycliffe Bible Translator menyimpulkan bahwa terdapat hampir 400 bahasa tunarungu yang ada di dunia yang bisa diketahui, dimana hanya 40 di antaranya memiliki terjemahan Alkitab dalam bentuk visual.4 Itu saja seharusnya membuat kita terdiam sejenak dan merenungkan pentingnya menjangkau kelompok orang yang berbeda ini. Tidak seperti beberapa kelompok orang, Kaum tunarungu tidak berkumpul dalam satu daerah geografis tertentu. Gantinya, mereka tersembunyi dalam populasi umum dan seringkali berhubungan dengan mereka itu sulit. Tetapi salah satu tantangan terbesarnya terletak pada kesalahpahaman tentang siapakah orang Tunarungu itu. Ketidakmampuan Versus Budaya Mungkin ini mengejutkan, tetapi jika diberikan kesempatan tidak semua orang tunarungu memilih untuk mendengar. Saya telah bertanya kepada sekelompok besar tunarungu di berbagai negara, “Kalau memungkinkan Anda bisa mendengar,
apakah itu sesuatu yang Anda inginkan?” Lebih dari setengah mengatakan tidak. Mengapa? Karena bagi tunarungu, hubungan itu penting, dan untuk dapat mendengar pada dasarnya berarti meninggalkan budaya dunia mereka yang saling berhubungan erat. Salah satu pemikiran pertama yang seringkali muncul dalam pikiran ketika mendengar istilah tunarungu adalah seseorang yang cacat—tetapi cacat dibanding dengan siapa? Dibandingkan dengan orang yang bisa mendengar, tentu saja— sebagaimana setiap orang, entah dia bisa mendengar atau tuli, mereka cakap dalam segala hal. Konsep ini dipromosikan dengan isyarat publik yang sering disebut sebagai “isyarat untuk yang cacat,” padahal apa yang sebenarnya diindikasikan oleh isyarat itu adalah kurangnya hubungan. Tidak ada budaya secara keseluruhan akan senang dicap sebagai “yang cacat.” Mudah dipahami bahwa banyak tunarungu yang sensitif dengan label ini. Ada lebih banyak hal lagi tentang ketulian dari sekadar tidak bisa mendengar. Misalnya, ikatan yang dimiliki tunarungu dengan satu sama lain sangat kuat. Ini melebihi ketidakmampuan mendengar sebagaimana orang lain lakukan. Budaya tunarungu sama baik dan berartinya dengan budaya dunia lain. “Budaya” merupakan satu rujukan kepada cakupan penuh pola perilaku yang dipelajari dan satu pemahaman tentang identitas. Pertemuan-pertemuan tunarungu seperti kebaktian atau Perjamuan, makan bersama, atau berkumpul bersama teman dipenuhi dengan pola perilaku berbeda. Bahasa mereka termasuk mimik wajah dan ekspresi tangan untuk berkomunikasi—bukan hanya kata-kata tetapi seluruh cakupan konsepnya. Kadang-kadang orang yang bisa mendengar mungkin secara tak sengaja memperlihatkan ketidakpekaan kepada tunarungu karena tidak mengerti cara-cara budaya mereka. Dan sama seperti tidak ada sa-
02 - 2012 | Adventist World
17
tu pun bahasa tunarungu yang sama di seluruh dunia, begitu pula budaya Tunarungu beraneka ragam dari satu wilayah ke wilayah lain. Jalan menuju kebajikan mulai dengan kepekaan yang diniatkan kepada kepribadian si tunarungu dan budaya yang menjadi milik mereka. Karakteristik-karakteristik Unik Tunarungu Pemahaman bertumbuh dengan memperlihatkan minat tulus dan mendengar dengan sungguh-sungguh. Namun agar itu terjadi, kita harus mengenali beberapa karakteristik unik yang ditemukan di tengah kaum tunarungu. Sedikit dari banyak pandangan yang terkenal dan membantu termasuk: 1. Bahasa tunarungu merupakan bahasa yang diakui dan bagi sebagian besar kaum yang mendengar itu merupakan bahasa asing. Bahasanya berbasis pada sikap tubuh dan penglihatan, dan memiliki ekspresi idiomatik sendiri. Komunikasi dengan tunarungu berlangsung lebih dari penguasaan bahasa itu. Ini juga menghubungkan pada ikatan yang dibentuk dengan orang itu. Dengan berkomunikasi dari hati, satu langkah besar pertama terjadi. 2. Ketulian bukanlah satu tanda kecerdasan yang lebih rendah. Sebagian besar tunarungu memiliki proses belajar yang berbeda daripada orang yang bisa mendengar tetapi “berbeda” tidak berarti lebih rendah. Seorang yang tuli biasanya berpikir, bukan dalam istilah kata, kalimat, atau abstrak, tetapi lebih kepada konteks pola visual, ruang, dan pemikiran konkret. 3. Humor bagi tunarungu dan yang bisa mendengar itu berbeda. Karena banyak dari canda gurau orang yang bisa mendengar didasarkan pada permainan kata, tunarungu mungkin bisa atau mung-
kin “tidak memahaminya.” Mereka memiliki rasa humornya sendiri, yang jelas terlihat dalam perkumpulan tunarungu. Banyak tunarungu akan tertawa ketika mereka melihat orang lain tertawa mendengar canda gurau, tetapi kenyataannya mereka seringkali tidak mengerti canda gurau atau lelucon itu. 4. Musik tunarungu adalah ritme— atau berdasarkan pada tempo. Ada tiga elemen: waktu, aliran, dan koordinasi. Mendengarkan musik memiliki tiga elemen juga: melodi, harmoni, dan ritme. Jangan simpulkan bahwa kaum tunarungu tidak mengenal musik karena mereka tidak bisa mendengar. 5. Kaum tunarungu berorientasi pada visual. Penting bagi mereka untuk duduk dimana tidak ada gangguan pandangan dengan si pemberi isyarat. Banyak orang lebih suka duduk di depan gereja, di mana hanya sedikit gangguan pandangan. Seorang pembicara tunarungu itu merupakan pemimpin sekaligus aktor dari pesan itu. Dengan mengenali dan menghargai karakteristik unik ini, mereka yang mendengar bisa mulai menyadari bahwa tunarungu itu bukanlah lemah. Mereka “mampu” secara berbeda dari orang yang bisa mendengar, dan memiliki kemampuan yang tidak biasa ditemukan di tengah kelompok budaya pendengar. Kebaikan hati melihat individunya dan memperkuat nilai pribadi mereka. Apakah Kita Sedang Mendengarkan? Meskipun tunarungu secara aktif menyampaikan perhatian dan pengharapan mereka, kata-kata mereka seringkali jatuh ke “telinga-telinga yang tuli.” Saya pertama kali menyadari ini sekitar 25 tahun yang silam selagi melayani di Amerika Utara sebagai seorang asisten khusus ke-
tua konferens pada pelayanan aneka budaya. Waktu itu saya sedang menghadiri pertemuan pendeta ketika saya memperhatikan bahwa satu-satunya pendeta kami yang tunarungu tidak memahami perkataan yang sedang diucapkan. Ia hadir hanya karena kesetiaan. Jadi saya mengajak dia ke kantor saya, dan dengan bantuan komputer saya menyampaikan hal-hal pokok dari pertemuan itu. “Mengapa dulu saya tidak berpikir untuk mempekerjakan seorang penafsir?” Sekarang saya bertanya-tanya. Pengalaman itu berlaku sebagai perkenalan saya yang pertama kepada budaya tunarungu. Satu Pemandangan yang Berubah Waktu berubah-ubah, dan kesadaran terhadap keberadaan budaya tunarungu sedikit demi sedikit berkembang. Baru-baru ini, pada satu pertemuan tunarungu di Nairobi, Kenya, saya mengetahui beberapa tunarungu Advent yang sedang menghadiri gereja hari Minggu. Gereja-gereja ini merupakan satu-satunya tempat di mana mereka bisa beribadah dalam bahasa mereka sendiri. Saya senang ketika kelompok ini memilih untuk menghadiri pertemuan gereja di Nairobi dan beribadah bersama kami pada hari Sabat. Mereka juga membawa serta teman-teman ke kebaktian Sabat. Ketua uni di wilayah itu sekarang meminta masing-masing konferens di wilayahnya untuk mendidik dan mempekerjakan sedikitnya satu pendeta tunarungu. Di Korea, sebuah fasilitas gereja untuk tunarungu baru-baru ini dibeli. Para anggota setempat berkata mereka sangat bersyukur memiliki tempat di mana mereka sekarang bisa beribadah dan juga menggunakannya sebagai pusat penginjilan tunarungu. Selama satu pertemuan akbar tunaru-
A dventist
Deaf Ministries Web Sites
n
n
n
Disusun oleh LARRY R. EVANS Web site Brazilian Seventh-day Adventist bagi Tunarungu:
www.surdosadventistas.com.br
n
www.deafchurchonline.org
Russian-Ukrainian:
www.deafasd.com Three Angels Deaf Ministries:
www.3angelsdeafministries.org
outhern Deaf Fellowship S (Acara Sabat dapat disaksikan (streaming) setiap minggu):
n
Canadian Deaf Ministries International:
www.deafhope.org
ngar yang ada di gereja tunarungu mereka, sambil memberi keterangan bahwa ia bersama suaminya “ingin menjadi satu teladan bagi orang-orang yang bisa mendengar dengan melakukan kepada orang lain apa yang ingin dilakukan kepada kami.”
UKRAINA: Sekelompok orang muda tunarungu dari Eropa Timur berjalanjalan di Kiev setelah kongres tunarungu sedivisi ngu di Brazil, antusiasme para pembawa acara dan hadirin, laporan-laporan pelayanan, dan narasumber yang diperlihatkan menyatakan betapa besar sesungguhnya yang bisa dicapai oleh satu tim tunarungu yang tekun dan para pemimpin awam yang bisa mendengar dengan bekerja bersama-sama. Daya hidup dan kegembiraan yang diperlihatkan oleh pemuda tunarungu pada pertemuan yang sama itu mengilustrasikan potensi kesaksian kuat dari kaum muda dewasa. Kekuatan dari keterlibatan dan pengakuan dapat mengubah hidup baik bagi yang bisa mendengar maupun yang tunarungu. Tantangan-tantangan Berlanjut Sayangnya banyak tantangan yang masih ada. Seorang tunarungu asal Kanada memberitahu penderitaan yang ditanggungnya—sendirian—sebagai akibat dari krisis keluarga yang serius. Karena individu tersebut adalah tunarungu, rintangan yang melibatkan komunikasi dengan dan mendapatkan dukungan dari dunia yang bisa mendengar terlalu sulit untuk diatasi. Di Perancis sekelompok tunarungu Advent menulis, “Kaum tunarungu seringkali tak mendapat perhatian dan jarang dianggap [bagian dari gereja]. Mereka menghadapi pengasingan dalam masyarakat yang bisa mendengar dan kadang-kadang di gereja.” Satu tantangan di Amerika Serikat adalah memiliki dana terbatas untuk mempekerjakan para penafsir bagi tunarungu untuk membuat kebaktian ibadah dan pertemuan gereja lainnya dan acaraacara yang berarti bagi mereka. Seorang istri yang bisa mendengar dari seorang pendeta tunarungu yang dipekerjakan dan aktif menafsirkan khotbah suaminya untuk individu-individu yang bisa mendep h o t o
c o u r t e s y
o f
t h e
a u t h o r
Menjangkau Kaum Tunarungu Implikasi di balik tiga kata kecil ini dapat membuat satu perbedaan besar sekali kalau melayani budaya lain, termasuk kaum tunarungu. Kata-kata ini adalah “kepada,” “bagi,” dan “bersama.” Pelayanan “kepada” mengesankan tidak adanya interaksi dan menggambarkan pendekatan dengan keefektifan paling sedikit. Pelayanan “bagi” memang memperlihatkan perhatian dengan tingkatan lebih tinggi tetapi tidak mencerminkan satu interaksi. Pelayanan yang menekankan “bersama” membuka pintu bagi mitra dan pembelajaran. Dengan pendekatan inilah strategi pelayanan yang dianjurkan berikut ini diuraikan: ■■Kasih dan sayang. Fondasi dari pelayanan efektif mana pun dimotivasi dengan kombinasi kembar ini. ■■Mendengarkan dan mengamati. Strategi-strategi yang dipaksakan tidaklah disambut baik juga tidak dihargai. Kenali “hati” kaum tunarungu dalam komunitas Anda. ■■Pemahaman Empati. Mengenal kaum tunarungu terjadi melalui minat sejati dan keterlibatan dengan mereka. ■■Transparansi dan kepercayaan. Kaum Tunarungu jenuh mendengar orangorang yang terus membuat janji tetapi tidak menepatinya. Kepercayaan memer lukan waktu untuk berkembang, tetapi itu adalah kunci menuju hubungan yang bertahan lama. ■■Persekutuan dalam membuat struktur bagi misi. Kaum tunarungu itu tidak bodoh. Mereka memiliki pengalaman, ideide, dan pandangan. Bekerjasamalah dengan mereka untuk pelayanan. ■■Perkembangan kepemimpinan tunarungu. Dampak pelayanan jangka panjang mana pun harus dibangun di seputar perkembangan dari kepemimpinan tunarungu yang lebih besar bukan lebih kurang pada semua tingkatan gereja. Ini merupakan langkah penting jika misi kepada tunarungu yang tak terjangkau hendak dicapai dengan sungguh-sungguh. Mereka memiliki sumbangsih yang berharga bagi cakupan penuh pelayanan gereja. ■■Implementasi strategi misi peka tuna-
rungu. Ini mungkin terjadi bila langkah sebelumnya telah diikuti. Pelayanan “bersama” jauh melebihi pelayanan-pelayanan yang dicirikan oleh “kepada” dan “bagi.” Pelayanan semacam itu menggarisbawahi kebutuhan besar bagi lebih banyak pendeta tunarungu dan penafsir. Kita akan melakukan hal yang sama untuk kelompok orang yang belum terjangkau lainnya. Sepertinya berlawanan asas, tetapi memiliki individu-individu yang buta, tuli, dan yang terluka di tengah kita itu merupakan kandungan yang sama pentingnya bagi tubuh Kristus jika ingin menjadi utuh, dan merupakan pengingat bahwa tidak ada bagian dari tubuh yang terbuang (lihat 1 Kor. 12:22, 23). Mereka menyediakan kesempatan bagi karakter sejati gereja untuk menyatakan diri sendiri. Ellen White menekankan poin ini ketika ia menulis, “Dalam pemeliharaan Allah itulah... orang buta, yang tuli, yang lumpuh,... menjadi tempat dalam hubungan dekat Kristen kepada gereja-Nya.... Ini adalah ujian Allah kepada karakter kita.”5 Cara-cara kita berhubungan kepada satu sama lain di dunia yang beraneka ragam ini menunjukkan siapa kita sebagai individu dan sebagai satu gereja. Dalam perbedaan nyata kepada kebijakan dan praktik-praktik dunia yang biasa, gereja harus berdiri sebagai satu mercusuar pengharapan yang menilai seseorang mulai dengan hati. Pertanyaan yang masih tinggal yang harus ditanyakan oleh setiap bagian tubuh Kristus adalah: “Apakah kita mendengar mereka?” Jika demikian, bagaimana kita merespons? Kebaikan hanyalah langkah pertama, namun di situlah perjalanan harus mulai. n
Informasi lebih lanjut, e-mail
gcstewardship@gc.adventist.org 1 Penulis menekankan fakta bahwa individu yang tunarungu terdiri dari satu budaya yang unik dan oleh sebab itu menyebut mereka sebagai “Deaf ” (dalam versi bahasa Inggris) dalam artikel ini. 2 www.deafworldministries.com/CDA_project.htm. 3 Idem. 4 Wycliffe Bible Translators menyediakan informasi ini kepada penulis lewat e-mail. 5 Ellen G. White, Testimonies for the Church, jld. 3, hlm. 511.
Larry R. Evans adalah se-
orang Associate Director Departemen Penatalayanan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, General Conference, dan juga pengurus International Deaf Ministries.
02 - 2012 | Adventist World
19
K E P E R C A Y A A N
D A S A R
K
etika saya berumur 18 tahun (dan seorang Katolik nominal), pendeta penerima pengakuan dosa saya mengatakan sesuatu yang mengejutkan. Ia berpendapat tidak perlu datang ke pengakuan setiap minggu. Saya menerima segala sesuatu satu langkah lebih jauh dan memutuskan untuk tidak ke gereja sama sekali. Saya akan membuat agama sebagai permasalahan pribadi. Sekitar waktu inilah seorang teman memberikan sebuah Alkitab sebagai ha-
PASAL 20
waktu yang berkualitas bersama orang tua pertama kami. Sungguh satu pertemuan yang luhur! Dalam permulaan Allah memberkati hari Sabat. Ia memisahkannya dan mengisinya dengan sukacita dan satu pemahaman tentang perayaan. Sabat pertama merupakan satu hari pujian kepada Pencipta dan satu pengingat akan penciptaan dunia kita. Dalam pengertian ini, Sabat memiliki sesuatu yang tidak dimiliki hari-hari lainnya. Bukan hanya apa yang tidak kita lakukan
Sukacita
Sabat
diah, dan saya mulai membacanya. Saya tidak memahami apa yang saya baca, tetapi cerita-cerita dalam Kejadian memberikan kesan mendalam dalam diri saya. Saya suka membaca dan membacanya ulang. Tiga tahun kemudian saya memutuskan untuk menjelajah negara saya berbekal gitar dan beberapa buku, termasuk Alkitab. Di sebuah asrama pemuda saya menemukan seorang pemuda Advent seusia saya. Entah bagaimana kami memulai percakapan tentang agama. Percakapan ini berkembang menjadi perjalanan selama tiga bulan menjelajah penemuan-penemuan menakjubkan dengan sahabat baru yang mengubah hidup saya selamanya. Perjalanan Pribadi
Teman saya itu memiliki beberapa buku yang dibawanya dan meminjamkan saya sebuah buku berjudul Messages to Young People. Buku ini tidak segera
20
menjadi kesukaan, karena sepertinya bertentangan dengan gaya hidup saya saat itu. Yang menarik perhatian saya adalah buku lain berjudul Maranatha. Buku itu benar-benar disukai teman saya, dan ia membacanya setiap pagi untuk sesuatu yang disebutnya “renungan pagi.” Karena ingin tahu, saya meminjam buku itu dan mulai membacanya juga. Buku kecil ini tidak hanya membuka jendela tetapi pintu besar bagi saya. Saya mempelajari tentang kedatangan Yesus kedua kali, ka-
Adventist World | 02 - 2012
sih karunia tanpa pamrih, dan pengampunan. Saya juga mendengar panggilan untuk menuruti perintah Allah. Saya mengetahui tentang umat sisa dan membuat penemuan paling menakjubkan—saya bertemu dengan Yesus. Saya menerima Dia sebagai Juruselamat saya dan menjadikan Dia pusat kehidupan saya. Saya kemudian memutuskan untuk menemani teman saya ke gereja setempat untuk melihat apa itu “pemeliharaan Sabat.” Sabat pertama itu akan menjadi jalan kehidupan yang akan berlanjut 33 tahun berikutnya. Sementara terus belajar saya mengerti bahwa Sabat diciptakan secara berbeda dari enam hari lainnya. Saya menyadari bahwa pada hari Sabat, sesuatu yang istimewa telah terjadi, yang membedakannya dari enam hari Penciptaan lainnya. Allah menghentikan pekerjaan-Nya mencipta dan berhenti pada hari Sabat pertama itu agar Ia bisa menghabiskan
Oleh Raúl Quiroga
pada hari ini saja yang membuatnya istimewa, tetapi juga apa yang Allah dapat lakukan bersama kita pada hari ini yang membuatnya satu hari sukacita. Perhentian Sabat
Tidak ada enam hari lain dari minggu yang bisa berguna sebagai Sabat, karena hanya hari ketujuh yang merupakan pengingat Penciptaan yang dibentuk oleh Pencipta sebagai satu perjanjian dengan umat yang Dia ciptakan. Ia menyucikan dan memberkati hubungan ini dengan manusia pertama melalui waktu yang istimewa ini. Hari ketujuh adalah satu-satunya hari dalam minggu yang memiliki nama dalam Kitab Suci. Hari yang lain diberi nama dalam hubungan dengan Sabat. Ada hari pertama setelah Sabat atau hari persiapan untuk Sabat (Lukas 23:54; 24:1). Hanya hari ketujuh yang Allah sebut hari-Nya. Yesus mengidentifikasi Di-
Sabat
ri-Nya sendiri sebagai Tuhan atas hari Sabat (Markus 2:27, 28). Yesus tidak secara spesifik menyatakan Ketuhanan atas semua hari dalam minggu atau hari apa saja dalam minggu. Dalam pengertian ini manusia adalah tuan dari dari enam hari sepanjang minggu itu (Kej. 1:28), tetapi pada hari Sabat manusia mengakui Ketuhanan dari Allah—sebagai Tuhan atas segalanya. Sabat merupakan karunia sejati dari Allah kepada manusia (Markus 2:27). Itu adalah hari utuh pertama yang digunakan Adam dan Hawa sebagai anak-anak Allah dan hari pertama mereka sebagai pasangan menikah (Kej. 2:1-3). Pada hari Sabat kita berhenti mengkhawatirkan pergumulan sehari-hari (Kel. 20:8-11). Kita tidak hanya beristirahat: hari apa pun dalam minggu bisa menjadi hari istirahat. Perbedaan antara hari ini dan hari lain adalah bahwa Sabat menawarkan satu perhentian bukan untuk tidak ber aktivitas tetapi lebih kepada melakukan aktivitas lain yang sama dengan Sabat pertama di Eden. Sabat adalah saatnya kita menarik napas (Kel. 31:17) dengan mengganti aktivitas kita. Menariknya, Yesus mengecam ketidakaktifan yang coba ditanamkan para pemimpin agama di zaman-Nya pada hari Sabat dan menegaskan: “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga” (Yoh. 5:17). Ia tentu saja merujuk pekerjaan Sabat sebagai yang bersifat menyelamatkan dan bukan jenis pekerjaan sehari-hari yang biasa kita lakukan sepanjang minggu (Mat. 12:7). Pemikiran Allah tentang perhentian bagi kita membebaskan kita dari diri kita sendiri dan kekhawatiran kita agar dengan demikian kita bisa memiliki waktu dan tempat untuk aktivitas yang berbeda. Menurut Yesus, Sabat itu merupakan hari yang ideal untuk memberkati orang lain (ayat 9-14). Itu adalah hari perubahan dalam aktivitas yang berpusat pada Allah yang bertemu dengan umat manusia— mereka yang dibentuk-Nya dari debu. Itu merupakan perayaan dari hubungan antara Allah dan umat manusia, anggota-anggota keluarga dan ikatan kita ke-
Pencipta kita yang dermawan, setelah enam hari Penciptaan, berhenti pada hari ketujuh dan melembagakan Sabat untuk semua manusia sebagai tanda pengingat Penciptaan. Hukum keempat dari hukum Allah yang tak bisa diubah itu mewajibkan pemeliharaan dari Sabat hari ketujuh sebagai hari perhentian, ibadah, dan pelayanan sejalan dengan ajaran dan kebiasaan Yesus, Tuhan atas hari Sabat. Sabat adalah satu hari persekutuan sukacita dengan Allah dan dengan satu sama lain. Itu merupakan satu simbol penebusan kita dalam Kristus, satu tanda penyucian kita, satu tanda kesetiaan kita, dan satu citarasa masa depan kekal kita dalam kerajaan Allah. Sabat paadalah tanda kekal Allah tentang perjanjian kekal-Nya da seantara Dia dan umat-Nya. Pemeliharaan yang penuh mua ciptasukacita dari waktu yang suci ini dari petang ke an. Sabat merupetang, matahari terbenam sampai matahari pakan satu gema terbenam, merupakan satu perayaan yang kembali kepada dari tindakan kreatif dan penebusan Eden. Sabat merupakan cara Allah. (Kej. 2:1-3; Kel. 20:8-11; Luk. Allah memberitahu kita bahwa Ia 4:16; Yes. 56:5, 6; 58:13, 14; Mat. ingin memiliki satu hubungan yang in12:1-12; Kel. 31:13-17; Yeh. tim dengan kita; bahwa kita ini lebih 20:12, 20; Ul. 5:12-15; Ibr. penting bagi-Nya daripada semua hal la4:1-11; Im. 23:32; Mrk. in yang Ia telah buat. Sa1:32). at peneSukacita Sabat busan ini
Sabat merupakan satu kebutuhan, bukan hanya kewajiban. Sama seperti kita memerlukan udara, terang, air, dan makanan untuk bertahan hidup, kita juga memerlukan Sabat untuk benar-benar hidup. Itu juga merupakan satu hari ibadah ketika kita berlutut di hadapan Allah dan mengakui bahwa Dia adalah Tuhan. “Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita” (Mzm. 100:3). Sabat menempatkan kita kembali kepada tempat kita yang benar. Pada enam hari lain dalam minggu ada waktu untuk tujuan-tujuan pribadi. Sementara kita mengatur waktu dan aktivitas kita, selalu ada bahayanya kita bisa mulai mempertimbangkan diri kita sendiri sebanding atau bahkan lebih tinggi dari Allah. Kita memerlukan Sabat untuk pengingat setiap minggu bahwa segala sesuatu yang kita lakukan, dapat lakukan, dan bahkan semua kesanggupan kita untuk berencana berasal dari Pencipta kita. Sabat juga adalah satu hari penciptaan ulang. Ketika segala sesuatu dalam hidup kelihatannya hancur, Sabat memanggil kita kembali kepada Eden. Dan sekali lagi Tuhan berbalik dan menciptakan segala sesuatu dari yang tidak ada. Di saat kita lemah, kita bisa menjadi kuat. Kekacauan berubah menjadi keteraturan; rasa takut menjadi sukacita; ketidakpastian digantikan dengan kepastian dan kepercayaan; keadilan Allah menyudutkan ketidakadilan dan tindasan; rasa bersalah diubah menjadi maaf.
dicerminkan dalam pengalaman Israel ketika tangan Allah yang kokoh membawa mereka keluar dari Mesir (Ul. 5:12-15), dan kita mengakui Sabat sebagai sukacita kita (Yes. 58:13). Kita tidak hanya menerima berkat dari hari istimewa ini, tetapi setiap Sabat kita memperbarui perjanjian kita dengan Dia dan di hadapan umum menegaskan bahwa kita ingin menjadi anak-anak Allah. Benar-benar memahami Sabat mengubah hidup saya beberapa tahun yang lalu—dan jutaan orang di seluruh dunia mengalami sukacita ini setiap Sabat. Dapatkah Anda membayangkan perayaan Sabat yang luar biasa di rumah surgawi kita yang baru—muka dengan muka dengan Pencipta dan Juruselamat kita? n
Raúl Quiroga, Th.D.,
adalah profesor Perjanjian Lama di River Plate Adventist University, Argentina, ketika ia menulis artikel ini. Baru-baru ini ia pindah ke Cochabamba, Bolivia, untuk melayani di Bolivia Adventist University.
02 - 2012 | Adventist World
21
R O H
N U B U A T
Pegangan Oleh Ellen G. White
Emas
Sabat Mempersatukan Kita Kepada Allah
“H
ari-hari Sabat-Ku juga Kuberikan kepada mereka menjadi peringatan di antara Aku dan mereka, supaya mereka mengetahui bahwa Akulah TUHAN, yang menguduskan mereka” (Yeh. 20:12). Sebagaimana Sabat merupakan tanda yang membedakan Israel ketika mereka keluar dari Mesir untuk memasuki Kanaan duniawi, begitu pula tanda yang sekarang membedakan umat Allah saat mereka keluar dari dunia untuk memasuki perhentian surgawi. Pemeliharaan Sabat merupakan cara yang diurapi Allah dalam memelihara pengetahuan tentang Diri-Nya sendiri dan membedakan antara pengikut-Nya yang setia dan para pelanggar hukum-Nya. Sabat Merujuk pada Pencipta dan Penyuci
Sabat milik Kristus.... Setelah Ia menjadikan segala sesuatu, Ia menjadikan Sabat. Oleh-Nya Sabat dipisahkan sebagai satu pertanda dari pekerjaan penciptaan. Sabat mengarahkan kepada Dia baik sebagai Pencipta maupun Penyuci. Sabat menyatakan bahwa Dia yang menciptakan segala sesuatu di surga dan di bumi, dan yang oleh-Nya semua berjalan, Ia yang adalah kepala gereja, dan oleh kuasa-Nya kita didamaikan dengan Allah. Berbicara kepada Israel Ia berkata, “Aku memberikan mereka Sabat, untuk menjadi tanda antara Aku dan mereka, agar mereka mengetahui bahwa Akulah Tuhan yang menyucikan mereka”—menjadikan mereka suci. Dan itu diberikan kepada semua orang yang Kristus jadikan suci. Sebagai satu tanda dari kuasa penyucian-Nya, Sabat diberikan kepada semua orang yang melalui Kristus menjadi bagian dari Israel milik Allah....
22
Adventist World | 02 - 2012
Bersukacita dalam Kristus
Kepada semua orang yang menerima Sabat sebagai satu tanda kuasa penciptaan dan penebusan Kristus, hal tersebut akan menjadi satu sukacita. Melihat Kristus di dalamnya, mereka menyukakan diri di dalam Dia. Sabat mengarahkan mereka kepada pekerjaan penciptaan sebagai satu bukti dari kuasa penebusan-Nya yang agung. Meskipun itu mengingatkan tentang hilangnya kedamaian di Eden, namun mengatakan juga kedamaian yang dipulihkan melalui Juruselamat. Dan setiap benda di alam mengulangi ajakan-Nya, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Mat. 11:28). Sabat adalah pegangan emas yang mempersatukan Allah dan umat-Nya....
Penting untuk Diingat
Pada permulaan hukum keempat Tuhan berkata, “Ingatlah.” Ia mengetahui di tengah banyaknya urusan dan kekacauan manusia akan tergoda untuk beralasan melepaskan diri dari memenuhi kewajiban hukum, atau akan melupakan kesuciannya. Oleh sebab itu Ia berkata: “Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat” (Kel. 20:8). Sepanjang minggu kita harus mengingat Sabat dan membuat persiapan untuk memeliharanya menurut hukum.... Ketika Sabat diingat dengan demikian, hal-hal duniawi tidak akan dibiarkan mengganggu hal rohani. Tidak ada sisa dari enam hari bekerja akan disisihkan untuk Sabat. Sepanjang minggu, energi kita tidak akan terlalu kelelahan dalam pekerjaan duniawi sehingga pada hari dimana Tuhan berhenti dan di-
segarkan kita akan terlalu letih terlibat dalam pelayanan-Nya.... Menyiapkan Hari Istimewa Ini
Sabat adalah pegangan emas yang mempersatukan Allah dan umatNya S i m o n a
B a l i n t
Pada hari Jumat biarlah persiapan Sabat diselesaikan. Lihat apakah semua pakaian sudah disiapkan dan bahwa semua masakan diselesaikan.... Sabat janganlah digunakan untuk waktu memperbaiki pakaian, memasak makanan, menyenangkan penglihatan, atau kegiatan duniawi lainnya. Sebelum tenggelamnya matahari biarkan semua pekerjaan sekular disisihkan dan semua kertas sekular disingkirkan dari pandangan. Para orangtua, jelaskan pekerjaan Anda dan maksudnya kepada anak-anak Anda, dan biarkan mereka bersama membantu persiapan Anda untuk memelihara Sabat menurut hukum. Ada pekerjaan lain yang harus mendapat perhatian pada hari persiapan. Pada hari ini semua perbedaan antara saudara-saudara, entah itu dalam keluarga atau dalam gereja, harus disingkirkan. Biarlah semua kepahitan dan kemurkaan dan kebencian dikeluarkan dari jiwa. Dalam roh kerendahan hati, “hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan� (Yakobus 5:16). Sebelum tenggelam matahari biarlah anggota keluarga berkumpul untuk membaca Firman Allah, bernyanyi dan berdoa. Kita harus berhati-hati menjaga Sabat. Ingat bahwa setiap saat disucikan, waktu yang kudus. n
Pilihan ini diambil dari buku renungan The Faith I Live By, halaman 33, 34. Orang Advent percaya bahwa Ellen G. White (1827-1915) mempraktikkan karunia bernubuat Alkitabiah selama lebih dari 70 tahun pelayanan publik.
02 - 2012 | Adventist World
23
erjaidak Sama Kyang Lazim T
P E L A Y A N A N
A D V E N T
m a r k
f o r m a n / d i g i ta l ly
m o d i f i e d
P
endidikan sekular swasta telah melihat satu ledakan di Cina dalam dasawarsa terakhir ini. Tetapi sekolah-sekolah yang mengajarkan Alkitab dalam kurikulum mereka menghadapi sejumlah tantangan. Proses pendaftaran bagi sekolah-sekolah Kristen sangatlah rumit, dan ditangani oleh Three-Self Patriotic Movement (TPSM), yang mengawasi semua aktivitas keagamaan di Cina. Opini-opini yang berbeda-beda tentang bagaimana mendidik kaum muda Cina, telah menuntun kepada sejumlah perbedaan pendapat, beberapa di antaranya mendapat perhatian media. Pendidikan Advent senantiasa menjadi prioritas bagi anggota-anggota gereja
Orang Advent menerima pendidikan dan bersaksi kepada orang lain. Oleh Chek Yat dan Sally Lam-Phoon
kita. Karena situasi di Cina, anggota-anggota gereja kita mulai mengelola sekolah rumah untuk anak-anak dari anggota mereka di wilayah timur laut negara tersebut selama 10 tahun terakhir. Ketika ini ternyata tidak lagi dapat dipertahankan, anggota kita berdoa meminta pandangan terhadap bagaimana mereka bisa memberikan pendidikan Advent bagi kaum muda mereka. Kontak Komunitas
Pada tahun 2008 para pemimpin gereja mengembangkan satu hubungan dekat dengan kepala sekolah kejuruan di satu kota. Sementara mereka berbagi pandangan untuk menyediakan pendidikan Advent bagi kaum muda mereka, pemimpin ini menawarkan kerjasama dengan gereja untuk membantu kebutuhan mereka. “Kami gembira dengan kemungkinan berita ini dan memutuskan untuk mencobanya,” kata Enn Chun Wong.* “Apa pun lebih baik daripada tidak ada sama sekali.” Sekolah kejuruan ini memberikan pelajaran seperti montir mobil, menjahit, nutrisi, pelayanan makan pesta (catering), pariwisata, akuntansi melalui komputer, ilmu tentang komputer, hidroelektronik, pekerjaan mengelas, dan tata rambut. Diwajibkan agar semua siswa memilih satu jurusan. Namun, kelompok pemuda Advent kita harus memilih dua jurusan untuk memastikan bahwa semua siswa pria dan wanita bisa diimbangi, dan dengan demikian mengurangi pengaruh negatif yang bisa diberikan oleh siswa lain kepada mereka. Lebih jauh lagi, mengatur kelompok itu untuk menyelesaikan semua pelajaran kejuruan di pagi hari memberikan waktu tambahan untuk kelas Alkitab di gereja pada sore harinya. Kelompok pertama yang terdiri dari 40 siswa
tinggal di gereja, di mana guru-guru yang ditugaskan membantu mereka dengan pengajaran rohaninya. Program mereka mulai dengan ibadah dan doa pagi pada pukul 4.30 pagi. Setelah sarapan sebuah bis sekolah mengantar mereka ke sekolah kejuruan. Guru-guru dari gereja menyertai kelompok itu ke sekolah untuk membantu mereka menjembatani perbedaan antara kelas sekular dan pendidikan keagamaan mereka. Pada petang hari mereka dibawa kembali ke gereja untuk kelas Alkitab. “Kami mengingatkan mereka terus tentang kesaksian yang mereka perlu berikan bagi Yesus Kristus di sekolah. Perilaku mereka memberi kesaksian kepada orang lain tentang kuasa Kekristenan,” kata salah seorang guru. Diberkati untuk Menjadi Berkat
Kelompok itu segera mendapatkan reputasi menjadi para siswa teladan, unggul dalam akademis dan disiplin dalam kemampuan sosialnya. Siswa-siswa di kelas lain seringkali memberi masalah kepada para guru mereka, karena gaduh dan tidak disiplin, tidur selama pelajaran mereka, dan menolak mengerjakan tugas mereka. Kepala sekolah berkata, “Sekolah kita benar-benar memerlukan siswa-siswa teladan seperti orang Advent itu; kami menginginkan lebih banyak lagi orang seperti mereka agar bisa mempengaruhi semua siswa lainnya.” Ketika tahun sekolah berakhir pada tahun 2008, sekolah itu mengimbau gereja untuk merekrut kelompok siswa kedua yang berjumlah 40 orang, sehingga jumlah totalnya 80 orang. Ini menciptakan masalah penerimaan—fasilitas gereja terlalu terbatas untuk menampung 80 siswa. Tetapi ketika sekolah mengetahui dilema mereka, kepala sekolah menawarkan penggunaan bangunan sekolah yang sudah tak dipakai untuk dijadikan gereja. Pada pertengahan bulan April 2009, perbaikan bangunan ini telah selesai, dengan tempat tidur, air, dan listrik. Karena bangunan ini, yang digunakan sebagai asrama, agak jauh dari sekolah kejuruan, maka sekolah mengizinkan layanan bus pulang pergi untuk 80 siswa ini setiap harinya. Para orangtua Advent sekarang bersemangat mengirim
anak-anak mereka ke sekolah kejuruan ini karena telah mengamati perubahan di tengah mereka yang telah menjalani program percobaan ini. Setelah satu tahun pelatihan, anak-anak muda ini telah mencapai kemandirian berpikir dan bertujuan. Mereka mencuci pakaian, memasak, dan membersihkan serta melayani orang lain dengan membagikan Alkitab kepada mereka. Banyak yang telah ditunjuk sebagai pemimpin kelompok kecil dalam gereja di mana mereka beribadah. Para orangtua terkagum-kagum pada perubahan yang mereka lihat ketika anak-anak mereka kembali ke rumah pada musim panas. Salah seorang mengatakan, “Putra saya telah berubah dan menjadi dewasa sekali. Sejak pulang ke rumah, ia telah menjadi berkat oleh kepeduliannya dan banyak membantu, tanpa disuruh membantu saya dalam pekerjaan rumah. Ini pastilah karena ia telah diajarkan di sekolah itu!” Meskipun tampaknya bahwa cara kreatif memberikan pendidikan Advent ini berhasil dan bahwa para orangtua Advent bersedia mendaftarkan anakanak mereka di sekolah ini, pertanyaan tentang apa yang terjadi setelah dua tahun pelatihan kejuruan ini tetap ada. Apa lagi yang bisa dilakukan bagi para siswa ini untuk menyediakan pendidikan tertier yang lebih sempurna, terutama yang menyiapkan mereka melayani orang banyak di Cina melalui lapangan kerja, juga menyiapkan manusia bagi kerajaan kekal Allah? Doa Anda diperlukan sementara para pemimpin setempat terus berdialog dan muncul dengan pendekatan inovatif yang lebih banyak untuk memelihara kaum muda kita di Cina melalui fondasi pendidikan Advent yang kuat. n *Bukan nama yang sebenarnya.
Chek Yat Phoon adalah direktur pendidikan, dan istrinya, Sally Lam-Phoon, adalah Direktur Anakanak, Rumah Tangga, dan BWA Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, Divisi Asia-Pasifik Utara. 02 - 2012 | Adventist World
25
P E R T A N YA A N D A N J A W A B A N A L K I T A B
Penolong yang
Mengapa
Roh Kudus
disebut“Penolong” dalam Injil Yohanes?
I
Lain
stilah bahasa Yunani parakletos, diterjemahkan “counselor” (penolong) dalam beberapa versi Alkitab, tidak memiliki kesamaan yang tepat dalam bahasa Inggris. Itu digunakan dalam literatur Yunani untuk merujuk pada seseorang yang dipanggil untuk membantu seseorang, atau muncul atas nama orang lain sebagai seorang penasihat, pengantara, mediator, penolong, atau seorang penasihat di sidang hukum. Ketika Yesus menerapkannya pada Roh Kudus, ini menyatakan sesuatu tentang sifat dan fungsi Roh Kudus. Karena istilah itu digunakan secara eksklusif dalam tulisan Yohanes, saya akan meneliti ayat-ayat itu. 1. Yesus dan Penolong: Dalam Yohanes, juga di seluruh Perjanjian Baru, Yesus dan Roh berhubungan sangat erat. Tetapi mereka bukan oknum yang sama. Dalam Yohanes, Yesus mengidentifikasi parakletos dengan Roh (16:15), Roh Kudus (14:26), dan Roh kebenaran (14:17; 15:26; 16:13). Dengan kata lain, ia menggunakan terminologi baru untuk merujuk pada Roh Kudus. Ketika Yesus berkata “Penolong yang lain” (14:16, bandingkan 1 Yoh. 2:1), itu berarti bahwa Ia juga adalah seorang penolong, jelas Ia membuat satu perbedaan antara DiriNya sendiri dan Roh. Perbedaan antara keduanya juga ditonjolkan oleh fakta bahwa Roh (parakletos) akan diutus oleh Bapa atas permintaan Anak (14:16, 26). Akhirnya perbedaan antara keduanya diindikasikan oleh fakta bahwa kedatangan Roh akan terjadi setelah Yesus kembali kepada Bapa (16:7). Roh (parakletos) akan tetap bersama umat-Nya selamanya (14:16). Jadi tidak seperti Yesus, Roh tidak akan kembali kepada Bapa selagi umat Allah masih ada di dunia. Ia akan menggantikan Yesus di bumi. 2. Fungsi dari Penolong: Tiga fungsi utama ditugaskan kepada Roh (parakletos). Dia adalah guru. Ia “yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu” (14:26). Roh akan membangun gereja berlandaskan ajaran-ajaran Yesus dengan mengingatkan murid-murid tentang ajaran-ajaran-Nya dan menyatakan kedalaman maknanya. Ia juga akan menyatakan kepada mereka kandungan eschatological dari pekabaran Yesus (16:13). Hanya oleh pengertian seperti itulah Roh “memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran” (16:13).
26
Adventist World | 02 - 2012
Kedua, dan erat berkaitan dengan sebelumnya, Roh akan memuliakan Yesus. Yesus dimuliakan ketika Roh mengambil apa yang menjadi milik Yesus dan menyatakannya kepada kita (16:14). Ia memuliakan Diri-Nya sendiri, bukan dengan menyediakan bagi kita hal-hal baru, tetapi oleh memberitahu kita bahwa apa yang kita terima itu semua dari Yesus. Ketiga, peran Roh adalah bersaksi atas nama Yesus dan umat-Nya kepada dunia. Kedatangan Roh memberi kesaksian pada fakta bahwa orang-orang percaya itu milik Allah, dengan demikian , menegaskan perbedaan antara mereka dan dunia. Bersama dengan orang-orang percaya, Roh juga bersaksi atas nama Yesus dengan memanggil orang-orang untuk datang kepada Yesus sebagai yang ditinggikan (15:25, 26). Kesaksian-Nya kepada dunia mengungkapkan penolakan dunia kepada Yesus, dosa yang mencirikannya, dan penghakiman Allah melawan kejahatan (16:8-11). 3. Sifat Roh: Dengan menyebut Roh, “Penolong yang lain” Yesus telah menetapkan sekali dan selamanya bahwa Roh adalah Oknum seperti Dia. Meskipun kata benda Gerika “roh” (pneuma) adalah kata yang bersifat netral (dan beberapa orang menyebut Roh itu sebagai “itu”/benda), kata benda “penolong” (parakletos) bersifat maskulin dan pribadi. Roh bukanlah “itu” tetapi makhluk Ilahi. Keilahian-Nya disampaikan Yesus ketika Ia berkata bahwa Roh “keluar dari Bapa” (15:26). Kata kerja “keluar dari” (ekperuomai) menunjuk pada asal tempat Roh itu. Tempat asli keberadaan-Nya adalah di dalam mistri Keallahan, dan Allah itulah yang mengutus Dia. Dengan mengidentifikasi Roh sebagai parakletos, Yesus menyediakan kita satu jalan berpikir tentang Roh sebagai sosok oknum. Kita bisa memandang Dia sebagai seorang penasihat, sebagai seorang yang membantu kita pada saat dibutuhkan (penghibur), dan yang menemani kita selama perjalanan kita, memelihara, mengubahkan, dan menyatakan kepada kita apa yang menjadi milik Yesus. Roh berbicara kepada kita dan bagi kita; Ia adalah parakletos. n
Telah pensiun, Angel Manuel Rodríguez telah melayani gereja selama beberapa dasawarsa, terakhir sebagai Direktur Biblical Research Institute of the General Conference.
P E L A JA R A N A L K I TA B
Iman S
Oleh Mark A. Finley
Akhir Zaman
uatu petang setelah seminar Bible Study di Chicago seorang wanita paruh baya dengan mimik wajah tertekan bertanya apakah kami bisa berbicara. Ia menjelaskan kalau dia sedang bergumul dengan kanker payudara, dan ia memiliki beberapa pertanyaan. Dengan tulus ia berkata, “Pendeta, jika saya tidak sembuh, apakah itu artinya saya tidak memiliki iman yang cukup? Jika saya memiliki lebih banyak iman, akankah saya segera disembuhkan?” Kemudian ia berkata, “Pendeta, beberapa orang teman saya berkata kalau masalah saya sebenarnya bukan kanker—tapi karena kurang iman. Apakah ini benar?” Dalam pelajaran bulan ini kita akan meneliti bersama apa iman itu, bagaimana melatihnya, dan bagaimana menambahnya.
1
Baca Amsal 3:5, 6. Bagaimanakah iman didefinisikan dalam ayat ini? Di manakah iman sejati menemukan fokusnya? Iman adalah percaya kepada Allah sebagai seorang sahabat yang dikenal baik. Mempercayai bahwa Ia tidak akan membahayakan kita dan bahwa maksud-maksud-Nya bagi kita hanyalah kebaikan (lihat Yeremia 29:11). Tidak meminta jawaban dari Allah, tetapi berusaha menemukan apa yang akan membawa kemuliaan kepada Dia dalam setiap aspek hidup kita. Tidak fokus pada apa yang kita inginkan—tetapi fokus pada apa yang Ia inginkan (lihat Mat. 26:39).
2
Baca 2 Kor. 12:7-9. Rasul Paulus dengan bersungguhsungguh berdoa meminta kelepasan dari penderitaan fisik. Banyak sarjana Alkitab percaya masalahnya adalah dengan pandangan matanya. Bagaimanakah Allah menjawab doa Paulus? Apakah yang dikatakan di situ tentang iman?
3
Daud tidak asing dengan penderitaan. Bagaimanakah iman Daud menyanggupkan dia mengatasi penderitaan yang dialaminya? Baca Mazmur 119:67, 68. Apakah yang dinyatakannya tentang Allah sementara ia mengalami penderitaan? Apakah yang dikatakan di sini tentang iman? Pencobaan-pencobaan hidup kita bisa membuat kita lebih pahit atau lebih baik. Penderitaan bisa menarik kita lebih dekat ke hati Allah atau menjauhkan kita dari Dia; itu tergantung pandangan kita tentang Allah. Jika kita percaya Dia dan yakin bahwa Dia itu baik, dan melakukan yang baik, maka kita akan memiliki iman di dalam pemeliharaan-Nya yang kuasa, bahkan dalam saat-saat kehidupan paling sulit sekalipun.
4
Baca 1 Korintus 10:13, Filipi 4:19, dan Mazmur 46:1. Janji-janji apakah yang Allah berikan kepada kita yang dapat kita raih dengan iman dalam masa sulit kehidupan? Sambil membaca ayat-ayat ini, renungkan apa yang Allah katakan kepada Anda pada saat ini dalam hidup Anda.
5
Jika iman kita kelihatannya kadang-kadang lemah, bagaimana kita menambahnya? Baca Roma 10:17. Iman kita diperkuat dan dibangun saat kita membaca Firman Allah. Roh Kudus yang sama yang mengilhami Alkitab akan mengilhami kita sementara membacanya. Semakin banyak kita mengenal Allah, maka kita akan semakin percaya kepada-Nya. Firman Allah itu kuat (lihat Ibrani 4:12); membangun dan memperkuat iman kita.
6
Apakah mungkin membaca Alkitab dan mendapatkan sangat sedikit saja darinya? Mengapa? Apakah Ibrani 4:2 mengejutkan Anda? Ibrani menggambarkan satu kelompok orang yang telah mendengar Firman Allah, tetapi tidak menguntungkan mereka sama sekali. Mengapa tidak? Tentu saja, mereka mendengar dengan telinga, tetapi tidak pernah dimasukkan ke dalam hati segala hal yang mereka dengar. Mereka tidak merenungkan kebenaran-kebenaran yang mereka dengar dengan teliti dan dengan iman menerapkannya dalam hidup mereka. Apakah yang disampaikan di sini kepada Anda tentang pembelajaran Alkitab Anda sendiri?
7
Baca Roma 15:4. Setelah kita membaca pengalamanpengalaman tokoh-tokoh Alkitab, apakah yang terjadi dalam kehidupan kita? Mempelajari Firman Allah memberikan kita satu pandangan hidup yang baru. Ini memperdalam kepercayaan kita kepada Allah, menambah iman kita, dan mengisi kita dengan pengharapan. Setelah kita belajar untuk “hidup karena percaya, bukan karena melihat” (2 Kor. 5:7), kepercayaan kita kepada Allah akan bertambah. Sesungguhnya, Yohanes menggambarkan umat Allah di akhir zaman memiliki “iman kepada Yesus” (Wahyu 14:12). Di masa tergelap-Nya di salib, Yesus menyerahkan hidupNya di tangan Bapa-Nya yang pengasih. Ia mempercayai Allah dengan apa yang tidak dipahami-Nya, dan kita juga bisa. Inilah iman Alkitabiah yang asli yang saya sampaikan kepada wanita bermasalah di Chicago beberapa tahun yang lalu. n
02 - 2012 | Adventist World
27
PERTUKARAN IDE S DVENTIST TH DAY ! OR 3EVEN L 0APER F RNATIONA 4HE )NTE
/ C TOB E R
Persatuan yang gereja butuhkan
ada pada Yesus Kristus dan kebenaranNya.
)NTOTHE
Ken Lemky, Creston, British Columbia, Kanada
#ITIES 3EE PAGE
4OO -UCH
TV
'OD S -OSA C
&OR THE
'LORYOF 'OD
Surat Ke Kota-kota
Terima kasih banyak atas liputan luasnya tentang inisiatif baru “ Ke Kotakota” (Oktober 2011)! Inilah pertanyaan saya: Mengapa kita berbicara hanya tentang berapa banyak orang Advent yang tinggal di suatu kota (mis., di bawah halaman 17)? Tidakkah kita menghitung orang Kristen lain yang tinggal di kota-kota itu? Apakah hanya orang Advent yang harus mengabarkan Injil di kota-kota ini? Peraturan Kerja gereja kita menyatakan: “Kita mengakui setiap aktivitas/organisasi yang mengangkat Kristus di hadapan umat manusia sebagai bagian dari rencana Ilahi untuk menginjili dunia. Kita sangat menghargai tokoh-tokoh Kristen dalam denominasi lain yang berusaha memenangkan jiwa bagi Kristus” (General Conference of Seventh-day Adventist: Working Policy, 1926, Bagian O 75). Jika kita mempercayainya, mengapa kita menulis seolah orang Kristen lain tidak memainkan peran dalam penginjilan di kota-kota? Mengapa kita tidak menganjurkan kerja sama dengan mereka? Ini bukan berarti meninggalkan keyakinankeyakinan tertentu orang Advent!
André Liebig Jerman
Sementara kita membagikan doktrindoktrin kepada orang Kristen dari denominasi lain, pekabaran khusus yang diberikan kepada Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh mewajibkan kita untuk membawa pekabaran kita ke tempattempat itu di mana Injil Kristus mungkin sudah dikabarkan.—Para Editor Mosaik Allah
Saya menulis tentang artikel dari Cheryl Doss yang berjudul “Mosaik Allah” (Oktober 2011). Permasalahan perbedaan budaya adalah salah satunya dimana gereja memerlukan pendidikan. Ada yang tidak berbahaya dan tidak bersalah dan yang berbahaya dan tidak bisa diterima. Semua budaya mengandung dua kelompok ini. Tidak semua perbedaan berasal dari Allah, atau diterima oleh Dia. Kita harus mengetahui bagaimana memberitahu perbedaannya. Kesatuan yang gereja perlukan ada pada Yesus Kristus dan kebenaranNya. Hanya ini yang akan menghasilkan kesatuan alkitabiah yang disetujui Allah di tengah anak-anak-Nya, apapun budaya duniawinya. Tidak ada jalan lain, pengganti lain, atau metodologi alternatif lain yang akan mencapai tujuan ini. Pilihan kita adalah untuk maju dalam keselarasan dengan semua yang Yesus ajarkan, atau berputar tanpa tujuan, membuat lingkaran yang tak berujung dalam bayangan dan pemikiran kita sendiri.
Ken Lemky Creston, British Columbia, Kanada
28
Adventist World | 02 - 2012
Menunggu
Saya menanggapi artikel Frank Hasel “Menunggu” (Oktober 2011). Menunggu bukanlah watak saya, terutama dengan kesabaran. Hasel benar menyatakan bahwa kita semua menunggu setidaknya sekali (atau dua kali) dalam kehidupan kita sehari-hari—mengapa tidak membuatnya menjadi saat Allah? Untuk mengurangi ketidaksabaran, saya mengadakan “perjalanan kecil” dalam kepala saya sementara duduk di antrean panjang lampu merah; di sofa sementara menunggu orang lain; dan di antrean di pasar. Saya rasa sebagai gantinya saya akan membuatnya menjadi waktu atau saat dengan Allah!
Rebecca Whited E scondido, California, Amerika Serikat Menemukan Kembali Ibadah Sejati
Saya sangat senang dengan wawancara editor Bill Knott dengan ketua General Conference Ted Wilson, “Menemukan Kembali Ibadah Sejati” (Agustus 2011). Komitmen kepemimpinan kepada kebangunan dan reformasi mulai pada tahun 2010 pada Rapat Musim Gugur dan masih berlanjut. Saya diberkati dan dikuatkan melalui pekabaran tersebut dan sumber di www.revivalandreformation.org. Roh Kudus ingin menggiatkan hati kita secara individu dan gabungan. Sudah waktunya.
Cathy Law Via E-mail
Memelihara Hari Kesukaan
Setelah membaca artikel “Hari Kesukaan” oleh Ted N.C. Wilson (Juli 2011) hari saya benar-benar tersentuh. Saya belajar bagaimana bersekutu dengan rekan-rekan saya orang Advent dan memelihara hari suci Allah. Rasa terima kasih saya yang tulus kepada Adventist World untuk “Ruang Doa.” Saya berharap Allah akan menjawab doa-doa itu.
Lalrodinga Falam, Chin State, Myanmar Terima Kasih
Terima kasih untuk Adventist World setiap bulannya. Anda selalu membuat semangat saya membara!
Lovemore Kashawo Harare, Zimbabwe Saya membaca setiap terbitan Adventist World dengan minat tinggi dan gembira. Saya sangat berterima kasih karena kami juga menerima terjemahan majalah tersebut dalam bahasa Jerman di Austria ini. Terima kasih banyak kepada semua orang yang mengerjakan terjemahan. Ini benar-benar merupakan karya besar. Semoga Allah memberkati semua anggota tim terjemahan agar mereka bisa melanjutkan peran serta mereka yang penting bagi gereja. Terima kasih juga kepada para editor dan semua penulis atas artikel-artikel serta cerita segar dan menantang. Gereja secara keseluruhan diberkati!
Anja Kaluza Lustenau, Austria
Tata Cara Kolom Surat: Silakan kirim surat Anda ke editor Adventist World: letters@adventistworld.org. Isi surat itu harus jelas dan langsung pada maksudnya, maksimum 250 kata. Pastikan untuk menuliskan nama artikel yang dimaksud, tanggal diterbitkan dan halaman artikel tersebut. Juga informasikan nama Anda, kota, provinsi dan negara dari mana Anda mengirim surat tersebut. Surat tersebut akan diedit dan disesuaikan dengan kolom yang masih tersedia. Perlu diketahui bahwa tidak semua surat yang akan ditampilkan.
5O
KATA ATAU KURANG
Tokoh Alkitab
Favorit Saya
n Tokoh Alkitab kesukaan saya adalah Petrus. Ia sering dikecam karena “berbicara lebih dahulu baru kemudian berpikir.” Tetapi saya mengagumi dia karena ketika ia mendapat kesempatan untuk berjalan di atas air, ia keluar dari perahu untuk lebih dengan Yesus (lihat Matius 14:27-31).
–Sergio, Rio de Janeiro, Brazil
n Meskipun kita tidak mengetahui namanya, tokoh Alkitab yang saya sukai adalah gadis kecil Israel dalam 2 Raja-raja 5 yang memberitahu tuannya tentang kuasa penyembuhan Allah melalui nabi Elisa. Kita semua haruslah tak kenal takut bila membagikan iman kita.
–Cora, San Francisco, Kalifornia, Amerika Serikat
Saya memiliki banyak tokoh kesukaan, tetapi bagaimana mungkin saya tidak menyertakan Daud? Ia menjalani hidup dengan hasrat. Tidak semua yang ia lakukan dikagumi atau layak menjadi teladan kita. Tetapi karena rohaninya kuat, Allah menyebut dia seorang yang “menuruti hatinya sendiri” (1 Sam. 13:14). n
–Hee Mun, Jeju-do, Korea
Kali berikutnya, ceritakan kepada kami dalam 50 kata atau kurang tentang buku kesukaan Anda dalam Alkitab. Kirimkan ke letters@ AdventistWorld.org. Tulis “50 Words or Less” pada baris judul.
7 miliar
Populasi Dunia
Ada sekitar satu orang Advent untuk setiap 407 penduduk di dunia. Di beberapa negara rasionya jauh lebih sedikit; di banyak negara lebih banyak lagi. Sumber: Kantor Arsip dan Statistik General Conference
02 - 2012 | Adventist World
29
PERTUKARAN IDE
Di Belahan
top
Dunia Manakah Ini?
Divisi-divisi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di dunia dengan keanggotaan tertinggi adalah: n n n n n
Divisi Inter-Amerika Divisi Afrika Timur-Tengah Divisi Afrika-India Selatan Divisi Amerika Selatan Divisi Asia Selatan
JAWABAN: Di Gaspar Alto, Brazil selatan, ini adalah foto dari salah satu gereja Advent pertama di Brazil. Foto ini baru-baru ini diberikan kepada SĂŠrgio Lessa, seorang penatua gereja di Blumenau, Santa Catarina
Semua orang dalam kehidupan menghadapi satu jenis tantangan atau jenis lainnya, tetapi bersembunyi di balik kesulitan hanya membuat kita tidak menyadari ukuran kasih karunia Allah yang dapat membuat kita menjadi apa yang Ia inginkan dan melakukan yang Ia kehendaki. — L arry R. Valorozo, selama mempelajari Alkitab di Bologna, Itali
Doa &
PUJI SYUKUR
Saya mohon Anda bantu saya dalam doa agar saya mendapatkan pekerjaan untuk menafkahi keluarga saya. Saya sedang mencari seorang pemodal untuk industri kayu.
Seth, Sierra Leone
Tolong doakan putra saya. Ketika ia berusia 8 tahun, ia kehilangan sebagian besar pendengarannya setelah menderita sakit. Sekarang ia berusia 20 tahun dan sangat marah kepada Allah. Doakan perdamaiannya dengan Allah, dan agar ia mau melakukan sesuatu yang berguna dalam hidupnya.
Helen, Amerika Serikat
30
Adventist World | 02 - 2012
Tolong doakan seorang wanita muda yang merupakan bagian dari program jangkauan luar untuk kaum Aborigin. Dia ada di rumah sakit dan alasan sakitnya tidak diketahui, dan kelihatannya ia tadinya dalam kondisi kesehatan yang baik.
Rod, Australia
Saya memerlukan kebangunan rohani dalam hidup saya. Semoga Allah melindungi saya dari dosa. Saya juga berdoa meminta pekerjaan, satu tempat belajar, dan kesatuan dalam keluarga.
Vera, Nigeria
Tolong berdoa kepada Allah agar ada jalan bagi kami untuk membayar proyek ruangan sekolah dan olahraga kami.
Ron dan Holly, Amerika Serikat
Doa & Pujian: Kirimkan permohonan doa rasa syukur saudara ke: prayer@adventistworld.org. Kirimlah kepada kami permohonÂan doa dan rasa syukur saudara (berterima kasih atas jawaban doa). Tuliskan secara singkat dan padat, maksimum 50 kata. Permohonan doa saudara akan diedit untuk maksud yang jelas. Tidak semua yang masuk akan dicetak. Sertakan nama saudara dan negara di mana saudara tinggal. Saudara juga dapat mengirimkan melalui fax: 1-301-680-6638; atau mengirim surat ke Adventist World, 12501 Old Columbia Pike, Silver Spring, MD 20904-6600 U.S.A.
“Lihatlah, Aku Datang Segera” Misi kami adalah untuk meninggikan Yesus Kristus, mempersatukan umat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di mana saja dalam iman, misi, kehidupan, dan pengharapan.
Sebuah
One-DayChurch Montadas, Brazil
Lebih dari 600 komunitas di Brazil tanpa keberadaan orang Advent. Namun syukurlah atas dedikasi gereja-gereja Advent di seluruh negeri itu, hal tersebut dengan cepat berubah. Dan One-Day Church merupakan bagian dari solusi itu. Jemaat-jemaat Advent di seluruh Brazil mensponsori keluarga-keluarga untuk masuk ke kota-kota yang belum terjamah sebagai para misionaris pembentuk gereja. Salah satu komunitas itu, Montadas, telah diadopsi oleh Women’s Ministries Department dari Uni Brazil Utara. Satu tahun yang lalu uni ini mensponsori Patricio dan Cristina Silva, pasangan awam, untuk pindah ke Montadas dan mulai bergaul. Keluarga Silva dengan cepat mendapati bahwa tidak seorang pun di Montadas pernah mendengar nama Advent! Keluarga Silva memulai satu pertemuan doa kecil dan memberikan pelajaran Alkitab kepada teman-teman baru mereka. Minat bertambah, tetapi kebutuhan untuk bangunan gereja menjadi semakin mendesak. Pada tanggal 10 Agustus 2011, satu tim pembangun dari Maranatha Volunteers International mendirikan kerangka One-Day Church. Anggotaanggota gereja dan para relawan dari pelayanan wanita segera mulai menambahkan dinding, atap, bangku, bahkan ruangan tambahan untuk Sekolah Sabat Anak. Gereja Montadas yang baru itu diresmikan bebas dari utang pada tanggal 25 Oktober, 2011. Kini gereja tersebut sudah memiliki 53 anggota, dan lebih dari 50 orang telah meminta untuk dibaptiskan. “Kembalilah dalam waktu satu tahun,” keluarga Silva berkata, “dan gereja akan bertambah begitu cepat sehingga kami siap untuk menjadi dua jemaat!”
Program One-Day adalah upaya kerja sama antara Seventh-day Adventist Church, Adventist-laymen’s Services and Industries (ASI), dan Maranatha Volunteers International. Inisiatif The One-Day Church awalnya diciptakan dan dikembangkan oleh pengusaha Minnesota dan anggota ASI, Garwin McNeilus. Kisah-kisah ini datang kepada Anda tiap bulan dari “Jurucerita” Maranatha, Dick Duerksen.
Penerbit Adventist World adalah majalah periodik internasional milik Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Sedunia. Divisi Asia-Pasifik Utara adalah penerbitnya. Penerbit Eksekutif dan Pemimpin Redaksi Bill Knott Wakil Penerbit Claude Richli Manajer Percetakan Internasional Chun, Pyung Duk Dewan Penerbit Ted N. C. Wilson, ketua; Benjamin D. Schoun, wakil ketua; Bill Knott, sekretaris; Lisa Beardsley; Daniel R. Jackson; Robert Lemon; Geoffrey Mbwana; G. T. Ng; Daisy Orion; Juan Prestol; Michael Ryan; Ella Simmons; Mark Thomas; Karnik Doukmetzian, legal advisor Komite Koordinasi Adventist World Lee, Jairyong, ketua; Akeri Suzuki; Kenneth Osborn; Guimo Sung; Chun, Pyung Duk; Han, Suk Hee Redaksi Bertempat di Silver Spring, Maryland Lael Caesar, Gerald A. Klingbeil (associate editors), Sandra Blackmer, Stephen Chavez, Wilona Karimabadi, Mark A. Kellner, Kimberly Luste Maran Redaksi Bertempat di Seoul, Korea Chun, Pyung Duk; Chun, Jung Kwon; Park, Jae Man Editor Online Carlos Medley Koordinator Teknik dan Pelayanan Pembaca Merle Poirier Editor-at-large Mark A. Finley Senior Advisor E. Edward Zinke Manajer Finansial Rachel J. Child Asisten Redaksi Marvene Thorpe-Baptiste Asisten Editor Gina Wahlen Dewan Manajemen Jairyong Lee, ketua; Bill Knott, sekretaris; P. D. Chun, Karnik Doukmetzian, Suk Hee Han, Kenneth Osborn, Juan Prestol, Claude Richli, Akeri Suzuki, Ex-officio: Robert Lemon, G. T. Ng, Ted N. C. Wilson Pengarah Seni dan Desain Jeff Dever, Fatima Ameen Para Penasihat Ted N. C. Wilson, Robert E. Lemon, G. T. Ng, Guillermo E. Biaggi, Lowell C. Cooper, Daniel R. Jackson, Geoffrey Mbwana, Armando Miranda, Pardon K. Mwansa, Michael L. Ryan, Blasious M. Ruguri, Benjamin D. Schoun, Ella S. Simmons, Alberto C. Gulfan, Jr., Erton Köhler, Jairyong Lee, Israel Leito, John Rathinaraj, Paul S. Ratsara, Barry Oliver, Bruno Vertallier, Gilbert Wari, Bertil A. Wiklander Kepada para Penulis: Silakan mengirimkan naskah yang siap diterbitkan, melalui alamat redaksi 12501Old Columbia Pike, Silver Spring, MD 20904-6600, U.S.A. Atau melalui fax: +1 (301) 680-6638 E-mail: Internet: worldeditor@gc.adventist.org Situs: www.adventistworld.org Kecuali diberitahu, semua kutipan ayat Alkitab diambil dari ALkitab Terjemahan Baru. © 1974 Lembaga Alkitab Indonesia (LAI). Digunakan dengan izin. Adventist World diterbitkan setiap bulan dan dicetak secara berkala di Korea, Brasil, Indonesia, Australia, Jerman, Austria, dan Amerika Serikat. Vol. 8, No. 2
02 - 2012 | Adventist World
31
Setiap bulan Adventist World diakhiri dengan “tangan-tangan berbakat� Dr. Ben Carson* membaca Adventist World agar tetap berhubungan dengan keluarga Advent di seluruh dunia. Anda juga dapat tetap berhubungan dengan keluarga lingkungan gereja dengan cara yang sama. Hubungi departemen komunikasi Anda jika Adventist World gratis, tidak secara teratur dibagikan di gereja Anda.
*Dr. Carson adalah ahli bedah pertama di dunia yang sukses memisahkan belahan kepala belakang bayi kembar siam.
Satu Keluarga. Satu Dunia. Adventist World.
KOLOM
dari
INDONESIA
GMAHK Distrik Kalimantan Barat Rapat Akhir Tahun
S
ebagaimana lazimnya daerah/konferens pada akhir tahun mengadakan rapat kerja untuk mengevaluasi kegiatan sepanjang tahun berjalan dan memantapkan rencana kerja di tahun berikutnya, demikian halnya GMAHK Distrik Kalimantan Barat telah mengadakan Rapat Akhir Tahun pada tgl. 22-23 Desember 2011 bertempat GMAHK Jemaat Setiabudi, Jl. Dr. Setiabudi, Pontianak. Dalam rapat tersebut, para hamba Tuhan/para pemimpin GMAHK UIKB yang hadir Bpk. B.F. Sihotang (Bendahara UIKB ), Departemental: Pdt. J.B. Banjarnahor (Penerbitan/RN), Pdt. Djoko Soewarso (Penatalayanan), Pdt. Jimmy Havelaar (Kesehatan), Pdt. S. Simorangkir (Komunikasi), Ibu Nelly Sihotang (Pelayanan Anak-anak). Sementara anggota excom yang hadir mewakili kaum awam: Bpk. S. Djahali (Bendahara Jemaat Setiabudi), Bpk. S. Duha (Koordinator Cabang SS Ambang/RT, Jemaat Setiabudi). Sedangkan anggota Excom dari para gembala: Pdtm. Berlin Situmeang (Gembala Jemaat Setiabudi) dan Pdt. Hokber Manik mewakili lembaga sekolah PAS-Kulor. Rapat dipimpin oleh Pdt. Y.Y. Fina, M.Fil, sebagai Ketua GMAHK Distrik Kalimantan Barat dan Bpk H. Hutagalung (Sekretaris dan Bendahara Distrik Kalimantan Barat) bertindak sebagai sekretaris rapat. Dalam rapat tersebut, Pdt. Djoko Soewarso mantan ketua daerah seluruh Kalimantan berkesempatan menguraikan sejarah singPdt. Y.Y. Fina & Bpk H. Hutagalung, kat pertumbuhan para pemimpin Distrik Kalimantan gereja di wilayah Barat, memimpin rapat akhir tahun. ini. “Mandul puluhan tahun” adalah kata yang tidak menyenangkan indra pendengaran untuk gereja ini, tetapi itulah kenyataannya. “Gereja jangan merasa puas dengan bangunan di tengah kota tetapi harus bertumbuh. Penginjilan kota jangan diabaikan” demikian tegas imbauan Bpk. B.F. Sihotang. Tidak ketinggalan para pemimpin departemen uni yang lain, seperti Pdt. J.B. Banjarnahor memberikan sumbangsih atau ide. Metode penginjilan yang sudah diilhamkan Tuhan melalui hambanya E.G. White, bila dituruti akan
Pdt. J.B. Banjarnahor mempromosikan buku penginjilan Kemenangan Akhir. membawa kemajuan yang signifikan bagi pertumbuhan gereja, di antaranya: Para hamba Tuhan para pendeta, setiap hari diperbolehkan membawa buku yang diterbitkan oleh IPH sebagai media, alat untuk berkenalan dengan jiwa-jiwa yang merindukan kebenaran. Sekali lagi hanya sebagai ‘media, alat’ bukan untuk memperkaya diri pendeta tersebut, tandasnya. Para pekerja: Guru, pegawai klinik, gembala agar terlibat dalam minggu besar. Untuk menjangkau warga Tionghoa yang mayoritas tinggal di Kota Pontianak dan Singkawang, Pdt. S. Simorangkir menyemangati orang muda dan beberapa penatua gereja yang memahami teknologi, untuk diadakannya radio komunitas di dua tempat tersebut. Firman Tuhan pada kebaktian Jumat malam disampaikan oleh Pdt. Dr. S. Simorangkir. Pada hari sabat, 24 Desember 2011, diskusi Sekolah Sabat dipimpin Pdt. Jimmy Havelaar dan khotbah bagi anak-anak oleh Ibu Nelly Sihotang. Distrik Kalimantan Barat menerima anugerah Tuhan pada Sabat itu dengan terlaksananya pengurapan kepada dua hamba Tuhan yakni Pdtm. Erincan Naibaho (Dir. SS/PP) dan Pdtm. Sei Jais (Gembla Jemaat Sektor Sanggau). “Pengurapan seorang pendeta 02 - 2012 | Adventist World
33
KOLOM
dari
INDONESIA
bukanlah sebuah karier tetapi anugerah” adalah sebagian dari isi khotbah untuk pengurapan yang disampaikan oleh Pdt. J.B. Banjarnahor. Sesudah khotbah, para pendeta yang sudah menerima pengurapan turut bersama-sama mengadakan penumpangan tangan bagi kedua hamba Tuhan ini disaksikan oleh seluruh umat dan keluarga yang hadir. Melihat pelayanan gereja hingga pelosok-pelosok Kalimantan, di mana pelayanan medis yang sangat terbatas, maka Pdt. Jimmy Havelaar, pada Sabat siang selepas potluck membekali umat dengan ide pentingnya peranan Tanaman Obat (TOPA)/Herbal untuk sarana penginjilan. Kegiatan selanjutnya, promosi buku “Kemenangan Akhir” sebagai buku penginjilan untuk dibagi-bagikan kepada sahabat, keluarga yang belum mengenal kebenaran. Acara tersebut dipimpin langsung oleh Pdt. J.B. Banjarnahor. Untuk mengakhiri semua kegiatan pelayanan, hamba Tuhan Bpk. B.F. Sihotang menyampaikan komitmen dan sekaligus menjadi renungan tutup Sabat.
Untuk kemuliaan bagi Yang Mahatinggi oleh pertumbuhan gereja yang seimbang dengan kemajuan/pertumbuhan kota dan denominasi gereja-gereja lain, mereka— para pemimpingereja UIKB—telah datang di Distrik Kalimantan Barat. Uang tidak menghalangi terwujudnya proyek pembangunan radio komunitas di wilayah ini. Sungguh kami mengucap syukur atas doa yang dilayangkan bagi kami pekerja di wilayah ini, serta berterima kasih bagi para donatur yang tetap setia dan yang tergerak hatinya untuk mengirimkan sebagian besar berkat-berkat Tuhan bagi wilayah ini ke Bank Rakyat Indonesia, Cab. Pontianak dengan nomor rekening 071-01-001178-30-2, atas nama: GEREJA MASEHI ADVENT HARI KETUJUH. Tuhan pasti memberkati Saudara. n —Dilaporkan oleh Pdtm. Jansen S. Sihotang, Komunikasi Distrik Kalimantan Barat.
KKR dan Seminar di Gereja Pentakosta Tulang Bawang, Daerah Sumatera Kawasan Selatan (DSKS)
P
ada akhir bulan Desember 2011 yang lalu, menjadi waktu yang berkesan bagi pelayanan umat Tuhan di Distrik Tulang Bawang, Lampung karena ada kesempatan untuk menyampaikan Firman Tuhan di gereja non-Advent. Tuhan memang selalu membuka jalan bagi pekerjaan-Nya Diawali dari hubungan yang baik oleh Ev. Yusuf Herlin (Guru Injil) dan Pdt. Septa Dwi Eneas (Gembala Distrik) Wilayah Tulang Bawang dan sekitarnya dengan para Pendeta non-Advent maka pada tanggal 17-19 Desember 2011 salah seorang dari Pendeta Gereja Pergerakan Pentakosta (GPP) Elim yaitu Pdt. J. Limbong mengundang Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh mengadakan KKR dan
34
Adventist World | 02 - 2012
Seminar di jemaat yang digembalakannya. Untuk menyambut undangan tersebut melalui parap pemimpin Daerah GMAHK Sumatera Kawasan Selatan diutuslah Pdt. T.F. Tampubolon, Dir. SS/PP & Pendidikan DSKS sebagai pembicara KKR dan Seminar dengan Tema: “Dipulihkan oleh Bilur-Bilur Kristus.” KKR dan Seminar dilaksanakan di Gereja Pergerakan Pentakosta Elim yang terletak di Kec. Pematang, Kab. Mesuji, Lampung. Atas kemurahan hati dari Kel. Pdt. J. Limbong, mereka menyediakan akomodasi dan konsumsi bagi Pdt. T.F. Tampubolon dan keluarga selama acara tersebut berlangsung. Puji Tuhan, Pdt. J. Limbong dan sekitar 20 orang dari anggota jemaatnya dengan setia hadir dalam acara tersebut dan diakhir KKR ada 8 orang pemuda/pemudi
KOLOM
gereja tersebut yang bersedia dan mendaftar mengikuti kursus “Penemuan Baru” dan oleh Pdt. Septa Dwi Eneas kelompok belajar Alkitab ini akan ditindaklanjuti.
dari
INDONESIA
Pada hari Sabat tanggal 19 Desember 2011 diadakan acara kebaktian gabungan antara gereja Pentakosta Elim dan Gereja MAHK Jemaat Gunung Batin/SP 5D Mesuji. Dan setelah selesai acara kebaktian tali kekeluargaan semakin dipererat dengan acara makan bersama yang telah disediakan oleh keluarga Pdt. J. Limbong (Gembala Jemaat Gereja Pentakosta Elim). Mari kita doakan agar Firman Tuhan yang telah ditaburkan dapat bertumbuh dan kebenaran itu semakin lebih nyata dan semakin banyak jiwa yang dituntun kepada Yesus untuk memperoleh hidup kekal. Tuhan memberkati. n —Dilaporkan oleh Pdt. Septa D. Eneas dan Pdt. T.F. Tampubolon.
“Be Like Jesus”
Acara Sabat Anak-anak GMAHK Jemaat Jambi
S
abat terakhir di bulan Desember 2011 merupakan sabat yang sangat istimewa bagi seluruh anak-anak di GMAHK Jemaat Otista Jambi. Karena pada hari Sabat ini, semua pembawa acara dan partisipan kebaktian adalah anak-anak. Acara dimulai dengan kebaktian Sekolah Sabat yang dipandu oleh Devi Silitonga sebagai Pemimpin Sekolah Sabat, Berita Mission oleh Ika Marbun, doa pembuka oleh Reza Siregar, lagu pujian dibawakan oleh Reza siregar dan Graciela siregar, dan pelayanan perorangan oleh Rahel Manik. Acara kemudian dilanjutkan dengan jam kebaktian khotbah yang dibawakan dengan sangat baik oleh semua para anak-anak, yaitu khotbah oleh Kiky Sitinjak, protokol oleh Jovan Ginting, doa syafaat oleh Steaven Sianturi, lagu pujian oleh Jovan Ginting, Ika Marbun, dan Rahel Manik.
Kemudian cerita anak-anak dibawakan oleh Dina Marbun. Sesuai dengan tema yang dipilih yaitu “Be Like Jesus,“ diharapkan semua anak-anak ini akan menjadi generasi pembawa terang dan menuruti semua tabiat dan teladan Yesus. Hal ini di sampaikan oleh Sunny Limbong selaku guru anak-anak dan Ny. N. Manik sebagai koordinator anak-anak. “Banyak sekali hal menarik yang dialami saat melatih anak-anak ini untuk menjadi partisipan di kebaktian, biarlah itu semua dapat menjadi berkat bagi kita semua,” kata Pdt. P. Simanjuntak, Gembala Distrik Jambi. Satu hal yang bisa kita lakukan sekarang adalah memberikan kesempatan kepada anak-anak yang masih kecil ini agar mengasihi Yesus Kristus dalam hidup mereka. Dil02 - 2012 | Adventist World
35
KOLOM
dari
INDONESIA
ibatkan dalam pelayanan tentu satu kenangan indah yang tak akan dilupakan anak-anak ini. Terima kasih kepada semua guru-guru yang sudah mengajar dan mendidik mereka selama ini. Kiranya Tuhan dipermuliakan dan menjadi berkat bagi kita semua. n —Dilaporkan oleh Sunny Limbong dan Gembala Jemaat.
Pelayanan Misionaris Medis
Di Tandu Rusa, Desa Makawidey, Bitung, Sulawesi Utara
S
elasa, 27 Desember 2011, tim misionaris medis Pusat Pemulihan Kesehatan dan Pelatihan Pola Hidup Sehat—Eden Way Wellness Center Warukapas (EWWC) yaitu keluarga dr. Reuben Supit, Glen Rumalag, Ca roline Asmoro, Reinmer Gorianto bersama dengan tim 1000 Missionary Movement (1000MM) yaitu Roger Sarijowan, Eddy Panjaitan, disertai dengan Pemuda Advent Jemaat Tetey yaitu Gina Inaray, Rauna Kaunang, Kyrgiakos Santu, Anita Rumambi, Fidel Inaray ditemani oleh TSPM Jemaat Tetey untuk Desa Makawidey Kec. Aertembaga, Bitung, yaitu Keluarga Bpk. Decky dan Ibu Yetty Sumakul,
Bersama Pdt. Jemaat Tandu Rusa Kec. Aertembaga yaitu Kel. Pdt. Fryddy Siono, mengadakan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan gratis di Desa Makawidey. Acara ini dilaksanakan di Kantor Kelurahan Desa Makawidey, Kec. Aertembaga, Bitung. Acara ini terselenggara berkat kerja sama TSPM di Makawidey bersama pemerintah setempat untuk mengadakan acara penyuluhan kesehatan di Desa Makawidey. Acara ini kemudian mengikutsertakan tim EWWC dengan dr. Reuben Supit pembawa seminar kesehatan dan diikuti oleh pemeriksaan kesehatan oleh tim yang datang yaitu, misionaris EWWC, misionaris 1000MM, PA Jemaat Tetey dan Jemaat Tandu Rusa. Acara ini diikuti oleh 48 orang warga. Acara diawali dengan seminar, kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan kesehatan berupa tekanan darah, timbangan, kadar lemak tubuh, kolesterol, asam urat, glukosa. Lurah Desa Makawidey senang dengan pelaksanaan acara ini dan dia berharap untuk bisa melanjutkan kembali acara ini di waktu yang akan datang. Selesai acara, kita dijamu oleh lurah dan kemudian di rumah anggota jemaat di Makawidey. Acara ini dimulai jam 15.00 dan berakhir jam 18.30. Kita doakan pekerjaan Tuhan di tempat yang hanya memiliki dua keluarga Advent. n —Dilaporkan oleh Glen Rumalag.
36
Adventist World | 02 - 2012
KOLOM
dari
INDONESIA
“Ten Days of Prayer”
Jemaat Bandar Jaya, Daerah Sumatera Kawasan Selatan
S
esungguhnya di awal tahun 2011 ini memiliki nuansa tersendiri bagi Jemaat Bandar Jaya khususnya dalam menyikapi program para pemimpin organisasi gereja kita “Ten Days of Prayer,” yang dilaksanakan pada tanggal 4-14 Januari 2011. Puji Tuhan, karena dengan pertolongan-Nya Jemaat Bandar Jaya dengan penuh antusias dapat melaksanakan “Sepuluh Hari Doa” ini di Gereja Masehi Advent Jemaat Bandar Jaya meskipun selama dalam sepuluh hari terkadang hujan turun namun tidak menghalangi kehadiran anggota jemaat yang merasakan pentingnya momen ini. Yang paling mengesankan bagi jemaat adalah karena acara penutupan diadakan mulai buka Sabat (Jumat Petang) hingga Sabat Petang bertempat di Mess PT. Tris Delkemudian dilanjutkan dengan Doa ACTS, baca Alkitab, bersaksi, berbagi pengalaman dan curhat hingga tengah malam pukul 00.00 WIB. Kemudian pada pukul 00.0004.00 adalah waktu istirahat namun juga adalah kesempatan berdoa bagi perorangan atau per keluarga dalam satu ruangan khusus yang telah disediakan. Pada pukul 04.00 renungan pagi oleh Bpk. R. Pasaribu, dilanjutkan dengan doa ACTS, bersaksi hingga pukul 05.30 dan kebaktian sabat dimulai pada pukul 08.00 hingga pukul 12.30 WIB. Mengutip tulisan E.G. White (2T. 376), dalam khotbahnya Pdt. B. Pasaribu menekankan bahwa, sudah saatnya jemaat bangun dan diubahkan oleh Firman-Nya sebab hari yang ditunggu-tunggu, hari kemuliaan kedatangan Yesus Kristus Tuhan kita, sudah semakin dekat dan lebih dekat. Sesuai dengan tema pelayanan tahun 2012, “Dibangunkan ta Agrindo Jln. Negara Gunung Sugih, Lampung Tengah. Dan berlangsung sepanjang malam hingga Sabat petang dengan tujuan kiranya dengan pertolongan dan kuasa Roh Kudus akan terjadi kebangunan (rohani) dan perubahan (hidup) bagi seluruh anggota secara khusus di Jemaat Bandar Jaya. Pathfinder dan Petualang juga tidak mau ketinggalan, mereka juga melakukan hal yang sama di ruangan terpisah yang dipandu oleh kakak pembina MG. Renta Silalahi, MG. Hotlan Simanjuntak, dan MG. Lisda Malau. Untuk menghindari rasa jenuh maka acara hari doa ini diatur sedemikian rupa dengan rangkaian acara dengan jadwal waktu yang tidak membosankan, diawali dengan Renungan Ten Days of Prayer oleh Bpk. Yani Rundengan, 02 - 2012 | Adventist World
37
KOLOM
dari
INDONESIA
oleh Firman-Nya.” Dan reformasi (perubahan hidup) dan kebangunan (rohani) itu segera dimulai di dalam diri sendiri dan rumah tangga umat Tuhan selanjutnya akan terjadi perubahan kebangunan dan kecurahan Roh Kudus dalam gereja-Nya. Kemudian setelah makan siang acara masih berlanjut hingga pada pukul 17.30 WIB. Dan pada kesempatan itu,
Pdt. B. Pasaribu membagikan Rencana Kerja 2012 serta memberikan pencerahan kepada seluruh pegawai jemaat agar dapat memahami dan melaksanakan dengan kerja sama yang baik. Sebelum komitmen, di akhir acara tersebut, Pdt. B. Pasaribu, Ny. Renta Pasaribu, Ny. Esther Pasaribu mengadakan permainan rohani yang bertemakan “Kerja Sama Majelis Jemaat 2012.” Menjelang akhir acara sore itu, dalam acara kesan dan pesan, peserta mengakui bahwa acara yang sudah pernah dilakukan pada awal tahun 2011 lalu sangat bermanfaat, dan kiranya dapat dilakukan sedikitnya dua kali dalam setahun guna kebangunan rohani jemaat. Dan acara ini diakhiri pada pukul 17.30 WIB dengan komitmen yang dipimpin langsung oleh Pdt. B. Pasaribu. Semoga kebangunan rohani dan perubahan hidup terjadi di Jemaat Bandar Jaya yang kita cintai ini. Kami berterima kasih kepada keluarga Bpk. R. Pasaribu, dari PT.Tris Delta Agrindo yang telah berkenan memberikan tempat di Mess perusahaan tersebut. Sehingga semua acara ini berlangsung dengan baik. n —Dilaporkan oleh Pdt. B. Pasaribu dan R. Pasaribu, MBA.
“Ten Days of Prayer” Pekerja DSKS Daerah Sumatera Kawasan Selatan (DSKS)
D
alam rangka menyambut awal tahun pelayanan 2012, maka kegiatan 10 Hari Berdoa (Ten Days of Prayer) ini adalah cara yang paling terbaik untuk menyatukan hati dan berdoa dengan sungguhsungguh sebelum memulai satu tugas besar sepanjang tahun ini. Dan itulah yang sudah dilaksanakan di Kantor Daerah Sumsel, Palembang, bertempat di ruang rapat kantor daerah, dari tanggal 5-14 Januari 2012 dengan penuh khidmat acara 10 Hari Berdoa ini terlaksana de-
ngan baik. Setiap pagi mulai dari jam 7.10 WIB acara ini dimulai dengan kebaktian bersama dan mendengarkan Firman Tuhan yang telah disiapkan para pemimpin daerah dan dari uni. Bahan bacaan yang dipilih pun disesuaikan dengan topik tentang kebangunan rohani dan perlunya urapan Roh Kudus. Secara bergantian para pekerja di kantor daerah me-
Serangkaian foto kegiatan doa di Kantor GMAHK DSKS.
38
Adventist World | 02 - 2012
KOLOM Serangkaian foto kegiatan doa di GMAHK Jemaat Ratna, Palembang.
layani di setiap acara doa. Dan tidak terasa dalam bagian doa percakapan (ACTS) setiap yang hadir pun terlibat aktif dalam doa ini. Dan setiap hari tidak kurang dari 2 jam dipersatukan dalam persekutuan dan doa yang sungguh-sungguh. Satu hal yang tidak ketinggalan dari Departemen Kesehatan mengajak semua pekerja untuk turut berpuasa demi kesehatan jasmani yang baik. Makanan yang disediakan adalah sayuran dan juice buah setiap hari. Hal ini pun terlaksana dengan baik (walaupun hanya beberapa orang saja yang sanggup bertahan sampai 10 hari). Pengalaman Rohani Selama acara doa ini berjalan, satu dengan yang lain sama-sama merasakan ada satu pengalaman rohani yang berbeda dari sebelumnya, doa-doa terasa lebih menyentuh, pikiran terasa lebih tenang dan terasa ada ikatan kesatuan yang lebih kuat serta kommitmen yang sungguh-sungguh diantara pekerja. Dan setiap ketakutan dan kekwatiran kita dilepaskan dengan penyerahan yang sungguh-sungguh kepada Tuhan. Dari Jemaat Ratna, Palembang, Jemaat Ratna adalah yang paling dekat dengan kantor daerah. Dan tidak ketinggalan di jemaat ini pun acaÂ
dari
INDONESIA
ra 10 hari berdoa sudah terlaksana dengan baik. Dilaksanakan setiap malam, acara mulai pukul 19.00 WIB. Acara selalu dimulai dengan kebaktian dan mendengarkan renungan Firman Tuhan yang mengarahkan umat Tuhan akan keperluan kuasa Roh Kudus itu. Dengan doa yang sungguhsungguh hal itu bisa terjadi. Dan setiap malam, umat Tuhan diajak untuk turut berdoa dalam doa di kelompok-kelompok. Dan setiap kelompok sudah ada pemimpin doa yang memandu. Acara ini tidak hanya dilaksanakan di gereja, tetapi juga beberapa keluarga meminta agar dilaksanakan di rumahnya. Dan cara ini sangat dinikmati dengan penuh kesan yang baik oleh setiap umat Tuhan yang hadir setiap malam. Hari Sabat, 14 Januari 2012 diadakan kebaktian gabungan se kota Palembang sehubungan Sabat penutupan Acara 10 Hari Berdoa. Pdt. E. Simanjuntak (Ketua Daerah) melayani penyampaian Firman Tuhan dalam acara ini. Dalam khotbahnya menekankan : “Keperluan yang terbesar dari umat Tuhan saat ini adalah berdoa dan berdoa dengan sungguh-sungguh.� Dan di akhir doa seluruh pendeta yang hadir memberi pelayanan penumpangan tangan untuk memberkati umat-Nya. Kesan yang luar biasa adalah setiap umat Tuhan mulai dari anak kecil sudah turut serta berdoa dalam kelompoknya, ini yang sangat mengesankan selama acara ini. Dan kiranya budaya suka berdoa ini menjadi kebutuhan kita semua setiap hari. Demikian sekilas pelaksanaan acara 10 Hari Berdoa dari Sumatera Selatan. Masih ada beberapa distrik dan jemaat yang sudah melaksanakan ttapi belum mengirimkan berita kepada kami. Terima kasih kepada Tuhan atas pimpinan-Nya kepada para pemimpin gereja mulai dari General Conference, Divisi, Uni dan Daerah yang telah merancang kegiatan yang luar biasa ini, karena umat Tuhan merasakan berkat yang berlimpah saat ini. n —Dilaporkan oleh Victor J. Sinaga, Komunikasi GMAHK DSKS. 02 - 2012 | Adventist World
39
KOLOM
dari
INDONESIA
Akhiri Tahun 2011 dengan Pelayanan Kasih GMAHK Jemaat Kinamang dan Kinamang Ministry
M
ensyukuri berkat Tuhan di sepanjang perjalanan Tahun 2011, Kinamang Ministry yang merupakan Perkumpulan Orang Advent Kinamang di Manado, Minahasa Utara, Bitung, Kotamobagu, bekerja sama dengan GMAHK Jemaat Kinamang, mengadakan Acara Pelayanan Kasih dalam program pulang kampung untuk berbagi, dengan Tema; Kasih Allah dalam Segala waktu. Acara yang terdiri dari Pelayanan Sosial dan KKR Revival ini, diadakan pada 21-24 Desember 2011 di Desa Kinamang, Kecamatan Maesaan Kabupaten Minahasa Selatan. Sebanyak 100 keluarga miskin di desa Kinamang dan Kinamang I dilayani oleh Kinamang Ministry dengan memberikan bantuan paket sembako pada pagi hari dan dilanjutkan dengan pelayanan rohani kepada seluruh anggota Jemaat dan tamu-tamu dalam acara KKR Revival seti-
Atas: Kinamang Ministry Choir—Persaudaraan yang Rukun. Bawah: Pelayanan Kasih untuk Masyrakat.
ap malam. KKR Revival yang disampaikan berturut-turut oleh Pdt. Jhon Makalew, Pdtm. Gaflen Mangkey, Pdt. Lauda Woy dan Pdt. Jen Hendry Woy dengan topik bahasan setiap malam adalah Kasih Allah dalam setiap waktu melalui Nubuatan-Nubuatan dalam Alkitab juga dilengkapi dengan Seminar Keuangan Keluarga oleh Bpk. Ronny Kasenda, SE dan Seminar Kesehatan oleh dr. Wellem Tambalean Bpk. Ronny Kasenda (Ketua Kinamang Ministry) mengatakan, Pelayanan ini adalah wujud kebersamaan dan kekeluargaan dari orang Advent Kinamang yang ada di luar kampung. Melalui acara ini, kita dapat berbagi dan saling menguatkan sebagai saudara untuk menyambut hari Tuhan yang semakin dekat. Lebih lanjut Ronny mengatakan, acara seperti ini merupakan bagian dari program rutin Kinamang Ministry, yang akan berlanjut lebih baik dan lebih lengkap untuk kesempatan-kesempatan mendatang, oleh pertolongan Tuhan tentunya. Rangkaian Acara Pelayanan Kasih ini, ditutup dalam Pelayanan Sabat, 24 Desember 2011 dalam sebuah Konser Rohani Kinamang Ministry bersama The Unklab Echo Choir yang berlangsung hikmat dan meriah untuk kepujian dan kemuliaan bagi Tuhan dan berkat bagi sesama. Pdtm. Horlina Tumbal (Pendeta Jemaat Kinamang), Sdr. Harold, Sdr, Velky, Sdr. Genty, Pimpinan dan seluruh anggota Jemaat Kinamang bahkan anggota masyarakat pun merasa senang dan sukacita mendapatkan pelayanan dari Kinamang Ministry. Kiranya Kinamang Ministry boleh menjadi saluran berkat pelayanan pekerjaan Tuhan di mana pun. n —Dilaporkan oleh Jofly Tendean, Sekretaris Jemaat Kinamang, Minahasa Selatan.
40
Adventist World | 02 - 2012
KOLOM
dari
INDONESIA
KKR Penuaian Kelompok Kecil
T
Jemaat Teling I (satu) berkolaborasi dengan Jemaat Kanaan, Rike dan Nazareth
erpujilah nama TUHAN karena berkat kuasa-Nya saja sehingga selama tahun 2011 penginjilan berbagai kelompok kecil Jemaat Teling I (satu) Manado dapat menjalankan pekerjaan penarikan jiwa yang dapat dikatakan berhasil di mana sepanjang tahun 2011, sebanyak 16 jiwa telah dimenangkan kepada Yesus Kristus. Sebagai puncak kegiatan kelompokkelompok kecil yang ada di Jemaat Teling I (satu) maka pada tanggal 15-17 Desember 2011 bertempat di Hotel Sahid Manado telah diadakan Kebaktian Kebangunan Rohani Penuaian dengan tema “Revival and Reformation” yang juga dalam kegiatan ini melibatkan beberapa jemaat yaitu Jemaat Wanea Rike, Jemaat Kanaan Karombasan dan Jemaat Nazareth Karombasan di mana ketiga jemaat tersebut digembalakan oleh Pdtm. Gledi Mewoh. KKR telah berjalan dengan baik, lancar dan terbilang sukses berkat penyertaan dan campur tangan Tuhan dan ekstra kerja keras dari panitia yang dalam hal ini di bawah pimpinan Ibu Olti Tani Paila, S.Th selaku ketua umum serta ditopang oleh ketua pelaksana Bpk. Kereh juga dukungan seluruh anggota panitia. Selain panitia seluruh anggota jemaat pun turut menopang sehingga terbukti di akhir dari KKR Penuaian telah dibaptiskan pada Sabat tanggal 17 Desember 2011 sebanyak 7 jiwa. Pada malam pertama perwakilan dari pihak pemerintah hadir, yaitu Ibu Anggraeni Paat, M.Si selaku Kepala Bidang Urusan Agama Kristen Propinsi Sulawesi Utara yang juga pada saat itu menyampaikan sambutan sekaligus telah membuka KKR dengan resmi. Begitu pula hadir Pdt. Ronald Rantung, M.Min selaku Sekretaris Eksekutif GMAHK Daerah Konferens Manado,
Minut, Bitung dan Propinsi Maluku Utara yang juga telah menyampaikan sambutan mewakili organisasi gereja. KKR sangat istimewa karena pada malam pertama itu, pembicaranya adalah Pdt. F.A Rattu, MA selaku Ketua GMAHK Daerah Konferens Manado, Minut, Bitung dan Propinsi Maluku Utara. Pada malam kedua tak kalah hebatnya Pdtm. Gledi Mewoh, S.Th membawakan pekabaran dengan penekanan “reformasi” dan pada hari Sabat sebagai puncak sekaligus penutup, pembicara adalah Pdt. Gerald N. Manurip, S.Th dengan penekanan pembicaraan adalah “Revival.” Mari kita doakan, kiranya jiwa-jiwa yang sudah dimenangkan bagi Tuhan akan tetap setia sampai maranatha. Dan penginjilan melalui kelompok-kelompok kecil yang ada di Jemaat Teling I (satu) Manado bahkan ketiga jemaat yang juga telah sama-sama melaksanakan KKR akan terus maju dan tetap semangat menjalankan misi sebagaimana yang Tuhan amanatkan bagi umat-Nya. n —Dilaporkan oleh Pdt. Gerald Manurip, Gembala Jemaat Teling I (satu) Manado.
02 - 2012 | Adventist World
41
KOLOM
dari
INDONESIA
Buku “Kemenangan Akhir” Tiba di Tangan Kepala Desa Kepala Desa—seorang tokoh Katolik—menerima buku “Kemenangan Akhir”
S
eluruh jemaat dan umat Tuhan yang ada di distrik yang luas ini sepakat mengadakan Acara Perayaan Tahun Baru, dan Jemaat Mesuji Jaya dipilih menjadi tuan rumah tahun ini. Acara tersebut dilaksanakan pada tanggal 3 Januari 2012 dengan sangat meriah dengan kehadiran tamu-tamu undangan dari berbagai denominasi gereja dan aliran agama di antaranya: Islam, Hindu, Katolik, Protestan dan aliran Karismatik dan Pentakosta dengan jumlah yang hadir lebih kurang 250 orang. Di bawah kepemimpinan Pdtm. Saut Parulian Purba sebagai gembala distrik, telah mengatur acara dengan kerja sama semua panitia pelaksanaan acara Perayaan Tahun Baru 2012 berjalan dengan baik. Acara begitu semarak dengan hadirnya Kepala Desa dengan semua aparatnya di-
tambah lagi dengan kedatangan Pdt. T.F. Tampubolon, Dir.SS/PP dan Pendidikan Daerah Sumatera Kawasan Selatan sebagai pembicara pada ibadah gabungan tersebut dengan tema: “Dipersatukan oleh Firman-Nya.” Pada kesempatan itu pula dimanfaatkan untuk membagikan buku-buku “Kemenangan Akhir” yang sudah diterima dari kantor daerah. Dan hal yang istimewa adalah buku itu diterima langsung oleh Bapak Kepala Desa Mesuji Jaya dan aparatnya (yang kebetulan selama ini Kepala Desa yang berlatar belakang seorang Katolik memiliki hu-
42
Adventist World | 02 - 2012
bungan baik dengan anggota gereja Advent di tempat itu). Setelah selesai acara makan siang, dilanjutkan lagi dengan acara festival lagu rohani yang diikuti oleh utusan-utusan jemaat se-Distrik Belitang dan Martapura. Disela-sela acara perlombaan ada dua lagu pujian yang dipersembahkan oleh tamu undangan yang juga membuat acara festival lagu rohani sore itu semakin semarak. Puji Tuhan karena pada akhir acara Pdt. T.F. Tam-
pubolon mewakili juri mengumumkan hasil dari festival tersebut, dan yang berhak menjadi juara pertama adalah utusan Jemaat Mesuji, juara kedua adalah Jemaat Sumberharjo dan juara ketiga adalah Jemaat Setiadadi Heling. Marilah kita terus doakan agar persahabatan yang telah dijalin oleh umat-umat Tuhan di Distrik Belitang dan Martapura dengan masyarakat sekitar dan juga dengan gereja dan denominasi lain tetap terjaga dan berjalan baik. Dab kita doakan buku “Kemenangan Akhir” melalui kuasa Roh Kudus bertumbuh menjadi jiwa yang baru dan menerima Yesus sebagai Juruselamat mereka pribadi. n —Dilaporkan oleh Pdt. T.F. Tampubolon dan Pdtm. Saut Purba.
KOLOM
dari
INDONESIA
Seminar Wahyu
D
Di Tangkura/Poso Pesisir
i tengah-tengah kesibukan akhir tahun 2011, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Jemaat Tangkura telah melaksanakan Seminar Wahyu selama 5 hari, sejak tanggal 14-18 November 2011. Di Desa Tangkura ini, sebagian besar penduduknya beragama Protestan, dan bisa dikatakan bahwa mereka adalah orang yang fanatik. Menurut salah satu anggota Advent jemaat setempat, dari dahulu, apabila diadakan KKR dari Gereja Advent, para majelis jemaat dan pendeta dari Gereja Protestan, suka menghalang-halanginya. Namun selama Seminar Wahyu diadakan, para tamu-tamu terus menghadiri acara tersebut. Salah seorang tamu, setiap kali seminar berakhir, karena kerinduannya untuk belajar terus, dia selalu mampir di rumah pastori untuk berdiskusi bersama pendeta jemaat. Dan di malam terakhir seminar diadakan, kami merasakan mukjizat dari Tuhan.
Sejak sore hujan keras sudah turun, dan listrik padam. Kami merasa khawatir karena ada kemungkinan akan berkurang orang yang akan hadir. Namun melalui doa yang sungguh-sungguh, kami merasakan bahwa Tuhan benarbenar menjawab doa tersebut. Tepat pukul 18.00, ketika seminar akan dimulai, hujan sudah berhenti dan listrik sudah menyala. Puji Tuhan, orang-orang yang hadir dalam kegiatan seminar tetap banyak. Di akhir seminar, ada dua orang yang bersimpati dengan Gereja Advent. Yang satunya dari Protestan dan yang lain lagi dari Islam. Menurut pengakuan mereka, meskipun saat itu mereka belum bergabung dengan Gereja Advent oleh karena tantangan dalam keluarga, tetapi pasti suatu saat nanti, mereka akan bergabung karena mereka sudah mengenal kebenaran. Di malam panggilan, kedua orang tersebut meminta, agar umat-umat yang sudah mengenal kebenaran, bisa terus mendoakan mereka. n —Dilaporkan oleh Ibu A. Legi, DMST.
Pdt. Steven Legi memberikan hadiah kepada para tamu yang hadir pada Seminar Wahyu.
02 - 2012 | Adventist World
43
KOLOM
dari
INDONESIA
Sosialisasi Rencana Kerja Tahun 2012 Konferens Jawa Kawasan Timur
O
fficers dan Departemental GMAHK Konferens Jawa Kawasan Timur (KJKT) dengan tim penuh sangat serius dan bersungguh-sungguh menyampaikan atau mensosiali sasikan Rencana Kerja dan Authorized Meeting KJKT ke setiap distrik di seluruh KJKT yang sudah di mulai Sabat, 14 Januari 2012 di Distrik Surabaya. Pelayanan Sabat pagi dilayani oleh officers dan staf di 19 gereja se-Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo dan pada Sabat siangnya diadakan gabungan yang bertempat di GMAHK “The Angel Singing Tanjung Anom, Surabaya. Dalam khotbah pembukaan sosialisasi rencana kerja KJKT tahun 2012 oleh Ketua KJKT, Pdt. Henky Wijaya mengimbau agar semua umatTuhan mendukung dan mendoakan rencana kerja KJKT tahun 2012 dan seterusnya dengan harapan pekerjaan Tuhan akan semakin lebih baik di masa yang akan datang. Sosialisasi rencana kerja ini akan terus berlanjut ke distrik-distrik seKJKT sampai awal Maret 2012 nanti. Kita doakan pekerjaan Tuhan akan semakin maju dan banyak jiwa-jiwa dibawa kepada Kristus. n
—Dilaporkan oleh Pdt. Ranap Situmeang, Komunikasi KJKT.
44
Adventist World | 02 - 2012
KOLOM
N
dari
INDONESIA
Tuaian Akhir Tahun 2011
Arya Tahulending, Pemuda kaum mayoritas yang menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadinya.
Melalui Penginjilan Pendidikan Pemuda Advent
amanya Arya Tahulending, Siswa kelas XII, SMK Discovery, Manado, yang mengambil keputusan mengikut Yesus di akhir tahun 2012 sebagai hasil tuaian penginjilan pendidikan dan kelompok kecil anak muda. Ketika memutuskan untuk melanjutkan pendidikan menengah Atas di SMK Discovery, Manado, Sekolah Menengah Kejuruan asuhan Kel. Ray Julius Ruhapatty, Arya yang berlatar belakang kaum mayoritas, tidak pernah membayangkan sebuah kehidupan yang berbalik 180 derajat. Baginya, sekolah adalah menempuh pendidikan. Itu saja! Namun, melalui pekerjaan Roh Suci dalam pelayanan Pendidikan Advent di SMK Discovery serta rangkulan keakraban kelompok kecil orang muda, Arya dituntun dari waktu ke waktu untuk mengenal Yesus secara pribadi. Di hari ulang tahunnya yang ke-17, Arya pun menyempatkan diri pertama kali mengikuti perbaktian Sabat bersama rekan-rekannya di Jemaat SMK Discovery dan didoakan khusus oleh Pdt. Jimmy Tendean dan Bpk. Ruhupatty, selanjutnya, Arya pun mulai sering terlibat dalam kegiatan-kegiatan kelompok kecil orang muda wilayah Manado Utara I, lebih sering dari
sebelumnya, walaupun masih berstatus sebagai seorang remaja kaum “Aku berkata mayoritas. kepadamu: Akhirnya, 31 Desember 2011, Demikian juga Arya mengambil keputusan yang tiakan ada dak semua anak muda bisa mengsukacita di sorga ambilnya dengan langkah berani, yakarena satu itu, menerima Yesus sebagai Juruseorang berdosa lamat pribadi, dengan risiko bertenyang bertobat, tangan dengan keluarga, melalui lebih dari pada baptisan oleh Pdt. Jimmy Tendean, sukacita karena Gembala Wilayah Manado Utara I di Kolam NDC Molas, Kec. Busembilan puluh naken. sembilan orang Tekad Arya bulat, karena bukan benar yang tidak saja dibaptis sebagai seorang anak memerlukan Tuhan, tetapi Arya juga berketetappertobatan” an untuk menempuh pendidikan di (Lukas 15:7). UNKLAB apabila tamat nanti dan menjadi seorang hamba Tuhan yang nantinya akan menceritakan tentang Yesus Kristus sebagai Juruselamat kepada orangtua, saudarasaudaranya dan semua orang. Mari kita doakan, kiranya Tuhan memberkati Arya, keputusannya dan semua cita-citanya bagi pelayanan pekerjaan Tuhan teristimewa diberi kekuatan dan kemenangan dalam setiap pergumulannya mempertahankan kebenaran. n —Dilaporkan oleh Pdt. Jimmy Tendean, Gembala Wilayah Manado Utara I.
KIRI: Babtisan kudus oleh Pdt. Jimmy Tendean. BAWAH: Arya dalam hidup baru bersama kelompok kecil orang muda Manado Utara I. ATAS: Kel. R. Ruhupatty Panambunan (Pengelola SMK Discovery), Pdt. Jimmy Tendean, Kelompok Kecil Pemuda WMU-I dan Arya Tahulending.
02 - 2012 | Adventist World
45
KOLOM
dari
INDONESIA
Hukum Allah dan Hukum Dunia Perbedaannya adalah kasih
H
ukum Allah dan hukum dunia banyak dianggap seperti minyak dan air yang tidak akan pernah bisa menyatu satu dengan yang lainnya sampai kapan pun. Hal ini tidak sepenuhnya benar, karena kedua hukum ini memiliki persamaan. Tetapi ada satu perbedaan mencolok yang ada dikedua hukum ini. Menurut ilmu hukum dunia maka ada 3 (tiga) unsur yang harus dipenuhi oleh produk hukum tersebut baru bisa dikatakan sebagai sebuah ‘hukum.’ Hukum tersebut harus memiliki kekuatan yuridis, sosiologis dan filosofis. Kekuatan yuridis artinya hukum tersebut sudah memenuhi syarat formal dalam pembentukannya. Dalam hukum dunia, khususnya di Indonesia tentunya hukum tersebut sudah melewati berbagai penggodokan di DPR. Hukum Allah tentunya juga memiliki kekuatan yuridis karena diberikan langsung oleh Allah di Gunung Sinai bahkan ditulis oleh jari Allah sendiri. Kekuatan sosiologis artinya hukum tersebut sesuai dengan kehidupan masyarakat yang ada, hukum tersebut harus dibuktikan dulu sebelumnya selaras dengan kehidupan sosial. Hukum Allah jika diikuti maka akan membawa kedamaian bagi semua orang, Yesus sudah membuktikan hidup yang menurut dengan hukum Allah dapat menjadi berkat bagi kehidupan sosial di sekitarnya. Dan yang terakhir adalah kekuatan filosofis yakni hukum tersebut harus sesuai dengan nilai dan cita-cita luhur Indonesia yang tertuang dalam Pancasila. Hukum Allah dibuat sesuai dengan kehendakNya dengan tujuan agar kita tetap pada jalur keselamatan. Sampai di sini maka tiga unsur penting dalam berlakunya
sebuah produk hukum dunia sudah lengkap yakni memiliki kekuatan yuridis, sosiologis dan filosofis. Hukum Allah juga selaras dengan hukum dunia dalam pemberlakuan kepada umat Tuhan. Tetapi masih ada satu unsur lagi yang tidak dimiliki hukum dunia, yang membedakannya dengan hukum Allah. Berlakunya hukum Allah di dunia ini memenuhi 4 (empat) unsur, selain 3 (tiga) unsur yang sama dengan hukum dunia, maka harus ditambahkan yang terakhir yaitu unsur ‘kasih.’ Hukum Allah adalah kasih, hukum dunia tidak mengenal kasih. Apabila seorang bersalah terhadap hukum dunia, maka undang-undang seperti KUHP, dan yang lainnya sudah siap menghukum tanpa tebang pilih, namun hukum Allah banjir dengan kasih. I Yoh 1:9 berkata, “jika kita mengaku dosa kita maka Ia adalah setia dan adil mengampuni dosa-dosa kita.” Allah selalu mengampuni setiap kesalahan kita jika kita datang kepada-Nya. Setiap orang yang terpidana di Indonesia hanya akan mendapatkan ‘keadilan’ sesuai dengan undang-undang yang berlaku yang diterjemahkan oleh hakim tanpa ada pertimbangan ‘kasih.’ Allah kita adalah Allah yang adil dan kasih. Ia berlaku adil tetapi juga tetap mempertimbangkan kasih. Dunia hanya melihat keadilan, tidak melihat kasih. Hukum dunia hanya memiliki 3 (tiga) unsur dalam pemberlakuannya yaitu yuridis, sosio logis dan filosofis. Tetapi hukum Allah menggenapinya dengan unsur ‘kasih.’ —Ditulis oleh Christar A. Rumbay, S.Ag, M.H.
Kami berterima kasih kepada para penulis setia, dari setiap konferens/daerah/wilayah di seluruh tanah air Indonesia. Kami ingin agar proses redak-
si majalah Adventist World Indonesia (AWI) yang setiap bulan diterbitkan, yang mana membutuhkan waktu yang sangat ketat dalam prosesnya, dapat dilaksanakan dengan lancar. Untuk itu kami berharap untuk edisi berikutnya, setiap teKS naskah berita yang kami terima diketik rapi (sesuai misi majalah ini) dalam format M icrosoft Word/Word Perfect, tanpa ada gambar/foto/imagedi dalam file dokumen tersebut (Karena perlu waktu untuk proses pengeluaran gambar/foto/image dari dalam file teks dokumen tersebut). Gambar/foto/image untuk naskah berita tersebut kami harapkan terpisah dari dalam file dokumen teks naskah berita. Lebih disukai dalam format jpeg tetapi jelas, terang dan jernih serta beresolusi minimum 640x428. Jika ada keterangan gambar/foto/image yang penulis ingin sertakan, ketiklah keterangannya menjadi file name gambar tersebut (dengan cara rename file name gambar tersebut) atau informasikan keterangan gambar tersebut di dalam teks naskah berita tersebut. Maksimal 500 kata. Tim redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengubah isi dan maksud penulis. Berita akan dimuat bilamana dilengkapi dengan nama dan alamat pengirim yang jelas. Naskah tidak akan dikembalikan. Walaupun kami berusaha untuk memasukkan seluruh berita yang masuk, tetapi atas pertimbangan tim redaksi, ada kemungkinan tidak semua naskah berita yang masuk akan dipublikasikan. Kirimkan ke: adventistworld_indonesia@yahoo.co.id paling lambat tanggal 15 setiap bulan untuk dimasukkan ke edisi bulan berikutnya. Terima kasih, Tuhan memberkati kita pada waktu kita menyiapkan berita baik yang menguatkan umat Tuhan khususnya di Indonesia.
46
Adventist World | 02 - 2012
Info Penting! bagi Para Penulis Setia Adventist World Indonesia
WARTA GEREJA ADVENT
“Lihatlah, Aku Datang Segera…”
Mini Cathlab GE OEC 9900 Elite
Unit Kateterisasi Jantung di Rumah Sakit Advent Bandung
S
ejalan dengan perkembangan teknologi di bidang medis sekarang ini, maka jasa pelayanan di rumah sakit tentu memer lukan nilai tambah di masyarakat dengan cara menyediakan alat medis yang canggih, sesuai tuntutan zaman dan disamping itu untuk dapat menang dalam persaingan yang cukup ketat khususnya di Kota Bandung. Suatu rumah sakit akan dikenal oleh masyarakat apabila rumah sakit itu memiliki alat medis yang lengkap dan canggih. Untuk itu Rumah Sakit Advent Bandung (RSAB) telah menambah satu alat medis yang baru bernama Mini Cathlab GE OEC 9900 Elite, menurut informasi yang kami dapat dari dr. Pintoko Tedjokusumo, Sp, JP, tingkat akurasi alat ini mendekati 100 persen dengan Standard Gold. Bertempat di ruang lantai dua gedung baru RSAB pada hari Senin, 9 Januari telah diadakan acara pembukaan pengoperasian unit kateterisasi jantung. Acara dihadiri oleh para tamu dari uni, staf medis, staf direksi serta tamu undangan lainnya. Gagasan pengadaan alat Cathlab ini bermula dari dr. Pintoko bersama tim ahli jantung di Kota Bandung. Rencana pengadaan Cathlab mendapat dukungan penuh dari dokter konsulen dan telah dibahas bersama pengurus yayasan dan direksi. Acara dibuka dengan doa, diselingi lagu spesial, kemudian renungan singkat disampaikan oleh Pdt. Dr. J.S. Peranginangin selaku Pembina Yaya
Misi kami adalah untuk meninggikan Yesus Kristus, mempersatukan umat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di mana saja dalam iman, misi, kehidupan, dan pengharapan. Penerbit Indonesia Publishing House (anggota IKAPI Jawa Barat) Jalan Raya Cimindi 72 Bandung, 40184 Ketua Pengarah J. S. Peranginangin Ketua Bidang Usaha A. Ricky Bendahara S. Manueke Pemasaran S.P. Rakmeni Produksi S. M. Simbolon Pemimpin Redaksi Roy M. Hutasoit Redaksi Pelaksana dan Desain Isi J. Pardede Tim Redaksi S.P. Silalahi, R.C.A. Raranta, J. Wauran Komunikasi Uni S. Simorangkir, Uni Indonesia Kawasan Barat S. Salainti, Uni Konferens Indonesia Kawasan Timur Komunikasi Konferens/Daerah/Wilayah D. Lingga, Sumatera Kawasan Utara H. Sihaloho, Sumatera Kawasan Tengah V. J. Sinaga, Sumatera Kawasan Selatan A. Sagala, DKI Jakarta dan Sekitarnya S. Nappoe, Jawa Barat W. Siringoringo, Jawa Tengah R. Situmeang, Jawa Kawasan Timur D. Juniarto, Kalimantan Kawasan Timur J. Sihotang, Kalimantan Barat D. Kana Djo, Nusa Tenggara R. Keni, Minahasa Utara Dj. Muntu, Minahasa F. Kasenda, Bolaang Mangondow-Gorontalo Ch. Muaya, Sulawesi Tengah M. Tandilangi, Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara A. J. Uniana, Maluku H. Sandil, Nusa Utara H. Wambrauw, Papua I. Lisupadang, Luwu Toraja Izin
Departemen Penerangan RI No. 1167/SK Ditjen PPG/STT/1987
Alamat Redaksi Jalan Raya Cimindi 72 Bandung, 40184 Telp. (022) 6030392; Fax. (022) 6027784 Email: adventistworld_indonesia@yahoo.co.id Alamat Pemasaran Tlp/Fax: 022-86062842 Email: sirkulasi_iph@yahoo.com (Sirkulasi) www.iphbdg.org
Redaksi menerima naskah berita dan foto sesuai dengan misi majalah ini, maksimal 500 kata. Tim redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengubah isi dan maksud penulis. Berita akan dimuat bilamana dilengkapi dengan nama dan alamat pengirim yang jelas. Naskah tidak akan dikembalikan. Walaupun kami berusaha untuk memasukkan seluruh berita yang masuk, tetapi atas pertimbangan tim redaksi, ada kemungkinan tidak semua naskah berita yang masuk akan dipublikasikan.
02 - 2012 | Adventist World
47
san RSAB dan ketua GMAHK UIKB. Setelah renungan ada doa khusus Pdt. Dr. J. Rantung selaku Sekretaris UIKB. Kata-kata sambutan disampaikan oleh dr. Jay. M. Tombokan, MBA, Direktur RSA Bandung, dan ditutup dengan doa oleh Bpk. B.F. Sihotang, selaku Ketua Yayasan RSAB dan Bendahara UIKB. Setelah acara kebaktian dilanjutkan dengan peninjauan ke ruang Cathlab dengan diikuti diikuti oleh semua hadirin serta tamu undangan lainnya. Selesai peninjauan dilanjutkan dengan acaÂra ramah tamah. Untuk memeriahkan acara ramah tamah maka telah diselingi juga lagu-lagu spesial yang dibawakan oleh Crew OR, selaku tuan rumah, di mana alat Cathlab akan ditempatkan dan dioperasikan. Diakhir seluruh rangkaian acara, telah diadakan demo penggunaan alat Cathlab jantung dengan tiga pasien perdana yaitu Ny. Rita Istiawaty, Ny. Eliana dan Richard Nainggolan. Pengoperasian perdana oleh dr. Chairul Ahmad, Sp, JP, sedangkan pasien kedua dan ketiga oleh dr. Pintoko Tedjokusumo. Demikianlah rangkaian acara
pembukaan pengoperasian unit kateterisasi jantung di RSAB. Dengan adanya alat medis yang canggih di RSAB, maka akan dapat menaikkan citra RSAB di mata masyarakat Kota Bandung dan terlebih bagi anggota GMAHK di mana saja berada. Bilamana ada anggota keluarga, saudara, atau kenalan, yang mengalami masalah dengan jantung dan memerlukan katerisasi jantung, maka RSAB sekarang telah siap melayani. Info selengkapnya, hubungi bagian kamar operasi RSAB atau di bagian Humas dengan nomor telepon 022-2034386. Ext: 7200. Kami siap membantu Anda. —Dilaporkan oleh Bredly Sampouw dan Slamet Nappoe.