Warta Gereja Advent
07 - 2011
Sayapada Percaya
Mengapa
Kehidupan akan Datang yang
12
Engkau akan Menjadi
Berkat!
24
Jalan Menuju
Pencerahan
26
Tidak akan
Pernah Lagi!
07 - 2011 P E K E R J A A N
G E R E J A
Pandangan Dunia ............... 3 Laporan Dunia
3 Berita dan Pandangan 10 A One-Day Church
Panorama Dunia 8 Hari Kesukaan
K E S E H A T A N
D U N I A
Serat yang Hebat .............. 11 C E R I T A
S A M P U L
Mengapa Saya Percaya pada Kehidupan yang akan Datang
Oleh William G. Johnsson.................................................................... 16 Kehidupan di bumi—betapa pun baiknya—tidaklah cukup.
Oleh Allan R. Handysides dan Peter N. Landless
P E R T A N Y A A N
A L K I T A B
Tidak akan Pernah Lagi!.... 26 Oleh Angel Manuel Rodríguez
R E N U N G A N
Engkauakan Menjadi Berkat! Oleh Erhard Biró................. 12 Allah memanggil umat sisa-Nya untuk menjadi berkat bagi orang lain. K E H I D U P A N
U M A T
A D V E N T
Mengalahkan Rasa Takut. Oleh Victor Samwinga.............. 14 Resep sederhana untuk hidup tanpa rasa takut. K E P E R C A Y A A N
D A S A R
Orang-orang Kristen Tidaklah Sempurna
Oleh Félix H. Cortez............................................................................... 20 Itu adalah satu perbedaan yang penting. P E N E M U A N
R O H
N U B U A T
The Great Controversy: Buku yang Tak Mengenal Waktu Kini Berusia 100 Tahun. Oleh Jerry Moon............. 22
Karya besar Ellen G. White telah mengubah hati banyak orang selama lebih dari satu abad. P E L A Y A N A N
A D V E N T
Jalan Menuju Pencerahan. Oleh Stephen Chavez............ 24 Bagaimana orang-orang Advent mengadakan pendekatan kepada para penganut Budha di dunia yang berjumlah hampir 1 miliar?
2
Adventist World | 07 - 2011
P E L A J A R A N
A L K I T A B
Roh Suci dan Pekerjaan yang Diselesaikan ............ 27 Oleh Mark A. Finley
P E R T U K A R A N
29 Surat-surat 30 Ruang Doa 31 Pertukaran Ide
D U N I A
Lokasi Masyarakat . .......... 32
Pekerjaan Gereja PA N D A N G A N D U N I A Mendoakan Berita
B
erita-berita utama di pagi hari muncul dengan kepedihan dan tekanan: “Bangsa-bangsa yang Berutang Mencari Bantuan.”“Penyakit Misteri Mencengangkan Para Ahli.”“Revolusi-revolusi Menggoncang Kediktatoran.” Fakta-fakta yang tiada hentinya tentang peperangan, kemiskinan, dan kesedihan mengancam untuk menggagalkan apa yang Yesus ingin kita miliki: “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu” (Yoh. 14:27). Bagaimanakah kita berbicara tentang kehidupan yang berkelimpahan dengan adanya kesedihan yang besar? Orangorang percaya ingin menyambut setiap hari yang baru dengan sesuatu dari keyakinan Kristus. Tetapi ada awan di atas matahari terbit kita, noda di atas sukacita kita. Kita mengetahui terlalu banyak; mendengar terlalu banyak. Hati kita terbebani oleh berita-berita itu. Dan jika Ia membiarkan kita tanpa obat, maka kita seperti yang Paulus katakan, “orang-orang yang paling malang dari segala manusia” (1 Kor. 15:19). Memiliki hati-Nya namun tidak dapat memiliki kuasa-Nya akan membuat kita selalu menangis. Tetapi Tuhan yang sama yang mengajarkan kita untuk peduli juga mengajarkan kita untuk berdoa: “Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu” (Luk. 18:1).
Ketika kita sangat tergoda untuk putus asa, kita juga mendengar bahkan dalam berita-berita paling menyakitkan, satu panggilan yang kuat dan terus-menerus untuk berdoa. Kita menemui fakta tentang kesengsaraan manusia, bukan dengan sikap acuh tak acuh, tetapi dengan perhatian yang dalam dari orang-orang percaya yang dijanjikan bahwa permohonan-permohonan kita akan didengar dan dijawab. Dengan berdoa, kita menyelaraskan diri kita sendiri dengan Kristus yang tak terkalahkan; kita mengekspresikan persetujuan mendasar kita dengan maksudmaksud-Nya dan kerajaan-Nya yang segera tiba. Apa yang tampak sebagai ketidakberdayaan kita, sebenarnya adalah permintaan terbesar kita terhadap kuasa-Nya. “Doa menggerakkan tangan Yang Mahakuasa,” Ellen White menulis lebih dari seabad silam. “Ia yang menyusun bintangbintang di langit, yang sabda-Nya mengendalikan gelombang lautan yang dalam—Pencipta kekal yang sama akan bekerja atas nama umat-Nya, jika mereka mau memanggil Dia dalam iman. Ia akan menahan semua kekuatan kegelapan, sampai peringatan diberikan kepada dunia, dan semua orang yang mau mengindahkannya akan disiapkan bagi kedatangan-Nya.”* Hari ini, bawa semua berita di hadapan Tuhan—mengantarai bagi orang yang lapar, memohon bagi korban-korban, memperkuat orang-orang benar, mengangkat jiwa-jiwa yang tersesat. Ia yang datang untuk memberitakan kabar baik mengajak Anda untuk tetap berdoa sampai pagi hari ketika berita yang ada hanyalah yang baik-baik saja. –Bill Knott * Ellen G. White, dalam Advent Review and Sabbath Herald, 14 Des. 1905.
LAPORAN DUNIA
Rapat Newbold College
Newbold. Brown menerima gelar Bachelor of Education dari Avondale College; dua gelar pasca sarjana, dalam bidang perniagaaan dan administrasi pendidikan, dari Universitas New South Wales, Australia; gelar Master of Tertiary Education Management dari Universitas Melbourne, Australia; dan gelar doktor dalam pendidikan dari La Sierra University, Amerika Serikat.
T E D
■■ Philip R. Brown, seorang pengajar Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh yang terpandang, adalah kepala sekolah baru di Newbold College milik gereja di Binfield, Bracknell, Inggris. Brown sebelumnya menjabat wakil direktur di Avondale College, Australia, dengan tanggung jawab untuk pembelajaran dan pengajaran. Ia akan menjadi kepala sekolah yang ketiga puluh satu dalam 110 tahun sejarah
photo
Memilih Kepala Sekolah yang Baru
KEPALA SEKOLAH YANG BARU: Philip R. Brown adalah kepala sekolah atau direktur yang ke-31 di Newbold College, Inggris.
07 - 2011 | Adventist World
3
Pekerjaan Gereja LAPORAN DUNIA
“Melalui riset, kami mendapati bahwa Dr. Brown memiliki pemahaman hebat tentang permasalahan pendidikan tinggi,” kata Bertil Wiklander, ketua dewan perguruan tinggi itu dan Ketua Divisi Trans-Eropa, mengomentari penunjukan itu. “Ia juga mengetahui bagaimana bekerja keras membuat segala sesuatunya terjadi dan membuat perubahan. Kami mendengar komentar-komentar yang sangat positif tentang gaya kepemimpinannya, yang mencirikan integritas, profesionalisme, dan satu keseimbangan antara tugas proyek dan fokus pada manusia dalam menyediakan arah dan inspirasi. Pada pengangkatannya, Brown berkata: “Saya memiliki komitmen kuat kepada misi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Khususnya, saya mempunyai antusiasme untuk memajukan visi, misi, nilai-nilai, dan peran serta Newbold pada identitas Advent di dunia modern.” Newbold College adalah perguruan tinggi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh yang diakreditasi oleh Open University dan British Council. Kampus sekolah itu terletak di Binfield Village—40 mil sebelah barat London.
Atas: BERGABUNG DALAM KOMITMEN: Banyak orang muda datang ke depan sebagai tanda komitmen setelah khotbah Pendeta Ted N.C. Wilson (di mimbar), Ketua General Conference GMAHK, selama Kongres Pemuda dalam Misi. Kiri: KONSENTRASI PENUH: Para pemuda mengikuti bacaan Alkitab selama kongres Pemuda dalam Misi yang diadakan di Mannheim, Jerman, akhir bulan April 2011.
—Dilaporkan oleh Miroslav Pujic, tedNEWS, dan staf Adventist World
147 Jiwa Dibaptis pada Acara Pemuda di Jerman
■■ Pada hari Sabat tanggal 23 April 2011, 147 orang muda dewasa menyerahkan diri untuk dibaptis sebagai anggota Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Mannheim, Jerman, bagian dari Kongres Pemuda dalam Misi 2011, atau YiMC. Secara keseluruhan, 547 orang dari hampir 1.800 partisipan berkata mereka akan menyerahkan hidup mereka untuk pemuridan, 174 orang memberikan penyerahan yang lebih jauh kepada Allah, dan 46 orang berkata mereka akan menjawab
4
Adventist World | 07 - 2011
Y I M
photos
panggilan pada pelayanan. Tiga orang dibaptiskan pada acara itu; yang lainnya diharapkan bergabung dengan gereja di bulan-bulan mendatang. Bilamana hal yang seperti ini terjadi pada acara pemuda Advent, tidaklah terlalu mengherankan, laporan-laporan terhadap banyaknya penyerahan seperti itu secara teratur diterima dari Afrika, Pasifik Selatan, dan wilayahwilayah pergerakan di Inter-Amerika. Tetapi banyak daerah di Eropa dipan-
dang sebagai daerah pasca modern, bahkan pasca-Kristen, satu wilayah di mana orang mudanya memiliki sedikit waktu untuk agama “kuno” orang tua atau kakek nenek mereka. Menurut situsnya, “motto Youth in Mission Movement adalah: ‘Inspire– Train–Send.’ (Inspirasi-latih-utus) Orang muda tidak hanya diilhami dan dilatih, tetapi juga diutus. Jika kita ingin mengutus orang muda, maka kita juga harus memberitahu ke mana mereka bisa
pergi. Dengan kata lain, kita memerlukan proyek-proyek misi di rumah dan di luar negeri, di mana mereka bisa terlibat. Ini adalah Pemuda dalam Misi, orang muda yang tidak hanya berbicara dan bermimpi tetapi juga pergi untuk membuat satu perbedaan.” Dan pergilah mereka: ke jalan-jalan dan toko-toko Mannheim, ke pusatpusat tunawisma dan rumah jompo, bersaksi dan melakukan kebaikan bagi orang lain. Partisipasi jenis ini mengangkat minat rohani, menghasilkan respons-respons yang terlihat di Sabat akhir. Michael Dörnbrack adalah salah seorang dari para pendeta Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh yang berhubungan dengan para peserta. Ia juga direktur dari sekolah misi Josiah di Isny, Jerman, dan ia menyampaikan renungan-renungan pagi. Pendeta Ted N.C. Wilson, Ketua General Conference, menghabiskan waktu bersama para delegasi muda, satu kelompok yang dia sebut dekat dengan hatinya. Instruksi Wilson: “Menjadi dutaduta bagi Kristus.” Dan ia menambahkan, “Allah memanggilmu untuk bertindak, untuk mengabarkan Firman Allah dalam perkataan dan dalam perbuatan, [dan] menjadi duta-duta Kristus.” Daniel Kindsvater yang berusia sembilan belas tahun dari Müllheim berkata, “Bagi saya, YiMC adalah acara yang sangat istimewa. Acara itu menguatkan keputusan saya untuk masuk ke dalam ladang misi selama satu tahun setelah selesai sekolah. Saya merekomendasikannya untuk setiap orang muda Advent agar menghadiri YiMC.” Partisipan lain, Sebastian Naumann yang berusia 23 tahun dari Leipzig, berkata, “Itu pertama kalinya saya hadir. Sangat luar biasa, melampaui dugaan saya. Penuh dengan pengalaman dan tuntunan ajaib dari Allah.” Acara itu diadakan di satu kompleks
sekolah, dengan gedung olahraga, pancuran, ruang-ruang kelas, dan sebuah kafetaria. Para partisipan tidur di ruangruang kelas, mandi di gedung olahraga, menghadiri lokakarya di laboratorium kimia, dan mendengar khotbah lagi di gedung olahraga. Mungkin beberapa orang berkata tidak nyaman, tetapi cukup menarik: kehadiran mencapai rekor selama lima tahun terakhir.
Rapat Misi Advent Mengulas Berbagai Rencana ■■ Rapat Misi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Sedunia yang baru dibentuk baru-baru ini meninjau rencana-rencana untuk melancarkan aktivitas-aktivitas misi global gereja, termasuk menyiapkan misionarismisionaris dan relawan gereja. Satu analisis sebelumnya tentang operasi misi gereja menyatakan satu pendekatan “yang terbagi-bagi” pada kesalahan, seringkali mengakibatkan kelebihan administratif. Eksekutif gereja tertinggi menyetujui pembentukan dewan tahun lalu dalam upaya untuk mengatur jangkauan luar gereja sedunia dan pengaturan sumber daya misi dengan lebih baik. Para pimpinan gereja berkata mereka yakin bahwa tindakan yang dilakukan Dewan Misi akan menghasilkan pengaturan yang lebih lancar dan efisien. Di antara gagasan-gagasan yang ditinjau selama pertemuan pertama dewan itu adalah satu rencana untuk memusatkan pelaksanaan misi gereja di kantor pusat gereja dunia di Silver Spring, Maryland, Amerika Serikat. Penyusunan ulang awal sudah dimulai. Di mana sebelumnya departemen Sekretariat dan Bendahara bekerja terpisah untuk menyiapkan para pegawai antar divisi (IDEs) dan para relawan Advent– seringkali menghasilkan duplikasi–
proses itu sekarang mendapat usaha gabungan dalam kerjasama dengan misi Advent. Rencana-rencana sudah dibuat untuk kedua departemen untuk berbagi ruangan kerja yang lebih berdekatan di kantor pusat, kata bendahara Gereja Advent sedunia, Robert E. Lemon. Saat restrukturisasi berlanjut, lembaga gereja Misi Dunia diharapkan mengikuti pengaturan, pindah dari kampus Universitas Andrews yang dikelola gereja di Berrien Springs, Michigan, ke kantor pusat dunia di Silver Spring, Maryland. Sementara para pegawai gereja berkata mereka telah mengajak tiga anggota pengajar lembaga itu untuk pindah, tidak ada informasi tersedia apakah mereka berencana untuk menerimanya atau tidak. Sejak tahun 1966, Institute of World Mission telah memperlancar transisi antar budaya bagi ribuan misionaris dan relawan. Institusi itu melatih sampai 120 misionari dan keluarga mereka per tahun secara intensif yang diadakan di seluruh dunia. Para anggota Dewan Misi juga mendengar satu laporan tentang pelayanan di perkotaan, satu penekanan misi utama terkini dari administrasi gereja. Pelayanan ke kota-kota besar dari sudut sejarahnya terbukti menantang, tetapi jangkauan luar berbasis komunitas membuahkan hasil, kata associate secretary, Gary Krause, yang melayani sebagai Direktur Misi Advent.
07 - 2011 | Adventist World
5
Pekerjaan Gereja LAPORAN DUNIA
Kampore Advent
2O,OOO Pathfinder dari
Memikat
34 Negara
Acara Pemuda bersejarah IAD di Meksiko fokus pada “Menaklukkan Raksasa.” Oleh Alfredo García-Marenko, melaporkan dari Mexico City
L
ebih dari 20.000 para Pathfinder, para pimpinan pemuda, dan relawan berkumpul dari 34 negara wilayah Divisi Inter-Amerika (IAD) untuk berpartisipasi dalam jambore internasional bersejarah selama enam hari di Ciudad Deportiva (Sports City), berlokasi di jantung Kota Meksiko, tanggal 19 sampai 23 April 2011. Persahabatan dan inspirasi, bersaksi, beribadah dan kesempatan berkomitmen, acara-acara yang memperlihatkan keterampilan yang dipelajari di kelaskelas kepahaman Pathfinder, dan berbagai aktivitas hiburan melengkapi. Upacara pembukaan tanggal 19 April untuk menyambut para Pathfinder mulai dengan acara budaya oleh organisasi tuan rumah. Kemudian, satu parade dengan berbagai warna dari berbagai delegasi Pathfinder dan para pimpinan mereka, yang berpakaian seragam atau kostum nasional, bergerak jalan menuju mimbar besar sambil memegang bendera-bendera yang mewakili 21 uni wilayah itu. Para pejabat pemerintah pusat dan lokal hadir pada acara pembukaan dan penutupan, termasuk Fransisco Javier Sánchez Cervantes, pegawai utama dan direktur delegasi dari sektor kota Iztacalco, dan Paulo Tort Ortega, direktur General Management of Religious Associations di Meksiko, yang juga mewakili
6
Adventist World | 07 - 2011
presiden Meksiko, Felipe Calderón. Mereka memberi selamat kepada para Pathfinder atas sumbangsih positif mereka kepada komunitas dan kepada gaya hidup sehat melalui nilai-nilai kewarganegaraan dan moral mereka. Selama pertemuan umum pertama, Israel Leito, ketua IAD, secara resmi membuka acara itu. “Melihat semua anak muda ini ada di sini memuji Tuhan, bersukaria, dan mengenal Tuhan dengan lebih baik untuk mengalahkan raksasa-raksasa mereka— mengisi hati saya dengan sukacita,” kata Leito. Para Pembicara Pemberi Inspirasi Deretan para pembicara selama acara enam hari itu termasuk Gilbert Cangy, Direktur Departemen Pemuda General Conference; Jonathan Tejel, Wakil Direktur Departemen Pelayanan Pemuda GC; José Vicente Rojas, Direktur Office of Volunteer Ministries untuk Divisi Amerika Utara; Baraka Muganda, mantan Direktur Departemen Pemuda GC; Bernardo Rodríguez, mantan Direktur Departemen Pemuda IAD; dan Alfredo García-Marenko, mantan Direktur Departemen Pelayanan Pemuda dan mantan Wakil Direktur Departemen Pelayanan Pemuda GC. Leito dan Benjamin Carballo, keua panitia acara itu, memberikan pesan singkat gabungan
pada upacara penutupan. Tiap pembicara menantang dan memberi pengaruh kuat pada kehidupan para Pathfinder sambil mengarahkan tiap pekabaran dalam berbagai aspek pada tema “Mengalahkan Raksasa (Conquering Giants).” Merenungkan pengalaman kamporenya, Stephanie Vivas, 13 tahun dari Uni Venezuela-Antilles, berkata, “Yang paling saya sukai adalah sidang paripurna bersama pesan-pesannya, dan juga makanannya! Yang tidak saya suka adalah pancurannya dan juga air yang terbatas. Tetapi tema kamporenya lumayan, berfokus pada raksasa-raksasa yang harus kita kalahkan, raksasa-raksasa yang kita hadapi dalam kehidupan kita setiap hari!” Drama Musikal Tentang Raja Daud Lebih dari 50 aktor pemuda dari Gereja-gereja Advent metropolitan di Meksiko City, di bawah pimpinan Javier Muñoz dan Gina López, seorang seniman terkemuka yang menjadi seorang Kristen, menyiapkan drama musikal yang berfokus pada tokoh Alkitabiah, yakni Daud. Di akhir kampore, para delegasi menerima sebuah CD dengan musik aslinya. Selain drama, musik juga memainkan banyak peran dalam acara itu, dengan orkestra dari 130 Pathfinder dari
C ourtesy
of
I A D / daniel
gallardo
Kiri atas: KEHADIRAN TERBESAR: Kampore Pathfinder IAD terbesar yang pernah diadakan mengumpulkan lebih dari 20.000 peserta. Dalam pelantikan besar-besaran, lebih dari 1.000 Pathfinder menerima lencana dari berbagai kelas pemuda; 260 orang dibaptiskan. Kiri:MENAKLUKKAN RAKSASA: Para Pathfinder IAD dari 34 negara yang berpatisipasi dalam barisan gerak jalan untuk memperlihatkan keterampilan mereka dan dilatih untuk menaklukkan raksasa-raksasa mereka. Di atas: MANTAN-MANTAN DIREKTUR PEMUDA IAD DIBERI PENGHARGAAN: ( Dari kanan) Israel Leito, Alfredo Garcia-Marenko, Eliezer Meléndez, dan Bernardo Rodríguez menerima penghargaan dan tandamata dengan 34 bendera nasional dari Benjamin Carballo (kiri), direktur jambore, atas warisan lebih dari 130 tahun kepemimpinan pemuda dan lebih dari 30 tahun pelayanan sebagai direktur pemuda di Divisi Inter-Amerika. Hilda Montero (tidak ada dalam gambar) juga diberi penghargaan karena telah melayani sebagai asisten untuk masing-masing mereka. A lfredo
G arc í a - M arenko / adri á n
sol
Montemorelos University Pathfinder Club, juga berbagai klub lainnya, menyuguhkan musik indah selama acara Sabat. Pelayanan Pelantikan “Besar-besaran” Pada hari Sabat pagi lebih dari 1.000 Pathfinder, yang sebelumnya telah memenuhi persyaratan kelas mereka, menerima penghargaan dalam upacara pelantikan yang mengesankan. Para kandidat, yang didampingi para direktur pemuda, mantan direktur, direkturdirektur klub, dan Master Guide—memenuhi mimbar yang besar dan jalur tengah, dan dikelilingi oleh orang banyak yang menyambut pencapaian mereka. Orang banyak yang berjumlah lebih dari 20.000 itu menegaskan keputusan mereka untuk mengalahkan raksasaraksasa musuh dalam nama Tuhan, sementara menyerukan kata-kata Yeremia 20:11 dalam bahasa Spanyol: “Mas Jehová está conmigo como poderoso
gigante” (Tetapi TUHAN menyertai aku seperti pahlawan yang gagah”). Upacara Baptisan Sejumlah total 258 Pathfinder dibaptiskan dalam berbagai upacara yang secara strategis dijadwalkan setiap sesi petang dan pada hari Sabat. Pada penutupan episode akhir dari drama musikal, dua orang lain yang segera terilhami oleh direktur drama dan pelayanannya—ibu direktur dan seorang teman dekat—dibaptiskan, membawa sentuhan istimewa tentang kesaksian pribadi pada akhir acara. Pada acara penutupan, Leito mendesak para partisipan untuk melanjutkan komitmen mereka: “Kita menutup acara ini, tetapi kita memulai suatu kehidupan kemenangan dan kejayaan melalui Yesus Kristus. “Dalam nama Yesus kita akan mengalahkan raksasaraksasa!” Carballo mengungkapkan rasa syukurnya kepada mereka yang berperan dalam keberhasilan acara itu, dan
kemudian penyulutan kembang api yang mengesankan ditutup dengan huruf-huruf api yang memperlihatkan pengumuman Kampore Pathfinder IAD berikutnya akan diadakan di Republik Dominika di tahun 2017. Liputan Media dan Para Relawan Departemen Komunikasi IAD melakukan pekerjaan yang baik untuk menciptakan kewaspadaan, untuk menyiapkan produk profesional bersama dengan penyajian PowerPoint, dan memberi kabar ke seluruh dunia, bersama dengan laporan-laporan tiap hari, galeri foto, dan potongan gambar video yang dimasukkan ke website, dan facebook. Tim komunikasi juga menyiapkan produksi video dengan laporanlaporan setiap hari dari acara petang. Percetakan Mexican, GEMA, menerbitkan satu surat kabar harian internal, EL Vencedor (The Conqueror).
07 - 2011 | Adventist World
7
Pekerjaan Gereja PANOR AMA DUNIA
Oleh Ted N. C. Wilson
S
eberapa nikmatkah Sabat Anda? Umat Masehi Advent Hari Ketujuh kadang dituduh legalist karena ketaatan kita pada Sepuluh Hukum, terutama hukum keempat. Dan dalam beberapa contoh anggota gereja memperburuk pendapat ini dengan membuat pemeliharaan Sabat begitu berat dan memberi kesan bahwa seseorang entah dengan cara bagaimana mendapat
Hari
Kesukaan
8
Adventist World | 07 - 2011
J onathon
persetujuan surgawi karena penyangkalan kita tentang sesuatu hal pada hari Sabat. Perilaku ini membawa kita kembali pada masa-masa bangsa Yahudi, ketika Sabat menjadi semacam beban sehingga tidak menjadi hari yang menyenangkan. Sabat haruslah menjadi satu pengalaman yang paling menyenangkan yang kita miliki. Itu adalah waktu untuk lepas dari masalah aktivitas sehari-hari; Kitab Suci, hukum keempat itu sendiri, yang mengungkapkan sudut pandang ini. Karena itu adalah tanda penciptaan Allah, dan dengan demikian akan menjadi meterai yang membedakan dari umat Allah di akhir zaman, Iblis bekerja keras menentang Sabat, berusaha menghapuskan maknanya dan merusak sukacita yang dimaksudkan Allah bagi hari itu. Tidak ada yang lebih disenangi Iblis selain mendorong anggota gereja untuk melihat pemeliharaan Sabat sebagai satu metode berusaha mencari jalan ke surga, atau, lebih baik lagi, mengubah Sabat menjadi sesuatu yang begitu berat dan bersifat membatasi agar anak-anak kita belajar membencinya. Tetapi setiap saat di hari Sabat, bukan hanya pengalaman ibadah yang harus menjadi suatu sukacita. Sabat itu “dari petang sampai petang,� dan dirancang untuk menjadi waktu yang suci, yang melaluinya kita dijadikan muda kembali. Saat kita me-
I saac
Membuat Sabat lebih utama dalam pekan
ngalami sukacita Sabat kita akan sulit menunggu tibanya hari terbaik dalam minggu itu. Berpaling kepada Allah Saat Sabat sudah dekat pada Jumat petang kita bisa merasakan satu perbedaan. Ini adalah hari yang Allah sucikan, Ia memberkati hari itu, Ia membuat sesuatu yang istimewa pada hari yang khusus itu (Kej. 2:3). Kita harus mengingat ini dan menolak godaan membiarkan halhal lain memasuki hari itu, seperti aktivitas bisnis yang diurus pada jam-jam Sabat. Di masa lalu, lebih mudah menghindari gangguan pada hari Sabat hanya dengan mematikan televisi atau radio, dan tidak meraih koran. Tetapi sekarang jutaan orang di seluruh dunia memegang telepon pintar di tangan mereka tujuh hari seminggu. Ya, kita mungkin menggunakan teknologi baru untuk maksud yang baik—membaca Kitab Suci versi digital, bahkan melihat pelajaran Sekolah Sabat—tetapi kita terlalu mudah berhubungan dengan hal-hal yang tak diinginkan dan tak suci juga. Lebih dari sebelumnya kita harus mengambil tanggung jawab untuk tidak membiarkan apa pun menghalangi kesenangan hari istimewa bersama Allah. Kesibukan kita jarang menjadi jalan Allah menuju kesucian.... Sebagaimana istri saya katakan: “Engkau perlu istirahat dari itu.” Tetapi pemeliharaan Sabat yang benar dan penuh sukacita tidak datang hanya dengan mematikan komputer atau dengan mematikan TV dan hanya berkata, “OK, sekarang kita akan memulai Sabat.” Sabat bukan hanya tentang apa yang tidak boleh kita lakukan—itu juga tentang apa yang kita lakukan pada hari Sabat. Itu tentang mengambil waktu secara individual untuk mengembangkan perjalanan Anda dengan Tuhan. Menguduskan Sabat dan mendapatinya sebagai satu sukacita mungkin terjadi hanya melalui hubungan yang giat de-
ngan Tuhan atas Sabat itu. Sementara hubungan saya dengan Tuhan sangat pribadi dan antara Tuhan dan saya, implikasi dari hubungan itu akan dirasakan oleh semua orang yang berurusan dengan saya. Misalnya, gantinya menjelaskan perintah itu dan berkata, “Nah, Sabat adalah hari perhentian, jadi saya harus berhenti dari kerja, dan pergi keluar makan di restoran,” Saya akan mencoba sebisa mungkin tidak menyebabkan kerja tambahan bagi orang lain dan membantu mereka mengerti indahnya hari Sabat. Mereka yang datang berhubungan dengan saya juga akan mengetahui sukacita dan kesenangan Sabat yang dijanjikan itu: Itu bukan hanya satu hari yang dimaksudkan untuk meremajakan orang-orang percaya. Prinsip sesungguhnya dari Sabat adalah menghubungkan diri sendiri kembali kepada Pencipta. Bukan fokus pada banyak tindakan spesifik, kita harus memandang Sabat sebagai satu waktu untuk berhubungan kembali dengan Allah, dengan dunia ciptaan-Nya, dan dengan keluarga dan orang-orang yang kita kasihi. Bila kita melakukan ini, Sabat akan memiliki makna baru yang berbeda. Itu akan menjadi satu jembatan, dari satu pekan ke pekan berikutnya, yang mengingatkan kita tentang dari mana asal kita, mengapa kita ada di sini, dan ke mana kita pergi. Ibadah dan Persekutuan Akan menjadi gagasan indah bagi gereja-gereja setempat untuk mengadakan seminar-seminar Sabat yang fokus pada cara-cara praktis di mana Sabat bisa dijadikan sukacita, melibatkan keluarga, dan menambah pertumbuhan rohani. Gereja setempat memainkan peran yang sangat penting dalam hal apakah anggotanya menganggap pemeliharaan Sabat itu sebagai satu praktik penurutan hukum atau melihatnya sebagai satu waktu yang suci. Allah telah menjadikan kita, dan Ia menyediakan bagi kita satu kesempatan untuk meremajakan hidup
kita secara rohani dan secara fisik sekali seminggu saat kita berpaling kepada Dia yang mengetahui lebih banyak tentang kita daripada yang pernah kita ketahui. Beberapa orang mungkin berkata, “Oh, saya mendapat pengalaman rohani dengan pergi berjalan di pegunungan.” Dan Anda bisa melakukannya sesekali waktu untuk menyegarkan tubuh maupun semangat. Tetapi Allah menempatkan kita dalam persekutuan orang-orang percaya untuk satu alasan yang baik: kita perlu bersama mereka yang memiliki keyakinan yang sama, dan kepada mereka yang bisa kita layani. Bagi saya, salah satu bagian terbaik dari Sabat adalah belajar Alkitab dan pelajaran sekolah Sabat. Meskipun layanan ibadah dengan jalur Internet dan acara agama di televisi tersedia di berbagai bagian dunia dan memberkati banyak orang, media ini jangan pernah menggantikan keanggotaan dan sebagai ganti menghadiri jemaat setempat pada hari Sabat. Setiap orang Advent harus secara fisik merupakan “anggota” dari satu tempat. Alkitab mengatakan bahwa kita harus berkumpul pada hari Sabat (Ibr. 10:25). Jika kita melewatkan persekutuan dengan orangorang percaya lain, maka kita juga akan kehilangan kekuatan dan dorongan yang dimaksudkan Allah sepanjang pekan itu. Orang-orang yang pindah dari satu gereja ke gereja lain, yang pergi ke mana ada pengkhotbah yang terbaik berada, atau di mana ada makanan yang paling enak, tidak akan menerima berkat Sabat yang seutuhnya. Memelihara Sabat, meskipun pada
Ted N. C. Wilson
adalah Ketua Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Sedunia, berkantor di Silver Spring, Maryland, dan senang beribadah di jemaat lokal.
07 - 2011 | Adventist World
9
Pekerjaan Gereja LAPORAN DUNIA akhirnya menyenangkan, tidak akan selalu mudah. Bagi banyak keluarga dengan anak-anak kecil itu seringkali satu tantangan membawa semua orang ke gereja, dan kemudian membuat anakanak terlibat selama acara. Namun usaha itu ada gunanya karena Anda sedang mempersiapkannya untuk masa mendatang. Pengalaman Sabat mereka akan dibangun pada ingatan positif yang mereka alami dengan bantuan Anda di tengah perkumpulan orang-orang percaya yang lain. Gereja-gereja Advent harus menjadi tempat di mana para anggotanya menyambut anak-anak, dan di mana keributan anak-anak yang sering terjadi tidak dipandang sebagai akhir dunia. Kita di sana untuk menyembah Allah dan juga bersekutu dengan satu sama lain. Kita harus mendukung satu sama lain dan mendorong mereka yang dapat menemukan diri sendiri dalam pengalaman yang mengecewakan saat itu. Aktif dalam Ibadah Meskipun Sabat itu tentang perhentian, itu juga tentang keterlibatan, terutama dalam pengalaman ibadah, di mana sebanyak mungkin orang harus secara aktif terlibat. Gereja haruslah menjadi satu tempat yang dinamis, aktif dengan banyak tangan penolong. Setiap orang harus menemukan “tempat” mereka entah itu dalam layanan ibadah atau bahkan acara makan bersama. Orang-orang muda terutama harus diimbau terlibat. Ketika kita berkumpul untuk beribadah dan belajar Alkitab, kita juga menemukan satu tempat untuk menggunakan karunia yang Allah telah berikan bagi kita [dalam musik, mengajar, pelayanan, keramahtamahan]. Kita memberi kepada orang lain dalam kasih dan kepedulian karena kita menerima pemberian kasih karunia Allah dalam pengalaman Sabat selama 24 jam ini. Saat Sabat Anda yang berikut sudah semakin dekat, ajak Tuhan atas hari Sabat untuk menuntun Anda mengalami semua potensi bagi perhentian, bagi ibadah, untuk belajar, untuk melayani—dan untuk sukacita.
10
Adventist World | 07 - 2011
One-DayChurch Rampidal, Ekuador
A
da 32 desa Chachi di Ecuador’s Cayapas River, dan selama 18 tahun Pendeta Manuel telah bekerja untuk mengembangkan jemaat Masehi Advent Hari Ketujuh pada masing-masing tempat. Sejauh ini ada empat jemaat Chachi dan satu bangunan gereja—sebuah bangunan One-Day Church yang dibangun oleh para relawan Maranatha di Rampidal, desa yang paling mudah dikunjungi. Ke-28 relawan, yang dipimpin oleh Audrey Whiting dari Generation of Youth for Christ, terbang ke ibukota Ekuador, Quito, mengadakan perjalanan lima jam dengan bis menyusuri Andes, tiga jam lagi menyusuri sungai dengan perahu motor, kemudian dua jam lagi dengan sampan. Jemaat itu telah merencanakan agar gereja dibangun di atas bukit yang berdiri di atas desa itu. Diperlukan waktu berhari-hari, tetapi para relawan segera menjadi bagian dari desa itu—mandi di sungai, bermain bola bersama anakanak, melahap banyak sekali pisang goreng, pisang panggang, dan yang dibakar, membantu mengumpulkan biji cokelat kering. Satu tim mengangkut baja One-Day Church menaiki bukit dan mengubahnya menjadi sebuah gereja. Kelompok lain mencari bambu tinggi dan mengubahnya menjadi dinding tempat ibadah. Tim ketiga mengadakan klinik medis untuk desa itu, dan untuk semua orang yang sudah mengadakan perjalanan sampan selama empat jam dari desa Cayapas berikutnya. Pada suatu petang, penatua gereja Rampidal setempat berdiri di tengah gereja yang sudah hampir selesai dan berkata, “Kita memerlukan tempat duduk untuk orang-orang.” Ia pergi menuju hutan dengan gergajinya, dan pagi berikutnya satu tim relawan membentuk bangku-bangku dari papan yang baru dipotong seukuran 2 x12. Ditambah tujuh baptisan, lagu-lagu dengan lilin, doa dalam berbagai bahasa berbeda, satu peresmian gereja, dan rangkulan bagi semuanya, dan Anda memiliki bangunan gereja Chachi yang pertama di hutan penuh embun Ekuador. Program One-Day Church adalah usaha bersama antara Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, Adventist-laymen’s Services and Industries (ASI), dan Maranatha Volunteers International. Kisahkisah ini berasal dari juru cerita Maranatha, Dick Duerksen.
K E S E H A T A N
D U N I A
Serat yang Hebat Oleh Allan R. Handysides dan Peter N. Landless
Saya suka buncis, tetapi ia tidak suka saya. Saya merasa penuh gas dan kembung bila memakannya. Saya dengar buncis itu kaya akan serat, dan kita semua memerlukan lebih banyak serat. Apakah yang harus saya lakukan?
S
erat makanan itu merupakan bagian penting dan diinginkan dari diet kita. Diet orang Barat telah menjadi sangat tergantung pada makanan olahan, dan ada penurunan kandungan serat dalam banyak makanan. Ketika Dr. Denis Burkitt menulis tentang serat sekitar 40 tahun yang lalu, ia melakukannya dari sudut pandang pengalaman Afrikanya. Diet Afrika—saat itu—kaya dengan padipadian utuh dan polong-polongan dan, konsekwensinya, menyediakan jumlah serat yang tinggi. Rendahnya angka penyakit jantung, divertikulitis, dan apendisitis semua berkaitan dengan serat dalam diet. Orang-orang Amerika secara khas mengkonsumsi hanya sekitar 40 persen dari jumlah serat yang dianjurkan, dan mendapatkan sebagian besar dari tepung putih olahan, yang merupakan cerminan diet Barat yang buruk. Serat ditemukan dalam buah-buahan, sayuran, dan polong-polongan, yang berarti kacang polong, kacang buncis, miju-miju, dan kacang tanah. Biasanya kita berbicara tentang dua jenis serat: yang larut dalam air, dan yang tak larut dalam air. Serat yang tak larut menambahkan bagian dalam tinja dengan menyerap air, oleh sebab itu memperlunak dan memperbanyak tinja. Serat larut memberi makan bakteri dalam usus besar, membuat nyaman bagi kesehatan usus besar, dan membantu fungsi usus besar. Serat diperlukan pada tingkatan lebih tinggi daripada yang biasanya dikonsumsi agar manfaatnya dapat terlihat. Institusi kedokteran merekomendasikan 21 gram serat untuk wanita dan 30 gram serat bagi pria yang berusia lebih dari 50 tahun. Rekomendasi lima buah dan sayuran
memberikan jumlah yang dianjurkan ini bila disertai dengan enam sajian padipadian utuh per hari. Satu perpaduan serat tak larut dan yang larut itu yang terbaik, jadi sebuah apel harus dimakan bersama kulitnya, yang menyediakan serat tak larut untuk dipadukan dengan serat larut daging apelnya. Serat membantu mengurangi risiko penyakit jantung, dan setiap 10 gram peningkatan, sampai angka yang direkomendasikan 30 gram, menurunkan risiko serangan jantung sebanyak 14 persen dan risiko kematian karena jantung sebanyak 27 persen. Serat cenderung menurunkan kadar kolesterol, barangkali karena ia mengikat garam-garam empedu, yang dibuat dari kolesterol, memaksa hati untuk membuat lebih banyak dan mengeluarkannya. Orang-orang yang makan lebih banyak serat kehilangan lebih banyak berat badan. Selain itu, diabetes tipe 2 berkurang. Nurses’Health Study yang dilakukan tahun 2007 memperlihatkan penurunan 21 persen dalam risiko diabetes tipe 2 karena makan dua sajian tambahan padipadian utuh setiap harinya. Menariknya, orang-orang dengan sindrom gangguan usus tidak mendapat manfaat dramatis sebesar itu dari serat, memperlihatkan komponen neurogenik kepada kondisi ini mungkin lebih dominan. Orang-orang yang konstipasi mendapat manfaat dari serat tambahan, terutama ketika menambah konsumsi air bersama dengan konsumsi serat. Kami menganjurkan agar Anda bersungguh-sungguh meningkatkan serat makanan perlahan-lahan selama beberapa minggu. Sekarang tentang masalah Anda dengan buncis: Merendam buncis sepan-
jang malam, kemudian membuang airnya, diikuti dengan membuang air rebusannya, akan membuang banyak serat larut. Karena inilah serat yang memberi makan bakteri yang menyebabkan gas, maka Anda akan bisa menikmati kacang-kacangan buncis dan ia berhenti membenci Anda. Jika Anda masih tidak bisa menerimanya, serat dapat ditemukan dalam banyak makanan lain. Biasanya lebih baik mendapatkan serat dalam makanan daripada mencarinya dalam suplemen makanan. Oatmeal kuno dengan buah beri untuk sarapan pagi tampaknya enak juga dicoba lagi.
Allan R. Handysides,
ahli kandungan gizi ini adalah Direktur Departemen Pelayanan Kesehatan General Conference.
Peter N. Landless, ahli
jantung nuklir berijazah ini adalah Wakil Directur Departemen Pelayanan Kesehatan General Conference.
07 - 2011 | Adventist World
11
R E N U N G A N
A
lan Weisman, dalam buku yang disambut secara internasional The World Without Us, menggambarkan seperti apa jadinya planet kita jika manusia tiba-tiba “lenyap.” Jadi seperti apa nanti bumi ini? Pada pandangan pertama segala sesuatu akan baik-baik saja! Untuk satu hal, tidak akan ada suara-suara mobil, mesin-mesin, dan pesawat. Malam akhirnya akan gelap dan memperlihatkan bintang yang gemerlap. Kota-kota akan lenyap. Kota-kota di pinggir pantai seperti Hamburg dan Amsterdam akan kebanjiran, seperti bendungan yang bobol. Patung-patung dan monumen-monumen akan menjadi titik jangkar yang sempurna bagi kehidupan laut. Terowongan yang menghubungkan Perancis dan Inggris barangkali akan bertahan beberapa ribu tahun sebelum rubuh. Tetapi sekalipun matahari hangus, masih akan ada jejak manusia. Banyaknya gelombang radio dan TV yang kita telah kirimkan ke ruang angkasa akan terus terhembus di alam semesta. Memangnya ada apa dengan keadaan dunia tanpa kita yang begitu mempesona manusia? Barangkali pertanyaan yang mendasari: Apa yang akan terjadi kepada planet kita? Akankah jejak-jejak peradaban kita tetap ada? Apakah akan ada yang bertahan hidup? Umat Sisa Ribuan tahun yang lalu ketika Nuh bersama keluarganya meninggalkan bahtera, mereka menemukan dunia yang “tanpa kita.” Setiap langkah membawa mereka kepada pekuburan massal—hanya merekalah yang bertahan hidup. Di telinga Nuh barangkali masih mendengung tawa penuh ejekan sepanjang 120 tahun terakhir. Dan kemudian ingatan tentang kegelapan mengerikan sementara bahtera berguncang oleh badai yang menakutkan! Mereka adalah orang-orang yang bertahan hidup melalui kasih karunia Allah! Nuh barangkali berjanji pada dirinya sendiri: kita manusia tidak boleh melupakan ini! Tema bertahan hidup dan umat sisa dapat ditelusuri lewat Kitab Suci. Ada Yusuf bersama keluarganya, Musa di semak belukar, Bangsa Israel yang menyeberangi lautan, Yosua dan Kaleb, Rahab dan keluarganya selama penaklukan Yerikho, Gideon dan ke-300 prajuritnya, Elia, ketiga sahabat Daniel dalam dapur api, Yeremia, Baruch dan Ebedmelech di Yerusalem, Ezra dan mereka yang kembali dari pengasingan—daftarnya terus berlanjut. Apakah Anda memperhatikan bahwa mereka semua tidak berasal dari kaum mayoritas! Mereka adalah “yang lain” itu, dan saya bertanya-tanya tentang karakteristik mereka yang sama. Ciri-ciri Umat Sisa Kejadian 12:1-3 menceritakan tentang panggilan Abraham. Ini adalah saat kelahiran umat Allah. Allah menantang Abraham untuk mengambil tiga langkah: meninggalkan lingkungannya yang sekarang, tergantung sepenuhnya pada Dia, dan akibatnya, menjadi berkat bagi semua umat manusia! Panggilan Allah mulai dengan satu perintah mengikuti satu janji. Akhirnya, itu berakhir dengan satu berkat. Ketiga elemen
12
Adventist World | 07 - 2011
Engkau Oleh Erhard Biró
akan
Berka Menjadi
ini merupakan ciri kunci dari panggilan Ilahi. Kita seringkali cenderung dengan senang meminta janji Allah, dan mengharapkan berkat-Nya tanpa memberi perhatian pada perintah yang sebelumnya telah diberikan. Abraham merupakan generasi kesepuluh setelah air bah. Keturunan Nuh dengan cepat telah melupakan pelajaran-pelajaran yang mereka terima selama Air Bah. Dalam waktu singkat pemberontakan terbuka berkembang di Babel. Alasan yang menggerakkan pembangunan Babel melibatkan usaha mereka untuk mengatasi trauma dari air bah, memalingkan pandangan dari pelangi (dengan kata lain, memandang rendah kemurahan Allah) dan bersatu menentukan nasib mereka sendiri. Cara Allah sama sekali berbeda. Dipanggil oleh Allah, umat sisa adalah mereka yang secara radikal memisahkan diri dari segala sesuatu yang menjauhkan mereka dari Allah! Abraham dipanggil untuk menjauhkan dirinya sendiri dari tanah air, komunitas, dan keluarganya! Kota Ur adalah salah satu kota Sumerian tertua. Dewa utamanya adalah dewa bulan Nanna. Penggalian menegaskan budaya yang sudah sangat berkembang, dengan berbagai macam kuil. Terah, ayah Abraham, menyembah dewa-dewa (Yosua 24:2). Mengapa Allah memanggil Abraham untuk mengambil langkah menyakitkan ini? Allah harus membebaskan dia dari ikatan masa lalu agar Ia dapat menggunakannya. “Setia di antara orang-orang yang tidak setia, yang dirusak oleh kemurtadan yang berlaku saat itu, ia [Abraham] dengan setia taat menyembah Allah yang sejati” (Patriarchs and Prophets, hlm. 125). Kita seringkali berpikir bahwa permasalahan gaya hidup itu bukan yang terutama. Tetapi di sinilah Allah mulai dengan Abraham!
at ! Allah menjanjikan kepada Abraham hal yang sama yang ingin dicapai para pembangun Babel tanpa bantuan Allah. Abraham harus menjadi pendiri satu bangsa yang besar dan dicatat dalam sejarah umat manusia. Kini kita tidak mengetahui nama-nama dari pembangun di Babel, tetapi bahkan ribuan tahun setelah itu Abraham masih dihormati oleh ribuan orang. Ia meninggalkan segala sesuatu. Firman Allah saja yang menjadi andalannya! Ia sepenuhnya harus bergantung pada itu! Ia menjadi “teman Allah” (Yakobus 2:23), bapa orang beriman (Roma 4), dan nenek moyang Yesus (Gal. 3:8, 29)! Perhatikan pengaruh satu orang yang sepenuhnya mengabdi kepada Allah! Ada upah mempercayai Allah, sekalipun itu menyakitkan. Kita Dipanggil Juga Apakah kisah Abraham merupakan satu pengecualian? “Gereja” Allah dalam Perjanjian Lama dan Baru adalah kelanjutan dan pengulangan dari kisah Abraham. Selalu merupakan yang sisa, minoritas, komunitas yang “dipanggil” (ekklesia). Mereka melanjutkan perjanjian yang Allah telah buat bersama Abraham dahulu kala. Dalam Wahyu 12:17 kita membaca bahwa umat sisa di akhir zaman akan memelihara hukum Allah dan memperhatikan nubuatan yang diilhami iIahi (kesaksian tentang Yesus), membangkitkan murka Setan. Sebagai orang-orang Masehi Advent Hari Ketujuh sekarang ini kita tidak percaya bahwa kitalah satusatunya orang percaya; melainkan kita percaya bahwa kita terpanggil oleh satu misi tertentu di zaman kita. Kita dipanggil untuk memelihara hukum Allah dan berpegang pada iman kepada Yesus. Kita tidak membaca dalam Alkitab bahwa Abraham dalam
cara apa pun mencari-cari panggilannya. Ia memerlukan kasih karunia sebanyak yang kita perlukan. Abraham bukanlah seorang kaum elit yang mengasingkan diri. Ia penuh perhatian kepada mereka yang ada di sekelilingnya, tanpa memandang agama atau kebangsaan. Yang mengejutkan adalah ia juga tidak digambarkan sebagai seorang pahlawan yang tanpa kesalahan. Momen-momen memalukan tentang imannya yang goyah di hadapan Firaun dan Abimelekh tidak dihilangkan dalam Kitab Suci. Panggilan Abraham bukan untuk maksud yang mementingkan diri. “Engkau akan menjadi berkat.... olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat” (Kej. 12:2, 3). Kadang-kadang mungkin sepertinya ia berdiri sendiri menentang seluruh dunia. Bukankah akan lebih mudah memadukan beberapa elemen keagamaan dan harapan dari bangsa-bangsa sekitar dan berbaur dengan lebih baik dengan mengadopsi beberapa gaya ibadah dan ritual dari bangsa Kanaan di sekitarnya? Ia bisa saja membantah bahwa misi memerlukan “adaptasi” ini. Akan tetapi, Abraham tidak berkompromi. Pergerakan Advent dipanggil oleh Allah, sebagaimana Abraham dulu, untuk menyebarkan Injil kekal (Why. 14:6-12) melalui perpisahan gaya hidup yang jelas dari dunia. Kita harus menjalankan dengan sabar, iman kita di dalam Yesus sebagai satu ajakan dan peringatan kepada dunia di sekeliling kita (Why. 14:12; Ibr. 11:13, 16). Allah mengingatkan kita tentang misi kita dalam hidup: “Engkau akan menjadi berkat!” (Kej. 12:2). Kemarahan naga (Why. 12:17) yang ditujukan kepada umat sisa adalah bagian dari pertikaian besar antara Allah dan Setan. Sang naga menjadi marah atas komitmen kita kepada Kitab Suci, kebaktian keluarga kita, pasangan menikah yang berbahagia, satu gaya hidup yang berdasarkan Kitab Suci. Ia marah dengan layanan gereja kita, misi kita, persahabatan, pemeliharaan Sabat, dan iman kepada Yesus. Ia terutama marah kepada gereja Yesus yang memberitakan kabar nubuatan, saat dipaparkan dengan jelas dan meramalkan strategi-strateginya. Yesus berjanji bahwa kemarahan naga tidak akan menjadi kata terakhir dalam masalah itu. Ia berjanji bahwa akhirnya sinyal radio dan TV yang melayang-layang di angkasa luar bukanlah satu-satunya jejak keberadaan manusia. Akan ada bumi yang baru yang akan menjadi pusat alam semesta, rumah Allah yang kekal beserta mereka yang mengasihi dan mengikuti Anak Domba (Wahyu 21:1-3).
Erhard Biró adalah Ketua Konferens
Baden-Wuerttemberg, di Stuttgart, Jerman. Ia menikah dengan Elke dan memiliki tiga anak yang sudah dewasa, Harman, Patja, dan Jared.
07 - 2011 | Adventist World
13
K E H I D U P A N
A D V E N T
Mengalahkan Rasa
Takut Menghidupkan kemenangan setiap hari yang disediakan oleh Kristus Oleh Victor Samwinga
S
ebuah perpaduan sukacita dan kekhawatiran menandai perjalanan kereta saya sejauh 200 mil di awal hari itu. Tetapi malam itu, tiba-tiba diliputi oleh rasa takut, saya duduk pada sebuah meja di ruangan hotel. Saya sudah pernah merasa takut sebelumnya, tetapi saya nyaris tidak bisa menanggung pemikiran yang mengisi otak saya. Mungkin saya belum menulis dengan cukup baik. Mungkin persiapan saya belum sepenuhnya baik. Akankah para penguji melihat nilai pekerjaan saya, atau akankah mereka mengatasinya dengan satu tiupan maut? Semua ini dan banyak lagi pemikiran menyiksa saya. Dalam waktu kurang dari 18 jam saya akan mengikuti ujian yang paling penting dalam kehidupan akademik saya, Ph.D viva, satu ujian oral untuk gelar doktor saya. Keragu-raguan dan rasa takut meru-
14
Adventist World | 07 - 2011
pakan kombinasi mematikan. Bila tidak ditangani, itu dapat melumpuhkan orang-orang Kristen dan merusak iman mereka kepada Allah. Ironisnya, saya telah bekerja sebagai seorang akademis dalam satu institusi pendidikan tinggi selama empat tahun terakhir. Saya mengawasi dan memeriksa disertasi-disertasi baik untuk para mahasiswa pra sarjana maupun pasca sarjana. Akan tetapi, dihadapkan dengan nasib saya sendiri, dan melihat pada kemungkinan gagal, bahkan pendidikan dan pengalaman saya sendiri pun tidak merupakan jaminan yang cukup melawan rasa takut dan keragu-raguan. Saya merasa seperti seorang dokter yang tak berdaya menyembuhkan diri sendiri. Kemungkinan gagal terlalu besar untuk ditanggung: Bagaimanakah saya akan memberitakan kabar seperti itu kepada keluarga dan teman-teman?
Apakah yang akan mereka pikirkan tentang saya jika saya tidak berhasil menyelesaikan gelar saya? Sungguh buangbuang waktu dan tenaga setelah sekian lama belajar. Jelas saya memerlukan jaminan bahwa saya tidak sendirian, bahwa segala sesuatunya akan baik-baik saja. Tetap Seimbang Orang-orang Kristen harus berjagajaga terhadap keyakinan berlebih, satu penyakit yang kadang-kadang memberi peringatan kepada kehidupan Simon Petrus, murid Yesus itu. Pengalamannya merupakan satu peringatan kepada semua orang yang tergoda untuk percaya pada diri sendiri saat menghadapi tantangan-tantangan hidup. Di sisi lain, kita harus yakin bahwa Allah mampu sekaligus bersedia melakukan apa yang Ia telah janjikan. Tentu saja, dasar dari keyakinan seperti itu bukan atas segala sesuatu yang dapat kita lakukan, melainkan dalam Yesus yang memberdayakan kita. Tetapi malam itu, bukannya fokus pada kekuatan Allah, saya justru asyik dengan diri sendiri, tentang betapa tidak
siapnya saya untuk tantangan yang ada di hadapan. Meskipun menyadari kelemahan seseorang itu baik, namun lebih penting lagi maju selangkah lebih ke depan: “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu” (1 Petrus 5:7). Terilhami, Terdorong, dan Tertantang Saya tahu nasib saya barangkali ada di tahap ini, karena saya telah menyerahkan disertasi saya untuk ujian pada bulan-bulan terdahulu. Oleh karena itu tidak ada gunanya resah dan takut; yang terbaik yang dapat saya lakukan adalah berharap kepada Allah. Namun untuk sementara pemikiran itu jauh dari saya. Saya merasa terkesan untuk berpaling pada kisah Alkitab tentang Petrus yang berjalan di atas air (Mat. 14:25-33). Saya bertanya-tanya apakah ada sesuatu hal yang baru bisa muncul dari ayat Kitab Suci yang sudah demikian biasa. Namun saat membaca pasal itu, jelas bahwa pengalaman Petrus, keadaannya yang nyaris tenggelam, dan panggilannya meminta tolong, merupakan satu bukti dan satu dorongan bagi saya. Dengan seizin Yesus, Petrus meninggalkan perahu untuk berjalan di atas air. Ia tidak takut terhadap hukum gravitas maupun lautan yang bergelora. Namun segera setelah ia fokus pada angin dan ombak, iman dan tubuhnya mulai tenggelam. Saya menyadari bahwa Allah sedang berbicara kepada saya, menantang saya untuk merenungkan perjalanan saya sejauh ini, bukan pada luasnya tantangan yang ada di depan. Bukankah oleh karena pemeliharaan-Nyalah saya memutuskan untuk menerima tantangan memperoleh gelar doktor enam tahun yang lalu? Lagipula, saya melihat iklan untuk beasiswa di saat tanggal penutupannya. Meskipun sepertinya terlambat, istri saya, Lynn, mendorong saya untuk mempertanyakannya, dan berkat Tuhan, saya menerima formulir isian digital, menyelesaikannya, dan mengembalikannya lewat surat elektronik pada hari yang sama. Setelah itu saya diberikan beasiswa penuh untuk kuliah mendapatkan gelar doktor. Allah telah membuka pintu itu, tepat saat di mana semua pintu kesempatan
kelihatannya tertutup. Jadi bagaimana mungkin saya ragu dan takut sekarang? Lagipula, seperti Petrus si petualang, saya telah keluar dari perahu dan masuk ke dalam air atas Perintah Allah! Diyakinkan bahwa Allah tidak akan meninggalkan saya sendirian, kehadiranNya dan kedamaian-Nya segera
Kita kehilangan banyak ketika kita gagal mengingat kemurahan Allah yang menuntun dan memelihara kita di masa lalu. Adalah penting agar kita merenungkan perjalanan rohani individual kita; menghasilkan pertambahan iman dan dorongan untuk menghadapi masa depan.
Firman Allah adalah sumber hikmat dan dorongan yang tak mengenal waktu. memenuhi hati saya saat berlutut di samping tempat tidur sebelum beristirahat malam itu. Saat itulah saya ingat bahwa beberapa teman dan anggota keluarga di tiga benua sedang mendoakan saya. Berada dalam sikap doa membuat kita sejalan dengan mereka yang mendoakan kita. Pelajaran-pelajaran yang Dipetik Saat merenungkan pengalaman saya terhadap rasa takut dan kegagalan, saya memetik sejumlah pelajaran: Keragu-raguan diri dalam batas yang sehat itu tidak apa-apa, hal tersebut menuntun kita mencari bantuan dari Allah. Lawannya adalah jenis kepercayaan melakukan sendiri, yang dicirikan oleh rasa puas diri dan tidak merasakan perlunya bergantung pada Allah secara konstan. Meskipun rasa takut itu alamiah, respons emosional pada keadaan, itu bisa memburuk jadi putus asa, “melumpuhkan” korbannya dan oleh sebab itu merusak keyakinan seseorang kepada Allah. Meskipun pendidikan dan pengalaman itu penting dalam berbagai bidang kehidupan, seringkali tak memadai menyertai kita melewati beberapa tantangan hidup. Hanya satu Kekuatan dari luar diri kita yang dapat memberikan dukungan yang cukup di masa-masa seperti itu. Firman Allah, Alkitab, adalah sumber hikmat dan dorongan yang berkuasa dan tak mengenal waktu. Ayat-ayat Kitab Suci yang sudah biasa seringkali menjadi hidup, memberikan pandangan yang tepat waktu untuk mengatasi situasi kehidupan.
Zaman kita ini merupakan zaman ketika bisa benar-benar dikatakan: “Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini” (Lukas 21:26). Dan kita boleh yakin bahwa Kristus sedang membicarakan tentang hal yang lebih dari sekadar duduk saat ujian, atau menerima nilai-nilai lulus. Bencana-bencana alam seperti banjir, dan gempa bumi, pandemik seperti HIV/AIDS, rasa takut terhadap masa depan ekonomi yang tak pasti, atau kehilangan pekerjaan adalah ketakutan-ketakutan yang mengingatkan banyak orang sekarang ini. Penangkal untuk ketakutan dan kekhawatiran semacam itu adalah karunia kedamaian, yang hanya dapat disediakan oleh Allah. Kedamaian seperti itu dapat menjadi milik kita bila kita membiarkan Yesus tinggal dalam hati kita, dan mengandalkan catatan riwayatnya dalam menepati janji-janji seperti: “Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungaisungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau” (Yes. 43:2).
Victor Samwinga, seorang dosen senior di Northumbria University di Inggris, adalah seorang penulis lepas dan pengkhotbah awam. Ia bersama istrinya, Lynn, memiliki tiga orang anak.
07 - 2011 | Adventist World
15
CERITA SAMPUL
Sayapada Percaya
Mengapa
Kehidupan akan Datang yang
Oleh William G. Johnsson
U
mat manusia modern semakin merasa seperti sebilah kayu apung yang terapung di lautan yang tak terukur dalamnya. Di balik pria dan wanita terletak kekekalan kehampaan yang darinya, hanya oleh kebetulan, mereka muncul berabad-abad silam. Di depan terbentang kekekalan hampa yang mereka akan lalui kelak setelah satu jangka waktu kehidupan yang singkat. Akhirat? Tidak ada harapan tentang itu. Mereka akan hidup hanya melalui anak-anak mereka, cucu-cucu, dan keturunan. Saya percaya dengan kehidupan yang akan datang. Saya percaya bahwa kisah saya tidak akan berakhir ketika menarik napas yang terakhir. Saya percaya bahwa kehidupan ini hanyalah permulaan. Yang terbaik masih akan datang. Keyakinan saya jauh dari sekadar satu keinginan atau harapan. Itu terletak pada lima fondasi. FONDASI PERTAMA: Allah, Bukan Kebetulan Masa lalu saya bukan masalah kebetulan, masa depan saya juga tidak. Dalam karya Richard Rodgers, “The Sound of Music,” Maria berkata “Tidak ada yang berasal dari sesuatu yang tidak ada, tidak pernah ada yang bisa.” Pertimbangan kita menggemakan sentimen ini. Dunia ini—dengan kompleksitasnya yang luar biasa dari ekosistem-ekosistem, siklus musim, berbagai bentuk kehidupan di kedalaman laut, di daratan, di langit di atas—tidak terjadi begitu saja. Kita manusia dengan kerumitan tubuh, pikiran, dan roh—kita tidak berawal dari hal kebetulan. Alam semesta ini, yang jauh di atas imajinasi, bintang-bintang, planetplanet, benda langit lain, dan lubang-lubang hitam—sungguh itu lebih dari “tidak apa-apa”! Tidak mungkin dari tidak ada menghasilkan hal itu. Kosmologis terkenal Stephen Hawking mengatakan bahwa
16
Adventist World | 07 - 2011
alam semesta bisa berasal dari dua cara—gravitas atau Allah. Tetapi itu menuntut satu pertanyaan: dari mana datangnya gravitas? Mengapa tidak menempatkan Allah sebagai sumber segala sesuatu saja? Saat kita memandang kembali kekekalan yang ada di balik kita, pilihan mengenai asal mula berkisar hanya pada dua kemungkinan—naturalisme atau supernaturalisme. Yang pertama disebut mempercayai bahwa segala sesuatu yang dulu, sekarang, atau yang akan terjadi dapat dianggap hasil dari pelaksanaan hukum yang dibentuk ke susunan alam semesta. Tidak ada di luar dari alam—tidak ada mukjizat, tidak ada Allah—yang diperlukan; alam saja sudah cukup. Tetapi pendekatan ini tidak memiliki jawaban kepada fakta paling mendasar dari keberadaan kita: alam semesta itu. Kita ini. Bagaimanakah semua dimulai? Satu perkembangan menarik dari 50 tahun terakhir adalah penolakan terhadap penjelasan yang murni naturalistik tentang asal mula, oleh sejumlah besar ahli perbintangan dan kosmologis. Penelitian-penelitian mereka tentang kemungkinan-kemungkinan, membawa mereka pada kesimpulan bahwa alam semesta ini begitu tertata dengan baik sehingga tanpa ragu mempercayai intervensi tangan Ilahi. Barangkali contoh yang paling nyata dari perubahan berpikir yang condong kepada supernaturalisme adalah ahli filosofi terkenal Antony Flew. Sepanjang abad kedua puluh ia memimpin kepercayaan ateisme, membantah keberadaan Allah melalui berbagai serial buku, artikel, dan kuliah. Namun Flew sepanjang hidupnya berusaha terbuka pada bukti, dan bukti itu pada akhirnya menuntun dia meninggalkan keyakinan yang lama dijunjungnya. Dalam There Is a God: How the World’s Most Notorious Atheist Changed His Mind (HarperOne, 2007), Flew menyimpulkan bahwa “hukum-hukum alam, kehidupan dengan
Lebih dari sekadar pemikiran yang penuh harap. pengaturan teleological, dan keberadaan alam semesta—hanya dapat dijelaskan dalam pemahaman makhluk cerdas yang menjelaskan keberadaannya sendiri dan keberadaan dunia.... [Bukti itu] telah membuat saya menerima keberadaan dari makhluk yang ada dengan sendirinya, kekal, mahakuasa, mahamengetahui” (hlm. 155). Ketika Flew merujuk kepada “pengaturan teleologis” kehidupan, dalam pikirannya ia mengerti maksud yang mendasari kosmos. Seorang Perancang menyusun semua di tempatnya dan menjaganya bergerak menuju satu tujuan. Dan, saya sebagai bagian dari kosmos ini, mendapat maksud dari Perancang itu. Asal mula saya bukan secara kebetulan tetapi ada pada Allah. Oleh sebab itu masa depan saya bukan kebetulan, tetapi di dalam Allah. Akan ada kehidupan setelah ini. FONDASI KEDUA: Musik Dari semua kesanggupan ilahi yang mengarahkan kita melampaui diri kita sendiri, tidak ada yang lebih kuat daripada musik. Meskipun musik dapat digunakan untuk memenuhi insting dasar kita, bila digunakan dengan tepat itu mengangkat kita ke takhta Allah. Musik itu misterius. Meskipun tidak ada hubungan dengan dunia, musik berakar dalam sifat kita sebagai manusia. Diperlihatkan sendiri dalam masa bayi, itu kelihatan dan pusat dari setiap budaya. Seorang ahli neurologi terkenal Oliver Sacks menyebut kecenderungan pada musik ini “musicophilia.” Dalam bukunya yang berjudul ini, ia mengutip Charles Darwin pada teka-teki tentang asal mula musik: “sebab bukan kesenangan atau pun kapasitas memproduksi nada musik yang merupakan kecakapan paling kecil bagi manusia... itu haruslah disejajarkan di tengah hal-hal paling misterius di mana ia dianugerahkan.” Jika evolusi tidak dapat menceritakan kesukaan kita pada
musik maka Kitab Suci bisa. Kitab Suci dapat memberitahu kita bahwa musik ada pada permulaan Penciptaan, “pada waktu bintang-bintang fajar bersorak-sorak bersama-sama” (Ayub 38:7). Dan musik ada ketika pertikaian besar antara Kristus dan Setan pada akhirnya ditetapkan. Kemudian orang tebusan dari sepanjang zaman akan menyanyikan lagi Musa dan Anak Domba, dan seluruh surga akan menyanyikan pujian dan ucapan syukur (Wahyu 15:2-4; 7:9). Sambil menjalankan hidup kita di bumi, musik dapat menjadi teman kita, mengangkat kita, menceriakan hati kita. William Congreve mengatakannya dengan benar: “Musik memiliki pesona yang menenangkan dada yang bergelora, melembutkan karang, atau membengkokkan pohon ek.” Sekalipun bila kita tidak dapat mendengar, musik tanpa suara dapat berbunyi di telinga kita. Saya tidak dapat membayangkan kehidupan tanpa musik. Karunia Ilahi ini bersatu dengan siapa diri saya ini. Meletup dalam diri saya, meyakinkan saya bahwa saya adalah anak Allah dan bahwa Ia menginginkan keberadaan kekal saya dalam hadirat-Nya dipenuhi dengan melodi surgawi. FONDASI KETIGA: Keadilan Seperti kecintaan pada musik, satu perasaan keadilan merupakan dasar menjadi manusia. Seseorang yang kekurangan pemahaman tentang benar dan salah, sebagaimana banyak
William G. Johnsson adalah
mantan editor majalah Adventist Review dan Adventist World.
07 - 2011 | Adventist World
17
Kehidupan ini hanya permulaan. Yang terbaik masih akan datang.
orang, kita anggap sakit mental. Kita menyebut mereka psikopat. Sama seperti musik, keadilan tidak dapat dianggap sepenuhnya istilah naturalistik. Kita memahami dan merasakan keadilan karena kita dijadikan dalam gambar Allah, dan Allah itu adil. “Masakan Hakim segenap bumi tidak menghukum dengan adil?” tanya Abraham (Kej. 18:25). Memang. Jika Allah tidak dapat dianggap selalu bisa bertindak adil—jika Ia itu berubah-ubah— maka kita ada dalam masalah besar. Kekacauan moral menjadi aturan zaman, dengan semua orang yang berperilaku menurut aturan mereka masing-masing. Tetapi, karena Alkitab menekankan, Allah itu setia, tidak berubah-ubah sifat, yang dapat selalu kita anggap melakukan yang benar. Dalam dunia kita yang rusak sekarang ini, keadilan seringkali menggantungkan kepalanya. Kehidupan tidaklah adil. Seringkali mereka dengan uang yang cukup lepas dari tuduhan, sementara yang miskin, kaum rendahan, dan sekutunya dijauhkan dari keadilan. Tuhan alam semesta, Ia yang suci, mencatat semua ketidakadilan. Ia yang memerintahkan umat-Nya untuk adil dan jujur dalam segala urusan dan membela yang miskin, yatim piatu, dan orang asing (Ul. 24:17) tidak akan membiarkan keadaan dengan “kebenaran selamanya digantung, kesalahan selamanya bertakhta” berlanjut tanpa jangka waktu. “Karena Ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukanNya” (Kisah 17:31). Saya percaya pada satu kehidupan yang akan datang karena keadilan menuntutnya; harus ada satu hari perhitungan bagi semua umat manusia. Tidak hanya pemahaman saya tentang keadilan yang menuntutnya—sifat Allah sebagai yang adil dan benar mengamanatkannya. Itulah sebabnya buku Daniel menggambarkan pemandangan pengadilan besar di mana “Yang Lanjut Usianya itu datang dan keadilan diberikan kepada orangorang kudus milik Yang Mahatinggi dan waktunya datang
18
Adventist World | 07 - 2011
orang-orang kudus itu memegang pemerintahan” (Dan. 7:22). FONDASI KEEMPAT: Isyarat Kekekalan Bagi orang beriman, surga turun bahkan dalam kehidupan ini dan memberikan cita rasa seperti apa rasanya. “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah!” seru rasul Yohanes (1 Yoh. 3:1). Dan ia melanjutkan: “dan memang kita adalah anak-anak Allah!” (ayat 1). Orang-orang yang ragu dan tidak percaya bisa saja mengumpulkan bantahan-bantahan mereka melawan keberadaan Allah dan kehidupan akhirat, tetapi bagi kita yang telah menerima Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan, semua itu tidak ada gunanya. Kita memiliki Jawaban di dalam diri kita sendiri—Yesus. Surat yang sama dari 1 Yohanes ini berbunyi dengan jaminan. Berulang kali sang rasul menulis: “kita tahu... kita tahu... kita tahu..” Keyakinan ini mencapai satu klimaks saat mengakhiri surat ini: “Kita tahu, bahwa setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa; tetapi Dia yang lahir dari Allah melindunginya, dan si jahat tidak dapat menjamahnya. Kita tahu, bahwa kita berasal dari Allah dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat. Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam Anak-Nya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal” (1 Yoh. 5:18-20). Dalam kehidupan ini pun Allah memberikan kita isyarat tentang kekekalan. Tetapi yang terbaik masih akan tiba ketika Yesus datang kembali dan kita melihat-Nya muka dengan muka: “Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan men-
jadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya” (1 Yoh. 3:2). FONDASI KELIMA: Yesus Di antara semua milyaran kelahiran anak yang tak diberitakan di bumi ini, ada yang istimewa, unik. Yesus dari Nazaret, putra Maria, adalah tokoh segala zaman. Meskipun Yesus dilahirkan dalam keadaan sederhana dan mati muda, Ia secara luas dikenal sebagai tokoh paling berpengaruh yang pernah hidup. Kehidupan-Nya yang melayani dengan lemah lembut, berbelas kasih kepada orang lain, dan ajaran-ajaran-Nya, sederhana namun mendalam, biasa namun tak kenal waktu, telah mengilhami dan terus mengilhami banyak manusia yang menerima pengakuan-Nya sebagai Anak Allah. Yesus menjalani satu kehidupan yang terus-menerus memandang ke atas, sambil tetap tinggal di dunia ini. Ia berbicara tentang keberadaan-Nya sebelum lahir dari Maria, dan tentang kembali kepada Bapa setelah masa-Nya di sini selesai. Ia menyatakan diri-Nya datang untuk satu misi: menyatakan seperti apa Allah itu dan mencari serta menyelamatkan yang hilang. Ia mengajarkan dan menghidupkan kabar baik—kasih Allah dan penerimaan tercurah atas semua orang, terutama yang miskin dan kaum rendah. Pergerakan yang berkembang seputar Yesus segera mengandung ancaman kepada para pemimpin agama, yang bersekongkol untuk menyingkirkan Dia. Mereka menjalankan keinginan mereka: Jumat pagi musim semi menyaksikan Yesus dari Nazaret disulakan pada salib orang Roma. Pada petang harinya Ia mati, tubuh-Nya diletakkan pada kuburan batu. Pergerakan Yesus seharusnya telah jatuh dan nama Orang ini hilang dalam sejarah bangsa Yahudi. Tetapi sesuatu yang mengejutkan terjadi: tubuh itu menghilang! Sebuah batu besar telah digulingkan menutupi pintu masuk kuburan dan seorang
penjaga ditempatkan. Namun demikian, tubuh Yesus menghilang, satu fakta yang sampai hari ini tidak pernah terjawab dengan memuaskan atas dasar naturalistik. Kemudian, hampir seketika itu juga, laporan-laporan bahwa Ia hidup mulai menyebar luas. Yesus muncul di hadapan para pengikut dekat-Nya pada beberapa kesempatan, kadang-kadang kepada sedikit orang, lain waktu kepada sejumlah besar orang. Mereka melihat Dia, mereka mendengar Dia, mereka menyentuh-Nya; Ia makan bersama mereka. Mereka benar-benar diyakinkan bahwa itu adalah Tuhan yang sama yang mereka kenal sebelum Kalvari. Dan mereka pergi memberitakan kisah ini jauh dan dekat, akhirnya ke ujung dunia: Yesus telah bangkit dari antara orang mati! Catatan-catatan terdahulu dari Kekristenan, dokumen-dokumen Perjanjian Baru, berdenyut dengan kepastian tentang Yesus mengalahkan kematian. Beberapa dari buku-buku ini ditulis oleh rasul Paulus, yang bukan berasal dari kedua belas murid yang mula-mula, tetapi yang kepadanya Yesus muncul beberapa tahun setelah kebangkitan-Nya. Paulus meringkaskan kabar baik itu dengan cara ini: “Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci,... Ia telah dikuburkan,... Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci” (1 Kor. 15:3, 4). Satu kata mencakup intisari Yesus: hidup. “Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.” (Yoh. 1:4). “Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal” (Yoh. 3:36). “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yoh. 10:10). Kehidupan yang Yesus tawarkan adalah yang kekal baik dalam kualitas maupun ketahanan. Dimulai sekarang saat kita “menerima-Nya” (Yoh. 1:12): kita menyeberang dari kematian menuju kehidupan. Dan karena kita terikat bersama dengan Yesus, kita akan hidup selamanya dengan Dia setelah waktu yang singkat di bumi sudah selesai. Ia meyakinkan kita: “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya” (Yoh. 11:25, 26). Barangkali Anda berkata: Firman, firman, firman! Siapa yang tahu kalau itu benar? Tetapi kita bisa tahu. Karena Yesus itu hidup, kita bisa mengenal Dia. Ia dapat menjadi Juruselamat, Tuhan, dan Sahabat kita. Dengarkan Paulus sekali lagi: “Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku” (Gal. 2:20). Yesus. Ia adalah alasan terakhir dan terbesar mengapa saya percaya pada kehidupan setelah ini. Kita adalah ciptaan debu, tetapi kita dijadikan untuk menjadi bintang-bintang. Kekekalan berdetak dalam hati kita: kita diciptakan dalam gambar Allah dan Ia memanggil kita ke rumah-Nya. Jika kita gagal datang ke rumah, surga akan menderita kehilangan. Tempat kita akan kosong di meja pesta besar. Selamanya kita akan menjadi seorang yang “kalau saja.” Saudara, ada kehidupan yang akan datang. Kita sudah merasakan alunan musik di dalam batin, sudah merasakannya pengaruhnya, Yesus, Tuhan yang telah bangkit, memanggil kita pulang. Oliver Sacks, Musicophilia: Tales of Music and the Brain (Vintage Books, 2007), hlm. x. Kutipan ayat Alkitab dari Holy Bible, New International Version. Copyright © 1973, 1978, 1984, 2011 oleh Biblica, Inc. Digunakan atas izin.
1 2
07 - 2011 | Adventist World
19
K E P E R C A Y A A N
D A S A R
I
nilah yang tertera pada stiker bemper: “Orang-orang Kristen itu tidak sempurna—hanya diampuni.” Ketika pertama kali membacanya, saya tergugah. Apakah benar-benar kami ini, “hanya diampuni?” Pernyataan itu membuat dua penegasan, dan keduanya benar. Ya, tidak ada manusia (selain Yesus) yang sempurna. Benar juga bahwa Allah menyediakan pengampunan gratis tanpa pengecualian kepada semua yang menerima Yesus sebagai Juruselamat mereka—titik. Ya kelihatannya ada yang salah dengan pesan tempelan itu, terutama bila Anda baru membacanya pada bemper sebuah mobil yang dengan tidak sopan mendahului Anda di lalu lintas. Apakah “diampuni” benar-benar satu-satunya hal yang mengidentifikasi seseorang sebagai seorang Kristen atau satu-satunya yang penting dalam kehidupan Kristen? Alkitab sepertinya menunjuk lebih banyak lagi. Ingat Yohanes 10:10, yang mengatakan bahwa Yesus datang ke bumi ini dan mati tidak hanya menyediakan pengampunan tetapi juga memberikan kita kehidupan, dan memberikannya dengan berkelimpahan. Jika ini benar, perbedaan antara seorang Kristen dan bukan Kristen harusnya melebihi fakta bahwa salah satu darinya sudah diampuni. Harus ada perbedaan yang nyata dalam “hidup” yang
NOMOR 24
Orang-oran Tidaklah Pelayanan Kristus di tempat kudus sorgawi mereka alami, bukankah begitu? Jawaban yang kita berikan kepada pertanyaan-pertanyaan ini ada banyak kaitannya dengan bagaimana kita memahami pelayanan Yesus di dalam tempat kudus surgawi. Lebih dari Sekadar Manajemen Dosa Beberapa berpikir bahwa Yesus hanyalah pimpinan dari sistem manajemen dosa yang sangat efisien bagi alam semesta, yang berlokasi di tempat kudus. Yesus jauh lebih dari itu! Pembuangan yang benar itu sangat penting bagi ketahanan hidup manusia. Pemerintahan
Pelayanan Kristus
menghabiskan uang yang besar untuk mengumpulkan, mengangkut, mengolah, dan mendaur ulang atau membuang sampah karena mereka memahami ini sangat penting bagi pemeliharaan lingkungan dan kesehatan warganya. Allah juga memahami sejak semula bahwa dosa itu menghancurkan hidup. Jadi, sebelum penciptaan alam semesta, Ia membuat satu rencana untuk membuang dosa selamanya, kalau itu muncul ( 1 Ptr. 1:20). Inilah yang disebut rencana keselamatan, dan tiga anggota Keallahan sepenuhnya terlibat di dalamnya. Akan tetapi , Allah tidak hanya tertarik
dalam
Bait Suci Surgawi
Ada tempat kudus di surga, bait suci sesungguhnya yang dibangun Tuhan bukan oleh manusia. Di dalamnya Kristus melayani atas nama kita, menyediakan manfaat pengorbananNya sekali untuk selamanya di salib bagi orang-orang yang percaya. Ia dilantik sebagai Imam Besar kita dan memulai pelayanan perantaraan-Nya pada saat kenaikan-Nya. Tahun 1844, di akhir periode nubuatan 2.300 hari, Ia memasuki fase kedua dan terakhir dari pelayanan penebusan-Nya. Itu adalah satu pekerjaan penyelidikan yang menjadi bagian dari penetapan akhir dari semua dosa, dicirikan oleh pemulihan tempat kudus kuno Ibrani pada hari Pendamaian. Dalam layanan khas itu tempat kudus dibersihkan dengan darah hewan korban, tetapi hal-hal surgawi dimurnikan dengan korban sempurna darah Yesus. Penghakiman penyelidikan
20
Adventist World | 07 - 2011
menyatakan kepada makhluk-makhluk surgawi yang ada di antara orang mati yang tertidur di dalam Kristus dan oleh sebab itu, di dalam Dia, dianggap layak memiliki bagian dalam kebangkitan pertama. Itu juga memperlihatkan siapa yang ada di antara yang hidup yang tinggal di dalam Kristus, menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus, dan oleh sebab itu, di dalam Dia siap untuk pindah ke kerajaan kekalNya. Pengadilan ini membersihkan keadilan Allah dalam memulihkan mereka yang percaya kepada Yesus. Menyatakan bahwa mereka yang tetap setia kepada Allah akan menerima kerajaan. Penyelesaian pelayanan Kristus ini akan menandai penutupan masa pencobaan manusia sebelum Kedatangan Kedua kali. (Ibr. 8:1-5; 1:14-16; 9:11-28; 10:19-22; 1:3; 2:16, 17; Dan. 7:9-27; 8:13, 14; 9:24-27; Bil. 14:34; Yeh. 4:6; Im. 16; Why. 14:6, 7; 20:12; 14:12; 22:12).
ng Kristen Sempurna... Oleh Félix H. Cortez
mengumpulkan dan membuang sampah moral kita. Ia tidak puas menjadi truk sampah yang datang setiap dua hari untuk mengurus dosa-dosa kita. Allah ingin menghapuskan dosa itu sendiri. Itulah sebabnya mengapa pelayanan Yesus di tempat kudus surgawi tidak hanya menyediakan pengampunan tetapi juga kemungkinan kehidupan baru—satu kehidupan yang diberdayakan oleh Allah. Berkat-berkat Perjanjian Baru Maksud pelayanan Yesus di tempat kudus surgawi adalah untuk memastikan bahwa kita menerima manfaat pengorbanan-Nya atas nama kita. Maksud itu digenapi hanya bilamana, setelah dilepaskan dari hukuman kematian, kita juga dilepaskan dari perbudakan kepada Iblis. Takhta Yesus di sebelah kanan Allah menjamin kebebasan-kebebasan ini. Di seluruh dunia, pemerintahan melindungi hak-hak tertentu dari seorang individu. Paragraf kedua dari mukadimah Universal Declaration of Human Rights, yang diadopsi tahun 1948, menyoroti empat kebebasan: kebebasan berbicara, kebebasan berkeyakinan, kebebasan dari kebutuhan, dan kebebasan dari rasa takut—yakni “yang dinyatakan sebagai cita-cita tertinggi.” Pengorbanan Yesus adalah untuk melindungi hak manusia untuk masuk ke dalam perjanjian baru dengan Allah. Orang-orang Ibrani berkata bahwa sebagai imam besar tempat kudus surgawi, Yesus menjadi “jaminan” (Ibr. 7:22) atau “pengantara perjanjian yang lebih mulia” (Ibr. 8:6,7). Perjanjian baru menjamin atau men-
janjikan empat hal kepada orang-orang percaya: (1) Allah akan menaruh hukumNya dalam pikiran kita; (2) Ia akan menjadi Allah kita; (3) semua orang akan mengenal Allah; dan (4) Allah akan mengampuni dosa-dosa kita (Ibrani 8:8-12). Cara Yehezkiel merujuk pada janji-janji dari Perjanjian ini memberi penerangan (lihat Yeh. 36:26, 27). Bersamaan dengan menaruh hukum-Nya dalam hati kita (Yer. 31:33), Allah juga berjanji untuk menaruh RohNya dalam hidup kita. Kedua janji itu merujuk kepada aspek-aspek berbeda dari realitas yang sama. Dengan memberikan Roh-Nya kepada kita, Allah memberikan kita kuasa untuk menuruti hukum-hukum-Nya (Rm. 8:1-4). Jaminan-jaminan ini secara efektif membebaskan kita dari perbudakan kepada Iblis dan mencegah perbudakan lebih lanjut kepada dia. Dengan Keyakinan Allah memberikan jaminan-jaminan perjanjian yang baru kepada manusia bukan karena itu adalah hak mereka yang tak dapat dicabut. Mereka menghilangkan hak-hak ini bila mereka menolak aturan-Nya. Manfaat-manfaat ini adalah hak Yesus yang tak dapat dicabut. Karena kemenangan-Nya, Yesus telah ditunjuk “yang berhak menerima segala yang ada” (Ibr. 1:2) dan penguasa dari umat Allah yang baru. Sama seperti negara mana pun yang mendapat manfaat dari pemerintahan yang baik, orang-orang percaya mendapat manfaat dari aturan Yesus. Orang-orang percaya memperoleh manfaat dari kemenangan-kemenangan Yesus terhadap musuh-musuh-Nya. Jadi, ketika
Yesus meminta berkat bagi kita, Ia tidak sedang meminta bantuan Bapa atas nama kita. Ia sedang meminta manfaat dari kemenangan-Nya untuk dibagikan kepada kita. Itulah sebabnya Ibrani berkata bahwa kita perlu mendekati takhta Allah “dengan penuh keberanian” (Ibr. 4:16) dan “dalam jaminan iman yang penuh” (Ibr. 10:22). Kita mungkin memiliki keragu-raguan tentang kelayakan kita sendiri, tetapi tidak pernah tentang kelayakan Yesus. Walau begitu tidak semua manusia dapat mendekati Allah dengan yakin. Ini sangatlah penting. Hanya para pengikut Yesus yang mendapat manfaat dari jaminan-jaminan yang disediakan oleh aturan Yesus. Ini membantu kita memahami satu aspek penting dari kehidupan Kristen. Apa yang menentukan pemenuhan syarat kita terhadap manfaat dari perjanjian baru itu bukanlah kemampuan kita mengalahkan Iblis (Yesus sudah melakukan itu) tetapi kesetiaan kita kepada Yesus. Permasalahan penting adalah bukan bagaimana kuatnya saya, tetapi betapa saya mencintai Yesus. Ketika saya memikirkan pelayanan Yesus dalam tempat kudus surgawi, mau tak mau saya memikirkan tentang kontradiksi situasi kita. Kita memiliki begitu banyak janji tetapi seringkali hidup begitu miskin. Kita harus meminta janji-janji itu sekarang. Saya suka bagaimana Ellen White mengatakannya: “Dengan iman tekun dari Yakub, dengan keteguhan hati Elia, kita dapat menghadirkan permohonan-permohonan kita kepada Bapa, menuntut semua yang Ia telah janjikan [yakni janji-janji dari perjanjian baru]. Kehormatan takhta-Nya dipertaruhkan untuk kegenapan firman-Nya” (Prophets and Kings, hlm. 158). *
Kutipan ayat Alkitab dari Holy Bible, New International Version. Copyright © 1973, 1978, 1984, 2011 oleh Biblica, Inc. Digunakan atas izin.
Félix H. Cortez, Ph.D., adalah profeversity, Meksiko.
sor Perjanjian Baru dan sekretaris bagian sarjana di Montemorelos Uni-
07 - 2011 | Adventist World
21
P E N E M U A N
R O H
N U B U A T
S
eratus tahun yang lalu Ellen White mengeluarkan versi terakhir dari apa yang banyak orang anggap menjadi bukunya yang paling penting. “Saya lebih gelisah,” katanya, “melihat luasnya penyebaran buku ini daripada yang lain yang telah saya tuliskan: karena dalam The Great Controversy, pekabaran akhir peringatan kepada dunia diberikan lebih jelas daripada dalam buku-buku saya yang lain.”1 Buku itu mulai dengan penglihatan selama dua jam yang menyela acara pemakaman di tahun 1858.3 Ceritanya yang pertama kali diterbitkan tentang penglihatan itu hanyalah 219 halaman kecil, 3,5”x5,5” (8,9 cmx 14 cm), berjudul Spiritual Gifts: The Great Controversy Between Christ and His Angels, and Satan and His Angels. Beberapa mungkin bertanya-tanya mengapa ia menulis begitu singkat dan kemudian selama 50 tahun berulangkali mengembangkannya. Karena kebutuhan mendesak untuk pekabaran itu, ia
TheGreat
Controversy:
Oleh Jerry Moon
Buku yang tak mengenal waktu, genap berusia 100 tahun
mempercepat buku-buku awalnya untuk dicetak meskipun tidak sempurna. Kepada editor Review, Uriah Smith ia menjelaskan: “Saya diperlihatkan beberapa tahun yang lalu bahwa kita tidak boleh menunda penerbitan terang yang telah diberikan kepada saya karena saya tidak dapat menyiapkan bahannya dengan sempurna... saya diperlihatkan bahwa saya harus menyampaikan kepada orang-orang, dalam cara sebaik mungkin, terang yang telah diterima; kemudian saat saya menerima terang yang lebih besar, dan saat saya menggunakan talenta yang Allah telah berikan kepada saya, maka saya harus meningkatkan kemampuan untuk digunakan dalam menulis dan dalam berbicara. Saya harus memperbaiki segala sesuatu, sebisa mungkin membawanya pada kesempurnaan, sehingga itu bisa diterima oleh pikiran-pikiran yang cerdas.”3
pasca Alkitabiah sampai 492 halaman—empat kali lebih banyak dibandingkan volume aslinya. Segera setelah terbitnya edisi tahun 1884 ia menghabiskan dua tahun di Eropa (18851887). Saat mengunjungi lokasi-lokasi bersejarah Reformasi, ia memutuskan untuk menuliskannya kembali, membuatnya lebih menarik bagi pembaca umum, dan memperlihatkan lebih jelas kelanjutan antara Reformasi Protestan abad keenam belas dan pergerakan Advent. Ia menulis sekitar 190 halaman bahan baru untuk edisi tahun 1888, membawa versi The Great Controversy kepada ukuran akhirnya yakni 678 halaman. Ketika para penerbit melaporkan di tahun 1910 bahwa piringan cetakan dari versi tahun 1888 sudah sangat usang sehingga ketikannya perlu disusun kembali, ia memutuskan untuk meninjau buku itu dan memperbaikinya sekali lagi.4
Edisi-edisi Berikutnya Selama 20 tahun berikutnya Ellen White menulis lima buku lagi tentang sejarah Alkitabiah, tetapi baru tahun 1884 ia menemukan waktu untuk memperluas ulasannya tentang sejarah
Penggunaan Sumber Sejarah Satu permasalahan yang menyolok untuk edisi tahun 1911 adalah perubahan dalam standar kesasteraan. Amerika di abad sembilan belas sudah umum baik bagi para penulis kea-
22
Adventist World | 07 - 2011
photos
courtesy
of
ellen
G .
white
estate
gamaan maupun sekular untuk secara bebas mengutip bahan dari penulis lain, dengan atau tanpa referensi sumber.5 Namun untuk memenuhi permintaan yang meningkat di abad kedua puluh, Ellen White menyuruh asisten sastranya untuk menelusuri dan mengidentifikasi sumber-sumber dari semua kutipan dalam edisi tahun 1888 dari The Great Controversy. Dalam melakukan itu, para pembantunya menemukan bahwa beberapa kutipan dengan mudah tersedia untuk pembuktian; yang lain tidak. Ia mengarahkan mereka untuk menggantikan kutipan sejarah dari buku-buku yang tidak lagi dicetak dengan pernyataan-pernyataan serupa dari sumber-sumber lain yang lebih baik dan tersedia, jadi para pembaca yang ingin memeriksa pernyataannya dapat melakukannya di perpustakaanperpustakaan umum.6 Ellen White senang dengan edisi baru itu dan dengan tidak ragu-ragu mengesahkannya.7 Akan tetapi karya editorial semacam itu yang dianggap orang-orang Masehi Advent Hari Ketujuh sebagai yang diilhami menimbulkan pelbagai pertanyaan tentang hubungan antara penglihatannya dan penggunaan sumber-sumber sejarah. Dalam satu pernyataan yang secara spesifik disetujui ibunya, putranya W.C. White menjelaskan: “Hal-hal yang telah dituliskannya merupakan penjelasan dari gambar-gambar sekilas dan penyajian lain yang diberikan kepadanya [dalam penglihatan]... dalam... menuliskan... pandangan-pandangan ini, ia telah memanfaatkan pernyataan sejarah yang baik dan jelas untuk membantu menjelaskan pada pembaca hal-hal yang ia sedang coba sampaikan. Ketika masih kanak-kanak, saya mendengar dia membaca karya D’Aubigne, History of the Reformation kepada ayah saya.... Ia telah membaca sejarah Reformasi lain. Ini telah membantunya menempatkan dan menggambarkan banyak peristiwa dan pergerakan yang disampaikan kepadanya dalam penglihatannya.”8 Satu pengalaman dari tahun-tahun keluarga White di Eropa mengilustrasikan titik ini. W.C. White mengenang bahwa satu Sabat, di Basel, “saat saya membacakan [Wylie’s History of Protestantism] kepada Ibu, ia menyela saya dan memberitahu banyak hal dalam halaman-halaman sesudahnya, dan memberitahu saya banyak hal yang sama sekali tidak ada dalam buku itu. Ia berkata, ‘Saya tidak pernah membaca tentang itu, tetapi pemandangan itu telah disampaikan kepada saya berulang-ulang kali.”9 Terkejut, ia bertanya pada ibunya, “Mengapa tidak menaruhnya dalam bukumu [The Great Controversy]?” Ia menjawab, “Saya tidak tahu dimana harus menempatkannya.” Dari kejadian ini ia memahami bahwa isi dari tulisannya tentang sejarah diperoleh dari penglihatan, ia menggunakan karya sejarah untuk mengidentifikasi hubungan geografis dan kronologis dari peristiwa-peristiwa yang ia lihat dalam penglihatan.10 Edisi Khusus Bahasa Spanyol Selama penerjemahan The Great Controversy ke dalam Bahasa Spanyol, seseorang memperhatikan bahwa tidak ada disebutkan tentang Reformasi di Spanyol. Ketika kelalaian ini
mendapat perhatian Ellen White, ia mengarahkan stafnya untuk menyusun satu pasal tambahan untuk edisi Bahasa Spanyol. Akibatnya, The Spanish Great Controversy memiliki satu bab lebih banyak dari edisi bahasa Inggris. Bab 13, “The Awakening in Spain,” menyertakan satu catatan kaki: “Bab ini disusun oleh C. C. Crisler dan H. H. Hall, dan disertakan dalam buku ini dengan persetujuan penulis.”11 Hasil Lebih Besar yang Akan Datang Jutaan salinan The Great Controversy ada dalam cetakan, tetapi menurut penulisnya, hasil yang terbesar masih jauh di depan. “Hasil penyebar luasan buku ini tidak boleh dinilai dari apa yang sekarang tampak,” Ellen White menulis. “Dengan membacanya, beberapa jiwa akan muncul, dan akan memiliki keberanian untuk menggabungkan diri segera dengan mereka yang menuruti perintah Allah. Tetapi sejumlah besar orang yang membacanya tidak akan mengambil sikap sampai mereka melihat peristiwa yang terjadi yang sudah diramalkan di dalamnya. Kegenapan dari beberapa ramalan ini akan mengilhami keyakinan yang dialami orang lain juga, dan ketika dunia ini diterangi dengan kemuliaan Tuhan, dalam pekerjaan penutupan, banyak jiwa akan mengambil sikap pada hukum Allah sebagai hasil dari jalan ini.”12 Untuk penyegar yang menggugah pada fondasi keyakinan Advent, The Great Controversy ada dalam satu kelas tersendiri. Itu tersedia dalam banyak bahasa dan bentuk, termasuk yang padat, dipersingkat, dan edisi bahasa Inggris yang disederhanakan. Ellen G. White, surat 281, 1905, dalam Colporteur Ministry, hlm. 127. Ellen G. White, Spiritual Gifts, jld. 2, hlm. 265, 266; Arthur L. White, Ellen G. White: The Early Years (Washington, D.C.: Review and Herald, 1985), jld. 1, hlm. 367, 368. 3 E. G. White kepada Uriah Smith, 19 Feb. 1884 (surat 11, 1884). 4 Arthur L. White, Ellen G. White: The Later Elmshaven Years (Washington, D.C.: Review and Herald, 1982), jld. 6, hlm. 302-337. 5 George Callcott, History in the United States, 1800-1860 (Baltimore: Johns Hopkins University Press, 1970), hlm. 134-136, dikutip dalam R. W. Olson, One Hundred and One Questions on the Sanctuary and on Ellen White (Washington, D.C.: Ellen G. White Estate, 1981), hlm. 66, 67; lihat juga Francis D. Nichol, Ellen G. White and Her Critics (Washington, D.C.: Review and Herald, 1951), hlm. 406, 407, dikutip dalam Jerry Moon, “Who Owns the Truth? Another Look at the Plagiarism Debate,” Ellen G. White and Current Issues Symposium (Berrien Springs, Mich.: Center for Adventist Research, Andrews University, 2005), jld.1, hlm. 46-71. 6 Rincian, lihat Arthur L. White, Ellen G. White, jld. 6, hlm. 302-321; Arthur L. White, “W. W. Prescott and the 1911 Edition The Great Controversy,” Ellen G. White Estate Shelf Document, (Center for Adventist Research, Andrews University, 1981); juga tersedia secara online pada www.whiteestate.org; lihat juga W. C. White, “The Great Controversy—edisi 1911,” Lampiran A dan B pada Ellen G. White, Selected Messages, jld. 3, hlm. 433-450. 7 E. G. White kepada F. M. Wilcox, 25 Juli 1911 (surat 56, 1911), diproduksi ulang pada Arthur L. White, Ellen G. White, jld. 6, hlm. 336. 8 W. C. White kepada “Our General Missionary Agents,” 25 Juli 1911. Pengesahan Ellen White ada dalam E. G. White to F. M. Wilcox, 27 Juli 1911 (surat 56, 1911). 9 W. C. White, “The Visions of Ellen G. White,” Dec. 17, 1905, hlm. 4, Ellen G. White Estate Shelf Document. 10 Ibid.; lihat juga Jerry Moon, W. C. White and Ellen G. White: The Relationship Between the Prophet and Her Son (Berrien Springs, Mich.: Andrews University Press, 1993), hlm . 427-431. 11 Arthur L. White, Ellen G. White, jld. 6, hlm. 337. Clarence C. Crisler adalah ketua asisten sastra Ellen White saat itu, dan Harry Harvey Hall adalah manajer Pacific Press. 12 E. G. White, Colporteur Ministry, hlm. 128, 129. (huruf miring ditambahkan.) 1 2
Jerry Moon mengajar sejarah gereja di Seventh-day Adventist Theological Seminary, Andrews University, Berrien Springs, Michigan. 07 - 2011 | Adventist World
23
P E L A Y A N A N
A D V E N T
Oleh Stephen Chavez
Jalan Pencerahan
Menuju
M
embandingkan Kitab Suci dengan kitab suci itu merupakan satu hal bilamana Anda bercakap-cakap dengan seseorang yang memandang Alkitab sebagai yang berwenang. Tetapi apakah pendekatan Anda ketika orang yang menjadi teman Anda mempercakapkan hal-hal rohani itu tidak melihat Alkitab sebagai yang diilhami? Itulah tantangan yang dihadapi Scott Griswold, Direktur Global Mission Buddhist Study Center di Thailand. Dan sementara Griswold serta yang lain terhubung dengan pekerjaan pusat yang utama di negara-negara Asia Selatan, di mana gerakan Budha merupakan filosofi agama yang utama (Thailand, Kamboja, Cina, Myanmar, Sri Lanka, Vietnam, dll.), Budhisme semakin banyak dipraktikkan di masyarakat Barat juga.
Menerima Tantangan The Buddhist Study Center adalah pertumbuhan langsung dari inisiatif Misi Global yang diluncurkan pada rapat General Conference tahun 1990. Para delegasi ke sidang itu, mengenali perlunya membawa Injil Kristus ke bagian-bagian dunia di mana orang-orang tidak harus memiliki pandangan Kristen, mengeluarkan satu mandat yang menciptakan lima pusat belajar keagamaan untuk menemukan cara berinteraksi dengan mereka yang adalah orang-orang percaya Budha, Hindu, Islam, Yudaisme, dan sekular/pascamodern. Scott Griswold, bersama istrinya, Julie, telah menjadi Direktur Buddhist Study Center sejak tahun 2002. Mereka tinggal sekitar 90 menit sebelah utara Bangkok, di Ayutthaya, Thailand. “Kami ingin tepat berada di tengah orang-orang Budha, agar kami dapat menghidupkan apa yang kami suruh agar dilakukan orang lain,� kata Griswold.
24
Adventist World | 07 - 2011
Apakah yang dimiliki orang-orang Advent untuk dibagikan bersama hampir semiliar orang-orang Budha di dunia?
Atas: MENERUSKANNYA: Mengajarkan orang lain bagaimana memperbaiki sebuah pipa adalah satu kesempatan untuk memberi contoh pentingnya mengajar. Kiri: SAAT TENANG: Scott Griswold, Direktur Buddhist Study Center, mengambil waktu sejenak untuk merenungkan tantangan-tantangan dan kesempatan yang berkaitan dengan menjangkau orangorang Budha kepada Kristus.
Sebagian besar orang Budha percaya pada karma, hukum tentang menuai apa yang Anda tabur. Griswold mengemukakan bahwa konsep orang Advent tentang penghakiman fokus pada Hakim Pengasih yang memberikan pengampunan dan keselamatan dari kematian kekal. “Semua orang Budha itu mencoba mengalami banyak masa kehidupan melalui kelahiran kembali, Yesus siap memberikan kepada mereka melalui kemurahan dan kasih karunia-Nya,” kata Griswold. “Ini penting, tetapi hubungan kami yang sungguh dalam dengan kepercayaan Budha adalah bahwa kita menyajikan satu Injil bukan hanya mengampuni tetapi mengubahkan kehidupan. Ini jauh lebih dari Injil murahan yang diberikan orang Kristen lainnya, yang mengajarkan bahwa orang-orang diselamatkan tidak peduli apa pun yang mereka lakukan. Sudut pandang kita tentang penghakiman sangat berbeda karena kita menekankan pertobatan dan perubahan.” Cukup sedikit orang-orang Budha yang tidak makan daging, dan berpantang minum alkohol—sekali lagi, prinsipprinsip yang sama dengan prinsip Advent Hari Ketujuh di seluruh dunia yang menyediakan hubungan yang baik lainnya. Salah satu hubungan khusus yang Griswold lihat adalah Sabat. “Saat kami mengajak mereka mengalami Sabat, mereka akan diberkati dengan banyak perhentian fisik dan emosional,” kata Griswold. “Hubungan keluarga mereka akan ditingkatkan dengan menghabiskan waktu bersama pada hari itu. Kami dapat mengajak keluarga mereka untuk bergabung dengan keluarga kami di alam, menikmati pelajaran yang Allah tempatkan di sana. Kemudian kami bisa secara perlahan memperkenalkan mereka kepada Allah Pencipta.” Sabat menghubungkan orang-orang Budha kepada konsep kedamaian dan satu penolakan materialisme. Menjembatani Jurang Pemisah Tetapi bagaimana seseorang bisa dekat dengan seorang Budha sejak pertama kali? Orang-orang Budha kemungkinan tidak suka menghadiri pertemuan penginjilan tradisional. Mereka mungkin menghadiri acara gereja dengan ajakan seorang teman, tetapi mungkin mendapatinya begitu berbeda dari yang biasa
sehingga mereka kemungkinan tidak ingin menghadiri acara dengan teratur. Menurut riset yang Griswold temukan, orang-orang Budha merespons terutama pada dua hal: (1) keluarga dan temanteman yang peduli, dan (2) pengalaman pribadi dengan jawaban pada doa. Jadi semua itu dipadukan, katanya, untuk menerima metode Kristus menjangkau orang-orang sebagaimana yang digambarkan Ellen White: “Metode Kristus saja akan memberikan keberhasilan sejati dalam menjangkau orang. Juruselamat bergaul dengan mereka sebagai Orang yang menginginkan kebaikan mereka. Ia memperlihatkan simpati-Nya bagi mereka, melayani kebutuhan mereka, dan memenangkan keyakinan mereka. Kemudian Ia mengajak mereka, “Ikuti Aku” (The Ministry of Healing, hlm. 143). Karena menjangkau orang-orang dengan cara ini tidak dapat dilakukan besar-besaran, Griswold mengetahui kebutuhan untuk memperbanyak pekerja di tengah orang-orang Budha dengan berhati-hati menjadikan murid. Tim di Buddhist Study Center memadukan satu program yang disebut inisiatif memperbanyak murid. Mereka mengajak beberapa orang dari masing-masing keenam negara di mana keyakinan Budha memiliki pengaruh besar. Selama tiga minggu mereka tinggal di tempat yang sama di ruangan tamu dan rumah tamu—belajar bersama, dan berdoa bersama-sama. “Kami membahas hal-hal seperti ‘Bagaimana kami menjadi murid-murid Yesus sendiri? Apakah relevansi pekabaran kita dengan orang-orang Budha?’ Sebagian besar merupakan penekanan pada ketergantungan Roh Kudus dan apa artinya itu.” Belajar untuk memperbanyak juga merupakan komponen utama dalam waktu mereka bersama. Dan itu, menariknya, tiba pada satu kesempatan dengan bantuan dari pipa air yang rusak. Griswold membawa satu orang relawan dan memperlihatkan kepadanya bagaimana memperbaiki pipa itu. Kemudian ia menyuruh relawan pertama untuk memperlihatkan perbaikan pipa itu kepada relawan kedua, yang memperlihatkan proses tersebut kepada relawan ketiga. “Kami menjalani proses dari empat generasi menyampaikan sesuatu, dan orang terakhir memperbaiki pipa itu. “Bagi saya, itulah yang seringkali kita
lewatkan dalam gereja kita,” kata Griswold. “Kita mengetahui bagaimana mengajar, kita mengetahui bagaimana berkhotbah, kita tahu bagaimana melatih. Tetapi kita tidak mengetahui bagaimana memuridkan dalam cara yang memperbanyak.” Griswold berharap agar para pimpinan gereja, pendeta, dan anggota awam yang menjalani proses pelatihan akan menjadi lebih dilengkapi untuk melatih orang lain dalam menjangkau orang Budha. Ia mencari orang-orang yang berpusat pada Kristus dan diberdayakan oleh Roh Kudus—murid-murid yang bertobat dan berserah yang adalah para pimpinan keluarga yang mengasihi. Ia menginginkan para pimpinan hamba yang dapat membantu memenuhi kebutuhan yang nyata dirasakan, juga mereka yang dapat menggunakan cerita-cerita dan pengalaman pribadi untuk menyampaikan kebenaran-kebenaran Alkitab. Yang paling penting, ia mencari para pengajar yang dapat menggerakkan dan melatih para pekerja baru. Griwold mengemukakan bahwa setelah lebih dari 100 tahun di Thailand, jumlah Gereja MAHK hanya sekitar 13.000 anggota dalam populasi yang berjumlah 68 juta. “Kita memiliki pekerjaan pendidikan dan medis yang kuat,” katanya. “Tetapi melihat angka besar orang-orang yang datang kepada Kristus dari latar belakang Budha masih jarang. Itu adalah ladang misi yang sangat luas.” Ini berlaku di negara-negara Asia Tenggara lainnya dan terutama pada jutaan orang Budha di Cina, Jepang, Korea, dan sekitarnya. Griswold percaya bahwa Allah akan mengubah itu. Ia sangat menginginkan agar orang-orang MAHK di seluruh dunia membantu ini terjadi dengan berdoa bagi orang-orang Budha dan belajar bagaimana menjangkau mereka. Untuk informasi lebih lanjut tentang Global Mission Buddhist Study Center, dan untuk turut bergabung dalam surat menyurat elektronik, Prayers Among Buddhist, kunjungi www.Bridges-ForMinistry.org.
Stephen Chavez adalah editor majalah Adventist World.
07 - 2011 | Adventist World
25
PERTANYAAN ALKITAB alam semesta kembali ditegakkan. Satu visi tentang dunia baru yang menerima keselarasan alam semesta dan kosmik yang tak terubahkan diberikan. Pemberantasan penderitaan dan kematian diekspresikan dalam cara-cara yang ertanyaan yang Anda ajukan tidaklah sesederhana tidak menyertakan kebangkitannya kembali (Why. 21:4). kelihatannya. Jika jawabannya adalah tidak, maka Orang-orang tebusan “tidak akan pernah” meninggalkan kita harus berurusan dengan pertanyaan tentang bait suci Allah (Why. 3:12), “tidak akan pernah” lagi lapar kebebasan ciptaan. Jika jawabannya adalah ya, maka penatau dahaga (Why. 7:16), dan nama-nama mereka “tidak gorbanan Kristus tidak cukup kuat untuk mengatasi dosa akan pernah” dihapus dari buku kehidupan (Why. 3:5). sekali dan selamanya. Kalau begitu alam semesta ada di Allah dan Anak Domba akan dipuji “selama-lamanya” (Why. bawah bayangan konflik tak terelakkan lain. Di bawah 5:13), dan Kristus dan umat-Nya “akan memerintah selamakeadaan demikian, akankah surga sepenuhnya menyelamanya” (Why. 11:15; 22:3; bandingkan. Nahum 1:9). Tidak nangkan bagi makhluk-makhluk cerdas? Dalam mencoba satu pun ayat Alkitab yang menjawab pertanyaan memberi petunjuk atas Anda, saya akan mengatapemikiran bahwa ciptaan kan dua hal yang dapat baru Allah dapat dirusakdengan jelas menegaskan; kan lagi oleh dosa. dan berdasarkan ini saya 3. Keselamatan Hanya akan menambahkan Pada Salib: Kebebasan komentar lain. Manusia: inilah buah 1. Akhir dari Setan, pikiran saya: Salib Kristus Pendosa, dan Dosa: Pemenyelamatkan kosmik mula dosa itu tidaklah terhadap kebangkitan kekal, dan kerajaannya pun dosa. Penebusan itu tidak; keduanya akan bermenyelesaikan masalah akhir. Ini akan terjadi pada Oleh kosmik terhadap dosa, dan saat penyerangan akhir Angel Manuel cukup kuat untuk menceSetan melawan Allah dan Rodríguez gah konflik kosmik lainnya. umat-Nya, ketika api akan Sudah menjadi tujuan Ilahi melalap dia (Why. 20:7, 10). Allah “untuk mempersatuIni adalah salah satu periskan di dalam Kristus sebatiwa yang paling penting gai Kepala segala sesuatu, dalam resolusi konflik kosbaik yang di sorga maupun mik. Si pemula dosa dan yang di bumi” (Ef. 1:10). Ia pemberontakan dan pengtelah melakukannya, dan Ia hasut dosa tidak akan ada akan terus mempersatukan segala sesuatu sepanjang lagi, tanpa meninggalkan kehampaan dalam kosmos untuk diisi oleh orang lain. Karena kejahatan mutlak Setan, kekekalan (bandingkan Kol. 1:19). Setelah kebangkitanNya, Kristus pergi “di sebelah kanan Allah, setelah Ia naik kehadirannya di alam semesta tidak diperlukan. ke surga sesudah segala malaikat, kuasa dan kekuatan Sekali musuh dilenyapkan dari kosmis, maka para pendukungnya—Iblis dan manusia pemberontak—tidak akan ditaklukkan kepada-Nya” (1 Ptr. 3:22). Keselamatan masa depan dari alam semesta didasarkan pada makna kemaada sebagai kelanjutan kekuasaannya. Mereka juga akan dilupakan, tidak meninggalkan jejak keberadaan dan keja- tian korban Kristus. Karenanya itu akan menjadi topik anahatan mereka. Para malaikat yang sudah jatuh akan meng- lisis kekal kita. Semua ciptaan cerdas akan secara sukarela dan permanen berserah kepada Tuhan berlandaskan hadapi penghakiman Allah pada hari besar penghakiman, besarnya kasih Allah bagi mereka yang dinyatakan di salib dan akan mengalami kematian kekal (bandingkan Hakim Kristus. 6; 2 Ptr. 2:4). Kebinasaan orang jahat juga akan sampai ke Ellen G. White menulis: “Rencana keselamatan, memakar-akarnya dan akan terjadi saat Setan dan para malaiperlihatkan keadilan dan kasih Allah, menyediakan pertakatnya bersatu (Why. 20:7-15). Maleakhi mengekspresikan hanan kekal melawan tipu daya di dunia yang tak berdosa, pemikiran itu dengan baik ketika ia dengan singkat berjuga di tengah mereka yang akan ditebus oleh darah Anak kata mengenai orang jahat: “sampai tidak ditinggalkannya Domba itu” (Signs of the Times, 30 Des. 1889). akar dan cabang mereka” (4:1). Operasi kosmik yang luar biasa ini akan selamanya menghancurkan keanehan dosa dan segala ekspresinya yang beraneka ragam. 2. Kerajaan Allah yang Kekal: Dengan kehancuran Angel Manuel Rodríguez baru-baru ini pensiun musuh dan para pengikutnya, kekuasaan kerajaan Allah dari Direktur Lembaga Riset Alkitab General Conference.
P E R T A N Y A A N : Akankah pemberontakan dan dosa muncul kembali di bumi yang baru?
P
Tidakakan Pernah Lagi !
26
Adventist World | 07 - 2011
P E L A J A R A N
A L K I T A B
R oh Kudus da n
Pekerjaan
yang Sudah Diselesaikan
Oleh Mark A. Finley
Pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana Injil akan dikabarkan ke seluruh dunia dalam persiapan kedatangan Yesus? Tantangannya sangatlah besar. Dengan milyaran penduduk memadati Planet Bumi, bagaimana mereka bisa dijangkau dengan pekabaran tentang Yesus dan kebenaran Alkitab? Dari sudut pandang manusia ini tampaknya tidak mungkin. Bahkan dengan radio, televisi, halaman cetak, dan Internet, sumber daya manusia kita sangat terbatas untuk menjangkau banyaknya umat manusia. Namun Allah memiliki suatu rencana. Pekabaran kasih dan kebenaranNya akan dikabarkan ke seluruh pelosok bumi. Dalam pelajaran ini kita akan mempelajari rencana Allah untuk menyelesaikan pekerjaan-Nya. 1. Dalam khotbah Yesus tentang peristiwa akhir zaman dalam Matius 24, Ia menguraikan berbagai tanda kedatangan-Nya kembali. Tanda akhir apakah yang Yesus berikan kepada murid-murid-Nya bahwa kesudahan sudah dekat? “Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya” (Mat. 24:14). __________________ akan diberitakan di seluruh______________________. 2. Sebelum naik ke surga, Yesus memberikan tugas besar kepada murid-murid-Nya dan membuat janji besar. Apakah tugas besarnya itu? Apakah janji besar-Nya itu? “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat. 28:19, 20). “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi” (Kis. 1:8). Tugas besar itu: __________ semua ______________ murid-Ku dan _______________ mereka , ______________mereka melakukan segala sesuatu. Janji besar itu: Kamu akan menerima ____________ kalau __________________ turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi _______________ . Tugas Yesus untuk mengabarkan Injil ke seluruh dunia disertai dengan janji-Nya memberi kuasa. Segala sesuatu yang Allah minta kita lakukan, Ia menyediakan kita dengan kuasa untuk melakukannya. Kasih karunia-Nya senantiasa cukup untuk tugas itu. Roh Kudus-Nya selalu memberdayakan mereka yang melangkah keluar dalam iman untuk membagikan kasih-Nya kepada orang lain. 3. Bagaimanakah kelak pekerjaan Allah di bumi, di selesaikan? Janji apakah yang Allah sendiri berikan kepada kita tentang pekerjaan penyelesaian-Nya? “Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam” (Zakh. 4:6). “Sebab apa yang telah difirmankan-Nya, akan dilakukan Tuhan di atas bumi, sempurna dan segera” (Rm. 9:28). 07 - 2011 | Adventist World
27
Allah akan menyelesaikan pekerjaan-Nya ___________________ dan ____________________. 4. Jika Allah akan menyelesaikan pekerjaan-Nya melalui pencurahan Roh Kudus, peran apakah yang akan dimainkan umat-Nya? “Mintalah hujan dari pada TUHAN pada akhir musim semi” (Zakh. 10:1). “Menaburlah bagimu sesuai dengan keadilan, menuailah menurut kasih setia! Bukalah bagimu tanah baru, sebab sudah waktunya untuk mencari TUHAN, sampai Ia datang dan menghujani kamu dengan keadilan” (Hosea 10:12). Allah mengajak kita untuk meminta ________________ pada-Nya. Di Palestina hujan awal jatuh untuk membawa benih kepada penuaian. Hujan akhir jatuh untuk mematangkan tuaian dan membuatnya berbuah. Tanpa hujan akhir tuaian akan layu di ladang. Hujan akhir itu penting bagi tuaian yang melimpah. Para penulis Perjanjian Lama dan Baru samasama menggunakan simbol hujan untuk menggambarkan pencurahan Roh Kudus (lihat Yoel 2:23-29; Yak. 5:7, 8). Hujan awal dicurahkan ke atas gereja mula-mula pada Pentakosta untuk memulai gereja Kristen. Hujan akhir akan dicurahkan ke atas umat sisa Allah pada akhir zaman untuk menyelesaikan misi Allah di bumi ini. 5. Rasul Yohanes melihat pekabaran Allah tentang kebenaran akhir zaman dengan cepat dikabarkan ke seluruh penjuru dunia. Gambarkan masing-masing kelompok yang kepadanya pekabaran ini disampaikan. Bagaimanakah lengkapnya proklamasi akhir ini? “Dan aku melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada mereka yang diam di atas bumi dan kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum” (Why. 14:6). Pekabaran Allah akan diberitakan ke ________, ___________, ___________, dan ___________ . Dengan kata lain kepada ______________________. 6. Janji menakjubkan apakah yang Allah buat tentang pertunjukan akhir dari kemuliaanNya? “Sebab bumi akan penuh dengan pengetahuan tentang kemuliaan TUHAN, seperti air yang menutupi dasar laut” (Hab. 2:14). “Kemudian dari pada itu aku melihat seorang malaikat lain turun dari sorga. Ia mempunyai kekuasaan besar dan bumi menjadi terang oleh kemuliaannya” (Why. 18:1) Bumi akan ________________ dengan ________________________. Sungguh suatu ramalan yang menakjubkan! Bumi akan dipenuhi dengan kemuliaan Allah. UmatNya dipenuhi oleh Roh Kudus-Nya, akan hidup dan menyatakan pekabaran kasih karunia dan kebenaran-Nya. Mereka akan menyatakan kasih-Nya dalam kehidupan dan perkataan mereka. Seluruh dunia akan melihat pertunjukan hidup kasih karunia Allah dalam kehidupan umatNya. Mereka akan mendengar pekabaran kebenaran dinyatakan dari bibir yang terbakar oleh kasih-Nya, dan hati akan dipenuhi oleh kasih karunia-Nya. Ini adalah waktu untuk mencari Dia dengan segenap hati, agar kita juga dapat menjadi bagian dari wahyu akhir zaman tentang karakter-Nya kepada dunia. Pelajaran Alkitab kita berikutnya akan mempelajari:
Kehidupan yang Dipenuhi Roh
28
Adventist World | 07 - 2011
Dari Pelosok Dunia S U R AT- S U R AT Ketahanan. “Lessons From Two Missions,” oleh Nancy Weber Vyhmeister (April 2011), sangat menarik dan membawa kebenaran sederhana dan terbukti dengan sendirinya: jika seseorang menginginkan satu perusahaan berlanjut, maka harus selalu ada orang yang mengetahui bagaimana mengelola perusahaan itu. Saya suka dengan kebenaran-kebenaran sederhana dan tak dapat dibantah seperti itu. Seperti dikemukakan oleh penulis, untuk misi itu termasuk melibatkan orang-orang setempat pada semua tingkatan dalam menjalankan misi. Ketika para misionaris tidak ada lagi di sana, maka orang-orang setempat yang melanjutkannya. Tentu saja, itu tidak selalu berhasil, namun setidaknya ada satu kesempatan bagi misi untuk dilaksanakan. Tanpa pengetahuan dan pengalaman lokal maka itu tentu akan mati. Chris Malan, Balwarra Heights, New South Wales, Australia
Diperlukan: Energi, Kreativitas Setelah mendedikasikan begitu banyak tahun kehidupan saya bagi pelayanan pemuda, saya benar-benar terilhami membaca artikel “Young and Ready,” oleh Ted N.C. Wilson (April 2011). Ia benar, menantang para pimpinan gereja untuk melibatkan orang muda kita dalam pelayanan bagi gereja! Mereka tidak hanya memerlukan para penasihat,
tetapi kita harus mempercayai mereka dan menginvestasikan talenta-talenta mereka. Sebuah artikel oleh Hannah Beech dalam majalah Time, “Rising to the Challenge” (4 April, 2011), tentang bencana di Jepang, mencerminkan pemikirannya: “Dapatkah orang-orang mudanya menyelamatkan Jepang? Setelah gempa bumi dan tsunami, mereka menyingsingkan lengan—dan memulai pemulihan.” Jika orang-orang muda di Jepang telah ditantang untuk membantu dalam pemulihan pasca bencana, begitu pula orang-orang muda dalam gereja kita, kalau diberikan kesempatan, akan menggoyahkan keadaan suam-suam kuku dalam banyak gereja. Mereka memiliki pengetahuan dan kemampuan teknis yang tidak tersedia pada kita. Baru-baru ini, sementara menghadiri satu laporan pemuda dunia di Maryland, saya kagum melihat bagaimana Aareli Barbosa, direktur pemuda Divisi Amerika Selatan, berkomunikasi dengan para anggota pemuda dalam Pekan Doa oleh Twitcam. Ia mengirim pesan masing-masing lima menit, berjudul Minutes of Hope, untuk menyiapkan orang-orang muda bagi proyek lain, Friends of Hope. Sebagaimana dikatakan dalam artikel Wilson: “Don’t fear innovation.” Kita harus menciptakan kesempatan pelayanan bagi “para pekerja laskar ini.” Leo Ranzolin, Sr., Estero, Florida, Amerika Serikat Perubahan Arah Selama lima tahun terakhir pengabdian dan komitmen saya kepada Tuhan telah sama sekali hilang, karena saya telah menjauh dari Tuhan. Baru-baru ini saya dengan sepenuh hati mengambil langkah besar dalam hidup. Saya haus akan kebenaran, dan saya meminta bantuan Allah. Artikel oleh Ellen White, “Watch and Pray” (April 2011), sangat mempengaruhi kehidupan saya. Semoga Tuhan terus memberkati pelayanan ini. Nathanael Nsana, Lusaka, Zambia.
Ucapan Syukur Saya seorang Katolik. Saya bisa membaca Adventist World bulan Juni 2010. Isinya memberi inspirasi dan mengangkat kerohanian. Artikel-artikel seperti “Convicted by a Scrap of Paper,” oleh Kimberly Luste Maran, membuat saya berpikir bagaimana Tuhan benar-benar mengasihi umat manusia dan bagaimana kasih karunia-Nya yang menyelamatkan meliputi waktu. Usaha-usaha penginjilan Anda ke seluruh pelosok dunia membuktikan bahwa para misionaris Advent, membawa kebenaran kepada mereka yang tidak mengenal tentang kemahakuasaan Allah, dan membuat perbedaan kepada semua orang dari berbagai warna kulit dan ras. Adventist World adalah bahan bacaan kelas dunia. Tolong sertakan saya dalam daftar kiriman. Terima kasih kepada Allah karena sudah mengenal Anda. Semoga rumpunmu semakin bertambah! Pedro S. Villasoto, Quezon City, Filipina. Sesuatu Hilang Tiap bulan saya menanti-nantikan saat menerima Adventist World. Menyenangkan sekali melihat bagaimana Allah bekerja membawa pekabaran-Nya kepada dunia. Akan tetapi sebagai seorang missiologis, saya sedang mengalami gejala penarikan diri! Saya benarbenar merindukan fitur satu halaman “Window Into” yang sudah lama menjadi sorotan majalah ini. Fitur kecil ini menghadirkan tugas misi Advent dalam berbagai negara di seluruh dunia. Tolong jangan dikurangi fokus misi Advent dan tantangan yang dihadapi gereja dalam menggenapi tugasnya, yang tidak boleh disimpangsiurkan dengan laporan ten-
07 - 2011 | Adventist World
29
Dari Pelosok Dunia S U R AT- S U R AT Terima kasih atas pemberian majalah yang gratis ini. Saya menyukainya karena membantu saya mengetahui kedekatan kedatangan Kristus yang kedua kali dan bersedia untuk bertemu dengan Dia dan selamanya bersama Dia.� —Ngala Kem Thang, Taungngu, Myanmar. tang apa yang terjadi di dalam gerakan Advent di seluruh dunia. Dalam satu surat kabar yang disebut Adventist World akan mudah menjadi lebih terfokus pada introspeksi Advent dan melayani diri sendiri karena mempertahankan fokus pada misi, yaitu alasan keberadaan kita. Saya menghargai usaha Anda untuk mempertahankan keseimbangan, tetapi kalau Anda harus salah, tolong disalahkan pada sisi pemberitahuan dan mengilhami kita dalam misi! Graeme J. Humble, Papua New Guinea
World setiap bulannya. Terimakasih untuk pemberian gratis majalah ini. Saya diberkati dalam banyak hal. Saya suka sampul penuh warnanya, gambar-gambar, dan kualitas kertas beserta kisah-kisahnya, peristiwa-peristiwanya, dan pesan Alkitabiahnya. Saya termotivasi secara fisik, mental, dan spiritual. Saya terilhami untuk melakukan olahraga teratur dan mendapatkan tidur yang lebih banyak
untuk kehidupan yang seimbang. Saya menemukan bantuan untuk pertanyaan-pertanyaan sulit, dan membantu saya mengetahui apa yang sedang terjadi di dunia orang Advent dengan membaca tentang pekerjaan dan pelayanan orangorang Advent. Saya paling suka majalah ini karena membantu saya mengetahui dekatnya kedatangan Kristus yang kedua kali dan bersiap untuk menemui Dia dan selamanya bersama Dia. Ngala Kem Thang, Taungngu, Myanmar Salam dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Saya agak terhibur oleh Adventist World. Dismas Wangila Masinde, Kenya
Dengan gembira kami menunggu kiriman Surat (melalui: letters@adventistworld. org), dan Permohonan Doa Anda (melalui: prayer@adventistworld.org) kepada kami.
Dorongan Hidup Kelihatannya seperti satu mukjizat bagi saya memiliki majalah Adventist
RUANG DOA Puji Tuhan—baru-baru ini saya lulus ujian perawat yang selama ini saya minta dalam doa! Doa saya adalah agar Allah terus memberkati saya bilamana mencari pekerjaan di rumah sakit setempat. Abelee, Filipina Saudara laki-laki saya sedang menghadapi banyak kesulitan mengenai imannya dan hari Sabat. Ia terpisah dari keluarganya dan menderita karena situasi ini. Tolong doakan agar Allah bekerja dalam hati anggota keluarganya. Tamara, Jerman Tolong doakan ayah saya, yang belum menjadi Advent; dan juga ayah mertua saya, yang mengalami stroke. Thang, Myanmar
30
Adventist World | 07 - 2011
Semoga Tuhan membantu kami dalam one-day church, menyediakan sumber daya agar kami dapat menyelesaikannya. Mbalisi, Zimbabwe Saya minta agar didoakan putera saya yang berumur 14 bulan, yang telah didiagnosis dengan kondisi perkembangan lambat. Ia belum bisa duduk, merangkak, berjalan, atau berbicara, dan kejang ringan. Alicia, Jamaica. Saya memiliki banyak masalah pribadi sejak kanak-kakak. Tidak ada profesional di sini dapat membantu. Saya positif HIV. Tolong doakan saya, kalau tidak, saya mati tanpa pernah bertemu Yesus dalam kemuliaan-Nya. Audrey, Zambia
Puji Allah karena telah menjawab doa-doa. Putri saya telah diterima bekerja tetap, tetapi kami perlu terus berdoa bagi keluarga. Kami memiliki banyak permasalahan, tetapi Allah mengetahui semua itu. Brigida, Amerika Serikat Tolong doakan seorang wanita yang menghadiri pelajaran yang kami adakan bagi komunitas Yahudi. Selama ini Ia sudah mencari-cari kelompok orang Yahudi yang mempercayai Yesus dan merasa bahwa komunitas kami akan jadi miliknya! David, Argentina
PERTUKARAN IDE
Wajah Internasional Gereja Kita
Bulan ini seorang pembaca menyampaikan betapa pentingnya pekerjaan misi itu.
G
ereja kami berkembang begitu cepat secara internasional! Kami sedang menjangkau lebih banyak orang untuk pekerjaan Tuhan daripada sebelumnya, dan keluarga saya adalah buktinya. Kami adalah “keluarga” internasional. Suami saya dan saya sama-sama baru bertobat ke dalam keyakinan Advent. Ia dibesarkan di keluarga Asia Tenggara menganut agama Hindu, dan saya dibesarkan dengan latar belakang gereja legalistik dari denominasi besar lainnya. Kami berdua datang kepada Tuhan setelah pergumulan kami sebagai orang-orang dewasa dari jalan yang berbeda. Doktrin Advent masuk ke jalan kami di waktu yang berbeda-beda dan cara yang berbeda. Tugas besar kami sebagai orang-orang Kristen, sebagaimana ditemukan dalam Markus 16:15 (“Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil...”) adalah bagaimana masing-masing kita menemukan kehidupan yang lebih utuh di dalam Yesus. Sebagaimana Ellen White nyatakan: “Dunia adalah ladang kita; dengan pegangan teguh pada Allah meminta kekuatan-Nya dan kasih karunia-Nya kita dapat maju ke depan jalan kita, sebagai para pekerja bersama Penebus dunia. Pekerjaan kita adalah untuk menyebarkan terang kebenaran dan memajukan pekerjaan reformasi moral, mengangkat, meninggikan, memuliakan, dan memberkati umat manusia” (Advent Review and Sabbath Herald, 2 Jan. 1879). Tuhan tidak hanya membawa keluarga saya sendiri tetapi gereja akhir zaman kepada Diri-Nya Sendiri. Pekerjaan misionaris telah memungkinkan keluarga kami dibawa ke hadapan Tuhan, dan bersatu. Kita memiliki wajah keluarga yang mencakup berbagai bangsa, suami saya dan saya. Inilah wajah gereja kita sekarang ini, dan itu akan menjadi wajah gereja kemuliaan di surga. —Rebekkah Sax-Gupta, Mesa, Arizona, Amerika Serikat. E duardo
S olana
J r . ,
A ndrew
C .
“Behold, I come quickly…” “Lihatlah, Aku Datang Segera…” Our is to uplift Christ, uniting Misimission kami adalah untukJesus meninggikan Seventh-day Adventists everywhere inbeliefs, Yesus Kristus, mempersatukan umat mission, life, and hope.Hari Ketujuh di Gereja Masehi Advent mana saja dalam iman, misi, kehidupan, dan pengharapan.
Penerbit Adventist World adalah majalah periodik internasional milik Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Sedunia. Divisi Asia-Pasifik Utara adalah penerbitnya. Penerbit Eksekutif Bill Knott Wakil Penerbit Claude Richli Manajer Percetakan Internasional Chun, Pyung Duk Dewan Penerbitan Ted N. C. Wilson, chair; Benjamin D. Schoun, vice chair; Bill Knott, secretary; Lisa Beardsley; Daniel R. Jackson; Robert Lemon; Geoffrey Mbwana; G. T. Ng; Daisy Orion; Juan Prestol; Michael Ryan; Ella Simmons; Mark Thomas; Karnik Doukmetzian, legal advisor Komite Koordinanasi Adventist World Lee, Jairyong, chair; Akeri Suzuki; Kenneth Osborn; Guimo Sung; Chun, Pyung Duk; Han, Suk Hee Pemimpin Redaksi Bill Knott Redaksi Bertempat di Silver Spring, Maryland Gerald A. Klingbeil (associate editor), Sandra Blackmer, Stephen Chavez, Mark A. Kellner, Kimberly Luste Maran, Gina Wahlen Redaksi Bertempat di Seoul, Korea Chun, Pyung Duk; Chun, Jung Kwon; Choe, Jeong-Kwan Editor Online Carlos Medley Koordinator Teknik Merle Poirier Editor-at-large Mark A. Finley Senior Advisor E. Edward Zinke Asisten Eksekutif Redaksi Rachel J. Child Para Asisten Redaksi Marvene Thorpe-Baptiste Alfredo Garcia-Marenko Pelayanan Pembaca Merle Poirier Pengarah Seni dan Desain Jeff Dever, Fatima Ameen Para Penasihat Ted N. C. Wilson, Robert E. Lemon, G. T. Ng, Guillermo E. Biaggi, Lowell C. Cooper, Daniel R. Jackson, Geoffrey Mbwana, Armando Miranda, Pardon K. Mwansa, Michael L. Ryan, Blasious M. Ruguri, Benjamin D. Schoun, Ella S. Simmons, Alberto C. Gulfan, Jr., Erton Köhler, Jairyong Lee, Israel Leito, John Rathinaraj, Paul S. Ratsara, Barry Oliver, Bruno Vertallier, Gilbert Wari, Bertil A. Wiklander Kepada Para Penulis: Silakan mengirimkan naskah yang siap diterbitkan, melalui alamat redaksi 12501Old Columbia Pike, Silver Spring, MD 20904-6600, U.S.A. Atau melalui fax: +1 (301) 680-6638 E-mail: Internet: worldeditor@gc.adventist.org Situs: www.adventistworld.org Kecuali diberitahu, semua kutipan ayat Alkitab diambil dari ALkitab Terjemahan Baru. © 1974 Lembaga Alkitab Indonesia (LAI). Digunakan dengan izin. Adventist World diterbitkan setiap bulan dan dicetak secara berkala di Korea, Brasil, Indonesia, Australia, Jerman, Austria, dan Amerika Serikat. Vol. 7, No. 7.
07 -2011 | Adventist World
31
B E L A H A N
DU NIA
MA NA K A H
INI?
F rance
“Kebenaran Alkitab cukup sederhana untuk dipahami seorang anak— namun cukup dalam untuk diselami oleh mereka yang paling pandai.”
DI
W egmuller ,
KUTIPAN BULAN INI
M A S Y A R A K A T
A nnie
L
KASI
S ubmitted
by
—Brad Gorrell, pada acara Sekolah Sabat di Gereja Advent New Haven, Overland Park, Kansas, Amerika Serikat
B E R G A B UNG DALAM P E R C AK APAN Kami sedang mencari kiriman singkat dalam kategori ini: Kutipan Advent (mendalam atau spontan; yang didengar selama layanan ibadah misalnya). Kehidupan Orang Advent (anekdot pendek, terutama dari dunia orang dewasa). Keluarga Allah (foto-foto JPEG dari anggota gereja yang melakukan layanan komunitas, beribadah, menyanyi, dll.). Kirimkanlah ke The People’s Place, Adventist World, 12501 Old Columbia Pike, Silver Spring, MD 20904-6600; Faks: 301-680-6638; e-mail: marank@gc.adventist.org. Tolong sertakan nomor telepon. Kiriman tidak akan dikembalikan. K E H I D U PA N A D V E N T
Cerita anak-anak tiap Sabat di Tantallon kami, Gereja Nova Scotia disukai juga oleh pendengar orang dewasa saat anakanak didudukkan di depan gereja. Tetapi cerita pada tanggal 26 Februari 2011 lebih baik dari biasanya karena respons seketika
dan bersifat menghibur dari salah seorang anak. Dalam kisah itu sang ibu menyuruh puterinya mengirimkan sebuah kartu kepada seorang wanita tua yang baik di sekitar rumah mereka sebagai tindakan kebaikan, tetapi puterinya tidak mau. Pada titik ini si tukang cerita
berhenti dan bertanya pada anakanak, “Dan apakah yang akan ibu kalian katakan kepada kalian?” Serta merta seorang anak laki-laki di baris depan berseru dengan empati (dalam nada suara ibunya), “satu, dua, tiga!” —Eileen Moores, Tantallon, Nova Scotia, Kanada
J AWA B A N: Di Nzerekore, Guinea, para pekerja gereja berpose dengan truk-truk baru yang diberikan kepada ADRA Guinea oleh komunitas European Adventist Church di tahun 1996. Semua kendaraan dengan jelas memperlihatkan agen bantuan bencana dan kemanusiaan, dengan tulisan ADRA tepat di depan papan merek!
Berita Dalam Negeri
Bangkitnya Kaum Awam dalam Big City Evangelism Mari Membangun Semangat Penginjilan Perkotaan
J
akarta ibukota negara Indonesia berkembang pesat dalam pertumbuhan perekonomian dan penduduknya. Banyak masyarakat datang dari berbagai daerah untuk mencari hidup dan bekerja di kota metropolitan ini. Semua orang berlomba untuk meraih keberhasilan. Jakarta dengan penduduknya yang super sibuk setiap hari, mulai menjalankan tugas masing-masing di pagi hari, menempuh kemacetan untuk berlomba ke pusat Jakarta, semua orang berlomba untuk cepat sampai di tujuan masing-masing, apakah itu anak sekolah, pekerja swasta, pekerja kantor dan lain sebagainya, dan bahkan di malam hari ketika pulang bekerja. Tidak kalah penting juga dengan semangat penginjilan di DKI Jakarta Konferens pun terus dikumandangkan untuk mengabarkan kabar baik di kota metropolitan, Jakarta. Sabat, 4 Juni 2011, Departemen Sekolah Sabat dan Pelayanan Perorangan dipimpin Pdt. W. L. Limbong dan Pdt. B. Silalahi sebagai wakil, mengadakan Kebaktian Sabat Gabungan di Bumi Perkemahan Cibubur, tepatnya di auditorium “Cut Nyak Dhien.� Sangat luar biasa semangat dan antusias kaum awam dalam program penginjilan ini. Hal ini terlihat dari banyaknya jemaat yang datang. Panitia hanya mempersiapkan kursi untuk kapasitas 400 orang terdaftar, tetapi yang hadir lebih dari 700 orang. Melihat semangat kaum awam yang merasa terpanggil untuk menginjil sangatlah luar biasa. Acara ini dihadiri pimpinan kita dari Konferens DKI Jakarta dan Sekitarnya, dan juga pimpinan kita dari UIKB. Pdt. Dr. Marolop Sagala membawakan seminarnya membangkitkan semangat penginjilan melalui KPA, atau Mall Ministry dan kelompok yang lain. Beliau mengatakan bahwa tugas kitalah yang membawakan kabar baik di gedung-
gedung yang tinggi sebagai pusat bisnis dan perekonomian di metropolitan Jakarta. Beliau juga menanyakan, siapakah yang bekerja di kantor itu setiap hari? Dan siapakah yang membawakan pekabaran itu di sana? Tentunya umat Tuhan yang mendapat kesempatan bekerja di sana. Tentunya tidak semua mendapat kesempatan bekerja di tempat perkantoran yang mewah tersebut. Beliau mengimbau supaya umat Tuhan yang bekerja di sana bisa membentuk ministry, karena hanya dengan wadah seperti inilah kita mempunyai kesempatan untuk menceritakan kasih Yesus kepada sesama manusia. Pada saat yang sama Bendahara Uni Indonesia Kawasan Barat (UIKB), Bapak B. F. Sihotang, memberikan semangat yang luar biasa tentang turunnya kuasa hujan akhir yang akan menyelesaikan pekerjaan Penginjilan. Beliau menekankan kalau kita mau berhasil dalam penginjilan kita harus lebih dahulu mengalami kuasa Roh Kudus dalam kehidupan kerohanian kita, karena tanpa kuasa Roh Kudus mustahil pekerjaan evangelisasi akan berhasil. Beliau mengatakan, semua kaum awam harus dikuasai Roh Kudus bila mau sukses dalam penarikan jiwa ini. Dalam khotbahnya, Pdt. Dr. J. S. Peranginangin, Ketua Uni Indonesia Kawasan Barat (UIKB), menekankan pentingnya keterlibatan kaum awam (laity) karena kalau hanya para pendeta (clergy) yang diharapkan sangatlah terbatas karena satu pendeta menggembalakan beberapa gereja dengan anggota jemaat yang begitu banyak. Beliau mengatakan kalau kita ingin Tuhan cepat datang, kita seluruh kaum awam harus terlibat dalam penginjilan memberi kesaksian kepada orang yang belum kenal kebenaran. Dan yang paling menarik adalah pada sore harinya setelah makan bersama, ada banyak kesaksian-kesaksian
yang sangat mengugah hati. Kesaksian itu adalah dari mereka yang sangat sibuk dengan usaha bisnis mereka, tapi mereka tetap mempunyai waktu menjalankan KPA, bahkan banyak jiwa yang dibaptiskan dari KPA itu, dan menjadi jemaat yang bertumbuh dan penuh. Mereka yang memberi kesaksian itu di antaranya adalah Bapak Edy Nurhan dari Jemaat Zheng Guang, Bapak J. O. Hutapea dari Jemaat MT. Haryono, Bapak J. Naibaho dari Jemaat Ciracas, dan masih banyak kesaksian yang tertunda oleh karena waktu cepat berlalu. Pada ibadah penutupan Sabat, Pdt. L. Situmorang, Ketua Konferens DKI Jakarta dan Sekitarnya, memberikan renungan yang memberikan tantangan dan semangat penginjilan di kota metropolitan, Jakarta. Beliau memberikan tantangan bahwa penginjilan di DKI Jakarta jangan takut dengan dana karena Tuhan akan cukupkan dana untuk evangelisasi di ibukota Jakarta ini. Beliau mengimbau kepada semua gembala dan kaum awam agar bisa membuka mall-mall ministry atau yang disebut dengan penginjilan dengan seribu mall, artinya membuka pelayanan-pelayanan kepada mereka yang bekerja di pusat bisnis di Jakarta ini, dan Konferens DKI Jakarta akan membantu program tersebut. Dalam even ini pula, sudah terbentuk pengurus ASI Chapter Jakarta, dengan pengurus: Adrie Kaunang (ketua), Palmer Sagala (wakil ketua), Saut Pardede (sekretaris), Dr. Marthin Walean (bendahara). Mereka akan bertugas sebagai penggerak dari kalangan kaum awam untuk evangelisasi. Mari kita doakan pengurus ini diberkati Tuhan dalam memajukan pekerjaan Tuhan di kota metropolitan pada tahun 2011 ini. Mari menginjil! Yesus pasti datang segera! [Dilaporkan oleh Pdt. Arbeni Sagala, Dir. Komunikasi Konferens DKI Jakarta dan sekitarnya].
07 -2011 | Adventist World
33
Berita Dalam Negeri Administrative Advisory di UIKB 23–24 Juli 2011
P
endeta J. Lubis, Wakil Ketua Divisi Asia Pasifik Selatan datang mengadakan seminar dan pelatihan di kantor UIKB bersama Pdt. Saw Samuel, Sekretaris Eksekutif Divisi, Pdt. Dr. Moldy Mambu, Wakil Bendahara Divisi. Peserta seminar yang hadir adalah seluruh pemimpin daerah/konferens dan lembaga yang berada di wilayah UIKB. Melalui seminarnya, Pendeta J. Lubis mengingatkan agar Pemimpin UIKB melatih para pemimpin daerah/ konferens yang baru terpilih sehingga mereka dapat melakukan tugasnya dengan baik sesuai peraturan organisasi. Dalam kesempatan lain di acara seminar, beliau juga menerangkan dan mengingatkan misi dari Revival, Reformation and Beyond. “Kebutuhan terhadap kuasa Roh Kudus dapat memampukan kita mengalami Revival for Mission melalui kegiatan doa dan puasa bersama,” tekan Pdt. Lubis. Sementara itu, Pdt. Saw Samuel, mengutip perkataan Abraham Lincoln, “If you want to test a man’s character, give him power.” Agar pemimpin dapat memiliki karakter yang baik maka pemimpin diharapkan untuk belajar seperti Paulus yang mengatakan, “Aku tahu terhadap siapa aku percaya, dan dia mempercayakan hidup dan pelayanannya kepada Tuhan.” Pdt. Samuel menekankan hubungan kerja antara yang baik antara ketua, sekretaris dan bendahara, sebab dengan adanya hubungan baik, kepercayaan bersama, komunikasi yang terbuka dan dapat menjadi teladan yang baik antar sesama. Di kesempatan lain, Pdt. Dr. J. Rantung juga memberikan seminar tentang tugas dan pekerjaan seorang sekretaris eksekutif di daerah, harus mengetahui dan menjaga rahasia, dan menyampaikan rahasia tersebut hanya pada saat yang tepat. Seorang sekretaris eksekutif dapat menjadi “penyokong” yang efektif kepada ketua, bekerja sama dengan bendahara sebagai tim administratif di bawah pengarahan ketua dan komite daerah/konferens. “Komunikasi adalah inti dari pemerintahan yang efektif!” kata Pdt. Dr. J. S. Peranginangin, Ketua UIKB ketika mengadakan seminar. “Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh beserta lembaga-lembaganya harus mendemonstrasikan komitmen mereka terhadap transparansi, dalam kebijakan, keuangan dan tanggung-jawab organisasi dengan melaksanakan komunikasi terbuka secara regular.” Agar para pemimpin dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik di bidang keuangan, maka Pdt. Dr. Moldy Mambu, Wakil Bendahara Divisi memberikan
34
Adventist World | 07 - 2011
ATAS: Para pemimpin Divisi Asia Pasifik Selatan yang datang memberikan seminar dan masukan-masukan berharga. TENGAH: Pdt. J.S. Peranginangin menekankan pentingnya komunikasi yang intens dan transparansi dalam administrasi dan kepemimpinan. BAWAH: Pdt. Saw Samuel diterjemahkan Pdt. J.H. Rantung dalam salah satu sesi seminar.
seminar dengan beberapa penekanan, seperti bendahara diharapkan dapat menjaga kecukupan modal kerja, memperhatikan keuangan jemaat dan institusi dan memberikan laporan keuangan secara berkala kepada pemimpin dan komite. Peserta tidak hanya mendapatkan teori, melalui seminar dari B. F. Sihotang, Bendahara UIKB, seluruh peserta dapat menghitung berapa besar berkat-berkat Tuhan yang sudah diberikan kepada jemaat-Nya di wilayah UIKB selama 5 tahun, dan apa yang harus dilakukan untuk 5 tahun mendatang, berapa banyak bantuan yang akan diperoleh melalui UIKB, Divisi dan GC untuk program penginjilan dan revival, reformation and beyond, dan bagaimana mengelolanya untuk dapat menjadi berkat bagi jemaat yang akan dilayani dan nama Tuhan ditinggikan. [Dilaporkan Pdt. Dr. S. Simorangkir, Dir. Komunikasi UIKB].
Advent Peduli di Kota Palembang
P
ada hari Minggu (29/5) Daerah Sumatera Kawasan Selatan melaksanakan sebuah kegiatan pawai anti rokok dan pelayanan kesehatan gratis. Tentu kegiatan ini dilaksanakan sehubungan dengan memperingati Hari Anti Rokok Sedunia yang diperingati setiap tanggal 31 Mei. Pelayanan yang dikoordinasi oleh Departemen Kesehatan, Departemen Pendidikan, dan Departemen Pemuda Advent ini juga didukung berbagai pihak, seperti para pemimpin dan staf daerah, anggota-anggota jemaat di Palembang, para donator dari berbagai daerah, dan secara khusus juga keterlibatan para mahasiswa Fakultas Kedokteran dari Universitas Sriwijaya yang dikoordinasi oleh dr. Liniyanti D. Oswari Saputra dan dr. Efman U. Manawan. Setelah mendapatkan izin tertulis dari setiap instansi yang terkait (kepolisian, Pemkot Palembang, dan Satpol PP) acara dibuka oleh Pdt. E. Simanjuntak (ketua daerah). Dengan mengambil start dari halaman depan Gereja Advent Jalan Ratna rombongan besar sekitar 200 orang, berseragam baju biru yang terdiri dari para Pathfinder, Pemuda Advent, dan orang tua, mengadakan pawai de-ngan berjalan kaki melintasi sebagian jalan-jalan protokol di Kota Palembang. Sambil dikawal belasan petugas kepolisian pawai ini menarik perhatian masyarakat di sepanjang perjalanan, karena rombongan ini didampingi grup drum-band dari Kodim sejumlah 100 personil dan juga serombongan sukarelawan PMI. Sambil membawa spanduk yang berisi ajakan untuk “Tidak Merokok,� rute yang dilintasi sepanjang 5 kilometer dirasakan pendek. Dan beberapa peserta juga membagikan brosur yang berisi pelajaran bahaya rokok bagi kesehatan. Diperkirakan ribuan orang yang menyaksikan pawai ini di sepanjang jalan yang dilintasi pada hari Minggu pagi itu. Satu rombongan lain, dikoordinasi oleh dr. Liniyanti D. Oswari dan dr. Efman U. Manawan, bersama Ny. D. Sitompul, didampingi hampir 100 orang mahasiswa fakultas kedokteran yang terdiri dari multiagama menyatu melayani setiap orang yang datang ke posko pelayanan di depan komplek rumah jabatan walikota Palembang, hendak mendapatkan pemeriksaan tekanan darah, gula darah dan kolesterol tanpa dipungut biaya. Respons masyarakat yang luar biasa terlihat dari ramainya para pasien yang ikut mengantri dan mendapatkan pelayanan dari tim kesehatan, setidaknya 300 orang terlayani dengan baik. Mereka juga mendapatkan penjelasan pelajaran kesehatan “celebration� yang menjadi slogan
pendidikan kesehatan Gereja Advent sedunia. Acara berakhir menjelang siang hari, dan semua peserta yang berperan serta dalam kegiatan ini menikmati makan siang dari seorang donator yang tidak disebutkan namanya. Panitia menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung secara langsung acara ini dapat terlaksana dengan baik. [Dilaporkan Pdt. Victor J. Sinaga, Dir. Komunikasi DSKS]
Para peserta pawai berjalan dengan semangat sembari membagibagikan traktat kepada masyarakat di sepanjang jalan yang dilalui. Demikian juga tim kesehatan memberikan pelayanan dengan senang hati, sebagai kepedulian penuh kasih bagi masyarakat Kota Palembang.
07 -2011 | Adventist World
35
Berita Dalam Negeri RAPAT KERJA (SHEPHERDING) Konferens Jawa Kawasan Timur
M
ari semua hamba-hamba Tuhan pendeta, istri, bahkan anak-anak pekerja se-Konferens Jawa Kawasan Timur untuk bersatu, solid, tetap setia memberitakan gospel bukan gossip, dan dihilangkan roh perpecahan/perbedaan di antara kita. Demikian ditegaskan oleh Ketua Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) Konferens Jawa Kawasan Timur (KJKT), Pdt. Albert Saroinsong, MA, dalam khotbah pembukaan Rapat Kerja (Shepherding) yang dihadiri oleh seluruh pendeta dan keluarga se- KJKT pada tanggal 2–5 Juni 2011 di Bumi Perkemahan Mahaniam, Sumberwekas, Trawas, Jawa Timur. Hadir dalam Rapat Kerja (Shepherding) tersebut sekaligus narasumber/pembicara: Pdt. H.E. Sinaga, MDiv, Asso. Kependetaan SSD
(Fili-pina); Pdt. Dr. Edison Panjaitan, Ass. Kependetaan UIKB (Jakarta); Pdt. Bryan Gallant, AMR UIKB; Ibu Linda Deli Peranginangin, Koord. Shepherdess International UIKB; dan dr. Vinenda Panjaitan. Walaupun dalam Rapat Kerja (Shepherding) ini para Pendeta dan keluarga berkemah dan padatnya kegiatan, namun tidak mengurangi rasa bahagia oleh karena selain bisa bertemu satu dengan yang lainnya juga melalui seminar, motivasi, dan pelayanan para narasumber membuat semua peserta shepherding bertambah semangat dan bersyukur kepada Tuhan atas pimpinan Tuhan
dalam pelayanan selama ini hingga saat dan percaya akan tuntunan Tuhan pada masa yang akan datang. Semoga para pendeta dan istri bahkan anak-anak semakin diberkati Tuhan dalam kehidupan dan pelayanan yang lebih baik dan lebih maju di masa yang akan datang dan kiranya semua bertahan sampai kesudahaannya. [Dilaporkan oleh Pdt. Ranap Situmeang, Dir. Komunikasi KJKT]
PENGINJILAN DAN PERGUMULAN Jemaat Pioneer Tetey
P
ada hari Sabat (14/5) yang lalu, Jemaat Advent Pioneer Tetey mengunjungi Lembaga Pemasyarakatan Tuminting, Manado, dan melaksanakan acara penamatan Suara Nubuatan bagi 30 warga binaan yang ada di LP tersebut, acara tersebut adalah puncak dari kursus yang sudah berjalan selama satu bulan. Atas bantuan informasi dari Bapak Yakob, Jemaat Pioneer Tetey boleh melaksanakan program penginjilan ini dengan baik. Untuk terselenggaranya acara penamatan itu, Jemaat Pioneer
36
Adventist World | 07 - 2011
Tetey dengan semangat penginjilan yang besar, mereka menyediakan makanan bukan hanya bagi 30 warga binaan yang akan ditamatkan tetapi juga bagi 40 warga binaan yang lain yang hadir bersama-sama dalam acara tersebut. Selain itu, Jemaat Pioneer Tetey, menyediakan kaus yang ditulisi nama dari setiap peserta penamatan suara nubuatan, yang juga membuat suasana saat itu sangat meriah. Di samping program penginjilan melalui kursus suara nubuatan, Jemaat Pioneer Tetey yang rutin
mengunjungi LP Tuminting setiap hari Sabat kedua dalam bulan yang berjalan, mengadakan KKR di setiap kunjungannya. Sehingga Sabat itu menjadi acara yang bersejarah karena acara penamatan itu dipadukan dengan penutupan seri KKR, yang mana pada Sabat itu, gembala Jemaat Tetey membawakan pelajaran tentang “Baptisan,� dan ketika dibuat panggilan, puji Tuhan, ada 8 jiwa yang berdiri di depan dan siap dibaptiskan. Di tengah sukacita itu karena ada 8 jiwa yang siap dibaptiskan,
terdapat masalah yang serius karena pengurus Lembaga Pemasyarakatan Tuminting telah mengadakan rapat sebelumnya dengan beberapa pendeta gereja GMIM, KATOLIK dan beberapa gereja lainnya untuk melarang pembaptisan di dalam lembaga pemasyarakatan tersebut. Sehingga kolam baptisan yang ada di dalam LP Tuminting tersebut dirusak oleh petugas LP. Dicoba untuk meminta izin agar membawa mereka keluar melalui pengawalan beberapa petugas sehingga boleh dibaptis di luar lembaga, itu pun dilarang. Keesokan harinya, didapatkan informasi dari Bpk. Yakob, bahwa sudah ada 4 jiwa lagi yang tadinya bergumul tapi sudah memutuskan siap untuk dibaptiskan. Jadi, keseluruhannya, ada 12 jiwa yang siap dibaptiskan, tapi sampai pada saat ini, pergumulan untuk mendapatkan solusi sedang diupayakan. “Kami Percaya Tuhan pasti akan siapkan jalan keluar yang terbaik. Tolong didoakan kami,� harap Gembala Jemaat Pioneer Tetey.
SAMPING: Sebanyak 20 orang warga binaan di LP Tuminting menamatkan Kursus Suara Nubuatan. BAWAH: Sebanyak 12 jiwa yang siap untuk dibaptis, tekun mendengarkan pelajaran.
[Dilaporkan oleh Pdtm. Lerry D. Rondonuwu]
JEMAAT TERNATE Riwayatmu Kini....
P
ada hari Sabat (23/4) menjadi suatu Sabat yang istimewa, merupakan kali pertama penulis beribadah Sabat di Jemaat Ternate, Maluku Utara. Gereja yang terletak di Jalan Yos Sudarso atau lebih dikenal sebagai daerah Tanah Tinggi ini kini digembalakan Pdt. Sabono dan diketuai oleh Green Manueke. Jemaat Tanah Tinggi ini merupakan satu-satunya jemaat yang ada di Pulau Ternate, Maluku Utara, sampai saat ini jemaat tersebut menempati bangunan
gereja yang sudah tiga per empat selesai dari proses pembangunan. Proses pembangunan gereja yang telah dilaksanakan sejak tahun 1996 sampai saat ini masih terhambat penyelesaiannya dikarenakan faktor dana dan jumlah anggota jemaat yang berkurang pasca kerusuhan Maluku sekitar tahun 1999-2000. Saat ini anggota jemaat yang berbakti sekitar 30 hingga 50 anggota setiap hari Sabat yang merupakan anggota yang tidak turut meninggalkan pasca kerusuhan dan anggota baru yang bekerja di Pulau Ternate. Menurut gembala jemaat, sebelum terjadi kerusuhan anggota jemaat sekitar seratusan anggota, namun setelah kerusuhan banyak yang memilih menjual rumahnya dan meninggalkan
Pulau Ternate menuju tempat lain yang dirasa lebih kondusif. Saat ini di Kota Ternate situasi sudah kondusif, terutama kebebasan beragama sudah jauh lebih baik dibandingkan masa-masa kerusuhan dulu di Maluku, namun tantangan untuk mengabarkan Injil di pulau tersebut masih sangat besar dan perlu dukungan doa. Harapan gembala jemaat, Pdt. M. Sabono, apabila ada Saudara-saudari terketuk hatinya untuk membantu penyelesaian pembangunan rumah Tuhan, bangunan GMAHK Jemaat Ternate, dapat menghubungi beliau di nomor 085240526091. Harapan mereka, akan menjadi kepedulian dan doa kita semua. [Dilaporkan oleh Sdr. Nico Simbolon]
07 -2011 | Adventist World
37
Berita Dalam Negeri
Distrik Natar Bersaksi dalam Tegar TV Lampung
S
etelah menandatangani kontrak kerja sama dengan pihak Radio Heartline FM Lampung pada Rabu (18/5), Gereja Advent Distrik Natar mengadakan dialog interaktif setiap hari Minggu mulai 5 Juni 2011. Selanjtnya, Manajer Heartline FM Lampung, Sdr. Aristarkus menghubungi kami untuk bersedia mengisi acara Mimbar Agama Kristen di Tegar TV Lampung yang ditayangkan pada Minggu (22/5). Puji Tuhan, berkat kerja sama yang baik, khususnya Sdr. Melvin Cornelius yang melatih timnya, maka proses shooting di Jemaat Margataqwa berlangsung dengan baik. Dua buah lagu pujian dari Green Voice asuhan Sdr. Melvin, dan khotbah “Lima Langkah agar Doa Dijawab” menjadi renungan kesaksian. Syukurlah, dengan banyaknya respons positif dari teman, kenalan dan anggota jemaat, dapat dijadikan sebagai indikator bahwa acara tersebut cukup diminati para pemirsa. Semua ini karena kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus yang telah menyertai dan memberkatinya sehingga acara berjalan lancar dan sukses. Usai shooting, Sdr. Aristarkus membagikan berkat, 20 buah radio FM/AM Panasonic kepada anggota jemaat, agar bisa mendengarkan dialog interaktif yang dimulai bulan Juni 2011. Tuhanlah yang dimuliakan! [Dilaporkan Pdt. Dickson Simanungkalit, Pendeta Distrik Natar, Lampung]
Kami berterima kasih kepada para penulis setia, dari setiap konferens/daerah/wilayah di seluruh tanah air Indonesia. Kami ingin agar proses redaksi
majalah Adventist World Indonesia (AWI) yang setiap bulan diterbitkan, yang mana membutuhkan waktu yang sangat ketat dalam prosesnya, dapat dilaksanakan dengan lancar. Untuk itu kami berharap untuk edisi berikutnya, setiap TEXT naskah berita yang kami terima diketik rapi (sesuai misi majalah ini) dalam format Microsoft Word/Word Perfect, TANPA ADA GAMBAR/FOTO/IMAGE DI DALAM FILE DOKUMEN TERSEBUT (Karena perlu waktu untuk proses pengeluaran gambar/foto/image dari dalam file text dokumen tersebut). GAMBAR/FOTO/IMAGE untuk naskah berita tersebut kami harapkan TERPISAH DARI DALAM FILE dokumen text naskah berita. Lebih disukai dalam format jpeg tetapi jelas, terang dan jernih serta beresolusi minimum 640x428. Jika ada keterangan gambar/ foto/image yang penulis ingin sertakan, ketiklah keterangannya menjadi file name gambar tersebut (dengan cara rename file name gambar tersebut) atau informasikan keterangan gambar tersebut di dalam text naskah berita tersebut. Maksimal 500 kata. Tim redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengubah isi dan maksud penulis. Berita akan dimuat bilamana dilengkapi dengan nama dan alamat pengirim yang jelas. Naskah tidak akan dikembalikan. Walaupun kami berusaha untuk memasukkan seluruh berita yang masuk, tetapi atas pertimbangan tim redaksi, ada kemungkinan tidak semua naskah berita yang masuk akan dipublikasikan. Kirimkan ke: adventistworld_indonesia@yahoo.co.id paling lambat tanggal 15 setiap bulan untuk diterbitkan dalam edisi bulan berikutnya. Terima kasih, Tuhan memberkati kita pada waktu kita menyiapkan berita baik yang menguatkan umat Tuhan khususnya di Indonesia.
38
Adventist World | 07 - 2011
ơȼȴȽΎƨȳȼɂȷȼȵ˻ ȰȯȵȷΎƨȯɀȯ ƨȳȼɃȺȷɁΎƫȳɂȷȯ ƙȲɄȳȼɂȷɁɂΎƯȽɀȺȲΎ ơȼȲȽȼȳɁȷȯ
WARTA
GEREJA ADVENT “Lihatlah, Aku Datang Segera‌â€?
Safari Pelayanan Penerbitan di Daerah Nusa Tenggara
R
angkaian beberapa pelayanan di bidang penerbitan berlangsung di Daerah Nusa Tenggara. Diawali dengan seminar penerbitan yang diadakan pada Kamis (24/3) Hari Kamis di Kantor Daerah Nusa Tenggara, Kupang, memberikan wawasan baru yang menyegarkan. Tampak hadir para gembala jemaat, pensiunan, serta pekerja lainnya, dan tentu saja bersama para penginjil literatur Kota Kupang. Pimpinan daerah serta sekitar lima puluh yang hadir semakin memahami peran gereja mendistribusikan literatur kita sebagai sarana praktis dan dapat dilakukan siapa saja untuk menyampaikan kebenaran Tuhan kepada orang lain. Pdt. R. M. Hutasoit dari Percetakan Advent Indonesia, bersama Pdt. J. B. Banjarnahor, Direktur Penerbitan UIKB, mengadakan pelayanan dalam pertemuan ini. Pada sore hari yang sama, menuju SLA NUSRA (sekitar 17 kilometer dari Kota Kupang) untuk mengadakan recruiting kepada siswa-siswi yang akan mengambil bagian sebagai student literature evangelist selama liburan tahun ini. Setelah mendengar penjelasan serta manfaat penting pelayanan ini, keuntungan-keuntungan berganda serta buku-buku baru yang dikhususkan kepada para student selama liburan, 49 orang siswa telah mengisi formulir permohonan, dan masih puluhan yang menyusul karena kebetulan terbatasnya formulir. Pdt. Ishak Mnahonim sebagai direktur perguruan sangat antusias dan memotivasi para pelajar mencapai tujuan tersebut.
Misi kami adalah untuk meninggikan Yesus Kristus, mempersatukan umat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di mana saja dalam iman, misi, kehidupan, dan pengharapan. Penerbit Indonesia Publishing House (anggota IKAPI Jawa Barat) Jalan Raya Cimindi 72 Bandung, 40184 Ketua Pengarah J. S. Peranginangin Ketua Bidang Usaha A. Ricky Bendahara S. Manueke Pemasaran S.P. Rakmeni Produksi S. M. Simbolon Pemimpin Redaksi Roy M. Hutasoit Redaksi Pelaksana J. Pardede Tim Redaksi S.P. Silalahi, R.C.A. Raranta, J. Wauran Setting dan Desain J. Pardede Komunikasi Uni S. Simorangkir, Uni Indonesia Kawasan Barat S. Salainti, Uni Konferens Indonesia Kawasan Timur Komunikasi Konferens/Daerah/Wilayah D. Lingga, Sumatera Kawasan Utara H. Sihaloho, Sumatera Kawasan Tengah V. J. Sinaga, Sumatera Kawasan Selatan A. Sagala, DKI Jakarta dan Sekitarnya Slamet Nappoe, Jawa Barat W. Siringoringo, Jawa Tengah R. Situmeang, Jawa Kawasan Timur P. Pasaribu, Kalimantan Kawasan Timur J. Sihotang, Kalimantan Barat Denny Kana Djo, Nusa Tenggara J. Legoh, Minahasa Utara Dj. Muntu, Minahasa Selatan F. Sepang, Bolaang Mangondow, Kotamobagu dan Gorontalo A. Lumowa, Sulawesi Tengah S. Salainti, Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara R. Wurangian, Maluku N. Tambani, Nusa Utara Hugo Wambrauw, Papua Izin
Departemen Penerangan RI No. 1167/SK Ditjen PPG/STT/1987
Alamat Redaksi Jalan Raya Cimindi 72 Bandung, 40184 Telp. (022) 6030392; Fax. (022) 6027784 Email: adventistworld_indonesia@yahoo.co.id Alamat Pemasaran Tlp/Fax: 022-86062842 Email: sirkulasi_iph@yahoo.com (Sirkulasi)
Para peserta seminar menyimak penuh perhatian, paparan seminar yang disampaikan dengan santai namun penuh semangat.
Redaksi menerima naskah berita dan foto sesuai dengan misi majalah ini, maksimal 500 kata. Tim redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengubah isi dan maksud penulis. Berita akan dimuat bilamana dilengkapi dengan nama dan alamat pengirim yang jelas. Naskah tidak akan dikembalikan. Walaupun kami berusaha untuk memasukkan seluruh berita yang masuk, tetapi atas pertimbangan tim redaksi, ada kemungkinan tidak semua naskah berita yang masuk akan dipublikasikan.
07 -2011 | Adventist World
39
Selanjutnya pada hari Jumat (25/3), Pdt. Banjarnahor dengan Pdt. Hutasoit menuju Pulau Alor, untuk bergabung dengan Pdt. G. Wangania, Pdt. M. Ataupah, Bpk. H. Simalango (Officers) bersama Pdt. Natty (SS/PP), Pdt. Notty (Penerbitan), Pdt. Koreluji (Kependetaan) dalam rencana KKR Distrik Alor yang berlangsung pada 27 Maret hingga2 April 2011 di Hotel Kenari Kalabahi, Alor. Sebelumnya para Pimpinan dan Staf Daerah Nusa Tenggara telah memulai KKR satelit. Senang rasanya, semua tamu dari daerah, uni/percetakan tinggal di rumah keluarga Bpk. F. Talesu sebagai pionir gereja kita di Alor. Bersama menantunya Bpk. Zakaria sebagai Ketua Jemaat Kalabahi, serta Pdt. Penna dan Pdt. Robert, mengatur pelayanan di jemaat-jemaat yang ada. Pelayanan kebaktian kebangunan rohani bertemakan “Pencerahan Kehidupan� ini juga dilayani oleh Pdt. Dr. J.S. Peranginangin, Ketua Uni Indonesia Kawasan Barat. Demikian pula Ibu L. Peranginangin memberikan seminar rumah tangga dan pendidikan anak. Bersama juga turut mensukseskan KKR, melalui pelayanan seminar kesehatan dan charity clinic oleh tim RS Advent Bandung yang dipimpin dr. Yohanes Manoe. Pada pembukaan KKR, Drs. Simeon Th. Pally, Bupati Kabupaten Alor dan sahabat dekat Bpk. F. Talesu, berkenan membuka KKR dan hadir malam pertama bersama 86 tamu yang terdaftar. Dan besoknya, pembicara dan panitia inti diundang ke rumah jabatan bupati beramah tamah dalam persaudaraan. Puji Tuhan, pada akhir KKR yang setiap malamnya dihadiri sekitar 450 orang ini, telah memenangkan 30 jiwa bagi Kristus. [Pdt. D. Kana Djo, Komunikasi DNT]
ATAS: Diabadikan bersama Drs. Simeon Th. Pally, Bupati Alor, pada pendopo rumah jabatan bupati. TENGAH: Pdt. J.S. Peranginangin dengan bersemangat menyampaikan firman Tuhan. BAWAH: Jiwa-jiwa bersama para pendeta berfoto sebelum upacara baptisan kudus.