Hubungan Antara Job Costing maupun Process Costing terhadap Biaya Produksi, Biaya Tenaga Kerja, dan Biaya Overhead pada PT. ABC Jakarta
Diajukan sebagai syarat untuk mendapatkan nilai tugas Matakuliah Akuntansi Manajemen Lanjutan
Disusun Oleh : Ahmad Anshari, SST.Kom (123100002) Feranika Husodo, SE (123100028)
Dosen pembimbing : DR. Bambang Jatmiko, SE., M.Si. Toto Rusmanto, M.Com, Ph.D.
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER AKUNTANSI UNIVERSITAS TRISAKTI 2010
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, karunia dan pertolongan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan paper yang berjudul “Hubungan Antara Job Costing maupun Process Costing terhadap Biaya Produksi, Biaya Tenaga Kerja, dan Biaya Overhead Pada PT. ABC di Jakarta.” Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam mendapatkan nilai tugas matakuliah Akuntansi Manjemen Lanjutan di Program Magister Akuntansi Universitas Trisakti. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan paper ini, diantaranya : 1.
Bapak DR. Bambang Jatmiko, SE., M.Si, dan Bapak Toto Rusmanto, M.Com, Ph.D., selaku dosen pembimbing matakuliah Akuntansi Manajemen Lanjutan Program Magister Akuntansi Universitas Trisakti.
2.
Para staf dan karyawan Program Magister Akuntansi Universitas Trisakti yang telah memberikan bantuan dan kemudahan diantaranya dalam peminjaman buku dalam mengerjakan paper ini.
3.
Bapak, dan Ibu kami, yang telah memberikan bantuan do’a, dukungan baik moril maupun materi serta semangat kepada kami dalam menyelesaikan paper ini.
4.
Teman-teman mahasiswa angkatan 18 A Program Magister Akuntansi Universitas Trisakti yang telah banyak memberikan semangat dan dorongan saat kami menghadapi masalah dalam penyusunan paper ini. Penulis menyadari bahwa paper ini masih belum sempurna, oleh karena
waktu serta kemampuan dan pengalaman kami yang masih terbatas. Oleh sebab itu setiap saat, perbaikan untuk paper ini akan sangat berguna bagi kami. Jakarta, Oktober 2010.
Feranika Husodo dan Ahmad Anshari i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................. i DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 Latar Belakang .................................................................................................... 1 BAB II PERUMUSAN MASALAH ................................................................................... 3 Permasalahan ...................................................................................................... 3 Batasan Masalah ................................................................................................. 3 Tujuan Penelitian ................................................................................................ 3 Manfaat Penelitian .............................................................................................. 3 BAB III LANDASAN TEORI .............................................................................................. 4 Pengertian Biaya ................................................................................................. 4 Sistem Akuntansi Biaya ...................................................................................... 5 Sistem Pengumpulan Harga Pokok ..................................................................... 5 Manfaat Biaya Per-unit ....................................................................................... 5 BAB IV PEMBAHASAN ..................................................................................................... 9 Sejarah Singkat Perusahaan ................................................................................ 9 Proses Produksi ................................................................................................. 10 Biaya Overhead................................................................................................. 12 Biaya Bahan Baku Langsung ............................................................................ 13 Biaya Tenaga Kerja Langsung .......................................................................... 13 Biaya Produksi .................................................................................................. 14 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung................................................................ 15 Penjualan ........................................................................................................... 15 Barang Hasil Produksi ...................................................................................... 15 Biaya Rework .................................................................................................... 16 Biaya Pemeliharaan Mesin................................................................................ 16 ii
BAB V KESIMPULAN & REKOMENDASI ................................................................... 19 Kesimpulan ....................................................................................................... 19 Keterbatasan ...................................................................................................... 19 Rekomendasi ..................................................................................................... 19 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ iv
iii
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Persaingan dalam dunia usaha saat ini semakin gencar seiring dengan tumbuhnya perekonomian. Konsumen makin jeli dalam memilih barang. Ada konsumen yang membeli barang melihat kepada keeksklusifan suatu barang ataupun kualitas dari barang tersebut, tetapi ada pula konsumen yang membeli barang tidak melihat keeksklusifan suatu barang melainkan lebih ke harga barang tersebut.
Bagi konsumen kelas atas mereka lebih menyukai barang yang jarang dimiliki oleh orang lain atau eksklusif. Mereka tidak akan memperhatikan apakah harga barang tersebut mahal, yang terpenting barang tersebut jarang dimiliki oleh orang lain atau terbatas produksinya.
Bagi konsumen kelas menengah dan kelas bawah mereka lebih menyukai barang yang murah, tanpa melihat apakah barang tersebut banyak dipakai oleh orang lain atau tidak. Yang terpenting adalah harga rendah.
Hal ini berpengaruh dalam penentuan produsen melakukan produksi suatu barang. Untuk memproduksi suatu barang ada produsen yang memilih untuk memproduksi produknya berdasarkan pesanan yang ada sehingga harga jualnya lebih tinggi. Produsen ini lebih mementingkan kualitas barang yang diproduksinya, tetapi ada juga produsen yang memilih untuk memroduksi produknya secara massal atau tidak berdasarkan pesanan. Memang harga jual yang akan terbentuk lebih rendah tetapi produsen ini lebih mementingkan jumlah barang yang terjual sehingga keuntungan yang diperoleh juga tinggi.
Oleh karena itu produsen harus menentukan rencana pembiayaan dalam melakukan produksi suatu produk secara tepat. Dalam melakukan produksi suatu produk, tidak akan terlepas dari perencanaan pembiayaan. Ada Pembiayaan Pesanan atau yang 1
disebut “Job Order Costing” dan Pembiayaan Proses atau yang disebut “Process Costing”.
“Job Order Costing” adalah pembiayaan yang berdasarkan pesanan dari pembeli. Pembiayaan ini lebih mementingkan kualitas barang yang diproduksi dan barang yang diproduksi terbatas. Sedangkan “Process Costing” adalah pembiayaan yang berdasarkan proses terbentuknya suatu barang. Pembiayaan ini lebih mementingkan kuantitas barang yang diproduksi dan produk yang dihasilkan relatif homogen.
Perlunya perencanaan pembiayaan agar produsen dapat menerapkan kualitas dan produktivitas sebagai senjata dalam menghadapi persaingan ini maka pihak produsen dituntut untuk dapat melakukan perencanaan, pengukuran, dan pengendalian biayabiaya secara tepat.
PT. ABC di Jakarta merupakan objek penelitian yang dipilih. Ini dikarenakan PT. ABC belum memiliki cara yang tepat dalam mengelola pembiayaan mereka. Dan melihat latar belakang PT. ABC adalah produsen yang memproduksi kaos olahraga maka PT. ABC dalam pembiayaannya menggunakan “Job Order Costing”.
Selain itu PT. ABC ini juga belum mengukur sumber daya yang digunakan dalam proses memproduksi suatu barang dengan produktivitas padahal hal tersebut merupakan hal yang sangat penting untuk meningkatkan keuntungan perusahaan.
2
BAB II PERUMUSAN MASALAH Permasalahan Bagaimana pengaruh biaya produksi, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead terhadap keuntungan Perusahaan PT. ABC di Jakarta?
Batasan Masalah 1.
Makalah ini hanya sebatas menghitung besarnya biaya serta melihat apakah biaya yang diinvestasikan berpengaruh langsung terhadap keuntungan Perusahaan PT. ABC di Jakarta.
2.
Data yang dianalisa merupakan data biaya produksi, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pada tahun 2007 dan 2008 yang diperoleh dari PT. ABC.
Tujuan Penelitian Mengetahui pengaruh biaya produksi, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead terhadap keuntungan Perusahaan PT. ABC di Jakarta.
Manfaat Penelitian 1. Memberikan masukan kepada PT. ABC mengenai gambaran seberapa besar perbandingan parameter biaya yang diinvestasikan pada tahun 2007 dan 2008 serta skala biaya produksi, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pada PT. ABC. 2. Mencoba menerapkan teori dari literatur yang telah dipelajari dengan hal aktual yang terjadi di perusahaan mengenai pengaruh biaya yang diinvestasikan untuk memproduksi terhadap keuntungan pada PT. ABC.
3
BAB III LANDASAN TEORI Pengertian Biaya Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikannya dalam bentuk laporan biaya. Menurut (Mulyadi 2005:8) menyatakan bahwa pengertian biaya dalam arti luas adalah biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Menurut (Sunarto 2003:4) menyatakan bahwa pengertian biaya adalah biaya merupakan harga pokok atau bagiannya yang telah dimanfaatkan atau dikonsumsi untuk memperoleh pendapatan. Sedangkan menurut (Sulastiningsih dan Zulkifli 1999:79) menyatakan bahwa pengertian biaya secara sempit adalah biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva dan dapat pula diartikan secara luas adalah biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang dapat diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau secara potensial akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat empat unsur dalam biaya, yaitu: 1. Pengorbanan sumber ekonomi 2. Diukur dalam satuan uang 3. Telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi 4. Untuk mencapai tujuan tertentu Biaya (cost) berbeda dengan beban (expense), biaya (cost) adalah pengorbanan ekonomis yang dikeluarkan untuk memperoleh barang dan jasa, sedangkan beban (expense) adalah expired cost yaitu pengorbanan yang diperlukan atau dikeluarkan untuk merealisasi hasil. Beban ini dikaitkan dengan revenue pada periode yang berjalan. Pengorbanan yang tidak ada hubungannya dengan perolehan aktiva, barang atau jasa dan juga tidak ada hubungannya dengan realisasi hasil penjualan, maka tidak digolongkan sebagai cost ataupun expense tetapi digolongkan sebagai loss.
4
Sistem Akuntansi Biaya Sistem akuntansi biaya (cost system) dapat dikelompokkan menjadi dua sistem yaitu : 1. Actual Cost System (Sistem Harga Pokok Sesungguhnya) yaitu sistem pembebanan harga pokok kepada produk atau pesanan yang dihasilkan sesuai dengan harga pokok yang sesungguhnya dinikmati. Pada sistem ini, harga pokok produksi baru dapat dihitung pada akhir periode setelah biaya sesungguhnya dikumpulkan. 2. Standard Cost System (Sistem Harga Pokok Standar) yaitu sistem pembebanan harga pokok kepada produk atau pesanan yang dihasilkan sebesar harga pokok yang telah ditentukan/ditaksir sebelum suatu produk atau pesanan dikerjakan.
Sistem Pengumpulan Harga Pokok 1. Job Order Cost yaitu suatu metode pengumpulan harga pokok produk yang dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak. Jadi setiap ada pesanan mempunyai harga pokok tersendiri yang dibuat dalam job cost sheet. Pada metode ini, produksi dilakukan untuk memenuhi pesanan pelanggan. 2. Process Cost yaitu metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu. Pada metode ini, proses produksi diperusahaan dilaksanakan secara terus menerus, barang yang dihasilkan homogen, dan perhitungan harga pokok produksi didasarkan atas waktu. Pada metode ini, produksi dilakukan untuk memenuhi stok.
Manfaat Biaya Per-unit 1. Perusahaan Manufaktur Sistem akuntansi biaya memiliki tujuan pengukuran dan pembebanan biaya sehingga biaya per-unit dari suatu produk dapat ditentukan. Informasi biaya per-unit sangat penting bagi perusahaan manufaktur untuk penilaian persediaan, penentuan laba, dan pengambilan keputusan lainnya. Pengungkapan biaya persediaan dan penentuan laba
5
adalah kebutuhan pelaporan keuangan yang dihadapi setiap perusahaan pada setiap akhir periode. Untuk menentukan biaya per-unit, maka total biaya yang digunakan tergantung tujuan informasi tersebut. Perusahaan dapat menggunakan biaya produksi, atau biaya variabel, atau biaya produksi ditambah biaya non produksi. Untuk pembuatan laporan keuangan untuk pihak eksternal, maka informasi biaya per-unit diperoleh dari total biaya produksi, sedangkan untuk pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak pesanan khusus, dalam kondisi perusahaan beroperasi dibawah kapasitas produksi, maka informasi biaya yang dibutuhkan adalah informasi biaya variabel.
2. Perusahaan Jasa Perusahaan jasa juga memerlukan informasi biaya per-unit. Pada dasarnya untuk menghitung biaya per-unit antara perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur adalah sama. Pertama sekali, perusahaan jasa yang disediakan dan mengidentifikasi total biaya untuk unit jasa yang disediakan. Perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur menggunakan data biaya dengan tujuan yang sama, yaitu untuk menentukan profitabilitas, kelayakan untuk memperkenalkan layanan baru, membuat keputusan harga jual dan lainnya, hanya perusahaan jasa tidak memerlukan data biaya untuk menentukan nilai persediaan, karena jasa tidak menghasilkan produk fisik.
3. Kalkulasi Biaya Produk Tradisional Kalkulasi biaya produk tradisional hanya membebankan biaya produksi pada produk. Pembebanan biaya utama ke produk tidak memiliki kesulitan, karena dapat menggunakan penelusuran langsung atau penelusuran penggerak yang sangat akurat. Tetapi sebaliknya, biaya overhead memiliki masalah dalam pembebanan biaya ke produk, karena hubungan antara masukan dan keluaran tidak dapat diobservasi secara fisik. Dalam sistem biaya tradisional, untuk membebankan biaya ke produk digunakan penggerak aktifitas tingkat unit (unit level drivers), karena ini merupakan faktor yang
6
menyebabkan perubahan biaya sebagai akibat perubahan unit yang diproduksi. Contoh penggerak tingkat unit yang secara umum digunakan untuk membebankan overhead meliputi : 1. Unit yang diproduksi 2. Jam tenaga kerja langsung 3. Tenaga kerja langsung (rupiah) 4. Jam mesin 5. Bahan langsung Setelah mengidentifikasi penggerak (driver) tingkat unit, lalu memprediksi tingkat keluaran aktivitas yang diukur oleh penggerak tersebut, yaitu apakah berdasarkan aktivitas aktual yang diharapkan (expected activity level) dan aktifitas normal (normal activity level). Expected activity level adalah output aktivitas yang diharapkan dicapai oleh perusahaan pada tahun yang akan datang, sedangkan normal activity level adalah output aktivitas rata-rata yang merupakan pengalaman perusahaan dalam jangka panjang. Aktivitas normal mempunyai keunggulan berupa penggunaan tingkat aktivitas yang sama dari tahun ketahun, sehingga pembebanan overhead ke produk tidak begitu berfluktuasi.
Untuk model dasar perhitungan arus Job Order Costing adalah sebagai berikut:
Sebelum suatu periode dimulai maka perlu dibuat perhitungan perencanaan biaya overhead bagi perusahaan tersebut. Ini disebut dengan Predetermined Overhead Rates atau disingkat dengan POHR. Rumus POHR adalah:
7
Apabila perusahaan telah berjalan maka akan dihitung berapakah besarnya overhead yang terjadi. Ini disebut dengan Overhead Applied. Rumus dari Overhead Applied adalah:
Menggunakan
Predetermined
Overhead
Rates
sebenarnya
adalah
untuk
mengestimasi berapakah besarnya pengeluaran biaya secara cepat. Hal ini dikarenakan biaya overhead yang aktual belum bisa diketahui sampai periode tersebut berakhir.
8
BAB IV PEMBAHASAN
Sejarah Singkat Perusahaan PT ABC di Jakarta adalah sebuah pabrik yang bergerak di bidang produksi kaos olahraga dengan merk goal. Perusahaan ini didirikan oleh Bapak Teddy Siswanto pada tahun 1983 di jalan Kyai Tapa No. 20 Grogol Jakarta, di atas tanah seluas 3000 m2. Kantor ini selain untuk menjalankan aktivitas administrasi dan pabrik juga merupakan tempat untuk menjalankan aktivitas operasi produksi. Bentuk perusahaan PT ABC adalah perusahaan perseorangan dan Bapak Teddy Siswanto selain sebagai pemilik perusahaan juga bertindak sebagai pimpinan perusahaan.
Pada waktu didirikan peralatannya masih sangat sederhana. Untuk pertama kali proses produksinya banyak menggunakan tenaga manusia, baru setelah dua tahun berdiri perusahaan berproduksi dengan menggunakan mesin dibantu dengan tenaga manusia. Dari tahun ke tahun PT ini mengalami perkembangan cukup lancar dan dapat menguasai daerah Jakarta.
Struktur Organisasi Perusahaan Peranan struktur organisasi di dalam suatu perusahaan sangat diperlukan untuk menentukan berhasil tidaknya suatu perusahaan dalam usahanya untuk mencapai tujuan, karena dengan adanya struktur organisasi diharapkan adanya koordinasi yang lebih baik antara masing-masing bagian dalam perusahaan. Di dalam struktur organisasi inilah kita akan mengetahui pemisahan tugas, tanggung jawab dan wewenang pada masing-masing bagian.
9
Berikut ini adalah struktur organisasi yang terdapat pada PT ABC:
Teddy Siswanto Director
Finance Controller
Sanusi
Marsidi General Manager
Butar Marketing
Buyung Production
Ito Return
Minah Sample
Udin Cutting
Supriyanto QC Checker
Indun Order
Midun Sewing
Ronald Gudang
Maulana Finishing / Packing
Proses Produksi 1.
Bahan Baku dan Bahan Pembantu Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan kaos olahraga pada PT ABC Jakarta adalah sebagai berikut : Bahan Baku : a.
Kain Katun, merupakan bahan baku utama dalam pembuatan kaos olahraga.
b.
Benang, merupakan bahan yang menyatukan kain tersebut agar dapat menjadi kaos olahraga.
Bahan Pembantu : •
Plastik Bungkus, untuk membungkus kaos olahraga yang telah jadi.
•
Cap Perusahaan
10
2.
Mesin dan Peralatan Dalam proses produksi diperlukan beberapa mesin dan peralatan. Dan yang dipergunakan oleh PT ABC dalam proses produksinya adalah : a.
Mesin Pemotong Kain, Mesin ini dipergunakan untuk memotong kain sehingga membentuk pola-pola tertentu.
b.
Mesin Jahit, Mesin ini dipergunakan untuk menjahit kain katun tersebut agar menjadi kaos olahraga.
c.
Mesin Sablon, Mesin ini dipergunakan untuk mencetak pola angka dan gambar yang diinginkan pada kaos olahraga.
3.
Proses Produksi Proses Produksi yang dilakukan oleh PT ABC adalah mengolah bahan baku sampai menjadi barang jadi. Sedangkan urutan proses produksi PT ABC diuraikan sebagai berikut :
11
SKEMA FLOWCHART PROSES PRODUKSI PT. ABC
Permintaan konsumen & trend pasar Riset Produk Pengembangan Produk
Uji Kelayakan 1
Ya
Penentuan Harga Jual
Produksi Massal
Tidak Pemasaran Uji Kelayakan 2
Ya
Tidak
Riset Ulang Produk
Konsumen
Gambar : Skema Proses Produksi PT ABC, Jakarta
Biaya Overhead Berdasarkan data yang diperoleh dari perusahaan, besarnya biaya overhead tahun 2007 dan 2008 adalah sebagai berikut :
Tabel : Biaya Overhead PT ABC Pada Tahun 2007 dan 2008 Jenis BOP Biaya Bahan Tambahan Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Biaya Penyusutan Alat Produksi
Total BOP 2007 (Rp) 15.000.000,54.000.000,85.000.000,-
Total BOP 2008 (Rp) 18.000.000 66.350.000,85.000.000,-
12
Biaya Bahan Bakar Biaya Listrik, Air Biaya Rework Biaya Pemeliharaan Mesin Total
36.000.000,18.000.000,6.500.000,12.480.000,226.980.000,-
39.600.000,19.800.000,6.620.000,15.000.000,250.370.000,-
Biaya Bahan Baku Langsung Besarnya biaya bahan baku langsung yang digunakan perusahaan dalam memproduksi kaos olahraga periode tahun 2007 dan 2008 adalah sebagai berikut :
Tabel : Biaya Bahan Baku Langsung PT ABC Pada Tahun 2007 dan 2008 Bahan Baku Kain Katun Benang Total
2007 (Rp) Rp 458.000.500,Rp 252.500.000,Rp 710.500.500,-
2008 (Rp) Rp 460.550.000,Rp 255.550.000,Rp 716.100.000,-
Tabel : Pemakaian Bahan Baku Langsung PT ABC Pada Tahun 2007 dan 2008 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total
Bahan Baku (Bal) 986 997 987 990 999 1020 867 900 990 1050 999 1057 11.842
Bahan Baku (Bal) 994 980 999 965 1010 1050 900 990 1060 987 980 1020 11.935
Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan perusahaan untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi untuk periode tahun 2007 dan 2008, adalah sebagai berikut :
13
Tabel : Biaya Tenaga Kerja Langsung PT ABC Pada Tahun 2007 dan 2008 Keterangan Jumlah Hari Kerja Setahun (Hari) Gaji Tenaga Kerja Langsung (Rp) Jumlah Tenaga Kerja (Orang) Gaji Tenaga Kerja Langsung per Jam (Rp) Jumlah Jam Kerja per Tahun
2007 324 388.800.000,150 1.000,388.800
2008 324 497.664.000,160 1.200,414.720
Tabel : Jam Tenaga Kerja Tahun 2007 dan 2008 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total
Jam Kerja Tahun 2007 (Jam) 32.400 32.450 32.400 32.440 32.455 32.500 32.100 32.250 32.445 32.495 32.340 32.525 388.800
Jam Kerja Tahun 2008 (Jam) 32.450 32.485 32.465 32.200 32.465 32.515 32.260 32.270 45.450 32.250 32.470 45.440 414.720
Biaya Produksi Secara keseluruhan besarnya biaya produksi di PT ABC untuk tahun 2007 dan 2008 adalah:
Tabel : Biaya Produksi PT ABC Pada Tahun 2007 dan 2008 Biaya Overhead Bahan Baku Langsung Tenaga Kerja Langsung Total Biaya Produksi
2007 Rp 226.980.000,Rp 710.500.500,Rp 388.800.000,Rp 1.326.300.500,-
2008 Rp 250.370.000,Rp 716.100.000,Rp 497.664.000,Rp 1.465.014.000,-
14
Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Besarnya biaya tenaga kerja tidak langsung per jamnya yang dikeluarkan perusahaan untuk periode tahun 2007 dan 2008 adalah sebagai berikut:
Tabel : Gaji Tenaga Kerja Tidak Langsung Pada Tahun 2007 dan 2008 Keterangan Gaji Tenaga Kerja Tidak Langsung per Jam (Rp)
2007 1.000,-
2008 1.200,-
Penjualan Berikut ini adalah data penjualan perusahaan PT. ABC tahun 2007 dan 2008.
Tabel : Data Penjualan PT ABC Pada Tahun 2007 dan 2008 Keterangan Penjualan Unit yang Dijual (Bh)
2007 Rp 1.550.000.000,62.000
2008 Rp 1.722.500.000,65.000
Barang Hasil Produksi Tabel : Barang Hasil Produksi Tahun 2007 dan 2008 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total
Hasil Produksi Tahun 2007 (bh) 5.200 5.250 5.220 5.240 5.300 5.450 5.150 5.200 5.295 5.345 5.280 5.800 63.730
Hasil Produksi Tahun 2008 (bh) 5.250 5.345 5.285 5.185 5.295 5.475 5.225 5.240 6.150 5.250 5.350 6.140 65.190
15
Biaya Rework Besarnya biaya rework yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka pengerjaan kembali barang yang tidak sesuai dengan standar untuk tahun 2007 dan 2008 adalah sebagai berikut : Tabel : Biaya Rework PT ABC Tahun 2007 dan 2008 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total
2007 (Rp) 500.000,450.000,515.000,525.000,535.000,600.000,520.000,537.000,558.000,560.000,565.000,635.000,6.500.000,-
2008 (Rp) 520.000,510.000,535.000,520.000,510.000,620.000,550.000,545.000,548.000,552.000,560.000,650.000,6.620.000,-
Biaya Pemeliharaan Mesin Adalah biaya yang dikeluarkan dalam rangka menjaga dan memelihara mesin agar tidak mengalami kerusakan selama proses produksi. Biaya pemeliharaan dan reparasi mesin yang dikeluarkan perusahaan meliputi biaya pemeliharaan mesin tiap bulannya dan biaya servis mesin.
Tabel : Biaya Pemeliharaan Mesin Tahun 2007 dan 2008 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September
2007 (Rp) 1.040.000,1.040.000,1.040.000,1.040.000,1.040.000,1.040.000,1.040.000,1.040.000,1.040.000,-
2008 (Rp) 1.250.000,1.250.000,1.250.000,1.250.000,1.250.000,1.250.000,1.250.000,1.250.000,1.250.000,16
Oktober November Desember Total
1.040.000,1.040.000,1.040.000,12.480.000,-
1.250.000,1.250.000,1.250.000,15.000.000,-
Ternyata sebelum data aktual yang telah diuraikan diatas muncul, perusahaan telah menghitung perencanaan biaya overhead yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah Rp 230.000.000,- untuk tahun 2007 dan Rp 260.000.000,- untuk tahun 2008, dan biaya tenaga kerja langsung per jam adalah 390.000 jam dan 415.000 jam untuk 2008.
Apabila dihitung dengan rumus POHR yang telah dijelaskan di BAB III, maka angka POHR yang didapatkan adalah:
Untuk tahun 2007 POHR – Rp 230.000.000,–
390.000 (DLH)
= Rp 589,74 per DLH
Untuk tahun 2008 POHR – Rp 260.000.000,–
415.000 (DLH)
= Rp 626,51 per DLH
Kemudian pada saat periode berakhir dan dilakukan perhitungan Applied Overhead didapatlah hasil sebagai berikut:
Untuk tahun 2007 = Rp 589,74 x 388.800 = Rp 229.290.912,-
Untuk tahun 2008 = Rp 626,51 x 414.720 = Rp 259.826.227,20
Ternyata Applied Overhead lebih kecil daripada estimasi perencanaan biaya overhead. Sehingga terjadilah Underapplied. Apabila terjadi Underapplied maka yang meningkat adalah COGS dari produk itu sendiri.
17
Dilihat dari perhitungan diatas biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan PT. ABC dalam membiayai proses produksinya masih dalam tahap yang wajar. Perusahaan juga masih mendapat keuntungan yang cukup besar meski perusahaan ini menerapkan Job Order Costing. Meski begitu dalam melakukan Job Order Costing kadang perusahaan memilik kelebihan produksi. Hal ini dilakukan oleh perusahaan agar apabila ada barang konsumen yang cacat dapat segera diganti dengan barang yang baru. Kelebihan produksi kaos olahraga ini dapat digunakan oleh perusahaan terutama pihak marketing untuk melakukan promosi dengan membuat promo diskon, sehingga apabila ada konsumen yang melihat dan menginginkan produk dari perusahaan PT. ABC ini dapat segera memesan pula. Selain itu perusahaan juga mendapat keuntungan tambahan dari hasil penjualan barang-barang sisa produksi tersebut.
18
BAB V KESIMPULAN & REKOMENDASI Kesimpulan Kesimpulan dari makalah untuk penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : 1.
Fungsionalitas dari marketing amat berperan besar terhadap pemilihan sistem pengumpulan harga pokok baik Job Costing maupun Order Costing.
2.
Sebuah perusahaan domestik tentunya akan mengembangkan sayap pangsa pasarnya dengan Job Costing, namun hal ini tentu saja memerlukan besarnya tenaga dari Process Costing.
3.
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari pemilihan jenis sistem harga pokok ini karena faktor yang mendukung adanya Job Costing memerlukan adanya demand dari pasar serta perlu adanya strategi marketing yang lebih mempunyai ciri khas.
Keterbatasan 1.
Dalam penelitian untuk makalah ini, kami hanya menghitung alokasi biaya/cost yang dipergunakan untuk produksi, tenaga kerja, serta overhead karena adanya keterbatasan waktu dan biaya.
2.
Penelitian ini hanya memfokuskan pada perusahaan garment PT. ABC Jakarta dan tidak membandingkan dengan perusahaan sejenis.
Rekomendasi Untuk penelitian selanjutnya penulis memberikan beberapa rekomendasi, yaitu: 1.
Pengambilan sampel yang lebih luas lagi, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih akurat.
2.
Objek penelitian dapat diperluas tidak hanya perusahaan garment melainkan juga perusahaan jasa, perusahaan dagang, dan lain-lain, agar menunjukkan hasil yang berbeda.
3.
Sebaiknya menggunakan variabel yang mempunyai instrumen yang benar-benar mampu menguji validitas data dan akuntabilitas fakta.
19
DAFTAR PUSTAKA Hansen & Mowen. 2004. Manajemen Biaya, Edisi bahasa Indonesia. Jakarta: Salemba Empat. Hilton, Maher & Selto. 2010. Cost Management. Fourth Edition. McGraw-Hill International http://dspace.widyatama.ac.id/bitstream/handle/10364/601/bab2.pdf?sequence=5 http://harisahmad.blogspot.com/2010/05/definisi-biaya.html http://merrysarlita.blogspot.com/2010/06/tugas-teori-organisasi-umum.html http://nti0402.wordpress.com/2010/06/01/ilmu-ekonomi-dalam-teori-organisasi-umum Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya, edisi ke-6. Yogyakarta: STIE YKPN. Supriyono. 2000. Akuntansi Biaya, Buku 1, edisi dua. Yogyakarta: BPFE.
iv