desember-26-2003

Page 1

Khutbah tanggal 26 Desember 2003 di Mesjid Baitulfutuh,London. Kh21

ِ ِ‫َيأايُّها الَّ ِذين ءامنوا اجتنِبوا اكث‬ ‫ُا‬ َّ ‫ض الظَّ ِن إِ ْ​ْثٌ اواَل اَتا‬ ً ‫ُ ُ​ُ ْ​ْ با ْع‬ ُ ‫ب با ْع‬ ‫ا ا‬ ‫ريا م ان الظَّ ِن إِ َّن با ْع ا‬ ُ ‫ا ا اُ ْ ا‬ ْ ‫سوا اواَل ياغْتا‬ ً ُ‫س‬ ِ ‫اَّلل تا َّو‬ ُِ ‫أ‬ َّ ‫اح ُد ُك ْ​ْ أا ْن اَيْ ُك ال اَلْ اْ أا ِخ ِيه ام ْي تًا فا اُ ِرْهتُ ُموهُ اواتَّ ُقوا‬ ْ‫ي‬ ُّ ‫اُي‬ ٌ ‫اَّللا إِ َّن َّا‬ ‫بأا‬ ٌ ‫اب ارح‬

Al-hujuraat 12 Dalam masyarakat kita terdapat sejumlah keburukan- keburukan yang meskipun nampak kecil, tetapi pengaruh-pengaruhnya menimpa/menyebar segenap kalangan masyarakat sehingga timbul suatu kekacauan. Dari antara keburukan-keburukan itulah disini setengahnya tersebut dalam ayat ini. Terjemahnya: Hai orang-orang yang beriman ! jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu merupakan dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan. Dan janganlah sebahagian dari kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. Di dalam ini ada tiga hal yang disebutkan, tetapi pada kenyataannya hanya dua hal pertama yang dilarang. Keburukan ketiga adalah gibat, yakni di dalam gunjinganlah sudah termasuk keduanya. Sebab jika ada prasangka /buruk sangka, maka (pasti) mencari-cari kesalahan (memata-matai) akan ada lalu sesudah itu baru gunjingan akan ada. Maka di dalam ayat ini Dia berfirman bahwa adapun gujingan adalah sama dengan memakan daging saudara yang mati. Kini cermatilah bahwa seaniaya-aniaya seseorang, sekeras-keras hatinya seseorang, tidak pernah tega memakan daging saudaranya. Dengan bayangan itu saja akan mulai timbul rasa muak dam mual dalam diri manusia. Tertera sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Hadhrat Qais yang bersumber dari Hadhrat Umar bin Al-‘As r.a. bahwa beliau saw tengah pergi berjalan bersama beberapa sahabah. Beliau lewat pada bangkai seekor keledai yang perutnya sudah kembung” Akibat mati perutnya menjadi kembung dan sudah lama tergeletak disana. “ Demi Allah diantara kalian jika ada yang mamakan bangkai ini sekenyangkenyangnya maka ini (lebih) baik daripada dia memakan daging seorang muslim .(Yakni menggunjing dan menggibat /memfitnah ). Al-adabumufrad lilbukhari baabulgiibah wa qaulullahi ta’ala wala yagtab ba’dukum ba’dha Nah, sejumlah orang-orang bertabeat sangat halus /sensitif. Terhadap hewan yang mati, perutnya telah kembung, keluar dari itu bau busuk yang sangat menusuk karena sedang benar-benar busuk , dalam kondisi seperti itu sebagian tabeat manusia melihatnya pun tidak dapat tahan jangankan memakan dagingnnya. Tetapi serupa itulah, meskipun


tabeat-tabeat yang sensitif seperti itu, bangkai hewan yang mati benarbenar dia tidak bisa tahan melihatnya, tidak dapat tahan pada bau busuknya, lewat di dekatnya pun dia tidak dapat lakukan, tetapi sambil duduk di majlis-majlis mereka menggunjing dan memfitnah sedemikian rupa seolah-olah sama sekali tidak ada apa-apa. Maka ini merupakan prilaku yang menakutkan, setiap orang seyogianya senantiasa mengintrospeksi dirinya sendiri. Kini inipun merupakan kebaikan Tuhan bahwa betapa Dia menyayangi hamba-hamba-Nya, yang mana Dia bersabda bahwa jika hal-hal seperti itu sebelumnya mereka pernah lakukan sekalipun, maka beristigfarlah, bertakwalah kepada Tuhan, luruskanlah prilaku kalian, Saya sesungguhnya Maha Maha penyayang,Saya Maha penerima taubat. Mintalah ampunan dari-Ku, maka Aku akan datang padamu dengan kasih sayang. Sejumlah orang tidak mengetahui akan kedalaman bahaya gunjingan dan memfitnah. Mereka tidak mengerti apa itu menceriterakan aib orang lain dan apa itu gunjingan. Terkadang mereka tidak memahami bahwa apakah ini merupakan hal mencertakan aib orang lain /gunjingan atau tidak. Terkadang sejumlah perkara dianggap hanya sekedar senda gurau, namun itu termasuk dalam katagori mencertakan kejelekan orang lain atau gunjingan. Oleh kaarena itu saya sedikit akan lebih mengupas hal itu lagi. Allamah Ullusi dalam menafsirkan ‫ُا‬ ً ‫ُ ُ​ُ ْ​ْ با ْع‬ ُ ‫ب با ْع‬ ْ ‫ اواَل يا ْغتا‬:

Maksudnya ialah diantara kalian jangan ada orang yang berbicara dengan orang lain sedemikian rupa yang dia sendiri jika itu dibicarakan dalam ketidak hadirannya tidak akan suka …… Dan hal yang tidak disukai secara umum, maksudnya, adalah dilakukan pembicaraan terkait dengan perkara-perkara /hal-hal yang berkenaan dengan agamanya, dunianya, atau dibicarakan berkenaan dengan kondisi dunianya dan hartanya, yakni berkenaan dengan kekayaannya dan kemiskinannya; atau dibicarakan berkenaan dengan anak-anaknya atau berkenaan dengan istrinya atau dibicarakan berkenaan dengan sahaya atau pembantunya atau berkenaan dengan pakaiannya atau apa-apa yang ada kaitankaitannya dengannya.” Ruhulmaani Nah, ini merupakan semua hal yang jika ini dibicarakan dibelakangnya maka dia tidak menyukainya. Kini perhatikanlah bahwa poros semaraknya kebanyakan majlis-majlis itu adalah perkara-perkara seperti itu. Berkenaan dengan orang lain, itu mereka lakukan, tetapi apabila dilakukan berkenaasn dengan dirinya, maka mereka tidak akan senangi. Dan pabila sedang terjadi perbincangan maka akan didapat komentar yang tak terkendali sebagaimana saya telah katakan bahwa jika berkenaan dengan dirinya sendiri itu mereka ketahui bahwa dalam majlismajlis anu dan anu berkenaan dengan dirinya juga dibicarakan, maka dia tidak menyenangi hal itu dan tidak dapat menahan sabar, bahkan


segera dia siap untuk mati dan memukul. Oleh karena hal-hal yang kalian tidak sukai untuk diri kalian,itu untuk saudara kalian sendiripun janganlah kalian sukai. Menyebut hal-hal yang untuk dirinya dia tidak anggap layak jika itu dibicarakan di majlis- majlis,maka untuk saudara nya pun seyogianya menyukai jangan dilakukan di majlis-majlis menyebutnya seperti itu. Hadhrat Khalifatul-Masih I bersabda: “ Sebagai nasehat saya katakan bahwa hindarilah prasangka ( Hindarilah buruk sangka) Dari itu akan timbul kebiasaan /adat mencela dan mencar-cari kesalahan. ( Pabila kalian berburuk sangka maka kalian pun akan mulai mencar-cari kesalahan orang lain ) oleh karena itulah Allah berfirman ‫سوا‬ َّ ‫ اواَل اَتا‬Janganlah mencari-cari kesalahan. Kebiasaan mencariُ‫س‬

cari kesalahan adalah lahir dari prasangka buruk. Apabila seseorang berpra sangka atau buruk sangka berkenaan dengan seseorang maka atas dasar itu dia membuat penilaian atau pandangan yang salah. Maka kemudian dia akan berusaha bahwa saya pun sedikit banyak hendaknya dapat menangkap aib-aibnya juga,sedikit banyak keburukannya pun seyogianya nampak pada saya. Kemudian dia mulai mencari aib/kelemahan atau kesalahannya dan dia senantiasa sibuk dalam upayanya itu.” Yakni sedemikian rupa tenggelamnya dalam mencari aibnya seolah-olah dia sedang melakukan pekerjaan yang sangat penting dan setelah menzahirkan pandangan/pemikirannya bahwa berkenaan dengannya pandangan /penilaian telah saya zahirkan,lalu jika ada orang yang menanyakan maka apa jawaban saya padanya” Yakni, dia terus berfikir bahwa pandangan yang telah saya zahirkan jika ada yang meminta dalilnya bahwa padamu apa bukti akan keburukannya maka apa jawaban yang saya akan berikan. Jadi, untuk mencari jawaban itu dia akan terus menerus dalam pencaharian dan dalam upaya supaya ada lagi nampak keburukannya. Bersabda: Untuk menyempurnakan prasangka buruknya dia akan terus mencari keasalahan ,kemudian dari mencari kelemahan/kesalahan akan lahir gunjijgan sebagaimana Allah berfirman ‫ُا أ‬ ً ‫ُ ُ​ُ ْ​ْ با ْع‬ ُ ‫ب با ْع‬ ْ ‫ اواَل يا ْغتا‬- Singkat kata ingatlah, dari prasangka buruk lahir mencar- cari kesalahan dan dari mencar- cari kesalahan mulai lahir kebiasaan gibat/gunjingan. Jika seseorang berpuasa juga dan melakukan gibat/gunjingan dan dia sibuk dalam melontarkan kritikan maka dia memakan daging dari saudaranya.sebagaimana berfirman ِ ُِ ‫ أ‬Kini barangsiapa yang ُّ ‫اُي‬ ُ‫اح ُد ُك ْ​ْ أا ْن اَيْ ُك ال اَلْ اْ أاخ ِيه ام ْي تًا فا اُ ِرْهتُ ُموه‬ ‫بأا‬ bergunjing,maka apa artinya puasa yang dia lakukan, dia jelas tengah memakan daging kebab dan daging itu itupun adalah daging saudaranya yang mati dan ini sungguh merupakan hal yang benar bahwa orang yang


menggunjing merupakan orang yang sedemikian buruk yang memakan kebab saudaranya yang mati. Tetapi kebab ini tidak setiap orang bisa melihatnya.Ada seorang sufi melihat dalam kasyaf bahwa ada seorang yang telah menggunjing seseorang dan tatkala dia disuruh muntah maka dari dalam mulutnya keluar daging-daging yang dari itu keluar bau yang sangat busuk �. Betapa hal ini merupakan perkara /benda yang sangat tidak menyenangkan ,tetapi tatkala ini tengah dilakukan maka itu tidak dapat diketahui. Kemudian bersabda: Ingatlah, ini bukanlah kisah-kisah , ini merupakan kenyataan fakta. Barangsiapa yang berburuk sangka ,maka dia tidak akan mati selama tidak mendengar buruk sangka mengenai dirinya. Kini apa yang Hadhrat Khalifatul-Masih I sabadakan itu atas dasar keterangan hadis yang Hadhrat Umar riwayatkan bahwa pada suatu kali Rasulullah saw bediri di mimbar lalu bersabda dengan suara yang lantang.bahwa : Hai orang-orang ! diantara kalian ada sebagian yang meskipun secara lahirnya mereka adalah orang Islam ,tetapi di dalam hati mereka iman belum masuk, Kepada mereka saya memperingatkan bahwa janganlah menyakiti orang-orang muslim dengan mecaci maki dan mencela mereka dan jangan pula mencari-cari aib-aib atau kelemahankelemahannya. Kalau tidak ingatlah bahwa barangsiapa yang senantiasa dalam upaya mencari kelemahan seseorang maka Allah akan menghinakannya dengan menzahirkan aibnya yang tersembunyi diantara orang-orang . Tirmidzi Abwabushilah bab ma jaa a fi ta’zhiimilmu’min Kini, sejumlah orang mencari-cari kesalahan. Misalnya, kita ambil kehidupan secara umum, para karyawan di kantor, orang-orang yang berkerja bersama-sama berkenaan dengan rekan-rekan sekerjanya, atau di tempat pekerjaan lain, para karyawan di pabrik-pabrik dll mereka mencari-cari berkenaan dengan rekan-rekan kerjanya supaya terlihat kelemahannya dan menangkap kelemahannya lalu menyampaikannya pada pimpinan, supaya kita/dia sendiri pada pandangan pimpinan dianggap sebagai orang yang khusus dan menjadi anak buah kesayangannya. Atau sejumlah orang begitu saja sudah merupakan adat kebiasaannya, tampa sebab dia menjadi benci pada seseorang dan kemudian dia mulai mencari kelemahan-kelemahannya. Maka seyogianya diingat bahwa berkenaan dengan orang seperti itu Rasulullah saw bersadba: Orang yang seperti itu tidak akan pernah masuk dalam surga,orang seperti itu tidak akan pernah masuk ke dalam surga. Maka, siapakah orang yang bijak yang untuk kelezatan sementara, untuk benda dunia, hanya untuk sedikit mengambil kelezatan sesuatu , lalu dia kesana kemari menyia-nyiakan surganya. Hadhrat Khalifatul-Masih I bersabda:


“ Oleh karena itu saya menasehatkan pada kalian dan dengan sangat pilu saya katakan bahwa tinggalkanlah gunjing-menggunjing. Hindarilah dengki dan iri hati dan hindarilah itu sepenuhnya dan menjauhlah sama sekali dari itu, itu akan sangat besar faedahnya …. Manusia sendiri yang menjerat dirinya dalam perangkap, kalau tidak masaalahnya sangat sederhana. Anak-anak laki-laki yang mencari-cari kesalahan dan mggunjing orang lain Allah Yang Maha mulia tidak menyenangi mereka. Jika kalian melihat kesalahan pada diri seseorang maka berdoalah semoga Allah menaganugerahkannya taufik untuk berjalan pada jalan yang lurus. ِ ‫تا َّو‬ Ingatlah, Allah Yang Maha mulia juga adalah Dia Yang ْ‫ي‬ ٌ ٌ ‫اب ارح‬

(Dia Maha pemaaf Maha penyayang) selama manusia tidak menahan /bersabar atas kerugiannya sendiri dan rela menimpakan kesusahan pada dirinya sendiri dia tidak akan dapat mendatangkan kebahagiaan pada orang lain. Oleh karena itu, menjauhlah sepenuhnyalah dari teman-teman yang buruk akhlaknya. Sebagaimana sebelumnya juga saya telah katakan bahwa sejumlah orang hanya untuk sekedar senang –senang mereka duduk dalam majlis- majlis seperti itu. Pada permulaannya mereka hanya sekedar mendengar dan pada hal-hal (dapat menjadikan) tertawa dan mencemohkan mereka hanya tertawa dan lama kelamaan menjadi terbiasa pada hal-hal seperti itu dan kemudian dia sendiri yang terlibat di dalamnya. Jadi, para pemuda secara khusus seyogianya menghindari hal-hal itu. Dari permulaan sekali, mulai dari sejak kanak-kanak sebagai anggota athfal juga dan di kalangan khuddam pun kebiasaan ini seyogianya ditanamkan bahwa tidak akan menjelek-jelekkan orang lain. Kemudian beliau bersabda: Jika kalian mulai dekat sekalipun dengan perasangka maka hindarilah itu, sebab dari itu akan lahir mencari-cari kesalahan/ memata-matai. Dan jika kalian telah sampai pada mencari-cari kesalahan maka tetap saja berhentilah,sebab kalian akan sampai pada menggunjing. Dan ini merupakan keburukan akhlak yang sangat berat dan seperti memakan bangkai. ِ ‫اَّلل تا َّو‬ َّ ‫ ُ​ُ اواتَّ ُقو‬Bertakwalah pada Allah dan jadilah kalian ْ‫ي‬ ٌ ‫ااَّللا إِ َّن َّا‬ ٌ ‫اب ارح‬ sepenuhnya menjadi orang yang senantiasa hati-hati dan beersih dan ini semua dapat diraih pabila Allah menganugerahkan taufik. Al-Hakam 31 oktober 1907 hal 908 rujukan haqaaiqulfurqan jilid 4 hal. 706 Oleh karena itu dalam masyarakat ini dimana di setiap tempat ada yang kotor , di setiap tempat terdapat kekotoran. dalam hal ucapan-ucapan /perkataan-perkataan juga ….? Untuk terhindar


dari itu kita senantiasa tunduk hendaknya pada Tuhan. KepadaNya-lah kita seyogianya memohon barulah kita akan dapat terhindar dari itu. Hadhrat Aqdas Masih Mauud a.s. bersabda:

ِ ‫ب أاح ُد ُكْ أا ْن َيْ ُكل اَلْ أ‬ ِ ً ‫ُ ُ​ُْ ب ْع‬ ‫اخ ِيه ام ْي تًا‬ ‫ب با ْع ُ ْ ا‬ ْ ‫اواَل ياغْتا‬ ‫ُا أ ُاُي ُّ ا ْ ا ا ْ ا‬

Yakni seyogianya seorang dari kalian janganlah menggunjing seorang yang lainnya. Apakah kamu menyukai memakan daging saudaramu yang telah mati. Pidato Lahore Ruhani Hazain jilid 20 hal no. 156 Kini, mengadu /melapor pun merupakan perkara yang termasuk gunjingan /gibat juga. Sebab, pabila sekali duduk di kerumunan/majlis rekan-rekan dan mulai terjadi pengaduan- pengaduan maka lama kelamaan inilah pengaduan- pengaduan akan terus bertambah/berkembang dan kemudian akan timbul kebiasaan bergunjing. Oleh karena itu yang seringan-ringannya sekalipun dimana terdapat/timbul keraguan terjadinya gunjingan itu seyogianya jangan dibicarakan. Kemudian Hadhrat Masih Mauud a.s. bersabda: “ Di dalam Al-Quran terdapat terkait dengan orang-orang yang melakukan gunjingan /gibat bahwa dia memakan daging sudaranya yang mati. Penyakit ini terdapat sangat banyak di kalangan perempuan. Sampai tengah malam mereka duduk melakukan gunjingan dan tatkala bangun pada waktu subuh inilah pekerjaan yang mereka mulai. Maka seyogianya menghindar dari itu. Di dalam Al-Quran terdapat surah yang khusus mengenai perempuan-perempuan. Di dalam hadis Rasulullah saw bersabda: Saya telah melihat yang paling banyak dalam surga adalah orang miskin dan di neraka yang banyak saya lihat adalah perempuanperempuan .” Yakni,orang-orang miskin lebih banyak di surga sementara dalam neraka orang-orang perempuan yang banyak. Kemudian beliau bersabda bahwa di kalangan perempuan ada beberapa aib yang sangat berbahaya dan itu sangat banyak sekali. Dari antara itu adalah berbangga bahwa kami seperti ini dan kami seperti ini, kemudian membanggakan suku/keturunan bahwa si perempuan fulan adalah perempuan sukunya rendah atau si fulan adalah lebih rendah golongan keturunan atau sukunya dari kita. Dan kemudian jika ada perempuan yang miskin duduk diantara mereka maka mereka mulai jijik padanya dan mereka mulai menunjuknya bahwa bagaimana dia mengenakan pakaian kotor seperti ini ,sama sekali tidak ada perhisannya dll.dll. Malfuzhat jilid 48 hal. 441 cetakan baru Ini merupakan kondisi perempuan- perempuan pada zaman itu/ini. Al-hamdulillah, setelah bergabung dalam Jemat Imam mahdi,maka dalam jumlah yang banyak perempuan –perempuan bersih dari penyakit


ini dan mereka menyuguhkan diri mereka untuk berkhidmat pada agama dan beberapa dari mereka dalam urusan pengkhidmatan terhadap agama semangat dan gejolak mereka pun jauh lebih maju dari kaum bapak. Akan tetapi kinipun di sejumlah kampung-kampung, di sejumlah kotakota, di mana perempuan-perempuan tidak mengkhidmati agama dan mereka tidak ada pula pekerjaan lain yang mereka kerjakan,maka mereka terperangkap dalam penyakit bergunjing ini. Demikian pula datang pula pengaduan-pengaduan mengenai lakilaki.Mereka duduk di pertemuan-pertemuan lalu mereka mulai membicarakan mengenai orang lain. Nah ada pula laki-laki seperti itu Inilah mereka yang mempunyai kebiasaaan duduk sia-sia. Anak-anak dan istri orang-orang seperti itu –kasian- mereka susah payah mencari rezeki untuk dapat menjalankan kendali /membiayai pengeluaran biaya rumah tangga. Dan rasa malu orang-orang seperti itu pun tidak ada. Walhasil ini merupakan penyakit, baik itu ada pada laki-laki maupun itu ada pada perempuan seyogianya menghindar dari itu. Nizam Jemaat juga hendaknya baik itu mereka selaku khuddam ataupun lajnah dll dalam hal itu seyogianya menjadi pro aktif. Sebab, penyakit ini banyak terdapat di kalangan perempuan-perempuan kampung, orang - orang tuna ilmu dan pada wanita- wanita yang banyak waktu senggang, karena itu, khusunya, lajnah imaillah seyogianya untuk menanggulangi hal-hal itu mereka membuat rancangan program yang berbobot. Kemudian selain hal-hal yang Hadhrat Masih Mauud a.s. telah indikasikan inipun merupakan penyakit yang telah terjadi bahwa pada saat senggang seperti itulah mereka pergi ke rumah-rumah tidak pada waktunya. Dan jika ada seorang miskin yang baik, lugu dan sederhana maka sedemikian rupa mereka masuk di rumah-rumahnya hingga sampai ke dapur-dapur mereka lalu mencari tau apa yang dia masak dan apa yang tidak dia masak. Dan bukannya menunjukkan simpati padanya atau menolongnya atau sekurang-kurangnnya mendoakan mereka,namun mereka membicarakan kondisi mereka di majlis-majlis bahwa si miskin itu pekerjaannya hanya menimbun uang,bukannya memasak lauk-pauk hanya makan dengan sambal saja,atau sedemikian sedikitnya lauk –pauk atau itunya begitu sedikit, dia begini, dia itu begitu, dia itu kikir dll. Dia itu adalah kikir, atau bagaimanapun dia menjalankan rumah tangganya/mengayuh bahtera rumah tanggganya dan bagaimanapun dia menjalankan kendali rumah tangganya, apa urusan kamu masuk dalam rumah seseorang lalu kalian mencari kelemahannya. Dan kemudian apabila di rumah-rumah orang yang lugu sederhana seperti itu datang orang untuk mencari jodoh maka perempuan-perempuan seperti itu mulai menjadi aktif,dia mulai menjadi giat dan pro aktif dan darimanapun datang permintaan jodoh maka dia sampai disana lalu mengatakan bahwa di rumahnya sama sekali tidak ada apa-apa. Dari sana


kamu tidak akan mendapatkan jahiz,pada diri perempuan itu terdapat kekurangan ini dsan ini. Maka saya membertahukan bahwa pada si fulan ada jodoh yang baik untuk kamu, jangan lakukan itu disini, lakukan itu disana. Meskipun jumlah orang –orang seperti itu dalam Jemaat sungguh sangat kurang sekali ,sedikit sekali,namun ini tetap menjadi bahan pemikiran kita; sebab, di dalam masayarakat mana kita tengah tinggal di dalamnya,masyarakat ini seperti itulah kondisinya dan masyarakat iniwalhasil- berpengaruh dan hal-hal ini dikhawatirkan akan terus berkembang seperti ini. Ada sebuah hadis yang memang berkenaan dengan orang-orang seperti ini. Bersumber dari Hadhrat Abdurrahman bin Ganam dan Hadhrat Asma’ binti Yazid bahwa Rasulullah saw bersabda: Hambahamba Allah yang disukai adalah mereka yang apabila mereka dilihat maka akan menjadi timbul ingatan pada Allah dan hamba-hamba Allah yang buruk adalah yang kesana kemari mereka bergunjing, dan mereka menciptakan perpecahan di kalangan rekan-rekan dan sahabat-sahabat dan mereka memasukkan orang-orang yang saleh dalam penderitaan , kekacauan, dosa dan kehancuran” Musnad Ahmad Bin Hanbal dan musnad Asysyamilin . Semoga Allah menjadikan orang –orang Ahmadi laki-laki dan perempuan terlindungi dari itu. Kemudian tertera sebuah hadis dari Hadhrat Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw bersabda: Diantara kalian yang paling saya cintai adalah mereka yang paling baik akhlaknya , lembut prilakunya, mereka sayang pada orang-orang dan orang-orang pun sayang padanya dan diantara kalian orang-orang yang paling dibenci adalah penggunjing dan yang menciptakan perpecahan diantara orang-orang dan mereka yang memfitnah orang-orang yang tidak berdosa.” Targib wa tarhib. Kemudian bersumber dari Hadhrat Anas bin Malik bahwa Rasulullah saw bersabda: “ Ketika dalam mi’raj maka dalam kasyaf saya melihat diri saya lewat pada suatu kaum yang kukunya terbuat dari tembaga dan dengan kukunya itu dia menggaruk-garuk muka dan dadanya. Saya bertanya, hai Jibril ! siapa ini, ? Beliau berkata, orangorang ini adalah orang yang memakan daging-daging orang lain dengan menggaru-garuknya dan mereka bermain dengan kehormatan mereka. ( Yakni, orang-orang ini menggunjing dan memfitnah orang-orang dan memandang orang-orang dengan pandangan hina.” Abu Daud Kitabuladab bab filgaibati Coba perhatikanlah, betapa mengerikannya pemandangan orang yang bergunjing , dan setelah mati betapa mengerikannya hukuman terhadap mereka. Manusia terkadang dalam keadaan tidak sadar secara spontanitas mereka tiba-tiba harus berbicara. Terkadang niatnya juga tidak ada untuk memfitnah dan menggunjing akan tetapi dalam masaalah ini Rasulullah saw sedemikian rupa hati-hati dan sedemikian rupa beliau


menerobos masuk sampai pada hal yang sedemikian dalam dan halusnya sehingga jika sedikit saja keraguan bahwa perkara ini mendekati gibat/gunjingan maka beliau menjadi sangat tidak senang dan dengan segera beliau langsung memperingatkan. Hadhrat Aisayah meriwayatkan bahwa saya pada suatu saat berkata di hadapan Rasulullah saw berkenaan dengan seorang perempuan bahwa dia adalah orang yang pendek . Maka beliau segera berrsabda:Kamu telah menggunjingnya.� Ihya ‘ulumuddin Allamah gazali jilid no. 3 hal 178 Nah, sampai pada hal yang sedemikian halus pun betapa beliau memperingatkan. Sungguh merupakan hal yang menakutkan. Dan betapa perlunya hati-hati dalam hal itu. Apabila kita tidak berupaya menghindar hingga pada ketinggian itu atau hingga pada kehalusan yang sedemikian rupa dari bergunjing,maka sampai pada saat itu kita tidak akan dapat menegakkan masyarakat Islam yang elok dan cantik, yang maana kita bangkit dengan mendakwakan itu dan demikian pula kita tidak akan dapat memperbaiki hasil akhir kita. Kondisi orang yang bergunjing kalian jelas telah melihat, mendengar dan bagaimana mereka. Kemudian bersumber dari Hadhrat Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw bersabda: Manusia terkadang tampa disadari dia sepontan membicarakan sesuatu yang menyenangkan Tuhan yang karenannya Tuhan meninggikan derajatnya dengan tidak terhitung. Dan terkadang dalam keadaan lalai dia membicarakan sesuatu yang mengundang kemarahan Tuhan yang karenanya dia terjerumus ke dalam neraka. Bukhari kitaburriqaq bab hifzullisan Hadhrat Abu Umamah r.a. berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: Pada hari qiamat catatan amal manusia secara terbuka akan dibawa di hadapannya. Dia akan membacanya, kemudian akan mengatakan, hai Allah ! saya di dunia telah melakukan amal baik ini dan ini, kenapa itu tidak terdapat di dalamnya. Maka Allah akan menjawab bahwa akibat kamu menggunjingkan orang-orang maka kebaikankebaikan kamu itu dihapuskan dari catatan amal kamu.� Targib wa tarhib Lihatlah, akibat dari gibat semua amal kebaikan seperti shalat, puasa, sedekah, mengkhidmati orang miskin semua kebaikan-kebaikan itu dihapuskan dari catatan amalnya hanya karena dia menggunjingkan orang-orang. Dalam kaitan dengan itu seberapapun hadis-hadis kita baca rasa takut kita akan terus bertambah dan hanya satu obatnya,yaitu manusia setiap saat senantiasa harus beristigfar. “ Hadhrat Imam Gazali r.h berkata ( ringkasannya) ialah: Bahwa orang yang kepadanya dilakukan gunjingan maka seyogianya dia jangan


membenarkan sang penggunjing dan janganlah berburuk sangka pada orang yang digunjingi�. Fathulbari jilid 10 hal. 437 Kini, ini merupakan hal yang sangat tepat apa yang Hadhrat Imam Gazali terangkan. Dan para pemimpin dan para pengurus seyogianya memperhatikan hal itu. Jangan seyogianya pernah dengan mendengar pengaduan dari sepihak lalu melakukan tindakan yang bertentangan dengan seseorang, jangan seyogianya berprasangka pada seseorang dan seyogianya senantiasa menyelidiki dan seyogianya dilakukan penelitian dengan cara yang benar, dan hendaknya penyelidikan dilakukan sampai ke kedalaman suatu kasus baru lalu kesimpulan diambil. Dan pada umumnya dari kebanyakan penyelidikan diketahui bahwa orang-orang yang melakukan gunjingan,yakni dari laporan-laporan penggunjing memang seperti itulah keadaan si penggunjing juga . Semuanya adalah salah, dia hanya menjadi sasaran gunjingan, dia difitnah dan maksudnya hanya bagaimana caranya ditimpakan kerugian padanya. Kemudian untuk yang akan datang waspadalah terhaap orang yang seperti itu. Janganlah menerima kesaksian mereka, janganlah menaruh perhatian pada laporan mereka. Hadharat Muslih Mauud r,a, bersabda: “ Terkait dengan perintah pelarangan gibat/gunjingan yang Islam berikan, di dalamnya terdapat hikmah bahwa terkadang manusia membuat suatu penilaian berkenaan dengan seseorang dan dia menganggap bahwa dia benar dalam penilaiannya itu “ Dia menyangka bahwa benar pendapat yang telah saya pilih � tetapi pada hekekatnya pendapat/pandangannya ini tidaklah benar. Bersabda, kami berpuluhpuluh kali telah melihat bahwa berkenaan dengan seseorang suatu pendapat telah diberikan bahwa akan terjadi seperti ini dan diyakini juga bahwa pendapat saya benar , namun ternyata salah. Dan jika dalam bentuk seperti itu jika ada orang lain yang duduk di depannya. Atau jika orang kedua yang berkenaannya penilaian telah dinyatakan dia ada duduk di depan dan ditanyakan padanya maka pasti dia akan berusaha untuk menzahirkan ketidak ikut sertaannya dan akan mengatakan bahwa kamu telah salah persepsi mengenai diri saya, di dalam diri saya tidak terdapat kelemahan ini. Jadi beliau bersabda bahwa meskipun pada seseorang suatu perkataan/perkara itu benar pabila itu dia terangkan pada saat tidak hadirnya orang yang dibicarakan dan hal itupun merupakan hal yang dari itu kehormatan saudaranya menjadi tercemar/ terhina ,kemuliaan dan ilmu saudaranya menjadi tercemari atau martabat saudaranya menjadi direndahkan, maka dari segi itu , menurut Al-Quran dan hadis, dia itu melakukan dosa; sebab, dengan cara seperti itu dia telah memahrumkan saudaranya dari hak mengemukakan (argumentasi) kebebasan dirinya . Tafsir kabir jilid 9 hal 575


Bersumber dari Hadhrat Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah saw melarang menggunjing /bergunjing dan mendengar orang yang menggunjing. Majmauzzawaaid jilid 8 hal 91 Sebagaimana sebelumnya telah saya katakan bahwa sejumlah orang-orang menjadi terbiasa duduk di majlis-mejlis seperti itu untuk mendengar gelak tawa dan cemohan seperti itu dan lama kelamaan dia menjadi terbiasa bergunjing. Jadi oleh karena itu beliau saw pun melarang untuk mendengarkan gunjingan orang. Kemudian Abdullah bin Busr meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda: Pendengki, penggunjing dan tukang sihir bukanlah dari saya dan saya bukanlah dari mereka. Majmauzawaaid jilid 8 hal 91 Kemudian sebuah hadis yang bersumber dari Hadhrat Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw bersabda: Terlihat oleh manusia ranting kecil yang ada di pelupuk mata saudaranya, tetapi dia lupa akan Kayu sebesar anak panah yang ada di pelupuk matanya. Attarhib wattargiib mannaanu ya’muru bilma’ruf wayanhauna ‘anilmunkari wa yanha nafsahu , yakni keburukan-keburukan saudaranya yang sekecilkecilnya nampak terlihat olehnya tetapi tidak terlihat keburukankeburukan besar miliknya. Dewasa inipun perhatikanlah, orang yang suka bergunjing atau yang suka menggunji orang lain ,orang –orang yang berbicara dengan melebih-lebihkan, mereka sendiri yang terlibat dalam keburukankeburukan itu, bahkan lebih dari mereka mereka itu sendiri yang lebih terlibat dalam keburukan-keburukan yang mereka sendiri terangkan berkenaan dengan saudaranya. Dan kemudian rasa tidak bermalunya sampai sedemikian rupa halnya sehingga keburukan-keburukan mereka itu terkadang secara terbuka sejumlah orang-orang mengetahuinya, tetapi mereka tidak merasa malu . Mereka seyogianya menyadari bahwa sebelumnya kita perbaikilah diri kita sendiri daripada menceriterakan keburukan-keburukan saudara kita sendiri. Hal yang terbaik ialah jika ada rasa perih/simpati pada masyarakat, ingin memperbaiki masyarakat, tidak hanya sekedar untuk meraih kelezatan, tidak pula merupakan hal-hal ingin untuk menarik kaki-kaki orang -orang supaya mereka saya jatuhkan dari pandangan atau penilaian orang banyak, atau saya jatuhkan mereka dari penilaian penilaian para pimpinan lalu saya membuat /memperkuat posisi saya ( di mata pimpinan). Maka orang-orang seperti itu pun sebagaimana tertera dalam hadis bahwa mereka mengamalkan nasehat itu bahwa “ Hadhrat Ibnu Abbas berkata bahwa jika kalian ingin menerangkan aib-aib salah seorang dari teman-teman kalian sendiri maka pandanglah secara sekilas pada aib-aib kalian sendiri. Ihyaulumuddin jilid 3 hal 177 Lihatlah pada aib-aib diri sendiri sebelum melihat pada aib-aib orang lain.


Dalam kaitan ini Hadhrat Masih Mauud a.s dalam sebuah syairnya bersabda: Setiap saat pandangan/penilaian senantiasa tertuju pada keburukan orang lain, tetapi pandangan tidak tertuju pada keburukan diri sendiri. Nah, apabila kalian melihat aib diri sendiri, yang merupakan pekerjaan penuh keberanian, sangat jarang sekali yang perhatiannya senantiasa tertuju pada aib-aibnya sendiri sedemikian rupa sebagaimana disabdakan bahwa, merupakan hal yang sangat sulit sekali terlihat batang kayu sebesar anak panak di pelupuk mata sendiri. Keburukan pribadi yang sebesar-besarnya pun tidak terlihat. Dan jika itu akan mulai tampak maka keburukan kecil dan keburukan besar,segenap keburukan akan mulai terlihat. Dan sebelum menjelek-jelekkan orang-orang lain pertama orang seperti ini akan berfikir dan kemudian setelah niatnya menjadi baik dia pertama-tama akan berupaya memperbaiki dirinya sendiri, kemudian akan berupaya memperbaiki rekan-rekannya supaya berdiri tegak masyarakat yang indah ,cantik dan bersih. Semoga Allah menganugerahi setiap orang diantara kita taufik untuk senantiasa mengintrospeksi kelemahan diri kita sendiri. Hadhrat Abu Hurairtah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda : Hindarilah prasangka buruk sebab prasangka merupakan kebohongan yang sangat berat. Janganlah berupaya mencari –cari aib satu dengan yang lain, janganlah mencari-cari kesalahan saudaranya sendiri, janganlah iri hati ingin menyingkirkan barang baik milik orang lain , janganlah bermusuhan, jangalah memperlakukan tampa belas kasih, sebagaimana Dia telah perintahkan jadilah kalian sebagai hambahamba Allah yang bersaudara. Orang Islam merupakan saudara orang Islam lainnya dan dia tidak berlaku aniaya padanya, dan tidak menghinakannya, dan tidak menganggapnya hina ,sambil mengisyarahkan pada dadanya beliau bersabda: Takwa itu ada disini,takwa itu ada disini.( Yakni, kedudukan takwa berada di dalam kalbu) Dan yang paling besar yang merupakan kedudukan takwa dan di dalam kalbu mana terdapat ketakwaan, itu adalah kalbu Hadhrat Rasulullah saw . Dan kemudian setiap orang seyogianya mengintrospeksi hatinya sendiri dan seyogianya tetap tegak pada ketakwaan. Maka � Untuk seorang manusia cukuplah suatu keburukan baginya apabila dia menghinakan saudaranya yang Muslim. Ada tiga hal milik setiap muslim haram bagi Muslim lainnya. Darahnya ,kehormatannya dan hartanya. Allah tidak melihat kecantikan tubuhmu, tidak pula melihat bentukbentukmu dan tidak pula harta-hartamu,bahkan pandangan-Nya hanya tartuju pada kalbu-kalbumu. Dan di suatu riwayat Hudhur bersabda: Janganlah saling dengki mendengki satu dengan yang lain, ,janganlah memata-matai saudaramu/mencari-cari kesalahan saudaramu dan


janganlah berupaya mencari aib-aib saudara-saudaramu,dan janganlah merusak jual beli satu dengan yang lain” . Kini disini dalam kalimah merusak jual beli termasuk juga di dalamnya bahwa jodoh-jodoh yang terjalin/terpaut antara laki-laki dan perempuan di dalam itupun sejumlah orang-orang membuat kekacauan sebagaiaman saya sebelumnya telah terangkan. Maka inipun jangan seyogianya dilakukan. Perempuan-perempuan sampai, datang untuk memberitahukan akan hal jahiz (barang bawaan perempuan dari keluarganya saat rukhstaanah) dan untuk memberitahukan akan barang-barang yang lain supaya jangan di tempat fulan, di tempat si fulan jodoh bagus . Kemudian bersabda:” Jadilah kalian sebagai hamba-hamba Allah yang mukhlis dan jadilah kalian (menjadi seperti)s bersaudara diantara kalian .” Muslim kitabul adab bab tahriimuzhzhan wa bukhari kitabul-adab Hadhrat Masih Mauud a.s. dalam menasihati perempuanpermpuan bersabda: “ Jangalah berkhianat, jangalah mengeluh/mengadu ,dan jangalah seorang perempuan memfitnah perempuan yang lainnya. Bahtera Nuh Ruhani Hazain jilid 19 hal 81 Kini disini bukanlah maksudnya bahwa laki-laki pergi lalu terus memberikan pengertian pada istri-istrinya. Mereka (para wanita) sendiri seyogianya berupaya untuk memahami. Kemudian seorang perempuan mengadukan/mengeluhkan perempuan lainnya, maka beliau bersabda: ” Ada seorang yang setelah melihat seorang yang berdosa dia lalu mencelanya /membeberkan keburukannya dan berkata bahwa dia akan masuk neraka. Pada hari qiamat Tuhan akan menanyakan padanya bahwa kenapa ? Siapakah yang memberikan pada kamu wewenang Saya ? Mengirim orang ke neraka atau ke surga adalah pekerjaan saya. Wujud yang mengirim orang ke surga dan ke neraka adalah Saya, kamu siapa ? Jadi siapa yang mencela dan menganggap diri lebih baik,maka kepada orang itu Dia berfirman “ Pergilah, Saya telah memasukkan kamu ke dalam neraka dan ini hamba ( Saya) yang berdosa yang kamu cela bahwa dia begini dan begitu dan dia akan masuk neraka, dia kini Saya telah kirim ke surga. Maka bersabda,” Setiap manusia seyoginya memahami bahwa jangan-jangan saya sendiri yang sebaliknya akan menjadi mangsa”. Malfuzhat jilis 5 hal 10-11 Cetakan Rabwah Dewasa inipun orang-orang berbicara seperti ini bahwa si fulan sangat kotor, berdosa , penghuni neraka . Kemudian sejumlah orang untuk memberitahukan kelebihan kesuciannya mereka melakukan halhal seperti itu bahwa pertama-tama mereka dengan mengorekkorak/menanyakan dengan mendetail berkenaan dengan seseorang bahwa kebaikan ini yang kamu telah lakukan dan itu yang kamu telah lakukan, shalat kamu lakukan, ini yang kamu lakukan, itu yang kamu lakukan, di dalam shalat-shalat kamu berdoa, bagaimana kamu


melakukan itu , apakah kamu melakukan itu dengan khusuk atau tidak, kamu sampai menangis atau tidak, (lalu) dia memberikan refrensi/rujukan bahwa barangsiapa yang tidak menangis (artinya) hatinya telah menjadi keras. Nah, inilah hal-hal yang mereka tanyakan sambil mengorekngorek yang merupakan hal yang sama sekali tidak benar. Ini merupakan urusan antara hamba dan Tuhan , tidak ada hak seseorang untuk menanyakan pada siapapun secara peribadi. Secara umum suatu yang dinasehatkan itu ( dilakukan )di pertemuan-pertemuan, di dalam khutbahkhutbah, bahwa seperti ini shalat dilakukan, shalat seperti ini seyogianya harus dilakukan dan sujud itu seyogianya sepenuhnya di hadapan Tuhan. Jadi, bukanlah merupakan pekerjaan setiap orang bahwa pertama-tama menanyakan dengan mendetai/mengorek-ngortek dan kemudian apabila telah mengetahui akan kondisinya lalu mengatakan bahwa sekian hari kamu tidak menangis dalam shalat, kamu seyogianya melakukan shalat dengan khusyuk. Kamu telah menghancurkan dirimu sendiri atau kamu telah memasukkan dirimu dalam kehancuran. Jadi orang-orang seperti itu seyogianya mengingat sabda Hadhrat Masih Mauud a.s. bahwa wewenang Tuhan tidak ada pada mereka. Bisa saja terjadi bahwa Tuhan menolak tangismu dan tidak menangisnya dia /si fulan di hadapan Tuhan itu yang diterima di hadapan-Nya. Kemudian beliau bersabda: Kalbu adalah kotak kecil Allah dan kuncinya berada pada-Nya. Siapakah yang mengetahui apa yang ada di dalamnya. Maka apa faedahnya sejadi-jadinya memasukan diri sendiri dalam dosa. Di dalam hadis tertera bahwa akan ada seorang yang sangat banyak berbuat dosa besar. Tuhan akan berfirman padanya, dekatlah pada Saya, sehingga Dia akan meletakkan tangan-Nya diantara dia dan orang-orang sebagai hijab dan akan bertanya padanya bahwa kamu telah malakukan dosa anu, telah melakukan dosa anu, tetapi Dia hanya menghitungkan dosa-dosa yang kecil-kecil. Dia akan berkata bahwa, ya, saya telah terjerumus pada dosa-dosa ini. Tuhan akan berfirman, baikalah, hari ini Saya memaafkan semua dosa dosamu dan sebagai ganti setiap dosa Dia mengganjar dengan sepuluh,sepuluh kebaikan. Baru seorang hamba itu akan berfikir bahwa apabila dosa-dosa kecil itu mendapat ganjaran sepuluh-sepuluh kali lipat, maka mungkin saja dosadosa yang besar pasti akan mendapat ganjaran-ganjaran yang lebih besar. Maka setelah berfikir ini maka hamba itu sendiri yang menghitung dosa-dosa yang besar bahwa, hai Tuhan ! dosa ini juga yang telah saya lakukan. Baru Allah akan tertawa setelah mendengar kata-katanya dan akan berfirman bahwa akibat kasih sayang Saya hamba Saya ini sedemikian rupa menjadi berani sehingga dia sendiri yang memberitahukan akan dosa-dosanya. Kemudian baru Tuhan akan memerintahkannya bahwa pergilah masuk dari kedelapan pintu surga,masuklah kamu dari mana yang kamu inginkan “. Jadi, ini


merupakan rahmat Tuhan, karena itu hak kita sama sekali tidak ada untuk mengangkat telunjuk kita kesana kemari pada seseorang/untuk menujuk seseorang/menjelek-jelekkan seseorang. ” Mana kita mengetahui apa perlakuan Tuhan padanya atau apa yang ada di dalam hatinya. Oleh karena itu seyogianya harus sepenuhnya menghindar dari bergunjing/gibat. Badar jilid no. 10 tanggal 9 Maret 1906 hawalah malfuzhat jilid 8 hal 417 Cetakan baru Kemudian beliau bersabda:Sejumlah dosa sedemikian rupa halusnya yang mana manusia terperangkap di dalamnya dan sama sekali manusia tidak dapat memahami. Dari pemuda seorang menjadi tua, tetapi dia tidak mengetahui bahwa dia melakukan dosa, misalnya, kebiasaan mengadu.(kebiasaan mengadukan orang lain ) Orang-orang semacam itu hal itu sama sekali mereka anggap hal kecil dan sebagai hal yang biasabiasa saja Padahal Al-Quran menganggap itu sebagai sesuatu yang sangat buruk. Oleh karena itu Tuhan berfirman ِ ‫ب أاح ُد ُكْ أا ْن َيْ ُكل اَلْ أ‬ ِ ‫اخ ِيه ام ْي تًا‬ ‫ أ ُاُي ُّ ا ْ ا ا ْ ا‬Tuhan marah pada orang yang mengatakan kata-kata sedemikian rupa yang akibatnya saudaranya menjadi terhina. Atau melakukan tindakan yang mengakibatkan saudaranya menderita kerugian. Menceriterakan sesuatu berkenaan dengan seorang saudaranya, yang dari menjadi terbukti akan kejahilan dan kebodohannya atau secara terselubung timbul rasa tidak ada gairat dan timbul rasa permusuhan berkaitan dengan prilakunya. Ini semua merupakan pekerjaan buruk. Al-Hakam jilid no. 10 no.22 hal.3 tanggal 24 Juni 1906 Rujukan Tafsir Hadhrat Masih Mauud a.s. jilid 4 hal 218219 Kemudian beliau bersabda: Jemaat kita seyogianya berdoa setelah melihat aib saudaranya, tetapi jika dia tidak berdoa dan setelah mengomentarinya lalu dia meneruskannya sampai jauh maka dia melakukan dosa. Merupakan sebuah aib yang sedemikian rupa yang tidak bisa hilang . Oleh karena itu senantiasa dengan perantaraan doa seyogianya menolong saudaranya yang lain”. Bersabda: Ada seorang sufi yang mempunyai dua orang murid. Yang seorang minum minuman keras lalu pingsan jatuh ke parit. Yang satu mengadu pada sang sufi /orang suci . Maka orang suci itu berkata bahwa kamu ini sungguh tak bermoral sebab mengadukannya. Kenapa kamu tidak pergi lalu kamu membawanya. Maka bersabda, bahwa maksud sufi itu adalah, kenapa kamu menggunjing saudara kamu. Seorang bertanya kepada Rasulullah saw bekenaan dengan menggunjing,maka beliau bersabda: Menerangkan perkara seseorang yang benar pada saat ketidak hadirannya (tidak adanya) sedemikian rupa mengomentarinya yang jika diterangkan dalam saat orang itu hadir maka dia tidak menyukainya.” Membicarakan dari belakang perkara siapapun , apakah itu benar sekalipun menerangkan itu


sedemikian rupa ,yang jika dilakukan di hadapannya maka dia merasakan itu buruk adalah merupakan gibat/gunjingan. Dan jika hal itu tidak ada padanya(pada orang itu) maka ini adalah fitnah, kedustaan dan , merupakan tuduhan palsu padanya. Maka beliau bersabda bahwa Tuhan berfirman :

ِ ‫ب أاح ُد ُكْ أا ْن َيْ ُكل اَلْ أ‬ ِ ً ‫ُ ُ​ُْ ب ْع‬ ‫اخ ِيه ام ْي تًا‬ ‫ب با ْع ُ ْ ا‬ ْ ‫ اواَل ياغْتا‬Al-Hujurat 13 ‫ُا أ ُاُي ُّ ا ْ ا ا ْ ا‬ Di dalam ayat ini menggunjing dinyatakan sama dengan memakan daging saudaranya dan dari ayat ini terbukti pula bahwa di dalam Jemaat samawi juga pasti ada orangorang yang bergunjing. dan jika ini /orang yang melakukan gibat tidak ada maka ayat ini menjadi sia-sia “ . Oleh karena itu perlu juga adanya nasehat . ” Dan jika orangorang mu’min tadinya menjadi sedemikian rupa hati-hati dan tidak terlibat dalam dosa seperti itu, maka dalam kondisi seperti itu apa perlunya ayat manapun seperti ini. Ada sejumlah orang lemah, bagaikan seorang yang bangun dari suatu penyakit berat, di sejumlah orang ada yang sedikit pulih kekuatannya. Oleh karena itu seyogianya barangsiapa yang mendapatkan seorang itu lemah maka nasehatilah dia pada saat dia sendiri. Dan jika dia tidak mau mengikuti maka doakanlah untuknya. Dan jika dengan kedua hal ini tidak memberikan faedah maka anggaplah itu merupakan ketentuan Allah. Apabila Tuhan telah menerimanya maka hendaknya kamu janganlah ditunjukan gejolak amarahmu karena melihat aib seseorang. Mungkin saja dia bisa menjadi benar…. Dengan cepat dan tergesa-gesa melepaskan seseorang bukanlah cara kita. Seseorang pabila anaknya rusak maka untuk perbaikannya dia akan berupaya sepenuhnya. Seperti itulah jangan hendaknya meninggalkan saudara yang manapun, bahkan berupayalah untuk memperbaikinya sepenuhnya. Bukanlah merupakan ajaran Al-Quran bahwa begitu melihat aib seseorang segera menyebarkan itu lalu kesana kemari membeberkannya pada orang lain. Bahkan Dia berfirman :‫اص ْوا ِ​ِبل اْم ْر اَحا ِة‬ َّ ‫اص ْوا ِ​ِب‬ ‫لص ِْْب اوتا او ا‬ ‫ اوتا او ا‬Al-Balad 18 Bahwa dia memberikan nasehat dengan sabar dan kasih


sayang. ‫ ِ​ِبل اْم ْر اَحا ِة‬marhamah adalah setelah melihat aib orang lain lalu diberikan nasehat padanya dan untuknya juga dipanjatkan doa. Di dalam doa terdapat pengaruh yang besar dan orang yang sepatunya disesalkan adalah orang yang mengomentari aib seseorang seratus kali,tetapi sekalipun dia tidak pernah mendoakan. Aib seseorang seyogianya baru diterangkan/dikomentari pabila sebelumnya dia telah menangis mendoakannya selama empat puluh hari. Sa’di berkata: Tuhan dengan mengetahui aib seseorang Dia lalu menutupinya, tetapi tetangga mengtahui pun tidak, tetapi dia terus berteriakteriak kemana-mana. Nama Allah adalah sattar-Maha menutupi. Kamu seyogianya jadilah menjadi ‫ختلقوا ِبخال ق هللا‬-takhallaqu biakhlaaqillah(Berprilakulah seperti akhlak Allah. Bukanlah maksud kita supaya kalian menjadi pembela /penolong aib, bahkan maksudnya ialah janganlah menyebarkannya, bergunjing dan melakukan gibat,sebab sebagaimana tertera dalam kitab Allah bahwa ini merupakan dosa jika itu disebarkan dan digunjingkan. Syekh Sa’di mempunyai dua orang murid. Satu diantaranya menerangkan hakekathakekat dan makrifat sementara yang lain mengatakan kata-kata yang luar dari dugaan. Pada akhirnya yang satu menerangkan pada Sa’di bahwa pabila saya menerangkan sesuatu maka yang satu menjadi marah dan benci. Syekh berkata bahwa yang satu telah memilih jalan menuju neraka karena dia berlaku dengki dan kamu menggunjingnya. Walhasil rangkaian/rantai/Jemaat ini tidak dapat berjalan selama diantara sesama kalian tidak ada kasih sayang, doa,sattari -menutupi kelemahan dan marhamah . Malfuzhat jilid 4 hal 60-61 Cetakan baru. Bersabda: Orang yang memfitnah saudara-saudara laki-laki dan saudara perempuannya , yang tidak bertaubah dari perbuatan-perbuatan buruknya dan tidak meninggalkan majlis-majlis yang buruk mereka bukanlah dari Jemaatku. Bahtera Nuh ruhani Hazain jilid 19 hal. 19


“Dengan tujuan-tujuan baiat yang murni yang berasas pada takwa dan takut pada Allah,janganlah sama sekali mencampuri maksud- maksud /tujuan-tujuan dunia, berdisiplinlah dalam shalat dan sibukkanlah diri dalam taubah dan istigfar. Lindungilah hak-hak ummat manusia dan janganlah menyakiti siapapun. Majulah dalam kesucian dan kejujuran ,maka Allah akan menganugerahkan segenap karunia. Nasehatilah pula para wanita di rumah-rumah mereka supaya mereka dawam /berdisiplin melaksanakan shalat dan cegahlah mereka dari mengadu dan bergunjing. Ajarkanlah pada mereka kesucian dan kejujuran, dari pihak kami hanya memberikan pengertian yang merupakan syarat, sementara melaksanakannya merupakan tugas kalian. Malfuzhat jilid 5 hal. 146 Semoga Allah menganugerahi kita taufik untuk mengamalkan nasehat itu. Dan bergunjing /gibat yang merupakan sebuah penyakit yang terkadang dengan cara tampa terasa merenggut dalam cengkeramannya semoga semua kita dihindarkan dari itu. Walhasil sebagaimana bersabda istigfar merupakan hal yang sangat penting. Dan semoga Allah menciptakan sarana pengampunan kita dan menerima taubah kita. Di Qadian hari ini Jalsah tengah mulai .Ini merupakan jalsah yang ke 112 ,berdoalah untuk itu semoga Allah mensukseskan acara jalsah ini . Besok lusa-insyaallah - akan selesai, semoga Jalsah ini dianugerahi keberkatan dari segala segi. Qamaruddin shahid


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.