november-7-2003

Page 1

‫ﺳ ْﻮ ِﻟ ِﻪ اﻟ َﻜ ِﺮﻳْﻢ‬ ُ ‫ﻲ ﻋَﻠﻲ َر‬ ِ ‫ﺼّﻠ‬ َ ‫ﻦ اﻟ ﱠﺮﺣِﻴ ِﻢ َو ُﻧ‬ ِ ‫ﺣ َﻤ‬ ْ ‫ﺴ ِﻢ اﻟﱠﻠ ِﻪ اﻟ ﱠﺮ‬ ْ ‫ِﺑ‬

JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA Badan Hukum Keputusan Menteri Kehakiman RI No. JA/5/23/13 Tgl. 13-3-1953 Jalan Raya Parung-Bogor No. 27, P.O. Box 33/Pru, Bogor 16330. Telp (0251) 614524 E-mail: pb-jai@ indo.net.id

Nomor : 44/Isy/PB/2003 Lampiran : 1 (satu) set Perihal

Bogor, 14 November 2003 M. Nubbuwwah 1382 HS.

: SURAT EDARAN KHUSUS

Kepada Yth. Para Pengurus dan Anggota JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA Di tempat.

Assalamu ‘alaykum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu Semoga Saudara-saudara senantiasa ada dalam limpahan rahmat dan karunia Allah Ta’ala. Amin yakni telah kita belanjakan; kini Tuhan sendiri yang akan mengaturnya, yang memang merupakan tamu Dia". Dikatakan bahwa pada hari kedua sedemikian banyak uang yang datang lewat poswesel sehingga jumlahnya mencapai ratusan [rupees] -- dan pada zaman itu ratusan itu masih sangat berharga --- Kemudian beliau ceramah dengan judul tawakkul seraya bersabda, “Sementara orang-orang dunia bersandar pada uang yang disimpannya dalam peti tempat penyimpanan uang mereka, dimana sesuai dengan keperluan kapan dia inginkan dia akan keluarkan dari tempat penyimpanannya. Dan, demikianlah seorang yang betawakkal dia yakin dan bersandar pada Tuhan bahwa kapan dia inginkan dia akan keluarkan maka seperti itulah perlakuan Tuhan bersamanya. Yakni kapan dia akan menginginkan dia akan keluarkan dan Allah seperti itulah perlakuan-Nya terhadapnya..

Hadhrat Munsyi Zafar Ahmad dari Kapurtala menerangkan sebuah peristiwa Hadhrat Masih Mau'ud a.s. bahwa, "Pada saat hari-hari awal, yakni hari-hari permulaan, candah dllnya belum ditetapkan dan jumlah anggota Jemaat pun sedikit. Pada suatu ketika tamu datang dalam jumlah besar. Pada waktu itu keuangan dalam keadaan sulit. Hadhrat Mir Nasir Nawab menyebutkan di hadapan Hadhrat Masih Mau'ud a.s. mengenai kurangnya uang belanjaan (biaya) dapur umum, dan dia berkata pula bahwa tamu-tamu banyak yang datang. Beliau mengambil (meminta) perhiasan dari Hadhrat Ummul-Mukminin lalu memberikan kepada Mir Sahib.Yakni beliau ke ke rumah mengambil perhiasan Hadhrat Ummul-Mukminin. lalu memberikan kepada Mir Sahib bahwa juallah itu untuk menutupi kekurangan belanja. Kemudian pada hari kedua atau ketiga uang hasil penjualan perhiasan itupun menjadi habis. Mir Sahib kembali hadir (datang) dan beliau memberitahukan akan banyaknnya pengeluaran. Hudhur a.s. bersabda, "Kita sesuai cara sunnah yang ada telah menempuh cara-cara lahiriah. Kini Dia sendiri yang akan menyiapkan itu, yakni cara yang disunnahkan, apa yang ada pada kita itu telah kita tempuh,

D

A

Wassalam, Ttd Anwar Said SE. MSi Sekr. Isyaat PB,

R

S 1

U

S


KHUTBAH ________________________________________________ Hadhrat Khalifatul Masih

KHUTBAH JUM'AH HADHRAT KHALIFATUL MASIH V ATBA. Tanggal 7 –11-2003 di mesjid Fadhal, London Tentang : PERJANJIAN BARU TAHRIK JADID Setelah membaca tasyahud, ta'awwudz dan surah Al-Fatihan selanjutnya Hudhur Atba. menilawatkan ayat berikut:

‫ﻦ َﻣ َﺜ ُﻞ‬ َ ‫ن اﱠﻟﺬِﻳ‬ َ ‫ﺳ ِﺒ ﻓِﻲ َأ ْﻣﻮَا َﻟ ُﻬ ْﻢ ُﻳ ْﻨ ِﻔﻘُﻮ‬ َ ‫ﺣ ﱠﺒ ٍﺔ َآ َﻤ َﺜ ِﻞ اﻟﱠﻠ ِﻪ ﻴ ِﻞ‬ َ ‫ﺖ‬ ْ ‫ﺳ ْﺒ َﻊ َأ ْﻧ َﺒ َﺘ‬ َ ‫ﺳﻨَﺎ ِﺑ َﻞ‬ َ ‫ﺳ ْﻨ ُﺒ َﻠ ٍﺔ ُآﻞﱢ ﻓِﻲ‬ ُ ‫ﺣ ﱠﺒ ٍﺔ ﻣِﺎ َﺋ ُﺔ‬ َ ‫ﻒ وَاﻟﱠﻠ ُﻪ‬ ُ ‫ﻋ‬ ِ ‫ُﻳﻀَﺎ‬ ‫ﻦ‬ ْ ‫ﺳ ٌﻊ وَاﻟﻠﱠ ُﻪ َﻳﺸَﺎ ُء ِﻟ َﻤ‬ ِ ‫ﻋﻠِﻴ ٌﻢ وَا‬ َ (Misal orang-orang yang menafkahkan harta mereka di jalan Allah adalah seumpama sebuah biji menumbuhkan tujuh bulir, pada setiap bulir [terdapat] seratus biji. Dan Allah melipatgandakan [hartanya] bagi siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Mahaluas [pemberian-Nya], Maha Mengetahui – Al- Baqarah 262).

H

bangsa tengah melakukan pengorbanan maka bangsa itu artinya secara keseluruhan mengambil (mendapat) jaminan dari Aku untuk selamat dari kehancuran". Kemudian berfirman, "Belanjakanlah dari penghasilan kalian yang bersih supaya di dalamnya tambah lebih beberkah lagi. Belanjakanlah secara diam-diam juga dan juga secara terang-terangan. Perhatikan pulalah orang-orang miskin dan penuhi pulalah keperluan-keperluan mereka; dan berilah perhatian pula kepada zakat supaya keperluan-keperluan bangsa/ummatpun menjadi terpenuhi dan keperluan-keperluan orang-orang miskinpun dapat terpenuhi. Dan, tatkala kalian tengah membelanjakan, maka ingatlah bahwa kalian itu tengah melakukan jual beli untuk faedah diri kalian, karena itu jangan pernah sama sekali timbul di dalam hati kalian perasaan/rasa supaya kalian mendapat

ari ini sesuai dengan tradisi dan peraturan, akan diumumkan tahun baru Tahrik Jadid, tetapi sebelumnya saya akan menyampaikan beberapa hal. Di dalam Al-Quran Allah Swt. dengan beragam cara/metode telah mendorong orangorang mukmin. untuk membelanjakan harta mereka di jalan-Nya dan Dia mendorong serta memberitahukan pula akan cara-caranya. Di suatu tempat [dalam Al-Quran] Dia berfirman, "Belanjakanlah di jalan Allah, ini lebih baik bagi kalian", dan di suatu tempat lain berfirman, "Janganlah kalian memasukkan diri kalian ke dalam kehancuran karena kalian menahan tangan kalian membelanjakan harta di jalan Allah"; dan terkadang berfirman bahwa, "Dengan membelanjakan harta di jalan Allah maka kalian secara pribadipun akan terhindar dari kehancuran. Jika di dalam diri bangsa terdapat semangat pengorbanan dan 2


melebihi Hadhrat Abu Bakar r.a., "Aku akan membawa pengorbanan lebih banyak dari dia". Tetapi tidak lama kemudian Hadhrat Abu Bakar r.a. datang membawa [seluruh] hartanya, maka Rasululah saw bertanya, “Apa yang engkau tinggalkan di rumah?" Maka beliau menjawab, “Allah dan Rasul-Nya.” Atas hal itu Hadhrat Umar berkata, ”Aku berkata pada diri Aku sendiri bahwa: Engkau tidak akan pernah bisa melebihi Hadhrat Abu Bakar r.a.". Walhasil, Aku tadi mengatakan bahwa Allah dengan berbagai sarana mendorong orang-orang mukmin. untuk membelanjakan hartanya di jalan-Nya. Dan ayat yang Aku bacakan ini di dalamnya Allah berfirman, “Perumpamaan orang-orang yang membelanjakan harta mereka di jalan Allah adalah serupa dengan sebiji benih yang menumbuhkan tujuh bulir dan di setiap bulir ada seratus biji dan Allah melipat-gandakan kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas pemberian-Nya dan Maha Mengetahui".

pujian. Dan apabila kalian tengah berjual beli sesuatu yang berfaedah maka tentu akal pun juga menyatakan bahwa bagian yang terbaik itu yang digunakan jual beli itu supaya faedahnya/keuntungannya pun di peroleh dalam corak yang terbaik. Maka dari itu penambahan yang terjadi pada harta itu merupakan suatu hal yang pasti dan, kalian pun akan mendapat ganjaran juga dari kebaikan itu. Oleh karena itu belanjakanlah dari barang-barang yang kalian cintai, dari barang-barang yang kalian cintai belanjakanlah; dari harta lian yang terbaik belanjakanlah itu. Dan seberapa dalam kondisi lemah, yakni kalian membelanjakan dalam kondisi kurangnya kelapangan dalam hal harta sebanyak itulah ganjaran yang akan diraih". Contoh-contoh Ganjaran Allah Ta'ala Selanjutnya bersabda, ”Allah memang menganugerahkan kepada setiap orang rahmat dan karunia-karunia-Nya dan akan terus menganugerahkan untuk mereka yang membelanjakan harta di jalan-Nya dan memberikan pengorbanan dijalan-Nya. Dan setiap orang sesuai dengan kondisi imannya mereka membelanjakan; dan setiap orang sesuai dengan martabat iman dan ketakwaannya dia membelanjakan dan dari segi itu tangan para nabi paling terbuka/paling dermawan. Dan dari antara para nabi junjungan kita saw.-lah yang paling dermawan. Maka karena itu pada suatu kesempatan beliau bersabda, “Hati Aku menghendaki jika ada emas sebesar gunung Uhud sekalipun maka itu Aku akan bagibagikan". Pada suatu kesempatan dan sesudah para nabi, tingkat demi tingkat setiap orang mengambil bagian dalam pekerjaan baik ini dan dia juga mendapatkan ganjarannya dan sesuai dengan itu dia juga membelanjakannya. Pada suatu kesempatan terfikir dalam hati Hadhrat Umar bahwa, "Hari ini di rumah Aku terdapat harta yang cukup, Aku akan membawanya kepada Rasulullah saw.". Sesuai dengan itu beliau membawa setengah hartanya hadir di hadapan Hudhur saw., dan terfikir di dalam hati beliau bahwa hari ini akan terdapat kemungkinan besar untuk dapat

Jemaat Hadhrat Masih Mau'ud a.s. Jadi, dalam ayat ini Allah memberikan perumpamaan orang-orang, tetapi maksudnya ialah orang-orang mukmin, yakni orang-orang beriman yang membelanjakan harta mereka demi untuk agama Allah, dan agama sempurna itu kini adalah Islam, sebagaimana semua kita mengetahui. Dan, pada zaman ini sesuai dengan nubuatannubuatan Rasulullah saw. Jemaat Hadhrat Masih Mau'ud a.s.-lah yang berhak disebut sebagai "Jemaat orang-orang yang beriman", dan inilah yang disebut "Jemaat orang-orang yang beriman". Dan dari segi ini pada zaman ini maksud orang-orang yang membelanjakan harta mereka di jalan Allah adalah Saudara saudara semua, yang dengan menyambut seruan Imam pada Zaman ini harta Saudarasaudara yang terbaik dengan senang hati Saudara-saudara belanjakan di jalan Allah. Jadi, terhadap orang-orang yang berniat baik seperti itu Allah memberikan khabar suka, ”Hai orang-orang, kalian yang membelanjakan harta di jalan-Ku, Aku tidak akan meninggalkan kalian tanpa ganjaran. Bahkan Aku memiliki kekuatan bahwa 3


menyempurnakan nikmat-Ku kepada kalian dan kalian mengetahui akan kemampuan Aku memberikan ganjaran. Jadi, kiranya pengetahuan kalian ini mendorong kalian untuk membelajakan harta di jalan Allah. Karena Dialah, yakni Tuhan yang memberikan ganjaran yang banyak pada yang sedikit", dan di sini (dalam ayat ini) Dia menerangkan misal (perumpamaan) yang banyak bahwa "Barangsiapa yang menanam satu biji benih maka Aku akan mengeluarkan tujuh bulir untuknya dan di setiap bulir itu terdapat seratus biji, seolah-olah dari sebiji benih menjadi tujuh ratus biji benih". Kemudian beliau menulis, “Di dalam kata ‫ن‬ َ ‫ﺳ ﺒِﻴ ِﻞ ِﻓ ﻲ َأ ْﻣ ﻮَا َﻟ ُﻬ ْﻢ ُﻳ ْﻨ ِﻔ ُﻘ ﻮ‬ َ ‫ اﻟﱠﻠ ِﻪ‬bahwa di dalam kata mereka membelanjakan harta di jalan Allah, yang dimaksud sabilillaah adalah agama, yakni mereka membelanjakan di dalam agama Allah". Hadhrat Mushlih Mau'ud r.a dalam kaitan ini menulis, "Jika kalian membelanjakan harta kalian untuk pekerjaan-pekerjaan agama, maka sebagaimana dari sebiji benih Allah menciptakan tujuh ratus butir, maka demikian pula harta kalian pun Dia akan perbanyak, bahkan lebih dari itupun Tuhan akan memberikan kemajuan, yang ke arah mana ayat ‫ﻒ وَاﻟﱠﻠ ُﻪ‬ ُ ‫ﻋ‬ ِ ‫ﻀﺎ‬ َ ‫ﻦ ُﻳ‬ ْ ‫ﺸ ﺎ ُء ِﻟ َﻤ‬ َ ‫ َﻳ‬isyarahkan. Oleh karena itu sejarah menjadi saksi bahwa seperti inilah yang terjadi." Beliau menulis, "Hadhrat Abu Bakar memang telah memberikan pengorbanan yang besar, tetapi Allah dengan menjadikan beliau Khalifah pertama Rasul-Nya Dia telah menganugarahkan nikmat yang sedemikian agung yang apabila dibandingkan dengan pengorbanannya apalah artinya pengorbanannya tersebut? Demikian pula Hadhrat Umar telah banyak memberikan pengorbanan, tetapi betapa banyak ganjaran yang telah dia dapatkan. Dan Hadhrat Usman juga apa yang telah dia belanjakan itu ratusan ribu kali lipat ganjaran yang telah dia dapatkan di dunia ini juga. Demikian pula kondisi para sahabah dari orang per orang kita lihat maka di sanapun seperti inilah perlakuan Allah yang nampak. Coba lihatlah Hadhrat Abdurrahman bin Auf", Selanjutnya beliau menulis, "Tatkala beliau wafat ada 30 juta rupees harta beliau yang

terhadap pengorbanan kalian itu Aku akan lipat-gandakan menjadi 700 kali lipat, bahkan lebih dari itu Aku dapat lakukan. Dan ingatlah, seberapa kalian berlapangkan dada membelanjakan harta di jalan Allah, maka Allah akan terus menerus memberikan kelapangan kepada kalian. Kalian di dunia inipun akan dinyatakan sebagai warisnya dan ganjaran ini tidak hanya berhenti sampai di sini bahkan di akhirat kelak pun kalian akan mendapatkan ganjaran dan kemudian generasi kalianpun akan terus mendapatkan ganjarannya." Coba perhatikanlah, di antara kita banyak sekali yang kelapangannya dan keluasan harta mereka adalah akibat dari pengorbanan sesepuh-sesepuh (para pendahulu) mereka. Perasaan (kesadaran) ini seyogianya kita senantiasa tegakkan di dalam diri kita sendiri dan senantiasa camkan di dalam diri kita dan dari segi ini kita seyogiannya banyak berdoa untuk sesepuh-sesepuh (para pendahulu) kita dan kepada generasi-generasi yang akan datangpun terus tanamkan perasaan ini pada mereka bahwa akibat pengorbanan para sesepuh (para pendahulu) kitalah sehingga Tuhan memberikan karunia-karunia sedemikian banyak kepada kita. Kemaha-luasan Allah Ta'ala Dalam Mengganjar Kebaikan Hadhrat Imam Razi dalam menafsirkan ayat ini menulis bahwa: ‫ﻦ َﻣ َﺜ ُﻞ‬ َ ‫ن اﱠﻟ ﺬِﻳ‬ َ ‫َأ ْﻣ ﻮَا َﻟ ُﻬ ْﻢ ُﻳ ْﻨ ِﻔ ُﻘ ﻮ‬ ‫ﺳ ﺒِﻴ ِﻞ ِﻓ ﻲ‬ َ ‫ اﻟﱠﻠ ِﻪ‬Sebelum ayat ini dalam ayat ‫ﻦ‬ ْ ‫ذَا َﻣ‬ ‫ض اﱠﻟ ﺬِي‬ ُ ‫ﺿ ﺎ اﻟﱠﻠ َﻪ ُﻳ ْﻘ ِﺮ‬ ً ‫ﺴ ﻨًﺎ َﻗ ْﺮ‬ َ ‫ﺣ‬ َ ‫ﻋ َﻔ ُﻪ‬ ِ ‫ﻀﺎ‬ َ ‫ َﻟ ُﻪ َﻓ ُﻴ‬Allah berjanji untuk mengembalikan harta dengan berlipat-ganda, dan di dalam ayat ini Dia menerangkan akan rician daripada memberikan dengan berlipat-ganda. Di antara kedua ayat-ayat ini Allah menyebutkan argumentasi-argumentasi akan kekuasaanNya untuk menghidupkan dan mematikan. Jika kekuasaan Tuhan ini tidak ada maka perintah untuk membelanjakan harta tidaklah akan menjadi baik benar, sebab jika tidak ada wujud yang memberikan ganjaran, maka membelanjakan harta dinyatakan sia-sia. Di dalam kata lain seolah-olah Allah terhadap orang-orang yang membelanjakan Dia mengatakan, "Kalian mengetahui bahwa Aku telah menciptakan kalian dan telah 4


ada ujung/batas pada macamnya".

terkumpul. Selain itu dalam kehidupan beliau ratusan ribu rupees yang beliau terus menerus belanjakan. Demikian pula para sahabah meninggalkan negeri mereka, maka mereka mendapatkan negeri yang terbaik; mereka meninggalkan saudara perempuan dan saudara laki-laki, maka mereka mendapatkan saudaraperempuan dan saudara laki yang jauh lebih baik; mereka meningalkan ibu-bapak mereka, maka mereka mendapatkan Rasulullah saw. yang mencintai jauh lebih baik dari ibu-bapak mereka. Walhasil orang-orang yang membelanjakan harta di jalan Allah tidak pernah mahrum/luput dari ganjaran yang baik." Kemudian Hadhrat Mushlih Mau'ud bersabda, "Dengan mengatakan ‫ﺳ ٌﻊ وَاﻟﱠﻠ ُﻪ‬ ِ ‫ﻋ ِﻠ ﻴ ٌﻢ وَا‬ َ (dan Allah Mahaluas dan Maha Mengetahui) memberitahukan bahwa memberikan hadiah dari pihak Tuhan baru terdapat kebakhilan apabila di sisi Tuhan ada sesuatu yang kurang (kekurangan), tetapi Dia merupakan Wujud Yang Mahaluas anugerah-Nya dan Maha Pemurah, dan Dia Maha Mengatahui juga. Dia Mengetahui bahwa seorang itu sampai batas mana berhak untuk mendapatkan hadiah. Jika seorang berhak memperoleh hadiah puluhan juta rupees/bermiliar-miliar rupiah sekalipun maka Allah Swt. memiliki kekuasaan memberikan hadiah kepadanya. Di dunia ini setiap hari kita melihat pemandangan ini bahwa seorang petani menanam sebutir benih di tanah maka Allah menjadikannya 700 butir lalu mengembalikannya. Kemudian, orang yang membelanjakan hartanya di jalan Allah bagaimana mungkin bahwa harta yang telah dia belanjakan itu menjadi sia-sia. Harta yang telah dibelanjakan di jalan Allah sekurangkurangnnya ganjaran 700 kali lipat pasti akan didapatkan dan lebih dari itu tidak ada batasannya. Jika ditetapkan batasannya yang tertinggi maka terpaksa harus mengakui Zat Tuhan itu terbatas yang merupakan sebuah kekurangan bagi Zat Tuhan. Oleh karena itu Dia berfirman, "Apabila kalian membelanjakan sebutir di jalan Allah maka sekurang-kurangnnya kalian akan mendapatkan ganti 700 kali lipat dan mengenai lebih tidak ada batas dan tidak pula

Sabda Nabi Ia Ibnu Maryam a.s. Dalam Injil Hadhrat Masih a.s. di dalam Injil hanya bersabda, "Kumpulkanlah untuk diri kalian harta di langit, dimana tidak ada ulat (ngengat) yang akan merusak dan tidak pula ada karat, dan tidak pula ada pencuri yang akan merampok dan akan mencuri" (Matius bab 6 ayat 30 ). Tetapi Al-Quran mengatakan bahwa: "Jika kalian mengumpulkan harta kalian pada khazanah Tuhan maka tidak hanya sekedar tidak akan ada yang akan mencuri, bahkan sekurang-kurangnya sebagai ganti satu maka kalian akan mendapatkan 700 hadiah dan lebih dari itu tidak ada batasnya". Kemudian Hadhrat Masih [Ibnu Maryam a.s.] mengatakan bahwa di sana gandum/bijibijian tidak ada ulat yang akan merusaknya, tetapi Al-Quran mengatakan bahwa itu tidak hanya sekedar selamat dari ulat, bahkan dari satu akan dikembalikan 700 kali lipat." Sesungguhnya Allah tidak memerlukan pertolongan manusia melainkan karena kasihan kepada hamba-hamba-Nya, dan apabila Dia memberikan kesempatan untuk mengerjakan suatu pekerjaan itu karena dia ingin untuk meninggikan derajat-derajatnya". Pemberian Kesempatan Kepada Manusia Hadhrat Khalifatul-Masih Awal bersabda, "Ingatlah dengan sebaik-baiknya bahwa para nabi yang meminta candah itu bukanlah untuk mereka, bahkan (melainkan) ingin untuk memberikan sedikit peluang juga kepada orang yang memberikan candah. Banyak caracara Tuhan untuk supaya hamba-Nya memberikan yang di antaranya inipun merupakan suatu jalan/cara yang bahasan mengenai itu disebutkan dalam surat pertamanya" -yakni beliau berbicara mengenai surah Al-Baqarah – "yang Dia mulai dengan ‫ن ْﻢ َر َز ْﻗ َﻨ ﺎ ُه َو ِﻣ ﱠﻤ ﺎ‬ َ ‫( ُﻳ ْﻨ ِﻔ ُﻘ ﻮ‬dan membelanjakan dari apa yang Kami rezekikan) - kemudian ‫ﻋ َﻠ ﻰ ا ْﻟ َﻤ ﺎ َل َوءَا َﺗ ﻰ‬ َ ‫ﺣ ﱢﺒ ﻪ‬ ُ ِ (dan karena cinta kepadaNya memberikan harta benda). Kemudian dalam juz ini ada kata anfiquw minmaa razaqnaahum yunfiqun tetapi kini secara terbuka diterangkan mengenai membelanjakan harta di jalan Allah". 5


suara seorang perempuan yang dikirim oleh seorang perempuan kaya dan dia datang dengan membawa 18 potong roti. Namun Rabiah Basyri menyuruh mengembalikannya bahwa, "Ini bukan milik saya". Namun pembantu itu berkata "Ambillah itu, roti ini Allah yang telah mengirimkannya". Beliau berkata, "Tidak, ini bukan milik saya". Tidak lama kemudian terdengar suara tetangganya, yakni terdengar suara seorang perempuan kaya, "Kalian tadi pergi ke mana? Sebelumnya saya suruh membawa 20 roti untuk Rabiah Basyri". Jadi, inilah yang beliau katakan bahwa, "Dua potong roti yang saya telah bagikan itu karena Allah telah membelinya bahwa Dia akan mengembalikannya kepada saya sepuluh kali lipat. Jadi sebagai ganti dua, seyogiannya kembali 20 roti, oleh karena itu yang 18 ini jelas bukanlah milik saya".

Beliau menulis bahwa, "Di dalam Injil ada sebuah kalimat bahwa barangsiapa yang meminta berikanlah padanya. Tetapi lihatlah, di dalam Al-Quran topik itu dibahas/dituntaskan dalam lima rukuk. Soal pertama ialah: Kenapa memberikan kepada seseorang? Maka hal itu diterangkannya bahwa itu untuk meninggikan kalimat Allah. Sebuah tamsil (perumpamaan) orang yang melakukan ialah bahwa sebagaimana seorang menanam sebiji benih di tanah- yakni dia memberikan perumpamaan sebiji benih, kemudian tumbuh dari itu beberapa benih. Kemudian beliau bersabda, " ‫ﻒ وَاﻟﱠﻠ ُﻪ‬ ُ ‫ﻋ‬ ِ ‫ﻦ ُﻳﻀَﺎ‬ ْ ‫ِﻟ َﻤ‬ ‫ﺸ ﺎ ُء‬ َ ‫ – َﻳ‬dan Allah melipat-gandakan bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Di sebagian tempat satu diganjar/diganti sepuluh dan di sebagian tempat disebutkan mengenai tujuh ratus kali lipat. Keperluan ini berbeda sesuai dengan perkiraan, waktu dan kesempatan. Misalnya, seorang duduk di pinggir sungai di saat musim dingin, hujan tengah mengguyur, lalu dalam kondisi seperti itu seorang datang memberikan segelas air, maka apa hal yang istimewa dalam hal seperti itu? Tetapi, jika seseorang yang berada di suatu hutan gersang pada siang hari tengah menggelepar-gelepar kehausan, terserang demam panas, lalu kepadanya diberikan air maka itu merupakan perbuatan yang sangat agung. Jadi, dari segi perbedaan semacam itu ganjaran-ganjaran pun berbeda."

Cara Bersedekah Yang Benar Hadhrat Khalifatul- Masih awal bersabda, "Ini adalah benar dan saya pun pernah mengalaminya dan saya telah beberapa kali telah mencobanya". Tetapi sejalan dengan itu beliau juga bersabda, "Namun janganlah menguji Tuhan, sebab Tuhan tidak menghiraukan akan ujian kalian. Dengan niat itu janganlah setiap saat menguji hal itu". Kemudian bersabda, "Ini telah menjadi sebuah pertanyaan bahwa kenapa memberikan". Bersabda, "Saya memberitahukan bagaimana [cara] memberikan. Pertama, berikanlah demi untuk mencari ridha Allah, jangan dengan niat untuk mendapatkan pujian. Hal pertama ialah kenapa memberikan? Berikanlah dengan niat demi untuk agama Allah itu merupakan hal yang penting. Dan kemudian, bagaimana kalian memberikan itu? Kalian memberikan itu demi untuk meraih ridha Ilahi. Berilah demi untuk Tuhan bukan untuk mendapat pujian." Hadhrat Aqdas Masih Mau'ud a.s. bersabda, "Orang-orang yang membelanjakan harta di jalan Allah, di dalam harta-bendanya sedemikian rupa Allah memberikan keberkatan, sebagaimana sebutir biji tatkala ditanam maka meskipun itu hanya sebutir namun Tuhan dapat mengeluarkan tujuh

Rabi'ah Basyri Kemudian beliau memberikan sebuah contoh terkait dengan Hadhrat Rabiah Basyri, "Pada suatu saat beliau tengah duduk di rumah, tiba-tiba datang 20 orang tamu (orang miskin) dan sementara di rumah hanya ada dua roti. Maka beliau menyuruh kepada pembantunya bahwa yang dua roti ini: Pergilah berikan kepada siapa saja. Pelayan perempuan itu pun sangat bingung bahwa: Ini…." – ada orang-orang secara lahiriah saleh dan hamba-hamba (pembantu) pun ada juga yang merupakan orang-orang yang dungu -- "….di rumah tamu-tamu datang tetapi roti yang ada sedikit inipun dia (majikan) katakan, "Pergilah dan berikan kepada orang-orang miskin itu". Maka tidak lama kemudian dari luar terdengar 6


pengorbanan harta bendanya, pada hari-hari ini, dan inipun adalah bulan puasa juga dan sejalan dengan puasa perhatian senantiasa tertuju juga pada dzikir Ilahi dan shalat-shalat. Jadi, jika perhatian itu tertuju sepenuhnya ke arah itu maka Allah berfirman bahwa: "Harta pengorbanan kalian itu Aku akan lipat gandakan menjadi 700 kali lipat". Ada sebuah riwayat dari Hadhrat Abu Hurairah r.a. bahwa ada seorang datang kepada Rasulullah saw. dan berkata, “Ya Rasulullah saw., apakah sedekah terbesar dari segi ganjaran (sedekah yang bagaimana yang paling besar ganjarannya)? Beliau bersabda, "Sedekah yang paling besar [ganjarannya] adalah kalian memberikan sedekah dalam keadaan kalian sehat wal-afiat dan kalian merasakan sangat memerlukan harta serta mempunyai keinginan keras pada harta dan kalian takut pada kemiskinan serta menginginkan hidup mewah/serba-ada. Oleh karena itu janganlah lama-lama (menundanunda) dalam bersedekah supaya jangan sampai terjadi bahwa tatkala jiwa itu sampai di leher maka kalian mengatakan, "Berilah si fulan sekian dan si fulan sekian". Padahal harta itu tidak lagi menjadi milik engkau, bahkan itu telah menjadi milik si fulan". Oleh karena itu dalam keadaan sehat seyogiannya memberikan perhatian pada candah dan sedekah. Hadhrat Abu Hurairah meriwayatkan bahwa pada suatu saat Rasulullah saw menerangkan sebuah kisah bahwa seorang tengah berjalan di hutan yang gersang tidak ada air dan di atas terdapat awan yang mengelilinginya. Dari awan dia mendengar suara, "Hai awan, pergi dan siramilah kebun si fulan yang saleh itu". Maka awan itu bergerak dari sana dan di tempat yang tinggi dimana terdapat batu-batu cadas di tempat itu hujan mulai turun dan air pun mulai mengalir dalam parit yang kecil. Orang itu berkata bahwa, "Saya pun berjalan menelusuri aliran parit, maka apa yang saya lihat? Ternyata aliran air ini mengalir masuk di sebuah kebun dan pemilik kebun membawa cangkul membetulkan jalannya aliran air itu masuk di petak-petak tanamannya". Kemudian orang yang mendengar suara dari awan itu begitu sampai

cabang dan di setiap cabang terdapat 100 butir biji dapat Dia ciptakan. Yakni menjadikan lebih banyak dari benda yang aslinya termasuk dalam kekuasaan Tuhan dan pada hakikatnya kita semua orang adalah hidup dengan kekuasaan Tuhan. . Dan jika Tuhan tidak kuasa untuk memperbanyak sesuatu benda dari sisi-Nya maka seluruh dunia akan menjadi binasa dan seekor hewan pun tidak akan dapat hidup di permukaan bumi". Kemudian beliau bersabda, "Di dalam ta'bir mimpi harta itu adalah hati/jantung karena itu menyumbangkannya adalah mengorbankan jiwa. Yakni, pengorbanan harta pun adalah sangat penting. Manusia tatkala membelanjakan/menyedekahkan dia sedikit banyak memperlihatkan suatu keteguhan dan ketulusan dan pada hakikatnya ini tidak terbentuk hanya dengan ucapan belaka selama suatu hal tidak dijabarkan/implementasikan dalam bentuk amalan." Sedekah itu karena itulah disebut shadaqah karena menandai orang-orang yang benar/tulus. Tertera dalam sebuah hadits yang bersumber dari Hadhrat Huraim bin Fatik bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa membelanjakan sesuatu di jalan Allah maka sebagai ganjarannya akan mendapatkan 700 kali lipat". Kemudian tertera sebuah hadits yang bersumber dari Hadhrat Anas r.a. bahwa Rasulullah saw bersabda, "Apakah Aku tidak akan beritahukan kepada kalian Wujud yang paling dermawan dari semua yang dermawan? Allah adalah Sang Wujud yang paling dermawan dari segenap yang dermawan. Dan kemudian aku dari segenap ummat manusia…" – beliau berbicara mengenai diri beliau – "…adalah orang dermawan yang paling besar". Sahal bin Ma’az meriwayatkan dari bapaknya bahwa Rasulullah saw bersabda: "Shalat, puasa dan berzikir melipat-gandakan harta yang dibelanjakan di jalan menjadi 700 kali lipat". Shadaqah Yang Paling Besar Ganjarannya & Suara Dari Awan Jadi, ini merupakan khabar gembira untuk orang-orang yang telah memberikan 7


bakhil/kikir, kalau tidak maka mulutnya tetap akan ditutup (tidak akan ada pemasukan balasan), sebab kalau uang tidak keluar maka itu tidak pula akan datang. Dan seberapa mampu engkau belanjakanlah itu dengan lapang dada". Hadhrat Munsyi Zafar Ahmad dari Kapurtala menerangkan sebuah peristiwa Hadhrat Masih Mau'ud a.s. bahwa, "Pada saat hari-hari awal, yakni hari-hari permulaan, candah dll.nya belum ditetapkan dan jumlah anggota Jemaat pun sedikit. Pada suatu ketika tamu datang dalam jumlah besar. Pada waktu itu keuangan dalam keadaan sulit. Hadhrat Mir Nasir Nawab menyebutkan di hadapan Hadhrat Masih Mau'ud a.s. mengenai kurangnya uang belanjaan (biaya) dapur umum, dan dia berkata pula bahwa tamu-tamu banyak yang datang. Beliau mengambil (meminta) perhiasan dari Hadhrat Ummul-Mukminin lalu memberikan kepada Mir Sahib.Yakni beliau ke ke rumah mengambil perhiasan Hadhrat Ummul-Mukminin. lalu memberikan kepada Mir Sahib bahwa juallah itu untuk menutupi kekurangan belanja. Kemudian pada hari kedua atau ketiga uang hasil penjualan perhiasan itupun menjadi habis. Mir Sahib kembali hadir (datang) dan beliau memberitahukan akan banyaknnya pengeluaran. Hudhur a.s. bersabda, "Kita sesuai cara sunnah yang ada telah menempuh cara-cara lahiriah. Kini Dia sendiri yang akan menyiapkan itu, yakni cara yang disunnahkan, apa yang ada pada kita itu telah kita tempuh, yakni telah kita belanjakan; kini Tuhan sendiri yang akan mengaturnya, yang memang merupakan tamu Dia". Dikatakan bahwa pada hari kedua sedemikian banyak uang yang datang lewat poswesel sehingga jumlahnya mencapai ratusan [rupees] -- dan pada zaman itu ratusan itu masih sangat berharga --- Kemudian beliau ceramah dengan judul tawakkul seraya bersabda, “Sementara orang-orang dunia bersandar pada uang yang disimpannya dalam peti tempat penyimpanan uang mereka, dimana sesuai dengan keperluan kapan dia inginkan dia akan keluarkan dari tempat penyimpanannya. Dan, demikianlah seorang yang betawakkal dia yakin dan bersandar

ke kebun tersebut lalu menanyakan kepada pemilik kebun, "Hai hamba Allah, siapa nama engkau?" Dia memberitahukan nama [pemilik kebun] yang dia dengar dari suara awan. Kemudian pemilik kebun itu menanyakan kepada musafir itu, �Coba beritahukanlah kepada saya kenapa engkau sampai begitu penting menanyakan namaku? Dia menjawab, "Dari awan yang airnya engkau kini tengah mengairi ladang engkau, saya mendengar suara bahwa, "Hai awan, airilah kebun si fulan". Nah, pekerjaan baik apa yang engkau lakukan sehingga engkau mendapatkan ganjarannya ini? Pemilik kebun itu berkata, “Karena engkau menanyakannya maka dengarlah, bahwa cara/kebiasaan saya adalah bahwa hasil yang didapatkan dari kebun ini sepertiganya Aku belanjakan di jalan Allah dan sepertiganya untuk menafkahi keluarga dan anak-anak saya, sedangkan yang sepertiganya yang tersisa saya gunakan sebagai benih di kebun ini." Cara Membayar Candah Agar Tidak Terasa Berat Jadi, kapan saja ada penghasilan/panen dari hari pertama dia mengeluarkan bagian itu lalu disimpannya. Dan ini merupakan pelajaran bagi orang-orang yang berprofesi bisnis atau berprofesi sebagai pegawai bahwa kapan saja tiba saat untuk memberikan candah apabila ada pemasukannya, maka pada waktu itu dari penghasilan/pemasukan itu seberapapun kalian akan memberikan candah itu keluarkan pada setiap bulan atau pada waktu atau saat dapat keuntungan, itu senantiasa dipisahkan maka akan merupakan sustu kemudahan dan pada akhir tahun tidak akan menjadi beban. Tertera sebuah hadits bahwa pada suatu saat Nabi Karim saw menasihati ipar beliau Hadhrat Asma binti Abu Bakar bahwa, Janganlah menghitung-hitung dalam membelanjakan harta di jalan Allah, kalau tidak maka Allah pun akan menghitunghitungnya lalu memberikannya kepada engkau. Demikian pula mulut kantong uang engkau pun janganlah ditutup lalu duduk, yakni janganlah engkau tahan karena 8


dalam) maka tabiat (hati saya) menjadi resah, dan Islam menjadi sasaran serangan agamaagama lain di luar Islam. Apabila kondisi ini telah terjadi, apakah kita jangan mengambil tindakan untuk kemajuan Islam? Allah dengan tujuan inilah telah mendirikan Jemaat ini. Jadi, melakukan upaya-upaya yang benar untuk kemajuannya adalah menyempurnakan perintah dan kehendak Tuhan. Oleh karena itu apa pun yang kalian belanjakan di jalan ini Dia Maha Mendengar dan Maha Melihat. Dan inipun merupakan janji dari Tuhan bahwa "Barangsiapa yang memberikan untuk Tuhan maka Aku akan memberikan berkat beberapa kali lipat". Di dunia inilah mereka banyak akan mendapatkan, dan setelah wafat ganjaran akhirat pun mereka akan lihat (menyaksikannya). Betapa ketenteraman yang tersedia. Singkat kata, kini saya menarik perhatian kalian semua pada masalah ini bahwa belanjakanlah harta kalian untuk kemajuan Islam.�

pada Tuhan bahwa kapan dia inginkan dia akan keluarkan maka seperti itulah perlakuan Tuhan bersamanya. Yakni kapan dia akan menginginkan dia akan keluarkan dan Allah seperti itulah perlakuan-Nya terhadapnya. Jadi, lihatlah, dari itu kita memperoleh pelajaran bahwa Allah memenuhi keperluankeperluan hamba-hamba-Nya. Akan tetapi, Allah demi untuk kebaikan kita, untuk keuntungan kita, kitapun Dia ikut-sertakan dalam orang-orang yang bernasib mujur yang ikut serta dalam pekerjaan-pekerjaan baik itu dan meraih ganjaran dan menjadi waris karunia-karunia Allah. Ketulusan Keimanan Hadhrat Khalifatul Masih I r.a. Hadhrat Masih Mau'ud a.s. dalam menyebut Hadhrat Khalifah Hakim Nuruddin r.a. beliau bersabda, “Jika aku mengizinkan, maka dengan mengorbankan segala-galanya seperti halnya persaudaran ruhani, dia juga akan siap membayar hak persaudaraan jasmani dan hak untuk tinggal setiap saat bersama-sama. Ada beberapa baris suratsuratnya saya kemukakan kepada para pemerhati. Ia menulis, "Saya berkurban di jalan Tuan. Apapun milik saya maka itu bukanlah milik saya melainkan milik Tuan. Wahai guru yang mulia, saya katakan dengan sejujur-jujurnya bahwa segenap harta benda saya jika dibelanjakan dalam pengembangan agama maka saya [menganggap bahwa saya] telah sampai pada tujuan saya. Jika karena terhentinya penerbitan [buku] Barahin Ahmadiyah para pembeli menjadi gelisah/resah maka izinkanlah saya melakukan pengkhidmatan untuk mengembalikan harga yang telah mereka bayar dari diri saya sendiri Yakni jika para pembeli (pemesan) Barahin Ahmadiyah tidak dapat melunasi pembayarannya maka Tuan izinkanlah saya untuk membayar semuanya (biaya penerbitannya)." Kemudian Hadhrat Masih Mau'ud a.s. bersabda, �Saya yang telah berkali-kali menegaskan bahwa belanjakanlah harta di jalan Allah, ini adalah perintah Tuhan, karena kini Islam tengah mengalami kemunduran. Dengan melihat kelemahankelemahan external dan internal (luar dan

Perjanjian baru Tahrik Jadid Kini sebelum saya mengumumkan tahun baru Tahrik Jadid, dan pada tahun yang lalu hujan karunia-karunia Allah yang mana yang telah turun. Sebelum memberitahukan secara singkat saya memberitahukan bahwa, misalnya, tanggal 31 oktober sebagaimana setiap orang mengetahui setiap tahun itu berakhir pada bulan Oktober dan jumlah perhitungan yang sampai pada waktu itu dan pengorbanan yang dipersembahkan oleh Jemaat secara berjamaah di hadapan Tuhan itu pembayarannya/pemasukannya sebanyak 2.812.000 poundsterling. Alhamdulillah. Dan pembayaran/pelunasan ini dibandingkan tahun sebelumnya ada lebih 360.000 poundsterling. Alhamdulillah tsumma alhamdulillah. Pembayaran tahun yang lalu di dalamnya sedemikian besar kemacetan yang terjadi sehingga terfikitr bahwa mungkin pada tahun demikian banyak penerimaan tidak akan dapat diperoleh, tetapi Allah yang senantiasa menurunkan karunia-Nya kepada Jemaat, pada tahun ini pun lebih dari tahun sebelumnya Dia telah menyediakan sarana 9


Pakistan, 2. Amerika, 3. Jerman, 4. Inggris, 5. Kanada, 6. India, 7, Mauritius, 8. Switzerland, 9. Australia dan 10. Belgia. Jemaat Inggris nomor 4 dan ini cukup baik posisinya, itu nanti saya akan terangkan untuk kebaikan. Di Jemaat Timur tengah Saudi Arab, Abu Dhabi dan di Afrika Nigeria yang patut disebut. Semoga Allah mencurahkan pandangan kasih sayang-Nya kepada semua dan terus menganugerahkan karunia-karuniaNya. Kini, saya akan memberitahukan akan jumlah pejuang/peserta Tahrik Jadid bahwa dengan karunia Allah jumlahnya lebih dari 384.500 orang. Dan dibandingkan dengan tahun yang lalu pada tahun ini dengan karunia Allah terdapat penambahan jumlah pembayar sebanyak 30.400 pejuang/peserta dan dalam penambahan ini India pertama, kemudian Pakistan lalu Inggris dan Jemaat Kanada. Jemaat Inggris dibandingkan tahun sebelumnya 1.910 pejuang baru/peserta baru yang dapat mereka masukkan dalam Tahrik Jadid yang sungguh merupakan langkah yang menambah semangat. Dan penambahannya pun telah terjadi dari segi itu, sebab sementara dalam pembangunan Mesjid Baitul- Futuh pengeluaran banyak dikeluarkan dan di Jemaat-jemaat/cabang-cabang yang lain juga di sana mesjid-mesjid tengah dibangun (yang banyak mengeluarkan biaya), maka dari segi itu langkah Jemaat Inggris – masya Allah - tengah melaju ke arah kemajuan. Kemudian, Jemaat Kanada pun patut disebut bahwa dari segi jumlah anggota kini sudah 75 persen anggota Jemaat telah ikut menjadi peserta Tahrik Jadid. Maka dari segi perhitungan rata-rata per orang ada 5 Jemaatjemaat yang saya beritahukan yang dalam memberikan candah memenuhi standar sbb.: 1. Amerika, 2. Switzerland , 3. Britania,5. Belgia, dan 5. Australia. Pakistan secara tradisi nama-nama cabangcabang di setiap kabupaten juga dibacakan yang menonjol dalam partisipasinya dalam pengorbanan harta dan memang mereka memiliki kedudukan yang khas. Maka di Pakistan yang pertama Lahore, kedua Rabwah, dan ketiga Karachi. Selain itu cabang-cabang Rawalpindi, Islamabad, Multan, Mirpurhas, Mardan, Syekhupura, Jhang, Bahawalnagar,

pembayaran/penerimaan yang lebih. Dan kini karena di dalamnya sejumlah cabang-cabang Jemaat dari segi pengorbanan mereka diterangkan nomor urut secara mendetail, maka hal itu saya akan terangkan. Sebab, dari banyak tempat-tempat, para Amir dan para Sekretaris Tahrik Jadid menunggu dengan gelisahnya karena ingin mengetahui apa hasil yang akan tampil di hadapannya. Jadi, pada tahun ini juga, dengan karunia Allah, Jemaat Pakistan mempertahankan tradisinya yang sebelumnya dan mereka menduduki peringkat awal dari segenap Jemaat di dunia dan merekalah yang mendapatkan kehormatan itu. Dan Jemaat Pakistan merupakan negara yang mana penerimaan secara keseluruhan juga dan dari segi jumlah pejuang/peserta Tahrik Jadid juga paling depan dari semuanya. Meskipun dari beberapa waktu yang lalu WakilulMal/Sekretaris Mal sangat cemas bahwa apa yang akan terjadi dan banyak sekali fax yang datang, tetapi Allah telah menurunkan karuniaNya dan apapun keinginannya atau apapun targetnya itu menjadi terpenuhi. Alhamdulillah. Dan sesudah itu posisi kedua diduduki oleh Amerika. D isanapun Amir sahib menyangka bahwa dari segi ekonomi kondisi juga ikut terpengaruh, maka tidak dapat diketahui bahwa target pengorbanan yang ada dalam fikirannya itu apakah dapat terpenuhi atau tidak. Tetapi pada tahun inipun Amerika dibandingkan tahun yang lalu dengan melunasi pembayaran yang menonjol di negara-negara luar Pakistan menduduki peringkat awal dari Jemaat seluruh dunia. Dan inipun saya beritahukan terkait dengan Amerika bahwa pembayaran rata-rata di Amerika syarah/nilainya pun awal/paling banyak dari Jemaat seluruh dunia. Dan dari segi itu Jemaat Jerman nomor tiga dan senantiasa keistimewaan Jemaat Jerman bahwa dengan karunia Tuhan 95 persen warga Jemaat yang ada itu ikut dalam Tahrik Jadid, masyaallah. Peringkat 10 Besar Kini penerimaan secara keseluruhan Jemaat –jemaat mana yang masuk dalam sepuluh besar itu saya beritahukan. 1. 10


Kemudian beliau bersabda, “Jadi, segenap pria Ahmadi yang baligh dan segenap perempuan Ahmadi yang baligh memiliki kewajiban untuk ikut ambil bagian dalam gerakan ini. Bahkan pada anak-anak pun dilakukan imbauan dan secara formal mereka diikut-sertakan bersama mereka. Misalnya, dengan perjanjiannya masukkanlah suatu bagian dari pihak mereka/atas nama mereka, baik satu sen, atau dua sen atau satu ana…". -- ini merupakan uang logam disana. – "…Dari itu akan timbul gerakan di dalam hati mereka. Bahkan daripada menyuruh menuliskan sendiri janji atas nama anak-anak, lebih baik katakanlah pada anak-anak supaya mereka sendiri [pergi ke sekretaris] menyuruh menuliskan perjanjian mereka sendiri. Dari itu akan lahir kesadaran dalam diri mereka bahwa "Saya tengah memberikan candah". Sejumlah orang tua menyuruh menuliskan candah (membuat perjanjian sendiri) atas nama anak-anak mereka, tetapi tidak memberitahukan kepada mereka. Merupakan kebiasaan anak-anak untuk bertanya. Katakanlah kepada mereka, "Kalian pergilah sendiri untuk menuliskan candah (perjanjian) kalian". . Maka dia akan menanyakan, "Candah itu apa?" Dan apabila Saudarasaudara (orang tua) menerangkan tentang candah bahwa candah ini kenapa. Dan kemudian jika dia bertanya candah itu kenapa? Maka Saudara-saudara (orang tua) akan menerangkan kepadanya tentang kesulitan-kesulitan [yang dihadapi] Islam dan keindahannya. Jadi, di dalam diri anak-anak Allah telah meletakkan fitrat/kebiasaan untuk sebanyakbanyaknya bertanya. Dan jika Saudara-saudara melakukan seperti itu maka di dalam diri mereka akan lahir ruh baru dan mulai dari sejak kanak-kanak akan lahir ketertarikan dalam diri mereka untuk berkhidmat pada Islam. Dalam menasihatkan anak-anaknya Hadhrat Muslih Mau'ud r.a. bersabda. ”Selama Islam belum tersebar di seluruh pelosok dunia dan orang-orang di seluruh dunia belum menerima Islam maka sampai pada waktu itu janganlah pernah memperlihatkan kekurangan (kelemahan) dalam tabligh Islam. Dan, khususnya pada

Dera Gazi Khan, Wihari, Wahken, Kundri, Gujrat, Epetabad, Mianwali, Rajanpur, Muzaffar Gar, Basyirabad Sind dan kampung 166. Dan ini adalah cabang-cabang bukan kabupaten-kabupaten. Dan adapun yang menonjol pada peringkat kabupaten yang ikut dalam pengorbanan adalah: Sialkote, Faisalabad, Gujranwala, Narowal, Jehlum, Mirpurkhas, Mandibahauddin , Mirpur Azad Kasymir. Khanewal, Badiin dan Tobahtehsing. Nah, kini jumlah perhitungan telah tampil di hadapan kita. Kini, sejalan dengan itu saya mengumumkan 70 tahun [keberadaan] Tahrik Jadid shaf (barisan) awal, dan 60 tahun Tahrik Jadid shaf kedua, 39 tahun Tahrik Jadid shaf 3, dan 19 tahun Tahrik Jadid shaf 4. Semoga Allah pada tahun yang akan datang pun menganugerahi kemurahan rezeki kepada orang-orang yang memberikan pengorbanan dan memberikan kelapangan dalam harta dan menganugerahkan kepada mereka berkurban lebih dari sebelumnya. Dan semoga kepada cabang-cabang Jemaat pun dianugerahi taufik untuk mengikut-sertakan sebanyak-banyak orang-orang di dalamnya. Sabda Hadhrat Mushlih Mau'ud r.a. Hadhrat Mushlih Mau'ud r.a yang merupakan pendiri Tahrik Jadid bersabda: "Ingatlah, Tahrik Jadid adalah datang dari Tuhan. Karena itu, Dia pasti akan menganugerahi kemajuan padanya, dan apapun hambatan-hambatan yang terdapat di jalannya Dia akan menyingkirkannya. Dan jika dari dunia tidak tersedia sarana untuk itu maka Dia akan memberkatinya dari langit. Maka selamat sejahteralah mereka yang berlomba-lomba ikut ambil bagian dalam gerakan ini karena nama mereka akan tetap hidup dalam sejarah Islam dengan adab dan penuh kemuliaan; dan di hadapan singgasana Ilahi orang-orang ini akan mendapatkan kedudukan yang khas, sebab mereka sendiri dengan menanggung derita telah berupaya untuk keteguhan agama dan anak-anak mereka Tuhan sendiri yang akan menjaminnya; dan sinar langit yang berkilauan akan terus memancar dari dada-dada mereka dan akan terus menyinari dunia." 11


setiap orang sejauh mana Tuhan memberikan kelapangan dan kekuatan kepadanya janganlah takut untuk membelanjakan hartanya dijalan ini. Dan janganlah menganggap hartanya lebih utama dari Allah dan Rasulnya, dan saya sejauh mungkin bagi diri saya dengan perantaraan karangankarangan berkat-berkat ilmu-ilmu itu saya sebarkan di negara-negara Asia dan negaranegara Eropa, yang ruh Tuhan yang suci telah anugerahkan kepada saya" (Izalah Auham). Semoga Allah mengaugerahkan taufik kepada kita dan senantiasa terus menerus mengembangkan taufik kita dan demi untuk missi Hadhrat Masih Mau'ud a.s. ini kita siap memberikan segenap macam pengorbanan dan kitapun dapat menjadi sosok yang mampu menciptakan semangat pengorbanan ini pada generasi kita.

anak-anak saya, ini merupakan wasiat saya bahwa tinggikanlah/kibarkanlah bendera Islam sampai hari Qiamat; dan terhadap anakanak cucu kalian teruslah nasihati bahwa mereka tidak akan pernah meninggalkan tabligh Islam dan sampai mati/wafat akan terus meninggikan bendera Islam." Sabda Hadhrat Masih Mau'ud a.s. Hadhrat Aqdas Masih Mau'ud a.s. bersabda, “Wahai rekan-rekan yang kucintai, saya yakinkan kepada kalian bahwa Allah telah menganugerahkan pada diri saya gejolak dan semangat sejati untuk berbelas kasih/solidaritas kepada kalian, dan kepada saya dianugerahi makrifat sejati untuk menambahkan iman dan makrifat kalian. Makrifat ini sangat penting bagi kalian dan bagi anak-anak kalian. Oleh karena itu saya di sini berdiri mengimbau kalian bahwa kalian dari harta kalian yang bersih ulurkanlah bantuan untuk kegiatan-kegiatan agama, dan

Pent. Mln. Qomaruddin Sy.

12


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.