Hhutbah tanggal 12 Oktober 2001 Khu –U Khutbah hari ini berkaitan dengan sifat rafiyq-sahabat Allah swt dan kini masih banyak sifat-sifat baik Allah swt yang berkenaan dengan itu akan banyak khutbahkhutbah yang akan disampaikan. Namun, hari ini,sejauh yang saya telah usahakan, khutbah ini telah saya singkatkan.dan tetap akan memakan waktu. Pertama-tama saya akan membacakan ayat surah An-Nisa’ ayat 2:Yaa ayyu...............raqiybaaInilah ayat suci yang dibaca waktu pernikahan. Dan dari ayat-ayat itu, ini merupakan sebuah ayat yang terjemah leterliknya sbb: Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menjadikan kamu dari satu jiwa dan daripadanyalah Dia menciptakan jodohnya. dan kemudian dari keduanya Dia mengembangbiakkan banyak laki-laki dan perempuan dan bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta diantara kamu dan perhatikanlah hubungan tali kekerabatan. Sesungguhnya Allah pengawas atas kamu. Kini di dalam ayat suci ini hal yang mengherankan adalah Dia telah menciptakan dari satu jiwa yang merupakan perkara permulaan kelahiran,yang disini Al-Quran tengah lukiskan. Pada kenyataannya sebelumnya hanya satu jiwa yang ada, dan tidak ada masaalah pembagian jenis kelamin dalam corak apapun Lama kelamaan jiwa itu terbagi dalam dua bagian.dan lama kelamaan menjadi mengecil dan seperti inilah rangkaian terus berjalan.Kemudian dari itulah - yang merupakan ihsan/kebaikan agung Allah, Dia menciptakan sistim memisahkan satu hewan kecil dari itu. Jadi, setiap yang bernyawa dulunya melemparkan satu kembarannya/misalnya di air Dan di airlah keduanya itu, yang keluar dari kembaran jodoh yang lain,keduannya bertemu kemudian menjadi satu jiwa..Jadi, seperti itulah dari kelahiran awal sampai akhirat, teori /sistim apapun yang berlaku semuanya disebutkan. Dan kemudian hal yang menarik adalah bahwa Dia berfirman sebelum Adam jodoh telah terbentuk . Tidak benar pandangan bahwa hanya Adam-lah manusia pertama.Bahkan sebelum Adam jodoh-jodoh telah terbentuk .wa batstsa min huma rijaalan katsiyran wanisaa’ -Dan Dia menciptakkan dari jodoh-jodoh itu banyak laki-laki dan juga perempuan.Jadi, sebelum Adam, telah mulai terbentuk jodoh-jodoh Dan adapun halnya pandangan dungu bahwa Hadhrat Adam merupakan manusia pertama yang untuk seterusnya darinya lahir anak-anak,lalu pandangan bahwa Hadhrat Hawa,terbentuk dari tulang rusuk Adam, semua itu merupakan pandangan-pandangan salah yang Al-Quran sama sekali menolak hal itu. Di akhir ayat tertulis wattaqullah........arham- Bertakwalah kamu kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu satu dengan yang lain saling bertanya.wal-arhaam dan secara khas perkara tali kekerabatan hendaknya diperhatikan.- Dan merupakan hal yang sangat disayangkan bahwa dewasa ini banyak sekali pengaduan-pengaduan menyangkut sikap /perlakuan terhadap kerabat dekat bahwa mereka tidak diperhatikan yang sebagai dampaknya banyak perselisihan masalah keluarga yang terus terjadi. Dalam urusan keluarga yang penting diingat adalah bahwa istri menemukan mertua baru yang hendaknya berfungsi sebagai bapak dan demikian pula suami memperoleh mertua perempuan baru yang hendaknya seperti ibu baginya. Jadi, jika di dua pihak jalinan serupa ini yang terjadi maka sebagai hasilnya komplik dalam rumah tangga tidak akan terjadi. Akan tetapi karena kurangnya hal-hal itu,yakni tidak dihiraukannya nasehat pertama Al-Quran tatkala suami istri menjalin ikatan nikah akhirnya timbul semua masaalah itu dan surat-surat saya pun setiap hari penuh dengan masaalah-masaalah tidak dijaganya ikatan tali kekerabatan. Pada akhir ayat ada innallah ‘alaikum raqiyba Kamu janganlah menganggap bahwa tidak ada pengawas atasmu, Allah Pengawas atas kamu. -Kini kata raqiyb hendaknya dipecahnya dari segi lughat, bahwa dalam arti apa ? Satu arti raqaba adalah duduk di tempat pengintaian;duduk menunggu sambil mengintai seseorang Maka manusia pun hendaknya takut bahwa untuknya pun ada yang duduk sambil mengintainya yang pada akhirnya dia akan sampai pada akibat buruknya. Arti kedua raqiyb adalah:alhaafizhulladziy laa yagiybu anhu syaiunPengawas/Pelindung yang tidak ada sesuatu tersembunyi darinya.Setiap saat mengetahui bahaya apa yang akan dihadapi dan sesuai dengan itu karena mengetahui dari sebelumnya akan bahaya itu Dia lalu menjaganya dari bahaya itu. raqqaba juga artinya
adalah juga hati-hati/waspada attaraqqubu: al intizhaar wa tawaqquu’sysyai-Menunggu sesuatu barang dengan harapan juga termasuk dalam arti attaraqqubu. raqiybul-kaum: haarisuhum. Maksud raqiybulkaum adalah pelindungnya/Pengawasnya. Semua arti-arti ini diambil dari Mufradaat Imam Ragiyb dan dari Lisaanul’arab Dan secara singkat di dalam Aqrabul Mawaarid arti raqiyb adalah pelindung;penanti/penunggu dan pengawas. Disini terkumpul tiga arti yang diterangakan. Kini sebuah hadis dalam Bukhari Kitabulmanaaqiyb :an abi bakrin radhiallahu a’nhu qaala:urqubuw muhammadan shallaahu ‘alahi wasallam fi ahli baitihi-Yakni lindungilah Muhammad bersama keluarganya Lindungilah beliau sambil mengorbankn keluargamu dan lindungi pulalah keluarga beliau. Jadi, inilah arti yang diuraikan Hadhrat Abu Bakar Siddiq r.a. Ada sebuah riwayat Masnad Ahmad bin Hanbal dalam Masnad al-anshar yang diriwayatkan dari Hadhrat Abdullah bin Tsa’labah bahwa beliau bersabda: Bagi Rasulullah saw. sedemikian rupa perlindungan Tuhan yang mana itu tidak diperoleh siapapun. (Masnad Ahmad bin Hanbal, Masnad Ansar) Maksudnya berada dibawah naungan perlindungan Tuhan dan siapapun tidak mendapatkan perlindungan se mulia /sehebat yang diperoleh Rasulullah saw. Hadhrat Ali r.a.meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda:” Setiap nabi telah dianugerahi tujuh sahabah/teman yang memiliki silsilah keturunan yang memiliki wibawa tinggi.”- Kini perinciannya kita tidak mengetahui mana yang tujuh yang diberikan dan bagaimana itu dianugerahkan.Namun,yang diketahui hanya bahwa pasti penolong dari silsilah keturunan yang tinggi/wibawa yang dianugerahkan, yang sesuai dengan petunjuk Tuhan mereka memberikan pertolongan. Namun, Rasulullah saw. bersabda berkenaan dengan diri beliau bahwa saya diberikan empat belas serupa itu penolong yang melindungi. Ketika ditanyakan kepada Hadhrat Ali r.a.yang empat belas situ yang mana ? Nah,kini hadis ini bukanlah hadis dalam arti bahwa Rasulullah saw. yang mengucapkannya. Ucapan yang serupa itu disebut atsar-jejak. Yakni, Hadhrat Ali sendiri yang yang menerangkan bahwa saya salah satu dari itu dan kedua anak saya Ja’far, kemudian Hamzah, Abu Bakar , Umar,Masa’b bin Umair , Bilal, Salman Ammar,Miqdad,Huzaifah dan Abdullah bin Mas’ud (Tirmidzy Abwab manaqiyb baitunnnabiy) Kini terjemahan sebuah hadis panjang dari Akramah bin Ammar saya akan sampaikan di hadapan kalian: Akramah bin Ammar meriwayatkan bahwa Dhamdham bin Jous memberitahukan bahwa Hadhrat Abu Hurairah menceritakan bahwa saya mendengar Rasulullah saw. bersabda,’Ada dua orang Bani israil yang menjalin ikatan tali persaudaraan diantara mereka. Salah satu diantara ke keduanya selalu terjebak dalam dosa dan sementara yang seorang selalu sibuk dalam ibadah. Sahabat yang selalu beribadah selalu menasehati yang berdosa untuk meninggalkan dosa kapan saja mendapatkannya tengah melakukan dosa. Satu hari dia melihatnya tengah melakukan dosa maka dia berkata padanya tinggalkanlah amal buruk ini . Dia menjawab, ‘Lepaskanlah urusan saya pada Tuhan saya .Apakah engkau dikirim sebagai pengawas untuk saya ?Atas jawaban /hal itu ahli ibadah itu berkata, demi Allah,Dia tidak akan mengampuni engkau,atau dia berkata bahwa Allah tidak akan memasukkan engkau ke dalam surga. Ruh keduanya dicabut dan keduanya berkumpul di hadapan rabbula’alamiyn(Tuhan).Maka Tuhan berkata kepada yang mujtahid/yang berijtihad: Apakah berkenaan dengan Aku engkau mengetahui (akan apa yang akan Saya lakukan ?)-atau Dia berfirman apakah engkau kuasa atas apa yang ada dalam kuasa Saya ?. Dan kemudian berkata pada yang berdosa itu,’Pergilah ke dalam surga,masuklah dengan bersandarkan pada rahmat Saya. Kemudian berkenaan dengan yang kedua berfirman, supaya malaikat memasukkannya ke neraka (Sunan Abi Daud Kitabul adab) Jadi nasehat yang bisa diperoleh dari itu khususnya berkenaan dengan kekuasaan Tuhan dan ampunan-Nya jangan hendaknya mendakwakan yang tidak benar bahwa si fulan akan dimaafkan dan si fulan tidak akan dimaafkan. Jika Allah menghendaki maka dosa yang besar-besar sekalipun Dia akan maafkan dan inilah yang ada dalam Al-Quran bahwa ampunan-Nya meliputi segala sesuatu. Jadi, mengatakan dengan bersumpah atas nama Tuhan bahwa si fulan Tuhan tidak akan maafkan, ini sama sekali merupakan
kezaliman dan merupakan penganiayaan terhadap diri sendiri.Maka orang yang mengambil alih kekuasaan-kekuasaan Tuhan di tangannya hal itu menjadi pertengkaran dengan-Nya. Jadi, kekuasaan Tuhan hanya baik di tangan Tuhan,seorang hamba tidak bisa ikut campur dalam urusan Tuhan dan sebagai dampaknya sebagaimana diterangkan dalam hadis seorang yang secara zahir merupakan penghuni neraka menjadi penghuni surga dan seorang yang secara zahir penghuni surga menjadi penghuni neraka. Hadhrat Anas bin Malik r.a.bersabda:Seorang datang kepada Rasulullah saw. dan berkata kepada nabi: Ya Nabi Allah saya ingin melakukan perjalanan . Beliau berkata: Kapan?”Besok, insyaallah “ jawabnya.Atas hal itu beliau datang padanya. Beliau memegang tangannya dan bersabda:Semoga engkau berada di bawah perlindungan dan aman-Nya ,semoga Allah menganugerahi engkau perbekalan takwa,memaafkan dosadosamu dan kemanapun kamu mengarah, Allah membawa engkau pada kebaikan” (Sunan Addarami Kitabul-isti’dzaan) Inilah doa-doa,yang darinya dapat diketahui bahwa pada hakekatnya orang itu pasti akan berhadapan dengan bahaya yang karena doa Rasulullah saw. itu menjadi terhindar. Sebagaimana pada zaman Hadhrat Masih Mauud a.s. juga sesuai riwayat Maulvi Rajiki Sahib r.a.waktu beliau pergi secara khas beliau a.s. bersabda :”Semoga berada dalam perlindungan Allah,semoga Allah menjadi pelindung dan penolong”-Di jalan ular berkali-kali menyerang beliau,namunbeliau terus selamat dari setiap serangan . Dan beliau kemudian sesudahnya memberikan keterangan bahwa Hadhrat Masih Mauud a.s. yang secara khusus bersabda kepada saya semoga Allah melindungi engkau itu bukanlah hal yang biasa Karena pengaruh itu saya terus selamat dari setiap seranganserangan. Allamah Fakhruddin Raazi dalam menafsirkan ayat innallaha ‘alaikum raqiyba bersada:Maksud arraqiyb adalah pelindung/pengawas yang mengawasi semua ama-amal engkau dan dari kata inilah sifat raqiyb (pengawas) Allah. Jadi Allah sambil membertahukan sifat raqiyb menerangkan bahwa Dia mengetahui segala rahasia dan halhal yang terselubung. Jika kondisinya demikian maka berkenaan dengan mengerjakan amalnya atau tidak mengerjakan amal penting bagi manusia hendaknya selalu hati-hati dan selalu mengingat ketakwaan pada Zat-Nya. Hadhrat Khalifatul Masih 1 bersada: Innallaha ‘alaikum raqiyba jika kamu memperhatikan bahwa Allah merupakan pengawas atas hal kamu maka kamu akan bisa selamat dari setiap corak perbuatan keji dan keburukan yang bisa melemparkan jauh dari ketakwaan. Perhatikanlah, di hadapan seorang manusia agung seorang tidak bisa memiliki keberanian melakukan keburukan . Setiap pelaku keburukan ingin menyembunyikan keburukannya. Kemudian kalau mengimani Allah sebagai raqiyb-Yang Maha Mengawasi dan bashiyr-Yang Maha melihat dan beriman dengan sejati pada –Nya maka dia akan selamat dari perbuatan seperti itu. Walhasil takwa merupakan ni’mat yang mana seorang yang muttaqi dapat meraih keturunan yang suci/saleh”. (Al-Hakam 21 Oktober 1902 hal 14-15) Dalam rangkaian ini saya teringat sebuah hadis.Beliau bersabda:Mu’min selama berada dalam dosa sampai pada waktu itu dia tidak tetap berada dalam kondisi mu’min dan sesudah itu dia kembali pada iman. Jadi ini merupakan pokok bahasan makrifat yang sangat dalam ,yakni semua orang pada hakekatnya ketika tengah melakukan keburukan pada waktu itu mereka tengah menganggap Tuhan dalam kondisi gaib(jauh), kalau tidak, tidak akan berani melakukan dosa . Ketika telah melakukan dosa maka baru ingat.bahwa dia telah terlanjur melakukan itu. Oleh karena itu Rasulullah saw. bersabda: Pada waktu itu(tengah melakukan dosa) dia bukan orang mu’min tetapi setelah melakukan dosa baru kemudian menjadi orang yang beriman. Beranggapan bahwa imannya selamanya akan hilang adalah salah. Ada satu lagi perkataan Hadhrat Khalifatul Masih 1 : Resep untuk meraih takwa harus mengimani Tuhan sebagai raqiybPengawas.Oleh karena itu Allah berfirman innallah ‘alaikum raqiyba Jika kamu selalu mengingat bahwa Allah selalu menjadi pengawas setiap keadaan/kondisi kamu maka kamu akan selamat dari setiap perbuatan keji dan keburukan yang menjadikan jauh dari takwa”
(Ahbar Badar Qadian 5 Maret 1908 hal.6) Kini ayat surah Al-Maidah dimana disebutkan penggunaan kata raqiyb(118): Saya tidak pernah mengatakan pada mereka kecuali apa yang telah Engkau perintahkan padaku,yaitu,’Beribadahlah pada Allah,Tuhanku dan Tuhan-mu dan aku menjadi saksi/pengawas selama aku berada diantara mereka. Akan tetapi tatkala Engkau mewafatkan aku maka Engkau Sendiri-lah yang menjadi Pengawas atas mereka dan Engkau adalah saksi atas segala sesuatu. Hadhrat Ibnu Abbas berkenaan dengan itu meriwayatkan dalam Bukhari Kitabuttafsir bahwa sekali Rasulullah saw. dalam sebuah ceramah bersabda: Pada hari kiamat yang paling pertama dipakaikan jubah adalah Hadhrat Ibrahim – Kini dikenakannya jubah/pakaian kepada Hadhrat Ibrahim,ini karena Hadhrat ibrahim telah memilih ketakwaan.dan kertika dikatakan padanya menjadi muslimlah engkau maka beliau berkata di hadapan Tuhan bahwa saya dari sejak dahulu/sebelumnya telah menjadi muslim/itaat Jadi, penggunaan kata memakaikan Ibrahim pakaian digunakan sebagai satu pribahasa,yang merupakan pakaian ketakwaan.Dan karena beliau akan mengenakan jubah ketakwaan oleh karena itu beliau dipakaikan jubah/pakaian ini. Namun, di dalam itu timbul satu keraguan, bahwa apakah-naudzubillah min dzaalik-sebelum Rasulullah saw. Hadhrat Ibrahim telah dipakaikan jubah ketakwaan , sebab itu hal ini hati tidak menerimanya.Di dalam ini ada hikmat yang terselubung, yang karenanya hal ini difirmankan.Akan tetapi hal ini sama sekali tidak mungkin bahwa sebelum Rasulullah saw. Hadhrat Ibrahim yang dipakaikan jubah/pakaian ketakwaan. Di dalam sebuah hadis lain tertulis bahwa Rasulullah saw. bersabda:Apabila saya bangkit pada hari kiamat maka Musa yang paling pertama akan nampak pada saya,yang satu kali pernah pingsan tidak sadarkan diri, dia akan bangkit dua kali.-Jadi, kontradiksi diantara ini memerlukan penelitian.Dan dalam corak kontradiksi-kontradiksi seperti ini hal yang mudah adalah kembalilah kepada Al-Quran dan apa yang Al-Quran terangkan itulah yang paling baik, bahwa Rasulullah saw. merupakan muttaqi yang paling bertakwa dari semua yang muttaqi. Ada satu riwayat Ibnu Abbas bahwa pada satu hari Rasulullah saw. dalam ceramahnya bersabda: “Pada hari kiamat Hadhrat Ibrahim merupakan orang yang paling pertama dipakaikan jubah” – Bagian keduanya :Waspadalah, sebagian orang dari ummatku akan dibawa dan mereka akan dibawa kesebelah kiri . Atas hal itu saya akan berkata, ya Tuhan ! Ini kan sahabahku. Maka dikatakan : Sesudah engkau mereka banyak mengada-ngadakan hal-hal baru/bidaah. Lalu sayapun akan berkata seperti seorang hamba yang saleh berkata: Selama saya sebagai pengawas mereka, mereka tidak seperti itu. Namun tatkala Engkau mengangkat saya, memanggil saya maka ya Tuhan, Engkau-lah pengawas mereka Setelah Engkau mewafatkan saya,maka saya tidak lagi menjadi pengawas atas mereka. (Bukhari Kitabuttafsir) Inilah hadis yang dengan berasaskan hadis ini Hadhrat Masih Mauud a.s. mengambil kesimpulan bahwa Hadhrat Masih a.s.telah diangkat dan kini tidak akan kembali,karena apabila dia telah meninggalkan pengawasannya maka tidak bisa dikatakan bahwa kini dia akan kembali untuk kedua kalinya dan dia mengaetahui juga bahwa apa peristiwa yang terjadi dan mekipun demikian tetap akan mengatakan kepada Tuhan bahwa saya tidak tahu apa-apa. Perincian itu Hadhrat Masih Mauud a.s. menerangkan dalam kata-kata sbb: Hadhrat Masih Mauud a.s. dalam ayat falamma tawaffaitaniy (Tatkala Engkau mewafatkan aku) dengan jelas menegaskan bahwa saya untuk selama-lamanya telah diangkat dari dunia,perkataannya yang mengatakan ketika Saya diwafatkan maka ya Tuhan ! sesudahku Engkau yang menjadi pengawas ummatku,jelas memberikan kesaksian bahwa dia telah wafat untuk selama-lamanya.Karena jika kedatangannya di dunia merupakan ketetapan maka pasti akan menyebutkan ke dua peristiwa itu dan tabligh sesudah turunnyapun pasti akan dia terangkan, bukannya sambil menyebut akan wafat beliau kemudian lalu menyatakan Tuhan-nya sebagai pengawas sampai hari kiamat”. (Izalah Auham bagian kedua hal....Catatan kaki di dala catatan kaki) Berkenaan dengan topik inilah ada satu kutipan dalam Kisyti Nuh/Bahtera Nuh:
Dari ayat ini dapat dimaklumi bahwa Hadhrat Isa tidak akan datang lagi di dunia ini, karena jika dia akan datang kembali di dunia ini maka dalam corak itu jawaban Hadhrat Isa hanya dusta belaka bahwa saya (Isa)tidak ada berita akan kerusakan yang dialami orang-orang Kristen.Orang yang untuk kedua kali datang di dunia, tinggal empat puluh tahun; melihat beratus ratus juta orang-orang Kristen yang mengenalnya sebgai Tuhan dan dia mematahkan salib; menjadikan orang kristen sebagai orang Islam, dia bagaimana mungkin bisa beralasan di hadapan Tuhan bahwa saya tidak mengetahui akan kerusakan yang dialami orang-orang Kristen. (Bahtera Nuh hal.18 Catatan kaki) Adapun kenapa riwayat ini tidak dimengerti akibat para ulama menganggap semua hadis-hadis secara zahir.Padahal dari riwayat ini dapat diketahui dengan jelas bahwa Hadhrat Isa merupakan i’lmun lissaa’ti –Tanda sebelum datangnya kiamat,yakni merupakan tanda sebelum revolusi agung. Ketika dia kembali untuk kedua kali di dunia, dia tidak akan datang dengan tubuh kasarnya, yang akan datang matsiyl-kembarannya dan dia akan melihat semua kondisi dan meskipun demikian kekufuran yang sudah tersebar dan para pemuja salib , salibnya akan dia pecahkan ,yakni maksud Hadhrat Isa adalah bahwa perumpamaan Isa/Masih yang akan memecahkan salib, membunuh dajjal dan membunuh babi. Jadi, ini semua merupakan perumpamaan/bayangan-bayangan ruhani,yang kalau memahaminya dalam arti zahir adalah salah.Walhasil, jika Allah menganugerahi taufik maka hendaknya selalu merenungkan hal itu sampai ke kedalamannya yang sebagai hasilnya Allah banyak menganugerahi hal-hal baru. Kapan saja manusia bimbang dalam suatu masaalah dan ilmu tidak ada yang (berkenaan dengan suatu masaalah)maka jangan hendaknya mencari para ahli tafsir dll, bahwa apa yang mereka telah katakan mengenai (suatu maalah).Kebiasan saya selalu mengajukan masaalah itu di hadapan Tuhan bahwa Engkau Yang Maha Mengetahui, jauhkanlah keraguan itu dan zahirkanlah hakekat yang sebenarnya. Maka. sebagai hasilnya selalu tampa ragu-ragu Allah dengan karunia-Nya menzahirkan hakekatnya. Kini surah Hud ayat 94:wa ya qaumi’maluw.............raqiyb-Hai kaumku teruslah lakukan apa yang kamu bisa lakukan sesuai kemampuanmu. Sesungguhnya sayapun akan terus melakukan sesuatu.Kamu pasti akan mengetahui bagaimana menghinakannya azab yang akan datang dan kamu akan mengetahui siapa yang pendusta Dan awasilah/perhatikanlah sesunggunya akupun mengawasi bersamamu-.Disini arti irtaqibuw adalah mengawasi,yakni awasilah apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Hadhrat Allamah Fakhruddin Razi bersabda dalam tafsir :wartaqibuw inni ma’akum raqiyb bahwa ayat ini artinya adalah Tunggulah dia Saya juga menunggunya bersamamu,yakni saya penunggu. Hadhrat Aqdas Masih Mauud a.s. bersabda: I’maluw a’la makanatikum inniy a’milun Bahwa jika kalian ragu akan kebenaranku maka kamupun beramallah sekemampuanmu masing-masing ,sayapun akan beramal. Akibatnya lihatlah nanti dukungan Tuhan dan pertolongan-Nya bersama siapa.Perkara yang datang dari Tuhan itu bagaimanapun juga itu pasti akan menang” (Al-Badar jilid 4 no. 6 tanggal 18 Februari 1905 hal. 4) Kini surah Ahzab ayat 53: la yahillu ........raqiyba Dia tidak menghalalkan/memperbolehkan sesudah itu perempuan-perempuan lain dan tidak boleh pula sebagai ganti istri-istri itu kamu mengawini istri-istri lain meskipun engkau menyenangi kecantikan mereka Kecuali apa yang dibawah kekuasaanmu dan Allah pengawas atas segala sesuatu. Disini perlu diperhatikan bahwa ayat ini turun tatkala Rasulullah saw. mencapai usia tua.Dan banyak para orintalis Barat mengumumkan bahwa dari ini tidak bisa diambil kesimpulan bahwa disini ada keinginan pribadi beliau,karena pada waktu itu, dengan karunia Allah apa yang akan dianugerahkan kepada Rasulullah saw. itu telah dianugerahkan dan seterusnya beliau tidak ada lagi keinginan.Bahkan,ada semacam beban pada tabeat beliau jika dalam umur seperti ini ada perintah kawin. Jadi, sebagian ahli tafsir yang menterjemahkan salah, mereka hendaknya mengambil nasehat dari ini bahwa Allah telah memerintahkan pada beliau bahwa kini tidak ada lagi waktu untuk menambah istri atau mengganti sebagian istri. apakah
engkau menyukai kecantikan mereka. -Jadi, senang pada kecantikan jika tidak termasuk di dalamnya hawa nafsu maka ini tidaklah dosa. Karena kepada Rasulullah saw.juga inilah yang Allah swt firmankan:Meskipun kamu menyenangi kecantikannya”. Jadi, jika kecantikan dipandang dengan pandangan bersih dan suci dan seorang/dia menyenangi maka ini sama sekali bukan dosa.Akan tetapi jika dipandang dengan niat yang buruk maka ini adalah dosa. Kini surah Qaf ayat 17-19: walaqad.......raqiybun a’tiyd-Terjemah sederhananya adalah:Dan, sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dan kami mengetahui apa yang dibisikkan hatinya/jiwanya dan kami lebih dekat padanya dari urat nadinya Ketika dua malaikat pencatat duduk mencatat disebelah kanan dan di sebelah kirinya Dia tidak mengatakan sepatah katapun tapi di dekatnya ada malaikat pengawas yang siap sedia mencatatnya. Riwayat Hadhrat Mufti Muhammad Saadiq r.a.:Pada satu hari di waktu subuh secara tiba-tiba seorang polisi yang berseragam inspektur polisi sampai ke Qadian dan berkata bahwa saya adalah inspektur polisi di Gudaspur dan saya ingin berjumpa dengan Mirza Sahib”.-Kini disini kaitan riwayat ini dengan raqiyb adalah bahwa pada waktu itu Allah adalah sebagai raqiyb(Pengawas) Hadhrat Masih Mauud a.s. Dia menjaga Hadhrat Masih Mauud a.s. sedemikian rupa yang (menjadikan) inspektur polisi itu kembali dengan kegagalan dan kebingungan . Jadi riwayatnya:Dia dengan seragam lengkap datang ke Qadian, dan berkata bahwa saya inspektur polisi Gudaspur, datang untuk bertemu dengan Mirza Sahib. “ Pada waktu itu telah berdiri Balai Pengobatan dan kantor Percetakan dan dimana kini ada tempat peneriman tamu disinipun bangunan telah berdiri.Akan tetapi diantara ke dua rumah itu tidak ada bangunan.Hanya ada sebuah teras yang telah direnovasi di tempat tembok tua kota/benteng tua kota. Di teras inilah dia didudukkan di kursi/diterima dan sebuah kursi disiapkan untuk Hadhrat Sahib.Setelah adanya pemberitahuan Huzur keluar. Sebagaimana biasa di tangan Huzur selalu ada tongkat.Huzur a.s. datang dan duduk di kursi .Orang Inggris itu berkata bahwa saya ingin menanyakan sesuatu kepada Tuan.Beliau bersabda: Silahkan tanyakan.Baru dia mengeluarkan buku saku /caatatan kecil dari kantongnya dan dia mulai membukanya. Dengan sangat hati-hati dia membolik-balik satu-persatu halaman buku sakunya seolaholah dia tengah mencari pertanyaan-pertanyaan yang ingin dia sampaikan yang tertulis di buku sakunya itu. Dia melihat seluruh halaman buku sakunya dan kemudian dia mulai lihat dari akhir sampai awal dan kemudian menutup itu dan tampa menanyakan satu soalpun dia memasukkan itu di kantongnya dan dia berdiri dan berkata bahwa pertanyaan itu kini tidak ketemu. Baiklah, selamat (kalau begitu).Saya kapan kapan nanti akan datang.Dia kembali dan tidak pernah datang lagi. (Dzikri Habib dari Mufti Muhammad Sadiq sahib radhiyallahu ‘anhu hal’21-22) Jadi, ini merupakan keagungan pengawasan Allah swt.bahwa bagaimana Dia melindungi Hadhrat Masih Mauud a.s. dan dia, entah apa pertanyaan-pertanyaan nakal yang dapat menimbulkan kerusuhan.yang dia ingin tanyakan,namun dia sama sekali tidak nampak apa-apa. Sebaliknya satu kali Hadhrat Masih Mauud a.s. perlu sebuah refrensi maka refrensi itu tidak diketemukan Para ulama duduk tengah mencari refrensi sementara di hadapan mereka para mulla duduk menuntut refrensi itu. Hadhrat Masih Mauud a.s. mulai membuka lembaran demi lembaran dan setelah sampai di satu halaman maka beliau berhenti dan itulah refrensi yang beliau sodorkan. Semua menjadi heran, para ulama juga, bagaimana ini bisa terjadi seperti ini, bahwa Hadhrat Masih Mauud a.s. begitu saja dengan cepat menemukan refrensi itu. Akan tetapi sesudahnya ketika ditanyakan maka Hadhrat Masih Mauud a.s. menerangkan penyebabnya bahwa ketika saya membalik-balikkan halaman maka semua halaman nampak putih,kosong,tidak ada yang tampak terlihat.dan ketika membalik-balikan dan sampai ke halaman itu maka refrensi itu nampak di depan. Jadi, ini merupakan kebesaaran Tuhan yang bersama itu pula telah membuktikan juga akan pengawasan/perlindungan terhadap Hadhrat Masih Mauud a.s. Hadhrat Khalifatul Masih 1 bersabda:”Hendaknya orang mu’min sedapat mungkin harus mengambil nasehat dari segala sesuatu. Kini Gramofon dianggap sebagai
sarana untuk hiburan. Jika manusia merenungkan, maka itu akan bisa menjadi bahan pelajaran.Sebagimana suara seseorng menjadi tertutup/terekam dan kemudian semua gerakgerik suaranya menjadi terekam dan zahir di setiap majlis, begitu juga jika manusi yakin bahwa apa yang dia bicarakan ada di dekatnya perekam yang akan merekam sesuai kata ma yalfizhu min qaulin illa ladaihi raqiybun a’tiyd-Ia tidak mengucapkan satu suarapun melainkan ada di dekatnya seorang malaikat pengawas yang siap sedia mencatatnya ” Tazhizulazhan jilid 7 no. 40 hal 176-177 Apa yang Hadhrat Khalifatul Masih 1 simpulkan merupakan kenyataan bahwa sebagaimana sesuatu itu direkam dan itu seberapa lama pun berlalu itu setelah hapus akan menjadi ringan, namun sepenuhnya tidak akan hapus dan serupa itulah Allah telah menciptakan satu sistim rekaman manusia dan rekaman itu selalu akan ada.Akan tetapi seperti halnya sistim rekaman manusia hapus dan menjadi ringan/kabur, tapi (rekaman Allah)itu akan tetap seperti itu sebagaimana yang ada dan rekaman(perlindungan)ini juga terdapat di kulit. Sebelumnya meskipun para ilmuan keberatan bahwa Al-Quran mengatakan bahwa kulit-kulit, kulit-kulit manusia akan bersaksi menentang mereka maka orang-orang jahil biasa mentertawakan bahwa kulit-kulit itu, apa yang bisa mereka berikan kesaksian. Akan tetapi kini para ilmuwan sepenuhnya telah membuktikan dengan penelitian bahwa di dalam setiap zarrah kulit , di setiap cel kulit ada rekaman semua tubuhnya,ada rekaman semua gerakgeriknya dan kini kemudian mereka membuat rekaman setelah mengambil satu zarrah (cell)dari badan dan dari kulit. Menurut pandangan para ilmuan bahwa jika mendapatkan kulit dinasourus maka bisa dibuat dinosaurus lengkap. Jadi ini merupakan kebesaran Tuhan yang sangat aneh bahwa Dia berfirman kepada kulit bahwa diapun akan berbicara.(untuk memberikan kesaksian)ketika waktu akan tiba dan akan memberitahukan kepada engkau akan apa yang terus kamu lakukan.Dan dalam Maktubat Ahmad Hadhrat Masih Mauud a.s. bersabda: “Apakah mereka menganggap bahwa mereka akan ditinggalkan di dunia dan kelezatannya dan haaqqah ( saat yang pasti terjadi)dan mereka tidak akan dibawa pada hukumannya dan mereka tidak akan dicengkerm seperti para perusuh ? Apakah mereka menganggap bahwa bahwa pengawas mereka, yakni raqiyb tidak tengah melihat mereka dan mereka tidak berada selalu dihadapan orang-orang yang menghisab mereka ?.(pencatat) Kini surah Al-An’am ayat 159:hal yanzhu...........muntazhiruwn..Disini raqiyb dalam arti yang menunggu. Terjemahnya adalah: Mereka tidak menanti selain kedatangan malaikat-malaikat pada mereka atau Tuhan engkau datang atau datang sebagian tanda-tanda Tuhan engkau (Tapi) pada hari ketika datang sebagian tanda-tanda Tuhan engkau, tidak memberi faedah berimannya suatu jiwa yang sebelumnya tidak beriman atau dalam kondisi imannya dia tidak pernah melakukan kebaikan.Maka katakanlah olehmu bahwa tunggulah bahwa kamipun orang-orang yang menuggu..Disini raqiyb dalam arti orang yang menunggu. Kini surah Yunus ayat yang ke 21:wa yquwluwn.....almuntazhiruwn-Dan mereka berkata: Kenapa tidak diturunkan ayat pada mereka dari Tuhannya ? Nah, keberatan itu selalu dilemparkan kepada para nabi-nabi. Padahal ayat/tanda-tanda itu turun namun meskupun mereka melihat mereka mengingkari.Oleh karena itu mereka terus mengulangi pertanyaaan-pertanyaan seperti orang-orang bodoh bahwa pada mereka kenapa dari Tuhan mereka tidak ada ayat yang diturunkan.Katakanlah olehmu bahwa penguasa yang gaib hanyalah Allah. Jadi, tunggulah ,sesunggunya kamipun termasuk orang-orang yang menunggu. Dalam kaitan ini Hadhrat Masih Mauud a.s. bersabda: “Dan orang-orang ini berkata kenapa kepada mereka dari Tuhan mereka tidak ada turun tanda dukungan terhadap agama.. Maka katakanlah, pengetahuan yang gaib hanya khas milik Tuhan. Jadi, tunggulah olehmu tanda itu saya pun menunggu bersamamu.” Barahin Ahmadiyah Jilid 3 hal.230 catatan kaki no. 11 cetakan pertama Kini surah Yunus ayat 103:Fahal yan........muntazhirun...Jadi, apakah mereka tengah menungu seperti zaman yang telah berlalu atas mereka sebelumnya atau tidaklah mereka menunggu kecuali zaman yang telah berlalu atas mereka sebelumnya.
.Katakanlah,teruslah menunggu sesungguhnya kami termasuk diantara orang-orang yang menuggu bersamamu.-Disini,di dalam kata “Saya bersama kamu diantara orang-orang yang menuggu ”terdapat hikmat bahwa apabila nabi menunggu sesuatu, maka hal baik yang diberitahukan padanya itu yang tengah dia tunggu.Dan sementara musuh menunggu azab yang akan turun padanya. Jadi, kedua-duanya terus menunggu dan pada akhirnya harapan nabilah yang terbukti benar dan kepada musuh akhirnya azab turun dan Allah memenangkan nabi sesuai janji-janji-Nya. Kini ayat surah Hud 122-123: waqul.......muntazhirun Ini juga seperti ayat-ayat sebelumnya kedua ayat ini menerangkan topik ini qul lilladziyna la yu’minuwna i’maluw a’laa makanatikum-Hai Hud, katakanlah kepada mereka,kerjakanlah terus seberapa banyak yang kalian bisa kerjakan innaa aa‘miluwn -kamipun akan terus mengerjakan sesuatu. Disini maksud inna aa‘miluwn (Sesunggunya kami mengerjakan)bisa dua. Satu maksudnya adalah Allah bahwa Allah berfirman,Kami pasti akan mengerjakan sesuatu. Kedua, digunakan kata ganti jamak karena sahabat-sahabat nabi-nabi semuanya terus menunggu .Oleh karena itu Dia dalam arti-arti itu untuk diri-Nya menyebut kata jamak. Wantazhiruw inna muntazhiruwn-Kamupun tunggulah,Kamipun Yang Menunggu dan pada akhirnya kamu akan menyaksikan perkataan siapa yang terbukti benar. Kini ayat 29 surah Assjdah: wayaquwluwna mata haadzal fathu inkuntum shaadiqiyn Mereka berkata kemenangan ini akhirnya kapan akan tiba.jika kalian orangorang yang benar,maka kemenangan hendaknya datang. Qul yaumal fathi laa yanfau’lladziyna kafaruw iimaanahum-Bahwa ketika kemennangan akan zahir/tiba maka kemudian orang-orang yang tidak ada iman, kemenangan tidak akan memberikan faedah pada mereka, karena melihat kemenangan kemudian lalu mereka mulai menerima Islam maka ini hal lain, dan kini tatkala datangnya kemenangan Islam masih diragukan,pada waktu itu beriman pada yang gaib ini mutlak merupakan masaalah lain. Apabila satu kemenangan telah dicapai maka secara membabi buta dibelakang kemenangan itu akan berdatangan banyak orang-orang,tapi apabila sedikit saja cobaan datang maka yang datang kemudian menjadi mundur/lari . Coba perhatikan, ketika Rasulullah saw. meraih kemenangan di Arabi betapa banyak kabilah-kabilah Arab masuk ke dalam Islam dan ketika Rasulullah saw. wafat maka kebanyakan dari mereka yang masuk itu menjadi murtad. Jadi dapat diketahui dengan jelas bahwa menerima kebenaran setelah melihat kemenangan bukanlah iman yang sejati. Iman, itu yang benar tatkala kondisi masih diragukan/samar-samar,pada waktu itu siapa yang beriman dia merupakan mu’min yang sejati/benar. Kini coba perhatikanlah zaman Hadhrat Masih Mauud a.s. betapa sedikitnya mereka yang dulu beriman dan mereka merupakan orang –orang yang beriman ketika perlawanan pada puncaknya dan nampak bahwa tidak akan ada yang bisa bertahan/ tersisa.Namun, orang yang beriman pada Hadhrat Masih Mauud a.s. waktu itu, iman mereka tidak sama dengan iman orang yang beriman sesudahnya.Atau iman orang yang sesudahnya tidak seperti iman orang-orang yang beriman pada zaman Hadhrat Masih Mauud a.s. tatkala kondisi masih diragukan.. Jadi, di zaman ini orang-orang yang tengah bertebaran/masuk dimana-mana, semoga jangan mereka menerima kebenaran karena melihat kemenangan,bahkan mereka tengah beriman sebagai hasil dari melihat tandatanda. Yang beriman setelah melihat kemenangan, itu kemudian menjadi mentah dan kemudian mereka selalu mundurAkan tetapi saya mengharapkan bahwa tidak akan terjadi seperti itu, karena laporan-laporan apapun yang masuk berkaitan dengan banyaknya orang-orang masuk Ahmadi itu semua tengah beriman dengan melihat tanda.dan jelas berimannya mereka, bagi mereka merupakan penyebab musibah yang sangat berat, tetapi tetap mereka beriman.Dari itu dapat diketahui bahwa iman mereka pun adalah sama seperti iman orang-orang yang beiman pada Hadhrat Masih Mauud a.s.di zaman permulaan. Mereka tidak beriman karena melihat pertolongan Tuhan,bahkan peristiwaperistiwa iman yang berlalu bersama mereka. Kepada sebagian wahyu yang turun,sebagian mereka melihat akibat buruk lawan-lawan, maka karena semua hal-hal itu mereka beriman dan kita mengharapkan bahwa ,insyaallah iman mereka akan tetap teguh. Qamaruddin Syahid