Architecture Portfolio of Alvin Akbar Aeronautika

Page 1

T

© akbaralvin’s Portfolio


Alvin Akbar Aeronautika

Selama 4.5 tahun ke belakang, saya memulai pendidikan saya dalam bidang arsitektur. Hal menarik banyak menghampiri menawarkan berbagai wawasan. Titik loncat saya bertemu dengan ruang luar. Mencoba aktif dan menjalin relasi, menemukan pintu-pintu baru percabangan dari arsitektur. Diskusi dan kritik menjadi buah tangan seharihari. Membahas apa yang telah lalu hingga waktuwaktu yang akan datang. Hingga pada waktunya saya menaruh minat pada urban design melalui pemahaman konservasi bangunan cagar budaya yang bahwasanya bangunan cagar budaya turut menjadi perhatian dalam perkembangan kota yang dinamis. Mencoba aktif pada berbagai kegiatan organisasi, diskusi, workshop, sayembara, dan magang pada bidang arsitektur hingga urban design, melahirkan pemahaman dan minat yang besar untuk mendalami ilmu perancangan kota dan melanjutkan studi setelahnya. Saya memiliki ketertarikan kuat terhadap isu perkembangan kota dalam pemanfaatan ruang-ruang kota khususnya terkait pedestrian dan transit oriented city . Harapan melalui bekerja pada bidang urban design dan melakukan riset-riset terkait isu urban dapat mematangkan minat saya dan bersiap untuk melanjutkan perjalanan studi lebih lanjut setelahnya.


Project

01. Titian Transit Dukuh Atas, Jakarta, Indonesia

02. Kalih Waktu Lasem, Jawa Tengah, Indonesia

03. Batas Waktu Bandung, Jawa Barat, Indonesia

04. Titian Hotel Bandung, Jawa Barat, Indonesia

05. Simpul Cibaduyut Cibaduyut, Jawa Barat, Indonesia


Alvin Akbar Aeronautika

Education

Bandung, Indonesia T: +62 85693089795 E: akbaralvin@live.com B: medium.com/@akbaralvin

Parahyangan Catholic University

2015 - 2020

Labschool Kebayoran Higschool

2012 - 2015

Bachelor of Architecture, Bandung, Jawa Barat, Indonesia

Science, Jakarta, Indonesia

Labschool Kebayoran Junior Higschool

2009 - 2012

Jakarta, Indonesia

Work Experience

PT. Pusat Studi Urban Design Student Intern Urban Designer and Architect, Bandung, Indonesia +MRT Jakarta Phase 1 UDGL and Masterplan +MRT Jakarta Phase 2 UDGL and Masterplan CV. Muhammad Thamrin Architects Formerly known as Pasagi Design Works Student Intern Architect, Bandung, Indonesia + Transport Oriented Development Competition Team Project + Darul Hikam Mosque + ICAD Exhibition + Geopark + Taman Lalu Lintas, Bandung

Conferences and Seminars

August 2019 - Present

June - September 2018

ASEAN-Japan City & Architecture Forum 2019 Attendee

2019

“Heritage: Disorientasi Pelestarian” Discussion Moderator - Architecture Sans Frontières Indonesia

2019

International Architecture Workshop 2018 Lasem Delegate

2018

Province Conference Chief Election Debate of IAI Jabar Panelist

2018

Designing Walkable Cities Workshop ITDP - Bandung Social Forum

2017

Bamboo Installation Workshop - TKI MAI 33 Jakarta Delegate

2017

Leadership Training BINTAMA Delegate - Labschool Kebayoran Highschool & Kopassus Delegate

2013

Skills

AutoCAD, Sketchup, Adobe Illustrator, Adobe Indesign, Adobe Photoshop, Microsoft Office

Languages

English Bahasa Indonesia (Native)


Volunteer and Organizations

Architecture Sans Frontières Indonesia (ASF-ID) a non-profit and participatory organization with commitment to social justice, culture, and environment working through architecture, construction, and urbanism. Indonesian Institute of Architect Bandung Chapter Sinfar (System Information of Architecture) Division Redaction and Journalist FIMA JABAR Architecture Student Organization Forum Chapter West Java +Academic and Profession Coordinator Division Bandung Heritage a community engaged in the preservation of cultural heritage buildings and their development in the city of Bandung Bioskop Harewos a film-watching event with blind people. Whispering-Volunteer

2019 - ...

2018 - 2019

2017 - ...

2017

Arsitektur Foto Unpar an architecture student photography community in Parahyangan Catholic University

2016 - ...

LISTRA a student extracurricular focused on Indonesian Traditional Art Performance in Parahyangan Catholic University. I do traditional music and dance.

2016 - ...

HMPSArs a student association in architectural study department of Parahyangan Catholic University +Human Resource Division +Public Relation Division

Honors and Awards

2019 - ...

2016 - 2018

SEBARIS Co-housing Design Competition 2018 Top 30 Place

2018

TOD Dukuh Atas Design Competition Top 10 Place

2018

Architectural Design Week 2018 CO.N.CREATE Competition Top 30 Place

2017

Interest

Urban Design, Research in Urbanism, Urban and Regional Planning, Transit Oriented Development (TOD), Pedestrian Oriented City, Architecture, Landscape, Heritage Conservation, Transportation and Infrastructure Issues, Public Space, History-Critique-Theory Development,

Hobby

Reading, Writing, Walking, Photography, Music

Publication

Medium.com/@akbaralvin Blog


01 Titian Transit Transit Oriented Development Competition | MRT-Jakarta Intern Project | CV. Muhammad Thamrin Architects Ketua TIm: Muhammad Thamrin Lokasi: Dukuh Atas, DKI Jakarta, Indonesia Juni - Agustus 2018

Dinamika kepadatan di Jakarta berimplikasi kepada sistem transportasinya yang kini masih didominasi oleh kendaraan pribadi. Beberapa tahun terakhir, pemerintah telah mencoba berinovasi melalui sarana transportasi massal seperti BRT, LRT, dan MRT. guna mereduksi kemacatan di Jakarta. Prinsip Transit Oriented Development (TOD) menjadi nyawa baru nan segar yang setelahnya kini dijejaki oleh masyarakat Jakarta. Dengan prinsip mengutamakan pejalan kaki dan integrasi antar moda transportasi, konsep TOD ini ditawarkan sebagai solusi. Inisiasi program rancangan diimplementasikan pada Kawasan Dukuh Atas yang telah memiliki beberapa moda transportasi massal seperti Stasiun KRL Sudirman, Stasiun BNI City, Halte Transjakarta, Stasiun MRT, dan juga menjadi hub kendaraan daring untuk menunggu dan menjemput penumpang. Keragaman moda transportasi massal ini perlu diikat ke dalam satu sistem integrasi yang memudahkan pejalan kaki untuk melakukan transi atau commuting. Melalui perancangan Transport Hub Dukuh Atas, benang keterhubungan antar moda transportasi dihubungkan dan juga diisi oleh aktivitas-aktivitas yang menjadi tarikan fungsi pejalan kaki untuk beraktivitas di sana (seperti kantor, pasar, plaza, dll.). Titian Transit menjadi jembatan penghubung dinamika kehidupan commuting Jakarta.




Konteks Dukuh Atas, Jakarta Merespon fungsi sebagai pengumpul dan flow distribution untuk fungsi sekitarnya

Fungsi Keragaman fungsi untuk mengurangi perpindahan dengan jarak jauh (menggunakan kendaraan) Memasukkan kembali juga fungsi eksisting pada lahan yakni fungsi pasar

Plaza

Pasar

Co-working Space

Transit Hub

Kantor


Integrasi Moda Transportasi dengan Pedestrian Skema jalur pejalan kaki menerus secara pragmatis yang menghubungan plaza dengan eksisting bangunan transportasi

Masterplan Awal Rencana plaza pada masterplan yang terputus oleh jalur kendaraan

Gagasan untuk Masterplan Mengangkat jalur pedestrian ke lantai 2 agar tidak terjadi crossing dengan kendaraan


Konfigurasi Desain

Lahan perancangan

Lahan efektif terbangun mengikuti peraturan (GSB dan jarak bebas bangunan)

Memertimbangkan jalur sirkulasi pada lantai dasar untuk kendaraan umum dan pribadi yang terpisah

Skema jalur kontinu pejalan kaki dari/ ke Stasiun Sudirman melalui jembatan untuk pedestrian

Bangunan disubstraksi untuk menambahkan jalur sirkulasi yang intuitif pada podium sebagai area komersil

Skema jalur kontinu pejalan kaki di lantai atas yang lebih privat, namun tetap terkoneksi dengan publik pada podium

Sirip-sirip solid pada fasad untuk memenuhi aturan jarak bebas bangunan namun tetap dapat memberi pencahayaan pada area kantor.


Konfigurasi Ruang Pemisahan jalur Transjakarta dan kendaraan pribadi / daring

Lantai 2 menjadi titik pertemuan sirkulasi pengunjung dari / ke bangunan


Konfigurasi Ruang Memisahkan zona punlik (lantai 1-4) dan kantor (lantai 5-14)

Kantor

Retail Co-working Space

Pasar

Retail Jembatan

Transit Hub


Tampak


Inovasi Fasad Fasad solid agar memiliki jarak bebas ((3,5+n)/2)/2 dari batas lahan dan guna menghalau panas dari sisi barat dan timur Panel fasad dibuat bersirip-sirip dengan kemiringan tertentu agar cahaya tetap masuk melalui celah-celah panel

Pola pada fasad dapat menjadi media promosi dan artwork

Material Bangunan


Potongan



Perspektif

Area concourse

Lantai 2

Jembatan Penghubung Transit Hub Dukuh Atas Stasiun Sudirman




Denah




02 Kalih Waktu International Architecture Workshop Joint Studio Universitas Katolik Parahyangan Universitas Gunadarma Ulsan University Team: Alvin Akbar Aeronautika Natasha Namoru Daniel Akwila Song Chang Jun Patricia Sekar Ayu Jang Jaeeun Lokasi: Lasem, Jawa Tengah, Indonesia Mei - Agustus 2018

“Obsoleted Heritage Building” terdengar sangat menyedihkan, tetapi itu adalah fakta dari Stasiun Lasem. Pada tahun 1900 Stasiun Lasem adalah terminal aktif yang melayani pengiriman logistik di sepanjang Pulau Jawa, tetapi dinonaktifkan pada tahun 1992 karena jalan utama dibangun dan membuat orang bergeser ke transportasi lain. Bangunan bekas Terminus Stasiun Lasem masih digunakan oleh penduduk lokal untuk berkumpul meski kondisinya sudah usang (hanya bangunan tersebut yang layak di antara lahan berdebu pasir ini untuk dijadikan tempat berkumpul). Pemerintah memiliki wacana untuk mengaktifkan kembali stasiun Lasem pada tahun 2030. Kedua isu ini menjadi landasan pengembangan desain ini untuk perencanaan jangka pendek dan jangka panjang. Dengan mengembalikan nyawa dari stasiun Lasem menuju reaktivasi di masa yang akan datang. “Kalih Waktu” memiliki arti “dua waktu yang berbeda” dalam bahasa Jawa. Dalam desain ini, kami mencoba menyatukan masa lalu dan masa depan pada masa sekarang dengan meningkatkan nilai stasiun kereta api tua Lasem. Dengan begitu, tidak hanya warisan Lasem yang akan terangkat, tetapi juga sense of belonging terhadap Lasem.


“Time is the longest distance between two places There will always be present above the past to walk hand in hand

‘Til we forget we are living in it”



Konteks Lasem merupakan sebuah kota kecil di Provinsi Jawa Tengah. Erat dengan akulturasi antara Jawa, Islam, Tionghoa, dan Belanda. Kota kecil ini memiliki sebuah stasiun yang bertindak sebagai perhentian terakhir perjalanan kereta sepanjang Pulau Jawa.

Ditinggalkannya stasiun ini oleh sebab pengalihan jalur logistik menggunakan jalan tol. Sehingga bangunan menjadi usang dan hanya dijadikan tempat berteduh.

Berdiri di atas lahan PT. KAI, ditinggalkan menjadi debu dan tempat parkir truk-truk.


Isu Utama Potential - Reactivation of Train Station Kementerian Perhubungan Indonesia menyatakan pada 2017 bahwa akan mengaktifkan kembali Stasiun Kereta Api Jawa yang lama pada tahun 2030. The Absence of PeopleFriendly Space Orang-orang di komunitas tidak memiliki tempat yang tepat untuk berkumpul. Lingkungan kering, kering, dan berdebu. Jadi, orang-orang di sekitar lebih suka tinggal di rumah.

Site Context

Shifted Uses of Place Beberapa orang memilih untuk berlindung di bawah atap stasiun dan melakukan beberapa kegiatan dari mereka karena itu adalah satu-satunya ruang teduh di

Dusty Road

Existing Building


Linkage

Road

Settlements


Persona Memetakan pengguna yang akan menjajaki rancangan ini.

Local People

Menghadirkan objek berorientasi transportasi yang membawa orang-orang yang datang ke Stasiun Lasem menggunakan transportasi lokal di Lasem, seperti Andon, Becak, dll`

Tourist

Orang yang datang ke Lasem akan tertarik untuk mengunjungi stasiun sebagai objek wisata.

Train Passenger

Local Transportation

Kereta penumpang dari luar kota datang ke stasiun ini dan akan mendapatkan informasi & pengalaman lokal langsung dari Kota Lasem.

Sebagai hub transportasi antar kota yang memfasilitasi orangorang yang datang dari kota lain ke Lasem dan sebaliknya.

Assumption Provide min. 100 people Andong (7 people) = 5 Becak (2 people) = 5 (Queue in station and park in terminal)



Short Term

2018 - 2030

Perencanaan jangka pendek berfokus pada peningkatan nilai dari Stasiun Kerete Lasem dengan menjadikannya sebagai generator aktivitas. Stasiun Kereta Lasem sekarang akan menjadi museum yang hidup (Living Museum), sehingga orang akan mengalami perasaan berada di stasiun itu pada waktu itu. Menyediakan ruang bagi penduduk setempat untuk berkumpul, makan, dan menikmati daerah tanpa mengubah bangunan stasiun tua.

Additional Capacity

Fungsi Living Museum Exhibition Area Souvenir Store Local Food Stalls Sitting Area Gathering Space

Extrovert Character

Queue lane


Long Term

2030 - 2050

Pengembangan jangka panjang bertujuan untuk mengubah daerah tersebut menjadi pusat transit (Transit Hub) dan objek wisata, sebagai tanggapan terhadap pengaktifan kembali stasiun dan untuk menciptakan citra baru Kota Lasem. Turis yang datang ke Lasem menggunakan kereta api akan tiba ke stasiun dan mencari informasi tentang kota, makanan lokal, dan transportasi lokal untuk membantu mereka berkeliling kota. Stasiun Kereta Lasem tidak hanya akan menjadi stasiun kereta api aktif, tetapi juga objek wisata yang menambah citra baru ke kota.

Sequence

Fungsi Train Station Local Transportation Hub Local Food Stalls Souvenir Store Waiting Area Gathering Area

Short - Long Term

Typology Zone



Detail Desain


Transit Hub Sebagai transit hub, area stasiun tidak dijadikan sebaga garis mengantri kendaraan umum yang akan mengangkut penumpang. Gasis antrian kereta kuda akan berada pada terminal yang berada sekitar 250 m dari Stasiun Lasem. Dengan berkoordinasi antara pihak di stasiun dan terminal

Blok Beton Pola Batik Penggunaan balok beton di depan stasiun dan ruang berkumpul adalah kenangan akan pentingnya batik di Lasem. Warna-warna yang digunakan akan mencerminkan karakteristik Lasem, seperti merah. (+) Perawatan mudah Dapat digunakan lebih dari sekali Berbagai macam warna dan bentuk Jenis blok yang digunakan adalah kotak dan tipe segi enam


Perspektif


03 Batas Waktu Arsitektur Kawasan Pusat Kota | Bachelor of Architecture Universitas Katolik Parahyangan Group Project Pembimbing Studio: Dr. Yohannes Karyadi Kusliansjah, Ir., M.T. Dimas Hartawan Wicaksono, S.T., M.T Lokasi: Bandung, West Java, Indonesia Agustus - Desember 2018

Kawasan Balai Kota Bandung termasuk salah satu elemen penting dalam cikal bakal pengembangan Bandung sebagai kota. Dapat dilihat di sekitar bangunan balai kota, terdapat berbagai bangunanbangunan yang sengaja dirancang untuk menunjang fungsi kota, seperti bank, gereja-geraja, sekolah dan sebagainya. Seiring dengan perkembangan Kota Bandung, terjadi banyak pembangunan yang mengisi ruang-ruang di antara bangunan-bangunan terdahulunya. Sehingga paduan antara kedua karakter arsitektur tersebut turut menghiasi wajah Kota Bandung pada kawasan sekitar balai kota. Intervensi ini ditujuan untuk memberikan pemahaman dari pengaruh batas waktu terhadap cityscape kawasan pusat Kota Bandung yang dilihat pada konteks bangunan bersejarah (cagar budaya) dan bangunan modern (baru). Sehingga mampu memunculkan pemahaman dalam mendefinisikan batas antara bangunan bersejarah dan modern, dan juga kondisi awal serta perubahan akibat perkembangannya. Serta menjaga memori kolektif masyarakat Bandung akan keindahan kotanya.



Latar Belakang Kota Bandung yang turut tumbuh dan berkembang mengalami pembangunan di tiap sudut kotanya. Hingga pada masanya, kita terlupa pada keadaan otentik Kota Bandung dahulu.

Identifikasi Masalah Isu yang menjadi utama adalah maraknya pembangunan yang terjadi di dalam Kota Bandung. Pembangunan yang tidak teratur dan tidak tanggap terhadap konteks menghadirkan kekacauan pada memori kolektif yang dimiliki Kota Bandung. Sinergi antara keberadaan bangunan lama dan bangunan baru diperlukan untuk mempertegas batas waktu.

1. Pembangunan Baru Bangunan-bangunan lama kian terhimpit di antara bebangunan baru.

Perlahan identitas Kota Bandung terkikis karena perubahan orientasi dan skala pembangunan yang masif.

2. Penataan ruang kota dan Infra Struktur Penataan ruang kota dalam bentuk deretan vegetasi, pagar, tiang dan kabel listrik terkesan tidak menanggapi keberadaan bangunan. Umum di antaranya menjadi polusi visual.


n panjang perkembangan umat Katolik di Bandung.� Objek Intervensi

kali dibangun; Gereja ini Katedral St. x 21 Gereja m persegi saja. Petrus weg (Jl. Merdeka).

awalnya diberi nama St. an diberkati oleh Mgr. W. ggal 16 Juni 1895. reja kecil ini umatnya k. Dari 280 orang tumbuh mat. Pada tahun 1917 uas 2.835 m2; sebagai ahan ini bekas peternakan di sebelah timur Gereja.

Ketika pertama kali dibangun; Gereja ini hanya berukuran 8 x 21 m persegi saja. Dibangun di Schoolweg (Jl. Merdeka). Gereja ini pada awalnya diberi nama St. Franciscus Regis dan diberkati oleh Mgr. W. Staal pada tanggal 16 Juni 1895. Kenyataannya Gereja kecil ini umatnya semakin membludak. Dari 280 orang tumbuh menjadi 1.800 umat. Pada tahun 1917 dipilihlah lahan seluas 2.835 m2; sebagai lokasi gereja baru. Lahan ini bekas peternakan ayam yang letaknya di sebelah timur Gereja.

Gereja Katedral St. Dua tahun kemud Petrus terletak di Jalan Merdeka. Dirancang olehseko sebuah gedung Wolff Schoemaker dan dengan nama St. B dibangun pada tahun 1921.(sekarang Jalan Jaw

sekolah itu digunakan

Menjadi bagian dariBeberapa pengukuhan tahun ke peningkatan Vikariat dibangun tepat di se Apostolik Bandung gereja ini. Misa sering menjadi Diosis atau kereta Dan api,P.M. walaupu Keuskupan. Arntz menjadi Uskup Petrus tetap dalam se Bandung bersama pujian Ilahi. dengan Gereja Katedral St. Petrus

Semakin hari pela sekitarnya semakin maka pada tahun 193 Kompleks Balai Kota Bandung dijadikan sebuah Pr kemudian ditingkatka Apostolik pada tangga

Gereja sempat me ketika sebagian b berkebangsaan Bela tawanan Jepang. M bertugas setelah Jep kemerdekaan Indones

Zonasi

Pembagian zonasi untuk memberi batasan intervensi 921 Gereja baru mulai dan pengembangan perancang mereka memilih selanjutnya.

oemaker. Gereja bergaya c akhir. Banungan gereja angunan 785 m2. Apabila ntuknya menyerupai Salib karya bangunan ini bisa alah satu hasil karya hoemaker.

Pada tahun 1921 Gereja baru mulai dibangun. Sebagai perancang mereka memilih Ir. C.P. Wolff Schoemaker. Gereja bergaya arsitektur neo-Gothic akhir. Banungan gereja ini memiliki luas bangunan 785 m2. Apabila dilihat dari atas, bentuknya menyerupai Salib yang simetris. Hasil karya bangunan ini bisa dinilai sebagai salah satu hasil karya Masterpiece dari Schoemaker.

Mgr ada Rom Ban hing seb Apo Jan

Tanggal 3 Janua sejarah baru bagi Ge mana saat itu Vika ditingkatkan menjadi Sejak saat itu, sungguh-sungguh m tidak lagi ditempeli pengang Dalam disebutkan pula kate Petrus, Bandung.


Intervensi Didasarkan pada identifikasi masalah, diusulkan gagasan intervensi yang dapat menghadirkan ketegasan batas waktu pada Kota Bandung.

1. Framing from public space (active design) Pengolahan ruang publik, khususnya dari Taman Vanda, dimana dapat menciptakan framing terhadap bangunan bersejarah sekitar, sekaligus menjadi shelter bagi ruang publik tersebut. Ruang publik ini menghadirkan vista visual terhadap bangunan lama dengan mengfiltrasi bangunan di sekitarnya dengan bentukan fluid shelter ini.

2. Public Space (hardscape dan softscape) Pengolahan runag publik di sekitar gereja diintervensi dengan pengelolaan hardscape dan softscape yang berorientasi pada bangunan bersejarah. Begitupula dengan kabel-kabel listrik dan pagar yang dinilai mengganggu visual bangunan, dilakukan penataan ulang sehingga menjaga hirarki visual bangunan bersejarah tersebut.

3. Background Facade (regulation) Rekomendasi penerapan regulasi yang ditujukan untuk pengembangan kawasan bangunan bersejarah, terutama kawasan Balai Kota Bandung dalam usaha menjaga cityspace yang ingin dipertahankan. Namun, tidak membatasi atau menganggu jalannya perkembangan pembangunan di Kota Bandung.



Konfigurasi Rancangan Membuat sebuah vista untuk menghadirkan pemahaman batas ruang antara masa lalu dan sekarang. Shelter berbentuk fluid membantu menghadirkan arah orientasi. Sehingga mereka yang berdiri di bawahnya dapat menikmati untaian batas antar waktu dari Kota Bandung.

1

2


3

4


Simulasi Desain Video: https://youtu.be/ v0icNUxNrg0



04 Titian Hotel Studio Perancangan Arsitektur 6 | Bachelor of Architecture Universitas Katolik Parahyangan Pembimbing studio: Dr. Rahadhian Prajudi Herwindo, S.T., M.T. Lokasi: Dalam Kaum, Jawa Barat, Indonesia Agustus - Desember 2018

Titian merupakan terminologi dari sebuah tali atau jembatan yang menghubungkan kedua buah sisi tempat. Dalam rancangan hotel ini, titian menjadi sebuah abstraksi dari keterhubungan antara dua konsep konteks hotel ini berdiri, yakni Aerobiopolis. Fenomena yang tertangkap pada kawasan ini bercerita mengenai sebuah masa depan Kota Bandung dengan sistem transportasi terpadu dan pembangunan yang tanggap terhadap lingkungan. Konteks perancangan yang berada di sekitar area Stasiun Kota Bandung menjadikan area tersebut mengalami high human traffic oleh orang-orang yang datang dan pergi menggunakan transportasi kereta api, seperti para pelaku bisnis, travelers, pelajar, hingga warga Kota Bandung sendiri. Perkembangan bisnis sekarang membawa para pelaku bisnis harus melakukan perjalanan untuk melakukan urusan bisnis. Perjalanan antar kota pun menjadi hal yang biasa dilakukan oleh mereka. Co-working space merupakan sebuah trend baru pada Kota Bandung. Dimana orang-orang tidak lagi memiliki tempat pribadi untuk melakukan pekerjaannya, tetapi lebih memilih mencari tempat publik dan nyaman menggunakannya secara komunal ataupun disewa secara privat. Dalam perancangan Titian Hotel, disinergikan dengan fungsi co-working space untuk menunjang high mobility pelaku bisnis yang memerlukan tempat untuk menetap dan juga untuk melakukan kegiatan bisnisnya. Pengalaman biophilic dihadirkan untuk menghadirkan lingkungan bisnis dan menginap yang nyaman di tengah kepadatan aktivitas Kota Bandung,


“Ku bayangkang betapa luasnya langit ini Bagaikan bertumpuk-tumpuk awan Dan matahari yang siap menemani Tuhan, Kau sungguh dermawan.” Alvin

Akbar Aeronautika. “Langit Tiada Batas”

2011.


ti·ti·an Menghubungkan tema Sub Kawasan Kota (SWK) Bojonegara “Aerobiopolis”. Mengimplementasikan prinsip Transit Oriented Development dan Biophilic.


Konfigurasi Rancangan Hotel

Identifikasi aktivitas yang terjadi di sekitar tapak perancangan

Menyediakan zonasi fungsi sesuai dengan identifikasi aktivitas

Tata letak pepohonan sebagai benchmark orientasi bentuk bangunan.

Konfigurasi podium hotel untuk fungsi publik berupa ruang publik, co-working space, restoran, dan kolam renang hotel.

Konfigurasi tower hotel dengan bentuk yang disubtraksi untuk menciptakan horizontal void.


Konfigurasi Denah Lantai Titian Hotel terdiri dari 8 lantai dengan 2 lantai basement. Lantai dasar dan lantai 2 didedikasikan untuk penggunaan publik dalam mengakomodasi aktivitas bekerja dan leisure pengunjung. Lantai kamar hotel memiliki 2 tipologi lantai tipikal untuk menciptakan horizontal void pada tiap-tiap lantai.

Potongan Bangunan



Integrasi Lantai Dasar dengan Ruang Luar Pembukaan pagar, keterbukaan ruang, dan fasilitas ruang publik menjadi zona penerima kedatangan pedestrian yang berada di kawasan yang utamanya mereka yang baru tiba dari Stasiun Kota Bandung.

Co-working Space Ruang privat yang terhubung dengan udara luar memberikan kenyamanan suasana kerja atas respon kebutuhan manusia untuk tetap berhubungan dengan alam (biophilic).


Horizontal Void Void-void horizontal hadir pada lantai-lantai kamar hotel untuk memberikan pengalaman ruang yang berdekatan langsung dengan alam. Sehingga pengunjung dapat menggunakan ruang luar pada lantai privat hotel untuk berinteraksi ataupun bersantai.


05 Simpul Cibaduyut Co-housing Sebaris Competition, National Institute of Technology (Itenas) Lokasi: Cibaduyut, Jawa Barat, Indonesia Team Alvin Akbar Aeronatika Farid Wastu Adi Yugo Anugrah Putra Februari - April 2019

Industri-industri rumahan pembuatan sepatu di Cibaduyut tersebar luas di gang-gang Kawasan Cibaduyut. Kondisi industri rumahan ini masih bergerak secara individu sehingga juga terlahir persaingan penjualan sepatu kulit antar warga di sana. Namun, hal yang meningkatkan kekhawatiran warga ialah munculnya pasar-pasar baru sebagai kompetitor yang berdiri di jalan utama di CIbaduyut. Jenis produksi, kemampuan, dan usaha yang lebih terorganisir membawa pengaruh reduksi produktivitas pengrajin lokal di Cibaduyut. Simpul Cibaduyut menginisiasi gagasan hunian yang mewadahi aktivitas beberapa keluarga dengan keterampilan yang serupa. Dalam hal ini adalah industri sepatu kulit yang telah lama berjalan di Cibaduyut. Wadah kolektif ini berusaha menggabungkan beberapa sentra produksi rumahan untuk juga mengurangi kepadatan lahan yang terjadi di Cibaduyut. Sinergi antar beberapa keluarga yang tinggal bersama akan juga meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan sentra industri rumahan tersebut dengan bersamasama membentuk wadah kolektif rumah produksi sepatu kulit.


Hunian yang mewadahi aktivitas beberapa keluarga dengan keterampilan serupa.

Kondisi 1 Kepadatan tingi dan sentra yang tersebar.

Kondisi 2 Kepadatan meningkat dan aksesibilitas terbatas

Solusi Simpul Cibaduyut

Keberadaan ruang kolaboratif pembuatan sepatu kulit ditujukan untuk meningkatkan produktifitas dan keberlanjutan keterampilan lokal agar dapat bersaing dengan keberadaan pasar-pasar baru yang bermunculan di sekitar kawasan Cibaduyut.

Penggabungan wadah kegiatan keseharian seperti makan, memasak, mencuci, dan berinteraksi ditujukan untuk menumbuhkan rasa peduli dan saling butuh satu sama lain. Sehingga menghilangkan perasan “loneliness� dan mereduksi tingkat stress. Tapak perancangan berada di SWK Tegallega Kota Bandung. Tepatnya di kantung permukiman padat yang terletak di Jalan Cibaduyut dengan aksesibilitas berupa gang-gang sempit. Kawasan ini akrab dengan sentra industri rumahan pembuatan sepatu kulit yang cukup terkenal di Jawa Barat. Kebutuhan fundamental masing-masing keluSentra tersebut kini masih tersebar pada masing-masing rumah yang arga berupa ruang privat untuk berinteraksi mengisi kepadatan ruang kawasan. Kondisi sentra yang bergerak secara antar anggota keluarga yang secara personal individu serta munculnya pasar-pasar baru mulai mereduksi produktivitas tidak melibatkan orang lain. Sehingga pengrajin lokal. Sehingga diperlukan wadah kolektif beberapa sentrayang ru- mewadahi aktivitas beberapa Hunian kelu- ikatan antar anggota keluarga menumbuhkan mahan untuk mengurangi kepadatan, juga meningkatkan produktifitas arga dengan keterampilan serupa. dapat terjalin. Kondisi 1 dan keberlanjutan sentra industri rumahan sepatu kulit Cibaduyut. Kepadatan tingi dan sentra yang tersebar.

Tata Pekerjaan: Pengrajin Sepatu Kulit Kondisi: Keluarga muda yang melanjutkan usaha sepatu kulit keluaganya dengan merintis usaha produksi sepatu kulitnya sendiri.

Ko Kepadatan aksesibi

Keberadaa sepatu kuli duktifitas d Massa agar dapa ar-pasar b Simpul Keterampilan wasan Cib Simpul Interpersonal

Simpul Personal

Penggabun seperti mak eraksi ditu peduli dan ingga me dan mered

Tapak perancangan berada di SWK Tegallega Kota Bandung. Tepatnya di kantung permukiman padat yang terletak di Jalan Cibaduyut dengan aksesibilitas berupa gang-gang sempit. Kawasan ini akrab dengan sentra industri rumahan pembuatan sepatu kulit yang cukup terkenal di Jawa Barat. Sentra tersebut kini masih tersebar pada masing-masing rumah yang mengisi kepadatan ruang kawasan. Kondisi sentra yang bergerak secara individu serta munculnya pasar-pasar baru mulai mereduksi produktivitas pengrajin lokal. Sehingga diperlukan wadah kolektif beberapa sentra rumahan untuk mengurangi kepadatan, juga meningkatkan produktifitas dan keberlanjutan sentra industri rumahan sepatu kulit Cibaduyut.

Pekerjaan: Pengrajin Sepatu Kulit Kondisi: Keluarga muda yang melanjutkan usaha sepatu kulit keluaganya dengan merintis usaha produksi sepatu kulitnya sendiri.

Kebutuhan arga beru antar angg tidak mel menumbuh dapat terja


arga dengan keterampilan serupa. Konteks Tapak perancangan berada di SWK Tegallega, Kota Bandung. Tepatnya di dalam kantung permukiman padat yang terletak di Jalan Cibaduyut. Aksesibilitas yang dimiliki ialah gang-gang sempit. Industri rumahan sepatu kulit tersebar di dalam rumah-rumah yang mengisi gang-gang di Jalan CIbaduyut.

Fase Pembangunan Menyikapi keadaan eksisting kawasan perancangan, tujuan utama dari perancangan ini ialah mengurangi kepadatan penggunaan lahan dengan relokasi hunian menjadi Cohousing. Sehingga kepadatan penggunaan lahan menurun dan hunian menjadi efisien bersama dengan kegiatan produksi sepatu kulit yang sinergis antar beberapa keluarga.

Tapak perancangan berada di SWK Tegallega Kota Bandung. Tepatnya di Tapak perancangan berada di SWK Tegallega Kota Bandung. Tepatnya di kantung permukiman padat yang terletak di Jalan Cibaduyut dengan aksekantung permukiman padat yang terletak di Jalan Cibaduyut dengan aksesibilitas berupa gang-gang sempit. Kawasan ini akrab sentra inFasedengan 1 sibilitas berupa gang-gang sempit. Kawasan ini akrab dengan sentra industri rumahan pembuatan sepatu kulit yang cukup Eksisting terkenal di Jawa Barat. dustri rumahan pembuatan sepatu kulit yang cukup terkenal di Jawa Barat. Sentra tersebut kini masih tersebar pada masing-masing rumah yang Sentra kiniruang masihkawasan. tersebarKondisi pada masing-masing rumahdan yang tinggi mengisitersebut kepadatan sentra Kepadatan yang bergerak secara sentra produksi sepatu mengisi kepadatan ruang kawasan. Kondisi sentra yang bergerak secara individu serta munculnya pasar-pasar baru mulai mereduksi produktivitas kulit rumahan yang individu munculnya baru mulai mereduksi produktivitas pengrajinserta lokal. Sehinggapasar-pasar diperlukan wadah kolektif beberapa sentra rutersebar masing-masing. pengrajin lokal. Sehingga diperlukan wadah kolektif beberapa sentra rumahan untuk mengurangi kepadatan, juga meningkatkan produktifitas mahan untuk mengurangi kepadatan, juga meningkatkan produktifitas Industri berdiri masingdan keberlanjutan sentra industri rumahan sepatu kulit Cibaduyut. masing dan kompetitif. dan keberlanjutan sentra industri rumahan sepatu kulit Cibaduyut. Fase 2 Force Majeure

Pekerjaan: Pekerjaan: Pengrajin Sepatu Kulit Pengrajin Sepatu Kulit Kondisi: eluarga muda yang KKondisi: yang Keluarga muda melanjutkan usaha sepatu melanjutkan usahadengan sepatu kulit keluaganya kulit keluaganya dengan merintis usaha produksi merintiskulitnya usahasendiri. produksi sepatu sepatu kulitnya sendiri.

Kepadatan meningkat akibat pemanfaatan lahan dan industri baru di sepanjang jalan utama tumbuh meluas. Aksesibilitas ke dalam gang-gang semakin terbatas.

Fase 3 Simpul Cibaduyut Kepadatan menurun dan aksesibilitas menjadi mudah. Pemadatan fungsi hunian menjadi cohousing bersama industri sepatu kulit yang sinergis antar beberapa keluarga.

K K se s


mahan mahan mahan untuk untuk untuk mengurangi mengurangi mengurangi kepadatan, kepadatan, kepadatan, juga juga juga meningkatkan meningkatkan meningkatkan produktifitas produktifitas produktifitas dan dan dan keberlanjutan keberlanjutan keberlanjutan sentra sentra sentra industri industri industri rumahan rumahan rumahan sepatu sepatu sepatu kulit kulit kulit Cibaduyut. Cibaduyut. Cibaduyut. Persona Simulasi persona ditujukan untuk mendapatkan gambaran bagaimana kehidupan dalam co-housing yang dirancang dapat terjadi.

aktivitas beberapa keluerampilan serupa.

Persona A Pekerjaan: Pengrajin sepatu kulit yang mengembangkannya Kondisi 1 menjadi start-up Kepadatan tingisepatu dan kulit. sentra yang tersebar. Kondisi: Pria 30 tahun dengan istri dan 1 anak yang mapan oleh start-up-nya.

Persona B

Persona B

Pekerjaan: Pekerjaan: Pekerjaan: Pekerjaan: Pekerjaan: Pengrajin Pengrajin Pengrajin Sepatu Sepatu Sepatu Kulit Kulit Kulit Pengrajin sepatu kulit Pengrajin sepatu kulit Kondisi: Kondisi: Kondisi: Kondisi: Kondisi: Kondisi 2 Solusi Keluarga muda yang yang Keluarga asli Cibaduyut yang eluarga eluarga muda muda muda yang yang Simpul KKepadatan K Keluarga meningkat dan Cibaduyut melanjutkan usaha sepatu masih memertahankan aksesibilitas terbatas melanjutkan melanjutkan melanjutkan usaha usaha usaha sepatu sepatu sepatu kulit keluarganya dengan usaha sepatu kulitnya. kulit kulit kulit keluaganya keluaganya keluaganya dengan dengan dengan merintis usaha produksi Keberadaan ruang kolaboratif pembuatan sepatu kulitnya sendiri. merintis merintis merintis usaha usaha usaha produksi produksi produksi sepatu kulit ditujukan untuk meningkatkan prosepatu sepatu sepatu kulitnya kulitnya kulitnya sendiri. sendiri. sendiri.

duktifitas dan keberlanjutan keterampilan lokal agar dapat bersaing dengan keberadaan pasar-pasar baru yang bermunculan di sekitar kawasan Cibaduyut.

aktivitas beberapa keluerampilan serupa.

Kondisi 1 Kepadatan tingi dan sentra yang tersebar.

Klasifikasi Simpul

Zonasi fungsi keluaktivitas beberapa pada Co-housing erampilan serupa. Simpul Cibaduyut

diklasifikasikan dalam Kota Bandung. Tepatnya simpul-simpul yang di mendefinisikan alan Cibaduyut dengan karakter aksekegiatan dan inini akrabtiap dengan sentra kebutuhan penghuni.

cukup terkenal di Jawa Barat. masing-masing rumah yang sentra yang bergerak secara mulai mereduksi produktivitas kolektif beberapa sentra rumeningkatkan produktifitas patu kulit Cibaduyut.

Kota Bandung. Tepatnya di alan Cibaduyut dengan akseini akrab dengan sentra incukup terkenal di Jawa Barat. masing-masing rumah yang sentra yang bergerak secara mulai mereduksi produktivitas angKota Bandung. Tepatnya di kolektif beberapa sentra rualan Cibaduyut dengan akseatu meningkatkan produktifitas ini akrab dengan sentra inan patu Cibaduyut. ksi kulit cukup terkenal di Jawa Barat. masing-masing rumah yang sentra yang bergerak secara mulai mereduksi produktivitas kolektif beberapa sentra rumeningkatkan produktifitas

Kondisi 1 Kepadatan tingi dan sentra yang tersebar.

Kondisi 2 Kepadatan meningkat dan Penggabungan wadah aksesibilitas terbatas

Solusi Simpul Cibaduyut

kegiatan keseharian seperti makan, memasak, mencuci, dan berintSimpul Keterampilan eraksi ditujukan untuk menumbuhkan rasa Keberadaan ruang kolaboratif pembuatan peduli dan butuh satu sama lain. Sehsepatu kulit saling ditujukan untuk meningkatkan proKeberadaan ruang kolaboratif pembuatan sepatu ingga menghilangkan perasan “loneliness” duktifitas dan keberlanjutan keterampilan lokal kulit ditujukan untuk meningkatkan produktivitas dan mereduksi tingkat stress. keberadaan agar dapat bersaing dengan pasdan keberlanjutan keterampilan lokal agar dapat Kondisi 2 Solusi bersaing dengan pasar-pasar baru ar-pasar baru yangkeberadaan bermunculan diCibaduyut sekitar ka-yang Kepadatan meningkat dan Simpul mendominasi di sepanjang jalan Utama Cibaduyut. aksesibilitas terbatas wasan Cibaduyut. Keberadaan ruang kolaboratif pembuatan sepatu kulit ditujukan untuk meningkatkan proSimpul Interpersonal Kebutuhan fundamental masing-masing duktifitas dan keberlanjutan keterampilan kelulokal arga berupa ruang privat untuk berinteraksi agar dapat bersaing dengan keberadaan Penggabungan wadah kegiatan keseharianpasseperti antar anggota keluarga yang secara personal Penggabungan wadah kegiatan ar-pasar baru yang bermunculan di keseharian sekitar kamakan, memasak, mencuci, dan berinteraksi tidak melibatkan orangmencuci, lain.rasadan Sehingga seperti makan, memasak, berintditujukan untuk menumbuhkan peduli wasan Cibaduyut. dan saling butuh satu antar sama lain. Sehingga menumbuhkan ikatan anggota keluarga eraksi ditujukan untuk menumbuhkan rasa menghilangkan loneliness dapat terjalin. peduli dan saling perasaan butuh satu sama dan lain.individualitas Sehserta mereduksi tingkat stress. ingga menghilangkan perasan “loneliness” dan mereduksi tingkat stress. Simpul Personal Penggabungan wadah kegiatan keseharian seperti makan, memasak, mencuci, dan berintKebutuhan fundamental masing-masing keluarga eraksi ditujukan untuk menumbuhkan berupa ruang privat untuk berinteraksi antarrasa anggota Tata Massa peduli dan yang saling butuh satu sama lain. Seh-orang keluarga secara personal tidak melibatkan lain. Sehingga ikatan kekeluargaan dapat terjalin. Kebutuhan fundamental masing-masing keluingga menghilangkan perasan “loneliness” Simpul Keterampilan arga berupa ruang dan mereduksi tingkatprivat stress.untuk berinteraksi Simpul Interpersonal antar anggota keluarga yang secara personal tidak melibatkan orang lain. Sehingga Simpul Personal menumbuhkan ikatan antar anggota keluarga dapat terjalin. Kebutuhan fundamental masing-masing keluarga berupa ruang privat untuk berinteraksi antar anggota keluarga yang secara personal tidak melibatkan orang lain. Sehingga menumbuhkan ikatan antar anggota keluarga


n keberlanjutan keterampilan lokal bersaing dengan keberadaan pasu yang bermunculan di sekitar kaduyut.

Konfigurasi Ruang

Tata

Pengarahan ruang didasarkan pada an wadah kegiatan keseharian tiga simpul gagasan an, memasak, mencuci, dan berintperancangan, yakni ukan untuk menumbuhkan rasa Simpul Keterampilan, aling butuh satu sama lain. SehSimpul Interpersonal, dan ghilangkan perasan “loneliness� Simpul Personal. ksi tingkat stress.

Kebutuhan privat difokuskan hanya pada tiap-tiap unit rumah yang compact. Kegiatan undamental masing-masing kelukeseharian tiap persona a ruang privat untuk berinteraksi dilakukan bersama-sama ta keluarga yang secara lainnya personal dengan persona atkandi orang lain. dan Sehingga lantai dasar an ikatan antar anggota sebagian lantai 2. keluarga n.

Tata Massa Simpul Keterampilan Simpul Interpersonal

Simpul Keterampilan Simpul Personal

Simpul Interpersonal

Iso

Denah Lantai Loteng

Simpul Personal

Denah Lantai 1

Lan

Lan

Denah Lantai Dasar

Lan


Isometri Simpul Keterampilan

Simpul Interpersonal

Simpul Personal

Isometri Terurai Bangunan

Unit-unit rumah yang

compact ditujukan Denah Lantai Loteng

agar tiap persona tidak menghabiskan kesehariannya hanya di kamar. Tetapi di ruang bersama yang lebih luas untuk mengundang dan Denah Lantai 1 meningkatkan interaksi antar persona.

Simpul Keterampilan Simpul Personal

Lantai Simpul Loteng Interpersonal

Isometri Terurai Bangunan

Sua

Denah Lantai Loteng

Lantai 1

Lantai Loteng

Denah Lantai 1

Denah Lantai Dasar

Lantai 1

Rua

Denah Lantai Dasar

Lantai Dasar

Ru Lantai Dasar

Potongan A

Permukiman padat kawasan Cibaduyut

Tampak Depan

Potongan A

Permukiman padat kawasan Cibaduyut

Repetisi tipologi Co-Housing untuk mereduksi densitas pemukiman

Tamp

Repetisi tipologi C untuk mereduk Akses masuk utama


Fase Jangka Panjang Mengurangi kepadatan lahan di Kawasan Cibaduyut dengan merepetisi pioneer co-housing Simpul Cibaduyut....

Potongan A

Permukiman padatpadat Permukiman Kawasan Cibaduyut kawasan Cibaduyut

Repetis Repeti meredu permuk untuk

pemu

Pioneer project co-housing Pilot Project Co-Housing Simpul Cibaduyut

Simpul Cibaduyut

A A E

G R


....Sehingga tetap tersebar beberapa industri rumahan sepatu kulit tetapi tiap-tiapnya merupakan sinergi antara beberapa keluarga yang tinggal di co-housing Simpul Cibaduyut.

Tampak Depan

si tipologi co-housing untuk isi tipologi Co-Housing uksi kepadatan lahan kiman mereduksi densitas

ukiman

Akses utama Gang Aksesmasuk masuk utama Eteh Umi RT 02 RW 01

Gang Eteh Umi RT 02 RW 01

Rekomendasi penataan jalur Rekomendasi penataan jalur pedestrian untuk mendukung muka pedestrian untuk mentoko-toko sepatu eksisting.

dukung muka sepatu eksisting

toko-toko

Sirkulasi utama Jalan Sirkulasi Utama Cibaduyut

Jalan Cibaduyut


Perspektif

Hunian yang mewadahi aktivitas beberapa keluarga dengan keterampilan serupa.

Kondisi 1 Kepadatan tingi dan sentra yang tersebar.

Kondisi 2 Kepadatan meningkat dan aksesibilitas terbatas

Solusi Simpul Cibaduyut

Keberadaan ruang kolaboratif pembuatan sepatu kulit ditujukan untuk meningkatkan produktifitas dan keberlanjutan keterampilan lokal agar dapat bersaing dengan keberadaan pasar-pasar baru yang bermunculan di sekitar kawasan Cibaduyut.

Penggabungan wadah kegiatan keseharian seperti makan, memasak, mencuci, dan berinteraksi ditujukan untuk menumbuhkan rasa peduli dan saling butuh satu sama lain. Sehingga menghilangkan perasan “loneliness� dan mereduksi tingkat stress. Tapak perancangan berada di SWK Tegallega Kota Bandung. Tepatnya di kantung permukiman padat yang terletak di Jalan Cibaduyut dengan aksesibilitas berupa gang-gang sempit. Kawasan ini akrab dengan sentra industri rumahan pembuatan sepatu kulit yang cukup terkenal di Jawa Barat. Sentra tersebut kini masih tersebar pada masing-masing rumah yang mengisi kepadatan ruang kawasan. Kondisi sentra yang bergerak secara individu serta munculnya pasar-pasar baru mulai mereduksi produktivitas pengrajin lokal. Sehingga diperlukan wadah kolektif beberapa sentra rumahan untuk mengurangi kepadatan, juga meningkatkan produktifitas dan keberlanjutan sentra industri rumahan sepatu kulit Cibaduyut.

Kebutuhan fundamental masing-masing keluarga berupa ruang privat untuk berinteraksi antar anggota keluarga yang secara personal tidak melibatkan orang lain. Sehingga menumbuhkan ikatan antar anggota keluarga dapat terjalin.

Tata Massa Pekerjaan: Pengrajin Sepatu Kulit Kondisi: Keluarga muda yang melanjutkan usaha sepatu kulit keluaganya dengan merintis usaha produksi sepatu kulitnya sendiri.

Suasana Eksterior

Simpul Keterampilan Simpul Interpersonal Simpul Personal


Ruang Makan Bersama

Suasana Eksterior Ruang Produksi Sepatu

Ruang Makan Bersama

pak Depan

Co-Housing ksi densitas

Rekomendasi penataan jalur pedestrian untuk mendukung muka toko-toko Ruang Produksi Sepatu sepatu eksisting


T

Š akbaralvin


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.