2 minute read

Belajar Melihat dan Dilihat

oleh Brian Alvin Hananto, S.Sn., M.Ds.

Dilihat sebagai sebuah keilmuan, desain merupakan keilmuan yang cukup multidisiplin sekaligus interdisiplin. Multidisiplin disini berarti desain sendiri merupakan sebuah gabungan, sebuah compound, dari beberapa disiplin ilmu. Desain komunikasi visual sendiri secara sederhana merupakan gabungan dari sebagian kelimuan seni rupa dan juga sebagian keilmuan komunikasi. Sebagai sebuah keilmuan interdisiplin, desain merupakan sebuah disiplin ilmu yang memiliki relasi dengan disiplin-disiplin ilmu lain. Desain komunikasi visual sendiri merupakan sebuah keilmuan yang memiliki relasi dengan keilmuan-keilmuan lainnya; hal ini terlihat dari bagaimana desain komunikasi visual kerap meminjam atau mengadopsi pemahamanpemahaman dari disiplin ilmu lain: ekonomi, sosial, psikologi, matematika, dan teknologi.

Advertisement

Hal ini saya ungkapkan dengan tujuan untuk berupaya memberikan justifikasi terhadap mengapa keilmuan

desain komunikasi visual merupakan sebuah keilmuan yang memang bisa dipelajari (bukan hal yang mistis), sekaligus memberikan argumentasi bahwa keilmuan desain komunikasi visual adalah sebuah keilmuan yang tidak sederhana (bukan untuk disepelekan). Saya tidak mengatakan bahwa desain komunikasi visual itu mudah atau sulit sekali untuk dipelajari; saya ingin menjelaskan bahwa desain komunikasi visual merupakan sesuatu yang bisa dipelajari, namun membutuhkan upaya yang tidak sedikit.

Upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk mempelajari desain adalah dengan melihat. Bukan hanya melihatlihat, tapi melihat.

Melihat desain merupakan sebuah hal yang mudah dilakukan. Hal yang lebih sulit adalah melihat desain dari berbagai macam perspektif, khususnya desain yang merupakan hasil dari apa yang kita secara individu hasilkan. Tentunya salah satu hal sederhana untuk bisa melihat desain dari perspektif lain adalah dengan membiarkan desain kita dilihat oleh mata-mata lain. Dengan dilihat, kita dapat melihat.

Dalam kelas, mahasiswa-mahasiswi belajar untuk melihat perspektif-perspektif lain dari sebuah desain. Perspektif tersebut dapat berupa pandangan dosen, maupun juga mahasiswa-mahasiswi lain yang ada didalam kelas tersebut. Jika pandangan dari mahasiswa,

teman-teman sekelas, dan juga dosen-dosennya sudah mulai jenuh dan tidak lagi ada keberagaman, maka sudah saatnya dibutuhkan pandangan yang baru, untuk dapat memperluas dan memperkaya kembali.

Re+View sendiri hadir sebagai sebuah perpanjangan dari pemahaman tersebut. Tentunya pandanganpandangan baru yang dibawakan oleh para mentor dalam Re+View ini adalah pandangan yang baru. Baik dari segi isi, maksud, tujuan, maupun penyampaian. Butuh waktu untuk bisa mengunyah dan mencerna suatu hal yang baru, namun pada akhirnya proses untuk bisa melihat dan juga keberanian untuk dilihat inilah yang akan memperkaya dan mengembangkan individu-individu yang terlibat (dan terlihat) dalam kegiatan Re+View ini.

Katalog ini adalah sebuah monumen kecil yang digarap dengan tujuan untuk bisa dilihat oleh lebih banyak lagi orang-orang. Melalui katalog ini, saya berharap semangat, nilai-nilai, dan pengalaman yang tak tergantikan selama satu bulan Re+View Session ini bisa bermanfaat lagi untuk orang-orang lain.

Selamat melihat-lihat.

Redesain Board Game Orang Rimba

Shella Subagia

This article is from: