ALSA Indonesia Law Journal

Page 1

ACADEMIC COMPILATION ALSA INDONESIA LAW JOURNAL & ALSA INDONESIA LEGAL REVIEW COMPETITION: BEST LEGAL REVIEW

0


DAFTAR ISI ACADEMIC COMPILATION 2016 ALSA INDONESIA

Kata Pengantar

2

ALSA Indonesia Law Journal

4

“Ambivalensi Pengaturan Tenaga Kerja Indonesia” “Penyelesaian Perselisihan Pengupahan Dalam Hubungan Industrial”

5 24

“Perlindungan Hukum Pekerja Perempuan di Indonesia Berdasarkan Peraturan”

38

“Sistem Hukum Perburuhan di Indonesia”

55

ALSA LEGAL REVIEW COMPETITION: BEST LEGAL REVIEW

85

“Buramnya Garis Demarkasi Dimensi Hukum Pidana dan Hukum Administrasi Dalam Upaya Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang Berorientasi Pada Pembangunan Daerah”

86

1


KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, Academic Compilation National Board ALSA Indonesia 2015-2016 telah rampung. Academic Compilation diharapkan dapat menjadi bukti nyata dari perkembangan akademik ALSA Indonesia dan juga menjadi sumber pembelajaran bagi siapapun yang membutuhkannya. Academic Compilation juga merupakan perwujudan dari Tri Darma Mahasiswa yang merupakan kewajiban moral dari seluruh mahasiswa yang tergabung dalam ALSA Indonesia. Besar harapan saya Academic Compilation ini dapat memberikan efek masif dan konkrit kepada Indonesia. ALSA Always be One! -Bayu Sri Harudito, President of ALSA Indonesia 2015-2016 Di balik seorang siswa yang berhasil, tentu terdapat guru yang baik. Untuk itulah, kami ingin mengapresiasi pemikiran bapak ibu guru yang telah mendidik anggota ALSA Indonesia melalui ALSA Indonesia Law Journal (AILJ). Kami harap, AILJ dapat menjadi wadah apresiasi bagi tenaga pengajar yang telah bekerja keras mendidik kami, anggota ALSA Indonesia. Besar harapan kami agar pemikiran-pemikiran yang tertuang di dalam journal ini dapat memberi manfaat positif kepada masyarakat luas. ALSA, Always be One! –Marvin Octavdio, Vice President of Academic Activities & Training I ALSA Indonesia 2015-2016 Merupakan suatu kebanggaan bagi saya untuk dapat menyelesaikan Academic Compilation ini. Tujuan dari pembuatan Academic Compilation ini ialah tidak lain yaitu untuk kembali menghidupkan produk kajian hukum ALSA Indonesia, terlebih dengan adanya ALSA Indonesia Law Journal yang merupakan bagian dari kompilasi ini. Semoga dengan adanya pembuatan kompilasi tulisan ini dapat bermanfaat untuk orang banyak, dan tentunya semakin mendorong ALSA Indonesia untuk lebih meningkatkan kualitas karya tulis hukum dengan menyatukan pemikiran-pemikiran kritis tiap Universitas membernya. –Adistra Kusuma Waligalit, Vice President of Academic Activities & Training II ALSA Indonesia 2015-2016

2


3


ALSA INDONESIA LAW JOURNAL

4


AMBIVALENSI PENGATURAN TENAGA KERJA INDONESIA - REFLEKSI PENGOLAHAN DAN PENGATURAN TENAGA KERJA INDONESIA Dr. Made Gde Subha Karma Resen, SH., M.Kn

Inti Sari

Abstract Lack of jobs in Indonesia led to a lot of

Terbatasnya

people working abroad. The existence

Indonesia menyebabkan banyak angka

of migrant workers cannot be separated

kerja

situation

(ambivalence),

luar

negeri. seperti;

pelanggaran yang dilakukan oleh PPTKIS,

the

tarik

occurrence of contradiction towards the same

ke

di

pemberangkatan TKI Non Prosedural,

committed by PPTKIS, institutional tug. reflect

bekerja

permasalahan-permasalahan,

Procedural TKI departure, offenses to

yang

pekerjaan

Keberadaan TKI juga tidak terlepas dari

from the problems, such as; Non

Unconsciousness

lapangan

menarik

sadaran

the

untuk

kelembagaan. merefleksi

Ketidak terjadinya

pertentangan terhadap situasi yang sama

issues surrounding migrant workers,

(ambivalensi), terhadap permasalahan-

will only lead management systems and

permasalahan seputar TKI hanya akan

the setting of TKI will fall on the same

membawa

issue in the future. In these cases be

pengaturan TKI akan jatuh pada persoalan

understood that the protection of the

yang sama dikemudian hari. Pada kasus-

sistem

pengelolaan

serta

kasus tersebut dipahami bahwa aspek

employment abroad is closely related to

perlindungan

the management and control system

terhadap

penempatan

tenaga kerja di luar negeri sangat terkait

carried out by various parties involved

pada sistem pengelolaan dan pengaturan

in the sending of Indonesian workers

yang dilakukan berbagai pihak yang terlibat

abroad.

pada pengiriman tenaga kerja Indonesia keluar negeri.

Key Words: Indonesian Worker - Legal Protection - Placement of Indonesian

Kata Kunci: Tenaga Kerja Indonesia -

Worker.

Perlindungan Hukum - Penempatan Tenaga Kerja Indonesia.

5


A. Latar Belakang

negeri

Tidak sedikit permasalahan seputar

anggaran.

penempatan dan perlindungan tenaga

WNIO/TKIB yang berada di Malaysia

kerja Indonesia (selanjutnya disingkat

sebanyak 1.250.000 orang, di Arab

TKI) yang bekerja di luar negeri. Setiap

Saudi 588.075 orang dan negara lain

tahun, lebih dari setengah juta orang

32.073 orang. Dari jumlah tersebut,

Indonesia yang berangkat ke luar

pemerintah telah memulangkan selama

negeri.1

juga

tahun 2014 WNIO dari Arab Saudi

pada

sebanyak 20.379 orang, sedangkan

Permasalahan

menjadi

agenda

TKI

besar

sekaligus Sejauh

menyiapkan ini

jumlah

pemerintahan Jokowi. Sebagaimana

dari Malaysia sebanyak 26.428 orang.

dilansir dalam Siaran Pers Nomor:

Permasalahan

01/Humas PMK/I/2015 (Kementerian

dengan kelengkapan administratif juga

Koordinator

Pembangunan

masih menjadi coretan merah dalam

Manusia Dan Kebudayaan Republik

dunia tenaga kerja. Kontradiksi antara

Indonesia), menegaskan bahwa TKI-

memperlancar proses pemberangkatan

TKI

dengan

Bidang

yang

bermasalah

harus

klasik

perlindungan

yaitu,

juga

terkait

masih

diselesaikan pada tahun 2015. Adapun

menjadi momok sarat kepentingan.

isi

tersebut

Pihak-pihak dalam lingkaran sistem

menerangkan bahwa, jumlah Warga

pengelolaan juga masih indisipliner

Negara Indonesia Overstay (WNIO)

terhadap aturan hukum yang berlaku.

atau

Indonesia

Merujuk pada latar belakang di atas,

Bermasalah (TKIB), semakin tahun

serta ketidak sadaran untuk merefleksi

terus

terjadinya

materi

siaran

Tenaga meningkat

pers

Kerja perlu

segera

pertentangan

diselesaikan oleh semua pihak, tidak

situasi

saja Pemerintah tetapi juga Instansi

terhadap permasalahan-permasalahan

terkait. Pemerintah hingga kini terus

seputar TKI hanya akan membawa

mendata validasi jumlah tenaga kerja

sistem pengelolaan serta pengaturan

yang bermasalah yang berada di luar

TKI akan jatuh pada persoalan yang

1

yang

sama

terdapat

(ambivalensi),

Sekitar separuh dari para pekerja tersebut berangkat ke negara-negara di Timur Tengah. Pada umumnya mereka adalah kaum perempuan yang berasal dari kota-kota kecil atau desa-desa dengan latar belakang pendidikan sekolah dasar dan pengalaman kerja yang terbatas, dan sebagian besar mereka dipekerjakan untuk pekerjaan rumah tangga di rumah pribadi. Lihat dalam: Bassina Farbenblum, Eleanor Taylor-Nicholson, dan Sarah Paoletti, Akses Buruh Migran Terhadap Keadilan Di Negara Asal: Studi Kasus Indonesia, diterbitkan oleh Open Society Foundations, New York, Amerika Serikat, Hlm. 16-17. 6


sama dikemudian hari. Tulisan ini akan

masyarakat

Indonesia

seluruhnya

mencoba mengungkap serta merefleksi

untuk mewujudkan masyarakat yang

secuil persoalan-persoalan di bidang

sejahtera, adil, makmur, yang merata,

penempatan dan perlindungan tenaga

secara materiil berdasarkan Pancasila

kerja Indonesia.

dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

B. Kilas Singkat Seputar Tenaga Kerja

Menurut Pasal 1 bagian (1)

Indonesia (TKI)

Undang-Undang

Nomor

Campur tangan pemerintah dalam

2004

Penempatan

bidang

telah

Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia

hukum

di Luar Negeri, TKI adalah setiap warga

ketenagakerjaan

menyebabkan

sifat

perburuhan/ketenagakerjaan

menjadi

tentang

negara

Indonesia

39

yang

Tahun dan

memenuhi

publik serta ruang lingkup yang diatur

syarat untuk bekerja di luar negeri

menjadi lebih luas, tidak hanya pada

dalam hubungan kerja untuk jangka

aspek hukum pada hubungan kerja

waktu tertentu dengan menerima upah.

saja, tetapi meliputi aspek hukum

Sementara itu dalam Pasal 1 Kep.

sebelum

hubungan

kerja

(pra

Manakertrans

RI

No

Kep

employment), dan sesudah hubungan

104A/Men/2002 tentang penempatan

kerja (post employment) karena itulah

TKI keluar negeri disebutkan bahwa

sangat tepat jika istilahnya disebut

TKI

dengan

perempuan yang bekerja di luar negeri

hukum

Ketenagakerjaan.2

adalah baik laki-laki maupun

Tenagakerja merupakan salah satu

dalam

instrument

dalam

berdasarkan perjanjian kerja melalui

pembangunan nasional.Tenaga kerja

prosedur penempatan TKI. Prosedur

mempunyai peranan dan kedudukan

penempatan TKI ini harus benar-benar

yang sangat penting sebagai salah satu

diperhatikan oleh calon TKI yang ingin

komponen pelaku untuk mencapai

bekerja ke luar negeri tetapi tidak

tujuan pembangunan. Pembangunan

melalui prosedur yang benar dan sah

nasional dilaksanakan dalam rangka

maka TKI tersebut nantinya akan

pembangunan

menghadapi masalah di negara tempat

seutuhnya

maupun

modal

manusia dan

Indonesia

pembangunan

ia

2

jangka

bekerja

karena

waktu

CTKI

tertentu

tersebut

Lalu Husni, 2014, Pengantar Hukum Ketenaga Kerjaan Indonesia, Edisi Revisi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, h.v 7


dikatakan TKI ilegal karena datang ke

dilakukan berbagai pihak yang terlibat

negara tujuan tidak melalui prosedur

pada

penempatan TKI yang benar.

Indonesia keluar negeri. Untuk langkah

Berdasarkan beberapa pengertian TKI

penempatan

tersebut, maka dapat dikemukakan

negeri, Indonesia telah menetapkan

bahwa TKI adalah setiap warga negara

mekanisme melalui tiga fase tanggung

Indonesia yang memenuhi syarat untuk

jawab penempatan yakni fase pra

bekerja di luar negeri dalam jangka

penempatan, selama penempatan dan

waktu tertentu berdasarkan perjanjian

purna penempatan.3 Perlindungan TKI

kerja melalui prosedur penempatan TKI

adalah segala upaya untuk melindungi

dengan menerima upah. Sedangkan

kepentingan

menurut Pasal 1 yang bagian (2)

mewujudkan terjaminnya pemenuhan

Undang-Undang

Nomor

Tahun

hak-haknya sesuai dengan peraturan

2004

Penempatan

dan

perundang-undangan, baik sebelum,

tentang

39

Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia

pengiriman tenaga

calon

tenaga kerja

TKI/TKI

kerja di

luar

dalam

selama dan sesudah bekerja.

di Luar Negeri, Calon Tenaga Kerja

Sebagaimana diatur di dalam Pasal

Indonesia adalah setiap warga Negara

5, 6, 7 Undang-Undang No. 39 Tahun

Indonesia

2004, pemerintah bertugas mengatur,

yang

memenuhi

syarat

sebagi pencari kerja yang akan bekerja

membina,

di luar negeri dan terdaftar di instansi

mengawasi

pemerintah

penempatan dan perlindungan TKI di

kabupaten/kota

bertanggungjawab

di

yang bidang

luar

ketenagakerjaan. Terkait

dan

penyelengaraan negeri,

pemerintah

bertanggungjawab untuk meningkatkan

perlindungan

terhadap

upaya perlindungan TKI di luar negeri,

penempatan tenaga kerja di luar negeri

dan

sangat

antaralain:

terkorelasi

melaksanakan,

pada

sistem

pemerintah

berkewajiban,

pengelolaan dan pengaturan yang Penempatan TKI ke luar negeri, merupakan program nasional dalam upaya meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya serta pengembangan kualitas sumber daya manusia.penempatan TKI dalam program antar kerja antar negara (AKAN), dilakukan dengan memanfaatkan pasar kerja internasional melalui peningkatan kualitas kompetensi tenaga kerja dengan perlindungan yang optimal sejak sebelum keberangkatan, selama bekerja di luar negeri sampai tiba kembali di Indonesia. Lihat dalam: Mohd. Syaufii Syamsuddin, 2004, Norma Perlindungan Dalam Hubungan Industrial, Penerbit Sarana Bhakti Persada, Jakarta, hlm. 34. 3

8


a. Menjamin terpenuhinya hak-hak calon

TKI/TKI,

berangkat

baik

melalui

yang

C.

pelaksana

Refleksi

Pengelolaan

dan

Pengaturan Tenaga Kerja Indonesia

penempatan TKI maupun yang

Trend bekerja ke luar negeri tidak luput

berangkat secara mandiri;

dari masalah dan persoalan,4 seperti;

b. Mengawasi

pelaksanaan

kasus

penempatan calon TKI;

hukum

yang

dilakukan oleh Pelaksana Penempatan

c. Membentuk

dan

mengembangkan

pelanggaran

Tenaga

sistem

Kerja

Indonesia

Swasta

(PPTKIS);5 serta persoalan TKI pelaut

informasi penempatan calon TKI

yang

di luar negeri;

kepentingan di antara Kepala BNP2TKI

d. Melakukan

upaya

diplomatik

mengalami

dengan

tarik

Kementerian

menarik

Perhubungan

untuk menjamin pemenuhan hak

yang menyatakan TKI pelaut tidak

dan perlindungan TKI secara

diwajibkan memiliki Kartu Tenaga Kerja

optimal di negara tujuan; dan

Luar

e. Memberikan kepada

TKI

perlindungan selama

Negeri

(KTKLN),

hal

ini

mengancam perlindungan tenaga kerja

masa

pelaut, sebab identitas mereka tidak

sebelum pemberangkatan, masa

akan terdata di BP3TKI.6

penempatan, dan masa purna

Pada tulisan ini berikut disajikan

penempatan.

contoh

kasus

terkait

dengan

Ni Ketut Supasti Dharmawan, Made Gde Subha Karma Resen, Cokorda Dalem Dahana, & Cok. Istri Diah Widyantari P. D., 2015, Implementasi Ketentuan Hukum Tentang Penempatan Dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Asal Provinsi Bali Di Luar Negeri, Hasil Penelitian Hibah Unggulan Program Studi, Fakultas Hukum Universitas Udayana, hlm. 2. 5 Lihat dalam: Lihat dalam: PT. Nahelindo Pratama Diduga Lakukan Penempatan Non Prosedural ke Rusia, dapat diakses pada: http://www.bnp2tki.go.id/read/9498/TKI-DitahanPetugas-Rusia-BP3TKI-Bali-Pelajari-Pelanggaran-PPTKIS-Sebagai contoh Kasus pelanggaran yang dilakukan oleh Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) PT. Nahelindo Pratama, karena telah menempatkan empat Buruh Migran Indonesia (BMI) secara non prosedural ke Rusia. Lihat juga pada: Tiga TKW asal Bali Di Penjara di Rusia, dapat diakses pada: http://www.nusabali.com/opendoc.php?id=32190&page=&date= Sebanyak tiga orang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Bali yang semuanya wanita/ tenaga kerja wanita (TKW)5 saat ini dipenjara di Rusia. Mereka adalah Ketut Sukarni dengan nomor paspor A0491163, Yanika Sriwedari dengan nomor paspor A0489558 dan Ni Kadek Yuli Marisa Dewi dengan nomor paspor A1649489. 4

Surat Edaran Kepala BNP2TKI Nomor SE.11/PEN/IV/2014 tanggal 17 April 2014 tentang Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN) yang diwajibkan bagi TKI yang bekerja di 6

9


penempatan

TKI

kelengkapan

serta

pentingnya

hukum serta pemerataan kesempatan

sebagai

kerja dan penyediaan tenaga kerja

administrasi

salah satu bentuk perlindungan.

yang sesuai dengan hukum nasional.7

1. Kasus Pelaksanaan Penempatan

Menjadi

persoalan

TKI Non Prosedural.

terdapat

Penempatan TKI menurut Pasal 1

yang dilakukan oleh PPTKIS selaku

angka (3)

badan hukum yang memperoleh izin

adalah

UU No. 39 Tahun 2004

kegiatan

pelayanan

untuk

pelanggaran

ketika

tertulis

dari

penempatan

pemerintah

guna

mempertemukan TKI sesuai bakat,

menyelenggarakan

minat, dan kemampuannya dengan

penempatan TKI di luar negeri. Salah

pemberi kerja di luar negeri yang

satu

meliputi

keseluruhan

proses

pelaksanaan penempatan TKI secara

perekrutan,

pengurusan

dokumen,

non prosedural adalah PT. Nahelindo

pendidikan

dan

pelatihan,

Pratama.

persiapan

melakukan penempatan TKI secara

penampungan, pemberangkatan, sampai

non

pemberangkatan

negara

tujuan,

PPTKIS

dan

pelayanan yang

PT.

melakukan

Nahelindo

prosedural

dikarenakan

menggunakan

visa

Nahelindo

kunjungan/visa

pemulangan

dari

negara

tujuan.

belajar.

Penempatan

TKI

di

luar

negeri

merupakan PPTKIS yang secara resmi

upaya

untuk

merupakan

suatu

mewujudkan

hak dan

terdaftar

PT.

Pratama

sebagai

Pratama

perusahaan

kesempatan

pengerah tenaga kerja. PT.Nahelindo

yang sama bagi tenaga kerja untuk

Pratama telah melanggar asas terbuka,

memperoleh

yaitu

penghasilan

pekerjaan yang

pemberian

informasi

kepada

yang

tenaga kerja secara jelas meliputi jenis

dengan

kerja, jam kerja, dan upah yang akan

tetap memperhatikan harkat, martabat,

diterima oleh TKI di Negara tujuan,

hak asasi manusia, dan perlindungan

yang

pelaksanaannya

layak,

dan

dilakukan

dimana

dalam

hal

ini

Atas Kapal Berbendera Asing. Surat Edaran tentang KTKLN itu dikeluarkan karena adanya surat yang dikeluarkan oleh Dirjen Perhubungan Laut kepada Dirjen Imigrasi Kementerian Hukum dan Ham No. PK 302/1/3/DJPL.13 tanggal 27 Desember 2013 perihal Tidak Mempersyaratkan Kepemilikan KTKLN Bagi Pelaut/ Awak Kapal. Selengkapnya baca dalam: http://www.bnp2tki.go.id/read/9810/BNP2TKI-Menangkan-Gugatan-Perkara-Hukum-atasKTKLN 7 Laboratorium Pusat Data Hukum Fakultas Hukum UAJY, 2006, Himpunan Lengkap Undang-Undang Bidang Perburuhan, C.V. Andi Offset, Yogyakarta, hlm. 261. 10


PT.Nahelindo memberikan iming-iming

Sebanyak tiga orang Tenaga Kerja

berupa gaji yang tinggi sebagai terapis

Indonesia

di Rusia dengan menggunakan visa

semuanya wanita/ tenaga kerja wanita

kunjungan/ visa belajar dan bukan

(TKW)9 dipenjara di Rusia. Mereka

menggunakan

yang

adalah Ketut Sukarni dengan nomor

mengakibatkan ditahannya 4 TKI di

paspor A0491163, Yanika Sriwedari

Rusia. Ke 4 TKI tersebut dinyatakan

dengan nomor paspor A0489558 dan

melanggar Bab 1 Pasal 18.10 KUHP

Ni Kadek Yuli Marisa Dewi dengan

Federasi Rusia mengenai pelanggaran

nomor paspor A1649489.

adminisratif yaitu sebagai orang asing

dipenjara di Rusia seorang TKI lainnya

yang telah bekerja di Federasi Rusia

yang diduga bukan berasal dari Bali

tanpa memiliki izin bekerja.

Mereka

yakni atas nama Jesica Herlina Mila

semua

KTKLN

Agnesia Tobo.10 Keempat TKI tersebut

dikarenakan mereka diberangkatkan

sudah tiba ke Indonesia pada 6

dengan visa kunjungan/visa belajar.

November 2014 lalu, setelah sempat

tidak

visa

kerja

memiliki

Kronologis

asal

Bali

yang

Juga ikut

Pelaksana

dipenjara di Isuram 8 City of Kazan

Penempatan Tenaga Kerja Indonesia

Tatarstand, Rusia sejak 23 September

Swasta

2014.11

(PPTKIS)

kasus

(TKI)

PT.

Nahelindo

Pratama, karena telah menempatkan

Kronologis

kasus

empat Buruh Migran Indonesia (BMI)

sebagai berikut:12

dapat

diuraikan

secara non prosedural ke Rusia.8

Lihat dalam: PT. Nahelindo Pratama Diduga Lakukan Penempatan Non Prosedural ke Rusia, dapat diakses pada: http://www.bnp2tki.go.id/read/9498/TKI-Ditahan-Petugas-Rusia-BP3TKI-Bali-PelajariPelanggaran-PPTKIS-8

Lihat dalam: Tiga TKW asal Bali Di Penjara di Rusia, dapat diakses pada: http://www.nusabali.com/opendoc.php?id=32190&page=&date= 10 Lihat dalam: Tiga TKI asal Bali Dipenjara di Rusia, dapat diakses pada: http://daerah.sindonews.com/read/922973/27/tiga-tki-asal-bali-dipenjara-di-rusia1415638800 11 Lihat dalam: PT. Nahelindo Pratama Lakukan Penempatan Non Prosedural Bp3tki Bali Bnp2tki, dapat diakses pada: http://pantaupjtki.buruhmigran.or.id/index.php/read/%E2%80%8Bpt.-nahelindo-pratamadiduga-lakukan-penempatan-non-prosedural-ke-rusia-2 12 Berita Acara Kronologis Penanganan Kasus TKI Spa atas nama Ni Kadek Yuli Marisa Dewi, Jessica Herlina Mila Agnesia, Yanika Sriwedari, Ni Ketut Sukerni, Nomor: B2698/BP3TKI-DPS/PL/XI/2014 Tanggal 14 November 2014. 9

11


 Pada tanggal 29 September 2014

memperoleh fasilitas makan 3 kali,

KBRI Moscow menerima informasi

kamar ukuran 4 x 6 dengan ranjang

telepon dari Dinas Imigrasi Federal

tingkat, kamar mandi terpisah, dan

Rusia mengenai penahanan 4 TKI

pemisahan

di rumah detensi Kazan, Republik

wanita.

Tatarstan (Sekitar 800 km timur Moscow).

Dalam

ruang

laki-laki

dan

 Rumah detensi menahan uang dan

rangka

barang-barang pribadi keempat TKI

menindaklanjuti informasi tersebut

yang

dan mengetahui duduk perkara

dikembalikan ketika para TKI akan

penahanan dan kondisi para WNI

dideportasi.

dimaksud, pada tanggal 6 sampai

kesemuannya

 Mengingat para TKI mengajukan

dengan 8 Oktober 2014 KBRI

banding

Moscow menugaskan wakil dan

dilaksanakan

fungsi

dengan

protokoler

Konsuler

menjenguk 4 TKI tersebut. 10.45

4

hasil

banding

telah

Oktober

2014

menguatkan

September

2014)

maka

masa

magang

penahanan

(Tairai Spa Kazan) keempat TKI

menunggu

ditangkap

Berkas

keputusan pengadilan. Jika TKI

Acara Penangkapan (BAP) yang

tidak mengajukan banding kedua,

ditandatangani TKI, dilaksanakan

maka proses deportasi baru bisa

sidang hari itu juga dan keempatnya

dibicarakan tanggal 14 Oktober

dinyatakan melanggar Bab 1 Pasal

2014.

18.10

ditempat

(sidang

keputusan pengadilan tanggal 23

 Pada tanggal 23 September 2014 pukul

akan

berdasarkan

KUHP

Federasi

Rusia

ditambah waktu

 Pemerintah

karena

sidang

Rusia

dan

akan

mengenai pelanggaran administratif

menanggung biaya kepulangan TKI

yaitu sebagai orang asing telah

ke

bekerja di Federasi Rusia tanpa

anggaran

memiliki

waktu 2-3 bulan.

izin

bekerja

dan

menghukum mereka denda 2000 rubel

dan

dideportasi

ke

Bali

sesuai yang

 Berdasarkan

luar

Denpasar

 Kondisi TKI selama ditahan sejak 23

bisa

memakan

informasi

berkembang

wilayah Federasi.

ketersediaan

Kepala juga

yang BP3TKI

melakukan

pembicaraan via telepon dengan

September 2014 cukup baik karena

Thai-Waay 12

St.

Petersbug

(sdr.


Andre Konakh), Tairai – Moscow

belajar

(sdr. Elena) dan Direktur Akademi

dipimpinnya.

Inovasi

Teknologi

(sdr.

Arthur)

di

akademi

yang

Adapun tindakan-tindakan yang telah

dengan hasil sebagai berikut:

dilakukan oleh BP3TKI Denpasar di

a) Sdr. Andre Konakh menyatakan

antaranya:

bahwa pihak yang mengundang para

TKI

akademisi dipimpin

ke

Rusia

Inovasi sdr.

Pihak

adalah

2014 menghubungi saudari Ni

Teknologi

Ketut Sukerni melalui SMS dan

Arthur

menggunakan

Visa

Surin

menanyakan kabar dari beliau

Training.

 Pada tanggal 13 November

menggunakan jasa Akademi,

2014 BP3 TKI berkoordinasi

namun belum pernah terdapat

dengan Dinas Kesejahteraan

kasus. Kasus penahanan TKI di

Sosial

Kazan adalah semata karena

Transmigrasi

para TKI dijebak dan dipaksa

Jembrana

menandatangani

keluarga Ni Kadek Yuli Marisa

benar

kejadian

Spa

beserta teman-teman lainnya.

juga

tidak

Thai-Way

 Pada tanggal 12 November

BAP

dan

di

karenanya

Kazan

tanggungjawab

yang

Dewi

manjadi

terapis

di

Kerja

dan

Kabupaten dan

mendatangi

kediamannya

di

Jembrana dan juga menemui

itu

keluarga Ni ketut Sukreni di

pribadi. b) Sdr.

Tenaga

daerah Kuta Bali. Elena

mengatakan

 Pada tanggal 14 November

penahanan 4 TKI terapis di

2014 pihak BP3TKI Denpasar

Cabang Tairai di Kazan menjadi

bersama dengan Pihak Dinas

tanggungjawab personal terapis

Tenaga Kerja dan Transmigrasi

dan manager Kazan karena

Kabupaten Buleleng bersama-

Tairai sebagai lembaga tidak

sama melakukan pengecekan

mempekerjakan

ke

terapis

pemagang Visa Training. c) Sdr. sebagai

Arthur

Kabupaten

membenarkan pihak

Kantor

Desa

Banyuasri

Buleleng

dan

bertemu dengan Kepala Desa

yang

setempat dan memberitahukan

mengundang TKI ke Rusia untuk

bahwa ada salah satu warganya yang bernama Jessica Herlina 13


Mila Agnesia Tobo telah di

memberangkatkannya ke Rusia

deportasi,

setelah

adalah sdr. Vita Amelia). Ni

data,

Ketut Sukerti- pun menerangkan

nama

keadaanya

tetapi

dilakukan ternyata

pencocokan data

atas

baik-baik

saja

tersebut tidak ada di dalam

(berdasarkan

berkas dokumen yang ada di

yang memberangkatkannya ke

Kantor Desa tersebut.

Negara

Akhir penanganan kasus;

Rusia

dengan

Visa

Sekolah adalah sdr. Rai Asri.

 Pada hari Rabu 5 November 2014

keterangannya,

keempat

telah

bahwa aspek perlindungan terhadap

dibebaskan dan pada pukul

penempatan tenaga kerja di luar negeri

09.50 waktu setempat telah

sangat terkait pada sistem pengelolaan

diterbangkan dari Kazan menuju

dan

Bali (via Moscow, Dubai dan

berbagai pihak yang terlibat pada

Jakarta) dengan penerbangan

pengiriman tenaga kerja Indonesia

S7

keluar

Emirates

Seluruh

TKI

Pada kasus tersebut di atas dipahami

dan

biaya

Garuda.

pengaturan

yang

negeri.

dilakukan

Pelanggaran-

deportasi

pelanggaran hukum juga dilakukan

(termasuk pendampingan Polisi

oleh agen-agen tenaga kerja atau agen

dari

Moskow)

keberangkatan yang dikenal dengan

ditanggung pemerintah Federasi

“Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja

Rusia.

Indonesia

Swasta”

PPTKIS

atau

Kazan

 Tanggal

6

ke

November

2014,

atau

disingkat

mengacu

pada

keempat TKI tiba di Bandara

perusahaan perekrutan tenaga kerja

Ngurah

migran swasta, yang pada umumnya

Rai

Bali

Pukul

00.55/01.00 WITA di perkirakan

antara

lain

menggunakan

tenaga

kerja.

pesawat

GA

0424/652 dari Jakarta.

dikenal sebagai Selain

itu

agen

kerapkali

pelanggaran-pelanggaran

 Ni Kadek Yuli Marisa Dewi

juga

dilakukan oleh calon TKI maupun TKI di

mengatakan bahwa kabarnya

Negara dimana mereka bekerja.

beserta ketiga TKI yang lain

Menurut catatan KBRI Moskow,

telah tiba di Bali dengan selamat

penahanan

dan

(Berdasarkan

imigrasi di Rusia adalah yang kedua

yang

kalinya (yang pertama pada tahun

baik-baik.

keterangnnya

14

TKI

di

pusat

detensi


2010). Meski fasilitas di pusat detensi Rusia

relatif

baik,

namun

Penempatan

dalam

tenaga

kerja

Indonesia di luar negeri perlu dilakukan

beberapa kasus yang dihadapi TKI,

secara

KBRI moskow senantiasa berupaya

Pemerintah baik Pusat maupun Daerah

mencegah TKI ditahan dan seandainya

dan

pun ditahan KBRI Moskow senantiasa

Terbukanya peran masyarakat dalam

memonitor

melakukan Penempatan TKI melalui

dan

mengupayakan

pembebasan mereka secepatnya.

terpadu peran

antara

serta

instansi

masyarakat.

Pelaksana Penempatan TKI swasta

Untuk mencegah hal serupa

tentunya menimbulkan kewajiban bagi

terjadi lagi dikemudian hari, KBRI

PPTKIS itu mulai dari pra penempatan,

Moskow kembali memohon kerjasama

penempatan, dan purna penempatan.

pihak-pihak berwenang di Indonesia untuk secara aktif memantau para agen

2. Kasus Kartu Tenaga Kerja Luar

penyalur

TKI

perseorangan

Negeri (KTKLN)

Indonesia

yang

mempunyai

di relasi

Kasus yang terjadi terhadap I Nyoman

dengan Mr. Andrey Konakh serta

Bagiade13 yang merupakan Tenaga

meghimbau para calon TKI agar tidak

Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja

cepat tergiur oleh iming-iming para

sebagai

agen/calo

berbendera

TKI

yang

menjanjikan

chef

di

asing

Kapal

Pesiar

(Cruiser/Kapal

pekerjaan sebagai terapis di Rusia

Niaga) sejak tahun 2000. Sekitar bulan

dengan gaji tinggi menggunakan Visa

Februari

Kunjungan/Bisnis

Visa

mendapat kabar bahwa Bagiade yang

Kerja. Pastikan bahwa kontrak kerja

bekerja di Kapal Pesiar di Amerika

dipahami

jika

meninggal

dikomunikasikan

melompat

diperlukan

dan

sepenuhnya agar

terlebih dahulu

bukan dan

ke KBRI Moskow

2014,

keluarga

dunia ke

laut

Bagiade

dengan (Over

cara

jump).

Terhadap kejadian tersebut keluarga

sebelum ditandatangani. Pelanggaran

mencari

peruntukan visa masuk Rusia dapat

terkait dimana dan dengan siapa

menyebabkan penahanan TKI di rumah

Bagiade bekerja, hanya di temukan

detensi,

dan

fotocopy Kartu Tenaga Kerja Luar

pencekalan masuk Rusia selama 5

Negeri (KTKLN). Selanjutnya keluarga

tahun atau lebih.

mencari agen yang memberangkatkan

13

konfiskasi

uang

Ni Ketut Supasti Dharmawan, dkk, Op.cit., hlm. 43. 15

dokumen-dokumen

yang


korban bekerja di luar negeri. Akan

dalam hal ini diberikannya santunan

tetapi perusahaan tersebut (PT. Cipta

kepada keluarga I Nyoman Bagiade

Wira Tirta) tidak merespon baik justru

sebesar 1, 2 Milyar Rupiah.

melempar

tanggungjawab

dengan

menyatakan hanya berperan meng-

higher

calon

pelaut

dan

meneruskannya ke agensi di negara penerima (user) sedangkan kontrak kerja pun dilaksanakan oleh Pelaut

Gambar: Kartu Tenaga Kerja Luar

dengan user di atas kapal (on board).

Negeri (KTKLN)

Akhirnya

keluarga

menemui

BP3TKI

Provinsi

Bali

pihak

dan

perwakilan pelaut untuk mendapatkan informasi mengenai kematian Bagiade pada saat bekerja di luar negeri. BP3TKI Bali memperoleh informasi dari Kementrian Luar Negeri, mengenai keberadaan

Bagiade

yang

Keberadaan

secara

kelangkapan-

resmi dinyatakan meninggal dunia.

kelengkapan

Selanjutnya

BP3TKI

dalam hal ini KTKLN menjadi sangat

keluarga memperoleh hak-hak Bagiade

penting, meskipun terjadi perbedaan

selaku TKI yang bekerja di kapal

pendapat antara Dirjen Perhubungan

berbendera asing.14

Laut (dengan surat yang dikirimkannya

Dengan memanfaatkan data-data yang

kepada Dirjen Imigrasi Kementerian

terekam pada database pada saat

Hukum

Bagiade

syarat-syarat

302/1/3/DJPL.13 tanggal 27 Desember

administratif ketika membuat KTKLN,

2013 perihal Tidak Mempersyaratkan

BP3TKI

Kepemilikan KTKLN Bagi Pelaut/ Awak

atas

bantuan

melengkapi Bali

dapat

memberikan

Kapal),

proteksi kepada TKI dan keluarganya,

administratif

dan

dengan

Ham

Badan

maupun

No.

PK

Nasional

Lihat juga Putusan Perkara PTUN Nomor: 140/G/2014/PTUN-JKT, terkait dengan gugatan terhadap Surat Edaran Kepala BNP2TKI Nomor SE.11/PEN/IV/2014 tanggal 17 April 2014 tentang Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN) yang diwajibkan bagi TKI yang bekerja di Atas Kapal Berbendera Asing. 14

16


Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja

Indonesia

mengeluarkan

(BNP2TKI)

surat

edaran

Kelima

Perwira

Niaga

itu

yang

beralasan, dengan adanya kewajiban

atas

memiliki

KTKLN

bagi

TKI

Pelaut

respon surat dari Dirjen Perhubungan

Perikanan hal itu telah menghilangkan

Laut tersebut.

kesempatan bekerja ke luar negeri

Keluarnya surat Dirjen Imigrasi

karena

banyak

TKI

yang

ditolak

Kementerian Hukum dan Ham No. PK

berangkat karena ketika di airport tidak

302/1/3/DJPL.13 telah mendorong lima

membawa KTKLN. Karena dalam Surat

Perwira Pelaut Niaga untuk menggugat

Edaran

Surat Edaran Kepala BNP2TKI tentang

Penggugat diwajibkan memiliki Kartu

kewajiban

yang

Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN)

bekerja di Atas Kapal Berbendera

yang proses kepemilikannya dikenakan

Asing. Padahal kewajiban KTKLN ini

biaya, menambah panjang birokrasi

diamanatkan oleh UU No. 39 Tahun

dan

2004

tambahan untuk pembuatan KTKLN

KTKLN bagi

tentang

TKI

Penempatan

dan

BNP2TKI

dimaksud

mengeluarkan

uang/biaya

Perlindungan TKI di Luar Negeri,

yang

khususnya

TKI Pelaut,

menurut Undang-Undang Nomor 1

disebutkan dalam UU No. 39 tahun

tahun 2008 tentang Pengesahan ILO

2014 sebagai jabatan khusus sesuai

Convention 185 Concerning Revising

bunyi pada pasal 28 dan akan diatur

The

dengan Peraturan Menteri. Namun

Convention. Namun alasan tersebut

karena

Pasal 62.

para

Kesatuan Jakarta

stakeholder

Pelaut dan

seperti

Indonesia

tidak

Seafarers Identity

diperlukan

Documents

tidak diterima oleh Majelis Hakim,

(KPI)

Indonesian

sebenarnya

Para

sehingga gugatan mereka di tolak.

Fishery

Badan Nasional Penempatan

Manning Agency (IFMA) di lapangan

dan

menunggu

terlalu

keluarnya

Indonesia (BNP2TKI) memenangkan

peraturan

tentang

Pelaut,

gugatan perkara yang diajukan oleh 5

lama TKI

Perlindungan

orang

BNP2TKI,

Hidayat

Indonesia atas Kartu Tenaga Kerja

menerbitkan peraturan Nomor : PER-

Luar Negeri (KTKLN). Kelima Perwira

12/KA/IV/2013

Cara

ini menggugat Surat Edaran Kepala

Perekrutan dan Perlindungan Pelaut Di

BNP2TKI Nomor SE.11/PEN/IV/2014

Kapal Berbendera Asing.

tanggal 17 April 2014 tentang Kartu

Jumhur

tentang

Tata

17

Pelayaran

Kerja

akhirnya pada 10 April 2013 Kepala Moh

Perwira

Tenaga

Niaga


Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN)

waktu tidak lebih dari 3 (tiga) jam.

yang diwajibkan bagi TKI yang bekerja

Pembuatan KTKLN di BP3 TKI Bali dan

di Atas Kapal Berbendera Asing.

pengurusan KTKLN sama sekali tidak

Berdasarkan Putusan Majelis

dipungut biaya.

Hakim Nomor 140/G/2014/PTUN-JKT

Kesaksian

juga

datang

menolak gugatan kelima orang Perwira

Sony

Pelayaran Niaga Indonesia atas Kartu

Sekretaris Pimpinan Pusat Kesatuan

Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN).

Pelaut

Alasan hakim memenangkan BNP2TKI

bergabung dalam kepengurusan KPI,

juga didasarkan atas fakta-fakta yang

Sony pernah bekerja sebagai Pegawai

diungkapkan

Negeri

saksi-saksi

tergugat,

Patiselano,

dari

Indonesia

Sipil

merupakan

(KPI),

(PNS)

Kementrian

seperti kesaksian yang disampaikan

Perhubungan

oleh I Made Patera perwakilan dari

Laut. KPI merupakan Serikat Pekerja

keluarga korban I Nyoman Bagiade.

Laut yang telah didirikan sejak tanggal

Serta

18 April 1976 dan KPI beranggotakan

beberapa

kesaksian

yang

Ditjen

sebelum

mengungkapkan pentingnya KTKLN

Pekerja

tersebut, di antaranya:

keanggotaan

I Komang Swastana, yang memberikan

menegaskan bahwa, TKI Pelaut tunduk

keterangan bahwa, Swastana adalah

pada peraturan perundang-undangan

TKI

waiter

ketenagakerjaan dan hukum positif di

(pramusaji) di Kapal Pesiar Karnaval

Indonesia. Kewajiban KTKLN bagi TKI

(Cruiser/Kapal Niaga) yang merupakan

telah diatur dalam Pasal 62 Undang-

kapal

Sebagai

Undang No. 39 Tahun 2004. Selain itu

pelaut Swastana melengkapi dirinya

kewajiban TKI Pelaut diatur dalam

dengan dokumen-dokumen pelaut, di

Peraturan Kepala BNP2TKI Nomor 13

antaranya Buku Pelaut dan Sertifikasi

Tahun

keahlian yang diwajibkan bagi TKI

memperhatikan surat dari CIMA. Yang

Pelaut. Swastana mengatakan bahwa

disebut pelaut adalah mereka yang

KTKLN-nya telah dimiliki sejak 2010

memiliki buku pelaut, dengan demikian

dan terus diperbaharui setiap berakhir

baik pelaut kapal ikan maupun pelaut

masa berlaku. Pengurusan KTKLN itu

kapal niaga sepanjang mempunyai

mudah, setelah seluruh persyaratan

buku maka dapat dinyatakan sebagai

yang

bekerja

berbendera

sebagai

asing.

dipenuhi, pembuatan KTKLN memakan 18

Pelaut

Perhubungan

2009

dengan sukarela.

dikeluarkan

asas Sony

dengan


pelaut. KTKLN merupakan kewajiban

Sesuai dengan penjelasan yang tertera

negara sebagai pendataan TKI.

pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja

Kesaksian berikutnya dari Del

dan Transmigrasi Republik Indonesia

Agus, yang merupakan Ketua dari

Nomor PER.14/MEN/X/2010 tentang

Indonesia Fisherman Manning Agent

Pelaksanaan

(IFMA),

menjabat

Perlindungan TKI di luar negeri, KTKLN

sebagai Direktur Manning Agent PT.

merupakan kartu identitas bagi TKI

Dwiyana Eka Lestari. Bahwa sebelum

yang memenuhi prosedur dan syarat

diterbitkannya obyek sengketa a quo

syarat untuk bekerja di luar negeri dan

pernah dilakukan sosialisasi di Hotel

wajib dimiliki oleh TKI yang bekerja di

Horrison Bekasi di awal tahun 2014,

luar negeri, karena melalui program

pertemuan

pembuatan

selain

itu

juga

tersebut

dihadiri

oleh

Penempatan

KTKLN

ini

dan

sekaligus

berbagai asosiasi manning agent di

digunakan mendata TKI yang bekerja

Indonesia

di luar negeri oleh pemerintah.

yang

diundang

oleh

BNP2TKI. Pada pertemuan tersebut diterangkan

pentingnya

Latar

KTKLN.

penempatan

belakang TKI

terjadinya secara

non

KTKLN merupakan kewajiban bagi TKI,

procedural adalah karena kurangnya

KTKLN berguna sebagai pendataan

pemahaman

masyarakat

tentang

TKI

prosedur

penempatan

dan

yang

bekerja

di

luar

negeri

termasuk di dalamnya TKI Pelaut,

perlindungan TKI. Biasanya pratik ini

pembuatan

dilakukan oleh pihak calo ataupun agen

KTKLN

tidak

dipungut

biaya dan relatif cepat.

TKI yang ingin mencari keuntungan. pertimbangan

Menjadi TKI non prosedural sangat

tersebutlah, Hakim memutuskan untuk

merugikan bagi TKI itu sendiri, resiko

memenangkan tergugat dalam perkara

yang akan dialami oleh TKI apabila

tersebut. KTKLN merupakan wujud

menjadi TKI yang non prosedural , di

perlindungan,

antaranya :

Berdasarkan

KTKLN

merupakan

kelengkapan dokumen-dokumen bagi

-

Sponsor / calo / orang yang

TKI yang bekerja di luar negeri, baik

menjanjikan pekerjaan dapat

pelaut kapal ikan ataupun pelaut kapal

melarikan uang yang disetor

niaga.

oleh calon TKI; -

D. Catatan Akhir

Tidak aman, dikarenakan tidak mendapat

19

jaminan


perlindungan Negara

-

yang

pasti

penempatan

di

bekerja ke luar negeri, diharapkan lebih

TKI

bisa berhati-hati dalam memilih dan

tersebut;

menggunakan

Diperlakukan tidak manusiawi

TKI,

mulai

menggunakan PPTKIS yang sudah

dari

penampungan

sampai diberangkatkan ke luar

para

Gaji yang diterima oleh TKI

tempuh TKI atau CTKI yang ingin

tersebut

bekerja di luar negeri secara legal /

sangatlah

rendah,

prosedural adalah sebagai berikut :15

tidak mendapatkan gaji.

-

-

Carilah informasi PPTKIS yang

Dibatasi hak dan kewajibannya

resmi dan terdaftar di kantor

oleh

dinas

majikan

tempat

TKI

yang

menangani

tersebut bekerja;

Ketenagakerjaan

Selalu khawatir dan was-was

Kabupaten/Kota, BP3TKI/UPT-

ditangkap

P3TKI, LP3TKI, dan P4TKI,

oleh

aparat

keamanan Negara setempat,

PPTKIS,

karena

Kabupaten/Kota setempat;

apabila

diketahui

merupakan TKI illegal akan

-

diharapkan

Langkah-langkah yang dapat di

bahkan beberapa ada yang

-

TKI

penyalur

terdaftar secara resmi.

negeri; -

agen-agen

-

Disnaker

Ikuti penyuluhan oleh petugas

ditangkap (dipenjara) bahkan

BNP2TKI/BP3TKI/UPT-

kemudian dipulangkan secara

P3TKI/LP3TKI,

paksa (deportasi);

PPTKIS,

Tidak mendapatkan jaminan

Kabupaten/Kota setempat;

asuransi

yang

jelas

mengalami

sakit,

kecelakaan

kerja,

jika

-

musibah,

dan

dan

Mendaftar

di

P4TKI, Disnaker Disnaker

Kota/Kabupaten;

maupun

-

kematian.

Ikuti

proses

seleksi

yang

dilakukan oleh PPTKIS dan Disnaker Kota/Kabupaten;

Kedepannya diharapkan para

-

CTKI maupun TKI yang sudah pernah

Menandatangani

perjanjian

penempatan dengan PPTKIS

BNP2TKI, 2015, Materi Sosialisasi Bidang Penempatan: Pencegahan TKI Non Prosedural, URL : http://www.bnp2tki.go.id/read/10002/Materi-Sosialisasi-BidangPenempatan-:-Pencegahan-TKI-Non-Prosedural.html, diakses pada tanggal 12 Agustus 2015. 15

20


-

yang disahkan oleh Disnaker

perlindungan TKI menyiratkan bahwa,

Kota/Kabupaten;

masih banyak diperlukan pembenahan,

Pastikan

mendapatkan

asuransi,

-

pendidikan

dan

yang

serta

atas

Memahami

isi

dan

dipahami

perlindungan

bahwa

terhadap

aspek

penempatan

Perjanjian

tenaga kerja di luar negeri sangat

Kerja (PK) yang tela disahkan

terkait pada sistem pengelolaan dan

oleh perwakilan RI;

pengaturan yang dilakukan berbagai

Wajib mengikuti Pembekalan

pihak yang terlibat pada pengiriman

Akhir Pemberangkatan (PAP)

tenaga kerja Indonesia keluar negeri.

Wajib memiliki KTKLN yang BP3TKI/UPT-P3TKI,

LP3TKI,

dan P4TKI; Melapor

ke

setelah

tiba

penempatan

Perwakilan di yang

RI

Negara telah

ditentukan; -

dalamnya,

dan visa kerja;

dapat diperoleh secara gratis di

-

di

pengelolaan. Pada kasus tersebut di

dari BP3TKI/UPT-P3TKI; -

terkait

pelatihan, mendapatkan paspor

menandatangani

-

baik dari pengaturan, kelembagaan

Setelah kontrak kerja berakhir, kembali ke tanah air dan bagi yang bermasalah diharapkan melapor ke petugas BNP2TKI dan

BP3TKI/UPT-P3TKI

di

bandara maupun pelabuhan.

E. Kesimpulan Refleksi

terhadap

permasalahan

permasalah-

penempatan

dan 21


F. Daftar Pustaka

2014 tentang Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri

(KTKLN)

Bassina Farbenblum, Eleanor Taylor-

http://www.bnp2tki.go.id/read/9810/BN

Nicholson, dan Sarah Paoletti, Akses

P2TKI-Menangkan-Gugatan-Perkara-

Buruh Migran Terhadap Keadilan Di

Hukum-atas-KTKLN

Negara Asal: Studi Kasus Indonesia, diterbitkan

oleh

Foundations,

New

Open

Society

York,

Amerika

Laboratorium Fakultas

Pusat

Hukum

Data

Hukum

UAJY,

2006,

Himpunan Lengkap Undang-Undang

Serikat.

Bidang Perburuhan, C.V. Andi Offset, Lalu Husni, 2014, Pengantar Hukum

Yogyakarta.

Ketenaga Kerjaan Indonesia, Edisi Revisi, PT Raja Grafindo Persada,

Berita Acara Kronologis Penanganan

Jakarta.

Kasus TKI Spa atas nama Ni Kadek Yuli Marisa Dewi, Jessica Herlina Mila

Mohd.

Syaufii

Syamsuddin,

2004,

Agnesia, Yanika Sriwedari, Ni Ketut

Norma Perlindungan Dalam Hubungan

Sukerni,

Industrial,

DPS/PL/XI/2014 Tanggal 14 November

Penerbit

Sarana

Bhakti

Nomor:

B2698/BP3TKI-

Persada, Jakarta.

2014.

Ni Ketut Supasti Dharmawan, Made

Putusan

Gde Subha Karma Resen, Cokorda

140/G/2014/PTUN-JKT, terkait dengan

Dalem Dahana, & Cok. Istri Diah

gugatan terhadap Surat Edaran Kepala

Widyantari P. D., 2015, Implementasi

BNP2TKI Nomor SE.11/PEN/IV/2014

Ketentuan

Hukum

Tentang

tanggal 17 April 2014 tentang Kartu

Penempatan

Dan

Perlindungan

Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN)

Tenaga Kerja Indonesia Asal Provinsi

yang diwajibkan bagi TKI yang bekerja

Bali Di Luar Negeri, Hasil Penelitian

di Atas Kapal Berbendera Asing.

Hibah

Unggulan

Program

Perkara

PTUN

Nomor:

Studi,

Fakultas Hukum Universitas Udayana.

BNP2TKI, 2015, Materi Sosialisasi Bidang Penempatan: Pencegahan TKI

Surat Edaran Kepala BNP2TKI Nomor

Non

SE.11/PEN/IV/2014 tanggal 17 April

http://www.bnp2tki.go.id/read/10002/M 22

Prosedural,

URL

:


ateri-Sosialisasi-Bidang-Penempatan:-Pencegahan-TKI-NonProsedural.html, diakses pada tanggal 12 Agustus 2015.

PT.

Nahelindo

Pratama

Diduga

Lakukan Penempatan Non Prosedural ke

Rusia,

dapat

diakses

pada:

http://www.bnp2tki.go.id/read/9498/TKI -Ditahan-Petugas-Rusia-BP3TKI-BaliPelajari-Pelanggaran-PPTKIS--

PT.

Nahelindo

Pratama

Diduga

Lakukan Penempatan Non Prosedural ke Rusia, dapat diakses pada: http://www.bnp2tki.go.id/read/9498/TKI -Ditahan-Petugas-Rusia-BP3TKI-BaliPelajari-Pelanggaran-PPTKIS--

Tiga TKW asal Bali Di Penjara di Rusia, dapat

diakses

pada:

http://www.nusabali.com/opendoc.php ?id=32190&page=&date=

23


PENYELESAIAN PERSELISIHAN PENGUPAHAN DALAM HUBUNGAN INDUSTRIAL Dr.Lanny Ramli, S.H., M.Hum Inti Sari Dalam hubungan kerja antara pekerja dan pemberi kerja rentan terjadi perselisihan. Perselisihan ini disebabkan sudut pandang yang berbeda. Pekerja menginginkan mendapatkan hasil yang sebanyak-banyaknya (berupa upah) tetapi dengan mengeluarkan tenaga sesedikit mungkin. Pihak pemberi kerja menginginkan mendapatkan hasil sebesar-besarnya dari tenaga pekerja dengan mengeluarkan uang sesedikit mungkin. Perselisihan yang menonjol adalah tentang pengupahan. Perselisihan tentang upah yang menyangkut orang perorangan (individual) dikategorikan sebagai perselisihan hak. Perselisihan tentang upah yang menyangkut kepentingan orang banyak (kolektif) dan ada kaitannya dengan tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai pembuatan dan / atau perubahan syarat-syarat kerja yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, atau peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama dikategorikan sebagai perselisihan kepentingan. Pihak yang berselisih apabila tidak memilih penyelesaian melalui konsiliasi atau arbitrase, wajib diselesaikan melalui mediasi. Produk hukum dari mediator di Dinas Ketenagakerjaan adalah anjuran. Jenis perselisihan pengupahan hanya perselisihan hak bukan perselisihan kepentingan karena perselisihan kepentingan menyangkut perubahan tentang syarat-syarat kerja. Pihak yang tidak setuju dengan anjuran mediator dapat menggugat di Pengadilan Hubungan Industrial sebagai pengadilan tingkat pertamanya dan ada upaya hukum kasasi di Mahkamah Agung.

Kata Kunci : Pemberi Kerja – Pekerja – Perselisihan Pengupahan - Mediator – Mediasi – Perselisihan Hak – Perselisihan Kepentingan – Pengadilan Hubungan Industrial Kasasi

24


I.

PENDAHULUAN

PHK dan perselisihan antar serikat

Latar Belakang Masalah Hubungan system

industrial

hubungan

pekerja dalam satu perusahaan. adalah

yang

suatu

Perselisihan

terbentuk

hak

adalah

perselisihan yang timbul karena tidak

antara para pelaku dalam proses

dipenuhinya

produksi barang dan / atau jasa yang

perbedaan

terdiri dari unsur pengusaha, pekerja /

penafsiran

buruh dan pemerintah yang didasarkan

peraturan

pada nilai-nilai Pancasila dan Undang

perjanjian kerja, peraturan perusahaan

Undang

atau perjanjian kerja bersama.

Dasar

Negara

Republik

Indonesia Tahun 1945. Hubungan kerja

hak,

akibat

adanya

pelaksanaan

atau

terhadap

ketentuan

perundang-undangan,

Perselisihan kepentingan adalah

adalah hubungan antara pengusaha

perselisihan

dengan pekerja / buruh berdasarkan

hubungan kerja karena tidak adanya

perjanjian

kesesuaian

pendapat

mengenai

pembuatan,

dan/atau

perubahan

kerja,

yang

mempunyai

unsur pekerjaan, upah dan perintah. Perselisihan hubungan industrial adalah

perbedaan

pendapat

yang

timbul

dalam

syarat-syarat kerja yang ditetapkan

yang

dalam perjanjian kerja, atau peraturan

mengakibatkan pertentangan antara

perusahaan

pengusaha atau gabungan pengusaha

bersama.

atau

perjanjian

kerja

dengan pekerja / buruh atau serikat

Perselisihan pemutusan hubungan

pekerja / serikat buruh karena adanya

kerja adalah perselisihan yang timbul

perselisihan

karena

mengenai

hak,

tidak

adanya

perselisihan kepentingan, perselisihan

pendapat

pemutusan

hubungan

hubungan kerja yang dilakukan oleh

perselisihan

antar

kerja

serikat

dan

pekerja/

mengenai

kesesuaian pengakhiran

salah satu pihak.

serikat buruh dalam satu perusahaan.

Perselisihan

antar

serikat

buruh

adalah

Dalam Undang Undang Nomor 2

pekerja/serikat

Tahun 2004 tentang Penyelesaian

perselisihan

Perselisihan

Industrial

pekerja/serikat buruh dengan serikat

terdapat 4 macam perselisihan yang

pekerja/serikat buruh lain hanya dalam

diatur

satu perusahaan, karena tidak adanya

yaitu

Hubungan

perselisihan

hak,

perselisihan kepentingan, perselisihan

kesesuaian

25

antar

paham

serikat

mengenai


keanggotaan, pelaksanaan hak dan

Bersama. Perjanjian Bersama itu wajib

kewajiban keserikat pekerjaan.

dilaksanakan oleh para pihak, apabila

Berbagai macam cara digunakan

ada

pihak

yang

dirugikan

untuk menyelesaikan sengketa yang

mengajukan

mereka

dari

pada Pengadilan Hubungan Industrial

penyelesaian oleh para pihak secara

pada PN di wilayah Perjanjian Bersama

kooperatif, dengan bantuan orang lain

itu didaftar untuk mendapat penetapan

atau pihak ketiga yang bersifat netral

eksekusi (Pasal 7 ayat (5) UUPPHI).

dan

Adapun tatacaranya sebagai berikut :

hadapi,

mulai

sebagainya.

semacam

ini

Penyelesaian

eksekusi

disebut

1. Setelah tercapai kesepakatan

luar

maka dibuat perjanjian bersama

pengadilan atau alternative dispute

yang ditandatangani para pihak

resolution

dan disaksikan mediator

penyelesaian

lazim

permohonan

dapat

sengketa

(ADR)

di

yang

dalam

masyarakat Indonesia penyelesaian

2. Perjanjian

sengketa semacam ini sudah lama

didaftar

dikenal, yakni melalui musyawarah

Hubungan

mufakat baik dengan melibatkan pihak

Pengadilan Negeri di wilayah

lain maupun tidak. Jika tidak mencapai

hukum

titik temu, para pihak akan menempuh

mengadakan

jalur pengadilan.

Bersama untuk mendapatkan

Penyelesaian

perselisihan

akta

Bersama di

tersebut

Pengadilan

Industrial pihak-pihak

bukti

pada yang

Perjanjian pendaftaran

dan

hubungan industrial dapat ditempuh

merupakan bagian yang tidak

melalui bipartit, mediasi, konsiliasi,

terpisahkan

arbitrase dan sistem pengadilan ad

Bersama.

hoc.

Dalam

perundingan

bipartit,

3. Apabila

dari

Perjanjian

Perjanjian

Bersama

apabila telah mencapai kesepakatan

tidak dilaksanakan oleh salah

perlu dibuatkan Perjanjian Bersama

satu pihak, maka pihak yang

yang

dirugikan

ditandatangani

Perjanjian

Bersama

didaftarkan

para

para

pihak.

itu

wajib

permohonan eksekusi kepada

pihak

pada

Pengadilan Hubungan Industrial

Pengadilan Hubungan Industrial pada

pada

Pengadilan Negeri (PN) di wilayah para

wilayah

pihak

didaftar.

mengadakan

Perjanjian 26

dapat

mengajukan

Pengadilan Perjanjian

Negeri

di

Bersama


4. Dalam hal pemohon eksekusi berdomisili

di

luar

Hubungan

wilayah

Industrial

(selanjutnya

disebut UU PPHI) :

hukum Pengadilan Hubungan

Dalam hal para pihak tidak menetapkan

Industrial tempat pendaftaran

pilihan penyelesaian melalui konsiliasi

Perjanjian

Bersama,

maka

atau arbitrase dalam waktu 7 (tujuh)

pemohon

eksekusi

dapat

hari

mengajukan eksekusi

permohonan

melalui

Hubungan

pemohon

instansi

jawab

di

ketenagakerjaan

pada

penyelesaian

Pengadilan Negeri di wilayah domisili

maka

bertanggung

Pengadilan

Industrial

kerja,

yang bidang

melimpahkan

perselisihan

kepada

mediator.

eksekusi

Pasal 8 UU PPHI menyatakan

untuk diteruskan ke Pengadilan

bahwa

penyelesaian

Hubungan

Industrial

pada

melalui

mediasi

Pengadilan

Negeri

yang

mediator yang berada di setiap kantor

melaksanakan

instansi yang bertanggung jawab di

berkompeten eksekusi.

perselisihan

dilakukan

oleh

bidang ketenagakerjaan Kabupaten / Kota,

sedangkan

mengenai

status

Demikian pula yang diamanatkan

mediator secara jelas dapat diketahui

oleh Undang Undang Nomor 2 Tahun

dari penjelasan Pasal 9 UU PPHI yaitu

2004, ada sarana yang disebut dengan

:

mediasi,

Oleh karena mediator adalah seorang

Instansi

konsiliasi

arbitrase. wajib

pegawai negeri sipil, maka selain

menawarkan kepada para pihak untuk

syarat-syarat yang ada dalam pasal ini

menyepakati

harus dipertimbangkan pula ketentuan

melalui

yang

dan

bersangkutan memilih

konsiliasi

penyelesaian atau

melalui

yang mengatur tentang pegawai negeri

arbitrase. Dalam hal para pihak tidak menetapkan

pilihan

sipil pada umumnya.

penyelesaian

Hal

ini

dipertegas

oleh

melalui konsiliasi atau arbitrase maka

Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan

wajib diselesaikan melalui mediasi. Hal

Transmigrasi

ini diatur dalam Pasal 4 ayat (4)

Nomor : KEP-92/MEN/VI/2004 tentang

Undang Undang Nomor 2 Tahun 2004

Pengangkatan

tentang

Mediator Serta Tata Kerja Mediasi dan

Penyelesaian

Perselisihan

Republik Dan

Indonesia

Pemberhentian

Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja 27


dan Transmigrasi R.I Nomor : SE-

diputus

01/PHIJSK/I/2006

Reglement

tentang

Petunjuk

oleh

pengadilan

op

de

(116

g

rechterlijke

Pelaksanaan Penanganan Perselisihan

organitatie S 1847 Nomor 23), namun

Hubungan

Industrial

Panitia

Pengadilan

Sebagai

Di

Luar

Pelaksanaan

Penyelesaian

Perburuhan

(P4)

Perselisihan

berdasarkan

UU

Undang Undang Nomor 2 Tahun 2004.

Nomor 22 Tahun 1957 juga berwenang

Undang Undang Nomor 2 Tahun 2004

menyelesaikan

merupakan

dari

dengan ketentuan yang diperkenankan

Undang Undang Nomor 22 Tahun 1957

beracara di muka P4 hanyalah serikat

tentang

Perselisihan

buruh atau gabungan serikat buruh

Perburuhan. Penyelesaian sengketa

dengan majikan atau perkumpulan

perburuhan pada awalnya diatur dalam

majikan.

Undang Undang Nomor 22 Tahun 1957

perorangan atau sekumpulan buruh

tentang

Perselisihan

yang tidak tergabung dalam serikat

Perburuhan. Perselisihan perburuhan

buruh tidak diperkenankan beracara di

menurut Pasal 1 ayat 1 huruf c adalah

P4.

penyempurnaan

Penyelesaian

Penyelesaian

pertentangan

antara

majikan

perselisihan

Dalam

hal

hak

ini

buruh

atau

perkumpulan majikan dengan serikat

Perumusan Masalah

buruh atau gabungan serikat buruh

Yang menjadi masalah dalam tulisan ini

berhubung

adalah pergeseran jenis perselisihan

dengan

persesuaian

tidak

paham

adanya mengenai

dalam

hubungan kerja, syarat-syarat kerja

perselisihan

tentang

pengupahan.

dan / atau keadaan perburuhan. Pada UU No 22 Tahun 1957 terdapat

2

macam

II.

PEMBAHASAN

perselisihan

perburuhan yakni perselisihan hak

Penyelesaian

(rechtsgeschil, conflict of right ) dan

Litigasi

perselisihan

Segala warga Negara bersamaan

(belangengeschillen,

kepentingan

conflict

of

Non

Litigasi

dan

kedudukannya di dalam hukum dan

interest). Hal ini membedakan kasus

pemerintahan

perselisihan perburuhan dengan kasus

menjunjung

perkara

umumnya.

pemerintahan itu dengan tidak ada

Perselisihan hak semula diperiksa dan

kecualinya. Setiap orang berhak

perdata

pada

28

dan hukum

wajib dan


atas

pengakuan,

jaminan,

memperjuangkan

keadilan

perlindungan dan kepastian hukum

mendapatkan

yang adil serta perlakuan yang

dalam hal pengupahan.

sama di hadapan hukum. Pokokpokok

pikiran

dalam

Ada

Undang-

keadilan

tiga

diharapkan

hal

oleh

dan

terutama

pokok setiap

yang pencari

Undang Dasar Negara Republik

keadilan. Menurut A. Mukti Arto tiga

Indonesia Tahun 1945 itu tadi

hal pokok itu adalah:

dijabarkan dalam Undang-Undang

1.Mendapat perlakuan yang adil

Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak

dan manusiawi;

Asasi Manusia di dalam Pasal 3

2.Mendapat

ayat (2) yaitu :

simpati

“Setiap

orang

berhak

atas

pelayanan

yang

bantuan

yang

dan

diperlukan;

pengakuan, jaminan, perlindungan

3.Mendapat

dan perlakuan yang sama di depan

perkaranya

hukum�

efisien, tuntas dan final sehingga

Hak-hak asasi ini dituangkan Hak

Asasi

Manusia

itu

secara

atas efektif,

memuaskan.

dalam Pernyataan Sedunia Tentang Hak

penyelesaian

Pekerja

atau

sangat

memerlukan

perlakuan yang adil dan manusiawi,

disebut juga Deklarasi Sedunia

sangat

Tentang Hak Hak Asasi Manusia.

yang simpati dan bantuan yang

Ketentuan-ketentuan

dalam

diperlukan dan patut mendapat

International Covenant Economy

penyelesaian secara efektif, efisien,

Social

ini

tuntas, final. Peraturan perundang-

dalam

undangan memberikan sarana ini

Undang-Undang Nomor 39 Tahun

dengan adanya mediator dari Dinas

1999 tentang Hak Asasi Manusia.

Ketenagakerjaan setempat.

and

dituangkan

Culture lebih

1966

rinci

memerlukan

pelayanan

Penuangannya ada dalam Pasal 3

Hadirnya pihak ketiga dalam

dan Pasal 5. Berdasar ketentuan-

mekanisme penyelesaian sengketa

ketentuan ini maka pihak pekerja

apapun,

yang

menghadirkan

biasanya

mendapat

pada

dasarnya kelompok

kedudukan secara sosiologis dan

kepentingan

ekonomis lebih rendah daripada

konflik kepentingan ke arah konflik

pemberi

nilai. Setelah berlakunya Undang

kerja,

berhak 29

baru,

menggeser


Undang Nomor 2 Tahun 2004

Adapun

jenis

tentang Penyelesaian Perselisihan

hubungan

Hubungan Industrial (selanjutnya

UUPHI meliputi :

disingkat

1. Perselisihan Hak

UUPHI)

perburuhan

perselisihan

disebut

sebagai

industrial

menurut

2. Perselisihan Kepentingan

perselisihan hubungan industrial.

3. Perselisihan

Perselisihan hubungan industrial

Hubungan Kerja

adalah

4. Perselisihan

perselisihan

perselisihan

yang

Pemutusan Antar

Serikat

disebabkan :

Pekerja/serikat buruh haya dalam

1. Perbedaan

satu perusahaan

pendapat/kepentingan keadaan

mengenai

ketenagakerjaan

Obyek

yang

perselisihan

sengketa hak

adalah

tidak

yang

telah

belum diatur dalam perjanjian kerja,

terpenuhinya

hak

peraturan perusahaan, perjanjian

ditetapkan

karena

kerja

perbedaan

bersama

atau

peraturan

dalam

adanya

perundang-undangan.

implementasi/penafsiran ketentuan

2. Kelalaian/ketidakpatuhan salah

peraturan

satu/para

perjanjian

pihak

dalam

perundang-undangan, kerja,

peraturan

melaksanakan ketentuan normatif

perusahaan atau perjanjian kerja

yang telah diatur dalam perjanjian

bersama yang melandasi hak yang

kerja,

disengketakan.2

peraturan

perjanjian

kerja

perusahaan, bersama

atau

Dalam

perselisihan

peraturan perundang-undangan

kepentingan, obyek sengketanya

3. Pengakhiran hubungan kerja

karena tidak adanya kesesuaian

4. Perbedaan

paham/pendapat

pendapat

antar

mengenai

serikat pekerja/serikat buruh dalam

pembuatan dan atau perubahan

satu

syarat-syarat kerja yang ditetapkan

perusahaan

mengenai

pelaksanaan hak dan kewajiban

dalam

perjanjian

kerja,

atau

keserikatpekerjaan. 1

Penjelasan Undang Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial 2 Aloysius Uwiyono, Hak Mogok di Indonesia, Universitas Indonesia Fakultas Hukum Program Pascasarjana, Jakarta, 2001 , h.216. 1

30


peraturan

perusahaan

atau

sebagai

perjanjian kerja bersama.3 Penyelesaian

putusan

P4P.

Penyelesaian

perselisihan

Perburuhan

Panitia

Perselisihan Daerah

(P4D)

dan

menurut Undang Undang Nomor 22

Panitia Penyelesaian Perselisihan

Tahun 1957 tentang Penyelesaian

Perburuhan Pusat (P4P) termasuk

Perselisihan Perburuhan dilakukan

peradilan

juga

perantara.

berlakunya Undang Undang Nomor

perantara

22

oleh

pegawai

Keberadaan

pegawai

semu

Tahun

dilegalkan oleh Undang Undang

Penyelesaian

Nomor 22 Tahun 1957 tentang

Perburuhan.

Penyelesaian

Perselisihan

Di

pada 1957

masa tentang

Perselisihan

dalam

Undang

Undang

Perburuhan. Dalam hal perusahaan

Nomor 22 Tahun 1957 tentang

telah melaksanakan perundingan

Penyelesaian

tidak membawa hasil maka para

Perburuhan dikenal adanya dua

pihak atau salah satu pihak yang

macam perselisihan perburuhan

berselisih

menyerahkan

yaitu

ke

Perselisihan kepentingan.

dapat

perselisihannya Departemen

Tenaga

kantor Kerja

:

Perselisihan

Perselisihan

setempat di mana para pihak yang

adanya

berselisih atau secara bersama-

mengenai

sama dapat menunjuk juru/dewan

Penyelesaian

pemisah

dapat

untuk

menyelesaikan

Perselisihan

hak

hak

dan

adalah

persesuaian

tidak paham

hubungan

kerja.

perselisihan

ditempuh

di

4

hak

Pengadilan

perselisihan mereka dengan syarat

Negeri dan dapat pula ditempuh

bahwa keputusan dari juru/dewan

melalui

pemisah akan disetujui oleh kedua

Perselisihan Perburuhan. Ada dua

belah pihak. Keputusan juru/dewan

perbedaan

pemisah sesudah disahkan oleh

menyelesaiakan

Panitia Penyelesaian Perselisihan

yaitu :

Perburuhan

Pusat

(P4P)

1.Yang dapat menuntut di Panitia

mempunyai

kekuatan

hukum

Panitia

Penyelesaian

Penyelesaian

pokok

dalam

perselisihan

ini

Perselisihan

Lalu Husni, Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Melalui Pengadilan dan Di Luar Pengadilan, Raja Grafindo, Jakarta, 2004, h.45 4 Lanny Ramli, Hukum Ketenagakerjaan, Airlangga University Press, Surabaya, h.47 3

31


Perburuhan

Daerah

(P4D)

hanyalah

najikan

dan

mediator dalam Undang Undang

tidak

Nomor 2 Tahun 2004 tentang

organisasipekerja, perseorangan,

sedangkan

Pengadilan

Negeri

perorangan

dapat

nampaknya

di

Penyelesaian

pekerja

Hubungan

mengajukan

Negeri

Nomor putusan

adalah

Pengadilan

sanksi

oleh

Perselisihan Industrial.Pengertian

mediator menurut Undang Undang

tuntutannya. 2.Sanksi

dioperalih

2

Tahun

2004

adalah

pegawai instansi pemerintah yang

perdata,

bertanggung

jawab

di

bidang

sedangkan pihak yang tidak tunduk

ketenagakerjaan yang memenuhi

pada putusan Panitia Penyelesaian

syarat-syarat

Perselisihan Perburuhan Daerah

yang ditetapkan oleh Menteri untuk

(P4D) dikenakan pidana kurungan

bertugas melakukan mediasi dan

atau

Perselisihan

mempunyai kewajiban memberikan

adalah

mengenai

anjuran tertulis kepada para pihak

usaha

mengadakan

perubahan

dalam

syarat-syarat

perburuhan

denda.

kepentingan

yang

sebagai

berselisih

mediator

untuk

menyelesaikan perselisihan hak,

yang oleh organisasi dituntutkan

perselisihan

pada

atau

perselisihan pemutusan hubungan

pertentangan berhubungan dengan

kerja, dan perselisihan antarserikat

tidak adanya persesuaian paham

pekerja/serikat buruh hanya dalam

mengenai syarat-syarat perburuhan

satu perusahaan.

pihak

majikan

yang oleh organisasi dituntutkan pada

pihak

majikan.

kepentingan,

Dalam hal para pihak tidak

Berdasar

menetapkan pilihan penyelesaian

perselisihan

melalui konsiliasi atau arbitrase

undang-undang

ini

pengupahan

,

terutama

yang

dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja,

menyangkut

kepentingan

orang

maka instansi yang bertanggung

sebagai

jawab di bidang ketenagakerjaan

banyak,

dikategorikan

perselisihan kepentingan.

melimpahkan

penyelesaian

Keberadaan pegawai perantara

perselisihan

dalam Undang Undang Nomor 22

Keberadaan

Tahun 1957 tentang Penyelesaian

Undang Undang Nomor 2 Tahun

Perselisihan

2004

Perburuhan 32

kepada mediator

tentang

mediator. dalam

Penyelesaian


Perselisihan Hubungan Industrial

kasasi. Salah satu pihak yang

setara dengan pegawai perantara

hendak mengajukan permohonan

dalam Undang Undang Nomor 22

kasasi harus menyampaikan secara

Tahun 1957 tentang Penyelesaian

tertulis melalui Sub Kepaniteraan

Perselisihan Perburuhan.

Pengadilan

Penyelesaian hubungan melalui

Hubungan

Industrial

perselisihan

pada Pengadilan Negeri setempat.

ditempuh

Hal itu diatur dalam Pasal 11

langkah.

Undang Undang Nomor 2 Tahun

industrial beberapa

Perselisihan hubungan industrial

2004

wajib diupayakan penyelesaiannya

Perselisihan

terlebih dahulu melalui perundingan

Industrial.Tata cara permohonan

bipartit secara musyawarah untuk

kasasi

perselisihan

mencapai

dalam

Pasal

mufakat.

hubungan

Perselisihan

industrial

bisa

tentang

Penyelesaian Hubungan hak 114

penyelesaiannya

diatur dan

selambat-

dikategorikan sebagai konflik atau

lambatnya 30 (tiga puluh) hari

sengketa yaitu situasi (keadaan) di

terhitung sejak tanggal penerimaan

mana dua atau lebih pihak-pihak

permohonan kasasi (diatur dalam

memperjuangkan tujuan masing-

Pasal 115 Undang Undang Nomor 2

masing

Tahun 2004 tentang Penyelesaian

yang

tidak

dapat

dipersatukan dan di mana tiap-tiap

Perselisihan Hubungan Industrial).

pihak mencoba meyakinkan pihak

2.Perselisihan Pengupahan

lain mengenai kebenaran tujuan

Pengertian

masing-masing. Dalam

Pasal

upah

berdasar

Undang Undang Nomor 13 Tahun 56

Undang

2003

tentang

Ketenagakerjaan

Undang Nomor 2 Tahun 2004

adalah hak pekerja / buruh yang

tentang Penyelesaian Perselisihan

diterima

Hubungan

dijelaskan

bentuk uang sebagai imbalan dari

hubungan

pengusaha

bahwa industrial

Industrial pengadilan mengadili

di

tingkat

kepada

dan

dinyatakan

atau

pekerja

/

dalam

pemberi

kerja

buruh

yang

pertama untuk perselisihan hak.

ditetapkan dan dibayarkan menurut

Dilanjutkan dalam Pasal 108 dan

suatu perjanjian kerja, kesepakatan

Pasal 110 dijelaskan bahwa untuk

atau

perselisihan hak masih ada upaya

undangan, termasuk tunjangan bagi 33

peraturan

perundang-


pekerja / buruh dan keluarganya

tertentu atau lebig penting lagi :

atas suatu pekerjaan dan / atau jasa

jumlah barang kebutuhan hidup

yang telah atau akan dilakukan.

yang ia dapat beli dari upah itu.

Secara

umum

:

upah

adalah

pembayaran yang diterima pekerja

Ada 3 (tiga) jenis teori upah yang

selama ia melakukan pekerjaan

dikemukakan dalam tulisan ini yaitu

atau

:

dipandang

melakukan

pekerjaan.

1.David Ricardo : Upah ditetapkan

Beberapa

pendapat

dengan berpedoman kepada biaya-

pengupahan 5:

biaya

1.Nurimansyah Haribuan : upah

mengongkosi

adalah segala bentuk penghasilan

hidup buruh / tenaga kerja.

(caring) yang diterima buruh /

2.Lassale , Teori Undang Undang

pegawai

baik

berupah

Upah Besi :

ataupun

barang

dalam

uang

yang

diperlukan segala

untuk

keperluan

jangka

Menurut teori ini, upah normal di

waktu tertentu pada suatu kegiatan

atas hanya memenangkan majikan

ekonomi

saja karena menurut teori upah

2.G.Reynold

mengkategorikan

normal

ya

cuma

itu

saja

upah menurut pandangan buruh ,

kemampuan perusahaan.

majikan dan serikat buruh.

Menurut teori ini, buruh harus

Bagi majikan : upah itu adalah biaya

berusaha menentangnya agar ia

produksi

ditekan

dapat

harga

hidup.

yang

harus

serendah-rendahnya

5

tentang

agar

mencapai

kesejahteraan

barangnya nanti tidak terlalu tinggi

3.John Stuart Mill Senior , Teori

atau keuntungannya menjadi lebih

Dana Upah :

tinggi .

Buruh

Bagi organisasi buruh adalah obyek

seperti yang disarankan oleh teori

yang menjadi perhatiannya untuk

Undang Undang Upah Besi , karena

dirundingkan dengan majikan agar

upah yang diterimanya sebetulnya

dinaikkan

adalah berdasarkan kepada besar

Bagi buruh adalah jumlah uang

kecilnya jumlah dana yang ada

yang

pada masyarakat.

diterimanya

pada

waktu

tidak

perlu

menentang

Lalu Husni, Dasar Dasar Hukum Perburuhan, Rajawali Pers, Jakarta, 2014, h. 86-87 34


Undang Undang Nomor 22 Tahun Jenis-jenis upah adalah sebagai

1957

tentang

Penyelesaian

berikut6 :

Perselisihan

Perburuhan

adalah

1.Upah Nominal : sejumlah uang

perselisihan

kepentingan

tetapi

yang dibayarkan kepada buruh

sesuai dengan Undang Undang

yang berhak secara tunai sebagai

Nomor 2 Tahun 2004 tentang

imbalan pengerahan jasa-jasa atau

Penyelesaian

pelayanannya

Hubungan Industrial perselisihan

sesuai

ketentuan

Perselisihan

yang terdapat dalam perjanjian

kepentingan

kerja

pembuatan dan atau perubahan

2.Upah Nyata : uang yang nyata

syarat-syarat kerja yang ditetapkan

yang benar-benar harus diterima

dalam

oleh seseorang buruh yang berhak.

peraturan

3.Upah Hidup : upah yang diterima

perjanjian

buruh relatif cukup untuk membiayai

Perselisihan tentang upah baik

keperluan hidupnya secara luas

yang

yang

tidak

pokoknya

menyangkut

perjanjian

kerja,

perusahaan, kerja

atau atau

bersama.

menyangkut

perorangan

hanya

kebutuhan

maupun orang banyak (kolektif)

melainkan

kebutuhan

termasuk perselisihan hak apabila

sosial dan keluarganya.

tidak menyangkut perubahan syarat

4.Upah Minimum : upah terendah

kerja

yang akan dijadikan standar oleh

perjanjian kerja, atau peraturan

majikan untuk menentukan upah

perusahaan atau perjanjian kerja

yang sebenarnya dari buruh yang

bersama.

bekerja di perusahaannya

yang

Dalam

ditetapkan

dalam

menyelesaikan

5.Upah Wajar : upah yang secara

perselisihan pengupahan melalui

relatif dinilai cukup wajar oleh

mediasi,

pengusaha

mengeluarkan

dan

buruh

sebagai

mediator anjuran

akan tertulis

imbalan atas jasa-jasanya pada

sebagai tindak lanjut atas tidak

perusahaan

tercapainya kesepakatan selambatlambatnya 10 hari kerja sejak

Perselisihan

mengenai

upah

sidang kepada para pihak. Mediator

pada waktu lalu sesuai dengan 6

menyelesaikan

Ibid.,h.88 35

tugasnya

dalam


waktu selambat-lambatnya 30 hari

pertama

terhitung

hak.

sejak

menerima

pelimpahan

penyelesaian

kepada

Produk hukum mediator adalah Anjuran

waktu

tertulis

pertama

diajukan

pengadilan

hubungan

10

tempat pekerja / buruh bekerja. Dalam hal tertentu, yaitu apabila

sudah

perselisihan

hak

disampaikan kepada para pihak.

perselisihan

kepentingan

Para

pihak

harus

industrial

yang daerah hukumnya meliputi

(sepuluh) hari kerja sejak sidang mediasi

perselisihan

industrial pada Pengadilan Negeri

dalam

selambat-lambatnya

perselisihan

Gugatan

hubungan

perselisihan. anjuran.

mengenai

dan

atau diikuti

harus

sudah

dengan

jawaban

tertulis

kerja , maka pengadilan hubungan

isinya

industrial wajib memutus terlebih

menyetujui atau menolak anjuran

dahulu perkara perselisihan hak

tertulis

dan / atau perselisihan kepentingan.

memberikan kepada

mediator dalam

yang

waktu

selambat-

perselisihan

/

hubungan

lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja

Kesimpulan

setelah menerima anjuran tertulis.

Pergeseran pengertian dan jenis

Pihak

perselisihan

yang

pendapatnya anjuran

tidak

memberikan

dianggap

tertulis

dari

untuk

perselisihan

menolak

upah yang diusung oleh Undang

mediator

Undang Nomor 2 Tahun 2004

tersebut.

tentang Penyelesaian Perselisihan

Dalam kaitan apabila ada pihak

Hubungan

Industrial

yang

Undang

Undang

yang tidak menyetujui isi anjuran

menggantikan

dari

Nomor 22 Tahun 1957 tentang

mediator,

pihak

tersebut

mengajukan gugatan ke Pengadilan

Penyelesaian

Hubungan Industrial. Pengadilan

Perburuhan lebih menguntungkan

Hubungan

bagi

Industrial

merupakan

pengadilan khusus yang berada

pekerja

Perselisihan yang

menuntut

keadilan.

pada lingkungan peradilan umum. Pengadilan bertugas memeriksa

hubungan dan dan

industrial

Rekomendasi

berwenang

Perlu

berwenang

mendalam bagi setiap pihak yang

memeriksa dan memutus di tingkat

terlibat 36

diberikan dalam

pemahaman perselisihan


pengupahan karena pada Undang Undang Nomor 22 Tahun 1957 tentang Penyelesaian Perselisihan Perburuhan perselisihan tentang upah dapat dikategorikan sebagai : 1.Perselisihan Hak untuk masalah perselisihan pengupahan secara perorangan (individual). 2.Perselisihan Kepentingan untuk masalah perselisihan pengupahan secara kolektif ; sedangkan dalam Undang Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian

Perselisihan

Hubungan Industrial , perselisihan pengupahan

itu

termasuk

perselisihan hak. Hal ini penting difahami karena ada perbedaan upaya hukum antara perselisihan hak dan perselisihan kepentingan. Pihak yang tidak menyetujui isi anjuran dari mediator , menggugat di Pengadilan Hubungan Industrial dan dimungkinkan adanya upaya hukum kasasi di Mahkamah Agung.

37


PERLINDUNGAN HUKUM PEKERJA PEREMPUAN DI INDONESIA BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU Rosita Indrayati. S.H., M.H. Inti Sari Perlindungan terhadap pekerja perempuan secara keseluruhan terkait dengan perlindungan ekonomis, perlindungan sosialdan perlindungan teknis. Dalam lingkup perlindungan ekonomis di antaranya menyangkut upah dan tunjangan lainnya, tidak boleh dibedakan dengan pekerja laki-laki untuk jenis pekerjaan dan jabatan yang sama. Tenaga kerja perempuan merupakan bagian dari tenaga kerja yang telah melakukan kerja baik untuk diri sendiri maupun bekerja dalam hubungan kerja atau dibawah perintah pemberi kerja (pengusaha, badan hukum atau badan-badan hukum lainnya). Pengawasan ketenagakerjaan dituntut untuk mampu mengambil langkahlangkah antisipatif serta mampu menampung segala perkembangan yang terjadi. Oleh karena itu penyempurnaan terhadap sistem pengawasan ketenagakerjaan harus terus dilakukan agar peraturan perundang-undangan dapat dilaksanakan secara efektif oleh para pelaku industri dan perdagangan. Mengingat tenaga kerja wanita sebagai pihak yang lemah dari majikannya, atasannya yang kedudukannya lebih kuat, maka perlu mendapatkan perlindungan atas hak-haknya. Kebutuhan yang semakin meningkat dan keinginan untuk mengkualifikasi diri merupakan sebagai alasan mengapa wanita itu ingin bekerja. Kenyataan ini memberikan gambaran bahwa apapun alasannya wanita itu ingin bekerja tetap saja tidak dapat dipungkiri karena pekerjaan akan memberikan kontribusi yang tidak sedikit kepada semua pihak secara langsung maupun tidak langsung. Konvensi tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap permpuan, memberikan pengertian diskriminasi sebagai berikut. Diskriminasi adalah setiap pembedaan, pengesampingan atau pembatasan apa pun yang dibuat atas dasar jenis kelamin yang mempunyai pengaruh atau tujuan untuk mengurangi atau menghapuskan pengakuan, penikmatan atau penggunaan hak-hak asasi manusia dan kebebasan pokok di bidang politik, ekonomi, sosial,

38


budaya, sipil atau bidang apapun lainnya, oleh kaum perempuan, terlepas dari status perkawinan mereka atas dasar persamaan antara, lelaki dan perempuan”.

Kata Kunci: Perempuan, Perlindungan, Pekerja, Pengusaha Latar Belakang Pembangunan

dengan demikian maka setiap warga Nasional

bertujuan

Negara memiliki hak-hak konstitusional

untuk mewujudkan suatu masyarakat

yang dijamin oleh hukum. Hal ini sesuai

adil dan makmur yang merata materiil

dengan Pasal 27 ayat (2) UUD 1945

dan spiritual berdasarkan Pancasila

yang menyatakan bahwa “tiap-tiap

dan

1945.

warga Negara berhak atas pekerjaan

Tujuan dari pembangunan nasional

dan penghidupan yang layak bagi

tersebut

pengamalan

kemanusiaan”. Lebih lanjut tentang hak

Pancasila dan Undang-Undang Dasar

konstitusional ini, disebutkan bahwa

1945.

dengan

dalam Pasal 28 D ayat (2) UUD 1945

Dasar

yang mengamanatkan bahwa “Setiap

1945 alinea ke-empat yaitu melindungi

orang berhak untuk bekerja serta

bangsa Indonesia dan seluruh tumpah

mendapat imbalan dan perlakuan yang

darah

adil dan layak dalam hubungan kerja.

Undang-Undang merupakan Hal

Pembukaan

ini

Dasar

sesuai

UndangUndang

Indonesia,

memajukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan

bangsa

dan

Pembangunan ketenagakerjaan

ikut

sebagai

bagian

integral

dari

melaksanakan ketertiban dunia yang

pembangunan nasional berdasarkan

berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar

perdamaian

kemerdekaan, abadi,

dan

keadilan

1945, dilaksanakan untuk dan dalam

sosial.1 Dalam Undang-Undang Dasar

rangka

1945 pasal 1 ayat(3) secara tegas

Indonesia

dinyatakan bahwa “Negara Indonesia

pembangunan masyarakat Indonesia

adalah Negara Hukum”. Ini berarti

seluruhnya. Dalam arti yang lebih

setiap pemegang kekuasaan dalam

khusus adalah guna meningkatkan

Negara

dan

harkat,

martabat,

atas

pekerja

serta

menjalankan

wewenangnya

tugas

berdasarkan

pembangunan

manusia

seutuhnya

dan

dan

harga

diri

mewujudkan

norma-norma dalam bentuk hukum

kesejahteraan, keadilan, kemakmuran

tertulis maupun yang tidak tertulis,

yang merata, baik materiil maupun 39


spiritual bagi seluruh rakyat Indonesia.

hukum

Menurut

Republik

lainnya). Masalah tenaga kerja saat ini

Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 pada

terus berkembang semakin kompleks

pasal 1 angka 1 yang dimaksud dengan

sehingga

Ketenagakerjaan adalah segala hal

yang

yang berhubungan dengan tenaga

perkembangan tersebut pergeseran

kerja pada waktu sebelum, selama, dan

nilai dan tata kehidupan akan banyak

sesudah masa kerja. Pembangunan

terjadi. Pergeseran dimaksud tidak

ketenagakerjaan

jarang

Undang-Undang

harus

diatur

atau

badan-badan

memerlukan

lebih

serius.

hukum

penanganan Pada

melanggar

masa

peraturan

sedemikian rupa sehingga terpenuhi

perundang-undangan

hak-hak

yang

Menghadapi pergeseran nilai dan tata

dan

kehidupan para pelaku industri dan

mendasar

dan

perlindungan

bagi

tenaga

kerja

yang

berlaku.

pekerja atau buruh serta pada saat

perdagangan,

yang bersamaan dapat mewujudkan

ketenagakerjaan dituntut untuk mampu

kondisi

mengambil langkah-langkah antisipatif

yang

kondusif

pengembangan

dunia

bagi usaha.

serta

pengawasan

mampu

menampung

Pertumbuhan ekonomi yang sangat

perkembangan

cepat

tumbuhnya

karena itu penyempurnaan terhadap

yang

sistem pengawasan ketenagakerjaan

menimbulkan banyak peluang bagi

harus terus dilakukan agar peraturan

angkatan

perundang-undangan

ditandai

dengan

industri-industri

baru

kerja

pria

maupun

yang

segala

terjadi.

Oleh

dapat

perempuan. Sebagian besar lapangan

dilaksanakan secara efektif oleh para

kerja di perusahaan pada tingkat

pelaku industri dan perdagangan.

organisasi yang rendah yang tidak

Dengan

membutuhkan

yang

ketenagakerjaan sebagai suatu sistem

khusus lebih banyak memberi peluang

mengemban misi dan fungsi agar

bagi tenaga kerja perempuan.

peraturan

Tenaga

keterampilan

kerja

perempuan

demikian

bidang

pengawasan

perundang-undangan ketenagakerjaan

dapat

merupakan bagian dari tenaga kerja

ditegakkan.

yang telah melakukan kerja baik untuk

perundang-undangan ketenagakerjaan

diri sendiri maupun bekerja dalam

juga

hubungan kerja atau dibawah perintah

keseimbangan/ keserasian hubungan

pemberi

antara

kerja

(pengusaha,

badan 40

Penerapan

di

dimaksudkan hak

dan

untuk

peraturan menjaga

kewajiban

bagi


pengusaha

dan

pekerja/buruh

ketenagakerjaan juga membutuhkan

sehingga kelangsungan usaha dan

suatu

ktenagakerjaan

perusahaan

dalam

rangka

pengawasan.

Keberadaan

sudah

pasti

meningkatkan produktivitas kerja dan

mengakibatkan dibutuhkannya tenaga

kesejahteraan kerja dapat terjamin.

kerja

Pengawasan ketenagakerjaan dapat

tenaganya perlu pula diperhatikan hak-

dipahami dalam dua pengertian, yaitu

hak pekerja, karena pekerja itu adalah

secara luas dan sempit. Secara luas,

manusia

pengawasan ketenagakerjaan adalah

memperhatikan

segala tindakan dan perbuatan yang

kerja akan memberikan keuntungan

tujuannya

bagi pengusaha sebagai pemimpin

untuk

pelaksanaan keamanan

mengawasi

kesehatan kerja,

kerja,

dimana

selama

bukan

dibutuhkan

mesin.

Dengan

kehidupan

tenaga

perusahaan. Tenaga kerja merupakan

pelaksanaan

motor

penggerak

faktor-faktor

peraturan perlindungan kerja seperti

lainnya

waktu kerja, waktu istirahat, K3 dan

penentu

sebagainya. Pengawasan ini dapat

perusahaan dalam mencapai tujuan,

dilakukan oleh siapa saja, baik oleh

tanpa adanya pekerja perusahaan tidak

pemerintah,

pengusaha,

mungkin berjalan dan berpartisipasi

serikat pekerja/buruh, dan sebagainya.

dalam pembangunan. Oleh karena itu

1

wajar apabila pekerja

ditempatkan

diurutan

faktor-faktor

asosiasi

Pada kenyataan sekarang ini banyak

tenaga-tenaga

kerja

serta

dari

merupakan

berhasil

teratas

atau

dari

faktor tidaknya

produksi lainnya.

perempuan yang dipekerjakan malam

Tenaga kerja wanita merupakan

hari, seperti halnya pada perusahaan-

bagian dari tenaga kerja yang telah

perusahaan

perkebunan,

melakukan kerja baik untuk diri sendiri

pertenunan dan perusahaan elektronik,

maupun bekerja dalam hubungan kerja

dan lain-lain. Peranan hukum di dalam

atau dibawah perintah pemberi kerja

pergaulan

(pengusaha, badan huium atau badan-

produksi,

hidup

adalah

sebagai

sesuatu yang melindungi, memberi

badan

rasa aman, tentram dan tertib untuk

tenaga kerja wanita sebagai pihak yang

mencapai perdamaian dan keadilan

lemah

setiap

yang kedudukannya lebih kuat, maka

1

orang.

Maka

dari

itu

hukum

lainnya).

Mengingat

dari majikannya, atasannya

Agusmidah, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. (Bogor:Ghalia Indonesia, 2010), hal.79 41


perlu mendapatkan perlindungan atas

Istilah buruh sangat populer dalam

hak-haknya. Kebutuhan yang semakin

dunia

meningkat

selain istilah ini sudah dipergunakan

dan

keinginan

untuk

perburuhan/ketenagakerjaan,

mengkualifikasi diri merupakan sebagai

sejak

alasan

pejajahan

mengapa

wanita

itu

ingin

lama

bahkan Belanda

mulai

zaman

juga

karena

bekerja. Kenyataan ini memberikan

peraturan perundang-undangan yang

gambaran bahwa apapun alasannya

lama (sebelum Undang Undang Nomor

wanita itu ingin bekerja tetap saja tidak

13

dapat dipungkiri karena pekerjaan akan

Ketenagakerjaan) menggunakan istilah

memberikan

buruh. Pada zama penjajahan Belanda

kontribusi

yang

tidak

Tahun

2003

dimaksudkan

tentang

sedikit kepada semua pihak secara

yang

langsung maupun tidak langsung.

adalah pekerja kasar seperti kuli, tukang,

mandor

dengan

yang

buruh

melakukan

Rumusan Masalah

pekerjaan kasar,

Permasalahan yang muncul dari latar

orang-orang ini disebutnya sebagai

belakang di atas adalah sebagai berikut

Blue

:

melakukan 1. Bagaimanakah hukum

perlindungan

terhadap

Collar.

Sedangkan

pekerjaan

di

yang kantor

pemerintahan maupun swasta disebut

pekerja

sebagai

Karyawan/Pegawai

(White

perempuan di Indonesia yang

Collar). Pembedaan yang membawa

bekerja

konsekuensi

pada

sebuah

perusahaan?

pemerintah Belanda tidak terlepas dari

perlindungan

upaya untuk memecah belah orang-

hukum yang sering dihadapi

orang pribumi.2

oleh para pekerja perempuan

Undang-Undang

tersebut?

Nomor

13

Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal

Perlindungan

perbedaan

perlakuan dan hak-hak tersebut oleh

2. Bagaimanakah kendala-kendala pelaksanaan

pada

Hukum

Terhadap

1

angka

3

memberikan

pengertian pekerja/buruh adalah setiap

Pekerja Perempuan di Indonesia

orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk

2

Lalu Husni. Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. (Jakarta: Rajawali Pers, 2003), hal. 3 42


apapun. Pengertian ini agak umum

1. orang

perseorangan,

namun maknanya lebih luas karena

persekutuan,

dapat mencakup semua orang yang

hukum yangmenjalankan suatu

bekerja

perusahaan milik sendiri;

pada

perorangan,

siapa

saja

persekutuan,

baik badan

atau

2. orang

badan

perseorangan,

hukum atau badan lainnya dengan

persekutuan,

atau

menerima upah atau imbalan dalam

hukum

secaraberdiri

bentuk apapun. Penegasan

sendiri menjalankan perusahaan

imbalan dalam bentuk apapun ini perlu

hukum miliknya;

karena upah selama ini diidentikan dengan

uang,

padahal

ada

yang

3. orang

pula

badan

perseorangan,

persekutuan

atau

buruh/pekerja yang menerima imbalan

hukum

dalam bentuk barang.3 Pengertian

Indonesia mewakili perusahaan

tenaga kerja adalah setiap orang yang

sebagaimana dimaksud dalam

mampu melakukan pekerjaan guna

huruf

menghasilkan barang dan atau jasa,

berkedudukan di luar wilayah

baik

Indonesia.

untuk

memenuhi

sendiri

kebutuhan

maupun

untuk

yang

badan

adan

berada

b

di

yang

Maksud dari pengertian di atas adalah:

masyarakat.Tenaga kerja (man power)

a. orang

perseorangan

adalah

adalah penduduk yang sudah atau

orang pribadi yang menjalankan

sedang

atau

bekerja,

sedang

mencari

mengawasi

pekerjaan, dan yang melaksanakan

perusahaan.

kegiatan lain, seperti bersekolah dan

b. persekutuan

operasional

adalah

mengurus rumah tangga. Pengertian

bentuk

tenaga kerja dan bukan tenaga kerja

berbadan hukum seperti CV,

menurutnya

Firma, Maatschap, dan lain-lain,

ditentukan

oleh

umur/usia.4 Pengertian

baik pengusaha,

yaitu

usaha

yang

yang

suatu

bertujuan

tidak

untuk

mencari keuntungan maupun

sebagai berikut:

tidak.

3

Ibid. hal. 35 Payaman Simanjuntak dalam bukuAgusmidah, Hukum ketenagakerjaan Indonesia, (Bogor:Ghalia Indonesia, 2010), hal.6

4

43


c. badan Hukum (recht person)

di

terima

oleh

pekerja

sesuai

adalah suatu badan yang oleh

kesepakatan atau perjanjian dengan

hukum dianggap sebagai orang,

pihak

dapat

inimenerima upah atau penghasilan

mempunyai

kekayaan

harta

secara

terpisah,

pemberi

lainnya.

kerja,dalam

Sedangkan sesuatu

hal

kewajiban

mempunyai hak dan kewajiban

merupakan

hukum dan berhubungan hukum

dijalankan atau wajib di laksanakan

dengan pihak lain.5

oleh

pekerja

yang

sesuai

wajib dengan

kesepakatan atau perjanjian dengan BerdasarkanPasal 1 angka 15 Undang-

pihak

Undang No. 13 Tahun 2003 tentang

melaksanakan hak dan kewajiban,

Ketenagakerjaan dijelaskan bahwa:

antara pekerja dengan pemberi Kerja

Hubungan

kerja

berarti telah memenuhi apa yang sudah

antara

pengusaha

adalah

hubungan dengan

di

pemberi

sepakati

kerja.

bersama

atau

pekerja/buruh berdasarkan perjanjian

diperjanjikan,masing-masing

kerja

telah memenuhi prestasinya.

yang

mempunyai

unsur

Dengan

sudah pihak

pekerjaan, upah, dan perintah. Dengan

Kedudukan pekerja pada hakikatnya

demikian jelaslah bahwa hubungan

dapat ditinjau dari dua segi, yaitu dari

kerja terjadi karena adanya perjanjian

segi yuridis dan dari segi sosial

kerja

ekonomis. Dari segi sosial ekonomis,

antara

pengusaha

dan

pekerja/buruh.

pekerja membutuhkan

Setiap pekerja mempunyai hak dan

hukum dari negara atas kemungkinan

kewajiban sebagaimana di atur dalam

adanya tindakan sewenang-wenang

Undang-Undang Republik Indonesia

dari pengusaha. Perlindungan pekerja

Nomor

dibagi ini menjadi 3 (tiga) macam, yaitu

13

Tahun

2003

tentang

perlindungan

ketenagakerjaan

dan

beberapa

undang-undang

serta

peraturan

a. Perlindungan ekonomis, yaitu

pemerintah yang berkaitan dengan

suatu jenis perlindungan yang

ketenagakerjaan,

berkaitan dengan usaha-usaha

di

mana

sebagai berikut.6

hak

merupakan suatu hal yang selayaknya

untuk

5

memberikan

kepada

Danang Sunyoto, Hak dan Kewajiban Bagi Pekerja dan Pengusaha. (Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2013), hal. 28 6 Imam Soepomo dalam buku Agusmidah, Hukum ketenagakerjaan Indonesia, (Bogor:Ghalia Indonesia, 2010), hal.61 44


pekerja suatu penghasilan yang

Dalam

cukup

dinyatakan

memenuhi

sehari-hari

keperluan

baginya

beserta

UU

No.13 bahwa

untuk

hal

pekerja/buruh

tersebut

2003

perlindungan

terhadap tenaga kerja, dimaksudkan

keluarganya, termasuk dalam pekerja

Tahun

tidak

menjamin

hak-hak dan

dasar

menjamin

mampu bekerja karena sesuatu

kesamaan kesempatan serta perlakuan

di

tanpa diskriminasi atas dasar apapun,

luar

kehendaknya.

Perlindungan ini disebut dengan

untuk

jaminan sosial.

pekerja/buruh

b. Perlindungan sosial, yaitu suatu perlindungan

yang

mewujudkan

kesejahteraan

dan

keluarganya.

Diskriminasi dalam segala bentuknya

berkaitan

dilarang, karena bertentangan dengan

dengan usaha kemasyarakatan,

prinsip masyarakat umum. Pengertian

yang tujuannya memungkinkan

diskriminasi dapat dilihat dalam kamus

pekerja itu mengenyam dan

besar bahasa Indonesia yang disusun

mengembangkan

oleh

prikehidupannya

sebagai

Poerwadarminta.

diskriminasi

Istilah

diartikan

sebagai

perlakuan

terhadap

manusia pada umumnya, dan

Perbedaan

sebagai

masyarakat

sesama warga negara (seperti dengan

dan anggota keluarga; atau

memandang asli/tidak asli, perbedaan

yang biasa disebut kesehatan

warna kulit dan sebagainya.

kerja.

Konvensi tentang penghapusan segala

anggota

c. Perlindungan teknis, yaitu suatu jenis

perlindungan

bentuk

yang

diskriminasi

permpuan,

terhadap

memberikan

pengertian

sebagai

berikut.

berkaitan dengan usaha-usaha

diskriminasi

untuk

dari

�Diskriminasi

adalah

bahaya kecelakaan yang dapat

pembedaan,

pengesampingan

ditimbulkan

pesawat-

pembatasan apa pun yang dibuat atas

pesawat atau alat kerja lainnya

dasar jenis kelamin yang mempunyai

atau oleh bahan yang diolah

pengaruh

atau

perusahaan.

mengurangi

Perlindungan jenis ini disebut

pengakuan,

dengan keselamatan kerja.

penggunaan hak-hak asasi manusia

menjaga

pekerja

oleh

dikerkana

atau atau

tujuan

setiap atau

untuk

menghapuskan

penikmatan

atau

dan kebebasan pokok di bidang politik, 45


ekonomi, sosial, budaya, sipil atau

setelah berkonsultasi dengan

bidang apapun lainnya, oleh kaum

wakil organisasi pengusaha,dan

perempuan,

terlepas

dari

status

pekerja,jika ada dan dengan

perkawinan

mereka

atas

dasar

badan lain yang sesuai.

persamaan

antara,

lelaki

dan

Adanya

peraturan

ketenagakerjaan

perempuan�.

yang substansi dan materinya khusus

Konvensi ILO No. 111 tahun 1958

di

tentang diskriminasi (kesempatan kerja

dimaksudkan untuk:

dan jabatan) yang telah diratifikasi

tujukan

bagi

perempuan,

a. Mencegah timbulnya perlakuan

melalui UU No. 21 Tahun 1999 tentang

diskriminasi

Pengesahan ILO No. 111 mengenai

pengecualian

diskriminasi

pengutamaan) yang berakibat

dalam

pekerjaan

dan

(pembedaan, dan

jabatan pada tanggal 7 Mei 1999. Pada

mengurangi

Pasal 1 (a) menetapkan bahwa istilah

kesempatan

diskriminasi meliputi:

dalam pekerjaan atau jabatan;

a. setiap

bembedaan,

pengecualian

persamaan atau

perlakuan

b. Melindungi pekerja perempuan

atau

untuk

melangsungkan

dan

pengutamaan atas dasar ras,

melaksanakan

warna kulit, agama, keyakinan

reproduksinya

politik, kebangsaan atau asal

tanpa

usul

kesempatan hak atas pekerjaan.

sosial

yang

berakibat

tugas sesuai

harus

kodrat,

kehilangan

meniadakan atau mengurangi

Perlindungan

persamaan kesempatan atau

perempuan secara keseluruhan terkait

perlakuan dalam pekerjaan atau

dengan

jabatan;

perlindungan sosialdan perlindungan

b. pembedaan,pengecualian atau pengutamaan berakibat

lainnya

meniadakan

mengurangi kesempatan

atau

terhadap

perlindungan

pekerja ekonomis,

teknis. Dalam lingkup perlindungan

yg

ekonomis di antaranya

menyangkut

atau

upah dan tunjangan lainnya, tidak

persamaan

boleh dibedakan dengan pekerja laki-

perlakuan

laki untuk jenis pekerjaan dan jabatan

dalampekerjaan atau jabatan,

yang

sebagaimana

ditentukan

perempuan yang menjalankan masa

olehanggota yang bersangkutan

istirahat dikarenakan haid,melahirkan 46

sama.

Selain

itu,terhadap


atau

keguguran

kandungan

tetap

pihak yang kuat kepada pihak yang

mendapat upah penuh.Perlindungan

lemah.

sosial

menyangkut

dapat dilakukan, baik dengan jalan

perlindungan di tempat kerja,antara lain

memberikan santunan maupun dengan

di muat dalam Pasal 76 UU 13 Tahun

jalan meningkatkan pengakuan hak-

2003.7

hak asasi manusia, perlindungan fisik

dan

teknis

Perlindungan

pekerja/buruh

Perlindungan hukum merupakan

dan teknis serta sosial ekonomi melalui

yang

norma yang berlaku dalam lingkungan

hal

mutlak

dan

harus

dilaksanakan secara maksimal. Tujuan

kerja tersebut.

pembangunan

Dalam Pasal 88 ayat 1 Undang-

ketenagakerjaan

menurut Pasal 4 Undang Undang

Undang

Nomor

menyatakan “Bahwa setiap pekerja

13

Tahun

2003

tentang

Ketenagakerjaan yaitu.8

atau

a. Memberdayakan

dan

Nomor

buruh

penghasilan

mendayagunakan tenaga kerja

penghidupan

secara optimal dan manusiawi;

kemanusiaan�.

b. Mewujudkan kesempatan

pemerataan kerja

penghidupan

dan

hasil

dengan

memenuhi

kebutuhan

pembangunan nasional daerah; kepada

tenaga

2003

berhak

memperoleh

yang

memenuhi

yang

layak

bagi

Maksud

dari

layak,

dimana

yang

pekerjaannya

mampu

kebutuhan

untuk hidup

pekerja/buruh dan keluarganya secara

perlindungan

wajar, yang meliputi makanan dan

kerja

minuman,

dalam

mewujudkan kesejahteraan; d. Meningkatkan

Tahun

jumlah pendapat pekerja/buruh dari

penyediaan tenaga kerja sesuai

c. Memberikan

13

sandang,

perumahan,

pendidikan, kesehatan dan jaminan

kesejahteraan

hari tua.

tenaga kerja dan keluarganya.

Dalam

rangka

memberikan

Tujuan dari perlindungan pekerja/buruh

perlindungan upah maka pemerintah

adalah

menetapkan upah minimum di setiap

untuk

menjamin

berlangsungnya hubungan kerja yang

propinsi/kabupaten/kota.

harmonis tanpa adanya tekanan dari

minimum diarahkan pada pencapaian

7 8

Upah

Agusmidah, Op.Cit. hal.70 Danang Sunyoto, Hak dan Kewajiban Bagi Pekerja dan Pengusaha. (Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2013), hal. 73 47


kebutuhan

hidup

layak

yang

Nomor Per-04/MEN/1989 tentang tata

besarannya ditetapkan oleh menteri

cara

tenaga kerja. Pencapaian kebutuhan

wanita pada malam hari yaitu:

hidup layak perlu dilakukan secara bertahap

karena

kebutuhan

mempekerjakan

1. Harus ada izin dari Depnaker

hidup

setempat

dengan

minimum yang sangat ditentukan oleh

yang

tingkat

misalnya,

kemampuan

dunia

pekerja/buruh

usaha.

harus

syarat

dipenuhi,

mutu

Motivasi utama seorang pekerja/buruh

harus

di perusahaan adalah mendapatkan

memepekerjakan wanita.

upah,

upah

merupakan

hak

bagi

menghindari antara

timbulnya

pengusaha

3. Kesehatan dan kesusilaan

Untuk

(tidak boleh mempekerjakan

perselisihan

wanita dalam keadaan hamil

dan

pekerja

ada angkutan antar jemput

khususnya tenaga kerja perempuan maka

pengusaha

bila

keselamatan.

Karenanya tidak jarang pengupahan perselisihan.

baik

2. Pengusaha harus menjaga

pekerja/buruh yang bersifat sensitif. menimbulkan

lebih

produksi

tidak

dan sebagainya).

boleh

4. Penyediaan

makanan

mengadakan diskriminasi upah bagi

ringan, ada izin dari orang

pekerja/buruh laki-laki dan perempuan

tua atau suami dan lain-lain.

untuk jenis pekerjaan yang sama.

Pekerja/buruh perempuan merupakan

Berdasarkan

kelompok

peraturan

perundang-

yang

karena

kudratnya

undangan pada prinsipnya tenaga kerja

mempunyai karakteristik tertentu yang

perempuan dilarang untuk bekerja

mendapat perhatian, oleh karena itu

pada

malam

mengingat

hari,

berbagai

pekerja/buruh

akan

tetapi

dalam

alasan,

maka

pekerja/buruh

perempuan

diizinkan

beberapa

hal

terhadap

perempuan

ini

deberlakukan peraturan khusus karena

untuk bekerja pada malam hari antara

terutama

lain karena adanya alasan sosial,

perlindungan

alasan teknis, dan alasan ekonomis.

perempuan, mencakup larangan kerja

Tata

pada malam hari, larangan melakukan

cara

mempekerjakan

yang

menyangkut pekerja/buruh

pekerja/buruh perempuan pada malam

pekerjaan

yang

hari

kesehatan,

kesusilaan

telah

dikeluarkan

dengan

Peraturan Mentri Tenaga Kerja R.I. 48

membahayakan perempuan.


Bentuk-bentuk perlindungan tersebut

b. Peraturan

berupa:

melahirkan

a. Peraturan cuti haid

cuti

hamil,

dan

gugur

kandungan.

Bagi wanita yang normal dan sehat,

Bagi tenaga kerja wanita yang hamil,

pada usia tertentu akan mengalami

dilindungi oleh undang- undang dalam

haid, dalam prakteknya banyak wanita

Pasal 13 ayat (2) dan ayat (3) yang

yang sedang dalam masa haid tetap

menyatakan:

bekerja

apapun.

“Buruh wanita harus diberi istirahat

Tetapi kalau keadaan fisiknya tidak

selama satu setengah bulan sebelum

memungkinkan

saatnya

tanpa

gangguan sehingga

yang

ia

melahirkan

menurut

bersangkutan tidak dapat melakukan

perhitungan dan satu setengah bulan

pekerjaan tersebut. Hal ini diatur dalam

setelah melahirkan anak atau gugur

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1951

kandungan�.

tentang

Ketentuan tersebut dinyatakan berlaku

Pernyataan

Berlakunya

Undang-Undang Kerja Tahun 1948

dengan

Nomor 12 Terkait Cuti.

Nomor 4 Tahun 1951 Pasal 1 Sub

Pasal 13 ayat (1) dinyatakan : “Buruh

Pasal 1 yang berbunyi Bagi tenaga

wanita tidak boleh diwajibkan bekerja

kerja yang akan menggunakan hak

pada hari pertama dan hari kedua

cutinya diwajibkan : a.

waktu

a. Mengajukan

haid.

Pelaksanaan

dari

Peraturan

Pemerintahan

permohonan

yang

ketentuan tersebut diatur. Pelaksaan

dilampiri surat keterangan dokter,

dari ketentuan tersebut diatur dalam

bidan atau keduanya tidak ada,

Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun

dapat dari pegawai pamong praja

1951, Pasal 1 Sub Pasal 1 ayat (2)

atau sederajatnya camat.

dalam menjalankan aturan tersebut

b. Permohonan diajukan selambatnya

dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun

10 hari sebelum waktu cuti mulai.

1951 Pasal 13 ayat (1), maka majikan

c. Kesempatan menyusui anak pada

dianggap tidak mengetahui tentang

waktu jam kerja

keadaan haid dari buruhnya, bila yang

Di dalam penjelaskan Pasal 13 ayat (4)

bersangkutan tidak memberitahukan

ditentukan

hal itu kepadanya�.

pemerintah kemungkinan mengadakan

bahwa

dipikirkan

oleh

tempat penitipan anak. Kesempatan sepatutnya adalah lamanya waktu yang 49


diberikan

kepada

pekerja/buruh

menjabarkannya dan mengusahakan

perempuan untuk menyusui bayinya

untuk memasukkan jabaran konvensi

dengan memperhatikan tersedianya

tersebut ke dalam rumusan undang-

tempat yang sesuai dengan kondisi dan

undang negara dan menegakkannya

kemampuan perusahaan yang diatur

dengan

dalam

pelanggarnya

ke

perjanjian kerja bersama.

pengadilan.

Namun

d. Pengapusan perbedaan perlakuan

perempuan

peraturan

perusahaan

atau

terhadap pekerja/buruh perempuan Peningkatan

perlindungan

cara

mengajukan muka

sendiri

para sidang

demikian,

masih

belum

banyak yang sadar bahwa hak-haknya

bagi

dilindungi dan bahwa hal tersebut

pekerja/buruh perempuan dapat dilihat

mempunyai

pula

beberapa

kehidupan perempuan. Adalah sangat

ketentuan yang menghapuskan adanya

prematur untuk mengadakan bahwa

pebedaan

CEDAW

dengan

adanya

perlakuan

terhadap

pekerja/buruh perempuan.

sudah

terhadap

dihormati

dan

dilaksanakan secara universal. CEDAW

Kendala-kendala

pengaruh

Pelaksanaan

memerintahkan

kepada

seluruh negara di dunia untuk tidak

Perlindungan Hukum Bagi Pekerja

melakukan

Perempuan

perempuan.

Di

Hambatan-hambatan yang dihadapi

ditentukan

bahwa

dalam

perlindungan

terhadap perempuan adalah perlakuan

hukum terhadap pekerja wanita adalah

yang berbeda berdasarkan gender

adanya kesepakatan antara pekerja

yang:9

dengan

pelaksanaan

pengusaha

yang

kadang

diskriminasi dalam

terhadap CEDAW diskriminasi

a. Secara sengaja atau tidak

menyimpang dari aturan yang berlaku,

sengaja

tidak adanya sanksi dari peraturan

perempuan;

perundangan terhadap pelanggaran

b. Mencegah

merugikan masyarakat

yang terjadi, faktor pekerja sendiri yang

secara keseluruhan memberi

tidak menggunakan haknya dengan

pengakuan

alasan ekonomi. Agar langkah ini dapat

perempuan baik di dalam

efektif

maupun di luar negeri; atau

9

maka

negara

harus

terhadap

hak

Sugiyono, Konvensi-Konvensi tentang Perlindungan Tenaga Kerja, alumni, Bandung, 1997, hal. 118 50


c. Mencegah kaum perempuan menggunakan manusia

hak

dan

tanpa

asasi

kebebasan

dengan

yang

bawah

fungsi

atas

khusus

tidak

tanah.

Pengecualiannya

terdapat pada pasal 3.

mempunyai

perlindungan

umurnya

boleh melakukan pekerjaan tambah di

dasar yang dimilikinya. Perempuan

memandang

Dalam

konvensi

ILO

Nomor

100

sesuai

mengenai Pengupahan Bagi Laki-Laki

reproduksinya

dan Wanita untuk Pekerjaan yang

sebagaimana diatur pada pasal 11 ayat

Sama

(1) CEDAW huruf f bahwa hak atas

“Pengupahan meliputi upah atau gaji

perlindungan

biasa,

kesehatan

dan

nilainya pokok

menyebutkan,

atau

minimum

dan

keselamatan kerja termasuk usaha

pendapatan-pendapatan

perlindungan

fungsi

apapun juga, yang harus dibayar

reproduksi. Selain itu seringkali adanya

secara langsung atau tidak, maupun

pemalsuan dokumen seperti nama,

secara tunai atau dengan barang oleh

usia, alamat dan nama majikan sering

pengusaha dengan buruh berhubung

berbeda dengan yang tercantum di

dengan pekerjaan buruh�.

dalam paspor. Tenaga kerja yang tidak

Hak untuk menerima upah timbul pada

berdokumen tidak diberikan dokumen

saat adanya hubungan kerja dan

perjanjian kerja. Hal ini juga sering

berakhir pada saat hubungan kerja

terjadi pada pekerja perempuan yang

putus. Pengusaha dalam menetapkan

bekerja di luar negeri. Maka untuk itu

upah tidak boleh diskriminasi antara

CEDAW pada pasal 15 ayat (3)

buruh laki-laki dan buruh wanita untuk

mengatur yaitu negara-negara peserta

pekerjaan yang sama nilainya.

bersepakat bahwa semua kontrak dan

Kendala

semua dokumen yang mempunyai

pelaksanaan peraturan perundangan

kekuatan

ditujukan

dalam

pelaksanaan

kepada pembatasan kecakapan hukum

hukum

pekerja/buruh

para wanita, wajib dianggap batal dan

adalah kendala yang bersifat eksternal

tidak berlaku.

dan kendala internal. Namun demikian

Konvensi ILO Nomor 45 tentang Kerja

peraturan perundangan tersebut dapat

wanita dalam semua macam tambang

dilaksanakan

di

memberikan

bawah

terhadap

hukum,

tanah.

yang

Isi

Pasal

2

menyebutkan bahwa setiap wanita

yang

tambahan

ditemukan

secara

dalam

perlindungan perempuan,

efektif

perlindungan

untuk

terhadap

pekerja/buruh perempuan, khususnya 51


pekerja/buruh perempuan yang bekerja

norma yang berlaku dalam lingkungan

pada malam hari. Kendala internal

kerja tersebut.

yang timbul dari perlindungan hukum

Hambatan-hambatan

pekerja/buruh perempuan yang bekerja

dihadapi

pada malam hari yaitu merupakan

perlindungan hukum terhadap pekerja

kendala

diri

wanita adalah adanya kesepakatan

pekerja/buruh itu sendiri. Kendala-

antara pekerja dengan pengusaha

kendala tersebut adalah kendala factor

yang kadang menyimpang dari aturan

pendidikan, kendala factor kesehatan.

yang berlaku, tidak adanya sanksi dari

Kendala eksternal merupakan kendala

peraturan

perlindungan

pelanggaran

yang

timbul

dari

hukum

bagi

dalam

yang

pelaksanaan

perundangan yang

sendiri

terhadap

terjadi,

faktor

yang

tidak

pekerja/buruh perempuan yang bekerja

pekerja

pada malam hari yang berasal dari luar

menggunakan haknya dengan alasan

lingkungannya (bukan dari diri sendiri).

ekonomi.

Adapun kendala eksternal yang terjadi menurut informasi yang didapat penulis

Saran

yakni kendala yang berkaitan dengan

1. Perlindungan

hukum

aturan yang berlaku dan kendala yang

tenaga

biasanya berasal dari pengusaha itu

hendaknya dilakukan perusahaan

sendiri.

dengan sepenuh hati, sehingga dapat

Kesimpulan Tujuan

kerja

terhadap

mengangkat

perempuan

harkat

dan

martabat perempuan yang juga dari

perlindungan

merupakan manusia yang memiliki

pekerja/buruh adalah untuk menjamin

hak dan kewajiban yang sama

berlangsungnya hubungan kerja yang

dengan

harmonis tanpa adanya tekanan dari

perusahaan dan pihak pemerintah

pihak yang kuat kepada pihak yang

hendaknya melakukan sosialisasi

lemah.

yang cukup terhadap perlindungan

Perlindungan

pekerja/buruh

laki-laki.

Kepada

dapat dilakukan, baik dengan jalan

hukum tenaga kerja perempuan.

memberikan santunan maupun dengan

2. Pemerintah dalam hal ini harus

jalan meningkatkan pengakuan hak-

memberikan penyuluhan kepada

hak asasi manusia, perlindungan fisik

pekerja/buruh

dan teknis serta sosial ekonomi melalui

mengenai Undang-Undang Nomor 52

perempuan


13

Tahun

2003

Ketenagakerjaan

agar

pekerja/buruh mengetahui

tentang setiap

perempuan perlindungan

hukumnya sebagimana mestinya yang diberikan oleh perusahaan. 3. Pengusaha memberikan

seharusnya tanggung

jawab

perusahaan kepada pekerja/buruh perempuan memberikan pekerja/buruh

harus

selalu

perlindungan

bagi

perempuan

yang

bekerja pada malam hari yang dimana telah diatur dalam UndangUndang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

53


DAFTAR PUSTAKA Agusmidah,

2010.

Hukum

Ketenagakerjaan

Indonesia,

Ghalia

Indonesia, Bogor. Danang Sunyoto, 2013. Hak dan

Kewajiban

Bagi

Pengusaha,

Pekerja

Pustaka

dan

Yustisia,

Yogyakarta. Imam

Soepomo,

Hukum

1983.

Perburuhan.

Pengantar Djambatan,

Jakarta. Lalu Husni, 2003. Pengantar Hukum

Ketenagakerjaan Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta. Sugiyono, 1997. Konvensi-Konvensi

tentang Perlindungan Tenaga Kerja, Alumni, Bandung. Undang-Undang

Dasar

Negara

Republik Indonesia Tahun 1945. Undang-Undang

Nomor

13

Tahun

2003 tentang Ketenagakerjaan.

54


SISTEM HUKUM PERBURUHAN DI INDONESIA Dr. H. Zulkarnain Ibrahim, S.H., M. Hum

55


Pendahuluan

Sumatera

Ditinjau dari aspek historis, hukum

Singapura dan Indonesia Timur. Pada

perburuhan

masa ini diterapkan romusnya dan

atau

hukum

yang

dikontrol

dari

ketenagakerjaan Indonesia tidak lepas

kinrohosyi.

dari aspek politik hukum pemerintah

Kedua, masa Pasca Proklamasi 17

pada waktu itu, yaitu:

pertama,

1

Agustus

1945,

meliputi:

a.

Masa

sebelum masa Kemerdekaan R.I. 17

Pemerintahan

Soekarno;

b.

Masa

Agustus

Pemerintahan

Soeharto;

c.

Masa

1945,

Perbudakan;

meliputi:

b.

Masa

penjajahan

pemerintahan B.J. Habibie; d. Masa

Hindia Belanda, terdiri dari Rodi yang

Pemerintahan Abdurahman Wahid; d.

dibagi tiga, yaitu rodi gubernemen

Masa

(untuk kepentingan gubernemen dan

Soekarno

pegawai),

Pemerintahan

rodi

Masa

a.

perorangan

(untuk

Pemerintahan

kepentingan kepala atau pembesar

Yudhoyono.

Indonesia),

Masa

dan

kepentingan

rodi

desa

dan

e.

Susilo

Pemerintahan

Masa

Bambang Abdurahman

Selanjutnya

Wahid, diberlakukan UU No. 21 Tahun

menurut Jan Breman, poenale sanctie

2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat

diterapkan dalam kaitannya dengan

Buruh. Masa Pemerintahan Megawati

penerapan

Soekarno Putri, dengan disahkannya

agrarisch

desa).

(untuk

Putri.

Megawati

Koeli

wet

ordonantie dalam

serta

melakukan

UU

No.13

Tahun

2003

tentang

hubungan kerja antara buruh yang

Ketenagakerjaan tanggal 25 Maret

bekerja

dan

2003. Undang-undang No. 13 Tahun

itu

2003, telah menghapuskan banyak

di

pekerbunan.

tanah

pertanian

Poenalie

sanctie

bertujuan untuk mengikat buruh supaya

peraturan

tidak melarikan diri setelah melakukan

Ketenagakerjaaan

kontrak

kerja;

Pendudukan

Perundang-undangan sebelumnya,

dan

c.

Masa

termasuk KUHPerdata Bab 7 A menjadi

Jepang.

Pada

masa

tidak berlaku lagi.

pendudukan Jepang mulai tanggal 12 Maret 1942. Pemerintah militer Jepang

Sistem Civil Law

membagi

Hukum Romawi,

menjadi

tiga

daerah

pendudukan, yaitu Jawa, Madura, dan

bakal

1

dari

sistem

merupakan cikal hukum

Eropah

Asri Wijayanti, Hukum Ketenagakerjaan Pascareformasi, Refika Aditama, Bandung, 2009, hlm. 12-15. 56


Kontinental.

Perkembangan

hukum Eropah

sistem

4. fase resep hukum romawi ini terjadi

Kontinental terjadi

tatkala

sistem

hukum

romawi,

dalam beberapa fase sebagai berikut:2

khususnya yang disebut dengan jus

pertama,

commune,

1.

fase

formasi

hukum

diberlakukan

diberbagai

Romawi dimulai sejak lahirnya sistem

negara eropa, yang terjadi sejak awal

hukum Eropa Kontinental, yakni ketika

abad XVII Masehi; 5. fase kodifikasin

mulai berlakunya undang-undang dua

hukum; fase kodifikai ini terjadi tatkala

belas pasal (The Twelve Tables) di

dibuat beberapa kodifikasi diberbagai

romawi. Hal tersebut terjadi di sekitar

negara, yang paling spektakuler tentu

tahun 400 SM; 2. fase kematangan

saja Code Napoleon di Perancis, yang

hukum Romawi; terjadi pada saat mulai

terdiri dari Code Civil,

berlakunya kumpulan undang-undang

Code Du Commerce, dan Code tentang

yang sangat spektakuler di Romawi,

Hukum Acara Perdata dan Pidana. Hal

yakni saat mulai berlakunya Corpus

ini terjadi sejak awal abad XIX; dan 6.

juris civilis, yang di buat atas supervisi

fase resepsi kodifikasi. Fase resepsi

dari raja Justinian,di abad VI Masehi; 3.

kodifikasi ini terjadi tidak lama setelah

fase kebangkitan kembali dari hukum

terciptanya

Romawi ini terjadi takkala timbulnya

(dengan Code Napoleon), di tandai

semangat di eropah untuk memahami

dengan banyaknya negara bi benua

dan

hukum

Eropa dan juga negara-negara di

Romawi, yang terjadi pada abad XI

benua lain yang memberlakukan Code

Masehi. Hal ini dimulai dengan mereka

Napoleon,

beramai-ramai

hukum

dilakukan

perubahan.

Romawi di Univerity of Bologna (Italia),

misalnya

mulai

yang dilakukan dalam tahun 11 Masehi;

memberlakukan Burgelijeke Wetboek

menerapkan

kembali

mempelajari

2

kodifikasi

Code Panel,

di

dengan

Perancis

disana-sini antara

Belanda lain

Meskipun hukum Romawi merupakan roh dari sistem hukum Eropah Kontinental, tetapi pengaruh hukum Romawi tersebut juga kuat terasa dalam perkembangan sistem hukum Anglo Saxon. karena, banyak pencipta kaidah dalam sistem hukum Anglo Saxon, sudah terlebih dahuku mempelajari sistem hukum Romawi, atau sistem hukum Eropa Kontinental. misalnya hukum Amerika serikat dalam perkembangannya, dalam beberapa bidang justru lebih banyak dipengaruhi oleh ajaran dari hukum Romawi ketimbang dari ajaran sistem hukum Anglo Saxon sendiri. misalnya pengaruh hukum Romawi sangat jelas kelihatan dalam Uniform Comercial Code (UCC) di USA, kerena para perancang UCC banyak yang telah mendapat pendidikan hukum Romawi. Lihat: Munir Fuady, Perbandingan Ilmu Hukum, Refika Aditama, Bandung, 2007, hlm. 57-58 57


dalam tahun 1838, yang kemudian di

Papianianus,

bawa ke Indonesia dan berlaku dalam

demikian, setelah lebih kurang 1000

tahun 1848.

tahun

Kedua, Di samping itu menurut

dan

Gaius.

perkembangan

ilmu,

Namun teori,

doktrin, dan kaidah ilmu hukum romawi,

John Merryman,3 ada juga para ahli

hukum

perbandingan hukum yang membagi

sayapnya, dan berlakunya semakin

tahap-tahap

sistem

meluas ke berbagai negara, terutama

sebagai

hukum romawi versi Justinian yang

berikit: a) tahap pra-klasik; b) tahap

terdapat dalam Corpus Juris Civilis,

klasik; c) tahap Corpus juris Civilis; d)

yang

tahap komentar dari para Glassators

dengan aturan hukum klasik yang

dan Commentator; e) tahap penulisan

sebelumnya telah berlaku di romawi.

oleh the humanist; f) tahap kodifikasi di

Corpus

Perancis; g) tahap aliran sejarah hukum

merupakan komplisasi aturan hukum

dari von Savigny; dan h) tahap BGB

yang di buat atas arahan dari raja

(Kodifikasi di Jerman).

Byzantine yaitu justinian di abad VI

hukum

perkembangan

Eropa

Kontinental

Ketiga,

sejarah

hukum

romawi

berisikan

juris

masih

banyak

civilis

mengepak

perbedaan

itu

sendiri

Maehi tersebut, yakni dimasa setelah

menunjukkan bahwa pembentukan dan

jatuhnya

kekuasaan

perkembangan hukum Romawi terjadi

(Western

Empirime).

sekitar 1000 tahun. Dimulai dari awal

dibuat di zaman pertengahan, maka

berlakunya undang-undang Dua Belas

sedikit banyaknya Corpus juris civilis

Pasal (The Twelve Tables) di tahun 450

juga

SM,

gereja/kristen.

sampai

dengan

terbentuknya

komplisasi hukum justinian, sekitar

dipengaruhi

dari dan,

oleh

barat karena

ide-ide

Pembahasan dari Corpus Juris

pertama, terdiri dari empat

tahun 543 Masehi, dengan para ahli

Civilis itu,

hukum

bagian: 1. the institute; 2. the Digest; 3.

Romawi

seperti

Ulpianus,

4

3

John Henry Merryman, The Civil Law Tradition, University Press, Stanford, California, USA, 1969, hlm. 15; Dalam: Munir Fuady, Perbandingan Ilmu Hukum, Refika Aditama, Bandung, 2007, hlm. 57-58. The institute hanya berisikan teks yang merupakan pengantar saja, sedangkan the code merupakan kumpulan aturan legislasi bangsa romawi yang disusun secara sistematis, dan the novels merupakan aturan legislasi yang di buat setelah selesainya pembuatan The digest dan the code. Tetapi yang terpenting dari semuanya adalah The digest, yang merupakan kumpulan aturan hukum yang paling lengkap, dan yang sangat mempengaruhi perkembangan hukum 4

58


the code; 4. the novels. Kedua, hukum

campuran germania, yang dianggap

Romawi sebagaimana terdapat dalam

hukum romawi yang vulgar dan barbar,

Corpus juris civilis terus saja berlaku

dikemudian hari tidak diikuti lagi, dan

dan berkembang, kecuali beberapa

hanya tinggal dalam sejarah saja.

abad di masa invasi dari bangsa Arab,

Ketiga,

Slavia, dan Lombardia. Bahkan setelah

pertengahan,

jatuhnya kerajaan Romawi, di dunia

bangsa Germania yang mulai di tulis

barat terdapat kerajaan-kerajaan kecil

pada abad V Masehi itu juga sedikit

yang saling terpecah-pecah, hukum

banyaknya

Romawi tetap diberlakukan oleh para

perkembangan sistem hukum Eropa

penahluk dari bangsa Germania, di

Kontinental,

samping berlakunya hukum kanonik

hukum harta perkawinan dan hukum

(gerejawi). Memang, dengan jatuhnya

waris.

kerajaan Romawi, penggunaan corpus

dalam hukum

abad kebiasaan

mempengaruhi seperti

Keempat,

dalam

masa

bidang

kebangkitan

juris civilis juga semakin meredup. para

kembali hukum Romawi terjadi diabad

penakluk,

membawa

XI Masehi, dengan munculnya kembali

hukumnya yang merupakan hukum

keinginan dari para ahli hukum, setelah

Germania

bersusah

disamping disamping

juga

payah

memberlakukan

memberlakukan hukum Romawi tetapi

instrument-instrumen

dalam versi yang kurang jelimet dan

peninggalan zaman Romawi klasik dan

lebih kasar pengaturannya, kususnya

karya cipta ahli hukum zaman Byzantie,

yang diberlakukan di semenanjung

untuk kembali memberlakukan hukum

italia. Sehingga hukum romawi yang

Romawi,

asli (bukan dari corpus juris civilis) yang

memberlakukan kembali corpus juris

bercampur dengan hukum germania

civilis. Selanjutnya, muncul berbagai

kemudian berlaku diitalia, perancis

universitas untuk mempelajari hukum

selatan

Romawi

Namun

dan

semenanjung demikian,

lberia. sejarah

dan

di

hukum

kemudian

Italia,

dimana

mahasiswanya datang dari berbagai

menunjukkan bahwa hukum romawi

Negara

Eropa.

Di

unuversitas-

selanjutnya dalam sistem hukum eropah kontinental, khususnya dalam bidang-bidang seprtti status personal, perbuatan melawan hukum, kepemilikan barang tanpa hak, kontrak, masalah ganti rugi, dan lain-lain. Bahkan dapat dikatakan bahwa the digest bersama dengan the code inilah yang merupakan daar hukum Romawi yang berkembang melalui sistem hukum eropa kontinental sampai saat ini. Ibid. hlm. 58-59. 59


universitas

tersebut

terbentuk

kemudian

kelompok-kelompok

hukum “Anglo Saxon. Berbeda dengan

ahli

hukum Romawi yang dibuat oleh

hukum yang disebut dengan Glassator

bangsa Romawi sendiri, dalam sejarah

dan commentator.

terbukti

mengarang

Mereka banyak

buku-buku

hukum.

bahwa

hukum

Inggris

umumnya berasal dari hukum para

Glasator adalah generasi utama dari

penjajahnya,

universitas Bologna yang mencoba

menjadi hukum kebiasaan. Tahun 1066

menafsirkan kembali hukum Romawi

Masehi dianggap tahun lahirnya sistem

yang sudah banyak tidak dimengerti

hukum Anglo Saxon (common law),

lagi

saat

oleh

orang-orang

saat

itu.

Sedangkan commentator datang lebih menafsirkan

hukum

bangsa

Norman

kemudian

tersebut

menaklukan Inggris.5

kemudian (abad XIII Masehi), yang juga

meskipun

Sejarah perkembangan hukum

Romawi.

Anglo Saxon selanjutnya,

ternyata

Bortolus dikenal sebagai commentator

dalam banyak kesempatan, hukum

terhebat saat itu.

Romawi menginfiltrasi sistem hukum Anglo Saxon, meskipun pengaruh dari

Sistem Anglo Saxon

hukum

Sistem hukum Anglo Saxon atau

sekarang masih tidak begitu dominan.

disebut juga dengan sistem hukum

Infiltrasi hukum Romawi ke dalam

Common

hukum Anglo Saxon tersebut seperti

Law,

merupakan

suatu

Romawi

dalam

tersebut

sistem hukum yang berlaku di Inggris

terlihat

dan di negara-negara bekas jajahan

sejarah sebagai berikut:

sampai

peristiwa-peristiwa

sampai saat ini. Karena itu, sistem

1. Di Inggris, awal mulanya berlaku

hukum Anglo Saxon ini berlaku sampai

Celtics Laws. Bangsa Celt (Ras

saat ini misalnya di Inggris, Amerika

Aria dari bangsa Eropa Tengah)

Serikat,

India,

adalah penjajah daratan Eropa

Malaysia, Singapura, dan lain-lain.

pertama yang dikenal dalam

Karena merupakan hukum kebiasaan

sejarah, yang telah menguasai

(common law) dari sinilah muncul istilah

Eropa sejak tahun 900 SM, dan

sistem hukum “common law� yang

menguasai Inggris sejak tahun

merupakan istilah lain dari sistem

390 SM.

Kanada,

5

Australia,

Munir Fuady, Perbandingan Ilmu Hukum, Refika Aditama, Bandung, 2007, hlm.

68-69. 60


2. Bangsa

Romawi

pernah

adalah hukum Germanik (hukum

menjajahInggris (abad I sampai V

M)

dan

hukum

bangsa Angels dan Saxons).

memberlakukan romawi,

menggantikan

7. Penaklukan

dan

Celtics

oleh

Bangsa

Norman (tahun 1066) yang juga

Laws.

membawa

hukum

Julius Caesar (dari Romawi)

mempunyai

unsur

menaklukan Inggris dalam tahun

Romawi,

55 dan 54 SM.

terutama dilakukan oleh bangsa

3. St. Agustine menerapkan hukum

meskipun

dan

pada

kebiasaan

tetapi

hukum yang

Romawi adalah mangumpulkan

di Inggris, yang berdasarkan agama,

yang

juga

menerapkan (Common

hukum Law)

memiliki elemen dari hukum

Inggris sendiri, yang telah di

Romawi. Paham kristiani mulai

kuasai hukum Jerman.

menguasai

Inggris

pada

8. Kemudian,

permulaan abad IV M. Imperium

kembali

pembelajaran terhadap hukum

4. Awal abad V M adalah masa kejatuhan

muncul

Romawi dan hukum Kanonik

Romawi

yang dimulai dari Italia dan

atas Inggris. Garrisons yang

menyebar ke seluruh Eropa

merupakan gubernur Romawi

Barat termasuk Inggris.

terakhir di Inggris ditarik kembali

9. Pembuatan

dalam tahun 407 M. 5. Orang-orang

sistem

hukum

Equity di Inggris dalam abad XV

Angels

dan

juga banyak dipengaruhi oleh

Saxons, (yaitu dua suku bangsa

hukum Romawi.

Germanik dari pantai Laut Baltik)

10. Namun demikian, unsur hukum

ditambah dengan suku bangsa

Romawi dalam sistem hukum

Jutes,

menaklukkan

Inggris saat ini tidak signifikan.

Inggris yang ditinggalkan pergi

Jadi yang menjadi dasar utama

oleh Bangsa Romawi, dalam

hukum Inggris adalah Hukum

serangkaian perang berdarah

Inggris

dari tahun 477 sampai 577 M.

Kebiasaan

dapat

Kuno

dan

Germanik

Hukum (dari

6. Jadi, sebelum bangsa Norman

bangsa Angels dan Saxons) dan

membawa hukumnya, hukum

pengembangannya oleh raja,

yang

dipraktikan

di

Inggris 61


parlemen dan pengadilan di

meninggalkan

Inggris.

dibandingkan

Sebagai dua sistem hukum dari dua

bekas dengan

hukum

Eropa Kontinental.

tradisi hukum yang berbeda, antara

3. Kebiasaan-kebiasaan lokal tidak

sistem hukum Eropa Kontinental (civil

memainkan peranan di dalam

law) dengan sistem hukum Anglo

evolusi

(Common

Saxon

Law),

Common

Law,

banyak

sedangkan di Eropa Kontinental

terdapat perbedaan, meskipun ada

pengaruh-pengaruh kebiasaan

juga pergerakan diantara keduanya

lokal sampai abad XVII masih

menuju suatu konvergensi hukum.

tetap penting.

Perbedaan yang paling utama diantara

4. Undang-undang sampai dengan

kedua sistem hukum tersebut adalah

abad XIX tidak penting dalam

sebagai berikut:

Common law, sedangkan di

1. Berbeda dengan sistem hukum

eropa Kontinental sejak abad

Eropa Kontinental yang sangat

XIII sampai abad XIX, undang-

berorientasi

undang secara gradual menjadi

pada

undang-

undang tertulis, sistem hukum

sumber hukum terpenting.

Common Law adalah sebuah

Negara-negara yang menganut sistem

“judge

hukum Anglo Saxon tidak mengenal

Made

Law�

(hukum

buatan pengadilan), sedangkan

kitab undang-undang.

Peradilan tidak begitu berperan dalam

pembentukan

dan

Perbedaan antara Civil Law dengan

perkembangan Hukum Romawi.

Common Law

2. Meskipun Common Law pernah

Perbedaan antara

mengalami proses Romanisasi,

dengan

tetapi

berikut:6 pertama, Order and priority:

tidak

banyak

Common

system Civil Law Law,

sebagai

Keduabelas, Konsep aturan hukum (concept of the legal rule). Di Negara-negara yang memberlakukan Romano-Germanic Family, di mana doktrin yang tertulis dipresentasikan dengan kewibawaan, aturan hokum dianggap lebih sebagai sesuatu yang tepat untuk memecahkan kasus konkret. Melalui upaya sistemasi karya-karya pengarang, aturan hukum telah muncul dengan level abstraksi yang tinggi. Dalam pandangan ahli-ahli hukum Inggris, konsep-konsep abstrak dengan tingkat generalitas yang tinggi dengan contoh, regle de droit sebagai legal principle dianggapnya lebih sebagai persepsi moral daripada sebagai aturan hukum yang sebenar-benarnya. Sebaliknya system hukum Inggris yang mengondisikan penyelesaian kasus-demi kasus secara konkret dianggapnya oleh ahli hukum Prancis sebagai judicial application yang sangat mudah untuk dipahami, tapi tidak well organized dan tidak 6

62


jurisprudence and doctrine. Perbedaan

yang utama dari hokum (judge made

mendasar antara system civil law dan

precedent the core of it’s law).

common law dalam civil law prioritas

Kedua, Fungsi doktrin. Fungsi doktrin

diberikan

hukum dalam kode sipil adalah untuk

pada

doktrin

(termasuk

codified reports) bukan jurisprudence

menggambarkan

yang sebaiknya menjadi prioritas dalam

terhadap tidak terorganisasinya kasus-

system

common

law.

menjelaskan

itu,

kasus, buku dan kamus hukum, aturan-

perbedaan lainnya adalah peranan

aturan dan prinsip-prinsip yang akan

legislator dalam kedua tradisi hukum

menjelaskan

tersebut. Kode sipil Prancis (French

elemennya

civil

teori

Doctrine style. Dalam system Common

pemisahan

Law, pengarang memfokuskan pada

kekuasaan dimana fungsi legislator

patern kenyataan (facts patern), ia

adalah melakukan legislasi, sedangkan

(common

pengadilan

kasus yang muncul secara mirip, tetapi

Law)

Montesquieu

Selain

atau

mengadopsi tentang

berfungsi

untuk

suatu tidak

law)

identik

subjek murni.

akan

yang

Ketiga,

menganalisis

menerapkan hokum. Di lain pihak

tidak

secara

factual,

system common law menganut prinsip

mengekstrak dari aturan yang spesifik,

judge made precedent sebagai hal

kemudian melalui metode deduksi,

memuaskan karakter tersebut. Sebagai konsekuensinya, system civil law merupakan system hukum tertutup dalam arti setiap keadaan yang mungkin hanya diatur oleh aturan dan prinsipprinsip umum yang sangat terbatas, sementara system common law merupakan system hukum yang terbuka dengan pengertian bahwa setiap aturan baru dapat diciptakan atau dimaksudkan ke dalam fakta-fakta baru (new rules may be created or imported for new facts) Ketigabelas, Pengkategorian hukum (categories of laws). System civil law menentukan kategori hukum berdasarka aturan itu sendiri, misalnya public law dan private law. Sementara common law dapt dijumpainya berbagai yurisdiksi pengadilan yang menangani perkara berbeda oleh pengadilan berbeda, yang dalam common law dikenal adanya common law court dan court of equity. Tidak mengherankan apabila dalam system civil law, hukum adjektif atau hukum yang mengatur tentang prosedur dan pembuktian lebih mendapat perhatian dalam yurisdiksi common law, sedangkan hukum substantive biasanya memperoleh penekanan atau perhatian lebih. Keempat belas, Hak versus remedi (right versus remedies). System civil law memfokuskan pada hak dan kewajiban, sementara dalam common law yurisdiksi pengadilan tertentu untuk memberikan hak dan kewajiban setelah melalui remedi (remedies precede rights). Dalam civil law tidak memiliki definisi yang jelas tentang system remedi yang tepat. Sebaliknya common law tidak memiliki system yang unitair mengenai hak dan kewajiab. Pengadilan mempunyai yurisdiksi untuk mendengarkan persoalan atau perkara yang diajukan dengan meneliti cause of action yang melahirkan hak dan kewajiban. Lihat: Ade Maman Suherman, Pengantar Sistem Hukum, Civil Law, Common Law dan Hukum Islam, PT. RajaGrafinda Persada, Jakarta, 2004, hlm. 116-123 63


menentukan frekuensi variasi dalam

common law. Keputusan dalam system

skop yang sempit setiap aturan, dan

civil

terkadang mengusulkan aturan baru

daripada common law dan terpisah ke

untuk mengcover fakta yang belum

dalam dua bagian: pertama, adalah

muncul.

motif atau reason dan dispositif atau

law

memeng

lebih

pendek

Keempat, Fungsi yurisprudensi.

order. Hal ini disebabkan bahwa hakim

Yurispudensi dalam system common

dalam suatu system hukum sipil secara

law men set out sebuah aturan baru

khusus dilatih pada sekolah atau

yang

lembaga tertentu dan di-create sesuai

spesifik

(provide)

serta

sumber

menyediakan

prinsipil

utama

dengan

tujuan-tujuan

tertentu,

sementara

sementara para hakim common law

yurisprudensi dalam hokum kode sipil

ditunjuk antara para pengacara praktik

menerapkan prinsip-prinsip umum, dan

(practicing

penjelasannya melalui sumber-sumber

memperoleh pelatihan khusus.

hukum yang sekunder.

Ketujuh,

Kelima, Stare decisis. Dalam doktrin

(Statutes: fnction). Walaupun statute

system hukum Inggris,

(peraturan

sumber

hukum,

pengadilan

lawyears) Fungsi yang

tanpa

undang-undang diundangkan)

yang tingkatnya lebih rendah harus

merupakan suatu produk hukum yang

mengikuti keputusanyang lebih tinggi.

ada di kedua system hukum, baik sipil

Namun demikian, menentukan suatu

maupun common law, tetapi terdapat

priority

perbedaan dalam fungsinya. Kitab

berdasarkan suatu reason authority.

undang-undang dalam hukum kode

Stare decisis sebagai salah satu

sipil mengupas core of the Law dan

metode untuk mengadili suatu perkara

prinsip-prinsip umum secara sistematik

yang mirip atau sama, similar case

dam menyeluruh dan diekspose dalam

should be tried similarly. Sebaliknya,

suatu kode (Kitab) dan statute-statuta

stare decisis tidak dikenal dalam

tertentu melengkapi kode tersebut.

system kode sipil.

Kedelapan, Gaya perumusan hukum

Keenam, Yurisprudensi: style. Dalam

(style of drafting laws). Perbedaan yang

bentuk putusan pengadilan, system

menyolok antara kedua system hukum

kode

dalam

tercermin dari ungkapan berikut ini:

bentuk tertulis, lebih formalistic style-

Civil law codes and statutes are concise

nya daripada putusan dalam system

( le style francais), while common law

sumber-sumber

sipil

order

of

merumuskannya

64


statutes are precise (le style anglais).

Kesebelas, Konsekuesi evolusi hukum

Memang dalam statute hukum sipil

(consequences – evolution of the law).

tidak menyajikan definisi dan prinsip-

Semntara itu, prinsip-prinsip civil law

prinsip secara luas dan frase umum. Di

dibakukan dan mengkristal ke dalam

pihak

Statute

common

law

suatu kode dan sering diwarnai dengan

menyajikan

definisi

secara

detail,

doktrin yang rigid dan ditetapkan oleh

setiap aturan secara spesifik dijabarkan

pengadilan, sedangkan kebanyakan

dengan

panjang

common law dapat berubah dari waktu

dikaitkan dengan aplikasi spesifik, serta

ke waktu dengan mendasarkan pada

eksepsi atau pengecualiannya.

doktrin stare decisis.

lain

enumerasi

Kesembilan,

yang

Penafsiran

hokum

(interpretation of law). Dalam yurisdiksi

Sistem

hukum sipil, langkah pertama dalam

Indonesia

menafsirkan hukum menurut Mazaud

Suatu pembangunan tidak serta-merta

adalah untuk menemukan maksud atau

dapat berlangsung singkat, namun

intention

dengan

berlangsung secara bertahan. Menurut

memeriksa semua legislasi termasuk

Profesor Organski, Negara – negara

travaux preparatories juga termasuk

modern sekarang ini seperti Amerika

teks yang berkaitan dengan itu dan

Serikat, Inggris, dan Jepang telah

mengandung teks yang obscure.

melaksanakan pembangunan secara

dari

Kesepuluh, (appointment

legislator

Pengangkatan of

judges).

hakim

Hukum

Pertama,

Hakim

dimana

dalam

mengupayakan

bagaimana

suatu

apa

hukum

di

bertahap.7

common law memegang peran penting memutuskan

Perburuhan

dan dibuat,

tahap

negara

baru

unifikasi, pada

proses

tahap

penciptaan

persatuan bangsa dan kesatuan suatu

ditunjuk dari sekian praktisi lawyer.

negara.

Hakim civil law yang memegang fungsi

persyaratan untuk masuk ke tahap

utama dalam adjudkasi diangkat dan

industrialisasi.

dipilih dari sekolah hukum yang fresh

Kedua,

graduate dengan spesialisasi tertentu.

dimana

Stabilitas politik merupakan

tahap

negara

industrialissai, memfokuskan

usahanya pada pertumbuhan ekonomi 7

A. Wiyono, Hak Mogok Di Indonesia, Program Pascasarjana Fakultas Hukum U.I., Jakarta, 2001, hlm. 22 65


melalui peningkatan akumulasi modal.

panjang

Pertumbuhan

Mojopahit, kerajaan Islam, penjajahan,

ekonomi yang tinggi

merupakan

persyaratan

untuk

dan

mencapai negara kesejahteraan.

Ketiga, kesejahteraan,

semenjak

kebangkitan

Sriwijaya,

nasional,

dan

Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus

tahap

negara

1945.

Kedua, tahap Industrialisasi

dimana

negara

yang

sangat

menonjol

dengan

menyadari industrialisasi tidak selalu

mengundang investor asing dan dalam

positif.

negeri untuk berivestasi di Indonesia.

Pada negara kesejahteraan,

Pemerintah

mencoba

memperbaiki

Perangkat

hukumnya

dengan

implikasi negatif dari industrialisasi

diundangkannya UU. PMA dan UU.

dengan melindungi pihak yang lemah.

PMDN tahun 1967. Ketiga, tahap

Jika

dikaitkan

teori

negara kesejahteraan, dimana negara

politik mengenai tahap pembangunan

menyadari industrialisasi tidak selalu

negara modern yang dikemukakan oleh

positif.

Organski, pada masa Industrialisasi,

Pemerintah

umumnya

implikasi negatif dari industrialisasi

buruh

dikorbankan

dengan

di

tekan

untuk

pertumbuhan

atau

suksesnya

ekonomi,

Pada negara kesejahteraan, mencoba

memperbaiki

dengan melindungi pihak yang lemah.

yang

Pihak

yang

lemah

adalah

merupakan persyaratan untuk masuk

bahasa lain dari mereka yang hidup

ke tahap negara kesejahteraan. Hal ini

miskin. Piven dan Cloward ( 1993 ) dan

disebabkan dalam tahap industrialisasi

Swanson

fungsi

adalah

kemiskinan

mendorong terciptanya elit baru yaitu

kekurangan

para manager industri, dan mendorong

penghasilan, dan adanya kebutuhan

peningkatan akumulasi modal.8

sosial, sebagi berikut:9

utama

pemerintah

Indonesia tahap

juga

juga,

yaitu

industrialisasi

dan

kesejahteraan.

melalui

tahap

tiga

(

2003

)

berhubungan materi,

1. Kekuranganh

unifikasi,

menunjukkan

Kemiskinan

dengan rendahnya

materi. menggambarkan

tahap

negara

adanya kelangkaan materi atau

Pertama,

tahap

barang-barang yang diperlukan

unifikasi telah dilalui melalui masa yang

dalam kehidupan

8

sehari-hari,

Ibid. hlm. 22-23 Edi Suharto, Kemiskinan dan Perlindungamn Sosial di Indonesia, Alfabeta, Bandung, 2009, hlm. 15 9

66


seperti makanan, pakaian dan

hukum modern yang dipelopori oleh

perumahan;

kapitalisme.

2. Kekurangan penmghasilan dan

Sebab menurut FX Adji Samaekto10,

�

pertama, terdapat hubungan antara

memadai� di sini sering dikaitkan

sistem hukum modern, prinsip rule of

dengan

garis

law dan timbulnya kemiskinan di

kemiskinan ( poverty line ) yang

Indonesia yang merupakan hubungan

berbeda-beda dari satu negara

sebab akibat. Sistem hukum modern

ke negara lainnya. Bank Dunia

adalah sistem hukum yang berasal dari

menetapkan

itu

Eropah barat yang tumbuh pada abad

miskin jika ia pendapatannya

ke-19 bersamaan dengan tumbuhnya

kurang dari $ 2 per hari. PBS

kapitalisme. Karakteristik sistem hukum

Indonesia diukur dengan asupan

modern

kalori 2.200 calori. Penghasilan

Rahardjo,

per kapita pada Maret 2007

sebagai berikut: a. merupakan sistem

sebesar Rp. 166. 697,-;

hukum yang berasal dari tatanan sosial

kekayaanmemadai. standar

Makna atau

seseorang

3. Kesulitan memenuhi kebutuhan sosial,

termasuk

sosial,

ketergantungan,

dengan

mengutip

dapat

Satjipto

diidentifikasikan

Eropah Barat pada abad ke-19; b.

keterkucilan

Sangat dipengaruhi oleh paradigma

dan

positivisme

dalam

dalam

ilmu

ketidakmampuan berpartisipasi

pengetahuan alam; c. rasional, lepas

dalam masyarakat.

dari pengaruh ketuhanan, d. Meyakini

Pihak-pihak

yang

masuk

kreteria

bahwa hukum dapat dokonstruksi dan

miskin ini di Indonesia, secara umum

dikelola secara netral tidak berpihak,

sebagian besar adalah petani, nelayan,

impersial, dan objektif; e. Mendukung

pedagang asongan, dan buruh. Maka

terciptanya

pemahaman teks ( undang-undang )

prediktabilitas; f. Melindungi HAM dan

saja tidak cukup untuk membela hak-

kebebasan.

kepastian

dan

hak kaum miskin tetapi bagaimana teks

Kedua, rule of law ( rol ) tidak pro

tersebut dimaknai dengan realitasnya.

kemiskinan, dikarenakan : a. rol bukan

Namun kendalanya ada pada sistem

sebagai sarana untuk mencapai tujuan

10

FX Adji Samaekto, Sistem Hukum Modern, Rule of Law dan Kemiskinan Di Indonesia, hlm. 69-70; Dalam: Satya Arinanto dan Ninuk Triyanti, Memahami Hukum, Dari Konstruksi sampai Implementasi, Rajawali Pers, Jakarta, 2009. 67


masyarakat

atau

memecahkan

sejauh

bahwa

modernisme

telah

masalah kemiskinan; b. rol, cocok

memenuhi sebagian janji-janjinya; dan

dalam

kedua sebagian lagi sebagai suatu

konteks kekinian ekonomi

Indonesia

yang

mempasilitasi

dan

proses

"keusangan"

memberi ruang bagi perkembangan

modernisme

kapitalisme dan pasar bebas dengan

memenuhi sebagian janji-janji yang

privatisasinya; c. aturan hukum yang

lainnya. tulisan ini, seperti tulisan

berpihak

lainnya

pada

mendorong untuk

kapitalisme

pemerintah

mendapatkan

telah

Indonesia

bantuan

tidak

sejauh,

tidak

lagi

mampu

bertujuan

untuk

mempertentangkan dua hal di atas,

dari

karena

dalam

perkembangan

ilmu

lembaga atau negara donor dengan

keduanya memberikan kontribusi yang

imbalan

luar biasa dan memiliki posisi penting.

antara

lain

berupa:

swastanisasi sektor publik, penegakan

Kedua,

perlindungan

membandingkan persoalan di atas

HAKI

dan

aturan

apabila

kita

bermaksud

perburuhan yang tidak memihak kaum

dapat

buruh. Sebagai akibatnya antara lain

modernisme selalu bersanding dengan

kebijakan negara yang berpihak pada

kapitalisme, dan selalu dianggap selalu

pengentasan kemiskinan, pemenuhan

saling bertautan, serta tidak dapat

kebutuhan

dilepaskan, meski pada kenyataannya

dasar,

dan

perwujudan

dijelaskan sebagai berikut: 1.

keadilan sosial menjadi terpinggirkan.

berbeda secara otonom dari sudut

Negara Civil law dan Anglo Saxon

pandang historis. 2. proses historis

merupakan motor dari modernisme dan

tersebut (modernisme dan kapitalisme)

kapitalisme. Menurut H.R. Otje Salman

saling

dan Anthon F. Susanto bahwa:

11

menginterpenetrasi satu sama lain,

bahwa,

meski kondisi-kondisi dan dinamika

pergeseran dari era modern kepada

perkembangannya tetap terpisah dan

post-modern,

relatif

pertama,

harus

proses

diakui

merupakan

pengikisan.

sebuah

Pandangan

mengkonvergensi

otonom.

mensyaratkan

dan

Modernisme kapitalisme

tidak

sebagai

demikian itu paling tidak didukung dua

mode produksinya, bahkan dipahami

hal dengan alasan sebagai berikut.

sebagai

Pertama terjadi proses "pergantian"

tersendiri.

11

sesuatu

mode

produksi

H.R. Otje Salman dan Anthon F. Susanto, Teori Hukum, Refika Aditama, Bandung, 2009, hlm. 117-118 68


Para sarjana yang membahas tentang

waktu

kapitalisme dan modernisme, pertama,

transformasi penting dalam komunikasi

Bryan Turner, menjelaskan keterkaitan

dan transportasi, dan suatu krisis

di antara dua hal tersebut di atas

kesadaran diri yang mengikuti erosi

"modernitas

kepercayaan

secara

umum

dapat

yang

berkaitan

dan

dengan

nilai-nilai

dipandang sebagai suatu perubahan

berturut-turut.

sosial budaya yang bersifat massif

bahwa modernisme hanyalah sebagai

yang

dari

jalan lintas dari aturan kehidupan

pertengahan abad keenam belas, yang

borjuisme tradisional dengan bentuk-

pada

bentuk

telah

berlangsung

gilirannya,

dan

tentu

saja

Bell

secara

yang

berpandangan

berkaitan

dengan

sebagaimana diurai di atas berkaitan

rasionalitas dan ketenangannya yang

dengan

menjadi Sasaran kekecewaan. Dalam

suatu

analisis

terhadap

masyarakat kapitalis industrial sebagai

membahas

suatu perubahan yang revolusioner

tersebut,

stabilitas tradisi dan sosial di bangun

terhadap penolakan watak moral dan

dalam peradaban agraris yang agak

budaya modernisme diungkapkan oleh

stagnan.12

Bell, terutama melalui rujukan pada

Kedua,

oleh

Bell,

modernisme

persoalan-persoalan pendirian

yang

teguh

sifat anti-rasional.13

digambarkan secara lebih kritis yaitu

Sedangkan

sebagai sifat budaya yang mencakup

mengedepankan pandangan bahwa

semua

sangat

berbagai lapangan dan spesialisasi

dalam

ilmu merupakan strategi utama atau

bentuknya yang tiruan. Lebih jauh

kesepakatan di mana realitas dapat

dikatakan

dibagi, terutama sebagai upaya serius

seni;

mengganggu,

buram, eksperimetal

bahwa

merupakan

respon

modernisme terhadap

untuk

Post-Modernisme

mencapai

yang

perubahan sosial akhir abad ke19

dilakukan

dalam persepsi makna dan kesadaran

sosial

diri yang timbul dari disorientasi ruang

pandangan ini sckaligus menjelaskan

12

oleh

kebenaran

lebih

dalam

kelompok-kelompok mencari

kekuasaan."

Bryan Turner, Teori-Teori Sosiologi, Modernisme dan Postmodernisme, Pustaka Pelajar, Yokyakarta, 2000, hlm. 8-10; dalam : H.R. Otje Salman dan Anthon F. Susanto, Teori Hukum, Refika Aditama, Bandung, 2009, hlm. 118 13 . Daniel Bell, The Cultural Contradiction of Capitalism, Heinemann, London, 1973, hlm., 50; Dalam: H.R. Otje salman dan Anthon F. Susanto, Teori Hukum, Refika Aditama, Bandung, 2009, hlm. 118 69


sentralitas tesis Nietzsche kehendak

maka hukum modern sekarang

untuk

ini

kuasa

kontemporer

dalam di

epistimologis

mana

pencarian

terdiri

dari

peraturan-

peraturan yang bersifat uniform

kebenaran selalu berarti membangun

serta

kekuasaan. Penekanannya terhadap

mengenal

sifat arbiter dari struktur argumen dan

peraturan tersebut lebih bersifat

retorika

teritorialo

bahasa

tetap

merupakan

diterapkan

tanpa

variasi.

Peraturan-

daripada

“pribadi�,

bagian yang penting sebagai senjata

artinya peraturan yang sama itu

kritik dekonstruksi postmodernisme."14

diterapkan terhadap anggotaanggota masyarakat dari semua

Hukum

Perburuhan

Indonesia

suku, agama, kelas, daerah dan

Hukum

Modern

kelamin. Apabila disitu diakui

(bersubstansi Civil Law dan Anglo

adanya perbedaan-perbedaan,

Saxon)

maka ia bukan sesuatu yang

Kenapa hukum perburuhan Indonesia

disebabkan oleh kualitas yang

termasuk hukum modern ? ciri-cirinya:

intrinsik,

15

bangsawan dan budak atau

Termasuk

seperti

antara

1. Mempunyai bentuk tertulis

antara kaum Brahmana dan

2. Hukum itu berlaku untuk seluruh

kelas-kelas yang lebih rendah di

wilayah negara. Apabila kita

India,

memperhatikan sejarah, maka

disebabkan oleh fungsi, kondisi

keadaanya

dan

demikian.

tidak Pada

selalu

masa-masa

melainkan hasil-hasil

yang

karya

yang

didapat oleh seseorang dalam

yang lalu, dalam suatu wilayah

kehidupan keduniaan ini. 16

negara bisa berlaku berbagai

3. Hukum merupakan instrumen

macam hukum dengan otoritas

yang dipakai secara sadar untuk

yang

mewujudkan

bersaing.

Seperti

dikatakan oleh Marc Galanter,

14 15

keputusan

keputusanpolitik

Ibid., hlm. 119. Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006, hlml. 213-

214. 16

Marc Galanter, The Modernization of Law, dalam Modernization, The dynamics of growth, Voice of America Forum Lectures, t.t., hlm. 167-179; Dalam: Satjipto rahardjo, Ilmu Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006, hlm. 213-214 70


masyarakatnya. Hal ini telah kita

Setiap perjanjian kerja dapat dibuat

bicarakan pada bab terdahulu.

secara tertulis atau lisan. Dalam hal

Berbicara mengenai sumber hukum

perjanjian

ketenagakerjaan, berarti membahas

tertulis, harus dilaksanakan sesuai

mengenai

dengan

peraturan

dibidang

undangan

yang

Ketenagakerjaan.sumber hukum pada

syaratnya

adalah:

umumnya dibedakan menjadi dua,yaitu

kedua belah pihak; b) kemampuan atau

sumber hukum dalam arti materil dan

kecakapan

sumber hukum arti formil. Sumber

hukum; c) adanya pekerjaan yang

hukum dalam arti formil,artinya sumber

diperjanjikan; dan d) pekerjaan yang

hukum

diperjanjikan

sumber-sumber-sumber

hukum

yang

kerja

ini

dibuat

perundang-

berlaku. a)

Syarat-

kesepakatan

melakukan

perbuatan

dikenal

dari

dimana

dapat

dengan ketertiban umum, kesusilaan,

ditemukan dan dikenal hukum).Adapun

dan peraturan perundang-undangan

macam dari sumber hukum formil

yang berlaku. (Pasal 52 UU No.13

adalah : a. Peraturan perundang-

Tahun 2003).

undangan; b. Hukum kebiasaan; c.

2. Asas kebebasan berkontrak dalam

Yurisprudensi;

pasal 1338 KUHPerdata, juga masuk

bentuknya.(Tempat

d.

Traktat/perjanjian;

dan e. Doktrin

tidak

secara

bertentangan

dalam UUK.

Khusus UU. No. 3 Tahun 2003

3. Outsourcing, asas-asasnya telah

Tentang Ketenagakerjaan ( UUK ),

masuk ke dalam UU. No. 13 tahun 2003

pada konsiderannya secara filosofis

dalam pasal 64, 65, dan 66.

adalah

Pancasila

mengingatnya

konsideran

1945.

Dari

contoh

tersebut

untuk

Namun

menyatakan bahwa asas-asas hukum

ada

ketenagakerjaan adalah produk Barat

muatan civil law dan kapitalisme.

atau kapitalisme dengan sistem civil

Sebagai contoh, antara lain:

law

1. Syarat Sahnya Perjanjian Kerja dan

kapitalisme

Perjanjian Kerja Bersama17

perjanjian kerja atau tawar-menawar

substansial

UUD

dan

pasal-pasalnya

dan

anglo nampak

saxon. dalam

Prilaku proses

Zaeni Asyhadie, Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004, hlm. 46 17

71


pada kenyataannya tidak ada tawar-

Anglo Saxon, sudah terlebih dahuku

menawar. Sebagai akibatnya buruh

mempelajari sistem hukum Romawi,

selalu dalam posisi di pihak yang

atau sistem hukum eropa kontinental.

lemah. Oleh karena itu keadialn bagi

misalnya hukum amerika serikat dalam

buruh

untuk

perkembangannya, dalam beberapa

sejahtera

bidang justru lebih banyak dipengaruhi

jauh

mencapai menurut

dari buruh

kenyataan yang

keinginan

negara

oleh

ajaran

dari

hukum

romawi

kesejahteraan ( welfare state ).

ketimbang dari ajaran sistem hukum

Dalam kajian teoritis seperti dalam

Anglo

pandangan Organski, menuurt penulis

pengaruh hukum Romawi sangat jelas

bahwa Hukum Romawi merupakan

kelihatan dalam Uniform Comercial

cikal bakal dari sistem hukum Eropah

Code (UCC) di USA, kerena para

Kontinental. Meskipun hukum Romawi

perancang UCC banyak yang telah

merupakan roh dari sistem hukum

mendapat pendidikan hukum Romawi.

Eropah Kontinental, tetapi pengaruh

Inti dari Pasal 33 dan 34 UUD 1945

hukum romawi tersebut juga kuat

adalah kesejahteraan warganegara.

terasa dalam perkembangan sistem

Untuk memahami persoalan negara

hukum Anglo Saxon. karena, banyak

kesejahteraan, menurut Tim Peneliti

pencipta kaidah dalam sistem hukum

PSIK diketuai Yudi Latif, bahwa:

Saxon

sendiri.

misalnya

18

di

di Negara asal istilah welfare –state, ‘kebijakan’ dan ‘kegiatan negara’ sudah mengalami banyak perkembangan, sejak setidaknya secara formal ditetapkan pasca Perang Dunia II. Seiring dengan itu, perdebatan yang mewarnai itu juga terus berjalan. Dalam dekade terakhir, wealfare –state juga mempunyai ciri khusus, yang jelas berbeda dengan apa yang ada di tahun 40 an, bahkan 80 an. Welfare-state saat ini menjadi sasaran kritik tak kunjung habis dan dijadikan kambing hitam atas mandengnya pertumbuhan ekonomi dan inovasi. Untuk sebagian masalah, alasan ini cukup tepat, namun dilain pihak, welfare-state justru menjadi salah satu senjata pokok pemerintah dalam mensukseskan transisi ekonomi, sebagaimana hal itu terjadi dinegara-negara Eropah. Landasan utama pengembangan kebijakan walfare-state. Saat ini, semua kelompok politik, semua pemerintah negara-negara, semua pengambil kebijakan telah menyudahi perdebatan mengenai apakah welfare-state diperlukan atau tidak. Artinya, semuanya sudah mengakui bahwa welfare-state diperlukan iti mutlak perlu. Yang menjadi persoalan adalah sekarang soal apakah welfare-state itu sudah tetapi sasaran, tepat guna dan apakah welfarestate itu sudah dapat menghasilkan siklus menuju kemakmuran. Selain itu, kita juga melihat tantangan yang amat besar dimasa sekarang dan dimasa mendatang. Problem terbesar kemanusiaan sekarang adalah bagaimana mengembangkan keadilan dan kemakmuran. Salah satu persoalan besar adalah apakan keadilan itu dapat diibaratkan ide. Amartya Sen, untuk menyebut salah satu contoh penggambaran persoalan, menggambarkan bagaimana sekarang ini keadilan itu dibagi. Persoalan yang ditegaskan oleh Sen, adalah bukan pertama18

72


Indonesia, sedikit saja istilah yang kita

amat

gunakan

Serikat, perlawanan terbuka ini jelas

untuk

welfare-state singkat,

menerjemahkan

secara

welfare

pas.

–state

Secara

cepat,

misalnya

di

Maerika

tidak membutuhkan waktu lama untuk

dijabarkan

dapat

terwujud.

Pemeilihan

sela

secara singkat sebagai serangkaian

kongres Amerika Serikat November

kebijakan publik dan kegiatan negara

2006, misalnya mengisyaratkan bukan

dalam

kebijakan

hanya perlawanan terhadap perang

ekonomi dan kebijakan sosial demi

Irak, melainkan juga perlawanan atas

sebuah pencapaian kemakmuran.

kebijakan Pemerintah Amerika Serikat

mengintegrasikan

Globlaisasi banyak

manusiawi,

memberi tetapi

yang melakukan pemotongan pajak

juga

untuk top eranes dan membuat banyak

mengambil amat banyak dari manusia lain.

Kenyataan

ini

pengeluaran yang tak terkontrol.

menjadi

Tujuan negara Republik

pertimbangan yang amat mendalam

Indonesia,

dalam pemerintahan negara-negara,

Pembukaan UUD 1945 oleh para

baik negara maju maupun negara

Pendiri Negara ( The Founding Father

berkembang. Tahun-tahun 2005-2006,

), sebagai berikut: �Kemudian daripada

misalnya, kita melihat gelombnag balik

itu untuk membentuk suatu Pemerintah

dari negara maju dimana mereka justru

Negara Indonesia yang melindungi

melakukan proteksi terbuka ( overt

segenap bangsa Indonesia dan seluruh

protection).

tumpah darah Indonesia dan untuk

Kritik

dari

negara

telah

dtuangkan

kesejahteraan

dalam

berkembang amat terbuka dan pedas

memajukan

atas tindakan negara maju ini. Namun,

mencerdaskan kehidupan bangsa dan

pemerintah negara maju juga berada

ikut melaksanakan ketertiban dunia

pada bahaya bahwa warga negara

berdasarkan

mereka akan melakukan perlawanan

perdamaian abadi dan keadilan sosial,

terbuka. Dalam siklus demokrasi yang

maka

disusunlah

umum,

kemerdekaan, Kemerdekaan

tama persoalan bahwa tidak ada keadilan, tetapi bagaimana membagi keadilan disaat keadilan itu merupakan entitas yang terbatas. Bagaimana membagi keadilan untuk mereka yang berhak, sedang yang berhak tidak terbatas, sedang keadilan itu terbatas. Sumber inspirasi mengenai bagaimana memperjuangkan keadilan tidak ada habisnya. Kita dapat menemukan dalan banyak nilai dan pemikiran. Menjadi tantangan bagaimana mewujudkannya dengan manusiawi, ditengah situasi yang semakin sulit untuk dikatakan manusiawi. Liohat: Yudi Latif dkk., ( Tim Peneliti PSIK ), Negara Kesejahteraan dan Glonbalisasi, Pengembangan Kebijakan dan Perbandingan Pengalaman, Univ. Paramadina, Jakarta, 2008, hlm. xxx1-xxxii 73


Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu

dicapai secara bertahap. Bersama-

Undang-Undang

sama dengan rakyat pemerintah harus

Dasar

Negara

Indonesia‌".

menciptakan kemakmuran dan pada

Tujuan

Negara

Indonesia

waktu yang sama mengusahakan agar

tersebut, pertama, terdiri atas tiga

setiap

pokok, yaitu :19 (1) melindungi seluruh

bagian yang wajar sesuai dengan jasa

bangsa dan tumpah darah Indonesia;

dan

(2) memajukan kesejahteraan umum

(prosperity) ialah suatu keadaan di

dan mencerdaskan kehidupan bangsa ;

mana

dan (3) ikut melaksanakan ketertiban

dipenuhi dengan wajar secara mantap

dunia yang berdasarkan kemerdekaan,

atau terus-menerus. Secara konkrit itu

perdamaian abadi dan keadilan social.

berarti tersedianya barang dan jasa

Pada bagian pertama dan kedua

kebutuhan hidup, tidak hanya untuk

merupakan tujuan interen ketiga, tujuan

memungkinkan hidup tetapi juga untuk

ekstern. Disadari bahwa Indonesia

mempermudah, menyenangkan dan

tidak dapat hidup sendirian dan tidak

meningkatkannya,

dapat berkembang sewajarnya sesuai

orang dapat hidup layak sebagai

dengan perkembangan umat manusia

manusia, mengembangkan diri dan

dan kemajuan dalam segala bidang,

mencapai kesejahteraan lahir batin15.

lepas dari negara-negara lain. Lagi pula

Ketiga,

sesuai dengan sila kemanusiaan yang

kemakmuran umum (public prosperity).

adil dan beradab dan keadilan sosial,

Kemakmuran perorangan atau pribadi

Indonesia

ikut

adalah urusan orang masing-masing,

memperhatikan kesejahteraan seluruh

dan mencakup barang dan jasa-jasa

umat manusia.

yang

merasa

Kedua,

wajib

memajukan

warga

Negara

kebutuhannya. kebutuhan

keluarga

dan

Kemakmuran

manusia

sehingga

tanggungan

tersedia

memperoleh

bagi

dapat

orang-

Negara

ialah

orang-orang,

kelompok-kelompok

kesejahteraan umum adalah sama

untuk

dengan mewujudkan masyarakat yang

pangan,

adil dan makmur. Itulah tujuan jangka

perumahan, pendidikan, kemerdekaan,

panjang Negara kita yang hanya dapat

kebudayaan, ilmu pengetahuan, moral,

19

kesejahteraannya: perawatan

sandang kesehatan,

Yudi Latif dkk., (Tim Peneliti PSIK ), Negara Kesejahteraan dan Glonbalisasi, Pengembangan Kebijakan dan Perbandingan Pengalaman, Univ. Paramadina, Jakarta, 2008, hlm. 4 74


agama dan lain sebagainya. Orang-

yang perlu bagi kemakmuran pribadi

orang

sendiri,

mereka tetapi tidak dapat mereka capai

bairpun biasanya memerlukan bantuan

dengan kekuatan mereka sendiri; (2)

masyarakat. Makin makmur dan adil

bagi semua warga masyarakat, tetapi

masyarakat makin mudah pula orang-

secara proporsional menurut prestasi

orang

dan kebutuhan masing-masing yang

dapat

mencapainya

mendapatkan

kemakmuran

pribadi mereka. 20.

wajar; dan (3) dengan memperhatikan

Keempat, kemakmuran umum

anggota masyarakat yang lemah dan

ialah tersedianya barang dan jasa bagi

memerlukan bantuan istimewa seperti

rakyat, sehingga orang-orang dapat

fakir

mencapai

pribadinya.

pengangguran,

merupakan

jompo,

kemakmuran

Kemakmuran

umum

miskin,

yaitm

piatu,

kaum

kaum

cacat,

kaum

dan

lain

gelandangan,

pelengkapan bagi orang-orang. Negara

sebagainya.

dimaksud untuk menjaga dan mengatur

Kelima,

agar barang dan jasa itu tersedia dan

berdasarkan Pancasila kiranya dapat

terjangkau

dibatasi sebagai masyarakat di mana

banyak.

oleh

daya

Bukanlah

beli

rakyat

tugasnya

masyarakat

adil

makmur

(1) kepastian hukum dijamin

dan

menghadiahkan semuanya itu kepada

keadilan ditegakkan, dan (2) tersedia

orang-orang secara mudah. Orang-

bagi setiap warganya hal-hal sebagai

orang harus berusaha sendiri sebaik

berikut:

mungkin, tetapi untuk kekurangannya

a. Cukup sandang pangan dan

mereka dapat mengharapkan bantuan

perumahan

yang

Negara. Dalam hal ini, bantuan yang

sehingga

paling baik dan paling selaras dengan

aman, tidak perlu selalu hidup

martabat manusia berupa pertolongan

dalam

yang memungkinkan orang bekerja

menghadapi hari depan.

dia

layak,

dapat

hidup

kecemasan

secara produktif dan lambat laun berdiri

b. Fasilitas kesehatan termasuk

di atas kaki sendiri. Dengan demikian

tenaga medis, obat-obatan,

dapat dikatakan, hakikat kesejahteraan

rumah

umum ialah melengkapi usaha orang-

kesehatan

orang: (1) dengan menyediakan apa

perlengkapan

20

sakit

dan

dengan dan

Kirdi Dipoyudo, Keadilan Sosial, Erlangga, Jakarta, 1993, hlm. 12. 75

pusat tenaga


seperlunya, sedangkan biaya

dengan cepat, mudah dan

terjangkau

murah

oleh

daya

beli

rakyat banyak.

g. Kesempatan

c. Kesempatan pendidikan pada

selaras

kerja

dengan

yang

keingingan

segala tingkat, baik umum

dan kecakapannya di mana

maupun

dia

kejuruan/professional,

syarat-syarat baik dan balas

sehingga barang siapa mau

karya yang wajar sehingga

dan berbakat dapat menjadi

mencukupi kebutuhan diri dan

orang yang cerdas dan cakap

keluarganya.

untuk menunaikan tugasnya terhadap

Negara

dan

sambil

mewujudkan

dengan

mengembangkan

kebudayaan

kesejahteraan

dan

menyempurnakan hidup moral

lahir batinnya. d. Jaminan

bekerja

h. Kesempatan untuk menikmati

dan

masyarakat

dapat

keagamaannya serta hidup

bagi

hari

tua,

intelektualnya

sehingga

di

sehingga orang tidak hidup

samping kehidupan materiil

dalam ketakutan bahwa dia

juga

akan terlantar jika sudah tidak

terpelihara dengan baik.

berdaya

untuk

mencari

i.

nafkahnya.

kehidupan

Kemungkinan beristirahat

e. Sarana

perhubungan

secukupnya,

sehingga

dan

dia

waktunya

menikmati

hiburan-

hiburan seperti pertunjukkan, pagelaran

dan

sebagainya.

bergerak

atau

berpergian, baik untuk urusan usaha

dan

dinas

j.

maupun

dan

lain

Suasana di mana hidup moral keagamaan yang baik tidak

keperluan lain. f. Sarana

untuk

pada

dapat dengan mudah, cepat murah

batinnya

hanya menjadi mungkin, tetapi komunikasi

juga

menjadi

mudah

dan

seperlunya, sehingga dapat

menarik. Negara tidak hanya

mengadakan

hubungan

bertugas untuk memajukan

dengan orang lain lewat pos,

kesejahteraan materiil, tetapi

telepon, telegram dan radio

juga 76

ikut

serta

membina


mental dan moral rakyat yang

Kemudian

luhur.

ditambah dengan ayat 4 dan ayat 5

Negara

dapat

setelah

memainkan perannya yang

sebagai berikut:

penting itu dengan berbagai

4.

cara,

diselenggarakan

khususnya

undang-undang, dan

kerja

lewat

pendidikan

sama

diamandemen,

Perekonomian

nasional

berdasar

atas

demokrasi ekonomi dengan prinsip

dengan

kebersamaan,

efisiensi-berkeadilan,

yang

berkelanjutan,

berwawasan

lembaga-lembaga

bergerak di bidang itu. Tetapi

lingkungan, kemandirian, serta dengan

dalam semuanya itu Negara

menjaga keseimbangan kemajuan dan

harus menghormati otonomi

kesatuan ekonomi nasional [Pasal 33

orang dan lembaga dalam

(4)****];

bidang-bidang itu.

5. Ketentuan lebih lanjut menegnai

Salah satu upaya untuk mencapai

pelaksanaan pasal ini diatur dalam

kesejahteraan

undang-undang ( pasal 33 ( 5 ) **** ).

insttrumen

tersebut, hukum

adalah ekonomi

mendapatkan dasar dan Pasal 33 UUD

Hukum Perburuhan Islam

1945 ,21 dengan ciri-cirinya:

Sistem Hukum Perburuhan Indonesia

1.

sebagai

secara filosofis berdasarkan Pancaila.

usaha bersama berdasar atas asas

Sila I. Ketuhanan Yang Maha Esa, bagi

kekeluargaan [Pasal 33 (1)];

sebagian

2.

Perekonomian

disusun

Cabang-cabang

produksi

besar

bangsa

Indonesia

yang

adalah pemeluk agama islam, nilai-nilai

penting bagi negara dan menguasai

Pancasila tersebut koheren dengan

hajat hidup orang banyak dikuasai oleh

ajaran agama ilam. Maka wajar kalau

negara [Pasal 33 (2)];

masyarakat perburuhannya, khusunya

3. Bumi dan air dan kekayaan alam

pengusaha dengan nilai-nilai keislaman

yang terkandung di dalamnya dikuasai

di dalam dirinya mempunyai prilaku

oleh negara dan dipergunakan untuk

yang islami terhadap terhadap buruh-

sebesar-besar

buruhnya.

kemakmuran

rakyat

[Pasal 33 (3)];

Islam sangat memperhatikan nasib buruh, dengan menganugerahkannnya

21

Sumantoro, Hukum Ekonomi, UI Press, Jakarta, 1986, hlm. 23. 77


gambaran-gambaran paling utama dan

dapat dikategorikan sebagai memakan

sifat-sifat paling mulia. Perhatikanlah

harta secara batil. Rasullulah saw

bagaimana

bersabda:

islam

menjadikannya

Tiga jenis orang yang

sebagai kekasih Allah; Namun, apakah

menjadi musuhku pada hari kiamat

seorang buruh merasa puas dengan

diantaranya

penghargaan yang sangat tinggi ini?

mempekerjakan seorang buruh namun

sebenarnya

untuk

tidak memenuhi upahnya ( Ibnu Majah

merasa terhormat dan bangga pada

dan baihaqi ). Selanjutnya sebagai

penghormatan yang diberikan oleh

berikut:

cukup

Rasulullah

baginya

SAW

dapat membuka peluang terjadinya

memperhatikan

proses penipuan. Diriwayatkan dari

keselamatan kaum Buruh, oleh karena

Imam Shadiq yang berkata:

itu islam mengeluarkan aturan-aturan

�Barangsiapa beriman kepada Allah

segala

dan

mengajak

sampai

keburukan terhadap kaum buruh dan Di

antara

hari

kiamat,

memperkerjakan

dihilangkannya berbagai bencana dan pekerja.

masalah

mengetahui upahnya karena hal itu

api neraka. 22

dan

dengan

yang

seorang buruh jangan sampai tidak

dan tangan itu tidak akan disentuh oleh

mengharamkan

adalah

penentuan upah kerjanya. Karenanya,

tangan yang sangat dicintai oleh Allah

sangat

penting

berhubungan

menghidupi keluarga mereka, adalah

kezaliman

23

paling

penuh luka karena bekerja untuk

jenis

yang

a. Pemberian Upah Di antara hak-hak buruh yang

para pekerja atau buruh yang kasar dan

yaitu:Islam

orang

kepadanya.

Rasulullah berkata : Bahwa tangan

Islam

adalah

ia

janganlah

seorang

mengetahui

buruh berapa

upahnya.�

bentuk-bentuk

Islam

kezaliman yang paling jelas adalah

sangat

menginginkan

upah buruh itu diberikan secara adil.

memeras kaum buruh dan menahan

Karena itulah Islam menetapkan pilihan

upah kerja mereka. Sesungguhnya hal

untuk membatalkan akad apabila jelas

semacam itu sangat diharamkan dan

bahwa seorang pekerja ditipu dalam

sangat jelas pelanggarannya karena

hal

upahnya;

sebagaimana

Islam

22

. Ibid

23

Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Baihaqi, Dalam: Baqir Sharief Qorashi, Keringat Buruh , Al-Huda, Jakarta:2007, hlm 2. 78


dalam

banyak

menetapkan

kesempatan tidak

usaha

berkewajiban

sahnya

menyiapkan sarana-sarana pengaman

dengan

di tempat kerja untuk melindungi para

memberikan kepada seluru buruh upah

buruh dari kemungkinan mendapat

yang sama. Demikianlah hal-hal yang

bahaya

dihargai tradisi agar buruh tidak sampai

penyakit yang terkait dengan resiko

mengalami

pekerjaannya. Itu bisa dihindarkan jika

sistem

tentang

Pemilik

pengupahan

tindakan

perlakuan

zalim

sewenang-wenang

atau dalam

telah

dan

terjangkit

diperoleh

penyakit-

kepastian

tentang

bentuk apapun. Sementara itu, pihak-

keselamatan atau kelaikan alat-alat

pihak yang dapat menentukan upah

dan

adalah sebagai berikut :

ditempatkan

1. Buruh dan pemilik usaha; keduanya

bawah pengaturan mereka. Pemilik

bersepakat dalam menentukannya.

usaha juga berkewajiban untuk selalu

Serikat

melakukan pengawasan teknis demi

buruh.

mereka

Ini

dikarenakan

berkompeten

dalam

perkakas-perkakas yang

keselamatan

yang

ditempatkan

para

buruh,

di

khusus

menentukan upah buruh bersama

pertambangan, perusahaan air raksa,

pemilik usaha, dengan syarat kaum

minyak dan sebagainya. Sebab, dalam

buruh

kewenangan

pekerjaan-pekerjaan seperti ini, tempat

untuk

kerja harus terlindung dan aman dari

memberikan

kepada

mereka

melakukannya.

perembesan gas yang berbahaya bila

2. Negara, namun disyaratkan bahwa

dihirup para buruh.

dalam intervensinya negara tidak

Para

menghilangkan

melakukan

hak-hak

buruh

pengamat

pekerjaan

pembahasantersebut,

telah tentang

maupun hak-hak pemilik usaha.

sarana-sarana

yang

Apabila upah telah ditentukan, maka

diharuskan tersedia di tempat-tempat

buruh memiliki kemerdekaan penuh

kerja demi melindungi para buruh dari

untuk menerima atau menolaknya

berbagai marabahaya dan bencana.

tanpa adanya unur paksaan. 24

Islam juga telah mengukuhkannya seraya mengharuskan para pemilik

b. Melindungi

Keselamatan

&

usaha untuk menyediakannya demi

Kesehatan Buruh

24

Ibid, hlm. 250 – 251. 79


melindungi dan memelihara kesehatan

meninggikan derajat hidupnya. Karena

para buruh25.

sesungguhnya buruhat atau pekerja memiliki kemerdekaan penuh dalam

c. Diakuinya Hak Mogok bagi Buruh

hal

atau pekerja Dalam Islam

ini.

Sehingga,

pemogokan

Pemogokan bermakna menolak

itu

sejalan

tak

kaum buruh untuk memaksa majikan

menghentikannya.

agar menerima sudut pandang mereka

tidak

tentang

melainkan

yang

dengan

kepentingan buruh atau pekerja, maka

bekerja. Dan penolakannya dilakukan

perselisihan

seandainya

terjadi

seorang boleh

pun

yang

berhak

Pemerintah

berdiri

juga

menentangnya,

sebaliknya

harus

ikut

diantara kedua belah pihak. Konsep

berperan aktif melindungi mereka dan

pemogokan

memperhatikan

sendiri

telah

meluas

hingga meliputi hal-hal lain yang terkait

betul

tuntutan-

tuntutannya.

dengan penghentian kerja, meskipun

Apabila

buruh

atau

pekerja

tidak terdapat perselisihan di antara

diberikan upah bekerja dalam waktu

orang-orang yang berhenti kerja dan

tertentu,

pihak

tidak

melakukan pemogokan, kecuali bila

memiliki penyebab khusus, melainkan

terjadi penipuan dalam hal pembayaran

dipicu banyak faktor. Kebanyakannya

upahnya. Nah, pada saat itulah ia

yang paling menonjol adalah tuntutan

berhak melakukan pemogokan dan

kenaikan upah dan pengurangan jam

berhenti bekerja sampai majikannya

kerja, atau adanya unsur pelanggaran

berlaku adil terhadapnya dan tidak lagi

dalam

menipunya. Sedangkan pemogokan

majikan.

Pemogokan

konteks

kemerdekaan

maka

tidak

dalam

para pekerja yangg dibebas tugaskan.

buruh lainnya, dapat diterima selama

sikap

hukum

Islam

itu

legal.

solidaritas

boleh

berserikat, atau menuntut kembalinya Adapun

bentuk

ia

Sementara

terhadap

menunjukan

terhadap perbagai penyebab ini adalah

solidaritas demi membantu para buruh

bahwa Islam mengakui pemogokan

atau pekerja lain melakukan dosa dan

kerja untuk menuntut kenaikan upah

permusuhan, terlarang dalam Islam.

atau pengurangn jam kerja, serta berbagai

persoalan

lainnya

Berhentinya pemogokan terjadi

yang

karena tiga faktor: pemogokan berakhir

mengusung kepentingan buruh dan 25

dengan

Ibid., hlm. 251 - 252 80

kesuksesan.

Maksudnya,


seluruh tuntutan yang diajukan oleh

Penutup

para pelaku pemogokan dikabulkan. Pemogokan kegagalan

berakhir yang

tuntutan-tuntutan

1. Hukum Indonesia, juga hukum

dengan

perburuhan telah menerima Sistem

mengandaskan

Civil Law dengan asas concordansi.

para

pelaku

Sistem hukum ini berasal dari hukum

pemogokan

berakhir

Romawi. Meskipun hukum Romawi

dengan terkabulnya sebagian tuntutan

merupakan roh dari sistem hukum

dan kandasnya sebagian tuntutan lain.

Eropah Kontinental, tetapi pengaruh

Perselisihan Perburuhan dalam

hukum Romawi tersebut juga kuat

Islam, umumnya hampir sama dengan

terasa dalam perkembangan sistem

Penyelesaian Perselisihan Perburuhan

hukum Anglo Saxon. karena, banyak

yang diatur dalam Undang-Undang No.

pencipta kaidah dalam sistem hukum

2 tahun 2004 tentang Perselisihan

Anglo Saxon, sudah terlebih dahuku

Hubungan Industrial. Hukum islam

mempelajari sistem hukum Romawi,

untuk

Perselisihan

atau sistem hukum eropah kontinental.

Perburuhan Hukum Isla, menyebutkan

misalnya hukum Amerika Serikat dalam

dapat diselesaikan dalam Rekonsiliasi

perkembangannya, dalam beberapa

dimana

bidang justru lebih banyak dipengaruhi

pemogokan.

bertemu

menyelesaikan

kedua belah untuk

bagaimana

pihak harus

berunding

tentang

oleh

menyelesaikan

ajaran

dari

hukum

Romawi

ketimbang dari ajaran sistem hukum

perselisihan dan mencari solusinya.

Anglo

Mediasi tampilnya orang ketiga yang

pengaruh hukum Romawi sangat jelas

bersikap netral dan tidak memiliki

kelihatan dalam Uniform Comercial

kepentingan

konteks

Code (UCC) di USA, kerena para

perselisihan kedua belah pihak. Ia

perancang UCC banyak yang telah

harus berdiri di antara kedua pihak

mendapat pendidikan hukum Romawi.

dalam

yang berselisih dan bertindak sebagai

2.

Saxon

Buruh

sendiri.

Misalnya

( juga Indonesia )

penengah agar tercipta ishlah dengan

sebagai pihak yang lemah adalah

cara damai. Metode ini tidak diwajibkan

bahasa lain dari mereka yang hidup

bagi kedua belah pihak, melainkan

miskin.

membiarkan

dengan kekurangan materi, rendahnya

keduanya

bebas

menerima atau menolaknya.26 26

Kemiskinan

berhubungan

penghasilan, dan adanya kebutuhan

Ibid, hlm. 246-247.

81


sosial, sebagi berikut: a. kekuranganh

tidak dapat hidup sendirian dan tidak

materi. Kemiskinan menggambarkan

dapat berkembang sewajarnya sesuai

adanya

atau

dengan perkembangan umat manusia

barang-barang yang diperlukan dalam

dan kemajuan dalam segala bidang,

kehidupan

seperti

lepas dari negara-negara lain. Lagi pula

makanan, pakaian dan perumahan; b.

sesuai dengan sila kemanusiaan yang

kekurangan penghasilan dan kekayaan

adil dan beradab dan keadilan sosial,

memadai. Makna � memadai� di sini

Indonesia

sering dikaitkan dengan standar atau

memperhatikan kesejahteraan seluruh

garis kemiskinan yang berbeda-beda

umat manusia.

kelangkaan

materi

sehari-hari,

dari satu negara ke negara lainnya. Bank Dunia menetapkan seseorang itu miskin jika ia pendapatannya kurang dari $ 2 per hari. PBS Indonesia diukur dengan asupan kalori 2.200 calori. Penghasilan per kapita pada Maret 2007

sebesar Rp. 166. 697,-; c.

kesulitan memenuhi kebutuhan sosial, termasuk

keterkucilan

sosial,

ketergantungan, dan ketidakmampuan berpartisipasi dalam masyarakat. 3.

Tujuan

Negara

Indonesia

tersebut, pertama, terdiri atas tiga pokok, yaitu : (1) melindungi seluruh bangsa dan tumpah darah Indonesia; (2) memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa ; dan (3) ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social. Pada bagian pertama dan kedua merupakan tujuan interen ketiga, tujuan ekstern. Disadari bahwa Indonesia 82

merasa

wajib

ikut


Daftar Pustaka

dynamics of growth, Voice of America

A. Wiyono, Hak Mogok Di Indonesia,

Forum Lectures, t.t., hal. 167-179;

Program

Dalam: Satjipto

Pascasarjana

Fakultas

Hukum U.I., Jakarta, 2001

Rahardjo, Ilmu Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006

Asri

Hukum

Wijayanti,

Ketenagakerjaan

Pascareformasi,

H.R. Otje Salman dan Anthon F.

Refika Aditama, Bandung, 2009

Susanto,

Teori

Hukum,

Refika

Aditama, Bandung, 2009 Baqir Sharief Qorashi, Keringat Buruh, Henry Merryman, John, The Civil Law

Al-Huda, Jakarta, 2007

Tradition, University Press, Stanford, Bell, Daniel, The Cultural Contradiction

California, USA, 1969; Dalam: Munir

of Capitalism, Heinemann, London,

Fuady, Perbandingan Ilmu Hukum,

1973;

Refika Aditama,

Bandung, 2007

Dalam: H.R. Otje salman dan Anthon

Teori Hukum, Refika

F. Susanto,

Kirdi

Aditama, Bandung, 2009 Edi

Suharto,

Perlindungan

Keadilan

Sosial,

Erlangga, Jakarta, 1993

Kemiskinan Sosial

Dipoyudo,

di

dan

Munir

Indonesia,

Perbandingan

Fuady,

Ilmu

Hukum, Refika Aditama, Bandung,

Alfabeta, Bandung, 2009

2007

FX Adji Samaekto, Sistem Hukum

Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Citra

Modern, Rule of Law dan Kemiskinan

Aditya Bakti, Bandung, 2006

Di Indonesia; Dalam: Satya Arinanto dan Ninuk Triyanti,

Memahami

Konstruksi

sampai

Hukum,

Turner, Bryan,

Dari

Modernisme

Implementasi,

Teori-Teori Sosiologi, dan

Pustaka Pelajar,

Rajawali Pers, Jakarta, 2009.

Postmodernisme, Yokyakarta, 2000,

dalam : H.R. Otje Salman dan Anthon F. Susanto, Teori Hukum, Refika

Galanter, Marc, The Modernization of

Law,

dalam

Modernization,

Aditama, Bandung, 2009

The 83


Yudi Latif dkk., ( Tim Peneliti PSIK ),

Negara

Kesejahteraan

Glonbalisasi, Kebijakan Pengalaman,

dan

Pengembangan dan Univ.

Perbandingan Paramadina,

Jakarta, 2008 Zaeni

Asyhadie,

Hukum

Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004

84


ALSA LEGAL REVIEW COMPETITION: BEST LEGAL REVIEW

85


BURAMNYA GARIS DEMARKASI DIMENSI HUKUM PIDANA DAN HUKUM ADMINISTRASI DALAM UPAYA PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI YANG BERORIENTASI PADA PEMBANGUNAN DAERAH1 oleh Adhimas P. Hutomo, Adya Sepasthika, Elizabeth B. V. Simanjuntak, Josua Collins dan Guspita Arfina.2

I.

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hakikat Indonesia sebagai welfare state atau Negara kesejahteraan dinyatakan secara tegas dalam alinea keempat pembukaan UUD RI 1945 yang menyatakan bahwa tujuan Negara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Dalam konsep Negara kesejahteraan, Pemerintah ditempatkan sebagai pihak yang bertanggungjawab atas kesejahteraan rakyatnya, sehingga Negara dan pemerintah harus terlibat aktif dalam kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat, sebagai langkah untuk mewujudkan kesejahteraan umum.3 Adapun jalan untuk mencapai hal tersebut adalah dengan menyelenggarakan pemerintahan yang berorientasi pembangunan. Dalam rangka tersebut, daerah diberikan otonomi seluas-luasnya dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana diakomodir dalam Pasal 18 UUD 1945 yang diatur lebih lanjut dalam UU 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Otonomi tersebut juga meliputi perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dengan daerah yang merupakan subsistem keuangan Negara. Berbicara mengenai keuangan Negara, Muchsan berpendapat bahwa anggaran Negara merupakan inti dari keuangan Negara, sebab anggaran Negara merupakan alat penggerak untuk melaksanakan penggunaan keuangan Negara.4 Sedangkan, salah satu konsekuensi hukum dari otonomi tersebut adalah adanya pembagian antara anggaran pemerintah pusat

1

Tulisan ini ditujukan untuk ALSA Legal Review Competition 2016. Penulis adalah mahasiswa/i dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia. 3 Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 14. 4 W. Riawan Tjandra, Hukum Keuangan Negara (Yogyakarta: Grasindo, 2013), hlm. 2. 2

86


dengan daerah, yang diwujudkan dalam APBN dan APBD. Adapun pengelolaan APBD sendiri diatur dalam PP Pengelolaan Keuangan Daerah Nomor 58 Tahun 2005. Pengeluaran Pemerintah Daerah, baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan harus direncanakan secara cermat mengingat terbatasnya sumber pendanaan daerah, sebab efisiensi pengeluaran daerah merupakan salah satu indikator dalam menentukan kualitas belanja daerah untuk mencapai tujuan pembangunan. Namun, pada praktiknya, Pemerintah Daerah yang dalam hal ini adalah kepala daerah sebagai pemimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom dihadapkan dilema karena takut bersinggungan dengan ketentuan pidana korupsi yang disebabkan tumpang tindihnya konsep kerugian keuangan Negara bila ditinjau dari dimensi hukum pidana korupsi dan administrasi Negara, dalam hal menafsirkan kerugian keuangan Negara dari dua perspektif hukum tersebut. Menurut hukum administrasi Negara, kerugian keuangan Negara harus ditentukan secara tepat jumlahnya, namun menurut hukum pidana korupsi, kerugian keuangan Negara tersebut bahkan dapat hanya dilihat potential loss-nya saja. Dampak dari hal tersebut secara nyata dapat dilihat dari fakta tidak terserapnya APBD secara maksimal. Bahkan, pada semester I tahun anggaran 2015, Kementerian Dalam Negeri mencatat rata-rata realisasi belanja APBD di tingkat provinsi hanya 25,9%, sedangkan di tingkat kabupaten sebesar 24,6%.5 Hal ini membuat sisa anggaran daerah yang seharusnya dapat digunakan untuk pembangunan justru mengendap di Bank. Tersendatnya pencairan anggaran daerah oleh sejumlah daerah telah menyebabkan banyak daerah tak mampu mengeksekusi program dan kegiatan yang telah direncanakan melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD), dan Rencana Strategis Satuan Kerja Pemerintah Daerah (Renstra SKPD).6 Terkait hal ini, Reydonnyzar Moenek mengatakan bahwa satu hal mencolok yang menyebabkan hal tersebut adalah kekhawatiran pada Pejabat Daerah untuk diseret ke wilayah pidana korupsi saat melaksanakan suatu kebijakan7 karena terindikasi menyebabkan kerugian Negara dan kelalaian administrasi. Padahal, apabila tidak ada Chandra G. Asmara Rochimawati, “Ini Penyebab Serapan Anggaran Pemda Rendah”, dalam http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/662482-ini-penyebab-serapan-anggaran-pemda-rendah, diakses pada 20 Januari 2016 6 W. Riawan Tjandra, “Inovasi, Diskresi, dan Korupsi”, dalam http://nasional.kompas.com/read/2015/09/22/16000041/Inovasi.Diskresi.dan.Korupsi?page=all, diakses pada 20 Januari 2016. 7 Sabrina Asril, “Ini 5 Provinsi yang Penyerapan Anggarannya Sangat Rendah”, dalam http://nasional.kompas.com/read/2015/08/24/16095331/Ini.5.Provinsi.yang.Penyerapan.Anggarannya.Sanga t.Rendah, diakses pada 18 Januari 2016. 5

87


kekhawatiran tersebut, para Pejabat Daerah dapat saja menciptakan inovasi-inovasi berorientasi pembangunan dengan diskresinya. Diskresi sendiri merupakan sarana hukum yang diberikan oleh hukum administrasi Negara kepada Pejabat pemerintahan untuk bertindak atas inisiatif sendiri menyelesaikan berbagai permasalahan pelik yang membutuhkan penanganan secara cepat, sementara terhadap permasalahan itu tidak ada atau masih belum dibentuk suatu dasar hukum penyelesaiannya oleh lembaga legislatif.8 Secara teoritis, diskresi merupakan jalan keluar yang diberikan atas berbagai kelemahan aliran legisme yang melahirkan asas legalitas, dimana asas legalitas sebenarnya hanya dianut oleh rezim hukum pidana, sedangkan hukum administrasi tidak mengikuti asas ini.9 Lebih lanjut, S.F. Marbun10 mengatakan bahwa kebebasan bertindak (freies ermessen) ini diberikan kepada pejabat Negara dalam kepentingannya untuk melaksanakan tugas mewujudkan kesejahteraan. 1.2 Rumusan Masalah Bila dicermati, kekhawatiran para pejabat daerah itu berawal dari ketidakpastian hukum antara lain disebabkan biasnya persepsi kerugian keuangan Negara dan kaburnya batas demarkasi antara hukum administrasi Negara dan hukum pidana yang dalam hal ini adalah tindak pidana korupsi. Hal tersebut yang pada akhirnya mempengaruhi langkah kebijakan pemerintah daerah dalam hal pengelolaan keuangan daerah, yang pada akhirnya menghambat pembangunan. Oleh sebab itu, dalam tulisan ini, akan dikaji mengenai: 1) Bagaimana Hukum Pidana dan Hukum Administrasi Negara di Indonesia memandang konsep kerugian keuangan Negara dan penerapannya oleh Para Penegak Hukum? 2) Bagaimana

seharusnya

hukum

di

Indonesia

mengakomodir

kepentingan

pemberantasan korupsi dan penyelenggaraan pembangunan sehingga dapat berjalan beriringan?

II.

PEMBAHASAN 2.1 Konsep Kerugian Keuangan Negara dalam Perspektif Hukum Pidana Korupsi dan Administrasi Negara

8

Patuan Sinaga, Hubungan Antara Kekuasaan dengan Pouvoir Discretionnaire dalam Penyelengaraan Pemerintahan, dalam S.F. Marbun et.al., Dimensi-Dimensi Pemikiran Hukum Administrasi Negara (Yogyakarta: UII Press, 2001), hlm. 73. 9 Arfan Fair Muhlizi, “Reformulasi Diskresi dalam Penataan Hukum Administrasi�, dalam Jurnal Rechtsvinding Vol. 1 No. 1 April 2012, hlm 101. 10 S.F. Marbun, Menggali dan Menemukan Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik di Indonesia (Yogyakarta: UII Press, 2001), hlm. 73.

88


2.1.1.1

Konsep Kerugian Keuangan Negara dalam Perspektif Hukum Pidana

Korupsi Perlu dipahami, dalam melakukan penilaian terhadap dugaan korupsi, UU 31 Tahun 1999 jo. UU 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU PTPK) mengetengahkan tiga unsur, yakni ‘melawan hukum’, ‘menyalahgunakan wewenang’, yang diikuti ‘merugikan keuangan negara’. Adapun, terkait konsep kerugian keuangan Negara dalam dimensi hukum pidana, yang dalam hal ini adalah tindak pidana korupsi sangatlah luas. UU PTPK tidak memberikan definisi maupun penjelasan yang rigid terkait pengertian kerugian keuangan Negara, karena yang diatur di dalamnya hanyalah penjelasan mengenai keuangan Negara saja. Artidjo Alkostar mengatakan keuangan Negara mencakup seluruh kekayaan Negara termasuk uang dan sesuatu yang berharga. Dalam hubungannya dengan tindak pidana korupsi, yang harus dibuktikan adalah adanya kerugian keuangan Negara yang mempunyai hubungan kausal dengan perbuatan terdakwa.11 Namun, konsep kerugian keuangan Negara tidak ditentukan secara tegas dalam kerangka hukum pidana, menyebabkan kerugian keuangan Negara telah secara tegas dinyatakan sebagai delik formil yang menekankan pada perbuatan terlepas dari akibat yang ditimbulkan. Hal ini disebabkan dengan perumusan frasa ‘dapat’ sebelum frasa ‘merugikan keuangan atau perekonomian Negara’ dan juga sehubungan dengan keberadaan norma Pasal 4 UU PTKP yang mengatur bahwa pengembalian kerugian keuangan Negara tidak menghapuskan dipidananya pelaku korupsi. Lebih lanjut, dijelaskan bahwa penggunaan frasa ‘dapat’ dalam UU PTPK dapat dimaknai bahwa perbuatan-perbuatan yang berpotensi merugikan keuangan negara atau perekonomian negara merupakan perbuatan pidana meski kerugian Negara tersebut belum terjadi. Pada praktiknya, terdapat perdebatan akan pemahaman dan penerapan kata “dapat merugikan”. Kata “dapat merugikan” bertentangan dengan konsep actual loss di mana kerugian negara harus benar-benar sudah terjadi.12 Pendapat ini didukung oleh Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 003/PUU-IV/2006 yang menyatakan bahwa akan sangat sulit bila harus membuktikan jumlah tepat kerugian keuangan Negara dalam skema perkara korupsi yang besar. Jadi, dapat dikatakan, tindakan merugikan keuangan Negara dalam konstruksi hukum pidana tipikor hanya menekankan pada unsur melawan hukum, 11

H. Abdul Latif, Hukum Administrasi: Dalam Praktik Tindak Pidana Korupsi (Jakarta: Prenada Media Group, 2014), hlm. 255. 12 Emerson Yuntho, et.al., Penerapan Unsur Merugikan Keuangan Negara dlam Delik Tindak Pidana Korupsi (Jakarta: Indonesia Corruption Watch, 2014), hlm. 28.

89


menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukannya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa definisi kerugian keuangan Negara dalam dimensi hukum pidana sangatlah luas. Hal ini berarti penafsiran kerugian keuangan Negara hanyalah secara argumentum a contrario dari definisi keuangan Negara menurut Penjelasan dalam UU PTKP. Junifer Girsang13 menyatakan bahwa terdapat ketidakpastian hukum dalam penanganan perkara tindak pidana korupsi akibat tidak jelasnya definisi kerugian keuangan Negara yang berimplikasi pada tidak jelasnya lembaga mana yang secara hukum berwenang dan berhak untuk menyatakan bahwa telah terjadi kerugian keuangan Negara tersebut. Pada prakteknya, Kejaksaan dan Polisi bergantung pada hasil audit institusi di luar penegak hukum, yaitu BPK dan BPKP. Namun di sisi lain, Polisi Penyidik dan Jaksa Penyidik terkadang memiliki perhitungan sendiri terhadap jumlah kerugian keuangan Negara yang dituduhkannya. Dengan demikian, diperlukan adanya kejelasan definisi secara hukum mengenai pengetian kerugian keuangan Negara, sebab dengan tidak jelas dan tidak sinkronnya peraturan perundang-undangan di Indonesia mengenai pengertian (kerugian) keuangan Negara telah menyebabkan multitafsir terhadap suatu perbuatan yang dianggap melawan hukum, yang pada akhirnya menyebabkan ketidakpastian hukum. 2.1.2 Konsep Kerugian Keuangan Negara dalam Perspektif Hukum Administrasi Negara Berbeda dengan konsep kerugian keuangan Negara dalam dimensi hukum pidana korupsi, konsep kerugian keuangan Negara dalam dimensi hukum administrasi Negara memiliki pengertian yang jelas sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka UU Perbendaharaan Negara Nomor 1 Tahun 2004 (UU Perbendaharaan Negara) juncto Pasal 1 angka 15 UU Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 15 Tahun 2006 (UU BPK). Kedua UU tersebut secara hukum mengartikan kerugian keuangan Negara/Daerah sebagai suatu kondisi kekurangan uang, surat berharga, dan barang, yang nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibat perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai. Hal ini berarti kerugian keuangan Negara dapat berbentuk kerugian uang, surat berharga, dan barang dalam ruang lingkup definisi keuangan Negara yang diatur oleh UU Keuangan Negara Nomor 17 Tahun 2003, UU BPK, dan UU PTPK, namun diperjelas dengan spesifikasi berupa ‘yang nyata dan pasti jumlahnya, akibat perbuatan melawan hukum baik sengaja

13 Junifer Girsang, Abuse of Power: Penyalahgunaan Kekuasaan Aparat Penegak Hukum dalam Penanganan Tindak Pidana Korupsi (Jakarta: JG Publishing, 2012), hlm. 181.

90


maupun lalai’. Jadi, kerugian keuangan Negara harus nyata dan pasti jumlahnya dan sebanding dengan pengertian keuangan Negara itu sendiri. Berbicara tentang hukum administrasi Negara, tentu tidak dapat terlepas dari aspek kewenangan, sehingga akan selalu mengacu pada legalitas yang berintikan pada wewenang dan legitimasi. Adapun lembaga yang secara implementatif dan atributif berwenang untuk menilai dan/atau menetapkan kerugian keuangan Negara adalah Badan Pemeriksa Keuangan sebagaimana diatur dalam Pasal 10 UU BPK. Hal ini juga merupakan konsekuensi hukum dari ketentuan Pasal 23E ayat (1) UUD 1945 yang mengatur bahwa untuk memeriksa pengelolaan dan tanggungjawab tentang keuangan Negara diadakan satu badan pemeriksa keuangan yang bebas dan mandiri, walaupun secara operasional BPK dapat saja mendelegasikan weenang itu kepada delegataris (e.g. Akuntan Publik) sebagaimana diakomodir dalam Pasal 9 ayat (3) UU Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara Nomor 15 Tahun 2004 (UU PPTJKN). Dalam melakukan pemeriksaan, BPK akan membuat Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) sebagai output dari pemeriksaannya, jadi dapat dikatakan BPK menuangkan hasil kerjanya dalam LHP BPK.14 Sedangkan, dalam melakukan pemeriksaan ini, BPK wajib memenuhi seluruh standar pemeriksaan yang ditetapkan oleh UU PPTJKN dan UU BPK, yaitu meliputi standar umum, standar pelaksanaan pemeriksaan, dan standar pelaporan yang selanjutnya dituangkan dalam Peraturan BPK tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) Nomor 1 Tahun 2007 yang merupakan pedoman dalam pemeriksaan keuangan Negara dan ukuran pelaksanaan kerja BPK. Adanya SPKN tersebut tentunya membuat pemeriksa tidak akan bekerja secara sembarangan tanpa panduan dan standar baku yang jelas. Bahkan, semua kondisi yang terungkap oleh pemeriksa tersebut merupakan fakta yang dialami secara langsung oleh pihak terperiksa sebagai pihak yang mengalami langsung kejadian, sehingga pihak terperiksa mengetahui semua fakta yang terjadi.15 Adapun, jenis LHP BPK terhadap pemeriksaan pengelolaan keuangan oleh Pemerintah Daerah adalah LHP atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). LKPD ini akan disampaikan kepada BPK dan Kepala Daerah yang bersangkutan setelah sebelumnya

14

Ade Armando, Mengenal Lebih Dekat BPK: Sebuah Panduan Populer (Biro Humas dan LN BPK RI, Tanpa Tahun), hlm. 82. 15 M. Yusuf Jhon dan Dwi Setiawan, Kiat Memahami Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009), hlm. 141.

91


menerima laporan keuangan dari Kepala Daerah tersebut setelah tahun anggaran berakhir.16 Sedangkan fungsi dari LHP BPK sendiri salah satunya adalah mengomunikasikan hasil pemeriksaan kepada Pihak yang berwenang berdasarkan peraturan perundang-undangan.17 Dengan demikian, dapat dikatakan LHP BPK ini memiliki kedudukan penting sehubungan dengan kepastian hukum terkait tidak jelasnya lembaga yang berwenang melakukan penghitungan kerugian keuangan Negara dalam UU PTPK serta menciptakan keharmonisan antara dimensi hukum pidana dengan administrasi Negara sebagai suatu kesatuan yang integral untuk memberantas korupsi tanpa menghambat pembangunan. 2.2 Buramnya Batas Demarkasi Antara Dimensi Hukum Pidana Korupsi dan Administrasi Negara dalam Penegakan Hukum Undang-Undang Administrasi Pemerintahan Nomor 30 Tahun 2014 (UU AP) dan Undang-Undang Pemerintahan Daerah Nomor 23 Tahun 2014 juncto Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 (UU Pemda) secara hukum sebenarnya sudah cukup melindungi pelaksanaan program dan kegiatan di daerah dari potensi kriminalisasi. Hal ini dapat dilihat dalam pengaturannya mengenai Inovasi Daerah dan Diskresi. Di dalamnya diatur bahwa dalam rangka peningkatan kinerja penyelenggaraanya pemerintahan, Pemda dapat melakukan inovasi, dan dalam hal pelaksanaan inovasi yang telah menjadi kebijakan Pemda tidak mencapai sasaran yang ditetapkan, maka aparatur sipil Negara tidak dapat dipidana.18 Adapun mengenai diskresi, diatur secara tegas bahwa diskresi harus sesuai dengan tujuan filosofis dari diskresi itu sendiri, tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, sesuai dengan AAUPB, berdasarkan alasan yang subjektif, tidak menimbulkan konflik kepentingan, dan dilakukan dengan iktikad baik.19 Penggunaan diskresi tersebut diatur secara limitatif dengan mengacu pada Pasal 22 UU AP, yaitu untuk melancarkan penyelenggaraan pemerintahan, mengisi kekosongan hukum, dan mengatasi stagnansi pemerintahan. Selain itu, diskresi dengan akibat hukum yang berpotensi

16

Suhendar, Konsep Kerugian Keuangan Negara: Pendekatan Hukum Pidana, Hukum Administrasi Negara, dan Pidana Khusus Korupsi (Malang: Setara Press, 2015), hlm. 169. 17 Badan Pemeriksa Keuangan, Peraturan BPK tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara Nomor 1 Tahun 2007, TLN…., Lampiran VI butir 3. 18 Indonesia, Undang-Undang Pemerintahan Daerah Nomor 23 Tahun 2014, LN…, TLN..., Pasal 386 jo. Pasal 389. 19 Indonesia, Undang-Undang Administrasi Pemerintahan Nomor 30 Tahun 2014, LN…, TLN…, Pasal 24.

92


membebani keuangan Negara harus mendapat persetujuan dari atasan pejabat sesuai Undang-Undang.20 Jika dicermati ketentuan-ketentuan tersebut, sejatinya ingin mengonstruksikan suatu penegasan garis demarkasi antara dimensi administrasi Negara dengan dimensi pidana korupsi. Selanjutnya, untuk memperkuat garis demarkasi tersebut dalam tujuannya untuk mengakomodir kepentingan pemberantasan korupsi dan pembangunan dalam kerangka Negara hukum, Penulis berpendapat perlu diterapkan doktrin high degree of differentiation yang berpandangan bahwa keberadaan sanksi administrative harus dipisahkan secara tegas dari sanksi pidana. Jadi, masing-masing stelsel hukum berjalan sesuai koridornya masingmasing dalam satu konstruksi Negara hukum. Hal ini sehubungan dengan asas hukum ne bis in idem dan demi menjamin hak asasi manusia. Dengan diterapkannya hal ini, seharusnya Pemda tidak perlu lagi khawatir kebijakan-kebijakannya dikriminalisasi dengan alasan-alasan subyektif dari penegak hukum. 2.3 Analisis Berdasarkan uraian di atas, Penulis berpandangan bahwa terdapat ketidakpastian hukum yang disebabkan oleh multitafsir konsep Kerugian Keuangan Negara dan tidak jelasnya garis batas antara dimensi hukum pidana korupsi dengan administrasi Negara dalam upaya penegakan hukum. Terkait kerugian keuangan Negara, sebagai salah satu unsur pokok dari tindak pidana korupsi, ternyata masih terdapat ketidakpastian hukum terkait kompetensi kewenangan lembaga dalam menilai adanya kerugian keuangan Negara. Hal ini dikarenakan, dalam dimensi hukum pidana, UU PTPK tidak secara jelas mengatur mengenai kompetensi lembaga yang berwenang untuk menilai kerugian tersebut. Hal ini yang kemudian membuat Polisi Penyidik maupun Jaksa Penyidik seringkali memiliki penghitungan sendiri dan tidak berdasarkan LHP yang dibuat BPK atau BPKP dalam menilai jumlah kerugian keuangan Negara yang dituduhkan. Bahkan, Dian Puji Simatupang21 berpendapat bahwa Indonesia merupakan salah satu Negara dengan cara menilai dan menghitung kerugian Negara yang paling mudah, kurang rasional, dan tidak standar, sehingga sulit menjadikannya sebagai hasil pemeriksaan yang meyakinkan dan memadai (reasonable assurance), sebab pada prakteknya terlampau mudah untuk menilai dan menghitung kerugian Negara sehingga

20

Ibid., Pasal 25 ayat (1) dan (2) Dian Puji N Simatupang, BUMN, Efisiensi, dan Kerugian Negara, dalam Harian Media Indonesia tanggal 16 Januari 2016. 21

93


tidak ada standar, syarat, dan prosedur yang baku, pasti, dan memenuhi keadilan. Hal ini yang kemudian menyebabkan diskriminasi, karena indikator penilaian terhadap dugaan korupsi yang dilakukan Pejabat Daerah mutlak dipegang instansi tertentu atas nama kewenangan yang hanya didasari pada subjektivitas penilainya dalam koridor hukum pidana korupsi (i.e. UU PTPK). Terkait hal ini, dengan mengacu pada asas kesesuaian (congruency) yang terdapat dalam teori perundang-undangan, yang berpandangan bahwa UU harus diterapkan sesuai dengan tujuan pembentukannya sehingga harus dicegah perbedaan antara bunyi UU dan penegakannya, maka, Penulis berpandangan bahwa seharusnya penegak hukum melihat konsep kerugian keuangan Negara melalui koridor hukum administrasi Negara, dikarenakan: 1) Istilah kerugian keuangan Negara justru didefinisikan dan diatur secara rinci dalam Undang-Undang Perbendaharan Negara dan UU BPK, di mana kedua UndangUndang tersebut berada dalam ruang lingkup hukum administrasi Negara dalam konteks menjalankan fungsi pemerintahan. 2) Kerugian keuangan Negara merupakan akibat dari pelaksanaan kewenangan di bidang keuangan Negara melalui pemberian delegasi atau mandat. Hal ini memperjelas kedudukan kerugian keuangan Negara dalam dimensi hukum administrasi Negara. 3) Istilah kekuasaan, jabatan dan discretion by officials (wewenang pejabat) merupakan istilah yang selalu berhubungan dengan penyelenggaraan Negara yang lazim disebut pemerintahan, sehingga pada hakekatnya berada dalam ruang lingkup hukum administrasi Negara. 4) Pejabat daerah dalam menjalankan fungsi pemerintahannya menggunakan instrumen hukum administrasi Negara. Selain itu perlu dipahami bahwa keputusan pemerintahan lebih mengutamakan pada pencapaian tujuan (doelmatigheid) daripada kesesuaiannya dengan hukum yang berlaku (rechtmatigheid). Namun, penegak hukum seringkali serta-merta hanya menempatkan unsur ‘kerugian keuangan negara’ pada kerangka hukum pidana, tanpa mempertimbangkan ketika Pejabat Daerah melakukan tindakan pemerintahannya tersebut berada pada dimensi hukum administrasi Negara. Padahal seharusnya penilaian terhadap tindakan pejabat tersebut ditinjau dalam koridor hukumnya, yaitu dimensi hukum administrasi Negara dengan menggunakan Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik (AAUPB), terkhusus Asas Kecermatan, Asas Penyalahgunan Wewenang, dan Asas Motivasi. Dengan demikian, 94


jelas bahwa secara konseptual tindak pidana korupsi dan kerugian keuangan Negara berada dalam dimensi ilmu hukum yang berbeda, di mana korupsi berada dalam dimensi ilmu hukum pidana, sedangkan keuangan Negara terkait dengan pengelolaan dan tanggung jawabnya berada dalam dimensi ilmu hukum administrasi Negara, sehingga pasti terdapat prinsip-prinsip hukum yang berbeda. Jangan sampai tuduhan korupsi hanya didasari dengan kesalahtindakan dan selisih biaya yang kemudian menimbulkan kerugian keuangan Negara. Selanjutnya, ketidakpastian hukum disebabkan oleh buramnya garis batas dimensi hukum pidana korupsi dan administrasi Negara. Sebenarnya diterbitkannya UUAP dan UU Pemda baru, telah memberikan penegasan batas antara kedua dimensi hukum tersebut. Terkait hal ini, Penulis berpendapat bahwa penerapan doktrin high degree of differentiation di Indonesia akan mempertegas batas antara dua disiplin ilmu hukum tersebut. Doktrin tersebut sesuai bila diterapkan di Indonesia, mengingat kedudukan Indonesia sebagai Negara hukum yang selain berkepentingan dalam penegakan hukum juga wajib menjunjung tinggi hak asasi manusia. Selain itu, penegasan tersebut juga dapat menghindari dari kekacauan politik hukum akibat seolah menghalalkan segala cara untuk kepentingan pemberantasan korupsi tanpa mempertimbangkan kepentingan awal dari welfare state yaitu pembangunan dan juga hak asasi manusia. III.

PENUTUP 3.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa: 1) Terdapat ketidakjelasan penafsiran mengenai konsep kerugian keuangan

Negara

akibat tidak adanya standar, syarat, dan prosedur yang baku, pasti, dan memenuhi keadilan. 2) Para Penegak Hukum seharusnya bukan menggunakan parameter hukum pidana dalam menilai adanya kerugian keuangan Negara, melainkan menggunakan parameter hukum administrasi Negara, mengingat kerugian tersebut disebabkan oleh tindakan pejabat daerah dalam konteks menjalankan administrasi pemerintahan. 3) Hukum pidana dan hukum administrasi Negara sejatinya dapat diposisikan pada kedudukan yang tidak saling bersinggungan dalam kepentingannya memberantas korupsi dan memacu pembangunan. Salah satunya adalah dengan penerapan doktrin high degree of differentiation diperlukan untuk menegaskan garis demarkasi terkait ruang lingkup administrasi Negara dan tindak pidana korupsi, sehingga proporsi hak, kewajiban, dan tanggung jawab Pemerintah Daerah akan sejalan dengan tujuan awal 95


Indonesia sebagai welfare state, yaitu mewujudkan kesejahteraan. Sebab, apabila pemisahan antara keduanya tidak jelas atau kabur, maka secara tidak langsung akan memperjelas etatisme perekonomian dan menghambat laju pembangunan yang pada akhirnya seolah memperlemah tanggung jawab publik Negara untuk mewujudkan kesejahteraan. 3.2 Saran Diperlukan suatu kesepakatan mengenai standar penilaian kerugian keuangan Negara yang jelas yang sebaiknya dirumuskan secara bersama-sama oleh pihak-pihak berkepentingan (i.e. Penyidik Korupsi, Pemerintah Daerah) sehingga penegakan hukum mempunyai penilaian yang rasional, tidak hanya didasari penilaian subyektif atas nama kewenangan. Selain itu diperlukan penegasan garis batas antara konsep hukum pidana korupsi dan administrasi Negara dengan menerapkan doktrin high degree of differentiation, sehingga penegak hukum dalam melakukan penilaian tidak lagi mendasarinya dengan penilaian subyektif hanya atas dasar kewenangan. Hal ini agar tidak terjadi tumpang tindih yang menyebabkan ketidakpastian hukum, dimana trickle down effect dari ketidakpastian hukum tersebut membuat para Pejabat Daerah khawatir apabila ingin melakukan tindakan pemerintahan seperti misalnya diskresi inovatif yang bersentuhan langsung dengan keuangan Negara, walaupun sesungguhnya memiliki motivasi baik yaitu mencapai tujuan pembangunan.

96


DAFTAR PUSTAKA BUKU Armando, Ade. Mengenal Lebih Dekat BPK: Sebuah Panduan Populer (Biro Humas dan LN BPK RI, Tanpa Tahun). Girsang, Junifer. Abuse of Power: Penyalahgunaan Kekuasaan Aparat Penegak Hukum dalam Penanganan Tindak Pidana Korupsi (Jakarta: JG Publishing, 2012) HR, Ridwan. Hukum Administrasi Negara. (Jakarta: Rajawali Pers, 2013) Jhon, M. Yusuf dan Dwi Setiawan, Kiat Memahami Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009). Latif, H. Abdul. Hukum Administrasi: Dalam Praktik Tindak Pidana Korupsi (Jakarta: Prenada Media Group, 2014) Marbun, S.F. et.al.. Dimensi-Dimensi Pemikiran Hukum Administrasi Negara (Yogyakarta: UII Press, 2001). Marbun, S.F. Menggali dan Menemukan Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik di Indonesia (Yogyakarta: UII Press, 2001) Sinaga, Patuan. Hubungan Antara Kekuasaan dengan Pouvoir Discretionnaire dalam Penyelengaraan Pemerintahan. Suhendar, Konsep Kerugian Keuangan Negara: Pendekatan Hukum Pidana, Hukum Administrasi Negara, dan Pidana Khusus Korupsi (Malang: Setara Press, 2015). Tjandra, W Riawan. Hukum Keuangan Negara. (Yogyakarta: Grasindo, 2013) Yuntho, Emerson. et.al.. Penerapan Unsur Merugikan Keuangan Negara dalam Delik Tindak Pidana Korupsi (Jakarta: Indonesia Corruption Watch, 2014)

JURNAL Muhlizi, Arfan Fair. “Reformulasi Diskresi dalam Penataan Hukum Administrasi”. Jurnal Rechtsvinding Vol. 1 No. 1 April 2012

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Badan Pemeriksa Keuangan, Peraturan BPK tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara Nomor 1 Tahun 2007, TLN…. Indonesia, Undang-Undang Pemerintahan Daerah Nomor 23 Tahun 2014, LN…, TLN... 97


Indonesia, Undang-Undang Administrasi Pemerintahan Nomor 30 Tahun 2014, LN…, TLN…

MEDIA Asril, Sabrina. “Ini 5 Provinsi yang Penyerapan Anggarannya Sangat Rendah”, dalam http://nasional.kompas.com/read/2015/08/24/16095331/Ini.5.Provinsi.yang.Penyerapa n.Anggarannya.Sangat.Rendah Rochimawati, Chandra G. Asmara. “Ini Penyebab Serapan Anggaran Pemda Rendah”, dalam http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/662482-ini-penyebab-serapan-anggaranpemda-rendah. Simatupang, Dian Pudji N. “BUMN, Efisiensi, dan Kerugian Negara”, dalam Harian Media Indonesia tanggal 16 Januari 2016. Tjandra,

W.

Riawan.

“Inovasi,

Diskresi,

dan

Korupsi”,

dalam

http://nasional.kompas.com/read/2015/09/22/16000041/Inovasi.Diskresi.dan.Korupsi? page=all, diakses pada 20 Januari 2016.

98


99


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.