LEGAL OPINION KASUS GUGATAN 1,5 MILIAR ANTARA NADHILLA UTAMA TERHADAP DOKTER HEWAN INDHIRA WIDAD THALIB ATAS MENINGGALNYA ANJING SIBERIAN HUSKY MILIK NADHILLA
Disusun oleh : Muhammad Dayyan Sunni Antonius Gunawan Dharmadji Nathanael Grady
ALSA Local Chapter Universitas Airlangga
Surabaya 2018
LEGAL OPINION KASUS GUGATAN 1,5 MILIAR ANTARA NADHILLA UTAMA TERHADAP DOKTER HEWAN INDHIRA WIDAD THALIB ATAS MENINGGALNYA ANJING SIBERIAN HUSKY MILIK PENGGUGAT A. PENDAHULUAN Kronologi kasus ini berawal pada Senin, tanggal 28 Mei 2018 ketika anjing 6milik Nadhilla sakit dan dibawa ke klinik dokter hewan di Cinere, Jakarta Selatan.1 Dijelaskan bahwa Nadhilla bersama anjing miliknya datang ke klinik pada hari malam (sekitar pukul 19.00 WIB) dengan kondisi klinik tersebut yang hampir tutup. Dokter Indhira yang pada saat itu sedang dalam kondisi lelah dan kurang enak badan akhirnya tetap memberikan pelayanan kesehatan terhadap anjing tersebut dengan memberikan suntikan anthistamin sebagai pertolongan pertama.2 Lebih lanjut, pada malam hari itu, anjing tersebut tidak dapat dirawat inap di klinik tersebut akibat kondisi klinik yang belum disterilkan sejak ada pengobatan virus menular. Sebagai gantinya, dokter Indhira menjanjikan akan datang ke rumah Nadhila untuk mengecek kondisi anjing tersebut pada keesokan harinya, menginat bahwa keesokan harinya (tanggal 29 Mei 2018) bertepatan dengan jadwal kunjungan dokter Indhira ke rumah Nadhilla untuk mengecek kondisi anjing lain milik Nadhilla.3 Pada hari Selasa, tanggal 29 Mei 2018, Nadhilla menanti kedatangan dari dokter Indhira ke rumahnya seperti yang dijanjikan pada malam hari sebelumnya. Terlihat upaya Nadhila berusaha menghubungi dokter Indhira melalui Dewi (teman Nadhilla) menghubungi dokter Indhira menanyakan perihal pemeriksaan lanjutan. Akan tetapi, panggilan telepon tersebut tidak memperoleh respon dari 1 Rivki, ‘Digugat Rp 1,5 M, Dokter Bantah Penyebab Kematian Siberian Husky’, DetikNews (21 September 2018), https://news.detik.com/berita/4222156/digugat-rp-15-m-dokterbantah-penyebab-kematian-siberian-husky dikunjungi pada tanggal 20 Oktober 2018. 2 Ibid. 3 Pebriansah Ariefana, ‘Gagal Obati Anjing, Dokter Hewan di Tangerang Digugat Rp 1,3 M’, Suara.com (18 September 2018), https://www.suara.com/news/2018/09/18/102746/gagalobati-anjing-dokter-hewan-di-tangerang-digugat-rp-13-m, dikunjungi pada tanggal 18 Oktober 2018.
dokter Indhira karena pada saat itu kondisi dokter Indhira yang sedang sakit flu sehingga mengakibatkan dokter tersebut tidur untuk memulihkan kondisi tubuhnya. Hal yang tidak diinginkan terjadi, yaitu anjing siberian husky yang baru berusia 1 (satu) bulan tersebut meninggal. Sebelumnya telah terdapat upaya dari Nadhilla untuk membawa anjing miliknya ke klinik dokter hewan lainnya. Akan tetapi karena kondisi anjing tersebut sudah lemas, sehingga tidak dapat tertolong lagi. Diketahui bahwa anjing tersebut meninggal dikarenakan penyakit “cacingan” yang terinfeksi dari induk anjing tersebut. Akibat dari permasalahan tersebut, Nadhilla sebagai pemilik anjing mengajukan gugatan kepada dokter Indhira atas dasar perbuatan melawan hukum dengan dalil bahwa dokter tersebut telah lalai dalam memberikan pelayanan pengobatan terhadap anjing milik Nadhilla. Dalam petitum Nadhila meminta ganti rugi materiil sebesar Rp 274.000.000,- (dua ratus tujuh puluh empat juta rupiah) dan ganti rugi imateriil sebesar Rp 1.300.000.000,- (satu miliar tiga ratus juta rupiah). Selain itu Nadhilla selaku penggugat juga meminta agar aset dari dokter Indhira (tergugat) berupa tanah dan bangunan yang berada di Perumahan Modern Hill. Pondok Cabe Udik, Tangerang selatan beserta aset benda bergerak maupun benda tidak bergerak untuk dilakukan sita jaminan. Hingga pendapat hukum ini dibuat kasus ini masih dalam proses persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.4 B. BAHAN HUKUM
Burgerlijk Wetboek (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata);
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen;
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan; dan
Kode Etik Profesi Dokter Hewan.
4 Ayu Cipta, ‘Ini Bayi Anjing yang Bikin Dokter Hewan Digugat Rp 1,5 Miliar’, Tempo.co (20 September 2018), https://metro.tempo.co/read/1128318/ini-bayi-anjing-yang-bikindokter-hewan-digugat-rp-15-miliar, dikunjungi pada 18 Oktober 2018.
C. ISU HUKUM; Dari permasalahan yang telah diuraikan dalam pendahuluan maka salah satu melawan isu hukum yang ingin penulis tuangkan dalam pendapat hukum ini adalahh: Apakah dokter Indhira dapat dimintakan pertanggungjawaban perdata atas gugatan Perbuatan Melawan Hukum (PMH) dari Nadhilla? D. PEMBAHASAN Menurut Munir Fuady, Perbuatan Melawan Hukum (PMH) adalah suatu kumpulan dari prinsip-prinsip hukum yang bertujuan untuk mengontrol atau mengatur perilaku bahaya, untuk memberikan tanggung jawab atas suatu kerugian yang terbit dari interaksi sosial, dan untuk menyediakan ganti rugi terhadap korban dengan suatu gugatan yang tepat. 5 Dalam hukum positif yang berlaku di Indonesia PMH diatur dalam Pasal 1365 BW yang berbunyi “Setiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu karena kesalahannya untuk menggantikan kerugian tersebut�. Berdasarkan pengertian pasal tersebut maka unsur-unsur dalam sebuah PMH terdiri atas6: a) Adanya perbuatan yang melanggar hukum; b) Adanya kesalahan; c) Adanya kerugian; dan d) Hubungan kausal. Setelah tahun 1919 Hoge Raad Belanda dalam perkara Lindenbaum v Cohen memperluas penafsiran perbuatan melawan hukum sehingga perbuatan melawan hukum dimaknai secara luas, yaitu meliputi7: a) Perbuatan yang bertentangan dengan hak orang lain; b) Perbuatan yang bertentangan dengan kewajiban hukum pelaku; c) Perbuatan yang bertentangan dengan kesusilaan; atau d) Perbuatan yang bertentangan dengan kecermatan yang harus diindahkan dalam lalu lintas masyarakat terhadap diri dan barang orang lain. 5 Munir Fuady, Perbuatan Melawan Hukum: Pendekatan Kontemporer, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2002, h.3. 6 Ibid. 7 Mariam Darus Badrulzaman, Hukum Perikatan Dalam KUH Perdata Buku Ketiga, Citra Aditya, bandung, 2015, h. 46
Berdasarkan uraian unsur-unsur dalam PMH tersebut penulis akan mengaitkannya dengan perkara in casu Adanya Perbuatan Melawan Hukum Menurut R. Wirjono Projodikoro perkataan “perbuatan” dalam rangkaian kata-kata “perbuatan melawan hukum” dapat diartikan positif melainkan juga negatif, yaitu meliputi juga hal yang orang dengan berdiam diri saja dapat dikatakan melanggar hukum karena menurut hukum seharusnya orang itu bertindak.8 Mendukung hal tersebut, M.A. Moegni Djojodirjo dalam bukunya yang berjudul Perbuatan Melawan Hukum, juga melihat kata “melawan” melekat sifat aktif dan pasif9. M.A. Moegni Djojodirjo menjelaskan bahwa dengan sengaja diam saja atau dengan sengaja diam saja atau dengan lain perkataan apabila ia dengan sikap pasif saja sehingga menimbulkan kerugian pada orang lain, maka ia telah “melawan” tanpa harus menggerakkan badannya. Berkaitan dengan hal tersebut, In casu a quo penulis melihat bahwa tindakan dokter Indhira yang berdiam diri terkualifikasi sebagai perbuatan melawan hukum yang dimaknai negatif. Penulis berpendapat ada 2 (dua) bentuk perbuatan melanggar hukum yang dilakukan oleh dokter Indhira, yaitu bertentangan dengan kewajiban hukum pelaku dan bertentangan dengan kecermatan yang harus diindahkan dalam lalu lintas masyarakat terhadap diri dan barang orang lain. Kewajiban hukum memiliki makna sebagai kewajiban yang dirumuskan dalam aturan undang-undang (dalam arti materiil, yaitu aturan yang mengikat secara umum yang berasal dari kekuasaan yang memiliki wewenang). Sesuai dengan Pasal 71 ayat (4) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, dalam menjalankan urusan kesehatan hewan, tenaga kesehatan hewan wajib mematuhi kode etik dan memegang teguh sumpah atau janji profesinya. Jika mengacu pada Pasal 19 Kode Etik Profesi Dokter Hewan, dokter hewan memiliki kewajiban untuk siap menolong pasien dalam 8 Wirjono Prodjodikoro, Perbuatan Melanggar Hukum, Mandar Maju, Bandung, 2000, h.1. 9 M. A. Moegni Djojodirjo, Perbuatan Melawan Hukum, Pradnya Paramita, Jakarta, 1982, h.2.
keadaan darurat dan/atau memberikan jalan keluarnya apabila tidak mampu dengan merujuk ke sejawat lainnya yang mampu melakukannya. In casu a quo, dokter Indhira selaku dokter hewan seyogyanya bertindak secara hati-hati dalam menjalankan profesinya. Fakta yang terungkap menyatakan bahwa kondisi anjing yang bersangkutan berada pada kondisi kritis, meskipun sebelumnya mendapat suntikan antihistamin. Pernyataan janji oleh dokter Indhira bahwa dirinya akan memeriksa anjing milik Nabila harusnya ditepati. Berdasarkan hal tersebut, maka dokter Indhira melanggar Pasal 71 ayat (4) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 jo. Pasal 19 Kode Etik Profesi Dokter Hewan. Di sisi lain, perbuatan dokter Indhira yang tidak menepati janji adalah bertentangan dengan kecermatan yang harus diindahkan dalam lalu lintas masyarakat terhadap diri dan barang orang lain. 1.
Adanya Kesalahan
Di dalam ilmu hukum, unsur kesalahan dianggap ada jika memenuhi salah satu di antara 3 (tiga) syarat sebagai berikut: a) Ada unsur kesengajaan; b) Ada unsur kelalaian (negligence, culpa); atau c) Tidak ada alasan pembenar atau alasan pemaaf. Dalam unsur kesalahan ini penulis melihat adanya kelalaian dalam diri dokter Indhira. Perbuatan melawan hukum dengan unsur kelalaian berbeda dengan perbuatan melawan hukum dengan unsur kesengajaan. Dengan kesengajaan, ada niat dalam hati dari pihak pelaku untuk menimbulkan kerugian tertentu bagi korban, atau paling tidak dapat mengetahui secara pasti bahwa akibat dari perbuatannya tersebut akan terjadi. Akan tetapi, dalam kelalaian tidak ada niat dalam hati dari pihak pelaku untuk menimbulkan kerugian, bahkan mungkin ada keinginannya untuk mencegah terjadinya kerugian tersebut. Dengan demikian, dalam perbuatan melawan hukum dengan unsur kesengajaan, niat atau sikap mental menjadi faktor dominan, tetapi pada kelalaian, yang dipentingkan ialah sikap lahiriah dan perbuatan yang dilakukan tanpa terlalu mempertimbangkan apa yang ada dalam pikirannya.10 10 Fuady, Op. Cit., hlm. 73.
Dalam ilmu hukum diajarkan bahwa agar suatu perbuatan dapat dianggap sebagai kelalaian, haruslah memenuhi unsur pokok sebagai berikut:11 a) Adanya suatu perbuatan atau mengabaikan sesuatu yang mestinya dilakukan; b) Adanya suatu kewajiban kehati-hatian (duty of care); c) Tidak dijalankan kewajiban kehati-hatian tersebut; d) Adanya kerugian bagi orang lain; e) Adanya hubungan sebab akibat antara perbuatan atau tidak melakukan perbuatan dengan kerugian yang timbul. Penulis berpendapat bahwa dokter Indhira telah lalai dikarenakan beliau telah mengabaikan sesuatu yang mestinya dilakukan (memberikan pengobatan terhadap anjing milik Nadhilla sesuai dengan jadwal kunjungan). Sekalipun dalam kondisi sakit, masih memungkinkan bagi dokter Indhira untuk menghubungi Nadhilla jika beliau tidak dapat datang, akan tetapi hal tersebut tidak dilakukan. Jika diukur berdasarkan tingkatan kelalaian maka penulis menilai kelalaian dokter Indhira merupakan kelalaian berat (gross negligence) hal ini dikarenakan atas kelalaian tersebut sang pasien (anjing) tidak dapat tertolong nyawanya. 3. Adanya Kerugian Beberapa penulis merumuskan kerugian (schade) sebagai “penyusutan dari pemuas kebutuhan�. Kerugian yang ditimbulkan oleh perbuatan melawan hukum dapat berupa kerugian kekayaan (vermogensschade) atau kerugian yang bersifat idiil. Kerugian selalu memperkirakan kerugian atas kekayaan yang berupa kerugian uang. Hakim berwenang untuk menentukan berapa sepantasnya harus dibayar ganti kerugian, sekalipun penggugat menuntut ganti kerugian dalam jumlah yang tidak pantas. Tiap perbuatan melawan hukum tidak hanya mengakibatkan kerugian uang saja, tapi juga dapat menyebabkan kerugian moril atau idiil (imateriil), yakni ketakutan, terkejut, sakit, dan kehilangan kesenangan hidup. Mengenai penggantian kerugian idiil, Hoge Raad dalam keputusan tanggal 21 Maret 1943 dalam kasus W.P. Kreuningen vs. Van Bessum cs. belumlah memutuskan bahwa pelaku perbuatan melawan hukum pada umumnya 11 Ibid.
berdasarkan Pasal 1365 BW. diwajibkan mengganti kerugian idiil. Maka konsekuensi dari arrest tersebut menurut Rutten ialah bahwa dalam menerapkan Pasal 1365 BW. juga dapat dituntut penggantian kerugian idiil dengan catatan akan diperhitungkan ex aequo et bono (menurut kelayakan dan kewajaran). Berdasarkan uraian tersebut terlihat bahwa perhitungan kerugiian idiil harus berdasarkan ex aequo et bono. Maka penulis tidak setuju dengan petitum dari penggugat yang memintakan biaya kerugian idiil sebesar Rp 1,3 miliyar. Angka tersebut terlalu besar apabila melihat usia anjing yang baru 1 (satu) bulan. 4. Hubungan Kausal Dalam ilmu hukum perdata, salah satu teori terhadap hubungan kasual antara perbuatan melawan hukum dengan kerugian yang sering dipakai adalah Teori Adaequat Veroorzaking.Dalam teori ini yang dipandang sebagai causa adalah sebab yang secara umum dianggap wajar menimbulkan hasil yang timbul, sehiga sebab dari suatu kerugian adalah sebab pada suatu rangkaian yang lazimnya menimbulkan kerugian tersebut. In casu a quo, penulis berpendapat bahwa teori Adaequat Veroorzaking adalah tepat digunakan. Kerugian yang timbul dalam perkara ini adalah akibat tidak dilakukannya keawajiban dokter Indhira memberikan pengobatan terhadap anjing milik Nadhilla akibat kelalaiannya, dan jelas lah terkait adanya hubungan kausal (Causaal Verband) antara kerugian dengan perbuatan Onrechtmatig. Dengan demikian unsur-unsur Pasal 1365 BW telah terpenuhi maka kelalaian dokter Indhira untuk memberikan pengobatan terhadap anjing Nadhilla merupakan Perbuatan Melanggar Hukum/PMH (Onrechtmatige Daad). E. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 1.
Kesimpulan: a. Dokter Indhira memenuhi unsur-unsur perbuatan melawan hukum dalam Pasal 1365 BW. b. Dokter Indhira telah lalai dikarenakan beliau telah mengabaikan sesuatu yang mestinya dilakukan (memberikan pengobatan terhadap anjing milik Nadhilla sesuai dengan jadwal kunjungan), hingga mengakibatkan matinya anjing siberian husky milik Nadhilla.
c. Penulis tidak setuju dengan petitum dari penggugat yang memintakan biaya kerugian idiil sebesar Rp 1,3 miliyar. Angka tersebut terlalu besar apabila melihat usia anjing yang baru 1 (satu) bulan. d. Kerugian yang timbul dalam perkara ini adalah akibat tidak dilakukannya keawajiban dokter Indhira memberikan pengobatan terhadap anjing milik Nadhilla akibat kelalaiannya, dan jelas lah terkait adanya hubungan kausal (Causaal Verband) antara kerugian dengan perbuatan Onrechtmatig. 2.
Rekomendasi a.
Majelis hakim mengabulkan gugatan perdata atas perbuatan melawan hukum yang diajukan oleh penggugat untuk sebagian;
b.
Menghukum tergugat dengan membayar biaya ganti kerugian yang sesuai dengan fakta-fakta hukum yang terjadi. Pertimbangan kami adalah nilai Rp 1,3 miliar terlalu besar untuk seekor anjing siberian husky yang baru berusia 1 (satu) bulan. Perhitungan kerugiian idiil (imateriil) harus berdasarkan ex aequo et bono. Equum et bonum est lex legum (apa yang adil dan baik adalah hukumnya hukum)
DAFTAR BACAAN Buku Djojodirjo, M. A. Moegni, Perbuatan Melawan Hukum, Pradnya Paramita, Jakarta, 1982. Fuady, Munir, Perbuatan Melawan Hukum: Pendekatan Kontemporer, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2002. Mariam Darus Badrulzaman, Hukum Perikatan Dalam KUH Perdata Buku Ketiga, Citra Aditya, bandung, 2015 Prodjodikoro, Wirjono, Perbuatan Melanggar Hukum, Mandar Maju, Bandung, 2000. Peraturan Perundang-undangan Burgerlijk Wetboek (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata). Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan. Internet Ariefana, Pebriansah, ‘Gagal Obati Anjing, Dokter Hewan di Tangerang Digugat Rp 1,3 M’, Suara.com (18 September 2018), https://www.suara.com/news/2018/09/18/102746/gagal-obati-anjingdokter-hewan-di-tangerang-digugat-rp-13-m, dikunjungi pada tanggal 18 Oktober 2018. Cipta, Ayu, ‘Ini Bayi Anjing yang Bikin Dokter Hewan Digugat Rp 1,5 Miliar’, Tempo.co (20 September 2018), https://metro.tempo.co/read/1128318/inibayi-anjing-yang-bikin-dokter-hewan-digugat-rp-15-miliar, dikunjungi pada 18 Oktober 2018. Rivki, ‘Digugat Rp 1,5 M, Dokter Bantah Penyebab Kematian Siberian Husky’, DetikNews (21 September 2018), https://news.detik.com/berita/4222156/digugat-rp-15-m-dokter-bantahpenyebab-kematian-siberian-husky dikunjungi pada tanggal 20 Oktober 2018.