PERAN INDONESIA SEBAGAI ANGGOTA ASEAN DALAM UPAYA PENYELESAIAN HAM (HAK ASASI MANUSIA) KAUM ROHINGYA DI MYANMAR OLEH : Drs. Djoko Susilo, M.Si Dosen Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember 30 Nopember 2017
Ironis dan Tragis ! Kata yang Tepat Untuk menyebut Etnis Rohingnya yang tidak Dibahas dalam KTT ASEAN ke -31 di Manila 13-14 Nopember 2017 Akar Sejarah -
Etnis Rohingnya dilihat dari RAS adalah orang-orang Bengali yang ada di Bangladesh, karena letaknya yang dekat dengan provinsi Rakhenee di Myanmar, orangorang ini migrasi ke timur. Pemerintah Kolonial Inggris ikut bertanggung jawab atas migrasi ini. - Sayang, setelah Myanmar (Burma) mendapat kemerdekaan tahun 1947, nasib etnis Rohingnya tidak diakui sebagai warga negara (Stateless) oleh Pemerintah Myanmar sampai sekarang.
Ditambah Perbedaan agama yang mereka anut (Islam), dengan agama Budha yng dianut oleh Etnis yang lain di Myanmar yang merupakan agama Mayoritas, semakin tajam Potensi Konfliknya. Perbedaan agama bukan satu-satunya akar konflik antar etnis disana, Etnis Karen, Kachin, dan Chin juga Pernah berkonflik dengan pemerintah militer, namun sekarang sudah tidak lagi seiring transisi demokrasi.
Ada apa dengan etnis Rohingnya? Etnis yang bermukim di Rakhine ini bernasib mengenaskan. Meski jumlahnya ada 1,1 Juta Orang, tapi keberadaannya tidak diakui oleh pihak pemerintah dari 135 etnis, ada 8 etnis yang tergolong besar yaitu : ●Chin 53 % ● Shan 33% ●Kachin 12% ●Karen 11% ●Bamar 9% ●Kayah 9% ●Rakhine 7% ●Mon 1%
Sepanjang masa, nasib etnis Rohingnya memilukan. Miskin, Stateless, tidak diperhatikan, dianiaya, ditekan oleh pemerintah junta-Militer, dan kadang perlakuan yang buruk dari etnis dan kelompok lain yang mutakhir, 25 Agustus 2017, pemerintah yang diwakili militer melakukan kekerasan yang mengakibatkan eksodus orang-orang Rohingnya ke Bangladesh. Peristiwa ini adalah kesekian kali militer melakukan kekerasan terhadap mereka Apa dampak isu Rohingnya terhadap hubungan internasional? Isu ini tidak sekedar isu kemanusiaan saja, tapi secara politis sudah menimbulkan rivalitas kekuatan negara-negara besar : 1.
Menyangkut rivalitas AS-China di Asia Tenggara
2.
Ujian Bagi Soliditas & Kohesivitas antar negara ASEAN
Apa yang dapat diperankan Indonesia dalam penyelesaian Etnis Rohingnya ? - Sesuai dengan Amanat UUD 1945’, Indonesia ikut aktif menjaga perdamaian dunia. Untuk Itu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi telah melakukan Diplomasi ulang alik (Shuttle Diplomacy) untuk mencari Solusi nasib Pengungsi Rohingnya. Setelah Bolak-Balik Naypydaw-Dakhha, Menterli Luar Negeri Retno Mendapat Respon dari 2 pihak yang terlibat dengan isu rohingnya - Pihak Myamnar mau mematuhi Langkah Persuasif Indonesia dan tekanan-tekanan Internasional untuk menghentikan tindakan kekerasan terhadap orang-orang Rohingnya - Bangladesh yang tadinya tidak mau menerima pengungsi, akhirnya mau juga menerima langkah diplomasi Indonesia tersebut
- Kesediaan Bangladesh untuk menerima pengungsi inilah yang akhirnya membawa misi kemanusiaan Indonesia datang dengan membawa batuan bahan makanan dan obat-obatan. Aksi ini dikenal dengan Istilah Diplomasi Kemanusiaan. - Humanitarian Diplomacy Indonesia mendapat Pujian PBB atas peran aktif Indonesia dalam penyelesaian pengungsi Rohingnya. Namun sayang, apa yang sudah dilakukan Indonesia, kurang mendapat dukungan dan greget yang kuat dari sesama anggota ASEAN. Isu Rohingnya Justru tidak disinggung dalam Konfrensi Tingka Tinggi (KTT) ASEAN di Manila 1314 Nopember 2017 yang lalu. Ini tantangan yang masih cukup berat bagi indonesia dalam penyelesaian kemanusiaan dan penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) di Rakhine meski pemerintah Indonesia sudah mulai membangun sekolah dan rumah sakit disana.