PAPER_Outlook electronic commerce

Page 1

OUTLOOK ELECTRONIC COMMERCE Sektor telekomunikasi dan ICT memegang peranan penting dalam meningkatkan keunggulan bersaing anta-negara. POSISI INDONESIA dalam ASEAN bidang TELEKOMUNIKASI & ICT : ASIA TENGGARA INDONESIA Populasi 630.551.581 251.160.124 (45% Urban, 55% Rural) (51% Urban, 49% Rural) Internet Users 195.762.594 72.700.000 (Penetrasi 31%) (Penetrasi 29%) Pengguna 161.996.000 70.000.000 Sosial Media (Penetrasi 26%) (Penetrasi 28%) Nomor Selular 688.607.654 314.300.000 Aktif (Penetrasi 109%) (Penetrasi 125%) (sumber: We Are Social 2014)

  ICT Outlook di beberapa Negara ASEAN : Negara

Rata-rata Kecepatan Internet (Mbps)

Index International Connectivity (basis 10 Point)

Singapura

8.4

8.2

Thailand

5.2

5.0

Malaysia

3.5

5.8

Vietnam

2

3.2

Filipina

2.1

5.4

Indonesia

2.4

2.9

Brunei

-

-

Source

Akamai Technologies April 2014

Asia Cloud Computing Assosiation 2014

Penguna Telepon Seluler (penetrasi & rank) 8.063.000 (148% - 1) 84.075.036 (125% - 6) 41.324.700 (139% - 3) 134,066,000 (145% - 2) 106.987.098 (101%) 314.300.000 (125% - 5) 469.740 (113% - 7) wearesocial.sg

Tarif Telepon Seluler (by Rank)

Fixed Broadband Internet Tarif (by Rank)

Network Readiness Index Dunia (Rangking ASEAN)

4

4

2 (1)

2

5

67 (5)

6

3

30 (2)

1

1

84 (6)

5

6

64 (4)

3

2

45 (3)

9

7

-

Network Readiness Index 2014

Network Readiness Index 2014

Network Readiness Index 2014

Internasional connectivity Indonesia relative rendah ke-5 dalam index cloud readiness sekitar 2,9 dibanding singapura 8,2 (basis point 10). Perlu diketahui Singapura memiliki Index yang tinggi dalam hal ini jauh lebih tinggi di banding Jepang, Korea, New Zealand dll. Apakah dalam Intenational Connectivity ini kita akan terus bertumpu ke Singapura untuk menuju global ? Dalam hal ini Indonesia perlu melakukan pemetaan potensi dan meningkatkan kemampuan domestic dalam negeri untuk penumbuhan layanan telekomunikasi dan ICT


KEMANAKAH INDUSTRI ICT NASIONAL : 1. 2. 3.

4.

5.

6. 7.

Tahun 2015 hingga beberapa tahun kedepan industry ICT di Indonesia porsi terbesarnya masih dibidang telekomunikasi khususnya industry seluler (mobile). Industri ICT nasional harus menghadapi tantangan antara lain : Availability, Connectivity, Reliability , Capacity Concern pertama : • Availability dan connectivity, Pembangunan infrastruktur nasional backbone sangat penting, ketersediaan channel distribusi ke kota – kota dan last mile kepada pengguna. • Broadband, jumlah penggunaan mobile besar namun tidak merata secara nasional, hanya dikota – kota besar saja. Kedua : • ICT facility seperti data center, Industri ICT berupa platform hardware/ software. • Kualitas, daya saing dan tingkat efisiensi ICT juga dilihat dari jauh lebih rendahnya permintaan routing bandwidth ke luar negeri karena hal ini merupakan indikasi kemajuan layanan Konten dan Aplikasi yang berkebang di dalam negerinya. Di sini memberikan pengaruh kepada semakin rendahnya biaya bandwidth ke/dari luar negeri. Juga menunjukkan tingkat kematangan pengguna ICT suatu negara dalam memanfaatkan Konten dan Aplikasi yang berada di dlama negerinya sendiri. Figure Pengguna dan Pengembang ICT • Populasi anak muda di Indonesia jauh lebih besar sebagai generasi yang mudah untuk menerima teknologi dan layanan yang baru. • Industri konten dan Aplikasi semua membutuhkan sumber daya manusia, Generasi muda Indonesia menjadi pendorong untuk tumbuhnya aplikasi dan konten di Indonesia (developer dan pengguna) • Layanan mobile kedepan menjadi stategis karena karakteristiknya yang bisa menjadi basis layanan langsung ke masyarakat • Aplikasi dan konten ini untuk mendukung layanan kehidupan atau internet of things, machine to machine (M2M), Digital ekonomi • Faktanya 95% perangkat keras Indonesia saat ini berasal dari luar negeri. Demikian juga dengan perangkat lunak, aplikasi dan juga konten • Apakah Indonesia mampu menjadi pen-supply pengembangan Aplikasi, Games dan Perangkat Lunak ? tentu hal ini mengingat dukungan SDM yang dominan generasi muda. Dibutuhkan smart regulation dan tipikal untuk kemajuan Indonesia, serta pemanfaatan frekuensi demi kemajuan bersama. Perlu kepemimpinan dan kebersamaan yang kuat untuk memulai kemandirian dalam pengembangan perangkat keras, perangkat lunak, dan konten di Indonesia. Permasalahan ini tidak bisa selesai di satu kementerian (Kominfo) karena akan melibatkan regulasi terkait dengan perdagangan, perindustrian dan implementasinya.


Fokus dan target Market ICT oleh beberapa Negara Asean Singapura

Malaysia

Vietnam

Filipina

Indonesia

Memposisikan sebagai ICT hub regional dan global

Melalui MDEC : Multimedia Super Corridor (MSC)

Memposisikan sebagai Pelaku Outsource

IT Business Process outsourcer.

Target export: – Primary: Indonesia, Vietnam, Thailand – Secondary: China Middle East

Fokus pada peningkatan SDM ICT :

Populasi anak muda di Indonesia jauh lebih besar sebagai generasi yang mudah untuk menerima teknologi dan layanan yang baru.

ICT manpower 141,300 (2010)

• Labors of IT Industry 250,290 (2010) • HW Industry 127,548 • SW Industry 71,814

• DC

Apakah Indonesia mampu menjadi pensupply pengembangan Aplikasi, Games dan Perangkat Lunak, Desain dan multimedia ?

Industry

50,928

KONSENTRASI PERTUMBUHAN ICT NASIONAL KE DEPAN: 1. Sektor ICT dipercaya akan terus tumbuh, kesempatan yang lebih besar di tahun tahun berikutnya adalah pelaku bisnis yang mampu memanfaatkan jaringan telekomunikasi yang penetrasinya sudah tinggi tersebut untuk dukungan layanan usaha lainnya, contoh sistem pembayaran. 2. Pelaku usaha yang mampu secara inovasi mengembangkan konten dan aplikasi kedepan mengingat pengguna internet yang terus tumbuh termasuk didalamnya e-Commerce, advertising. 3. Dalam kerangka ASEAN maupun global, Indonesia harus mampu menerapkan Policy Goals dalam Telekomunikasi dan Pengembangan ICT yaitu terlebih dahulu meningkatkan teledensitas dan pemerataan, peningkatan kapasitas bandwidth per penduduk dan menjadikan Indonesia sebagai basis pengembangan konten dan aplikasi. Untuk itu Indonesia membutuhkan infrastruktur ICT yang mumpuni dan itu menjadi target 5 tahun kedepan. 4. Diharapkan kemampuan ini mampu mendukung Indonesia dalam MEA nantinya. Memang Indonesia belum bisa mengikuti visi singapura yang menjadikan Singapura sebagai Hub Regional dan Global namun kita berharap industri ICT kedepan dapat menemui peningkatan yang signifikan baik dari sisi infrastuktur maupun pengembangan konten dan aplikasi 5. Apakah Indonesia mampu menjadi pen-supply pengembangan Aplikasi, Games dan Perangkat Lunak serta desain dan multimedia ? tentu hal ini mengingat dukungan SDM yang dominan generasi muda à Pendukung Outsources bidang ICT ?


No

ISU / PERMASLAHAN E-­‐COMMERCE (PERDAGANGAN BARANG/JASA SECARA ONLINE) Isu/Permasalahan

1

Kurangnya kepercayaan terhadap penyelenggara e-­‐commerce (lack of trust) Kurangnya literasi dan kemauan masyarakat untuk memanfaatkan e-­‐ commerce untuk menjual maupun membeli. Kurangnya kehandalan (reliability) terhadap layanan pengiriman dan logistik nasional.

2

3

Tindak Lanjut Menyelenggarakan Sosialisasi daftar penyelenggara yang telah terverifikasi. Menyelenggarakan Gerakan Nasional untuk mendorong belanja online

Menyiapkan Standarisasi Sistem Pelayanan terbaik: • meningkatkan kemampuan pengiriman barang untuk mendukung Demand kebutuhan e-­‐commerce. • Tracking Belum adanya konsolidasi sistem • Percepatan penyelesaian Konsep National pembayaran nasional untuk mendukung Payment Gateway sistem pembayaran e-­‐commerce dan • Implementasi sistem NPG pelayanan publik nasional : • Operasional NPG • Integrasi/interoperable/interkonekt • Penyatuan Penyelenggaraan (integrasi) e-­‐ ivitas berbagai bentuk pembayaran Money secara elektronik (e-­‐money) • Belum tersedianya national payment gateway • Belum adanya interkoneksi sistem pembayaran antar penyedia sistem pembayaran. Belum ada alat pembayaran alternatif Mendorong kerjasama antara bank dan untuk e-­‐commerce bagi masyarakat operator telekomunikasi. unbanked Masih kurangnya pemerataan konektivitas • Mempercepat peningkatan kualitas dan kecepatan internet nasional. infrastruktur baik infrastruktur akses, maupun backbone. • Mempercepat implementasi pita lebar. Belum terciptanya sinergi antar pemangku Membentuk tim terpadu e-­‐Commerce. kepentingan khususnya antar Kementerian/Lembaga untuk mendukung kemajuan e-­‐commerce.

4

5

6

7


8

Perlunya penyempurnaan Regulasi terkait DNI untuk mendukung e-­‐ Commerce Masih tingginya tingkat penipuan dalam e-­‐commerce

9

10

Perlunya percepatan penyelesaian RPP e-­‐Commerce yang sedang disusun Masih kurangnya pemahaman sistem perpajakan/ insentif oleh para penyelenggara e-­‐commerce. • PPn • Bea Masuk Kurangnya SDM dalam mendukung e-­‐commerce • UKM • IT Layanan / Perlindungan Konsumen

11

12

13

14 Masih rendahnya jumlah/keterlibatan start-­‐up dalam e-­‐Commerce

15

Regulasi lain terkait e-­‐Commerce

Menyusun draft/usulan perubahan DNI terkait (Perpress No. 59 Tahun 2014) • Mengaktifkan monitoring dan tindakan preventif Cyber Desk Nasional. • Penindakan kasus penipuan dan sanksi pelaku penipuan • Menggunakan trusted domain (Nama Domain Indonesia .id). Mendorong pembahasan lintas sektor

Menyelenggarakan sosialisasi pemahaman sistem perpajakan bagi masyarakat/ penyelenggara e-­‐ Commerce

• •

Melaksanakan Bimbingan teknis untuk UKM. Mendorong akselerasi pendidikan tinggi di bidang TIK.

Menyelenggarakan advokasi kepada penyelenggara dan konsumen e-­‐Commerce. Menciptakan ekosistem/iklim kondusif untuk pengembangan e-­‐Commerce antara lain: • Kemudahan akses terhadap sumber pendanaan. • Fasilitasi start-­‐up untuk menggunakan Data Center Nasional (jika ada) • Memperbanyak technopark di kota besar. Penerbitan Peraturan Menteri terkait: • Sertifikasi Elektronik (Tanda Tangan Elektronik) • Sertifikasi Keandalan (Trustmark) • Pengoperasian Root CA


ISU-­‐ISU CROSS-­‐BORDER DALAM e-­‐COMMERCE :

1. United Nation melalui UN Commission on International Trade Law : • In written à electronic • Online dispute resolution (ODR) • Electronic Commerce à Electronic Transferable Record (OTR) • UN melalui UN Conference on Trade and Development à adoption, pemanfaatan. 2. WTO : • Electronic commerce sebagai jasa • Electronic commerce sebagai barang/good • Isu yang utama adalah custom exemption yaitu Pembeabsan Bea Masuk nya .. • Isu e-­‐Commerce di dalam WTO berjalan dinamis, di satu sisi apa yg teah dicapai harus tetap jalan di sisi lain pembahasan baru yg lebih maju tidak banyak berjalan, karena aspek yang di kejar oleh Negara maju berkutat pada Cross Border Supply dan masalah Custom. 3. Bilateral / Regional / Antar Regional dalam Economic partnership • Aspek utama e-­‐commerce adalah pada Mode 1 : Cross Border supply dan Mode 3 : Commercial Presence • Negara Maju menginginkan digital product tidak terkena bea baik digital product yang ditransfer secara elektronik maupun yang tertanam dalam medium carrier (penyimpan) • Isu electronic commerce bukanlah penjulan barang/jasa secara online namun yang terpenting adalah apapun layanan kepada public yang ada pemanfaatan system elektronik di dalam pelayanannya. Hal ini erat kaitannya dengan UU ITE dan PP 82/2012 tt PSTE khususnya pada penempatan sistem elektronik apakah menganut kepada prinsip teknologi yang dapat secara fleksibel ditempatkan di mana saja atau mengacu kepada apa yang telah tertuang dalam Pasal 17 PP PSTE itu wajib di teritori Indonesia. Dalam hal ini, terdapat keinginan kuat dari Negara-­‐ negara selain Indonesia untuk membawa prinsip system elektronik dapat dimana saja. 4. Data Privacy : pengelolaan data nasabah, data perusahaan, data transaksi agar terjamin kerahasiaan namun juga memenuhi kebutuhan tukar menukar data secara cross border à APEC ECSG 5. National Single Window : Paperless Trading untuk kemudahan arus export-­‐import à Siapa leading dalam paperless trading ini ? di sini ada proses penentuan eC/O (dari mana originasi suatu barang) à APEC ECSG, APPA (appaforum.org)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.