KEBIJAKAN BEBAS VISA: PENGEMBANGAN PARIWISATA DAN ASPEK KEAMANAN Dr. Arifi Saiman, MA. Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Asia Pasifik dan Afrika, Kemlu SEAMWORKNAS 2017 ALSA Indonesia
Jember, 17 Juli 2017 Tidak untuk disadur (dalam proses kajian)
Target Pertumbuhan Pariwisata Jokowi 2019
Catatan: Indeks daya saing pariwisata, penilaian dilakukan 2 (dua) tahun sekali oleh World Economic Forum (WEF)
Dasar Pertimbangan Pendekatan: • Politik • Ekonomi • Sosial budaya
Pertimbangan: • Asas resiprositas • Asas manfaat
Perkembangan Kebijakan BVK Indonesia
15 Negara (ASEAN dan Negara Administrasi Khusus) Perpres 43 Tahun 2011 18 Juli 2011 perubahan atas Kepres 18 Tahun 2003 31 Maret 2003
BVKS Semua Pintu Masuk dan Keluar
45 (15 + 30) Negara
90 (15 + 30 + 45)
(ASEAN dan Negara tertentu)
Negara
Perpres 69 Tahun 2015 10 Juni 2015
Perpres 104 Tahun 2015 23 September 2015
BVK Tahap I
9 Pintu Masuk & Keluar (5 TPI Bandar Udara + 4 Pelabuhan Laut)
BVK Tahap II
14 & 50 Pintu Masuk & Keluar (19 TPI Bandar Udara + 29 TPI Pelabuhan Laut + 2 TPI Perbatasan Darat
169 (15 + 30 + 45 + 79) Negara Perpres 21 Tahun 2016 10 Maret 2016
BVK Tahap III
124 Pintu Masuk & Keluar 124 Pintu Masuk dan Pintu Keluar (29 Bandar Udara + 88 Pelabuhan Laut + 7 Perbatasan Darat)
5
Ketentuan BVK Perpres 21 Tahun 2016 • BVK hanya untuk tujuan wisata, kunjungan keluarga, sosial, seni dan budaya, tugas pemerintahan, memberikan ceramah atau mengikuti seminar, mengikuti pameran internasional, mengikuti rapat yang diadakan dengan kantor pusat atau perwakilan di Indonesia, dan untuk meneruskan perjalanan ke luar negeri. • BVK berlaku untuk 30 hari dan tidak dapat diperpanjang masa berlakunya ataupun dialihstatuskan menjadi izin tinggal lainnya.
Ketentuan BVK Perpres 21 Tahun 2016 • BVK haya dapat keluar dan masuk melalui 124 Tempat Pemeriksaan Imigrasi darat, laut dan udara. • Tidak berlaku untuk kunjungan jurnalistik. • BVK tidak dapat dialihstatuskan menjadi ijin tinggal diplomatik, dinas maupun biasa.
Peluang BVK Peluang •Peningkatan Jumlah Wisatawan Mancanegara – memaksimalkan potensi ekonomi – mendorong peningkatan devisa negara; •Kemudahan sebagai tuan rumah acara Internasional (tugas pemerintahan, memberikan ceramah/mengikuti seminar, mengikuti pameran internasional); •Mengupayakan resiprositas (bebas visa bagi WNI).
Tantangan BVK Tantangan •Aspek Keamanan (pendalaman mengenai riwayat/ bonafiditas penerima BVK oleh Perwakilan RI) •Penyalahgunaan BVK untuk tujuan bisnis, jurnalistik •Sulit mendeteksi penggunaan BVK oleh personil militer asing, mereka bisa bebas melaksanakan misi di Indonesia •Memanfaatkan BVK bukan untuk wisata tetapi untuk misi singkat •Negara BVK tidak mudah berikan bebas visa, kecuali terikat pada perjanjian atau kesamaan organisasi •Penerapan BVK tidak mempermudah proses permohonan visa WNI ke negara-negara penerima fasilitas BVK.
15 Negara dapat BVK (sebelum Pemerintahan Jokowi) 1. Brunei Darussalam 2. Chile 3. Hong Kong 4. Macau 5. Malaysia 6. Morocco 7. Peru 8. Philippines
9. Singapore 10. Thailand 11. Vietnam 12. Ecuador 13. Cambodia 14. Laos 15. Myanmar
169 negara yang mendapat fasilitas BVK
169 negara yang mendapat fasilitas BVK
Kebijakan BVK ASEAN NO
NEGARA
2014
2015
Wisman (2016)
1
Singapore
155 negara
159 negara
16.4 juta
2
Malaysia
163 negara
172 negara
26.8 juta
3
Thailand
57 negara
58 negara
32.6 juta
4
Indonesia
15 negara
169 negara
11.8 juta
2011-2014 (Perpres 43 Tahun 2011), BVK Indonesia terbatas 15 negara. Perpres No. 69/2015, BVK (45 negara) Perpres No. 104/2015 (90 negara) Perpres No. 21/2016 (169 negara) Diduga berkontribusi pada rendahnya peringkat Indonesia dibanding Singapura, Malaysia dan Thailand. Kebijakan Bebas Visa diyakini mampu menaikkan peringkat Indonesia. 13
Kontribusi Pariwasata terhadap GDP No
Country
2015
2016
1
Malaysia
14.9%
n/a
2.
Vietnam
9.1%
3.
Thailand
9.2%
4.
India
9.6%
4.
UEA
12.1%
5.
Perancis
8.9%
6
RRT
9.0%
7.
Indonesia
Sumber: WTTC, 2016; 2017
9.6% 10% (versi Kemenpar)
11% (versi Kemenpar)
Sumber: Kementerian Pariwisata
Target Sektor Pariwisata Tahun 2019 2014
MACR O
MICRO
TARGET 2019
•• Contribution Contribution to to GDP GDP •• Foreign Exchange Foreign Exchange •• Contribution Contribution to to Employment Employment
•• 99 % % (Rp. (Rp. 946,09 946,09 T) T) •• Rp. Rp. 120 120 triliun triliun •• 11 11 million million
•• 15% 15% •• Rp. Rp. 240 240 triliun triliun •• 13 13 million million
•• Tourism Tourism Competitiveness Competitiveness Index Index (WEF) (WEF)**)**) •• International International Tourist TouristArrivals Arrivals •• Domestic Domestic Tourist Tourist Trips Trips
•• #70 #70 •• 99 million million •• 250 250 million million
•• #30 #30 •• 20 20 million million •• 275 275 million million
Target Kunjungan Fokus Pasar Pariwisata 2016
BVK DAN KUNJUNGAN WISMAN DI 19 PINTU UTAMA BVK TAHAP 1 45 NEGARA (15 + 30)
PERIODE JUNI 2015 JUNI 2016
PERTUMBUHAN KUNJUNGAN WISMAN
BVK TAHAP 2 90 NEGARA (15 + 30 + 45)
PERTUMBUHAN KUNJUNGAN WISMAN
9,31 %
PERIODE SEPTEMBER 2015 - SEPTEMBER 2016
29,82 %
BVK TAHAP 2 PERTUMBUHAN 169 NEGARA KUNJUNGAN (15 + 30 + 45 + 79) WISMAN
PERIODE MARET 2016 - MARET 2017
138,56 %
Catatan: Evaluasi dilakukan 1 Tahun setelah diterbitkannya Perpres tentang Bebas Visa Kunjungan. Contoh: BVK 1 ditetapkan pada Bulan Juni 2015. Pertumbuhan kunjungan wisman dilakukan dengan membandingkan jumlah kunjungan wisman Periode Bulan Juni 2015 – Juni 2016 dengan Periode sebelumnya, yaitu Bulan Juni 2014 – Juni 2015.
20
Kunjungan Wisatawan dan BVK Tahap 1 No.
Negara Penerima BVK
1 2 3 4 5 6 7 8
Afrika Selatan Amerika Serikat Austria Bahrain Belanda Belgia Ceko Denmark
9
Finlandia
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Hungaria Inggris Italia Jepang Jerman Kanada Korea Selatan Kuwait Meksiko Norwegia Oman Perancis Polandia Qatar RR Tiongkok Rusia Selandia Baru Spanyol Swedia Swiss Uni Emirat Arab
Jumlah Kunjungan Wisman Juni 2014 s.d Juni 2015
Juni 2015 s.d Juni 2016
Margin
%
19,197 258,878 21,403 1,558 173,814 36,371 25,066
23,408 292,327 23,555 1,856 188,663 40,827 33,198
33449 2152 298 14849 4456 8132
12.92 10.05 19.13 8.54 12.25 32.44
17,116
19,855
2739
16.00
260,529 66,591 546,439 193,155 71,795 370,780 8,744 18,244 218,828 1,681 1,133,087 79,171 89,697 50,788 35,628 49,170 11,233
318,916 70,537 521,320 223,797 78,636 353,737 7,896 19,869 231,056 1,665 1,342,552 75,891 96,176 57,843 45,094 55,497 9,977
58387 3946 -25119 30642 6840 -17043 -848 1625 12228 -16 209465 -3280 6479 7055 9466 6327 -1256
22.41 5.93 -4.60 15.86 9.53 -4.60 -9.70 8.91 5.59 -0.95 18.49 -4.14 7.22 13.89 26.57 12.87 -11.18
RATA-RATA
umber : Ditjen Imigrasi (2016,2017) dan BPS (2014,2015) diolah oleh Asdep Litbangjakpar
9,31
21
Kunjungan Wisatawan dan BVK Tahap 2 Jumlah Kunjungan Wisman
Jumlah Kunjungan Wisman No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Negara Penerima BVK
Aljazair Angola Argentina Azerbaijan Belarusia Bulgaria Dominika (Persemakmuran) Estonia Fiji Ghana India Irlandia Islandia Kazakhstan Kroasia Kyrgyzstan Latvia Lebanon Liechtenstein Lithuania Luksemburg Maladewa Malta Mesir Monako
September September 2014 s.d 2015 s.d September September 2015 2016
Negara Penerima BVK
September September 2014 s.d 2015 s.d September September 2015 2016
Margin
%
No.
26 27 28 29 30
Panama Papua Nugini Portugal Romania San Marino
20,726 -
26,916 -
31
Saudi Arabia
167,087
201,841
32 33 34 35 36
Seychelles Siprus Slovakia Slovenia Suriname
-
-
-
-
37 38 39 40 41 42 43 44 45
Taiwan Tanzania Timor Leste Tunisia Turki Vatikan Venezuela Yordania Yunani
226,970 -
215,721 -
-11,249 -
-4.96 -
-
-
-
-
-
-
-
-
279,130 10,418 -
351,775 18,476 -
72,646 26.03 8,058 77.35 -
RATA-RATA
umber : Ditjen Imigrasi (2016,2017) dan BPS (2014,2015) diolah oleh Asdep Litbangjakpar
Margin
%
6,190 -
29.87 -
34,754
20.80
29,82
22
Kunjungan wisatawan dan BVK Tahap 3 Jumlah Kunjungan Wisman No.
Negara Penerima BVK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Albania Andorra Antigua dan Barbuda Armenia Australia Bahama Bangladesh Barbados Belize Benin Bhutan Bolivia Bosnia dan Herzegovina Botswana Brazil Burkina Faso Burundi Chad El Salvador Gabon Gambia Georgia Grenada Guatemala Guyana Haiti Honduras Jamaika Kenya Kepulauan Marshall Kepulauan Solomon Kiribati Komoro Kosta Rika Kuba Lesotho Madagaskar Makedonia Malawi Mali
Maret 2015 s.d Jan 2016 959,257 12,002 -
Maret 2016 s.d Jan 2017 1,112,550 38,833 -
Jumlah Kunjungan Wisman Margin 153,293 26,831 -
% 15.98 223.55 -
No. 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79
Negara Penerima BVK Mauritania Mauritius Moldova Mongolia Mozambik Namibia Nauru Nepal Nikaragua Palau Palestina Pantai Gading Paraguay Puerto Rico Republik Dominika Rwanda Saint Kitts dan Navis Saint Lucia Saint Vincent dan Grenadis Samoa Sao Tome dan Principe Senegal Serbia Sri Lanka Swaziland Tajikistan Tanjung Verde Togo Tonga Trinidad dan Tobago Turkmenistan Tuvalu Uganda Ukraina Uruguay Uzbekistan Vanuatu Zambia Zimbabwe.
Maret 2015 s.d Jan 2016 -
Maret 2016 s.d Jan 2017 -
-
-
-
19,230 -
6,964 -
RATA-RATA
umber : Ditjen Imigrasi (2016,2017) dan BPS (2014,2015) diolah oleh Asdep Litbangjakpar
Margin
%
-
-
-
-
12,266 -
176.13 -
138,56
23
10 Besar Wisatawan Asing ke Indonesia (Maret 2016-2017) No
Negara
Jumlah
1
RRT
1,369,856
2 3
Singapura Australia
1,232,769 1,126,606
4 5 6 7 8 9 10
Malaysia Japan India Inggris Korea Selatan Amerika Serikat Perancis
1,119,780 379,511 318,206 287,646 273,793 259,074 225,350
25
Lokasi Implementasi Kebijakan Bebas Visa
z
Negara Asal Turis (Besaran Wisman) 2016 80 ribu
1,4 Juta
195 ribu
343 ribu
195 ribu
513 ribu
328 ribu
209 ribu
250 ribu 14 ribu 296 ribu 186 ribu
1,2 juta 149 ribu
1,4 juta
376 ribu 1,1 juta
Drive for Tourism 1. Pleasure 2. Recreation 3. Health 4. Participating in Sport 5. Curiousity and Culture 6. Ethnic and Family 7. Spiritual and Religious 8. Status and Prestige 9. Professional or Business Source: Research and Development Agency, Indonesian Ministry of Tourism
Keunikan dan eksotisme tempat wisata: penarik turis
Kehadiran dunia dan promosi pariwisata
Anggaran pemasaran pariwisata Indonesia Tahun
Pengembangan Pemasaran LN Alokasi Anggaran (miliar rupiah)
% Perubahan
Pengembangan Pemasaran DN Alokasi Anggaran (miliar rupiah)
% Perubaban
2011
448
2012
695
55,1%
146
1,4
2013
443
-35,3%
123
-15,8
2014
288
-35,0%
85
-30,9
2015
966
235,4%
349
310,6
2016
2.252
133,1%
697
99,7
Sumber: DJA Kemenku (modified)
144
Contoh: Promosi Pariwisata di Kota Dunhill London
Paris
New York
Dampak BVK Penurunan PNBP sebesar 52 persen atau Rp. 1 trilliun (2016), tahun 2015 PNPB lebih dari Rp. 2 trilliun Kasus pelanggaran overstay (Des 2016) mencapai: 26.449 Illegal migrant dari RRT: 8. 032 melanggar izin tinggal kunjungan dan 4. 753 overstay bebas visa kunjungan
Ekses Sosial BVK?
Ekses Negatif BVK? • Penyelundupan SabuSabu 1 juta ton dari Tiongkok, setara Rp. 2 Triliun • Polda Metro Jaya dan Polresta Depok di Anyer, 13 Juli 2017 • 4 tersangka WN Tiongkok
WNA Terpidana Mati 2016 BEBAS NAMA NEGARA ASAL VISA/TIDAK Andrew Chan Australia Bebas Visa Myuran Sukumaran Australia Bebas Visa Martin Anderson Ghana Bebas Visa Raheem Agbaje Salami Spanyol Bebas Visa Rodrigo Gularte Brazil Bebas Visa Sylvester Obiekwe Nwolise Nigeria TIDAK Okwudili Oyatanze Nigeria TIDAK Mary Jane Fiesta Veloso Filipina (lolos) Bebas Visa Sergei Areski Atlaoui Perancis (lolos) Bebas Visa
WNA Terpidana Mati 2016 Marco A.Cardoso Mareira Daniel Enemua Ang Kim Soe Namaona Dennis Tran Thi Hanh
Brazil Nigeria Belanda Malawi Vietnam
Bebas Visa TIDAK Bebas Visa Bebas Visa Bebas Visa
Ozias Sibanda Obina Nwajagu bin Emeuwa Fredderik Luttar Humphrey Ejike alias Doctor Seck Osmane Zulfiqar Ali Gurdip Singh Michael Titus Igweh Okonkwo Nongso Kingsley Eugene Ape
Zimbabwe Nigeria Zimbabwe Nigeria Senegal Pakistan India Nigeria Nigeria Nigeria
Bebas Visa TIDAK Bebas Visa TIDAK Bebas Visa TIDAK Bebas Visa TIDAK TIDAK TIDAK
Hubungan antara BVK dan Pariwisata: Kasus Indonesia saat ini Belum diketahui secara jelas seberapa besar manfaat, atau mudharat, kebijakan bebas visa kunjungan bagi pengembangan pariwisata; Diperkirakan, bebas visa kunjungan akan “memantapkan” minat bagi orang-orang yang memang sudah memutuskan untuk berkunjung ke Indonesia. BVK nampaknya bukanlah “trigger” bagi orang, yang semula tidak berminat ke Indonesia, menjadi berminat untuk berkunjung ke Indonesia. Menurut data dari Direktorat Jenderal Imigrasi, yang mengambil sample 32 negara dari 169 negara yang memperoleh fasilitas Bebas Visa Kunjungan, ternyata warga dari negara-negara sampling tersebut tidak memanfaatkan fasilitas tersebut secara optimal.
Perlukah review kebijakan BVK? (1) Berdasarkan Political Risk Map 2016, terdapat negara-negara yang tergolong dalam ‘unstable’/beresiko tinggi, namun berdasarkan Perpres No. 21 tahun 2016 justru mendapatkan fasilitas Bebas Visa Kunjungan ke Indonesia, yaitu sbb: Afrika
• Terdapat 19 negara di Afrika dengan kualifikasi ‘unstable’/beresiko tinggi yang mendapat Bebas Visa Kunjungan, yaitu : Angola, Kenya. Rwanda, Benin, Lesotho, Swaziland, Burkina Faso, Malawi, Burundi, Chad, Mali, Maroko, Tanzania, Togo, Uganda, Mozambique, Gabon, Gambia, dan Zimbabwe.
Eropa
• Terdapat 4 negara di Eropa dengan kualifikasi ‘unstable’/beresiko tinggi yang mendapat Bebas Visa Kunjungan, yaitu : Belarus, Ukraina, Moldova dan Bosnia Herzegovina
Asia Tengah • Terdapat 4 negara di Asia Tengah dengan kualifikasi ‘unstable’/beresiko tinggi yang mendapat Bebas Visa Kunjungan, yaitu : Uzbekistan, Kyrgistan, Tajikistan, dan Armenia Asia Selatan / Asia Tenggara
• Terdapat 5 negara di Asia Selatan/ Asia Tenggara dengan kualifikasi ‘unstable’/beresiko tinggi yang mendapat Bebas Visa Kunjungan, yaitu : Nepal, Bhutan, Laos, Kamboja dan Myanmar
Perlukah review kebijakan BVK? (2) Pasifik Selatan • Terdapat 2 negara di Pasifik Selatan dengan kualifikasi ‘unstable’/beresiko tinggi yang mendapat Bebas Visa Kunjungan, yaitu : Papua Nugini dan Solomon Island • Di Pasifik Selatan, juga terdapat enam negara, walaupun mungkin tidak tergolong ‘unstable’, namun negara -negara tersebut akhir-akhir ini membawa isu HAM Papua ke PBB, yaitu : Vanuatu, Tonga, Palau, Nauru, Tuvalu, dan Kepulauan Marshall. Keenam negara tersebut mendapatkan fasilitas Bebas Visa Kunjungan. Dengan demikian, aktifis LSM dari negaranegara tersebut dengan mudah bisa keluar-masuk ke Papua dan wilayah Indonesia lainnya. • Lebih-lebih lagi, terdapat negara-negara yang tergolong ‘unstable’/beresiko tinggi, sebagaimana tersebut pada butir 4, yang adalah juga negara asal dari para terpidana mati narkoba, misalnya Malawi (Namaona Dennis), Zimbabwe (Ozias Sibanda dan Fredderik Luttar), dan Senegal (Seck Osmane).
Rekomendasi (1) Pemerintah Indonesia memiliki beberapa pekerjaan rumah yang harus dilakukan untuk memastikan keamanan nasional tidak akan terpengaruh dari kebijakan bebas visa, seperti: • Meningkatkan infrastruktur imigrasi disesuaikan dengan volume kedatangan internasional per tahun. • Mengkaji kembali dan memperbaiki fasilitas bebas visa, termasuk untuk paspor dinas dan diplomatik. • Meningkatkan kualitas fungsi intelijen keimigrasian dan kekonsuleran, sebagai upaya pencegahan dan penangkalan.
Rekomendasi (2) ď ą Perlunya meninjau kembali kebijakan Bebas Visa Kunjungan (walau tidak berarti harus dihapus total), dengan mempertimbangkan pokokpokok berikut : a. Negara-negara yang tergolong ‘unstable’/beresiko tinggi, berjumlah 35 negara dan sebagaian besar dari benua Afrika, seyogyanya tidak diberikan Bebas Visa Kunjungan sampai kondisi negara tersebut membaik. Besar kemungkinan, negara-negara tersebut tidak akan mampu memanfaatkan Bebas Visa, karena kondisi dalam negeri mereka yang memang sedang tidak stabil. b. Negara-negara yang relatif stabil, namun hostile terhadap kepentingan RI (seperti halnya enam negara Pasifik), sebaiknya juga tidak diberikan Bebas Visa Kunjungan, sampai terjadi perubahan sikap yang positif negara-negara tersebut terhadap Indonesia. c. Bebas Visa Kunjungan kiranya hanya diberikan kepada negara-negara yang tergolong stabil, dan telah mampu memasok wisatawan ke Indonesia minimal 10 ribu kunjungan per tahun. d. Perlu dilakukan peninjauan implementasi Bebas Visa ini secara reguler.