LEADERSHIP

Page 1

ADER LEADER R LEADER LEA ADER LEADER LEADER LEA ADER LEADER LEADER LEA ADER LEADER R LEADER LEA Little note by Akhmadi Vol.1



SEKAPUR SIRIH Rekan-rekan dan sahabat epcc forum yang saya cintai dan banggakan, puji syukur kehadirat llahi Robbi yang telah menggetarkan frekuensi kita yaitu frekuensi disisi kehausan akan ilmu dan kommitmen pada level yang nyaris sama, sehingga mampu menghaluskan perbedaan semangat, yang timbul dan tenggelam seiring berjalannya waktu. Penghargaan yg tinggi dan teriring doa "semoga Allah Azzawajallah senantiasa melimpahkan barokah, kesehatan dan usia yang penuh berkah kepada semua anggota team, khususnya kepada guru, sahabat, rekan dan ayahanda yang meskipun tidak pernah mengatakannya sebagai ayah, tetapi kami merasakannya". Dengan kerendahan hati beliau sudi mendengarkan kebodohan kami yang terkadang terselimuti keluh kesah yang nyata, meski kita mengatakan dengan lantang situasi sebaliknya. Beliau adalah bapak Bambang pramudjo, Ir, MT. matur suwun pak ada hal penting yang saat ini, khususnya yang saya rasakan adalah bagaimana hal positif ini (sharing selosoan - ambil istilah saudara kita NU) terus ditingkatkan manfaatnya (profit), terus berkembang (growth), konsisten (sustain) dim dinamika kehidupan yang kita hadapi ditengah pusaran varian waktu (yang Allah sendiri bersumpah kepada makluk satu ini) dimana semua orang merugi kecuali orang beriman dan saling menasehati dalam kebaikan dan dalam kesabaran (insyaallah anggota forum masuk golongan ini), serta keinginan mencerdaskan sesama anak bangsa (anggota forum) yang merupakan bagian memcerdaskan kehidupan bangsa indonesia, telah mendorong saya memilih tema (start with why) LEADERSHIP REFRESING 2023, sebagai penyegaran ulang understanding kepemimpinan yang mungkin sudah sebagian kita pahami juga sebagai amunisi yang dipasok untuk membombardir tungku semangat dalam diri kita dan meyalakan (ignition) api semangat yang semoga semakin tinggi dan berkobar. Bicara kepemimpinan tentu sangat banyak dan luas, Rasulullah SAW sebagai contoh nyata dan dicatat dalam sejarah serta diabadikan dalam buku karangan beliau menempati urutan nomor 1, dengan bukti perubahan yang nyata sebagai legacy yang dikenang manusia sejagat sampai hari akhir nanti. Maka tentu masing-masing orang akan mecoba mencari berbagai model kepemimpinan tidak ada oleh karena itu ada istilah searching of leadership dan dengan sharing ini saya berharap menjadi salah satu referensi bagaimana cara mendongkrak kembali leadership kita menjulang dan kokoh. Sekali lagi semoga Allah SWT meridhoi ikhtiar kita dan memudahkan semua urusan kita ... Aamiin. Selasa, 03 Januari 2023


BAGIAN 1

Pentingnya Leadership Dalam Kehidupan


Kehidupan merupakan ruang dan waktu dalam manusia menjalani hidup, dimana kondisinya sangat dinamis, peluang maupun resiko dalam hidup baik pribadi maupun kelompok dengan peran yang silih berganti dipimpin atau memimpin (follower atau leader) diperlukan paling tidak pemahaman tentang kepemimpinan. Ada beberapa manfaat yang bisa diambil dari peningkatan pemahaman apalagi implementasi tentang kepemimpinan sebagai berikut: 1

Meningkatkan kualitas diri Pemahaman dan implementasi leadership yang baik atau kuat akan dapat secara nyata memberikan dampak atas kualitas diri seseorang.

2

Membentuk karakter dan skill Pada akhirnya akan semakin kelihatan karakter positif dan secara bersamaan mendorong keinginan belajar kuat dan pada akhirnya skill akan terlihat nyata pada diri seseorang.

3

Membangun kepercayaan diri Dengan bertambahnya hal-hal diatas tentunya akan menimbulkan konsekuensi logis tingkat confidance level atau kepercayaan diri menjadi meningkat.

4

Membangun kerjasama team Meningkatkanya karakter, skill dan percayaan diri akan menambah kemapuan mempengaruhi orang lain atau organisasi, mampu membangun ikatan fisik dan emosianal dam sebuah team dengan kemampuan berkembang yang dinamis, meningkatkan kemampuan secara kolektif.

5

Mengatasi rintangan yang selalu berkembang Pada akhirnya tentu saja memiliki determinasi yang kuat dalam menghadapi isu yang berkembang dinamis dalam segala situasi, problem solving atau resiko yang mengancam tujuan diri maupun organisasi dari waktu ke waktu.

5


Bagaimana jika itu lemah atau poor? (Leadership) Tentu saja hal ini lebih dirasakan dampaknya dari lemahnya leadership di organisasi seperti sebagai berikut: 1

2

Tidak tercapainya Target, dimana organisasi tidak mencapai hasil yang diharapkan akibat lemahnya kepemimpinan. Kurangnya persatuan (lack of unity), tanpa kepemimpinan yang stabil akan menimbulkan kurangnya persatuan diantara pemimpin bagian dan ini akan berimbas ke bawah (staf).

3

4

Kurangnya kepercayaan (lack of trust), kurangnya kepemimpinan juga mendorong ketidakpercayaan satu dan yang lainnya. Buang buang waktu (wastage of time), akibat lemahnya skill kepemimpinan juga menyebabkan banyaknya waktu terbuang menyelesaikan masalah dan dalam mencapai persetujuan yang diharapkan.

5

Tidak memiliki kemapuan penyeleseian problem, khusus dalam sebuah group atau organisasi ketidakmampuan dalam resolve the problem akan memicu kepanikan anggota team dan ini bisa merusak dalam upaya mencapai visi misi.

6


Apa nilai-nilai kepemimpinan yang didorong untuk tumbuh saat ini ? Keyakinan para pemimpin negeri ini kembali muncul bahwa pembangunan nasional pada hakekatnya adalah pembungunan manusianya, khususnya kementeian BUMN bahwa kemampuan unit usaha dibawah naungannya hanya akan tumbuh jika nilai kepemimpinan tubuh manusianya tumbuh dan melekat pada setiap aktivitas kehidupannya. Nilai-nilai itu disingkat dengan AKHLAK, dengan penjelasan sebagai berikut :

1

AMANAH

2

KOMPETEN

Terus belajar dan mengembangkan Kapabilitas

3

HARMONIS

Saling peduli dan menghargai perbedaan

4

LOYAL BERDEDIKASIH

5

ADAPTIF

6

KOLABORATIF

Memegang teguh kepercayaan yang diberikan

Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara

Terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan perubahan Membangun kerja sama yang senergis

7


Bagaimana membangun kepemimpinan seseorang? Kita bisa belajar dari berbagai referensi dari internet tentu sangat banyak tetapi saya lebih condong pada hal sebagai berikut: 1

Disiplin

2

Berkomunikasi dengan baik

3

Berfikir kritis dan fleksibel

4

Jangan takut berinisiatif

5

Bertanggung jawab

6

Kesadaran situasional

7

Dapat memotivasi

8

Terus belajar

Membagun

kepemimpinan

pada

diri

seperti

membangun sebuah bangunan? Membagun kepemimpinan pada diri seperti membangun sebuah bangunan? Jawaban adalah betul, seperti ini kira-kira jawabannya. Untuk lebih meningkatkan pemahaman bagaimana meningkatkan level kepemimpinan pada diri, perlu ada penjelasan atau penggambaran atau hal-hal yang harus dilakukan menjadi jelas dan lebih mudah. Pada kesempatan ini saya akan jelaskan, bahwa sesungguhnya membangun dan memguatkan level LEADERRSHIP adalah seperti layaknya membangun sebuah bangunan sederhana, yang tentunya perlu memiliki pondasi, tiang-tiang yang di bangun dengan kokoh dan pada bagian atasnya adalah atapnya. Bangunan leadership ini memiliki empat tiang yang harus dibangun dengan kesadaran, ketlatenan dan kesungguhan sehingga kuat dan mampu menopang atapnya sehingga diharapkan semakin tinggi pula. Karena bangunan leadership ini memiliki 4 tiang utama yang wajib ditegakkan, maka disebut juga "empat pilar kepemimpinan" atau "There are four pillars of leadership"

8


Ada perbedaan yang signifikan membangun bangunan leadership dengan membangun bangunan pada umumnya yaitu disisi bagian pondasinya. Membangun bangunan pada umumnya, dimana sebelum perencana akan menentukan seberapa tinggi bangunan akan dibuat Si Perencana akan sangat memperhatikan kondisi lingkungan seperti beban angin (wind load), gempa (earth quake) diperhitungkan secara detail dan matang bahkan juga menambahkan konstanta tertentu dan masih dikalikan faktor keamanan. Semua itu diperlukan untuk menentukan macam apa pondasi yang sesuai, apakah pondasi dangkal ataupun pondasi dalam (shallow or deep foundation). Sedangkan bangunan leadership adalah bangunan bertumbuh yang tidak bisa ditentukan seberapa tingginya saat awal, dia akan tumbuh dan menjulang seiring dengan seberapa besar dan tingginya tiang-tiang utamanya (pillars) ditegakkan dan dikuatkan. Bagaimana dengan kondisi lingkungan seperti angin dan gempa yang mungkin bisa terjadi? yang keduanya bisa menjadi dorongan atau gaya samping (lateral force) yang mungkin saja bisa memporak-porandakan struktur bangunan leaderhip yang dibangun?. Nah, disinilah perbedaan keduanya, bangunan umum dan bangunan leadership, pada bangunan leadership pondasi juga harus dikuatkan atau struktur bagian bawah (pondasi dan tanah pendukung) seiring dengan struktur atas yang tumbuh dan menguat. Penguatan pondasi bangunan umumnya dengan perkuatan struktur tanah pedukung dengan metode grouting atau injection dengan semen, atau memperluas tapak dan juga mungkin penambahan tiang pancang, secara prinsip ditambahkan sesuatu yang menguatkan. Tentu saja prinsip ini tidak berbeda jauh dengan bangunan leader yang dimaksud yaitu dengan menambahkan sesuatu yang menguatkan. Suatu yang menguatkan pondasi bangunan leadership itu disebut ilmu, tentu ilmu ini apa saja dimana perlu skala prioritas pemilihannya untuk di injeksikan tergantung beban yang muncul, terutama ilmu agama. Selain memang menuntut ilmu sebagai satu kewajiban, proses ini sangat menguntungkan untuk pribadi, lingkungan pun mendapatkan manfaatnya. Secara khusus, struktur bangunan leadership tiangnya memilki nama masingmasing antara lain: Tiang Petama: Commitment Tiang Kedua : Authentic Tiang Ketiga: Contribution Tiang Keempat: Responsibility Dan struktur bawah yang menopang tiang-tiang diatas disebur faith and piety foundation (pondasi iman dan taqwa) inilah wajib diperhatikan saat pilar diatas mulai menjulang dan besar.

9


Contribution

Responsibility

Authentic

Commitment

LEADERSHIP

Iman dan Taqwa The Four Pillars of Leadership Penjelasan pilar-pilar yang wajib dan dipilih untuk dibangun adalah sebagai berikut:

Pilar Pertama: Commitment Banyak arti dalam istilah komitmen seperti memenuhi janji, bisa memegang teguh suatu kepercayaan dan lainya. Tetapi disini kami memilih bahwa komitmen lebih condong pada menjadikan sesuatu terjadi dimana ada penekanan kata "menjadikan" artinya ada unsur aktif atau aktifitas yang dilakukan untuk sesuatu (tentu yang diharapkan) bisa terjadi. Kejadian yang diharapkan terjadi itu didahului aktivitas yang secara sadar kita jalankan mentapkan tujuannya (main purpose), melakukan perencaan (develop planning), melaksanakan segera (take action right now) selanjut mengidetifikasi kemungkinan masalah yang menghambat tercapainya tujuan (risk) dan akhir sesuatu yang diharapkan terjadi. Misalnya sebagai contoh dalam kehidupan kita sehari hari, ada sepasang suami istri dimana suatu saat Si Suami ingin membuat acara yang romantis seperti candle light dinner (target). Si Suami mulai membuat rencana rinci (go to detail ) lokasi, kapan, situasi yang ingin dicapai seperti apa berapa lilin yang akan dipasang, situasi cuaca saat ini seperti apa dan lain sebagainya. Melakukan identifikasi apa saja yang mungkin menghambat dan menggagalkan (risk), melakukan upaya aktif atas semua diatas (take action), memastikan pihak 2 terkait guna menghidari (ensure to avoid) dan pada akhirnya candle light dinner yang romantis terjadi (make it happen).

10


Jika kita menjalankan dan mengimplementasikan proses diatas dengan sadar dan pada akhirnya semua target, atau sesuatu yang kita inginkan dapat terjadi itulah KOMITMEN. Memutuskan tujuan (bisa merupakan strategy start from the end) mulai dari akhir, mengembangkan rencana rinci, indentifikasi dan upaya pecegahan resiko, melaksanakan segera, sehingga sesuatu yang diharapkan dapat terjadi maka jika dilakukan dalam kehidupan kita sebagai pribadi, dalam memimpin rumah tangga, masyarakat dan dunia kerja dengan sadar dan dari waktu ke waktu maka kita telah membangun tiang kepemimpinan yang pertama komitmen, tumbuh membesar dan menjulang, maka level kepemimpinan kita terdorong naik.

Pilar kedua: Authentic Banyak juga arti tentang authentic ini, ada yang mengatakan asli, orisinil atau apa adanya tetapi kandungan yang jelas dan padat akan arti authentic adalah pure of honnesty (penuh dengan kejujuran). Pemimpin besar khususnya Rasullullah Mohammad telah membangunnya sejak kecil, ditengah tradisi arab jahiliyah, sampai beliau mendapat gelar Al-Amin (dapat di percaya). Membangun pilar kedua disini dapat disampaikan sesungguhnya ini adalah bagaimana kita mengola pemikiran dan alam bawah sadar kita bahwa untuk menjadikan sesuatu terjadi yg di jelaskan diatas itu bukan lagi menjadi suatu "KEHARUSAN" kita rubah dengan kesadaran kita menjadi suatu "PILIHAN". Apa beda keduanya? Tentu sangatlah berbeda, "KEHARUSAN" mendorong tubuh atau diri merespon suatu tekanan dari luar, alam bawah sadar kita mengatkan harus, ada tekanan metal sehingga menimbulkan kepenatan dan gampang lelah, menurunkan creativity, tidak flexible dan adaptive serta memancing kemarahan. "PILIHAN" meski sama pemantiknya dari luar, jika alam bawah sadar kita menuju ke ranah pilihan maka hal itu mendorong metabolisme tubuh berbeda, sehingga bisa menikmati proses (enjoy the proses) energI diri melimpah dan kreativitas berbeda, fleksibilitas serta adaptifnya meningkat. Kalau kita bawa kembali ke cerita suami-istri dimana suaminya memilih untuk menyiapkan pesta kecil romantisnya maka proses menuju terjadinya itu, baik perencanaan, action, mengatasi resiko, sampai menikmati candle light dinnernya menjadi proses yang menyenangkan. Tingkat teringginya dari authentic ini adalah IKHLAS yang merupakan salah satu ilmu tertinggi. Ikhlas tidak hanya melahirkan hal-hal positif diatas tetapi jika diawali dengan karena Tuhan YME, diawali dengan bismillah menjadi bernilai ibadah yang dalam kitab suci manapun menyampaikan akan diganjar pahala.

11


Jika kemampuan diri kita dalam merubah harus, menjadi memilih dan tertingginya ikhlas kemudian diterapkan pada diri, berkeluarga, berteman serta dalam dunia pekerjaaan, meningkat dari waktu ke waktu dalan segala suasana, maka kita dengan sadar membangun, menegakkan tiang kepemimpinan yang kedua yaitu authentic, dengan demikian naik juga level leadership pada diri kita.

Pilar ketiga: Contribution Contribution dapat juga berarti peran serta, jika dalam suatu rapat anda mengusulkan sesuatu atau pendapat, maka anda disebut berkontribusii dlam rapat tersebut. Esensi utama dalam contribution adalah do something different, melakukan sesuatu yang berbeda dalam tanda kutip "positif". Pertanyaan selanjutnya adalah hal beda positif di mana? jawabannya hal beda Positif pada diri. Pertanyaan detailnya adalah hal positif dan beda apa yang akan dan telah dilakukan untuk diri diujung hari, diujung minggu dan bahkan diujung tahun? pertanyaan mana yang lebih prioritas?. Tentu saja kita dihadapkan banyak pilihan, kekhawaatiran dan lainnya disini butuh petunjuk, sebagai manusia ciptaan Allah SWT, kita perlu meminta petujuk dengan berdoa agar mengilhamkan pilihan diantara yang terpikir. Tentu saya tidak akan menjelaskan doa-doa yang makbul apa saja tetapi saya akan menjelaskan bahwa jika kita memilih menjadi berbeda setiap hari, minggu, bulan dan akhir tahun beda yang positif, bisa ilmu, sertifikasi, sikap diri yang positif, studi lanjutan, sharing maka tentu anda akan berbeda, tumbuh (growth) tidak hanya sekedar bertahan (survive). Tanpa anda sadari, anda telah memantaskan diri untuk menerima tanggung jawab berbeda tentu lebih besar karena pertumbuhan atas hal-hal diatas Jika dengan sadar dan memilih serta mecapai level ikhlas dalam membangun pilar ketiga ini maka level leadership akan tegak dan menjulang tentu karena dipilih proses ini menjadi hiburan menyenangkan dan menyehatkan.

Pilar keempat: Responsibility Responsibility juga mempunyai begitu banyak arti, seperti pemenggalan sederhana respon dan ablity, tapi paling banyak adalah tanggung jawab. Tetapi dalam membangun pilar keempat ini, arti tanggung jawab adalah jangan mudah menyalakan pihak lain atau sesuatu yang di luar diri kita (do not blame others). Mengapa sesuatu yang kita ingin dan harapkan tidak terjadi, dengan muda kita bilang itu terjadi karena sesuatu yang terjadi di luar diri kita dan kita bilang sebenarnya kita baik baik saja. Kejadian paling sering di kantor misalnya kita

12


diharapkan meeting tepat waktu, kita atau staf kita datang terlambat dan saat kita tanya kita atau staf kita mengatakan "macet pak" atau," Hujan pak". Seolah olah kita mengatakan saya atau kita baik-baik saja situasi di luar diri kita lah yang tidak mendukung, dan setelah kita memgatkan demikian kita merasa aman, tapi sesungguhnya kita telah sama sekali tidak membangung tiang leadership kita yang ke empat ini bahkan meruntuhkannya. Sesungguhnya jika kita membuat rencana, medetailkan dan semua aktifitas dalam menjaga komitmen seperti dalam membangun pilar kita yang pertama, maka kita bisa mengatisipasi dan datang tepat waktu. Alasan hujan (blame it on the rain) ini juga paling umum, padahal hujan adalah rahmat yang diturunkan Allah untuk manusia di muka bumi dan dari hujan lah Allah bangkitkan tumbuhan yg telah layu bahkan mati, dan airnya diturunkan dengan takaran ukuran tertentu untuk kemaslahatan manusia, coba bayangkan jika Allah turunkan sekaligus dari langit. Oleh karena itu, berhentilah kita menyalakan hujan atau blame it on the rain. Dengan mengakui kesalahan dan dengan tegas dan sekaligus berjanji lebih baik kedepan akan membawa diri ke kondisi; Menyadari kekurangan kita, sehingga dan butuh perbaikan maka akan membukan peluang bertumbuh bagi diri, dibanding menyalakan pihak lain yang berdapak tidak adanya dorongn diri untuk berubah dan menjadi lebih baik Berjanji, adalah sebuah rencana (promiss is planning no promise is no planning) yang menjadi awal yang bisa menjadi pendongkrak pertumbuhan dan membangkitkan semnangat. Dengan berjanji kita menciptakan pressure, dengan itu pula kita mampu menggerakan semua kemampuan yang kita miliki untuk mencapai apa yang kita janjikan. Jika kita ingin dan terus menjadi pribadi yang tidak muda menyalakan pihak lain atas sesuatu yang kita harapkan terjadi, pada diri, sebagai kepala keluarga dalam pergaulan dan pekerjaan maka sesungguhnya kita membangun pilar kepemimpinan yang keempat, maka tentu saja menguat dan menjulang.

13


Lengkap sudah ke empat pilar kita bangun dari waktu ke waktu, pilar-pilar penting itu akan semakin besar dan menjulang tinggi. Tentu harus kita jaga dari semua hal yang munkin saja bisa meruntuhkannya, dengan mengenali hal 2 yang bisa meruntuhkan. Bisa juga memperkuat dan memperkokoh bagian pondasi utama demgan meningkatkan secara periodik dan konsisten melatih perkuat pondasi yakni iman dan taqwa kita. Perkuatan ini tentu sesuatu yang bersifat menguatkan (seperti sifat semen) seperti ilmu, ilmu apa saja terutama agama dan ilmu lainnya. Maka membangun leadership itu membawa kita menjadi pembelajar, belajar apa saja sehingga kemampuan kita akan meningkat dari waktu 2 yang bisa jadi sangat exponential (y = x^n). Dalam teori piramid belajar, bahwa siswa menerima model belajar lectural hanya 5%, reading 10%, audio visual sekitar 20%, demo dan discuss di sekitar 30-50%, praktis 75 % sedangkan teach other alias mengajarkan ke orang lain 90% (dikutip dari The NTL Institute of applied Behavioral science learning piramid) artinya dengan kita mengajarkan hal-hal terkait leadership, memahamkan kita tetang leadership.

TERBUKTI BAHWA LEADER IS TEACHER Semoga Allah meridhoi dan memudahkan semua ikhtiar kita ... Aamiin.

Salam Akhmadi Tricahyono

14


COPYRIGHT

Designed by ALTHOF AKHMADI


ADER LEADER R LEADER LEA ADER LEADER LEADER LEA ADER LEADER LEADER LEA ADER LEADER R LEADER LEA


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.