Dari Penulis Pada hakikatnya manusia adalah mahluk sosial. Manusia membutuhkan orang lain dan lingkungan sosialnya sebagai sarana bekerja sama dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan bersosialisasi. Setiap individu tidak akan bisa hidup sendiri, sehingga mereka akan saling berinteraksi satu sama lain. Sekitar satu tahun belakangan ini, negaranegara di berbagai belahan bumi sedang dilanda suatu bencana global, yaitu pandemi Covid-19. Pandemi yang hingga kini tidak kunjung usai telah mengubah begitu banyak aspek kehidupan. Banyak cara hidup manusia yang harus mengalami penyesuaian akibat hal ini. Sebagai upaya memutus rantai penyebaran Covid-19, berbagai kegiatan seperti bekerja, bersekolah, dan berbagai aktivitas lain yang memicu perkumpulan harus ditiadakan untuk sementara waktu. Kegiatan-kegiatan yang memang harus tetap dilaksanakan
seperti bekerja dan bersekolah terpaksa semuanya dilakukan secara online. Interaksi secara langsung menjadi sangat terbatas belakangan ini. Hal tersebut memicu suatu permasalahan lain, yaitu perihal kesehatan mental. Sampai saat ini, belum banyak orang yang benar-benar peduli terhadap masalah kesehatan mental. Masih banyak dari kita yang menganggap sepele hal ini atau bahkan merendahkan orang-orang yang mengalami permasalahan ini. Melalui majalah Current Issues on Mental Health ini akan dibahas berbagai hal menarik dan informatif seputar dunia kesehatan mental. Tim penulis berharap melalui majalah ini pembaca bisa mendapatkan wawasan tambahan mengenai kesehatan mental serta menjadi lebih sadar akan pentingnya kesehatan mental. Sekian yang dapat penulis sampaikan, selamat membaca!
Tim penulis
Robby Sye Rizky
Gracielle Elsa Gunawan
Anita Ismi Oktaviani
Veren Aprilia
1
Hana Khairunisya
DECEMBER 2020 | EDISI 1
DAFTAR ISI Dari penulis
1
“It’s okay to not be
4
okay” Dealing with depression during
6
pandemic OCD sebagai Gangguan Kesehatan
10
Mental Glimpse of Melody
14
Gangguan kecemasan pada
16
remaja di era digital Media sosial sebagai sahabat di kala
18
pandemi Mental health 101
22
Teka-teki silang
24
1 2
All the rough days will pass
3
IT'S OKAY TO NOT BE OKAY 'ENGGAK APA-APA KOK UNTUK JADI ORANG YANG GAK BAIK-BAIK AJA...'
Pecinta drama Korea pasti sudah nggak asing dengan drama yang satu ini. Yap, drama It's Okay to Not be Okay ini merupakan seri televisi Korea Selatan yang sempat hits di tahun 2020. Drama ini dibintangi oleh Kim Soo-Hyun, Oh Jung-se, Seo Ye-ji, dan Park Gyu-young. Sebagai gambaran, drama ini mengangkat sebuah tema mengenai kesehatan mental. Banyak sekali pembelajaran hidup yang dapat kita ambil dari film satu ini. Yuk,mari kita simak beberapa poin penting yang dapat kita pelajari dari drama satu ini!
BERANI MENGHADAPI MASALAH DAN JANGAN LARI! Setiap dari kita pasti memiliki masalah dan masalah yang dimiliki setiap orang tentunya tak sama. Suatu masalah tidak akan terselesaikan apabila kita tidak berani menghadapinya. Oleh karena itu, jalan satu-satunya kita harus mampu dan berani untuk mencari solusi agar kita dapat keluar dari masalah yang ada. Dengan begitu, hidup kita akan terasa lebih tenang dan damai.
JUJUR PADA DIRI SENDIRI Seringkali kita lebih memilih untuk terlihat baik-baik saja di depan orang lain. Padahal kenyataannya tidak. Mengakui bahwa kita sedang sedih, membutuhkan teman curhat, bahkan membutuhkan bantuan orang lain itu merupakan hal yang sangat normal. Dengan kita jujur terhadap diri sendiri, kita mampu menerima setiap kelemahan dan kekurangan yang kita miliki sehingga membuat hidup kita juga akan terasa lebih mudah dan jauh lebih indah.
4
BERPIKIR DAHULU SEBELUM BERTINDAK Segala tindakan tentu memiliki konsekuensi yang harus kita hadapi. Pentingnya berpikir dahulu sebelum kita bertindak sesuatu agar mencegah terjadinya hal-hal yang tidak kita inginkan. Dengan kita berpikir dahulu, kita dapat menentukan dan mempertimbangkan baik buruknya yang akan ditimbulkan dari tindakan pilihan kita. Hal ini juga dapat kita pelajari dari sosok Moon Sang Tae yang mengidap suatu penyakit down syndrome dimana ketika sedang emosi selalu menghitung 1-3 terlebih dahulu. Dengan cara tersebut berhasil mampu membuatnya agar lebih tenang dan sabar dalam menghadapi situasi emosional.
BELAJAR UNTUK MEMAFKAN DAN MENGIKHLASKAN Memaafkan dan mengikhlaskan memanglah dua kata yang mudah untuk diucapkan namun sangat sulit untuk dilakukan. Padahal, setiap dari kita tau bahwa dengan kita mampu memaafkan dan mengikhlaskan orang lain kehidupan kita akan jauh lebih tenang dan bahagia. Terkadang kita lupa bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Wajar saja apabila manusia melakukan suatu kesalahan. Bila kita meakukan suatu kesalahan, kita berharap agar orang lain dapat mengerti keadaan kita dan memaafkan kita. Namun, bila sebaliknya tak jarang dari kita malah menghakimi mereka.
TIDAK MUDAH MENILAI SESEORANG Terasa mudah bagi kita untuk melihat keburukan orang lain dibandingkan segala kebaikan yang telah mereka perbuat. Seperti peribahasa yang mengatakan 'Semut di lautan sebrang nampak, Gajah di pelupuk mata tak nampak', dimana peribahasa ini memiliki arti bahwa kia sebagai manusia seringkali melihat keburukan orang lain, dibandingkan melihat keburukan diri sendiri. Padahal pada kenyataannya, kita tidak sedang berada di kondisi maupun posisi mereka. Oleh karena itu, yuk mulai dari sekarang lebih baik kita introspeksi diri sebelum menilai orang lain.
5
31 DESEMBER 2020, EDISI 1
DEALING WITH DEPRESSION DURING PANDEMIC Oleh Anita Ismi Oktaviani
Gambar oleh The Washington Post, https://www.washingtonpost.com/lifestyle/wellness/seasonal-depression-covid-help/2020/10/26/5d93bbe2-1479-11eb-ba42-ec6a580836ed_story.html
"SISWA SMA BUNUH DIRI AKIBAT DEPRESI, DINAS PENDIDIKAN DUGA ADA FAKTOR LAIN"
Berita di samping merupakan salah satu dari sekian banyak berita yang berisikan tentang bunuh diri akibat depresi di masa pandemi ini. Hal itu dapat terjadi oleh siapa saja, mulai dari siswa, orang kantoran, pengusaha, dan masyarakat lain yang sangat terdampak dengan adanya pandemi. Wah berarti depresi itu permasalahan yang serius ya? Untuk menjawab pertanyaan itu, maka kita harus mengetahui dulu apasih itu depresi.
Kompas TV Edisi Selasa, 20 Oktober 2020
DEPRESI Merupakan gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan suasana hati yang terus-menerus merasa tertekan atau kehilangan minat dalam beraktivitas sehingga mengakibatkan penurunan kualitas hidup sehari-hari. Terkadang depresi juga dikaitkan dengan gejala fisik seperti kelelahan, tidur yang berlebihan, nyeri yang dirasakan terus menerus, sakit kepala, hingga masalah pencernaan yang tidak mereda.
6
Depresi dapat disebabkan oleh banyak hal, namun yang beredar di masyarakat penyebab depresi antara lain -Mengalami peristiwa traumatis
-Faktor lingkungan yang buruk
Peristiwa traumatis atau tekanan batin yang dialami oleh penderita sebelumnya dapat berupa, penyiksaan, pelecehan, kematian orang terdekat, atau kesulitan ekonomi di saat pandemi covid-19 ini.
Gangguan mental ini dapat disebabkan oleh hal-hal yang sering ditemui setiap harinya, seperti sekolah daring yang dilakukan selama pandemi saat ini. Berdasarkan berita yang dikatakan sebelumnya, banyak siswa SMA yang mengalami depresi akibat tugas yang menumpuk dan susahnya sinyal internet di lingkungan rumahnya. Selain itu, lingkungan di rumah dan lingkungan pertemanan yang tidak mendukung juga dapat memperburuk keadaan tersebut. -Pola makan yang buruk
-Mempunyai kepribadian tertentu Perlu diingat! Perasaan rendah diri, terlalu keras dalam menilai diri sendiri, pesimis, atau terlalu bergantung kepada orang lain juga bisa menjadi penyebab depresi loh. Makanya kita harus lebih bisa mengontrol lagi pemikiran kita, jangan malah dikontrol oleh pemikiran-pemikiran yang negatif.
Pola makan buruk, seperti banyak mengonsumi makanan manis, kurangnya asupan vitamin dan mineral, serta melakukan diet tinggi gula rupanya juga dapat menyebabkan terjadinya depresi loh. Maka dari itu, ada baiknya kita selalu mengontrol asupan makanan ke dalam tubuh kita.
-Adanya penyakit kronis Beberapa dari penderita mengalami depresi setelah mereka diderita penyakit serius, seperti kanker, stroke, atau HIV/AIDS. Hal itu mungkin menyebabkan beban pikiran semakin banyak dan lama kelamaan mereka terhasut ke dalam pikiran mereka untuk segera menyudahkan hidup mereka saja karena dianggap sudah tidak berguna hidup di dunia ini. Pemikiran tersebut merupakan hal yang salah besar, karena sudah menyerah sebelum mencoba untuk menyembuhkan penyakit mereka.
-Faktor genetik Penyebab yang terakhir, yaitu faktor genetik. Sebagian besar peneliti menduga bahwa jika di keluarga kalian ada yang mengalami depresi, maka kalian berpeluang untuk mengalaminya juga. Jadi, kalian perlu berhati-hati juga dengan penyakit ini.
Nah, sebelum hal itu terjadi pada diri kita sendiri lebih baik kita melakukan pencegahan. Seperti kata mutiara yang sering dikatakan oleh banyak, yaitu
" Lebih Baik Mencegah Daripada Mengobati " 7
Lalu, apa yang dapat kita lakukan di masa pandemi ini untuk mengatasi depresi?
OLAHRAGA Keadaan pandemi saat ini yang mengharuskan kita untuk berolahraga agar terhindar dari penyebaran virus juga dapat mengatasi depresi loh. Dengan berolahrga mood kita akan merasa lebih baik. Selain itu, keuntungan berolahraga juga berefek panjang karena mendorong otak untuk berpikir positif. Nah, selain kita terhindar dari penyakit, rohani kita juga akan terjaga.
Gambar oleh Sofia Quaglia
ATUR POLA MAKAN Pola makan yang sehat juga sangat diperlukan di saat keadaan seperti ini. Kita dianjurkan untuk mengonsumsi banyak vitamin, mineral, serta mengurangi konsumsi makanan manis. Selain itu, makanan yang mengandung selenium dan magnesium tinggi juga sangat bagus untuk menyembuhkan depresi. Jenis makanan tersebut, seperti kacang-kacangan, gandum, ikan tuna, dan kerang. Gambar oleh Nasikhin
DO WHAT YOU LIKE Adanya pandemi yang mengharuskan kita untuk melakukan seluruh aktivitas di rumah, dapat kita inisiasikan dengan melakukan kegiatan yang baru atau kegiatan yang disukai. Dengan melakukan hal yang baru dan disukai akan membuat kamu tertantang dan meningkatkan hormon dopamine yang berkaitan dengan rasa senang atau kenikmatan.
8
Gambar oleh Anita Ismi Oktaviani
ATUR POLA TIDUR Waktu tidur yang kurang diprediksi dapat memperburuk kondisi depresi, hal ini yang membuat para penderita merasa semakin terpuruk. Lebih baik diusahakan untuk tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap harinya. Diharuskan juga untuk menjauhkan semua halhal yang menganggsaat ingin tidur, seperti komputer, TV, dan handphone.
Gambar oleh Healthysimple.info
SELALU BERPIKIR POSITIF Cara mengatasi depresi juga bisa dilakukan dengan mencegah setiap pikiran negatif yang datang. Hal ini akan membantu untuk bertoleransi dan mengatasi perilaku untuk lebih positif dan sehat. Gambar oleh Dina Rahmawati
CURHAT Nah, hal terakhir yang kalian bisa lakukan adalah curhat. Curhat merupakan hal yang simple, namun sulit dilakukan untuk sebagian orang. Jika kalian terbiasa untuk menceritakan segala hal ke orang terdekat, luapkanlah seluruh permasalahan agar kalian tidak semakin terpuruk dan membuat hati menjadi lebih lega. Jika di antara kalian belum terbuka untuk bercerita, kalian bisa banget nulis di diary atau jadikanlah cerita tersebut menjadi lagu atau puisi. Jadi, seakan-akan kalian tidak akan merasa sendirian.
9
Gambar oleh Anita Ismi Oktaviani
10
11
12
13
Glimpse of Melody to listen when you are feeling sad
14
Glimpse of Melody to listen when you are feeling sad
15
31 DESEMBER 2020
EDISI 1
GANGGUAN KECEMASAN Gambar oleh: Odyssey. https://www.theodysseyonline.com/does-social-media-encourage-perfection
(Anxiety Disorder)
Mengenal Lebih Dalam, Gangguan Kecemasan
TIPS N TRICKS
oleh Veren Aprilia Fortuna Gangguan
kecemasan
LAKUKAN BERBAGAI
atau
yang
lebih
dikenal
dengan sebutan anxiety disorder merupakan salah satu
gangguan
mental
yang
menyebabkan
seorang individu merasa khawatir dan takut yang
AKTIVITAS RELAKSASI, SEPERTI YOGA DAN MEDITASI
berlangsung secara terus menerus sehingga tidak dapat dikendalikan.
MEMBATASI KONSUMSI
Anxiety disorder termasuk salah satu gangguan yang
KAFEIN DAN MINUMAN
dapat diwariskan oleh orang tua. Oleh sebab
BERALKOHOL
itu,
gangguan mental ini dapat dialami oleh siapapun, baik orang dewasa, remaja, maupun anak-anak. Dengan penanganan yang tepat oleh orang yang ahli seperti psikolog maupun pskiater, penyakit ini tentunya dapat disembuhkan.
BERISTIRAHAT YANG CUKUP
Kendati demikian, masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa orang yang mengidap anxiety disorder sebagai
suatu
sikap
berlebihan
terhadap
perihal yang terjadi dalam kehidupan. Persepektif inilah
yang
membuat
banyak
orang
berkonsultasi dengan orang yang ahli.
takut
untuk
16
BERBINCANG DENGAN ORANG SEKITAR
31 DESEMBER 2020
EDISI 1
nya fobia sosial. Fobia sosial atau yang dikenal dengan social anxiety disorder
merupakan
gangguan
kecemasan yang ditandai dengan rasa takut yang berlebihan akan diawasi,
dihakimi,
dipermalukan Gangguan Gambar oleh: DATAREPORTAL, https://datareportal.com/reports/digital-2020-indonesia
Hal
tersebut
timbul
tidak
cukup
dengan
karena
menjadi
adanya
suatu
diri
sendiri
dan
senantiasa berusaha untuk menjadi lebih baik agar dapat diterima oleh masyarakat. Selain ucapan verbal, berbagai hal yang terdapat di internet juga menjadi penyebab timbulnya gangguan kecemasan pada remaja. Digitalisasi pada hampir seluruh bidang di dunia turut menyebabkan
tingginya
tingkat
perkembangan
internet.
Berdasarkan survey yang dilakukan pada tahun 2020 oleh Simon
Kemp,
terdapat
peningkatan
tergolong
seringkali ditemukan pada remaja masa kini. Maka dari itu, sebaiknya kita lebih bijak dalam mengakses dan mencerna informasi yang kita temui di internet.
dikaitkan dengan
perspektif dari masyarakat yang membuat para remaja merasa
ini
lain.
pengguna
internet
sebanyak 298 juta jiwa dan peningkatan pengguna aktif soial media sebanyak 321 juta jiwa terhitung awal tahun 2020. Peningkatan yang signifikan tersebut jika tidak sebanding dengan kemampuan remaja untuk menyaring berbagai hal yang terdapat di internet dapat meningkatkan potensi
Gambar oleh: Just My Thoughts. https://justmythoughtsblogs.wordpress.com/2019/05/11/get-off-of-your-phone/
insecurity.
kecemasan
orang
penyakit mental yang berbahaya dan
Era Digitalisasi sebagai Penyebab Gangguan Kecemasan pada Remaja Anxiety disorder pada remaja seringkali
oleh
atau
timbul-
"LET YOUR MIND AND HEART REST FOR WHILE. YOU WILL CATCH UP, THE WORLD WILL NOT STOP SPINNING FOR YOU, BUT YOU WILL CATCH UP. TAKE A REST" -CYNTHIA GO
17
MEDIA SOSIAL SEBAGAI SAHABAT DI KALA PANDEMI Oleh Hana Khairunisya
Sumber: foto: https://lifestyle.kompas.com/
Bosan? Jenuh? Stress? TENANG, KAMU GAK SENDIRI KOK! Perasaan-perasaan semacam itu wajar sekali kok kalian rasakan selama masamasa karantina ini. Merebaknya Covid-19 di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia telah menyebabkan perubahan yang besar dalam kehidupan manusia. Salah satu perubahan tersebut adalah dimintanya setiap kantor, instansi, hingga sekolah agar melakukan segala kegiatan mereka dari rumah masing-masing. Interaksi sosial secara langsung yang biasanya bisa dilakukan dengan mudah baik dengan teman maupun sanak saudara harus dihindari karena setiap orang diminta untuk tidak membuat kerumunan. Kejenuhan yang timbul akibat tidak bisanya bersosialisasi secara langsung menyebabkan meningkatnya penggunaan media sosial di masa pandemi ini. Hayoo ngaku siapa dari kalian yang setiap hari kerjaannya scroll instagram, twitter, dan youtube saat bosan?!
18
Berdasarkan riset yang dilakukan
Selain itu, alasan lain peningkatan penggunaan
perusahaan teknologi asal Perancis, Criterio,
aplikasi jejaring sosial adalah untuk keperluan
sekitar 70% pengguna ponsel pintar di
sekolah dan bekerja. Aplikasi seperti Zoom,
Indonesia meningkatkan alokasi waktunya
Microsoft
untuk berselancar di aplikasi jejaring sosial
beberapa aplikasi yang paling sering digunakan
sejak awal Maret 2020. Aplikasi media sosial
dalam hal ini. Beberapa hal tersebut memang
adalah aplikasi yang paling banyak diunduh,
wajar
diikuti dengan siniar (podcast), musik dan
penggunaan media sosial di masa-masa seperti
audio,serta
Penggunaan
ini, tapi tahukah kalian bahwa dibalik alasan-
aplikasi jejaring sosial khususnya media sosial
alasan yang terdengar positif tersebut ternyata
saat ini bagaikan nafas yang harus dilakukan
terdapat
setiap hari agar setiap orang dapat tetap
dalamnya?
terakhir
game.
dijadikan
hidup. Peran media sosial seolah tak lagi
fakta
peningkatan
mengerikan
di
dan secondary trauma. Mengutip definisi dari
Berbagai macam jawaban mewarnai
World Health Organization (WHO), kesehatan
alasan penggunaan aplikasi jejaring sosial. berupa
beberapa
dalam
merupakan
negatif terkait kesehatan mental, seperti depresi
mengerti di kala pandemi.
biasanya
alasan
Gmeets
titik tertentu dapat mengakibatkan dampak
menjadi sahabat paling setia dan paling
tersebut
dan
Penggunaan media sosial hingga pada
hanya sebagai aplikasi hiburan, tapi meningkat
Alasan
Teams,
mental diartikan sebagai keadaan sejahtera di
untuk
mana
berkomunikasi dengan orang-orang yang tidak
individu
menyadari
kemampuannya
sendiri, dapat mengatasi tekanan hidup yang
bisa ditemui secara langsung, sebagai hiburan
normal, dapat bekerja secara produktif, dan
untuk mengusir kejenuhan, dan update berita
mampu
terkini sepuatar Covid-19.
membuat
kontribusi
untuk
komunitasnya. Berdasarkan Journal of Social Clinical
Psychology,
ditemukan
adanya
hubungan kausal antara penggunaan media sosial
dan
dampak
negatif
terhadap
kesejahteraan terutama dalam hal depresi dan rasa kesepian.
"Penggunaan media sosial hingga titik tertentu dapat mengakibatkan dampak negatif terkait kesehatan mental" Sumber: rsudmangusada.badungkab.go.id
19
Selain itu, peneliti di Penn State dan Jinan
mengenai berbagai musibah yang pasien
University
bahwa
Covid-19 alami, orang tersebut berpeluang
penggunaan media sosial yang berlebihan
mengalami secondary trauma berupa stress
untuk mengakses informasi terkait Covid-19
dan mimpi buruk. Jika kondisi seperti itu tidak
dapat menyebabkan depresi dan secondary
cepat diatasi, hal tersebut dapat menimbulkan
trauma. Depresi secara sederhana adalah
gangguan kesehatan mental lainnya yang lebih
gangguan suasana hati yang ditandai dengan
berbahaya
perasaan sedih yang mendalam dan rasa tidak
mengganggu produktifitas serta keseharian
peduli. Sementara itu, seconday trauma dapat
hidup orang tersebut. Penggunaan media
diartikan sebagai perilaku dan emosi yang
sosial sangat menuntut kemampuan kontrol
dihasilkan dari pengetahuan tentang peristiwa
diri
traumatis yang dialami oleh orang penting
kesehatan mental seperti itu dapat kita hindari.
juga
menemukan
yang
lainnya.
dan
baik
pada
agar
akhirnya
akan
gangguan-gangguan
Hal yang tidak kalah mengejutkan Kecenderungan pengguna media
lainnya terkait pengguanaan media sosial
sosial untuk membandingkan dirinya dengan
adalah fakta bahwa ternyata interaksi melalui
keberhasilan orang lain yang mereka unggah di
media sosial bukan merupakan substitusi dari
media sosial serta adanya perasaan berupa
interaksi
tekanan
atau
mengindikasikan bahwa alasan penggunaan
memicu
media sosial untuk mengusir kejenuhan yang
terjadinya depresi dan gangguan kecemasan
dipercaya dapat memicu stress dan depresi
pengguna media sosial. Selain itu, ketika
adalah pernyataan yang tidak sepenuhnya
seseorang terpapar berita secara berlebihan
benar.
mengikuti
untuk berita
turut
membagikan
terkini
dapat
secara
Sumber: https://www.idntimes.com/health/fitness/dahli-anggara/bisa-depresi-c1c2
20
langsung.
Hal
ini
Dilansir dari Reuters, peneliti menemukan bahwa pada 10% peningkatan interaksi media sosial
yang
positif,
hal
tersebut
hanya
berkontribusi sebanyak 4% dalam penurunan gejala depresi. Perlu ditekankan bahwa hal ini hanya berlaku pada interaksi media sosial yang positif dan tidak berlaku pada interaksi media sosial
yang
negatif
seperti
penerimaan
cyberbullying. Lantas apa kira-kira hal yang dapat kita lakukan agar terhindar dari depresi dan gangguan kesehatan mental lainnya yang Sumber: https://www.fimela.com
mungkin terjadi akibat masa karantina? Hal pertama yang bisa kita lakukan adalah
meningkatkan
aktivitas
bersama
keluarga inti sebagai pengganti interaksi secara langsung yang biasanya dilakukan bersama orang lain. Kalian bisa banget loh mengadakan kegiatan seperti masak bersama-sama atau piknik di halaman rumah. Terdengar biasa saja sih, tapi coba deh! Dijamin seru apalagi kalau kegiatan-kegiatan
tersebut
menggunakan
properti yang lengkap. Hal kedua adalah olahraga dan meditasi. Yap,
siapa
sih
yang
tidak
tahu
betapa
bermanfaatnya kedua hal ini. Olahraga dan
Sumber: https://www.cnnindonesia.com
meditasi dapat menghasilkan hormon endorfin yang berperan penting dalam mengelola stress.
Hormon
ini
bertindak
sebagai
penghilang rasa sakit alami yang juga dapat
"What mental health needs is more sunlight, more candor, more unashamed conversation" -Glenn Close-
membuat tidur lebih nyenyak. Hal lain yang bisa dilakukan adalah hindari penggunaan media sosial yang berlebihan. Ingat ya, jangan berlebihan! Penggunaan media sosial tidak salah kok, tapi selalu ingat bahwa apapun yang berlebihan pasti pada akhirnya akan menjadi tidak baik, tak terkecuali pada penggunaan media sosial. Dari beberapa hal ini, kira-kira hal yang mana yang sudah pernah kalian lakukan?
21
MENTAL HEALTH 101
Mengungkap kebenaran dibalik stigma-stigma masyarakat
22
MITOS ATAU FAKTA? Mitos
Kamu mengalami gangguan mental? sembunyiin aja
Fakta
Jangan disembunyiin, lebih mendiskusikan masalah tersebut terbuka
baik secara
Mitos Pergi ke psikolog berarti kita gila?
Fakta
Enggak dong, kita pergi ke psikolog kan untuk mendapatkan solusi atas masalah kita, kalau gila mana mungkin punya pikiran untuk menyelesaikan masalah
Mitos Depresi bukan masalah yang besar kok, paling nanti akan berlalu begitu saja
Fakta
Depresi merupakan penyakit medis serius dengan morbiditas dan mortalitas. Tidak semua orang menunjukkan gejala yang jelas atas depresi. 23
LFS
merch Pillow 30 x 40 : IDR 75.000 40 X 40 : IDR 85.000
Yellow Ranger
Night Sky
Totebag Non-Zip: IDR 75.000 Zip : IDR 85.000
Limited Stock
CAPTURING THE MOMENTS LFS FEB UI
LFS_FEBUI
25
@LFSFEBUI
lfsfebui.com
Webinar Recommendations that discussed about mental health
chech out their website: https://www.eventbrite.com 26
scan me