Warta Unair

Page 1

Jangan Salah Memahami UU BHP

hal.

07

Wanna be a World Class University?

hal.

12

Menguak Skandal Bank Century 14

hal.

Prof. Fasich Kembali Pimpin Universitas Airlangga

Internasionalisasi

Prof. Dr. H. Fasich, Apt., terpilih kembali sebagai Rektor Universitas Airlangga untuk periode 2010 – 2015. Ia berhasil mengungguli kedua calon rektor lain yang lolos dari tahap Uji Kepatutan dan Kelayakan, yaitu Prof. Dr. A. Syahrani, Apt. dan Dr. M. Nasih. Melalui voting yang dilakukan dalam Rapat Majelis Wali Amanat Universitas Airlangga untuk pemilihan Rektor Universitas Airlangga, hari ini (22/5), Prof. Fasich memperoleh 22 suara. Sementara Prof. Syahrani 2 suara dan Dr. Nasih mengantongi 4 suara. Rapat yang diadakan di Kantor Manajemen Universitas Airlangga Kampus C, Mulyorejo tersebut dihadiri oleh 19 dari ke 21 anggota Majelis Wali Amanat yang mewakili unsur senat akademik, tenaga kependidikan, dan masyarakat (stakeholder). Anggota MWA yang berhalangan hadir berasal dari unsur masyarakat, yaitu Dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, yang kini menjabat sebagai Menteri Kesehatan RI. Rapat ini dipimpin langsung oleh Ketua MWA, Sudi Silalahi, yang juga menja-

Dok Istimewa-Warta Unair

FK Unair Buka Kelas Internasional “Lebih Praktis dengan Sistem Online” FK-Warta Unair Awalnya dikenal dengan nama Nederlands Indische Artsen School (NIAS) pada tahun 1913, kemudian berubah menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga pada tahun 1954. Kini di tahun 2010, FK UNAIR semakin menunjukkan kualitasnya sebagai institusi pendidikan kedokteran bertaraf global. Tepatnya, tahun ini, kali pertama di Universitas Airlangga akan dibuka kelas internasional untuk program studi kedokteran umum. Dikatakan sebagai kelas Bersambung ke hal. 15

Yit-Warta Unair

Rektor terpilih Prof. Fasich, Apt. (tengah) diapit oleh Prof. Dr. Achmad Syahrani, drs., MS. dan Dr. Moh Nasih, S.E, M.T.,Ak., sesaat setelah pengumuman hasil pemilihan Rektor Universitas Airlangga Periode 2010 - 2015, Sabtu (22/5).

bat sebagai menteri Sekretaris Kabinet. Anggota MWA lain yang hadir dalam rapat tersebut adalah Prof. Mohammad Nuh, selaku Menteri Pendidikan Nasional. ”Ke-

tiga-tiganya bagus. Mereka sama-sama bagus. Hanya saja, Prof. Fasich memang punya jam terbang lebih tinggi,” demikian Bersambung ke hal. 15

Orang bijak mengatakan bahwa membaca adalah jendela hati. Artinya, orang yang gemar membaca pasti mempunyai pengetahuan berlebih yang akan membantunya dalam menjalin hubungan yang saling menguntungkan di dalam lingkungan masyarakat tempat tinggalnya. Lalu, bagaimanakah minat baca di kalangan masyarakat kampus? Ikuti tulisan di bawah ini.

entrepreneur

FF – Warta Unair Bagi para penggemar tempe, kini anda bisa mencoba makanan baru yaitu tempe yang terbuat dari kombinasi kedelai dan trembesi. Pohon Trembesi selain dikenal efektif untuk mengurangi polusi udara, ternyata bisa dijadikan bahan baku alternatif untuk membuat tempe. Soal rasa, tempe trembesi ini tidak berbeda dengan tempe biasa, bahkan lebih gurih. Impor kedelai di Indonesia mencapai 65%, padahal Indonesia mempunyai sumber daya alam (SDA) yang sangat besar. Salah satu SDA yang belum dimanBersambung ke hal. 15

Kebiasaan membaca pasti ada gunanya, walau apapun jenis bacaannya. Membaca tidak akan menjadi sia-sia, namun hasilnya memang tidak selalu diperoleh secara instan. Pengalaman membaca akan membuka cakrawala berpikir seseorang.”Sesuatu yang kita baca walau apapun itu pasti akan mengendap dan muncul kembali,” kata Ida Nurul Chasanah, S.S., M.Hum. “Kita bisa belajar mengambil keputusan dan menganalisis sesuatu melalui hasil bacaan kita,” kata dosen Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (Unair) ini. FIB – Warta Unair Minat baca perlu ditanamkan sejak dini, bahkan sejak anak masih dalam kandungan. Kebiasaan seorang ibu yang suka membaca dan menyuarakan bacaannya ketika hamil empat bulan hingga melahirkan akan berpengaruh pada perkembangan anak. Ketika menggendong anakpun, sang ibu tidak boleh hanya diam saja, namun berbicara dalam tutur bahasa yang baik. Ida Nurul Chasanah,

S.S., M.Hum mengaku sudah menerapkan terapi minta baca sejak anak ke dua dan ke tiga nya masih dalam kandungan. Hasilnya, anak kedua dan ketiga Ida lebih gemar membaca dari pada anak pertamanya yang belum diberikan terapi serupa. Secara umum, kondisi minat baca anak zaman sekarang dibandingkan dengan zaman terdahulu mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Faktor penyebabnya adalah terdapatnya sarana dan prasarana yang menunjang minat baca, seperti bone-

Ida Nurul Chasanah, S.S., M.Hum.

Dok Istimewa-Warta Unair

Foto Repro: Jawapos.co.id

Tempe Trembesi

ka, internet, dan buku yang sudah banyak tersedia. Lingkungan juga memengaruhi minat baca anak. Minat baca tidak hanya secara tekstual tapi bagaimana mereka membaca masyarakat. “Area membaca tidak hanya teks tapi juga konteks,” jelas Ida. Fenomena peningkatan itu juga terlihat di kalangan mahasiswa, dimana secara umum minat baca mahasiswa dan dosen Unair tergolong tinggi. Hal itu terlihat antara lain melalui jumlah penelitian yang meningkat, walaupun dari segi kualitas masih perlu ditingkatkan. Kualitas sebuah tulisan hasil penelitian tidak dinilai melalui tebalnya buku, melainkan dari isinya. Pengalaman membaca sangat berpengaruh pada baik buruknya kualitas menulis. Karena pengalaman membaca setiap penulis berbeda dan bahkan tidak seimbang, maka akibatnya kualitas hasil tulisan tiap peneliti pun bervariasi. Ada tulisan yang bermutu, tetapi ada pula yang menyedihkan. Peningkatan minat baca di lingkungan perguruan tinggi seharusnya dapat dipertahankan di tengah perkembangan pesat dunia teknologi informasi seperti sekarang ini. Kecanggihan teknologi itu Bersambung ke hal. 15


02

NO :

56

Tahun VI Mei 2010

EDITORIAL

Membaca Yuk BANYAK ungkapan yang kerap kita dengar tentang manfaat membaca dan oleh karenanya tidak perlu ada perdebatan pro dan kontra lagi tentang hal itu. Yang pasti, salah satu metode pembentukan pola pikir yang diperlukan bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah dengan membaca. Sementara, peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah persyaratan utama bagi sebuah bangsa yang sedang membangun dirinya untuk menjadi bangsa yang besar dan bermartabat di lingkungan global. Namun, ironis sekali melihat kenyataan yang ada di lingkungan masyarakat Indonesia sekarang ini. Wakil Gubenur Jawa Timur, Saifullah Yusuf , menyebutkan angka lebih kurang satu persen saja dari penduduk Jawa Timur yang mempunyai hobi membaca. Angka ini boleh dikatakan mewakili kondisi minat baca rata-rata orang Indonesia secara keseluruhan yang tergolong rendah. Sedemikian rendahnya angka itu, sampai laporan UNDP menyebutkan, bahwa Indonesia menduduki peringkat 96 untuk minat membaca masyarakatnya, yaitu posisi yang jauh di bawah negara tetangga kita, Thailand, Malaysia dan Singapura. Keadaan ini tentu tidak dapat dibiarkan begitu saja, karena kita semua tahu benar bahwa percepatan perubahan informasi dan teknologi di dunia begitu tinggi. Tanpa upaya yang kuat dan terencana secara baik untuk menumbuhkan minat membaca masyarakat, mustahil bangsa kita akan mampu mengikuti perubahan itu secara maksimal. Akibatnya, jangankan unggul, menyamai prestasi negara tetangga saja pasti sulit. Bagaimana pun, kita tetap harus bekerja keras untuk menyelamatkan bangsa ini. Hal mendesak untuk segera dilaksanakan adalah menumbuhkan minat baca di kalangan generasi muda, karena pembentukan pola berpikir yang benar harus dimulai dari membaca sebagai rangkaian proses pembelajaran seumur hidup. Kalau ingin berhasil, tentu diperlukan ketersediaan buku bacaan yang menarik perhatian anak muda dalam jumlah cukup. Tidak sulit untuk merealisasikannya, apalagi kalau masalahnya hanya dana alias uang. Yang sulit adalah meyakinkan para pemegang keputusan tentang perlunya mengalokasikan anggaran yang cukup untuk pembelian buku. Sementara, anggaran itu boleh dipandang sebagai modal dasar bagi pembentukan fondasi yang kokoh dalam pembentukan bangsa yang besar. Agar lebih mudah, alangkah baiknya kalau diri kita sendiri ikut andil dalam mencari jalan keluar bagi penyediaan bahan bacaan yang bisa menggerakkan hati anak muda untuk membacanya. Hal itu bisa dilakukan secara sederhana, misalnya dengan menyumbangkan koran, majalah dan bahan bacaan lain yang sudah tidak terpakai kepada anggota masyarakat di lingkungan tempat tinggal atau tempat kerja kita.. Kita juga bisa mulai mengajak anggota keluarga untuk gemar membaca melalui contoh yang kita berikan atau upaya yang kita tunjukkan, seperti mengajak berkunjung ke toko buku atau rumah baca. Selanjutnya, adalah menjadi tanggung jawab dunia pendidikan untuk ”memaksa” anak didiknya membaca berbagai sumber bacaan sebagai bagian dari proses pendidikan. Jangan biarkan mereka terjerumus ke dalam jurang kesengsaraan dan kenistaan yang fatal, misalnya menjiplak karya orang lain, hanya karena tidak suka membaca. mangestuti

PUISI

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Terkunci di satu pintu? EMPAT tahun aku diamanahi terkunci di pintu ini Segala daya upaya tercurah untuk berkarya Banyak hal yang mulai tertata begitu rupa Agar ketika ada yang mengambil kunci berikutnya Dinamika dapat berjalan sebagaimana sebelumnya Namun…. Sampai detik akan berakhir… aku belum mampu menyempurnakan puzzle-puzzle tugasku Apakah permainan puzzle itu begitu rumit? Ataukah… Ada yang lebih amanah untuk menyempurnakan puzzlepuzzle yang sulit? Kubuka jendela di suatu pagi Ada bapak ibu guru yang tengah membuka pintu melambaikan tangan…mengajakku kembali belajar Ada juga pintu lain yang terbuka

terlihat masih banyak yang bisa ditata dan dirapikan di sana Dan… Ketika kubuka seluruh jendela, ternyata banyak pintu terbuka yang menantikan aku berkarya memberikan maslahat kepada sesama Dalam lelah…kubuka pintu Aku berjalan-jalan sesudah hujan datang Inginnya…menghirup udara segar Tiba-tiba…lewat sebuah mobil yang menyemprotkan sisa air hujan Ya Allah…desainer hidupku Hanya engkau yang tahu rancangan terbaik untukku Sebuah refleksi di akhir masa jabatan Wakil Dekan I Fakultas Psikologi (2007-2010)

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

RELIGI

Lima Langkah Cerdas Bersyukur Farmasi – Warta Unair Mubalig kondang K.H. Ali Masyhuri asal Tulangan – Sidoarjo, mengajak untuk senantiasa mensyukuri terhadap segala nikmat Allah yang diberikan kepada kita, dimana ulama menggolongkan menjadi tiga nikmat, yaitu nikmat hidup, nikmat kemerdekaan (nikmat berkawan/ BES – WARTA UNAIR bermasyarakat), serta GUS Ali Masyhuri nikmat hidayah. Untuk itu ada lima langkah cerdas yang bisa dijalankan untuk bersyukur dan mencari ridla Allah. Hal itu disampaikan Gus Ali, panggilan akrabnya dalam ceramahnya pada pengajian bulanan Unair di Fakultas Farmasi. Ratusan karyawan Unair sampai memadati Aula di lantai III Fakultas Farmasi, yang diantaranya adalah Warek II Unair Prof. Muslich Ansyori dan Qori’ Ust Zainal Arifin. Dikatakan bahwa nikmat Allah itu tidak terhingga. Untuk itu Ustadz menunjuk pada Surat An-Nahl ayat 18 yang artinya antara lain: “Jika kamu menghitung nikmat Allah, maka kamu tidak akan mampu untuk menghitungnya”. Langkah cerdas pertama adalah yakini bahwa alam dan seisi dunia ini milik Allah. Semua fasilitas dan harta di dunia ini hanyalah titipan, sehingga jangan sampai merasa untuk memiliki dan dimiliki. Ditunjuknya contoh bahwa ada kalanya orangnya masih hidup tetapi hartanya diambil oleh Allah dengan beragam sebab, bisa karena bencana, hilang, dsb. Begitu pun sebaliknya, hartanya masih ada tetapi

orangnya yang diambil oleh Allah. Langkah kedua, kita harus banyak-banyak bersyukur dan memuji kebesaran Allah dengan mengucap alhamdulillah terhadap apapun nikmat yang diberikan, baik berupa keselamatan, rejeki, dan usia harapan hidup yang baik. Disini juga diuraikan kandungan nilai-nilai hikmah yang harus disyukuri dari apapun keadaan yang kita alami baik ketika Allah menjadikan seseorang kaya atau miskin. “Dengan selalu bersyukur dan sering mengucap alhamdulillah, insyaallah kita akan tenang dan tidak jantungan. Dan ini harus disyukuri sebab 80% orang mati karena sakit jantung,” kata Gus Ali. Langkah cerdas ketiga adalah harus banyak mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang memberikan manfaat dan bisa kita nikmati. Manfaat ini bukan hanya yang berupa materi, tetapi juga yang non-materi seperti ilmu, kepandaian, dan ketrampilan. Langkah keempat harus menggunakan nikmat tersebut untuk memotivasi kepada diri dan orang lain untuk selalu dekat kepada Allah. Kemudian langkah cerdas kelima, bila seseorang menerima nikmat Allah maka hendaknya disiarkan/diumumkan ke lingkungannya. Menurut Gus Ali, tujuannya bukan untuk pamer, sok atau pongah, tetapi supaya sama-sama menyatakan rasa syukur dan berdzikir kepada-Nya. Pada bagian lain ceramahnya, Gus Ali juga mengajak untuk mencintai orang-orang yang saleh untuk meningkatkan ibadah dan keimanan kita. Jadi belajar agama itu mudah, hanya berkawan dengan orang-orang saleh dan mengikuti perbuatan Rasulullah. Kalau Rasul mencontohkan salat, ikuti salat. Kalau Rasul puasa maka ikuti berpuasa, dan sebagainya. “Jangan menentang sunatullah dengan jalan-jalan pintas. Ingin pintar dan menjadi kaya maka harus belajar, dan jangan pergi ke dukun. Dengan belajar saja untuk berfikir besar juga belum cukup, tetapi harus didukung pemenuhan gizi yang cukup. Jadi itu sunatullah yang harus dilalui,” kata Gus Ali menerangkan. Bes

Surat Pembaca Penerimaan Mahasiswa Baru T: Mengapa Warta Unair tidak pernah memberikan informasi tentang seleksi penerimaan mahasiswa baru? Bagaimana caranya untuk mendapatkan info secara lengkap? Mohon penjelasan. Terima kasih. Pusa – Fisip J: Kami memang tidak memuatnya karena informasi tentang hal itu sudah tersedia secara lengkap dan dapat diakses langsung melalui www. unair.ac.id link PMDK atau SNMPTN. red

Penasehat : Rektor Universitas Airlangga, Wakil Rektor I, Wakil Rektor II, Wakil Rektor III; Penanggung Jawab : Sekretaris Universitas; Pemimpin Redaksi : Ketua Bidang Humas dan Protokol, Mangestuti; Redaksi : Bambang Edi Santoso, Darundiyo P, Ginanjar W, Winda H, Yitno Ramli; Koresponden : Margareta Mulyaningtyas, Dwi Afrilianti, Ahmad N. Mabruri ; Dewan Redaksi : Wakil Dekan III masing-masing fakultas di lingkungan Universitas Airlangga; Pracetak : Rahmad Untoro; Sirkulasi/Pemasaran : Amak; Alamat Redaksi : Bidang Humas & Protokol Unair, Lt.1 Gedung Rektorat Unair, Kampus C Jl. Mulyorejo Surabaya; Telepon/Faks : (031) 5915551; E-mail : humas@unair.ac.id Diterbitkan oleh Bidang Humas Universitas Airlangga Surabaya Redaksi menerima tulisan/artikel mini satu setengah halaman kuarto

Terbit Satu Bulan Sekali


NO :

LAPORAN UTAMA

MEMBACA, bagi Nunung Nurnaningsih awalnya adalah sebuah tuntutan. Kewajiban yang harus dilakukan tiap saat. “Membaca itu seperti udara yang harus kuhirup untuk tetap hidup.”ujarnya. Mahasiswa Departemen Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya ini mengaku suka membaca berbagai jenis buku. “Aku termasuk omnivora, hampir semua jenis buku kubaca.” Fiksi dan non fiksi, berbagai macam subjek sastra, politik, sejarah, ekonomi, psikologi, agama dll, habis dilahap olehnya. Hal itu dilakukannya karena ia sangat suka menulis. Nunung mengaku tidak mau membatasi bacaaan yang ia baca. Ia membebaskan otaknya menerima berbagai macam informasi yang ada walau berbeda-beda. Hal itu dilakukannya karena ia ingin sekali memperkaya diri

dengan berbagai informasi. “Tidak hanya sekedar membaca buku, tapi lebih dari itu, membaca apa yang ada di sekitarku. Merekam semua yang aku temui di sekitarku.” tegasnya. Ia ingin menjadikan pengalaman pembacaannya itu sebagai amunisi untuk menulis. Meskipun demikian, mahasiswa kelahiran 22 Mei 1987 yang sedang sibuk mengerjakan skripsi ini memiliki beberapa buku favorit. Salah satunya adalah The Secret yang ditulis Rhonda Byrne, buku ini mengajarkanya tentang Law Of Attraction-Hukum Tarik Menarik.

terwujud. “Insya allah sampai sekarang aku masih mempraktekkan itu dalam kehidupanku.” Untuk karya fiksi Nunung memilih novel Istoria da Paz karya Okke Sepatu Merah, dari novel ini ia mendapat quote yang sangat bagus “Jalan hidup manusia itu seperti garis, walaupun tidak lurus. Suatu saat mungkin terjadi Dok Istimewa-Warta Unair persilangan, perpotongan atau persenNunung Nurnaningsih tuhan antara garis jalan hidup masingJika kita memiliki mimpi, masing.” Novel ini membuatnya tanamkan impian itu dan menyadari, bahwa terkadang keinginan itu seyakin mungkin, seseorang yang telah berada maka Alam akan mendekatkan dalam zona kenyamanannya segala hal sehingga impian itu berhenti melakukan pencarian

56

Tahun VI Mei 2010

03

dalam kehidupannya. Padahal, mungkin proses pencariannya belum selesai. Pada akhirnya, hal itu membuatnya belajar untuk ikhlas menerima segala perubahan yang mungkin terjadi. Kesenangan membaca dan menulis pernah mengantar Nunung maju sebagai juara 1 lomba menulis cerpen seleksi daerah Jawa Timur (PEKSIMINAS 2008) serta menjadi salah satu pemenang karya Favorit Lomba Menulis Cerpen Remaja- tingkat Nasional yang diadakan PT Rohto Laboratories (2009). Karyakaryanya juga berhasil menghias beberapa media massa, seperti Jawa Pos dan Radar Surabaya. Selain itu saat ini ia aktif menulis di www.akuperempuanlangit. blogspot.com, blog itu dijadikan sebagai media menuangkan ide, gagasan, kisah, dan jejak kehidupannya secara jujur melalui tulisan. intan

Urgensi Membaca Bagi Kalangan Pelajar Vicky Vendy, mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi angkatan tahun 2007, adalah penggemar membaca. Inilah pendapatnya tentang urgensi membaca bagi kaum muda.

Membaca itu gampang dan semua orang bisa, namun yang mungkin agak sulit adalah memahami, mengolah kata dan menyerap makna yang terkandung didalam sebuah susunan kata-kata yang dibaca. Membaca tanpa berupaya untuk memahami adalah suatu pekerjaan yang membuang-buang waktu. Pemahaman yang baik adalah tujuan dari membaca. Bahkan imam ghazali pernah berkata, kalau kita ingin mendalami suatu kitab maka bacalah kitab tersebut sampai tiga kali. Hal tersebut dilakukan agar diperoleh pemahaman yang komprehensif mengenai hal yang sedang dikaji.

Vicky Vendy Dok Istimewa-Warta Unair

Pada saat ini, urgensi membaca bagi semua orang terutama para pelajar tidak perlu dipertentangkan lagi. Dalam artian, membaca sudah menjadi sebuah keharusan. Membaca dan belajar tanpa berpikir adalah suatu pekerjaan yang sia-sia. Sedangkan belajar tanpa berpikir dan membaca adalah suatu perbuatan yang berbahaya. Apakah membaca sekedar merupakan hobi? Tidak. Karena membaca kadang kala menjelma menjadi lebih dari sekedar hobi, yaitu kebutuhan. Membaca sudah merupakan kebutuhan bagi seseorang, terutama bagi mereka yang sedang menuntut ilmu. Namun demikian, bagi sebagian kalangan membaca dianggap sebuah aktifitas yang menjemukan. Hal tersebut tak dapat dipungkiri, mengingat masih banyak orang

yang belum menemukan manfaat yang berarti dari membaca. Membaca sesungguhnya memiliki banyak manfaat jika senantiasa dijadikan sebagai hal yang tak terpisahkan dari aktifitas sehari-hari. Misalnya, dengan intensitas membaca yang tinggi, maka dengan sendirinya akan membuat seseorang semakin fasih dalam menuangkan gagasan, saran maupun pemikiran baik via lisan maupun tulisan. Kemahiran dalam berkomunikasi secara verbal tersebut meningkat seiring dengan semakin bertambahnya perbendaharaan kata yang dimiliki seseorang. Tanpa disadari terkadang ketika memberikan sebuah ulasan atau penjelasan akan suatu hal, orang lain dapat dengan mudah menangkap maksud yang ingin disampaikan oleh pembicara. Membaca dapat memberikan

kenikmatan tersendiri bagi jiwa. Ketika sedang dirundung kesedihan, membaca buku yang berisi kumpulan taushiyah maupun nasihat keagamaan lainnya bisa menimbulkan kesejukan hati bagi pembacanya. Membaca juga merupakan sebuah wisata pikiran. Melalui membaca, seseorang bisa pergi ke mana saja tanpa dibatasi oleh dimensi ruang dan waktu. Pemikiran orang-orang terdahulu bahkan ratusan tahun silam, masih bisa dipelajari oleh manusia zaman sekarang dengan membaca. Membaca akan mengisi otak, membentuk karakter hingga memberi corak dalam cara berpikir. Selain itu, dengan membaca, orang bisa mengambil manfaat dari kearif bijaksanaan dan pengalaman orang lain. Seseorang tidaklah

punya cukup waktu untuk mengalami pengalaman itu sendiri. Maka dari itulah mempelajari pengalaman yang telah dialami oleh orang lain akan menjadi sesuatu yang berharga agar dapat juga memetik hikmahnya. Membaca dapat memberikan pencerahan baru pada pemikiran seseorang. Tak jarang pikiran digelayuti oleh persoalan, sementara solusi untuk memecahkannya tak kunjung pula ditemukan. Termasuk juga pada seseorang yang sedang menjalani rutinitas yang membosankan. Membaca kerap kali menjadi solusi dalam mengatasi pelbagai permasalahan yang dihadapi. Membaca juga penting karena membuat seseorang menjadi lebih mandiri dalam mencari pengetahuan. Asalkan memiliki daya paham yang baik, ketergantungan pada les, kursus dan sebagainya bisa diminimalisir. Lan Fang pernah berkata,”Jika kau ingin melihat dunia, maka membacalah. Jika kau ingin dilihat dunia maka menulislah”. Membaca dan menulis memiliki keterikatan yang sangat erat. Diakui atau tidak, intensitas membaca di kalangan masyarakat kita terbilang rendah jika dilihat dari jumlah pembaca surat kabar di Indonesia. Idealnya, satu surat kabar dibaca oleh 10 orang. Namun, di Indonesia, satu surat kabar dibaca oleh 45 orang. Indonesia juga masih tertinggal jika dibandingkan dengan negara berkembang lainnya seperti Filipina 1:30 atau Sri Lanka 1:38. Intensitas membaca yang rendah tersebut juga memberikan dampak negatif pada intensitas menulis masyarakat.

International Publishers Association of Canada menyebutkan, produktivitas pengarang umum di luar buku pelajaran sudah menurun drastis dalam beberapa tahun terakhir. Tahun 1999, para pengarang Indonesia mampu memproduksi 9.000 judul buku. Tahun 2004, cuma sekitar 5.000 judul buku setiap tahun. Bandingkan dengan Malaysia (15.000 judul buku), Jepang (65.000 judul), Jerman (80.000) dan Inggris (100.000 judul) setiap tahun. Berkaca dari hal di atas, Pentingnya membaca ini haruslah segera kita sadari sehingga memupuk semangat untuk menelaah dan mengkaji bahan-bahan bacaan. Apakah membaca harus berupa buku? Membaca tidak harus berupa buku. Banyak bahan bacaan yang bisa dibaca, misalnya surat kabar. Membaca surat kabar juga penting bagi kita karena kita bisa terus mengikuti perkembanganperkembangan aktual, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Kita akan mengetahui berita-berita aktual apa yang lagi hangat setiap harinya dengan membaca surat kabar. Lho, apakah kita perlu mengetahui perkembanganperkembangan nasional? Ya, perlu, bahkan harus. Bukankah kita adalah para calon pemimpin bangsa yang kelak menduduki posisi kepemimpinan di negeri Indonesia ini? Kita perlu ”membaca” Indonesia melalui surat kabar agar dapat mengambil pelajaran dan pengalaman berharga. Harapannya kita tidak mengulangi kesalahan yang sama di masa mendatang. Wallahu ‘alamu bis showab.


04

NO :

56

Tahun VI Mei 2010

PRESTASI

Unair Menggeser Kekuatan FH di Indonesia FAKULTAS Hukum Universitas Airlangga semakin gemilang dalam menorehkan prestasi di kancah nasional. Ini setelah tiga mahasiswa Fakultas Hukum Unair, Aditya Rosadi, RM Armaya Mangkunegara, dan Hidayat Anshori memenangi Lomba Debat Hukum Nasional Piala Dr. Mochtar Riady di Universitas Pelita Harapan pada tanggal 11 hingga 13 April 2010 lalu dan Lomba Debat Hukum Nasional Piala Soedirman Kartohadiprodjo di Universitas Katolik Parahyangan, Bandung. Ketiganya mampu mengalahkan saingan-saingan berat yang sudah memiliki nama di kancah nasional, seperti Universitas Indonesia dan Universitas Sumatera Utara. Dengan demikian, peta kekuatan Fakultas Hukum di Indonesia sudah mulai bergeser. Jika dulu Fakultas Hukum berprestasi selalu diidentikkan oleh Universitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada, maka kini Unair mampu menjadi kekuatan yang diperhitungkan. Event pertama yang diikuti adalah Debat Hukum Nasional Piala Dr. Mochtar Riady di Unviersitas Pelita Harapan. Di lomba ini, tim Unair harus bersaing dengan 16 tim dari seluruh Indonesia. Keenambelas tim itu dibagi dalam dua grup untuk menjalani babak penyisihan. Tim Unair tergabung dalam grup yang terdiri dari Universitas Diponegoro, Universitas Brawijaya, Universitas Islam Negeri Jakarta, Universitas Kristen Indonesia, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Universitas Nasional Lampung, dan Universitas Pattimura Ambon. Anshori dan teman-temannya menggambarkan, sepanjang babak penyisihan tersebut sudah bisa membuat mereka mengalami sport jantung. Babak yang berlangsung dengan sistem panel tersebut berlangsung hampir delapan jam, membahas tema yang telah ditentukan. Disebut menegangkan karena Anshori dan kawan-kawannya melihat lawan dari Universitas Diponegoro dan Universitas Brawijaya tampil dengan sempurna. Meski demikian Unair tetap berhasil menjadi juara pertama di grup tersebut, sedangkan juara kedua diraih oleh Universitas

Yit-Warta Unair

Diponegoro. Di babak semi final, Unair harus menghadapi Universitas Indonesia. Di babak semi-final inilah tim Unair merasakan perjuangan yang paling berat, karena UI didukung nama besar mereka. Meski demikian, Anshori dan teman-temannya bertekad untuk tampil sebaik-baiknya dengan prinsip nothing to lose. “Yang membuat kami deg-degan karena di babak semi final ini kami tidak bisa mengukur kemampuan lawan,” kata Anshori. Dengan berbekal prinsip tersebut, tim Unair mampu berkompetisi dengan lebih santai dan menunjukkan performa maksimal. Hasilnya, tim juri pun sempat kesulitan menentukan siapa yang layak menjadi pemenang dalam semi-final tersebut, karena kedua tim dianggap sangat bagus. Bahkan, salah seorang anggota tim juri, pakar hukum tata negara Irman Putra Sidin mengatakan debat antara tim Unair dan tim UI seperti debat di sidang gelar doktor. Namun akhirnya juri memutuskan tim Unair layak untuk maju ke final menghadapi Universitas Padjadjaran. Setelah mengikuti lomba debat di UPH tersebut, Aditya dan teman-temannya juga mendapat undangan untuk mengikuti lomba debat berikutnya di Universitas Katolik Parahyangan. Karena pemberitahuan yang mendadak, Aditya dan teman-temannya mengaku kurang

melakukan persiapan. Apalagi Anshori masih berada di Makasar untuk mewakili Unair dalam ajang Mawapres. Karena itu, hanya Aditya dan Armaya yang menyiapkan konsepnya, sementara Anshori akan menyusul langsung ke Bandung. Di lomba debat piala Soedirman Kartohadiprodjo ini tim Unair kembali meng-

hadapi UI dan Universitas Padjadjaran. Bahkan, tim Unair harus menghadapi tim UI sampai dua kali, yaitu di babak penyisihan dan babak semi final. Meski menghadapi lawan yang berat, namun tim Unair bisa membaca kelemahan tim UI dan mengkandaskan mereka. “Kami mengambil keuntungan dari tim UI yang meng-

gunakan strategi penyempitan mosi (menggunakan obyek terbatas) dan mengulang-ulang argumen. Aibatnya mereka mendapat pengurangan poin dan menguntungkan kami,” ujar Anshori. Sedangkan di final, ketika menghadapi Universitas Padjadjaran, Anshori mengatakan sebenarnya tim Unair dalam keadaan yang tidak menguntungkan karena mengambil posisi kontra dalam tema populis. Namun dengan strategi analisis menggunakan pendekatan filosofis, yuridis, dan empiris, Anshori dan teman-temannya berhasil menguatkan argumen mereka. Hal itulah yang menjadikan juri memberi nilai lebih bagi tim Unair. Bagi Anshori, lomba debat hukum nasional Piala Soedirman Kartohadiprodjo ini lebih obyektif daripada lomba yang sebelumnya mereka ikuti. Itu karena semua peserta dilarang mengenakan jaket almamater dan hanya diperbolehkan mengenakan pakaian formal. Selain itu setiap tim tidak disebutkan berasal dari universitas mana, hanya mendapat nomor alfabetik. Ini untuk mengurangi subyektivitas juri yang mungkin terjadi apabila mengetahui almamaternya turut bertanding. Meski demikian, tim Unair tetap tidak luput dari pujian para juri. “Tim juri sempat berkata pada kami, baik mengenakan almamater atau tidak, Unair tetap kompeten sebagai juara,” ungkap Anshori. Salah satu penentu kemenangan tim Unair dalam kedua lomba debat ini adalah komposisi tim yang komprehensif. Tim terdiri dari tiga orang yang memiliki latar bidang yang yang berbeda, seperti Aditya yang spesialis di bidang hukum peradilan, Armaya yang ahli di bidang hukum tata negara, dan Anshori yang kuat di bidang hukum bisnis. Meskipun demikian, Aditya mengatakan faktor penting dalam lomba debat adalah kemampuan untuk meyakinkan orang lain. Menurut Aditya, dia dan kedua temannya memiliki kemampuan tersebut sebagai hasil dari aktif di organisasi kampus. Meski demikian, mereka juga Bersambung ke hal. 14

Mahasiswa FKM Juarai Kompetisi Wirausaha Muda :

“Selalu Melihat Peluang dengan Otak dan Mata” FKM-Warta Unair “Pada tahun 2020 kebanyakan atasan di negara maju adalah “diri sendiri” atau dengan kata lain kebanyakan peluang kerja adalah menjadi entrepreneur”. Pernyataan dari Nicholas Negroponte, seorang profesor MIT, serta penggagas One Child One Laptop, dalam buku Being Digital itu mengilhami banyak generasi muda termasuk mahasiswa untuk berwirausaha. Dunia wirausaha kini memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Magnetnya sudah merambah ke generasi muda. Tak sedikit mahasiswa yang sukses menjadi entrepreneur muda. Mahasiswa UNAIR sendiri telah dibekali dengan softskills dan lifeskills kewirausahaan sejak dini. Mulai dari pembekalan materi kewirausahaan hingga kompetisi Business Plan yang bertujuan untuk menciptakan wirausaha muda yang berkualitas. Salah satu contohnya adalah Muhammad Dian Felani. Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) semester 6 ini, baru saja menjuarai Event business Plan Competition yang diadakan oleh KOMmBISS (Komunitas Mahasiswa Memulai dan Mengembangkan Bisnis) di Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (5/ 5). Lomba yang bertemakan “Ajang Pamer

Wirausaha Muda” ini diikuti oleh lebih dari 60 wirausaha muda dari kalangan umum dan mahasiswa se-Surabaya. Dimulai dengan presentasi penjelasan bisnis (produk dan strategi marketing), dihadapan juri yang notabene adalah para pakar dan praktisi wirausaha, dan kemudian dilanjutkan dengan pameran produk bisnis. “Sebagian besar membawa produk barang seperti makanan, dress dan asesoris, sedikit sekali yang produknya berupa layanan jasa seperti kami “ papar pemuda 21 tahun ini. Dian mengaku salah satu hal yang menguatkan juri untuk memilih timnya sebagai pemenang adalah strategi marketing bisnisnya yang cukup bagus. “Saya mencoba meyakinkan juri tentang konsep customer oriented yang selalu kita kedepankan saat melayani konsumen” jelasnya. Debutnya di dunia wirausaha, dimulai saat Ia bersama rekan satu timnya, sesama mahasiswa FKM, mengikuti kompetisi kewirausahaan dari DIKTI untuk mahasiswa UNAIR sekitar satu tahun yang lalu. Mereka membuat sebuah production house bernama CloseUp9, dengan produk pertamanya sebuah film tentang Alumni UNAIR yang dikenal dengan AIR MOT MOVIE. Dari situ kemu-

dian bisnisnya berkembang, berbagai varian produk ditawarkan, mulai dari layanan jasa pembuatan video company profile (compro) perusahaan, video government, iklan, video dokumentasi, wedding documentation, film, pembuatan website hingga yang terbaru adalah Paket Sistem Informasi Manajemen (SIM) untuk rumah sakit. Sejalan dengan slogan perusahaannya “remake your imagination become true”, ia berusaha mewujudkan mimpinya untuk menjadi pengusaha muda yang berhasil. “Persaingan bisnis serupa saat ini memang sangat ketat, namun peluangnya juga cukup besar karena banyak perusahaan baru bermunculan yang membutuhkan media promosi seperti video compro” akunya. Beberapa perusahaan telah menggunakan jasanya untuk pembuatan video compro seperti CV. Bangun Arta, CV. Gunung Mas, Institute of Tropical Disease (ITD) UNAIR, video dokumentasi kegiatan rutin di radio Suzanna FM, serta pembuatan website untuk perusahaan Laundry Solution, dan masih banyak lagi. Tim dalam perusahaan yang dipimpinnya adalah mahasiswa dari berbagai jurusan, seperti broadcasting, teknik informatika, desain produk, dan komunikasi. “Sebenarnya peluang bagi mahasiswa

untuk berwirausaha cukup besar, asalkan mau melihat dunia luar dan peka terhadap kondisi lingkungan, saya yakin peluang itu tidak sulit ditemukan “ ungkap pemuda yang omzet bisnisnya bisa mencapai sembilan juta per bulan ini. Ketika ditanya tentang motto hidup, ia mengaku tidak memiliki kalimat indah yang biasa dijadikan orang sebagai motivasi dalam hidup mereka. Tetapi Ia selalu ingat perkataan orang hebat yang dijadikan sebagai pemacu semangatnya. Seperti Renald Kasali yang pernah mengatakan bahwa jangan hanya gunakan otak Anda untuk melihat peluang tapi gunakan mata Anda juga untuk melihatnya. Ibarat menjawab pertanyaan “angka 8 dibagi 2”, jika menggunakan otak saja untuk menjawabnya tentu jawabannya adalah 4, tapi jika orang menjawab dengan menggunakan mata, maka jawabannya bisa menjadi dua buah angka 3 atau dua buah angka 0. Dalam artian, sebenarnya banyak sekali peluang, jika kita mau dan mampu melihatnya dari sisi yang berbeda. “Jangan sia-siakan peluang yang ada di depan mata, sabar dan tetap beruasaha serta ulet dan telaten dalam menjalankan bisnis yang digeluti” Pesannya untuk generasi muda diakhir sesi wawancara. Naf


NO :

PRESTASI

56

Tahun VI Mei 2010

05

Muhammad Imadudin

Alumni FKH Teladan Nasional

Dok Istimewa-Warta Unair

Blitar – Warta Unair Alumni Universitas Airlangga berkiprah. Salah satu di antaranya adalah Drh. Muhammad Imadudin, angkatan 1993, yang berhasil meraih predikat Dokter Hewan Teladan Nasional dalam rangka Penghargaan Ketahanan Pangan tahun 2007 dan meraih tropi dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Udin, demikian ia biasa dipanggil, berhasil merengkuh prestasinya bukan berbekal pengalaman segudang, melainkan melalui pendidikan post-graduate. Ia berhasil menghidupkan kembali Puskeswan (Pusat Kesehatan Hewan) di Kec. Kademangan Kab. Blitar yang sebelumnya tidak terawat selama 7 tahun. Kondisinya yang bahkan bagaikan “kandang gendruwo” itu disulapnya menjadi Puskeswan dengan peralatan relatif komplit, sehingga akhirnya malah kewalahan melayani petani/peternak dari empat kecamatan. “Kalau dulu tahun 2001 saya memperbaiki Puskeswan ini sendirian, sekarang pun dalam melayani petani/peternak juga nari kekuatan saya, sebab sementara ini saya masih single fighter,” kata laki-laki 39 tahun ini. Jadi jika dikembalikan lagi pada keilmuan, sesuatu yang dipelajari di bangku perkuliahan FKH Unair itu, menurut Udin, sudah sangat aplikatif. Ia berani mengatakan begitu karena hanya berbekal IPK pas-pasan saja sudah mampu meraih prestasi nasional. Baginya, keberhasilan seseorang dalam mengaplikasikan keilmuannya sangat ditentukan oleh kepribadian masing-masing. Malu Melamar Pekerjaan Berawan dari rasa malu sebagai seorang dokter hewan baru kalau harus melamar dan melamar pekerjaan lagi ke perusahaan-perusahaan, maka atas pemberitahuan teman bahwa di Srengat, Blitar, terdapat Puskeswan kosong, Imadudin tahun 2001 muwujudkan tekadnya mengajukan diri

ke Pemkab Blitar sebagai dokter hewan mandiri. Mandiri artinya tidak meminta gaji baik kepada pemerindah daerah maupun pusat. Permohonan Udin diijinkan tidak di Srengat melainkan di Kademangan. Dengan bekal tekad dan biaya sendiri, ia pun mulai memperbaiki tempat kerjanya yang baru itu. Kondisi awal memang begitu buruk, sehingga sempat timbul keraguan di dalam diri Udin, Namun, berkat bantuan dan kerjasama isteri, yang adalah seorang dokter hewan juga, ia pun akhirnya kukuh pada keputusan untuk membangun puskeswan tersebut. Setelah berjalan selama 6 bulan, petani dan peternak dari daerah sekitar mulai memanfaatkan jasa Udin untuk melalkukan konsultasi dan pengobatan ternak. Dua tahun setelah itu, ia pun ditetapkan menjadi tenaga kontrak Pemkab Blitar. Inilah awal perhatian dan bantuan pihak pemerintah terhadap kinerjanya, yaitu berupa kiriman alat laboratorium, bedah, obat-obatan, dan bahkan kendaraan sepeda motor. Akhirnya, tahun 2005 ia pun diangkat sebagai pegawai negeri sipil. Tahun 2007 Udin dipilih Pemkab Blitar mewakili daerahnya dalam lomba dokter hewan teladan. Di tingkat Jatim ia berhasil menjadi juara I, dan berlanjut menjadi juara I atau Teladan I Nasional dalam rangka Penghargaan Ketahanan Pangan 2007. Hadiahnya, selain meraih Piagam yang disampaikan sendiri oleh Presiden SBY, juga satu perangkat tool kit bedah, obatan-obatan, dan Tabanas senilai Rp 10 juta. Total hadiah bernilai antara Rp 25 juta - Rp 30 juta. “Jadi yang dulunya seperti kandang bubrah, sekarang peralatan di Puskeswan Kademangan mungkin yang paling komplit dan modern se-Blitar,” kata laki-laki asli Nganjuk itu dengan bangga. Diperhatikan Pemda Keunggulan Udin terutama adalah kemampuannya meluaskan area

Muhammad Imadudin, alumni FKH Unair menerima ucapan selamat dari Presiden SBY di Istana sebagai Dokter Hewan Teladan Nasional, pada November 2007.

menjadi melayani 4 kecamatan, yaitu Kec. Kademangan, Wonotirto, Bakung dan Kec. Sutojayan. Seiring dengan prestasi nasional itu, Puskeswan Kademangan sejak itu hingga kini menjadi incaran mahasiswa FKH untuk magang disana. Setiap tahun mahasiswa FKH Unair melaksanakan praktik lapangan di sana, juga dari Udayana, Unibraw, UGM, Snakma di Sulawesi, Snakma Peleihari, Pemda Enrekang. Saat ini perhatian Pemkab Blitar semakin besar, yaitu menjadikan Puskeswan Kademangan sebagai proyek percontohan. Bahkan, akan ditingkatkan menjadi Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD). Ini berarti Udin akan dibantu oleh tiga orang staf, yaitu staf laboratorium, staf medis, dan staf administrasi. Dengan peningkatan status ini, Udin optimis operasional pelayanan kepada petani-peternak akan semakin meningkat, baik perawatan dan pengobatan penyakit hewan, konsultasi, dan penyuluhan-penyuluhan. Jenis hewan yang dilayani juga beragam mulai ayam, domba, kambing, sapi, babi, dan ternak peliharaan lain seperti kucing, kuda, dsb. Ditanya kesannya mengenai kinerja alumni Unair, menurut Imadudin, ada sesuatu yang harus dibenahi, misalnya jejaring, link, dan kerukunan. Ia melihat, masing- masing individu masih saling mempertahankan ego dan malu-malu untuk tampil dengan percaya diri. Padahal jika dijalani dengan benar, maka bekal ilmu yang didapat dari almamater sangat cukup untuk meraih prestasi. Dokter hewan Teladan nasional 2007 ini berharap kinerja IKA Unair kedepan lebih baik. Untuk itu perlu ditingkatkan silaturahimnya untuk melebarkan rejeki. Sebab bagi mereka yang bidang pekerjaannya belum sesuai dengan kompetensinya, maka melalui ikatan almamater dan silaturahmi yang bagus, maka ia optimis akan masa depan yang lebih baik. Bes

Road Map To Your Dream Career

Berani Bermimpi Besar, Memulai dengan Langkah Kecil APA yang paling dibutuhkan oleh generasi muda saat ini untuk meraih cita-cita mereka? Impianlah yang membuat seseorang mampu menjadi sukses. Ir. Ihsanudin Usman, People Management dari PT Pertamina (Persero), setidaknya sudah membuktikan hal itu. Selama masa kuliahnya, dia membuat daftar hal-hal yang ingin dicapainya setelah lulus kuliah. Sekalipun lulus bukan dengan nilai tinggi, Ihsan berhasil meraih apa yang diimpikannya, seperti jalan-jalan ke Eropa, kuliah S2 gratis, memiliki usaha sendiri, dan bekerja di perusahaan nasional berkelas dunia. Dalam acara Road Map To Dream Career yang diadakan oleh Pusat Pengembangan Karir dan Kewirausahaan (PPKK) dan Pertamina (29/3), Ihsan membagikan beberapa tips bagi mereka yang menginginkan sukss di karir impian. Menurut Ihsan, di masa sekarang ini, perusahaan tidak hanya mencari seseorang memiliki keilmuan yang bagus. Mereka yang diincar oleh perusahaan-perusahaan besar adalah yang memiliki soft competences seperti personal qualities (kualitas personal), making other succeed (bisa membuat orang lain berhasil), managing the business (kemampuan manajemen), dan memiliki interpersonal skill (kemampuan interpersonal). Personal qualities berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengambil inisiatif (initial action), bekerja tanpa menunggu perintah dari atasan. Kemampuan membuat orang lain berhasil berhubungan dengan work standard, yaitu bekerja memenuhi atau melebihi standar yang ditetapkan perusahaan. Sedangkan kemampuan managing the business berhubungan dengan pemberian pelayanan yang baik kepada pelanggan dan klien (customer service). Sementara interpersonal skills berhubungan dengan membangun kepercayaan klien atau pelanggan (building trust). Kemampuan interpersonal juga dikaitkan dengan penampilan. Meskipun fisik bukan menjadi pertimbangan penting bagi seseorang untuk bisa diterima bekerja, pelamar juga harus memperhatikan penampilan. Jangan sampai penampilan menimbulkan kesan jelek atau tidak sedap dipandang. Ihsan mengatakan, lulusan dari Surabaya dan Yogyakarta sering kalah bersaing dengan lulusan dari Jakarta dan Bandung ketika melamar pekerjaan di Jakarta karena faktor itu juga. Menurutnya, lulusan dari Jakarta dan Bandung lebih memperhatikan penampilan dibanding lulusan Surabaya dan Yogyakarta.

Gin-Warta Unair

Sebagai anak muda, wajar seorang fresh graduate sering berpindah-pindah pekerjaan atau perusahaan. Fresh graduate biasa mencari posisi atau perusahaan yang sesuai keinginan, idealisme, atau kebutuhannya. Hal ini, menurut Ihsan, merupakan trend yang terjadi di dunia. Generasi sekarang ini, yang disebut Generasi Y, tidak memiliki loyalitas terhadap perusahaan atau organisasi, namun mereka lebih loyal pada profesi mereka. Generasi Y adalah mereka yang lahir pada akhir 80-an dan awal 90-an. Pola pikir mereka lebih maju daripada generasi sebelumnya, yaitu Generasi X, yang lahir pada tahun 70-an. Karakteristik Generasi Y di dalam dunia kerja adalah memiliki kemampuan akademik yang tinggi dan mampu mengoperasikan berbagai gadget atau teknologi-teknolgi terbaru. Mereka lebih dinamis dan memiliki ikatan sosial yang kendur. Namun mereka memiliki pola kerja, pola komunikasi, dan disiplin yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Karena itu, sering ada gap atau ketimpangan dalam hubungan mereka dengan generasi sebelumnya yang sudah mapan atau memiliki posisi tinggi di dunia kerja, yaitu Generasi X. Generasi X sering menganggap generasi muda sekarang ini kurang disiplin, kurang memiliki sopan santun, dan kurang loyal pada perusahaan. Untuk mengatasi masalah tersebut, lulusan baru saat ini harus banyak menggali informasi tentang dunia kerja. Hal-hal itu bisa dipelajari dari keluarga, membaca majalah bisnis, atau Bersambung ke hal. 15


06

NO :

56

Tahun VI Mei 2010

WARTA SIVITAS

Teatrikal Partisipatif

Indonesia Menuju Kreatif Gramedia Expo – Warta Unair Sebuah seminar tak melulu berformat formal dan kaku yang cenderung menempatkan peserta sebagai objek dan pendengar pasif, yang terkadang justru membuat peserta mengantuk dan bosan. Adalah Magister Perubahan dan Pengembangan Organisasi (MPPO) Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (Unair) bekerjasama dengan komunitas Imagine Indonesia (I2) yang menyelenggarakan seminar yang dikemas layaknya sebuah pertunjukan teatrikal. Pagelaran teatrikal partisipatif namanya.

Dok Istimewa-Warta Unair

Tanah airku tidak kulupakan Kan terkenang selama hidupku Biarpun saya pergi jauh Tidak kan hilang dari kalbu Tanah ku yang kucintai Engkau kuhargai (Tanah Airku – Cipt. Ibu Sud) Tidak ada negeri seindah negeri sendiri. Bagi Annisa Pratamasari, Pera Utami, Renindya Hiera, dan Rimba Ayu kata-kata dan lirik lagu Tanah Airku tersebut ternyata benar maknanya, setelah keempatnya merasakan bagaimana hidup di negeri orang selama delapan minggu. Mereka merupakan AIESEC Exchange Participant Term 2009-2010 dari Unair yang berkesempatan menjalani program magang di luar negeri bersama tujuh orang mahasiswa Unair lain. Kesebelas orang tersebut di tempatkan di beberapa negara berbeda, antara lain China, India, Polandia, Taiwan, dan Thailand. Dua bulan berada di luar negeri, merasakan bagaimana kehidupan di sana, dan belajar budaya yang sama sekali lain merupakan pengalaman baru bagi mereka. Dibandingkan dengan orangorang yang melakukan perjalanan ke luar negeri untuk sekedar berwisata, peserta AIESEC Exchange Participant ini bisa lebih menemukan hal-hal lebih yang bisa menjadi kenangan mendalam. Mereka tidak sekedar jalan-jalan atau berwisata, tetapi juga tinggal secara home stay, menjalani magang, dan melakukan berbagai interaksi sosial yang bisa meninggalkan kesan mendalam. Contohnya Nisa,mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dari Departemen Hubungan Internasional (HI) ini, yang menjadi Exchange Participant di Beijing, China. Selama menjalani project magang di sebuah lembaga riset Corporate Social Responsibility (CSR) di Beijing, Nisa juga merasakan bagaimana suasana Beijing ketika malam Tahun Baru China atau yang di sini lebih dikenal sebagai Imlek. Di waktu seperti itu, dia ikut menikmati malam Tahun Baru dengan mengunjungi

teman-teman dan saudara-saudara dari keluarga home stay-nya. Atau ikut menikmati Spring Festival, festival tradisional di China untuk menyambut musim semi. Program magang memang merupakan tujuan utama para Exchange Participant. Seperti Pera yang menjadi Exchange Participant di Taiwan sebagai pengajar Bahasa Inggris anak-anak. Selain memperoleh berbagai pengalaman baru, mahasiswa FISIP HI ini mengaku juga bisa memperkenalkan Indonesia dan budayanya kepada anak-anak Taiwan. Berbagai pengalaman lucu yang didapat Pera selama proses itu memeberikannya pengalaman yang tidak terlupakan. “Misalnya, ketika menjelaskan tentang Indonesia, anak-anak di sana sempat tanya, Indonesia di mananya Bali. Setelah saya jelaskan dengan menggunakan peta,

baru mereka mengerti. Ada juga ketika saya mengenalkan batik sebagai warisan budaya asli Indonesia, salah seorang Exchange Participant dari Malaysia juga mengenalkan batik sebagai tradisi Malaysia. Untung tidak terjadi adu argumen,” cerita Pera sambil tertawa. Lain lagi program magang yang dijalani oleh Renindya Hiera atau yang akrab dipanggil Rara. Rara yang juga berasal dari FISIP HI ini menjalani project magang di sebuah Non Government Organization (NGO) yang bernama World of Knowledge. Di sana Rara bertugas mempromosikan Indonesia, baik budaya maupun persoalan sosial politiknya, ke sekolah-sekolah di Polandia. Di sana, dia bahkan sempat harus mengajar tari tradisional Indonesia. Padahal Rara belum Bersambung ke hal. 14

Rimba sewaktu menjalani project di China Dok Istimewa-Warta Unair

Sof-Warta Unair

Riri Riza, sang sutradara film Laskar Pelangi saat menceritakan pengalaman dan perjalanannya menggeluti dunia film. Menurutnya, film adalah media yang paling demokratis yang dapat merekam berbagai aktivitas dan sejarah manusia.

Dihadiri tak kurang dari 800 peserta, acara bertajuk Shared Learning MPPO 2 tersebut berlangsung sangat meriah sekaligus “hidup”. Hal ini dikarenakan seluruh peserta yang hadir tak hanya duduk terdiam mendengarkan pemaparan bintang tamu, tetapi juga sekaligus ikut berpartisipasi untuk mengeksplorasi secara aktif sebagai sumber pembelajaran dan pembelajar. Alur cerita yang unik semakin menambah wawasan dan memperkaya inspirasi bagi siapapun yang menyaksikannya. Dalam pagelaran tersebut, dikisahkan bahwa terdapat suatu pulau yang didiami oleh sebuah bangsa besar bernama Simaluwatuku, sebuah bangsa yang terjebak pada kebanggaan terhadap kejayaan masa lalu. Sebuah bangsa yang dilanda keterpurukan. Ditengah kondisi bangsa yang tak menentu, munculah sosok Bangbangtut sebagai representasi kegelapan. Namun, tak berlangsung lama, berangsur-angsur perubahan mulai terjadi saat Dewi Inkrea mulai bangkit. Dewi Inkrea inilah yang menjadi tonggak perubahan dan kebangkitan bangsa Simaluwatuku. Dewi Inkrea adalah cermin Indonesia Kreatif yang harus diwujudkan dengan empat hal, yaitu harapan, imajinasi, desain, dan resonansi. Berlangsung di Gramedia Expo Surabaya, acara tersebut menghadirkan Riri Riza (sang sutradara film-film fenomenal semisal Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi), Singgih Susilo Kartono (pencipta radio Magno, sebuah industri kreatif yang mampu menembus pasar di 16 negara dunia), Dynand Fariz (pemenang Kick Andy Heroes 2010 kategori seni budaya atas Jember Fashion Carnaval), Alanda Khariza (peraih Young Changemakers Awards for Innovation), dan terakhir Dr Seger Handoyo, penggagas MPPO Fakultas Psikologi Unair. Dalam acara tersebut, Riri Riza menyatakan bahwa film adalah media yang paling demokratis yang dapat merekam berbagai aktivitas dan sejarah manusia. Lebih dari itu, film merupakan mahakarya besar yang memadukan berbagai bentuk kreativitas manusia karena film tidak hanya menyangkut penonton, tetapi juga menyangkut seni, ide, dan gagasan kreatif. “Film adalah media yang paling demokratis yang dapat merekam berbagai aktivitas seperti pertanian, transportasi, dan sejarah manusia”, ungkapnya. Sementara itu, Dr Seger Handoyo mengungkapkan diperlukan impian dan harapan agar kemajuan dapat tercapai. “Hanya dengan impian dan harapan, kita dapat maju”, demikian Dekan Fakultas Psikologi Unair ini mengungkapkan. Pada dasarnya kelima bintang tamu yang hadir mempunyai titik temu yang sama bahwa sebuah kreativitas tidaklah hadir Bersambung ke hal. 13


NO :

WARTA SIVITAS

56

Tahun VI Mei 2010

07

Deteksi Dini Kanker Nasofaring Puskesmas Surabaya FKM-WARTA UNAIR Terlalu banyak mengkonsumsi ikan asin ternyata kurang bagus untuk kesehatan. Kandungan Nitrosamine pada ikan yang diasinkan atau diasap dapat memicu terjadinya kanker nasofaring. Nitrosamine merupakan substansi yang bersifat karsinogenik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Syafiq, kandidat Doktor asal Indonesia di Universitas Queensland (UQ) bahwa masyarakat Indonesia yang mengkonsumsi ikan asin basah di usia anak-anak, terbukti berisiko lebih tinggi terkena kanker nasofaring dibandingkan yang tidak mengkonsumsi. Kanker Nasofaring (KNF) merupakan salah satu jenis kanker yang cukup banyak diderita oleh orang Indonesia. “KNF menduduki urutan keempat setelah kanker leher rahim, kanker payudara dan kanker kulit, dan urutan pertama kanker pada kepala leher, dimana angka kejadiannya cukup tinggi di Indonesia sebanyak 4,7 kasus baru tiap tahun per 100.000 penduduk” papar Ahmad C. Romdoni, dr., SpTHT-KL pada konferensi pers acara Pelatihan Deteksi Dini Kanker Nasofaring untuk Dokter Umum Puskesmas Surabaya di FKM UNAIR(12/4). Gejala kanker nasofaring biasanya tergatung pada derajat penyebaran dan lokasi tumbuhnya tumor. Gejala yang sering ditemukan adalah pembesaran kelenjar di bagian leher (nasofaring adalah daerah yang berada antara belakang hidung dan esophagus). Gejala tidak khas seperti hidung tersumbat, ingus, gangguan pendengaran, gangguan penglihatan, kelumpuhan pada otot mata, penglihatan ganda, kelumpuhan otot lidah juga merupakan gejala yang sering

Naf-Warta Unair

Pelatihan Deteksi Dini Kanker Nasofaring untuk Dokter Umum Puskesmas Surabaya di FKM UNAIR (12/4).

ditemui pada penderita KNF. Karena tidak ada gejala yang spesifik, terlebih pada stadium dini, banyak kasus terlambat diagnosis. Pemeriksaan terhadap karsinoma nasofaring dilakukan dengan cara anamnesa penderita dan disertai pemeriksaan nasofaringologi, radiologi (MRI atau CT Scan), histopatologi, atau dengan uji Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA). Penanggulangan karsinoma nasofaring sampai saat ini masih merupakan suatu problem, hal ini karena etiologi (penyebab penyakit) yang masih belum pasti, gejala dini yang tidak khas serta

Seminar Quo vadis BHMN Pasca Dicabutnya UU BHP

letak nasofaring yang tersembunyi, sehingga diagnosis sering terlambat. Akan tetapi deteksi dini merupakan hal yang sangat penting pada stadium dini, radioterapi masih merupakan pengobatan pilihan yang dapat diberikan secara tunggal dan memberikan angka kesembuhan yang cukup tinggi. Pada stadium lanjut, diperlukan terapi tambahan kemoterapi yang dikombinasikan dengan radioterapi. Sekalipun KNF tidak memberikan gejala yang spesifik, dianjurkan untuk tidak meremehkan gejala seperti yang diutarakan di atas. Berkonsultasi ke

Program Magang Dosen Muda

Jangan Salah Memahami UU BHP BANYAK wacana yang mempertanyakan kembali status PT. BHMN universitas setelah dicabutnya UU BHP melalui putusan MK. Padahal, banyak yang terlanjur mengadopsi sistemnya. Kejelasan status Universitas Airlangga yang mengubah status PTN-nya menjadi PT. BHMN pun juga kembali dipertanyakan. Bagaimana Unair bersikap akan hal ini? Adakah niatan kembali ke PTN ataukah tidak terpengaruh dan tetap jalan dengan status BHMN? Pertanyaan-pertanyaan inilah yang mendasari BEM FISIP Unair merasa perlu dengan segera menggelar diskusi terbuka bertajuk : Quo vadis BHMN Pasca Dicabutnya UU BHP. Diskusi terbuka di ruang Adi Sukadana, 14 April lalu ini menghadirkan Dr. Hadi Subhan, pakar hukum sekaligus sekertaris Unair, dan Dharmaningtyas, pengamat pendidikan. Dalam Polemik ini, menyampaikan beberapa poin mengenai sikap unair dan pandangannya sebagai ahli hukum. Pertama, Unair atau PT. BHMN yang lain seperti UI, UGM, dan ITB, sebenarnya secara praktis tidak terpengaruh dengan dicabutnya UU BHP sebab landasan yang dipakai berbeda. Unair menjadi BHMN diatur melalui Peraturan Pemerintah (PP) No. 30/2006, sedangkan UU BHP, yaitu UU No.9/2009 yang dibatalkan MK menyangkut Badan Hukum Pendidikan. Dari hal tersebut bisa dilihat, bahwa Unair ditetapkan dahulu sebagai BHMN sebelum UU BHP ada. Kedua, ia menyesalkan banyaknya kesalahpahaman memaknai UU BHP inilah yang menyebabkan pencabutan terhadap UU tersebut. Menurut Hadi, UU BHP justru sifatnya menguntungan peserta didik, bukan malah merugikan. Jika UU BHP diimplementasikan, kekhawatiran komer-

sialisasi justru sirna. Dengan UU BHP (vide: pasal 41), penyelenggara tidak boleh mendanai pendidikan dengan menarik uang kepada masyarakat (peserta didik) lebih dari 30 persen atau sepertiga jumlah seluruh dana pengoperasian pendidikan. “UU BHP justru melindungi hak-hak peserta didik,” tekannya. UU BHP berusaha memberikan terobosan dalam pengelolaan pendidikan dengan mengubah sistem yang selama ini berlaku. Sistem BHP itu telah terbukti sukses dilaksanakan oleh PT BHMN, yang idenya hampir sama dengan BHP. Terbukti, PT tersebut berhasil masuk dalam peringkat dunia. Misalnya UI, UGM, ITB, dan Unair. Mereka masuk dalam peringkat 400 besar dunia. Di sisi lain, Dharmaningtyas tidak sependapat. “Bagaimanapun juga, dilihat dari segala sisi bentuk BHMN itu tidak menguntungkan dan mempersempit peluang rakyat untuk mengenyam pendidikan tinggi,” tegasnya. Ia memaparkan, bahwa alasan otonomi tergantung kemauan penguasa, bukan bentuk kelembagaan. Dan jika otonomi itu malah membuat universitas jorjoran dengan biaya pendidikan untuk mengejar status peringkat dunia, sangat riskan sekali karena artinya para cendikiawan kampus mau saja dibodohi kapitalisme. “Standar-standar ini dibuat untuk tujuan komersil. Silahkan dilihat saja indikator-indikator untuk peringkat tersebut,” ungkapnya. Salah satunya adalah penggunaan yang tinggi terhadap internet. Ketika semua berlomba menggunakan internet, pihak-pihak mana yang diuntungkan? Tidak lain adalah kapitalis piranti teknologi informasi. “Didalamnya tidak ada indikator pelayanan masyarakat, padahal Tri Dharma perguruan tinggi salah satunya adalah pengabdian terhadap masyarakat. Ironis sekali,” pungkasnya. puz

dokter umum atau langsung ke dokter spesialis THT merupakan tindakan yang tepat. “Pengenalan tumor secara dini, diagnosis, dan pengobatan telah memberi harapan peningkatan survival dan perbaikan fungsi, namun kenyataannya harapan hidup tidak meningkat dalam 30 tahun terakhir di mana 33 % penderita meninggal karena kankernya” ungkap Prof. Dr. Widodo Ario Kentjono, dr., Sp.THT-KL (K) dari departemen ilmu kesehatan THT-KL Fakultas Kedokteran UNAIR, sebagai pembicara. Hal ini banyak berhubungan dengan keterlambatan diagnosis akibat ketidaktahuan ataupun awareness yang kurang dari para dokter yang berada di lini terdepan untuk mendeteksi KNF secara dini, sehinga penanganan awal kurang adekuat, dengan demikian penting sekali bagi dokter umum untuk mengenal proses penyakit ini lebih dini dan melakukan upaya rujukan yang baik. Pelatihan yang dihadiri oleh 53 dokter umum dari seluruh puskesmas di Surabaya dan satu dokter dari Dinkes Kota Surabaya ini, bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan awareness para dokter. Terdapat satu sesi yang menghadirkan pasien kanker nasofaring secara langsung, dimana para dokter dapat melihat secara jelas tentang gejala dan tanda fisik penderita KNF. Pesan yang ingin disampaikan melalui pelatihan ini adalah agar masyarakat juga lebih peduli pada kesehatannya, terutama terkait penyakit yang satu ini. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya KNF adalah dengan mengurangi konsumsi ikan asin yang berlebihan, menghindari alkohol serta paparan uap atau asap formaldehid. Naf

Suasana pelatihan dosen muda .

Karunair – Warta unair Saat ini sebanyak tiga belas orang dosen muda mengikuti program magang di Universitas Airlangga (Unair) yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti). Peserta program berasal dari Aceh, Padang, Palembang, Bandung, Malang, Bojonegoro, dan Jombang. Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan (LP3) Unair sudah menangani program ini sejak tahun 2004. Direktoran Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional Republik Indonesia melihat adanya kesenjangan antar universitas di Indonesia. Oleh karena itu diperlukan program magang dosen muda di universitas yang sudah berpengalaman. “Program ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dosen muda dari universitas yang tergolong muda agar mendapat pengalaman tentang bagaimana mengelola perguruan tinggi yang baik,” kata Adi Subianto, drg., MS., SpPros., Wakil Ketua LP3. Program magang berlangsung selama lima bulan di lima universitas yang ditunjuk oleh Dikti yaitu Unair, Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas

Padjadjaran (Unpad). “Kita tidak menutup mata tentang adanya kesenjangan antar universitas,” kata Adi. Kemampuan dosen muda di beberapa universitas dalam transfer ilmu, penguasaan lapangan, dan pembuatan media pembelajaran masih kurang. Kualitas lulusan umumnya lebih rendah dari dosen pengajar. “Jika diadu hard skill--nya saya rasa akan sulit bertanding dengan lulusan perguruYit-Warta Unair an tinggi yang sudah establish,” tambahnya. Kebanyakan lulusan bekerja di daerah yang sama. “Sarana dan prasarana seperti LCD, perpustakaan memang ada, namun tidak selengkap dan sebanyak di sini,” kata Gina Muthia, S.SiT, dosen Stikes Mercubaktijaya Padang, salah seorang peserta program magang. “Kami belum mempunyai guru besar, dosen pun paling tinggi gelarnya Strata-2 (S-2),” tambahnya. Pengajuan guru besar di universitas asal peserta lebih mudah karena kebutuhan institusi. “Kondisi di sana terutama universitas swasta masih banyak masalah dengan yayasan dan masalah itu ternyata mengganggu proses belajar mengajar,” kata Adi. Kebanyakan universitas asal peserta magang belum menggunakan metode pembelajaran e-learning. Materi tentang manajerial yaitu bagaimana me-manage universitas disampaikan selama magang. Materi lain yang disampaikan yaitu peningkatan kompetensi dosen, metode inovatif e-learning, pembuatan buku ajar, penggunaaan media pembelajaran yang baik, dan etika riset. Mereka juga diperkenalkan dengan sarana prasarana yang ada di Unair seperti perpustakaan, rumah sakit Bersambung ke hal. 13


08

NO :

56

GUBES

Tahun VI Mei 2010 kondusif, yaitu efisien dan profit, apabila dibingkai dengan aturan main yang komprehensif, terutama melalui penerapan azas proporsionalitas dalam kontrak bisnisnya. Acara pengukuhan guru

besar seperti biasanya dipimpin oleh Ketua Senat Akademik Universitas Airlangga, Prof. Sam Soeharto dan dihadiri oleh para guru besar, sivitas akademika, sanak keluarga dan tamu undangan.

Prof. Dr. Agus Yudha Hernoko, SH., MH

Bes-Warta Unair

Kontrak Bisnis Sebaiknya Proporsional TIGA orang putera terbaik Universitas Airlangga dikukuhkan sebagai guru besar pada Rapat terbuka Senat Akademik Universitas Airlangga Sabtu (1/5) di Ruang Garuda Mukti Kantor Manajemen Universitas Airlangga. Ke tiga guru besar tersebut adalah Prof. Dr. Budi Susetyo Pikir, dr., SpPD., SpJP (K), FIHA, Prof. Dr. Suhartati Soewono, dr., M.S., dan Prof. Dr. Agus Yudha Hernoko, SH, MH. Prof. Dr. Budi Susetyo Pikir, dr., SpPD., SpJP (K) adalah guru besar dalam bidang Ilmu Kardiologi dan Kedokteran vaskuler dan pada saat ini mengabdikan keilmuannya pada Departemen Kardiologi dan Kedokteran vaskuler Fakultas Kedokteran. Pidato pengukuhannya mengangkat tema pemanfaatan sel punca pada penyakit kardiovaskuler. Prof. Dr. Suhartati Soewono, dr., M.S., adalah guru besar dalam bidang Ilmu Biokimia dan tercatat sebagai staf pengajar pada Departemen Biokimia Kedokteran Fakultas Kedokteran. Defisiensi glukosa – 6- fosfat dehidrogenase adalah topik yang diangkatnya dalam pidato pengukuhan guru besar nya. Sementara itu, sebagai seorang guru besar Ilmu Hukum Kontrak, Prof. Dr. Agus Yudha Hernoko, SH, MH. mengangkat masalah hukum kontrak dalam pidato pengukuhannya. Saat ini ia mengabdi sebagai dosen pada Fakultas Hukum. Dalam pidatonya Prof. Budi

Susetyo Pikir mengungkapkan tentang perkembangan penelitian sel punca sebagai metode alternatif bagi penanganan penyakit jantung koroner. Walaupun sampai saat ini masih harus dilakukan studi lebih dalam, namun ia yakin bahwa pada suatu saat penggunaan berbagai jenis sel punca dapat dipertimbangkan sebagai cara pengobatan dan perbaikan fungsi jantung. Prof. Dr. Suhartati Soewono, dr., M.S menguraikan tentang pentingnya peningkatan kewaspadaan orang terhadap defisiensi

DARI kiri, Prof. Agus Yudha Hernoko, Prof. Suhartatik, dan Prof. Budi Susetyo Pikir. Bes-Warta Unair

enzim glukosa – 6- fosfat dehidrogenase (G6PD). Kekurangan enzim G6PD, yaitu enzim yang bekerja sebagai anti oksidan endogen itu, bersifat genetik. Penderita gangguan ini berpeluang mengalami keadaan kejang atau kelelahan otot, infeksi kronis serta anemia sebagai akibat paparan bahan oksidan yang tidak dapat dinetralkan. Bahaya kekurangan enzim tersebut bisa menimbulkan risiko yang membahayakan janin dalam kandungan seorang ibu yang mengalami kekurangan G6PD. Dalam orasi bertajuk “Keseimbangan Versus Keadilan Dalam Kontrak” (Upaya menata Struktur Hubungan Bisnis dalam Perspektif Kontrak yang Berkeadilan), Prof. Dr. Agus Yudha Hernoko, SH., MH., menjelaskan bahwa sebuah bisnis akan berlangsung

Rektorat – Warta Unair Dalam orasi pengukuhannya bertajuk “Keseimbangan Versus Keadilan Dalam Kontrak” (Upaya menata Struktur Hubungan Bisnis dalam Perspektif Kontrak yang Berkeadilan), Prof. Dr. Agus Yudha Hernoko, SH., MH., menjelaskan bahwa sebuah bisnis akan berlangsung kondusif, yaitu efisien dan profit, apabila dibingkai dengan aturan main yang komprehensif, terutama melalui penerapan azas proporsionalitas dalam kontrak bisnisnya. “Idealnya memang demikian, dan jika dalam hubungan bisnis yang dikemudian hari terjadi konflik dan atau salah satu pihak wanprestasi, biasanya hal itu akibat dari kontrak bisnisnya yang tidak proporsional. Jadi kalau kontrak bisnisnya baik maka bisnis itu akan menjadi baik pula,” kata Guru Besar baru dalam Bidang Ilmu Hukum Kontrak pada Fakultas Hukum Universitas Airlangga ini dalam jumpa pers menjelang pengukuhan. Tetapi persoalannya, dewasa ini perdebatan tentang keseimbangan dan ketidakseimbangan berkontrak sudah waktunya untuk ditinggalkan, khususnya dalam kontrak bisnis (komersial). Sehingga masalah posisi para pihak yang berkontrak seharusnya perlu dikaji secara jernih, terutama pada struktur hubungan dan bangunan azas-azasnya. Hubungan kontrak itu seharusnya ditekankan sesuai proporsinya dengan mengetengahkan prinsip-prinsip universal seperti itikat baik, transaksi dan adil dan jujur, tanpa sesuatu yang disembunyisembunyikan. Dengan demikian maka perbedaan kepentingan diantara para pihak dapat diatur melalui mekanisme pembagian beban kewajiban secara proporsional, terlepas berapa proporsi hasil akhir yang diterima para pihak. “Problematik itulah merupakan tantangan para yuris untuk memberikan jalan keluar terbaik demi terwujudnya kontrak yang saling menguntungkan para pihak. Jadi win-win solution contract, yang disatu sisi memberikan kepastian hukum dan disisi lain memberikan keadilan,” kata Prof. Agus Yudha Hernoko, yang ketika menyampaikan orasi diselingi joke-joke yang menyegarkan dan memancing tawa para hadirin. Urgensi pengaturan kontrak dalam praktik bisnis ini adalah untuk menjadikan pertukaran kepentingan berjalan secara proporsional bagi para-pihak. Jadi hubungan kontraknya akan menjadi adil dan saling menguntungkan, dan bukan malah sebaliknya. Oleh karena itulah melalui orasinya, Professor kelahiran Madiun 19 April 1965 ini, mengimbau para pelaku bisnis untuk memahami adegium bahwa “setiap langkah bisnis adalah langkah hukum” sehingga bisnis yang dilaksanakan akan berjalan kondusif. - Bes Bes-Warta Unair


NO :

GUBES fasilitas yang digunakan untuk aplikasi stem cell masih harus didatangkan dari luar. Misalnya flow cytometry, yang digunakan untuk mengisolasi stem cell secara imunomagnetik. Untuk penyuntikan stem cell dari dalam jantung sendiri juga diperlukan alat khusus serta alat lain untuk menilai keberhasilan pengobatan dengan stem cell. Stem cell juga sempat menjadi kontroversi karena persoalan etika. Beberapa kalangan mengkhawatirkan jika pengembangbiakan stem cell ini

Prof. Dr. Budi Susetyo Pikir, dr., Sp.PD., Sp.JP(K)

menggunakan media yang tidak steril, seperti janin sapi atau babi. Karena berasal dari binatang, dikhawatirkan ada kemungkinan menularkan penyakitpenyakit seperti virus dan sapi gila. Apalagi jika kemudian jaringan dari binatang dimasukkan ke dalam organ manusia. Di Surabaya sendiri perkembangan teknologi stem cell sudah dimulai oleh Unair, baik pengembangbiakan dari binatang maupun manusia. Penelitian stem cell tersebut saat ini baru diujicobakan pada

56

Tahun VI Mei 2010

09

binatang, karena masih harus menunggu penelitian lanjutan untuk memenuhi kelayakan etik. Untuk itu, sedang dikembangkan penelitian tentang teknik pengembangbiakan stem cell dengan produk manusia sebagai pengganti. Misalnya bisa dengan menggunakan serum penderita sendiri atau albumin manusia sebagai pengganti. Jika hal tersebut bisa dilakukan, masalah etik tentu tidak menjadi masalah lagi karena menggunakan stem cell dari tubuh penderita sendiri.gin

Prof. Dr. Suhartati, dr., MS Bes-Warta Unair

Stem Cell, Harapan Penderita Penyakit Kardiovaskuler TEKNOLOGI stem cell (sel punca) akhir-akhir ini semakin populer dalam dunia kedokteran. Dengan teknologi stem cell, berbagai masalah kesehatan yang dulu bahkan membuat dokterdokter menyerah, sekarang menjadi masuk akal untuk disembuhkan. Teknologi stem cell pada dasarnya adalah mengambil bagian sel punca dari sumsum tulang belakang untuk dikembangkan menjadi jaringan organ yang baru, seperti sel tulang, sel tulang rawan, bahkan sel otot jantung. Penyakit kardiovaskuler seperti penyakit jantung koroner dan katub jantung yang dulu tidak bisa disembuhkan dengan obat menjadi dimungkinkan untuk diobati. Selain itu, dari penelitian Prof. Budi, ditemukan bahwa sel punca yang berasal dari jaringan lemak ternyata lebih mudah untuk dijadikan sel otot jantung. Dalam orasi ilmiahnya yang berjudul Pemanfaatan Sel Punca pada Penyakit Kardiovaskuler, Prof. Budi menyatakan, bahwa teknologi stem cell juga bisa diterapkan pada penderita penyakit jantung koroner iskhemik kronik yang sudah tidak mempan terhadap obat-obatan, intervensi kardiologi, maupun bedah jantung. Dengan teknologi stem cell tersebut, penderita penyakit-penyakit tersebut memiliki harapan baru untuk memperbaiki kualitas hidup mereka.

Selain itu, tenologi stem cell juga bisa digunakan untuk pengembangan rekayasa katub buatan dengan teknologi scaffold baik dari katub homograft yang telah diluruhkan sel-selnya atau dari bahan sintetis yang biodegradeable. Kelebihan dari katub semacam ini adalah masih dapat tumbuh sesuai dengan perkembangan anak. Meskipun penelitian tersebut menjanjikan, untuk penerapan jangka panjang masih perlu banyak perbaikan. Meskipun teknik pengobatan penyakit jantung dengan menggunakan stem cell dipercaya sebagai solusi masa depan, teknik ini sendiri masih belum mampu menghasilkan sesuatu yang dramatik dan kurang bisa dipraktekkan secara luas. Beberapa hal yang menjadi alasannya adalah ketika sel punca yang disuntikkan ke dalam jaringan target hanya 0,5% sampai 5% saja yang masih bertahan berada dalam jaringan. Sedangkan sisanya hanya melewati saja. Teknik pengobatan dengan menggunakan teknologi stem cell juga tidak bisa digunakan secara luas karena mahalnya biaya yang harus dikeluarkan, bisa mencapai puluhan juta sekali suntik. “Kalau kasusnya tidak akut sekali, kenapa harus pakai stem cell? Gunakan saja pengobatan yang biasa,” ujar Prof. Budi. Mahalnya biaya tersebut dikarenakan peralatan dan

Minum Obat Malaria Bisa Anemia “Minum obat malaria bisa menyebabkan anemia,” demikian tutur Prof. Dr. Suhartati, dr., MS dalam jumpa pers di Kantor Managemen Universitas Airlangga (29/4) dalam rangka pengukuhannya sebagai guru besar pada tanggal 1 Mei 2010. Hal tersebut dapat terjadi jika penderita malaria menderita defisiensi glukosa 6 fosfat dehidrogenase. Glukosa 6 fosfat dehidrogenase (G6PD) adalah enzim yang bekerja pada metabolisme karbohidrat. Enzim ini terdapat di sitoplasma, tersebar di seluruh sel dengan kadar yang berbeda-beda. Defisiensi G6PD merupakan cacat enzimatik karena mutasi gen G6PD, sehingga penyakit ini dapat diturunkan. Melalui orasi berjudul “Mewaspdai Defisiensi Glukosa – 6 Fosfat Dehidrogenase (G6PD) Dalam Upaya Mewujudkan Indonesia Sehat”, Prof. Suhartati mengingatkan, bahwa defisiensi G6PD ini merupakan penyakit genetik yang sulit dideteksi kasat mata. Penyakit ini baru bereaksi jika penderita bersentuhan dengan bahan oksidan, seperti: mengkonsumsi obat-obat malaria (banyak mengandung oksidan), makan kacang koro, mencium kapur barus, dll. Jika bersentuhan dengan bahan tersebut penderita defiensi G6PD akan mengalami kejang otot, kelelahan otot, infeksi kronis, anemia. Penderita G6DP juga memiliki kemungkinan besar mengalami keguguran saat hamil dan melahirkan anak yang cacat. Di Indonesia defisiensi G6PD ini merupakan penyakit yang kurang populer. Meskipun kurang populer, menurut Guru Besar Universitas Airlangga ke-385 ini, populasi masyara-kat Indonesia yang terkena penyakit ini ternyata cukup tinggi sekitar 3,9% - 18,4% dan tersebar dari Sabang sampai Merauke. Ketidakpopuleran defensiasi G6PD terjadi karena penyakit ini sulit dideteksi secara kasat mata dalam kondisi biasa pend-erita defesiensi G6PD tampak normal. Selain itu pada kenyataannya, selama ini para dokter juga sering mengabaikan penyakit kekurangan enzim ini, sementara masyarakat awam pun banyak yang belum mengetahui tentang

Bes-Warta Unair

penyakit ini karena kurangnya pen-yuluhan. Penyakit genetik ini tidak bisa disembuhkan, namun bisa diatasi dengan memperbanyak asupan antioksidan endogen. Antioksidan dapat diperoleh dari konsumsi vitamin C, vitamin E, beta karoten, selenium, dan zinc, yang banyak terdapat dalam sayuran berwarna hijau dan kuning, ikan laut, daging, gandum, dll. Melalui penelitiannya Profesor di bidangIlmu Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga ini menyarankan langkah-langkah konkret untuk menekan penderita akibat defisiensi G6PD. Pertama, surveillance epidemologi terhadap defiensi G6NP. Kedua, promosi kesehatan berupa penyuluhan di bidang kemasyarakatan dan pelayanan. Cara ini bisa dimulai di tingkat puskesmas, di bidang pendidikan dengan pembekali mahasiswa pengetahuan dan ketrampilan diagnose dini, serta membentuk kerjasama penelitian. Ketiga, penanganan yang baik terhadap para penderita sehingga tidak jatuh dalam situasi yang lebih parah. intan

PAMERAN FOTO

“Voice from the Archipelago: Kekayaan Indonesia untuk Penyelamatan Lingkungan SEBUAH foto tidak hanya mampu menyuarakan ribuan kata. Foto juga dapat digunakan sebagai media untuk melestarikan sebuah kebudayaan. “Voice from the Archipelago” itulah judulnya, sebuah pameran foto yang diselenggarakan oleh Pemerintah Amerika Serikat melalui Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, Konsulat Jendral Amerika Serikat di Surabaya dan Microsoft bermitra dengan Photovoices International in Indonesia. Pameran ini diselenggarakan di lima perYit-Warta Unair

guruan tinggi yang ada di lima kota di Indonesia, yaitu di Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan Malang. Sebanyak 31 foto yang berjajar rapi di Lobby Perpustakaan Universitas Airlangga Kampus B tak henti membuat para pengunjung berdecak kagum. Pameran yang berlangsung 11-14 Mei 2010 dari pukul 09.00-16.00 ini memang menampilkan keanekaragaman hayati Indonesia yang menakjubkan dan kreatifitas manusia Indonesia Bersambung ke hal. 13


10

NO :

56

Tahun VI Mei 2010

WARTA SIVITAS

Kincir Itu Menghidupkan Desa Yang “Padam” Dok Istimewa-Warta Unair

BEM Mendampingi Penerima Bidik Misi JUMAT, 14 Mei 2010 sebanyak 181 mahasiswa Universitas Airlangga berkumpul di Ruang Kahuripan Kampus C dengan wajah berseri-seri. Mereka adalah mahasiswa penerima beasiswa Bidik Misi dari jalur PMDK Prestasi yang hendak melakukan daftar ulang. Bidik Misi adalah program beasiswa yang diluncurkan Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional bekerjasama dengan beberapa PTN di Indonesia. Sebuah kehormatan bagi Universitas Airlangga yang menjadi salah satu PTN yang mendapat kesempatan mengajukan 500 mahasiswa yang telah diseleksi melalui PMDK Prestasi dan SNMPTN, untuk menerima beasiswa Bidik Misi itu. “Beasiswa ini adalah sebuah kesempatan yang sangat berharga. Dana dari rakyat yang dipercayakan untuk biaya pendidikan mahasiswa berprestasi yang kurang mampu secara ekonomi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi lebih pada mahasiswa yang bersangkutan,” ujar Khoirul Mubin selaku penanggung jawab acara Penyambutan Penerima Bidik Misi. Sebelumnya, 9-10 April 2010, BEM UA juga telah melakukan acara pendampingan calon mahasiswa Unair yang mendapatkan BMU dan hendak mengikuti seleksi PMDK Prestasi pada 2010. “Jadi acara hari adalah rangkaian dari acara pendampingan yang dilakukan sebelumnya, setelah masuk sebagai mahasiwa pun BEM akan tetap mendampingi dengan mengumpulkan penerima Bidik Misi dalam sebuah forum yang akan diadakan sebulan sekali” jelas Mubin yang adalah mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi angkatan 2006 ini. Program pendampingan mahasiswa ini dilakukan agar mahasiswa penerima Bidik Misi dapat lebih terarah sehingga bisa berprestasi dengan maksimal, baik dalam bidang akademis maupun non akademis. “Senang sekali rasanya bisa menerima Bidik Misi, padahal waktu ujian rasanya tegang, deg-degan, tapi Alhamdulillah bisa masuk,” tutur Muhammad Rahmad Royan salah satu mahasiswa penerima Bidik Misi yang berhasil masuk prodi budidaya perairan unair. Mahasiswa dari SMA Negeri 11 Medan ini merasa dimudahkan dengan adanya program pendampingan ini. Mahasiswa yang datang ke Surabaya seorang diri ini mendapat bantuan tempat menginap dari salah seorang anggota BEM yang baru dikenalnya. BEM juga membuka ‘Tenda Advokasi’ yang dibuka di depan Auditorium-tempat daftar ulang mahasiswa penerima Bidik Misi, untuk memberi bantuan informasi bagi para mahasiswa baru. Informasi yang diberikan berupa informasi umum, seperti informasi tempat kost, transportasi, dan informasi khusus seperti informasi fakultas, serta kegiatan-kegiatan non akademik. ***

FST-Warta Unair Ambilkan bulan Bu, untuk menerangi tidurku yang lelap di malam gelap. Bagi sebagian orang, penggalan syair itu tak lebih dari sekedar kidung yang sering dinyanyikan oleh anak kecil. Namun lain halnya bagi anak-anak desa Sumber Bening, Kondang Merak, Malang Jawa Timur, karena lagu itu seolah telah menjadi lagu wajib yang bisa menggambarkan suasana hati mereka di saat malam menjelang. Sudah sekian lama desa mereka tidak tersentuh listrik. Sehingga wajar jika setiap malam, mereka hidup dalam kegelapan. Desa terpencil yang berada di kawasan pesisir pantai ini juga jauh dari fasilitas umum, dimana pompa bensin yang terdekat saja, letaknya sekitar tiga kilometer dari desa dengan kondisi jalan bebatuan yang sulit dilewati. Warga mengeluhkan kinerja perusahaan listrik yang hanya memberi janji, namun belum ada wujudnya sehingga desanya pun tetap “padam”. Beberapa bulan terakhir, desa mereka mulai mendapatkan sedikit penerangan, setelah warga berinisiatif untuk membeli genset. Namun kapasitas kerjanya kurang maksimal karena daya yang dihasilkan terbatas dan bahan bakarnya mahal serta cepat habis. Tempat pelelangan ikan sebagai pusat kegiatan warga yang mayoritas bekerja sebagai nelayan juga gelap gulita. TPI yang ramai dengan kegiatan warga pada jam tiga hingga lima pagi ini hanya diterangi oleh senter yang dibawa oleh beberapa nelayan saja. Hal itu tentunya sangat menghambat kegiatan warga. Kisah mereka terus berjalan seperti itu, hingga kemudian datang serombongan mahasiswa Fisika UNAIR yang menggoreskan sedikit tinta perubahan. Desa “padam” yang sudah cukup familiar di kalangan mahasiswa Fisika UNAIR sebagai tempat outbond itu, sedikit mulai bercahaya. Ini terjadi setelah mahasiswa bersama warga membangun sebuah kincir angin untuk

Dok Istimewa-Warta Unair

pembangkit listrik tenaga angin. “Kami tersentuh dengan kondisi warga, hingga kemudian berinisiatif membuat kincir angin setelah melihat bahwa angin di sana cukup kencang” jelas Guruh, Presiden Himpunan Mahasiswa Fisika (HIMAFI) UNAIR ini. Kincir angin dari besi yang berdiameter 2 meter dengan tinggi tiap tiangnya 4 meter ini mampu menghasilkan daya hingga 600 watt, cukup untuk menerangi TPI selama empat jam lebih. “Desain kincir kami buat sendiri, pembuatan kerangkanya bekerjasama dengan bengkel, dan dana pembuatannya adalah swadaya dari mahasiswa serta sebagian dari kas himpunan” aku Guruh. Kincir angin yang dibuat dengan menghabiskan dana sekitar dua juta rupiah ini diakui mampu bertahan hingga lima tahun lebih jika dilakukan perawatan dengan baik. “Dana yang terbatas memaksa kami untuk memutar otak bagaimana agar kincir yang dihasilkan juga maksimal. Masalah perawatan tidak sulit, karena sudah ada beberapa warga yang mengerti tentang itu” ujar Deny, salah seorang anggota panitia kegiatan. Kegiatan pengabdian masyarakat ini terintegrasi dengan kegiatan Achieve-

ment Motivation Training (AMT) untuk mahasiswa angkatan baru. Mahasiswa baru dilibatkan secara aktif dengan tujuan untuk memberikan pengalaman baru dalam aplikasi ilmu fisika, sekaligus meningkatkan sense of humanity mereka. Membutuhkan waktu hingga satu bulan, sejak 7 April 2010 lalu, dimulai dari pembuatan desain hingga pemasangan kincir, dan kemudian diserahkan ke warga pada 2 Mei kemarin. “Ini adalah kegiatan pengabdian masyarakat pertama yang kami lakukan, dan semoga tidak menjadi yang terakhir” ungkap Guruh. Dia mengaku, hanya sebuah kincir belum mampu menerangi seluruh wilayah desa, sehingga perlu dikembangkan. Mereka berupaya sebisa mungkin untuk memantau perkembangan kincir angin yang telah mereka buat. “Melihat warga senang, kami pun turut bahagia” tuturnya. Dia menambahkan, mahasiswa sebenarnya mampu memberikan kontribusi yang nyata dengan mengaplikasikan ilmu yang dimiliki untuk membantu masyarakat, hal yang demikian itu lebih bermanfaat. Jadi untuk menunjukkan eksistensi mahasiswa, tidak perlu dengan aksi anarkis bukan? Naf

TCSC aktif Menindak Rokok PERANG terhadap tembakau tetap terus digencarkan oleh Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat (IAKMI) Jawa Timur. Kini dengan mendirikan Tobacco Control Support Center (TCSC )east Java. Dalam wilayah pembicaraan yang lebih luas, sebenarnya program ini ditujukan untuk memerangi rokok mengingat sampai saat ini banyak sekali kerugian yang harus dibayar oleh para perokok dan bukan perokok akibat kegiatan merokok. Kerugian tersebut meliputi kerugian biaya untuk membeli rokok ataupun biaya untuk pengobatan akibat perilaku merokok dan dampak tidak langsung lainnya. Hal ini tentu sangat merugikan diri dan keluarga, terutama mereka yang perokok. Beban yang ditanggung keluarga bertambah besar dengan adanya salah seorang saja yang merokok dalam keluarga tersebut. Namun apabila perilaku ini dapat dihindari tentu sedikit banyak pendapatan keluarga bertambah hemat. Sedangkan pengeluaran untuk kebutuhan yang lain yang lebih bermanfaat juga bertambah dengan pengalihan biaya rokok ke biaya kebutuhan lainnya.

Dok -Warta Unair

Santi Martini ketua TCSC Jawa Timur.

TCSC bergerak dengan melakukan advokasi ke pihak-pihak terkait dalam mengambil kebijakan. Langkah ini adalah model untuk mempengaruhi pemerintah dalam mengambil kebijakan kesehatan, terutama tentang rokok. Santi Martini, dr., M.Kes selaku ketua TCSC menjelaskan, bahwa area kebijakan penanggulangan tembakau harus memperhatikan MPOWER. MPOWER ini adalah Monitoring Penggunaan tembakau dan pencegahannya, Perlindungan terhadap asap rokok, Optimalkan dukungan untuk berhenti mer-

okok, Waspadakan masyarakat akan bahaya tembakau, Eliminasi iklan, promosi dan sponsor terkait tembakau,dan Raih kenaikan cukai tembakau. Hal ini dimaksudkan untuk semakin waspada terhdap rokok dan untuk memperingatkan bahwa tidakda ruang lagi bagi rokok di dunia ini. Kegiatan yang akan dilakukan oleh TCSC ke depan adalah membangun jejaring pendukung untuk sama-sama bergerak menyatakan perang terhadap tembakau dan rokok. Advokasi pun dilakukan kepada siapa saja untuk semakin memperluas dukungan terhadap gerakan ini. Dengan cara ini diharapkan di masyarakat akan semakin marak dilakukan kampanye anti tembakau atau rokok. Harapannya, masyarakat yang sering mendengar hal tersebut akan tersadar dan meninggalkan kebiasaan merokok atau bahkan mendukung gerakan anti rokok. TCSC memiliki tujuan besar yang hendak dicapai, yaitu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia seluruhnya. Untuk itulah TCSC bergerak secara intensif dalam menindak rokok, Bersambung ke hal. 14


NO :

WARTA SIVITAS

56

Tahun VI Mei 2010

11

International Office and Partnership

Unit Muda Energik Pembangun Relasi Internasional Semakin banyak mahasiswa asing yang berkuliah di Universitas Airlangga. Hal ini tidak lepas dari peran Internastional Office and Partnership Unair yang gencar melakukan promosi, memasarkan keunggulan Unair ke luar negeri, dan melakukan kerja sama dengan berbagai pihak. International Office and Partnership (IOP) adalah pengembangan dari Bidang Kerja Sama. IOP dimaksudkan untuk mengakomodasi kerja sama internasional yang saat ini sedang digalakkan oleh Unair. ........................................................ Dalam menjalankan tugasnya IOP sendiri memiliki tiga fungsi. Pertama sebagai inisiator, IOP memulai (proposing) sebuah peluang kerja sama dengan pihak lain, mengenalkan kedua belah pihak, baik Unair maupun dengan pihak luar. Proses kerja sama selanjutnya dilaksanakan oleh pihak yang bersangkutan, misalnya fakultas, unit, atau lembaga. Aktivitas kedua adalah sebagai mediator, membantu mediasi antara fakultas dengan pihak luar. Terakhir adalah sebagai eksekutor, yang mencakup kegiatan inisasi, mediasi, dan pelaku kerja sama. Sebagai badan yang menjadi mediator, IOP berusaha mengakomodasi keinginan fakultas. Untuk itu sejak semula Ketua IOP Igak Satrya Wibawa, S.Sos., M.A., mempercayakan penanganan kerja sama secara desentralisasi. Artinya, kerja sama tetap diserahkan pada fakultas atau unit, namun fakultas atau unit juga diharapkan untuk memberitah IOP agar proses kerja sama bisa dipantau dengan lebih baik. IOP harus tetap memantau karena dalam melakukan kerja sama, unit tetap menyandang nama Unair. Selain itu, pemantauan juga diperlukan untuk memudahkan tindak lanjut dan evaluasi. Bentuk kerja sama disesuaikan dengan keadaan. Misalnya jika fakultas melakukan inisiasi untuk kerja sama yang bidangnya hanya untuk fakultas tersebut, disarankan kerja sama dalam bentuk Memorandum of Agreement (MoA) saja. Kerja sama dalam bentuk Memorandum of Understanding (MoU) hanya jika ada banyak unit lain yang terlibat. Igak meyakinkan bahwa IOP akan selalu berusaha agar kerja

Yit-Warta Unair

Ketua IOP Igak Satrya Wibawa, S.Sos., M.A. (tengah) diantara staf dan mahasiswa.

sama menguntungkan kedua belah pihak. Karena itu, Igak berpesan kepada fakultas, sebisa mungkin menghindari inisiasi kerja sama secara individu. Jika memang tidak memungkinkan, diharapkan untuk mengirimkan pemberitahuan kepada IOP, untuk mengindari masalah di kemudian hari. “Kerja sama itu sebenarnya kan jalur institusi atau lembaga meskipun yang maju individu. Ini masalah tanggung jawab, karena di belakangnya ada bendera Unair. Kalau ada apa-apa, sekalipun yang tanda tangan individu, tapi orang hanya tahu bahwa individu itu dari Unair,� ujar Igak. Igak mengatakan, tidak banyak universitas yang memiliki IOP., meskipun Dikti sendiri mendorong universitas-universitas untuk membangun IOP. Menurut Igak, setiap IOP universitas memiliki perbedaan. Contohnya, IOP milik Unair yang juga menangani kerja sama dalam negeri. Meskipun disebut kerja sama dalam negeri, sebenarnya lingkupnya mencakup region Asia Pasifik, karena Indonesia termasuk dalam region Asia Pasifik. Sedangkan untuk kerja sama luar negeri yang dimaksud adalah Uni Eropa dan Amerika. Jika dilihat dari embrionya, IOP sebenarnya sudah cukup lama ada. Igak mulai merintis cikal bakal IOP sejak tahun

2008 ketika mulai menjabat sebagai Kepala Bidang Kerja Sama dan Hubungan Internasional. Kemudian pada pertengahan 2009 IOP mulai membangun sistem dari awal. Sedangkan secara resmi, IOP Unair dibuka pada tanggal 1 Maret 2010 yang lalu. Proses membangun sistem inilah yang memakan waktu cukup lama. Igak ingin membangun sebuah sistem yang bisa link and match dengan unit-unit lain di Unair, misalnya dengan Pusat Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB). Ini dikarenakan proses penerimaan mahasiswa baru, termasuk mahasiswa asing, tidak hanya lewat IOP saja, tapi juga harus melalui berbagai unit-unit yang sudah ada. Meski demikian, Igak berprinsip untuk membantu memudahkan mahasiswa asing yang ingin kuliah di Unair. Misalnya membantu mengurus administrasi, membantu mencarikan tempat tinggal yang sesuai keinginan, memberikan surat perkenalan, dan lain-lainnya. “Prinsipnya, kalau bisa dipermudah, kenapa harus dipersulit? Biasanya pelajar asing mengeluh karena birokrasi di Indonesia panjang dan harus membayar di setiap meja. Karena itu kami tidak ingin mempersulit, tapi mereka juga jangan minta gampangnya saja,� ungkap Igak.

Selain membantu mahasiswa asing dalam hal administrasi, IOP juga berupaya membantu pengembangan unit lain dengan mengadakan workshop, salah satunya adalah pemetaan kekuatan Unair untuk memasarkan keunggulan fakultasfakultas di Unair. Selain itu IOP juga mengadakan kerja sama dengan institusi-institusi pemerintah untuk mempermudah masalah imigrasi, seperti kepolisian dan keimigrasian. Meskipun baru berdiri, IOP Unair sudah berhasil menjalin kerja sama dengan beberapa pihak asing. Di antaranya yang paling baru adalah kerja sama langsung dengan delapan universitas anggota konsorsium Erasmus Mundus dan kerja sama dengan enam universitas dari Australia. Untuk mahasiswa Erasmus Mundus yang akan datang ke Unair mencapai tiga belas orang. Sebagai unit baru, IOP masih dipegang oleh staf-staf dari dosen, pegawai rektorat, dan pegawai magang. Hal itu dianggap Igak kurang sesuai, karena idealnya dipegang oleh staf full time. Kapasitas SDM rektorat menurutnya kurang memadai, karena staf IOP dituntut untuk menguasai bahasa asing, minimal Bahasa Inggris. Hal lain yang perlu diingat adalah IOP juga memiliki kultur kerja yang berbeda dengan pegawai biasa. IOP menganut kultur kerja terbalik, karena berhubungan dengan waktu yang berlaku di luar negeri. Bisa saja di Indonesia sudah sore, namun di luar negeri masih siang dan jam kerja masih efektif. Karenanya, dibutuhkan juga staf yang muda, dinamis, bersedia membangun relationship, suka bepergian, energik, dan mampu menguasai teknologi. Kemampuan menguasai teknologi perlu karena untuk berhubungan dengan pihak luar negeri sekarang ini tidak lagi hanya dengan menggunakan telepon dan email, tapi juga Twitter, Facebook, Skype, Yahoo Mail, dan berbagai jejaring sosial di internet lainnya. Igak sendiri juga mengidentikkan kegiatan IOP dengan anak muda yang energik dan dinamis. Karena itu, jangan sampai heran jika IOP selalu ramai dengan gaya khas anak muda yang meriah dan energik. Igak menganggap staf yang sekarang Bersambung ke hal. 15

Pertemuan Ikatan Alumni Unair Cabang Belanda KETIKA mendapatkan email dari Han Tiong Bo, salah satu pengurus IKA Airlangga Cabang Belanda, saya hanya bergumam, sayang sekali saya tidak bisa hadir. Namun, Tuhan berkehendak lain. Penerbangan saya ke Surabaya ditunda akibat kabut asap vukanik Gunung Eyjafjallajokull, sehingga penerbangan di Eropa banyak dibatalkan. Hikmahnya, saya bisa hadir dalam pertemuan lanjutan antara IKA Airlangga Cabang Belanda dan Dosen-dosen Unair yang sedang menempuh studi di Belanda. Sabtu, 17 April 2010, bertempat di suatu rumah makan pinggir danau, Tong Fong City Restaurant te Leidschendam, di Weigelia 20, 2262 AB Leidschendam, menjadi perjumpaan awal bersama Alum-

ni Universitas Airlangga (IKA-Airlangga) Paul The Gwan Tjaij, MD. Kemudian rapCabang Belanda. Ada sedikitnya 50 orang at membahas persetujuan agenda, Nothadir dalam pertemuan ini, yang rata-rata ulen pertemuan 20 September 2008, lapsudah berusia 50 tahun. Merekalah genoran sekretaris dan bendahara, penunerasi awal yang menjadi pelajar-pelajar jukan Koyang kuliah di Unair di tahun 1960an hingga 1970an. Beberapa di antara mereka mengaku, terpaksa meninggalkan tanah air karena situasi politik yang tidak bersahabat setelah tahun 1965. Meskipun demikian, kebanggaan mereka sebagai alumni Unair sungguh menjadi hal yang luar biasa bagi dosendosen muda Unair maupun alumni muda yang juga bergabung dalam pertemuan itu. Ketua IKA Airla ngga Cabang Acara dikemas dengan agenda raBelanda dan Maradona- Do sen FH Unair pat, diskusi dan pertunjukan musik. St yang sedang udi di RUG Gr oningen- dala Diawali pukul 12 siang dengan pen- Perken m Acara alan.tif gantar dari Ketua IKA Airlangga, Drs.

Saat berbagi informasi bersama antara Alumni dan Dosen Unair.

mite Audit, proposal dari Majelis Umum, proposal dari Pengurus, dan perkenalan dengan para mahasiswa Belanda yang juga dosen Unair, antara lain Maradona (FH, master RUG), Erni (master RUG), Faisal (FH, master Utrecht University), Herison Bersambung ke hal. 14

Dok Istimewa-Warta Unair

Laporan dari R. Herlambang Perdana Wiratraman dari Leiden, Belanda, 18 April 2010.


12

NO :

56

Tahun VI Mei 2010

OPINI

Wanna be a World Class University?

Kampus B – Warta Unair Problematika anak jalanan negeri ini memang kompleks, mulai dari beragamnya sebab yang menjadikan anak sampai “turun ke jalanan”, kekerasan yang melibatkan anak jalanan, hingga akibat sosial yang ditimbulkan dari keberadaannya. Padahal, individu atau institusi yang peduli terhadap permasalahan sosial ini juga tak banyak. Sadar pentingnya untuk mengurai benang kusut pada masalah ini, Unit Kegiatan Mahasiswa Kerohanian Islam (UKMKI) Universitas Airlangga mengadakan pelatihan untuk anggota barunya pada Sabtu, 13 Maret 2010. Acara bertajuk Buka Hati, Peduli Anak Negeri tersebut bertujuan untuk membangun solidaritas, empati, dan rasa kesetiakawanan sosial sekaligus membekali para peserta dengan skill yang diperlukan kelak ketika terjun di lapangan. Berlangsung selama dua hari, acara tersebut menghadirkan Didit Hape dari Sanggar Alang-Alang dan Ustadz Arif Prasojo dari Yayasan Dana Sosial al Falah (YDSF), keduanya sebagai pembicara utama. Lalu, apakah selama ini pemuda (mahasiswa) sudah menunjukkan kepeduliannya secara nyata? Om Didit, sapaan akrab Didit Hape yang sudah lama

O leh :

Dok Pribadi -Warta Unair

PROSES seleksi Calon Rektor 20102015 menunjukkan adanya letupan hasrat dari para kandidat untuk menuntaskan langkah internasionalisasi bagi Universitas Airlangga. Hasrat bersama untuk memimpin langkah Airlangga menjadi world class university (WCU). Meski langkah ini terbilang tidak mudah, para kandidat terlihat cukup optimis untuk mampu membawa Universitas Airlangga ke posisi yang lebih baik. Ikhtiar ini pun menjadi kian berat, manakala UU BHP telah gugur di tangan MK baru lalu. Namun, seraya mengamini perkataan Kendrick (2008), kita memang harus tetap optimis dan kreatif. Dikatakan bahwa kita bisa merubah hidup atau bahkan merubah dunia, jika mau mencoba apa yang telah kita pikirkan. Inikah world class university ? Mari kita sedikit “berkhayal”, meneropong Airlangga berdiri pada masa keemasannya. Tampak gagah dalam tunggangan garuda muka. Menggenggam amrta, yang sama-sama telah kita terjemahkan sebagai mata air pengetahuan yang abadi. Mari kita bayangkan, ketika Universitas Airlangga telah tiba pada suatu masa. Memiliki perpustakaan dengan koleksi terbesar di Nusantara. Mengoleksi jutaan buku dan manuskrip. Memperkaya diri dengan ribuan majalah dan jurnal. Komputerisasi katalog yang dibangun, mampu melayani akses bagi mereka yang haus akan amrta. Lebih dari satu juta user mengakses koleksi online setiap minggu. Airlangga telah menjelma sebagai “rumah” yang nyaman bagi para ilmuwan. Mahasiswa memiliki akses ke ribuan terminal komputer di ruang kelas, perpustakaan, asrama, museum, dan fasilitas umum kampus yang bisa digunakan untuk mendukung setiap aktivitas pengajaran dan penelitian. Mahasiswa dan dosen menemukan tempat yang ideal untuk melakukan interdan multidisiplin penelitian. Tersebar dalam ribuan kelompok penelitian yang bekerja di bawah payung roadmap

Yuniawan Heru, M.Si. (Alumnus Antropologi Unair)

penelitian Universitas. Setiap tahun, Airlangga mampu mendulang ratusan beasiswa. Punggawanya, banyak memperoleh penghargaan dari organisasi ternama. Hasil karyanya, banyak disitasi oleh ilmuwan lain di seluruh penjuru dunia. Terlibat dalam satu bagian integral dari misi pemerintah untuk membangun rakyat. Berbagi keahlian dan dukungan dengan para petani, pedagang, nelayan, hingga perusahaan manufaktur dan bisnis. Masyarakat berbondong-bondong hadir ke kampus, menyimak setiap seminar, workshop, atau lokakarya yang digelar oleh Airlangga. Menjadi resource akademik terbaik di Indonesia. Alumninya, banyak memperoleh pengakuan dan penghargaan. Rajin memupuk kontribusi bagi kemajuan bangsa dan negara. Selalu dinanti dan dibutuhkan kehadirannya oleh

masyarakat. The New Internationalism Secara umum, Levin, dkk (2006) telah mendefinisikan WCUsebagai Universitas yang memiliki keunggulan akademik, penelitian, pengembangan dan penyebaran pengetahuan, serta berkontribusi terhadap kehidupan keilmuan, budaya , dan masyarakat. Sementara kini, setidaknya ada tiga pemeringkat paling berpengaruh di dunia, yakni : Times Higher World University Rankings (THE-QS), Academic Ranking of World Universities (ARWU), dan Ranking of World Universities in the Web (webometrics). Selain itu, masih banyak pemeringkat lain yang tersebar di negara USA, Cina, UK, Pakistan, Canada, Jerman, Italia, Brazil, Spanyol, Swiss, Australia, atau yang lain. Bahkan, jika mau, LPPM Airlanggapun sebenarnya sangat mampu untuk membangun pemeringkatan serupa. Lantas, apa itu the new internationalism ? Jika sebelumnya, WCU terkesan “cukup” dengan mengejar pengetahuan terbaru dan kepemilikan dosen dengan kualifikasi terbaik. Maka kini, keberagaman dan intensitas global, telah membawa WCU menuju iklim internasionalisasi yang baru. Seperti yang dipaparkan Niland (2000), bahwa internasionalisasi baru ini akan memaksa mereka yang mengikrarkan diri sebagai WCU untuk terlibat dalam penetrasi baru. Lambat laun, WCU akan terbawa arus besar untuk melakukan beberapa hal berikut. Pertama, bersama-sama terjun ke dalam kompetisi global untuk menggaet mahasiswa asing. Kedua, bersungguhsungguh mendorong para dosen untuk memiliki multi-cultural framework. Ketiga, setiap WCU akan saling bertukar dalam mempekerjakan staf akademik asing. Ketiga, anggaran WCU akan tersedot ke dalam kegiatan marketing berskala internasional. Keempat, setiap WCU berlomba-lomba untuk meningkatkan joint degrees atau double badging dengan WCU lain. Kelima, WCU harus bertindak cepat

dalam mengadaptasi framework pembelajaran dalam konteks internasional. Keenam, WCU dipaksa untuk mampu mencetak lulusan lokalnya, guna mencapai kualifikasi yang melebihi standar nasional. Ketujuh, WCU perlu segera mendorong alumninya untuk menceburkan diri ke dalam pasar tenaga kerja internasional. Mampukah Kita ? Melihat realitas tersebut, Perguruan Tinggi besar dunia yang memang telah memiliki pondasi kuat untuk menjadi WCU, tampak berada pada posisi di atas angin. Jika kita simak, sepuluh besar peringkat THE-QS, ARWU, maupun Webometrics, hanya diisi oleh Perguruan Tinggi asal USA dan UK. Jika Airlangga memang ingin bertahan, maka tidak ada jalan datar, selain membangun aliansi. Hal semacam ini telah dilakukan oleh University of New South Wales dan Universitas Nasional Singapura yang telah bergabung dengan kelompok Universitas 21, masuk ke dalam 18 anggota aliansi yang berasal dari 6 negara. Strategi lain, Airlangga hendaknya tidak melupakan potensi lokal. Memanfaatkan trend pengelolaan ilmu pengetahuan, dunia pun menyadari bahwa ada banyak pertanyaan yang harus dijawab. Sementara setiap permasalahan, kian membutuhkan pengetahuan komparatif dari banyak kebudayaan untuk turut menyelesaikannya. Dari peluang kecil ini, setidaknya Airlangga akan dapat mementaskan potensi lokal yang ada, menuju ke pentas dunia. Potensi yang tergali, diharapkan mampu menarik minat dari para staf WCU yang kini menduduki the best ten pada THE-QS, ARWU ataupun webometrics. Dengan demikian, status “ world class” yang dibawanya, diharapkan dapat menular ke tubuh Airlangga. Ini sebuah strategi yang sebenarnya juga telah dilakukan oleh Airlangga. Konsistensi dan peningkatan intensitas, adalah kata kuncinya. Dengan melangkah pasti, optmisime bersama, pasti akan bisa membawa Airlangga menjadi world class university.

berkecimpung dalam menangani anak jalanan mengatakan bahwa mahasiswa sekarang sudah cukup baik dalam merespon permasalahan sosial. “Saya kira, mahasiswa sekarang sudah cukup baik dan peduli terhadap masalah seperti ini (anak jalanan, red). Ini, mereka mau mengadakan acara seperti ini”, demikian budayawan satu ini berujar seraya mengharapkan agar para mahasiswa yang altruistis dapat diakomodasi secara memadai.

Tantangan dan Hambatan Memberdayakan anak jalanan bukanlah perkara mudah. Individu atau institusi yang ingin terjun seyogyanya memahami perkembangan dan karakteristik anak jalanan, selain juga harus mampu menemukan metode yang tepat dalam pembinaan anak jalanan. Karina, mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) menceritakan suka dukanya. Menurutnya, ada banyak tantangan dan hambatan yang seringkali menggangu proses pembinaan, diantaranya adalah sulitnya mengajak anak jalanan untuk mengikuti program pembinaan, tantangan yang justru berasal dari orangtua si anak, dan bahkan kendala

Ustadz Arif Prasojo dari YDSF saat memberikan motivasi dan bimbingan mental kepada peserta Training Kesetia -kawanan Sosial.

yang berasal dari preman. Mahasiswa angkatan 2007 ini mengatakan bahwa ada tujuan utama dari acara yang merupakan program kerja Departemen Sosial Kemanusiaan UKMKI ini. Lewat pembinaan berupa program beasiswa dan

Sof – Warta Unair

pemberian keterampilan khusus kepada anak jalanan, seperti bermain musik, diharapkan tujuan utamanya dapat tercapai. Apa itu? Menurutnya, tujuan utama program pembinaan ini adalah kampung Kayoon yang mandiri.


NO :

OPINI

56

Tahun VI Mei 2010

13

Membaca dan manfaatnya

Segitiga Emas BERTEMPAT di Auditorium Kampus C Unair, Pembukaan Segitiga Emas (SE), 27 Maret 2010, ditandai dengan aksi Wakil Dekan I Fakultas Farmasi Unair, Dr. rer. nat Mulja Hadi Santosa menendang bola ke gawang. Segitiga emas sendiri adalah acara pertandingan persahabatan yang diikuti oleh tiga fakultas farmasi di Surabaya yaitu UNAIR, UBAYA, dan UWM. Setelah pembukaan, acara kemudian dilanjutkan dengan pertandingan basket putra dan putri UNAIR vs UWM serta pertandingan voli putra dan putri UNAIR vs UWM. SE adalah event tahunan yang bertujuan untuk menyalurkan potensi mahasiswa farmasi dalam bidang non akademik khususnya yang bersifat olahraga dan seni. Selain itu diharapkan juga dapat menjalin persaudaraan yang erat antar fakultas farmasi di tiga universitas tersebut. Bertindak sebagai tuan rumah SE tahun 2010 adalah Fakultas Farmasi Universitas Airlangga dengan mata lomba dintaranya yakni basket, voli, badminton, futsal, catur, tenis meja, dan paduan suara. Semua lomba akan dilaksanakan di Kampus B dan kampus C Unair. Peserta akan memperebutkan hadiah berupa piala bergilir dan juga medali emas. Segitiga emas ini berlangsung selama tiga bulan, tepatnya sejak tanggal 27 Maret 2010 sampai 16 Mei 2010.

O leh :

Dr. Soegeng Soetedjo, Akuntan (Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga)

Dok Pribadi -Warta Unair

MEMBACA diartikan melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau hanya dalam hati. Dari pengertian tersebut, membaca sebenarnya tidak hanya memahami kata-kata yang terdapat di dalam bacaan, namun membaca merupakan suatu upaya menangkap atau menyerap konsep yang dituangkan pengarang sehingga memperoleh penguasaan bahkan mengkritisi bahan bacaan (Yuli Timor A: 2008). Membaca adalah kegiatan berfikir. Seseorang yang berhenti atau tidak membaca, maka berhenti jugalah ia berfikir. Ia seperti sumur yang kehilangan air. Semakin lama ia berhenti atau tidak membaca, maka akan semakin menurunlah kemampuan otaknya untuk berfikir. Dengan kata lain ia menjadi semakin bodoh. Hal ini tentu sangat merugikan, terutama jika terjadi dikalangan pelajar dan mahasiswa. Karena itu jagalah fungsi otak anda dengan banyak membaca, terutama membaca buku-buku yang berkualitas tinggi (Peng Kheng Sun: 2009). Dari dua orang penulis tersebut, tampak sekali bahwa kegiatan membaca bahan bacaan orang lain merupakan kegiatan yang sangat penting, karena dari membaca kita dapat mendapatkan pengetahuan. Melalui membaca tak terhitung banyaknya ilmu pengetahuan yang dapat diperoleh. Selanjutnya Peng Kheng Sun (2009) menyatakan bahwa buku adalah gudang ilmu. Melalui buku orang dapat menambah pengetahuannya. Melalui buku pula orang dapat menyimpan dan membagikan berbagai gagasan yang ada dibenaknya supaya dapat bermanfaat bagi orang lain. Melalui buku, penyebaran ilmu atau informasi menjadi sangat cepat. Buku yang sama dapat dibaca oleh ribuan orang, bahkan jutaan orang ditempat dan waktu yang berbeda. Keajaiban buku menjadikannya memegang peranan yang sangat penting bagi perkembangan ilmu. Penyebaran ilmu melalui buku sungguh jauh lebih unggul jika dibandingkan dengan cara lisan. Suwarjono (2009) juga mengatakan bahwa buku merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari belajar. Buku merupakan sumber pengetahuan. Dari pengamatan (masih perlu dibuktikan melalui penelitian) yang saya lakukan selama lebih dari 30 tahun mengajar pada berbagai mata kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga, sedikit sekali mahasiswa yang memiliki buku wajib, apalagi buku tambahan,

sehingga bagi dosen agak sulit bila di dalam kuliah sang dosen menunjuk pernyataan atau tulisan seorang pakar yang menulis di dalam buku tertentu. Apalagi bila memberi tugas untuk reading assignment. Namun pada akhirakhir ini, setelah dilakukan penilaian hasil belajar bukan bersumber dari ujian terstruktur saja (UTS dan UAS), tetapi juga melalui tampilan di dalam kelas untuk menyajikan topik tertentu, sudah banyak mahasiswa yang memegang paling tidak buku wajib, meskipun bentuknya adalah hasil fotokopi. Suwarjono (2009) mengatakan bahwa kuliah merupakan kegiatan yang membedakan pendidikan formal dan non formal. Namun, hal yang perlu dicatat adalah bahwa kuliah bukan satu-satunya sumber pengetahuan dan bukan satu-satunya kegiatan belajar. Bila mahasiswa tidak menyiapkan diri dan masuk kelas dalam keadaan kosong pikirannya, maka pemahaman akan menjadi terhambat atau bahkan tidak ada proses pemahaman sama sekali, karena instruktur (dosen) tidak lagi menjelaskan segala masalah secara rinci dan runtut. Setelah temu kelas, dapat terjadi penurunan pemahaman. Hal ini karena berlalunya waktu, namun bagi mahasiswa yang sebelumnya telah belajar (dengan membaca buku, artikel, atau hasil penelitian), penurunan pemahaman tidak securam pemahaman mahasiswa yang

tidak belajar sama sekali. Hal ini disebabkan mahasiswa belajar lagi untuk topik berikutnya, sementara itu topik yang sebelumnya dipelajari ikut manjadi lebih diperkuat lagi oleh materi berikutnya yang mengacu pada topik sebelumnya. Mahasiswa yang masuk kelas dengan pikiran kosong akan memperoleh pemahaman rendah dan samar-samar. Begitu keluar dari kelas pemahaman yang rendah dan samar-samar tersebut akan segera hilang. Topik berikutnya yang memerlukan pemahaman topik sebelumnya akan menjadi lebih sulit untuk difahami dan akhirnya mahasiswa cenderung untuk menghafal topik tanpa penalaran dan pemahaman. Akhirnya mahasiswa tidak merasa dapat apa-apa dari dosen, karena dosen tidak lagi mengajar seperti yang diharapkan. Mahasiswa mengeluh, bahwa kalau saya harus membaca, lalu apa tugas dosen. Saya berpendapat bahwa kegiatan kuliah atau temu kelas sebenarnya hanyalah merupakan konfirmasi ilmu pengetahuan antara apa yang diperoleh oleh mahasiswa dari membaca dengan apa yang dikuliahkan oleh dosennya. Dengan demikian para mahasiswa datang ke kelas dan mengikuti kuliah seharusnya telah membawa bekal pengetahuan yang cukup, yang kemudian dikonfirmasi dengan isi kuliah. Suwarjono (2009) juga menyatakan bahwa dalam proses belajar mengajar yang efektif, dosen semestinya harus dipandang sebagai seorang manajer kuliah. Sumber pengetahuan utama adalah buku, perpustakaan, artikel, hasil penelitian, media cetak yang lain, dan tentu saja pengalaman dosennya. Mengapa seorang dosen mendapat tugas mengajar mata kuliah tertentu? karena dosen tersebut dianggap telah mengalami proses belajar tertentu dan telah memperoleh pengalaman berharga baik mengajar, meneliti, dan praktek sesuai dengan kompetensinya, sehingga diharapkan semua itu disampaikan kepada para mahasiswa. Dengan demikian mahasiswa yang akan menjalani dan mengalami proses belajar yang sama, akan memperoleh pengetahuan yang sama bahkan lebih, dengan cara yang efektif dan tidak perlu membuat kesalahan yang sama dengan apa yang telah diperbuat oleh dosennya. Jadi dosen dalam proses belajar benar-benar hanya merupakan salah satu nara sumber. Suwarjono mengatakan bahwa dalam teknologi pendidikan, dosen bertindak sebagai director, facilitator, motivator, dan evaluator. Saya berpendapat bahwa bila satu mata

Diskusi Panel: “Environment Conservation” Pembukaan pameran “Voice from the Archipelago” 11 Mei 2010 oleh perwakilan Rektor, dekan FISIP – I Basis, diramaikan juga oleh diskusi panel tentang konservasi lingkungan. Pembicara pertama adalah Public Affair Officer dari Konsulat Jenderal Amerika di Surabaya, Andie DeArment. Perwakilan Konsulat Jenderal Amerika di Surabaya ini menjelaskan tentang pentingnya kerjasama di bidang lingkungan antara Indonesia dan Amerika untuk mengatasi permasalahan global warming. Pembicara lain, Naneng Setiasih, Direktur Yayasan Reef Check Indonesia, menyebutkan bahwa Indonesia memiliki 18% terumbu karang dunia, 590 species karang reef builders, 850 spesies sponge, 782 spesies algae, sementara nilai ekonomis terumbu karang itu adalah >US$ 1 juta/km/tahun (UNEP, 2006). Namun kekayaan alam ini terancam karena berdasarkan data, 20% terumbu karang dunia sudah rusak sepenuhnya. Selain itu Indonesia juga dinobatkan sebagai

Kesimpulan: 1. Kegiatan membaca bahan bacaan orang lain merupakan kegiatan yang sangat penting, karena dari membaca kita dapat mendapatkan pengetahuan. 2. Buku adalah gudang ilmu. Melalui buku orang dapat menambah pengetahuannya. Melalui buku pula orang dapat menyimpan dan membagikan berbagai gagasan yang ada dibenaknya supaya dapat bermanfaat bagi orang lain. Melalui buku, penyebaran ilmu atau informasi menjadi sangat cepat. 3. Artikel dan hasil penelitian juga merupakan sumber ilmu pengetahuan yang penting, karena justru dari artikel dan hasil penelitian dapat diperoleh perkembangan ilmu pengetahuan yang terbaru. 4. Kuliah bukan satu-satunya sumber pengetahuan dan bukan satu-satunya kegiatan belajar. dosen hanya bertindak sebagai director, facilitator, motivator, dan evaluator.

Teatrikal Partisipatif >>>

“Voice From >>> yang luar biasa. Foto tradisi sabung ayam dalam masyarakat Dayak Tamambaloh, yang berjudul Sabung Patana merupakan salah satunya. Pameran unik ini menampilkan foto-foto mengenai lingkungan hidup daerah terpencil di Indonesia hasil bidikan masyarakat sekeliling yang bahkan belum pernah menggunakan kamera sebelumnya. Masyarakat tersebut mendapatkan pelatihan kamera dari Photovoices International Indonesia. Lembaga non profit yang bekerjasama dengan National Geographic Indonesia ini berupaya menyalurkan suara masyarakat Indonesia yang hidupnya masih sangat bergantung kepada alam lingkungan di sekitar mereka dengan media melalui media foto. “Local photographer… They have something to teach us…”, ujar Ann McBride Norton, Direktur Photovoices International.

kuliah berbobot 3 SKS, diartikan menjadi 9 SKS, minat baca para mahasiswa akan muncul. 9 SKS terdiri dari: 3 SKS persiapan: dilakukan oleh dosen dan mahasiswanya. Dalam 3 SKS ini mahasiswa mempersiapkan diri dengan membaca buku, artikel, dan hasil penelitian sesuai dengan topik yang akan dikuliahkan dosennya pada 3 SKS berikutnya untuk melakukan konfirmasi pada saat kuliah berlangsung. Begitu juga dosennya, wajib mempersiapkan diri sebaik-baiknya dengan membaca buku, artikel, dan hasil penelitian sesuai topik yang akan dikuliahkan, sehingga dihadapan mahasiswa, dosen tersebut tampak menguasai topik yang dikuliahkan. Kesan ini akan sangat mendorong mahasiswa untuk melakukan persiapan yang sama pada kuliah minggu berikutnya. 3 SKS tatap muka atau temu kelas: waktu ini digunakan oleh dosen untuk menyampaikan topik sesuai silabi yang telah dibuat kontrak dengan mahasiswa. Temu kelas dapat dilakukan dengan teknik ceramah, seminar, dan diskusi. Tehnik mana yang dipilih tentu sangat tergantung dari topik yang dibahas, namun semuanya perlu persiapan baik bagi mahasiswanya maupun dosennya. 3 SKS mandiri: waktu ini digunakan oleh mahasiswa untuk mereview kembali hasil yang diperoleh dari 3 SKS pertama dan 3 SKS kedua. Ada kemungkinan perlu bacaan tambahan sesuai dengan wacana yang berkembang pada saat temu kelas.

negara penghasil emisi nomor 3 di dunia. Menurutnya, diperlukan tindakan yang nyata untuk mengurangi tingkat emisi. Ada dua cara yang bisa dilakukan, yaitu melalui kebijakan pemerintah, lobi-lobi dan berbagai kompromi. Cara lain adalah yang disebutnya sebagai cara bawah, yang bisa dilakukan oleh setiap orang dengan melakukan hal yang kecil, seperti mematikan lampu saat tidak diperlukan. Contoh konkritnya adalah melalui program earth hour, yaitu dengan mematikan lampu di DKI Jakarta dan sekitarnya selama 1 jam saja, yang terbukti dapat menghemat 10% konsumsi listrik rata-rata per jamnya. Angka itu akan setara dengan 300 MW dan cukup untuk mengistirahatkan 1 pembangkit listrik yang mampu mengaliri listrik ke 900 desa, serta mengurangi emisi CO2 sekitar 284 ton, menyelamatkan lebih dari 284 pohon, dan menghasilkan oksigen untuk lebih dari 568 orang. Pembicara Ann McBride Norton, pendiri dan Direktur Photovoices International ini sangat mengagumi Indonesia serta kekayaan hayati dan budaya yang dimilikinya. Ann berbicara tentang Proses Photovoices. Workshop “Photovoices Method & Photography Technnique” Sebelum pameran diresmikan, Senin, 10 Mei 2010 Photovoice International mengadakan workshop fotografi. Workshop ini bekerjasama dengan salah satu unit kegiatan di Universitas Arilangga, yaitu UKM Seni Fotografi-APS. Workshop terbatas dengan peserta 15 orang ini dibimbing oleh Ibu Saraswati, seorang fotografer yang juga koordinator Photovoices Indonesia. Workshop yang berlangsung dari pukul 13.00-15.00 di American Corner ini berlangsung efektif, tidak hanya mendapatkan teori, peserta juga dituntut langsung mempraktekkannya. Hasil jepretan mereka pun langsung turut dipamerkan. intan

tanpa sebab. Ia hadir karena dihadirkan dengan kerja keras dan untuk itu diperlukan empat pilar yang perlu dikembangkan setiap individu, yaitu harapan, imajinasi, desain, dan resonansi. Empat hal yang coba dihadirkan lewat pagelaran tersebut. Dalam kesempatan terpisah, Romi, ketua penyelenggara pagelaran tak mau berkomentar saat ditanya tentang biaya yang dikeluarkan untuk sebuah ajang yang menggunakan teknik thematic partisipative seminar itu. Namun, sebuah sumber menyatakan bahwa acara tersebut menelan biaya tak kurang dari 350 juta rupiah. sof

Program Magang >>> pendidikan, pinlabs, Pusat Pengembangan Karir dan Kewirausahaan (PPKK) dll. Setelah mendapat materi, para peserta dosen magang akan ditempatkan di program studi (prodi) sesuai ilmu masing-masing selama 1,5 bulan. Hal ini dilakukan agar mereka bisa melihat langsung kegiatan dan proses prodi di Unair. Mereka bisa terjun langsung atau mengajar langsung, namun hal ini sifatnya tidak wajib. Setelah program magang selesai, para peserta diberi tugas untuk membuat laporan, media pembelajaran, dan buku ajar. Hasil dari tugas ini digunakan sebagai evaluasi selama program berlangsung. Setelah mengikuti program ini dan kembali ke universitas asal, Dikti berharap agar mereka bisa menyebarkan ilmu yang sudah didapatkan. “Biasanya alumni magang dosen muda di Unair menjabat sesuatu di universitasnya masing-masing,” kata Adi. “Sampai saat ini semua alumni masih membina kontak dengan kita,” tambahnya. Reta


14

NO :

56

OPINI

Tahun VI Mei 2010

Menguak Skandal Bank Century; Siapakah Yang Paling Bertanggung Jawab…???

Pansus Century Maka terbentuklah Pansus Century yang di tuntut untuk secara jujur bisa men-

gungkap secara terang menderang apa dibalik bailout bank Century tersebut. Pansus mulai bekerja dan semua pihak yang terkait dipanggil untuk dimintai keterangannya, tak terkecuali wakil presiden terpilih Boediono ,karena pada saat itu ia masih sebagai gubernur Bank Indonesia dan juga Menkeu yang waktu itu selaku ketua KSSK. Selain BI tidak menggunakan standar yang jelas tentang apa yang dimaksud berdampak sistemik, Bank Century yang sekarang berubah nama menjadi Bank Mutiara itu bukanlah bank besar yang berdampak sistemik dalam perekonomian. Aset Century sebelum penyelamatan hanya berkisar 0,03 persen dari total aset perbankan nasional dan dana pihak ketiga (DPK) juga berkisar 0,05 persen dari total DPK perbankan nasional. Dengan demikian, andai bank Century ditutup tidak akan mengganggu industri perbankan secara keseluruhan pada khususnya dan ekonomi nasional pada umum nya. Sektor riil juga tidak akan tergerus mengingat jumlah debitur Bank Century sangat terbatas. Selain itu, Century didakwa atas kerancuan dasar hukum yang digunakan untuk melakukan bailout. Meski DPR telah menolak untuk mengubah Perpu tentang jaringan pengaman sektor keuangan menjadi UU, kucuran dana talangan tetap terjadi. Pemerintah bersikeras bahwa dasar hukum bailout adalah UU LPS padahal dalam pasal 81 ayat 2 UU LPS , dimana secara jelas disebutkan bahwa kekayaan LPS merupakan aset negara yang dipisahkan. Dengan kata lain, opsi bailout menggunakan uang negara. Nah ini menjadi lelucon tersendiri saat Boediono dicecar anggota pansus tentang uang negara atau tidak, maka jawabannya adalah tidak paham.Keganjilan lain terdapat pada informasi CAR Bank Century yang tidak aktual sehingga terjadi perubahan 8

O leh :

Dok Pribadi -Warta Unair

DIAWALI dengan adanya proses pemilihan umum tahun 2009 lalu, maka kemenangan mutlak diperoleh pasangan SBY-Boediono. Masyarakat yakin bahwa pasangan tersebut akan memberikan perubahan yang berarti bagi kehidupan masyarakat Indonesia khususnya di bidang perekonomian. Namun dalam perjalanan program kerja 100 hari SBY-Boediono maka mencuatlah kasus Bank Century yang mendapatkan bailout (dana talangan) dari pemerintah yang tidak tanggung-tanggung besarnya yaitu Rp. 6,7 triliun. Masyarakat menilai bahwa pemberian bailout tersebut sangatlah menyimpang hukum, selain itu juga ironis sekali apabila bank sekecil Century bisa berdampak sistemik. Mengapa demikian, karena saat dunia mengalami krisis financial global, Indonesia masuk pada posisi negara yang aman dari krisis tersebut dan bahkan masuk peringkat negara ketiga di dunia dengan pertumbuhan ekonomi positif setelah China dan India. Yang terjadi justru sebaliknya, yaitu saat pemerintah melakukan bailout bank Century, disampaikan bahwa perekonomian Indonesia sangatlah rapuh, jika hal tersebut tidak dilakukan maka Indonesia akan mengalami krisis seperti tahun 1997-1998. Saat krisis moneter 1997-1998, perbankan nasional memang sagatlah rapuh. Dilihat dari CARnya, DPK, serta NPL semua tidak ada yang tumbuh positif dan hanya beberapa bank saja yang bisa bertahan, oleh karenanya pemerintah melakukan berbagai cara mulai dari take over, merger, konsolidasi, dan bank yang sangat parah harus di likuidasi saat itu. Untuk Bank Century ini sangat berbeda kasusnya dengan tahun 1997-1998.

Wasiaturrahma, SE., M.Si persen menjadi 0 persen yang pada akhirnya dana bisa terkucur melalui skema FPJP. Keganjilan demi keganjilan tersebut disimpulkan Jusuf Kalla sebagai tindakan kriminal, perampokan harta negara. Di penghujung perjalanannya, Pansus menengarai orang yang paling bertanggung jawab dalam skandal ini adalah Boedionomantan Gubernur BI yang kini mendampingi SBY di istana dan Sri Mulyani-ketua KSSK kala itu. Apapun bentuk kebijakan yang menurut pemerintah itu legal, disini berbeda dengan bentuk kebijakan yang tanpa menguras uang negara trilunan. Objektivitas Pansus diuji untuk tetap berada pada konsistensi sesuai dengan temuan di lapangan bahwa banyak sekali nasabah yang sudah tidak aktif dipergunakan rekeningnya untuk mencairkan uang dari bank Century miliaran rupiah. Lantas kemana uang tersebut mengalir…??? Jawabannya jika tidak ada motif kepentingan politik mengapa seorang

Boediono dan Sri Mulyani yang dikenal pintar dan jujur mau melakukan kebijakan yang melanggar hukum…??? Di sini rakyat sudah bisa menjawab dengan sendirinya. Namun sampai sekarang kasus Century masih mengambang, KPK lah yang sangat diharapkan untuk dapat menyelesaikan kasus hukumnya. Hujan kritik mengalir deras ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Lembaga antikorupsi itu dianggap lemah dalam penanganan kasus Bank Century. Salah satunya, keputusan KPK soal memeriksa Boediono dan Sri Mulyani yang dilakukan dikantornya masing-masing. Institusi superbodi itu dituntut memberlakukan asas persamaan hukum (equality before the law) kepada Boediono dan Sri Mulyani. Tidak mudah KPK untuk segera membuat keputusan siapa yang paling bertanggung jawab dalam kasus Century ini, oleh karena itu hal-hal mendasar yang perlu disepakati bersama, sekarang antara lain adalah mengantisipasi (1) penyelesaian halhal kritis yang mungkin timbul dari proses hukum kasus Century, (2) penyelesaian pemulihan aset yang telah diambil secara tidak sah oleh para pelaku tindak pidana, (3) penyelesaian hak-hak nasabah yang merasa dirugikan dalam kasus Century, dan (4) pembentukan, perbaikan, dan sinkronisasi peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pengelolaan moneter dan fiskal, termasuk pengawasan perbankan, dalam rangka mewujudkan adanya kepastian hukum. Tanpa adanya kepastian hukum, proses hukum mungkin akan bergerak secara liar ke berbagai arah sesuai dengan selera aparat penegak hukum yang mungkin tunduk pada kekuasaan atau berkolaborasi dengan mafia hukum. Selain itu, tanpa adanya kepastian hukum, para politisi juga dapat mempermainkan kekuasaan. Yang benar menjadi salah, dan yang salah menjadi benar.

Pertemuan Ikatan >>> Purba (F.psikologi, master Tilburg University) dan saya sendiri. Kebetulan para dosen membentuk paguyuban yang disebut Dosen Unair Benelux (Belgium, Netherlands and Luxemburg) sejak tahun 2009. Paguyuban ini juga pernah mengadakan pertemuan di Amsterdam (Sabtu, 1 Agustus 2009) bersama IKA Airlangga Cabang Belanda, yang saat itu dihadiri enam dosen Unair, Dina Septiani (Fisip, master Haagse Hogeschool, Den Haag), Kandi Aryani Suwito Tomasoa (Fisip, master Utrecht University), Johny Alfian Kuhsyairi (Fisip, master Leiden University), Ali Rohman (FMIPA, PhD Researcher RUG, Groningen), Intan Innayatun (FH, PhD Researcher

Vriej University, Brussels), dan Herlambang Perdana (FH, PhD Researcher Leiden University). Setelah rapat dan perkenalan, rapat ditutup dengan makan siang bersama. Kemudian dilanjutkan dengan diskusi, dengan menghadirkan pembicara alumni Fakultas Kedokteran Unair yang kebetulan menetap di Jerman, Dr. Med. Joke Tio, seorang Gynaecologist yang kini menjadi Kepala Departemen Senology di Universitas Munstër. Ia menyampaikan materi mengenai “Terapi Kanker Payudara”. Uniknya, ia menawarkan para peserta diskusi, apakah mau menggunakan bahasa Belanda, bahasa Inggeris, ataukah bahasa Indonesia. Namun, peserta

Unair Menggeser >>> dianggap sebagai public speaker alamiah oleh tim-tim dari universitas lain. Selain itu, Aditya dan teman-temannya juga mengakui, ilmu yang didapat selama kuliah, terutama dari mata kuliah Argumentasi Hukum, sangat membantu mereka dalam berdebat dengan dasar argumen yang kuat. Kecepatan berpikir juga menjadi modal utama, karena dalam lomba debat, harus pandai-pandai melakukan interupsi. Anshori berharap adik-adik mereka bisa

mempertahankan tradisi juara ini, bahkan melebihi mereka. Apalagi Piala Soedirman Kartohadiprodjo adalah piala bergilir. Sebisa mungkin, Anshori berharap piala ini tetap berada di tangan Unair. Bagi yang ingin mengikuti jejak mereka, Anshori menyampaikan saran untuk selalu berani bermimpi besar. “Mimpi adalah kunci. Mimpi bukan sebatas harapan saja, tapi sejatinya adalah perjuangan yang harus diwujudkan,” kata Anshori. gin

TCSC Aktif >>> baik dari bahannya, produsennya, penggunanya, bahkan pembuat kebijakannya. Untuk itu Santi Martini juga menambahkan bahwa TCSC membutuhkan dukungan dari semua pihak untuk menyebarkan segala informasi tentang rokok dalam rangka membangun kesadaran masyarakat akan hidup sehat tanpa rokok. Sampai saat ini TCSC telah membangun kerjasama yang baik dengan Dinas Kesehatan di masing-masing kabupaten dan kota. Dalam hal ini mereka saling melengkapi un-

tuk melakukan kegiatan maupun bertukar informasi tentang perkembangan rokok. Selain dengan Dinas Kesehatan, TCSC juga mengajak instansi-instansi lainnya dalam mendukung PERDA anti rokok dengan menerapkan PERDA tersebut di instansinya masing-masing. Harapan selanjutnya, dengan jejaring yang luas dan dukungan yang banyak, kegiatan penindakan rokok secara menyeluruh dapat berjalan. Dan kehidupan di Indonesia yang tanpa rokok dapat diwujudkan. roz

dengan kompak dan disetujui oleh Dr. Joke untuk menggunakan bahasa Suroboyoan. Tak pelak lagi, di tengah diskusi terjadi gelak tawa karena lama tidak mendengar istilah-istilah Suroboyoan, semacam ‘gelek’, ‘mengsle’, ‘mungsret’, ‘ndelesep’, ‘disorong’ dan lain sebagainya, apalagi yang dibahas mengenai organ tubuh tertentu. Dalam diskusi pun, pertanyaan boleh dikata mengalir deras, karena meskipun pesertanya sebagian besar para dokter umum dan dokter gigi, masih saja mereka penasaran dengan terapi model baru dari pengalaman Jerman itu. Tidak kurang ada 20 pertanyaan sempat tercatat dalam diskusi tersebut. Barangkali inilah gaya mahasiswa dulu, tetap serius mengikuti diskusi, dengan mengajukan pertanyaan yang tajam, tetapi tetap

dikemas santai. Acara kesenian musik dan dansa menjadi pamungkas dalam pertemuan tersebut. Suasana menjadi semarak, dan diskusi maupun obrolan ringan nan nostalgia menjadi hal yang menarik bagi mereka semua. Ada drg. Paul Tanaka yang bercerita tentang Leica kamera andalannya dulu di Surabaya, pak H.W Ananta, internist yang memberikan semangat untuk memajukan kerjasama dengan Eropa, hingga gitaris Tan Wat Sien yang mendendangkan lagu-lagu dewasa hingga gubahan lagu Burung Kakak Tua. Inilah cerita dari mancanegara tentang sejumlah orang yang masih peduli dengan almamater dan selalu bersemangat membangun komunikasi serta kerjasama untuk kemajuan Universitas Airlangga.

Sejauh Mana pun >>> pernah menari sebelumnya. Untungnya dia sudah belajar menari sebelum berangkat ke Polandia. Di salah satu kota di Polandia, Rara juga sempat bertemu dengan warga Polandia pecinta seni tradisional Indonesia. Jika teman-temannya baik-baik saja dalam menjalani magangnya, tidak demikian dengan Rimba. Rimba, mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya dari Jurusan Sastra Inggris ini justru mengalami kendala lantaran project dan home stay-nya di Tianjin dibatalkan. Meski demikian, Rimba tetap berangkat sambil menunggu project pengganti dan dialihkan ke Beijing. Akibatnya, selama di Beijing dia sempat merasa terasing karena sendirian berada di lingkungan asing tanpa mengenal satu orang pun. “Tapi hal ini justru membuat aku belajar survive di tempat asing. Kalau dulu aku mau apa-apa tinggal minta, dilayani, dan dienakkan, di sini aku seperti dipaksa keluar dari zona nyaman selama ini, dan hasilnya justru bisa jadi lebih mandiri,” ungkap Rimba. Dari pengalaman-pengalaman tersebut,

banyak pelajaran berharga yang bisa dipetik oleh para Exhange Participant ini. Salah satunya adalah belajar sabar dan saling menghormati. Betapa tidak. Berhadapan dengan orang-orang yang berbeda budaya dengan kita, sering kali menimbulkan gesekan-gesekan. Namun para Exchange Participant sadar bahwa itu terjadi karena mereka belum mengenal budaya masing-masing, sehingga culture shock menjadi makanan sehari-hari. Meski memiliki berbagai pengalaman yang berbeda-beda, Nisa dan teman-temannya sepakat dalam satu hal, yaitu menjadi lebih mencintai Indonesia dan bersyukur tinggal di negara sendiri. Itu karena mereka lebih mengenal lingkungan di luar negeri dan kesulitan-kesulitannya, sehingga rasa syukur dan rindu pada tanah air selalu ada. “Sepertinya selalu saja ada kesempatan untuk bilang, yang seperti ini juga ada di Indonesia. Pokoknya jadi bersyukur kita tinggal di Indonesia. Tapi kalau diajak ke sana lagi, ya mau saja, apalagi kalau gratis,” kata Rara sambil tertawa. gin


NO :

Prof. Fasich Kembali >>> tandas Sudi Silalahi usai penghitungan suara. Dalam acara jumpa pers yang digelar seusai rapat, Mohammad Sumedi, SH., M.H., selaku Sekretaris MWA menjelaskan, bahwa ketiga calon Rektor secara bergiliran mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan visi, misi dan program kerjanya apabila terpilih sebagai rektor dalam waktu 15 menit. Selanjutnya ke tiganya diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan peserta rapat selama 60 menit. “Dalam penghitungan ini, Mendiknas memiliki sepuluh suara, sementara anggota yang lain masing-masing hanya satu suara. Jadi keseluruhan akan terkumpul 28 suara. Sebanyak 22 untuk Prof. Fasich, 4 suara untuk Dr. Nasih, dan 2 sisanya untuk Prof. Syahrani,” ujar M. Sumedi. Sementara itu, sebagai Rektor terpilih Prof. Fasich menyatakan bahwa di tahun 2015 nanti, Universitas Airlangga menginginkan untuk menjadi world class university yang sebenarnya. Artinya, di balik dinamika persaingan yang ketat Universitas Airlangga memiliki stabilitas peringkat dunia, sebagai salah satu bentuk international recognition. “Tahun ini sebagai Rektor, nanti saya akan langsung bangun kesiapan organisasi. Sebuah organisasi yang sehat dan berstandar internasional. Mapan, banyak publikasi riset, kerjasama mampu berjalan dengan baik, dan tidak ada lagi Program Studi yang terakreditasi C,” demikian pungkas Prof. Fasich, Rektor terpilih Universitas Airlangga 2010-2015. ***

Biodata Prof. Dr. H. Fasich, Apt. Nama : Fasich Tanggal lahir : 31 Desember 1946 Pendidikan terakhir : Doktor dalam Ilmu Farmasi Jabatan : - Rektor Universitas Bangkalan, Madura - Asisten Direktur Pascasarjana Universitas Airlangga 1997 - 1998 - Dekan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga periode 1998 - 2002 - Pembantu Rektor I Universitas Airlangga periode 2002 - 2006 - Rektor Universitas Airlangga periode 2006 - 2010

56

Tahun VI Mei 2010

15

FK Unair >>> internasional apabila dalam kegiatan perkuliahan menggunakan pengantar bahasa internasional (bahasa inggris), mahasiswanya berasal dari dalam dan luar negeri, kurikulum yang digunakan sesuai dengan standar internasional dan staff pengajarnya adalah dosen dari luar negeri dan atau pengajar dari dalam negeri yang telah memenuhi kualifikasi atau standar internasional. “Setelah sekian lama dilakukan berbagai persiapan, akhirnya pada tanggal 2 Mei lalu bertepatan dengan Hardiknas, kita telah mulai membuka pendaftaran untuk kelas internasional” papar Prof. Dr. N. Margarita Rehatta, dr., SpAn.KIC., KNA, ketua progam kelas internasional FK UNAIR. Persiapan yang telah dilakukan antara lain, menyempurnakan kurikulum yang disesuaikan dengan standar World Federation of Medical Education (WFME) seperti metode pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Modul intregrated yang sebetulnya telah dilaksanakan di kelas reguler namun belum menyeluruh. Selain itu, kelas internasional FK UNAIR juga didukung dengan berbagai unit penunjang seperti Teaching Hospital yakni RSU Dr.Soetomo, Institute of Tropical Diseases (ITD), Medical Education, Research and Staff Development Unit (MERSDU), Research and Public Service Unit, Community Medicine Bureau, Digital Data Processing Centre, Quality Assurance Unit, Student Advisory and Counseling, dan Medical Bioethics and Humanity. Saat ini memang sudah cukup banyak program serupa di universitas lain, namun hal yang berbeda pada kelas internasional FK UNAIR adalah semua proses registrasi, ujian masuk dan pembayaran dilakukan secara online. “Akan dibuka kesempatan kepada 30 mahasiswa, yaitu 10 dari Indonesia dan 20 mahasiswa asing untuk belajar di

kelas internasional FK UNAIR yang diseleksi melalui ujian masuk secara online” jelas Prof Rita. Pendaftaran telah dibuka mulai 2 Mei hingga 26 Juni 2010, dan ujian masuk diselenggarakan tanggal 2 – 9 Juli 2010. Ujian untuk calon mahasiswa dari Indonesia, dilakukan secara online di kampus UNAIR Surabaya atau di Jakarta, sedangkan mereka yang dari luar negeri dapat mengikutinya di kedutaan besar Indonesia di masing-masing negara, untuk ini FK UNAIR telah bekerja sama dengan International Office Universitas Airlangga . “Semua proses dilakukan secara online, cukup dengan mengakses www.int.fk.unair.ac.id atau masuk pada link/ikon FMUA dalam website UNAIR, jadi prosesnya lebih praktis” ungkap Linda Dewanti, dr., Mkes, MHSc., PhD., Manajer International Office FK UNAIR. Proses pelaksanaan sistem online ini bekerja sama dengan Direktorat Sistem Informasi (DSI) dan Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru UNAIR. Jenjang pendidikan yang ditempuh tidak berbeda dengan kelas reguler, yakni academic program selama 7 semester untuk mendapatkan gelar the Bachelor of Medicine (B.MEd) dan professional education program dalam 3 semester untuk memperoleh gelar Medical Doctor yang secara keseluruhan dilaksanakan di FK UNAIR dan Teaching Hospital (RSU Dr. Soetomo dan RS jejaring). Sedangkan program internship untuk mendapat medical license dapat dilakukan di negara masing-masing. Perkuliahan akan dimulai pada bulan September 2010. Sebelum itu, mahasiswa akan mendapatkan kegiatan pra-kuliah selama 6 minggu, di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNAIR. Mereka akan belajar tentang bahasa Indonesia dan budaya Indonesia, sebagai upaya adaptasi serta sebagai bekal untuk berhubungan dengan masya-

rakat yang memiliki budaya dan kebiasaan yang berbeda dengan mereka, saat menempuh professional education program di rumah sakit. “Harapannya, lulusan kelas internasional akan memiliki kompetensi global, sehingga kesempatan untuk berkarir secara global akan lebih besar” tutur Prof Rita. Adanya program ini merupakan bentuk aktualisasi dan rekognisi Universitas Airlangga kepada dunia internasional sebagai salah satu upaya menuju World Class University. Sosialisasi program akan digencarkan melalui media cetak nasional, majalah skala internasional dan informasi dari kantor kedutaan besar Indonesia di luar negeri, selain publikasi yang telah dilakukan melalui website. Naf

si jual beli untuk kepentingan pendidikan,” jelas Ida. Sudah menjadi rahasia umum, bahwa praktek jual beli naskah skripsi mahasiswa S1 dan tesis mahasiswa S2 sebenarnya masih tumbuh subur. Berbagai faktor menyebabkan terjadinya fenomena itu , namun lingkungan dimana mereka berada ternyata memberikan andil terbesar bagi terciptanya keadaan ini. Melalui cara instan, mahasiswa tidak perlu bersusah payah mencari bahan bacaan yang dibutuhkan untuk penulisan naskah skripsi dan tesis. Akibatnya, jarak antara mereka dan bahan bacaan yang menunjang keilmuan mereka menjadi semakin jauh dan lambat laun minat baca buku sejenis itu pun menghilang. Banyak dari mereka bahkan lebih memilih membaca bacaan ringan dan fun, seperti majalah, komik dan situs non ilmiah lain. “Mereka lebih mengenal situs yang menyediakan informasi bersifat fun dan tidak kenal situs yang menawarkan berbagai buku elektronik yang bermutu,” keluh Ida. Penurunan minat baca buku dan informasi bernilai pengetahuan makin tajam seir-

ing dengan meningkatknya acara hiburan yang kurang bermutu. Oleh karena itu, menurut Ida, sudah tiba saatnya bagi para dosen perguruan tinggi untuk senantiasa memberikan motivasi mahasiswa agar suka membaca. Caranya bervariasi, misalnya melalui pemutaran film karya sastra yang bernilai seni tinggi pada awal sebuah perkuliahan di Fakultas Sastra. Ini diharapkan akan menumbuhkan keinginan mereka untuk mencari dan membaca buku karya sastra yang bermutu. Berikanlah tugas yang menggali kreativitas mahasiswa, misalnya analisa sebuah permasalahan, dan bukan sekedar membuat resume saja. Untuk menyelesaikan tugas analisis, seorang mahasiswa harus mencari berbagai sumber informasi yang diperlukan untuk menyelesaikannya. Ini yang sering kita dengar sebagai cara memberikan kail dan bukan ikan. “ Berikan mahasiswa tugas yang membuat mereka perlu bekerja keras untuk menyelesaikannya dan dengan cara ini mentalitas instan akan terhapus,” tambahnya. Reta

langga (Unair) pemenang lomba yang diikuti oleh ribuan tim dari Universitas di seluruh Indonesia. “Kita menggunakan kedelai dan trembesi karena dua bahan tersebut jika dikombinasikan maka proteinnya saling melengkapi,” kata Bagus. Kedelai mengandung zat anti kanker dan trembesi bisa menurunkan kolesterol. Konsumen tidak perlu khawatir mengenai efek samping karena terbuat dari bahan alami sehingga tidak menimbulkan dampak negatif. Dari segi rasa, tempe trembesi tidak berbeda dengan tempe yang dijual dipasaran, bahkan lebih gurih. “Produk ini menang karena merupakan produk baru, mudah dibuat, pangsa pasar besar, dan tidak ada kelemahan,” kata Asset. Cara pembuatannya cukup mudah yaitu direndam, direbus, dicuci, dipisahkan kulit arinya, dicampur ragi dan di peram. Kese-

luruhan proses memakan waktu kurang lebih dua hari. Produk ini dibuat secara higienis. Meski tidak diberi bahan pengawet, produk ini bisa bertahan hingga dua hari walau tidak dimasukkan ke dalam lemari pendingin. Asset mengatakan bahwa proses menemukan ide adalah dari fenomena yang terjadi di masyarakat. Semakin lama semakin banyak produk makanan instan dan tidak higienis. “Kami melihat hal ini sebagai peluang pasar,” katanya. “Kami memang mahasiswa farmasi namun tidak hanya bekerja di apotek karena farmasi tidak hanya memelajari obat saja tetapi makanan dah kosmetik,” tambahnya. Riset dilakukan selama tiga bulan dan hasilnya tim ini mendapat dana hibah kurang lebih lima juta rupiah. Evaluasi dilakukan berkala tiap bulan. Tim terbaik akan diikutkan Pimnas oleh Dikti.Reta

Syarat Pendaftaran - Lulusan SMA/sederajat jurusan IPA dari dalam dan luar negeri dengan Nilai Ujian Akhir (GPA) diatas 3. - Skor TOEFL minimal 550 atau standar yang setingkat.Ø Bebas dari HIV-AIDS, tidak buta warna, tidak mengkonsumsi alkohol, dilengkapi dengan surat keterangan berkelakuan baik dan surat bebas narkoba. - Mendaftar dan mengikuti ujian masuk secara online sesuai jadwal yang telah ditentukan.

Biaya Pendaftaran Mahasiswa Asing - Biaya pendaftaran USD 250 - Biaya Daftar Ulang USD 15.000 - Biaya SPP per tahun USD 7.000 Mahasiswa Indonesia - Biaya pendaftaran USD 150 - Biaya Daftar Ulang USD 15.000 - Biaya SPP per tahun USD 3.000

Tanamkan Minat Baca >>> Berani Bermimpi >>> terjun langsung di dunia kerja sebagai tenaga magang. Dengan demikian, lulusan baru bisa menghadapi tantangan dunia kerja dan tidak terkejut dengannya. Berpindah-pindah perusahaan memang trend yang terjadi di dunia saat ini. Hal itu sudah disadari oleh perusahaan-perusahaan. Ihsan menyarankan, apabila mengincar posisi di suatu perusahaan besar tertentu, mulailah dengan bekerja di perusahaan kecil untuk mendapat pengalaman. Sulit bagi seseorang untuk langsung bisa menembus sebuah perusahaan besar. “Karena itu mulailah dengan perusahaan yang kecil. Namun, jangan terlalu lama di perusahaan kecil tersebut, karena pola pikir seseorang akan menetap dan sulit diubah begitu dia lama di sebuah perusahaan,” saran Ihsan. Memang ada beberapa perusahaan besar yang hanya menerima mereka yang memiliki pengalaman di perusahaan besar lain, namun itu tidak semua. Ihsan juga membagikan tips tentang bagaimana membangun kualitas mental sukses dengan delapan tahap. Pertama adalah berani bermimpi besar. Kedua selalu berpikiran positif. Dengan pikiran positif, akan menuju kepada pengetahuan positif dan produktif. Untuk itu, perlu mencari pergaulan yang positif. Ihsan juga mengingatkan untuk selalu disiplin pada diri sendiri, ulet, dan percaya diri. “Terakhir, lakukan semua hal dengan rasa cinta, maka semua cita-cita dan impian pasti akan terwujud. Jangan lupa, berani bermimpi besar, tapi wujudkan dengan memulai langkah kecil,” ujar Ihsan.gin

Unit Muda >>> ini adalah embrio dan modal untuk pengembangan IOP selanjutnya. Saat ini dia memberdayakan mahasiswa-mahasiswa untuk membantu di IOP, karena umumnya mahasiswa mampu memenuhi kriteria yang diperlukan. Igak ingin meniru IOP Universitas Gadjah Mada yang juga memberdayakan mahasiswa. “Di UGM, dana untuk IOP saja bisa mencapai Rp 20 M. Staf mahasiswa di sana juga di-support penuh oleh universitas, bahkan diberi tanggung jawab untuk membuat keputusan dan membangun kerja sama dengan pihak asing. Bagi mahasiswa-mahasiswa itu, mereka mementingkan fun, meski gajinya tidak besar,” ungkap Igak. Igak menginginkan hal sama dilakukan di Unair, agar bisa mengoptimalkan promosi Unair ke dunia internasional. Di masa mendatang, Igak juga berencana IOP melakukan kerja sama dengan Humas untuk mensinergikan marketing internasional Unair.gin

memungkinkan setiap orang untuk mengakses berbagai bentuk bacaan yang dibutuhkan untuk penambahan wawasan, terutama sebagai bekal bagi peningkatan kemampuan diri. Namun, menurut Ida, fenomena sebaliknya justru mengancam pada saat ini, dimana mahasiswa menjadi malas berpikir dan membaca, “ Mereka cukup mengetik satu atau dua kata kunci melalui komputer dan dalam waktu singkat suguhan informasi sudah tersedia,” katanya. Selanjutnya, mahasiswa lain hanya tinggal menjiplak karya teman tanpa perlu mencari atau membaca referensi. Bukan rahasia lagi, ungkap Ida, mahasiswa hanya tinggal copy dan paste naskah yang ada, dan tidak membaca lagi naskah yang akan dikumpulkan kepada dosen Keadaan itu menjadi semakin memprihatinkan ketika mahasiswa tertular mentalitas “instan”. Artinya, banyak di antara mereka yang malas bersusah payah dan menyukai cara instan, alias cepat. “ Ini adalah dampak dari lingkungan dimana mereka berada, yaitu yang menghalalkan berbagai bentuk transak-

Tempe Trembesi >>> faatkan yaitu trembesi. Biji trembesi banyak tercecer di jalan dan tidak dimanfaatkan dengan baik padahal kandungan proteinnya tinggi. Trembesi mempunyai kandungan protein yang hampir sama dengan kedelai sehingga bisa dijadikan bahan baku alternatif untuk membuat tempe. Diharapkan dengan penggunaan bahan baku alternatif ini maka akan mengurangi impor kedelai dan membantu petani lokal. Karya berjudul “Pembuatan tempe kombinasi biji trembesi dan biji kedelai sebagai makanan alternatif berprotein nabati tinggi” berhasil lolos seleksi lomba kreativitas bidang kewirausahaan yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi (Dikti) bulan Februari lalu. Asset At Taqwa, Andrea Prima, Bagus Ovi P, Wardah Ameliyah, Rahmad Aji adalah tim dari Fakultas Farmasi (FF) Universitas Air-


16

NO :

56

Tahun VI Mei 2010

LHO IKI LAK

FIB – Warta Unair

hibur. Ketidakmengertian mereka malah menjadikan ludruk ini lucu dan menarik. Mahasiswa asing yang ingin melanjutkan Strata–2 (S-2) di Unair harus mengikuti program Darmasiswa atau belajar bahasa Indonesia terlebih dahulu. Mahasiswa asing juga bisa berasal dari program Kemitraan Negara Berkembang (KNB). Awalnya maha-

Moch Jalal, S.S., M.Hum. adalah orang dibalik pementasan ludruk oleh mahasiswa asing saat lustrum Universitas Airlangga (Unair) 2009 lalu. “Jujur saja memang sulit melatih mahasiswa asing bermain ludruk karena memakai bahasa Jawa Suroboyoan, namun semua ada triknya,” kata Dosen Fakultas Ilmu Budaya (FIB) ini. Sebenarnya mahasiswa asing tidak mengerti makna cerita secara keseluruhan. Mereka hanya menghafal dialog singkat per segmen. Pernah suatu ketika Jalal memasukkan dialog dalam bahasa Jawa yang tidak dimengerti oleh mahasiswa dari Mexico. “Mahasiswa asing yang berperan sebagai Prabu Airlangga tersebut hanya diam saja dan baru bereaksi setelah dialognya saya ucapkan dalam bahasa Inggris,” katanya. Walau demikian, penonton ludruk sangat ter-

Moch Jalal, S.S., M.Hum.

siswa asing terutama yang berasal dari Eropa mengalami shock culture dan home sick. Beberapa dari mereka belum bisa beradaptasi dengan budaya Indonesia. Mereka tidak bisa menerima budaya Indonesia seperti aturan yang diterapkan di asrama. “Tapi sekarang mereka merasa beruntung bisa berada di Unair,” kata Jalal. “Semua lulusan selalu kontak dengan dosen meski sudah kembali ke negara asalnya,” tambahnya. “Saya sudah seperti orang tua mereka,” kata dosen yang sudah menangani mahasiswa asing sejak tahun 2006 hingga sekarang. “Saya tidak hanya menangani hal-hal yang bersifat akademik saja tetapi sampai merawat jika mahasiswa tersebut sakit,” tambahnya. Jalal menggunakan pendekatan kekeluargaan. Terkadang mahasiswa asing datang menginap dan memasak di rumahnya. Hal itu merupakan sarana untuk mengenal mahasiswa secara informal. “Saya mengkondisikan agar mereka berbahasa Indonesia di rumah saya, namun kadang-kadang anak saya malah minta diajari bahasa asing oleh mereka,” katanya. Ada tiga jenis kesenian yang diikuti oleh mahasiswa asing yaitu tari tradisional, karawitan, dan ludruk. Sayangnya tidak semua mahasiswa asing mengikuti kegiatan tersebut karena kegiatan ini tidak bersifat wajib. Hanya mahasiswa yang tertarik dengan kesenian tradisional saja yang mau mengikutinya. Sampai saat ini sebanyak sembilan mahasiswa asing yang mengikuti kegiatan kesenian tradisional. “Misi saya adalah memerkenalkan seni kepada mahasiswa asing sehingga saat kembali ke negaranya, mereka bisa menceritakan pada orang di sana,” ungkap Jalal. Setelah kembali ke negara asal mahasiswa asing diberi tugas oleh universitas asal untuk mempresentasikan tentang apa yang mereka dapatkan selama di Unair. Mereka akan menampilkan dokumentasi kegiatan di Unair. “Hal ini bisa mempromosikan Unair sekaligus seni Indonesia,” tambahnya. Materi kesenian ini diberikan kepada mahasiswa asing sejak tahun 2009 sebagai persiapan lustrum 2009 lalu. Mereka berlatih dua kali seminggu. Hal-hal semacam ini akan lebih intensif ditampilkan terutama pada lustrum 2010. Tahun 2011 Unair merencanakan kegiatan international cultural night. Acara ini akan menampilkan seni dari masing-masing negara dan kolaborasi. Reta

Dok Bes-Warta Unair

Hidayat Anshori, Mawapres Unair 2010

”Segalanya Akan Saya Lakukan Untuk Almamater” “Aku ingin mahasiswa menyadari bahwa mereka The Happy Selected View yang dapat kuliah, karena itu mereka harus melibatkan diri dalam perjuangan bangsanya.” -Soe Hok Gie” Sepenggal kalimat yang pernah dilontarkan oleh tokoh legendaris Soe Hok Gie tersebutlah, yang menjadi cambuk bagi Hidayat Anshori untuk menjadi mahasiswa yang berprestasi. Kalimat tersebut membuat Anshori menyadari, mahasiswa adalah orangorang terpilih, sehingga kesempatan menjadi mahasiswa harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk belajar, berorganisasi dan meraih prestasi sebanyak-banyaknya. Tidak heran selama menjadi mahasiswa Fakultas Hukum Unair, Hidayat Anshori telah meraih banyak prestasi. Sebutlah, prestasi sebagai Participant of International Student Exchange Program Indonesia-Thailand di Burapha Univ, Thailand (2007), Juara 1 Lomba Debat Ilmiah “Kontroversi UU BHP” antar universitas se-Indonesia, di Semarang,( Oktober 2009), Juara 1 Lomba Essay Pendidikan antar Mahasiswa se Jatim, Bali, & Nusa Tenggara, di Bali, (Desember 2009), Juara 1 Lomba Debat Hukum Nasional “Piala Soediman Kartohadiprodjo” di Bandung, (Mei 2010), The 1st Winner in National Law

Debate Competition 2010 “Mochtar Riady Cup” in Jakarta,(April 2010), Prestasi-prestasi yang membangakan tersebutlah yang juga mengantar Hidayat Anshori terpilih menjadi mahasiswa berprestasi (Mawapres) Unair 2010. ”Terpilih menjadi Mawapres Unair 2010 merupakan prestasi yang sangat membanggakan bagi saya pribadi.” Ujar Hidayat Anshori. Anshori mengaku sudah sejak lama termotivasi ingin menjadi mawapres karena sering bergaul dengan mawapres-mawapres tahun-tahun sebelumnya. “Saya jadi terpacu untuk meraih prestasi, kalau mereka bisa kenapa saya tidak.” Tutur Hidayat Walaupun sudah termotivasi sejak lama untuk mengikuti seleksi mawapres, Hidayat Anshori mengaku sudah grogi diseleksi tingkat fakultas. Baginya, semua pesaingnya mempunyai kelebihan tersendiri. Begitupun juga saat dirinya memasuki tahapan tingkat universitas, Hidayat Anshori sempat merasa minder ketika harus bersaing dengan kandidat dari Fakultas Kedokteran, Fakultas Ekonomi, dan Fisip. Menurutnya, ketiga kandidat tersebut mempunyai konsep

bagus dan prestasi yang mengagumkan tentunya. Namun, setelah melalui beberapa tahapan, pada akhirnya juri memutuskan, Hidayat Anshorilah yang menjadi Mawapres 2010. Selain membuatnya bangga, prestasi ini juga diakuinya menjadikan dirinya lebih dikenal dilingkungan sivitas akademika Unair. “Paling tidak sekarang saya dikenal dalam artian yang postif oleh hampir seluruh sivitas akademika di UNAIR.” Ujar Hidayat Anshori. Anshori mengatakan, menjadi seorang mahasiswa yang berprestasi tidak hanya harus pintar, namun juga harus aktif. “Seorang mawapres harus bisa menyeimbangkan antara kegiatan akademik dan non akademik.” ungkapnya. Meskipun demikian, menjadi mawapres Unair 2010 tidak membuatnya lantas puas begitu saja. Saat ini, mahasiswa Fakultas Hukum Angkatan 2007 ini tengah mempersiapkan diri untuk mengikuti seleksi mawapres tingkat nasional. “Menjadi mawapres Unair 2010 membuat saya lebih termotivasi untuk terus meraih prestasi selama saya menjadi mahasiswa.” Pengidola tokoh Soe hok Gie ini memberikan saran kepada semua rekanrekannya sesama mahasiswa agar rajin beraktivitas. “Saya harap, selain belajar dikampus, teman-teman juga memperbanyak kegiatan kokurikuler atau kegiatan ekstra kampus, serta aktif berorganisasi.” ujarnya.rani

Dok-Warta Unair


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.