iofilm Microbes are in and all around you
resistensi bakteri terhadap antibiotik colistin Resistensi antibiotik merupakan kondisi dimana antibiotik membentuk suatu mekanisme pertahanan terhadap antibiotik yang awalnya efektif. Resistensi terbentuk akibat adanya mutasi secara alami ataupun akibat kesalahan pemakaian antibiotik di masyarakat. Diantara bakteri yang resisten antibiotik tersebut, ada yang disebut sebagai superbug. Superbug berarti bahwa bakteri tersebut sudah memiliki resistensi terhadap antibiotik-antibiotik harapan terakhir. Sejauh ini, colistin merupakan antibiotik harapan terakhir yang menjadi opsi terakhir untuk penanganan superbug karena efektivitasnya masih lebih tinggi dibanding antibiotik-antibiotik harapan terakhir lainnya seperti carbapenem. Awalnya, belum ditemukan adanya bakteri yang resisten colistin.
Resistensi terhadap Colistin Pada tahun 2015 di China, ditemukan bakteri yang resisten terhadap colistin karena adanya gen mcr-1 pada plasmidnya. mcr 1 Pada tahun yang sama, gen tersebut ditemukan juga di Amerika Serikat. Penemuan gen resisten colistin atau gen mcr-1 yang terletak di plasmid bakteri menambah kekhawatiran karena plasmid dapat ditransfer ke bakteri lainnya secara horizontal sehingga resistensi colistin dikhawatirkan dapat menyebar. Gen mcr-1 mengurangi kerja dari colistin dengan memodiď€ kasi lipid-A menjadi fosfoetanolamin sehingga colistin sulit menempel pada bakteri dan menjadi tidak efektif.
Karakteristik Colistin Colistin atau polymixin E dihasilkan oleh strain bakteri Paenibacillus polymyxa. Colistin bersifat narrow spectrum (spesiď€ k), dan lebih efektif pada bakteri Gram negatif. Colistin berinteraksi dengan membran bakteri dan mengganti counter ion lipopolisakarida bakteri sehingga membran akan larut. Colistin dikatakan sebagai antibiotik harapan terakhir karena resistensi terhadap colistin merupakan yang paling rendah. Salah satu penyebab rendahnya resistensi colistin adalah penggunaan di bidang medis yang terbatas karena memiliki efek samping yaitu menyebabkan kerusakan ginjal.
CHINA
Colistin digunakan secara luas pada bidang peternakan di China untuk mencegah hewan ternak terkena penyakit.
Solusi Hingga saat ini, belum ditemukan antibiotik last resort setelah colistin. Solusi jangka pendek adalah dengan semakin membatasi penggunaan colistin, membuat antibiotik baru, dan mengembangkan treatment non-antibiotic, seperti plasmid infektif atau enzim faga.
Referensi: http://aac.asm.org/content/55/2/593.full https://cdc.gov/drugresistance/ http://emerald.tufts.edu/med/apua/about_issue/about_antibioticres.shtml http://natureworldnews.com/articles/15431/20150630/superbugs-new-bacterialtreatment-antibiotic-alternative.htm http://webmd.com/news/20150417/superbugs-what-they-are http://webmd.com/news/20010321/alternative-to-antibiotics
Himamikro Archaea ITB
follow us on :
@URR7959P
@archaea_itb
archaea_itb