ed_03

Page 1


www.archicentrum.com

EDITOR’S NOTE

The 1st Indonesian Architect & Interior Designer Online Community & Resources

EDISI 03 / I /20 FEBRUARI 2009

REFLECTION

Cover Story

OUR CONTRIBUTORS

Ralat


4 l edisi 03/i/20 Februari 2009


Saya pernah mendengar bahwa anda kurang menyenangi tren arsitektur, benar ? Ya benar, tidak senang dan tidak setuju.

Pemahaman seperti ini kan biasa yang 'aware' cuma arsitek, kalau masyarakat awam belum tentu bisa merasakan sampai yang kita rasakan ? Ngga juga. Saya yakin kalau misalnya orang awam di Indonesia ini ketemu karyanya Le Corbusier, mereka juga akan terperangah. Buat saya memang akan lebih baik kalau masyarakatnya terpelajar, apresiatif, bisa mengapresiasi karya-karya arsitektur, karena mereka membaca sejarah arsitektur atau mencoba mengerti. Mengapresiasi kenapa sebuah karya itu bisa bagus. Jadi dia bisa berpendapat berdasarkan kaidah-kaidah yang bisa diakui. Misalnya kaidah-kaidah mengenai material, “material ini bagus karena bisa menua dengan baik”, atau bisa tahan terhadap jaman & segala macam hal yang merusak, dst.

Kenapa ? Arsitektur itu menurut saya umurnya sebaiknya tidak pendek. Arsitektur yang menurut saya baik, biasanya mencari keabadian, kearah bagaimana cara-cara dia semakin tua semakin baik. Jadi umurnya itu panjang minimallah 50 tahun. Itu yang disebut sebagai permanensi. Jadi tidak seperti halnya misalnya karya interior atau 'fashion', misalnya, yang bisa tiga bulan ganti desain. Arsitektur itu kan dibuat dengan usaha yang besar, kalau sudah jadi ia tidak untuk dihancurkan dalam 5 tahun, lah. Jadi dalam kecenderungan alamiahnya dia mencari keabadian. Dia bukan hal yang 'trendy'. Makanya saya memang sebisa mungkin menghindari tren itu. Karena tren itu juga punya resiko menjadi cepat usang, ya kalau trennya begini tahun depan ganti, apakah rumah kita tahun depan juga harus ganti? Tidak semudah itu. Jadi arsitektur bukanlah sebuah objek yg bisa diganti-ganti menurut tren, walaupun kecenderungankecenderungan itu dalam suatu jaman dengan waktu yang lebih lebar ada, ya. Bagaimana pun dalam sebuah gelombang satu generasi, ada juga kecenderungan untuk menuju desain yang kurang lebih sama. Tapi itu adalah sebuah kesadaran desain kreatif yang berguna untuk kita berkreasi. Kalau bisa secara sadar saya menghindari tren desain seperti itu. Tentu hal ini ada hubungannya dengan gaya, “style”. Kalau orang Tanya, ”Kamu 'style'-nya apa, sih?” “Style saya, ya, Djuhara, lah... “(tertawa). Menurut saya “style” itu bisa melekat kepada orang ya. Misalnya Aang, “style”-nya Yori, “style”-nya Sardjono, atau siapapun, Willis, Supie. Tapi saya, sih, kalau misalnya orangnya cukup bisa diajak ngomong & tidak tersinggung, ya, saya bilang “style” saya “style” Djuhara. Berarti lebih kearah personal? Ya, betul, arsitektur kan tanggung jawabnya personal. Pertanggungjawabannya bukan komunal. Maka profesi ini kan juga ada pertanggungjawaban yang spesifik. Sangat personal.

Mungkin memang tidak semua orang awam bisa, tapi kalau diajarkan, itu pasti bisa. Memang masyarakat kita masih jauh dari sana & kita perlu berjuang agar masyarakatnya melek arsitektur sehingga bisa mengapresiasi arsitektur dengan baik. Sekarang aja masih sangat disayangkan bahwa apresiasi masyarakat kita masih sangat rendah. Terbukti dari jualannya real estate kan dengan tema-tema yang aneh-aneh gitu, menyadur dari luar sehingga esensinya ga ada lagi. Jadi apa artinya kalau kita datang ke karya arsitektur real estate tapi temanya Perancis misalnya, mendingan datang ke Perancis daripada ke daerah situ. Orang Perancis juga datang ke situ mual kali, ya? Kalau kita bawa orang asing ke situ, ga ada artinya. Jadi ya tidak lebih terhormatlah dibandingkan kalau kita membangun arsitektur kontemporer kita sendiri. Kalau begitu arsitektur itu apa menurut anda ? Arsitektur itu ya karya yang baik, terutama sekali harus fungsional dan mempunyai kualitas arsitektural yang baik: komposisi, pengalaman ruang yang baik dan berbeda, Arsitektur yang membuat masyarakat bisa mengapresiasinya....? Arsitektur itu segala macam, yang jelek yang bagus juga ada, kan? Selama semuanya bentukan arsitektural, ya, itulah arsitektur. Gubahan massa ruang mempunyai bentuk & fungsi sendiri, tapi masalahnya adalah kembali mau mendorong ke arsitektur yang baik atau tidak? Arsitektur yang baik perlu didukung tidak hanya dengan arsitek yang baik tapi masyarakat yang punya apresiasi yang baik juga. Kita perlu mengerti sejarah arsitektur yang komprehensif. Kita perlu punya cita rasa arsitektur yang baik. Apakah arsitektur itu sendiri lebih penting dibanding klien? Dua-duanya penting lah. Kadang-kadang tidak selalu klop. Klien kita perlu punya selera yang baik yang cocok dengan arsitekturnya. Bagaimana pun juga mereka adalah orang yang membayar karya kita. Saya selalu ingin agar klien saya menang, walaupun ujungnya saya juga harus menang. Jadi karya arsitekturnya bisa saya banggakan. Tidak selalu bisa, kadangkadang ya harus mengalah juga. Tapi ada batas-batas mereka mengalah itu. Kita perlu menimbang beban idealisme kita. Ada kalanya mesti mengalah, ya, mengalah. Kalau tidak bisa memuaskan saya dan membuahkan dendam, saya akan membalas dendam arsitekur itu lagi di proyek yang lain. Jadi tidak hanya di satu proyek itu saja saya harus menang semuanya. Dari desain anda selama ini mana yang merupakan favorit anda ? Bagaimana pun juga Rumah Baja Wisnu favorit, walaupun saya masih punya banyak mimpi lain tentang arsitektur yang bisa jadi karya luar biasa. Saya kan tidak bisa bilang selalu saya bilang bahwa saya akan bisa membuahkan sebuah karya yang baik. Tapi, rasanya, paling tidak dengan kesukaan terhadap suatu karya itu bisa membawa kita kepada kemungkinan yang lebih banyak lagi. Proyek impian saya adalah museum, kemudian sekolah, dan rumah, jadi itu adalah tiga proyek yang saya kepengen banget. Selain juga ada misalnya ruang publik terbuka kota. Jadi mestinya karya itu menyediakan banyak kemungkinan, yang bisa memberi kita keleluasaan & menumbuhkan cara-cara baru atau komposisi-komposisi baru.

Sebuah desain itu harus bermula dari mana? Mulainya dari mana? Keinginan klien biasanya. Juga dari masalah. Bahkan seharusnya mulai dari mana-mana. Bisa bermula dari sebuah dendam, sebuah ide, dari sebuah kebutuhan. Macam-macam, kan? Jadi luas sekali. Bisa ceritakan sedikit tentang karya terbarunya saat ini? Karya terbaru saya saat ini ya ada beberapa kantor dan rumah yang sedang didesain. Beberapa yang lain sedang dalam tahap konstruksi. Juga ada beberapa ide tentang hal-hal kecil yang terjadi di sekitar kita. Pertanyaan sederhana di ForumAMI yang cukup sulit menjawabnya biasanya adalah, “Apa hal baru dari karya ini? Ada apa ga sih? Apakah cukup berbeda dari karya kita yang lain? Untuk sebuah rentang jaman apakah itu kontribusi yang baik? Apakah karya ini bisa merubah masyarakat kita? Cara berpikirnya, cara mendesain, cara memandang desain? Apakah masyarakatnya bisa diutak-atik? Apakah bisa diterima sebagai sebuah kemajuan? Ataukah memang cuma meniru yang lalu? Jadi itu bisa jadi dalam sekian banyak tingkat, desain dari sejak detail, sampai gubahan massa, sampai bahkan tahap perkotaan.... Dimensinya luas ya.... Arsitektur itu kan obyeknya dari kursi sampai kota. Buat saya itu semua relevan. Dan itu semua bisa diutak-atik. Walaupun kembali saya tidak merasa saya bisa sangat heroik dapat melahirkan karya bagus setiap hari Senin, ngga juga. Kadang-kadang 3 bulan saya ngga dapat-dapat solusi desain dari satu proyek….

edisi 03/i/20 Februari 2009 l 5


PORTFOLIO

karya Willis Kusuma

Oleh : Endang Sri Wahyuni Program Membaca gaya hidup warga Jakarta, Ismaya Group berusaha menghadirkan sebuah konsep restoran yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan warga Jakarta akan sebuah tempat 'dining' yang casual namun juga 'stylish'. Target pasar mereka mulai dari para eksekutif, ibu rumah tangga, sampai keluarga. Dari makan malam sampai sekedar bersosialisasi ditemani segelas wine atau kopi. Social House merupakan restoran, bar dan wineshop yang menjadi bagian di dalam department store asal Inggris, Harvey Nichols, bertempat di Grand Indonesia, Jakarta. Ismaya Group mengelola konsep ini sebagai sebuah tempat bersosialisasi yang 'casual', ramah, nyaman. Sebuah area seluas 1100m2 akan diterjemahkan menjadi ruang-ruang melalui program yang sesuai dengan keinginan pemilik yaitu area wine shop, open kitchen, sushi bar, bar dan lounge, juga tidak tertinggal beberapa ruang VIP.

Solusi Ketika pertama kali mengunjungi site, arsitek dihadapkan sebuah site dengan layout yang sangat menantang, di satu sisi lokasi dari restoran ini sangatlah strategis, namun di sisi lain juga terdapat kendala karena struktur pertemuan antara dua bangunan, menara BCA dan Mal Grand Indonesia terjadi tepat di daerah ini. Akibatnya terdapat kolom-kolom dengan modul yang tak beraturan. Program ruang yang kompleks, jadwal pengoperasian yang berbeda antara restoran dan lounge, multiple entrances dan kondisi eksisting yang rumit adalah beberapa hal utama yang paling diprioritaskan solusinya. Layout resto dan bar yang menyediakan 200 tempat duduk ini dibuat dengan pembagian zona yang jelas. Terbagi menjadi 2 zona berdasarkan waktu. Pukul 10 pagi sampai 10 malam seluruh area dapat dipakai sedangkan pukul 10 malam sampai 2 pagi area restauran menjadi tidak aktif, hanya bar dan wineshop yang tetap beroperasi . Pemisahan ruang pada waktu yang berbeda dapat dilakukan dengan mengoperasikan partisi pemisah pada foyer dan dua buah rak yang dapat diputar sehingga langsung dapat mendefinisikan ruangruang tersebut. Sementara antara wineshop dengan department store juga di pisahkan dengan sebuah sistem pintu geser. Lounge yang buka sampai lewat tengah malam diposisikan di sepanjang dinding kaca yang menghadap Hotel Indonesia dan juga bundaran HI, sementara bagian restoran diletakkan lebih ke arah dalam bangunan karena pertimbangan pengoperasian dan juga orientasi pengunjung yang cenderung lebih fokus pada interaksi saat makan. Kondisi kolom yang tidak terlalu beraturan dan banyak memang menjadi kesulitan tersendiri, namun kendala ini justru disiasati menjadi suatu elemen desain. Sebagai contoh di daerah bar/lounge, sebuah meja panjang komunal diletakkan diantara dua kolom sehingga secara tidak langsung mengaktifkan daerah yang sebelumnya tidak bisa digunakan. Demikian pula dengan deretan kolom yang terdapat di area makan, dua kolom dengan diameter masingmasing tidak kurang dari 80cm tentunya sangatlah mengganggu, namun penyiasatan dengan menggabungkan kedua kolom ini menjadi sebuah rak menjadikan area ini pun kembali fungsional.

Finishing interior didominasi dengan kayu jati belanda dan engineering wood membuat atmosfer ruang menjadi sangat nyaman. Selain itu material-material dipakai adalah yang ramah lingkungan dimana semua jenis kayu adalah bekas ataupun dari olahan serpihan kayu. Kemudian material-material ini diperkuat dengan penambahan detail seperti plat besi karat, plat galvanis, serta baut, sehingga membantu menghadirkan suasana industrial namun sekaligus hangat dan nyaman. Barang-barang yang dipajang berasal dari supermarket Harvey Nichols selain menyatukan restoran ini dengan supermarket yang memang berada dalam lantai yang sama, juga menambahkan suasana restoran yang lebih berorientasi ke casual dining.


Fasade Fasade restaurant dari Harvey Nichols yang berbentuk oval terkesan sangat mengundang. Selain karena bentuknya, pandangan ke dalam yang tidak terhalang membuat interior restoran ini menjadi fasadenya itu sendiri. Fasade oval ini mewakili empat area, yaitu wine shop, foyer, restoran, dan dapur VIP. Tampak area wine shop hanya dibatasi rak kayu rendah. Sebagian area foyer dan dapur VIP merupakan dinding masif dilapisi engineering wood. Diantara dua dinding masif tersebut, terdapat meja dengan plat galvanized ditopang oleh besi WF dengan jendela kayu. Serta kotak wine disusun diagonal untuk membatasi area bawah plat galvanized. Akses masuk dari Harvey Nichols dinonaktifkan pada pukul 10 malam. Belasan pintu lipat yang terbuat dari kayu jati belanda dengan dimensi 90 x 305 cm membatasi akses masuk dari Harvey Nichols. Koridor afterhour dari arah mall difungsikan dengan sambutan lampu laboratorium dengan bohlam vintage, dinding abu-abu bertekstur, dan langit-langit yang ditutupi material baja expanded. Sampai pada area wineshop pengunjung mulai disambut dengan ruang yang mempertemukan rak kayu jati belanda yang hangat, lantai beton cor dan penataan lampu yang natural, menghasilkan ruang yang sangat nyaman dan hangat. Akses lainnya melalui sebuah lift langsung dari lobby Harvey Nichols di lantai UG. Lift ini tampil dalam bungkus kontainer berwarna oranye, terletak tepat di antara restoran dan lounge. Sebelum jam 10 malam lift akan membuka ke restoran, namun setelah jam 10 pada saat restoran tutup pintu lift langsung diarahkan ke area lounge. Bertempat dalam area sebuah mall, ducting yang kompleks cenderung sering menjadi masalah. Untuk mensiasati ruang yang tidak terlalu tinggi, tidak semua area diberi plafon massif, hanya pada bagian resto dan open kitchen serta sebagian area lounge. Sementara area lainnya menggunakan kuda-kuda kayu dengan detail plat besi karat sehingga ducting dan balok terekspos. Plafon ekspos dengan kuda-kuda kayu buatan dan plat metal agar terkesan lebih ringan dan luas. Sedangkan pipa-pipa dan balok dikamuflase dengan cat abu-abu tua. Sebagian area ditutup dengan plafon kayu rendah untuk menciptakan ruang yang dengan skala yang lebih intim.

Pada area restoran terlihat rak yang terbuat dari kayu jati belanda sepanjang dinding sehingga menjadi backdrop open kitchen dan VIP room 1. Panjang keseluruhan rak ini sekitar 33 m. Kesan industrialis dapat terlihat dengan kayu tanpa finishing dan modul lemari yang berulang ditambah dengan detail tangga besi hitam. Juga di daerah restoran terdapat 4 buah skylight artificial dengan intensitas cahaya yang alami berfungsi baik membawa suasana outdoor ke dalam interior. Skylight ini sendiri dibungkus dengan silinder yang dibentuk dengan susunan kayu jati belanda.

Area open kitchen memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk merasakan pengalaman makan yang baru dengan meja bar untuk 6 kursi dengan permukaan plat galvanized dan pemandangan tim chef Aldo Volpi, excecutive chef Social House, bekerja. Area yang paling mengejutkan dari proyek ini adalah area lounge yang terletak pada pojok restoran. Dari area lounge yang terdiri dari 6 sofa dan sebuah meja lounge kayu setinggi meja bar dengan 20 seat ini, pengunjung dapat mendapat view ke bundaran HI. Kaca diatas railing kayu yang membatasi ruang luar dan dalam ini dapat digeser dan dibuka ketika menjelang malam, sehingga lounge ini seketika menjadi sebuah ruang luar yang menyajikan sebuah perspektif baru untuk menikmati Bundaran HI.

edisi 03/i/20 Februari 2009 l 7


PORTFOLIO Project

: Social House at Harvey Nichols, Jakarta Arsitek : Willis Kusuma Architects - Willis Kusuma, principal; Hendra Irwanto Fong, Endang Sri Wahyuni, Henny Christina, tim desain. Klien : Ismaya Groups Konsultan Lighting : Litac - Paul Gunawan Kontraktor : Median Cipta Graha Soetjipto Handoko Luas : 1100m2 Periode Desain : Januari-April 2008 Periode Konstruksi: April – Oktober 2008

8 l edisi 03/i/20 Februari 2009

Legenda: 1 entrance utama dari Harvey Nichols 2 wine shop 3 voyer 4 sushi bar 5 restoran 6 open kitchen 7 dapur utama 8 kantor 9 VIP 01 dan dapur VIP 10 lift, akses dari lobby 10pagi-10malam 11 lift, akses dari lobby 10 malam -2 pagi 12 lounge 13 bar 14 vip 15 koridor afterhour 16 toilet


URBAN Kota-kota di dunia termasuk di Asia saat ini sedang bersaing untuk tampil di pentas dunia. Slogan, ikon dan brand diciptakan. Kota mana yang mengawali di Indonesia?

Oleh : Dian K. Wardhani* Globalisasi merambah Asia? Bukan hal mengejutkan. Setiap negara, bahkan kota bersiap. Hong Kong, Beijing, Kuala Lumpur, Singapura yang sejak dulu memang telah menjadi pusat bisnis kini semakin memapankan statusnya. Pembangunan besar-besaran dan pembenahan sangat terasa sebagai upaya menempatkan diri menjadi kota yang mengglobal. Kota-kota ini sadar benar bahwa saat ini dunia dikuasai oleh negara-negara yang memiliki tiga hal yakni modal, bakat dan informasi (finance, talent , information) Alhasil mereka kini tak cukup sekedar bersolek namun juga harus menumbuhkan karakter.

Mau tak mau strategi jitu untuk bertahan dalam persaingan global sangat diperlukan Paling tidak ada tiga strategi penting yang harus diterapkan. Pertama sebuah kota perlu memiliki identitas yang jelas (strong core identity). Terlebih untuk sebuah negara kota, kompetensi utama adalah hal krusial. Sebut saja Las Vegas yang berani memposisikan diri sebagai kota hiburan malam, Hollywood sebagai kota perfilman dunia, atau Milan sebagai kota mode. Kompetensi yang menimbulkan presepsi melekat. Kedua adalah visi pembangunan kota yang jelas (clear development vision). Tak cukup lagi bagi sebuah kota untuk sekedar berjargon ”mitra terdepan ibu kota” atau berposisi dengan embel-embel ”kota mandiri berwawasan lingkungan”.Kotakota saat ini dituntut untuk mempunyai visi yang jauh ke depan. Pertanyaan ”akan kemana kota kita dibawa?” bukan lagi slogan belaka. Jawabannya pun sudah harus menjadi arahan kebijakan pembangunan, sebab inilah visualisasi masa depan sebuah kota. Strategi terakhir adalah pemasaran yang kreatif (creative marketing). Mengapa kreatif? Brand mau tak mau mutlak diperlukan. Tengok saja negara tetangga kita Singapura. Saat ini ia sedang mempromosikan diri sebagai “Tropical City of Excellence”. Bahkan, kota seperti Moskow yang jarang terdengar gaungnya, sudah memulai slogan “Moskow: More than a city” (The Economics, July 2006). Sehingga jangan heran bila momen-momen besar semacam piala dunia dan olimpiade, diperebutkan demi gengsi dan ajang berbenah diri. Menerapkan strategi tersebut memang tak semudah membalik telapak tangan, Salah satu faktor penting untuk mencapai kesuksesan diantaranya adalah faktor kreativitas. Hal ini pun telah menjadi kajian Richard Florida dalam bukunya“The Rise of Creative Class” terbitan Basic Books 2002. Lebih lanjut dijelaskan pada kota-kota yang telah mapan rupanya memiliki perpaduan antara elemen manusia (creative talent), lingkungan dan infrastruktur (supportive environment), serta kekuatan ekonomi kota tersebut (economic force).

Singapura

Malaysia

Namun yang perlu diwaspadai pula, bahwa kota-kota dengan tujuan mengglobal saat ini sedang berpacu untuk mendapatkan creative talents. Inilah yang membuat mereka menjadi sangat mudah berpindah ke tempat yang paling memberikan nilai tambah. Alhasil “Flight of Creative Class” atau terbangnya aset sumber daya manusia (creative talents) keluar dari tempat asalnya adalah hal yang kerap terjadi.

Kota-kota di Thailand

Bagaimana Indonesia? Sudah saatnya kita kembali melirik aset kota kita sendiri. Merenung sejenak akan dibawa kemana kota kita di masa depan Dapatkah kota kita bersaing dengan kota-kota lain di dunia? Apakah kota kita memiliki potensi dan identitas yang kuat yang membawanya pada pasar global? Kuncinya tidak perlu meniru. Setiap kota memiliki genius loci –spirit sebuah tempat- yang membuatnya berbeda dengan kota lain. Indonesia sangat kaya, tiap kota dapat dikatakan sangat beragam. Mari kita comot beberapa nama, paling tidak presepsi tersendiri akan muncul ketika nama kota itu disebut, Bandung yang identik gaya hidup anak muda yang hip-hop atau Yogyakarta yang mengantar kita pada legenda-legenda Jawa masa silam misalnya. Tapi yang perlu dicermati, dulu visi kota turun dari pusat ke daerah. Baru saat otonomisasi bergulir, daerah dipercaya untuk merancang sendiri visinya dan misinya. Hal yang masih jarang dilakukan adalah duduk bersama dengan masyarakat, entah akademisi, pemilik modal, ibu rumah tangga atau mungkin anak sekolahan untuk menentukan arah pengembangan sebuah kota. Kita terbiasa dengan visi yang telah termaktub. Dialog hanya terjadi di gedung DPRD, kantor walikota, dan ruangruang seminar. Namun belum tentu sampai ke warga kota. Tahu-tahu kita dikejutkan oleh munculnya supermall baru, pemotongan pohon untuk pelebaran jalan, pembuatan TPA dekat permukiman, tanpa bisa menolak atau mengiyakan. Sudah saatnya warga kota punya suara terhadap arahan pembangunan. Sekutu antara pihak swasta dan pengambil keputusan juga hal menentukan. Berhasil tidaknya misi bersama sangat tergantung pada komitmen antara dua komponen besar ini. Idealnya investasi dibuat mendukung visi yang telah termaktub tadi. Bukan cuma mendukung kantong pribadi. Sudah saatnya pemahaman kita dirubah. Kota bukan mozaik di mana pembangunan sepotong-sepotong lalu disatukan di bawah satu payung besar. Kita harus berpikir sebaliknya. Bagaimanapun sebuah kota merupakan satu ekosistem yang utuh. Mungkin akan sulit jika berkaca pada kondisi bangsa dimana penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan masih ditemukan. Mari belajar dari Glasgow yang sempat jatuh di tahun 1970-an. Bukan bermaksud membandingkan namun faktanya kota yang benar-benar bangkrut akibat industri besinya hancur ini berhasil bangkit. Bahkan dengan ”merek” baru. ”Kota seni, budaya yang kaya akan museum. Lalu di Indonesia kota mana yang akan memulai Yogyakarta, Pekanbaru, Bandung atau bahkan Kotagede dan Pekalongan?

Opera House, Vietnam

* pemerhati kota serta Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur edisi 03/i/20 Februari 2009 l 9


UTAMA

Oleh Firza Utama*

Cahaya merupakan unsur penting dalam arsitektur yang berperan sebagai pemberi ekspresi keindahan dan penunjang fungsi dalam bangunan. Penggunaan efek cahaya memberikan dimensi dan makna ruang tertentu dalam arsitektur. Kondisi cahaya alami dalam suatu tapak perancangan merupakan faktor yang tidak dapat dilakukan sesuatu apapun oleh perancang kecuali mengikutinya. Unsur tanah dapat dimodifikasi, bangunan dapat didirikan di atas air, tetapi kualitas cahaya dalam suatu site tidak dapat diubah kecuali memanfaatkan kondisi pencahayaan yang ada untuk dapat diterapkan dalam rancangan. Keberhasilan pemanfaatan cahaya alami untuk menghasilkan efek tertentu seperti kekuatan Alam pada bangunan ibadah seperti pada Pantheon, Dhaka, Church of light dan Ronchamp Chapel adalah dengan merancang elemen arsitektur (atap, dinding, bukaan) yang sesuai dengan kondisi cahaya alami pada lokasinya masing-masing (gbr 1)

Gbr 1. Arah jarum jam Pantheon, Dhaka, Church of light Gbr 2. Pergerakan matahari yang mempengaruhi kondisi pencahayaan dalam suatu lingkungan.

Jika kita analisa variabel dan parameter dari karya-karya diatas untuk dapat menghasilkan efek ruang tersebut maka faktor-faktor yang berpengaruh adalah; posisi dan pergerakan matahari terhadap tapak, orientasi objek terhadap matahari, besaran dan bentuk bukaan objek. Dengan menggunakan faktor-faktor tersebut sebagai acuan maka dapat dilakukan pengembangan lebih lanjut dari pemanfaatan cahaya dalam perancangan elemen arsitektural. Komputasi Perancangan. Dengan semakin berkembangnya teknologi komputasi dan pengolahan data telah mengubah cara kita memandang dunia. Dalam hal pencahayaan, perubahan yang terjadi dari cara kita melihat cahaya adalah bahwa kita tidak lagi melihat cahaya sebagai sinar yang menerangi objek saja, tetapi kita dapat melihat cahaya itu sebagai angka-angka yang dapat diukur. Dengan kata lain kita dapat melihat cahaya sebagai data yang dapat diolah untuk menghasilkan elemen arsitektural. Cara pengolahan data tersebut juga dikenal dengan metode parametrik. Metode parametrik merupakan metode eksplorasi bentuk yang berdasarkan part to whole relation dimana bentuk yang dihasilkan adalah berdasarkan hirarki dari variabel-variabel yang dikontrol secara terpisah, setiap variabel yang aktif mempengaruhi perubahan sifat dan sistem bentuk secara keseluruhan, sehingga dapat menghasilkan variasi-variasi tanpa menghilangkan integritas bentuk. Dengan menggunakan metode ini, dimungkinkan terbentuknya responsifitas bentuk terhadap lingkungan yang dikondisikan sebagai salah satu variabel, sehingga dapat menghasilkan bentuk dengan bagian-bagian detail yang dapat beradaptasi terhadap lingkungan secara spesifik. Eksperimen Berikut adalah contoh eksperimen dengan menggunakan metode parametrik untuk membuat variasi panel adaptif terhadap cahaya matahari yang diterima pada permukaan lengkung atap skylight untuk menghasilkan efek pencahayaan yang merata pada ruang dalam.

Gbr 3. Radiasi yang diterima pada permukaan lengkung

Dimulai dengan menggunakan program analisis lingkungan untuk mengetahui kondisi pencahayaan alami pada lokasi dan kondisi eksisting lingkungan yang mempengaruh besarnya radiasi dan bayangan yang diterima pada permukaan objek (gbr 2). Dari analisa ini dapat diperoleh data dari kuantitas radiasi cahaya yang diterima permukaan skylight (gbr 3) dan ruang dalam (gbr 4). Kemudian data-data tersebut diekspor ke dalam program spreadsheet untuk dilakukan pengolahan lebih lanjut pada masing-masing sel (gbr 5). Hasil pengolahan data tersebut kemudian dihubungkan dengan program CAD yang menghasilkan beberapapa alternatif panel louvre dengan variasi besaran bukaan yang berbeda (gbr 6). Bukaan yang lebih besar terbentuk karena radiasi cahaya yang diterima lebih kecil sehingga berfungsi untuk menyerap lebih banyak cahaya, sebaliknya bukaan yang lebih kecil terbentuk karena radiasi cahaya yang diterima lebih besar sehingga berfungsi untuk mengurangi masuknya cahaya kedalam ruang.

Gbr 5. Tampilan data hasil analisa pada

Gbr 4. Nilai radiasi yang diterima di ruang dalam

10 l edisi 03/i/20 Februari 2009

Gbr 6. Louvre dengan variasi


Gbr 9. Eksterior Philologische Bibliothek. Gbr 10. Interior Philologische Bibliothek.

Gbr 7. Penempatan louvre yang sesuai pada permukaan skylight. Gbr 8. Penyebaran cahaya yang merata pada ruang dalam.

Gbr 11. Proses pemodelan geometri dasar dan geometri analisa cahaya.

Pada tahap akhir masing-masing panel louvre yang dihasilkan kemudian diletakkan secara parametrik menurut posisi tertentu pada bagian-bagian permukaan skylight yang menerima radiasi cahaya yang berbeda-beda (gbr 7). Hasil dari cahaya yang masuk ke ruang dalam dengan penempatan panel yang sesuai pada permukaan skylight dapat dilihat pada gbr 8, dimana jika diperhatikan pada permukaan lantai mendapat penyebaran cahaya yang merata. Kasus serupa pada karya arsitektur dengan menggunakan metode yang sama untuk membuat besarnya variasi bukaan pada permukaan lengkung dari façade yang dipengaruhi oleh radiasi cahaya matahari adalah pada Philologische Bibliothek (Norman Foster). Pada gbr 9 dapat dilihat variasi bukaan panel kaca dari permukaan lengkung yang bervariasi pada sisi Utara dan Selatan, dan kualitas pencahayaan yang merata pada ruang dalam berbentuk open air yang juga meningkatkan efektifitas kegiatan yang terjadi didalam fungsi perpustakaan (gbr 10).

Gbr 12. Hasil pengolahan geometri.

Pengembangan selanjutnya dari penerapan metode parametrik ini adalah dengan menggunakan data kondisi cahaya sebagai pengolah bentuk geometri permukaan, baik itu permukaan landscape atau bangunan. Setiap objek yang berada pada suatu posisi dalam suatu lingkungan mempunyai kondisi pencahayaan yang berbeda, sehingga dapat terhasilkan bentuk yang responsif terhadap lingkungan secara spesifik. Gbr 11 dari kiri ke kanan memperlihatkan proses penghasilan bentuk dari geometri dasar yang kemudian diterapkan data dari hasil analisa cahaya, dan pada gbr 12 adalah hasil dari bentuk setelah pengolahan. Teknologi komputasi dapat memperluas cara kita memandang sesuatu, dengan menggunakannya dapat memperluas segala kemungkinan. Sebaiknya penggunaan komputasi tidak hanya dalam hal membantu pengerjaan saja, tetapi juga dalam hal membantu memperluas kreativitas.

* Firza Utama adalah pengajar di jurusan Arsitektur UBinus serta Universitas Trisakti. Beliau menyelesaikan pendidikan S2 dan S3 di Chiba Institute of Technology, Jepang edisi 03/i/20 Februari 2009 l 11


PAMERAN

Teks: Mohammad Nanda Widyarta Foto-foto: Kezia Paramita

“Saya lebih menyukai gambar daripada bicara. Gambar lebih cepat dibuat, dan tidak memberi celah bagi kebohongan.� Le Corbusier Gambar—sebagai sebuah bentuk pernyataan—lebih jujur daripada pembicaraan, maka di sini ditampilkan gambargambar yang dibuat oleh para mahasiswa arsitektur Universitas Tarumanagara. Sedangkan maket bukan saja merupakan sebuah kewajiban yang dituntut kepada para mahasiswa agar diberi nilai. Maket merupakan sebuah perwujudan tiga dimensional gambar-gambar tersebut. Karenanya, dapat dikatakan bahwa maket merupakan perwujudan tiga dimensional sebuah pernyataan yang amat jujur. Inilah alasan di balik dipilihnya nama 2000 Gambar + 200 Maket. Memang betul bahwa 2000 Gambar + 200 Maket merupakan sebuah sarana Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara untuk unjuk gigi. Tetapi di sini jurusan arsitektur tersebut mencoba untuk menunjukkan dirinya secara jujur. Gambar dan maket merupakan sebuah bentuk pernyataan diri yang lebih jujur daripada kata-kata bombastis, sloganistis maupun propagandis. Semuanya, baik kekurangan maupun kelebihan, dicoba untuk ditampilkan apa adanya. Gambar dan maket memang merupakan obyek yang kadang menjadi semacam fetish yang dianggap mewakili imajinasi maupun impian. Tapi gambar dan maket selalu menceritakan kepada pemandang, seperti apa kondisi si pembuat gambar dan maket. Apa saja yang ia pikirkan dan imajinasikan. Seperti apa konteks yang melatari si pembuat gambar dan maket. Inilah Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara melalui gambar-gambar dan maket-maket. Selamat menikmati.

12 l edisi 03/i/20 Februari 2009


ARCHiCENTRUM . advertisement __ marketing@archicentrum.com . article & project _______ event announcement __ redaksi@archicentrum.com archicentrum.info@gmail.com

www.archicentrum.com ArchiCentrum Magazine


PORTFOLIO

Konsep Chromotherapy di Rumah Sakit Ibu dan Anak, Kemang, Jakarta oleh Ary Indrajanto* Membayangkan hidup tanpa cahaya seperti menceritakan sebuah tamsil tanpa suara. Membayangkan bentuk tanpa cahaya bagaikan melihat gubahan dalam dimensi bersisi dua. Cahaya membentuk bayangan, mencipta kedalaman dan di dalam arsitektur, di mana penglihatan akan membantu membentuk perabaan dimensi ruang, cahaya menjadi sebuah keniscayaaan tak terhingga. Cahaya menjadi titian mata untuk menerka sebuah suasana. Ruang yang selektif menyaring cahaya dengan intensitas yang berbeda, akan merangkai komposisi spiritualitas yang luas makna. Semua arsitek selayaknya paham dengan ini. Le Corbusier dengan Gereja Ronchamp yang syahdu, Tadao Ando dengan Water Church yang hening ataupun Mamo dengan sketsa Monumen Untuk Pahlawan Tak Dikenalnya yang bersahaja. Semua berakrab dengan cahaya dalam wujud dasar maupun olahannya. Tak puas dengan mengakrabinya, para arsitek perlahan memanipulasinya. Memecahnya dan memberi bentuk yang mengisi imajinasi, maupun memberi warna untuk menciptakan mood yang membangkitkan energi dalam ruang bentukannya. Steven Holl sang master cahaya menyuntikkan botol-botol warna cahaya berbeda untuk Chapel of St. Ignatius di Seattle, ataupun Rem Kolhass yang memberi warna berbeda untuk koridor sirkulasi di dalam Dutch Embassy di Berlin.

Bahwa cahaya dan warna lebih dari sekedar keindahan sudah disadari sejak lama. Bangsa Mesir kuno sudah membangun solarium dengan tutup cahaya yang dapat berganti warna menyesuaikan dengan proses penyembuhan yang diinginkan. Dalam ilmu terapi holistik, inilah yang disebut Chromotherapy, menggunakan kekuatan warna untuk menyeimbangkan energi dalam tubuh manusia pada saat berkekurangan, baik dalam hal emosional, fisik, mental ataupun spiritual. Dalam kondisi tertentu, penggunaan warna diyakini akan mempercepat proses pemulihan tubuh yang sakit. Meminjam konsep penyembuhan holistik inilah, Rumah Sakit Ibu dan Anak Kemang dipersiapkan dalam proses perancangannya. Dengan konsumen utama wanita dan anak-anak, bangunan publik ini harus memiliki ciri tersendiri yang dapat diingat sebagai penanda. Bentuk yang mengalir dan penggunaan warna menjadi langkah awal untuk memupuskan persepsi umum tentang bangunan rumah sakit. Bidang pipih yang menjadi facade utama rumah sakit, merupakan kesengajaan yang terjadi akibat besarnya garis sempadan bangunan yang harus dipatuhi,. Membentuk rajutan bidang putih dan berwarna yang mengalir dari jalan utama ke arah belakang, bidang facade ini seperti lembaran massa yang menutup ruang utama rumah sakit. Permainan layering antara dinding beton panel, jendela kaca bening dan kaca laminated berwarna yang ditempatkan dengan pola tertentu, menciptakan kedalaman pada kulit ini. Dari luar, permainan kaca berwarna ini tampak melulu sebagai elemen dekoratif semata. Tapi dari dalam, barulah terlihat pesan utama yang ingin disampaikan dalam keseluruhan cerita desainnya. Di dalam ruang perawatan, kepingan kaca ini meneruskan warnawarna sesuai dengan pigmen dimilikinya. Tertimpa cahaya, pendaran warna di dalam ruangan berlipat dan berpatulpantul, sesuai dengan warna yang ada di jendela luarnya. Suasana ini diperkuat dengan warna tema interior kamar yang masing-masing berbeda, layaknya suasana di dalam sebuah prisma warna, berpendar baur menciptakan suasana yang hangat dan menenangkan di dalamnya. Di malam hari ketika sinar lampu dari dalam setiap kamar menyala, permukaan dinding luar yang (memang sengaja) tidak memiliki pencahayaan buatan ini didominasi oleh warna warni cahaya yang timbul dari pendaran jendela. Tampak seperti sebuah komposisi tapestry rupa warna, keseluruhan bangunan rumah sakit menjadi obyek baru tetapi lama, seolah berbaur dengan lingkungan komersial sekitarnya yang penuh dengan neon cahaya. 14 l edisi 03/i/20 Februari 2009


Tidak hanya tampilan wajah muka, efek warna ini juga ditebarkan di hampir setiap dimensi ruangan. Palete utama yang putih dan kaca, menjadi jarang menjemukan, karena selalu dikejutkan dengan beberapa bidang berwarna. Warna orange sengaja digunakan dalam frekuensi yang lebih kentara, karena tereferensi sebagai warna yang mampu membantu penyembuhan manusia. Dan ini digunakan tidak saja di beberapa kamar inap utama, tetapi juga di selasar penghubung yang bertebaran di 5 lantai bangunan rumah sakit ini. Sebagai penanda utama, ruang tunggu pasien di lantai 3 & 4, yang terhubung dengan sebuah bukaan void raksasa, mencembung keluar dan memakai warna orange untuk mewarnai dua sisi dinding utamanya. Konsep bangunan yang cukup menarik ini agak terkendala dengan terbatasnya produksi kaca berwarna yang sesuai dengan desain awal. Pemilihan warna awal yang berdasarkan pada komposisi warna pastel, tidak dapat diwujudkan karena mahalnya biaya produksi pigmen warna khusus ini. Tanpa mengurangi artinya, digunakanlah warna primer yang tersedia di pasaran, walau dengan efek yang sedikit berbeda dibandingkan dengan intensi awalnya. Jika diamati, facade bangunan tampil sangat menarik pada saat langit mendung, dimana pantulan warna yang berpendar menjadi lembut dan terbaur dengan warna putih dinding sekitarnya. Pada saat suasana terik, warna dinding sekitarnya, sedikit mengalahkan keberadaan kaca berwarna, sehingga pantulan yang diharapkan tidak seperti keinginan semula. Menggunakan warna, dalam konsep merancang bangunan rumah sakit, memang belum terbukti secara ilmiah, membantu proses penyembuhan pasien yang bersangkutan. Tapi bila kata sembuh diisyaratkan sebagai keinginan manusia sakit untuk mulai menjalani proses pengobatan, maka rumah sakit ibu dan anak kemang ini sudah melakukannya dengan warna, menjadi rumah sakit 'berwarna' yang menarik perhatian para konsumennya untuk mencari kesembuhan. * Penulis adalah principal architect di Aboday Architect Desain Arsitek Aboday Architect Project Arsitek PT. Parama Loka Cipta Interior Desain De Stijl Cipta Kreasi Mekanikal & Elektrikal PT. Policipta Struktur PT. Agus Kurnia Pemilik PT. Sarana Mediktama Kemang Kontraktor PT. Adhi Karya Foto Happy Lim

edisi 03/i/20 Februari 2009 l 15


SPOT ON EVENT

Oleh Danny Wicaksono* Adakalanya datang ke acara presentasi desain itu membosankan. Suara presenter yang kecil, lampu yang redup dan pembicaraan yang berkepanjangan adalah kombinasi mematikan yang biasanya akan diikuti oleh dengkuran peserta, atau suara percakapan dari orang-orang yang berdiri di barisan paling belakang. Sang presenter pun dengan tidak mau kalah, akan terus berbicara untuk membela integritasnya. Sedangkan pirsawan sekalian sudah terlalu jenuh. Pemikiran jadi tidak tersampaikan, tanya jawab menjadi seadanya, dan akhirnya diskusi membangun pun patah sebelum sempat terbangun tinggi. Jadi seringkali acara seperti itu kemudian hanya menjadi ajang kumpul2 bagi sebagian orang. Setidaknya itu sampai akhirnya Pecha Kucha di ciptakan. Jangan pernah berpikir bahwa anda telah melakukan hal yang paling kreatif jika anda belum pernah menghadiri atau ambil bagian di Malam Pecha Kucha. Disitulah istilah “diatas langit masih ada langit� benar-benar bisa dirasakan. Pecha Kucha adalah sebuah acara presentasi insan kreatif yang sangat unik. Siapa saja yang mengaku kreatif, dapat berpresentasi dengan menggunakan 20 slide (dan hanya 20 slide) dimana tiap slide harus berdurasi 20 detik, sebelum di ganti gambar berikutnya. Dengan begitu setiap presenter hanya diberikan waktu 6 menit dan 40 detik untuk menjadi terkenal. Jika di kebanyakan presentasi para pembicara kemudian berbicara berputar-putar dan berkepanjangan, maka di acara ini, semua orang dipaksa untuk berbicara dengan cepat dan efektif. 20 detik perslide benar-benar merubah cara para pesertanya berpresentasi. Pecha Kucha digagas oleh Astrid Klein dan Mark Dytham, mereka ini adalah sepasang arsitek yang berpraktek di Jepang dengan reputasi yang sudah mendunia. Di gagas dan di adakan pertama kali di Jepang pada tahun 2003, Pecha Kucha adalah acara yang bereaksi terhadap “penyakit� presentasi para arsitek dan desainer. Acara ini bertujuan untuk mempertemukan desainer2 muda dalam sebuah acara yang santai tapi terkendali. Istilah Pecha Kucha yang diambil dari bahasa jepang, adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan suara yang di hasilkan dalam percakapan. Rupanya setelah berjalan beberapa saat, acara ini mengundang banyak perhatian dan review yang baik. Nama besar dalam dunia arsitektur dan desain yang pernah menjadi peserta acara ini seperti, Rem Koolhas, Ben van Berkel, dan Ron Arad, ternyata membangkitkan gengsi, pamor dan kualitas acara ini. Kini setelah 5 tahun, Pecha Kucha adalah sebuah franchise dan telah diadakan di 168 kota di dunia. Dan Indonesia cukup beruntung untuk memiliki satu malam kreatif ini. Di Indonesia, Bandung adalah satu-satunya kota yang mengadakan acara Malam Pecha Kucha. Di gagas oleh Deddy Wahjudi dari LABO, acara ini sudah diadakan 3 kali, itu berarti 3 malam penuh kreatifitas dan inspirasi. Bertempat di Gedung Indonesia Menggugat, malam Pecha Kucha Bandung ke-3 ini menghadirkan 16 insan kreatif yang mempresentasikan apa yang telah mereka kerjakan dan hasilkan selama ini. Presentasi malam itu dibuka oleh monolog indonesia menggugat yang dibawakan oleh Wawan Sofyan. Lantang, keras dan membahana, Wawan Sofyan membacakan pidato pembelaan Bung Karno ketika di adili di gedung tempat acara Pecha Kucha malam itu berlangsung. Pembukaan yang tepat untuk malam yang rasanya sangat menggugah rasa kebangsaan para pengunjung yang datang malam itu. Selesai monolog, berturut Adi Dharma, JongArsitek, dan Manuel Heischel menjadi 3 presenter pertama malam itu. Adi Dharma adalah seorang artis grafiti dari komunitas grafis bandung FAB. Dia bercerita tentang grafiti dan apa saja yang telah dia lakukan selama ini. Ia menunjukkan beberapa karya grafiti nya, baik yang di tembok maupun yang disepatu. Beberapa desain grafiti baik yang di tembok dan di sepatu. JongArsitek! adalah sebuah publikasi arsitektur cuma-cuma, yang disebar melalui internet. Kegelisahan atas kualitas publikasi arsitektur di indonesia dan semangat untuk membagi pengetahuan arsitektur kepada khalayak yang lebih luas dengan cara yang terjangkau, melatar belakangi berdirinya publikasi gratisan ini. Manuel Heischel adalah seorang seniman grafis asal Jerman yang telah tinggal di bandung selama 3 tahun. Malam itu dia mempresentasikan desaindesainnya, beberapa ada yang berkolaborasi dengan beberapa seniman bandung. Kemudian setelah ketiga orang diatas, berturut-turut Rizky Adiwilaga, Erick Soelaiman, Vitorini dan Aat Soelaiman maju dan mempresentasikan pemikiran mereka, sebelum break setengah waktu. 16 l edisi 03/i/20 Februari 2009


Rizky Adiwilaga adalah seorang pengacara. Walau profesinya ”nyeleneh” (dalam konteks acara loh ya...) tapi presentasinya sangat vital. Rizky mempresentasikan tentang undang-undang HAKI. Walaupun berprofesi sebagai pengacara, tapi presentasinya sangat kreatif dan hidup. Kocak dan bersemangat, ga ada yang ngalahin slide “Cicadas Kiaracondong. Cintaku kandas, bete dong...” :D Erick Sulaiman adalah seorang komikus, dengan karya-karya yang menyindir situasi kehidupan dan pemerintahan baik di Indonesia maupun di dunia sekarang. Kepeduliannya terhadap situasi sekitar dituangkannya lewat komik-komik yang, dengan sensitivitas yang sangat tinggi. Cara yang sangat ringan untuk menggugah kesadaran hidup. Vitorini mungkin tidak akan suka jika dibilang unik, tapi sikapnya untuk berdiri membela hak-hak kaum wanita demi dunia yang lebih ramah bagi wanita, patut dihargai tinggi. Ada yang bilang arsitektur adalah profesi yang maskulin, tapi dia membuat sebuah biro arsitektur yang hanya menerima arsitek wanita. Hanya ada satu pria di kantornya, sang office boy. Ada 13.000 lebih pulau di indonesia. Tapi saya yakin 99% penduduk Indonesia tidak ada yang mengetahui dimana letak pasti pulau2 itu, apalagi letak pulau2 terluar Indonesia, yang jika hilang atau terebut maka hilang pulalah sebagian luas wilayah Indonesia. Aat Soelaiman dari Garis Depan Nusantara, bersama rekan-rekannya, melakukan ekspedisi ke pulau-pulau terluar di wilayah barat Indonesia. Sebagian besar yang hadir benar-benar di buat terbuai dan terpesona oleh keindahan alam yang kita miliki, yang tidak banyak diketahui oleh sebagian besar penduduk bangsa ini. Setelah istirahat singkat, babak kedua presentasi malam itu kembali diisi oleh 7 presentasi. And it was started with a bang!, Slamet Rahardjo maju pertama. Saya arsitek, bukan orang film, jadi jarang bagi saya untuk melihat cerita dari seorang pelaku film, tapi malam itu saya merasa beruntung karena malam itu adalah kali pertama saya melihat seorang aktor, Slamet Rahardjo, berbagi hidupnya sebagai aktor papan atas indonesia. Presentasi 6,5 menitnya memberikan sebuah semangat kematangan kepada rekan-rekan muda yang datang. Menyegarkan... kutipan malam itu yang terus terngiang : “Klo cinta Indonesia, jangan bikin film judulnya mas suka, masukin aja!” dan semua orang bertepuk tangan meriah. Phaerly Maviec Musadi maju sebagai orang kedua setelah Slamet Rahardjo, untuk mempresentasikan The Neverland, sebuah supervised playground project atau sebuah proyek bermain yang di awasi. Terdengar sangat janggal? itu jika anda tidak menyaksikan presentasinya. Tapi jika ada ada disana malam itu, maka anda akan sadar, bahwa ini adalah salah satu presentasi yang paling menginspirasi. Program ini dibuat untuk anak-anak jalanan agar mereka dapat terus bermain dan menikmati masa kecil mereka. Mereka memanfaatkan skateboarding untuk melakukan perubahan pada mental anak. Slogan “Jangan buang sampah sembarangan, Jaga antrian, dan jangan ngomong anjing” termasuk salah satu yang paling menohok!

Aldo Khalid dan Dwinita Larasati maju berturut-turut. Aldo bercerita tentang bagaimana dia kecanduan mainan lalu membuat sebuah museum mainan, dan kemudian dia mempresentasikan bagaimana cara mengubah kecanduannya itu menjadi sesuatu yang menguntungkan pecandu-pecandu mainan lainnya. Lewat museum mainan yang didirikannya Aldo menggunakan koleksinya untuk kebaikan penggila mainan lainnya. Sedangkan Tita mempresentasikan diary nya yang di tuangkan dalam bentuk komik. Keseharian yang di gambar ini telah dimulai sejak dirinya masih muda, kini graphic diary ini telah beredar di internet lewat situs multiply nya dan telah di terbitkan kedalam beberapa seri. Pembaca mungkin pernah mendengar sebuah restoran baru di Grand Indonesia, namanya Social House. Secara harga, restoran itu aga berat buat kantong saya, tapi secara desain, saya harus katakan itu adalah salah satu desain interior restoran terbaik di Jakarta. Arsiteknya, Willis Kusuma, malam itu mempresentasikan desainnya ini. Kemampuannya untuk mengolah layout ruang dan ketelitiannya dalam mengolah detil-detil kecil di paparkannya dalam gambar2 detil yang terlihat kompleks, namun sangat informatif. Dendy unkl/347 maju sebelum malam itu dipamungkasi oleh duet URBANE Reko Tomo dan Angga Latief. Dendy bercerita tentang awal dia mendirikan (mungkin) salah satu clothing line paling ternama di kota bandung, unkl/347. Kegigihannya untuk membuat sebuah clothing line yang dimulai dari dalam kamar kos, kini telah menjadi inspirasi bagi banyak distro di kota bandung. Malam itu, pionir ini berpresentasi dengan sangat santai, dengan gayanya yang khas. Duet pemenang Urbane Employee of the year tahun 2007 dan 2008, Reko dan Angga kemudian mempresentasikan beberapa project URBANE dan bagaimana kehidupan kerja di salah satu biro yang meroket paling cepat dalam 5 tahun terakhir ini. Pecha Kucha mengkomunikasikan karya nyata insan kreatif yang ada di Indonesia, paling tidak mereka yang bermukim di Jakarta, Bandung dan sekitarnya. Malam itu saya tersadar akan 2 hal, yang pertama adalah, bahwa saya masih belum melakukan apa-apa, masih banyak kemungkinan yang bisa dan harus saya lakukan. Yang kedua adalah, bahwa ternyata ada banyak potensi kreatif di negara ini (dan saya yakin masih banyak lagi diluar sana), yang jika di manfaatkan dan di wadahi dengan layak, akan dapat menaikkan harkat derajat dan martabat bangsa ini. Di acara ini saya melihat kualitas nyata pemikiran-pemikiran kreatif manusia indonesia, dan yang membanggakan, sangat terasa sekali bahwa latar belakang semua yang mereka lakukan adalah hasrat yang dalam atas bidang yang mereka geluti, bukan motif ekonomi. Ini adalah inspirasi terbesar yang harusnya di bagi kepada masyarakat lebih luas. Sempatkanlah untuk datang di acara 2 bulan sekali ini. Temukan mereka di Facebook atau di http://pechakuchabdg.blogspot.com/

* Penulis adalah seorang arsitek muda, yang bekerja sebagai asisten arsitek di Mamostudio. Dia juga Chief Editor dari JongArsitek! dan bersama rekan-rekan mudanya ia aktif sebagai penggiat ForumAMI, sebuah forum diskusi arsitektur di Jakarta.

JOIN US....... In this community of Indonesian Architects & Interior Designers


UTAMA

Color of Shadow Bayangan merupakan salah satu elemen yang terbentuk dalam karya desain arsitektur dan interior. Lalu bagaimana jika bayangan dijadikan orientasi utama dalam desain? Hal inilah yang dilakukan oleh Hiroshi Sugimoto. Fotografer Jepang ini sengaja menjadikan penthouse-nya di apartemen Tokyo sebagai “laboratorium” dalam rangka studi observasi bayangan. Menurut istilahnya, dia mendesain interiornya untuk menonton bayangan.

Sugimoto mengobservasi tentang variasi efek yang diciptakan oleh bayangan ketika permukaan bidang menerima cahaya. Dalam penelitiannya, pada waktu dan sudut yang berbeda cahaya dan bayangan yang dihasilkan pada dinding apartemennya sangat bervariasi. Ketika permukaan menerima cahaya, efek cahaya sangat tergantung pada sudut pencahayaan. Dengan memilih sudut dinding yang berbeda (900, 550, dan 350) Sugimoto mendapatkan dinding yang permukaannya shikkui tradisional Jepang (finishing plester) dapat menyerap dan merefleksikan cahaya paling banyak. Pada cahaya pagi hari, bayangan mempermainkan permukaan secara bebas, kadang kelihatan, kadang hilang. Pada saat hujan, permukaan menjadi terlihat lebih dalam. Lantai interiornya didesain tidak menyentuh dinding agar meninggalkan jarak sempit di antara keduanya sehingga bayangan pada dinding dengan batas lantai akan berupa garis yang tegas. Sejauh ini kontrol cahaya dan bayangan menghasilkan kedalaman visual yang sejalan dengan kekuatan sensitivitas observasi Sugimoto. Foto-foto hasil studinya yang diberi nama “Colors of Shadow” ini pernah dipamerkan dalam pameran di Galeri Fraenkel. Colors of Shadow ini merupakan karyanya yang paling minimalis. Padahal seri fotonya ini merupakan seri pertama Sugimoto yang berwarna, meskipun esensi dari foto ini tetap monokrom. Sugimoto memotret cahaya dan bayangan secara detil dan mendemonstrasikan perhatian pada komposisi spasial pada bidang gambar. Foto-fotonya ini seolah mempengaruhi penikmat foto untuk “back to basic”. Karena basic-nya ini, maka Sugimoto juga menonjolkan kemampuan teknik fotografinya. Seri Colors of Shadow ini mampu memaksa penikmat foto memeriksa tiap detail dengan cermat, dan melihat foto ini lagi, dan lagi.

18 l edisi 03/i/20 Februari 2009


Contoh karya lain yang juga mengorientasikan desainnya pada cahaya dan bayangan:

1. Instalasi-instalasi karya Dan Flavin Dan Flavin cenderung menggunakan fitting lampu sebagai elemen komposisinya. Tabung fluorescent berwarna digunakan untuk menciptakan ritme garis cahaya. Flavin menggunakan tipe gaya minimalis yang berbeda dengan tipe gaya minimalis desainer lain. Ketika desainer lain bereksperimen dengan material-material baru, Flavin tetap setia pada penggunaan tabung fluorescent dan jarang beralih ke material lainnya, paling dia hanya menggunakan incorporates light untuk karya instalasi yang lebih besar. Meskipun menggunakan material yang sama, dengan rekayasa Flavin secara terus menerus, karyanya tetap menarik, dan meskipun materialnya simpel, tapi dapat diarahkan dan diatur untuk menciptakan efek yang besar. Kesuksesan Flavin sebagai seniman ini menarik perhatian untuk melihat seberapa besar yang dapat dilakukan dengan material yang terbatas.

2. Instalasi-instalasi karya James Turrel Ruang dan cahaya: pendekatan minimalis Instalasi James Turrel merupakan eksperimen yang diciptakan dengan cahaya dan ruang. Materialnya adalah cahaya alami dan buatan. Turrel tidak menggunakan material permukaan yang berupa benda konkrit, melainkan permukaan diciptakan dengan cahaya. Bidang-bidang dengan warna transparan ditonjolkan dalam ruang, menciptakan partisi transparan yang tetap dapat dilewati/ditembus. Turrell menghindarkan pandangan langsung ke sumber cahaya. Pada beberapa karyanya, jejak cahaya yang tercipta juga sekaligus berfungsi sebagai penanda arah pergerakan dalam ruang.

edisi 03/i/20 Februari 2009 l 19


UTAMA

3. Shaw Office, New York, karya Stephen Holl Karya ini merupakan contoh desain yang berangkat dari point of view ruang interior. Dinding menjorok seperti fasad, dengan jendela yang terbuka ke ruang interior/eksterior. Bukaan pada dinding disinari dengan cahaya buatan. Warna cahaya tersebut menambah kualitas estetika pada ruang. Karyanya ini adalah proyek eksperimental yang mengeksplorasi fenomena refleksi warna spasial. Warna diletakkan di belakang celah permukaan. Dan cahaya alami serta buatan menonjolkan warna di sekitar dinding dan celah tersebut.

4. Chapel with The Light, Tadao Ando Ruangan kapel ini diciptakan dengan cahaya, yang kontras antara cahaya dan bayangan. Cahaya masuk dari belakang altar, dari bukaan berbentuk salib di dinding beton, yang memanjang ke atas dari lantai ke plafon, dan memanjang ke samping dari dinding ke dinding. Dari bentuk salib ini, cahaya seolah-olah terapung pada dinding beton. Dan sinarnya bergerak seiring pergerakan sinar matahari. Cahaya juga masuk ke dalam interior melalui lubang di dinding beton. Bagian gelap kapel ditonjolkan oleh lantai dari papan kayu yang kasar dan berwarna gelap serta bangku gereja yang dibuat dari kayu bekas scaffolding. Kontras dengan bagian gelap kapel, interior sekolah minggu dibuat lebih terang, berwarna kayu dengan permukaan lembut. Pada semua karya Tadao Ando, memang cahaya adalah faktor pengontrol yang penting. Menurut Ando, elemen seperti cahaya dan angin hanya mempunyai arti ketika masuk ke dalam bangunan melalui bukaan.

5. Ronchamp, Le Corbusier Mengunjungi villa Hadrian meninggalkan kesan mendalam bagi Le Corbusier. Dia menemukan kenyataan fundamental arsitektur pada bangunan-bangunan Roman, salah satu yang tidak dimiliki oleh periode dan gaya arsitektur selama ini, yaitu: hubungan antara cahaya, bentuk, dan ruang. Pada proyek Ronchamp dia mendapatkan momen yang cocok untuk memberi ekspresi arsitektur yang unik untuk fakta fundamental ini. Pada Ronchamp, keseimbangan antara ruang interior dan eksteriornya telah diakui kehebatannya. Ini merupakan salah satu dari sedikit bangunan dalam sejarah arsitektur yang dikenal karena citra ruang interiornya. Tetapi, kualitas spatial yang kuat dari interiornya tidak menghalangi untuk mendapatkan komposisi massa eksterior yang jelas, bentuk arsitektur yang dapat dikenali. Pada bangunan ini, ruang interior dan bentuk eksterior merupakan komponen yang tak terpisahkan dari organisasi yang unik. (NAA)

20 l edisi 03/i/20 Februari 2009


AGENDA & EVENT

Kirim AGENDA & EVENT Anda ke: redaksi@archicentrum.com atau fax to 021-5696 9915

Kamis, 19 Februari 2009 s.d. Jumat, 27 Maret 2009

Pameran: 'Tangible traces - Dutch Architecture and Design in the making'

Pameran keliling 'Tangible Traces - Dutch Architecture and Design in the making' merupakan pameran perdana yang telah dibuka pada Biennale Arsitektur ke-7 di Sao Paulo pada tanggal 10 November 2007. Bagaimana arsitektur dan desain mendapat arti di dunia yang mengutamakan globalisasi, standardisasi dan komersialisasi? 'Tangible Traces' mempunyai jawaban untuk itu: merangkul arti dari keahlian, tradisi dan konteks. Pengertian-pengertian ini merupakan unsur pengikat antara karya biro arsitek Onix¸ penata ruang Frank Havermans, desainer bahan Claudy Jongstra, desainer busana Alexander van Slobbe dan desainer industri Hella Jongerius. Ilustrator Yke Schotten, fotografer Anuschka Blommers dan Niels Schumm, kritikus arsitektur Roemer van Toorn, desainer grafis Joost Grootens dan kritikus desain Louise Schouwenberg mengolah karya dari lima peserta pameran konteks. Pameran ini didesain oleh Jurgen Bey dan desain grafis dilakukan oleh Hansje van Halem. diselenggarakan oleh Netherlands Architecture Institute GRATIS Informasi lebih lanjut: www.nai.nl

Erasmus Huis (Pusat Kebudayaan Belanda), Jakarta

IFFINA merupakan merupakan pameran furnitur dan kerajinan yang telah memiliki pasar khusus dan menunjang nilai ekspor dari Indonesia. Acara ini diselenggarakan oleh Asosiasi Industri Permebelan & Kerajinan Indonesia (ASMINDO) Sasaran peserta: Produsen, eksportir, pengusaha manufaktur, wholesaler/retailer, perusahaan kecil & menengah di bidang furnitur & handicraft dari agency pemerintah, kota, BUMN, swasta, dan lainnya Sasaran pengunjung: Konsumen furnitur & kerajinan, buyer nasional & internasional, asosiasi perdagangan dan industri nasional dan internasional, badan pemerintahan dan masyarakat umum

Rabu, 11 Maret 2009 s.d. Minggu, 15 Maret 2009 jam buka: 10.00 - 19.00

International Furniture and Craft Fair Indonesia 2009 (IFFINA 2009) Jakarta International Expo, Kemayoran Jakarta, Indonesia

Call for papers tentang konstruksi bangunan bambu bertingkat, dengan memperhitungkan ketahanan terhadap gempa dan angin menggunakan SAP, teknologi sambungan bambu berkekuatan tinggi, teknologi bambu laminasi, teknologi pengawetan bambu, disain arsitektur bangunan bambu, kerajinan/seni bambu, budidaya bambu.

Senin, 16 Maret 2009 s.d. Selasa, 17 Maret 2009

Seminar Nasional: Rekayasa Bambu sebagai Bahan Bangunan Ramah Lingkungan Ruang Sidang Lantai III Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan UGM, Yogyakarta

Penjelasan/leaflet dapat diminta ke Sekretariat lewat email/surat SEKRETARIAT PENYELENGGARA Program Magister Teknologi Bahan Bangunan (MTBB) Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan Fakultas Teknik UGM Jl. Grafika 2, Yogyakarta 55281 Telp/Fax: 0274 546 541 Email: mtbb@tsipil.ugm.ac.id Contact Person: Sdri Ekta/Tatik

Renovation Expo memberikan kesempatan bagi industri di bidang arsitektur, konstruksi, dan desain interior di Indonesia untuk memamerkan produk dan teknologi baru mereka. Acara ini diselenggarakan oleh Panorama Convex Sasaran pengunjung: Arsitek, konsultan desain, developer & owner proyek, agen & distributor, pemerintah, house owner, land lord, owner bangunan kantor, akamemisi, dll. Untuk informasi hubungi: PT. Panorama Convex Indah Panorama Building 5th floor Jl. Tomang Raya No.63 Jakarta Tlp: +62 21 2556 5000, Fax: +62 21 2556 5005 / 5040 www.panorama-convex.co.id

Jumat, 20 Maret 2009 – Minggu, 22 Maret 2009 jam buka: 10.00 – 20.00

Renovation & Contruction Expo: The 8th Annual Building Material & Architectural Exhibition Assembly Hall, Plenary Hall dan Lobi Utama Jakarta Convention Center, Jakarta, Indonesia

Beberapa arsitek dunia akan hadir dalam kegiatan tersebut, yang akan memaparkan ide dan pemikirannya dalam dunia desain pada acara seminar yang akan digelar, disamping beberapa kegiatan lainnya seperti kompetisi desain, workshop, talk-show, dan pameran berskala dunia.

Tahun 2009 merupakan Tahun Desain! Dimulai dengan Jakarta Biennale yang mengelar beberapa kegiatan seni yang tersebar dibeberapa tempat di Jakarta yang bertujuan mengenalkan seni pada khalayak. Di penghujung tahun ini pula IAI (Ikatan Arsitek Indonesia) Jakarta akan menggelar musyawarah daerah pengurusnya. Dalam rangkaian itu pula akan digelar perhelatan akbar dalam bidang arsitektur yang disebut “Jakarta Architecture Triennale 2009" yang bertujuan mengenalkan dunia arsitektur bagi khalayak. Event tersebut akan dijadikan kegiatan rutin tiga tahunan. Serangkaian acara bertopik tentang arsitektur & interior akan digelar sepanjang tahun secara berkesinambungan. Event “Jakarta Architecture Triennale 2009" akan digelar di berbagai tempat keramaian seperti di mall, hall venue, hotel, dll yang mana akan dikunjungi oleh berbagai kalangan bukan hanya dari para arsitek & interior desainer tetapi juga masyarakat umum, kalangan akademis & dunia usaha serta pemerhati dunia desain.

Kerjasama dengan beberapa media akan dilakukan dalam rangka mensosialisasikan visi dan misi dari kegiatan tersebut, diantaranya ArchiCentrum Magazine serta portal komunitas online internet, www.archicentrum.com yang akan menerbitkan edisi khusus selama satu tahun dalam rangka kegiatan tersebut. Selain mengenalkan betapa pentingnya bidang arsitektur bagi masyarakat dan kota, diharapkan event ini juga akan mampu menarik minat dari para arsitek & desainer baik regional Asia seperti Singapore, Malaysia, Thailand, Vietnam maupun mancanegara untuk datang dan terlibat dalam “Jakarta Architecture Triennale 2009"


FOR YOU TO KNOW

Sky Mirror, karya Anish Kapoor Sky Mirror ini berupa kaca cekung seberat 23 ton dan berdiameter 35 kaki yang terbuat dari polished stainless steel. Sky mirror menawarkan pengalaman tentang cahaya dan arsitektur dan seolah-olah membawa langit ke bumi dengan pantulan langitnya. Dari titik pandang lain, sisi cekungnya yang mengarah ke atas memantulkan potret terbalik dari skyscraper ikonik kota New York, bangunan-bangunan landmark bersejarah di 30 Rockefeller Plaza. Sisi cembungnya yang menampilkan Fifth Avenue mencerminkan visi yang lebih membumi, yaitu pengunjung yang sedang di jalan. Sky mirror berubah seiring pergantian siang dan malam dan hal ini merupakan contoh dari apa yang Kapoor gambarkan sebagai sebuah “bukan obyek�, sebuah sculpture yang meskipun monumental, tetapi mengarah sebagai jendela atau lubang dan sering seolah-olah lenyap oleh sekitarnya.

Mirror Sculpture, karya Michel de Broin Benda berbentuk aneh berupa kilauan dari pecahan batu tajam ini sebenarnya adalah karya seni kaca pada tahun 2004 yang disebut Superficial, karya seniman Prancis, Michel de Broin: Batu besar di hutan ini menjadi permukaan yang mencerminkan sekitarnya. Pada permainan kilauannya ini, batuan itu hilang oleh cerminannya. Karena batu ini mencerminkan sekitarnya, pengunjung tidak dapat menangkap keberadaan batu ini, karena batu ini mencerminkan pengunjung tersebut.

Brillare Dinning & Party Space, karya Klein Dytham Architecture The Brillare Dinning and Party Space didesain oleh Klein Dytham Architecture pada tahun 2005. Bangunan ini merupakan tambahan untuk Risonare Resort, dimana Leaf Chapel berada. Pada ruang utama disediakan meja sepanjang 18 meter, dengan 22 kursi pada setiap sisinya. Jendela dibuat dari panel sliding glass. Bangunan ini seperti akuarium manusia di tengah hutan lebat, dimana ritual manusia dapat terlihat dari luar.

Bristol Mirror Ball Big mirror ball yang merupakan bagian dari Explore Exhibition di Millenium Square, di Jalan Harbourside, Bristol. Yang menarik dari bola kaca raksasa ini adalah bagaimana cermin-cermin ini disusun, sehingga fotografer, pengunjung akan keluar masuk dalam bayangan cermin ketika berjalan melewatinya.

22 l edisi 03/i/20 Februari 2009


Cadyville Sauna, karya Dan Hisel Design Dan Hisel membangun sendiri sauna ini yang berlokasi di sebuah hutan dekat jurang Sungai Saranac di New York bagian utara. Kulit terluarnya diselimuti oleh panel-panel kaca dan diposisikan diagonal sehingga ketika seseorang mendekati bangunan ini,dia tidak akan melihat bayangannya sendiri. Sauna ini dibangun berhadapan dengan tebing yang curang dan dinding batu, membentuk satu dinding interior sauna.(NAA)

Sculpture yang merupakan ornamen AT&T Plaza di Millenium Park Chicago ini dibentuk menyerupai elips dan diinspirasi dari cairan raksa. Tampilannya yang seperti biji kacang-kacangan membuatnya dinamai “The Bean�. Cloude Gate dibuat dari 168 plat stainless steel dengan tinggi 33 kaki, panjang 66 kaki, lebar 42 kaki dan berat 110 ton. Permukaan reflektifnya menangkap bayangan skyline, cityscape, dan bahkan pengunjung dalam pemandangan berbeda berbentuk lengkung. Di bawah sculpture adalah omphalos, ruang cekung yang melengkungkan dan memperbanyak bayangan. Anish Kapoor mendesainnya sebagai pintu gerbang ke Chicago, ide puitis tentang kota yang dicerminkannya. Sculpture ini dibangun antara 2004 dan 2006 dan dibuka pada musim panas 2004.

Cloud Gate, karya Anish Kapoor

Memorial to Victims of Communism, karya Sporadical Obyek dengan dimensi 3,2 x 4,5 x 0,7 meter ini dibuat dari dua papan kaca dari kaca metal dengan tebal 18 mm (masing-masing 800 kg) pada bingkai baja. Ide dari memorial ini mencerminkan komunisme yang berkembang selama 40 tahun. Seniman fokus pada peringatan event yang sudah berakhir itu dan melestarikannya ke dalam bentuk artistik dengan intepretasi metafora, simbolis, dan deskriptif. Konsep sculpture ini adalah mencerminkan. Setiap orang dipaksa untuk melihat ke mata mereka sendiri. Lewat pendekatan pada tanggung jawab personal, karya ini membawa kita ke peristiwa di balik memorial ini. Pada dasar paving dimasukkan prasasti yang ada tulisannya. Tulisan ini dapat dibaca dengan mudah pada bayangan cermin: “Lihat dirimu sendiri, apa yang kamu pertahankan, menghargai atau menolak kebebasan�. Namun karya ini bukan bermaksud politik, melainkan untuk menyilangkan antara seni publik dan arsitektur di taman. Memorial ini diletakkan di tengah taman, di sekitarnya kosong. Dan memorial ini akan aktif untuk tiap orang yang datang. Lampu pada puncak pohon secara tak langsung mewakili karakter lembut dari memorial ini. Tampilan immaterial dari cahaya lampu kontras dengan monumen totaliter yang masif.


USEFUL INFO Kebanyakan korban luka karena gempa diakibatkan karena kepanikan tanpa ada pengetahuan yang cukup tentang tindakan antisipasi gempa. Lalu apa yang seharusnya kita lakukan agar mengurangi ancaman gempa?

Kunci Utama adalah - Mengenali apa yang disebut gempa bumi - Memastikan bahwa struktur dan letak rumah anda dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan gempabumi (longsor, liquefaction dll) - Mengevaluasi dan merenovasi ulang struktur bangunan anda agar terhindar bahaya gempa bumi

Kenali lingkungan tempat anda bekerja dan tinggal - Memperhatikan letak pintu, lift serta tangga darurat, apabila terjadi gempa bumi, sudah mengetahui tempat paling aman untuk berlindung. - Belajar melakukan P3K - Belajar menggunakan Pemadam Kebakaran - Mencatat Nomor Telpon Penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempa bumi - Amankan perabotan berukuran tinggi ke tepi dinding. Letakkan barang-barang yang berat di bawah rak.

Persiapan Rutin pada tempat anda bekerja dan tinggal - Menyimpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah, agar terhindar dari kebakaran. - Selalu mematikan air, gas dan listrik apa bila sedang tidak digunakan - Catatan penting. Simpan berkas-berkas penting di dalam file atau pada tempat yang mudah diambil setelah gempa bumi berlangsung. Buatlah back up semua publikasi penting barangbarang inventaris, karyawan dan informasi penting lainnya, dalam disket.

Penyebab celaka yang paling banyak pada saat gempa bumi adalah akibat kejatuhan material - Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah. - Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempa bumi terjadi (mis: lampu dll) - Perabotan (Lemari, Cabinet, dll) diatur menempel pada dinding (di paku/ diikat dll) untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempa bumi Alat yang harus ada disetiap tempat - Kotak P3K - Senter / lampu Battery - Radio - Makanan Suplemen dan Air

Tetap tenang dan ingat untuk tetap pada posisi menunduk, berlindung, dan bepergian! Lindungi mata anda dengan menekankan muka pada lengan Anda. Jika Anda berada dalam bangunan: - Menunduk dan berlindunglah di bawah perabotan atau di antara deretan kursi atau di belakang pintu (jaga jangan sampai pintu tersebut menimpa Anda). tata letak dinding pada ruangan atau aula adalah tempat yang bagus untuk meringkuk. Jauhi jendela kaca, rakrak dan peralatan berat. Jaga punggung Anda terhadap jendela dan lindungi kepala Anda. - Berlari keluar apabila masih dapat dilakukan. - Ketika gempa terjadi Anda berada di dalam elevator (lift), turunkan badan ke lantai, lindungi kepala dan leher Anda. Tetap tenang, jaga kontak suara dengan Ruang Kontrol dengan menekan tombol darurat. Jangan memaksa untuk membuka pintu. Tunggu sampai petugas mekanik datang ke lantai terdekat untuk membuka lift.

24 l edisi 03/i/20 Februari 2009


Jika berada diluar bangunan atau area terbuka - Ketika gempa terjadi Anda berada di dalam mobil, berhentilah pada tempat yang teraman yang ada (tempat terbuka). Berhentilah mengemudi secepat mungkin demi keamanan. Keluar, turun dan menjauh dari mobil hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran.. - Menghindari dari bangunan yang ada di sekitar anda (seperti gedung, tiang listrik, pohon dll). Perhatikan tempat anda berpijak hindari apabila terjadi rekahan tanah. - cepat jauhi gedung, pepohonan, jalur daya listrik, mesin atau peralatan berat, pergilah ke area terbuka. - Mencari tempat yang paling aman dari reruntuhan goncangan. Jika anda tinggal atau berada di pantai, jauhi pantai untuk menghindari terjadinya tsunami. Jika Anda tinggal didaerah pegunungan, apabila terjadi gempa bumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.

Jika anda berada dalam bangunan. - Keluar dari bangunan tesebut dengan tertib. - Jangan menggunakan tangga berjalan atau lift sampai semua peralatan operasional selesai dicek dan diijinkan oleh Tim pemeliharaan Gedung, gunakan tangga biasa.

Jika anda berada di luar bangunan. - Jangan masuk ke bangunan yang sudah terjadi gempa, karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan. - Jangan berjalan disekitar daerah gempa, kemungkinan terjadi bahaya susulan masih ada. Periksa lingkungan sekitar anda - Periksa apabila terjadi kebakaran atau resiko kebakaran. - Periksa apabila terjadi kebocoran gas. - Periksa apabila terjadi arus pendek atau kerusakan peralatan listrik dan kabel. - Periksa aliran dan pipa air. - Periksa segala hal yang dapat membahayakan (mematikan listrik, tidak menyalakan api dll) - Periksa apakah ada yang terluka dan lakukan P3K - Informasikan tim penolong mengenai orang-orang yang terjebak atau terluka untuk evakuasi, kebakaran atau barang-barang berjatuhan yang beresiko tinggi. - Mendengarkan informasi mengenai gempa dari radio (apabila terjadi gempa susulan) - Mengisi angket yang diberikan oleh Instansi Terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi.


PICK ME UP...

La Piazza Chatter Box, Ground Floor Hanoi House, Lantai 1 La Porchetta, Lantai 1 Hot Shots, Ground Floor Kelapa Gading Secret Recipe, Kelapa Gading III GF-52 Cinnzeo, Kelapa Gading III Ruko Gading Batavia Joy Café, Blok LC 8/17-18 Lind's Café, Blok LC 9/33 Mall Artha Gading Beard Papa Café, Lantai GF/B1/1 Woku Woku, Lantai 2/A2/3-5 Do'an Restaurant, Lantai 2/A2/8 Gloria Jeans Coffee, Lantai GF/B2/1-2 Café Oh La La, Lantai GF/B1/23-26 Wild Wild Café, Lantai GF/B1/30-35 Cilandak Town Square Do'an Restaurant, Lantai 1 unit 138 Kafe Betawi, Lantai 2 Soho Music & Café, Lantai 1 Mister Bean Coffee, Lantai 1 Amadeus Café, Lantai 1 de Excelso, Ground Floor no. 17 & 19 Tartine, Ground Floor Bakerzin, Lantai 1 Dome, Lantai 1 Regal Coffee Factory, Lantai 1 Chatter Box, Lantai 1 Brew & Co, Lantai 1 d'Place, Lantai 1 Double Dekker Deli, Ground Floor unit C 033 Secret Recipe, Lantai 2 Frezium, Lantai 2 Billie Chick, Lantai 2 Aksara Bookstore, Lantai 2 Pacific Place Regal Coffee Beautique, Lantai 5 Little Black Café, Lantai 5 Urban Kitchen, Lantai 5 Hot Shots, Lantai 5 Cinnzeo, Lantai 5 Kafe Betawi, Lantai 5 Warjok Asli, Lantai 4 Tator Café, Lantai 4 Prefere 72, Lantai 4 Secret Recipe, Lantai 4 Gelatissimo, Lantai 4 Gyu Kaku Restaurant, Ground Floor Aksara Bookstore, Lantai 4 unit 406A Tiamo, Lantai 5 Han Gang, Lantai 5 Plaza Bapindo Euro Café, Mandiri Tower Lt. 3 Kyoka Japanese Restaurant, Mandiri Tower Lt. 27

DAPATKAN ARCHICENTRUM MAGAZINE SECARA GRATIS DI..............

Kemang Tamani Café, Kemang Raya No. 5A Brewww Café, Kemang Raya No. 9J-K The Pancake Parlour Restaurant, Kemang Raya No. 12 Bread & Breakfast, Kemang Raya No. 15 Café Oh La La, Kemang Raya No. 9A Secret Recipe, Kemang Raya No. 9A Cold Stone, Kemang Raya No. 9A Sushi Mise, Kemang Raya No. 17 Shabu Nobu Restaurant, Kemang Raya No. 17 De La Ola, Kemang Raya No. 19 Café Gecko, Kemang Raya No. 19 Aksara Bookstore, Kemang Raya No. 8B Casa Café, Kemang Raya No. 8B Vin +, Kemang Raya No. 45B Esia Café, Plaza Kemang 88 Lantai 1

EX Saint Cinnamon, Lantai 2 PHO 2000, Lantai 2 Grand Indonesia Poke Sushi, Lantai 3 food lover Chatter Box, Lantai 2 didalam Seibu Kafe Betawi, LG West Mall Krispy Kreme, LG Food Hall Jittlada Thai Cuisine, Lantai 3A #FD 1 Han Gang, Lantai 3A - Sky Bridge Ratu Plaza Café Oh La La, Lobby - Ground Floor Gloria Jeans Coffee, Lobby - Ground Floor Senayan City Jittlada Thai Cuisine, LG 08B&08C Raja's, LG 52 Pure Foodtism, LG Tator Café, LG 79 Café Oh La La, LG 72 Secret Recipe, LG 21 Hot Shots, LG 70 Itasuki Restaurant, Lantai 4 no. 78 PHO 2000, Lantai 5 Urban Kitchen, Lantai 5 Soho Music & Café, Lantai 5 Sushi Groove, Lantai 5 Kafe Betawi, LG

Plaza Semanggi Thai & I Restaurant, Lantai 3A Gloria Jean's Coffee, Lantai 3A Celcius Café, Lantai 3A Shabu Tei, Lantai 3A Mezzo Café Time Break, UG Floor Cup & Cino Coffee House, Ground Floor Café Oh La La, Ground Floor No. 19 Warjok Asli, Lantai 3A Mall Taman Anggrek Noodle Café, Lantai 4 Ajimen Ramen, Lantai 4 Sushi Groove, Lantai 4 American Grill, Lantai 3 Saint Cinnamon, Lantai 3 Hachi Hachi Bistro, Lantai 3 Platinum, Lantai 3 Café Oh La La, LG 01 Dunkin Donuts, LG 80 Miki Ojisan No Mise, P2/21 Ta Wan, P2/04

Puri Indah Mall Johan Café, Lantai 1/122 Gayo Café, Lantai 2 didepan XXI Secret Recipe, Lantai 2 Imperial Café, LG dekat Pintu Timur

Bintaro Café Oh La La, Jl. Bintaro Utama IIIA Moe Music & Lounge, Jl. Bintaro Utama IIIA, Ruko Multiguna Blok 8A-B Plaza Indonesia Secret Recipe, LB No. 42-43 Bakerzin, Lantai 2 Leprivee, Lantai 2 Gelare Café, Lantai 2 Segafredo Zenetti Espresso, Lantai 1 Aksara Bookstore, LB 41-42A Dome, Lantai 1 Plaza Senayan Café Oh La La, Lantai 3 Nannini Grill & Café, Lantai 3 The Lounge XXI, Lantai 5 Pacific Dinner, Lantai 5 Bakerzin, Lantai 2 Green Ville - Kebon Jeruk Relish Café & Pool, Green Ville Blok BL No. 2 Duri Kepa, Kebon Jeruk

Pondok Indah Mall I & II Beppu Restaurant, PIM I Lantai 2 Shiok Restaurant, PIM I Lantai 2 Secret Recipe, PIM I Lantai 2 Kafe Betawi, PIM I Lantai 2 Regal Coffee Factory, PIM I Lantai 2 Regal Coffee Lounge, PIM II Lantai 3 Sushi Groove, PIM II Lantai 3 Jittlada Thai Cuisine, PIM II Lantai 3 Poke Sushi, PIM II Lantai 3 Taichan Restaurant, PIM II Lantai 3 Hanei Restaurant, PIM II Lantai 3 NYDC Restaurant & Café, PIM II Lantai 3 The Café Cartel, PIM II Lantai 3 Cinn & Co, PIM II Lantai 3 PHO 2000, PIM II Lantai 3 Ya Kun Kaya Toast, PIM II Lt. 2 Jembatan Selatan Miki Ojisen No Mise, PIM II Lt. 2 Jembatan Selatan Saint Cinnamon, PIM II Lt. 2 Jembatan Selatan Billiechick, PIM II Lt. 2 Jembatan Selatan Bakerzin, PIM II Lantai 1 Chatter Box, PIM II Sogo Food Hall Bistro Delifrance, PIM II GF 40 Krispy Kreme, PIM II GF 38-39 Hot Shots, PIM II Kafe Betawi, PIM II Food Court Lt. 3 Perpustakaan: Universitas Atmajaya, Yogyakarta dan universitas-universitas lain di Indonesia

Kunjungi juga www.archicentrum.com... www.archicentrum.com

Architecture & Interior Design Resources Indonesia 1st Architecture & Interior Design Online Community & Resources

PORTAL internet untuk komunitas arsitek & desainer interior pertama di Indonesia. Portal ini ditujukan bagi kalangan arsitek & desainer interior untuk mencari & bertukar informasi di seputar dunia desain khususnya arsitektur & interior

Kirim artikel Anda ke redaksi@archicentrum.com atau archicentrum.info@gmail.com

Ada info gratis tentang: artikel, berita, agenda, forum, info produk galeri foto, siapa dia lowongan kerja, testimonial, book review, dll

FREE MEMBERSHIP... FREE POSTING artikel & foto... Kerjasama untuk promosi hubungi: archicentrum.info@gmail.com (021) 70103101

26 l edisi 03/i/20 Februari 2009


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.