No. 317/TH.XXVII/Desember/2014
UMM Award
ISSN:0215-206X
STT:SK Menpen No.1147/SK/Ditjen PPG/STT/1987 Tgl.27 Oktober 1987
Anugerahi 8 Tokoh Muhammadiyah
Pernik Malang
Suara Kampus
Bangkitkan Sarjana Membangun Desa Hal. 8
Bernilai Seni Tinggi dengan Barang Bekas
Hal. 16
2
Jendela
BESTARI No. 317/TH.XXVII/Desember/2014
Salam Redaksi
Akhiri Tahun 2014 dengan Totalitas Karya Menyambut kegiatan akhir tahun, segenap sivitas akademika UMM telah disibukkan dengan rencana pera yaaan menyambut tahun baru 2015. Beberapa mahasiswa masih terlihat fokus dan bersemangat dalam menjalankan kegiatan perkuliahan. Begitu juga dengan dosen maupun staf/karyawan UMM yang terus bekerja demi menunaikan tugasnya sembari untuk beribadah. Hal tersebut tak membuat seluruh Kru Redaksi Bestari untuk diam tanpa berkarya. Mengakhiri tahun 2014, Kru Redaksi Bestari tetap melakukan kewajibannya semata-mata demi tersa lurkannya informasi bagi segenap sivitas akademika UMM. UMM sebagai universitas swasta terkemuka terus me lenggangkan karya di berbagai bidang. Kini kampus putih ini memiliki Unit Riset dan Pengembangan Jamur yang di naungi oleh Jurusan Agroteknologi, Program Studi (Prodi) Agronomi Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP). Unit riset tersebut menjelaskan inovasi baru dari karya-karya mahasiswa maupun dosen dalam melakukan penelitian hingga berhasil memroduksi jamur baik dari jenis medicinal mushroom maupun edible mushroom. Informasi selengkapnya dapat disimak di Rubrik Serambi Kampus pada halaman 3. Kami menyajikan informasi tentang wacana pengurangan jam kerja bagi wanita pada Rubrik Laporan Utama. Informasi tersebut mengulas tentang keinginan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang berencana untuk memberikan waktu lebih banyak kepada wanita agar mampu mendidik anak bangsa menjadi generasi penerus yang lebih baik. Kami memberikan kilasan tersebut dari berbagai pihak terkait efektivitas wacana itu apabila diterapkan. Berita selengkapnya hadir pada halaman 11-12. Pada Rubrik Pernik Malang, kami mencoba meng hadirkan informasi tentang kerajinan unik khas Kota Malang. Kerajinan unik tersebut berupa karya yang dihasilkan dari barang bekas. Terdapat informasi tentang inovasi baru dari kardus, kelobot jagung, pelepah pisang, dan ban bekas yang dapat menghasilkan rupiah. Terdapat pula komunitas yang bergerak dalam bidang pendayagunaan limbah yang selain berkreasi melalui sampah juga melakukan pelatihan kepada masyarakat. Selengkapnya ada pada halaman 16-17. Selain beberapa informasi yang telah dijelaskan di atas, kami masih memiliki informasi lain yang dapat menam bah wawasan. Kami berharap, di akhir tahun 2014 ini tetap dapat memberikan informasi yang berguna bagi kita se mua. Semoga, dengan berakhirnya tahun 2014 tidak menja dikan berakhirnya semangat kita dalam berkarya. Akhirnya, selamat membaca suguhan informasi Bestari edisi 317. Redaktur Pelaksana
Dapur Redaksi
novi/Bestari
Kesempatan Langka: Kru Redaksi Bestari saat mewawancarai dr. Boyke di Hall Dome UMM.
Perwakilan: Penerima penghargaan duduk berjajar di acara Milad UMM ke-50 tahun.
Cover Design : Aris Khoironi Yusuf Foto Cover : Muhammad Rifky Edgar
BESTARI
T
Tera
Bentuk Perwujudan Peran “Ibu” dan “Wanita”
Penghormatan sekaligus penghar gaan terhadap Ibu oleh negara kita te rasa hanya “singgah” dibenak saat kita memperingati hari ibu setiap tang gal 22 Desember. Pernyataan dengan kata “singgah” merujuk pada hilang nya momentum hari Ibu sebagai ge rakan. Oleh karena itu, Hari Ibu ha nya menjadi sebuah cerita tentang kenangan peristiwa, bukan menjadi sebuah manifestasi. Menurut tokoh after postmo Alain Beadoue, peristiwa adalah saat sebuah kelompok sosial mengambil alih untuk mengukuhkan identitas gerakannya. Cerita tentang Ibu pada akhirnya hanyalah kekaguman akan kemuliaan bekerja dan mengasuh anak. Ada dekonstruksi liyan (lain) yang semakin terasa ruhnya saat ibu mengisi ruang-ruang relasi di sektor domestik maupun publik. Narasi berikut memberi gambaran cukup timpang manakala ibu merelasikan diri di dua ruang tersebut. Kata “ibu” jika ditafsir secara sosiologis sejatinya memberikan pemaknaan tentang konteks domestifikasi peran. Peran-peran dalam koridor rutinitas (memasak, mencuci, menyetrika) tanpa efek daya kreatif pada akhirnya adalah kealamiahan peran yang mengris talkan pola-pola oposisi biner anta ra pria dan wanita. Padahal konteks oposisi biner menurut Fuco tidak lebih tentang relasi yang saling me nidakkan antara satu kelompok so sial dengan kelompok sosial yang lain. Kondisi tersebut, menurut Fuco akan menimbulkan kelompok sosial yang ter-liyan-kan (kelompok yang tidak mempunyai power karena tidak punya kemampuan mendelegasikan diri di ruang relasi). Kita lihat dalam keseharian wanita, begitu seorang
wanita pekerja memproklamirkan diri dalam ruang pernikahan, dua arena tentang domestik dan publik menjadi mata rantai yang tidak pernah putus mengular sebagai siklus keseharian. Mulai belajar memasak jika tidak bisa memasak, nasehat-nasehat tentang kemuliaan “ibu” yang seringkali hanyalah anasir tentang kooptasi yang bersifat ideologis. Sementara hal yang hampir sama tidak termanifestasikan dalam ruang calon suaminya. Sebagai contoh, apakah banyak pria yang mulai belajar memasak atau memahami ruang-ruang domestik saat akan masuk dalam jenjang perni kahan, sementara calon suami terse but paham benar bahwa calon istrinya adalah wanita pekerja. Pada saat yang sama, kata “ibu” seringkali diapresiasi pada gambaran tentang kelembutan, ketelitian, dan ketekunan tanpa syarat. Menurut Sausure, kata “ibu” adalah tanda tentang produk relasi yang mengkonstruksi wanita pada tataran yang seringkali tidak punya power. Pun demikian, saat terjadi perubahan relasi yaitu saat muncul gerakan femi nisme tahun 1960 dan 1970an, gairah gerakan wanita masih bukan sebagai manifestasi. Gerakan tersebut hanya lahir sebagai pernyataan sesaat bahwa wanita diberi ruang untuk hadir. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari persepsi yang dikotomis saat gerakan wanita memisahkan diri secara frontal dari terminologi “ibu” menjadi terminologi “wanita”. Talcott Parsons adalah tokoh yang mendapat kecaman luar biasa dari gerakan feminisme di Amerika Serikat karena gagasan konservatifnya tentang relasi dikotomis pria
(publik) dan wanita (domestik). Fase radikalisasi wanita dengan meninggalkan terminologi ibu, justru menempatkan pernyataan “wanita” menjadi sangat ideologis. Inilah fase tentang gerakan yang justru ti dak embaded (terlekat) dengan ni lai-nilai wanita. Kata “wanita” pada akhirnya menjadi pernyataan sikap tentang “radikalisasi”. Merujuk pernyataan Robert King Merton, ada fase dimana pemberontakan menjadi magma utama dalam melawan dominasi patriarki. Detik berikutnya, sejarah mengular ten tang gerakan persamaan hak antara pria dan wanita. Berhasilkah wanita mengukuhkan diri dalam ruang yang dikotomis. Dinamisasi sosial yang berujung pada fase post modern justru melibatkan dan menempatkan wanita pada etalase tentang kata “ibu” dan “wanita”. Sangat gamblang di depan kita, eta lase tentang “ibu” menyeruak lewat imaji iklan dalam penampilan “ibu” yang menyuapi anak, mengepel, membuatkan sarapan, menyetrika dan gairah domes tik yang lain. Sementara etalase tentang “wanita” menggelegar dalam domain wanita bekerja yang harus cantik penuh pesona dan selalu wangi. Ruang terse but justru akhirnya menghilangkan jejak tentang manifestasi “ibu” dan “wanita”. Dengan adanya Hari Ibu maka diharapkan semakin menutrisi kita (pria dan wanita) untuk meletakkannya tidak hanya sebatas refleksi tetapi mani festasi. Ada gairah tentang jejak “wanita” tanpa meninggalkan kontemplasi ten tang “ibu’. Muhammad Hayat Dosen Sosiologi FISIP UMM
Penanggungjawab: Muhadjir Effendy. Pengarah: Bambang Widagdo, Fauzan. Pemimpin Redaksi: Diah Karmiyati. Pemimpin Usaha: Agus Santoso. Wakil Pemimpin Redaksi: Nurudin. Sidang Redaksi: Santi Prastiyowati, Cekli Setya Pratiwi, Moch. Wakid, Warsono, Hany Handajani, Azhar Muttaqin, M. Salis Yuniardi, Nur Alif M, Djoni Djunaedi, Indah Dwi Pratiwi. Redaktur Pelaksana: Heny Maslukhah, Wahyoe Darmawan, Wien Hesthi Rahayu, Yogie Prasetyo Adi. Staf Redaksi/Reporter: Aulia Risqi Rohmatin, Diana Puspita Sari, Nurisna Kurniawati, Resty Nesfiawati, Revina Violet. Fotografer: Herdyani Kusuma Sari, Hikmah Mardini. Setting Lay-Out/Desain Grafis & Karikatur: Ardi Dwi Argadinata. Tata Usaha/Sirkulasi: Siswanto. Redaksi menerima tulisan para akademisi mahasiswa dan praktisi melalui karya tulis secara bebas dan kreatif. Tulisan tidak selalu mencerminkan pendapat redaksi. Tulisan yang dimuat akan mendapatkan imbalan. Redaksi berhak menyunting tulisan yang akan dimuat tanpa mengubah isi. Pengiriman tulisan paling lambat tanggal 10 tiap bulan. Iklan baris Rp.5000/brs, maksimal 5 baris. Iklan Kolom: minimal 1/16 halaman Rp. 155.000 (bw). Ukuran lain, silahkan datang ke Kantor Redaksi Bestari. Isi di luar tanggung jawab percetakan. Biaya ganti cetak Rp. 1.750/eks.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
ISSN:0215-206X
STT:SK Menpen No.1147/SK/Ditjen PPG/STT/1987 Tgl.27 Oktober 1987
Gedung Student Center Lt. 1 Kampus III UMM, Jl. Raya Tlogomas 246 Malang Telp. (0341) 464318 Psw. 199 Fax. (0341) 464320 e-mail: redaktur_bestari@yahoo.com, homepage: bestari.umm.ac.id
Serambi Kampus
BESTARI No. 317/TH.XXVII/Desember/2014
3
UMM Miliki Unit Riset dan Pengembangan Jamur
Banyak Manfaat: Hasil panen jamur yang dikembangkan Unit Riset dan Pengembangan Jamur selain dijual mentah juga dihasilkan produk olahan lainnya. herdyani/Bestari
Di bawah Program Studi (Prodi) Agronomi Fakultas Per tanian dan Peternakan (FPP), Unit Riset dan Pengembangan Jamur dalam Pusat Pengembangan Bioteknologi (Pusbangtek) menjadi salah satu instrumen pilihan yang ada di UMM. Jenis yang dikembangkan adalah edible mushroom (jamur yang dapat dimakan) dan medicinal mushroom (jamur untuk pengobatan). Berawal dari penelitian dan diaplikasikannya pengembangan edible mushroom, Unit Riset dan Pengembangan Jamur didirikan. Penggagas sekaligus pengelola Wardi menjelaskan, mulanya unit jamur hanyalah sebuah kumbung kecil (tempat untuk meletakkan backlock) hingga manfaat dari pameran pada peresmian Taman Krida Budaya yang diikuti. Untuk menindaklanjutinya, penelitian dan pengembangan jamur dipilih dalam mengembangkan kumbung kecil. Peluang saat itu, pemroduksi jamur masih sedikit. Bila dilihat dari kandungan protein tinggi dan rendahnya kolesterol, usulan akan adanya unit kerja penelitian dan pembedahan jamur pun di lakukan. Riset Jamur Hingga 2014 Hingga 2014, terdapat 16 macam jamur yang sudah dikembangkan. Edible mushroom yaitu jamur tiram dan kuping, sedangkan medicinal mushroom seperti jamur lingzhi. Penelitian yang sudah dilakukan berhubungan
E
Ali Ikhwan hikmah/Bestari
dengan pembibitan, pengamatan jamur dari siklus hidup, karakter, bentuk morfologi, media tumbuh, dan suplemen jamur, serta kandungan yang terdapat pada jamur. Hasil dari penelitian tersebut dipublikasikan dan dilakukan inventarisasi. Riset yang berjalan saat ini adalah berupa pengembangan me dia jamur. Riset tersebut mencari alternatif lain untuk tumbuh kem bang jamur, seperti daun-daun yang dikeringkan untuk meng gantikan serbuk kayu. “Di sam ping untuk mengurangi sampah organik di kampus, kita dapat me manfaatkan daun-daun sebagai media penanaman jamur kalau di rasa media tersebut berhasil,” ung kapnya. Sementara itu, Kepala Pusbang tek Syarif Husein menjelaskan, unit tersebut akan mencoba mengem bangkan jamur tiram berbagai warna yang juga dapat dikonsumsi. Hal itu masih dalam tahap percobaan un tuk mendapatkan jamur dengan ke tahanan yang baik. Bagi Syarif, sampai saat ini pertumbuhan jamur masih belum maksimal dan masih butuh
riset lanjutan untuk mendapatkan ketahanan yang cocok. Selain menghasilkan jamur, pihaknya akan mengembangkan bibit kentang bebas virus. Alat yang dibutuhkan dalam riset dan pengembangan jamur sudah cukup canggih dengan adanya ruang sterilisasi dengan setting tertentu.
Metode Pengembangan Jamur Kultur jaringan dan generatif di gunakan untuk mengembangkan ha sil jamur. Kultur jaringan yaitu cara memperbanyak jamur dengan meng isolasi bagian tertentu jamur, sedang generatif yaitu menggunakan spora jamur. “Dalam pembuatan bibit kita menggunakan keduanya dengan membutuhkan waktu kurang lebih delapan hari,” ungkapnya. Lanjutnya, ada tahapan setelah memperoleh bibit F0, pertama, di turunkan atau diperbanyak menjadi F1. Kedua, bibit yang tidak bisa dita nam langsung harus diturunkan lagi ke F2 yakni bibit yang dipersiapkan untuk ditanam dalam media kayu. Untuk menghasilkan buah jamur pertama dibutuhkan waktu sekitar 36 hari tetapi disesuaikan juga de ngan jenis jamur. Diperkuat oleh Syarif, Pusbangtek belum melakukan penelitian trans genik pada jamur. Pada umumnya, untuk mendapatkan jamur dengan kualitas sama dari sebelumnya yaitu F0, spora harus diambil dari bibit yang pertama kali muncul. Sedangkan jamur yang berasal dari potongan
badan buahnya dinamakan F1, F2, F3, dan seterusnya akan menghasilkan kualitas yang menurun. “Pusbangtek berusaha untuk mengembalikan generasinya agar kualitas yang dihasilkan tetap bagus,” papar pria asal Solo itu.
Hasilkan Beragam Produk Olahan Jamur Nazilatul Fajriyah, pengelola hasil produk jamur menyatakan, jamur yang saat ini dibudidayakan telah diuji coba untuk kelayakan dalam olahan yang dikonsumsi nan tinya. Tambahnya, bahan dasar bibit jamur mudah didapat yakni me dia jamur ditambah Triple Super Phosphate (TSP) yakni jenis pupuk nutrient anorganik, digunakan un tuk memperbaiki hara tanah pada pertanian. Menurut Nazilatul, jenis olahan yang telah dikembangkan antara lain kerupuk jamur dan jamur segar ane ka jenis. Produk olahan itu dipasarkan ke masyarakat memalui website serta dari mulut ke mulut. Produk olahan yang diminati oleh masyarakat adalah jamur segar terutama jamur tiram yang memiliki banyak jenis. “Jamur segar terkemas dalam plastik menjadi produk yang diminati oleh masyarakat sekitar,”tuturnya.
Unit Riset sebagai Sarana Edukasi yang Menarik Wardi mengungkapkan, ba nyak pengunjung yang datang dari
berbagai kalangan baik dari Pen didikan Anak Usia Dini (PAUD), perguruan tinggi, Dinas Pertanian, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan pengunjung dari negara-negara lain seperti Australia, Thailand, Sudan dan Korea. “Tiap-tiap pengunjung mempunyai tujuan seperti, ingin lebih mengenal jenis jamur atau membangun relasi,” ungkapnya. Bagi Hasim Ibnu Latif, mahasiswa Prodi Agronomi, adanya unit jamur sangat mendukung mahasiswa untuk mengembangkan potensi terutama dalam agrikultur. Selain itu keterampilannya dapat di terapkan apabila pulang ke daerah asal. “Seperti di Sumatera sendiri harga jamur sangat mahal,” ung kapnya. Selain itu, unit produksi tersebut jug a menjadi tempat belajar budi daya jamur. Setiap libur sekolah ada delegasi siswa luar Jawa yang belaj ar tentang budi daya jamur. Siti Musliyani, salah satu pengunjung men gaku, proses pembibitan dan ster ilisasi yang baik membuat unit pro duksi itu menjadi menarik. Unit prod uksi jamur itu juga sebagai sarana edukasi bagi mahasiswa maup un siswa sekolah yang datang. “Pad a saat berkunjung saya diperkenankan masuk dan memilih jam ur dibeli,” ujar mahasiswa asal Sumb awa itu. 1m_jen/p_okt/ais
Cari Alternatif Media, Hasilkan Jamur Berkualitas
FPP kembali lagi memfasilitasi mahasiswa serta pengajar dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Berdasar akan penelitian yang dilakukan secara berkala dan sayang bila tidak dilanjutkan, Unit Riset dan Pengembangan Jamur didirikan. Di bawah Prodi Agronomi FPP unit tersebut dikembangkan hingga menghasilkan produk olahan jamur. Apa manfaat adanya unit tersebut? Riset dan harapan apa yang ingin dicapai selanjutnya? Berikut hasil wawancara reporter Bestari Diana Puspitasari kepada Ali Ikhwan, Ketua Jurusan (Kajur) Agroteknologi, Prodi Agronomi, FPP. Apa latar belakang berdirinya Unit Riset dan Pengembangan Jamur? Didirikannya Unit riset dan pengem bangan jamur merupakan bentuk dari realisasi penelitian yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa. Berjalannya waktu yang lama dengan hasil pene muan teknologi pengembangan jamur. Sayang bila tidak dilanjutkan hingga akhirnya berdirilah Unit Riset dan Pe ngembangan Jamur yang dikelola oleh Prodi Agronomi. Pada saat itu, teknologi yang ditemukan yaitu pertama, komposisi media yang tepat untuk jamur. Kedua, budi daya jamur seperti pengaturan kelembaban, intensitas sinar, dan temperatur udara.
Riset apa saja yang telah dilakukan? Beberapa riset telah dilakukan sebelum dibentuknya unit tersebut. Namun, sejalan dengan perkembangan waktu terdapat kesulitan yaitu media jamur yang sebelumnya memakai serbuk gergaji. Dari situlah harus dilakukan riset baru mengenai media atau komposisi alternatif. Selain itu, riset lainnya yang harus dilakukan yaitu mengembangkan jamur tiram yang sebenarnya tidak hanya berwarna putih.
Apa tujuan dibentuknya Unit Riset dan Pengembangan Jamur? Selain untuk melanjutkan hasil pe nelitian yang pernah dilakukan, tujuan adanya unit produksi jamur adalah bisa menjadi profit center. Profit center yang berkembang di tingkat fakultas maupun universitas bermain di dalam hulu dan hilir. Hulu berarti pada penjualan backlock dan hilir yakni panen jamur hingga jadi produk olahan.
Manfaat apa yang muncul dari Unit Riset dan Pengembangan Jamur? Sebagai sarana prasarana untuk ma hasiswa dapat mengembangkan diri dalam melakukan penelitian khususnya jamur. Sehingga mahasiswa dapat menemukan teknologi baru akan komposisi media dan budi daya. Kelebihan jamur yaitu memi liki nilai gizi yang tinggi terlihat dari 30%
kandungan protein dan kadar serat, serta fungsinya sebagai detoksifikasi.
Produksi apa yang diharapkan pada unit tersebut? Peluang pasar terhadap jamur dinilai semakin besar, sehingga perlu meraihnya. Beberapa etnis tertentu tidak bisa lepas dari jamur untuk dikonsumsi, layaknya Ci na. Saat ini jamur tidak hanya di jual dalam bentuk mentah tetapi juga olahan. Namun yang perlu dikembangkan seperti di Taiwan dengan menjadikan jamur sebagai olahan makanan moderen yaitu hamburger. Tidak hanya bentuk tetapi rasa yang diciptakan sama dengan aslinya.
Apa harapan Anda terhadap Unit Riset dan Pengembangan Jamur? Harapannya unit produksi jamur dapat menghasilkan produk science dengan teknologi yang memiliki aksesibilitas mudah dan terjangkau. Mengemas teknologi yang murah dan mudah untuk digunakan oleh semua kalangan termasuk masyarakat. Se hingga, manfaat yang dihasilkan bisa le bih luas pula. Hal itu masuk dalam standar pengabdian pada masyarakat. Sedangkan harapan untuk model pembelajaran, yaitu sebagai tugas dosen menjadi fasilitator da lam memuaskan rasa ingin tahu dan latihan pada mahasiswa. Selain itu, mahasiswa dapat menjadi kreatif dalam keilmuannya hingga menghasilkan kapasitas intelektual.
4
BESTARI No. 317/TH.XXVII/Desember/2014
FPP UMM dan NPUST Taiwan Segera Jalin Kerja Sama
nunung/Bestari
Menjelaskan: Mei-Jen Lin, Head of Department Animal Science NPUST Taiwan menjelaskan prosedur student exchange dan keunggulan NPUST kepada mahasiswa FPP.
Mei-Jen Lin, Head of Depart ment Animal Science National Pingtung University of Science and Technology (NPUST) Taiwan mengunjungi UMM terkait pem bahasan Memorandum of Under standing (MoU). Pembahasan MoU dilakukan di Ruang Sidang Pembantu Rektor (PR) I. Sebagai tindak lanjut kerja sama, Mei-Jen Lin memberikan sosialisasi student exchange pada sejumlah mahasiswa Fakultas Peternakan dan Perikanan (FPP) di Aula BAU (18/11). Mengawali sosialisasinya, Mei-Jen Lin mengungkapkan sa lah satu keunggulan NPUST yak
ni sektor tropical Agriculture-nya yang berkembang dengan baik. Lan jutnya, NPUST memiliki program pertukaran pelajar, yaitu colleges agriculture. “Terdiri dari sembilan departemen, yang mana bisa men jadi sasaran pertukaran pelajar dari UMM,” terangnya. Lebih lanjut, Mei-Jen Lin mengu ngkapkan alasannya bekerja sama dengan UMM. Jelasnya, UMM, salah satu universitas swasta yang me miliki kualitas dan integritas baik di Indonesia. Selain itu, baik NPUST dan UMM sama-sama memiliki pera latan yang cukup canggih dan kondisi universitas yang sangat baik, sehingga
herdyani/Bestari
Hasil Belajar: Salah satu mahasiswa asing dari program Dharmasiswa menunjukkan kemampuan berbahasa Indonesianya kepada tim monev sebagai hasil belajarnya selama tiga bulan.
ajar, pengajar, dan proses belajar mengajar. Mahasiswa yang me nyampaikan evaluasinya berasal dari Universitas Negeri Malang (UM), Politeknik Negeri Malang (POLINEMA), Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Budi Utomo, dan Vocational Education Develop ment Center (VEDC), termasuk UMM. Menurut Koordinator Program Beasiswa Dharmasiswa Irwan Luswandi, beasiswa Dharmasiswa yang merupakan aset untuk me ningkatkan kerja sama luar negeri diperuntukkan bagi mahasiswa asing yang ingin mempelajari bahasa dan budaya Indonesia. “Sehingga, sepulang dari Indonesia,
"UMM Tanamkan Nilai Islam Kepada Mahasiswa"
Koordinasi Dakwah Indone sia (KODI) dari DKI Jakarta me ngunjungi UMM. Hadir di acara itu Ketua Umum KODI Sukamta, Asisten Rektor Bidang Al Islam dan Kemuhammadiyahan Moh. Nurhakim, Sekretaris Hubungan Masyarakat (Humas) UMM Rina Wahyu Setyaningrum, serta se jumlah mahasiswa dari Pendidi kan Kader Mubaligh (PKM). Acara berlangsung di Ruang Sidang Senat (12/11). Mengawali dialognya, Sukamta mengatakan, UMM merupakan salah satu kampus yang menanam kan nilai Islam kepada para ma hasiswa. Harapannya, para kader mubaligh bisa belajar banyak dari berbagai pengalaman UMM dalam menanamkan nilai Islam sehingga bisa menanggulangi kedinamisan
para mahasiswa Dharmasiswa di harapkan dapat mempromosikan Indonesia di negara mereka secara obyektif dan benar,” ungkap Irwan. Georgijs Dunajevs, mahasiswa Dharmasiswa UMM mengaku senang mendapatkan kesempatan mempelajari budaya yang ada di Negara Indonesia. Selama tiga bulan dia sudah lancar berbahasa Indonesia dan memperoleh pengalaman hidup serta temanteman baru. “Setelah program Dharmasiswa selesai, Saya akan mengamalkan ilmu yang Saya dapat di negara Saya agar tidak terbuang secara sia-sia,” tutur Magister Ilmu Asia itu. p_jay
perkembangan umat Islam sendiri. Sementara itu, Moh. Nurhakim menjelaskan beberapa upaya yang dilakukan oleh pihak UMM dalam memperkuat aspek keislaman. UMM mewajibkan mahasiswanya untuk mengikuti mata kuliah keisla man. Para mahasiswa juga dibekali dengan pelatihan-pelatihan untuk menunjang skill kepemimpinan. Lebih lanjut, Nurhakim men jelaskan hal-hal lain yang menye babkan kampus UMM berkem bang pesat. Salah satunya adalah kerja sama antara para pendidik di kampus dengan tugas utama nya adalah membimbing umat. Nurhakim menegaskan bahwa para dosen di UMM akan siap berperan sebisa mungkin untuk membantu tercapainya tujuan pendidikan.p_hen
Career Day, Kenali Potensi Diri dan Karier
bisa saling memberikan keuntungan dalam menjalin kerja sama. Asmah Hidayati selaku Ketua Program Studi (Prodi) Peternakan menjelaskan, sebagai persiapan kerja sama, pihaknya sudah mengi rim surat dan mengunjungi NPUST sejak Agustus yang lalu. Pihak NPUST melakukan kunjungan bala san pada UMM dalam rangka mem berikan sosialisasi serta membahas MoU. “MoU antara UMM dengan NPUST diharap menjadi kesempatan mahasiswa untuk magang, maupun dosen untuk berkolaborasi riset meningkatkan jurnal publikasi internasional,” harapnya. p_ria
Lagi, BIPA UMM Tuan Rumah Monev Dharmasiswa
Kepala Bahasa Indonesia Pe nutur Asing (BIPA) UMM Arif Budi Wurianto merasa bangga UMM di percaya sebagai tuan rumah moni toring dan evaluasi (monev) pro gram Dharmasiswa selama tiga tahun berturut-turut. Kegiatan diselenggarakan Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri (BPKLN) Kementerian Pendidikan dan Kebu dayaan (Kemdikbud) Republik Indo nesia (RI). Bertempat di Ruang Si dang Pembantu Rektor (PR) I, turut hadir 50 mahasiswa asing serta pe ngelola dari masing-masing Pergu ruan Tinggi (PT) se-Malang (2/12). Arif mengungkapkan, aspek yang dievaluasi meliputi bahan
Suara Kampus
novi/Bestari
Mencoba: Pengunjung Career Day mencoba "Mirror drawing", salah satu alat eksperimen psikologi.
Unit Pelaksana Teknis Bimbi ngan Konseling (UPT-BK) UMM mengadakan Career Day. Bertujuan membekali dan mengarahkan karir mahasiswa setelah lulus. Career Day terdiri dari psikotes dan workshop, diselenggarakan di Lorong dan Aula Lantai I Masjid A.R. Fachruddin (20-21/11). Terkait dengan pengenalan karier, Kepala UPT-BK Muhammad Shohib menerangkan, seseorang harus mengetahui apa saja yang dibutuhkan oleh pekerjaan yang akan atau sedang dijalaninya. Setiap orang harus bisa menyesuaikan antara karakteristik dan tuntutan kerja yang berbeda agar tidak menimbulkan hambatan dalam pekerjaan itu. “Satu atau dua tahun sebelum lulus, mahasiswa harus
mempersiapkan segala sesuatu demi karir yang diinginkan,” ujar pria yang pernah menjabat sebagai Pembantu Dekan (PD) II Fakultas Psikologi (Fapsi) itu. Sementara itu, ketua pelaksana Novia Sherlyana menjelaskan, agenda Career Day diisi dengan psikotes dan penilaian tentang hasil tes, juga seminar dan Forum Group Discussion (FGD) yang membahas isu-isu seputar karir. Career Day dikhususkan kepada mahasiswa UMM semester akhir. Sasarannya adalah mengetahui ke mana arah karier mereka setelah lulus. Namun, ada juga mahasiswa baru yang turut berpartisipasi di Career Day sebagai motivasi terkait dengan tujuan mereka kuliah. p_jay
Sebanyak 4.425 mahasiswa UMM yang lulus dari program Eng lish for Specific Purposes (ESP) mengikuti wisuda di Hall Dome UMM (15/12). Terbaik pertama dan kedua universitas akan menda patkan fasilitas mengikuti kegiatan studi komparatif ke Singapura. Pada kesempatan itu, Diah Karmiyati, Pembantu Rektor (PR) III UMM memberikan sambutan dan ucapan selamat kepada para wisudawan yang telah menye lesaikan program ESP. Diah me nyampaikan, kemampuan bahasa Inggris dapat membantu setiap aspek di bidang akademis maupun komunikasi. “Saya yakin dengan kemampuan itu, kalian bisa saja mendaftarkan diri untuk studi di luar negeri,” ujarnya. Direktur
Language Center (LC) Masduki menerangkan, pihak LC memilih sepuluh wisudawan terbaik dari setiap fakultas, dan tiga wisu dawan terbaik di tingkat univer sitas. Masduki melanjutkan, ia menaruh harapan besar terhadap seluruh wisudawan ESP maupun yang sedang melakukan program ESP. “Kami ingin menanamkan pada mahasiswa rasa out world looking tentang kemajuan yang ter jadi di dunia luar, jadi yang paling diperlukan adalah kemampuan berbahasa,” ungkapnya. Wisudawan terbaik adalah Archimeido Kusnadi dari Program Studi (Prodi) Teknik Informatika dan Annisa Dyah Pusparini dari Prodi Ilmu Teknologi Pangan (ITP). p_hen
Wisuda ESP, Ajak Bangun Outlooking Dunia Luar
Suara Kampus
Apresiasi Prestasi Mahasiswa dengan Pembebasan SPP
herdyani/Bestari herdyani/Bestari
Berprestasi: (dari kiri ke kanan) Rajih Arraki', Dadang Fredianto, dan Cita Teranisa menunjukkan penghargaan yang mereka raih dari lomba penulisan karya ilmiah.
UMM kembali memunculkan mahasiswa berprestasi. Beberapa diantaranya, Cita Teranisa dari Program Studi (Prodi) Ilmu Hu bungan Internasional yang meraih runner-up dalam lomba pe nulisan artikel tingkat nasional yang diselenggarakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, bertempat di Lombok (2-5/12). Selain itu, ada Dadang UMM mengungkapkan, pada ta Fredianto dan Rajih Arraki’ dari hun 2014, lebih dari 250 maha Prodi Sosiologi yang meraih juara siswa berprestasi di berbagai 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah Ma bidang, baik penelitian, seni, hasiswa (LKTIM) Tingkat Jawa maupun olahraga. Jelasnya, itu Timur. "Mahasiswa akan selalu adalah catatan terbanyak se teringat prestasinya sepanjang di panjang sejarah UMM. Diah berha bebaskan dari SPP,” jelasnya. Diah rap, dengan banyaknya contoh ma Karmiyati, Pembantu Rektor III hasiswa berprestasi, mahasiswa
nunung/Bestari
Serah-Terima: Ahmad Basarah (kiri), Ketua Badan Sosialisasi MPR menyerahkan cendramata kepada Muhadjir Effendy (tengah) selaku rektor UMM.
sirannya adalah pilar bukan ha nya penyangga namun hal yang fundamental dalam suatu bangu nan. Dengan demikian, empat pilar sangatlah memegang peranan penting membangun sendi-sendi demokrasi,” jelas Wakil Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu. Lebih lanjut Ahmad Basarah berpendapat, MPR RI perlu mela kukan reformulasi Garis Besar Ha luan Negara (GBHN) agar mam pu berperan strategis dalam pembangunan ketatanegaraan jangka panjang. “Pada tahun 2015, baik MPR, Mahkamah Konstitusi (MK), Mahkamah Agung (MA),
HMJ PGSD Gelar Kajur Cup
Mahasiswa dituntut untuk kre atif dan mengeluarkan bakat-bakat terbaik yang dimiliki dalam me ngikuti setiap kompetisi. Begitulah penjelasan Ichsan Anshory selaku Ketua Program Studi (Prodi) Pen didikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) dalam pembukaan kegiatan tahu nan Kajur Cup 2014 (14-20). Kajur Cup merupakan acara tahunan yang terprogram setiap tahun, di gelar oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) PGSD UMM. Lanjutnya, selain untuk me nunjukkan bakat, kegiatan Kajur Cup bisa dimanfaatkan mahasiswa untuk belajar organisasi juga bela jar mengenai kepemimpinan. Ma hasiswa harus mengembangkan potensi diri dengan cara mengikuti kegiatan ekstra di lingkup kampus atau Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang ada di UMM. “Jangan
5
hanya kuliah-pulang. Mahasiswa harus ‘hidup’ di kampus. Untuk itu, perlu adanya regenerasi di setiap angkatan agar bakat yang dimiliki mahasiswa tidak akan putus. Hal ini juga sangat bermanfaat sebagai bekal penagalaman yang berguna ketika di dunia kerja,” jelasnya. Dwi Ajeng Veny, ketua pelak sana, mengungkapkan alasan pe milihan tema. Melalui tema itu, pihaknya ingin mahasiswa tidak hanya sekadar berkompetisi, tetapi harus bisa menjaga sikap fair play dan juga kreatif. Lanjutnya, ter dapat sembilan jenis lomba yang akan digelar, diantaranya adalah olahraga, kesenian, debat bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Dwi menambahkan, peserta yang di perbolehkan mengikuti Kajur Cup adalah mahasiswa angkatan 2012 hingga 2014. p_las
Peringati Harkannas, FPP Gelar Pameran Perikanan
lain bisa ikut termotivasi. Sementara itu, Cita men gun g kapk an dirinya tidak menyangka karya tulisnya meraih runner-up. Cita mengaku tidak mengalami kesulit an selama proses penuli san, hanya saja memang harus lebih banyak membaca. Harapan nya, tul is an-tulisan yang pernah dibuatnya bisa berm anfaat bah kan idenya bisa dit ind ak lanjuti. "Semoga perwakilan dari UMM terus mendapatkan prestasi," tuturnya.m_mar
Seminar Kebangsaan, MPR Perlu Reformulasi GBHN
Ahmad Basarah, Ketua Badan Sosialisasi Majelis Permusyawa ratan Rakyat Republik Indonesia (MPR-RI) menegaskan, empat pilar negara adalah Pancasila sebagai ideologi, UUD 1945 sebagai kons titusi, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai bentuk negara, serta Bhinneka Tunggal Ika sebagai semangat pemersatu bangsa. Hal itu disampaikan dalam Seminar Kebangsaan MPR-RI yang bekerja sama dengan UMM. Ahmad Basarah menjelaskan, Lembaga Pengkajian dan Pe ngembangan Kehidupan Berne gara (LPPKB) mengkaji lebih jauh definisi dari empat pilar. “Penaf
BESTARI No. 317/TH.XXVII/Desember/2014
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), akan menyampaikan laporan kinerja selama setahun secara terbuka kepa da rakyat. Hal itu bertujuan merevi talisasi kedaulatan rakyat,” paparnya di Hall Dome UMM (23/12). Sulardi Wijaya, Dekan Fakultas Hukum (FH) UMM menjelaskan se suai dengan sila keempat, maka de mokrasi di Indonesia adalah demo krasi pemusyawaratan. “Tugas MPR adalah mendedikasikan demokrasi yang sesuai dengan budaya bangsa Indonesia, yaitu demokrasi panca sila. Bukan demokrasi dalam sistem pemerintaha n sekarang yang cen derung mengadopsi budaya barat,” ujarnya.p_nji
novi/Bestari
Antusias: Pengunjung dari kalangan mahasiswa UMM melihat salah satu produk perikanan yang ditampilkan pada pameran.
Fakultas Pertanian-Peternakan (FPP) UMM menggelar Pameran Perikanan dan Teknologi Pengelo laan Ikan. Pameran berlangsung di Lantai 3,5 GKB I (17/11). Kepa la Program Studi (Kaprodi) Peri kanan Riza Rahman Hakim mem buka pameran itu. Riza Rahman Hakim mema parkan, acara itu diselenggarakan untuk menambah wawasannya tentang dunia perikanan, mulai dari perikanan tangkap, perikanan budidaya, dan cara pengelolaan nya,” harapnya. Marits selaku ketua pelaksana menjelaskan, acara itu memang dikonsep untuk memperkenalkan lebih jauh tentang Prodi Perika nan. “Konsep pameran dengan tek nologi seperti ini akan membuat mahasiswa yang mengunjungi
ini tertarik akan inovasi, mulai pengelolaan ikan atau pembudida yaan ikan,” ungkapnya. Bukan hanya itu, tambahnya, acara tersebut diselenggarakan juga untuk menarik minat para maha siswa baru agar lebih paham akan tata kelola dan pembudidayaan ikan. "Diharapkan, melalui pameran ini mahasiswa baru mengerti akan pembudidaayaan ikan yang baik dan benar," tuturnya. Adapun teknologi yang diper kenalkan adalah resirkulasi air di bidang pembudidayaan ikan de ngan menggunakan seperangkat pipa. Marits menambahkan, selain memamerkan teknologi perikanan, juga terdapat produk makanan ikan atau berbagai bahan yang me nunjang peningkatan pembudida yaan ikan. p_hen
Program Studi (Prodi) Teknik Hasil Pertanian (THP) Universitas Semarang (USM) mengunjungi Prodi Ilmu Teknologi Pangan (ITP) Fakultas Pertanian-Peternakan (FPP) UMM. Sejumlah mahasiswa USM dan pembimbing studi ban ding disambut oleh jajaran dekanat dan dosen FPP di Ruang 507 GKB I (18/10). M. Wachid, Ketua Prodi ITP menuturkan, studi banding pada hakikatnya adalah mempelajari kelebihan pihak lain dan nantinya dapat diterapkan di daerah sendiri. Sehingga, perguruan ting gi ataupun instansi dapat termo tivasi untuk memperbaiki keku rangan. “Maka dari itu, kita harus mengambil sisi positif dari objek
banding agar demi kemajuan dalam lembaga sendiri,” terangnya. Setelah adanya kunjungan itu, Wachid berharap akan ada kola borasi antara UMM dan USM, ter lebih dalam hal penelitian. Selain itu hubungan dan kerja sama UMM dan USM tetap terjaga baik. Herri Cahyono, mahasiswa THP USM menjelaskan, pihaknya belajar banyak terkait pengelolaan admi nistrasi, fasilitas, serta pengelolaan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang diterapkan di UMM. “UMM dipilih karena kemajuan UMM yang sangat pesat dan unggul dari berbagai aspek. Semoga setelah kunjungan ini, USM dan UMM bisa menjalin kerja sama,” tuturnya. m_cha
Pererat Hubungan, USM Kunjungi Prodi ITP UMM
6
BESTARI No. 317/TH.XXVII/Desember/2014
Prediksikan Indonesia dari Perspektif Militer dan Energi
Melalui perspektif militer, Totok Imam Santoso selaku Ko mandan Korem 083/Baladhika Jaya menjelaskan, upaya memiliki ketahanan nasional yakni dengan mengenali dahulu posisi Indo
nesia. Pertama, mengetahui sejarah perjuangan kemerdekaan. Kedua, mengenali Indonesia sebagai golden state. Ketiga, mewaspadai ancaman perseteruan. Keempat, harapan bebas dari kemiskinan. Kelima, im
plementasi perwujudan kejayaan nasional. Melalui prospek energi, Totok Daryanto dari Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) meyakini beberapa resiko. Pertama, implementasi ke bijakan pemerintah. Terutama sejak naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi pada Oktober lalu, serta kemungkinan naiknya harga Liquivied Petroleum Gas (LPG) dan tarif listrik. Kedua, resiko domestik. “Dampak pelemahan nilai tukar ru piah yang belum sepenuhnya direa lisasikan pada tahun 2014 berpo tensi mendorong tingkat harga pada tahun 2015,” ungkapnya di Ruang Teater Dome. Lanjutnya, yang ketiga, dampak tidak dapat diimplementasikannya Undang–Undang (UU) Mineral dan Batubara terutama kebijakan pembangunan smelter yang tidak sesuai dengan yang direncanakan. “Kebutuhan Indonesia 1300 ribu barel per-hari, sedangkan pro duksi hanya 800 ribu barel perhari. Indonesia harus menjadi ne gara mandiri dari sumber energi,” pungkasnya.p_ria
Galuh Alamsyah, Pimpinan Ca bang Bank Muamalat Kepanjen ha dir dalam acara kuliah tamu yang digelar Program Studi (Prodi) D3 Perbankan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). Galuh memaparkan, tantangan perbankan dalam meng hadapi AEC adalah bagaimana cara yang digunakan untuk mengambil pasar dari luar negeri juga dalam negeri. Lanjutnya, Indonesia memiliki modal penduduk terbesar di Asso ciation of Southeast Asian Nations (ASEAN), yaitu 43% penduduk ASEAN merupakan penduduk Indonesia. “Ini adalah peluang, sehingga perbankan harus bisa
mengeksplorasi dan memaksimal kan potensi yang ada untuk meng hadapi AEC 2015 itu,” tegasnya di Ruang Teater Dome, (8/12). Galuh menjelaskan persiapan dari Bank Muamalat untuk mengha dapi AEC 2015. Pertama, melakukan perbaikan dari sistem teknologi sehingga bisa menciptakan kemu dahan pada nasabah dalam meng akses produk-produk muamalat. Kedua, Bank Muamalat juga me lakukan perbaikan Sumber Daya Manusia (SDM). Terakhir, lebih ba nyak melakukan fungsi Corporate Social Responsibility (CSR). Pening katan fungsi sosial dengan mela kukan pendampingan kepada Usaha
Mikro Kecil Menengah (UMKM). Muhammad Sri Wahyudi sela ku ketua panitia menuturkan, pe milihan tema yakni “Kesiapan Indus tri Perbankan Menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) 2015” merupakan respon jurusan dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan datang. Kegiatan itu diharapkan bisa mem buka wawasan mahasiswa ke depan, serta memberi bekal khususnya un tuk mahasiswa D3 Perbankan yang akan memasuki dunia perbankan. “Tantangan ke depan akan lebih berat sehingga harus disiapkan, baik tentang keilmuan maupun bahasa,” pesannya. m_mar
maulyadiBestari
Evaluasi: Totok Imam Santoso (dua dari kanan) selaku Komandan Korem 083/Baladhika Jaya menjelaskan masa depan Indonesia dari perpektif militer.
Kolonel Arm. Totok Imam Santoso dan politisi Totok Daryanto mendiskusikan masa depan Indonesia melalui perspektif militer dan kebutuhan energi dalam Dialog Akhir Tahun Kenusantaraan (18/12). Rektor UMM Muhadjir Effendy menghadiri acara yang digelar oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UMM itu.
Suara Kampus
Kuatkan Bisnis Syariah Untuk Hadapi MEA 2015
Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Akuntansi mengadakan kuliah tamu bertajuk “Peran Ekonom i Islam Sebagai Penguat Perekonomian Bangsa dalam Menghadapi MEA 2015”. Mendatangkan Tjiptohadi Swarjuwono, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, serta Masiyah Kholmi, Dosen Ekonomi Islam UMM. Acara dihadiri 345 mahasiswa (8/12), bertempat di Ruang Teater Dome. Menurut Tjipto, upaya me nguatkan perekonomian nasional antara lain dengan berbisnis se cara konvensional maupun sya riah. Tetapi di Indonesia, bisnis secara syariah belum menjadi lan dasan, hanya terbatas pada bisnis keuangan, asuransi, dan gadai. Etika bisnis syariah bisa diwujudkan dalam bentuk ketulusan perusahaan. Tjipto berpendapat, pemerin tah seharusnya mendukung bisnis
Islami dengan cara membuat pe raturan-peraturan yang pro. Lan jutnya, beberapa contoh kebi jakan yang bisa diterapkan yakni hanya memperbolehkan produk yang memperhatikan alam serta tidak membahayakan umat dan menggunakan produk-produk yang dapat didaur ulang. Sementara itu, Masiyah mema parkan lima pilar pencapaian MEA 2015, yaitu aliran bebas, barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdi dik dan aliran modal yang bebas. Titik beratnya adalah kerja sama ekonomi dan peningkatan kuali tas komoditi dari setiap negara anggota. Tantangan persoalan ekonomi nasional di antaranya, produk impor dari negara ASEAN, standarisasi mutu produk nasional, kemampuan Sumber daya Manu sia (SDM), serta daya saing produk barang atau jasa.p_yun
UMM FM Rayakan 24 Tahun Mengudara
Perbankan Siapkan Mahasiswa Hadapi MEA 2015
Sertifikasi, Kunci Pengakuan Pekerja Sosial
Dian Purwasantana, Ketua Bi dang Peningkatan Kapasitas di Pusat Pembinaan Jabatan Fungsio nal Pekerja Sosial dan Penyuluhan Sosial Kementrian Sosial (Kemen sos) Republik Indonesia (RI) hadir dalam Workshop dan Musyawarah Daerah (Musda) I Ikatan Pekerja Sosial Profesional Indonesia (IPSPI). Acara digelar oleh Program Studi (Prodi) Ilmu Kesejahteraan Sosial (IKS) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Dian menerangkan, akreditasi bagi Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) merupakan kunci agar pro fesi pekerja sosial (peksos) men dapatkan pengakuan. Peksos menjadi faktor strategis dalam perubahan sosial masyarakat.Se hingga, dalam pergaulan global yang difasilitasi organisasi inter nasional telah mendorong pen didikan peksos melibatkan diri dalam perubahan tersebut. Imbas nya, Lembaga Donor Internasional akan mewajibkan setiap Sumber Daya Manusia (SDM) memiliki sertifikat. “Sertifikasi bertujuan menjawab kebutuhan pangsa pa sar dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA),” terangnya di Ruang Teater Dome (4/12).
novi/Bestari
Drama: Anggota muda UMM FM menampilkan drama putri tidur dalam perayaan ulang tahun ke- 24.
Radio UMM FM menggelar Dies Natalis ke-24 di Aula BAU (3/12). UMM FM mengundang perwakilan dari Persatuan Radio Komunitas Malang (PRKM), Ba dan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Lembaga Semi Otonom (LSO) serta Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Turut hadir pula sejumlah alumni maupun pendengar setia UMM FM. Pembina UMM FM Muhammad Hayat menyampaikan, pengorbanan dan kerja keras dari para alumni serta seluruh kru yang membuat radio itu tetap bertahan sampai sekarang. “Saya berharap dalam pencapaian yang ke-24 ini menjadikan umur emas buat Radio UMM FM dan seluruh kru tidak main-main berkomitmen untuk menjadikan UMM FM lebih baik ke depannya,” jelasnya. Romi Iriandi Putra, General Ma
nager UMM FM mengungkapkan harapannya agar UMM FM bisa maksimal dalam mempublikasikan seluruh informasi yang ada di kampus. Jelasnya, UMM FM sendiri telah bekerja sama dengan berbagai UKM, LSO, dan pihak fakultas da lam mendapatkan informasi yang harus dipublikasikan. “Melalui pencapaian yang ke-24 ini, ber harap Radio UMM FM bisa lebih bermanfaat bagi wilayah seputar kampus maupun juga bermanfaat bagi seluruh masyarakat di Kota Malang,” pungkasnya. Prasetyani Ayu Zaprikasari selaku ketua pelaksana menjelas kan, pihaknya sengaja mengambil konsep prom night. Menurutnya, konsep itu sesuai dengan seg mentasi pendengarnya sehingga akan menarik minat para tamu undangan. p_uqi
Bertempat di Ruang Sidang Pembantu Rektor (PR) III, UMM mendapat kunjungan dari Universi tas Pattimura Ambon (18/11). Ber tujuan melihat bagaimana sistem pengelolaan bidang kemahasiswaan di UMM, rombongan disambut oleh PR III Diah Karmiyati, Kepala Biro Kemahasiswaan Jainuri, dan segenap staf dari Biro Kemahasiswaan. Diah menjelaskan, UMM yang berada dalam Pimpinan Pusat Muhammadiyah. UMM tetap memiliki kewenangan secara otonom untuk mengelola pemasukan sesuai aturan yang sudah ditetapkan pimpinan pusat. Itulah yang membedakan UMM dengan universitas swasta lainnya yang mayoritas memiliki yayasan dan pembagian saham. Lebih lanjut, Diah menjelaskan, pendanaan yang diberikan univer
sitas untuk kegiatan mahasiswa harus melalui prosedur yang sudah ditetapkan, yaitu menggunakan proposal. “Walaupun begitu, uni versitas tidak menyulitkan jum lah pendanaan, justru akan mem bantu setidaknya setengah dari pendanaan kegiatan yang dibutuh kan,” jelasnya. Muhammad Bugis, PD III Fa kultas Ekonomi Universitas Pat timura Ambon menerangkan, pi haknya berupaya mempelajari sistem pengelolaan bidang kema hasiswaan di Universitas Brawijaya (UB) dan di UMM. “UMM merupa kan salah satu universitas swasta terkemuka, dan kami punya kepen tingan untuk datang dan memban dingkan sistem pengelolaan antara universitas swasta dengan negeri,” jelasnya. m_mar
Universitas Pattimura Ambon Kunjungi UMM
maulyadi/Bestari
Menerangkan: Dian Purawsantana saat memberikan materi tentang pentingnya akreditasi bagi LKS agar peksos mendapatkan pengakuan.
Lanjutnya, peksos jangan berkip rah karena ingin diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), tetapi untuk mendapatkan pengalaman memberikan pelayanan terkait de ngan program-program yang ada di Kemensos. Pemerintah membantu peksos dengan membuatkan media online sehingga mereka bisa dengan mudah mengakses informasi tenta ng sertifikasi. Asep Nurjaman selaku Dekan
FISIP UMM menuturkan, peksos di luar negeri merupakan pekerjaan paling bergengsi. Sebaliknya, masyarakat Indonesia berang gapan jika peksos hanya mena ngani masalah yang berkaitan dengan tunadaksa ataupun tuna sosial. “Padahal, persoalan sosial tidak hanya itu. Pembuatan kebijakan-kebijakan populer juga membutuhkan pertimbangan dari peksos,” ujarnya. m_mar
Suara Kampus
7
BESTARI No. 317/TH.XXVII/Desember/2014
BEM UMM Peringati Hari Ibu
maulyadi/Bestari
Berbagi: Endang Pujiastuti berbagi pengamalamannya tentang cara memahami seorang anak dengan cara mengetahui pribadi dan kepribadiannya dalam acara Woman Day yang bertajuk "Jalan Cinta Para Bunda".
Memperingati Hari Ibu, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UMM Kementerian Pemberdayaan Pe rempuan menggelar Womanday Special Mother’s Day. Acara berlangsung di Hall Rusunawa II UMM (21/12). Menurut Rossita Martha Rahayu selaku Head of Markomm and Re lationship Grasia School Malang, banyak yang tidak menyadari bahwa menjadi ibu adalah peker jaan yang memiliki beban ekstra, namun merupakan pekerjaan
yang mulia. “Pekerjaan ibu rumah tangga merupakan pencapaian tertinggi dalam kehidupan, kare nanya perempuan harus tangguh, kuat dan selalu meng-upgrade diri nya,” ujarnya. Rita Sugiartiningsih selaku staf Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Perpustakaan Masjid A.R. Fachruddin menjelaskan, setiap ibu perlu mengevaluasi apa saja yang telah dilakukannya. “Ibu penentu karakter bangsa, jika karakter ibu sa lihah, cerdas, punya visi misi hidup ke depan, berilmu mengerti zaman, tentu
negara akan baik,” paparnya. Selain itu, Endang Pujiastuti, Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Ba dan Karantina Ikan, Pengendali Mutu dan Keamanan (BKIPM), menyampaikan di balik kehebatan anak ada ibu hebat. Jelasnya, dalam memahami seorang anak, ibu perlu mengetahui kepribadiannya, apa kah melankonis, sanguin, plegma tis, dan koleris. “Kenali lalu aplika sikan. Belajar apapun, lalu berlatih, dan kemudian berdoa merupakan kunci suksesnya,” ujarnya.p_ria
“Kreativitas adalah ujung pe rekonomian dunia!” tegas Untung Santoso selaku pemateri dalam So sialisasi dan Workshop Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) yang merupakan rangkaian acara Student Day. Kegiatan yang terselenggara berkat kerja sama panitia Student Day dan Staf Biro Kemahasiswaan itu oleh Pembantu Rektor (PR) III UMM Diah Karmiyati. Untung menyampaikan, kemun culan ide kreatif dimulai dari melihat lingkungan sekitar dan dari menggali permasalahan. Selain itu, tetap butuh ketekunan dan tindak lanjut dari krea
tifitas. “Jadikan kreatif sebagai nafas hidup, dunia sudah dipenuhi dengan kreatifitas, jika tidak kreatif maka akan termakan oleh kreatif itu sendiri,” ung kapnya di Ruang Teater Dome (15/11). Menurutnya, untuk mencetak lulusan yang kreatif dan inovatif, UMM belum memiliki program yang benar-benar berjalan dengan baik. Ungkapnya, Gerakan Kampus Krea tif (GKK) yang sekarang sedang dalam perintisan diusahakan bisa menjadi ruh kreativitas di kampus. “Program itu nantinya diharapkan bisa membentuk pola pikir mahasis wa menjadi bangga jika kreatif dan
malu jika tidak kreatif,” terangnya. Koordinator seksi acara Henik Sukorini memaparkan, maba yang hadir dalam sosialisasi sudah harus membawa executive summary pro posal tentang PKM jenis apa yang ingin dibuatnya. Setelah maba men dapatkan materi, mereka dibagi menjadi tiga kelompok sesuai PKM yang diminati. “Strategi itu secara tidak langsung akan memaksa para maba untuk mencari tahu tentang PKM terlebih dahulu sebelum mengikuti acara,” tandas Pembantu Dekan (PD) III Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) itu. m_mar
7-10 September 2013
BEM FEB Refleksikan Hari
Pahlawan dengan Lomba Gambar Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) menggelar Refleksi Hari Pah lawan yang dikemas dalam bentuk lomba menggambar pahlawan serta mewadahi tulisan para maha siswa tentang harapan dan cita-cita bangsa. Acara berlangsung di Lan tai I GKB II (10/11). Muhajirin, Wakil Gubernur Ma hasiswa menjelaskan, BEM FEB berupaya mengingatkan kembali sejarah Hari Pahlawan dengan me nggelar lomba menggambar pahla wan. Hasil karya akan ditampilkan di dinding-dinding fakultas. “Peni laian lomba dilihat dari seberapa banyak mahasiswa yang melihat karya itu. Pemenangnya akan men dapat hadiah sebagai bentuk apre siasi,” jelasnya. Adapun menurut Mohammad
Asep Irawan selaku Kepala Divisi Sosial Politik BEM FEB sekaligus ketua pelaksana, tidak sedikit ma hasiswa yang apatis terhadap hari yang bersejarah. Sebagai upaya mengurangi sikap apatis itu, BEM FEB sering mengadakan agenda diskusi rutin. Selain itu, melalui acara pe ringatan Hari Pahlawan, Asep Irawan berharap para mahasiswa khususnya mahasiswa FEB dapat mengingat kembali jasa para pah lawan yang berjuang demi kemer dekaan dan dapat menjadi teladan bagi para mahasiswa. “Kami ber harap dapat menemukan sepuluh mahasiswa yang diidam-idamkan bapak pendiri bangsa yaitu Bapak Ir. Soekarno untuk mengubah ne gara ini menjadi lebih baik ke depannya,” tandasnya. p_uqi
UMM Terapkan Strategi Kantong untuk Tarik Maba
Kreatif, Butuh Ketekunan dan Tindak Lanjut
Fiksi Islami, Manusiawikan Karakter Tokoh
“Fiksi Islami terjebak pada label Islamnya saja. Karakter tokoh selalu digambarkan seperti malaikat,” ujar Puspita RM, penulis fiksi Islami dalam workshop yang merupakan rangkaian Alquran Roadshow. Acara itu digelar oleh Lembaga Sosial Otonom (LSO) Forum Studi Islam Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Al Faruq, bekerja sama dengan UMM Menghafal Alquran (UM3Q), program kerja Jama’ah A.R. Fachruddin (JF). Puspita mengungkapkan, fiksi islami adalah cerita yang isinya sesuai dengan nilai-nilai keis laman, sedangkan karakter tokoh sebaiknya dimanusiawikan saja. “Pembaca sekarang sudah sema kin kritis. Mereka lebih menga gumi cerita islami dengan karakter tokoh kaum muslim pada umum nya,” ujarnya di Aula Lantai III Per pustakaan Pusat UMM (22/11). Lebih lanjut, Puspita mema parkan kunci menjadi penulis fiksi Islami. Pertama, berguru pada karya-karya fiksi populer. Kedua, membangun kerja sama dengan menggunakan media so sial. “Semoga teman-teman tidak pernah lelah untuk menulis sejak
novi/Bestari
Bertanya: Salah satu siswa SMA Negeri 2 Krakatau Stell (KS) Cilegon menanyakan terkait dengan alur penerimaan mahasiswa baru di UMM.
SMA Negeri 2 Krakatau Stell (KS) Cilegon mengunjungi UMM da lam rangka program Tour Campus. Kunjungan itu terdiri dari 273 siswa kelas XII dan 40 guru pendamping. Penyambutan diselenggarakan di Ruang Teater Dome (9/12) oleh pihak Unit Pelayanan TerpaduPenerimaan Mahasiswa Baru (UPTPMB). Pada kesempatan itu, Moh. Mahfud Effendi selaku Sekretaris UPT-PMB menjelaskan profil UMM kepada para siswa. Menurutnya, se lain sebagai ajang promosi juga me rupakan kesempatan baik untuk menjalankan strategi kantong, ya itu menjaring calon mahasiswa dari daerah tertentu. “Jika jumlah pen daftar di UMM semakin banyak, akan memudahkan pihak PMB mencari
dan memilih calon mahasiswa yang berkualitas terbaik,” jelasnya. Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Kesiswaan Ahmad Farih Wibowo memaparkan, program Tour Campus sekolahnya telah berjalan selama dua tahun, bertujuan memberikan pemahaman terkait universitas ber kualitas di Indonesia. Salah satunya adalah UMM. Petrus Edison Simatupang, salah satu siswa SMA Negeri 2 KS Cilegon menilai UMM memiliki daya tarik tersendiri terkait dengan green campus-nya. Petrus mengu ngkapkan, setelah mengikuti Tour Campus selama tujuh hari mulai dari Surabaya, Jogjakarta, Bandung, dan Malang, dirinya mantap untuk memilih kuliah di Malang, terutama di UMM.p_ria
Menyambut bulan penerimaan mahasiswa baru tahun akademik 2015/2016, Unit Pelaksana Teknis Penerimaan Mahasiswa Baru (UPTPMB) menerima kunjungan dari SMA Negeri 1 Godang, Nganjuk. Se banyak 50 siswa kelas XII serta 7 gu ru mendapatkan sosialisasi dari Ke pala UPT-PMB Ermanu Azizul Hakim di Ruang Teater Dome (7/11). Ermanu menjelaskan beasiswa yang dapat diterima oleh calon atau mahasiswa UMM. Beberapa di antaranya adalah beasiswa prestasi, beasiswa anak yatim, serta Erasmus Mundus. “Khusus beasiswa anak yatim adalah beasiswa penuh sampai selesai yang diberikan kepada beberapa mahasiswa yatim yang ada di UMM,” ungkapnya. Ermanu menyampaikan, tidak
perlu kebingungan jika ingin men daftar menjadi mahasiswa UMM, karena pendaftaran dapat dilakukan secara online di daerah asal masingmasing calon mahasisiwa. “UMM menggunakan sistem online untuk pendaftaran calon mahasisiwa yang nantinya akan dites dan disaring untuk menjadi mahasiswa umm secara resmi,” paparnya. Pujiono, Wakil Kepala SMA Negeri 1 Gondang menerangkan, UMM sangat cocok jika dijadikan referensi dalam memilih kampus yang baik untuk pendidikan se lanjutnya. “Keunggulan-keunggu lan kampus UMM ini tidak bisa diragukan lagi karena telah ter bukti menerima Anugrah Kampus Unggul (AKU) 7 kali berturutturut,”tuturnya. m_jen
SMA Negeri 1 Godang Kunjungi UMM
herdyani/Bestari
Pemateri: Puspita (kanan) sebagai pemateri yang sudah berpengalaman di bidang penulisan fiksi islami berbagi tips dalam pembuatan tokoh cerita.
dari bangku kuliah. Jadilah rumput liar, menulis harus seulet rumput, sebesar apapun kritikan dan teka nan dari editor harus pantang me nyerah,” pesannya. Sementara itu, Ketua Bidang Syiar Al Faruq Ade Chandra mene rangkan, Alquran Road Show me rupakan kegiatan workshop dan membagi-bagikan Alquran di setiap
unit yang ada di FISIP. Gerakannya disebut one day one page, ajakan membaca Alquran minimal satu ha laman di kampus. “Mari membaca Alquran, karena Alquran seperti cermin. Semakin banyak interaksi, maka bisa jadi cerminan iman kita sudah baik atau belum,” ajak mahasiswa Ilmu Komunikasi itu. m_mar
8
Suara Kampus
BESTARI No. 317/TH.XXVII/Desember/2014
UMM Kembali Anugerahi Delapan Tokoh Muhammadiyah
Lagi, delapan tokoh Muhammadiyah mendapatkan penganugerahan UMM Award. Penganugerahan itu secara resmi menutup perayaan milad UMM ke-50 tahun, sekaligus menandai perayaan Milad Persyarikatan Muhammadiyah ke-102 dalam rangkaian tabligh akbar. Hadir di acara itu Rektor UMM Muhadjir Effendy, serta seluruh tokoh dari Pimpinan Pusat (PP) dari Jakarta, Pimpinan Wilayah (PW), Pimpinan Daerah (PD) dan Pimpinan Cabang (PC) Muhammadiyah di Jawa Timur. Acara berlangsung di Hall Dome UMM (7/12). Pihak rektorat mengumum kan, delapan tokoh yang men dapatkan UMM Award berkat pengabdiannya. Pertama, Amien Rais selaku Ketua Umum PP Muhammadiyah tahun 19941998. Kedua, Muhammad Dasron Hamid, mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Ketiga, Rosyad Sholeh yang mengabdi di PP Muhammadiyah lebih dari 35 tahun. Keempat, Muhammad Muchlas Abror, mantan Ketua Badan Pembina harian (BPH) Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Kelima, Abdul Malik Fadjar, Menteri Agama era Presiden BJ Habibie. Keenam, Ahmad Syafi’i Ma’arif, Ketua Umum PP Muhammadiyah tahun 1998-2005. Ketujuh, Siti Chamamah Soeratno, Guru Besar Kesusastraan Melayu dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Terakhir, Elyda Djazman yang pernah menjabat sebagai Ketua PP Aisyah selama tiga periode. Salah satu tokoh yang mendapatkan UMM Award, Muhammad Muchlas Abror, ber pesan kepad a seluruh sivitas
UMM agar terus-m enerus me ningkatk an mutu pend id ik an. Muchlas menyam paik an, mesk i pun UMM sudah menjadi kam pus yang besar, jangan sek al ikali berp uas diri. “UMM adal ah salah satu perg uruan tingg i Muhammadiyah yang bisa diper hitungkan dan mampu memp er tahankan apa yang sudah dida pat,” ujarnya. Pria yang mengawali peng abdiannya sebagai Sekretaris Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah (PCPM) Tegalrejo tahun 1964 itu kembali berpesan, UMM harus memegang teguh ayat ketujuh dan kedelapan dari Surah Asy-syarh. “Ayat tersebut inti nya berpesan apabila kamu telah selesai dari sesuatu urusan, kerja kanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain. Ini merupakan pemicu bagi UMM untuk terus maju,” jelasnya. Sementara itu, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Natsir berpendapat, tin dak an UMM dalam memberi penga n ug erahan kepada to koh-tokoh yang berjasa di
Kesepakatan: Siti Chamamah Soeratno (kiri) salah seorang tokoh yang menerima 50 Tahun UMM Award yang diserahkan oleh Muhadjir Effendy Rektor UMM edgar/Bestari
Muhammadiyah merupakan suatu inovasi baru. “Tokoh yang mendap atkan anug erah dari UMM ini merupakan tokoh yang telah memberikan jasa yang luar biasa untuk Persyarikatan Muhammadiyah, bangsa dan umat tercinta,” jelasnya. Haedar men ambahk an, tradisi baru dari UMM dalam memberikan peng harg aan merupakan sebuah tra disi rif ’ah. Menurutnya, trad isi rif ’ah itu adalah tradisi membe rikan penghargaan terhadap sesuat u yang utama.
Sarjana Harus Berperan Membangun Desa UMM menggelar Wisuda ke-72 Periode IV Tahun 2014 sekaligus penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemdes PDT dan Trans) serta Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah. Menghadirkan Sudarsono, Bupati Seruyan, dan Deputi I Pengembangan Sumber Daya Kemdes PDT dan Trans Suprayoga Hadi selaku perwakilan MoU sekaligus orator ilmiah. Rektor UMM Muhadjir Effendy juga turut hadir dalam pengukuhan 1.015 wisudawan yang berlangsung di Hall Dome itu (29/11). Suprayoga Hadi menjelaskan, pembangunan Indonesia semesti nya berawal dari membangun desa. Pembangunan desa itu disebut dengan pembangunan ‘desa ber budi’. Desa Berbudi adalah desa yang dibangun dan bertumpu pada nilai-nilai budaya desa se tempat serta mampu menjadi de sa berdikari. “Pembangunan de sa juga merupakan bentuk gerak utama Kabinet Kerja dalam upaya meningkatkan pemerataan kese
jahteraan masyarakat Indonesia,” terangnya. Lebih lanjut, pembangunan ‘desa berbudi’ akan terwujud apa bila ada kerja sama antara penduduk setempat yang juga mau bergerak bersama pemerintah, termasuk para sarjana. Suprayoga berharap, penandatangan MoU kerja sama dengan UMM akan berlanjut da lam pembangunan Indonesia, khu susnya pembangunan desa. “Bagi para sarjana yang baru lulus ini
akan sangat diha rapkan sumbangsihnya dalam mewujudkan program dari peme rintah ini,” ujarnya. Sementara itu, Sudarsono alumni UMM menuturkan, ia me nerapkan ilmu-ilmu yang dida patkan semasa kuliah dalam me mimpin daerahnya. Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia Kabupaten Seruyan itu menaruh harapan kepada UMM untuk ikut memajukan Seruyan. “Melalui adanya MoU ini Saya tantang kampus UMM untuk bisa menciptakan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro di Kabupaten Seruyan,” ungkapnya. Adapun Muhadjir Effendy menyampaikan, 13 alumni UMM sudah menjadi pemimpin di daerah masing-masing. Seperti halnya ke13 alumni itu, lulusan sekarang juga harus mengaplikasikan ilmu yang didapat semasa kuliah untuk agama, bangsa, dan negara. Selain
Selanjutnya, ucapan selamat atas Miladnya UMM dan Muhammadiyah disampaikan oleh PW Muhammadiyah Jawa Timur Thohir Luth. “Semoga Muhammadiyah tetap jaya dan ter us berbakti untuk bangsa dan neg ara. Mudah-mudahan UMM juga lebih maju, lebih membe rikan kontribusi untuk bangsa dan negara,” ungkapnya. Thohir Luth menghimbau kepada warga Muhammadiyah yang hadir untuk terus meningkatkan militansi, istiqamah, dan keikhlasan dal am
rangka mewjudkan tujuan uta ma Muhammadiyah didir ikan yaitu berdakwah amal ma’ruf nahi munkar. Adapun Muhadjir Effendy selaku Rektor UMM mengu cap kan rasa terima kasih kep ada Muhammadiyah yang telah memp ercayai UMM menj adi tuan rumah perayaan miladnya. “Melalui kepercayaan itu, samp ai saat ini UMM dapat memasuki usia yang ke-50 da lam keadaan yang baik,” jelas nya. p_hen
Kesepakatan: Muhadjir Effendy (kanan) Rektor UM menandatangani MoU ker M ja sama dengan Kemdes PDT dan Trans kerja sama dengan UMM disaksikan Sudars ono (dua dari kanan) selaku sebaga i Bupati Seruyan. edgar/Bestari
itu, Muhadjir berpesan agar para wisudawan selalu menjaga nama b aik almamater. Muhadjir mengungkapkan, kebanggaan UMM lainnya yakni menjadi kampus swasta pertama yang meraih akreditasi A di tingkat nasional. Menurutnya, prestasi yang didapatkan bukan hanya hasil kerja keras dari pihak birokrasi kampus semata, namun juga hasil kerja sama dan dukungan dari mahasiswa UMM. “Semoga ini akan terus terjadi di kampus ini agar terwujud kampus yang lebih baik lagi,” harapnya. Sementara itu, Mohammad Najih selaku Ketua Wisuda ke-74 Periode IV tahun 2014, mengungkapkan alasannya mengundang Kemdes PDT dan Trans. Jelasnya, hal itu merupakan sebuah wacana untuk memberikan motivasi kepada wisudawan dan wisudawati secara keseluruhan. “Dengan begitu
mahasiswa yang telah lulus itu sadar akan visi dan misi universitas serta Muhammadiyah yang amar maruf, nahi mungkar,” jelas Dosen Program Studi Ilmu Hukum itu. Moh. Najih berharap para wisudawan bisa mengembangkan karya-karya mereka seperti alumni yang lain. Aida Nur Aini, wisudawan terbaik dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) mengungkapkan kiat-kiat yang ia lakukan dalam meraih prestasi. Salah satunya adalah belajar dengan tekun. Sebab ketika belajar secara mendadak, hasilnya tidak akan maksimal. Menurutnya, tidak terlalu penting merayakan penghargaan atas sebuah prestasi. “Bagi Saya yang terpenting itu, apa yang harus kita lakukan selanjutnya yang menjadikan kita pantas menjadi yang terbaik,” ujarnya.p_hen
Sketsa
BESTARI No. 317/TH.XXVII/Desember/2014
9
Meraih Impian dengan Berilmu “Berpikir besar, mulai dari yang kecil, bergerak sekarang,” jawab Pradana Boy Zulian Thohibul Fata atau yang lebih akrab disapa Pak Boy, saat ditanya tentang moto hidupnya. Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Program Studi (Prodi) Syariah itu telah membuktikan bahwa seorang anak desa pun mampu ‘naik kelas’ sosial, jika mau beraksi dan bekerja keras. Jadikan Hinaan dan Cemooh Sebagai Motivasi Lahir dari sebuah keluarga petani di Desa Brondong, Lamongan, tidak membuat Boy berkecil hati. Boy pun memiliki anganangan untuk melanjutkan sekolahnya di UMM pun disindir. Terlebih lagi di daerah Lamongan Utara, tempat Boy tinggal, UMM memiliki predikat sebagai universitas yang mahal dan hanya orang kaya saja yang bisa menyekolahkan anak di sana. “Secara mental banyak yang meremehkan karena dianggap bagaikan pungguk merindukan bulan,” terang dosen yang baru menyelesaikan pendidikan doktornya di National University of Singapore (NUS) pada tahun 2013 silam. Pria kelahiran 37 tahun silam itu memiliki prinsip yaitu satu perbuatan mengalahkan seribu perkataan. Biarkanlah orang lain menggunjing dan mencibir tetapi kita tetap berproses. Ketahuilah bahwa orang lain tidak tahu pilihan hidup apa yang sedang dihadapi oleh seseorang dan waktu terus berjalan. Sehingga, ketika seseorang tersebut sudah berada di salah satu titik kesuksesannya, mereka yang menggunjing akan tetap menggunjing. “Saya percaya bahwa menggunjing, menyindir, dan sebagainya adalah tindakan yang siasia,” tandas Koordinator Nasional Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah (JIMM) itu.
Pernah Dianggap sebagai Seorang Sosiolog Di luar UMM, banyak orang yang mengira Boy adalah seorang sosiolog. Bahkan ada seorang wartawan dari media cetak ternama
di Indonesia yang menduga bahwa Boy adalah lulusan Ilmu Hubungan Internasional. Hal tersebut terjadi bukanlah tanpa alasan, Boy kerap menulis opini di media cetak terkait dengan permasalahan sosial. Novel yang berjudul Sang Penakluk Ombak, yang ditulis oleh Boy pun bagi pembaca dan juga pengamat sastra menilai sebagai novel sosiolog. Ketertarikan Alumni Prodi Syariah UMM itu terhadap sosiologi salah satunya berdasarkan pengalaman hidup. Boy berpendapat, belajar
“Saya percaya bahwa menggunjing dan menyindir adalah tindakan yang sia-sia ”
agama itu tidak cukup hanya mempelajari agama itu sendiri, tetapi harus diikuti dengan ilmu-ilmu yang lainnya. Contohnya saja, ketika terjadi kekerasan yang mengatas namakan agama. Bila ditelaah dari pendekatan agama sudah pasti jawabannya agama melarang tindakan kekerasan. Di sinilah peran ilmu yang lain, yakni sebagai perangkat untuk membantu menyelesaikan persoalan masyarakat. “Sehingga tidak serta-merta menyalahkan tindakan tersebut, tetapi juga memahami penyebab terjadinya masalah masyarakat de ngan menggunakan ilmu sosial,” ungkap Pria yang menyelesaikan pendidikan magisternya di Australian National University itu.
Pentingnya Mengembangkan Kapasitas Diri Pria yang pernah berprofesi sebagai wartawan Malang Post itu mengungkapkan,
Sosok Idealis dan Kritis Muhammad Subhan Setowara, Alumni UMM Prodi Syariah tahun 2005 itu memandang Boy sebagai seseorang yang idealis dan kritis. Pria kelahiran Kupang, 32 tahun silam itu menceritakan saat Boy akan melanjutkan kuliah S3, Boy mendapatkan berbagai tawaran beasiswa dari beberapa universitas di dunia. “Tetapi Ia lebih memilih bersekolah di Singapura, atas dasar substansi pendidikan serta peringkat universitas NUS yang memang diakui dunia,” papar Pria yang akrab disapa Hans itu. Hans juga mengungkapkan terkait dengan pola pemikiran Boy yang idealis dan juga kritis tersebut, tidak sedikit orang yang berpendapat bahwa Boy adalah seorang yang liberal. Hans pun mengakui jika pola pikir Boy cenderung liberal. Hanya saja, Hans yang kini bekerja sebagai protokoler Hubungan Masyarakat UMM itu tidak memandang bahwa liberal adalah sesuatu yang negatif jika seseorang mampu melihatnya dari sudut padang yang berbeda. m_des
Pradana Boy ZTF novi/Bestari
Hidup adalah Kompetisi untuk Raih Kemenangan kita. Peraih Juara III dalam International Open di Universitas Brawijaya tahun 2014 Canangkan Serius Saat Latihan itu mengatakan selalu berusaha keras Atlet andalan Kelas B UKM Tapak Suci diberbagai kesempatan agar tidak lengah. UMM itu, mengungkapkan tidak suka ber Fahru pernah joging dari Kampus II menuju canda ketika latihan. Pemilik tinggi badan Kampus III UMM untuk melatih kemampuan 165cm itu memiliki kenangan buruk fisik dan juga mentalnya saat pertandingan. dikarenakan tidak serius saat latihan. “Tidak dapat dipungkiri dalam pertandingan apapun kemampuan fisik dan Menurutnya, tidak serius dan fokus saat latihan akan “..disaat latihan janganlah mental seorang atlet adalah bergurau” modal utama untuk meraih berdampak buruk saat kemenangan,” ujar peraih turun ke arena. Akibat nya, Fahru mengalami fraktur pada jari Juara I Kejuaraan Nasional (Kejurnas) di telunjuknya melawan atlet dari Perguruan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu. Setiap manusia pastilah memiliki mimpi Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Universitas Negeri Malang (UM) itulah hal diyakini oleh Pria yang pernah saat Kejuaraan Ikatan Pencak menjabat sebagai Pimpinan Ranting Ikatan Silat Seluruh Indonesia (IPSI) Pelajar Muhammadiyah (PR IPM) itu. Peraih di Universitas Gadjah Mada Juara II dalam Pekan Olahraga Mahasiswa (UGM), Yogyakarta. “Penga Daerah Se-Jawa Timur itu meyakini bahwa laman tersebut menjadi kekuatan mimpi dapat menjadi motivasi peringatan tersendiri, jika terkuat bagi seseorang untuk meraih disaat latihan janganlah kesuksesan. Saat ditanyai tentang mimpi bergurau,” ungkap maha terbesarnya saat ini, Fahru dengan tegas siswa yang juga aktif di menjawab, “Mampu mengharumkan nama Himpunan Mahasiswa bangsa dalam pertandingan pencak silat Keperawatan (HIMAKA) D3 internasional, adalah impian terbesar saat ini,” ujarnya. UMM. itu merestuinya untuk tetap berlatih dan berprestasi pencak silat.
Kegigihan dan konsistensi seorang Fahru yang kini sebagai Mahasiswa Program Studi (Prodi) D3 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan berhasil mengantarkannya mendulang prestasi. Berkat kerja kerasnya, Mahasiswa Angkatan 2012 itu pun berhasil meraih juara pencak silat tingkat daerah bahkan internasional. Meski harus bolak-balik dari Kampus II dan Kampus III untuk kuliah dan berlatih, Fahru tetap bersemangat untuk berlatih dan mencetak pres tasi kembali. Sempat Tak Dapat Restu Orang Tua Berawal dari mengikuti ekstra kurikuler satu-satunya di sekolah nya, Fahru terjun di dunia silat saat duduk di Kelas 2 SMP. Keikutsertaan nya dalam kegiatan persilatan pun sempat ditentang oleh kedua orang tuanya. Pasalnya, Pria kelahiran Kota Bima, 20 tahun silam ini pernah mengalami kecelakaan saat Kelas 3. Hal itu pun sempat membuat Fahru harus fakum dari dunia persilatan. Kedua orang tua Fahru pun luluh saat mengetahui anaknya berhasil meraih medali perak dalam Kejuaraan Pencak Silat Antar Pelajar Se-Kota Bima, kala duduk di bangku Kelas 2 Sekolah Mengengah Kejuruan (SMK). Alumni SMK Kesehatan Aisyiyah itu memang nekat untuk kembali menggeluti pencak silat saat SMK tanpa sepengetahuan kedua oang tuanya. Sejak saat itu, kedua orang tua Ketua Bidang (Kabid) Keilmuan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Tapak Suci UMM Periode 2012-2013
untuk apa takut bermimpi besar, toh mimpi itu gratis. Namun yang harus diingat adalah mimpi hanya akan menjadi mimpi ketika kita tidak bergerak atau berusaha untuk mewujudkannya. Kini, mimpi Boy adalah menjadi guru masyarakat dan mendirikan sekolah berkualitas bagi kaum marjinal. Dosen yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif Center for Religious and Social Studies (RëSIST) Malang itu, selalu mengingatkan kepada kader-kader JIMM dengan pesan dari Ali Bin Abi Thalib, yakni untuk selalu mengejar ilmu, bukan harta. Maknanya adalah ilmu dapat digunakan untuk mengembangkan dan menjaga diri. Sedangkan jika mengejar harta, hanyalah lelah dan rasa takut yang didapat karena kita yang menjaga harta.
Fahru nunung/Bestari
Hadapi Kehidupan dengan Kewaspadaan Ketika ditanyai moto hidupnya, Fahru menegaskan bahwa hidup adalah kompetisi, barang siapa yang lengah maka akan mengalami kekalahan. Anak ketiga dari empat saudara itu mengatakan bahwa sejak dalam kandungan pun manusia sudah berkompetisi untuk menjadi pemenang. Oleh karena itu, jangan pernah lengah dalam menghadapi hidup, sedikit saja lengah maka akan terkalahkan dengan orang lain yang memiliki semangat juang lebih besar dari diri
Percaya Diri Menjadi Pemenang Ria Resti Fatmawati, teman seperguruan Fahru, menilai sosok Fahru adalah seseorang yang disiplin, tegas, dan memiliki semangat juang yang tinggi. Mahasiswa Fakultas Hukum (FH) Angkatan 2013 itu juga menambahkan bahwa Fahru adalah seseorang yang ambisius. Setiap kali mengikuti kejuaraan, Fahru pasti menargetkan untuk mendapatkan gelar juara. “Hasilnya juga memuaskan sudah banyak gelar juara yang diraihnya selama ini. Mulai dari tingkat daerah bahkan internasional pun disabetnya,” terang asal Kota Kediri itu. p_nji
10
Internasional
BESTARI No. 317/TH.XXVII/Desember/2014
Brunei Darussalam, Negara Kecil yang Kaya nan Damai dok. Internet
Megah: Masjid dengan kubah emas merupakan ikon dari Negara Brunei Darussalam.
M
embayangkan negara Brunei Darussalamseperti membayangkan pulau di Sumatera Barat dan Utara, serta Kalimatan di negara Indonesia yang garis pantainya menyentuh Laut Cina Selatan. Negara dengan pulau yang kecil ini terletak di pantai utara Kalimantan. Negara maju ini ternobatkan sebagai negara dengan indeks pembangunan manusia tertinggi kedua setelah negara Singapura di Asia Tenggara. Pertambangan minyak terbesar ini juga memiliki produk domestik bruto per kapita terbesar kelima di dunia, sehingga tak heran jika Brunei Darussalam adalah negara yang kaya dan menyejahterahkan rakyatnya. Selain itu, budaya Melayu Islam yang kental di sana menegaskan bahwa penduduk Brunei dominan dengan syariat Islam. Brunei Darussalam, Budaya Melayu Islam Diraja Negara kesultanan ini menggu nakan bahasa Melayu asli yang kental. Bahasa Melayu Brunei lebih ke budaya Islam Diraja. Hal ini disampaikan Luluk Nasifah, mahasiswa Prodi Bahasa Inggris angkatan2011, UMM yang ber kesempatan ke Brunei selama 2,5 tahun. Luluk mengatakan bah wa ada pelbagai macam agama di Brunai, mulai dari agama Cina yang Kristiani, India yang Hindu, ada pula yang tidak beragama seperti orang Iban (orang pedalaman). Akan tetapi,mayoritas penduduk Brunei beragama Islam, sehingga bentuk keberagamaan Islam di sana juga begitu kuat. Pemerintah tidak mengizinkan pembangunan tempat peribadatan selain masjid, hal itu telah menjadi kebijakan. “Aturan-aturan Islam seperti hu kum disebat atau dicambuk
juga sangat diberlakukan di sana,”tuturnya. Bahasa Melayu Islam Diraja ini dijelaskannya memakai tiga penu lisan pertama, bahasa Inggris, kedua bahasa Melayu huruf romawi, ketiga bahasa melayu dengan huruf Jawi (Arab Gundul). Tulisan-tulisan tersebut sering dijumpai di wilayah Brunei, seperti di rambu-rambu lalu lintas. Kemudian, istimewanya Islam di sana, orang-orang selalu di tegur sapa oleh papan-papan yang tertulis bacaan zikir di tepian jalan. Fungsinya, setiap hululalang yang berjalan dapat selalu mengingat untuk berdoa dan zikir. Ada bacaan Subhanalloh, Alhamdulillah, La Ilahaillalloh Allohuakbar. Hal yang sama juga diceritakan oleh Mawarita Rasyid, mahasiswa Pendidikan Matematika yang juga pernah tinggal di Brunei Darussalam selama 8 tahun. Mawar menuturkan, cara berpakaian masyarakat secara umum di Brunei Darussalam amat berbeda dari masyarakat Indonesia. Di sana mereka memakai pakaian yang cukup lebar dan tertutup. Wanitanya memakai pakaian kurung, yakni jubah panjang dan sesekali dipadu dengan kerudung lebar. Pakaian untuk lelaki sebenarnya hampir sama dengan pakaian lelaki pada umumnya di Indonesia, tetapi ada satu yang membedakannya. Yakni, pemakaian Sinjang seperti kain sarung tapi Berpose: Luluk Nasifah, sedang hanya seperempat saja. Pe berfoto di salah satu tepian sungai makaiannya sama seperti Brunei Darussalam. memakai sarung hanya saja terlihat seperempat.
Tempat Istimewa dan Tradisi Unik Masjid dari kubah emas menjadi salah satu ikon dan tempat yang sering dikunjungi di Brunei. Masjid tersebut adalah masjid Umar Ali Syaifuddin di Bandar Sri Begawan dan ada pula kampung air. Kemudian ada lagi masjid yang baru dibangun, yaitu Masjid Jami Ashar Hasanal Bolkiah di Gadong. Masjid tersebut dibangun untuk mengenang nama raja yang bernama Hasanal Bolkiah. Luluk menjelaskan, perlu diketahui bahwa Brunei bukanlah negara penghasil emas,namun mampu membuat kubah dari emas. Hal ini karena Brunei merupakan negara dengan penghasil minyak terbesar. Sehingga, negara ini memanfaatkan hasil kekayaan minyaknya untuk membuat masjid dengan kubah emas. Keunikan lainnya, hari Jumat dan Minggu menjadi hari yang istimewa karena di setiap pelosok kota akan ramai. Hal ini dikarenakan segala macam perayaan peraturannya ha rus diselenggarakan pada hari libur, sedangkan hari lain masyarakat fokus dengan kegiatan pekerjaan. Jadi, dari hari senin sampai dengan Kamis ditambah hari Sabtu adalah hari kerja, hal itu telah menjadi tradisi masyarakat di Brunei. Selain itu, orang-orang Brunei juga mem budayakan salam-salaman, kecuali dengan bukan mahramnya. “Budaya bersalaman di sana harus menggu nakan dua tangan, jika satu tangan saja maka dianggap sombong,” jelasnya.
Tidak Sembarang Menolong Orang di Jalan Lanjut Luluk, orang-orang Brunei memanglah ramah-tamah, dan hangat, akan tetapi satu hal yang perlu diketahui di sana, bahwa di jalanan jarang sekali dijumpai orang-orang yang tegur sapa, apalagi dengan orang yang tidak dikenalnya. Hal ini dikhawatirkan akan terjadi kriminalitas dan se jenisnya. Alasan lainnya, sistem keama nan negara di Brunei diakui telah integrated. Karena, jika masya rakat menghadapi berbagai ma cam masalah di jalan ataupun yang berkaitan dengan teknisi di tem
pat umum dapat diatasi dengan sangat cepat oleh aparat keamanan. “Berbagai jenis macam kendala boleh dilaporkan, bahkan sampai masalah ban bocor atau pipa bocor akan dilayani,” tegasnya. Mawar pun juga mengungkap kan hal yang sama. Masyarakat Brunei Darussalam cenderung individual dan kurang bersosia lisasi. Hal itu ditambah karena letak rumah yang agak berjau han serta berpagar tinggi menye babkan antar warga jarang saling berkomunikasi. Selepas bekerja atau beraktivitas pun masing-ma sing individu memilih langsung masuk ke rumah masing-masing. “Dahulu Saya dan guru Saya berte tangga, tapi kami pun jarang ber komunikasi ketika di rumah,” tu tur Mawar lagi. Kesejahteraan dan Pendidikan Terjamin Negara Brunei yang bertajuk sebagai negara dengan indeks pembangunan manusia tertinggi itu sudah jelas menyejahterakan rakyatnya. Bagaimana tidak, pendapatan per kapita produk domestiknya kelima terbesar di dunia. Begitu juga dengan penda patan per kapita masyarakat di sana juga cukup tinggi. Mahasiswa semester VII UMM itu menjelaskan bahwa warga negara Brunei men dapatkan kiriman uang dari Raja di tiap bulannya. Mulai dari umur 12 tahun, setiap warga negara diwajibkan memiliki Identity Card (IC), melalui IC pihak kerajaan akan mengirimkan uang. “IC ibaratnya seperti kartu sakti Jokowi apabila di Indonesia, yakni semacam bantuan langsung kepada masyarakat,” ujarnya. Begitu pula dengan pendidikan, Luluk mengungkapkan bahwa kualitas pendidikan diutamakan, hubungan pembelajaran dan guru sangat diperhatikan bahkan ha rus profesional dan diakui ahli di bidangnya. Misalnya, guru bahasa Inggris didatangkan dari England. Sama halnya bagi pelajar yang ingin bersekolah di luar atau ingin mendapatkan beasiswa pun di biayai total oleh pemerintah Brunei. Bahkan di sana, lanjutnya, layanan kesehatan dan pendidikan di semua
tempat dibebasbiayakan alias gra tis. “Pernah dengar di Brunai tidak bekerja tetapi bisa dapat uang, itu karena mereka mendapat jatah uang dari raja,” ulasnya. Di lain sisi, sistem pendidikan di Brunei Darussalam cukup ber beda dengan Indonesia. Untuk SMP berdurasi tiga tahun, SMA dua tahun. Lalu dilanjutkan Pra Universitas selama 2 tahun, yakni program persiapan untuk menuju universitas. Selanjutnya baru tingkat perkuliahan yang berdurasi empat tahun. “Perbedaannya cukup kentara mengingat durasi SMA hanya dua tahun, dan dilanjutkan dengan dua tahun lagi untuk menuju universitas,” tuturnya.
Makanan Pesisir Ciri Khas Brunei Dilihat dari letak strategisnya, negara Brunei termasuk sebagai negara pesisir, jadi makanan khasnya tidak jauh dari seafood. Luluk menjelaskan, bumbu-bum bu makanan yang disukai orang Brunei itu seperti sambal blacan atau sambal terasi, okra atau kacang dan daun pegagang biasa digunakan sebagai lalapan. Maka nan khas Brunei hampir miripmirip dengan negara India, rempahrempah yang digunakan sama dengan makanan India. “Menu makanan orang Brunei biasanya, di pagi hari ada sandwich, mi goreng, atau roti kosong sedangkan menu makan siang dan malam sudah bebas, tetapi biasanya mereka suka makan bebeque, sate, dan ikan bakar untuk menu makan malam,” paparnya. Sedangkan menurut Mawar, di Brunei masih banyak ditemukan makanan yang tergolong murah seperti nasi ayam atau nasi ikan dengan harga yang murah sama seperti di Indonesia, tetapi ma kanan yang mahal di sana juga banyak. Salah satu makanan khas Brunei Darussalam yang cukup murah adalah Ambuyat, makanan dengan tepung sagu yang diolah seperti bubur serta diberi taburan ikan di atasnya. “Ambuyat merupakan makanan yang di sajikan pada saat perayaan atau makanan sehari-hari,” tuturnya mengakhiri. m_faj/p_rin
Iptek
BESTARI No. 317/TH.XXVII/Desember/2014
11
Inovasi Sistem Keamanan Sepeda Motor
Saatnya Ganti yang Baru dan Tinggalkan yang Lama Nama : Hendy Setya Permana Jurusan : Teknik Elektro Judul Skripsi : Perencanaan dan Pembuatan Sistem Pengaman
pada Sepeda Motor dengan Sensor Accelerometer dengan Sistem Informasi SMS Via Modem Berbasis Atmega 64
Pembimbing : Ir. Nur Kasan, MT dan Ir. M. Irfan, MT
S
epeda motor merupakan alat transportasi yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Seiring dengan bertambahnya jumlah sepeda motor, kasus pencurian juga terus mengalami kenaikan. Oleh karena itu, perlu adanya upaya antisipasi terhadap tindakan pencurian. Dengan memberikan pengamanan terhadap sepeda motor maka tindakan-tindakan pencurian akan dapat diatasi ataupun dicegah. Pengamanan Standard Sudah Tak Aman Maraknya kasus-kasus penc urian saat ini salah satunya diakibatk an karena dorongan ekonomi yang membuat sese orang melakukan segala cara untuk memenuhi kebutuhan ekonominya. Sehingga, tidak mengherankan seo rang penc uri memiliki cara-cara tersendiri dalam melakukan beberapa aksinya. Pencurian terhadap sepeda motor ada lah yang paling sering sekali terjadi, hal tersebut dikarenakan salaa satunya ka rena pengamanan motor yang masih standard. Salah satu modus pencurian yang sering terjadi adalah merusak kunci kontak sepeda motor. Setelah merusaknya maka mesin dapat dihidupkan meskipun tanpa kunci aslinya. Kemudian, pencuri dapat dengan leluasa membawa motor hasil curiannya tersebut. Saat sepeda motor sudah jauh, maka akan sangat sulit menemukannya, apalagi jika tampilan sepeda motor sudah diubah. Sehingga, menghilangkan tanda atau identitas sepeda motor tersebut. Keamanan dan Kenyamanan Harus Terjamin Penggunaan teknologi yang terus ber kembang membuat banyaknya inovasiteknologi terbaru yang semakin canggih. Tidak terkecuali pada perkembangan
LiputanKhusus
teknologi pada sistem pengamanan. Sistem pengaman yang banyak beredar di pa saran saat ini adalah berupa alarm yang berbunyi. Cara kerjanya ketika pencuri telah memasukkan kunci perusaknya atau bunyi karena getaran pada sepeda yang diakibatkan oleh pelaku pencurian. Sistem pengaman seperti ini dapat dengan mudah dimatikan dengan cara memutus jalur kabel sirene. Selain itu, dengan cara memutus aki atau mengangkut kendaraan tersebut dan memasukkannya ke dalam mobil box. Kadangkala sistem seperti itu mengganggu aktivitas warga sekitarnya karena tersenggol sedikit alarm akan berbunyi.
Layanan Pesan Singkat Otomatis Pada zaman modern seperti sekarang ini teknologi mobile atau telepon genggam merupakan teknologi yang sangat digemari oleh masyarakat. Kebanyakan masya rakat menjadikan telepon genggam se bagai kebutuhan utama mereka untuk
berkomunikasi. Hampir setiap orang me miliki telepon genggam, bahkan memiliki lebih dari satu telepon genggam. Layanan Pesan Singkat merupakan salah satu fitur yang disediakan dalam telepon genggam, selain karena murah juga dapat termasuk layanan yang praktis. Praktisanya bisa dibaca kapan saja sehingga tidak hilang saat terlambat mem bacanya. Perancangan sistem pengaman sepeda motor ini, juga memanfaatkan Layanan Pesan Singkat sebagai bentuk notifikasi kepada pemilik. Notifikasi terjadi perpindahan terhadap sudut kemiringan sepeda motor. Kemudian, sistem akan menghubungkan ke modem dan mengirim notifikasi kepada pemilik. Modem dalam hal ini bertugas mengirim pesan singkat berupa data peringatan bagi pemilik kendaraan saat pencurian terjadi bersamaan dengan derajat posisi kendaraan. Penggunaan GPS dan sensor akselerometer, pengamanan kendaraan akan lebih akurat. Karena jika ada perubahan letak posisi dan perubahan posisi kemiringan kendaraan akan mem berikan informasi kendaraan tersebut. Data diolah oleh: Ardi Dwi Argadinata
Smartphone Sebagai Sistem Pelacak Sensor akselerometer merupakan sensor yang biasa digunakan untuk mengukur percepatan, derajat kemiringan, getaran, dan jarak. Sensor akselerometer dapat mengukur percepatan secara dinamis maupun statis. pengukuran dinamis merupakan pengukuran percepatan terhadap objek bergerak. sedangkan statis adalah pengukuran berdasarkan sudut kemiringan atau gravitasi bumi. Sering kali kita menjumpai penggunaan sensor akselerometer terutama terhadap penggunaan smartphone khususnya android. Penggunaan sensor ini pada smartphone tersebut seperti saat merubah tampilan layar dari potrait menjadi
Melenggang Ke Ibu Kota, Ikuti Pelatihan Jurnalistik se-Indonesia
Menulis bukanlah sebuah bakat yang ada semenjak manusia dilahirkan. Seperti ungkapan “Pisau diasah akan menjadi lebih tajam” begitu pula menulis, semakin sering dilatih maka akan menjadi terlatih. Sehingga jurnalis kampus pun akan menjadi haus mengikuti pelatihan jurnalistik, sebuah langkah pengembangan diri dan penyaluran ilmu pada media kampus yang membesarkannya. Jemput bola merupakan cara kerja kami. Pada Hari Ulang Tahun (HUT) Gatra Grup ke 20, salah satu majalah mingguan, Kru Bestari mendapat kesempatan untuk mengikuti Pelatihan Jurnalistik se Indonesia. Pelatihan itu dihadiri sebanyak 25 mahasiswa yang tergabung dalam jurnalis kampus dari berbagai daerah. Acara yang menyajikan meteri sekitar media dikemas secara apik dengan pemateri handal di bidangnya itu diadakan selama tiga hari (16-18/12) di Kota Jakarta. Di sini Kru Bestari akan mengajak Anda untuk menyimak perjalanan Pelatihan Jurnalistik yang akan memberikan wawasan dan pengetahuan lebih tentang jurnalistik khususnya media. Hari pertama, agenda kami adalah mengenal lebih dekat Gatra Grup, diawali
landscape. Selain itu, Sensor tersebut juga mendukung aplikasi yang tertanam di perangkat tersebut. Pada perancangan sistem pengaman sepeda motor ini, menggunakan penerapan sensor accelerometer pengukuran secara dinamis. Sensor dilekatkan pada kendaraan, kinerjanya ketika kendaraan mengalami perpindahan terhadap sudut kemiringannya akan dapat diketahui dengan mudah. Global Positioning System (GPS) merupakan sistem pelacak yang dapat menemukan posisi seseorang menggunakan satelit. Pada masa sekarang ini penggunaan GPS sudah banyak dilakukan hampir di seluruh dunia dalam beberapa bidang. Selain untuk menemukan posisi, GPS juga dapat digunakan sebagai alat untuk menemukan kecepatan, percepatan, maupun waktu dengan ketelitian yang cukup beragam tanpa terpengaruh oleh cuaca.
dengan pembukaan dan perkenalan pimpinan hingga awak media. Selanjutnya kesempatan bagi kami untuk berkeliling melihat aktivitas dari kantor media tersebut. Pertama, di lantai satu kami menjumpai perpustakaan yang merupakan tempat Kru Gatra untuk mencari bahan riset beritanya untuk menghasilkan berita yang berbobot. Kedua, bagian pemasaran, di bagian inilah para kru bekerja untuk memproses layanan iklan berupa promosi tempat, barang, dan jasa. Ketiga, bagian sirkulasi. Beralih ke lantai dua, tempat di mana para Kru Gatra mengolah berita tanpa mengenal adanya jam kerja. Bahkan, terdapat kru yang menjadikan meja kerja tempat menyimpan kasur lipat. Di tempat ini, dikenalkannya proses pembuatan berita dan bagian
peliputan yang mereka sebut kompartemen. Terdiri atas kompartemen nasional, hukum, dan ekonomi, layaknya bagian yang di dalamnya terdapat beberapa rubrik. Kami melanjutkan perjalanan menuju PT. Enka Parahiyangan di Jakarta Selatan, tempat majalah Gatra dicetak sehingga nantinya dapat dinikmati khalayak umum. Sungguh menarik melihat malam di Kota Jakarta, berbeda pula dengan malam di Kota Malang. Lalu lintas kala itu, padat merayap dengan disuguhi lampu jalanan dan pedagang pinggir jalan. Tidak ada ampun bagi trotoar, di lahap oleh pedagang dan pengguna transportasi roda dua. Sesampainya di sana, Anda akan mendapati penjelasan mengenai proses percetakan, mulai dari format penyimpanan, warna, pembuatan plat, hingga pengemasan. Selama berkeliling di tempat percetakan, aroma tinta dan mesin tidak akan lepas dari indra penciuman, terlebih suara mesin yang bekerja juga mengiri setiap langkah anda. Setiap dari penginapan menuju Gedung Gatra kami menjumpai Patung Tugu Pancoran yang berdiri kokoh dengan petunjuk suhu udara di sampingnya. Hal yang menarik adalah ketika kami diajak untuk mengikuti rapat kompartemen yang ternyata bukan simulasi, dan nantinya akan diangkat ke rapat
lintas kompartemen. Tidak hanya lulusan jurusan tertentu saja, namun terdapat pula lulusan filsafat, ekonomi, bahasa, yang akan mempertajam pembahasan tema pada kompartemen. Selanjutnya, yakni acara puncak yang paling ditunggu, dengan didatangi oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Perjalanan dari penginapan menuju salah satu hotel mewah di Jakarta Pusat, membutuhkan waktu kira-kira satu jam dengan kepadatan lalu lintas Ibu Kota. Para peserta yang memang berasal dari luar Kota Jakarta tentu saja menikmati perjalanan itu. Ketika melewati tol tengah kota, kami dibuat takjub oleh gedung-gedung tinggi menjulang dengan arsitektur dan ornamennya yang terlihat indah dari luar. Angin senja Ibu Kota kala itu menjadi hari dan malam terakhir Bestari di Kota Jakarta. Benar adanya, malam itu, Jokowi hadir sebagai Icon of The Year Gatra dengan memberikan sepatah dua patah sambutan. Demikian perjalanan Kru Bestari mengikuti Pelatihan Jurnalistik se-Indonesia di Kota Jakarta. Sungguh ini merupakan pengalaman langka yang begitu banyak manfaat dan ilmu. “Raih Asamu dengan Semangat Mentari”. pit
12
Laporan Utama
BESTARI No. 317/TH.XXVII/Desember/2014
Pekerja Wanita, Antara Pendidik Anak dan Pencari Nafkah Pemerintahan Indonesia di bawah Kepemimpinan Pre siden Joko Widodo terus berupaya melakukan berbagai gebrakan demi kemajuan bangsa, meski beberapa di an taranya mendapat penolakan. Kali ini giliran gagasan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menuai kontroversi, yaitu wacana pengurangan dua jam waktu kerja bagi wanita yang memiliki anak usia nol sampai tujuh tahun. Meskipun wacana tersebut bertujuan agar para ibu memiliki lebih banyak waktu bersama anak-anaknya, tetap saja wacana tersebut menuai kecaman dari para aktivis wanita karena dinilai mencederai semangat kesetaraan gender. Lalu, bagaimana sebenarnya efektivitas wacana ini jika direalisasikan? Berikut ulasan Tim Laporan Utama (Laput) Bestari. Seiring menguatnya semangat emansipasi wanita, para wanita Indonesia kini semakin banyak yang terjun ke dunia kerja. Diku tip dari hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Bulan Agutus Tahun 2012 yang dilaku kan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), persentase wanita yang be kerja sebesar 47,91% sementara persentase wanita yang mengurus rumah tangga lebih rendah yaitu 36,97%. Sementara data BPS ta hun 2006 menunjukkan jumlah ibu atau istri bekerja mencapai angka 52,28%. Untuk Kota Malang sendiri, Kepala Dinas Ketena gakerjaan dan Transmigrasi (Dis nakertrans) Kota Malang Kusnadi menerangkan setidaknya ada 40% wanita yang bekerja baik di sektor pemerintahan maupun swasta. Tingginya angka wanita yang bekerja tersebut menurut Kusnadi memang perlu mendapat perhatian khusus. Oleh karenanya, ia men dukung wacana pengurangan jam kerja yang digagas oleh Jusuf Kalla itu. Ia mengakui hal tersebut me mang patut dipertimbangkan me ngingat tugas pokok seorang ibu bukanlah bekerja, melainkan me ngurus rumah tangga. Terlebih bagi mereka yang memiliki anak yang masih kecil, perannya di ru mah sangat diperlukan dalam menunjang pendidikan anakanak mereka. “Tidak hanya anak, suami sebagai kepala rumah tangga juga membutuhkan istri untuk menyiapkan segala keper
luan rumah tangga, termasuk mem persiapkan perlengkapan sebelum suaminya berangkat kerja,” ujarnya. Pria yang juga pernah menjabat sebagai Camat Lowokwaru itu me maparkan, di Indonesia telah ada beberapa peraturan khusus untuk tenaga kerja wanita terkait kebu tuhan-kebutuhan khususnya. Di antaranya adalah peraturan me ngenai shift malam bagi wanita, cuti hamil dan melahirkan, cuti haid, dan lainnya. Pengaturan khusus tersebut berbeda-beda di setiap instansi, selama tetap mengacu pada undangundang yang berlaku.
Aturan Keringanan untuk Pekerja Wanita Ada beberapa undang-undang dan peraturan menteri terkait peng aturan khusus bagi tenaga kerja wanita. Pertama, Undang-undang (UU) Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 81 yang mengatur bahwa pekerja wanita yang sedang menstruasi diizinkan tidak bekerja pada hari pertama dan kedua dan wajib memberitahukannya kepada mana jemen perusahaan. Kedua, UU Nomor 13 Tahun 2003 pasal 82 yang mengatur hak cuti hamil dan cuti melahirkan sehingga pekerja wanita memperoleh hak istirahat selama 1,5 bulan sebelum dan setelah melahirkan. Ketiga, UU No mor 13 Tahun 2003 Pasal 82 Ayat 2 dinyatakan bahwa pekerja wanita yang mengalami keguguran kan dungan berhak memperoleh isti rahat 1,5 bulan atau sesuai dengan
surat keterangan dokter kandungan atau bidan yang menangani kasus keguguran tersebut. Keempat, UU Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 83 dan Konvensi International Labour Organization (ILO) Nomor 183 Ta hun 2000 Pasal 10 yang mengatur bahwa pekerja wanita yang masih menyusui anaknya harus diberi ke sempatan untuk memberi Air Susu Ibu (ASI) pada waktu jam kerja. Sementara Kepala Bidang Kese jahteraan dan Pembinaan Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Malang Latifah Hanum menjelaskan sebenarnya pekerja wanita telah banyak mendapat keistimewaan yang tidak dimiliki pekerja pria. Namun dalam segi pemenuhan hak dan kewajiban, tidak ada perbedaan yang signifikan antara keduanya. Jika keistimewaan tersebut ditam bah lagi dengan adanya wacana pe ngurangan jam kerja untuk wanita yang memiliki anak, pihaknya pun tidak akan menolak mengingat posi sinya sebagai pelaksana keputusan pemerintah. Berbicara mengenai kiner ja wanita, Latifah menilai perma salahan gender tidak memengaruhi prestasi kerja seseorang. Namun tidak dapat dipungkiri, masing-ma sing memang memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri teruta ma di bidang-bidang pekerjaan ter tentu.
Antara Perlindungan Wanita dan Kebutuhan Perusahaan Salah satu sektor yang cen derung lebih memberi peluang ba gi pekerja wanita adalah pabrik rokok. Dwi Bagus, Staf Hubungan Masyarakat (Humas) Umum salah satu pabrik rokok di Kota Malang memaparkan, ada 2000 pekerja wanita dari 2750 tenaga kerja yang dimiliki perusahaannya. Se bagian besar pekerja wanita di tempatkan di bagian penggilingan rokok, sementara yang lainnya men duduki beberapa posisi di bagian administrasi dan akuntansi. Sedang kan pekerja pria ditempatkan di bi dang yang membutuhkan tenaga fi sik. “Masalah gender memang tidak bisa lepas dalam pertimbangan saat rekrutmen dan penempatan kerja,”
Peran Ganda: Selain menjadi ibu bagi anak-anak, wanita saat ini juga banyak yang berperan sebagai tulang punggung keluarga. Ilustrasi: maulyadi
papar pria asli Malang tersebut. Pria yang meraih gelar sarja nanya di Universitas Merdeka (Unmer) Malang itu mengakui me mang ada perbedaan kinerja an tara pekerja wanita dengan pria. Pasalnya, pekerja wanita memiliki keterbatasan dari segi fisik. Selain itu, wanita juga memiliki beberapa kebutuhan dan perlindungan yang tidak dimiliki pria sehingga ada beberapa keistimewaan cu ti dan perlindungan berupa fasili tas antar jemput bagi mereka yang bekerja pada shift malam. “Peru sahaan memberikan beberapa ke istimewaan cuti untuk pekerja wanita, namun karena mayoritas pekerja adalah wanita dan yang mengambil cuti juga cukup banyak maka imbasnya pun tidak kecil. Secara tidak langsung hal tersebut mengganggu kinerja dan pro duktivitas pabrik,” ujarnya.
Pendidikan Anak Adalah Tanggung Jawab Bersama Perbedaan kinerja antara pria dan wanita pun juga ditekankan oleh Lembaga Pengkajian Pemberdayaan Wanita dan Anak (LP3A) UMM Nurul Asfiah. Nurul menjelaskan hal tersebut dipengaruhi oleh pola pikir keduanya yang pada dasarnya memang berbeda. Dilihat dari cara kerjanya wanita lebih berhati-hati, teliti, dan menjaga hubungan baik. Sedangkan pria lebih terburu-buru, kurang memperhatikan detail, dan cenderung egois. Lanjutnya, stigma kinerja ter sebut akhirnya membuat wanita lebih fokus untuk mengurus rumah tangga karena dianggap ku rang cakap di dunia kerja. Pada hal faktanya adalah wanita mam pu bekerja keras bahkan sambil membagi waktunya untuk keluar ga. Sayangnya, pola pikir yang bias gender di masyarakat telah meng akar kuat. Salah satunya terlihat pada wacana pengurangan jam ker ja wanita yang memiliki anak. Dosen Program Studi (Prodi) Ma najemen UMM itu menuturkan pan dangan bahwa wanita bertanggung jawab pada area domestik dan kaum pria berada pada area publik inilah yang menjadikan pokok perjuangan dari aktivis gender. Tanggung jawab
pada area domestik adalah tang gung jawab bersama baik wanita sebagai ibu dan istri maupun juga tanggung jawab pria sebagai ayah dan suami. “Baik dari segi kinerja maupun urusan rumah tangga, tidak ada penilaian yang mutlak karena itu semua tergantung pola pikir masing-masing,” tandasnya. Sistem tanggung jawab ber sama dalam mengurus rumah tangga juga disetujui oleh Ni’matuzahroh, Pembantu Dekan (PD) II Fakultas Psikologi UMM. Terangnya, peran seorang ibu sa ngat besar pengaruhnya dalam tumbuh kembang anak. Kehadiran seorang ibu sangat menjamin pendidikan anak dapat berjalan dengan baik. Kontrol yang dimaksud adalah memastikan kapan waktu anak belajar dan bagaimana ia menaati ajaran agama sehingga anak tetap ter kendali kehidupannya. Akan tetapi, lanjutnya, pada era moderen seperti sekarang su dah tidak relevan jika tanggung jawab tersebut hanya dibebankan pada peran ibu. Saat ini banyak wanita yang memilih menjalani peran ganda sebagai ibu sekaligus sebagai wanita karier. Hal tersebut tidak dilarang, selama yang ber sangkutan mampu membagi wak tu antara pekerjaan dan keluarga. “Pembagian tugas ketika di rumah untuk memberikan perhatian pada anak, serta pola komunikasi demokratis perlu diterapkan jika memang ingin membentuk pen didikan karakter yang baik untuk anak,” ujarnya. Ni’matuzahroh juga meng ingatkan pentingnya orang tua khususnya ibu untuk terus mem beri motivasi. Meskipun terlihat sepele, namun justru hal itu poin kunci keberhasilan pendidikan anak. Menurutnya tidak masalah jika ibu bekerja di luar rumah asalkan hal tersebut dibicarakan dengan anak sehingga terjalin pengertian di antara keduanya dan motivasi anak tetap terjaga. “Waktu yang tepat untuk mem berikan motivasi adalah pagi hari, sebelum anak-anak berangkat se kolah,” terangnya. 1fia/m_nyi/p_ las/wid
Laporan Utama
BESTARI No. 317/TH.XXVII/Desember/2014
Pemerintah Perlu Gunakan Banyak Pertimbangan
13
Pro kontra wacana pengurangan jam kerja bagi wanita yang memiliki anak terus berlanjut. Mereka yang pro menggunakan pertimbangan pendidikan anak seba gai landasan. Sedangkan yang kontra mendasarkan ala sannya pada kesetaraan gender dan emansipasi wanita. Lalu, alasan apa saja yang diungkapkan oleh masing-ma sing pihak? Berikut penelusuran Tim Laput Bestari. Budi Susilo, salah satu anggota Lembaga Pengkajian Kemasyaraka tan dan Pembangunan (LPKP) Malang, menegaskan pihaknya mendukung adanya wacana yang dicetuskan oleh Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla itu. Menu rutnya realisasi wacana tersebut akan cenderung mengarah pada dampak positif dibanding dampak negatif. Hal itu dikarenakan berkaca pada kondisi saat ini. Para ibu yang bekerja sering kali lalai akan tang gung jawab utamanya untuk men dampingi dan memastikan mental anak berkembang ke arah yang positif. “Jika para ibu lebih banyak menghabiskan waktu di tempat kerja, dikhawatirkan pendidikan karakter atau akhlak untuk ge nerasi yang akan datang semakin mengenaskan,” terang alumni Uni versitas Negeri Malang (UM) itu. Meski begitu, Budi meng ingatkan ada beberapa hal yang ha rus diperhatikan. Pertama, target pelaksanaan wacana kebijakan. Kedua, perkiraan waktu yang tepat untuk pemberlakuannya. Ketiga, harus ada pembicaraan lebih lanjut antara pemerintah dengan pihak swasta sehingga tidak ada pihak yang keberatan. “Pemberlakuan wacana kebijakan ini akan ber dampak luas dan menuai berbagai kontroversi. Terutama dari pihak swasta karena dinilai tidak efisien dan mengharuskan adanya peng aturan ulang jadwal bagi para pe kerja wanita,” ujar pria asal Kediri itu. Bahkan, lanjut Budi, kebijakan
Eksklusif
ini tidak dapat dipungkiri berpotensi mempertajam kesenjangan antara pekerja pria dengan pekerja wanita. Sehingga masyarakat yang kritis sa ngat diperlukan untuk mengawal dan memberikan masukan yang dapat menyempurnakan realisasi kebijakan tersebut. ”Harapannya, realisasi wacana pengurangan jam kerja bagi wanita itu dapat benarbenar efektif memperbaiki pen didikan generasi bangsa. Sehingga nantinya dapat melahirkan calon pemimpin bangsa yang sukses di masa mendatang,” pungkasnya.
Keluarga Adalah Tanggung Jawab Bersama Pendapat berbeda dilontarkan oleh Vera Diah Syavitri, anggota Gabungan Organisasi Wanita (GOW), menurutnya jika ditelaah dari sisi kesetaraan gender maka sudah jelas bahwa wacana ini tidak adil bagi pria. Meskipun tugas wanita adalah merawat anak, namun suami pun juga mempunyai kewajiban yang sama untuk mengurus rumah tangga. Sebab, hal itu merupakan tang gung jawab bersama. Selanjutnya dari segi efektivitas kinerja, pemotongan tersebut me mang tidak terlalu berpengaruh karena hanya dua jam. Terlebih untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang memiliki banyak waktu luang. Namun jika diterapkan di sektor swasta, pemotongan jam kerja itu justru akan terasa berat karena waktu yang dimiliki untuk menye lesaikan pekerjaan akan lebih sedi kit. Sementara bagi para wanita yang ingin mengejar karier, wacana
ilustrasi: hasan
ini justru akan terasa menghambat sehingga otomatis akan banyak me nuai penolakan.
Penilaian Masyarakat Tergantung Sudut Pandang Senada dengan Vera, Saraswati yang merupakan ibu dari dua orang anak yang juga bekerja di salah satu perusahaan swasta di Kota Malang, menilai pengurangan jam kerja hanya akan menambah beban kerja bagi wanita yang bekerja di sektor swasta. Hal itu dikarenakan mereka akan mendapat tuntutan bekerja lebih besar dari atasannya. Imbasnya, justru para ibu akan me rasa kelelahan sesampainya di ru mah. “Saya akui waktu bersama anak memang kurang, namun pe ngurangan jam kerja dua jam dalam sehari saya rasa juga tidak akan
anak dan tidak melebar pada halhal yang sebenarnya tidak berhu bungan,” tandas alumni Fakultas Hukum Universitas Islam Malang (Unisma) itu. Adi Pranata Putra, mewakili para suami yang istrinya bekerja, berusaha membuka diri terhadap pendapat mereka yang pro maupun yang kontra terhadap wacana ter sebut. Menurutnya setiap wacana kebijakan yang dirumuskan peme rintah tentu memiliki niat awal yang baik, persoalan bagaimana menanggapi wacana tersebut ha nyalah tentang sudut pandang ma sing-masing pihak. “Sejauh ini Saya dan istri tidak mengalami masalah yang berarti dalam mengurus anak walaupun istri saya adalah wanita karier,” tuturnya. 1fia/m_nyi/p_ las/wid
perlu diperpanjang hingga harus memotong jam kerja yang dam paknya akan melebar ke mana-ma na. Selain itu, dari segi operasional tidak akan optimal. Pasalnya realisasi tersebut tidak hanya menyangkut tentang wanita dan anak, tetapi juga berimbas pada pekerja pria maupun pihak perusahaan. Perusahaan akan mengalami kesulitan dalam meng atur shift kerja pekerja wanita. Tidak heran jika nantinya mereka lebih memilih pekerja pria yang berujung pada diskriminasi.
karyawan atau lebih wajib menyediakan tempat penitipan anak bagi karyawannya. Maksimalisasi penerapan UU inilah yang perlu dilakukan pemerintah jika memang ingin memastikan pendidikan yang baik bagi anak-anak yang ibunya bekerja. Selain itu, sebaiknya pemerintah juga merumuskan UU baru yang mengatur jaminan kesehatan dan jaminan sosial yang lebih bagi pekerja wanita.
Masih Ada Opsi Alternatif Selain Jam Kerja
Wacana pengurangan jam kerja bagi wanita yang bersumber dari kekhawatiran kurangnya peran ibu dalam membesarkan anaknya. Dengan memperlambat satu jam waktu keberangkatan dan kepulangan ibu yang bekerja, pemerintah berharap dapat mencegah penurunan moral generasi penerus. Apakah Wacana tersebut merupakan solusi terbaik? Berikut wawancara eksklusif Reporter Bestari Nyimas Nindya P. dengan Jabal Tarik Ibrahim selaku Kepala BPSDM UMM. Bagaimana tanggapan Anda terkait wacana pengurangan jam kerja bagi wanita? Sebenarnya wacana pengu rangan jam kerja wanita mence derai emansipasi wanita. Realisasi wacana tersebut akan mem pertajam permasalahan gender. Dikhawatirkan, pola pikir patriarki yang mengarah pada dominasi pria terhadap wanita akan kembali tumbuh dalam masyarakat kita. Mengurus anak baik masalah kese hatan ataupun pendidikannya ada lah tugas bersama antara suami dan istri.
Jabal Tarik Ibrahim herdyani/Bestari
memberi perubahan yang berarti,” ujarnya. Ida Sri Wahyuni, salah seorang PNS di lingkup pemerintahan Kota Malang, mengatakan ide awal mun culnya wacana pengurangan jam kerja bagi wanita yang memiliki anak telah sesuai dengan kodrat dan martabat wanita. Walaupun wanita memiliki hak untuk bekerja namun mereka punya tugas utama, yaitu mengurus keluarga. Menurutnya wacana kebijakan tersebut harus disikapi positif, bukannya dikem bangkan hingga melebar pada isu yang tidak begitu relevan seperti genderitas dan diskiriminasi. “Jika diberi pilihan, Saya yakin para ibu akan lebih memilih keluarga da ripada prestasi kerja. Maka, fokus pembahasan wacana ini hendaknya tetap pada masalah pendidikan
Lalu, seberapa efektif wacana tersebut jika direalisasikan? Selama para pekerja wanita itu bisa menyeimbangkan perannya di tempat kerja maupun sebagai ibu, maka masalahnya selesai. Tidak
Adakah opsi lain untuk mengganti wacana tersebut? Saya yakin masih ada opsi lain yang lebih efektif untuk menjamin pendidikan yang baik bagi generasi penerus bangsa. Perlu disadari bahwa pekerja wanita justru lebih membutuhkan perlindungan diban ding pengurangan jam kerja. Maka, sebaiknya jam kerja mereka bu kan dikurangi melainkan diadakan penyesuaian dalam beberapa hal. Misalnya mendirikan tempat pe nitipan anak dan sekolah di dekat perusahaan. Pengaturan seperti itu sebenar nya sudah tercantum dalam UndangUndang (UU) Ketenagakerjaan No. 13 Thn 2003 di mana perusahaan yang mempekerjakan 100 orang
Apa yang perlu diperhatikan dalam membuat kebijakan bagi wanita? Semestinya tidak ada pengecualian terhadap peraturan jam kerja baik bagi pekerja pria atau wanita. Yang sepatutnya menjadi perhatian adalah perlindungan dan penyesuaian kebijakan untuk pekerja wanita. Pihak perusahaan dan pemerintah harus paham bahwa ada waktu-waktu tertentu di mana wanita kurang cocok dan produktif untuk melakukan suatu pekerjaan, misalnya saat haid dan shift malam. Meskipun kebutuhan pria dan wanita hampir sama, namun wanita memiliki beberapa kebutuhan khusus. Misalnya, kondisi hamil dan melahirkan yang memang telah menjadi kodratnya.
14 BESTARI
Polling
No. 317/TH.XXVII/Desember/2014
Polling
Jumlah Responden
Populasi
300
Mahasiswa
Taraf Signifikasi
95%
Area Sampel:
Taraf Kesalahan
UMM, Unitri, Akbid WHN, Unisma, UIN, Poltek, UB, UM, ITN, Poltekes, Unmer, dan Unikan
5%
15 - 20 Desember 2014
Kecepatan Kunci Berkembangnya Isu Nasional Media sosial (medsos) men jadi hal yang dekat dengan kaum muda. Menjadi jejaring sosial un tuk menyampaikan unek-unek atau sekadar berbagi aktivitas. Medsos juga bisa menjadi alat demokrasi, karena semua masyarakat bisa menjadikannya tempat mencurahkan kritik ataupun tanggapan tentang apa yang sedang terjadi pada suatu ne gara bahkan dalam jangkauan global. Menanggapi hal tersebut, tim Polling Bestari melakukan survei untuk me ngetahui peran media sosial terhadap isu nasional di beberapa kampus di Malang.
Hasil Polling menunjukkan seba nyak 61,3% responden sering men dapatkan informasi dari Medsos. Salah satunya Yeasyca Berta Purnama, Mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) UMM, ia sering mendapatkan berita tentang isu nasional di Medsos. Menurutnya akses yang cepat mem buat beberapa isu nasional cepat sampai ke masyarakat lewat berbagi media. “Berita atau isu yang masuk harus tetap dilihat sumbernya, karena banyaknya sumber yang kurang te percaya,” ujarnya. Peran medsos dalam pembe
PAKAR
Cermati Akurasi Berita Melalui Durasinya
ritaan mengenai isu nasional akan memberikan pengetahuan secara global, ditunjukkan oleh 43,5% res ponden. Menurut Ni Putu Febby, Akses medsos yang hanya hitungan detik, membuat pemberitaan menye bar secara menyeluruh. Maka, dengan bantuan Medsos pula semua orang bisa memberikan aspirasinya tentang isu tersebut. Semua orang pun bisa mendapatkan pengetahuan akan isu yang berkembang. “Masyarakat saat ini memiliki akses bebas untuk menyampaikan dan menerima in formasi lebih cepat dan bervariasi, ” ungkap mahasiswa Jurusan Psikologi
Universitas Merdeka (Unmer) itu. Selain memberikan informasi secara global, Medsos juga membe rikan peran sebagai update infor masi pemerintah. Sebanyak 23,6% responden sepakat akan hal itu. Menurut Maria Ulfa berbagai kebi jakan pemerintah yang baru, akan cepat terakses oleh masyarakat. Masyarakat akan mandiri dan menge tahui kebijakan apa saja yang akan berlangsung pada pemerintahan saat itu. “Karena sudah saatnya masyarakat juga melek dengan kebijakan peme rintah, tetapi juga harus tetap selektif memilih informasi yang didapat, ” ujar
jarang 61,3%
Memberi pengetahuan secara global 43,5% Update informasi pemerintah 23,6%
mahasiswa Akuntansi Universitas Widyagama Malang itu. Terkait frekuensi mahasiswa menyampaikan kritik atas isu nasio nal, sejumlah 13,7% mengaku se ring menyampaikan kritik atas isu nasional. Salah satu responden itu adalah Julia Kartika Sari Mahasiswa Unmer. Kartika menyampaikan so sial media dimanfaatkan pula untuk menyampaikan aspirasi terhadap isu nasional. Hal itu adalah salah satu bentuk demokrasi. Dengan menyam paikan aspirasi terkait isu nasional dengan baik juga bisa memberikan pengetahuan secara luas. m_ida Seberapa sering Anda menyampaikan kritik atas isu nasional pada Medsos?
tidak pernah 24%
Feedback masyarakat dan pemerintah 15,3 %
sering 13,7%
Sebagai wadah berkomentar secara bebas 16,7%
abstain 1%
Menurut anda apakah peran medsos dalam pemberitaan?
Jamroji novi/Bestari
Media sosial (medsos) memberikan ruang kepada masyarakat umum secara tidak terbatas. Setiap orang bisa memanfaatkan dan me ngakses segala macam berita di media online. Selain itu, masyarakat pun juga dapat berperan aktif dalam menggunakan haknya untuk ber suara dalam perkembangan isu nasional. Jamroji, dosen Prodi Ilmu Komunikasi (Ikom) UMM memapar kan, ada syarat yang harus diterapkan untuk mengakses segala macam informasi yang terdapat di media online yaitu tidak mudah memercayainya. Informasi yang disebarluaskan di Medsos merupakan informasi tanpa sensor sama sekali. Tidak ada tahapan-tahapan yang ketat dan rumit yang diterapkan. Berbeda dengan media cetak yang memiliki Standard Operating Procedure (SOP) yang jelas, yaitu mulai dari teknik peliputan, penulisan berita, hingga pencetakan. Internet merupakan media yang bersifat konvergen. Setiap orang bisa membuat dan melampirkan apapun. Namun, yang jadi masalah adalah akurasi berita. Banyak isu-isu penting yang bermula dari Medsos. “Begitu ramai diperbincangkan, isu itu akan dilebih-lebihkan sehingga banyak orang yang memancing isu tersebut keluar melalui medsos”, ujarnya. Adanya hubungan sinergi antara medsos dan media konvensional, lanjut dosen yang pernah menempuh pendidikan Magister di Edithcowan University Australia itu, yakni dapat memberikan pe ngar uh yang cukup besar terhadap perkembangan isu nasional. Tidak semua isu yang berkembang di Medsos merupakan isu yang sebenarnya. Ada beberapa isu yang memang sengaja dimunculkan dengan maksud dan tujuan tertentu. Apabila isu tersebut memiliki durasi waktu yang relatif lama di medsos, maka dapat dikatakan benar. “Namun bila dalam waktu 1-2 minggu saja isu tersebut mulai tenggelam, bisa jadi isu isu yang dibuat-buat,” pungkasnya. “Media berfungsi sebagai katalisator yang artinya media sosial menyediakan ruang bagi seseorang untuk menyampaikan ses uatu di mana orang tersebut tidak bisa mengekspresikannya di dunia nyata. Misalnya, karena orang tersebut pemalu, kurang berani, dan takut salah dalam mengeritik sehingga memilih un tuk menyampaikannya melalui medsos,” papar lulusan S1 UMM tersebut. Menyampaikan kritik merupakan hak setiap individu. Namun cara menyampaikan kritik harus dengan santun, mengikuti norma dan kaidah yang berlaku. Secara hukum yang diterapkan di Indonesia, siapa pun tidak diperkenankan menggunakan medsos untuk menghina orang lain dan sebagainya. “Kita boleh bersikap kritis namun tetap santun dan menggunakan identitas asli. Karena dengan itu, maka orang tersebut akan terkontrol dan tidak melakukan sesuatu yang melampaui batas,” jelas dosen asal Solo tersebut. p_put
Grafis : Model : Luken Yanuar Kusuma Rini Aris Khoironi Yusuf Fotografer : Novi Handayani Grafis : Fitriana Dewi
Kampanye Hitam, Risiko Berita di Medsos hiruk-pikuk segala macam be rita terhangat nasional menjadi isu utama media di Indonesia, khu susnya medsos. Medsos memiliki peran penting bagi penyebaran berita karena kecepatannya dan kemudahan akses pengguna inter net. Isu nasional yang beredar di manfaatkan secara maksimal oleh pengguna medsos. Selain untuk menaikkan jumlah rating, membaca dan berbagi berita dari situs online adalah bentuk pemanfaatannya. Pengguna Medsos seperti facebook dan twitter akan secara berantai melakukan penyebaran berita isu nasional. Demikian pula dengan blogger, dengan cepat mengutip atau sekedar menyalin berita dari media online. Berdasarkan hasil survei tim Polling Bestari, sebanyak 38% res ponden mengatakan politik ada lah isu nasional yang paling sering ditanggapi. Rivan Ade Kusuma, Mahasiswa Universitas Gajayana mengatakan, isu nasional terhangat di medsos dapat juga menjadi wa cana atau bahan diskusi komunitas dan organisasi di kampus. Bahan diskusi tersebut kebanyakan diam bil dari politik seperti menggali ke bijakan Presiden Joko Widodo. Sementara itu, Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN)
Malang Lailatun Nadhifah mewa 42,3% responden lainnya kili 34,2% responden lainnya me mengatakan tidak efektifnya ngatakan turut berkomentar di sta tersebut dapat terlihat secara jelas tus teman atau grup, merupakan karena medsos masih memerlukan bentuk partisipasi mahasiswa proses untuk mendapatkan dalam menanggapi isu yang ada. tanggapan, berbeda dengan diskusi Menurutnya, medsos dirasa ku secara tatap muka. “Jadi kurang rang efektif dalam menyebarkan yakin apakah berita di Medsos berita. Kebiasaan para pengguna dapat berpengaruh atau tidak dalam Medsos yang melakukan sharing keputusan selanjutnya.” ungkapnya. dan forward berita, baik dari situs p_yun online maupun dari akun pengguna lain dapat berisiko adanya kampa Menurut Anda efektifkah nye hitam. Kemudahan membuat melakukan kritik isu nasiwebsite menyebabkan munculnya onal melalui Medsos? situs-situs berita yang hanya bertu juan untuk melakukan kampanye hi 42,3% Efektif tam. “Belum tentu berita di medsos 42,0% Ragu-ragu itu benar secara keseluruhan. Wong 15,3% Tidak efektif terkadang mereka hanya asal me 0,3% Abstain nulis dan menyantumkan beri ta,” tegasnya. Bentuk kritikan apa yang sering anda Sedangkan Anindita lakukan? Dwi, Mahasiswa Universitas Berbagi situs isu nasional Brawijaya (UB) yang mewakili (22,7%) Isu nasional apa yang sering anda kritisisi?
Politik Pendidikan Kebudayaan Kesehatan lainnya Abstain
38,4% 30,9% 12% 11,3% 6,1% 1,3%
Menulis status di medsos
(24,4% )
Komentar di status teman/grup (34,2%)
Ikut meramaikan dengan menggunakan hastag (10,1%) Lainnya (7,5%) Abstain
(1,1%)
Grafis: Fitriana
Polling
BESTARI
No. 317/TH.XXVII/Desember/2014
15
Pemanfaat Medsos yang Baik, Bentuk Demokrasi Nyata Medsos memang sudah tidak asing lagi hampir di setiap kalangan memilikinya seperti, facebook dan twitter. Hal itu dapat berdampak positif dalam mengikuti perkem bangan isu nasional yang bermun culan, dengan tanggapan dan kri tikan yang berbeda pula. Dalam menanggapinya, tidak jarang kaum muda menuangkan aspirasinya da lam bentuk kritikan terhadap beri ta maupun isu yang berkembang di medsos saat ini. Berdasarkan hasil polling mahasiswa di Kota Malang, sebanyak 42,7% berpendapat, ada nya kritik berita isu nasional dira sa memiliki pengaruh. Kritikan di medsos dapat dijadikan acuan per kembangan terhadap isu nasional yang menjadi topik pemberitaan. Dengan kata lain, peran masyarakat dalam menanggapi atau mengkritik isu nasional lewat medsos dapat berjalan efektif karena akan berpe ngaruh dalam perkembangan dan penyelesaiannya. Esti Raftiarin, Mahasiswa
Universitas Negeri Malang (UM) mengungkapkan, mengkritik isu nasional merupakan bentuk peran positif masyarakat yang menun jukkan kepeduliannya. ‘’Dengan adanya kritik dapat memberikan ke sadaran kepada pemerintah tentang cara menanggapi kasus yang men jadi isu nasional dan menjelaskan nya ke masyarakat,’’ tutur maha siswi Jurusan Sastra Indonesia. Berbanding terbalik dengan 38,3% responden yang mengatakan, dengan mengkritik isu nasional di medsos tidak akan sepenuhnya da pat mengubah perkembangan isu nasional tersebut. Itu dikarenakan peran pemerintah yang selalu mengabaikan masukan dan kritikan dari masyarakat yang diung kapkan oleh Didit Irwan Fauzi, ma hasiswa STIE Malang Kucecwara. ’’Terkadang pemerintah merasa mengabaikan kritikan masyarakat tidak merespons dengan baik kriti kan yang ditujukan pada isu nasio nal tersebut’’, tutur mahasiswa Juru san Akuntansi.
Sementara itu, Melkhior G.A Toro, Mahasiswa Universitas Apakah ada pengaruh dari kritik tersebut terhadap Tribhuwana Tungga Dewi (Unitri) perkembangan isu nasional tersebut? Jurusan Teknik Sipil mewakili 28,6% responden mengatakan, seharusnya Lainnya 1,6% medsos dapat dimanfaatkan sebagai penyaluran aspirasi yang baik. Agar Tidak ada penyalahgunaan 12,1% setiap masyarakat khususnya ma hasiswa dapat menyalurkan aspi Berita menjadi jelas tidak simpang siur 17,4% rasinya dan kritiknya terhadap isu nasional. Itu merupakan bentuk Bentuk domokrasi melalui Medsos 17,6% demokrasi yang sesungguhnya. 22,7% “Setiap warga negara berhak me Adanya tanggapan yang bersangkutan nyalurkan aspirasinya terhadap se Menjadi wadah aspirasi yang baik 28,6% tiap kebijakan pemerintah dan isu nasional yang banyak berkembang dan menjadi perbincangan hangat,” ujarnya. p_uqi 20,3%
65,3%
2,3%
Relevan
Cukup relevan
Abstain
12%
Tidak relevan
Apakah kritik yang biasa disampaikan relevan dalam menanggapi isu nasional tersebut?
uneg-uneg
Grafis: Fitriana
Kritik di Medsos Harus Beretika Walaupun di medsos kita semua bebas mengekspresikan pendapat, namun harus sopan dong.
Fetty Rahayu Sri Mulyani Fakultas Ekonomi-Unisma syauqi/Bestari
Masduki Zakaria
Sastra Indonesia-UM Kritik dalam medsos cukup relevan karena kritikan haruslah dilandasi oleh teori atau fakta yang aktual. Secara otomatis itu akan memberikan efek dan solusi atas kelemahan dan kesenjangan di pemerintah. Kritikan akan susah diterima pemerintah dan terkadang kritik dalam Medsos hanya sebagai bahan bacaan untuk evaluasi. Sedangkan pemanfaatan Medsos untuk menanggapi isu nasional memberikan informasi pada semua masyarakat khususnya mahasiswa sebagai agen of change. p_uqi
Mayoritas pengguna Medsos masih menyampaikan kritik terhadap isu nasional tanpa diimbangi dengan wawasan yang mendetail mengenai isu tersebut. Sehingga, mereka hanya ditelan secara mentah tanpa mengetahui. Sebaiknya kita sebagai mahasiswa harus memiliki modal pengetahuan untuk menanggapi dan memberikan komentar pada isu tersebut. p_put
Grafis: Hasan
putri/Bestari
Simpul
Achmad Habib
novi/Bestari
Benar sekali Pak Bes. Bebas, namun juga harus beretika. Karena sejatinya kebebasan pasti dibatasi dengan norma.
/Bestari
Luluk Krisdiana
Fakultas Kebidanan-Akbid WHN Peran Medsos dalam menampung kritik dan memang dinilai efektif, terutama jika disampaikan melalui akun sosial milik pemerintah. Harapannya agar aspirasi masyarakat dapat tersampaikan secara langsung dan mendapat tanggapan dari Pemerintah. Namun, dalam penyampaiannya haruslah memerhatikan etika dan sopan santun serta komentar yang membangun tanpa perlu mencela atau menjatuhkan. p_put
syauqi/Bestari
Moh Ludfi
ManajemenUniversitas Tribhuwana Tungga Dewi Menanggapi isu di berbagai Medsos merupakan kebebasan dalam menyalurkan aspirasi. Meskipun isu tersebut belum dapat dipastikan sumber yang jelas, namun dapat dijadikan bahan diskusi. Banyak sekali komentar di Medsos yang bersifat kritikan pedas, itu menjadi sangat tidak etis, dikarenakan kebudayaan kita yang sangat sopan. Hal terpenting adalah bagaimana kritikan bersifat konstruktif, sehingga bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan info informasi terkait isu nasional tersebut. p_uqi
putri/Bestari /Bestari
Peran Medsos Latih Pemikiran Kritis Mahasiswa Medsos kian berkembang pesat dalam penggunaannya. Masyarakat pada umumnya harus mengambil bagian untuk memanfaatkan dengan bijak. Achmad Habib, Praktisi Media sosial mengungkapkan, fenomena ra mainya medsos harus diikuti untuk menunjang banyak hal positif. Semua orang dengan mudah mendapatkan berbagai informasi tentang isu nasional. Salah satu hal yang sering dilakukan adalah menanggapi apa yang sedang menjadi perbincangan atau yang disebut isu nasional. Frekuensi mahasiswa menda patkan pemberitaan tentang isu nasional tidak bisa disangsikan la gi. Medsos saat ini sangat dekat de ngan kehidupan mahasiswa. Dari beberapa portal berita baik online maupun cetak dengan mudah bera lih ke medsos. Hal itu sangat mem bantu dalam menyebarnya isu na sional yang sedang berkembang.
Maka, tidak heran jika 61,3% res ponden mengatakan sering menda patkan berita mengenai isu nasional di media sosial. Banyaknya pemberitaan ten tang isu nasional, membuat isu tersebut menjadi besar dan selanjutnya akan memberikan dampak. Hasil survei menunjukkan 43,5% mengatakan peran medsos dalam pemberitaan isu nasional adalah memberikan pengetahuan secara global. “Saya sepakat de ngan hal itu Karena dengan media sosial banyak belajar berinteraksi dengan banyak orang maka saling menghargai dan memahami menjadi penting,” lanjut Dosen Pengantar Antropologi UMM. Efek meluas dan menyebar akan memicu banyak orang untuk turut serta mengutarakan komentar bah kan kritikan. Mahasiswa menjadi sa lah satu lini kaum muda yang paling
sering melakukannya. Dalam hasil Polling 13,7% sering dan sebanyak 61,3% mengatakan jarang melakukan kritik. Hal itu menjadi wajar karena medsos juga menjadi wadah pembe lajaran bagi mahasiswa untuk me nyampaikan aspirasinya. Mereka bi sa belajar menulis gagasannya, dan saling berdiskusi, serta menghargai banyak orang. “Pemikiran intelektual berawal dengan mereka berdiskusi dengan menyampaikan pemikiran kritis mereka tentang perkembangan isu di sekitarnya, ” ujar Direktur American Corner UMM. Doktor lulusan Universitas Airlangga itu mengungkapkan, selain sebuah fenomena, politik juga akar dari berbagai permasalahan seperti topik permasalahan pendidikan, kebudayaan, kesehatan dan lainlain. Terlihat dari hasil polling tentang banyaknya suara terhadap permasalahan politik yakni sebanyak
38,4% responden. Seiring ber jalannya waktu, fenomena itu akan reda dengan sendirinya. Sedangkan bentuk kritik yang paling sering di sampaikan oleh responden adalah dengan komentar di status teman atau grup yakni sebanyak 34,2%. Berbicara tentang tingkat efektif penyampaian kritik di me dia sosial, sebanyak 42,35% res ponden mengatakan hal ini efek tif. Meskipun tidak sedikit dari mereka yang menyampaikan kritik kurang relevan dengan topik. Harapan pengguna agar medsos dapat sebagai wadah aspirasi yang baik, diutarakan sebanyak 28,6%. Menurut dosen yang menempuh S2 di University Of Michigan Amerika Serikat, dengan menyampaikan aspirasi secara bebas di medsos akan menjadikan salah satu implementasi demokrasi bagi masyarakat Indonesia. m_ida
16
Pernik Malang
BESTARI No. 317/TH.XXVII/Desember/2014
Metamorfosa Sampah:
Barang Unik nan Kreatif yang Bernilai Seni Tinggi
Miniatur Vespa: Salah satu karya Unik dari Komunitas Rongsocraft Malang.
edgar/Bestari
S
ering kali kita meremehkan sebuah barang yang sudah tidak terpakai. Bahkan tidak menutup kemungkinan kita membuangnya bersama tumpukan sampah lainnya. Pemikiran bahwa barang bekas adalah sampah kini harus segera kita enyahkan. Karena, barang bekas merupakan harta karun yang dapat diproduksi ulang hingga menjadi barang unik bernilai seni dan ekonomis yang tinggi. Sedikit sekali dari kita yang mau memutar otak guna memberdayakan sam pah. Tidak bisa dibayangkan, apabila tum pukan sampah semakin menggunung dan tidak ada yang mau memperhatikannya. Eko Srilaksono adalah salah satu pemerha ti lingkungan yang kreatif mendaur ulang kardusmenjadi mainan anak-anak.
Sampah Bekas Menjadi Barang Berkelas Di Sabtu pagi yang cerah, kedatangan Tim Pernik mendapat sambutan hangat dari Eko di kediamannya Jalan Mertojoyo Blok I Nomor 12 Malang. Di istananya itulah, ia me nyulap mainan kuda-kudaan yang lazimnya berbahan dasar kayu atau rotan menjadi mainan berbahan dasar kardus bekas yang awet, unik, dan aman. “Ide awalnya adalah pada tahun 2010 ketika Saya resah melihat tumpukan kardus tidak terpakai. Lalu, spontan Saya langsung terpikir untuk membuat mainan kuda-kudaan yang ramah lingkungan dan cocok untuk anak,” ungkap pemilik toko Galeri of Art tersebut. Rasa penasaran Tim Pernik terhadap kreasi dari limbah semakin membuncah ketika pria yang memiliki satu orang putri itu menceritakan filosofi dari mainan tersebut. Baginya, membuat mainan untuk anak harus menggunakan hati agar mainan tersebut dapat benar-benar bermanfaat. Kuda-kudaan dari kardus tersebut diciptakan untuk menumbuhkan rasa cinta dan kedekatan orang tua terhadap anak. Dikatakan demikian, karena kuda-kudaan dari kardus itu dapat ditunggangi berdua bersama anak. Sehingga, apabila mereka jatuh dan tertimpa tidak akan cedera karena mainan telah terbuat dari bahan yang aman tanpa berpotensi melukai.
novi/Bestari
Kreatif: Tumpukan kardus bekas yang dapat di manfaatkan menjadi barang lucu dan menarik.
Tidak hanya kardus, kulit jagung pun tidak boleh dianggap remeh. Tanaman ja gung yang biasanya hanya dimanfaatkan buahnya saja, kini tidak berlaku bagi Nanik Sriwahyuningsih. Perempuan yang telah mendapat gelar S1 dari Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Malang tersebut me manfaatkan kulit jagung atau dalam bahasa Jawa disebut kelobot menjadi berbagai hiasan cantik. “Selain itu, Saya juga memanfaatkan koran bekas, pelepah pisang, kulit lamtoro, serta batang bambu,” tambahnya. Rangkaian bunga yang cantik, vas unik, bros, hiasan dinding, hiasan kulkas, gantungan kunci, serta lukisan tiga dimensi adalah variasi dari alih fungsi limbah tanaman karyanya. Bagi Nanik yang telah memulai usahanya sejak tahun 2008 tersebut, turut membantu mengurangi gunungan limbah rumah tangga adalah salah satu misinya. Sehingga, Alumni Pasca-Sarjana Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Brawijaya (UB) tersebut tidak asal-asalan dalam mengreasikan limbah. “Memang tidak sulit membuat kerajinan dari limbah tanaman. Namun, yang susah dan menjadi bernilai itu adalah kreativitasnya,” ungkapnya. Sebuah kreativitas dapat menuntun kita untuk memanfaatkan barang bekas seba gai fungsi yang baru. Ungkapan tersebut disepakati pula oleh Suheri Purnomo, seo rang wirausahawan tempat sampah dari ban bekas. Banyak yang menganggap sampah adalah masalah. Terlebih sampah ban motor, mobil, dan truk yang sudah tergeletak tidak dapat digunakan dan tidak berfungsi kembali. Namun, di tangan Suheri ban bekas dapat berubah menjadi tempat sampah dengan gambar kartun lucu yang banyak diminati konsumen. Berbeda dengan kerajinan limbah
edgar/Bestari
Variasi: Berbagai macam tempat sampah Ban yang telah siap untuk dipasarkan.
sebelumnya, untuk membuat tempat sampah dari ban bekas pengrajin harus senantiasa berhati-hati. Hal tersebut dikarenakan proses pengolahan serta modifikasi bannya cukup rumit dan menggunakan benda tajam. “Mes kipun ban bekas ini di daur ulang menjadi tempat sampah, ketelitian serta kerapian pro duk harus tetap yang utama,” tutur alumni Program Studi pendidikan Biologi UMM tahun 1992 tersebut.
Mengintip Dapur Sang Kreatif Ada beberapa tahapan yang diperlukan untuk mengolah ban bekas menjadi lembaran ban yang dapat dibentuk menjadi tempat sampah. Mula-mula ban dibelah menjadi dua. Kemudian, ban yang telah dibelah tersebut di balik sehingga bagian yang awalnya berada di luar menjadi di dalam. Agar ban yang telah dibalik tidak kembali pada bentuk semula, maka harus diikat menggunakan kawat. “Setelah dikira ban tidak dapat kembali ke bentuk semula, ban mulai diambil lapisanlapisannya. Untuk membentuk lapisan ban menjadi tempat sampah dibutuhkan silet, paku, dan kawat,” jelas pria dengan sapaan akrab Heri tersebut. Yang unik dari kerajinan tempat sampah dari ban bekas ini adalah keawetan serta motif-motifnya yang kreatif. Biasanya, Heri menambahkan gambar kartun seperti Hello Kitty, Teddy Bear, Spongebob, dan lain-lain agar menarik. Gambar tersebut dibuatnya dengan menggunakan pewarna cat sesuai dengan permintaan konsumen. “Konsumen banyak yang tertarik karena tempat sampah dari ban ini cenderung tahan lama dibanding tempat sampah yang terbuat dari plastik,” ungkapnya. Sama halnya dengan produk kerajinan limbah di Garuda Jaya gerai milik Nanik yang memerlukan beberapa tahap pengolahan. Pertama, pemilihan kulit jagung yang tua dan muda. Kulit jagung yang digunakan adalah yang tidak terlalu kaku, sehingga saat proses kreatif tidak mudah pecah. Tahap kedua, pe mutihan kulit jagung menggunakan larutan H2O2 dengan perbandingan air 1:10. Langkah selanjutnya, membilas kulit jagung. Langkah ini bertujuan agar pemutih tidak tercampur dengan pewarna, sehingga akan dihasilkan warna yang diinginkan. Ke mudian, proses pewarnaan dengan pewar na tekstil. Lalu, pengeringan dengan cara diangin-anginkan. “Setelah kering klobot jagung diseterika dan dikelompokkan berda sarkan ukurannya. Proses ini adalah proses yang terakhir. Setelah itu klobot jagung siap dirangkai menjadi berbagai macam produk kesenian yang berkelas,” tutur perempuan yang mempunyai satu orang putri tersebut.
Pemilihan jenis bahan dasar juga dila kukan pada mainan yang terbuat dari kar dus. Kardus yang digunakan harus double wall. Kardus double wall adalah kardus yang memiliki dua gelombang di antara kertas, yang artinya kardus ini memiliki lima lapi san. “Contoh kardus double wall itu adalah kardus bekas wadah mesin cuci atau rokok,” jelas Eko alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) tersebut. Untuk membuat kuda-kudaan dari kar dus sebenarnya sangat sederhana. Setelah memilih kardus yang sesuai dan belum ba nyak lekukannya, langkah selanjutnya adalah memotong kardus sesuai pola dengan meng gunakan mesin pres. Kemudian, dilakukan perekatan menggunakan lem kayu. “Tunggu sampai lem benar-benar kering, setelah itu baru pemberian busa dan kain sesuai bentuk yang dipesan,” terangnya.
Sampah Hasilkan Pundi-Pundi Rupiah Bagi Eko, usaha ini benar-benar memiliki prospek yang cerah. Dari modal awal yang hanya 100 ribu rupiah, kini telah memiliki omzet 20 juta rupiah per bulan. Pada awalnya, mainan kuda-kudaan ini di anggap remeh oleh masyarakat. Namun, Eko tidak menyerah dan membuat inovasi pada produknya. Lambat laun dengan me manfaatkan media sosial, respons baik dari masyarakat meningkat. “Dalam satu bulan, Saya menerima pesanan 30 sampai 40 mai nan kuda-kudaan. Pemesan sendiri didomi nasi oleh orang luar Jawa,” ungkap pria be rusia 53 tahun itu. Antusiasme dari masyarakat yang luar biasa juga dirasakan oleh Nanik. Bahkan, ia telah mendapat dukungan penuh dari Ke mentrian Koordinator Bidang (Kemenko) Perekonomian untuk membina masyarakat guna bersaing dalam AEC 2015 melalui ke rajinan uniknya. “Hanya dengan satu karung kulit jagung seharga 75 ribu rupiah, dapat dihasilkan keuntungan hingga 5 juta rupiah. Tidak hanya itu, produk daur ulang limbah ini kini sudah banyak diminati warga Spanyol dan Thailand,” ungkapnya. Keuntungan dari mengolah sampah sudah tidak bisa diragukan lagi. Pundi-pundi rupiah pun kini juga menyambangi usaha tempat sampah dari ban bekas milik Heri. Salah satunya adalah sisa-sisa pemotongan ban dapat dijual kembali dengan harga 80 ribu tiap kwintalnya. Ban dalamnya dapat digunakan untuk tali. Besi yang ada pada bagian tengah ban juga dapat dijual kembali. “Alhamdulillah, tempat sampah Saya ini sudah keliling nusantara bahkan negara tetangga seperti Malaysia,” tukasnya. p_dwi/aga
Pernik Malang
17
BESTARI No. 317/TH.XXVII/Desember/2014
Terampil Ciptakan Karya Bersama Komunitas
h
Menjahit: Pak Eko sedang melakukan proses pembuatan miniatur Jok Vespa. edgar/Bestari
H
ingga saat ini, di Indonesia sampah masih menjadi persoalan serius. Pengolahan sampah yang efektif adalah sinergitas yang melibatkan semua pihak. Melalui daur ulang, permasalahan sampah yang kian menggunung dapat diminimalisir. Dengan banyaknya komunitas yang bergerak di bidang sosial serta pelestarian lingkungan, sampah yang tadinya menjadi masalah dapat menjadi celah usaha yang menguntungkan. Keberhasilan Malang dalam menyabet penghargaan Adipura Kencana 2014 kategori Kota Besar dalam keberhasilannya menjaga kebersihan dan pengelolaan lingkungan, tidak lepas dari peran masyarakat. Seperti halnya yang dilakukan oleh Komunitas Kreatip–Primitip Rosokcraft. Diharapkan, warga Malang mampu terinspirasi untuk berpikir kreatif dalam mengelola sampah, terutama sampah dari limbah korek api gas bekas. Komunitas yang mempunyai basecamp di Jalan Imam Bonjol II/458 Karangjati, Ardimulyo, Singosari ini memanfaatkan korek api gas bekas menjadi miniatur alat transportasi, replika hewan, robot, dan aneka benda unik lainnya. Sekitar empat tahun yang lalu, Okta Deddie, ketua dari komunitas tersebut iseng membongkar korek kemudian dirakit seadanya menjadi miniatur vespa. “Dari sinilah Saya semakin penasaran hingga lama kelamaan menjadi hobi. Kemudian, Saya tekuni dengan mempercantik karya tersebut menggunakan ornamen tambahan serta cat agar lebih awet,” ungkap pria berusia 31 tahun tersebut. Karya-karya fantastis yang setiap harinya menghiasi etalase di basecamp komunitas ini menjadi daya tarik masyarakat untuk turut bergabung. Rosokcraft membuka pintu secara gratis bagi siapapun yang ingin berkarya bersama. “Yang telah bergabung dan aktif saat ini sudah ada sekitar 20 orang dengan latar belakang profesi yang berbeda-beda. Sebagian dari kami ada yang pengangguran, kuli bangunan, tukang bengkel, buruh, karyawan, pelajar, maupun anak-anak,” tukasnya. Perbedaan latar belakang itu tidak menyurutkan semangat komunitas ini untuk terus menggeluti seni instalasi serta menciptakan karya unik lainnya. Bagi Okta, kreativitas tidak bisa dibatasi oleh latar belakang profesi maupun usia. “Semua orang bisa membuat apapun dari korek api gas bekas. Selain bertujuan untuk memberdayagunakan sampah, dengan rutin membuat kerajinan seperti ini akan mampu mengasah kreativitas kita,” ujar pria yang hobi travelling itu. Komunitas Pelangi Nusantara (Pelanusa) yang berdiri pada tahun 2011 pun turut
serta dalam memberdayakan masyarakat untuk berkarya melalui sampah. Pelanusa berdiri berdasarkan inspirasi dan keinginan Noor Suryanti bersama anaknya Achmad Fajiul untuk melatih perempuan membuat kerajinan berbahan dasar perca. “Dulu Ibu Saya sudah merintis usaha kreatif ini sendiri. Kemudian, ia semakin bersemangat melatih dan memotivasi masyarakat karena antusiasme mereka untuk belajar membuat keterampilan juga besar,” tutur Achmad, Mahasiswa Politeknik Negeri Malang (Polinema) itu. Visi dan misi Pelanusa adalah memberdayakan perempuan di masyarakat serta mengubah persepsi dan ekspektasi terhadap perempuan. Meskipun seorang perempuan tidak memiliki latar belakang pendidikan tinggi, perempuan masih berkesempatan untuk berkarya. “Anggota Pelanusa didominasi oleh perempuan putus sekolah, pengangguran, dan menikah muda. Oleh karena itu, diharapkan setelah bergabung dengan komunitas ini, perempuanperempuan tersebut dapat mandiri. Sehingga, perekonomian keluarga juga meningkat,” tukas pria berusia 21 tahun tersebut. Kegiatan Pelanusa tidak hanya sekadar membuat karya seperti tas, bantal, selimut, tempat mukena, karpet, lukisan, dan lainlain. Tetapi juga melakukan pelatihan teknologi atau lebih tepatnya memasarkan produk melalui internet atau media sosial. Oleh sebab itu, di setiap pertemuan pasti ada produk kreatif baru yang tercipta. Agar menguntungkan, pengrajinnya boleh memasarkan produknya di internet atau dititipkan melalui gerai Pelanusa yang berada di Jalan Wijaya Barat No 84, Singosari dengan kisaran harga 10 ribu rupiah hingga 5 juta rupiah.
edgar/Bestari
s Gagah: Berbahan beberapa korek beka t. Robo atur Mini ah sebu ikan bisa dijad
Berbicara mengenai produk yang dihasilkan, hasil karya dari komunitas ini tidak kalah dari produksi pabrik tekstil besar lainnya. Karena, produk-produk Pelanusa mayoritas dibuat dengan tangan dengan motif yang beraneka ragam. “Untuk bahan baku kita tidak khawatir, karena di Malang dan Pasuruan banyak terdapat pabrik tekstil. Jadi, kami menerima dan memanfaatkan pasokan sisa-sisa dari pembuatan tekstil tersebut,” ungkap pria asli Malang tersebut. Keterampilan dari kain perca ini ternyata tidak hanya diminati masyarakat sekitar Malang saja, namun kini komunitas tersebut merambah ke berbagai kota seperti Pasuruan dan Tulungagung. Eksisnya Pelanusa dalam membuat produk ramah lingkungan ternyata membuat ketuanya, Yanti, mendapat penghargaan di ajang Community Enterpreneurs Challenge (CEC) untuk kategori pemula (start-up) yang diselenggarakan oleh Arthur Guinnes Fund dan British Council, London. Kompetisi tersebut diselenggarakan untuk mendukung komunitas yang mampu dan mempunyai ide brilliant dalam memelopori serta mengelola secara mandiri sebuah usaha. Tujuan dari usaha tersebut adalah mengatasi persoalan sosial dan lingkungan di setiap daerah masing-masing. “Hadiah dengan total seratus juta yang kami dapatkan waktu itu digunakan untuk menyelenggarakan pelatihan desain produk dengan menggandeng Institut Teknologi Bandung dan Institut Teknologi Sepuluh November,” ungkapnya. Di lain sisi, Komunitas Rosokcraft juga sering mengikuti pameran, baik yang diadakan pemerintah maupun mahasiswa. Sejak saat itu, komunitas ini menjadi terkenal dan banyak yang mengikuti jejaknya. Bagi Okta, tidak masalah apabila masyarakat banyak yang berinisiatif menciptakan karya baru dari korek api gas bekas. “Toh dampak yang dihasilkan positif, yaitu ikut mendaur ulang sampah. Alhamdulillah jika sampai dapat menghasilkan rupiah,” ujarnya. Okta mengaku, dukungan masyarakat adalah tenaga bagi komunitas ini untuk bertahan. Terbukti dengan seringnya Komunitas Rosokcraft diundang untuk menjadi bintang tamu di acara televisi seperti Hitam Putih, Laptop si Unyil, Peppy and the Explorer, dan masih banyak
edgar/Best ari tari
edgar/Bes Teliti: Okta terlihat sangat teliti seka li dalam membuat miniatur mainan.
lagi. Selain itu, mereka juga pernah mengisi acara workshop atau seminar kewirausahaan di berbagai kota. Kedatangan mereka ke sana adalah untuk mengajarkan pesertanya membuat miniatur atau replika dari korek api gas bekas. “Karya siap jual kami banderol paling tinggi dengan harga 150 ribu rupiah. Bayangkan saja keuntungannya, apabila sehari kita semua mampu menghasilkan berpuluh-puluh karya dari bahan dasar barang bekas,” terangnya. Ketenaran komunitas ini sudah sampai hingga ke luar negeri seperti Thailand dan Singapore. Banyak warga negara asing yang berlibur ke Indonesia menyempatkan diri mengunjungi basecamp mereka hanya untuk sekadar belajar atau memesan produknya. “Suatu kebanggaan bagi kami apabila karya Komunitas Rosokcraft banyak peminatnya. Hal tersebut membuktikan bahwa barang bekas kini sudah mampu bersaing dengan produk-produk berkelas lainnya,” pungkas Okta. Memang, sampah akan selamanya tak berguna jika tidak dimanfaatkan. Namun, berbeda halnya jika sampah tersebut diolah oleh tangan-tangan handal. Melalui jiwa-jiwa kreatif, sampah yang mulanya merupakan barang bekas disulap menjadi berkelas, hingga bernilai ekonomis tinggi. Lantas, bagaimanakah dengan Anda, apakah ikut memanfaatkan sampah sebagai cara untuk mendulang rupiah? nur/p_aga/dwi
edgar/Bestari
Indah: Salah satu varian motif batik yang dihasil dari barang bekas.
edgar/Bestari
Bervariasi: macam macam Bantal yang siap untuk dipasarkan.
edgar/Bestari
agai Kreatif: Miniatur Vespa dengan berb unik. at sang yang uk bent m maca
18
Polemik
BESTARI No. 317/TH.XXVII/Desember/2014
Diabaikan: Masih banyak mahasiswa UMM yang tidak mematuhi tata tertib yang berlaku untuk parkir di tempat yang sudah disediakan. herdyani/Bestari
Himbauan Tak Diindahkan, Beri Sanksi Tegas Bagi Pemarkir Liar Dalam upaya meningkatkan ketertiban di wilayah UMM, pihak Satuan Pengamanan (Satpam) dan Juru Parkir (Jukir) UMM telah menghimbau kepada seluruh mahasiswa agar memarkir kendaraannya di tempat parkir yang telah disediakan. Namun dalam penerapannya, masih terdapat mahasiswa yang memarkir kendaraannya di tempat yang tidak seharusnya. Lantas, apa yang melatarbelakangi hal tersebut? Bagaimana upaya dari pihak Satpam dan Jukir meminimalisir hal tersebut? Berikut penelusurannya. Mahasiswa melakukan tin dakan parkir liar pasti didasari dengan alasan yang kuat, tidak hanya sekadar memarkirkan kendaraannya tanpa alasan. Hal tersebut diungkapkan oleh Fandi Wijaya, mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) men jelaskan beberapa alasan melaku kan parkir liar. Pertama, dekat de ngan Gedung Kuliah Bersama (GKB). Kedua, saat hendak memarkirkan kendaraan, antrean di tempat parkir cukup panjang dan hanya satu par kiran saja yang dibuka. Ketiga, saat tempat parkir semua ditutup, ke mudian dialihkan ke tempat parkir rusunawa. Kapasitas parkir UMM, lanjut
Fandi, saat jam awal perkuliahan, pergantian mata kuliah, dan sehabis jam istirahat siang, sering terlihat tempat parkir dipenuhi oleh mahasiswa. “Saya pribadi pernah dihadapkan dengan situasi itu. Oleh karenanya, Saya berpikiran untuk memarkirkan kendaraan tidak di tempat parkir,” jelasnya. Dewi Sulastri, mahasiswa Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) mengaku terganggu dengan sistem buka tutup parkiran di lingkungan UMM. Menurutnya, sistem buka tutup tempat parkir itu menghambat waktu. Hal tersebut dapat memperlambat waktu mahasiswa untuk masuk ke kelas. Karena, harus berbalik mencari parkiran yang buka ketika beberapa tempat parkir ditutup. Novalia Pebriani, mahasiswa
Eksklusif
Kelalaian Memicu Tindak Pencurian Di sisi lain, Novian Arif, Koordinator Jukir UMM menga takan, apapun alasan yang melatarbelakangi mahasiswa me lakukan parkir liar, dapat menggang gu ketertiban dan dapat mengun dang tindakan pencurian kendaraan. Dirinya menambahkan, kendaraan yang ditinggal pemiliknya dalam rentang waktu satu atau dua jam bisa memancing pelaku pencurian di lingkungan universitas. “Pelaku biasanya berasal dari luar lingku ngan universitas dan mereka me ngawasi situasi di dalam lingkungan universitas,” ungkapnya. Kami beserta pihak Satpam,
lanjut Arif, telah melakukan ber bagai upaya untuk mengurangi tindakan parkir liar. Di antaranya dengan memasang tulisan atau pemberitahuan dilarang parkir di beberapa tempat, mengurangi te kanan volume angin ban kendaraan, hingga membuat surat pernyataan dengan mencantumkan materai. Namun, upaya tersebut masih saja belum diindahkan oleh beberapa mahasiswa hingga saat ini. Senada dengan Arif, Kusmanadi, Wakil Komandan Sat pam kampus III UMM menyatakan, himbauan dan sanksi sudah sering diberikan kepada mahasiswa yang melakukan parkir liar. Jika ma hasiswa beralasan seluruh lahan parkir sudah penuh, maka ma hasiswa akan dialihkan ke parkiran rusunawa dengan pengamanan ser ta pengawasan dari petugas keama nan. Hal tersebut dilakukan agar kendaraan mahasiswa masih tetap dalam pengawasan. Tingkatkan Kepekaan Terhadap Himbauan Muslimin Machmud, kepala Biro Administrasi Umum (BAU) me maparkan, pihak universitas selalu melakukan upaya persuasif kepada
mahasiswa agar bisa menertib kan kendaraannya. Baik secara personal, maupun himbauan melalui spanduk. Muslimin juga menambahkan, untuk mengantisipasi maraknya parkir liar, petugas tidak segan melakukan pengempesan ban ken daraan. Menurutnya, pihak kampus tidak hentinya untuk melakukan pembenahan fasilitas area parkir, yakni dengan menambah lahan parkir baru. "Pengerjaan area par kir baru direncanakan selesai pada Februari 2015 mendatang, yang bertempat di depan GKB III," ujarnya. Ditemui di kantornya, Diah Karmiyati, Pembantu Rektor (PR) III menyatakan, teguran, dan sank si tegas wajib ditegakkan oleh pe tugas keamanan bagi mahasiswa yang parkir liar. Menurutnya, kon sistensi petugas keamanan dalam memberi sanksi kepada maha siswa harus diperkuat sehingga akan menimbulkan efek jera bagi pelanggar. “Konsistensi itu diperlu kan untuk memberi tanda bahwa peraturan yang ditetapkan wajib dipatuhi oleh mahasiswa demi menjaga keamanan kendaraan pri badinya,” ujarnya. aul/m_tri/p_ mah/saf
Perlunya Sinergikan Peran Mahasiswa dan Pihak Keamanan
Maraknya parkir liar di lingkungan UMM sering mendapatkan tanggapan yang negatif dari seluruh pihak civitas akademika. Pa dahal, telah ada peraturan dari pihak keamanan agar mahasiswa dapat tertib mengamankan kendaraan bermotornya. Perilaku parkir liar yang dilakukan mahasiswa tentu mengganggu ketertiban dan merusak keindahan kampus. Lalu, bagaimana himbauan dan solusi dari pihak kampus menanggapi hal ini? Berikut wawancara re porter Bestari Andina Safitri dengan Rachmad Setya Budi Utomo selaku Komandan Satuan pengamanan (Satpam) UMM. Menurut Anda bagaimana sistem parkir di UMM? Beberapa sistem yang se harusnya bisa dipatuhi oleh mahasiswa yakni, pertama, ma hasiswa wajib membawa Surat Tanda Nomor Kendaraan bermotor (STNK) ketika memasuki wilayah parkir kampus. Kedua, ma hasiswa harus mem bawa kartu Tanda Mahasiswa (KTM). Ketiga, mahasiswa mendapatkan karcis parkir dari jur u
Rachmad Setya B. herdyani/ Bestari
Prodi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) mengungkapkan hal yang berbeda. Dirinya menyatakan, parkir liar dapat memicu tindak pencurian. Jika antre karena lahan parkir yang tidak memadai membuat maha siswa terlambat, maka bisa disiasati dengan berangkat lebih awal untuk menghindari antrean parkir. “Saya le bih memilih antre panjang dari pada parkir liar dan menimbulkan risiko kehilangan," ungkapnya.
parkir (Jukir) sebagai jaminan kea manan kendaraannya. Sebetulnya, sistem buka tutup pintu parkiran kami berlakukan hanya ketika lahan parkir sudah penuh atau overload. Lahan parkir yang sering penuh adalah parki ran utama. Sehingga, ketika lahan parkir tersebut telah penuh, kami alihkan ke lahan parkir di samping lapangan basket atau di parkiran masjid lantai satu.
Tanggapan Anda mengenai parkir liar di lingkungan UMM? Mahasiswa seharusnya tidak melakukan parkir liar atau semba rangan. Karena, tindakan ini me mancing para pelaku Curanmor. Terkadang, parkiran penuh atau antre panjang dijadikan alasan un tuk memarkir kendaraannya di sembarang tempat. Padahal, para petugas keamanan juga tidak bisa membatasi ribuan mahasiswa yang kuliah di jam yang sama. Petugas parkir sudah memberlakukan sis tem buka-tutup pintu parkir untuk meminimalisir antri yang panjang, namun tetap saja tidak cukup. Adakah himbauan mengenai permasalahan ini? Kami pihak keamanan sudah
memasang rambu-rambu larangan untuk tidak parkir sembarangan. Himbauan-himbauan berupa ban ner dan rambu-rambu yang te lah kami pasang. Himbauan dari Polres dan Dinas Keamanan juga telah kami pasang dibeberapa titik di lingkungan UMM. Kami pasang himbauan tersebut di parkiran uta ma, di samping masjid, di Kampus 1, dan Kampus 2 pun juga sudah kami pasang. Upaya-pupaya ter sebut telah kami lakukan untuk menertibkan kendaraan bermotor mahasiswa. Biasanya petugas pe ngamanan yang menemukan pe milik kendaraan yang diparkir liar memberi peringatan agar tidak me lakukan parkir liar lagi.
Adakah sanksi kepada pelaku parkir liar? Kami memberikan sebuah te guran kepada pemilik kendaraan yang parkir liar. Terkadang, kami juga memberikan peringatan keras berupa pengempesan ban motor yang diparkir liar agar memberi efek jera kepada pelakunya. Pem berlakuan sanksi lebih lanjut di rasa sulit. Mengingat yang parkir di lingkungan UMM tidak hanya mahasiswa UMM, melainkan juga masyarkat umum yang memiliki
kepentingan di UMM. Jadi, kami hanya mengempesi ban-ban ken daraan yang diparkir liar, agar da pat mencegah terjadinya tindakan curanmor. Namun, tindakan se perti itu tidak bisa maksimal un tuk membuat mahasiswa mema tuhi peraturan. Selanjutnya, pihak keamanan kampus tetap mengu sahakan dalam waktu dekat agar mahasiswa tertib dalam hal parkir di lingkungan UMM.
Apa solusi untuk mengatasi permasalahan ini? Solusi mengenai permasa lahan ini, pertama melakukan pengarahan dan himbauan me ngenai tempat parkir kepada mahasiswa. Dikhawatirkan, ma hasiswa khususnya mahasis wa semester awal masih belum paham mengenai sistem parkir di lingkungan UMM ini. Kedua, pihak keamanan akan terus meningkatkan tindakan tegas dan pemberlakuan sanksi, mulai dari teguran hingga denda kepada pelaku parkir liar. Hal tersebut diharapkan dapat mencegah mahasiswa melakukan parkir disembarang tempat dan dapat mencegah terjadinya curanmor di lingkungan UMM. p_saf
Kata Mereka
BESTARI No. 317/TH.XXVII/Desember/2014
Tentukan, Sekularis atau Islam! Pasca berbagai kejahatan oleh Nazi Jerman pada Perang Dunia II, terdapat sebuah konsensus umum di komunitas dunia bahwa Piagam PBB tidak secara penuh menyebutkan hak-hak yang telah disebutkan. Sebuah pernyataan umum yang menjelaskan hak-hak individual diperlukan. John Peters Humphrey seorang Sarjana Hukum Kanada dipanggil oleh Sekretariat PBB untuk bekerja dalam sebuah proyek dan menjadi penyusun per nyataan umum tersebut. Hingga lahirlah Pernyataan Umum tentang Hak Asasi Manusia (HAM) atau Universal Declaration of Human Right.
19
Info Bestari
Indonesia adalah negara hu kum seperti yang tertera pada pa sal 1 ayat 3 UUD 1945. Dengan pen duduk mayoritas Islam, Indonesia seringkali kehilangan kendali atas HAM. HAM diklaim bentuk sekularis untuk mengatur ma nusia, padahal manusia telah me miliki agama sebagai peran untuk dan kehormatanmu haram atas mengatur dirinya. Seolah HAM kamu”, maka Islam pun telah adalah agama tanpa Tuhan yang mengatur bahwa negara untuk segala definisi di dalamnya disusun menjaga dan menjamin hak warga oleh manusia itu sendiri. negaranya. Ini membuktikan Islam Padahal telah bersabda sebagai tandingan HAM. Rasulullah, “tuntutlah ilmu hingga ke liang lahat”, yang menunjukkan Yusuf Afrizal obsesi pendidikan tanpa batas Mahasiswa Fakultas Agama Islam hidup. Dan sabda beliau lagi, Angkatan 2013 “Sesungguhnya darahmu, hartamu
Tindak Tegas Pelanggar HAM
Tepat 10 Desember, masyarakat di seluruh dunia memperingatinya sebagai Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional. Di negara kita, peringatan secara nasional diselenggarakan di Yogyakarta dengan dihadiri langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo tanggal 9 Desember atau sehari lebih awal. Dalam podium kehormatan, Presiden Jokowi berjanji akan berkomitmen me nuntaskan semua kasus HAM di
masa lampau. Hal ini dikarenakan nama-nama pelanggar HAM sudah ada di tangan beliau. Beliau juga berjanji akan membentuk badan rekonsiliasi kebenaran atau penga dilan adhoc untuk mengadili kasus HAM. (Kompas, 10/12) Sebagai mahasiswa, yang tentu nya dituntut kritis terutama dalam kasus pelanggaran HAM. Kawan, mari kita kawal janji pemerintah tersebut. Presiden Joko Widodo yang sejak dilantik pada 20 Oktober lalu, rakyat Indonesia menaruh ha rapan besar padanya terutama pa da kasus penegakan Ham. Beliau memang dicintai rakyat karena kejujuran dan kesederhanaannya. Namun, hal itu belum cukup, kete gasan beliau yang ditunggu.
“Siapa yang mati karena memper tahankan agamanya maka ia mati syahid, Siapa yang mati karena mempertahankan darahnya maka ia mati syahid, Siapa yang mati karena mempertahankan keluarga nya maka ia mati syahid” Manusia, makhluk Tuhan yang mempunyai tugas sebagai khalifah di bumi. Khalifah untuk memimpin diri sendiri, keluarga, dan menjaga muka bumi ini. sehingga, setiap perbuatan yang membawa perbaikan oleh manusia mempunyai nilai kebaikan dan keseluruhan kos mis serta masyarakat. Sehing ga, manusia memikul tang gung jawab sebagai individu di hadapan Tuhan kelak, tanpa me
negasikan tanggung jawabnya de ngan hubungan sesama manusia. HAM dalam islam didasarkan pada Alquran dan Hadist yang mengatur pola-pola kehidupan manusia sebagai individu dan masyarakat. Ketika individu me laksanakan perannya dengan be nar dan menjaga hak-hak orang lain maka, HAM akan terpenuhi. Oleh sebab itu, syariat yang diajarkan Allah dalam Alquran dan Hadist sangat jelas mengandung pembelaan terhadap individu dan masyarakat seperti adanya qishos, rajam, dan lain-lain. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan hukum preventif untuk mencegah terjadinya kejahatan karena ada efek jera
Laporan dari The Wahid Institute (dilansir dari tempo.co) menyebutkan praktek intoleransi beragama sepanjang tahun 2013 sebanyak 245 kasus. Kebanyakan dialami oleh kelompok-kelompok minoritas seperti pengikut agama non-Islam. Kebanyakan, konflik di Indonesia didasari masalah aga ma. Padahal Bhinneka Tunggal Ika berarti menoleransi perbedaan dan kemajemukan yang dianut Indonesia.
Salah satu bentuk Hak Asasi Ma nusia (HAM) ialah berkeyakinan dan beragama. Setiap individu berhak mendapatkan jaminan melaksanakan ajaran praktek keagamaannya sesuai dengan keyakinannya masing-masing. Isu-isu intoleran kerap hangat bahkan bisa sampai panas menjelang hari-hari perayaan enam agama yang diakui di Indonesia. Contohnya, perayaan Natal dan Tahun Baru, pengucapan “Selamat Natal dan Tahun Baru” men jadi perdebatan. Padahal dari pihak pusat golongan mayoritas Islam (Muhammadiyah dan NU) sudah menetapkan bahwa mengucapkannya tak masalah selama mereka tidak turut merayakan dan tergeser keyakinannya. Sikap intoleran muncul karena
Kawan, menuntut saja bukanlah mahasiswa tanpa kita berbuat nyata untuk negara kita. Salah satu aksi nyata yang dapat kita tunjukan adalah mengingatkan kepada pemerintah bahwa sudah saatnya pemerintah menindak tegas mereka. Ketegasan tersebut maka efek jera akan timbul kepada pelakunya dengan berbagai cara yang kita bisa, karena dengan hal itu kasus pelanggaran HAM akan berkurang ke depannya. Ingat, rakyat yang memilihnya menjadi pemimpin rakyat juga siap menindak lanjuti pilihannya itu! Sunandar Mahasiswa Agroteknologi-FPP Angkatan 2013
HAM dalam Kacamata Islam
setelahnya. Sehingga tidak benar, ketika dikatakan syariat islam itu mengindahkan HAM, karena pada dasarnya hukum islam itu bertujuan untuk menjamin terjadinya penjaminan HAM secara preventif.
Rita Anggun Pertiwi Fakultas Ekonomi Bisnis Angkatan 2012
Junjung Kemanusiaan dalam Toleransi Beragama merasa paling benar sendiri. Sikap tersebut akan menimbulkan eksklusivisme yang berarti tidak menerima pendapat atau kebenaran selain dari kelompoknya sendiri. Maka muncullah berbagai sentimen dan timbul kekacauan. Padahal agama hadir untuk kedamaian, tidak kekacauan. Intoleransi beragama adalah sikap yang bertentangan dengan ajaran Islam yang Rahmatan lil ‘Alamin dan juga martabat manusia. Menjunjung tinggi nilai-nilai agama berarti juga menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang secara otomatis juga mampu menerima semua perbedaan dan kemajemukan. Abdul Hafidz Ahmad Fakultas Psikologi Angkatan 2011
Tema Kata Mereka edisi Januari 2015:
"Kondisi Pangan dan Gizi Masyarakat Indonesia" Jumlah 2.000 karakter with space beserta identitas diri dan foto (min. 450x450 pixel) dengan pose yang wajar dan sopan.
Tema Grafis edisi Januari 2015:
"Sehat dengan Makanan Bernutrisi" Pengiriman naskah/grafis paling lambat tanggal 16 Januari 2015. Naskah/grafis diterima di Kantor Redaksi Bestari atau melalui email: redaktur_bestari@yahoo.com.
Pojok Kampus Seminar HKI 2015 Sentra Hak Kekayaan Intelektual (HKI) UMM menggelar Sosialisasi HKI pada Kamis, 22 Januari 2015 untuk bidang eksakta, dan Jumat, 23 Januari 2015 untuk bidang sosial. Sosialisasi tersebut bertujuan memberikan pemahaman kepada dosen, maupun mahasiswa yang sedang atau sudah menempuh skripsi, terkait cara mendaftarkan hak paten karya ilmiah mereka. Acara akan digelar di Ruang Sidang Senat UMM, mulai pukul 08.00-11.00 WIB. Sebelumnya, peserta harus mendaftar terlebih dahulu di Kantor Sentra HKI (GKB 1 Lantai 1) pada jam kerja.
FDI Gelar Workshop PKM-GT Forum Diskusi Ilmiah (FDI) menggelar Workshop Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Gagasan Tertulis (GT), bertajuk “Libur Telah Tiba, Saatnya Berkarya”. Kegiatan bertujuan mengajak mahasiswa untuk mengetahui dan memahami bagaimana membuat PKM yang baik. Kegiatan diadakan pada tanggal 17 Januari 2015, mulai pukul 09.00 WIB, bertempat di Aula BAU. Peserta yang mengikuti acara akan mendapatkan sertifikat, seminar kit, materi bermanfaat, free “klinik PKM”, dan akan didampingi sampai PKM-GT selesai. Peserta individu dengan HTM 20k, tim (3 orang) 50k, dan tim (4 orang) 60k.
Selamat menempuh Ujian Akhir Semester Ganjil Tahun Akademik 2014/2015
BESTARI
Berita Ralat Pada daftar nama Wisudawan UMM Periode Ke-74 Tahun 2014 yang termuat dalam Edisi November (316) halaman 14, terdapat kesala han penulisan gelar. Prodi Ilmu Komunikasi tertulis S. Sos., seharusnya bergelar S.Ikom.
“Atas hal tersebut, Redaksi Bestari memohon maaf”
20
Grafis
BESTARI No. 317/TH.XXVII/Desember/2014 Tema: Hak Asasi Manusia
Rahadita Nais Larasati Teknik Informatika 2012
Ardi Dwi Argadinata Teknik Informatika 2011
BIDIK
Wirausaha Mahasiswa
Gemulai: Tarian Dayak sebagai salah satu hiburan untuk pengunjung pada Pekan Wirausaha Mahasiswa.
Sibuk: Tampak seorang pembeli memilah dan menawar barang di salah satu stan wirusausaha.
Serius: Sekelompok mahasiswa sibuk merapikan pernak-pernik dan barang dagangannya.
Penjurian: Para dewan juri mengunjungi stan mahasiswa untuk melakukan penilaian.
Konsultasi
BESTARI
Biro Konseling
Waalaikumussalam Wr.Wb Senang bisa mengenal Anda, Saudari CC. Hal pertama yang perlu Saudari CC sadari adalah, bahwa memang tidak mudah bagi setiap orang untuk move on dari suatu peristiwa yang menyakitkan dalam hidupnya. Namun, setiap orang bisa mengupayakannya secara maksimal. Sebelumnya, kita bisa mengetahui bahwa
Assalamualaikum Wr, Wb. Pengasuh Rubrik Konsultasi Hukum yang Saya hormati, Saya Ardianti Rahayu, seorang Ibu ru mah tangga yang berdomisili di Kabupaten Kediri. Saya ingin me ngonsultasikan masalah hukum yang sedang dialami oleh anak Saya. Sekitar lima bulan lalu, Saya dan anak Saya Fahdian (22) tahun datang liburan ke Kota Malang. Ketika menginap di Hotel, Anak Saya mengalami pemukulan. Ceritanya berawal dari adanya Standar Operasional Pelayanan (SOP) Hotel yang di abaikan oleh karyawan hotel. Sehingga, anak Saya bermaksud untuk menyampaikan keluhan atas pelayanan dari karyawan hotel yang mengabaikan SOP tersebut ke manajernya. Setelah bertemu dan di mediasi oleh manajer ho tel, pada mulanya komunikasi untuk menyampaikan keluhan
Kenali Rasa Nyeri Anda
tidak akan mungkin ada manusia yang semuanya memiliki sifat dan karakter yang sama. Masing-masing di antara kita tumbuh dan berkembang dari ber bagai lingkungan serta pola asuh yang beragam. Sehingga, mem pengaruhi pembentukan sifat dan karakter yang kita miliki. Meru pakan suatu kodrat manusia untuk hidup berpasang-pasangan dengan lawan jenisnya, merasakan cinta, kasih sayang, hingga akhirnya me nikah, dan berkeluarga. Saudari CC telah berniat berubah untuk tidak menghakimi dan menganggap semua laki-laki memiliki sifat dan karakter yang sama. Bahkan, hingga saudari memberanikan diri untuk melanjutkan niat tersebut dengan mencari bantuan jawaban melalui konsultasi ini. Itu lah yang disebut sebagai upaya yang Saudari lakukan untuk dapat move on. Mungkin Saudari CC bisa melakukan kelanjutan dari upaya yang telah Saudari lakukan di atas. Pertama, dengan mulai mem perhatikan hal-hal sederhana yang ada di lingkungan sekitar Saudari. Perhatikan, Apakah benar, tidak ada seorang pun yang berbaik budi kepada kita? Bagaimana jadinya bila kita hanya hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain? Jika Saudari menemukan jawabannya,
maka berusahalah untuk meyakin kan jawaban tersebut, hingga akhirnya membawa Saudari ke arah perubahan yang lebih baik. Kedua, cobalah untuk menjalin dan meningkatkan hubungan so sial dengan semua teman, teru tama teman laki-laki yang ada di kampus atau di manapun Saudari berada. Karena, selama ini Saudari jarang berinteraksi dengan me reka. Jika Saudari kembali ber pikir bahwa nantinya hanya akan tersakiti, ingat-ingatlah kembali jawaban baik yang telah Saudari temukan dari beberapa per tanyaan sederhana di atas. Coba bangun kembali niat awal Saudari untuk berubah. Berinteraksi bukan serta merta menerima mereka langsung se bagai kekasih. Itulah sebabnya, lanjutkan perjuangan yang telah Saudari lakukan selama ini untuk berubah. Memang bukan hal yang mudah bagi seseorang untuk langsung berubah, tapi ingatlah kembali bahwa setiap orang bisa mengupayakan banyak hal semak simal mungkin untuk bisa move on dari peristiwa menyakitkan. Se lamat berjuang.
tersebut berjalan dengan suasana kekeluargaan. Tetapi, tanpa di sadari setelah 30 menit menyam paikan keluhan tersebut, anak Saya mendapat pukulan secara tiba-tiba dari salah satu karyawan hotel ter sebut. Anak saya mengalami luka di bibir dan pelipis kanan. Singkat cerita, akhirnya kami melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian dengan tuduhan tindak pidana penganiayaan. Te tapi, oleh Manajer hotel tersebut kami di tawarkan jalan damai de ngan mengganti seluruh biaya pengobatan anak Saya. Yang mau saya tanyakan, apakah dibenarkan kasus pemukulan anak Saya ini di hentikan proses penyidikannya di kepolisian karena adanya biaya ganti rugi pengobatan? Demikian lah pertanyaan Saya, atas jawaban pengasuh, Saya sampaikan terima kasih. Waalikumussalam Wr. Wb.
Kami sampaikan terima kasih atas kepercayaan Ibu Ardianti Rahayu dengan mengonsultasikan yang sedang anak ibu alami dengan kami. Ibu Ardianti Rahayu yang kami hormati, perlu kami sampai kan bahwa tindakan pemukulan termasuk dalam tindak pidana penganiayaan yang dalam sistem hukum pidana dikategorikan se bagai delik biasa, yang tidak dapat di hentikan proses penyidikannya oleh kepolisian, meskipun telah ada upaya pemberian ganti rugi oleh pelaku. Pemberian ganti rugi untuk korban tindak pidana pada dasar nya dapat dilakukan melalui tiga cara. Pertama, melalui penggabu ngan perkara ganti rugi, yang diatur dalam Bab XIII Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) Pasal 98 hingga Pasal 101. Pasal 98 ayat (1) KUHAP menentukan bahwa, “Jika
BKBH
21
Info Kesehatan
Putus Cinta Hingga Berujung Trauma Assalamualaikum Wr.Wb Perkenalkan nama Saya CC, mahasiswi semester lima dan saat ini berusia 21 tahun. Satu ta hun yang lalu, Saya pernah men jalin hubungan dengan laki-laki yang lebih tua dari Saya. Umur kami selisih enam tahun. Pada awalnya, hubungan kami ber langsung baik dan kami pun telah berkomitmen untuk melanjutkan nya ke arah yang lebih serius. Sampai akhirnya laki-laki tersebut tidak menghubungi Saya sama sekali. Terakhir kali menghubungi Saya adalah untuk memutuskan hubungan. Saya bertanya alasan nya, dan ternyata ia telah dijodoh kan oleh kedua orang tuanya. Alhasil, hubungan kami yang berlangsung selama empat tahun itu pun harus kandas. Itu adalah pengalaman per tama Saya berpacaran. Setelah Saya putus, Saya merasa bahwa semua laki-laki sama, yakni hanya mempermainkan hati perempuan. Terdapat beberapa laki-laki yang mencoba mendekati Saya, namun Saya merasa bahwa berhubungan dengan laki-laki hanya akan melukai hati. Sejak saat itu pun, Saya mulai membenci laki-laki. Namun, belakangan ini Saya menyadari bahwa itu salah. Saya tidak ingin nantinya berakhir menjadi seorang lesbian. Saya ingin berubah, tapi bayangan me ngenai masa lalu masih sering menghantui. Saya tidak tahu harus bagaimana dan memulainya dari mana. Mohon bantuannya kepada Tim BK untuk memberikan saran terkait dengan masalah yang Saya alami.
No. 317/TH.XXVII/Desember/2014
Tim UPT BK Masjid AR Fachruddin Lantai I Kampus III UMM Penanggungjawab : Hudaniah, M.Si.,P.Si konseling_bk@yahoo.com Telp : 0341-464318 ext 180
Setiap orang pasti pernah mengalami nyeri. Nyeri merupakan gangguan yang bisa terjadi kepada siapa saja dan kapan saja. Timbulnya nyeri adalah sebuah pertanda bagi pemilik tubuh bahwa ada sesuatu yang salah pada tubuh. Sehingga, nyeri sesungguhnya merupakan alarm atau pemberitahuan serta merupakan salah satu sistem dari perlindungan tubuh. Seseorang patut bersyukur karena dapat merasa nyeri. Namun, gangguan kesehatan yang satu ini sering dianggap sebagai gangguan sepele pada kebanyakan orang. Padahal, nyeri juga bisa mendatangkan rasa sakit yang parah dan dapat mengganggu kegiatan dalam beraktivitas sehari-hari. Nyeri adalah sensasi tidak menyenangkan yang muncul akibat adanya kesalahan yang terjadi di dalam tubuh kita. Kesalahan pada tubuh yang mengakibatkan terjadinya nyeri pada umumnya disebabkan oleh kerusakan jaringan yang aktual dan potensial. Berdasarkan jurnal kedokteran yang ditulis oleh Smeltzer Suzanne, jika dibandingkan dengan penyakit mana pun, nyeri lebih menyulitkan banyak orang karena sifatnya yang sangat mengganggu. Kebanyakan orang yang menderita nyeri cenderung langsung menanganinya dengan meminum obat pereda nyeri. Hal demikian sesungguhnya tidak boleh dilakukan. Sebab, seseorang perlu mengenali jenis nyeri yang sedang dideritanya. Menurut dr. Gabrielle J. Hartono, nyeri dapat dibedakan ke beberapa jenis. Berdasarkan intensitasnya, nyeri dibedakan menjadi nyeri ringan, sedang, dan berat. Berdasarkan waktu terjadinya, nyeri dapat dibedakan menjadi nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri akut bisa terjadi secara tiba-tiba serta sering berhubungan dengan cedera spesifik. Nyeri ini umumnya terjadi dari beberapa detik hinggan enam bulan. Adapun nyeri kronis adalah nyeri yang menetap pada suatu periode waktu. Nyeri kronis terjadi diluar adanya cedera spesifik dan berlangsung lebih dari enam bulan.
Adapun menurut dr. Sendjaja Muljadi dari Rumas Sakit Medistra, Jakarta menyatakan, terdapat tiga jenis utama nyeri, yaitu nyeri nosiseptif akut, peradangan, dan neuropatik. Contoh nyeri nosiseptif adalah disengat lebah atau pergelangan kaki yang terkilir. Nyeri ini sering terjadi pasca adanya kerusakan tulang, kulit atau jaringan lunak. Sedangkan nyeri peradangan terjadi akibat rheumatoid arthritis atau radang sendi. Radang sendi biasanya terjadi pada tangan, bahu, pergelangan kaki, atau lutut. Orang yang menderita radang sendi akan merasakan nyeri pada saat gejalanya muncul. Gejala yang timbul dari radang sendi adalah berupa bengkak dan kaku di persendian. Adapun nyeri neuropatik cenderung terjadi tanpa sebab spesifik. Nyeri ini terjadi setelah adanya kerusakan jaringan saraf, seperti nyeri kepala. Di samping itu, ada pula nyeri yang terdapat pada punggung. Nyeri punggung terjadi akibat kebiasaan dalam beraktivitas sehari-hari yang menyebabkan kesalahan terjadi di bagian tubuh. Kegiatan seperti duduk terlalu lama di depan komputer, mengemudi, serta sering mengangkat beban berat dapat mengakibatkan nyeri punggung. Nyeri punggung juga sering disepelekan sebagian besar orang, karena dianggap sebagai hal ringan. Nyeri punggug dapat ditangani dengan memakai obat penghilang nyeri serta mengubah kebiasaan buruk dalam berativitas sehari-hari. Berolahraga juga dapat membantu menghilangkan nyeri punggung. Adapun penanganan pada nyeri secara umum dapat dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter. Karena, tidak semua obat pereda nyeri dapat bekerja secara efektif. Sebab, setiap orang memiliki riwayat kecocokan atau ketidakcocokan terhadap suatu obat.
suatu perbuatan yang menjadi da sar dakwaan di dalam suatu pe meriksaan perkara pidana oleh pengadilan negeri menimbulkan ke rugian bagi orang lain, maka hakim ketua sidang atas permintaan orang itu dapat menetapkan untuk meng gabungkan perkara gugatan ganti kerugian kepada perkara pidana itu.” Kedua, melalui gugatan perdata biasa dengan model gugatan perbuatan melawan hukum. Dalam gugatan ini, penggugat, dalam hal ini korban tindak pidana, tentu harus menunggu adanya putusan Pengadilan yang telah memutus perkara pidana yang dilakukan oleh Pelaku (tergugat). Ketiga, sementara tersedia juga mekanisme lain yaitu menga jukan permohonan restitusi yang diajukan berdasarkan keten tuan UU No. 13 Tahun 2006 ten tang Perlindungan Saksi dan Kor
ban, PP No. 44 Tahun 2008 tentang Pemberian Kompensasi, Restitusi, dan Bantuan Kepada Saksi dan Korban, dan Peraturan LPSK No. 1 Tahun 2010 tentang Standar Operasional Prosedur Permoho nan dan Pelaksanaan Restitusi. Jadi jelas, dapat kami sampai kan bahwa ganti rugi tidak dapat menghentikan proses penyidikan yang dilakukan oleh kepolisian. Tetapi dalam prakteknya, ganti rugi yang diberikan oleh pelaku akan digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh hakim peme riksa perkara dalam memutus perkara tersebut. Demikianlah, jawaban yang dapat kami sampaikan, semoga bermanfaat.
Wien Hesthi Rahayu Data diolah dari berbagai sumber
Proses Penyidikan Dihentikan, Karena Biaya Ganti Rugi?
Tim UPT BKBH Jika pembaca menghadapi kasus hukum, bisa berkonsultasi dengan datang ke Kantor BKBH. Masjid AR Fachruddin Lt. I Kampus III UMM bkbh_unmuh@yahoo.com Telp : 0341-464318 ext 193
22 BESTARI Corak
Opini
No. 317/TH.XXVII/Desember/2014
Awal Aksi di Akhir Tahun Bagi Indonesia
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Desember adalah bulan ke-12 atau bulan terakhir dalam tahun Masehi. Di Bulan Desember inilah, se mua orang ramai memperbincangkan atas segala hal yang pernah terjadi dari awal tahun yaitu di Bulan Januari hingga pada Desember. Sebagian besar kegiatan berupa refleksi akhir tahun banyak dilakukan di bulan ini. Berbagai lembaga dan instansi juga turut melakukan kegiatan semacam ini, bertujuan untuk melihat pencapaian yang telah diraih, serta bisa juga digunakan untuk mengambil pelajaran atau hikmah dari kejadian selama seta hun. Melihat kondisi di pemerintahan dalam negeri, telah diketahui bersama bahwa Indonesia memiliki pemimpin baru. Pemimpin baru ini membawa war na baru di panggung pemerintahan Indonesia. Joko Widodo terpilih sebagai Presiden Republik Indone sia bersama wakilnya M. Jusuf Kalla. Mereka berdua resmi dilantik pada 20 Oktober 2014. Selama lima tahun mendatang, mereka bekerja bersama menterimenteri yang dinamai sebagai Menteri Kabinet Kerja dan telah dilantik pada 27 Oktober 2014. Pada awal masa kerja, pemerintahan ini telah mendapatkan pekerjaan rumah dari pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Banyak masalah yang terjadi di Indonesia, salah satu masalah tenar dan tak asing adalah mengenai korupsi. Seperti dibe ritakan oleh Harian Kompas 19 Desember 2014, telah terjadi praktik politik uang yang paling brutal pada Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif 2014 menurut Burhanuddin Muhtadi, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia. Hal lain yang terjadi adalah menguatnya mata uang dolar Amerika Serikat. Terjadinya penguatan do lar tersebut menyebabkan nilai tukar rupiah mencapai lebih dari dua belas ribu per dolarnya. Bahkan menurut informasi yang dilansir industri.bisnis.com (2014), pelaku ekspor dan impor di Jawa Tengah menghentikan aktivitas produksinya. Kekhawatiran masyarakat juga muncul jika Indonesia mengalami krisis moneter seperti yang pernah terjadi pada masa di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto. Kejadian lain yang cukup mengejutkan adalah adanya bencana tanah longsor yang menimpa masyarakat Banjarnegara pada Desember ini. Adanya bencana tersebut seolah menjadi peringatan kepada semua lapisan masyarakat untuk berhati-hati dalam menjaga kelestarian alam. Selama ini banyak hutanhutan di Indonesia yang kehilangan ekosistemnya karena ulah oknum-oknum nakal. Sebagian juga beralih fungsi untuk pembangunan. Walaupun kekayaan alam kita melimpah, namun kita harus tetap dapat menggunakannya secara efisien serta tidak menggunakan dengan semena-mena. Dari beberapa permasalahan di atas, tidak sepatutnya sebagai warga negara hanya mengandal kan pemerintah untuk mengatasinya. Sesungguhnya, hal demikian tidak melulu tentang peran pemerintah. Segala permasalahan di Indonesia juga melibatkan peran masyarakatnya dalam penyelesaiannya. Menanggapi berbagai hal yang ada di Indonesia, sudah tentu pemerintah berperan penting dalam menyelesaikannya. Namun, perlu disadari bahwa pekerjaan rumah pemerintah tidak hanya segelintir saja, tetapi ada banyak hal yang harus ditangani. Sehingga, sesekali sebagai rakyat perlu mendukung pemerintah dan percaya. Sikap kritis tetap diperlukan, namun tidak melulu berkomentar buruk dan memandang negatif atas segala kebijakan yang ada. Ada baiknya jika rakyat dapat menghargai keputusan pemerintah. Begitu juga sebaliknya, ketika rakyat telah memberi kepercayaan, maka sudah seharusnya pemerintah tidak mengkhianatinya. Wien Hesthi Rahayu Redaktur Pelaksana
Menakar Posisi HAM dan Pidana Mati Kasus Narkoba Belum lama ini presiden Joko Widodo menegaskan problema yang dialami bangsa Indonesia dalam kasus narkotika sehingga pemerintah mengambil keputusan tegas dalam kasus narkoba ini. Sekian banyak pe ngedar narkoba masih berkeliaran di negeri ini. Apabila tidak dibasmi secara tegas, maka pengedar akan terus melanjutkan pe kerjaanya. Belum lagi hasil yang didapatkan dari pengedar narkoba bisa mengalahkan gaji para wirausahawan dan pejabat elite. Logikanya, semakin tegas pemerintahan dalam menegakan hukum, maka semakin kecil peluang bagi pengedar narkoba untuk melanjutkan misi kejinya. Jika tidak dite gakkan, lantas untuk apa UU No 35 tahun 2009 pasal 114 dibuat? Didalam pasal 114 ayat 1 dan 2 undangundang tersebut menyatakan bahwa: (1) Setiap orang yang tanpa hak atau mela wan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi pe rantara dalam jual beli, menukar, atau me nyerahkan Narkotika Golongan I, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 5 ta hun dan paling lama 20 tahun dan pidana denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah). Lalu dijelaskan pada ayat ke-2 yang berbunyi: Dalam hal perbuatan me nawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, menyerahkan, atau menerima Narkotika Golongan I sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang dalam bentuk tanaman be ratnya melebihi 1 kilogram atau melebihi 5 batang pohon atau dalam bentuk bukan tanaman beratnya 5 gram, pelaku dipidana dengan pidana mati, pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat 6 tahun dan paling lama 20 tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3. Berkaca dari isi UU tersebut di atas,
Oleh: Fika Andriyani*
penulis secara lantang mendukung sikap Presiden Jokowi yang enggan memaafkan kesalahan para pengedar narkoba yang sedang mengajukan grasi pada beliau. Alasan kuat Jokowi enggan menyetujui grasi tersebut adalah karena ia dilema saat melihat laporan bahwa sedikitnya 4,5 juta masyarakat Indonesia positif menjadi pengguna narkoba. Dari jumlah itu, 1,2 juta sudah tak bisa direhabilitasi karena sudah sangat parah. Sehingga kisaran 30 hingga 40 orang setiap harinya meninggal dunia akibat narkoba. Dilema HAM Narapidana Narkoba Secara universal HAM adalah hak dasar yang dimiliki oleh seseorang sejak lahir sampai mati sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Semua orang memiliki hak untuk menjalankan kehidupan dan apa yang dikendakinya selama tidak melanggar norma dan tata nilai dalam masyarakat. Dilihat dari UU no 39 tahun 1999 tentang HAM pasal 18 ayat 2 menjelaskan bahwa, “Setiap orang tidak boleh dituntut untuk dihukum atau dijatuhi pidana, kecuali ber dasarkan suatu peraturan perundang-un dangan yang sudah ada sebelum tindak pi
dana itu dilakukannya”. Jika berpatokan pada definisi kriteria di atas, hukuman mati bagi bandar narkoba jelas tidaklah melanggar HAM sebab masa lah ini sudah termaktub dalam UU tersebut di atas. Jika semua akibat kejahatan di bantah untuk tidak hukuman mati dengan alasan HAM, lalu kapan para pelaku keja hatan akan isyaf, dan kapan Indonesia ada perubahan? Toh selama ini memang nar koba menjadi salah satu pembunuh paling kejam sedunia. Menurut hemat penulis, memang saat ini kejahatan narkoba sudah sangat me ngancam generasi muda. Salah satu yang menolak dengan tegas kebijakan Jokowi tersebut adalah Haris Azhar selaku koor dinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras). Dalam hal ini, Haris mengemukakan, hukuman mati bukanlah hal yang efektif untuk mem berikan efek jera pada para bandar narkoba, hukuman yang tepat untuk bandar narkoba adalah hukuman seumur hidup. Namun realitas yang terjadi selama ini bukan sesimpel itu. Sebagaimana kita keta hui dari berbagai media, para bandar nar koba tersebut masih bisa menjalankan bis nis dari dalam penjara, mereka mendapat fasilitas di dalam penjara, jika seumur hidup mereka dihukum, maka selama itu pula me reka tetap bisa menjalankan bisnisnya. Oleh karena itu, untuk menghentikan aksi keji itu lebih pantas mereka dihukum mati. Selain untuk menghentikan aksi keji para pengedar, juga setidaknya bisa mem berikan rasa takut bagi masyarakat lainnya agar tidak semudah itu terjun di dunia bis nis haram itu. Dan kemudian, mari kita menunggu langkah apa yang akan diambil presiden kita Jokowi, apakah melanjutkan ketegasannya itu atau putar balik karena ta kut dianggap melanggar HAM. *Staff Laboratorium Bahasa Arab UMM
Mafia Peradilan Memvonis Koruptor
Negeri ini memang lucu, seperti ne geri para dongeng yang menceritakan berbagai cerita unik dan lucu. Negeri dongeng memang sekadar cerita yang me ngutamakan keindahan kata-kata tetapi tidak mengutamakan realitas dan kenyata annya di lapangan. Begitulah sekilas gam baran negeri dongeng yang mengulas cerita rakyat yang penuh dengan mitos dan andaiandai. Dari negeri dongeng ini kita dapat melihat seperti apa sebenarnya Indonesia yang kita banggakan selama ini. Kita mengenal Indonesia kaya dengan alamnya, kaya keberagamannya, dan kaya orang-orang hebatnya namun, miskin dalam moralitasnya. Berbagai permasala han terjadi di Indonesia ini. Permasalahan kemiskinan, kesenjangan sosial, ketidak adilan pemimpin, serta Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) semakin menja mur seperti tidak terkendali lagi oleh ne gara melalui lembaga pengawas dan pe radilannya. Hampir setiap hari ada pelaku atau oknum baru yang melakukan tindakan korupsi. Baik itu dari pihak kementerian bahkan sampai kepala desa. Selain itu, lembaga legislatif juga sering melakukan tindakan korupsi. Mereka adalah orang-orang kepercayaan rakyat untuk me wakili rakyat dalam menyampaikan aspirasi. Namun, kepercayaan rakyat tersebut sering diabaikan. Mereka lebih mengutamakan kepentingan pribadi dan partai pengusung daripada rakyat yang telah memilihnya. Indonesia juga memiliki lembaga pera dilan seperti Pengadilan Negeri, Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Mahkamah Agung (MA), dan Mahkamah Konstitusi (MK) yang dipercaya oleh masyarakat. Lembagalembaga tersebut diagungkan untuk me nimbang kesalahan manusia di Indonesia. Sehingga, tidak berlaku lagi masyarakat menghakimi sendiri orang yang bersalah di negeri ini. Di sinilah peran lembaga peradilan untuk memvonis pelaku atau oknum yang telah melakukan korupsi. Lembaga ini berhak memberikan hukuman yang ringan, sedang,
Oleh: Ramli Prayoga*
bahkan berat sekalipun. Namun, dari semua vonisan hakim me lalui lembaga peradilan tidaklah semua berjalan dengan baik dan adil. Artinya, ha kim melalui lembaga peradilannya sering terlibat dalam kasus penyogokan oleh para koruptor. Sehingga, keputusan peradilan dapat berubah seiring adanya sogokan. Salah satu contoh adalah Hakim Syarifuddin yang disogok 250 juta rupiah dan dituntut 20 tahun penjara oleh Jaksa Penuntut Umum dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Hakim di Indonesia bukan hanya se bagai penegak kebenaran dan keadilan. Namun, mereka juga memiliki fungsi ganda sebagai pihak yang mengadili atau memvonis dan menjadi mafia peradilan bagi pelaku tindakan kejahatan korupsi. Mafia peradilan adalah sekelompok advokat atau oknum aparat penegak hukum yang melakukan praktik KKN secara sistematis dan rapi. Beragam cara atau modus diterapkan, mulai dari jual beli pasal, manipulasi proyek, peng
gelapan dana, hingga penyalahgunaan ja batan dan wewenang. Namun, pada haki katnya semua bermuara pada satu tujuan, yaitu memeroleh uang meski dengan cara yang haram. Secara normatif, aparat penegak hu kum adalah orang-orang pilihan yang di percaya masyarakat untuk menjaga tegak nya keadilan. Namun, tak jarang aparat penegak hukum justru menjadi oknum mafia peradilan. Hampir semua unsur pe negak hukum seperti hakim, jaksa, polisi, advokat, panitera, pegawai peradilan, ma kelar perkara, pihak yang beperkara hingga ahli hukum dari perguruan tinggi telah terkotori oleh perilaku korup. Bagi Denny Indrayana, hal ini merupakan bukti nyata judicial corruption telah mewabah dan menimbulkan wajah bopeng lembaga pera dilan di Indonesia. Wajah bopeng lembaga peradilan di In donesia kian lengkap tatkala para korup tor yang menjarah uang milliaran bahkan triliunan rupiah diberikan sanksi ringan atau malahan dibebaskan secara mudah. Laporan MA pada tahun 2006 misalnya, menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2006 hanya 33 hakim yang mendapat sanksi atau hukuman dari MA. Padahal, total hakim di Indonesia berjumlah lebih dari 6000 orang. Ironisnya lagi, hukuman itu anya sekadar teguran tertulis yang sifatnya ringan dan tidak menjerakan. Dengan demikian, lembaga peradilan di Indonesia tidak lebih dari mafia yang berkeliaran. Mereka hanya menekankan pada pencarian kekayaan dengan berbagai macam cara yang harus mengorbankan ke percayaan rakyat. Dengan pemerintahan yang baru, lembaga peradilan yang bersih, adil, dan komitmen pimpinan lembaga anti korupsi yakni KPK dapat memberikan angin segar untuk mengoptimalkan pemberantasan korupsi di negeri ini. * Mahasiswa Prodi Ilmu Pemerintahan, FISIP Angkatan 2012
Humaniora
BESTARI No. 317/TH.XXVII/Desember/2014
Merindu Kau yang Dulu Cih! Mengapa kata itu melekat erat di lisanmu Kau pandai mengumpat kini Menggertak, menggebrak, menghancurkan apa saja Hanya ingin didengar? Mungkin kecewa bertumpuk Mengendap di hati suci Mengikis dinding-dinding sabarmu Maafkan, karena kubiarkan orang serakah menjajah Mempreteliku untuk dinikmati sendiri Maafkan aku berangsur lemah Memintamu membela tanpa kuberi apaapa Tapi, harus selalu kau ingat Betapa sopan kau dulu Meminta dengan tutur santun rona wajah damai
Puisi Oleh : Siti Wahyuni*
Gigit dan Gigit Lagi Percayalah, ini adalah makanan terlezat Meski rasanya akan membuat dahimu berdenyit Gigit dan gigit lagi, ini bergizi dan baik untuk pertumbuhan otakmu Mungkin akan ada sedikit pahit di lidahmu Telan saja, jangan meludah Nanti, kau akan lupa rasa buruknya Kau akan mencanduinya Meski tak sampai ke perut Makanan ini mengendap di otak Kita tahu, otak tak akan pernah merasa kenyang Makanya, gigit dan gigitlah lagi
Bilur di Hatimu Matahari pun belum bangun, kau sudah melangkah Meninggalkan kepul kopi hitam Cangkul kaupikul, topi memahkotaimu Kau celupkan badan legammu ke dalam lumpur Panas, hujan, bahkan guntur tak pernah menciutkanmu Kau asyik mencumbui tanah basah Entah keringat, entah darah, entah nanah Atau campuran dari ketiganya Menjelma butir putih Dipuja orang kota Didandani lauk-pauk kualitas langit Dolar berhambur ke meja kasir Malam hari kau terkapar lelah Pada sebuah tikar pandan berduri Tubuhmu penuh cakar beban kehidupan Kau tetap miskin Yang kaudapati hanya bilur Bilur yang memenuhi tubuh dan hatimu
Kabupaten Malang, 26 Nopember 2014
Kabupaten Malang, 26 Nopember 2014
23
Kabupaten Malang, 25 Nopember 2014 *Fakultas Agama Islam Angkatan 2011
Judul : Komik Corat Coret: Made In Indonesia Penulis : Wahyu Aditya, dkk. Penerbit : Bentang Komik (PT. Bentang Pustaka) Tahun Terbit : Cetakan 1, November 2014 Tebal : 216 halaman ISBN : 978-602-1383-28-5 Peresensi : Khairul Amin, Prodi Agroteknologi, FPP, angkatan 2010.
Membedah Indonesia Melalui Kreator Seni Buku ini menyampaikan aspirasi dan kritik terhadap segala hal berkaitan dengan negara tercinta, Indonesia. tidak hanya terbatas melalui aksi turun jalan maupun lewat tulisan. visualisasi ide, gagasan, maupun semua kegelisahan tentang Indonesia dalam bentuk gambar menjadi jalan baru penyampai kritik konstruks efektif. Visualisasi gagasan dalam gambar memerlukan kelugasan dalam berpikir, kreatif, dan imaginatif, serta perlu kelihaian dalam penyelarasan gambar dan teks. Berkaitan dengan hal tersebut, Wahyu Aditya, dkk. Melalui Komik CoratCoret:Made In Indonesia, menghimpun segala gagasan ke Indonesia-annya lewat gambar. Hasil kreator para Gembolers, nama khas partisipan Kementrian Desain Republik Indonesia memberi penyadaran tentang realitas Indonesia masa kini. Buku ini memvisualisasikan gagasan ke Indonesia dalam lima tema umum; 100% Indonesia, Tanah Air Saat Ini, I Love Indonesia, Indonesia (belum) Merdeka, Save Indonesia, Save Earth, dan Semangat Persatuan. Pada tema 100% Indonesia, para kreator menyinggung hal umum yang menjadi ciri khas negeri ini. Seperti pada komik Bayi ala Indonesia (hal 2) yang memvisualisasikan tentang adat Jawa, “turun tanah.” Dalam adat ini anak akan diberikan pilahan barangbarang yang akrab dalam kehidupan, seperti cermin, sisir, mainan, dan lain sebagainya. Barang yang diambil memiliki makna dan arti tersendiri di mana menunjukkan minat, bakat anak tersebut kelak. Namun menariknya, pada komik
ini memvisualisasikan anak mengambil remote televisi, kemudian menonton sinetron. Sebuah auto kritik menggelitik tentang kegemaran masyarakat Indonesia menonton sinetron pada hampir setiap waktu. Realitas ini menjadi justifikasi acara televisi di Indonesia yang masih didominasi oleh tontonan hiburan semata, acara edukatif masih sangat minim dan kalah pamor dengan acara hiburan dan sinetron. Pada tema Indonesia (belum)Merdeka (hal 107) menyinggung terkait kegemaran masyarakat bahasa dan budaya asing di mana tidak diimbangi dengan pelestarian budaya lokal. Hal lainnya adalah tema komik Suap dan Sogokan (hal 116) yang memvisualisasikan perilaku koruptif para pejabat yang suka memeras rakyat kecil dengan dialog kucing dengan ikan. Sedangkan pada tema Seve Indonesia, Save Earth (hal 135), para komikis mengajak pembaca untuk sama-sama melestarikan lingkungan dan binatang asli Indonesia. Pada tema Semangat Persatuan (hal 161) komikus menyiratkan pesan tentang semangat persatuan dengan mengesampingkan perbedaan, Indonesia sebagai bangsa yang multikultural harus menjunjung tinggi toleransi. Buku hasil para kreator seni menggambar ini hadir sebagai diktum baru peran komik sebagai media aspirasi dan kreasi yang aktif produktif, karya ini menegaskan komik hanya sebagai hiburan, namun sudah menjadi bagian dari fragmen kehidupan sosial-politik masyarakat Indonesia. Selamat menyimak setiap gambar yang penuh makna!
Gapai Kesuksesan Melalui Doa Ibu Sukses merupakan keadaan yang didambakan oleh setiap manusia. Ukuran sukses tidak hanya materi saja, kenikmatan yang bukan materi juga bisa masuk ke dalam kategori sukses. Perlu berbagai usaha untuk mencapai sukses. Banyak manusia dalam menuju kesuksesan diwarnai dengan usaha yang keras. Namun, terkadang manusia lupa akan satu potensi menuju kesuksesan, yaitu doa ibu. Memanfaatkan potensi ibu untuk meraih kesuksesan hidup dapat mengubah mindset “banting tulang” menuju “kerja efisien”. Arti “kerja efisien” yaitu kerja sewajarnya untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Kerja efisien akan membuat kita banyak bersyukur dan mendekatkan diri kepada-Nya. Sebab, kerja efisien adalah kerja yang dihiasi dengan ibadah. Salah satu ibadah yang bisa dilakukan adalah meminta doa ibu. Seorang ibu merupakan sosok yang memiliki banyak kekuatan untuk membantu anaknya dalam menggapai kesuksesan. Hadis Bukhari dan Muslim juga pernah meriwayatkan mengenai perintah Rasulullah untuk berbakti kepada ibu yang mengungguli bakti kita kepada ayah. Doa ibu yang baik bisa menjadi sebuah anugerah bagi anaknya. Adapun doa ibu yang buruk bisa menjadi kutukan bagi anaknya. Doa ibu ibarat sebilah pisau yang bisa bermanfaat jika digunakan dengan baik dan bisa membunuh saat doa itu buruk. Apabila kita bisa meminta restu kepada ibu, tentu akan sangat signifikan pengaruhnya bagi kesuksesan kita. Namun, tak jarang muncul hambatan dalam perjalanan menuju sukses. Hal tersebut terjadi karena beberapa hal. Pertama, kita jarang meminta doa ibu. Ada beberapa hal yang membuat kita jarang meminta doa ibu. Perasaan sungkan, malu, takut, atau bahkan tidak suka keinginan kita diketahui oleh ibu adalah hal yang patut dibuang. Kita harus membuat kebiasaan baru untuk belajar terbuka dan meminta ibu untuk mendoakan yang terbaik. Nilai kekuatan doa ibu tidak akan berkurang atau hilang. Jadi, bagaimanapun hubungan kita dengan ibu, hendaknya mulai membangun hubungan
Nurani komunikasi yang baik. Lebih utama lagi, selalu meminta doa untuk segala hal yang hendak kita lakukan. Sehingga, kemudahan-kemudahan akan tampak pada usaha kita. Kedua, doa kita tidak sama dengan doa ibu. Kita sering berdoa siang dan malam untuk kesuksesan usaha kita. Ibu juga demikian, selalu mendoakan kesuksesan hidup kita dalam setiap sujudnya. Namun, pernahkah kita merasa biasa saja bahkan usaha kita tidak terasa keberhasilannya? Mungkin, hal tersebut bisa disebabkan oleh doa kita dengan doa ibu tidak sama, meskipun maksudnya sama. Dalam mengharap untuk memeroleh kesuksesan antara ibu dengan anak pasti berdoa dengan maksud yang sama. Sama artinya adalah baik kita maupun ibu memiliki keinginan agar kita sukses. Adapun yang tidak sama adalah persepsi kesuksesan kita dengan persepsi kesuksesan ibu. Jadi, kita perlu mengomunikasikan persepsi kita dengan persepsi ibu agar dapat menemukan kesamaan. Sehingga, keinginan kita akan dapat diterima baik oleh Allah bahkan segera dikabulkan oleh Dia. Ketiga, ibu tidak mau mendoakan karena tidak setuju dengan keinginan atau pilihan anaknya. Suatu hal yang wajar apabila antara kita dan ibu terdapat perbedaan dalam menyikapi sesuatu. Namun, hal tersebut jangan dibiarkan larut terlalu lama. Sehingga, dalam hal ini diperlukan kunci untuk menjadikan hubungan antara ibu dan kita menjadi baik. Kunci utama dalam menengahi perbedaan keinginan atau pilihan adalah dengan komunikasi. Jika orang tua berpikir bahwa sesuatu itu akan buruk dan tidak baik untuk kita, maka diskusikanlah alasannya dan apakah bisa ditanggulangi dan dicarikan solusinya. Iftitah Riadiana Faradilah Prodi Tarbiyah/ FAI Angkatan 2011