bijaksana, adil, transparan agar berdaya guna, tepat guna dan berkelanjutan sehingga benar benar bermakna sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat Indonesia. Allah berfirman dalam dalam Surat Al- Baqarah ayat 164 :
ْ ُ ْ َ َ ََّّ ْ َ ن َ ْ َ ْ ََّ ف َ ْ َّ َ َ َ ْ أ ات والر ِض واخ ِتل ِ َف اللي ِل وال� ِار والفل ِك ِ ِإن ِ ي َ� خل ِق السماو َ َّ َ َّ ْ ُ اس َو َما أ نْ زَ�ل َّ الل ِم َن َ َّال ِ ت� ت ج ْ�ري ِ ف ي� ْال َب ْحر ِب َ�ا َينف ُع الن الس َم ِاء ِم ْن ِ ََ ي َ َ َّ َ ّ ُ ْ َ َّ َ َ َ ْ أَ ْ َ ِ َ ْ َ َ ْ ت َ ْ يف َم ٍاء فأ ْحيا ِب ِه الر ِ ص ِ َك آداب ٍة وت َِ ض بع َّد مو ِ�ا وبث ِف ي�ا ْ ِ أَمن َ َّ َ َ ّ َّ �َال َسخر َب ْ ي ن ُ ْ اب الس َم ِاء َوال ْر ِض ل َ ي� ٍت ِلق ْو ٍم ِ الر ي ُ� ِ َح والسح ِ ِ َي ْع ِقلون “Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian siang dan malam, kapal yang berlayar dilautan mengangkut segala apa yang memberi manfaat kepada manusia, air (hujan) yang diturunkan Tuhan dari langit, lalu dihidupkan bumi sesudah mati (tandus) dan berkeluaran berbagai jenis hewan dan perkisaran angin dan awan yang diperintah bekerja diantara langit dan bumi, sungguh terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum berakal.”(Q.S. Al-Baqoroh[2]:164)
Pengelolaan hutan sebagai bagian dari sumberdaya alam selama ini didasarkan pada 3 prinsip, yaitu prinsip optimal, prinsip lestari, dan prinsip mekanisme pasar. Yang sering terjadi adalah bahwa prinsip mekanisme pasar tidak sejalan dengan prinsip optimal dan prinsip lestari. Dengan demikian Pengelolaan hutan memerlukan paradigma baru. agar berkeadilan dan melindungi alam secara bijaksana. Paradigma baru tersebut adalah Prinsip Fiqh Al bi’ah. Fiqh al bi’ah menempatkan manusia sebagai khalifah (wakil Tuhan) di muka bumi, sehingga satu sisi wajib bertanggung jawab atas keseimbangan dan kelestarian hutan, sedangkan pada sisi lain berhak memanfaatkan hutan untuk menunjang kehidupannya. Fiqh Al Bi’ah menjelaskan suatu aturan tentang perilaku ekologis masyarakat dengan mengacu pada syaria’at untuk menjaga keseimbangan dan kelestarian hutan. Sebagai khalifah di muka bumi ini, manusia mempunyai tanggung jawab, baik di dunia
128