Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah, Hutan dan lahan sebagai anugerah Allah SWT sangat penting untuk dijaga dilestarikan dan dimanfaatkan guna mewujudkan kemaslahatan umum. Memanfaatkan hutan dengan tetap menjaga kelestariannya adalah cerminan dari syukur hamba Allah. Prinsip dalam bersyukur adalah kebaikan, baik dari sisi cara, tujuan, dan dampaknya. Dengan demikian maka upaya pemanfaatkan hutan dan lahan dengan cara membakar yang menimbulkan kerusakan dan kerugian menjadi bertentangan dengan prinsip dalam beryukur tersebut. Hutan merupakan kawasan penting sebagai keberlangsungan makhluk hidup yang berfungsi sebagai paruparu dunia, dan menjadi tempat berbagai ekosistem yang berguna untuk menjaga kestabilan lingkungan. Selain itu hutan juga memberikan manfaat ekonomi yang besar bagi manusia. Namun keserakahan manusia menyebabkan hutan diekspolitasi secara berlebihan sehungga menyebabkan tingkat kerusakan hutan sangat mengkhawatirkan . Berdasarkan data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) yang dirilis tahun 2017, setiap tahun hutan di Indonesia berkurang 2,7 (dua koma tujuh) juta hektar (ha). Hutan yang awalnya berjumlah 126,8 (seratus dua puluh enam koma dealapan) juta ha, saat ini sudah berkurang sebanyak 72% (tujuh puluh dua persen). Hutan yang dimiliki Indonesia saat ini hanya tersisa 35,5 (tiga puluh lima koma lima) juta ha. Selain karena eksploitasi secara umum, kerusakan hutan juga karena kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Selama musim kemarau 2019 diberbagai wilayah di Indonesia terus terjadikebakaran hutan. Karhutla berdampak signifikan terhadap lingkungan, ekonomi, dan struktur sosial di pedesaan, kota bahkan negara tetangga. Sampai September 2019, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan karhutla lahan mencapai 857.755 hektare. Untuk lahan mineral 630.451 hektare, dan lahan gambut 227.304 hektare.
144