lingkungan hidup terdiri atas yang biotik, yaitu manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan, dan unsur abiotik yaitu tanah, air dan udara. Semua unsur itu saling berkaitan dalam kelestariannya, sehingga merupakan suatu ekosistem yang terpadu yang menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan yang kita namakan lingkungan hidup. Sudah sedemikian rupa Allah membuat lingkungan hidup untuk kita. Sedemikian sempurnanya, sehingga memungkinkan manusia hidup di dunia ini dengan aman dan nyaman hingga sampai kepada ajalnya masing-masing. Maka tidaklah mengherankan bagi kita jika kemudian Allah melarang kita merusak lingkungan hidup yang telah ditata oleh Allah sedemikian rupa itu:
َ ً َ َ ۡ ََ ُ ۡ ُ ۡ ف َّ َ ِ ال ۡر ِض َب ۡع َد اِ ۡص َل �ِ ول تف ِسدوا حا َو ۡاد ُع ۡو ُه خ ۡوفا َّوط َم ًعا ؕ اِ ن ۡ ّٰ َ َ ۡ َ ُ الل َقر ۡي ٌب ِّم َن �َال ۡح ِس ِن ۡ ي ن رحت ِ ِ
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di bumi setelah diciptakan dengan baik. Berdo’alah kepadaNya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhynya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan”. (QS. Al-A’raf [7]: 56).
Jamaah Shalat Jumat yang Dimuliakan Allah Menjaga lingkungan hidup bukan berarti membiarkan apa yang ada di sekitar kita hidup, tumbuh dan berkembang secara alamiyah tanpa dimanfaatkan oleh manusia. Bukan, bukan demikian…! Membiarkan alam ciptaan Allah tanpa dimanfaatkan namanya tabdzir, yaitu penyia-nyiaan, padahal semua apa yang ada di bumi ini diciptakan untuk kepentingan manusia juga. Perhatikan firman Allah:
َ ۡ ُ َ َّ ۡ َ َ َ َ ُ ۡ ف هو ال ِذى خلق ل... ـك َّما ِ� ال ۡر ِض �جَ ِ ۡي ًعا
“Dialah Tuhan yang telah menciptakan apa yang ada di bumi semuanya untuk kamu...” (QS. Al-Baqarah [2]: 29).
34