5 minute read
1.2 Penggundulan Hutan Tropis Dan Perubahan Iklim
dan membangun penyadartahuan untuk membangun perubahan tentang lingkungan agar terjadi lebih cepat.. Kerjasama lintas agama sangat penting untuk menghentikan penggundulan hutan tropis. Sudah saatnya untuk membuat perlindungan hutan tropis dan hak-hak masyarakat adat menjadi perhatian moral bersama dan prioritas agama.Upaya-upaya konservasi atau pelestarian lingkungan hidup selama ini lazimnya selalu dilakukan dengan pendekatan saintifik yang berbasis pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan pendekatan saintifik ini masalah-masalah kerusakan hutan dan sumberdaya alam pada umumnya dijelaskan dengan bahasa-bahasa akademik yang seringkali sulit dipahami oleh masyarakat awam. Untuk itu diperlukan suatu bentuk pesan moral dan pesan sosial lainnya berupa hukum normatif keagamaan. Pendekatan dengan bahasa agama dapat melengkapi pesan rasionalis, sehingga pesan dapat lebih persuasif dan memotivasi masyarakat untuk menjalani kehidupan lebih baik di dunia dan akhirat nanti. Oleh karenanya akhir-akhir ini para praktisi konservasi dunia mulai menggunakan upaya konservasi dengan pendekatan keyakinan atau berdasarkan keimanan. Upaya konservasi melalui pendekatan keagamaan diharapkan dapat mengurangi kerusakan hutan yang semakin parah, sehingga menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem hutan dan lingkungan disekitarnya yang berdampak negatif pada sosial, budaya dan ekonomi masyarakat sekitar hutan. Salah satu dampaknya adalah semakin sering terjadi konflik ruang antara satwa liar dan manusia. 1.2 Penggundulan Hutan Tropis Dan Perubahan Iklim Laporan terbaru the Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) mengungkapkan bahwa pembatasan pemanasan global hingga 1,5°C akan membutuhkan perubahan yang cepat dan masif yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam semua aspek
kehidupan manusia. Laporan tersebut menunjukkan bahwa planet ini sudah menderita akibat pemanasan global 1°C dalam cuaca yang lebih ekstrem, naiknya permukaan laut, es laut Kutub Utara yang semakin berkurang dan perubahan lainnya. Laporan IPCC juga mengungkapkan bahwa kita memiliki lebih sedikit waktu dari yang diperkirakan semula yaitu tahun 2030 untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5 °C, sebab kenaikan suhu di atas itu bahkan setengah derajat akan secara signifikan memperburuk risiko kekeringan, banjir, panas ekstrem, dan kemiskinan bagi ratusan juta orang. The Intergovernmental Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services (IPBES) merilis Penilaian Global terbarunya pada Mei 2019. Laporan ini menunjukkan penurunan yang mengkhawatirkan dalam jasa alam dan ekosistem. Penilaian ini mengungkapkan bahwa diperkirakan hingga 1 juta spesies saat ini menghadapi ancaman kepunahan, yang dapat terjadi segera dalam sejarah kehidupan manusia. Lebih dari 50 persen spesies tumbuhan dan satwa di planet ini terdapat di hutan tropis. Hutan memainkan peran penting dalam mengatur iklim bumi. Hutan adalah satu-satunya solusi yang aman, terbukti, alami untuk penangkapan dan penyimpanan karbon. Penggundulan hutan tropis merupakan sumber utama emisi gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim. Ketika hutan ditebangi dan pohonpohon dibakar atau membusuk, karbon yang tersimpan di dalamnya terlepas kembali ke atmosfer. Kerusakan hutan tidak hanya mengeluarkan emisi karbon, tetapi juga mengurangi kemampuan alam untuk menyerapnya. Seandainya penggundulan hutan tropis adalah sebuah negara, maka kontribusi tahunannya terhadap emisi yang menyebabkan perubahan iklim akan lebih besar daripada kontribusi seluruh Uni
Advertisement
Eropa. Penelitian menunjukkan bahwa perlindungan, restorasi dan pengelolaan hutan berkelanjutan akan memberikan hingga sepertiga dari pengurangan emisi yang diperlukan untuk memenuhi tujuan iklim kita. Tujuan perjanjian Iklim Paris tidak mungkin tercapai tanpa tindakan tegas untuk mengakhiri penggundulan hutan tropis. Semakin cepat dunia mencegah penggundulan hutan saat ini, semakin besar kapasitas hutan yang tersisa untuk berfungsi sebagai sistem penangkapan dan penyimpanan karbon alami. Di antara banyak strategi yang tersedia untuk mengurangi emisi yang menyebabkan perubahan iklim, melindungi hutan tropis juga termasuk yang paling terjangkau. Meskipun ada beberapa kemajuan signifikan, namun kita tidak mengarah pada tujuan yang tepat dalam melindungi hutan sebagai solusi iklim. Bukannya hutan dapat berfungsi memperlambat perubahan iklim, namun yang terjadi adalah adanya perusakan hutan yang mempercepat terjadinya perubahan iklim. Data menunjukkan hilangnya tutupan pohon setara dengan luas Perancis, Jerman dan Inggris digabungkan dalam dekade terakhir. Di Brazil saja, penggundulan hutan meningkat lebih dari 88 persen pada Juni 2019, dibandingkan dengan bulan yang sama satu tahun sebelumnya. Proporsi penggundulan hutan yang besar dan semakin meningkat di negara-negara tropis didorong oleh pembukaan hutan - sebagian besar ilegal - untuk mengolah komoditas global seperti daging sapi, kedelai, minyak kelapa sawit dan kayu yang cepat tumbuh untuk pulp dan kertas. Pembabatan hutan skala komersial untuk pertanian sekarang menjadi pemicu utama penggundulan hutan.Penggundulan hutan global adalah krisis kehidupan manusia.
Setengah dari semua wilayah daratan di bumi telah dikembangkan, sebagian besar untuk pertanian. Namun, studi terbaru menunjukkan pertanian tidak perlu membuka lahan lebih banyak, tetapi memanfaatkan lebih baik pada lahan yang sudah ada. Kita dapat memberi makan populasi yang mencapai hampir 10 miliar pada tahun 2050 tanpa membahayakan lingkungan dan meninggalkan separuh bumi ini ke alam. Hutan tropis tidak perlu menjadi korban produksi pangan. Kerjasama yang kuat dari aktor dan mitra global yang berpengaruh di seluruh dunia, sudah bekerja keras untuk menghentikan dan memperbaiki penggundulan hutan tropis, yang terdiri dari masyarakat adat, pemerintah, LSM, ilmuwan, badan multilateral, dan dunia usaha. Miliaran dolar dana telah diinvestasikan dalam mendukung upaya ini. Beberapa kemajuan telah tercapai tetapi belum cukup cepat. Kerjasama para mitra ini memahami bahwa keterlibatan para pemimpin agama dan semua orang yang beriman dan berhati nurani merupakan perbedaan dalam membantu mengubah arus penggundulan hutan tropis. Berita baiknya adalah bahwa usaha untuk aksi lebih berpengaruh dari sebelumnya. Selama 10 tahun terakhir, pemahaman tentang sains, ekonomi dan politik tentang pengurangan penggundulan hutan menyadarkan semua pihak untuk mengatasi perubahan iklim dan melakukan pembangunan berkelanjutan. Inovasi besar kebijakan dan teknologi telah memperlambat penggundulan hutan yang layak dan bermanfaat, telah menunjukkan pentingnya dukungan internasional. Menurunkan laju penggundulan hutan memberikan negaranegara berkembang peluang untuk berkontribusi terhadap pengurangan emisi global dengan cara yang sesuai dengan tujuan pembangunan negara mereka sendiri, dan selaras dengan kepentingan masyarakat termiskinnya.
Tidak ada yang meragukankan manfaat dari menghentikan dan memperbaiki penggundulan hutan tropis. Tidak mungkin kita bisa melestarikan keanekaragaman hayati, sistem iklim, dan pasokan air tawar tanpa menghentikan hilangnya hutan. Dan semakin lama kita berdiam diri, maka akan semakin sedikit dan kurang pilihan solusi yang dapat dilakukan. Perlindungan hutan juga merupakan masalah hak asasi manusia. Selama berabad-abad, masyarakat adat dan komunitas hutan yang tinggal di dalam dan di dekat hutan tropis telah bertindak sebagai penjaga dan pengelola hutan tropis. Masyarakat adat dan komunitas hutan memiliki hak resmi untuk setidaknya 513 juta hektar hutan atau sekitar seperdelapan dari total luas hutan dunia. Sebagian besar hutan ini berada di negara-negara dimana tekanan untuk mengeksploitasi hutan sangat tinggi. Studi menunjukkan bahwa ketika hak tanah masyarakat adat diakui dan dilindungi secara hukum oleh pemerintah, laju penggundulan hutan dan emisi karbon dioksida dapat secara signifikan lebih rendah. Namun penelitian juga menunjukkan bahwa masyarakat adat dan komunitas hutan tidak memiliki hak hukum pada hampir tiga perempat dari tanah adat mereka. Bagi sebagian besar dunia, masyarakat adat menghadapi ancaman besar ketika mereka mempertahankan hutan mereka dari serbuan industri seperti minyak, pertambangan, penebangan dan agribisnis. Mengingat hubungan budaya dan spiritual mereka dengan hutan, pengetahuan luas tradisional mereka, dan fakta bahwa banyak hutan yang tersisa di dunia berada di dalam tanah leluhur dan adat mereka, masyarakat adat merupakan mitra penting dalam segala upaya melindungi hutan tropis dan satwa liar. Penelitian menunjukkan bahwa walaupun kurang dari 5 persen dari populasi global, masyarakat adat mengelola lebih dari 80 persen keanekaragaman hayati global.