BI BI
OG AS
OG AS
INOVASI PERUSAHAAN
Kepedulian PT Indonesia Power Memperkuat Kesejahteraan Masyarakat
INOVASI PERUSAHAAN
Kepedulian PT Indonesia Power Memperkuat Kesejahteraan Masyarakat
INOVASI PERUSAHAAN
Kepedulian PT Indonesia Power Memperkuat Kesejahteraan Masyarakat PT Indonesia Power, Jakarta ©2021, Bidang Komunikasi Korporat Tim CSR Indonesia Power Bali PGU – PLTDG Pesanggaran Bali PGU – PLTG Pemaron Bali PGU – PLTG Gilimanuk Mrica PGU Semarang PGU Suralaya PGU PLTU Jawa Tengah 2 Adipala OMU PLTGU Cilegon OMU PLTU Jeranjang OMU PLTU Banten 2 Labuan OMU PLTU Banten 3 Lontar OMU PLTU Jawa Barat 2 Palabuhan Ratu OMU PLTU Banten 1 Suralaya OMU Grati POMU – PLTGU Grati Kamojang POMU – PLTP Gunung Salak Kamojang POMU – PLTP Kamojang Priok POMU – PLTGU Priok Saguling POMU – Unit PLTA Saguling Disusun Oleh Tim Penulis PT Indonesia Power Penerbit PT Asta Nindya bekerja sama dengan IP Academy Publishing
DAFTAR ISI
POWER GENERATION UNIT (PGU)
PENGANTAR
8
BAB I INOVASI CSR DI TENGAH PANDEMI
15
Bali PGU Unit PLTDG Pesanggaran LESTARI DI MASA PANDEMI
22
6
12
14
Bali PGU Unit PLTDG Pesanggaran PELUANG DI BALIK MASALAH
29
Bali PGU Unit PLTG Pemaron
IRIGASI BERTEKNOLOGI EBT
DI DESA CERDAS
37
BAB II
SINERGI UNTUK PEMBERDAYAAN
BERSINERGI MELAWAN PANDEMI
41
Bali PGU Unit PLTG Gilimanuk
Mrica PGU MEMETIK BUAH PEMBELAJARAN
47
Semarang PGU
MENGGALI MANFAAT DI BALIK
BIJI DURIAN
55
Suralaya PGU PEMBERDAYAAN YANG KIAN
PEDAS
2
61
OPERATION AND MAINTENANCE SERVICES
104
UNIT (OMU)
62
POWER GENERATION AND O&M SERVICES UNIT (POMU)
105
PLTU Jawa Tengah 2 Adipala OMU
KEMAUAN KUAT PENDERITA
BERKOMPROMI DENGAN PERUBAHAN
GANGGUAN JIWA
DI DESA
PLTGU Cilegon OMU
DOMBA BERTENAGA SURYA
Salak
67
111
74
Grati POMU Unit PLTGU Grati
Kamojang POMU Unit PLTP Gunung EFEK GANDA DI DUA DESA
PLTU Jeranjang OMU
121
PENGHASILAN TAMBAHAN DARI
KEINDAHAN LAUT
Darajat
80
PLTU Banten 2 Labuan OMU
ENERGI PENGGERAK EKONOMI
NEGERI
ASA DI DALAM SARANG BURUNG
WALET
131
Kamojang POMU Unit PLTP Kamojang
89
PLTU Banten 3 Lontar OMU
KUALITAS HIDUP BERBAHAN
CANGKANG KERANG
Priok POMU Unit PLTGU Priok PENDIDIKAN LINGKUNGAN USIA DINI
141
Saguling POMU Unit PLTA Saguling TENTARA HITAM DENGAN MANFAAT
BERAGAM
94
PLTU Jawa Barat 2 - Palabuhan Ratu
OMU
OMU AIR UNTUK KEHIDUPAN
151
BAB III PENUTUP
99
PLTU Banten 1 Suralaya OMU RUPIAH DI BALIK SAMPAH
3
DAFTAR SINGKATAN A
ABK AEKI AKKII
= Anak-anak Berkebutuhan Khusus = Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia = Asosiasi Koral Kerang dan Ikan Hias Indonesia
I
ITB
J
JOSS
B
B3 BALLITRI BOSS BOSS BPOM BPS BPSPL BUMN
= = = = = = = =
Bahan Berbahaya dan Beracun Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar Banyuwangi Olah Sampah di Sumbernya Biomass Operating System of Saguling Badan Pengawas Obat dan Makanan Biro Pusat Statistik Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Badan Usaha Milik Negara
C
Comdev = Community Development Covid-19 = Coronavirus Disease 2019 CSR = Corporate Social Responsibility CWP = Circulating Water Pump
K
Kapela NTB KB KEK kkal KKP KKSI Kompromi KPKHN KSAN KTT KUB/KUBE KWT
= Institut Teknologi Bandung
= Jeranjang Olah Sampah Setempat
= Komunitas Penyelam Nusa Tenggara Barat = Kelompok Bermain = Kawasan Ekonomi Khusus = Kilokalori = Kementerian Kelautan dan Perikanan = Kontes Kopi Spesialti Indonesia = Kompos Bernilai Ekonomi = Kelompok Pembudidaya Karang Hias Nusantara = Konferensi Sanitasi dan Air Minum Nasional = Kelompok Tani Ternak = Kelompok Usaha Bersama = Kelompok Wanita Tani
L
D
DALYs = Disability-Adjusted Life Years DAS = Daerah Aliran Sungai
LCA = Life Cycle Assessment LSM = Lembaga Swadaya Masyarakat
M
E
EBN = Edible Bird’s Nest EBT = Energi Baru dan Terbarukan
H
HHBK = Hasil Hutan Bukan Kayu HIV-AIDS = Human Immunodeficiency Virus-Acquired Immunodeficiency Syndrome
4
m3 = Meter kubik mg/kgbw = Miligram per kilogram of body weight mdpl = Meter di atas permukaan laut Monev = Monitoring dan Evaluasi MP3KI = Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia
O
ODGJ = Orang Dengan Gangguan Jiwa OMU = Operation and Maintenance Services Unit OPD = Organisasi Perangkat Daerah
P
P21 = Partnership for 21st Century Learning PADI® = Professional Association of Diving Instructors PAUD = Pendidikan Anak Usia Dini PDB = Produk Domestik Bruto PGRI = Persatuan Guru Republik Indonesia PGU = Power Generation Unit PHK = Pemutusan Hubungan Kerja P-IRT = Produk-Industri Rumah Tangga PLTA = Pusat Listrik Tenaga Air PLTDG = Pusat Listrik Tenaga Diesel dan Gas PLTG = Pusat Listrik Tenaga Gas PLTGU = Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap PLTP = Pusat Listrik Tenaga Panasbumi PLTS = Panel Listrik Tenaga Surya PLTU = Pusat Listrik Tenaga Uap Pokdarwis = Kelompok Sadar Wisata Pokmaswas = Kelompok Masyarakat Pengawas POMU = Power Generation and O&M Services Unit PPKM = Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat PT = Perseroan Terbatas Puskesmas = Pusat Kesehatan Masyarakat
R
Riskesdas RT RTL RW
S
SARS-CoV-2 = Severe Acute Respiratory Syndrome-Corona Virus-2 SDGs = Sustainable Development Goals SK = Surat Keputusan SL = Sekolah Lapang SMK = Sekolah Menengah Kejuruan SMM-SWA = Sector Ministerial Meeting-Sanitation Water for All SUTT = Saluran Udara Tegangan Tinggi
T
TERMOS TK TOSS TOSS-GCB TPA TPA TPS3R TPSA
U
UU UUD UKM UMKM UPTD
= = = = = = = =
Ternak Monitoring System Taman Kanak-Kanak Tempat Olah Sampah Setempat Tempat Olah Sampah Sungai-Gerakan Ciliwung Bersih Tempat Pembuangan Akhir Tempat Penitipan Anak Tempat Pengolahan Sampah-Reduce, Reuse, Recycle Tempat Pembuangan Sampah Akhir
= Undang-Undang = Undang-Undang Dasar = Usaha Kecil dan Menengah = Usaha Mikro, Kecil dan Menengah = Unit Pelaksana Teknis Daerah
W = = = =
Riset Kesehatan Dasar Rukun Tetangga Rencana Tindak Lanjut Rukun Warga
WHO = World Health Organization WFMH = World Federation of Mental Health WWDR = World Water Development Report WWTP = Waste Water Treatment Plant
Y
YAPEKA
= Yayasan Pendidikan Konservasi Alam
5
PENGANTAR 6
KEMANFAATAN pembangkit listrik nyata dirasakan oleh masyarakat sekitar melalui pelaksanaan program tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR). Seperti yang dilakukan oleh unitunit pembangkit yang dinaungi PT Indonesia Power di seluruh wilayah Indonesia melalui program-program pemberdayaan masyarakat, yang mampu memanifestasi potensi daerah serta meningkatkan produktivitas masyarakat di suatu daerah di mana suatu unit pembangkit beroperasi. Di mana pun Indonesia Power beroperasi senantiasa akan menghadirkan dampak positif bagi masyarakat. Pemberdayaan masyarakat atau community development (Comdev) oleh Indonesia Power sudah menjadi bagian dari proses bisnis perusahaan dengan menjadikan masyarakat sebagai mitra. Pilar Comdev di Indonesia Power meliputi lima pilar, yaitu Ekonomi, Pendidikan, Lingkungan, Pemberdayaan Perempuan, dan Kesehatan. Indonesia Power sekarang sudah mengadopsi penerapan
pemberdayaan masyarakat yang dapat memberikan nilai tambah berkelanjutan. Sebagai upaya untuk memberdayakan potensi masyarakat lokal, Indonesia Power telah melakukan pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat di daerah-daerah di mana unit-unit Indonesia Power beroperasi, agar mereka dapat memulai dan mengembangkan berbagai usaha dalam rangka memperkuat kesejahteraan mereka. Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat oleh Indonesia Power telah menjadi strategis dan akan banyak membantu program pemerintah dalam upaya mengurangi kemiskinan dan memperkuat kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, Indonesia Power senantiasa mengembangkan programprogram atau strategi yang inovatif. Desain program atau strategi CSR Indonesia Power diarahkan pada pemangku kepentingan, baik di dalam maupun luar perusahaan. Buku yang ada di tangan Anda ini mendokumentasikan kepedulian Indonesia Power dalam rangka memperkuat kesejahteraan masyarakat melalui program-program pemberdayaan yang kian inovatif. Meskipun saat buku ini
ditulis pandemi Covid-19 masih berlangsung, para insan Indonesia Power tetap bekerja dan berinovasi, termasuk tidak goyah dalam mengintensifkan isu penting tentang lingkungan, melalui pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan. Semoga informasi yang disampaikan dalam buku ini dapat menginspirasi upaya-upaya untuk memperkuat kesejahteraan masyarakat di seluruh negeri. Selamat membaca dan terinspirasi.
Jakarta, September 2021
Direktur Utama PT Indonesia Power M. AHSIN SIDQI
7
INOVASI CSR DI TENGAH PANDEMI
BAB I 8
HAKIKAT bisnis dewasa ini sedang mengalami perubahan secara dramatis, seiring dengan perubahan iklim dan kemiskinan sebagai pembentuk pasar. Kondisi tersebut sebenarnya tidak terlepas dari pandangan dan perhatian pemerintah atau negara. Namun, karena program-program pembangunan dan penguatan ekonomi sepenuhnya difokuskan melalui kerangka kerja untuk mendorong pelaku-pelaku bisnis, maka pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan tidak seimbang. Keadaan tersebut disebabkan oleh faktorfaktor sebagai berikut: 1. Terganggunya faktor penyebaran dan pemerataan terhadap hasil pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Dengan relokasi tenaga kerja ke dalam sektor manufaktur dan jasa (seperti yang tampak di daerah-daerah pedesaan), mengakibatkan sektor pertanian atau pedesaan menjadi tertinggal bersama kemiskinannya, serta terluput dari usahausaha untuk memodernisasikannya.
2. Semakin jenuhnya sektor-sektor manufaktur dan jasa di dalam menyediakan lapangan kerja dikarenakan melemahnya sektor-sektor industri, semakin ketatnya faktor-faktor persaingan, dan resesi keuangan dunia. 3. Strategi dan fokus dari usaha-usaha penanaman modal (terutama asing) di negara-negara sedang berkembang, yang selama ini terlalu difokuskan pada prospek ekonomi dengan target konsumen kelas menengah seperti di negara maju, menjadikan krisis keuangan semakin jauh dan lebih lama untuk bangkit. Terhadap kenyataan tersebut, PT Indonesia Power berperan aktif untuk mengangkat kemiskinan sebagai sebuah kesempatan bisnis. Dengan merancang tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) yang lebih daripada sekadar suatu biaya, keterbatasan, dan tindakan kedermawanan, Indonesia Power menjadikannya sebagai suatu sumber peluang, inovasi, dan keuntungan bisnis.
Indonesia Power mempraktikkan tanggung jawab sosial terhadap lingkungan dan masyarakat melalui berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat yang tujuannya untuk mengembangkan lingkungan serta memperbaiki kehidupan masyarakat hingga pada proses pembangunan ekonomi. CSR berperan penting dalam pembangunan atau membangun kesadaran atau mendorong partisipasi para pelaku usaha untuk menyelenggarakan aktivitas perekonomian tanpa melupakan partisipasi dan kontribusi untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Karena pada hakikatnya perusahaan memiliki tanggung jawab, tidak hanya kepada pemegang saham, tapi juga terhadap masyarakat dan lingkungan. Apalagi di tengah pandemi Covid-19 saat ini, program CSR sangat berperan dalam meningkatkan mutu dan mengembangkan ekonomi masyarakat. Di masa pandemi, rasa sosial harus ditingkatkan
9
dan peduli terhadap lingkungan sekitar. Untuk menghadapi pandemi, dibutuhkan sikap solidaritas dan kebersamaan serta kepedulian dunia usaha terhadap lingkungan masyarakat dan sekitarnya yang menjadi manifestasi nyata dari wujud solidaritas dan kebersamaan tersebut. Implementasi dari nilai-nilai luhur bangsa yang menjunjung tinggi nilai gotong-royong dan saling bahumembahu antara sesama anak bangsa merupakan sikap positif yang menjadi modal dasar untuk membangun optimisme kolektif segenap elemen kebangsaan untuk bangkit kembali dari keterpurukan yang terjadi akibat Covid-19.
IDE SEGAR PANDEMI Covid-19 yang melanda Indonesia sendiri sudah mengakibatkan banyak sektor yang lumpuh dan sangat terdampak dari adanya penyakit menular
10
ini, salah satunya adalah sektor ekonomi. Dilansir dari money.kompas.com, setidaknya ada dua juta karyawan yang di-PHK atau dirumahkan oleh perusahaanperusahaan tempat mereka bekerja akibat adanya pandemi. Berdasarkan data Kementerian Tenaga Kerja per 20 April 2020, terdapat 2.084.593 pekerja dari 116.370 perusahaan yang dirumahkan dan terkena PHK akibat terimbas pandemi. Sektor informal juga terpukul karena kehilangan 538.385 pekerja yang terdampak dari 31.444 usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Indonesia Power pun harus siap dan sigap dalam menanggapi hal-hal yang tidak dapat diprediksi seperti ini, seperti misalnya melalui kebijakan-kebijakan yang ada di dalam tanggung jawab sosial perusahaan. Kebijakan tanggung jawab sosial perusahaan pada situasi seperti ini pun seolah menemui sebuah tantangan dan rintangan baru karena, bagaimana tidak, banyak program-program yang sudah
direncanakan untuk dilaksanakan di tahun 2020 menjadi tertunda akibat adanya situasi pandemi virus Covid-19 ini. Sejak merebaknya pandemi Covid-19, Indonesia Power perlu juga mengkalkulasi ulang mengenai sasaran dari program-program pemberdayaan masyarakatnya, karena tentu ada banyak faktor-faktor yang tidak terduga masuk ke dalam perhitungan perusahaan dalam pelaksanaannya. Fokus CSR dari Indonesia Power selama pandemi ini hampir semua dialihkan kepada optimasi penanganan Covid-19 melalui penyaluran Alat Pelindung Diri dan juga alat-alat kesehatan lainnya, lalu diikuti dengan pengoptimalan UMKM yang terintegrasi agar tetap bisa berdaya selama masa pandemi.
pandemi seperti sekarang ini, karena para pengusaha maupun UMKM sejatinya tidak membutuhkan bantuan berupa material; mereka membutuhkan ide segar agar bisa tetap bekerja dan beroperasi selama masa pandemi. Dalam praktik CSR di lapangan pada masa pandemi ini, Indonesia Power berfokus pula pada keterlibatan masyarakat dalam melaksanakan programnya, dalam arti Indonesia Power mengerahkan ide-ide inovatif dan mengajak masyarakat untuk tetap bergerak langsung agar bisa bertahan dan juga beradaptasi dengan situasi, agar masyarakat bisa tetap berdaya dan tetap menjalankan prinsip pemberdayaan masyarakat.
Perubahan sistem operasional dari program pemberdayaan masyarakat menjadi fokus utama bagi Indonesia Power dalam memberikan CSR pada masa
11
SINERGI UNTUK PEMBERDAYAAN
BAB II 12
INTERAKSI langsung dengan masyarakat dan wilayah penting dilakukan perusahaan dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat yang dirancangnya. Dari interaksi tersebut dapat diperoleh profil wilayah dan diketahui potensi yang ada sehingga program yang disusun diharapkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dengan mencari apa yang menjadi kepentingan masyarakat, membuat program yang menjadi kepentingan mereka, akan memunculkan partisipasi dan rasa memiliki pada masyarakat. Dengan begitu program pemberdayaan masyarakat bisa terlaksana di masyarakat hingga target tercapai. Dalam melaksanakan pemberdayaan masyarakat, sebagai salah satu elemen tanggung jawab sosial perusahaan, PT Indonesia Power bersinergi dengan berbagai pihak. Tidak hanya perguruan tinggi, akan tetapi juga dengan industri, pemerintah, dan juga komunitas. Seperti yang telah dilakukan saat ini,
Indonesia Power bersama dengan sejumlah perguruan tinggi bersinergi dengan pemerintah daerah dan provinsi, industri dan komunitas dalam program pemberdayaan masyarakat untuk mengurangi kemiskinan dan kerawanan pangan, yang dipadukan dengan pelestarian lingkungan. Pelaksanaan program tersebut melibatkan masyarakat dalam semua proses secara intensif dalam berbagai hal. Jadi, masyarakat tidak hanya dijadikan sebagai obyek saja, tapi ikut aktif di dalamnya. Yang pertama dilakukan adalah identifikasi potensi, situasi, masalah sumber daya manusia dan sumber daya alam. Selanjutnya, Indonesia Power memberi pendampingan atau fasilitasi pemberdayaan masyarakat dalam rangka mempersiapkan langkah menuju kawasan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru sesuai dengan tipikal kawasan. Terakhir dari hasil pemetaan dilakukan formulasi program pusat pertumbuhan ekonomi baru.
Pemberdayaan masyarakat dilaksanakan hampir di seluruh wilayah unit kerja PT Indonesia Power. Bagi masyarakat binaan Indonesia Power, program pemberdayaan ini dapat memperkuat kesejahteraan masyarakat baik secara ekonomi, sosial, dan budaya. Selain itu, juga dapat meningkatkan kemandirian pembiayaan tanpa tergantung pemerintah pusat. Sedangkan bagi pemerintah daerah, program pemberdayaan akan mendukung peningkatan di sektor pertanian menuju ketahanan pangan dan pasokan pangan setempat. Juga peningkatan di sektor industri kecil dan menengah serta sektor wirausaha. Berikut ini, penjabaran dinamika dari sinergi untuk pemberdayaan di tujuh belas unit kerja PT Indonesia Power.
13
POWER GENERATION UNIT (PGU) 14
Bali PGU Unit PLTDG Pesanggaran
LESTARI DI MASA PANDEMI Penulis: • I Made Rakayana – Supervisor Senior Humas dan Keamanan • Zulkifli Nauval Yustizar – Ahli Muda Community Development • Ni Luh Putu Astiti – Ahli Muda Community Development • Putri Kinasih – Community Development Officer • Manshur Rasyid – Community Development Officer
15
SETAHUN sudah pandemi Covid-19 merebak di Indonesia, termasuk Bali. Sejak pandemi diumumkan masuk ke Indonesia pada Maret 2020, perekonomian Bali yang menggantungkan pada sektor pariwisata seperti mati suri. Tak ada wisatawan asing datang ke Bali membuat hotel kosong dan obyek wisata sepi. Tidak sedikit pula pekerja yang terpaksa dirumahkan sementara bahkan terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) yang membuat pemenuhan kebutuhan hidup menjadi semakin sulit. Terpuruknya ekonomi Bali akibat pandemi berakar pada ketergantungan Bali terhadap sektor pariwisata dengan sektor-sektor alternatif, misalnya pertanian dan perikanan, konstruksi, dan jasa pendidikan atau kesehatan yang tidak dikelola dengan baik sebagai “rencana B”. BPS Provinsi Bali (2020) menyatakan bahwa masih ada beberapa lapangan usaha yang berpotensi untuk dijadikan sektor basis selain sektor pertanian seperti pengelolaan sampah, jasa pendidikan, kesehatan, dan kegiatan sosial. Salah satu kelompok binaan PT Indonesia Power Bali Power Generation Unit (PGU)-PLTDG Pesanggaran yang berada di Desa Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, yang merupakan Ring 1 perusahaan, yaitu Ekowisata Mangrove Segara Guna Batu Lumbang pun tak luput dari imbas pandemi Covid-19. Sejak pandemi, usaha persewaan kano
16
mengalami penurunan. Penyewa kano tidak lagi wisatawan tetapi para nelayan atau warga sekitar yang hendak mencari ikan atau menyalurkan hobi memancing.
SEGUDANG MANFAAT MENYIKAPI pukulan berat pandemi terhadap ekonomi masyarakat binaannya, PT Indonesia Power Bali PGUPLTDG Pesanggaran, sebagai salah satu pembina Kelompuk Usaha Bersama (KUB) Segara Guna Batu Lumbang, melakukan terobosan dengan percepatan implementasi rencana strategis pengembangan kelompok dengan membentuk kelompok unit usaha baru. Menyandang nama “Mina Lestari Batu Lumbang”, kelompok ini resmi dibentuk pada tanggal 21 Mei 2021. Kelompok yang beranggotakan 31 orang dan diketuai
oleh Ni Made Astini selaku local hero ini merupakan kumpulan dari istri-istri nelayan yang tergabung dalam KUB Segara Guna Batu Lumbang. Kelompok Mina Lestari Batu Lumbang ini dibentuk untuk melakukan kegiatan ekonomi berwawasan lingkungan dengan mengolah hasil hutan bukan kayu (HHBK), seperti buah pedada (Sonneratia caseolaris), lindur (Bruguiera gymnorrhiza), daun jeruju (Acanthus ilicifolius), dan lain-lain. Sumber daya tersebut melimpah di kawasan Hutan Mangrove Segara Guna Batu Lumbang yang selama ini tidak termanfaatkan. Kaum perempuan di kelompok Mina Lestari Batu Lumbang sudah mampu membuat produk olahan dari HHBK menjadi tujuh produk yang memiliki segudang manfaat bagi kesehatan dan cita rasa yang menggugah selera. Ketujuh produk tersebut adalah stik mangrove, teh jeruju, kopi mangrove, sirup mangrove, kukis mangrove, dodol mangrove, dan selai mangrove.
PENINGKATAN EKONOMI TIDAK dapat dipungkiri bahwa usaha kecil merupakan bagian penting dan cukup menentukan dalam perekonomian bangsa Indonesia. Banyak kalangan yang berpandangan bahwa usaha kecil merupakan tumpuan dan harapan masa mendatang pembangunan nasional.
Usaha kecil dan menengah merupakan bagian integral dunia usaha dan kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki potensi, kedudukan, dan peran yang cukup strategis untuk mewujudkan struktur perekonomian yang mampu memberikan pelayanan ekonomi, melaksanakan pemerataan, dan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi serta mewujudkan stabilitas ekonomi. Hal ini dapat dilihat pada saat keadaan krisis yang berkepanjangan, seperti pandemi Covid-19 saat ini, tampaknya usaha kecil dapat tetap mampu bertahan. Hal tersebut antara lain dikarenakan bahan baku pada usaha kecil pada umumnya tidak tergantung pada impor, sehingga biaya produksi tidak terpengaruh oleh melonjaknya nilai mata uang asing terhadap rupiah dan apabila produksinya diekspor
17
maka keuntungan yang diperoleh akan menambah pendapatan negara. Berdasarkan fakta tersebut, PT Indonesia Power melakukan pemberdayaan dan pembinaan yang berkesinambungan guna meningkatkan kemajuan pada industri kecil dan menengah agar mampu mandiri menjadi usaha yang tangguh dan juga memiliki keunggulan di dalam memberikan kepuasan konsumen serta dapat menciptakan peluang pasar yang lebih besar, dan pada gilirannya dapat membantu memperkuat kesejahteraan masyarakat. Selama kurang lebih dua bulan sejak kelompok Mina Lestari Batu Lumbang mampu mengolah hasil hutan mangrove, kelompok ini sudah mampu melakukan penjualan sirup mangrove sebanyak 150 botol, kopi dan teh mangrove sebanyak delapan pak karton dan 129 buah yang sudah diseduh, 41 buah stik mangrove, 18 botol selai dan sembilan stoples kukis mangrove. Pada tahun ini produk olahan mangrove ini akan diurus izinnya ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk menambah keyakinan konsumen bahwa hasil produk olahan mangrove ini aman untuk dikonsumi dan memiliki kandungan gizi yang tinggi. Selain melakukan kegiatan pelatihan pengolahan HHBK, PT Indonesia Power Bali PGU-PLTGU
18
Pesanggaran pada tahun 2021 juga memberikan bantuan modal pengolahan hasil mangrove senilai Rp7.000.000 dan bantuan perlengkapan pengolahan serta pengemasan produk hasil mangrove, masingmasing sebesar Rp15.000.000. Dengan adanya bantuan dan dukungan tersebut, diharapkan kelompok ini mampu bertumbuh dan memberikan peningkatan ekonomi bagi anggotanya di tengah pandemi Covid-19. Diharapkan pula, produk-produk kelompok Mina Lestari Batu Lumbang dapat menjadi ikon yang menarik minat wisatawan ketika pariwisata di Bali sudah dibuka kembali.©
Hutan Bakau Menggugah Selera HUTAN bakau, atau disebut juga hutan mangrove, adalah hutan yang tumbuh di air payau, dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Hutan ini tumbuh khususnya di tempat-tempat di mana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik. Baik di teluk-teluk yang terlindung dari gempuran ombak, maupun di sekitar muara sungai di mana air melambat dan mengendapkan lumpur yang dibawanya dari hulu. Ekosistem hutan bakau bersifat khas, baik karena adanya pelumpuran yang mengakibatkan kurangnya abrasi tanah; salinitas tanahnya yang tinggi; serta mengalami daur penggenangan oleh pasangsurut air laut. Hanya sedikit jenis tumbuhan yang bertahan hidup di tempat semacam ini, dan jenis-jenis ini kebanyakan bersifat khas hutan bakau karena telah melewati proses adaptasi dan evolusi. Manfaat yang lebih penting dari hutan bakau adalah fungsi ekologisnya sebagai pelindung pantai, habitat berbagai jenis satwa, dan tempat pembesaran (nursery ground) banyak jenis ikan laut, melindungi garis pantai dari abrasi atau pengikisan, serta meredam gelombang besar termasuk tsunami. Namun, hutan bakau juga menghasilkan produk-produk yang menggugah selera maupun membantu meningkatkan kualitas kesehatan. Seperti yang dilakukan oleh kelompok Mina Lestari Batu Lumbang dari Desa Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan, yang menghasilkan tujuh produk makanan dan minuman, yaitu:
STIK MANGROVE Terbuat dari bahan utama Bruguiera gymnorrhiza atau yang oleh masyarakat Bali dikenal sebagai buah lindur. Buah lindur kaya akan karbohidrat yang berguna bagi pembentukan energi dalam tubuh. Buah lindur
19
dicampur dengan telur, wijen, garam dan sebagainya. Tanpa menggunakan pengawet makanan, stik mangrove ini mampu bertahan tiga bulan dengan rasa yang renyah dan membuat ketagihan.
TEH JERUJU Daun jeruju dipercaya oleh masyarakat berkhasiat menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti radang hati, kanker hati, hepatitis, mempercepat kematangan bisul, dan meringankan radang tenggorokan. Meskipun pembuatannya cukup mudah tetapi daun jeruju ini tidak mudah ditemukan. Namun, dengan segudang manfaat yang dimilikinya, teh jeruju ini layak untuk dicoba.
KOPI MANGROVE Terbuat dari buah mangrove yang dikeringkan lalu ditumbuk halus menjadi bubuk kopi. Untuk menambah cita rasanya, bisa ditambahkan jahe agar lebih segar. Kopi mangrove dikenal sebagai “kopi malam Jumat”, karena salah satu khasiatnya adalah menambah vitalitas pada pria dewasa. Selain itu, kopi mangrove juga dapat mengobati diare dan menjaga imunitas tubuh.
SIRUP MANGROVE Bahan utamanya adalah buah pedada yang kaya akan kandungan vitamin C dan antioksidan. Paling banyak dijumpai di kawasan hutan bakau, pedada memiliki rasa asam yang menyegarkan. Ketika diolah menjadi sirup, rasa asamnya tidak hilang namun memberikan sensasi asam manis yang cocok untuk melepas dahaga. Sirup mangrove menjadi primadona dengan penjualan tertinggi sejak pertama kali diluncurkan.
20
KUKIS MANGROVE Terbuat dari buah lindur yang diolah menjadi tepung. Cara mengolah tepung buah lindur menjadi berbagai jenis kue sama dengan resep membuat kue pada umumnya, hanya saja tepung terigu diganti dengan tepung buah lindur. Karena teksturnya cenderung kurang lembut, tepung lindur paling cocok diolah menjadi aneka kue kering yang renyah.
DODOL MANGROVE Terbuat dari buah pedada yang pengolahannya seperti membuat dodol pada umumnya dan membutuhkan proses pengadukan yang sangat lama. Tapi rasanya berbeda dari dodol pada umumnya; campuran manis dan asam dan bertekstur kenyal.
SELAI MANGROVE Terbuat dari sari pati buah pedada sehingga rasa khas mangrove kuat terasa. Selai ini paling cocok dijadikan sebagai topping roti tawar yang biasa disantap sebagai sarapan sehari-hari. Ketahanan dari selai mangrove tanpa pengawet kurang lebih tiga bulan.
21
Bali PGU Unit PLTDG Pesanggaran
PELUANG DI BALIK MASALAH Penulis: • I Made Rakayana – Supervisor Senior Humas dan Keamanan • Zulkifli Nauval Yustizar – Ahli Muda Community Development • Ni Luh Putu Astiti – Ahli Muda Community Development • Putri Kinasih – Community Development Officer • Manshur Rasyid – Community Development Officer
22
SAMPAH menjadi salah satu hal yang tak bisa dipisahkan dari kegiatan manusia. Hampir semua hal yang kita gunakan atau lakukan, berakhir dengan menghasilkan sampah. Mulai dari sampah sisa makanan, plastik kemasan, kertas, hingga sampah yang berasal dari bahan logam. Dalam sehari, setidaknya tercipta 175 ribu ton sampah baru di seluruh Indonesia. Sebagian besar sampah ini berakhir di tempat penampungan akhir tanpa diolah dan dimanfaatkan lebih jauh. Dilansir dari Katadata.co.id, sampah yang diproduksi paling banyak didominasi oleh sampah sisa makanan dengan komposisi 60 persen. Sisa makanan, sayuran, hingga tumbuhan masuk pada kelompok ini. Selanjutnya, sampah plastik menempati posisi kedua dengan 14 persen; kelompok ini terlihat lebih beragam mulai dari botol, kantong plastik, sedotan, dan berbagai kemasan yang berasal dari bahan plastik. Sisanya, terdapat sampah kertas, karet, logam dan sampah lainnya. Banyaknya tumpukan sampah ini juga menyisakan tumpukan masalah. Indonesia masih memiliki tantangan dalam pengelolaan sampah dalam negeri, salah satunya adalah tingkat daur ulang sampah yang masih rendah. Berdasarkan riset yang dilakukan Sustainable Waste Indonesia pada 2019, total
sampah Indonesia yang didaur ulang hanya 3 persen dan sisanya berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Secara umum, sampah yang dihasilkan dibagi menjadi tiga jenis, yakni sampah organik, anorganik, dan terakhir adalah sampah B3 (bahan berbahaya dan beracun). Sampah organik mencakup sisa makanan, tumbuhan, hingga dedaunan. Meski porsinya cukup tinggi, namun kategori ini merupakan sampah yang dapat membusuk dan terurai. Sehingga, sampah organik seharusnya tidak menimbulkan masalah lingkungan, selama dikelola dengan baik. Berbeda dengan sampah organik, sampah anorganik justru sulit untuk terurai. Sampah ini mencakup
23
bahan plastik, kertas, karet, gelas dan bahan lain yang tidak membusuk secara alami. Namun, sampah jenis ini dapat didaur ulang dan digunakan kembali. Dengan karakteristik tersebut, maka sampah jenis ini memerlukan perlakuan khusus dengan memilahnya sejak awal dan dipisahkan dari sampah lainnya. Terakhir, sampah B3 yang mencakup bahan-bahan kimia, pecahan kaca, benda-benda bekas medis seperti jarum suntik, baterai, dan benda berbahaya lainnya. Sampah jenis ini juga sebaiknya dipisahkan untuk menghindari bahaya yang ditimbulkan dari bahanbahan tersebut. Berbagai jenis sampah di atas hanya akan menyisakan masalah jika tidak dikelola dengan semestinya. Langkah awal dalam pengelolaan sampah dapat dimulai dari tingkat rumah tangga. Saat ini, mayoritas masyarakat Indonesia masih belum melakukan pemilahan sampah di masing-masing rumahnya. Menurut survei Katadata.co.id di lima kota besar, tercatat kurang dari separo masyarakat yang sudah menerapkan pemilahan sampah di rumahnya dengan proporsi hanya 49,2 persen. Dari angka tersebut, sebanyak 77,6 persen membagi sampahnya menjadi dua kategori, yaitu sampah basah dan kering. Dimulai dengan kesadaran memilah sejak dari rumah, sampah yang dihasilkan dapat lebih bermanfaat.
24
Mulai dari daur ulang, pemakaian kembali, hingga menghasilkan nilai ekonomi yang tinggi dari pengelolaan sampah yang tepat. Sampah yang menggunung dapat dihindari dengan menerapkan ekonomi sirkular sampah. Sirkulasi sampah yang baik dapat bermanfaat bagi perekonomian dan sampah yang dibuang ke pembuangan akhir dapat diminimalisir.
BERKAH SAMPAH MENGUBAH sampah menjadi berkah merupakan salah satu langkah untuk kebaikan yang bisa dilakukan bersama-sama. Dari sampah yang didaur ulang bisa menjadi kebaikan untuk lingkungan hidup dan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Bagaimanapun, potensi ekonomi yang timbul dari pengelolaan sampah bukanlah tanpa tantangan. Kesadaran masyarakat yang sudah mulai tumbuh dalam menggunakan plastik dengan bijak, perlu didukung agar tumbuh sejalan dengan kesadaran masyarakat dalam memilah sampah. Tak hanya bagi masyarakat secara umum, tantangan mengenai pengelolaan sampah ini juga berlaku bagi industri sebagai produsen, hingga pemerintah sebagai pemangku kebijakan. Dalam jangka pendek dan
pengelolaan sampah. Untuk jangka menengah panjang, pemberian insentif yang berkaitan dengan daur ulang dinilai mampu menjadi salah satu katalis bagi industri maupun masyarakat dalam pengelolaan sampah.
menengah, setidaknya terdapat beberapa langkah yang harus diambil oleh masing-masing pihak. Dari sisi industri, pengurangan volume dan investasi untuk daur ulang serta manajemen sampah perlu dilakukan dalam jangka pendek. Sedangkan dalam jangka menengah panjang, industri mulai memasukkan manajemen sampah sebagai rantai alur produksi dan juga menggunakan bahan-bahan hasil daur ulang. Hal ini dapat menciptakan ekosistem pengelolaan sampah yang baik dari sisi industri. Sementara itu, dunia usaha, melalui program tanggung jawab sosial perusahaan, dapat membantu pemerintah sebagai regulator yang diharapkan menyediakan infrastruktur dan fasilitas yang memadai bagi
Dengan berbagai potensi yang dapat dimanfaatkan, pengelolaan sampah yang tepat dapat menjadi solusi bagi beberapa masalah seperti lingkungan, kesehatan, hingga solusi untuk mendapatkan nilai tambah dari sampah yang setiap hari dihasilkan. Pengelolaan sampah dan ekonomi sirkular ini didukung oleh PT Indonesia Power Bali PGU-PLTDG Pesanggaran dengan program yang dalam prosesnya dapat membangkitkan kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah dari rumah.
POTENSI MENJANJIKAN PROGRAM TOSS merupakan salah satu program corporate social responsibility (CSR) dari PT Indonesia Power Bali Power Generation Unit (PGU)-PLTDG Pesanggaran. Program ini berfokus pada metode pengolahan sampah organik dan anorganik menjadi pellet. Pellet dapat dimanfaatkan sebagai substitusi batubara dan juga bahan bakar kompor untuk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Tempat Olah Sampah Setempat atau TOSS merupakan suatu tahapan pada metode Listrik Kerakyatan dalam
25
menghasilkan briket sampah sebagai sumber energi melalui proses peuyeumisasi (biodrying). Metode peuyeumisasi merupakan proses alami yang mampu mengonversi sampah organik dan anorganik menjadi bahan bakar padat. Dari sinilah tercipta Konsep Zero Waste, karena seluruh sampah dapat digunakan untuk bahan bakar padat. Hasil peuyeumisasi sampah dikemas dalam briket untuk kerapatan energi lebih baik dan homogen, Bahan anorganik di dalam briket akan menjadi bahan abu, yang kemudian bermanfaat untuk bahan bangunan. Bahan plastik, karet, tekstil, dan lain-lain diolah menjadi “dodol plastik” yang akan dicampurkan ke dalam briket sebagai senyawa yang dapat meningkatkan kadar kalori. Ada dua fokus utama TOSS yang dapat memiliki nilai intangible dan tangible. Pertama, menyelesaikan masalah sampah perkotaan dan kedua, briket sampah yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan campuran batubara pada pembangkit listrik. Program TOSS sudah digulirkan PLTDG Pesanggaran sejak tahun 2017 dan pertama kali dikembangkan di Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, Bali. Program ini pada tahun berikutnya dikembangkan di desa tetangganya, yaitu Desa Paksebali. Hingga saat ini, di lingkungan PT Indonesia Power, program TOSS sudah direplikasi di beberapa lokasi dan diadopsi dengan nama yang berbeda-beda.
26
Pengembangan pengolahan sampah dengan metode ini juga dikembangkan oleh PLTU Jeranjang OMU di Kabupaten Lombok Barat, dengan nama Jeranjang Olah Sampah Setempat (JOSS), di Banyuwangi disebut Banyuwangi Olah Sampah di Sumbernya (BOSS), Tempat Olah Sampah Sungai-Gerakan Ciliwung Bersih (TOSS-GCB) di bantaran Sungai Ciliwung dan Biomas Operating System of Saguling (BOSS) di wilayah kerja Saguling POMU di Jawa Barat. Replikasi di beberapa lokasi ini menjadi tanda bahwa TOSS memberikan dampak yang baik bagi lingkungan dan bernilai ekonomi. PT Indonesia Power Bali PGU dan Pemerintah Kabupaten Klungkung pada tahun 2019 meresmikan
TOSS Center yang berlokasi di Jalan Kusuma Bahari, Karangdadi Kusamba, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung. TOSS Center ini menjadi pusat edukasi bagi program pengolahan sampah terpadu dan percontohan bagi daerah lain dalam hal pengolahan sampah. Semangat untuk mengolah sampah menjadi sesuatu yang memiliki nilai guna bagi masyarakat dan lingkungan terus dijaga oleh PT Indonesia Power Bali PGU-PLTDG Pesanggaran. Tahun 2021 ini, Bali PGU-PLTDG Pesanggaran bersama Yayasan Lengis Hijau Bali melakukan sebuah inovasi pengelolaan sampah di TOSS. Tempat pengolahan sampah ini tidak hanya mengolah sampah organik dan sampah anorganik tetapi juga mengolah sampah B3. Inovasi pengolahan sampah ini sesuai dengan core competency perusahaan dan juga konsep Life Cycle Assessment (LCA) sebagai strategi dan pengembangan proses bisnis perusahaan.
JELANTAH PENGGERAK MESIN PENGOLAHAN limbah B3 yang sedang dikembangkan oleh Bali PGU-PLTDG Pesanggaran di Desa Paksebali memanfaatkan limbah B3 rumah tangga berupa minyak jelantah. Minyak jelantah yang diperoleh dari rumah tangga maupun dari pelaku UMKM di Desa Paksebali ini diolah menjadi biodiesel. Biodiesel yang dihasilkan kemudian dimanfaatkan sebagai bahan
bakar alternatif pengganti solar yang dapat digunakan untuk menggerakkan mesin-mesin pengolahan sampah di Tempat Pengolahan Sampah-Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) Nangun Resik, Desa Paksebali. Rencana pengembangan ke depan, ketika produksi sudah besar, hasil dari pengolahan minyak jelantah ini dapat disalurkan untuk memenuhi kebutuhan biodiesel 20 persen dan solar 80 persen, atau dikenal dengan B20 di lingkungan pembangkitan PT Indonesia Power Bali Power Generation Unit. Minyak jelantah yang berhasil dikumpulkan di Desa Paksebali sebanyak 40 liter per bulan atau sekitar 10 liter per minggu. Proses pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel di Desa Paksebali cukup sederhana dan hanya memerlukan sedikit zat aditif
27
sebagai campuran yang mudah ditemukan dengan harga terjangkau. Setiap satu liter minyak jelantah dicampur dengan satu mililiter zat aditif. Kemudian diaduk selama dua jam tanpa henti. Setelah proses pengadukan, minyak jelantah yang telah tercampur tersebut didiamkan selama 48 jam atau dua hari. Setelah itu, minyak jelantah telah berubah menjadi biodiesel dan siap untuk digunakan pada mesin-mesin operasi pengolahan sampah menjadi pellet.
28
Selama satu bulan uji coba mesin pengolahan sampah menggunakan biodiesel hasil dari daur ulang minyak jelantah, mesin beroperasi dengan baik dan justru tidak mengeluarkan asap hitam tebal seperti ketika mesin dioperasikan menggunakan solar. Hal tersebut mengindikasikan bahwa biodiesel dari minyak jelantah dapat digunakan dan berdampak baik bagi lingkungan. Saat ini, biodiesel minyak jelantah sedang diuji di laboratorium untuk mengetahui apa saja yang terkandung di dalamnya. Hal tersebut dilakukan guna melakukan perbaikan pada proses produksi agar karakter dan kandungannya lebih sesuai dengan kebutuhan industri di lingkungan PT Indonesia Power dan dapat termanfaatkan dengan baik serta dapat diimplementasikan di desa-desa lainnya untuk memenuhi kebutuhan perusahaan.©
Bali PGU Unit PLTG Pemaron
IRIGASI BERTEKNOLOGI EBT DI DESA CERDAS Penulis: • Gede Ananta Wijaya – Ahli Muda SDM dan Umum • Ida Bagus Putu Sukarno – Ahli Muda Operasi Control Room
29
INDONESIA sebagai negara yang terletak di khatulistiwa memiliki sumber energi yang melimpah, meliputi sumber energi fosil maupun non-fosil. Namun, sampai saat ini sebagian besar energi yang dihasilkan dan digunakan berasal dari fosil, yaitu sebesar 95 persen dari total bauran energi. Dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang stabil dan kuat dalam beberapa tahun terakhir, permintaan energi akan terus meningkat. Tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap energi fosil yang jumlahnya relatif terbatas dapat memicu krisis energi di negeri ini. Oleh karena itu, masalah energi akan terus menjadi perhatian utama pemerintah di masa mendatang apalagi dengan meningkatnya masalah dampak lingkungan akibat pembakaran energi fosil untuk berbagai kegiatan sosial dan ekonomi nasional. Energi Terbarukan merupakan salah satu sumber energi yang dapat memenuhi kebutuhan energi dan menyumbang kepada bauran energi nasional dan membantu usaha mitigasi dampak perubahan iklim global. Sumber energi ini digunakan hampir di seluruh dunia yang telah memanfaatkan energi terbarukan sebagai sumber energi strategis untuk mengantisipasi krisis energi. Guna mencegah penurunan ketersediaan sumber energi fosil, seperti minyak bumi dan gas alam yang bersifat tak terbarukan, maka energi perlu terus
30
didiversifikasi dengan memanfaatkan energi baru dan terbarukan (EBT). Hal itu sangat penting untuk mewujudkan ketahanan energi dan juga memperkuat infrastruktur di bidang energi di Tanah Air. Kendati membutuhkan teknologi tinggi dan sumber daya manusia yang kompeten, namun EBT perlu terus dikembangkan karena dapat memberikan kontribusi yang positif kepada berbagai sektor, salah satunya adalah sektor pertanian.
TEKNOLOGI HIJAU TAHAPAN pertanian umumnya dimulai dari pengolahan tanah, pasca panen, pengolahan pangan hingga sampai di meja makan, lalu termasuk juga pengolahan limbah. Sesuai dengan ungkapan from farm to table to waste. Berbagai tahapan tadi ternyata bisa dioptimalkan dengan menerapkan energi terbarukan. Misalkan saat pengolahan tanah hingga pemanenan, bisa diimplementasikan B30, yakni biodiesel 30 persen dan 70 persen solar pada penggunaan bahan bakar solar bagi alat mesin pertanian. Selain itu, pemanfaatan energi angin dan surya juga bisa dikembangkan untuk pengairan atau irigasi. Penerapan teknologi hijau dengan memanfaatkan energi baru terbarukan merupakan program PT Indonesia Power Bali PGU-PLTGU Pemaron dalam mengembangkan dan mengoptimalkan sarana pompa dan panel listrik tenaga surya (PLTS) yang telah membantu masyarakat dalam memenuhi ketersediaan air di Desa Bukti, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Bali. Mempertahankan ketersediaan air bersih bagi masyarakat Desa Bukti merupakan suatu upaya yang sangat penting dan substansial. Terlebih ketika memasuki musim kemarau, di mana kekeringan dan penurunan permukaan air menjadi keniscayaan bagi Desa Bukti.
31
Dengan topografi Desa Bukti sebagian datar dan berbukit, dengan elevasi 0 sampai dengan 150 meter di atas permukaan laut, tanah di Desa Bukti dikategorikan sebagai lahan tidur kering dengan tekstur tanah lempung berpasir. Curah hujan di Desa Bukti juga sangat rendah, yang menyebabkan masyarakat kerap mengalami krisis ketersediaan air. Ketersediaan air bagi masyarakat Desa Bukti merupakan fondasi bagi kehidupan masyarakat dan pengembangan perekonomian masyarakat. Ketersediaan air selain dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat juga dimanfaatkan untuk pengembangan lahan perkebunan pisang yang dinaungi program Banana Smart Village Desa Bukti. Program ini digagas oleh Indonesia Power bersinergi dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Kelompok Tani Ternak (KTT) Kerti Winangun, Desa Bukti.
MASIH TANGGUH PROGRAM Banana Smart Village adalah program penanaman pohon pisang yang bibitnya dari hasil teknologi kultur jaringan yang penanamannya dilakukan dengan bekerja sama dengan lahan-lahan yang dimiliki oleh kelompok tani di Desa Bukti. Panen perdana dilaksanakan pada 5 Juni 2020 di areal tanaman pisang seluas 2,2 hektar dari luas keseluruhan tanaman pisang yang mencapai 9 hektar dan tersebar di enam kelompok tani. Pisang yang
32
dipanen tersebut merupakan hasil penanaman bulan Januari 2019 dari bibit pisang kultur jaringan dengan varietas pisang kepok dan Cavendish (pisang Ambon Putih).
Bali PGU-PLTGU Pemaron senantiasa mengembangkan program secara berkelanjutan untuk mendapatkan pola dan alternatif yang lebih efektif dan efisien sehingga bermanfaat bagi masyarakat.
Di tengah pandemi Covid-19 yang masih mengancam ekonomi masyarakat Indonesia dan melumpuhkan kehidupan di berbagai sektor, ternyata sektor pertanian masih cukup tangguh. Hal ini dibuktikan dengan dilaksanakannya panen perdana pisang oleh KTT Kerti Winangun, Desa Bukti.
Setiap musim kemarau, para petani Desa Bukti kesulitan untuk mendapatkan air untuk penyiraman areal kebun pisang. Para petani selama ini mendapatkan air dari air hujan yang ditampung pada bak tandon air dan juga mendapatkan air dari sumber mata air yang juga digunakan oleh masyarakat setempat untuk kebutuhan lainnya.
Program ini mulai berjalan dari tahun 2018 sampai saat ini. Setiap tahun, Indonesia Power
Untuk mengatasi kesulitan air di musim kemarau, yang pada gilirannya berdampak pada pengembangan
33
program Desa Cerdas berbasis pisang yang sudah berjalan, PLTGU Pemaron bersama binaannya, KTT Kerti Winangun, pada 26 Maret 2021 mengadakan focus group discussion. Diskusi kelompok terfokus tersebut berhasil menemukan suatu terobosan atau inovasi untuk mengatasi kesulitan air tahunan di desa itu. Adapun inovasinya adalah dengan memanfaatkan ketersediaan air yang bersumber dari pompa yang ditenagai panel listrik tenaga surya. Pompa ini terpasang di tengah perkebunan Desa Bukti untuk menarik air dari dalam sumur yang selanjutnya dialirkan ke tandon yang telah tersedia. Inovasi diwujudkan dengan membangun instalasi pipa air dari tandon air ke tengah kebun pisang, dengan bantuan gaya gravitasi aliran air. Instalasi ini dilengkapi dengan sprinkler sprayer sehingga dapat memaksimalkan pengairan secara konsisten dengan volume yang dibutuhkan. Pihak Indonesia Power Bali PGU-PLTGU Pemaron membangun dan memasang teknologi berbasis EBT
34
berupa panel listrik tenaga surya dengan kapasitas 5,5 kW beserta inverternya yang akan memasok listrik ke pompa air dengan kapasitas 3,5 kW. Air untuk penyiraman didapat dari sumber mata air di sekitar area kebun pisang yang selama ini tidak dimanfaatkan lantaran sulitnya akses untuk pengambilan air. Selain itu, Indonesia Power juga membuatkan sarana penunjang program berupa saluran instalasi pipa air dan pemasangan sprinkler sprayer di 675 titik di areal pohon pisang seluas 1 hektar. Dengan pemanfaatan teknologi berbasis energi baru terbarukan untuk mendukung sprinkler sprayer dalam metode pengairannya, program Banana Smart Village dapat mengatasi kesulitan air untuk penyiraman areal pohon pisang. Teknologi ini mempermudah petani untuk melakukan penyiraman karena sudah ada instalasi pipa dan sprinkler sprayer yang mengefektifkan dan mengefisienkan kerja mereka. Ini akan dapat meningkatkan hasil panen buah pisang, yang nantinya juga dapat menambah penghasilan anggota kelompok Banana Smart Village.©
BANTU KRISIS AIR DESA BUKTI, BALI Indonesia Power Dukung Program Banana Smart Village Pemanfaatan EBT dari PT Indonesia Power PLTG Pemaron dalam mengembangkan dan mengoptimalkan sarana pompa air dengan kapasitas 3,5 kW yang terpasok dari PLTS dengan kapasitas 5,5 kW.
35
PROGRAM BANANA SMART VILLAGE SINERGI INDONESIA POWER, ITB & KELOMPOK TANI
Lokasi Lahan: Desa Bukti, Kec. Kubutambahan Kab. Buleleng, Bali. Luas Lahan:
1.000 m2 Sprinkler Water:
Manfaat Pengimplementasian Program: 01 02
Pemeliharaan pohon pisang lebih efektif dan efisien.
03
Pertumbuhan pohon pisang lebih bagus karena ketersediaan air yang nantinya akan berdampak pada hasil panen buah pisang.
04
Mendukung program Pemerintah untuk pengembangan teknologi EBT.
05
Akan memperluas area penanaman pohon pisang karena sudah tersedia air untuk penyiraman.
675 titik Kapasitas Daya:
5,5 Kw
Menunjang ketersediaan air untuk penyiraman di musim kemarau.
Program Banana Smart Village telah digagas Indonesia Power bersama ITB dan Kelompok Tani Ternak Kerti Winangun Desa Bukti sejak tahun 2018 dengan teknologi kultur jaringan.
36
Bali PGU Unit PLTG Gilimanuk
BERSINERGI MELAWAN PANDEMI Penulis: • Hendrik Cahyono – Supervisor Operasi Shift C • Nebo Kapora – Operator Lokal Shift D
37
MASYARAKAT Indonesia tidak pernah membayangkan sebelumnya akan terjadi wabah penyakit menular yang berdampak pada setiap sisi kehidupan. Interaksi sosial sebagian besar dilakukan secara virtual. Pandemi ini telah memunculkan kebiasaan-kebiasaan baru yang melampaui apa yang biasanya dilakukan. Banyak hal yang dahulu dengan leluasa dilakukan, saat ini sudah tidak dapat lagi dilakukan. Selamat datang “kehidupan baru” dan mau tidak mau masyarakat dipaksa untuk beradaptasi dengan kebiasaan-kebiasaan baru yang bisa jadi merupakan norma baru dalam kehidupan kita. Bekerja, belajar,dan beribadah dilakukan di rumah. Masyarakat mulai terbiasa mencuci tangan pada saat akan memasuki kantor atau pertokoan, yang sebagian besar telah menyediakan perlengkapannya berikut cek suhu tubuh. Pembatasan jarak fisik saat berinteraksi dengan sesama. Penggunaan masker menjadi hal yang wajib dilakukan apabila akan keluar rumah. Virus ini telah mendorong masyarakat untuk lebih peduli dengan kebersihan dan memaksa untuk mematuhi protokol kesehatan demi mencegah penyebarannya. Membiasakan diri dengan sesuatu yang baru memang tidak mudah, terlebih untuk keluar dari pola pikir normal dan mendobrak batasan. Inovasi dan dobrakan berlaku untuk semua lini kehidupan termasuk pada kegiatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
38
UMKM terdampak serius oleh pandemi Covid-19. Banyak UMKM yang harus gulung tikar karena ketidaksiapan dalam menghadapi tantangan pademi yang telah menginjak tahun kedua ini. Saling bahumembahu dan terus berinovasi menjadi kunci menyelami masa pandemi ini. Bisnis selamat pada lonjakan pertama Covid-19 pada awal tahun 2020 bukanlah akhir dari perjuangan karena masih banyak rintangan, seperti banyaknya keterbatasan yang ada sekarang.
KEMAMPUAN BERADAPTASI NAMUN, tentu masyarakat juga harus mulai berpikir untuk memulai kehidupan baru dengan cara-cara baru. Masyarakat harus mulai melakukan perubahan dengan kreativitas dan kegigihan untuk membuat caracara yang dilakukan relevan dengan perubahan yang terjadi. Kompetensi sumber daya manusia yang harus dimiliki di abad ke-21, menurut “Framework for 21st Century Learning” yang dirilis P21—Partnership for 21st Century Learning di Washington DC, Amerika Serikat, relevan untuk diimplementasi sehingga masyarakat dapat sintas dan melewati episode pandemi ini. Kompetensi tersebut meliputi: •
Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah
•
Kreativitas dan Inovasi
•
Kolaborasi
•
Komunikasi
untuk mendorong sinergi pada kelompok-kelompok masyarakat yang dibina Perusahaan melalui program pemberdayaan masyarakat. Keluhan mengenai turunnya penjualan di kala pandemi tidak henti dilontarkan oleh kelompok Wana Asri, Bank Sampah Gilimanuk dan Cari Tahu. Poros pemasaran ketiga kelompok ini adalah pada lini pariwisata di Bali. Merosotnya pariwisata berdampak langsung kepada usaha ketiga kelompok binaan PLTG Gilimanuk.
Dengan kemampuan yang termaktub pada butir ketiga, Kolaborasi, kita dituntut untuk bersinergi, bekerja sama secara produktif dengan pihak lain, beradaptasi dalam berbagai tanggung jawab dan peran, menghormati perspektif yang berbeda serta menempatkan empati di saat melewati masa-masa sulit penuh tantangan ini. Kolaborasi ini akan memunculkan lebih banyak kelebihan yang dapat dikapitalisasi sehingga memunculkan keunggulan kompetitif. Bukan saatnya lagi kita saling mengalahkan atau menaklukkan, namun saatnya kita bekerja sama, kolaborasi dan sinergi guna meraih tujuan bersama. Sinergi menjadi kunci bertahan ketika kehidupan masyarakat diserang bertubi-tubi tanpa batas waktu oleh pandemi Covid-19. Hal ini membuat PT Indonesia Power Bali PGU-PLTG Gilimanuk tergerak
Dahulu, ketiga kelompak binaan PLTG Gilimanuk mampu menjadi kelompok yang berkembang dan menjadi mata pencaharian bagi anggotanya, namun lambat-laun melemah. Tidak sedikit upaya yang telah dikawal oleh PLTG Gilimanuk kepada kelompokkelompok binaannya, antara lain bertransisi ke pemasaran berbasis digital. Namun, solusi tersebut belum membuahkan hasil. PLTG Gilimanuk kemudian mencoba menyinergikan ketiga kelompok binaannya, dengan harapan bisa saling berkolaborasi dalam masa sulit ini.
PANTANG MENYERAH USAHA mikro, kecil dan menengah yang baru saja dirintis akan lebih rentan terhadap guncangan ekonomi, karena belum memiliki landasan bisnis yang kuat dan masih harus terus berkembang dan belajar dari kesalahan. Bertahan ketika masa-masa sulit
39
Sinergi yang dilakukan PLTG Gilimanuk terhadap tiga kelompok usaha binaannya adalah dengan melakukan pemasaran secara silang, baik secara daring maupun luring. Satu kelompok binaan harus melakukan promosi untuk dua produk dari kelompok binaan lainnya. Promosi tidak hanya dilakukan kepada masyarakat sekitar, namun lebih massif lagi, yaitu dengan menggandeng kegiatan-kegiatan pemerintah dengan harapan produk-produk dari ketiga kelompok usaha tersebut bisa menjadi merchandise dari kegiatan itu. membutuhkan tekad yang kuat dan prinsip pantang menyerah. Masa sulit yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada satu atau dua usaha saja. Seluruh sektor pasar merasakan keguncangannya. Salah satu pendekatan yang berguna untuk bertahan adalah dengan bersinergi dengan sejumlah usaha yang terdampak. Ketika terhubung dengan kelompok perdagangan industri atau kelompok profesional, pelaku usaha bisa mendapatkan pengetahuan dan praktik terbaik yang bisa diterapkan selama kemerosotan usah.
40
PT Indonesia Power Bali PGU-PLTG Gilimanuk juga terus mendukung kelompok-kelompok binaan mereka dengan menjadikan produk-produk mereka sebagai cendera mata yang diberikan dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh PT Indonesia Power. Dengan adanya sinergi ini diharapkan kelompok-kelompok binaan PLTG Gilimanuk bisa bersama-sama bangkit dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19.©
Mrica PGU
MEMETIK BUAH PEMBELAJARAN Penulis: • Kusharyanto – Manajer Administrasi • M. Amin Ikhsan – Supervisor Senior Humas & Keamanan • Rina Estriani – Ahli Muda Community Development • Matahun Triastuti – Pelaksana Senior Humas dan Protokoler
41
SEBAGIAN besar petani Indonesia masih belum siap menyongsong agroindustri. Ada dua faktor yang menjadi kendala. Pertama, belum maksimalnya usaha pendampingan pada petani dalam mengembangkan berbagai teknologi pertanian. Kedua, metode penyuluhan yang diterapkan belum menggugah kesadaran masyarakat untuk aktif meningkatkan produktivitas dan nilai tambah pertanian. Sebagai poros utama pembangunan, sektor agroindustri harus punya daya saing. Peningkatan daya saing penting bagi petani untuk membantu masyarakat meningkatkan kesejahteraan. Jika petani sejahtera, bisa dipastikan angka kemiskinan akan turun juga. Salah satu upaya meningkatkan daya saing adalah mengangkat peran kelompok tani dan menambah wawasan petani melalui pelatihan. Melalui program pemberdayaan masyarakat, yang melibatkan tiga pilar—masyarakat, pemerintah, perusahaan—maka dibuatlah Sekolah Lapang (SL). Sekolah Lapang bertujuan membangun struktur kelembagaan kelompok tani agar mampu menjawab permasalahan dan kebutuhan. Sekaligus sebagai pusat pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan petani di bidang pola budidaya, pengolahan produk pasca panen, membuka akses pasar, serta membangun sistem penyuluhan pertanian.
42
Diharapkan SL menjadi pusat belajar pertanian di mana pun PT Indonesia Power menyelenggarakannya untuk kepentingan kelompok-kelompok tani binaannya. Tidak terkecuali yang di Desa Pegundungan, Kecamatan Pejawaran, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, di mana SL diselenggarakan untuk kepentingan para petani kopi setempat.
BERBASIS KOMUNITAS PT Indonesia Power Mrica PGU mendorong penerapan Sekolah Lapang dengan pendekatan pembelajaran berbasis komunitas. Selama mengikuti SL, peserta diberi kesempatan berinteraksi dengan peserta lain, saling bertukar pengalaman, menyampaikan pendapat, menganalisis persoalan yang dihadapi, mengambil
kesimpulan, dan berani mengambil tindakan dalam menyelesaikan persoalan. Dengan konsep sekolah tanpa dinding, tanpa pemisah dan pembatas, terbuka, tidak formal serta menggunakan metode pendidikan orang dewasa, SL di Desa Pegundungan diminati masyarakat. Sekolah Lapang dikhususkan untuk pertanian kopi yang sejalan dengan potensi pertanian dan perkebunan di Kecamatan Pejawaran. Perkebunan rakyat di Kecamatan Pejawaran meliputi perkebunan kopi, teh, dan tembakau. Pada 2014, menurut Biro Pusat Statistik Kabupaten Banjarnegara, luas lahan perkebunan kopi mencapai 149,20 hektar. Berbeda dengan SL tahap pertama, Sekolah Lapang yang dilaksanakan di Desa Pegundungan merupakan
program lanjutan. Dalam program SL lanjutan ini, para petani kopi Desa Pegundungan hanya mendapatkan penyuluhan tambahan dari Indonesia Power Mrica PGU dengan berkaca dari kegiatan anggota SL tahap pertama. Tapi tanpa disangka dengan keseriusan dan ketekunan dalam menerapkan setiap penyuluhan yang diberikan oleh Indonesia Power, Desa Pegundungan secara mengejutkan berkembang dalam tempo yang singkat. Bukan hanya sektor industri kopinya saja, tetapi juga program lingkungannya, seperti jamban sehat dari Indonesia Power pun telah mengubah wajah Desa Pegundungan menjadi lebih baik.
MENGURANGI EROSI PENANAMAN kopi tidak serta-merta diterima oleh warga di Desa Pegundungan. Di awal penanaman kopi akhir 2012 lalu banyak warga desa yang menolak untuk menanam kopi. Saat itu, PT Indonesia Power Unit Mrica PGU memberikan bibit kopi jenis arabika. Tujuannya adalah untuk mengurangi erosi yang berdampak pada sedimentasi di waduk PLTA Mrica. Sehingga, daerah aliran sungai (DAS) yang berada di hulu Serayu harus ditanami tanaman keras. Letaknya yang di ketinggian antara 1300-1500 meter di atas permukaan laut, membuat Desa Pegundungan cocok untuk ditanami kopi.
43
Awalnya, 99 persen warga menolak. Tetapi, setelah mulai panen, lambat-laun warga mulai mau menanam kopi. Alasan warga, karena dari sisi perawatan dan hasil lebih menguntungkan. Saat ini, hasil panen kopi sudah tersebar ke berbagai kota besar di Indonesia. Kopi Senggani green bean dijual Rp90.000 per kilogram. Saat ini, ada 15 desa di hulu aliran Sungai Serayu yang mulai ditanami kopi. Langkah ini untuk mengurangi dampak sedimentasi waduk. Kelimabelas desa tersebut berada di Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo.
LOMBA CITA RASA SETELAH dua tahun Kelompok Tani Bangkit terus berjuang merawat kopi dengan bantuan bibit tambahan dan penyuluhan secara berkala dari PT Indonesia Power Mrica PGU, akhirnya pada tahun 2014 panen pun tiba. Tidak disangka, ternyata buah kopi yang dihasilkan oleh para petani kopi Desa Pegundungan ini berkualitas bagus. Bantuan dari Mrica PGU berupa berbagai penyuluhan teknik penjemuran dan pengolahan green bean menjadikan kualitas buah kopi menjadi lebih baik lagi. Hal inilah yang mendorong Ibu Murti selaku Kepala Desa Pegundungan mulai memberanikan diri untuk mengikuti sejumlah lomba cita rasa kopi dan menamai kopi dari Desa Pegundungan “Kopi
44
Senggani”. Kabarnya, nama “Senggani” diambil dari nama sebuah bukit di Desa Pegundungan. “Senggani” sendiri bermakna “keluruk” dalam bahasa Jawa, yang berarti “menggugah”. Dengan nama itu, diharapkan masyarakat Desa Pegundungan berubah pola pikirnya dalam membangun desa ke depan, yaitu dengan memilih tanaman kopi sebagai tanaman konservasi dan tanaman yang bisa meningkatkan nilai ekonomi masyarakat. Rasa kopi berspesies arabika dari Desa Pegundungan, Kecamatan Pejawaran, mencuat menjadi salah satu kopi terbaik di Tanah Air. Tahun 2018 lalu, kopi arabika dari Desa Pegundungan menempati urutan keempat sebagai kopi terbaik dalam Kontes Kopi Spesialti Indonesia (KKSI) yang diselenggarakan oleh
Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) di Yogyakarta. Berkat prestasinya, kopi arabika jenis Sigararuntang ini bahkan dibuatkan tugu sebagai lambang kejayaan petani kopi Desa Pegundungan. Sejak saat itu, Desa Pegundungan menjadi sorotan dan menjadi destinasi kunjungan para pejabat pemerintahan maupun wisatawan kuliner. Di sinilah titik balik bagi warga Desa Pegundungan; yang dahulu abai pada kebersihan dan sanitasi, sekarang berubah lebih tertib dan maju, tercermin dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh desa, warga secara sukarela ikut terlibat dan bersemangat dalam membantu setiap kegiatan desa. Secara tidak langsung, hal ini telah menaikkan standar hidup dan kelayakan warga Pegundungan. Komunitas kopi dan barista dari Desa Pegundungan pun bermunculan. Industri kopi Senggani pun melebarkan sayapnya ke dunia kopi nasional. Banyak barista kelas nasional yang sering berkunjung ke Desa Pegundungan untuk menyaksikan pemrosesan kopi Senggani, dan bahkan mereka tidak segan membagikan ilmu sekaligus menjalin kerjasama. Harapannya, dengan adanya pendampingan dari PT Indonesia Power Mrica PGU kepada Desa Pegundungan akan terwujud suatu desa konservasi. Masyarakat Desa Pegundungan bercita-cita menjadikan
45
desa mereka desa edukasi tentang kopi. Dari proses penanaman, proses pemetikan, proses pengolahan, proses menyeduh, hingga dapat menikmati kopi Senggani khas Desa Pegundungan.
MASYARAKAT MANDIRI KEBERHASILAN program Sekolah Lapang yang telah dicapai oleh berbagai desa yang mengikuti program ini tentu membahagiakan bagi PT Indonesia Power, khususnya Mrica PGU. Sebab melalui pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan, yang sering dipandang hanya charity dan filantropi belaka, ternyata telah memberikan keuntungan yang akan terus bergulir dengan sendirinya dan berkelanjutan. Dengan penanaman kopi, laju sedimentasi Daerah Aliran Sungai Banjarnegara Utara bisa dikendalikan dan desa yang mengikuti program ini akan mendapat keuntungan dari industri kopi. Tujuan akhir dari Sekolah Lapang di Desa Pegundungan adalah memandirikan petani melalui kelompok tani. Jika selama ini kelompok tani dibentuk
46
hanya sebagai tempat dan syarat untuk mendapatkan bantuan pertanian, baik dari pemerintah maupun dari swasta, anggapan itu perlahan dikikis. Kelompok tani adalah tempat atau wadah saling menukar informasi dan berbagi pengetahuan lapangan. Jika kelompok tani kuat, akan terbentuk ekonomi yang kuat. Masyarakat mandiri secara ekonomi akan menopang pembangunan dan memberikan kontribusi besar pada daerah. Agar harapan tersebut dapat terwujud memang diperlukan pengawalan dari pemangku kepentingan lingkungan seperti Indonesia Power. Masyarakat masih membutuhkan bimbingan terus-menerus walaupun tidak melalui kelas seperti di Sekolah Lapang tahap pertama. Masyarakat juga perlu mendapatkan penyuluhan tentang pentingnya menyisihkan hasil dari sebagian kebun kopi mereka untuk dijadikan bibit dan diserahkan ke desa yang lain. Akan menjadi satu keuntungan tersendiri apabila kelak sisi utara Kabupaten Banjarnegara menjadi kawasan kopi yang luar biasa.©
Semarang PGU
MENGGALI MANFAAT DI BALIK BIJI DURIAN Penulis: • Retno Wulandari – Ahli Muda Community Development • Shabrina Ghaisani – Community Development Officer • Imam Fajrul Falah – Community Development Officer
47
TANGGUNG jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) adalah pendekatan bisnis dengan memberikan kontribusi terhadap pembangunan yang berkelanjutan dengan memberikan manfaat ekonomi, sosial dan lingkungan bagi seluruh pemangku kepentingan. Melalui CSR, dunia usaha berkomitmen secara berkelanjutan untuk bertindak etis dan berkontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas di mana sebuah perusahaan beroperasi dan memberi dampak dari operasinya terhadap lingkungan sosial dan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup karyawan beserta keluarganya. CSR dalam jangka panjang akan memberikan garansi bisnis yang menguntungkan, tidak hanya meningkatkan kepercayaan publik, memperkuat investasi, namun pelaksanaan kegiatan CSR dipastikan akan mengamankan operasi bisnis perusahaan sehingga perusahaan dapat beroperasi tanpa kendala yang muncul dari lingkungan terdekat. Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007. Pasal 74 ayat (1) berbunyi: “Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dengan Lingkungan.” PT Indonesia Power Semarang Power Generation Unit (PGU), sebagai bagian dari PT PLN
48
(Persero) secara sadar merespons anjuran atau kewajiban pemerintah tersebut secara positif. Kegiatan CSR yang dilaksanakan oleh Semarang PGU sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Direksi No. 25.K/010/ IP/2014 dan SK No. 26.K/010/IP/2014 tanggal 11 Februari 2014, yang menyebutkan bahwa program perusahaan yang berhubungan dengan pelibatan dan pengembangan komunitas dilaksanakan melalui program Indonesia Power-Community Assistance, Relation, Empowerment, disingkat Inpower-Care. Kegiatan CSR direncanakan sebagai bagian dari program strategis manajemen, bukan sekadar kegiatan untuk menunjukkan pada publik bahwa Indonesia Power telah melakukan kegiatan CSR, namun alokasi bantuan yang diberikan benar-benar mampu membantu mengatasi problematika lingkungan sekitar dan menciptakan kemandirian target sasaran.
WISATA DURIAN LANDASAN dari kegiatan CSR Indonesia Power meliputi kegiatan-kegiatan penyusunan kebijakan, pemetaan sosial, perencanaan program, implementasi program, monitoring program, evaluasi program, dan, terakhir, keberlanjutan program. Setelah pemetaan sosial dilaksanakan oleh Semarang PGU, ditetapkanlah bahwa untuk pengimplementasian
Listrik Thermal, Poin d Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi yang penting dan mempunyai dampak signifikan. Di kawasan Kampoeng Alam Malon Gunungpati terdapat embrio sentra usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) batik alam untuk wilayah Semarang, yaitu Batik Zie, yang telah dibina oleh Semarang PGU sejak tahun 2014.
program-program CSR dari Semarang PGU adalah beberapa ring wilayah binaan. Ring 1 merupakan wilayah administrasif yang terdekat dan terdampak dari proses bisnis perusahaan, yaitu Kelurahan Tanjung Mas dan Kelurahan Bandarharjo di Semarang Utara, serta Kelurahan Kemijen di Semarang Timur, dan wilayah Ring 2 mencakup Kelurahan Gunungpati di Kecamatan Gunungpati dan Kelurahan Mangunharjo di Kecamatan Tembalang, Kota Semarang. Ditetapkannya Kelurahan Gunungpati sebagai salah satu wilayah binaan CSR Semarang PGU adalah berdasarkan klausul SK Direksi PT Indonesia Power No. 26.K/010/IP/2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Inpower-Care di lingkungan PT Indonesia Power, pada Pasal 9 tentang Wilayah Kawasan Binaan Pembangkit
Berawal dari pembinaan dan pendampingan usaha untuk Batik Zie, perekonomian warga Kampoeng Alam Malon mulai bergerak tak hanya dari sentra batik alam, namun juga berkembang ke wisata alam yang dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampoeng Alam Malon. Salah satu unggulan wisata di Kampoeng Alam Malon adalah Makawisan, wisata durian yang menawarkan pengalaman berkebun dan menikmati buah langsung dari kebunnya. Pengunjung dapat melakukan kegiatan bercocok tanam, memperoleh kiat-kiat memilih durian dan menikmati durian dari berbagai varietas di antaranya Musang King, Monti (Montong Gunungpati), dan Kumbokarno. Hasil pemetaan sosial pada tahun 2018 menunjukkan banyak potensi lain yang dapat digali selain dari kekayaan sumber pewarna alam batik dan kekayaan alam untuk wisata alam. Dari paket wisata Makawisan saja, misalnya, ditemukan potensi besar untuk dapat memanfaatkan limbah pongge durian sebagai bahan baku pembuatan makanan olahan, sehingga
49
dapat sesuai dengan salah satu untuk Sustainable Development Goals (SDGs) Klausul 12 “Produksi dan konsumsi yang bertanggung jawab”. Pada tahun 2019, mulai dirintis usaha kecil dan menengah (UKM) Karya Bunda Mandiri, yang beranggotakan 20 perempuan pengolah makanan berbahan dasar pongge durian dari wilayah Kampoeng Alam Malon dan Kampung Perengsari, Kelurahan Gunungpati.
BIJI BERGIZI WISATAWAN yang datang ke Kota Semarang saat musim durian akan memandu langkah mereka ke Agrowisata Sentra Kebun Durian Montong Gunungpati atau Monti. Sesuai dengan namanya, kebun durian ini menyajikan durian silangan asal Thailand, Montong, dengan durian lokal asal Gunungpati. Silangan ini akhirnya menghasilkan durian dengan berat lima hingga tujuh kilogram dengan rasa manis, bertekstur legit, berwarna kuning, dan tidak lembek. Hingga saat ini, ratusan pohon durian Monti berhasil dibudidayakan di lahan seluas belasan hektar. Ada sekitar 400 pohon durian Monti yang ditanam di sini. Buah durian yang disantap pengunjung kebun durian Monti sudah pasti menyisakan biji durian yang berserakan, yang biasanya dibuang karena dianggap
50
hanya limbah sisa makanan. Padahal, bijinya, biasa disebut “pongge”, juga bisa diolah menjadi aneka makanan yang bergizi. Pengolahan pongge menjadi makanan itu merupakan hal baru bagi masyarakat Gunungpati sendiri. Selama ini, warga membuang begitu saja biji durian tanpa mengetahui bahwa biji-biji itu bisa diolah menjadi camilan. Dengan pendampingan dari Semarang PGU, warga Kampoeng Alam Malon yang tergabung dalam UKM Karya Bunda Mandiri mengolah pongge menjadi tepung yang kemudian digunakan sebagai bahan kue, seperti brownies dan bolen pisang. Pongge durian juga dimanfaatkan untuk pembuatan keripik. Pendampingan itu berwujud pelatihan keterampilan mengolah makanan khas Kampoeng Alam Malon
dengan memanfaatkan potensi yang ada. Dari sejumlah uji coba yang dilakukan, akhirnya para pelaku usaha UKM Karya Bunda Mandiri mampu membuat dodol biji durian, emping biji durian, brownies biji durian, dan keripik singkong khas Malon. Selain itu, peserta mendapatkan pelatihan kelembagaan dan penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang merupakan kelanjutan dari pelatihan pemanfaatan biji durian menjadi makanan olahan khas Gunungpati.
KENAIKAN OMZET TAHUN 2020, pandemi Covid-19 melemahkan seluruh sektor usaha. Pandemi juga berpengaruh besar terhadap perkembangan usaha UKM Karya Bunda Mandiri yang baru merintis usaha pada tahun 2019. Bagaimanapun, PT Indonesia Power Semarang PGU tetap memberikan pendampingan terhadap kelompok tersebut agar dapat terus eksis dan bertahan di tengah lesunya perekonomian nasional. Wakil-wakil dari kelompok usaha makanan olahan Perengsari dan Malon mendapatkan pendampingan teknis dari Chef Yudanta Ari Widodo bersama asistennya. Karena masih dalam kondisi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) karena Covid-19 oleh Pemerintah Kota Semarang,
kegiatan pendampingan teknis dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat, antara lain mencuci tangan dan menggunakan handsanitizer sebelum mengikuti kegiatan, memakai masker, menjaga jarak, dan menghindari berdiri/duduk berhadapan.
51
Pendampingan teknis dihadiri oleh tujuh peserta khususnya pelaksana produksi dan pemasaran dari kelompok Perengsari, dan satu peserta mewakili kelompok Malon. Tujuan dari pendampingan teknis tersebut adalah untuk memastikan UKM Karya Bunda Mandiri, khususnya pelaksana produksi, dapat memproduksi beberapa produk utama yang akan menjadi inti usahanya. Dalam pendampingan teknis ini, para peserta juga mendapatkan praktik pengembangan beberapa produk dari adonan yang dibuat. Produk yang dihasilkan oleh kelompok dalam pendampingan
teknis berupa brownies yang terbuat dari tepung biji durian dengan varian topping (krim cokelat, vla durian, dan almond), dan brownies puff keju. Sedangkan produk-produk pengembangan berupa bolen pisang, ulir keju, dan kroisan dengan berbagai isi. Produkproduk yang dihasilkan sebagian dibagikan kepada beberapa orang sebagai uji coba dan sebagian dijual kepada warga masyarakat yang berminat. Setelah mendapatkan pelatihan lanjutan di tengah maraknya anjuran pemerintah untuk melaksanakan kegiatan di rumah saja, omzet dari UKM Karya Bunda Mandiri mengalami kenaikan yang signifikan.
Data Penjualan UKM Karya Bunda Mandiri Tahun 2020
Omzet
Rp26.093.000/tahun
Tambahan Penghasilan/Anggota
Rp217.000/bulan
Jumlah Produk terjual
117 pcs Kue Brownies 6.831 pcs Kue Bolen pisang
Pemanfaatan Limbah Pongge
1000 biji pongge
Pemanfaatan Tepung Pongge
150kg/Tahun
52
Tahun 2021, sebagaimana ditunjukkan oleh peta jalan pendampingan dari Semarang PGU, UKM Karya Bunda Mandiri memasuki tahap pengembangan. Pendampingannya meliputi pelatihan, pendampingan teknis pengembangan produk, identifikasi kebutuhan fisik dan alat produksi pendukung legalitas usaha dan izin Produk-Industri Rumah Tangga (P-IRT) serta pelatihan administrasi keuangan lanjutan dan administrasi kelompok. Pelatihan teknis produksi diberikan untuk meningkatkan kapasitas kelompok dalam mengolah potensi lokal berupa biji dan buah durian menjadi berbagai jenis makanan, sebagai produk alternatif agar lebih bervariasi, memenuhi permintaan pelanggan agar pelanggan tidak jenuh. Pelatihan produk baru atau alternatif ini mencakup pengembangan jenis roti dengan berbagai topping dan isi, kue wingko biji durian, dan pengembangan brownies kukus biji durian dengan berbagai variasi isi kekinian. Pelatihan ini diberikan oleh Chef Ari, salah satu pâttiserie chef hotel berbintang yang pernah menjadi narasumber pelatihan tahun lalu, di mana produk yang dirisetkan diterima oleh pasar. Pendampingan teknis pengembangan produk baru diberikan agar produk yang dihasilkan kelompok sesuai dengan yang diajarkan dan layak jual, dan dapat mengembangkan usaha rintisan yang saat ini sedang membentuk jaringan pasar yang lebih luas.
Identifikasi kebutuhan untuk mendukung pengajuan legalitas usaha dan P-IRT berupa kelengkapan administrasi kelompok, standarisasi alat produksi,
53
standarisasi tempat produksi, pakaian/celemek, perbaikan sanitasi, serta perbaikan sumber air yang digunakan. Pelatihan administrasi keuangan dan administrasi kelompok lanjutan, berupa pelatihan pembukuan stok barang, rugi/laba dan neraca agar keuangan kelompok menjadi bankable. Manfaat pembukuan bankable sangat banyak, terutama apabila kelompok membutuhkan pendanaan untuk pengembangan usaha. Pembukuan administrasi kelompok sangat penting agar semua kegiatan kelompok tercatat untuk memudahkan peningkatan kelompok dari tumbuh menjadi berkembang. UKM Karya Bunda Mandiri yang dibina oleh PT Indonesia Power Semarang PGU tak hanya memberikan dampak ekonomi yang positif pada masyarakat, dengan adanya sumber mata pencaharian baru melalui penjualan makanan olahan berbahan
54
dasar pongge durian, namun juga dapat memberikan dampak lingkungan dengan adanya pengurangan limbah pongge durian yang dapat dimanfaatkan kembali.©
Suralaya PGU
PEMBERDAYAAN YANG KIAN PEDAS Penulis: • Afrizal Efendi – Supervisor Senior Humas dan Community Development • Luthfie Masyhadi – Pelaksana Senior Community Development • Saepulloh – Community Development Officer • Ahmad Nur Ardiansyah – Community Development Officer • Megalia Fatmawati – Community Development Officer
55
SEBAGIAN besar masyarakat Indonesia memang menyukai berbagai masakan bercita rasa pedas. Tak heran jika saat ini warung makan yang menyajikan makanan dengan level pedas sesuai selera kian menjamur. Lidah orang Indonesia memang sangat akrab dengan makanan pedas. Bahkan sedari kecil rata-rata orang Indonesia sudah berkenalan dengan rasa pedas—entah tidak sengaja memakan cabai atau makanan pedas atau memang penasaran dengan rasa pedas. Dilansir dari CNNIndonesia.com, sensasi pedas dicari orang Indonesia karena makanan pokok orang Indonesia adalah nasi. Nasi memiliki rasa hambar, sehingga lidah orang Indonesia membutuhkan perasa lain. Pedasnya cabai sangat begitu disukai orang Indonesia, sampai seakan ada yang kurang ketika menyantap makanan tapi tidak ada sambal atau rasa pedasnya. Lantaran tidak bisa lepas dari rasa pedas, ketika pergi ke luar negeri pun sambal atau cabai bubuk seakan menjadi salah satu barang yang wajib dibawa orang Indonesia. Sedari dahulu, Indonesia dikenal sebagai negeri yang kaya akan rempah-rempah dan tanaman pangan lainnya. Kebanyakan dari rempah-rempah tersebut memiliki rasa pedas atau tajam. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika orang Indonesia sudah mengenal
56
rasa pedas sedari awal sekali. Di antara tanaman khas Indonesia yang dapat dimakan adalah cabai.
ASAL BENUA AMERIKA MENURUT sejarawan kuliner, Fadly Rahman, meski telah melekat sebagai bahan pokok kuliner Indonesia, ternyata cabai bukanlah tanaman asli Indonesia. Cabai berasal dari benua Amerika dan dibawa masuk ke Asia Tenggara bersama sekitar 2.000-an jenis tumbuhan lainnya pada abad ke-16 oleh para pelaut Portugis dan Spanyol. Sebelum cabai dari benua Amerika masuk ke Indonesia, ternyata masyarakat Nusantara telah mengenal tanaman bernama cabya, yang memiliki nama Latin Piper retrofractum vahl. Cabya merupakan jenis tanaman dari genus lada dan sirih-sirihan yang
punya sifat sebagai rempah pemedas untuk mengolah makanan. Pada masa kuno, cabya banyak tumbuh di Pulau Jawa dan masyarakat setempat menyebutnya sebagai cabya jawa atau cabai atau lombok. Pada saat itu pula, tanaman Capsicum (cabai) dibudidayakan secara masif di Nusantara. Namun ternyata hal itu menyebabkan turunnya popularitas cabya jawa. Adapun pesaing cabya jawa yang populer adalah lada yang memiliki nama Latin Piper nigrum. Jenis bahan pemedas ini adalah salah satu komoditas rempah yang umum diperjualbelikan di Nusantara pada masa niaga rempah-rempah. Di tengah menurunnya popularitas cabya jawa, lada masih bertahan sebagai pecitarasa pedas masakan. Namun, masyarakat Nusantara sendiri umumnya lebih menyukai Capsicum ketimbang lada dengan alasan lebih nyaman di mulut dan lambung. Atas dasar perubahan selera inilah, Capsicum lantas naik statusnya menjadi bahan pemedas primadona baru di Nusantara dan disebut sebagai cabai. Tanaman cabai dapat tumbuh di mana-mana, karena Indonesia termasuk negara tropis terutama daerah yang memiliki iklim tropis basah. Lembab dan panas sangat mendukung pertumbuhan tanaman cabai. Tumbuhnya tidak rumit, sekali tanam hasilnya dapat dinikmati terus-menerus.
Kegemaran orang Indonesia pada makanan pedas membuat cabai ditanam di seluruh penjuru negeri. Setiap daerah bahkan memiliki ciri khas rasa pedas dan produk sambal sendiri-sendiri. Bahkan ada jenis sambal yang hanya terdapat dan disukai warga masyarakat di satu lokasi yang tidak lebih luas daripada kelurahan. Sambal Krétég, contohnya.
INOVASI RAMAH LINGKUNGAN TERLETAK di bagian utara Kecamatan Pulomerak, Kelurahan Suralaya memiliki luas wilayah 5,75 kilometer persegi. Tidak hanya berbatasan langsung dengan Selat Sunda, bentang alam di Kelurahan Suralaya juga didominasi oleh wilayah perbukitan. Sebagai bagian dari Kota Cilegon, Kelurahan Suralaya memiliki beberapa kearifan lokal yang bisa dijadikan potensi dalam upaya pemberdayaan masyarakat. Sambal krétég salah satunya. Sebagai bagian dari upaya pelestarian kearifan lokal, PT Indonesia Power Suralaya Power Generation Unit (PGU) berkomitmen melakukan pembinaan dan pendampingan dalam pengembangan produk sambal krétég melalui Omah Krétég Anggana. Secara umum, sambal krétég yang diproduksi oleh Omah Krétég Anggana terbuat dari bahan-bahan sederhana seperti bawang merah, cabai rawit atau cengek, serta garam. Dalam proses menghasilkan
57
rasa pedas dan gurih, bawang merah dan cengek akan digoreng dan dikeringkan dengan mesin spinner untuk mengeringkan minyak agar lebih tahan lama. Tidak hanya itu, Omah Krétég Anggana juga memiliki varian rasa original, teri, terasi dan ebi yang kemudian dikemas dalam tingkat kepedasan antara level satu hingga lima. Hingga saat ini, setidaknya Omah Krétég Anggana telah memberikan dampak positif dalam peningkatan kapasitas delapan perempuan di Kelurahan Suralaya. Di sisi lain, pemenuhan kebutuhan cengek yang dibeli langsung dari petani lokal pun turut serta memberikan dampak positif kepada para petani. Setidaknya dalam satu bulan, Omah Krétég Anggana membutuhkan 10 hingga 30 kg cengek. Keberadaan Omah Krétég Anggana yang telah berdampak pada peningkatan pendapatan anggota kelompok serta pelestarian kearifan lokal khas Suralaya telah mendapatkan pengakuan dari pemerintah. Pada tahun 2019, Omah Krétég Anggana meraih Juara 1 Kategori Kuliner Tingkat Kecamatan Pulomerak dan Juara 3 Kategori Kuliner Tingkat Kota Cilegon dalam acara Entrepreneur Awards 2019 yang diadakan oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Kecil Kota Cilegon. Selanjutnya, pada tahun 2020 di acara yang sama, Omah Krétég Anggana memenangkan Juara 1 Kategori Kuliner Tingkat Kecamatan Pulomerak dan Juara 3 Kategori Kuliner Tingkat Kota Cilegon.
58
Sebagai upaya untuk meningkatkan eksistensi sambal krétég, Omah Krétég Anggana bersama PT Indonesia Power-Suralaya PGU melakukan inovasi produk. Sambal krétég yang pada awalnya hanya menjadi teman makan nasi, selanjutnya dapat menjadi bumbu makanan ringan setelah melalui proses ekstraksi, yang diharapkan dapat memperluas jangkauan pasar. Saat ini, Omah Krétég Anggana telah memproduksi keripik kentang berlabel Anggana Kriuk Kentang sebagai salah satu bentuk inovasi produk. Tidak hanya itu, limbah kulit bawang merah yang dihasilkan dari proses produksi juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan antiseptik alami. Hal ini dilakukan setelah adanya kajian dari SMK Kimia PGRI Kota Serang yang menunjukkan bahwa kulit bawang
merah memiliki kandungan yang efektif menghambat perkembangan bahkan membunuh kuman, bakteri dan virus. Pemanfaatan kulit bawang merah sebagai antiseptik alami selanjutnya dilakukan oleh para anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Pandan Lestari sebagai kelompok binaan baru dari program pemberdayaan masyarakat Suralaya PGU. Selain kulit bawang merah, KWT Pandan Lestari juga menambahkan daun kelor sebagai bahan campuran agar antiseptik alami yang dihasilkan lebih efektif. Produk antiseptik alami ini menjadi sebuah solusi untuk mengurangi penggunaan bahan kimia yang dapat berdampak negatif pada kulit apabila digunakan secara terus-menerus, khususnya bagi kulit yang memiliki alergi. Keberadaan inovasi produk, inovasi alat, pemanfaatan limbah, hingga munculnya kelompok binaan baru, dapat dikatakan bahwa program ini telah menghasilkan perubahan rantai nilai dalam sebuah sistem. Hal ini juga berdampak pada perubahan perilaku individu yang terlibat dalam proses produksi khususnya dalam aspek peningkatan produktivitas serta pemahaman terhadap pemanfaatan limbah. Pemanfaatan limbah kulit bawang merah yang dicampur dengan daun kelor juga dapat berkontribusi dalam pelestarian lingkungan karena pada akhirnya
59
proses produksi sambal krétég tidak menghasilkan limbah, tetapi justru memunculkan sebuah produk baru yang lebih ramah lingkungan. Produk tersebut juga dapat dijadikan sebagai alternatif pemenuhan kebutuhan antiseptik di masa pandemi Covid-19 saat ini. Itu artinya keberadaan Omah Krétég Anggana sebagai salah satu dari kelompok-kelompok binaan Suralaya PGU diharapkan tidak hanya berdampak secara ekonomi, tetapi juga secara sosial, kesehatan, maupun lingkungan. Di saat kehidupan masyarakat Indonesia sedang pahit akibat pandemi penyakit menular, pemberdayaan masyarakat oleh Suralaya PGU justru kian pedas.©
60
OPERATION AND MAINTENANCE SERVICES UNIT (OMU) 61
PLTU Jawa Tengah 2 Adipala OMU
KEMAUAN KUAT PENDERITA GANGGUAN JIWA Penulis: • Aldian Eka Wigusti – Supervisor Senior Umum • Kendida Eka Puspita – Ahli Muda CSR Humas dan Keamanan • Galih Eka Purnomo – Pelaksana Senior CSR Humas dan Keamanan • Fiki Aziz Saputri – Staf Umum
62
SEIRING dengan dinamisnya kehidupan manusia serta kondisi masalah kehidupan yang dihadapi dewasa ini, seperti globalisasi, perubahan demografi, dan tuntutan kebutuhan masyarakat, berdampak negatif pada perilaku individu, keluarga, dan masyarakat. Masalah psikososial dan gangguan kesehatan jiwa bermunculan, yang berakibat pada rendahnya kualitas dan produktivitas sumber daya manusia. Akhirnya, akan menciptakan lingkaran setan antara gangguan kesehatan jiwa dengan kemiskinan. Masalah kesehatan jiwa di dunia sudah menjadi masalah kesehatan global yang sangat serius. Hampir 400 juta penduduk dunia menderita masalah kesehatan jiwa dan gangguan perilaku; satu dari empat keluarga sedikitnya mempunyai seorang anggota keluarga dengan gangguan kesehatan jiwa (WHO, 2011). Setiap empat orang yang membutuhkan pelayanan kesehatan seorang di antaranya mengalami gangguan jiwa dan sering kali tidak terdiagnosis secara tepat sehingga tidak memperoleh perawatan dan pengobatan dengan tepat. Dalam laporan dari World Federation of Mental Health (WFMH) pada tahun 2016, terdapat fakta yang mencengangkan: Satu dari empat orang dewasa akan mengalami masalah kesehatan jiwa pada satu waktu dalam hidupnya. Bahkan, setiap 40 detik di suatu tempat di dunia ada seseorang yang meninggal karena
bunuh diri. Manifestasi gangguan jiwa berdampak pada kehidupan sosial penderita gangguan jiwa. Masalah jiwa menimbulkan beban yang sangat besar terutama beban sosial dan ekonomi. Gangguan jiwa mengakibatkan proporsi besar terhadap beban penyakit serta penyebab terbesar disabilitas yang hampir 14 persen dari beban penyakit global yang diukur dengan disability-adjusted life years (DALYs). Hal tersebut akan sangat mempengaruhi pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Selain itu, gangguan jiwa menjadi beban global penyakit selain penyakit jantung iskemik pada tahun 2020 dan setelah HIV-AIDS pada tahun 2030 (Global Burden of DiseaseWHO, 2012). Fenomena orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang signifikan di dunia, sehingga tren dan isu kesehatan jiwa global ini akan berpengaruh terhadap beberapa negara termasuk Indonesia. Gangguan jiwa berat menimbulkan beban bagi pemerintah, keluarga serta masyarakat oleh karena produktivitas pasien menurun dan akhirnya menimbulkan beban biaya yang besar bagi pasien dan keluarga. Dari sudut pandang pemerintah, gangguan ini menghabiskan biaya pelayanan kesehatan yang besar. Sampai saat ini, masih terdapat pemasungan serta perlakuan salah pada pasien gangguan jiwa berat di Indonesia. Hal ini akibat pengobatan dan akses ke
63
pelayanan kesehatan jiwa belum memadai. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah melalui Kementerian Kesehatan adalah menjadikan Indonesia bebas pasung oleh karena tindakan pemasungan dan perlakuan salah merupakan tindakan yang melanggar hak asasi manusia. Setiap orang dijamin oleh negara untuk bisa hidup sejahtera lahir dan batin serta memperoleh pelayanan kesehatan. Hal tersebut merupakan amanat UUD tahun 1945 (Pasal 28 ayat 1). Untuk meminimalisasi dan mengendalikan permasalahan kesehatan jiwa, pemerintah Indonesia sudah berupaya dengan membuat regulasi dan berbagai program penanganan. Keseriusan pemerintah dalam menangani hal tersebut dengan dikeluarkannya UU No. 3 Tahun 1966 dan diperbarui dengan UU No. 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa. Pemerintah Indonesia juga mencanangkan tahun 2017 sebagai tahun “bebas pasung”. Kondisi tersebut tentunya tidak terlepas dari tingginya angka pasung di Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan bahwa penderita gangguan jiwa berat yang pernah dipasung sebesar 14,3 persen. Tindakan pemasungan dilakukan secara tradisional dengan menggunakan kayu atau rantai pada kaki, tetapi juga tindakan pengekangan yang membatasi gerak, pengisolasian, termasuk mengurung dan penelantaran, yang menyertai salah satu metode
64
pemasungan. Begitu pun potret di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, yang juga menjadi salah satu representasi dari kondisi nasional.
PROGRAM TEROBOSAN MENGACU pada data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018, sebanyak 1.643 dari 1.785.971 penduduk Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, menderita gangguan jiwa. Ini merupakan angka yang besar, tetapi minim perhatian karena tidak ada outbreak atau kematian langsung. Namun, hal itu berdampak pada ekonomi jangka panjang. Selama ini, masyarakat Cilacap menangani ODGJ dengan pasung. Menurut data capaian pelayanan ODGJ dengan pasung pada 2011-2018 dari Dinas Kesehatan Kabupaten
keluarga yang putus asa dan minimnya health literacy. Upaya rujukan ke lembaga kesehatan sudah dilakukan. Namun, ternyata upaya ini tidak menyelesaikan masalah, sebab penderita cenderung kambuhan, masih kurangnya follow up dari Puskesmas atau rumah sakit, ketidakpatuhan minum obat, dan faktor penerimaan lingkungan.
Cilacap, tahun 2011, 2012, dan 2014 cenderung fluktuatif, cakupannya bagus. Beberapa faktor yang mempengaruhi fluktuatifnya angka itu adalah ketersediaan dana operasional, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten. Kemudian ada semangat dari pemerintah provinsi menjadikan Jawa Tengah Bebas Pasung, kontrol program dan pertemuan koordinasi dari Dinas Kesehatan Provinsi setiap tahun, serta pertemuan lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Ada beberapa alasan mengapa sebagian masyarakat Cilacap memilih pemasungan, meskipun mereka tahu cara ini keliru dan tak membuat sembuh penderita. Latar belakang tersebut di antaranya ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, ketidakberdayaan secara pendanaan. Dorongan internal keluarga dan masyarakat sekitar juga menjadi penyebab, termasuk
PT Indonesia Power-PLTU Jawa Tengah 2 Adipala OMU, melalui implementasi program tanggung jawab sosial perusahaan, menawarkan program terobosan, berupa pengembangan serta peningkatan keterampilan ODGJ. Pengembangan ODGJ Terampil di Desa Wlahar, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah dapat disebut sebagai sebuah inovasi sosial karena memenuhi empat kriteria inovasi sosial. Kriteria inovasi sosial tersebut antara lain muncul sebagai solusi atas permasalahan sosial, melibatkan hubungan kelembagaan baru (kolaborasi), meningkatkan kapasitas masyarakat, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan memiliki efek keberlanjutan (sustainability). Gagasan pengembangan ODGJ Terampil tercetus dari hasil kerjasama antara PT Indonesia Power PLTU Jawa Tengah 2 Adipala OMU, Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Puskemas Adipala 1 serta pemerintah Desa Wlahar untuk memberdayakan ODGJ dengan tujuan mendapatkan keterampilan, yang diharapkan dapat
65
menjadi sarana pemulihan bagi ODGJ serta bisa untuk mencukupi biaya hidup ODGJ itu sendiri. Di Kecamatan Adipala, khususnya yang berada di bawah tanggung jawab UPTD Puskesmas Adipala 1, terdapat sekitar 164 orang dengan kondisi gangguan jiwa yang tersebar di beberapa desa; salah satunya di Desa Wlahar yang merupakan salah satu dari empat desa penyangga PLTU Adipala dengan jumlah penderita ODGJ sebanyak 22 orang yang belum tertangani dengan baik. Penderita gangguan jiwa di Desa Wlahar disebabkan oleh faktor keturunan, mitos kebudayaan dan belum terbentuknya kader siaga sehat jiwa. Oleh karena itu, selain mengembangkan ODGJ Terampil, tim CSR PLTU Jawa Tengah 2 Adipala OMU membentuk kader siaga sehat jiwa di Desa Wlahar. Pelatihan keterampilan
66
dan pelaksanaan industri rumahan pembuatan telur asin, yang didampingi para kader siaga sehat jiwa, menjadi solusi penyembuhan ODGJ, terlihat dari peningkatan persentase yang sembuh. Dari 22 ODGJ di Desa Wlahar yang mengikuti program ODGJ Terampil tujuh orang sudah sembuh. Secara persentase, tingkat kesembuhan itu mencapai 90 persen. Diharapkan dengan program tersebut nantinya dapat mengubah stigma negatif masyarakat terhadap ODGJ dan berpengaruh baik terhadap kehidupan sosial dan ekonomi di Desa Wlahar.©
PLTGU Cilegon OMU
DOMBA BERTENAGA SURYA Penulis: • Ali Nur Fikri – Ahli Muda CSR, Humas dan Keamanan • Dedi Irawan – Ahli Muda CSR, Humas dan Keamanan • Dyah Ayu Pujiatikinasih – Community Development Officer
67
DALAM pola pemberdayaan masyarakat prasejahtera yang dibutuhkan bukan lagi kegiatan yang sifatnya top-down, yang tidak menjunjung tinggi aspirasi dan potensi masyarakat atau kelembagaan lokal untuk melakukan kegiatan swadaya. Tetapi yang paling dibutuhkan masyarakat, terutama yang tinggal di desa, adalah pola pemberdayaan yang sifatnya bottom-up yang menghargai dan mengakui bahwa masyarakat prasejahtera memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhannya, memecahkan permasalahannya, serta mampu melakukan usaha produktif dengan swadaya dan kebersamaan. Pemberdayaan sebagai perubahan ke arah yang lebih baik, dari tidak berdaya menjadi berdaya. Pemberdayaan terkait dengan upaya peningkatan taraf hidup ke tingkat yang lebih baik. Pemberdayaan adalah meningkatkan kemampuan dan rasa diri untuk menggunakan daya yang dimiliki dalam menentukan tindakan ke arah yang lebih baik. Peternakan merupakan salah satu dari lima subsektor pertanian. Subsektor peternakan memiliki peran penting sebagai salah satu sumber pertumbuhan, khususnya bagi sektor pertanian dan umumnya bagi perekonomian Indonesia. Karena potensinya ini, peternakan acap ditawarkan perusahaan-perusahaan penyelenggara program tanggung jawab sosial
68
perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) kepada masyarakat prasejahtera sebagai cara untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Seperti yang dilakukan PT Indonesia Power-PLTGU Cilegon OMU di Desa Sukamaju, Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang, Banten melalui program Penyebaran Ternak Domba Garut.
INOVASI NYATA WILAYAH operasi PT Indonesia Power-PLTGU Cilegon OMU merupakan salah satu wilayah yang memiliki tingkat ketertinggalan ekonomi yang cukup tinggi. Melalui tata kelola yang tepat sasaran dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Salah satu upayanya adalah membuat program pemberdayaan masyarakat berkesinambungan yang bermuara pada peningkatan kapasitas masyarakat sehingga pada akhirnya masalah ketertinggalan ekonomi dapat teratasi. Pemberdayaan masyarakat sendiri merupakan salah satu proses peningkatan kapasitas ataupun transfer ilmu dari yang memiliki kemampuan kepada yang tidak/belum memiliki kemampuan. Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses perbaikan yang ditujukan untuk memberikan kemampuan kepada siapapun untuk mampu melakukan sesuatu yang bermanfaat. Konsep pemberdayaan selalu dihubungkan dengan kemandirian, partisipasi, jaringan kerja, dan keadilan.
Peternakan adalah salah satu media alternatif untuk memberdayakan suatu masyarakat di daerah tertentu. Peternakan sangatlah dekat dengan kehidupan masyarakat pedesaan khususnya pertanian; kondisi ini tercermin dari integrasi yang dilakukan petani dengan menggabungkan usaha pertanian dengan pemeliharaan ternak. Selain itu, hewan ternak adalah bentuk investasi mereka untuk menghadapi permasalahan di masa depan seperti biaya pendidikan anak, biaya pernikahan anak, ataupun biaya modal usaha. Oleh karena itu, peternakan menjadi salah satu media yang efektif untuk pemberdayaan masyarakat. Di Indonesia ada banyak hewan yang bisa diternakkan. Salah satunya adalah domba. Selama ini, domba diternakkan dengan cara-cara tradisional, yakni dengan mengembalakannya langsung di tempat yang banyak rumput, dan membuat kandang sederhana. Hal ini tentu saja melahirkan beberapa masalah, antara lain menyangkut pengontrolan secara berkala, produktivitas dan bobot ternak, serta pencatatan keuangan peternak. Melihat potensi yang besar dari beternak domba, pada Maret 2019 PT Indonesia Power PLTGU Cilegon OMU melalui program CSR-nya telah menyerahkan dana kerjasama sebesar Rp49.500.000 kepada Dinas
69
Pertanian Bidang Peternakan Kabupaten Serang, Banten, untuk program Penyebaran Ternak Domba Garut di Desa Sukamaju, Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang. Jenis domba yang diternakkan secara komunal ini adalah domba Garut atau domba Priangan (Ovis aries) asal Limbangan, Garut, Jawa Barat. Sebagai salah satu jenis domba lokal yang sangat diminati di Indonesia, domba Garut merupakan salah satu rumpun domba lokal Indonesia yang mempunyai sebaran asli geografis di Jawa Barat dan telah dibudidayakan secara turun-temurun. Domba ini memiliki berat badan sekitar 57,74±11,9 kg (jantan) dan 36,89±9,3 kg (betina). Salah satu permasalahan peternakan rakyat adalah cara beternak yang cenderung stagnan seperti
70
mencari rumput yang memiliki nutrisi yang rendah, penyakit ternak yang berujung pada kematian dan belum ada penerapan pola manajemen yang baik sehingga potensi hasil sampingan ternak seperti pupuk tidak termanfaatkan dengan baik. Perlu ada inovasi nyata yang dilakukan agar terjadi peningkatan efisiensi cara beternak dari masyarakat, salah satunya adalah transfer ilmu dari seseorang yang ahli kepada masyarakat secara luas. Inovasi yang dilakukan PLTGU Cilegon OMU adalah menghadirkan solusi berupa aplikasi peternakan atau farm record yang diberi nama Ternak Monitoring System (TERMOS) serta pemanfaatan sel surya sebagai bahan bakar untuk menciptakan listrik bagi kebutuhan kandang. Dengan dana tadi dibentuklah kelompok peternak binaan PT Indonesia Power PLTGU Cilegon OMU di desa itu, selain untuk membeli 21 ekor bibit awal yang akan dikelola oleh dua anggota peternak di Desa Sukamaju. Di samping itu, PLTGU Cilegon OMU juga menguatkan kapasitas para peternak dengan berbagai pelatihan dan pendampingan secara berkala. Pada tahun 2019, pelatihan yang dilaksanakan mengajarkan para peternak teknik pembuatan pakan fermentasi yang dapat meningkatkan nafsu makan domba Garut, juga mendorong bakteri baik untuk bekerja dalam sistem pencernaan domba. Di tahun
yang sama, PLTGU Cilegon OMU juga melaksanakan studi banding ke kelompok ternak di Ciamis. Pendampingan PLTGU Cilegon OMU terhadap peternak domba Garut di Desa Sukamaju terus berlanjut hingga pada tahun 2020 tim CSR Perusahaan membuatkan kandang ternak sejumlah lima blok dengan kapasitas 75 ekor, demi merespons kendala peternak dikarenakan domba hasil pengembangbiakan telah melebihi kapasitas kandang. Dua blok dibangun khusus untuk penjualan akikah, sedangkan tiga blok lainnya untuk budidaya. PLTGU Cilegon OMU telah membantu pembangunan dua kandang, selain mengelola lahan rumput untuk budidaya pakan ternak. Berkat pendampingan, pelatihan serta bantuan yang disalurkan PLTGU Cilegon OMU melalui dana
CSR Perusahaan, terjadi peningkatan jumlah hewan ternak dari 21 ekor menjadi 91 ekor, yang beberapa di antaranya telah terjual untuk memasok kebutuhan ternak di kala hari raya Iduladha dan akikah, yang hasilnya menjadi pendapatan tambahan bagi para peternak.
TANTANGAN BARU SETELAH program berjalan, pada tahun 2021 PLTGU Cilegon OMU bersama masyarakat menentukan rencana kerja tahun 2021 sebagai acuan dalam melaksanakan program pemberdayaan masyarakat. Tidak luput pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi (Monev) serta perbaikan program. Hasil Monev menemukan adanya peningkatan dalam peternakan domba Garut di Desa Sukamaju, namun juga ada beberapa tantangan baru yang lebih serius, yang harus segera diselesaikan, menyangkut pencatatan dan monitoring domba (kapan lahir, bobot ternak, rekam medis, perkawinan dan jual-beli) serta masalah ketersediaan listrik yang tidak stabil. Ketersediaan listrik yang stabil menjadi syarat untuk memenuhi kebutuhan minum ternak, penerangan kandang dan alat pencacahan pakan ternak. Melihat permasalahan di atas, PLTGU Cilegon OMU yang berperan memfasilitasi kelancaran program
71
Penyebaran Domba Garut Bibit Unggul di Desa Sukamaju, Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang, lantas menghadirkan solusi berupa aplikasi peternakan atau farm record yang diberi nama Ternak Monitoring System (TERMOS), serta pemasangan panel surya untuk menciptakan energi listrik bagi kebutuhan kandang. TERMOS merupakan aplikasi yang diinisiasi oleh PLTGU Cilegon OMU untuk memudahkan pencatatan seluruh data dan aktivitas hewan ternak. Aplikasi memudahkan peternak untuk mencatat berhasil atau gagalnya suatu usaha peternakan. Dengan pencatatan (recording), dapat diketahui asal-usul ternak, memudahkan pengontrolan, dan memudahkan peningkatan mutu genetik.
72
Aplikasi TERMOS memiliki fitur-fitur Record Ternak, Keuangan dan Kesehatan. Fitur Record Ternak digunakan untuk mencatat keturunan ternak, melihat data ternak, mencari data ternak dan memperbarui data ternak, sementara fitur Keuangan digunakan untuk mencatat transaksi penjualan ternak, melihat harga ternak dan mencari harga ternak, sedangkan fitur Kesehatan bermanfaat sebagai memonitoring riwayat penyakit ternak, menambah riwayat kesehatan ternak serta mencatat bobot ternak secara berkala. Selain aplikasi, PLTGU Cilegon OMU juga memberikan bantuan CSR dan Program Energi berupa panel surya sebagai pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) yang dipasang di atap kandang sebagai sumber listrik utama, sehingga semua
kebutuhan listrik baik untuk penerangan, pakan ternak, minumnya dan keperluan listrik lainnya dpat terpenuhi dengan baik. Tepat pada tanggal 25 Agustus 2021, PLTGU Cilegon OMU resmi meluncurkan aplikasi TERMOS dan panel surya untuk mempermudah binaannya, mitra ternak Bina Mandiri Desa Sukamaju, Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang, Banten menghasilkan domba Garut yang unggul. Selain itu, PLTGU Cilegon OMU
juga menggulirkan bantuan berupa 21 ekor domba kepada empat anggota kelompok serta mengajak seluruh anggota kelompok Bina Mandiri untuk memanfaatkan tenaga surya sebagai energi terbarukan dengan kapasitas listrik 1.500 Watt untuk memenuhi kebutuhan listrik di peternakan. TERMOS dan panel surya yang diinisiasi oleh PT Indonesia Power-PLTGU Cilegon OMU melalui dana program CSR Perusahaan untuk program Penyebaran Domba Garut Bibit Unggul di Desa Sukamaju, Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang, Banten telah berhasil membantu kemandirian kelompok dan upaya pembangunan berkelanjutan di kawasan tersebut.©
73
PLTU Jeranjang OMU
PENGHASILAN TAMBAHAN DARI KEINDAHAN LAUT Penulis: • Angga Pradipta – Supervisor Senior Administrasi • Himawan Widiyanto – Ahli Muda CSR dan Humas
74
KEPULAUAN Indonesia dikelilingi oleh lautan yang luas. Hasil lautnya pun sungguh amat kaya. Kenyataan alami ini secara historis telah membentuk karakteristik bangsa Indonesia sebagai bangsa pelaut yang andal dan bangsa bahari yang mengandalkan berbagai macam hasil laut yang berlimpah dan sangat mencukupi. Penjajahan selama lebih dari tiga abad oleh bangsa Barat telah membuat bangsa Indonesia memunggungi laut, dan menjadi masyarakat agraris yang melupakan bahwa kekuatan sejati bangsa terletak di permukaan maupun bawah laut. Padahal Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki potensi untuk menjadi Poros Maritim Dunia. Poros Maritim Dunia bertujuan menjadikan Indonesia negara maritim yang besar, kuat, dan makmur melalui pengembalian identitas Indonesia sebagai bangsa bahari, pengamanan kepentingan dan keamanan maritim, dan memberdayakan potensi maritim untuk mewujudkan pemerataan ekonomi Indonesia. Seperti yang diharapkan oleh pemerintahan Presiden Ir. H. Joko Widodo, masa depan Indonesia adalah di laut karena Indonesia adalah negara maritim dengan cita-cita menjadi Poros Maritim Dunia. Perwujudan cita-cita ini dituangkan dalam lima klaster rencana aksi kebijakan kelautan Indonesia, meliputi budaya maritim, pengelolaan sumber daya laut, infrastruktur
dan konektivitas maritim, diplomasi maritim, dan keamanan maritim. Cita-cita dan agenda pemerintahan Joko Widodo di atas menjadi fokus Indonesia di abad keduapuluh satu. Indonesia akan menjadi Poros Maritim Dunia, kekuatan yang mengarungi dua samudera sebagai bangsa bahari yang sejahtera dan berwibawa. Dalam mengawal visi Laut Masa Depan Bangsa dan mendukung misi Nawacita yang diamanatkan Presiden Joko Widodo, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong pertumbuhan sektor kelautan dan perikanan dengan berbagai kebijakan. Kebijakan KKP tersebut diterjemahkan ke dalam misi tiga pilar, yakni kedaulatan, keberlanjutan, dan kesejahteraan.
MENJAGA LAUT SUDAH menjadi tugas kita untuk selalu menjaga kelestarian laut saat ini. Ada banyak cara yang bisa dilakukan sebagai bentuk kepedulian atas kelestarian laut Indonesia. Tergabung dalam kelompok aktivis alam adalah salah satunya. Di sejumlah masyarakat pesisir terdapat kelompok semacam ini, yang kepedulian mereka didasari oleh semangat untuk menjaga keberlanjutan lingkungan di mana mereka tinggal dan hidup dari sumber daya alam yang tersedia.
75
Salah satu sumber daya alam kelautan yang biasa dikonsumsi masyarakat pesisir dan menjadi sumber matapencaharian mereka adalah ikan dan berbagai jenis makhluk hidup lainnya di laut. Masalahnya, ketersediaan ikan terancam oleh kondisi terumbu karang yang rusak. Terumbu karang merupakan batuan sedimen kapur yang terbentuk dari kalsium karbonat yang dihasilkan oleh biota laut penghasil kalsium karbonat, yang kemudian melalui proses sedimentasi. Sedimentasi yang terjadi pada terumbu karang dapat berasal dari karang maupun dari alga. Di dalam dan sekitar terumbu karang, hidup beraneka ragam biota yang umumnya merupakan hewan avertebrata. Hewan-hewan tersebut adalah seperti krustasea, siput dan kerang-kerangan, bulu babi, anemon laut, teripang, bintang laut dan leli laut, ikan– ikan kecil, ular laut, penyu laut, ganggang dan juga alga. Terumbu karang adalah rumah bagi ikan-ikan di laut dan tempat mereka mencari makanan, namun saat ini terumbu karang jumlahnya semakin berkurang, sehingga dengan demikian ikan tidak memiliki tempat perlindungan yang cukup serta kehilangan sumber makanan. Terumbu karang juga memberi pesona keindahan laut yang dapat menjadi daya tarik wisata, yang pada gilirannya dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir untuk mencari penghasilan tambahan. Jadi,
76
pelestarian terumbu karang memiliki dampak positif bagi lingkungan maupun ekonomi. Hal itu disadari pula oleh masyarakat Desa Malaka, terutama yang tinggal di sekitar Pantai Pandanan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Tergugah untuk menghadirkan atraksi wisata bawah laut, warga masyarakat Desa Malaka membuat dan melepas ke laut aneka media transplantasi terumbu karang. Masa depan daerah mereka bergantung pada sektor pariwisata, yang untuk tujuan itulah masyarakat Desa Malaka, dengan didampingi Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar serta pemangku-pemangku kepentingan terkait lainnya, mewujudkan Taman Laut Pandanan.
SPOT FAVORIT Taman Laut Pandanan merupakan sebuah program dengan tujuan utama untuk merehabilitasi atau memulihkan ekosistem terumbu karang di bawah perairan Selat Lombok, khususnya yang bertatapan dengan Pantai Pandanan, dan mengembangkannya menjadi destinasi wisata bahari yang berkelanjutan berbasis konservasi dan pendidikan lingkungan. Pantai Pandanan sendiri dihajatkan sebagai salah satu penyangga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Apalagi Pandanan juga menjadi jalur menuju tiga kawasan pariwisata strategis di Lombok Utara, yaitu Gili Trawangan, Gili Air dan Gili Meno. Gayung bersambut, perwujudan Taman Laut Pandanan ini ikut
didukung PT Indonesia Power yang mengelola Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeranjang OMU di Lombok Barat. Program tanggung jawab sosial perusahaan dari PT Indonesia Power-PLTU Jeranjang OMU telah digunakan untuk melatih lima orang anggota Kelompok Pengawas Masyarakat (Pokmaswas) Pandanan untuk dapat memiliki sertifikat penyelam Open Water PADI® (Professional Association of Diving Instructors). Pihak PLTU Jeranjang OMU juga menyediakan bahan-bahan pembuatan media transplantasi terumbu karang berupa 38 unit besi, 10 plastik, 20 beton/fishdone, dan satu unit miniatur tapak menara Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT). Pada masing-masing media transplantasi ini ditanam lebih dari 1.000 bibit terumbu karang bantuan dari Kelompok Pembudidaya Karang Hias Nusantara (KPKHN) dan Asosiasi Koral Kerang dan Ikan Hias Indonesia (AKKII) sebagai pemenuhan restocking. Media-media transplantasi terumbu karang ini dilepas pada 22 Juli 2021. Beberapa tahun ke depan, mediamedia ini diharapkan akan memperindah Taman Laut Pandanan, menjadi tempat berkumpulnya ikan-ikan karang, dan menjadi spot favorit untuk kegiatan menyelam. Dampaknya, tentu saja, adalah terdongkraknya ekonomi masyarakat sekitar khususnya.
77
Upaya rehabilitasi dilakukan dengan penanaman/ transplantasi terumbu karang pada media-media sedemikian rupa sehingga dapat menjadi daya tarik wisata bahari di kemudian hari. Ekosistem terumbu karang akan dapat pulih kembali dan masyarakat setempat dapat memperoleh manfaatnya dengan menjadikannya sebagai atraksi wisata. Di samping itu, proses rehabilitasi ini dapat dipergunakan sebagai obyek penelitian oleh para mahasiswa dan peneliti.
SINERGI BERBAGAI PIHAK PROGRAM Taman Laut Pandanan sendiri merupakan program dari Pokmaswas Pandanan yang bersinergi dengan PT Indonesia Power-PLTU Jeranjang OMU,
78
BPSPL Denpasar Kantor Wilayah NTB, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Barat serta Komunitas Penyelam Nusa Tenggara Barat (Kapela NTB). Warga masyarakat yang tergabung dalam Pokmaswas Pandanan adalah mereka yang terpanggil untuk melakukan perbaikan kondisi ekosistem bawah laut Pandanan serta berkomitmen untuk menjaganya di masa depan. Taman Laut Pandanaan terletak di kawasan Desa Malaka, Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, yang berjarak 30 km dari Mataram, ibukota Provinsi Nusa Tenggara Barat. Sampai saat ini tim Pokmaswas (Kelompok Masyarakat Pengawas) terdiri atas 17 orang. Adapun Pokmaswas Pandanan diketuai oleh H. Muhammad Syukur sekaligus penggerak dari Pokmaswas dalam menjaga
dan memelihara ekosistem Pantai Pandanan, khususnya dalam wisata dan rehabilitasi eksosistem pantai Pandanan. Monitoring terkait keberlanjutan tumbuhnya eksosistem terumbu karang dilakukan secara periodik sekurangnya satu bulan sekali. Adapun kegiatan monitoring meliputi pemeliharaan terumbu karang yang ditransplantasikan di bawah laut, penyulaman bibit karang yang mati, serta pembersihan alga yang menempel di karang. Selain itu, turut dilakukan kegiatan transplantasi terumbu karang.
sertifikasi selam tiap-tiap anggota Pokmaswas akan terus ditingkatkan. Pemerintah Provinsi NTB mengharapkan Taman Laut Pandanan menjadi penyangga daerah kunjungan wisatawan, selain di Sekotong dan daerah-daerah lainnya di Pulau Lombok. Dengan demikian, harapan Pemprov untuk hadirnya sumber-sumber ekonomi baru masyarakat juga dapat diwujudkan sebagai efek tetes usaha-usaha ikutan di sektor pariwisata ke depannya.©
PT Indonesia Power-PLTU Jeranjang OMU, sebagai komitmen serta kepeduliannya untuk lingkungan, sampai saat ini telah memberikan dukungan dan bantuan untuk program Taman Laut Pandanan. Dengan dana CSR-nya, PLTU Jeranjang OMU telah memberikan pelatihan sertifikasi selam Open Water PADI® untuk lima anggota Pokmaswas, sehingga anggota Pokmaswas Pandanan memiliki keahlian dasar dalam menyelam. Ke depan, secara bertahap
79
PLTU Banten 2 Labuan OMU
ASA DI DALAM SARANG BURUNG WALET Penulis: • Giry Sembodo – Supervisor Senior Umum
80
KEMISKINAN merupakan topik yang paling sering dibicarakan dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Untuk mengentaskan kemiskinan, pemerintah telah mengeluarkan dana yang cukup besar. Anggaran pengentasan kemiskinan yang besar tersebut diharapkan mampu menurunkan angka kemiskinan secara signifikan. Pemerintah Indonesia telah memberi perhatian yang besar dan sangat serius terhadap penanggulangan kemiskinan. Seluruh upaya dan kebijakan afirmatif untuk mempercepat dan memperluas upaya pengurangan kemiskinan di Indonesia sejak 2012 diintegrasikan ke dalam rencana induk (masterplan) percepatan dan perluasan pengurangan kemiskinan Indonesia (MP3KI). Kebijakan ini mencakup seluruh program penanggulangan kemiskinan yang selama ini telah ada. Mulai dari pemberian bantuan dan perlindungan sosial, pemberdayaan masyarakat, pengembangan usaha kecil dan mikro, serta program pro rakyat penyediaan prasarana dan sarana murah. Program-program bantuan kemiskinan, di antaranya seperti Program Kartu Miskin, Program Beras Miskin, Program Bantuan Produktif (seperti Kredit Modal Usaha, Kredit Usaha Tani, Bantuan Bibit Pertanian Subsidi Pupuk, dan lainlain), program bantuan pendidikan dan kesehatan, dan program-program pengentasan kemiskinan lainnya.
Salah satu cara untuk menanggulangi kemiskinan adalah dengan meningkatkan usaha ekonomi produktif. Usaha ekonomi produktif adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan dalam mengakses sumber daya ekonomi, meningkatkan kemampuan usaha ekonomi, meningkatkan produktivitas kerja, meningkatkan penghasilan dan menciptakan kemitraan usaha yang saling menguntungkan. Di Indonesia, pembangunan desa merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang dititikberatkan pada pembangunan ekonomi dengan peningkatan tarap hidup masyarakat. Dalam usaha meningkatkan taraf dan kualitas hidup masyarakat di pedesaan perlu digali cara-cara pengelolaan usaha yang paling sesuai. Salah satu potensi yang dapat dikembangkan adalah pembinaan kelompok-kelompok masyarakat sebagai media peningkatan taraf dan kualitas hidup mereka. Kualitas manusia memang menjadi tujuan pembangunan dan kualitas tersebut yang dimengerti sebagai manusia yang mandiri dan bermanfaat, manusia yang lebih produktif, efisien dan bermoral.
PERSIAPAN SOSIAL LANGKAH yang sangat penting dalam proses pelibatan masyarakat itu adalah pembentukan kelompok usaha
81
bersama. Melalui kelompok akan dibina solidaritas, kerjasama, musyawarah, rasa aman dan percaya kepada diri sendiri. Hal-hal tersebut dapat pula merujuk kepada ajaran agama. Salah satu cara yang efektif untuk membentuk kelompok adalah melalui pendekatan agama atau kepentingan yang sama secara primordial. Kelompok Usaha Bersama (KUBE) merupakan salah satu upaya pemerintah dalam hal pengentasan kemiskinan melalui Kementerian Sosial Republik Indonesia. Kini, dunia usaha pun juga menawarkan KUBE sebagai salah satu program implementasi tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR). KUBE adalah himpunan dari keluarga yang tergolong masyarakat miskin atau prasejahtera yang dibentuk, tumbuh dan berkembang atas dasar prakarsanya sendiri, saling berinteraksi antara satu dengan lain, dan tinggal dalam satuan wilayah tertentu dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas anggotanya, meningkatkan relasi sosial yang harmonis, memenuhi kebutuhan anggota, memecahkan masalah sosial yang dialaminya dan menjadi wadah pengembangan usaha bersama. Program KUBE ini terbentuk dalam dua versi, yakni kelompok yang terbentuk oleh keinginan anggota atau
82
masyarakat yang bersangkutan, dan ada pula yang terbentuk secara dadakan karena akan menerima bantuan dana KUBE. Agar KUBE dapat berjalan lancar dan berkelanjutan, perlu pendampingan kepada masyarakat miskin oleh berbagai pihak terkait, seperti pemerintah, dunia usaha, organisasi sosial maupun dari kalangan akademisi dan pihak lainnya, dikarenakan masyarakat yang menjadi sasaran program ini tidak mengetahui adanya program seperti ini dan tidak tahu cara membentuknya dan menjalankannya. Pemberdayaan masyarakat perlu digalakkan untuk meningkatkan ekonomi keluarga. Melalui kelompok
usaha bersama, para anggota akan dapat menyusun program dan merasakan adanya perkembangan dan kemajuan sebagai hasil kegiatan mereka. Mereka akan dibawa beralih dari situasi rutinitas ke situasi kerja kelompok. Di sinilah peran pendampingan dari pihak luar, yang berfungsi melakukan persiapan sosial, menjadi penting. Persiapan sosial tidak lain adalah mengajak segenap anggota kelompok sasaran untuk mulai bersedia melakukan kegiatan mempersiapkan diri dengan mengidentifikasi kebutuhan dan mencari solusinya.
SECERCAH ASA PT Indonesia Power-PLTU Banten 2 Labuan Operation and Maintenance Services Unit (OMU) terus mendorong masyarakat di wilayah kerjanya agar bisa berdaya dengan berbagai cara. Salah satunya dengan cara pemberdayaan masyarakat melalui pemberian modal usaha dengan pembentukan kelompok usaha bersama (KUBE). Esensi dari program pemberdayaan masyarakat dari Indonesia Power adalah melibatkan masyarakat dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya sosial, lingkungan alam, dan sumber daya manusia dalam kegiatan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara ekonomi. Program pemberdayaan masyarakat Desa Caringin, Kecamatan Labuan,
Kabupaten Pandeglang, Banten, diwujudkan dalam bentuk partisipasi atau keterlibatan mereka dalam setiap tahap implementasi program mulai tahap perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan hasil usaha sampai dengan monitoring, dan evaluasi. Pemberdayaan masyarakat berbasis lingkungan hidup merupakan konsep pemberdayaan yang memanfaatkan potensi alam yang ada di sekitar masyarakat. Masyarakat diberi pemahaman dan pelatihan agar memiliki kemampuan untuk meningkatkan kemampuan dalam memanfaatkan potensi alam yang dapat bernilai ekonomi. Di Desa Caringin, dengan pendampingan dari PLTU Banten 2
83
Labuan OMU, hadirlah KUBE Caringin yang mendapat secercah asa dari industri rumahan berbasis sarang burung walet. KUBE Caringin terbentuk dari mimpi salah satu warga Desa Caringin, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten, bernama Mahrus. Mahrus bercitacita ingin membuat suatu usaha sarang burung walet di Desa Caringin dengan modal pengetahuan yang ia miliki saat menjadi tenaga bantu di salah satu industri rumahan sarang burung walet. PLTU Banten 2 Labuan OMU mendukung mimpi Mahrus dan membentuk suatu kelompok usaha bersama dengan warga Desa Caringin yang saat ini sudah tergabung menjadi anggota kelompok. Indonesia Power memberikan dukungan dengan memberikan modal usaha, serta pendampingan yang berkelanjutan. Siapa yang tidak tahu burung walet, burung dengan sayap meruncing dan berwarna hitam yang sering ditemukan bersarang di dalam gua yang berada di pesisir pantai. Dalam setahun burung walet akan membangun sarang sebanyak tiga kali, dan sarang tersebut banyak dicari oleh masyarakat. Sarang burung walet itu sendiri merupakan kumpulan dari air liur burung yang mengering, dan dipercaya memiliki banyak manfaat untuk kesehatan.
84
Melihat potensi tersebut, di masa pandemi Covid-19, KUBE Caringin dengan dukungan dari PLTU Banten 2 Labuan OMU berinovasi menciptakan produk herbal dari sarang burung walet, yaitu bubur herbal sarang burung walet yang dapat dikonsumsi untuk menjaga daya tahan tubuh serta manfaat kesehatan lainnya. Pendampingan KUBE Caringin dalam usaha sarang burung walet oleh PLTU Banten 2 Labuan OMU ini meliputi penyediaan modal dan ketersediaan alat penunjang lainnya, sehingga usaha berbasis masyarakat ini dapat benar-benar mampu berdiri sendiri dan mampu menjadi tumpuan ekonomi
lingkup kecil, serta kelak mampu berkembang menjadi tumpuan ekonomi lingkup yang besar. Diharapkan, KUBE Caringin menjadi proyek percontohan di daerah setempat yang bisa menjadi agen perubahan yang menginspirasi bagi desa-desa di sekitarnya. General Manager PLTU Banten 2 Labuan OMU, I Dewa Made Suci DAP, menyatakan bahwa PT Indonesia Power PLTU Banten 2 Labuan OMU berupaya memberikan dukungan bagi kegiatan pemberdayaan dan peningkatan kualitas kehidupan sekitar. Salah satunya ialah dengan memberikan dukungan moril dan materiel terhadap KUBE Caringin dalam usaha sarang burung walet dan produk-produk sampingannya. Kiprah kelompok usaha bersama ini diharapkan mampu mendorong peningkatan ekonomi para pelaku usaha sekaligus menjadi stimulus bagi insan muda untuk memiliki karakter kreatif dan membangun.©
85
Bantu Hadapi Covid-19 KASUS Covid-19 di Indonesia terus mengalami peningkatan. Ini disebabkan oleh adanya varian baru, yaitu Delta dari mutasi SARS-CoV-2 yang lebih mudah menular. Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat pun diterapkan di Jawa dan Bali. Per 24 Juli 2021, kasus harian Covid-19 di Indonesia mencapai lebih dari 45.000 kasus. Hal ini tentunya cukup mengkhawatirkan mengingat angka itu terus mengalami peningkatan dari hari ke hari. Selain kebijakan PPKM Darurat, pemerintah juga tengah mengupayakan percepatan vaksinasi sebagai langkah herd immunity. Vaksinasi digunakan karena penyakit akibat virus seperti Covid-19 umumnya dapat sembuh ketika penderita memiliki imunitas yang bagus. Dalam hal ini, pertahanan tubuh sangat diandalkan. Meski begitu, vaksinasi belum cukup dalam mengurangi risiko infeksi Covid-19 mengingat mutasi virus Covid-19 cukup cepat. Untuk itu, menjaga imunitas atau kekebalan tubuh menjadi kunci agar bisa melawan ketika terpapar Covid-19. Imunitas bisa ditingkatkan melalui berbagai cara. Misalnya, mengonsumsi sayur dan buah-buahan atau melalui produk nabati dan hewani, hingga vitamin tambahan. Selain itu, ternyata sumber imunitas dan kekebalan tubuh juga bisa didapatkan melalui sarang burung walet atau edible bird’s nest (EBN). Sarang burung walet sangat kaya akan nutrisi. Beberapa di antaranya adalah protein, karbohidrat, dan juga serat. Semakin murni sarang burung walet, akan semakin terjaga kandungan nutrisinya. Manfaat-manfaat lainnya termasuk:
86
MENCEGAH RESISTENSI INSULIN Mengonsumsi sarang burung walet secara berkala dapat mencegah resistensi insulin, terutama bagi mereka yang belum bisa mengatur pola makannya. Apalagi, resistensi insulin adalah faktor risiko seorang penderita diabetes. Resistensi insulin adalah kondisi di mana terjadi gangguan insulin, hormon yang mengatur kadar gula di dalam darah. Apa yang ada di dalam sarang burung walet akan memberi sinyal pada otak untuk memproduksi insulin lebih banyak lagi. Alhasil, asupan lemak berlebih dari makanan dapat diimbangi. Metabolisme tubuh pun bekerja dengan lebih efektif.
KAYA ANTIOKSIDAN Manfaat sarang burung walet berikutnya adalah kandungannya sangat tinggi antioksidan. Orang yang secara berkala mengonsumsi sarang burung walet dapat melawan paparan radikal bebas pemicu beragam penyakit.
MENURUNKAN KOLESTEROL Manfaat sarang burung walet yang tak kalah penting adalah mengurangi risiko seseorang menderita penyakit jantung. Kandungan dalam sarang walet dapat menurunkan kadar kolesterol yang memicu hiperkoagulasi atau pengentalan darah. Bahkan, ada yang menyebut cara kerja sarang walet serupa dengan kinerja obat penurun kolesterol seperti simvastatin. Tentunya, dengan efek samping yang lebih rendah.
BAIK UNTUK KULIT Kandungan dalam sarang burung walet membantu proses regenerasi sel-sel kulit mati, memudarkan noda dan kerutan, dan membuat kulit lebih cerah dan tidak kusam. Bahkan pada industri skala besar, sarang burung walet juga digunakan sebagai bahan baku produk kosmetik. Nutrisi dalam sarang burung walet sangat bagus untuk kecantikan kulit wajah.
87
SUMBER ASAM AMINO Asam amino tidak dapat diproduksi oleh tubuh dan harus diperoleh dari makanan. Oleh karena itu, sarang burung walet menjadi pilihan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan asam amino Anda. Sarang walet juga memiliki kandungan glikoprotein yang lebih mudah larut, serta mengandung antioksidan yang lebih tinggi dibanding antioksidan yang ada di dalam sup ayam dan ikan.
MENINGKATKAN DAYA TAHAN TUBUH SELAMA KEMOTERAPI Sarang burung walet telah lama dianggap sebagai makanan yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Menurut penelitian yang dimuat dalam jurnal Drug Design, Development and Therapy, sarang walet secara spesifik dapat membantu daya tahan tubuh selama kemoterapi. Menurut penelitian, konsumsi sarang burung walet rutin selama 30 hari dapat meningkatkan imunitas dalam usus yang melemah akibat kemoterapi. Senyawa terdapat pada liur burung walet juga diketahui dapat mengurangi cedera pada jaringan usus yang disebabkan oleh efek samping obat cyclophosphamide.
MENCEGAH PERADANGAN Penderita beberapa penyakit seperti diabetes, radang usus, atau rheumatoid arthritis berisiko mengalami peradangan. Namun kabar baiknya, penderita yang mengonsumsi sarang burung walet secara berkala bisa mencegah bahkan meredakan peradangan.
88
PLTU Banten 3 Lontar OMU
KUALITAS HIDUP BERBAHAN CANGKANG KERANG Penulis: • Budi Putranto – Supervisor Senior Umum • Junita M. Butarbutar – Pelaksana Senior CSR dan Humas
89
MASYARAKAT pesisir memiliki ketergantungan yang cukup tinggi pada potensi dan kondisi sumber daya pesisir laut. Mereka terdiri dari komunitas orangorang yang bekerja sebagai nelayan, pembudidaya ikan, pedagang ikan, dan lan-lain, karena letak tinggal mereka di wilayah tepi laut memungkinkan terjadinya atau terbentuknya kebudayaan yang khas. Masyarakat pesisir merupakan masyarakat yang umumnya masih tertinggal dan berada dalam posisi marginal. Selain itu, banyak dimensi kehidupan yang tidak diketahui oleh orang luar tentang karakteristik masyarakat pesisir. Mereka mempunyai cara berbeda dalam aspek pengetahuan, kepercayaan, peran sosial, dan struktur sosialnya. Sementara itu, di balik kemarginalannya masyarakat pesisir tidak mempunyai banyak cara dalam mengatasi masalah yang hadir. Karakteristik sosial dan ekonomi masyarakat pesisir pada umumnya dilihat dari segi tingkat pendidikan sebagian besar masih rendah. Kondisi lingkungan pemukiman masyarakat pesisir pun, khususnya nelayan, masih belum tertata dengan baik dan terkesan kumuh. Dengan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat yang relatif berada dalam tingkat kesejahteraan rendah, maka dalam jangka panjang tekanan terhadap sumber daya pesisir akan semakin besar guna pemenuhan kebutuhan masyarakat pesisir. Karakteristik masyarakat nelayan terbentuk mengikuti sifat dinamis sumber daya yang digarapnya,
90
sehingga untuk mendapatkan hasil tangkapan yang maksimal, nelayan harus berpindah-pindah. Selain itu, risiko usaha yang tinggi menyebabkan masyarakat pesisir hidup dalam suasana alam yang keras, selalu diliputi oleh adanya ketidakpastian dalam menjalankan usahanya. Salah satu upaya dalam mengurangi kesenjangan, dapat dilakukan melalui program pembangunan daerah. Tujuan akhir program ini adalah menghilangkan kemiskinan dan menciptakan pemerataan laju pertumbuhan antar daerah, yang disesuaikan dengan kemampuan masing-masing daerah. Ruang lingkup pembangunan daerah meliputi semua kegiatan pembangunan sektoral, regional dan khusus, yang berlangsung di daerah, baik yang dilakukan pemerintah maupun masyarakat. Tujuannya adalah menggalakkan prakarsa dan peran masyarakat, meningkatkan pendayagunaan potensi daerah, meningkatkan dan menyerasikan laju pertumbuhan antar daerah, serta mempercepat pertumbuhan daerah yang masih tertinggal. PT Indonesia Power-PLTU Banten 3 Lontar OMU menyadari bahwa kegiatan pembangunan daerah dan permasalahan yang cukup kompleks di wilayah pesisir menuntut kreativitas dan inovasi dalam kegiatan pembangunannya. Salah satu permasalahan yang kerap muncul adalah kemiskinan dan pemanfaatan
potensi sumber daya alam. PT Indonesia Power PLTU Banten 3 Lontar OMU mengembangkan inovasi untuk memanfaatkan potensi lokal berupa limbah cangkang kerang yang dihasilkan dari sistem pompa sirkulasi untuk pembuatan pakan ternak.
MUDAH DILAKUKAN POMPA sirkulasi atau circulating water pump (CWP) adalah pompa yang digunakan untuk menyirkulasikan air pendingin kondensor, yang berasal dari air laut, pada industri pembangkitan, terutama pusat listrik tenaga uap. Prinsip kerjanya adalah menyirkulasikan air laut sebagai pendingin utama dari area inlet water intake menuju kondensor menggunakan pompa sirkulasi. Setelah dari kondensor, air laut dialirkan ke outfall menuju laut lepas. Agar proses heat transfer di kondensor tidak terhambat oleh sampah dan benda asing lainnya, diperlukan instalasi screen system. Screen system terdiri dari screen wash pump bar screen, trash rake, dan traveling band screen. Bar screen berfungsi sebagai penangkap sampah atau benda asing yang terikut di dalam air laut yang mengalir ke sistem pendingin utama. Sampah atau benda asing ini kemudian dibersihkan dengan cara diangkat menggunakan trash rake ke permukaan kanal. Untuk mencegah sampah atau benda asing yang masih lolos
dari bar screen, diperlukan instalasi traveling band screen dengan mode operasi terprogram. Pada water intake, alat ini berfungsi untuk menangkap sampah dengan ukuran yang lebih kecil yang tidak tertangkap pada trash rake dan juga untuk menjaring biota-biota laut seperti kerang, ikan, lumut, dan sebagainya. Biota-biota laut yang menempel pada traveling band screen kemudian dilepas oleh screen wash pump. Dari proses inilah diperoleh limbah cangkang kerang yang kemudian diserahkan ke masyakarat binaan PLTU Banten 3 Lontar OMU untuk diolah menjadi pakan ternak. Kerang-kerang ini kerap kali menempel pada filter mesin penyaringan air laut yang bisa mengganggu
91
proses produksi listrik apabila dibiarkan. Selain itu, kerang ini juga menimbulkan bau yang cukup mengganggu di sekitar lingkungan operasi perusahaan. Oleh kelompok Tempat Pengolahan Sampah TerpaduReduce, Reuse, Recycle (TPST 3R) Pemuda Berkarya yang berkedudukan di Desa Klebet, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Tangerang, Banten, yang dibina PLTU Banten 3 Lontar OMU, limbah cangkang kerang itu diolah menjadi tepung kerang. Cangkang kerang selama ini lebih sering dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan seperti hiasan dinding atau materi desain interior. Padahal kandungan kalsium yang tinggi dari cangkang kerang ini sangat mungkin untuk menghasilkan produk yang memiliki nilai tambah. Kandungan nutrisi yang ada pada cangkang kerang dapat dimanfaatkan sebagai campuran pakan ternak. Tepung kerang ini sangat berguna bagi kesehatan ternak karena mengandung kalsium yang tinggi, yang berguna untuk menguatkan tulang hewan ternak. Kerang yang biasa digunakan adalah jenis kerang hijau (Perna viridis) yang tersebar luas di perairan Indonesia dan ditemukan melimpah di kawasan perairan pesisir, hutan bakau dan muara sungai. Kerang hijau dikenal tengah masyarakat Banten sebagai kedaung. Produksi tepung kerang yang dihasilkan oleh kelompok
92
TPST 3R Pemuda Berkarya dalam per minggunya ratarata 500 kg dengan harga jual per kilogramnya Rp500, sehingga didapat keuntungan per minggunya sebesar Rp250.000. Hasil penjualan ini kemudian dibagikan kepada anggota yang ikut dalam proses produksi tepung kerang. Selain itu, tepung kerang ini juga dapat digunakan oleh anggota sebagai bahan campuran pakan ternak mereka sendiri. Proses pembuatan tepung kerang sendiri cukup sederhana dan mudah dilakukan oleh masyarakat sekitar.
KUALITAS HIDUP UNTUK memperlancar proses pembuatan tepung kerang, kelompok TPST 3R Pemuda Berkarya dibantu oleh PT Indonesia Power-PLTU Banten 3 Lontar OMU, di antaranya adalah dengan menyediakan bioaktivator, mesin penepungan, dan memperbarui kemasan. Penggunaan bioaktivator adalah untuk menghilangkan bau yang dihasilkan oleh kerang yang baru diambil dari sumbernya. Sebelum diolah, kerang mengeluarkan bau yang menyengat di bak penyimpanan. Bau itu dapat menganggu lingkungan sekitar. Melihat kondisi ini, kelompok TPST 3R Pemuda Berkarya menciptakan inovasi berupa fermentasi dengan menggunakan bioaktivator EM4 sebelum kerang diolah. Proses fermentasi ini dapat
menghilangkan bau kerang sehingga masyarakat tidak terganggu dengan aktivitas pengolahan kerang tersebut. Penggunaan bioaktivator ini didapat dari hasil pelatihan yang diberikan PLTU Banten 3 Lontar OMU kepada kelompok TPST 3R Pemuda Berkarya. Mesin penepungan diberikan oleh PLTU Banten 3 Lontar OMU untuk mempermudah pekerjaan kelompok. Dengan adanya mesin pencacah ini diharapkan dapat membantu mempermudah proses penghalusan cangkang kerang.
Program pemberdayaan masyarakat berupa pengolahan tepung kerang menjadi opsi dan inovasi yang baik guna meningkatkan nilai penting masyarakat sekitar PT Indonesia Power PLTU Banten 3 Lontar OMU dalam mencapai kemandirian. Program ini membutuhkan adanya pengembangan, baik dari segi penganggulangan limbah cangkang maupun peningkatan kualitas produk, agar mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat serta mampu mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan di wilayah operasi PT Indonesia Power PLTU Banten 3 Lontar OMU.©
93
PLTU Jawa Barat 2 Palabuhan Ratu OMU
AIR UNTUK KEHIDUPAN Penulis: • Agung Sasmito Utomo – Ahli Muda CSR, Humas dan Keamanan • Sigit Pambudi – Pelaksana Humas dan Keamanan
94
AKSES penyediaan air di Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Dilansir dari Kompas (7 Agustus 2021), akses air perpipaan di Indonesia masih 20 persen, sementara di Filipina sudah 40 persen, Vietnam 43 persen, dan Malaysia 95 persen. Padahal, akses terhadap air bersih dan sanitasi sangat berdampak pada kehidupan masyarakat. Penyediaan air bersih dan sanitasi yang aman dapat mengurangi indeks risiko penyakit 0,39 persen. Anak-anak yang tinggal di hunian tanpa air bersih dan sanitasi yang aman juga lebih rentan terhadap tengkes (stunting). Peningkatan produk domestik bruto (PDB) di Indonesia yang cepat juga tidak diiringi dengan pembangunan dan penyediaan air bersih. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, PDB Indonesia tahun 20102018 meningkat 1,8 kali lipat. Sementara di periode yang sama, akses perpipaan air bersih dan air limbah domestik hanya meningkat 1,34 kali. Karena menjadi kebutuhan mendasar dan dampaknya yang sangat penting bagi masyarakat, maka persoalan air bersih dan sanitasi perlu dituntaskan segera serta melibatkan advokasi dan kolaborasi dari berbagai pihak. Kolaborasi antarsektor sudah dilakukan, salah satunya melalui Konferensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) yang rutin diadakan dua tahunan.
Kegiatan KSAN ini bertujuan untuk memperkuat profil sektor air bersih dan sanitasi mengikat komitmen pemangku kepentingan, meningkatkan kolaborasi dan partisipasi, serta media publikasi dan advokasi menuju Sector Ministerial Meeting-Sanitation Water for All (SMMSWA) pada 2022.
MASALAH KLASIK KRISIS air bersih bukanlah permasalahan baru bagi dunia. Setiap tahunnya masalah klasik ini semakin menjadi-jadi. Laporan dari World Water Development Report (WWDR) tahun 2018 yang menyatakan bahwa 40 persen penduduk dunia belum memperoleh akses terhadap air yang aman untuk dikonsumsi menjadi bukti bahwa masalah ini benar-benar membutuhkan perhatian ekstra. Dalam laporannya berjudul “Inheriting a Sustainable World: Atlas on Children’s Health and the Environment”, WHO mengatakan rumah tangga tanpa akses air bersih dan sanitasi memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terserang diare dan pneumonia. Jika tidak segera ditangani maka nyawa akan menjadi taruhannya. Hambatan yang dialami masyarakat terkait sulitnya mendapatkan pasokan air bersih adalah pemanfaatan
95
satunya adalah pengadaan infrastruktur khususnya bidang air dan sanitasi. Berlatar data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2017, yang menyampaikan bahwa cakupan akses pelayanan air bersih layak di Indonesia baru mencapai 72 persen, dan masih didominasi oleh perkotaan, yakni mencapai 80,8 persen, dapat disimpulkan bahwa telah terjadi pembangunan infrastruktur yang tidak merata. Hal tersebut mengakibatkan hasil yang tidak maksimal.
yang tidak optimal terhadap sumber air seperti sungai dan danau. Hal ini tak lain dan tak bukan dikarenakan oleh kebiasaan buruk masyarakat, yaitu membuang sampah sembarangan ke bantaran sungai. Seperti halnya yang terjadi di Tiongkok. Hasil studi Universitas Georgia, Amerika Serikat, menunjukkan setiap penduduk di sana membuang 33,6 kilogram plastik ke laut per tahunnya. Di Indonesia pun masalah ini sangat marak dijumpai. Akibatnya, laut menjadi tercemar dan aliran sungai menjadi terhambat. Padahal, sungai pun dapat menjadi salah satu sumber penyedia air bersih. Guna menyelesaikan problem ini, pemerintah Indonesia telah melakukan beberapa tindakan. Salah
96
Selain itu, kenyataan yang berbanding terbalik, yakni pembangunan fasilitas penyedia air yang tidak mampu mengikuti laju pertambahan penduduk yang tinggi setiap tahunnya mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan akan pasokan air penduduk. Maka dari itu, perlu adanya dukungan dari pemerintah untuk mengatasi krisis ini. Pemerintah berkewajiban membangun fasilitas penyedia air bersih yang layak sehingga seluruh kebutuhan air masyarakat terpenuhi. Tetapi tidak mungkin pemerintah dapat melakukannya sendirian; perlu dilakukan kolaborasi dengan pihak ketiga, agar akses ke air bersih dapat terpenuhi dengan segera dan merata. Untuk inilah, salah satunya, PT Indonesia Power-PLTU Jawa Barat 2 Palabuhan Ratu OMU menggulirkan program penanganan krisis air masyarakat melalui pembangunan tandon air berbasis pemberdayaan masyarakat.
Sebagaimana petuah bijak mengatakan, suatu permasalahan apabila dikerjakan secara bersamasama maka akan terselesaikan dengan mudah. Begitu pula dengan krisis air bersih yang akan terselesaikan dengan mudah apabila pihak pemerintah, dunia usaha dan masyarakat bisa bekerja sama. Manfaatnya pun akan dirasakan bersama apabila masalah ini dapat terpecahkan.
SISTEM GRAVITASI BERTEMPAT di Kampung Pasir Honje RW 05, Desa Jayanti, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, PT Indonesia Power-PLTU Jawa Barat 2 Pelabuhanratu OMU memberikan bantuan berupa pembangunan satu unit tandon air dan tiga unit menara penampungan air. Bantuan dalam kerangka program tanggung jawab sosial perusahaan Indonesia Power, khususnya PLTU Jawa Barat 2 Palabuhanratu OMU, didasari atas permasalahan krisis air yang sering terjadi di wilayah tersebut. Lebih dari 200 kepala keluarga sering mengalami masalah kekurangan hingga ketiadaan air bersih, yang semakin parah saat musim kemarau tiba. Sebelum adanya sistem penyediaan air bersih bantuan dari Indonesia Power, penduduk kampung memanfaatkan air bersih dari kubangan di sawah yang jaraknya sekitar
97
200 meter dari pemukiman. Sumber air itu hanya dapat dinikmati warga saat musim hujan, sementara di musim kemarau air kubangannya surut. Pengerjaan pembangunan tandon air berbasis pemberdayaan masyarakat pada tahun 2020 itu sepenuhnya dilakukan dengan bergotong-royong dengan masyarakat dan memanfaatkan sistem gravitasi air dari sumber mata air yang berjarak 5 kilometer dari kampung tersebut. Air dari sumber mata air tersebut dialirkan menggunakan pipa kemudian ditampung dalam suatu wadah (tandon) dengan sudut kemiringan tertentu yang berada pada posisi tertinggi di wilayah tersebut lalu dialirkan ke rumah-rumah warga yang berada di Kampung Pasir Honje.
98
Dalam program ini, PLTU Jawa Barat 2 Palabuhanratu OMU memberikan bantuan berupa material bangunan yang dikelola oleh masyarakat dengan sistem swadaya dan iuran sukarela. Dana sukarela masyarakat digunakan sebagai dana perawatan peralatan tersebut. Tidak hanya itu, tim CSR PLTU Jawa Barat 2 Palabuhanratu OMU memberikan edukasi dan penyadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan siklus air supaya masyarakat sadar dalam menjaga lingkungan. Untuk melestarikan lingkungan desa, pada hari yang sama digelar gerakan penanaman pohon bersama. Saat ini warga masyarakat Kampung Pasir Honje RW 05, Desa Jayanti, sudah tidak lagi mengalami krisis air dan lebih ramah terhadap lingkungan serta menjaga lingkungan demi kehidupan yang berkelanjutan. Upaya yang keberlanjutan dalam penanganan krisis air melalui program penyediaan air bersih perlu dukungan semua pihak, bahkan harus menjadi gerakan bersama. Jika tidak, maka Indonesia tidak akan pernah bebas dari darurat kekeringan dan krisis air bersih yang tiap tahun selalu menjadi momok.©
PLTU Banten 1 Suralaya OMU
RUPIAH DI BALIK SAMPAH Penulis: • Ali Sobri – Supervisor Senior Umum • Angga Maulana – AMU CSR, Humas & Keamanan • Nenden Hasanah – Pelaksana Senior CSR, Humas dan Keamanan
99
SAMPAH telah menjadi masalah yang sulit untuk ditangani berbagai negara, termasuk Indonesia. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat timbunan sampah yang ada di Indonesia pada tahun 2020 mencapai 67,8 juta ton, dan akan bertambah seiring pertumbuhan penduduk.
kedaruratan. Biaya untuk penanganan masalah sampah cukup tinggi dan ini juga berlaku di negaranegara maju dalam menerapkan pengelolaan sampah. Perhitungan dana yang dibutuhkan bergantung pada volume sampah yang akan diolah dan teknologi yang diterapkan.
Indonesia masih memiliki masalah dalam pengelolaan sampah. Ada tiga masalah utama pengelolaan sampah di Indonesia. Yang pertama adalah perilaku masyarakat, atau dimensi kultural. Survei Biro Pusat Statistik pada tahun 2018 menyebutkan bahwa 72 persen masyarakat Indonesia belum peduli tentang pengelolaan sampah. Kedua, masalah sampah plastik yang kian hari kian banyak. Dan yang ketiga, kurangnya kapasitas pemerintah daerah untuk melakukan pengelolaan sampah dengan baik dan benar.
Bicara soal sampah, kecenderungannya adalah masyarakat tidak terlalu memikirkan apakah sampah yang dihasilkan itu organik atau nonorganik. Masyarakat mungkin juga tidak terlalu peduli ke mana larinya sampah itu. Sementara kenyataannya, di Indonesia, sampah rumah tangga akan bercampur dengan sampah jutaan rumah tangga lainnya, hingga terbentuklah gunung-gunung sampah yang tak semestinya di tempat pembuangan akhir (TPA) berbagai kota.
Pengelolaan sampah di Indonesia perlu dipacu secara cepat dan tepat mengingat volume sampah yang dihasilkan masyarakat di kota-kota besar meningkat pesat setiap harinya sehingga menjadi masalah bagi sektor lingkungan hidup. Penanganan masalah sampah berkaitan erat dengan masalah lingkungan hidup. Jika kondisi lingkungan bersih dan sehat maka akan berdampak pada kesehatan masyarakat. Karena itu, jasa pengelolaan sampah merupakan suatu investasi yang harus diterapkan. Selain sebagai investasi, pengelolaan sampah juga harus dilihat sebagai suatu
Lantas apa yang bisa dilakukan? Saat ini di Indonesia, Bank Dunia tengah mengkaji berbagai cara untuk memperbaiki sistem pengelolaan sampah. Salah satu pilihannya adalah memperbanyak jumlah bank sampah.
100
REKENING SAMPAH BANK sampah sudah ada di berbagai kelurahan di seluruh Tanah Air. Di sinilah sampah rumah tangga dipilah ke dua kelompok: sampah organik dan sampah
halnya sebuah bank komersial, isi tabungan tersebut bisa ditarik sewaktu-waktu. Di mana pun tempatnya, prinsip-prinsip dasar bank sampah tetap sama: untuk menyimpan sampah, untuk menabung, untuk menghasilkan uang, untuk mengubah perilaku dan menjaga kebersihan.
non-organik. Sampah organik diolah menjadi kompos atau pupuk organik, sementara sampah nonorganik kemudian dipilah lebih lanjut ke tiga sub-kelompok: plastik, kertas, serta botol dan logam. Apa yang dimaksud dengan “bank sampah”?
Sampah jika dibiarkan akan membahayakan lingkungan. Namun di balik itu ternyata sampah memiliki nilai jual, bahkan hingga jutaan rupiah. Ketika dilakukan pengolahan dengan tepat, sampah menjadi benda yang indah dan dapat bermanfaat untuk lingkungan. Salah satunya pengolahan sampah menjadi pupuk organik, atau menjadi kerajinan aksesoris yang menarik. Seperti yang dilakukan kelompok Bank Sampah Puma Mandiri yang sampai dengan saat ini masih konsisten dan semakin
Sebagian besar rumah tangga ramah lingkungan di Indonesia menyimpan tiga tong sampah atau kantong sampah besar. Begitu ketiga tong sampah tersebut sudah penuh, isinya lalu bisa “ditabung” di sebuah bank sampah. Seperti halnya sebuah bank komersial, kita bisa membuka rekening di sebuah bank sampah. Secara berkala, kita bisa mengisi tabungan kita dengan sampah nonorganik yang ditimbang dan diberi nilai moneter, sesuai harga yang sudah ditentukan oleh para pengepul. Nilai moneter ini ditabung, dan sama
101
berkembang dalam kegiatan Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat di RW 06 Kelurahan Lebakgede, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon, Banten.
CITRA BARU SEJAK dibentuk pada tanggal 15 April 2016, Bank Sampah Puma Mandiri berkembang pesat. Saat ini, kelompok itu memiliki ratusan nasabah, mulai dari masyarakat umum, pelajar, instansi swasta dan pemerintah daerah. Bank sampah ini merupakan hasil kerjasama PT Indonesia Power PLTU Banten 1 Suralaya OMU dan masyarakat RT 01 RW 06 Kelurahan Lebakgede, Kecamatan Pulomerak. Sebagai wujud kepedulian PT Indonesia Power terhadap masyarakat dan lingkungan di mana Perusahaan beroperasi, PLTU Banten 1 Suralaya OMU membantu pemerintah dan masyarakat ikut terlibat menyukseskan program pengelolaan sampah melalui sistem bank sampah terpadu berbasis pemberdayaan masyarakat. Di samping itu, bank sampah diharapkan akan berdampak pada perbaikan kualitas lingkungan pemukiman dan kesejahteraan masyarakat. Pengelolaan di Bank Sampah Puma Mandiri meliputi proses pemilihan, peningkatan volume sampah plastik untuk kegiatan bank sampah, dan diharapkan nantinya juga dapat memproses sampah menjadi kompos, eco-
102
enzym/pestisida dan sebagainya, dari sampah organik. Residu yang sudah tidak bisa dimanfaatkan atau tidak memiliki nilai apa pun nantinya akan dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir (TPSA) Bagendung. Sejauh ini, Bank Sampah Puma Mandiri sudah mampu berkembang cukup pesat. Selain kegiatan terkait sampah, Puma Mandiri sudah pula mendirikan tempat cuci motor dan mobil dengan sistem steam dan toko yang menyediakan sembako, pulsa listrik dan pulsa telepon seluler. Seiring berjalannya waktu, Bank Sampah Puma Mandiri semakin menunjukkan eksistensinya dalam pengelolaan lingkungan, dengan melakukan inovasi di bidang lingkungan. Di antaranya, saat ini bank sampah
tersebut sedang melaksanakan program pembibitan tanaman (sayur, tanaman buah dan tanaman hias) yang nantinya dapat ditukarkan oleh nasabah. Waktu penyetoran sampah oleh nasabah kepada bank sampah dilaksanakan seminggu sekali, tepatnya pada hari Minggu. Biasanya, tabungan hanya berupa uang, sembako, pulsa listrik dan ponsel, tetapi dengan adanya program pembibitan tanaman oleh Puma Mandiri, saat ini nasabah sudah dapat menukarkan sampahnya dengan bibit tanaman.
Adapun manfaat lain dari adanya program pembibitan ini adalah untuk mendukung terciptanya taman di area Bank Sampah Puma Mandiri yang merupakan program swadaya masyarakat RW 06 Kelurahan Lebakgede. Ini memberi citra baru bagi bank sampah ,yang tadinya hanya seperti penampungan sampah, kini menjadi tempat yang indah dan asri serta berguna bagi anakanak yang bermain di taman yang telah diciptakan itu.©
103
POWER GENERATION AND O&M SERVICES UNIT (POMU) 104
Grati POMU Unit PLTGU Grati
BERKOMPROMI DENGAN PERUBAHAN DI DESA Penulis: • Marlia Widjajanti – Manajer Administrasi • M. Hariyanto – Supervisor Senior Keamanan dan Humas • Moch. Farid – Ahli Muda Community Development • Akhmad Khayubi – Ahli Muda Community Development
105
PEMBANGUNAN selama ini dilakukan dengan menempatkan masyarakat sebagai obyek pembangunan yang menerima semua program dari pemerintah. Paradigma lama (pembangunan) yang lebih berorientasi pada negara dan modal berubah menjadi paradigma baru (pemberdayaan), yang lebih terfokus pada masyarakat dan institusi lokal yang dibangun secara partisipatif. Masyarakat menempati posisi utama yang memulai, mengelola dan menikmati pembangunan. Negara adalah fasilitator dan membuka ruang yang kondusif bagi tumbuhnya prakarsa, partisipasi dan institusi lokal. Dengan ditetapkannya Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa telah memberi ruang untuk dipraktikkannya paradigma baru dalam pembangunan desa di Indonesia. Untuk mewujudkannya diperlukan upaya agar desa mempunyai kemampuan sendiri dalam membangun desanya. Paradigma pembangunan yang dilakukan sendiri oleh desa dikenal dengan istilah “Desa Membangun”. Paradigma Desa Membangun sudah dipraktikkan oleh desa yang mempunyai agen-agen perubahan terutama pada struktur pemerintah desa. Hal ini karena mereka dapat langsung memberikan masukan ataupun arahan bagi pembangunan desanya. Berkaca dari hal tersebut, diperlukan pemangku kepentingan lain yang dapat juga berfungsi sebagai
106
agen perubahan. Oleh karena itu, diperlukan upaya pengembangan masyarakat untuk memunculkan keberdayaan desa dalam usaha peningkatan kualitas hidup dan ekonomi masyarakatnya. Upaya pemberdayaan masyarakat yang dilakukan tidak hanya bertumpu pada pemerintah tetapi juga pemangkupemangku kepentingan lain, seperti dunia usaha dengan dana tanggung jawab sosialnya, lembaga swadaya masyarakat (LSM), pemerintah daerah, pemerintah desa dan masyarakat desa sendiri. Hadirnya PT Indonesia Power ke komunitas bukanlah mendikte, menggurui, atau menentukan, melainkan bertindak sebagai fasilitator (katalisator) yang memudahkan, menggerakkan, mengorganisir, menghubungkan, memberi ruang, mendorong, membangkitkan dan seterusnya. Hubungan antara komunitas dengan PT Indonesia Power itu bersifat setara, saling percaya, saling menghormati, terbuka, serta saling belajar untuk tumbuh berkembang secara bersama-sama.
SASARAN PERUBAHAN YANG mendasari program pemberdayaan masyarakat di desa-desa binaan PT Indonesia Power adalah memajukan kemampuan masyarakat desa untuk mengelola secara mandiri urusan komunitasnya. Pemberdayaan memang sebuah proses. Akan tetapi
dari proses tersebut dapat dilihat dengan indikatorindikator yang menyertai proses pemberdayaan menuju sebuah keberhasilan. Untuk mengetahui pencapaian tujuan pemberdayaan secara operasional, maka perlu diketahui berbagai indikator keberdayaan yang dapat menunjukkan seseorang atau komunitas berdaya atau tidak. Dengan cara ini, dapat dilihat ketika sebuah program pemberdayaan sosial diberikan, segenap upaya dapat dikonsentrasikan pada aspek-aspek apa saja dari sasaran perubahan (misalnya keluarga miskin) yang perlu dioptimalkan. PT Indonesia Power Grati POMU-PLTGU Grati melaksanakan program tanggung jawab sosial perusahaannya atau corporate social responsibility (CSR) yang menekankan pada partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa berbasis pelestarian lingkungan. Kegiatan yang berhasil dalam membangun partisipasi warga di antaranya rumah kompos di Desa Ranuklindungan, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Wilayah pedesaan kini dituntut untuk terus melakukan perubahan. Termasuk dalam mengatasi persoalan sampah. Desa Ranuklindungan dikenal memiliki pengelolaan sampah organik yang cukup memadai. Meningkatnya volume sampah di desa tersebut, mendorong pemerintah desa dan PT Indonesia Power
Grati POMU-PLTGU Grati bersama-sama melakukan pengelolaan sampah yang dapat menguntungkan baik lingkungan maupun perekonomian masyarakat. Pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat di Desa Ranuklindungan terus menunjukkan prospek pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis lingkungan, meliputi pelatihan serta pemanfaatan barang tidak terpakai menjadi barang yang bernilai ekonomi. Kegiatan ini dilakukan tim CSR PLTGU Grati dengan menggerakkan komunitas di desa dalam pengelolaan sampah. Kemudian muncullah ide membuat program
107
rumah kompos, yang diberi nama Kompromi (KOMPos berRnilai ekonOMI). Para warga Desa Ranuklindungan berharap limbah sampah daun yang dibuang begitu saja bisa dimanfaatkan. Salah satunya dengan diolah menjadi pupuk organik yang bernilai ekonomi, dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
SAMPAH BERNILAI JUAL PERSOALAN sampah menjadi salah satu hal yang penting untuk ditangani bersama dan dilakukan terobosan pengelolaan yang tepat atasnya. Salah satu terobosannya adalah rumah kompos, yang dengannya bukan saja sampah dapat dikelola dengan baik tetapi juga mendatangkan manfaat bagi pertumbuhan tanaman dan memberi penghasilan sampingan bagi masyarakat pelaksana rumah kompos. Pasal 20 Ayat 2 Undang-Undang No. 12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman, yang berbunyi “Pelaksanaan perlindungan tanaman sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), menjadi tanggung jawab masyarakat dan pemerintah”, menyiratkan kewajiban seluruh lapisan masyarakat untuk ikut aktif dalam menghasilkan tanaman budidaya yang berkualitas bagus serta aman untuk dikonsumsi. Selain dapat meningkatkan kualitas tanaman, pupuk kompos juga dapat memperbaiki struktur tanah, serta dapat menciptakan budaya hidup sehat. Dengan
108
pembuatan kompos ini, sampah rumah tangga tidak lagi mencemari lingkungan dan menimbulkan masalah namun justru mendatangkan keuntungan. Pupuk kompos adalah pupuk yang dibuat dari sampah organik. Sampah terdiri dari dua bagian, yaitu organik dan anorganik. Rata-rata persentase bahan organik sampah mencapai kurang lebih 80 persen, sehingga pengomposan merupakan alternatif penanganan yang sesuai. Kompos sangat berpotensi untuk dikembangkan mengingat semakin tingginya jumlah sampah organik yang dibuang ke tempat pembuangan akhir dan menyebabkan terjadinya polusi bau dan lepasnya gas metana ke udara.
Kompos sendiri dihasilkan dari penguraian parsial/ tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobik atau anaerobik. Sedangkan pengomposan adalah proses di mana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi.
Pembuatan pupuk kompos ini tidak terlalu rumit, tidak memerlukan tempat yang luas serta tidak menghabiskan banyak biaya. Kompos yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sendiri, tidak perlu membeli. Kompos dapat dibuat dengan mengatur dan mengontrol proses penguraian agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi pembuatan campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, pengaturan aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan.
109
Dengan adanya program rumah kompos, warga Desa Ranuklindungan diuntungkan oleh hal-hal ini: 1. Penumpukan sampah dari daun-daun yang sudah kering dapat berkurang. 2. Sampah daun dapat dijadikan kompos yang bersifat sangat menyuburkan dan tidak merusak unsur hara yang ada di dalam tanah, karena pupuk kompos memiliki sifat konstruktif dalam jangka panjang. 3. Warga dapat mengurangi biaya pembelian pupuk nonorganik yang semakin hari semakin melambung tinggi harganya, malah mendapatkan keuntungan dari penjualan kompos. 4. Lingkungan desa menjadi lebih bersih dan asri karena sampah dapat dikelola secara berkelanjutan melalui pengelolaan sampah berbasis rumah kompos. Pembangunan rumah kompos berkonsep green power di Desa Ranuklindungan dapat meningkatkan kebersihan di lingkungan sekitar, sekaligus mengubah sistem pembuangan sampah daun kering dari langsung ke tempat pembuangan akhir untuk di bakar menjadi rumah kompos yang tidak menghasilkan pencemaran udara karena tidak adanya pembakaran, melainkan dengan pengomposan daun kering yang menghasilkan produk sampah yang benilai jual.
110
Kamojang POMU Unit PLTP Gunung Salak
EFEK GANDA DI DUA DESA Penulis: • Ervan Ambarita – Manajer Unit • Cece Sutisna – Supervisor Senior Umum • Muchtar – Ahli Muda Community Development • Ifan Adi Nugroho – Pelaksana Senior Humas dan Protokoler
111
PARA petani tampak sumringah sembari memanen tanaman sayuran di kebun mereka di Desa Purwabakti, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Sebagai petani sayur, mereka juga menanam pisang, timun, dan kacang panjang. Mereka mengaku hasil panennya bertambah banyak setelah menggunakan produk turunan biogas yang disebut bioslurry. Bioslurry merupakan hasil turunan yang diperoleh dari proses fermentasi kotoran ternak dan air di dalam kubah biogas secara anaerobik (tanpa oksigen). Bioslurry dapat dijadikan pupuk organik kaya nutrisi sehingga sangat baik untuk diterapkan ke lahan dan tanaman budidaya. Bioslurry baik padat maupun cair dapat dimanfatkan sebagai pupuk, campuran pestisida atau fungisida organik, bahan campuran untuk pakan ternak, sampai sebagai bahan tambahan dalam meningkatkan ketersediaan hara bagi fitoplankton di kolam budidaya ikan. Pendampingan pengolahan biogas ini merupakan salah satu bentuk program pemberdayaan masyarakat untuk sektor pertanian, yaitu pemanfaatan limbah ternak menjadi pupuk organik, penerapan pertanian adaptif dan pendampingan petani. Harapannya dari beberapa kegiatan tersebut masyarakat secara sadar dapat menjaga keseimbangan ekosistem hutan yang berkelanjutan demi kesehatan mereka sendiri.
112
Pemberdayaan tersebut dilakukan agar aktivitas masyarakat teralihkan dari dalam hutan ke luar hutan. Secara langsung adanya pengalihan aktivitas masyarakat melalui kegiatan tanpa merusak ekosistem hutan berkontribusi dalam kegiatan konservasi. Selain itu, aktivitas yang mereka lakukan juga memberikan manfaat atau keuntungan secara ekonomi, sosial dan kesehatan. Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa memberi mandat kepada desa untuk mampu mengelola pembangunan yang ada di desa. Hal ini menunjukkan bahwa desa dituntut untuk merencanakan, melakukan pembangunan dan mengevaluasi program pembangunan desanya sebagai upaya peningkatan kualitas hidup serta kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa. Meskipun desa mendapatkan dana desa dari pemerintah pusat, namun bantuan tersebut belum mencukupi untuk pembangunan di desa sehingga perlu didukung oleh berbagai pihak termasuk swasta. PT Indonesia Power Kamojang POMU-PLTP Gunung Salak telah melaksanakan kegiatan operasi-produksi di lapangan panas bumi kawasan Gunung Salak sejak tahun 1994. Sejak awal beroperasinya, PLTP Gunung Salak telah melakukan berbagai aktivitas yang dimaksudkan untuk menunjukkan itikad PLTP
yang mandiri dan sejahtera, dan berdampak baik bagi lingkungan dan sosial. Upaya pemberdayaan masyarakat ini merupakan bentuk komitmen Perusahaan sebagai wujud menjaga pembangunan berkelanjutan. Hal ini tidak dapat dipisahkan dari keberlanjutan bisnis perusahaan. Untuk itu, proses pembangunan melibatkan berbagai kalangan, seperti pemerintah, politisi, akademisi dan masyarakat. Sejalan dengan sudut pandang pemerintah daerah dan desa yang melihat bahwa kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) merupakan bagian dari partisipasi Indonesia Power dalam pembangunan daerah dan desa. Gunung Salak sebagai sebuah perusahaan dan salah satu pihak yang berperan aktif dalam perkembangan dan pengembangan kawasan Gunung Salak, khususnya desa-desa yang berada di sekeliling wilayah operasinya.
DUA SEKALIGUS SEBAGAI perusahaan yang bergerak di sektor hulu kelistrikan berwawasan lingkungan, PT Indonesia Power berkomitmen melaksanakan program pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan yang pada akhirnya mampu menciptakan masyarakat
PT Indonesia Power Kamojang POMU-PLTP Gunung Salak memandang, bahwa kegiatan CSR tidak hanya berperan sebagai instrumen dalam membangun iklim usaha yang baik, tetapi juga sebagai media untuk memperoleh dukungan dari para pemangku kepentingan di sekitar wilayah operasi. Selain itu, kegiatan CSR dijadikan upaya Perusahaan untuk ikut mengatasi permasalahan di dalam kehidupan masyarakat yang dapat mengganggu jalannya operasi Perusahaan. Sebagaimana diketahui, produksi energi panas bumi PLTP Gunung Salak mensyaratkan juga kelestarian
113
hutan di kawasan lapangan panas bumi. Dengan demikian, aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat dari desa-desa di sekitar kawasan hutan menjadi penting sebagai penentu kelestarian kawasan hutan. Untuk itu, kegiatan CSR PLTP Gunung Salak tidak terpisah dari upaya keikutsertaan Perusahaan mengelola aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat agar sejalan dengan upaya pelestarian kawasan hutan Gunung Salak. Salah satu bentuk program tanggung jawab sosial perusahaan dari PLTP Gunung Salak di bidang ekonomi ialah pendampingan masyarakat kelompok peternak domba, sedangkan untuk bidang lingkungannya adalah pemanfaatan dan pengembangan energi terbarukan di
masyarakat berupa pemanfaatan biogas yang berasal dari limbah kotoran ternak domba. Lokasi pelaksanaan dari program tersebut adalah dua desa, masing-masing di Ring 1, yaitu Kampung Taneuh Beureum, Desa Purwabakti, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, dan di Ring 2 yang mencakup Kampung Raksamala di Desa Pulosari, Kecamatan Kalapanunggal, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Kedua program pemberdayaan masyarakat ini memiliki keterkaitan satu sama lain. Program pendampingan kelompok ternak domba menghasilkan limbah berupa kotoran ternak yang nantinya dapat dimanfaatkan sebagai program lanjutan berupa pengadaan alternatif energi terbarukan atau biogas. Sekali pelaksanaan, dua program sekaligus, dan efeknya ganda. Biogas merupakan salah satu inovasi teknologi dalam bidang peternakan dalam hal pengelolaan limbah kotoran ternak. Tujuan dari kegiatan ini adalah: (1) mengedukasi masyarakat mengenai manfaat pupuk serta penggunaannya pada tanaman; (2) memicu masyarakat untuk mengembangkan produk organik; (3) membuka peluang usaha baru untuk masyarakat; (4) memberikan wawasan ataupun pengetahuan baru mengenai pupuk organik; (5) mengedukasi masyarakat untuk mengenal reaktor biogas sebagai alternatif energi baru terbarukan.
114
Biogas mampu mengkonversi kotoran hewan, yang pada awalnya menumpuk dan cenderung menjadi limbah, menjadi energi bersih berupa gas rumah tangga dan pupuk organik yang bermanfaat untuk tanaman. Salah satu potensi yang belum terolah di Desa Purwabakti dan Desa Pulosari adalah kotoran ternak domba, yang apabila dikembangkan menjadi sumber energi terbarukan akan membantu masyarakat dalam kegiatan ekonomi sehari-hari. Manfaat lainnya dari biogas adalah pupuk organik (bioslurry) yang merupakan hasil samping dari produk biogas. Tanaman yang diberi pupuk bioslurry menunjukkan adanya peningkatan kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman. Peningkatan ini berupa seringnya interval pemanenan dan bertambahnya bobot buah atau sayur sehingga berdampak pada peningkatan hasil panen dan pendapatan. Selain dimanfaatkan sebagai pupuk oleh petani sekitar, sebagian pupuk bioslurry dijual sebagai tambahan penghasilan pengelola teknis biodigester. Nantinya kegiatan yang dilakukan untuk menunjang adanya usaha penjualan tersebut adalah pengadaan kemasan penjualan pupuk dan analisis usaha. Pengembangan ekonomi masyarakat yang digerakkan di Desa Purwabakti dan Desa Pulosari melalui biodigester memberikan dampak positif terhadap warganya. Dampak positif tersebut di antaranya
adalah termanfaatkannya limbah kotoran domba, adanya pemasukan tambahan bagi pemilik domba, pekerjaan tambahan dan peningkatan pendapatan bagi masyarakat yang terlibat serta keaktifan masyarakat desa. Dampak ini tentunya memberikan kontribusi terhadap konservasi lingkungan walaupun hal ini belum menyentuh seluruh elemen masyarakat.
KAMPUNG HIJAU MASYARAKAT Kampung Taneuh Beureum, Desa Purwabakti, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, dan Kampung Raksamala di Desa Pulosari, Kecamatan
115
Kalapanunggal, Kabupaten Sukabumi, pada umumnya adalah petani, dan sangat membutuhkan keperluan dasar akan pupuk organik. Untuk mencukupi kebutuhan tersebut, dan menjadikan kedua kampung tersebut sebagai “kampung hijau”, PT Indonesia Power Kamojang POMU-PLTP Gunung Salak mengembangkan inovasi dalam pemberian pupuk dengan membangun digester biogas, yang menghasilkan pupuk organik kwalitas tinggi. Biogas selain menghasilkan gas untuk kebutuhan dapur, juga menghasilkan bioslurry padat dan cair. Selain pupuk digunakan untuk kebutuhan kelompok, juga menjadi usaha kecil untuk menghidupi unit usaha sebagai modal operasional dan pengembangan kelompok. Biogas merupakan energi baru terbarukan, murah, dan ramah lingkungan yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan organik. Bahan organik dihasilkan dari kotoran ternak seperti sapi dan domba, tetapi juga dapat diperoleh dari sampah organik rumah tangga. Teknologi ini sangat adaptif untuk semua masyarakat di pedesaan, karena sederhana, biaya terjangkau dan dapat dibangun secara berkelompok, serta hasilnya dapat dimanfaatkan oleh kelompok atau anggota masyarakat. Biogas merupakan suatu campuran gas-gas yang dihasilkan dari suatu proses fermentasi bahan organik oleh kelompok bakteri dalam kondisi tanpa oksigen.
116
Produk biogas terdiri dari metana (CH4) 55-75 persen, karbondioksida (CO2) 25-45 persen, nitrogen (N2) 0-0,3 persen dan gas-gas lain dalam proporsi kecil. Gas metana merupakan unsur gas yang menentukan kualitas biogas, tingginya kadar metana akan meningkatkan nilai kalor yang dihasilkan. Nilai kalor biogas sekitar 4.800 sampai 6.700 kkal/m³, sedangkan gas metana murni mengandung energi 8900 kkal per meter kubik. Karena nilai kalor yang cukup tinggi itulah biogas dapat dipergunakan untuk keperluan penerangan, memasak, hingga bahan bakar penggerak mesin.
Digester biogas yang dibangun bervolume 6 m3, sehingga diperlukan kotoran domba 40-60 kg per hari. Kotoran domba padat rata-rata per ekor adalah 0,98 kg. Penggunaan digester yang tidak sesuai dengan kebutuhan menyebabkan produksi gas rendah dan tekanan gasnya tidak mampu mendorong limbah biogas ke saluran pengeluaran. Hasil lain yang bermanfaat bagi petani adalah ampas biogas atau disebut bioslurry. Bioslurry merupakan pupuk organik berkualitas tinggi, dengan kotoran yang telah mengalami fermentasi dan sudah bebas gas metana mengandung beberapa hara yang sangat dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai nutrisi. Bioslurry adalah produk akhir pengolahan limbah berbahan kotoran sapi atau domba yang berbentuk padat dan cair. Pupuk bioslurry juga mengandung mikroba probiotik yang bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan dan kesehatan lahan pertanian sehingga diharapkan akan berdampak pada peningkatan kualitas dan kuantitas panen. Pengembangan biogas untuk pemanfaatan bioslurry berawal dari kegiatan monitoring dan evaluasi (Monev) dari tim CSR PLTP Gunung Salak kepada kelompok binaan. Muncullah ide untuk memanfaatkan bioslurry hasil pembuatan biogas. Untuk itu, PLTP Gunung Salak menggandeng Yayasan Pendidikan Konservasi Alam (YAPEKA) sebagai mitra kerja di lapangan dalam kegiatan pendampingan pembuatan digester biogas.
Kemudian pihak PLTP Gunung Salak mengadakan pelatihan bagi kelompok binaan, berupa pelatihan pembuatan pupuk organik dan bioslurry. Setiap pemberian bantuan CSR PLTP Gunung Salak bukan menjadi kegiatan charity, tetapi dijadikan kegiatan pendampingan usaha dari masyarakat. Kegiatan pendampingan ini dapat diukur dan terekam dengan baik keberhasilannya. Skema perbaikan juga bersifat dinamis, sehingga membuka ruang untuk berbenah, baik dari sisi PLTP Gunung Salak dan masyarakat, maupun dari pemerintah di kedua desa binaan.©
117
Pupuk Alami Dengan Keuntungan Ekonomi WARGA masyarakat di Kampung Taneuh Beureum dan Kampung Raksamala binaan PT Indonesia Power Kamojang POMUPLTP Gunung Salak pengguna biogas tidak semata-mata hanya mendapatkan keuntungan gas untuk memasak dan penerangan, dan memperoleh pupuk organik dari bioslurry (ampas biogas). Masyarakat lebih jauh dapat mengambil peluang kewirausahaan terutama dari keberadaan bioslurry untuk menambah pendapatan ekonomi keluarga. Pemanfaatan bioslurry terutama digunakan masyarakat untuk berbagai keperluan berkaitan dengan bidang pertanian dan peternakan, seperti misalnya sebagai pupuk dan aktivator (pupuk organik, pupuk hayati, bioaktivator, dan pengatur pertumbuhan), pestisida, bahan pakan, serta media budidaya. Berbagai macam manfaat bioslurry ini merupakan potensi yang sangat besar untuk mengembangkan usaha yang produktif, terutama untuk membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi rumah tangga. Dalam satu hari, setiap domba menghasilkan kotoran padat 0,98 kg, sehingga untuk mengisi digester biogas volume 6 m3 dalam sehari dibutuhkan kotoran dari 51 ekor domba.
118
SATUAN
Kotoran Padat rata-rata per ekor
kg
1 HARI
0,98
1 BULAN
29,4
Kebutuhan kotoran ternak
kg
50
1500
Biogas yang dihasilkan
m3
2
60
Penyetaraan gas LPG (0,48 kg/m3)
kg
0,96
28,8
SUMBER Dharma US, Ridhuan Kms., 2014. Kajian Potensi Sumber Energi Biogas dari Kotoran Ternak untuk Bahan Bakar Alternatif di Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah. TURBO (3)2: 34-41. Dianawati M dan Mulijanti SL. 2015. Peluang Pengembangan Biogas di Sentra Sapi Perah. (J. Litbang Pert. (34)3: 125-134)
Dianawati, 2015 Armani R. et al., 2012. “Pemanfaatan Kotoran Ternak Menjadi Sumber Energi Alternatif dan Pupuk Organik”. Buana sains (12)1: 99-104.
Harga rata-rata tabung LPG 3 Kg sebesar Rp.20.000,Nilai ekonomis biogas sebesar setiap bulan (28.8 : 3) x Rp 20.000 ,- = Rp.192.000,-
119
Dengan mengisi digester biogas dengan 50 kg kotoran padat domba setiap hari, maka dalam hari yang sama bioslurry padat yang dihasilkan juga sebanyak 50 kilogram. Dengan penyusutan 10 persen makan, dalam satu bulan pupuk padat yang dihasilkan sebesar 1.350 kg pupuk organik padat, dengan harga jual Rp500 per kilogram. Maka nilai ekonomi pupuk organik sebesar Rp675.000. Selain bioslurry padat, juga akan dihasilkan bioslurry cair dengan volume dua kali lebih banyak sebesar 2.700 liter dalam waktu satu bulan. Jika dijual kepada petani dengan harga yang sama, maka nilai ekonomi dari bioslurry cair sebesar Rp1.350.000. Nilai ekonomi dari digester biogas berkapasitas 6 m3 yang beroperasi normal adalah sebesar Rp2.217.000.©
120
Kamojang POMU Unit PLTP Kamojang Darajat
ENERGI PENGGERAK EKONOMI NEGERI Penulis: • Eva Wirabuana – Manajer Administrasi • Yeyep Sofyan Iskandar – Supervisor Senior Keamanan dan Humas • Yunara – Ahli Muda Community Development • Dito Hastha Krisandy – Ahli Muda Community Development • Reza Rahman Ramadhan – Pelaksana Senior Humas dan Protokoler • Rara Ayuni Rahmadan – Community Development Officer • Muhamad Adhitya Pratamaputra – Community Development Officer
121
KELOMPOK tani adalah kumpulan petani/peternak/ pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kondisi lingkungan dan keakraban untuk peningkatan pengembangan usaha. Kelompok tani sebagai pelaku utama menjadi salah satu lembaga pertanian yang berperan penting dan menjadi ujung tombak dalam pembangunan pertanian. Pembinaan kelompok dilaksanakan secara berkesinambungan dan tetap diarahkan pada upaya peningkatan kemampuan kelompok tani dalam melaksanakan fungsinya, dengan harapan kelompok tani mampu mengembangkan usahatani dan kelembagaan petani yang kuat dan mandiri. Berada dalam pembinaan program tanggung jawab sosial PT Indonesia Power Kamojang POMU Unit PLTP Kamojang Darajat, Kelompok Tani Kopi Gunung Kamojang yang berlokasi di Kampung Kamojang, Desa Laksana, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, Jawa Barat mengelola kebun kopi yang luas dan produktif. Kebun kopi tersebut memberikan dampak terhadap mata pencaharian sebagian besar masyarakat sebagai petani kopi.
MENEMBUS PASAR DUNIA SALAH satu program corporate social responsibility (CSR) unggulan PT Indonesia Power Kamojang POMU yang
122
berhasil mengantarkan Perusahaan mendapat PROPER Emas adalah program budidaya dan pengembangan kopi Kamojang berbasis masyarakat. Pelaksanaan program CSR PT Indonesia Power Kamojang POMU berlandaskan tiga pilar pelaksanaan program, yakni pelayanan masyarakat, pembinaan hubungan, dan pemberdayaan masyarakat. Program budidaya dan pengembangan kopi Kamojang berbasis masyarakat merupakan program CSR yang berasal dari pilar pemberdayaan masyarakat. Program ini bertujuan untuk mendorong terciptanya produk kopi maupun turunannya yang berkualitas, sehingga dapat berkontribusi dalam peningkatan
pendapatan masyarakat Kamojang melalui pertanian kopi. Program ini meliputi budidaya maupun pengolahan kopi. PT Indonesia Power Kamojang POMU Unit PLTP Kamojang Darajat turut serta dalam meningkatkan kapasitas maupun memberikan bantuan dalam mengoptimalkan proses budidaya kopi Kamojang di kelompok tani. Melalui program ini, diharapkan Indonesia Power dapat turut serta dalam peningkatan kapasitas warga sekitar Kamojang sekaligus mengoptimalkan komoditas pertanian yang ada di wilayah Kamojang. Program ini diangkat karena pertanian kopi merupakan salah satu komoditas utama di wilayah pegunungan Kamojang, sehingga perlu adanya pendampingan kepada para petani kopi Kamojang untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas kopi yang dihasilkan. Kopi Kamojang merupakan kopi warisan leluhur, yang sudah ditanam bahkan sebelum era penjajahan oleh bangsa Eropa. Dengan aroma yang kuat dan terdapat tiga rasa dalam satu macam kopi, kopi Kamojang sangat digemari oleh masyarakat Pajajaran Parahyangan. Tanaman kopi Kamojang yang berjenis arabika memiliki nilai jual yang tinggi dan juga mempunyai banyak penggemar di masyarakat. Arabikanya Kamojang bervarietas Typica, yang merupakan
varietas kopi arabika tertua, dan termasuk jenis yang paling penting dan berkontribusi bagi perkembangan varietas kopi di dunia. Typica merupakan kopi arabika pertama yang masuk ke Indonesia. Bila dikelola dengan baik dan berkelanjutan serta ramah lingkungan, bukan tak mungkin kopi Kamojang yang dihasilkan para petani kopi binaan PLTP Kamojang Darajat menembus pasar dunia.
MENJAGA SIKLUS DESA Laksana adalah salah satu desa di Kecamatan Ibun yang terletak di dataran tinggi, dengan elevasi 1.500 meter di atas permukaan laut. Sebagai wilayah
123
dataran tinggi, Kamojang memiliki beberapa potensi, antara lain lahan pertanian yang luas, sumber air yang melimpah, potensi wisata alam seperti curug, danau, dan kawah yang bisa menarik kunjungan wisatawan. Kamojang memiliki daya tarik tersendiri dengan potensi panas bumi yang cukup melimpah sehingga kondisi lingkungan Desa Laksana pun harus terjaga kelestariannya. Tetapi masyarakat setempat memiliki kecenderungan bertani sayuran, yang merupakan tanaman lunak yang tidak mampu menyerap banyak air, karena akarnya yang kecil serta pemanfaatan pupuk kimia di lahan pertanian yang mampu merusak tekstur tanah dan membunuh mikroorganisme dalam tanah. PT Indonesia Power Kamojang POMU Unit PLTP Kamojang Darajat selain mengoperasikan pembangkitan listrik juga menyelenggarakan tanggung jawab sosial perusahaan untuk kepentingan masyarakat sekitar dalam bentuk program CSR di tiga pilar, yaitu Pelayanan Masyarakat, Pembinaan Hubungan, dan Pemberdayaan Masyarakat. Salah satu program CSR yang dilaksanakan PLTP Kamojang Darajat adalah budidaya dan pengolahan kopi Kamojang sebagai respons Perusahaan terhadap kebutuhan dan potensi yang dimiliki masyarakat untuk meningkatkan perekonomian dan menjaga siklus panas bumi.
124
Program budidaya dan pengolahan kopi Kamojang ini dimulai sejak penanaman pada tahun 2013 yang dikelola oleh Karang Taruna Kampung Kamojang. PLTP Kamojang Darajat memberikan bantuan berupa bibit kopi dan pengelolaan lahan unit, sementara perawatan tanaman kopi dilakukan oleh para anggota Karang Taruna setempat. Sebagai bentuk pengembangan program, para penerima manfaat program CSR PT Indonesia Power Kamojang POMU diberi pelatihan dan praktik dalam pengolahan kopi hingga menjadi bubuk kopi siap seduh. Pada tahun 2020, program pemberdayaan dilakukan melalui pelatihan, pendampingan inovasi program
berupa pengolahan limbah kulit kopi, penambahan sarana prasarana, serta monitoring dan evaluasi (Monev) secara berkala. Beberapa bantuan yang sudah diberikan oleh PT Indonesia Power Kamojang POMU antara lain:
Universitas Padjajaran yang berperan sebagai pemateri.
1. Rumah kaca
Bantuan awal yang diberikan oleh PT Indonesia Power Kamojang POMU adalah rumah kaca yang digunakan sebagai tempat pembibitan tanaman kopi. Kegiatan ini dilakukan sebagai respons terhadap tingginya kebutuhan masyarakat akan bibit tanaman kopi dan mendukung pengembangan penanaman tanaman kopi di wilayah sekitar.
3. Mesin pengering biji kopi
2. Pelatihan dan bantuan sarana prasarana pengolahan limbah kulit kopi sebagai produk kesehatan
Pengolahan limbah kulit kopi oleh Kelompok Tani Kopi Gunung Kamojang sebelumnya sudah dilakukan dengan mengolah limbah kulit kopi menjadi teh Cascara. Namun sejak adanya pandemi Covid-19, kelompok berinovasi dengan memanfaatkan limbah kulit kopi menjadi sabun cuci tangan, hand sanitizer, dan disinfektan. Pelatihan yang difasilitasi oleh PT Indonesia Power Kamojang POMU ini bekerja sama dengan
Selain pelatihan, Kamojang POMU juga memberikan sarana dan prasarana sebagai modal awal dalam pengolahan limbah kulit kopi, berupa peralatan pendukung dan bahan yang dibutuhkan.
Lokasi geografis Kamojang yang berada pada ketinggian 1.500 mdpl membuat cuaca di daerah ini lebih dingin dan seringkali tertutup kabut. Hal ini menghambat kelompok dalam proses pengeringan biji kopi. Waktu yang dibutuhkan menjadi lebih lama dan biji kopi rentan berjamur jika terlalu lama basah. Untuk mengatasi hal tersebut, Kamojang POMU memberikan bantuan berupa mesin pengering biji kopi sehingga waktu yang dibutuhkan kelompok untuk mengeringkan biji kopi menjadi lebih cepat
4. Mesin Roasting
Kendala lain yang dihadapi oleh Kelompok Tani Kopi Gunung Kamojang adalah belum tersedianya mesin roasting, yang berakibat pada biaya produksi kopi yang tinggi. Bantuan PT Indonesia Power Kamojang POMU mampu memangkas biaya produksi kopi.
125
5. Perbaikan rumah produksi kopi pasca panen
Bantuan selanjutnya yang sudah diberikan hingga Mei 2021 adalah perbaikan rumah produksi. Terdapat dua rumah produksi yang dibutuhkan dalam proses pengolahan kopi, yaitu rumah produksi pasca panen (rumah produksi basah) dan rumah produksi kering.
6. Pengelolaan lahan milik perusahaan
Dalam rangka meningkatkan ekonomi kelompok dan menjaga siklus panas bumi untuk keberlanjutan operasional perusahaan, PT Indonesia Power Kamojang POMU juga memfasilitasi Kelompok Tani Kopi Gunung Kamojang untuk mengelola lahan milik perusahaan seluas 7,2 hektar untuk ditanami kopi dan dikelola kelompok. Keberadaan tanaman kopi sebagai salah satu tanaman keras di sekitar area operasi perusahaan adalah untuk menjaga resapan air tanah sehingga mampu menjaga ketersediaan panas bumi.
7. Pelatihan pengolahan kopi pasca panen
Pelatihan ini dilakukan melalui kerjasama dengan Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (BALLITRI) di Sukabumi. Pelatihan diikuti oleh lima orang anggota kelompok. Beberapa materi yang disampaikan termasuk metode pengolahan kopi
126
pasca panen serta tambahan materi berupa cara melakukan peremajaan pada tanaman kopi. 8. Pemasangan PLTS untuk mendukung proses produksi kopi
Pada bulan Juni, PT Indonesia Power Kamojang POMU memberikan bantuan berupa Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebagai sumber energi untuk menghidupkan mesin roasting.
Pada tahun 2020, Kelompok Tani Kopi Gunung Kamojang sebagai pengelola program berhasil meraih juara tingkat nasional pada Kontes Kopi
Spesialti Indonesia yang diselenggarakan oleh Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia dan berhasil mendapatkan Juara 1 pada kategori Full Wash. Pada tahun yang sama, PLTP Kamojang Darajat pun berhasil meraih penghargaan Indonesian CSR Award Kategori Platinum. Ini membuktikan bahwa program-program CSR yang dilakukannya berjalan dengan sangat baik.
berkembang serta dinanti keandalannya di tengah pandemi saat ini. Perusahaan juga menghadirkan energi yang menggerakkan masyarakat lokal untuk bisa berdaya dan mandiri, menggerakkan perekonomian lokal masyarakat Kamojang, menggerakkan ekonomi negeri.©
Kehadiran PLTP Kamojang Darajat tak sekadar mendukung sistem kelistrikan nasional yang terus
127
Mutiara Merah Pembawa Berkah PROGRAM budidaya kopi Kamojang merupakan salah satu program tanggung jawab sosial perusahaan dari PT Indonesia Power Kamojang POMU Unit PLTP Kamojang Darajat yang berfokus pada pemberdayaan petani kopi di sekitar area operasi Perusahaan. Kopi sebagai salah satu komoditas utama Kampung Kamojang, Desa Laksana, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, layak untuk diberikan pendampingan yang bersifat memberdayakan, sehingga diharapkan melalui program ini, produktivitas pertanian kopi meningkat dan berkualitas, sehingga pendapatan kelompok semakin meningkat. Kopi Kamojang laksana mutiara merah di Gunung Kamojang yang turut membawa berkah bagi bumi melalui kelestarian lingkungan yang terjaga melalui pelaksanaan program budidaya dan pengembangan kopi Kamojang berbasis masyarakat. Berkah tersebut hadir melalui penerapan proses produksi yang ramah lingkungan, yaitu dengan penggunaan pupuk organik dalam budidaya dan perawatan kopi. Penggunaan pupuk organik ini diyakini oleh Kelompok Tani Kopi Gunung Kamojang selain menjaga lingkungan sekitar juga mampu menjaga kealamian cita rasa kopi Kamojang, karena pupuk organik mampu menjaga unsur hara dan mikroorganisme yang ada di dalam tanah. Selain itu, kopi Kamojang memiliki karakteristik akar keras sehingga bisa membantu dalam mengikat tanah agar terhindar dari bencana tanah longsor dan mampu menjaga resapan air. Tanaman kopi juga membantu dalam penyerapan emisi yang ada akibat proses produksi PLTP Kamojang Darajat yang ada di sekitarnya. Penyerapan emisi ini berperan dalam menjaga kebersihan udara di Gunung Kamojang.
128
Program budidaya dan pengembangan kopi Kamojang juga menjadi berkah untuk energi yang ada di Kamojang. Dalam menjaga keberlanjutan panas bumi yang ada di Kamojang, selain dilakukan reinjeksi air sisa produksi ke dalam tanah, pihak PLTP Kamojang Darajat juga harus memperhatikan dan menjaga ketersediaan natural recharge di wilayah operasional Perusahaan. Natural recharge ini dilakukan dengan penanaman pohon akar keras yang mampu menyerap banyak air ke dalam tanah sehingga stok air bawah tanah tetap terjaga untuk keberlangsungan operasional Perusahaan yang mengandalkan panas bumi sebagai inti dalam proses bisnisnya. Kopi Kamojang juga membawa berkah bagi perekonomian masyarakat sekitar melalui penjualan produk kopi. Peningkatan ekonomi ini semakin maksimal dengan kemampuan masyarakat dalam mengolah buah ceri kopi menjadi kopi bubuk siap seduh. Harga jual kopi Kamojang mencapai Rp450.000 per kilogram dan dikemas dalam berbagai ukuran mulai dari drip bag 10 gram, kemasan 100 gram, 250 gram, dan 500 gram. Selain menjual produk kopi, Kelompok Tani Kopi Gunung Kamojang juga menjual produk turunan kopi berupa olahan limbah kulit kopi yang dinamakan teh cascara. Cascara adalah kulit ceri kopi hasil dari proses pulper. Selama ini, cascara seringnya dibuang begitu saja, tidak dimaksimalkan oleh petani kopi. Oleh petani kopi Kamojang, kulit kopi ini dibersihkan dan dikeringkan melalui proses penjemuran. Setelah itu, dikemas dan dijadikan minuman teh yang memiliki cita rasa khas asamnya kopi dan teh. Kelompok Tani Kopi Gunung Kamojang kemudian mengemas teh cascara tersebut dan menjualnya. Selain diolah menjadi cascara, limbah kulit kopi juga diolah menjadi produk turunan lain seperti tepung cascara yang dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan kue kering, pellet pakan ikan, dan produk-produk lainnya. Produk kopi dan turunannya ini dipasarkan melalui dua tempat, yaitu food court Kamojang yang merupakan sentra pemasaran produk CSR PT Indonesia Power Kamojang POMU Unit PLTP Kamojang Darajat serta di Pelagio Café yang merupakan sentra pemasaran seluruh produk binaan CSR Indonesia Power Kamojang POMU.
129
Pelagio Café terletak di Desa Cimanganten, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Pelagio Café merupakan hilir dari tempat penjualan seluruh produk mitra binaan. Berbagai produk binaan ada yang dijual dalam bentuk buah tangan, ada juga berupa olahan berupa hidangan yang disajikan kepada pengunjung. Mekanisme pemasaran produk binaan Pelagio Café adalah dengan sistem beli putus kepada mitra binaan. Beberapa produk mitra binaan yang dijual antara lain Nila Bedah, Rarong (udang rebon goreng tepung), Nila Anom, Kopi Pelag, Kopi Wanaka, Kopi Limun, Keripik Kentang, Teh Cascara, hand sanitizer. Pemasaran selain dilakukan secara luring melalui gerai juga dipasarkan secara daring di beberapa toko daring dan media sosial (Instagram). Penjualan produk sudah bisa mencakup seluruh wilayah Indonesia. Berkah lain yang muncul berkat adanya program budidaya dan pengembangan kopi Kamojang adalah respons terhadap adanya pandemi Covid-19. Pandemi yang di Indonesia bermula tahun 2020 itu menjadikan seluruh aspek kehidupan mengalami banyak perubahan, salah satunya adalah protokol kesehatan yang harus dipatuhi seluruh masyarakat. Hand sanitizer menjadi salah satu peralatan kesehatan penting selain masker yang harus selalu dibawa dan dipakai. Dengan adanya kebutuhan dan permintaan pasar akan produk-produk tersebut, PLTP Kamojang Darajat mendorong Kelompok Tani Kopi Gunung Kamojang untuk berinovasi dengan mengolah limbah kulit kopi menjadi produk kesehatan yang mendukung protokol kesehatan seperti hand sanitizer dan disinfektan. Penggunaan limbah kulit kopi ini menjadikan produk kesehatan yang diproduksi oleh kelompok memiliki aroma khas kopi Kamojang. Produk kesehatan ini selain digunakan oleh internal Indonesia Power dan kelompok-kelompok binaan CSR yang lain juga turut dipasarkan melalui Pelagio Café.©
130
Priok POMU Unit PLTGU Priok
PENDIDIKAN LINGKUNGAN USIA DINI Penulis: • Indra Bumayasari – Supervisor Senior Keamanan dan Humas • Astri Oktavina – Ahli Muda Community Development • Wahyu Andrias – Pelaksana Senior Humas dan Protokoler • Friska Widiyanti Rangkuti – Pelaksana Humas dan Protokoler • Sara Pebrina – Community Development Officer • Dwi Pamuji Ismoyo – Community Development Officer
131
CORPORATE Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan adalah sebuah komitmen perusahaan atau dunia bisnis dalam memberikan kontribusi terhadap pengembangan ekonomi yang berkelanjutan, dan menitikberatkan pada perhatian aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Di Indonesia, kewajiban dalam pelaksanaan CSR diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas serta dalam Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas. Berdasarkan perundang-undangan tersebut, tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah bentuk komitmen perseroan guna berperan serta dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, serta meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat bagi perseroan secara internal dan eksternal, komunitas setempat, serta masyarakat secara umum. Sementara program CSR ditujukan agar para pelaku bisnis, baik sektor industri dan korporasi, dapat turut berperan dalam pertumbuhan ekonomi yang sehat, dengan memperhatikan faktor lingkungan hidup, pada kenyataannya, sebagian besar derma atau bantuan sosial yang diberikan sebagian besar perusahaan, baik badan usaha milik negara (BUMN) maupun swasta, masih bersifat karitatif (charity) alih-alih pemberdayaan masyarakat atau community development (Comdev)
132
yang menjadi fondasi dari pembangunan berkelanjutan. Bantuan tersebut masih terfokus pada pemenuhan kebutuhan sesaat dan belum mampu menyentuh aspek-aspek strategis ekonomi pembangunan masyarakat di sekitar wilayah kerja. Meskipun secara normatif penyelenggaraan CSR didorong oleh kesadaran akan tanggung jawab sosial, di dalam pelaksanaannya masih dibayangi oleh pencitraan positif dari perusahaan saja. Perusahaan secara garis besar belum memiliki sebuah perencaaan strategis atau cetak biru pelaksanaan program yang komprehensif, terhadap pelaksanaan program. PT Indonesia Power, sebagai salah satu anak perusahaan dari BUMN kelistrikan, memiliki visi sebagai perusahaan World Class yang berkomitmen untuk berkontribusi dalam terwujudnya Sustainable Development Goals (SDGs), salah satu target yang ingin dicapai adalah penurunan kemiskinan dan degradasi lingkungan di negara berkembang. Maka yang menjadi perhatian Perusahaan adalah bagaimana pelaksanaan program CSR yang dilakukan PT Indonesia Power di unit-unitnya dapat sesuai dengan asas kebutuhan, manfaat, serta sejauh mana tingkat efisiensi pelaksanaan program dalam melibatkan masyarakat dalam partisipasi terhadap pelakasanaan program.
Pelaksanaan program CSR PT Indonesia Power mengacu pada ISO 26000, yaitu konsisten dengan pembangunan yang berkelanjutan dan tercapainya kesejahteraan rakyat, mempertimbangkan ekspektasi semua pemangku kepentingan, taat hukum dan konsisten dengan norma internasional, serta terintegrasi dengan kegiatan bisnis. Sementara itu, beberapa tujuan yang dijadikan motif pelaksanaan program secara eksternal adalah memberikan kontribusi dalam perbaikan indeks pembangunan manusia (IPM) Indonesia, melalui pelaksanaan program-program yang menyukseskan tercapainya SDGs. Sedangkan secara internal pelaksanaan program tersebut adalah membangun hubungan yang harmonis dan kondusif dengan pemangku kepentingan yang ada, guna turut berkontribusi dalam pencapaian tujuan korporasi terutama dalam membangun reputasi. Visi pelaksanaan program CSR PT Indonesia Power memiliki kriteria pelaksanaan yang meliputi lima kriteria pelaksanaan, mencakup kepentingan bersama antara pemerintah, komunitas dan Perusahaan, serta memenuhi asas manfaat, berkelanjutan pada wilayah di dekat wilayah operasi, publikasi dan mendukung PROPER. Pengembangan program oleh unit-unit yang dinaungi PT Indonesia Power kemudian diselaraskan dengan
asas pelibatan dan pengembangan masyarakat melalui program IP-CARE (Indonesia Power Community Assistance, Relation and Empowerment). Hal tersebut mengisyaratkan bahwa setiap program yang dilaksanakan unit-unit harus dirancang berdasarkan hasil pemetaan sosial, ekonomi, dan lingkungan pada daerah operasi.
LINGKUNGAN DAN KOMUNITAS TERLETAK di ujung utara wilayah provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, menghadapkan PT Indonesia Power Priok POMU Unit PLTGU Priok pada
133
permasalahan lingkungan dan komunitas di sekitar wilayah operasinya. Beragam persoalan lingkungan dan komunitas itu pun tak luput dari perhatian Priok POMU yang kemudian diwujudkan menjadi sebuah langkah nyata melalui program-program Comdev. Rumah Kreatif dan Inovasi Anak Muda yang dibangun Priok POMU di Kampung Muara Bahari, Kelurahan Tanjung Priok, memfasilitasi anak-anak muda mantan pecandu narkoba dengan beragam pelatihan keterampilan untuk membuat mereka dapat kembali ke masyarakat dengan kemandirian secara ekonomi, dan tidak lagi terjerat narkoba. Dibina melalui program CSR Priok POMU Unit PLTGU Priok, para wanita yang tergabung dalam PKK RW 05 Kelurahan Sunter Agung, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, mengabdikan tenaga dan waktu mereka untuk lingkungan di Kampung Sunter Muara, serta berbagai kebermafaatan kepada yang lainnya. Gelora dedikasi dan keuletan para wanita ini menjadikan PKK RW 05 Sunter Muara sumber inspirasi dan tempat belajar bagi siapa pun yang ingin hidup damai bersama lingkungan. Label “Kampung Sehat Hijaunesia Power” disematkan oleh Priok POMU Unit PLTGU Priok pada RW 11 Kelurahan Warakas, Kecamatan Tanjung Priok. Di sini para penggiat PKK dan Karang Taruna diberdayakan untuk mewujudkan visi kampung yang sehat
134
lingkungan, sehat raga dan jiwa, dan juga bebas kriminalitas yang sebelumnya telah membentuk persepsi negatif pada masyarakat luar Warakas. Priok POMU Unit PLTGU Priok membina sebuah kampung di Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara, melalui program tanggung jawab sosialnya. Bernama Kampung Muka, kampung ini adalah komunitas yang mewadahi generasi muda melalui kegiatan kreatif berbentuk kelompok perkusi pemuda yang memanfaatkan galon air dan ember cat bekas. Sebuah program baru telah mulai dirintis oleh Priok POMU Unit PLTGU Priok yang mengintegrasikan
kegiatan-kegiatan di program-program CSR lainnya dari unit tersebut. Dinamai “Ketapang Kuning”, program ini tidak ada hubungannya dengan penanaman pohon ketapang yang berwarna kuning, melainkan sebuah program pemberantasan tengkes (stunting) pada anakanak. “Ketapang Kuning” adalah akronim dari program tersebut: Ketahanan Pangan Keluarga Usir Stunting. Ketapang Kuning berwujud intervensi kegiatan yang bersifat kuratif, rehabilitatif serta preventif berasaskan Comdev yang kuat, terutama di bidang ketahanan pangan, edukasi kesehatan, pendampingan serta fasilitasi dari Priok POMU. Ketapang Kuning diharapkan dapat mendukung dan mempercepat program strategis pemerintah dalam menurunkan angka sunting hingga 14 persen di tahun 2024.
BERWAWASAN LINGKUNGAN PROGRAM pemberdayaan masyarakat di wilayah administrasi Jakarta Utara yang mendapatkan binaan dari Priok POMU lainnya adalah PAUD Inklusi berwawasan lingkungan di Kampung Muara Bahari, Kelurahan Tanjung Priok. Mengenalkan wawasan tentang lingkungan pada anak-anak sejak dini sekiranya dapat diartikan sebagai usaha untuk memberikan ruang dan kesempatan agar dapat menumbuhkan pemahaman dan apresiasi anak akan lingkungan alam sebagai dasar dan komitmen untuk merawat Bumi. Sejak awal, bahkan dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), anak-anak harus sudah dikenalkan dan dibiasakan untuk dapat bertanggung jawab agar nantinya diharapkan dapat menjadi warga yang peduli lingkungan dan memiliki pengetahuan dan kehendak untuk menjaga bumi secara berkelanjutan. Latar belakang itulah yang mendasari dilakukannya kegiatan peduli lingkungan di PAUD Inklusi yang ramah lingkungan di Kelurahan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Dalam praktiknya, perwujudan kegiatan ini dilakukan dengan praktik pengajaran dan diskusi kelas bersama para ibu-ibu yang menemani anak atau cucu mereka mengikuti pendidikan di PAUD Kid’s Club. Dari hasil diskusi yang dilakukan, didapati kenyataan bahwa banyak ibu-ibu sekalipun kurang menyadari
135
pentingnya pendidikan lingkungan untuk diberikan kepada anak-anak mereka. Kegiatan ini setidaknya mampu memberikan pemahaman baru mengenai pentingnya menanamkan nilai-nilai pendidikan lingkungan kepada anak sejak dini. Menanamkan pola hidup seperti itu sudah harus dilakukan sedini mungkin, mulai dari tingkat pendidikan terrendah seperti PAUD. Sayangnya belum banyak pengajar PAUD yang memang biasanya bekerja secara sukarela menyadari pentingnya memberikan atau menyisipkan materi pembelajaran tentang lingkungan. Banyak di antara mereka yang terlalu fokus pada pembentukan fondasi moral dan agama dan mengesampingkan pembelajaran tentang lingkungan. Padahal pengenalan seperti itu seharusnya dilakukan sedini mungkin, atau setidaknya sebelum anak masuk sekolah, karena sebagaimana dinyatakan oleh James Heckman dan Amy Wax (2004) dalam artikel mereka di Wall Street Journal, 23 Januari 2004, berjudul “Home Alone”: “Suka atau tidak, pola mental dan perilaku yang paling penting, setelah terbentuk, sulit diubah begitu anak-anak masuk sekolah.” Pendidikan lingkungan pada anak usia dini adalah konsep holistik yang di dalamnya meliputi pengetahuan tentang alam yang dianggap sama pentingnya dengan pembelajaran tentang emosi, dan keterampilan. Pendidikan lingkungan di usia
136
dini meliputi perkembangan rasa keingintahuan, pengapresiasian keindahan alam, kesempatan untuk merasakan kegembiraan melalui kedekatan dengan alam, dan menghormati makhluk hidup yang ada di dalamnya.
KEBUTUHAN KHUSUS PENDIDIKAN anak usia dini merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan strategis dalam pembangunan sumber daya manusia. Tidak mengherankan apabila banyak negara yang menaruh perhatian besar terhadap penyelenggaraan pendidikan anak usia dini.
PAUD juga telah ditetapkan dalam pasal 28 UndangUndang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 yang menjelaskan bahwa PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dan Pendidikan Anak Usia Dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal. PAUD dalam pendidikan formal berbentuk Taman KanakKanak (TK), PAUD dalam jalur nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB) dan Taman Penitipan Anak (TPA), sedangkan PAUD dalam jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan. Selain itu, PAUD juga telah disejajarkan dengan pendidikan lainnya. Program PAUD bertujuan agar semua anak usia 0-6 tahun, baik laki-laki maupun perempuan memiliki kesempatan tumbuh dan berkembang optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya, sesuai tahap-tahap perkembangan atau tingkat usia mereka. Permasalahan utama dalam pendidikan di Indonesia adalah pemerataan dan akses layanan PAUD dan kualitas layanan PAUD. Permasalahan akses layanan
ini antara lain disebabkan oleh pembiayaan yang terbatas, luas wilayah Indonesia ditambah lagi dengan demografi yang sangat beragam, sehingga jarak tempuh menjadi kendala utama dalam perluasan akses layanan. Sementara itu, terkait dengan mutu pendidikan dipengaruhi oleh fasilitas lembaga layanan PAUD yang masih kurang dan pendidik yang masih berkualifikasi rendah. Selain permasalahan masih terbatasnya layanan atau kekurangan jumlah lembaga untuk pelayanan PAUD, masalah keberlanjutan lembaga pendidikan yang telah berdiri juga merupakan masalah yang tidak
137
kalah pentingnya. Tidak sedikit lembaga PAUD yang menghadapi permasalahan dalam pengembangan PAUD baik karena terbatasnya tenaga pendidik yang kompeten maupun karena terbatasnya kemampuan keuangan sehingga tidak mampu menutupi biaya operasional. Akhirnya, lembaga PAUD tersebut ditutup. PT Indonesia Power Priok POMU merupakan salah satu organisasi bisnis yang telah sukses membantu sejumlah PAUD di kawasan Jakarta Utara, termasuk di Kelurahan Tanjung Priok. Priok POMU dengan dana dan program tanggung jawab sosial perusahaannya berkomitmen untuk menumbuhkembangkan potensi kemandirian masyarakat yang bertumpu pada sumber daya lokal berbasis program pendidikan anak usia dini. Keikutsertaan Priok POMU dalam membantu pengembangan PAUD sampai mandiri ini di kalangan masyarakat kurang mampu patut menjadi model pengembangan PAUD. Kehadiran program CSR seperti ini diperlukan untuk mendukung program pemerintah yang belum mampu menjangkau masyarakat terbawah. Di samping, Priok POMU juga memperhatikan keberlanjutan lembaga PAUD yang dibinanya sehingga terus dapat melayani masyarakat kurang mampu di lembaga PAUD yang dibinanya. Salah satu lembaga PAUD yang dibina melalui program CSR dari Priok POMU adalah PAUD Kid’s Club di Kampung Muara Bahari, Kelurahan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Sebagai pelopor dalam pembelajaran
138
inklusi berbasis lingkungan di wilayah Jakarta Utara saat ini, PAUD Kid’s Club yang didirikan Hoiriyah, warga Kampung Muara Bahari, ini terus berkembang dan berinovasi dalam sistem pembelajaran pendidikan anak usia dini. Tak hanya berinovasi untuk media pembelajarannya, namun terus mengupayakan pembelajaran lingkungan kepada murid. PAUD Inklusi Kid’s Club dirintis keberadaannya oleh Hoiriyah, yang dipicu oleh keprihatinannya atas kurangnya ketersediaan PAUD untuk anak-anak berkebutuhan khusus (ABK). Ia membayangkan sebuah lembaga pendidikan yang dapat memfasilitasi ABK dari keluarga tidak mampu sekaligus memberi mereka
kesempatan berinteraksi dan bersosialisasi dengan anak-anak pada umumnya. PAUD Kid’s Club hadir sebagai wadah bagi mereka yang sulit mendapatkan akses pendidikan yang layak, khususnya bagi anak berkebutuhan khusus. PAUD inklusi ini hadir bagi mereka yang membutuhkan bantuan dalam pelayanan terapi maupun pembelajaran namun terhambat oleh kondisi pandemi yang menyulitkan mereka. Fokus utama dalam pembelajaran PAUD Inklusi ini adalah bagaimana mengupayakan seluruh komponen pembelajaran memiliki kebermanfaatan untuk masyarakat sekitar. PAUD Kid’s Club bukan satu-satunya PAUD Inklusi yang dikembangkan PT Indonesia Power Priok POMU, namun sudah berhasil dibuat replikasinya di tiga PAUD lainnya yang ada di wilayah Kelurahan Tanjung Priok (PAUD Bunga Cempaka), Kelurahan Warakas (PAUD Melati Budi Insani) dan Kelurahan Ancol (PAUD Hikmatul Barokah). Hal ini dilakukan Priok POMU untuk memperluas jangkauan keberadaan PAUD Inklusi agar seluruh masyarakat dapat mendapatkan pelayanan yang terbaik dalam bidang pendidikan anak usia dini.
POLA HIDUP
Priok POMU disesuaikan dengan lingkungan yang terdekat dengan anak-anak. Konsep ini mengajarkan bagaimana anak mencintai lingkungan dan mengamalkan nilai-nilai budi pekerti yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Strategi yang digunakan untuk mengimplementasikan PAUD berwawasan lingkungan adalah dengan menggunakan pendekatan lingkungan dan pembelajaran kontekstual. Kegiatan sehari-hari dari para peserta didik menggunakan bahan-bahan yang disediakan oleh Priok POMU untuk dijadikan bahan pelajaran.
KONSEP pendidikan berwawasan lingkungan dari semua PAUD Inklusi binaan PT Indonesia Power
PT Indonesia Power Priok POMU terus berupaya melakukan inovasi bidang lingkungan dalam
139
mendukung pembelajaran melalui penghijauan yang dilakukan di seluruh PAUD binaan dengan mengaplikasikan tanaman berbahan media tanam limbah perusahaan yang ramah lingkungan. Pemanfaatan limbah ini tentunya akan memberikan dampak yang signifikan bagi pertumbuhan tanaman yang ada di sekitar PAUD. Upaya ini dilakukan untuk mendorong kontribusi masyarakat dalam proses perawatan tanaman hingga menuai hasil. Limbah yang digunakan merupakan jenis sludge dari instalasi pengolahan air limbah atau waste water treatment plant (WWTP) yang memiliki hasil toksisitas lebih dari 20.271 mg/kgbw. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1010 tahun 2014 bagian II 6.b, lumpur tidak termasuk dalam kategori limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) kategori 1 ataupun kategori 2, sehingga komponen yang ada di dalamnya pun sudah aman jika diterapkan sebagai campuran dalam media tanam yang menggunakan campuran pupuk kompos dengan komposisi 2 kg lumpur : 1 kg sekam padi : 20 ml EM4. Campuran sludge yang sudah menjadi media tanam kemudian diterapkan ke tanaman langka atau endemik Jakarta seperti tanaman buah mangga jenis kemang, tanaman gandaria, tanaman kecapi dan lain-lain untuk kemudian dilakukan pengkajian lebih lanjut oleh lembaga independen. Tentunya inovasi ini akan
140
memberikan dampak yang positif tidak hanya kepada lingkungan namun juga kepada masyarakat sekitar yang turut berkontribusi dalam pelestarian lingkungan. Kegiatan PAUD Inklusi yang ramah lingkungan ini bertujuan agar anak-anak didik di semua PAUD Inklusi binaan Priok POMU mendapatkan pembelajaran baru mengenai pola hidup berwawasan lingkungan. Selain itu, dari sisi pengajar PAUD pun diharapkan mulai menyadari pentingnya menyisipkan materi tentang pendidikan lingkungan sejak dini kepada anak didiknya. Kegiatan PAUD Inklusi yang ramah lingkungan ini pun juga ditujukan agar orang tua anak didik mulai tergugah dan sadar akan pentingnya mengajarkan dan membiasakan anaknya untuk peka terhadap persoalan lingkungan dan mulai menerapkan pola hidup yang berwawasan lingkungan pada anakanak di ruang keluarga.©
Saguling POMU Unit PLTA Saguling
TENTARA HITAM DENGAN MANFAAT BERAGAM Penulis: • Taufan Kurniawan – Pelaksana Senior Humas
141
MASYARAKAT yang sadar dan turut berpartisipasi dalam pengelolaan sampah merupakan salah satu ciri yang menjadi indikator dari smart people. Sayangnya, sampah yang bertebaran di mana-mana atau tingginya jumlah sampah yang diproduksi menandakan bahwa masih banyak perilaku masyarakat yang harus diperbaiki untuk mencapai hal tersebut. Walaupun begitu, kita bisa memulai perubahan dari hal-hal kecil, seperti dengan memilah dan membuang sampah pada tempatnya, mendonasikan barang-barang yang tidak terpakai, mendaur ulang atau membuat kompos dari sampah, dan lain-lain. Hal ini bisa dilakukan bila menyangkut sampah rumah tangga. Namun, sampah pasar membutuhkan penanganan yang berbeda. Masalah sampah pasar menjadi salah satu permasalahan di setiap kota di Indonesia. Penanganan masalah sampah pasar yang tidak baik akan menimbulkan dampak yang luas, tidak saja bagi lingkungan, tetapi juga berdampak buruk bagi perekonomian dan sosial. Penanganan masalah sampah pasar tradisional sebenarnya tidak terlalu susah, tetapi juga tidak sederhana. Untuk menangani masalah sampah pasar tradisional ini diperlukan kemauan yang kuat baik dari pemerintah maupuan masyarakat. Kami Di sini, PT Indonesia Power Saguling POMU Unit
142
PLTA Saguling membagikan pengalamannya tentang penanganan sampah organik dari pasar tradisional. Hal ini terkait dengan program tanggung jawab sosial perusahaan yang digulirkan kepada masyarakat dan lingkungan yang terdampak baik langsung maupun tidak langsung oleh operasi pembangkit. Program tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) dari Unit PLTA Saguling ini diharapkan dapat mengatasi masalah penanganan sampah pasar yang bisa berdampak positif bagi masyarakat. Penanganan sampah pasar ini merupakan masalah krusial yang belum terkelola dengan baik oleh pemerintah daerah setempat.
MENCARI REZEKI DENGAN area waduk yang sangat luas, tujuh kecamatan bersinggungan erat dengan aktivitas pembangkitan di Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) Saguling. Akibatnya, masyarakat memanfaatkan Waduk Saguling sebagai salah satu kegiatan untuk mencari rezeki, yaitu dengan menggunakan keramba jaring apung untuk budidaya ikan. Pada tahun 2019 tercatat 32.000 petak keramba jaring apung yang sudah dibangun di Waduk Saguling. Hal itu membuktikan bahwa keramba jaring apung menjadi pendukung perekonomian warga di sekitar waduk.
Nama Waduk Saguling
Total Pemilik (orang)
Pemilik Lokal (orang)
1.469
1.082
Pemilik Non Lokal (orang) 387
Tenaga Kerja Riil (orang) 5.876
Sumber: Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bandung Barat
Namun, timbul permasalahan utama dari kegiatan masyarakat terkait keramba jaring apung. Waduk Saguling merupakan waduk yang dibuat untuk menopang kegiatan pembangkit listrik tenaga air yang sangat membutuhkan tampungan air kemudian dialirkan melalui pipa penstock untuk pengoperasian kegiatan pembangkit listrik. Dan saat ini Waduk Saguling menghadapi permasalahan di area tampungan waduk yaitu terkait sedimentasi. Sedimentasi waduk berasal dari berbagai macam sumber, salah satunya adalah limbah dari kegiatan keramba jaring apung. Limbah atau pencemaran yang diakibatkan oleh aktivitas keramba jaring apung berasal dari residu makanan ikan. Residu makanan ikan tersebut akan tertampung di dasar waduk yang akan menambah laju sedimentasi waduk. Melalui Surat Keputusan Nomor
660.31/Kep.923-DKP/2019, Gubernur Jawa Barat menentukan bahwa jumlah keramba jaring apung yang diizinkan di Waduk Saguling adalah 3.282 petak, sedangkan saat ini keramba jaring apung jumlahnya telah mencapai 32.000 petak. Tidak hanya menyalahi peraturan Gubernur Jawa Barat, air Waduk Saguling juga mengalami penurunan parameter kualitas air waduk, karena: 1. Kadar unsur hara dan hidrogen sulfida (H2S) yang tinggi. 2. Peningkatan biological oxygen demand (BOD) dari 30,4 mg/liter tahun 1998 menjadi 38,4 mg/liter tahun 2001 dan chemical oxygen demand (COD) dari 68,345 mg/liter tahun 1998 menjadi 80,452 mg/liter tahun 2001. Hal ini menyebabkan penurunan kualitas air dari golongan C (air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan) ke golongan D (air yang hanya dapat digunakan untuk pertanian dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri dan PLTA). Dapat disimpulkan bahwa kualitas air akan mempengaruhi kondisi nutrisi yang terkandung di ikan hasil produksi keramba jaring apung sehingga tidak layak untuk dikonsumsi.
143
PROGRAM PERALIHAN PROGRAM terkait CSR yang digulirkan oleh PT Indonesia Power Saguling POMU diharapkan mengatasi permasalahan tersebut. Program yang sudah dijalankan di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Program alih profesi dari peternak ikan keramba jaring apung ke peternak domba 2. Program budidaya ikan kolam darat Pada tahun 2018 hingga 2019, program peralihan ke peternakan domba bagi para petani keramba jaring apung mendapat apresiasi dari warga yang terdampak akibat penggusuran keramba jaring apung. Program tersebut dapat melibatkan 173 orang yang beralih profesi dari peternak ikan keramba jaring apung ke peternak domba. Saat ini, program yang digerakkan oleh tim CSR PT Indonesia Power Saguling POMU berfokus pada peralihan ke budidaya ikan kolam darat. Kerjasama telah dilakukan untuk menemukan budidaya ikan yang tepat, karena potensi dan pasar yang sudah ada di keramba jaring apung harus dapat dimaksimalkan dengan solusi yang tepat. Sehingga nantinya petani keramba jaring apung akan lebih
144
memilih menggunakan budidaya ikan di darat dan meninggalkan keramba jaring apung tanpa pemaksaan. CSR PT Indonesia Power Saguling POMU bekerja sama dengan Kelompok Tani dan Ternak Burayak Cioray dalam melakukan kegiatan budidaya ikan di darat. Terdapat berbagai macam jenis ikan yang dibudidayakan di antaranya ikan gurami, ikan lele dan ikan hias. Dari peternakan ikan tersebut muncul permasalahan lain, yaitu kebutuhan akan pakan yang cukup tinggi serta harga pakan yang terus-menerus mengalami kenaikan.
Dalam satu hari, peternak ikan dapat menghabiskan 5 kg pakan ikan pabrikan dengan harga tiap kilogram adalah Rp23.000, sehingga jika ditotal mencapai Rp115.000. Permasalahan tersebut telah mencetuskan ide untuk menggunakan sampah organik dari pasar untuk diolah menjadi pakan ikan. Apakah ikan makan sampah organik dari pasar? Sampah tersebut tentu saja tidak begitu saja dimakan ikan. Melainkan diolah menjadi pakan dengan perantaraan lalat jenis Black Soldier Fly (BSF) atau “lalat tentara hitam”, yang dapat menghasilkan belatung sebagai pakan ikan. Banyak orang melihat ulat atau belatung sebagai hewan yang menjijikkan dan menganggap mereka tidak dapat dimanfaatkan. Malah hewan-hewan ini hanya dianggap sebagai hama pembawa penyakit. Tetapi, ulat dari lalat BSF ternyata ulat yang unik, berbeda dengan ulat atau belatung pada umumnya. Ulat BSF adalah larva dari sang lalat tentara hitam, dan tubuh BSF mengandung zat antibiotik alami sehingga tidak membawa penyakit. Meski dikelompokkan sebagai lalat, BSF tidak hinggap di sampah dan tidak menimbulkan bau busuk. Larva BSF yang disebut maggot juga berbeda dengan belatung lalat hijau dan lalat hitam yang menyebabkan penyakit.
BSF merupakan inovasi yang menggembirakan dan menguntungkan bagi para peternak, petani, dan masyarakat secara luas, karena bisa dimanfaatkan sebagai pakan ikan dan pakan bagi unggas. Penggunaan maggot BSF sebagai pakan ikan bisa semakin menggairahkan budidaya ikan konsumsi karena harganya yang relatif murah. Sebagai pakan ternak, maggot BSF bisa mempercepat kenaikan bobot ternak. BSF juga bisa membantu permasalahan sampah organik. Sampah diambil dari pasar dan menjadi bahan makanan untuk maggot. Sekitar lima kilogram maggot BSF mampu memakan 100 kg sampah organik
145
hanya dalam kurun waktu satu hari. Jika satu bulan maka dapat menghabiskan sampah hingga tiga ton per bulan. Bisa dibayangkan, jika terdapat banyak peternak BSF maka akan dapat mengurangi secara signifikan permasalahan sampah terutama sampah organik. BSF adalah penghasil protein hewani yang tinggi dan memiliki kandungan protein sekitar 41 sampai dengan 42 persen. Kenyataan ini membuat BSF dapat
digunakan sebagai bahan pakan ternak baik itu untuk ikan, ayam, burung, iguana, tokek, dan lain sebagainya. Itulah sebabnya mengapa budidaya BSF semakin ke sini semakin ramai dan menguntungkan karena serangga ini dibekali nutrisi yang amat baik. Kandungan asam amino dan proteinnya adalah sumber nutrisi dan zat yang dibutuhkan oleh setiap hewan ternak untuk tumbuh sehat dan kuat. Kandungan gizi dan nutrisi BSF bisa dilihat dari tabel penelitian di bawah ini:
No.
Asam Amino Esensial
Kandungan (%)
Mineral dan Nutrien Lainnya
Kandungan
1
Methionine
0.83
P
0.88%
2
Lysine
2.21
K
1.16%
3
Leucine
2.61
Ca
5.36%
4
Isoleucine
1.51
Mg
0.44
5
Histidine
0.96
Mn
348 ppm
6
Phenylalanine
1.49
Fe
776 ppm
7
Valine
2.23
Zn
271 ppm
8
I-Argine
1.77
Protein Kasar
43.20%
9
Threonine
1.41
Lemak Kasar
28%
10
Tryptophan
0.59
Abu
16.60%
Sumber maggotbsf.com
146
Keunggulan lalat tentara hitam (BSF) termasuk: •
Tidak bau amis seperti pakan lainnya
•
Tidak jorok, mudah diambil dan disimpan
•
Mudah dicerna oleh hewan ternak
•
Murah dibeli dan hemat
•
Sangat sehat bagi hewan ternak
•
Cara budidayanya mudah dan tidak ribet
•
Panen jelas dan teratur
ALTERNATIF MUDAH PERSOALAN pasokan pakan ikan sejak lama sudah dirasakan oleh para pembudidaya ikan di Indonesia. Meski pasokan lancar, namun harga pakan ikan di pasaran masih mahal karena bahan baku pembuatan pakan masih impor. Untuk mengatasinya, pemerintah terus mencari formula agar bisa menghasilkan pakan ikan yang berkualitas dengan harga yang terjangkau. Salah satu caranya dengan memanfaatkan bahan baku pakan ikan alternatif yang bisa ditemukan di Indonesia. Dari semua bahan baku yang ada, menurut Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (DJPB KKP), Slamet Soebjakto, maggot adalah yang paling potensial dikembangkan sebagai pakan ikan karena mudah ditemukan dan biayanya relatif murah. Maggot berpeluang cukup besar untuk dijadikan sebagai bahan baku alternatif pakan ikan
yang berprotein tinggi bagi pertumbuhan ikan. Maggot yang merupakan larva dari lalat tentara hitam atau Black Soldier Fly (BSF) memang sangat istimewa dibandingkan bahan baku pakan alternatif lainnya karena mengandung nutrien yang lengkap untuk ikan dan kualitas yang baik. Selain itu, maggot bisa diproduksi dalam waktu singkat dan berkesinambungan dengan jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pakan ikan. Siklus hidup BSF mulai dari larva, larva dewasa, prepupa, pupa hingga lalat dewasa berlangsung selama 41 hari. Keunggulan lainnya, yaitu masyarakat mudah mengadopsi
147
teknologi produksi maggot. Kemudian, dalam prosesnya, maggot juga bisa diproduksi menjadi tepung (mag meal), sehingga bisa menekan biaya produksi pakan. Munculnya maggot BSF sebagai kandidat utama bahan baku alternatif untuk pembuatan pakan ikan bagi peternak ikan di Waduk Saguling adalah karena maggot BSF memenuhi kriteria yang dibutuhkan untuk pembuatan pakan ikan. Artinya, komponen yang dibutuhkan untuk membuat pakan ikan yang mengandung gizi cukup baik, bisa didapatkan dari maggot. Selain itu, tim CSR PLTA Saguling menilai maggot BSF potensial karena mudah didapat, diproses, dan bisa dijangkau oleh masyarakat luas dengan harga yang murah. Adapun, komponen yang dimaksud adalah protein yang menjadi kebutuhan utama ikan dan bisa didapatkan dari pakan ikan. Salah satu nutrisi pakan yang memegang peranan penting dalam pertumbuhan ikan adalah protein. Kualitas protein sangat tergantung dari kemudahannya dicerna dan nilai biologis yang ditentukan oleh asam amino yang menyusunnya. Semakin lengkap kandungan asam aminonya maka kualitas protein akan semakin baik.
148
Sebelum maggot BSF muncul sebagai kandidat utama, para pembuat pakan ikan harus bekerja keras untuk menghadirkan produk yang baik dan berkualitas dengan kandungan protein yang tinggi. Namun, upaya tersebut berujung pada konsekuensi harga dari produk pakan ikan tersebut menjadi mahal, karena bahan baku dengan protein tinggi harus didatangkan dengan cara impor. Alhasil, tingginya harga pakan semakin melambung karena harus ditambah dengan biaya impor.
Metamorfosis Fase Kedua PRODUKSI budidaya maggot BSF sangat sederhana dan mudah, karena tidak memerlukan air, listrik, bahan kimia, dan infrastruktur yang rumit dan mahal. Selain itu, maggot juga mampu mendegradasi limbah organik menjadi material nutrisi lainnya. Diketahui, maggot adalah organisme yang berasal dari larva Black Soldier Fly (BSF) dan dihasilkan pada metamorfosis fase kedua setelah fase telur dan sebelum fase pupa yang nantinya akan menjadi BSF dewasa. Untuk mendapatkan maggot, siap apun bisa melaksanakan produksi dengan mudah, cepat dan kemudian melaksanakan panen dari usia 10 hari hingga 24 hari. Periode waktu yang disebutkan di atas untuk bisa melaksanakan panen, adalah saat BSF sudah menetas dan kemudian masuk fase larva yang bisa tumbuh antara 15-20 milimeter hingga masuk fase pupa. Setelah menetas, maggot yang dihasilkan dari BSF akan mengandung protein yang tinggi antara 41-42 persen protein kasar, 31-35 persen ekstrak eter, 14-15 persen abu, 4,18-5,1 persen kalsium, dan 0,60-0,63 persen fosfor dalam bentuk kering. Sementara itu, kandungan protein dalam pakan ikan umumnya berkisar antara 20 hingga 45 persen. Dengan kata lain, maggot mengandung protein dan gizi tinggi, yang unggul untuk mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan sistem imun ikan. Selain bergizi tinggi, harga maggot juga cukup terjangkau di pasaran, karena bahan baku yang dibutuhkan untuk pembuatan maggot bisa didapatkan dengan mudah. Tahap-tahap ternak maggot BSF: 1. Pembuatan kandang dengan fungsi sebagai tempat BSF memproduksi telur-telur sebagai bibit. 2. Media penetasan telur. Setelah telur menetas, pindahkan maggot langsung ke biopond sebagai media pembesaran. Pisahkan media penetasan dan pembesaran dikarenakan jika menyatu, telur-telur akan mudah pecah terkena oleh maggot.
149
3. Biopond merupakan tempat pembesaran maggot BSF yang biasanya dirangkai dari kayu, PVC, dan dipenuhi oleh tanah gembur. Pada dasarnya, ada dua jenis biopond, yaitu biopond biasa yang tidak dilengkapi ramp (digunakan sebagai media untuk memproduksi maggot kecil) dan biopond yang memiliki ramp (bidang miring) sebagai jalan migrasi prepupa. Sama seperti media penetasan, ukuran biopond sebaiknya disesuaikan dengan jumlah telur yang menetas.
Alur Proses Lalat BSF
Gambar 1 Lalat BSF
Gambar 2 Telur Lalat BSF
Gambar 3 Maggot BSF
Gambar 4 Prepupa BSF
Dari budidaya lalat BSF yang memproduksi maggot sebanyak 5 kilogram tiap harinya ini dapat memberikan solusi alternatif terkait pengurangan limbah sampah yang signifikan (3 ton sampah organik tiap bulan) dan mampu menghemat biaya terkait pakan. Dari yang awalnya membutuhkan pakan pabrikan 150 kg per bulan dengan harga Rp3.450.000 menjadi menggunakan pakan maggot BSF 150 kg per bulan dengan biaya produksi Rp0 dan tetap menggunakan pakan pabrikan 30 kg tiap bulan dengan biaya Rp690.000. Program ini ke depannya akan dijadikan program unggulan yang akan terus ditingkatkan sehingga mampu menyelesaikan permasalahan terkait keramba jaring apung di Waduk Saguling serta peningkatan potensi perekonomian masyarakat setempat.©
150
PENUTUP
BAB III
ERA globalisasi membawa pengaruh besar tehadap kebijakan pengelolaan dan pembangunan perekonomian suatu bangsa. Salah satu bentuk perusahaan yang terkenal dan terlibat di dalam perkembangan dan pertumbuhan ekonomi nasional di Indonesia adalah Perseroan Terbatas. Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Repubik Indonesia Tahun 1945, mengisyaratkan bahwa kesejahteraan masyarakat Indonesia tidak sematamata merupakan tanggung jawab salah satu pihak saja, tetapi tanggung jawab semua yang berkepentingan seperti negara dan pengusaha yang ikut menikmati kekayaan negara Republik Indonesia. Salah satu bentuk tanggung jawab pengusaha terhadap masyarakat adalah tanggung jawab sosial perusahaan. Tujuan utama perusahaan pada awalnya adalah mencari keuntungan sebesar-besarnya bagi para pemegang sahamnya (shareholders). Namun, seiring dengan perkembangan zaman, muncullah tekanan-
151
tekanan yang semakin besar agar perusahaan juga memainkan peran sosialnya yang lebih nyata untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya dan pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya. Dapat dikatakan pula, perusahaan dituntut untuk melakukan kewajiban-kewajiban sosialnya kepada banyak pemangku kepentingan, lebih dari sekadar tanggung jawab ekonominya kepada pemegang saham.
fokus kepada mencari keuntungan, menaikkan harga saham dan akhirnya mengabaikan kepentingan stakeholders lainnya. Masih ada hal-hal lain yang perlu diperhatikan perusahaan, misalnya memperhatikan kesejahteraan karyawan, masyarakat sekitar, dan lain lain. Namun, dalam cakupan pemangku kepentingan yang lebih luas, yang menjadi pertanyaan adalah pemangku kepentingan yang mana yang paling didengar oleh perusahaan.
Kewajiban sosial tersebut dapat merupakan interaksi langsung dengan tenaga kerja dan konsumen maupun interaksi tidak langsung kepada masyarakat yang bermukim di sekitar lokasi perusahaan. Pandangan ini menekankan bahwa sebetulnya orientasi tunggal kepada para pemegang saham tidaklah bersifat berkelanjutan karena mengabaikan ragam pelaku lainnya yang terlibat dalam sistem dan siklus bisnis perusahaan.
Perusahaan dituntut melakukan kewajiban-kewajiban sosial kepada pemangku kepentingan, lebih dari sekadar tanggung jawab ekonomi kepada pemegang saham. Kewajiban sosial dapat merupakan interaksi langsung dengan tenaga kerja dan konsumen maupun interaksi tidak langsung kepada masyarakat yang bermukim di sekitar lokasi perusahaan. Penerapan CSR di Indonesia adalah kewajiban yang dibebankan pada perseroan terbatas (PT) melalui UU No. 40, 2007 tentang Perseroan Terbatas, UU No. 25 tahun 2007, dan Keputusan Menteri BUMN No. Kep236/MBU/2003
Oleh karena itu, perusahaan hendaknya tidak hanya
152
tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. PT Indonesia Power sebagai anak perusahaan dari PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pembangkit tenaga listrik independen yang berorientasi bisnis murni selama hampir 26 tahun. Unit-unit pembangkit Indonesia Power terletak berdekatan dengan permukiman masyarakat dan lingkungan. Oleh karena itu, Indonesia Power selalu menjaga hubungan baik dengan masyarakat sekitar yang diwujudkan dalam program tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) berbasis pemberdayaan masyarakat (community development, Comdev), terutama yang berdampak pada lingkungan sekitarnya. Indonesia Power, dalam kegiatan produksinya, juga menghasilkan limbah, yang jika tidak dikelola dengan baik dapat merusak lingkungan. Kerugian masyarakat akibat limbah tersebut mungkin bukan berupa kerugian harta, tetapi dalam jangka
panjang limbah tersebut dapat menjadi masalah kesehatan. Jika dikaitkan dengan citra perusahaan, kemungkinan besar masyarakat sekitar akan memberikan citra yang negatif kepada Indonesia Power, karena dianggap tidak dapat menjaga lingkungan dan merugikan masyarakat. Oleh karena itu, implementasi CSR pada Indonesia Power menjadi tema yang menarik untuk dikomunikasikan melalui buku ini, karena lokasi unit-unit pembangkitnya yang berada di dekat permukiman penduduk yang merasa puas terhadap tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat terutama lingkungan. Kekurangpuasan masyarakat tersebut dapat menunjang reputasi baik bagi perusahaan.
SUKSES BERKELANJUTAN DALAM melaksanakan operasinya, Indonesia Power merencanakan dan melaksanakan kegiatan untuk menciptakan citra perusahaan yang baik, citra
153
perusahaan yang baik menciptakan relasi yang harmonis antara perusahaan dan masyarakat. Indonesia Power menyakini bahwa citra perusahaan yang positif adalah esensial, merupakan sukses yang berkelanjutan dalam jangka panjang. Dalam hal pembentukan citra perusahaan, implementasi program tanggungjawab sosial perusahaan Indonesia Power yang berbasis Comdev menjadi hal yang penting dan memperoleh perhatian yang kuat dengan berbagai alasan seperti pelestarian lingkungan serta perlindungan hak-hak ekonomi dan politik masyarakat lokal. Program ini diharapkan dapat mengurangi dampak buruk dan memberikan konstribusi yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain kewajiban yang harus dilaksanakan oleh Indonesia Power, pelaksanaan program CSR menjadi pilihan yang tepat. Manfaat yang diperoleh Perusahaan dengan melaksanakan program CSR,
154
beberapa di antaranya adalah mereduksi risiko bisnis perusahaan dari tekanan pemangku kepentingan sosial terhadap perusahaan, memperbaiki hubungan dengan pemangku kepentingan dan regulator. Dengan melaksanakan program CSR dengan baik, Indonesia Power dapat berinvestasi dengan lebih leluasa dan maksimal. Pelaksanaan CSR Indonesia Power kini makin berkembang. Perusahaan banyak memainkan peran mengembangkan masyarakat sekaligus menyelesaikan berbagai persoalan yang dialami komunitas di sekitar unit-unit pembangkitnya. Tentu sangat menggembirakan bahwa keberadaan Indonesia Power memberikan dampak positif secara langsung pada masyarakat. Saat ini, implementasi program CSR dari Indonesia Power lebih banyak dikembangkan kepada program pemberdayaan masyarakat atau community development (Comdev) sebagai program pembangunan
yang berorientasi pada masyarakat. Titik berat dari Comdev yang digulirkan Indonesia Power terletak pada pembangunan masyarakatnya, dengan titik tekan pada pembentukan kader pembangunan yang diharapkan dapat menopang tercapainya masyarakat yang berswasembada.
SISI SUBSTANTIAL BERBAGAI tantangan teknis dan sosial dalam pengelolaan CSR membuat Indonesia Power harus berhati-hati dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengelolaan dari program-program CSR-nya agar program CSR ini dapat berkelanjutan, dikelola oleh masyarakat secara mandiri, dapat menciptakan peluang kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat, Indonesia Power mengukur keberhasilannya dalam
konteks teknis atau substantif. Evaluasi selalu dilakukan dengan mengukur bagaimana sebuah program dilaksanakan dan bagaimana anggaran direncanakan dan diimplementasikan serta tidak luput melihat sisi substansial dari tujuan pemberdayaan itu sendiri. Masyarakat menaruh harapan yang tinggi terhadap program CSR Indonesia Power dalam membantu mengurangi masalah-masalah dalam masyarakat. Salah satu fenomena yang dapat kita lihat dalam pembahasan di buku ini adalah munculnya beberapa permintaan masyarakat agar Indonesia Power menyediakan fasilitas air bersih yang layak bagi masyarakat sekitarnya sebagai bagian dari program CSR, antara lain masyarakat di Kampung Pasir Honje RW 05, Desa Jayanti, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, yang dibina PLTU Jawa Barat 2 Palabuhan Ratu OMU. Implementasi program CSR dari Indonesia Power
155
telah menciptakan perubahan dalam hal kemandirian pada masyarakat dan diharapkan dapat membangun citra positif sebagai perusahaan yang peduli terhadap masalah sosial dan lingkungan. Peningkatan citra perusahaan akan meningkatkan kepercayaan baik dari konsumen maupun mitra bisnis Perusahaan. Karena itu, Indonesia Power melihat efektif tidaknya suatu inisiatif CSR dari apakah inisiatif memberikan dampak perubahan positif pada masyarakat atau tidak. Program-program Comdev yang telah digulirkan Indonesia Power, sebagaimana terbaca dalam buku ini, belumlah sempurna. Masih banyak program yang harus dirancang secara lebih inovatif dan berkelanjutan. Dan masih banyak sekali perbaikan dan peningkatan kualitas yang harus dilakukan Perusahaan agar program-programnya memiliki dampak yang luas dan berkelanjutan, yang menguntungkan baik masyarakat dan lingkungan maupun Indonesia Power sendiri sebagai entitas bisnis.
156
Ke depannya, pengelolaan program dalam rangka pemberdayaan masyarakat oleh Indonesia Power harus direncanakan dengan lebih baik lagi, terutama komunikasi dengan pemerintah dan masyarakat mengenai tujuan dan rencana pengelolaannya. Indonesia Power percaya bahwa implementasi yang baik akan lebih memaksimalkan peningkatan reputasi Perusahaan dan memberikan pengaruh positif terhadap Perusahaan.©
Penyelenggaraan kegiatan pemberdayaan dari Indonesia Power memiliki berbagai tujuan. Utamanya, untuk membantu menjaga kestabilan perekonomian masyarakat setempat dan kelangsungan ekosistem. Indonesia Power menyediakan program pemodalan dan pendampingan bagi UMKM di wilayah kerjanya, terutama yang berbasis lingkungan. Diharapkan dengan program ini, usaha masyarakat dapat berkembang dan tumbuh semakin besar, dan di saat yang sama lingkungan atau sumber daya alam yang mereka andalkan dapat berkelanjutan. Program Comdev dari berbagai unit di bawah naungan PT Indonesia Power berbasis pada keunikan dan potensi lokal dari sektor pertanian, perikanan, perkebunan, peternakan. Inovasi yang dikembangkan memberikan nilai tambah dalam bentuk produk itu sendiri maupun peningkatan pendapatan dan peluang kerja bagi masyarakat. Hampir semua hasil inovasi yang dikembangkan mencerminkan dimensi ekonomi, lingkungan, sosial, dan well-being. Nilai lebih dari inovasi yang dikembangkan adalah kemampuannya mewadahi kelompok rentan. Upaya-upaya inovasi yang dikembangkan Indonesia Power menjadi praktik terbaik yang bermanfaat sebagai referensi untuk kalangan internal maupun para pemangku kepentingan Indonesia Power. — Prof. Sudharto P. Hadi, MES, Ph.D, Ketua Dewan PROPER, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Menurut saya, buku ini bagus dan sangat informatif. Penyampaiannya sederhana sehingga mudah dicerna, jadi tidak membosankan. Desain grafisnya bagus. Selamat untuk Indonesia Power untuk upayanya dalam pemberdayaan masyarakat. — Suarhatini Hadad, Anggota Dewan Pertimbangan PROPER, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Luar biasa! Berbagai kegiatan dan inovasi yang dilakukan perusahaan, menunjukkan bahwa Indonesia Power memiliki komitmen yang kuat untuk memelihara lingkungan, menangani dampak bencana dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. — Djismun Kasri, S.E., Anggota Dewan Pertimbangan PROPER Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Mendokumentasikan perjalanan program merupakan upaya yang positif sebab dari situ bisa dipelajari mengapa program berhasil, kurang berhasil, atau gagal. Kita bisa belajar dari keberhasilan maupun kesalahan. Selain itu, diharapkan juga terbangun pula kapasitas menulis yang dalam (insightful) namun mudah dipahami. Dimulai dari menulis jurnal lapangan dengan teliti dan tekun. Hasilnya, pelajaran yang bisa ditarik sebagai landasan perbaikan program yang terus menerus. Langkah awal yang baik sekali! — Darwina Wijayanti, Anggota Dewan Pertimbangan PROPER Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Luasnya wilayah Indonesia dan banyaknya permasalahan yang harus diatasi menyebabkan ada saja persoalan yang luput dari perhatian pemerintah. Masalah utama yang dihadapi adalah bagaimana memberdayakan mereka yang termarginalkan. Dari sisi ekonomi, lingkungan, pendidikan, kesehatan, hingga kesempatan dan kesetaraan. Indonesia Power termasuk salah satu perusahaan yang berpartisipasi dalam upaya pemberdayaan masyarakat tersebut. Berbagai program yang sudah dilakukan bisa kita baca dalam buku ini. Semoga dengan demikian, kesejahteraan untuk seluruh rakyat Indonesia bisa segera terwujud. — Agnes Aristiarini, Anggota Dewan Pertimbangan PROPER Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
HEAD OFFICE PT Indonesia Power Jl. Gatot Subroto Kav. 18 Jakarta 12950 - Indonesia T. 62-21-5267666 | F. 62-21-5251923, 5252623 E. kontak-ip@indonesiapower.co.id W. www.indonesiapower.co.id