Ws des 2015 (12 nov)

Page 1

Rp. 5.000,-

Pengganti Ongkos Cetak

WARTA

SHEKINAH MEDIA KOMUNIKASI BADAN PELAYANAN NASIONAL PEMBARUAN KARISMATIK KATOLIK INDONESIA

KRK : “Catholic Family is Beautiful” WorkNight d “Close to You”- BPPKK Bali Mengapa Paus suka bertemu dengan gerakan Kharismatik? Christian Youth Gathering Dekenat 1 KAPAL Doa Syafaat Fransisca, Surabaya Profil Bpk. Julius Yunus Tedja



Daftar Isi Genesis Ekaristi Cara doa Bapa kami KRK : Istora 24 okt 2015 Bengkel Rohani PDKK Tanjungkarang KEP Ambonia Perayaan PANTEKOSTA di Tanjungkarang Laporan KEP Keuskupan Banjarmasin Laporan KEP Paroki St. Klemens 1. Sepinggan, Balikpapan Berita dari BPK-JAYAPURA Kuasa Tuhan Menguncang Bogor WorkNight d “Close to You) BPPKK Bali Christian Youth Gathering Dekenat 1 KAPAL Doa Syafaat Fransisca, Surabaya Mengapa Paus suka bertemu dengan gerakan Kharismatik Bpk. Julius Yunus Tedja

03 07 09 12 14 15 17 19 22 24 25 27 29 33 35

Redaksi menerima sumbangan artikel berupa: kesaksian, renungan, berita foto naskah lewat email, yang di alamatkan ke warta shekinah0711@gmail.com Redaksi berhak menentukan penyutingan maupun mengeditnya, tanpa mengubah isi dan maksudnya


Dari Redaksi

Susunan Pengurus Pelindung BPN PKKI Sie Medikom Ferry Lubis P e n a s e h at Rm. Subroto Widjojo, SJ Penanggung Jawab Mariani Ojong Redaktur Pelaksana B. Haryo Pambudi Tim

Redaksi

R. Aris Trianto A. Widri Karnanta Alexius Japalatu

Kontributor

Agus Goenawan

Redaksi Warta Shekinah wartashekinah0711@gmail.com Telp. (021) 57940872 Fax. (021) 57940871 Hp. 081386818583 (Niken) Alamat Redaksi/ Iklan dan Sirkulasi Kompleks Rukan Senayan Blok E No.6 Jl. Tentara Pelajar Jakarta - Selatan Telp. 021-57940872 Fax. 021-57940871


Pengajaran

GENESIS EKARISTI S

ETELAH PENTAKOSTA, Gereja merayakan Minggu Tritunggal Mahakudus. Dan Minggu berikutnya, Minggu Hari Raya TUBUH dan DARAH Kristus.

Pendahuluan Sudah hampir seribunan tahun Pesta Tubuh dan Darah Kristus dirayakan dalam Gereja. Dulu dengan nama Pesta “Corpus Christi” – suatu ungkapan iman akan kehadiran Yesus Kristus dalam Ekaristi. Ini dirayakan dengan Prosesi Sakramen Mahakudus setelah Misa, diakhiri dengan Berkat Sakramen Ekaristi. Pejuang dan pendorong awal Devosi kepada “Corpus Christi” ialah Santa Yuliana dari Liége, Belgia, (11921258). Ditunjang penuh oleh teolog besar, Thomas Aquinas (12251274), dengan sumbangan Kidung yang sering kita nyanyikan “Pange Lingua Gloriosi”, “Tantum Ergo” dan “O Saltuaris Hostia”. Bukan hanya dalam Gereja Katolik, Pesta Corpus Christi” dirayakan, tetapi juga di kalangan Gereja Katolik Lama, Gereja Anglikan dan Lutheran. Berawal dengan Tri-Hari-Suci: Kamis Putih-Jum’at Agung dan Minggu Paska. Perayaan Kamis Suci padat dan sarat dengan peristiwa iman: Yesus membasuh kaki para rasul, Diadakannya Sakramen Imamat dan Sakramen Mahakudus, serta Mengenang Doa Yesus di Taman Zaitun. Dalam perayaan Misa Kamis Putih ditunjukkan Upacara Pembasuhan kaki para Rasul. Dalam perkembangannya Sakramen Imamat dirayakan pada Kamis Putih pagi atau hari-hari sebelumnya dengan Misa yang dipimpin bapak Uskup setempat bersama para imamnya. Sedang peristiwa Doa Yesus di Taman Zaitun, kita peringati dengan Tuguran, yakni Adorasi setelah Sakramen Mahakudus dipindahkan ke tempat tertentu dalam Misa Kamis Putih. Dan yang tertinggal ialah Sakramen Mahakudus atau Ekaristi-nya sendiri. Untuk itulah ada Devosi kepada Sakramen Mahakudus dan tertuang dalam Misa Minggu Corpus Christi. Warta Shekinah edisi November - Desember2015

03


Pengajaran

Dari Kana ke Emmaus Ekaristi merupakan pusat dan puncak Ibadat kita. Karena itulah ajaran tentang “Sakramen Ekaristi” dibicarakan panjang lebar dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK), pada Bagian Kedua ‘Perayaan Misteri Kristen’, Seksi Dua, Artikel 3 “Sakramen Ekaristi” (KGK 1322-1419). Untuk kedisi-plinan dalam penghayatan hidup Ekaristi, Hukum Gereja juga mengaturnya dalam Kitab Hukum Kanonik (KHK), yakni dalam Buku IV Tugas Gereja Menguduskan, Bagian I Sakramen, tepatnya Judul III Ekaristi Kudus (KHK 897 -958). Yang kita bicarakan di sini, bukan tentang Ekaristi dari segi Ajaran Gereja atau tata tertibnya penyelenggaraan dan penghayatannya, tetapi sekedar sejarah asal-usulnya dengan menulusuri kisah-kisah dalam Injil atau ‘genesis’-nya, yakni dari Peristiwa Mukjziat di Kana, Air menjadi Anggur sampai dengan Perayaan Pertama di Emmaus, Yesus bersama kedua murid-Nya. Dari 37 mukjizat yang dikerjakan Yesus, sejauh tercatat selama hidup-Nya dalam Injil, ada dua peristiwa mukjizat yang bersangkut paut dengan Ekaristi: Peristiwa di Kana – Air menjadi Anggur (Yoh 2: 1-11) dan Pelipat gandaan Roti ( Yoh 6: 5-13; Mat 14: 15-23; Mrk 6: 35-44 dan Luk 9: 12-17).

Kisah Pintu Gereja Di suatu Gereja Katedral di Jerman, terdapat pintu depan yang unik. Pada pintu itu terukir empat macam peristiwa dalam Injil: dua di sebelah kanan dan dua di sebelah kiri. Di sebelah kiri, ukiran peristiwa Kana, enam tempayan, dan di bawahnya, ukiran lima buah roti dan dua ekor ikan.Ini tentu merujuk pada peristiwa mukjizat pelipat gandaan roti yang terjadi di kota Kaparnaum. Di belah kanan pintu, terdapat gambar ukiran 13 orang, Yesus bersama ke-12 murid-Nya mengelilingi meja. Ini tentu merujuk ke Perjamuan Malam pertama, yang diadakan Yesus bersama para murid-Nya di Yerusalem. Dan pada bagian kanan bawah, gambar ukiran tiga orang duduk mengelilingi meja. Jelas ini merujuk ke peristiwa dua orang murid dari Emmaus bersama Yesus, mengadakan pemecahan roti. Di suatu Gereja Katedral di Jerman, terdapat pintu de pan yang unik. Pada pintu itu terukir empat macam peristiwa dalam Injil: dua di sebelah kanan dan dua di sebelah kiri. Di sebelah kiri, ukiran peristiwa Kana, enam tempayan, dan di bawahnya, ukiran lima buah roti dan dua ekor ikan.Ini tentu merujuk pada peristiwa mukjizat pelipat gandaan roti yang terjadi di kota Kaparnaum. Di belah kanan pintu, terdapat gambar ukiran 13 orang, Yesus bersama ke-12 murid-Nya mengelilingi meja. Ini tentu merujuk ke Perjamuan Malam pertama, yang diadakan Yesus bersama para murid-Nya di Yerusalem. Dan pada bagian kanan bawah, gambar ukiran tiga orang duduk mengelilingi meja. Jelas ini merujuk ke peristiwa dua orang murid dari Emmaus bersama Yesus, mengadakan pemecahan roti. Seniman pengukir pintu Gereja Katedral itu benar-benar luar biasa. Ia ingin menyampaikan pesan kepada kita tentang peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan Ekaristi Kudus. Ia sampaikan ‘genesis’ Ekaristi. Dengan singkat kata: Ekaristi di pralambangkan di Kana, Dijanjikan di Kaparnaum, di adakan di Yerusalem dan di rayakan di Emmaus. Gambar-gambar ukiran itu menjelaskan: Yesus memberikan Diri kepada kita dalam bentuk Roti dan Anggur, sebagai hakikat Ekaristi Mari kita perhatikan sejauh mana gambar-gambar ukiran itu merujuk ke Misa.

04

Warta Shekinah edisi November - Desember2015


Pengajaran Di Kana Kita mulai dengan gambar ukiran pertama di Kana: Yesus merubah Air menjadi Anggur. Ada di kalangan umat katolik zaman sekarang yang mempertanyakan bagaimana mungkin air bisa berubah menjadi anggur. Bagi umat zaman Gereja Perdana tidak sukar menerima mukjizat itu. Mereka hidup mengerjakan tanah dan melihat sesuatu yang sama terjadi sewaktu musim panas di kebun anggur mereka. Pohon anggur menyerap air dari tanah, dengan bantuan sinar matahari, merubah air itu menjadi anggur. Yang penting dalam peristiwa ini bukan bagaimana Ye-sus melakukannya tetapi mengapa Yesus melakukannya itu. Apakah hanya demi menyelamatkan nama baik pasangan muda yang berbahagia karena kehabisan anggur? Nampaknya sang seniman mempunyai maksud lebih dalam. Yesus mempersiapkan para murid untuk Perjamuan Malam, di mana Yesus nanti akan merubah Anggur menjadi Darah-Nya.

Kaparnaum Gambar Ukiran kedua: lima buah roti dan dua ikan. Ini merujuk ke mukjizat pelipat gandaan Roti dan ikan. Peristiwa ini dibacakan pada Pesta Tubuh dan Darah Kristus, Tahun C. Mungkin ada orang katolik modern bingung dalam hal ini: Bagaimana mungkin lima potong roti bisa memberi makan untuk lima ribunan orang? Atau mereka sebenarnya sudah membawa bekal masing-masing? Umat Gereja Perdana – tidak bingung. Mereka menyak-sikan hal sama terjadi setiap tahun di dalam ladang gandumnya. Dalam Musim Semi mereka menabur lima bakul biji gandum. Dan pada saat akhir Musim Panas, gandum yang ditaburkan di ladang itu akan berlipat sendiri menjadi 500 bakul. Sekali lagi yang penting bukan bagaimana Yesus mengerjakan itu, tetapi mengapa Yesus melakukan itu! Apakah Yesus sekedar kasihan, berbela rasa sama orang-orang yang banyak itu yang lapar? Sang seniman mempunyai alasan lain. Mukjizat itu merupakan kesempatan bagi Yesus mengatakan kepada orang-orang bahwa Dia akan memberikan makan lebih banyak lagi dan lebih menakjubkan lagi daripada Musa, yang memberi makan kepada leluhur mereka di padang pasir. Hal ini ditegaskan dalam Injil Yohanes yang dibacakan pada Tahun A, pesta Tubuh dan Darah Kristus.

Yesus bersabda: “Sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga..... Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia. ..... Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.� (Yoh 6: 32, 51, 58).

Warta Shekinah edisi November - Desember2015

05


Pengajaran

Yerusalem Pada panel ketiga: ada tiga belas orang duduk di meja: ini mengacu ke Perjamuan Malam. Dalam Perjamuan Malam ini, Yesus melakukan sesuatu yang jauh luar biasa dari pada mengubah air menjadi anggur. Ia merubah anggur menjadi Darah-Nya sendiri. Juga bukan sekedar melipat gandakan roti, tetapi Roti dirubah menjadi TubuhNya. Apa kata Markus dalam Injil yang dibacakan pada Pesta di Tahun B : “Ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecahmecahkannya lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: “Ambillah, inilah tubuh-Ku.” Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka, dan mereka semuanya minum dari cawan itu. Dan Ia berkata kepada mereka: “Inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang.” (Mrk 14: 22-24). Akhirnya kita sampai ke gambar ukiran keempat, terakhir: tiga orang duduk di meja. Ini merujuk ke Perjamuan Paska, Yesus makan di Emmaus bersama dua murid-Nya.

Emmaus Sang seniman menafsir Perjamuan Emmaus adalah perayaan Perjamuan Malam yang pertama. Dalam kisah ini Lukas menulis Yesus “mengambil roti, mengucap berkat, ia lalu memecah-mecah roti itu dan memberikannya kepada mereka “ (Luk 24: 30). Dan gambaran ini tepat sama seperti apa yang dilakukan dalam Perjamuan Malam.

06

Warta Shekinah edisi November - Desember2015

Peristiwa ini diawali dengan rasa sedih dan galau dua murid Yesus, yang mengalami hilangnya harapan pada Yesus yang di dambakan menjadi pembebas bangsanya (Luk 24:21). Yesus lalu menerangkan apa yang tertulis tentang Diri-Nya dalam Kitab Suci. Sewaktu terbuka mata mereka dan mengenali mereka, mereka berucap “Bukankah hati kita berkobar-kobar , ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?” (Luk 24:32). Ini merupakan embrio dari Tata Perayaan Ekaristi kita: adanya Meja Sabda (Ibadat Sabda) dan Meja Perjamuan (Ibadat Ekaristi)! Sang seniman benar-benar sangat indah meringkas-padatkan Perjamauan Tuhan sebagaimana tahap-tahap berkembang dalam Injil : mulai dari Kana yang mempra-lambangkan Ekaristi, di Kaparnaum Ekaristi dijanjikan, di Yeru-salem, Perjamuan Ekaristi diadakan dan di Emmaus Ekaristi dirayakan. Itulah makna pesta Corpus Christi – Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. Dalam pesta ini kita rayakan pemberian diri Yesus kepada kita sebagai makanan dan minuman rohani. Itulah rahasia kasih yang jauh di luar pemikiran kita. Yesus memberi Diri seutuh-Nya dan semuanya sampai tiada lagi yang dapat diberikannya kepada kita.****

Subroto Widjojo SJ Pesta Corpus Christi - 2015


Tanya Jawab Shalom....... Romo Subroto Widjojo SJ, Kebetulan ada yang ingin saya tanyakan, yang sudah lama menjadi unek-unek saya. 1. Bagaimanakah sikap Gereja Katolik menanggapi cara berdoa umat dengan menadahkan tangan (tangannya posisi terbuka di kanan kiri seperti Romo yang memimpin misa) selagi Misa berlangsung? 2. Hal serupa juga dengan cara berdoa Bapa Kami sambil bergandengan tangan? 3. Tidakkah kedua hal di atas bertentangan dengan ajaran Gereja Katolik? Terima kasih banyak sebelumnya. Shalom, Suwandi Paroki BSD Santa Monika - BSD, Tangerang. JAWAB : Suwandi terkasih, Perkenankan saya menggabungkan dua pertanyaan anda, karena dua-duanya, baik mengangkat tangan ataupun bergandeng tangan, adalah ungkapan ‘bahasa tubuh’, meski akan saya coba menjawab satu persatu. Kita sebagai manusia, boleh dikatakan ‘berbadan’ dan ‘berjiwa’ atau jasmani dan rohani . Tetapi lebih tepatnya kita itu terdiri dari “roh, jiwa dan tubuh” (1 Tes 5:23). Dalam Konstitusi Liturgi Suci (Sacrosanctum Concilium –SC-), dari Vatikan II, salah satu tujuan pembaharuan Liturgi ialah agar umat tidak pasif dan sebagai penonton dalam Ibadat khususnya Ekaristi, tetapi “supaya umat beriman ikut merayakannya dengan sadar, aktif dan penuh makna” (SC 11). Dalam ‘Pembinaan Kehidupan Liturgi dalam Keuskupan dan Paroki’, dari Dokumen yang sama, menegaskan, bahwa “penampilan Gereja yang istimewa terdapat dalam keikutsertaan penuh dan aktif seluruh Umat kudus Allah dalam perayaan Liturgi yang sama, terutama dalam satu Ekaristi, ...” (SC 41). Dalam konteks itulah kita membahas ‘mangangkat tangan’ dalam Misa dan ‘bergandeng tangan dalam doa Bapa Kami’. Dalam berdoa, bukan hanya ‘roh’ kita saja yang berdoa, tetapi keseluruhan keberadaan kita sebagai manusia, sebagai umat Allah, sebagai anak-anak Allah. Kita mengung-kapkan iman kita dalam Ibadat dengan roh kita disertai rasa perasaan kejiwaan kita dan gerak-gerik tubuh kita. Gerak tubuh kita bisa mengungkapkan makna apa yang ada dalam pikiran dan hati kita, apa yang menjadi iman kita. Kita boleh menggunakan ‘bahasa tubuh’ kita dalam Ibadat. Ungkapan-ungkapan lahariah ini termasuk ‘nyanyian’ dan ‘tari-menari’. Dan semuanya terkondisikan oleh budaya setempat, yakni budaya kita.

Dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK), Gereja adalah Umat Allah (KGK Pasa 2, Bab 1), semua yang telah dibaptis, termasuk kaum awam. Dan Umat Allah ini dinyatakan sebagai “imam, nabi dan raja” (KGK 783). Karena ‘ikut serta dalam panggilan sebagai ‘imam’, berpartisipasi dalam imamat umum Kristus’ (KGK 384), maka tepatlah kalau dikatakan dalam Ibadat Ekaristi umat harus aktif dan sadar ikut berpartisipasi. Dari Kitab Suci, kita juga bisa bercermin dalam penggunaaan ‘bahasa tubuh’ ini. Dalam Mazmur 63:4-5, dikatakan “Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau. Demikianlah aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu”. “Angkatlah tanganmu ke tempat kudus dan pujilah TUHAN!” (Mzm 134: 2). Paulus menganjurkan para lelaki dalam doa menadahkan tangannya “Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.” (1 Tim 2:8). Itu baru dua-tiga kutipan dari sekian banyak ayat dalam Kitab Suci yang mengutarakan adanya bahasa tubuh dalam ibadat.

Warta Shekinah edisi November - Desember2015

07


Tanya Jawab Baik di kalangan umat Yahudi dan umat kristiani perdana, hal yang biasa umat menadahkan tangan mereka sewaktu berdoa. Menadahkan tangan atau mengangkat tangan ke atas (ke arah ‘tempat Allah’), diartikan sebagai ungkapan; 1. Memuji dan memuliakan Tuhan Allah, sembah pujian kepada-Nya; 2. Memohon atau meminta dengan sangat. Bila telapak tangan kita terbuka ke atas, dapat diartikan sebagai keterbukaan hati dan serah diri kita kepada Tuhan, kesiapan me-nerima berkah-Nya.

Jadi : 1. “Mengangkat tangan” dalam Misa, terus terang jarang saya temui. Dalam Doa Prefasi Imam mengajak: “Marilah mengarahkan hati kepada Tuhan”. Dan Umat menyahut :”Sudah kami arahkan!” Dalam hal ini kalau ada umat yang ikut beribadat lalu spontan menggerakkan tangan atau mengangkat tangannya, saya kita itu sangat wajar. Kalau tidak, lalu bagian tubuh mana yang dapat saya gerakkan dan arahkan, kecuali tangan?. Bagaimana dapat kita ungkapkan bahwa kita “telah mengarahkan hati kepada Tuhan?” Bila ada umat dalam Misa mengangkat tangan setinggi dada, dan telapak tengan terbuka, kita tak perlu sewot dan tersinggung. Itulah ungkapan khidmatnya pada saat itu. Kalau anda tak tergerak, ya silakan diam saja. Ini juga tidak apaapa. Kalau umat duduk di ‘dingklik’ kecil atau duduk bersila ataupun duduk ‘timpuh’, umumnya umat yang saya lihat meletakkan tangan di paha-nya dengan telapak tangan terbuka ke atas selama Misa. 2. Sedang dalam hal “bergandeng tangan” selama doa Bapa Kami, gejala atau praktek ini sudah lama, kira-kira sejak tahun ’70-an, baik di kalangan anak muda, mahasiswa di kampus-kampus, maupun di gereja-gereja paroki, dalam Misa hari Minggu atau hari besar, dalam Misa-misa selama Retret atau Rekoleksi. Dalam Misa harian, jarang saya lihat. Memang ada yang pro dan ada yang kontra. Bergandengan tangan sebagai bahasa tubuh yang menandakan kesatuan dan kebersamaan, anak-anak Allah, menghadap Bapa. Dengan sukacita bersama, kita mengulang doa yang Yesus ajarkan. Kalau di kiri kanan dalam Misa itu adalah sanak keluarga kita sendiri atau teman dan kenalan, kiranya tidaklah sukar kita mengajak mereka bergandengan tangan. Tetapi bila di kiri kanan kita adalah orang yang tidak kita kenal, kita perlu hormat. Bila uluran tangan kita mereka sambut, baiklah. Kalau tidak, kita tidak perlu ber-buruk sangka. Ada yang menolak untuk bergandengan tangan, tetapi sewaktu “Salam Damai”, mereka mau berjabat tangan. Berjabat tangan dengan sesama umat kiri kanan yang beribadat bersama, bagi dia, lebih bermakna sebagai ungkapan iman persaudaraan daripada bergandeng tangan.

08

Warta Shekinah edisi November - Desember2015

Yang jelas tidak ada Hukum Gereja yang melarangnya. Dan menjadi patokan umum: Bila tidak ada Hukum Gereja yang melarangnya secara explisit, itu berarti, mengangkat tangan dalam doa bersama, bergandengan tangan sewaktu doa Bapa Kami, kalau memang itu ungkapkan iman dari hati yang memuji, memuliakan serta memohon kepada Allah,, itu OK. Tentu itu perlu sejalan dengan kebiasaan saleh setempat dan kebijakan pimpinan Gereja setempat, yakni Bapak Uskup. Demikian pula bergandengan tangan dalam doa Bapa Kami, kita lakukan bukan sekedar basa-basi apalagi dengan bersenda gurau, tetapi dengan tulus dan sukacita sebagai ungkapan kesatuan dan kebersamaan kita. Dalam hal ini, belum pernah saya alami Bapak Uskup kita melarangnya. Kita tetap tunduk dan patuh pada petunjuk dan pengarahan pimpinan Gereja setempat, yakni Bapak Uskup kita. Tuhan memberkati, Subroto Widjojo. SJ


S orot

KRK - 24 Okt 2015

“ Catholic Family is Beautiful �

K Fr. RANIERO CANTALAMESSA, OFM.CAP

ita tentu sepakat bahwa keluarga adalah merupakan sekolah cinta, karena dari keluarga itu mulai dibangun dengan dasar rasa cinta. Melalui hubungan keluarga itulah benih-benih cinta mulai ditaburkan, diharapkan bertumbuh dan berbuah.

Cinta yang maksud disini itu cinta dalam pengertian orang beriman, bukan sekedar cinta yang dipahami secara dangkal (=sekedar sebagai rasa suka). Cinta kristiani mengandalkan sebuah pengorbanan dan maaf, karena masing-masing akan menjumpai ketidak-sempurnaan dan dari situlah mereka saling berusaha menyempurnakan. Dengan pengorbanan dan maaf itulah membuat masing-masing saling bertumbuh dan berbuah. Ada benang merah yang kuat antara Gereja Universal dan Gereja Lokal yang sama-sama menangkap adanya makna penting panggilan hidup berkeluarga. Pembaharuan Karismatik Katolik Indonesia yang sehati, seperasaan dengan Gereja Indonesia juga memikirkan adanya kepentingan yang sama, yakni sama-sama hendak menggarap keluarga sebagai komunitas inti jemaat beriman. Jika keluarga katolik bisa mewujudkan keindahan hidup dalam keluarganya, niscaya wajah Gereja Indonesia pun

akan menampakan inner-beauty_nya dalam mewartakan Kerajaan Allah di negara kita ini. Kita bisa memulainya dari pelayanan diri kita ke keluarga. Berangkat dari situlah akan tumbuh dan secara sadar, bahwa dalam keluarga kita masing-masing berani mau diutus melanyani satu sama lainya. Dari komitmen diri sebagai pelayan untuk lebih jujur dan murni, pasti kita berani mengajak keluarga-keluarga lainnya berlaku dengan hal yang serupa. Terutama “penanaman Iman akan Tuhan�. Seperti Keluarga Kudus di Nazareth yang dipanggil oleh Bapa untuk menjadi wahana menumbuh kembangkan iman yang bersumber dari dalam Yesus Kristus. Sekarang kita dipanggil Allah untuk menumbuh kembangkan generasi muda yang dipercayakan kepada keluarga kita untuk bertumbuh menjadi seorang pribadi yang mirip dengan Yesus. Benarlah bahwa dalam keluarga katolik, sebagaimana direncanakan dan dibangun Allah adalah sungguh indah. Melalui dalam keluarga inilah, seseorang mulai masuk kedalam persekutuan keluarga Allah dan diajak menjalankan tanggung-jawabnya. Dari dalam keluarga dia mulai belajar mengenal Allah yang diperkenalkan/diajarkan oleh Yesus. Dalam keluarga pula dia mulai memahami ajaran-ajaran Yesus, serta menghayati teladan hidupNya, terungkap pula ke-imanannya dalam liturgi dan beribadat.

Warta Shekinah edisi November - Desember2015

09


S orot

KRK - 24 Okt 2015

10

Warta Shekinah edisi November - Desember2015


I nspirasi

KRK - 24 Okt 2015

Warta Shekinah edisi November - Desember2015

11


Forum BPN

BENGKEL ROHANI PERSEKUTUAN DOA KARISMATIK KATOLIK Panitia Pelaksana Badan Pelayanan Keuskupan Pembaharuan Karismatik Katolik Keuskupan Tanjungkarang (PBKPKK - Keuskupan Tanjungkarang ) mengadakan retret di Wisma ST. Albertus selama tiga hari sejak Jumat, 28 sampai Minggu ,30 Agutustus 2015 menghadirkan Dr. Dominikus Agus Goenawan, MSIE ketua STIE TRIGUNA BOGOR, bersama Ratna Nirmala keduanya merupakan utusan dari Badan Pelayanan Nasional Pembaharuan Karismatik Katolik Indonesia (BPNPKK Indonesia ). Acara ini juga dihadiri oleh Moderator BPKPKK Keuskupan Tanjungkarang, yaitu RP. Yohanes Avila Suryo WH. SCJ. Acara dengan Tema “Bengkel Rohani” ini diikuti 35 orang peserta yang terdiri dari para pengurus inti dan koordinator unit diantaranya Mergilia Merlin (Koordinator Dewan Pembina), Yohanes Kristanto (Koordinator-I) dan Benedictus Purwanto (Koordinator II) dari BPKPKK Keuskupan Tanjungkarang. Acara hari itu dibuka dengan Perayaan MIsa Kudus yang dipimpin oleh RP. Y A Suryo W H . SCJ , dilanjutkan dengan pembekalan materi oleh Dr. Dominikus Agus Goenawan, MSIE, bersama Ratna Nirmala secara pertahap selama retret dalam 8 sesi yakni : 1. WHO AM I? 2. BACK TO BASIC 3. AM I A LEADER? 4. HAVE I FILED? 5. JESUS LOVE ME 6. MUTIARA YANG INDAH 7. PENCURAHAN ROH KUDUS, 8. MANAGING CONFLICT AND TROUBLE SHOOTING. Sesi ke-1, 2, 3 dan 8 diberikan oleh Dr. Dominikus Agus Goenawan sedangkan sesi ke 4, 5,6 dan ke-7 diberikan oleh Ratna Nirmala. Seluruh sesi dirancang untuk mengajak para peserta menyadari kembali tugas panggilan dalam pewartaan Kabar Baik, tetap setia melayani melalui kelompok Persekutuan Doa Karismatik Katolik.

Pembukaan Misa pada Bengkel Rohani

Beberapa inti dari materi yang disampaikan untuk menjadi orang Kristen yang ideal adalah; ST. Bernard dari Clairevaux mengatakan dibutuhkan tiga hal, yaitu: (1) kerendahan hati, (2) kerendahan hati, dan (3) kerendahan hati. Sebagai pemimpin yang baik. Ketika badai ujian datang menghadang kita perlu terus “ belajar agar lebih kuat dalam situasi sulit, menjadi lebih baik dalam keadaan buruk, dan senantiasa bersyukur “. Tidak mudah menyerah, dituntut tetap SETIA DAN SANGGUP MEMBERI SEBERKAS CAHAYA kepada mereka yang berada dalam kegelapan, ketidak berdayaan. Bukan kita yang memilih jenis pelayanan yang sekarang kita lakukan, tetapi Allah lah yang terlebih dahulu memilih kita. Hal ini tertulis dalam kitab suci; “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang telah memilih kamu” (YOHANES 15 : 16). Dr. Dominikus Agus Goenawan, MSIE menambahkan kita dapat meneladan Santa Teresa dari Calcuta yang berkata: “Saya tidak berdoa meminta kesuksesan, saya minta kesetiaan, saya adalah pensil kecil dalam tangan Tuhan yang menuliskan surat cinta bagi dunia, saya tahu Tuhan tidak memberikan yang tidak dapat saya tangani.

peserta Bengkel Rohani

12

Warta Shekinah edisi November - Desember2015


Forum BPN

Saya mohon agar Tuhan tidak terlalu yakin kepada saya “. Dalam sesi kepemimpinan Dr. Agus Goenawan, MSIE menyampaikan bahwa fungsi kepemimpinan adalah menghasilkan lebih banyak pemimpin, bu-kan lebih banyak pengikut. Bila sebagai pemimpin mengalami kegagalan, maka ingatlah bahwa kegagalan merupakan sukses yang tertunda, karena Tuhan akan memampukan dan kitapun termotivasi untuk belajar sehingga akhirnya menjadi mampu juga. Paskah, merupakan suatu akronim yang menunjukkan syarat seorang pemimpin, yaitu: 1. Prayed (pendooa) 2. Attitude (perilaku baik dan jadi teladan) 3. Memiliki Skill dan knowledge (punya keahlian dan pengetahuan) 4. Ada Action (tidak omong doang) 5. Heart (memimpin dengan hati dan kerendahan hati). Dalam sesi Back to Basic, disajikan sejarah Pembaruan Karismatik Katolik (PKK), baik di dunia, di Indonesia, dan juga di Lampung.

Mengenai peran PDPKK yang benar dalam paroki adalah: 1. Masuk atau bersatu ke dalam kehidupan dan tugas perutusan paroki, 2. Peranan utama Persekutuan Doa Pembaharuan Karismatik Katolik (PDPKK) adalah MELAYANI Paroki melalui doa. 3. Fungsi PDPKK adalah menjadikan gereja sebagai titik pusatnya dan bukan menjadikan kelompok Persekutuan Doa yang lebih besar. Setelah keluar dari bengkel rohani, ibarat mobil yang semula penyok kini mobil itu menjadi bagus dan berkilau kembali. Untuk menjaga agar tidak lecet perlu diasuransikan dengan cara dijaga jangan lecet lagi, mau belajar, gunakan akal dan hati, bersikap rendah hati, berani dan mau memuji orang lain serta mengutamakan kepentingan orang lain. Setelah menyelesaikan “BENGKEL ROHANI“, hendaknya tim PDKK selalu rujuk dengan sesama anggota tim, melakukan restrukturisasi organisasi, menyelesaikan Konflik yang ada serta kembali ke kasih yang semula. Sebab menurut Ratna Nirmala Yesus akan selalu memeluk kita dengan keha-ngatan kasihnya tanpa henti. Bagai mutiara yang indah diperoleh dengan cara melalui beberapa tahap proses sampai dihasilkan mutiara yang indah dan berkilau, maka tiap kita harus setia menjalani proses kehidupan terutama dalam pelayanan. Saat saya temui, RP. Y A. Suryo WH. SCJ mengatakan bahwa setelah Bengkel Rohani hendaknya semakin meningkatkan kegiatan kunjungan, kerjasama, regenerasi, keinginan untuk melayani, menambah pengetahuan dan iman maupun semangat serta adanya pertumbuhan dalam Persekutuan Doa Karismatik Katolik di sini. Beliau juga mengharapkan agar para pengurus kelompok kategorial cukup mengikuti dua devosi saja. Pelayanan kita tidak akan bertumbuh bila mengikuti semua devosi, karena kita tidak akan kuat mengunyah semuanya. Dan akibatnya pelayanan kita tidak akan berbuah , Pesan dari Dr. Agus Goenawan , MSIE :kita tidak dapat menghentikan konflik datang dalam hidup kita, tetapi kita selalu dapat belajar untuk mengelola dan memanfaatkannya agar kita semakin dewasa. **** (GRACIA CESILLIA TJIA)

Warta Shekinah edisi November - Desember2015

13


Forum BPN

KEP Ambonia materi masih menunggu dari pak Alex

14

Warta Shekinah edisi November - Desember2015


Forum BPN

Perayaan Hari Raya PENTAKOSTA BPK-PKK Keuskupan TANJUNGKARANG di KOTA METRO

S RD. Frans Atbau dari Keuskupan Pangkal Pinang

enin, 25 Mei 2015 bertempat di aula Gereja Hati kudus, Paroki Metro, Badan Pelayanan Keuskupan Pembaruan Karismatik Katolik (BPKPKK) Keuskupan Tanjungkarang bersama Persekutuan Doa Karismatik Katolik (PDKK) Hati Kudus Paroki Metro merayakan Hari Raya Pentakosta dengan doa bersama, serta menghadirkan RD. Fransiskus Atbau Oedjan dari Keuskupan Pangkalpinang.

Hadir pula RP. Yohanes Avila Suryo W H. SCJ sebagai romo pendamping kelompok kategorial Keuskupan Tanjungkarang. Dari sejumlah 75 orang yang hadir tampak koordinator PDKK Paroki Metro Elda Tambara dengan tim begitu antusias dan bersemangat, ditambah dengan kehadiran Mergilia Merlin koordinator Dewan Pembina.

Romo Yohanes Avila Suryo WH. SCJ berpesan agar kita hendaknya berani menanggalkan manusia lama, melepas keangkuhan diri dan berajar rendah hati membiarkan Roh Kudus yang menuntun setiap langkah hidup kita. Untuk itu diperlukan kepekaan agar mampu menanggapi karya Roh Kudus sehingga kita semakin mampu bertumbuh dalam kasih Kristus. Roh Kudus semakin berdaya dalam diri kita. Semakin berani mewartakan kabar gembira dan bersikap terbuka kepada semua orang melampaui batas golongan dan RAS.

RP. Y A Suryo SCJ dan RD. Y. Bambang Condro

RD Fransiskus Atbau Oedjan dalam siraman Rohaninya berulang-kali mengatakan bahwa jika ada orang yang mengatakan bahwa orang Katolik tidak pernah bersaksi itu adalah sangat keliru. Umat Katolik selalu bersaksi di dalam ibadat lingkungan, di dalam komunitas dan di lingkungan sekitarnya dengan sikap perilaku, dengan teladan kasih dan mengampuni, saling menerima, melengkapi dengan rendah hati. Allah mengaruniakan Roh Kudus pada setiap orang dalam jumlah takaran yang sama. Oleh karena itu kita diharapkan peka terhadap gerakan Roh Kudus dalam Hidup kita, berani membarui diri menuju kekudusan. Semakin memberi ruang bagi Roh Kudus untuk berkarya di dalam hidup. Sedangkan

Warta Shekinah edisi November - Desember2015

15


Forum BPN

Perayaan Hari Raya Pentakosta dengan BPKPKK di Stasi Pagelaran, Paroki Panutan, Tanjung Karang-Lampung Repostase oleh : CAESILLIA T, dari Tanjung karang – Lampung, Juni 2015

Kegiatan Persekutuan Doa Karismatik Katolik MENGAWALI NOVENA ROH KUDUS

sambutan dan harapan RP.Y A Suryo SCJ dalam menyongsong peringatan Hari Raya Pentakosta

Ibu Mergilia Merlin berempat bersama Hendricus Haryanto dan panitia

16

Warta Shekinah edisi November - Desember2015

panitia bersama RP.Y A Suryo SCJ, dan tim dari Keuskupan Agung Semarang


Forum BPN

Laporan singkat Kursus Evangelisasi Pribadi di BPK PKK Keuskupan Banjarmasin Rabu – Minggu, 13 – 17 Mei 2015

Pengundang: Dewan Karya Pastoral (DKP) Keuskupan Banjarmasin BPK-PKK Keuskupan Banjarmasin Pengutus: Heru Hendradinata (Sie Evangelisasi BPN PKKI, Kepala Sekolah SEP Shekinah, BPK PKK KAJ) Endie Rahardja (Wakil Koord BPN PKKI) Pengajar: Y E Sendjaja , Thomas Trika

Keuskupan Banjarmasin Keuskupan Banjarmasin adalah keuskupan sufragan dari Keuskupan Agung Samarinda. Wilayahnya meliputi 37.530 km² di daerah Kalimantan Selatan dan Tengah, berpusat di Banjarmasin. Umat Keuskupan Banjarmasin kurang lebih 22.000 orang, tersebar di 9 paroki dilayani oleh 18 imam. Keuskupan Banjarmasin digembalakan oleh Mgr. Petrus Boddeng Timang (lahir di Malakiri, Sa'dan Balusu, Toraja Utara, Sulawesi Selatan, 7 Juli1947; umur 67 tahun) adalah Uskup di Keuskupan Banjarmasin.

ARDAS Keuskupan Banjarmasin: Umat Allah Keuskupan Banjarmasin adalah persekutuan umat beriman Katolik yg mengetahui, memahami, menghayati & mewujudkan imannya dalam bimbingan Roh Kudus berziarah menuju Gereja yg kontekstual, berdialog, inklusif & transformatif demi memancarkan kasih Allah di Kalimantan Selatan.

From : Thomas Trika Pengalaman saya yang berkesan selama membimbing peserta KEP di BPK. Bisa diutus Badan Pelayanan Nasional Pembaruan Karismatik Katolik Indonesia (BPN PKKI), melalui Sekolah Evangelisasi Pribadi (SEP) Shekinah, melayani peserta Kursus Evangelisasi Pribadi (KEP) di BPK PKK Keuskupan Banjarmasin dari tanggal 13-17 Mei 2015 yang lalu, sungguh merupakan pengalaman iman & pribadi yang tak akan terlupakan dalam kehidupan saya. Pertama, karena sudah lama saya ingin sekali ke Banjarmasin karena disana ada seorang pastor yang saya kenal baik sewaktu kami mengikuti Leadership Training Course yang diadakan oleh International Catholic Charismatic Renewal Services (ICCRS) di Singapura tahun 2012. Dan ternyata pula, tanpa saya tahu sebelumnya, Pastor Antonius Doso Susanto, Pr ini pulalah yang menjadi pastor yang mengkoordinir diadakannya KEP di Banjarmasin melalui Dewan Karya Pastoral (DKP) yang dipimpinnya. Salah satu 'mimpi' saya tercapai lewat cara-Nya yang ajaib!

Kunjungan ke Bapa Uskup Mgr. Petrus Boddeng Timang, Rabu,13 Mei 2015 (se-tiba di Banjarmasin) pak Thomas Rizal Trika (paling kanan) dan pak Yosef Endanf Senjaya(sebelahnya) adalah pengajar SEP Shekinah BPK PKK KAJ

Lokasi pengajaran : Wisma Ventimiglia, Jln. Gatot Subroto No 10, Banjarmasin

Saya juga berkesempatan belajar banyak dari senior kami, Pak YES, yang berpengetahuan luas, ramah dan disiplin. Dan terlebih, sepanjang yang saya amati, apa yang dia lakukan sesuai dengan apa yang dia ajarkan. Contohnya ketika kami overweight di bandara, karena banyak membawa buku2 pengajaran, ada tawaran dari orang counter penerbangan untuk 'berdamai' saja melalui dia, tapi senior saya dengan lembut tapi tegas mengatakan bahwa kami akan membayar resmi di loket walaupun tahu akan dikenakan angka yang lebih tinggi. Ketika kami menginjak Banjarmasin, atau Banua kata orang Banjar, di bumi Kalimantan Selatan, selain disambut dengan udara yang sangat panas, kami juga disambut oleh saudara-saudara rohani di Banjarmasin. Selama disana, kami dilayani langsung oleh Pastor Doso dan oleh rekan-rekan Karismatik selama disana, dan di hari pertama ada momen yang sungguh berharga ketika kami disambut oleh Mgr Boddeng Timang Uskup Banjarmasin secara pribadi. Disana kami mendapatkan beberapa masukan dan sharing dari beliau mengenai kehidupan umat Katolik di Kalimantan Selatan & Banjarmasin, khususnya, dan bagaimana semangat pluralisme beragama disana dan juga hal-hal lain yang menambah wawasan kami. Warta Shekinah edisi November - Desember2015

17


Forum BPN Ketika tiba waktu mengajar, peserta sungguh sangat antusias. Yang saya ingat sekali, ada seorang frater, Frater Andre, yang datang naik motor trail untuk mengikuti KEP setelah menempuh jarak +-500KM dari tempatnya melayani.

Sessi : Sharing Iman

Pengajaran oleh Bpk. Thomas Trika

Kesan saya atas para peserta, bahwa rata-rata dari mereka sepertinya adalah orang-orang yang sudah aktif dalam pelayanan. Maka sangat mudah membimbing mereka dan malah dalam banyak hal saya yang belajar dari mereka. Hanya sayang ada beberapa acara rohani yang berlangsung bersamaan di Banjarmasin waktu itu dan ada beberapa sesi dimana orang-orang tersebut tidak dapat hadir dikarenakan harus mengikuti acara-acara yang lain. Selama mengajar saya percaya iman saya bertam-bah karena terutama sebelum mengajar ternyata kami baru tahu bahwa seringkali ada pemadaman listrik di Banjarmasin dan wisma dimana kami mengajar tidak mempunyai genset sebagai cadangan. Dan itu kami alami persis sebelum kami mengajar di hari pertama. Sekali lagi senior saya menguatkan iman dengan mengajak berdoa dan ternyata sungguh kuasa TUhan luar biasa, bahwa selama sesi-sesi pengajaran tidak pernah listrik padam, walaupun ada beberapa kali listrik padam SEBELUM kami mengajar. Dan herannya sampai hari terakhir ketika kami mengikuti misa penutupan kursus di kapel barulah listrik padam! Ada beberapa pengalaman lain yang berkesan. Saya sangat jarang sekali menghadiri rosario lingkungan, disana kami diajak Pastor Doso untuk rosario lingkungan di rumah salah satu warga. Dan ketika saya sempat sakit & kehilangan suara, saya benar-benar diperhatikan panitia KEP dengan di

antar ke dokter, dibelikan obat & makanan juga oleh peserta KEP sampai saya sembuh. Sungguh saya merasa diperhatikan seperti anggota keluarga sendiri. Ketika hari terakhir kami harus kembali ke Jakarta, kami juga berkesempatan melakukan kunjungan rumah ke salah satu peserta KEP yang sedang sakit dan sedang bergumul dalam hidupnya. Disana kami berdoa bersama dan saya terus mendoakan dia supaya bisa berdamai dengan dirinya dan Tuhan dan memperoleh kebebasan yang sejati. Sungguh suatu pelayanan yang berkesan dan menambah iman saya. Terimakasih Tuhan telah boleh melayaniMu..AMDG

Pax et Bonum. Pace e Bene. Peace and All Good. Damai dan Segala Yang Baik.

Thomas Rizal Trika : “AKU ISUK-ISUK HANDAK TULAK KA BANJARMASIN LAGI”// *** Ats

Sessi : Saling mendoakan Foto bersama seluruh peserta KEP

18

Warta Shekinah edisi November - Desember2015


Forum BPN

L A P O R A N KURSUS EVANGELISASI PRIBADI 2015 Paroki St. Klemens 1 Sepinggan, Balikpapan Kursus Evangelisasi Pribadi (KEP) angkatan kedua di Paroki St Klemens-1 Sepinggan Balikpapan ini, telah dilaksanakan selama 6 hari yaitu pada tanggal 18 September – 20 September 2015 dan dilanjutkan pada tanggal 24 September – 26 September 2015 di Aula Gereja St Klemens-1. KEP ini merupakan program dari BPK-PKK Keuskupan Agung Samarinda yang diberikan kepada PDKK Kasih Yesus Gereja St. Klemens-1 Balikpapan untuk dilaksanakan pada tahun 2015 sebagai bentuk bantuan kegiatan Seksi Katekese Paroki. Para pengajar KEP 2015 ini diutus oleh BPK-PKK Keuskupan Surabaya adalah Ibu MI. Sri Warnaningsih, Ibu MG. Niniek Darmayanti, Bapak HL. Tjendana Wijaya dan Bapak Antonius Setiadi Santoso. Adapun jumlah peserta KEP cukup membuat Pastor Paroki St Klemens-1 Balikpapan yaitu Pastor Agustinus Doni Tupen MSF terkejut, karena jumlah pesertanya cukup banyak untuk kegiatan yang bersifat pengajaran yaitu Kursus Evangelisasi Pribadi, apalagi waktunya cukup lama yaitu 6 hari. Jumlah peserta yang mendaftar yaitu 110 orang, tapi jumlah peserta dari hari ke hari bisa dilihat di tabel dibawah ini:

H-2

H-3

H-4

H-5

H-6

Jumlah Peserta 84 org 86 org 84 org 73 org 73 org 72 org

Peserta yang hadir terus menerus (100%) selama 6 hari KEP sebanyak 55 orang, sedangkan yang hadir lebih dari 3 hari (50 %) yaitu sebanyak 72 orang. Jumlah kehadiran KEP 2015, bisa dilihat di tabel dibawah ini: 8% HADIR 100%

47%

55%

HADIR < 100% Tidak Hadir

2%

Suster

7% 11%

Ketua Kring Stasi Prodiakon

57% 25%

Pengurus DPP Umat

KEP ini diikuti oleh hampir 50 % para pelayan gereja seperti Ketua Kring, Ketua Sta-si, Suster, Prodiakon, Pengurus DPP, Pengurus Kategorial seperti Legio Maria dan PDKK. Pastor Paroki dalam menutup KEP ini sangat senang, dan berharap melalui KEP ini akan membuat pewartaan di lingkungan Gereja St Klemens-1 Sepinggan Balikpapan ini berkembang dengan baik sehingga menghasilkan kedewasaan umat yang baik. Pastor Doni MSF berterima kasih atas para pembicara yang telah melayani umat di Balikpapan dan berharap KEP ini dapat dilakukan tahun depan.

Bagaimana pendapat peserta tentang KEP dan apa manfaat KEP? Beberapa pendapat peserta seperti dibawah ini: Ketua Lingkungan Ave Maria, Ibu Martina Kole Roga,

JUMLAH PESERTA KEP 2015 H-1

Prosentase keragaman umat yang mengikuti KEP dilihat dari tugas pelayanan Gereja dan umat sebagai berikut:

KEP sangat mengesankan buat saya, membuat saya lebih tahu Kasih Kristus itu yang selalu ada dalam kehidupan saya tanpa mengenal waktu, kapan dan dimana. Semoga saya dapat membagikan Kabar Baik kepada orang-orang disekitar saya. Manfaat yang dapat saya petik dari KEP ini adalah saya lebih siap diutus untuk mewartakan kabar baik. Saya lebih ingin tahu Sabda Allah dan rajin membaca Alkitab, berdoa serta ucapan syukur.

Ketua Lingkungan Ratu Rosari Bapak Stefanus Prayogo,

KEP sangat baik dalam meningkatkan perkembangan iman saya secara pribadi. Manfaat yang saya rasakan dari KEP adalah saya pribadi lebih disiplin menjadi orang Katolik yang sesungguhnya, seperti membaca Injil dan rajin berdoa.

Ketua Stasi St Clara Amborawang, Bapak Ramli Barus,

KEP mengajarkan kepada saya pribadi mengenal Yesus dan Kerajaan Allah serta kasihNya. KEP membuat saya berani mewartakan Kabar Baik lewat sikap dan kesaksian iman. Manfaat yang saya rasakan adalah saya semakin mencintai Kitab Suci dan mau membacanya untuk lebih mengenal Yesus dan berbagi kepada orang orang disekitar saya dalam sikap hidup dan doa. Warta Shekinah edisi November - Desember2015

19


Forum BPN Tokoh umat dari Lingkungan St Theresia, Bapak Benny Bhisma,

Bagi saya secara pribadi, KEP sesuatu yang luar biasa, terlebih pembicara-pembicara yang dihadirkan sungguh luar biasa juga. Dampak yang saya peroleh adalah sebuah penyegaran iman dan terpacu untuk mulai rajin membaca Kitab Suci. Terima kasih Panitia KEP. Manfaatnya adalah lebih rajin membaca Injil, lebih sabar, menambah pengetahuan akan arti Evangelisasi dan memiliki komunitas baru dalam hal kerohanian.

Lektor Paroki St Klemens-1 Balikpapan, Bapak Natalius,

KEP ini sangat baik, terutama untuk pertumbuhan dan perkembangan iman pribadi, menjadi pewarta Kabar Baik yang percaya diri. KEP sebaiknya diadakan lagi untuk mendu-plikasi jumlah Evangelizer. Manfaat yang saya petik dari KEP ini bahwa keselamatan hanya melalui Yesus, membuat mantap mengimani Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. KEP membuat saya siap membagikan Kabar Baik, baik dilingkungan kecil di keluarga maupun lingkungan disekitarku.

Koordinator Seksi Keamanan Dewan Pastoral Paroki, Bapak Adolfus Leo,

KEP adalah kegiatan yang perlu dilakukan secara terus menerus, khususnya terha-dap umat Katolik. KEP ini dipaparkan secara jelas sehingga membuat saya lebih mengerti tugas-tugas saya sebagai umat Katolik. Manfaat dari mengikuti KEP adalah mendorong saya lebih dekat kepada sang Pencipta dan timbul keinginan/kerinduan untuk mewartakan kebaikkan Tuhan buat sesama. KEP ini, sangat membantu dan menambah wawasan khu-susnya dalam kehidupan sehari-hari. Manfaat KEP yaitu menumbuhkan kedewasaan iman, dapat mengkoreksi diri, bagaimana melakukan sharing iman kepada sesama dan belajar peduli kepada sesama yang seiman, baik yang saat ini tidak aktif lagi ke gereja maupun yang sedang aktif.

Suster Joice PRR,

KEP sangat bagus, membantu kita semua untuk mengenal dan mengetahui bagaimana cara mewartakan sabda Tuhan, peserta diajarkan ketrampilan mengajak bertobat,

dan melatih diri dalam kunjungan. Manfaat KEP yang saya rasakan menambah ketrampilan dalam kunjungan keluarga, menambah semangat untuk membaca dan merenungkan sabda Tuhan.

Pemuda Katolik dari Lingkungan St Arnoldus, Saudara Arif Parimpin, KEP ini luar biasa bagi saya pribadi dan dan sangat berguna bagi perkembangan iman gereja kecil (keluarga). Manfaatnya adalah tugas perutusan dipertegas adalah tugas semua murid Yesus, lebih mengenal diri sendiri, disegarkan dan diperbaharui dalam iman. KEP memberi semangat dan keberanian untuk memberitakan Firman Tuhan.

Prodiakon, Paroki St. Klemens-1 Balikpapan, Bapak Adrianus Aso,

KEP sangat menarik sekali karena melalui KEP ini, saya mendapatkan banyak sekali pengalaman, baik cara memulai membaca alkitab, cara kunjungan rumah, saya boleh mengenal banyak sabda Allah yang menjadi panduan untuk saya pribadi maupun teman-teman seiman. Manfaat KEP bagi saya adalah saya bisa mempraktekan dalam keluarga tentang kebaikkan Tuhan yang saya alami sesuai dengan cara-cara yang saya dapat melalui KEP ini.

Pengurus DPP, anggota Seksi Kerasulan Keluarga, Ibu Rosalia Pasundun, KEP sangat bermanfaat, memberi ilmu baru mengenai cara/teknik mewartakan kabar baik secara sederhana, mengerti/memahami perbedaan Evangelizer dan Evangelist. dalam mewartakan kabar baik. Manfaat KEP ini, sungguh merasakan Tuhan ikut campur tangan dan Roh Kudus ikut terlibat dalam kehidupan saya. KEP membuat saya semakin pasrah dan iman percaya saya kepada Yesus semakin bertambah serta lebih mendengarkan hati nurani yang digerakan Roh Kudus.

PESERTA KEP 2015 BERSAMA BU NINIEK DAN BU SRI WARNANINGSING

20

Warta Shekinah edisi November - Desember2015


Forum BPN Penutup

Pengurus PDKK Kasih Yesus, Paroki St Klemens-1 Balikpapan, Ibu Roosye,

KEP sangat menarik sekali, ingin rasanya terus menerus mengikuti kursus ini. KEP ini sangat luar biasa membangkitkan rasa ingin tahu dan mengobarkan semangat dalam mengikutiNya. Manfaatnya, saya semakin mencintai Yesus dan lebih mengerti panggilan perutusan yang Tuhan kehendaki.

Koordinator Legio Maria Paroki St Klemens-1 Balikpapan, Ibu Emma,

KEP luar biasa bagusnya. Manfaatnya bagi saya yaitu mengunjungi orang atau keluarga dengan penuh percaya diri. Sebelum mengikuti KEP, saya tidak percaya diri untuk melakukan tugas pelayanan dan masih mementingkan diri sendiri. Dengan pembekalan KEP ini, saya disadarkan akan tugas-tugas umat Allah dalam pelayanan terhadap sesama begitu penting.

Seluruh materi dari buku Misi Evangelisasi dan praktek telah diberikan dengan sangat baik oleh para pengajar KEP dari BPK-PKK Keuskupan Surabaya. Para pengajar telah menunjukan kompetensi mengajar yang sangat baik dan penuh dengan pengalaman sehingga penyampaian materi dari sesi ke sesi sangat menarik. Para pengajar menunjukkan cara mengajar, bahasa tubuh dan pengucapan yang baik dan sederhana. Pengajarannya banyak memuat ajaran-ajaran Gereja Katolik dan sekaligus menyampaikan katekese liturgi. Banyak peserta memuji kemampuan para pengajar. Dari questioner, para peserta menilai bahwa KEP ini perlu direncanakan diadakan kembali tahun 2016. Harapan dari kami, baik panitia KEP 2015 maupun Pastor Doni MSF, selaku Pastor Paroki St Klemens-1 agar BPN-PKKI melalui BPK-PKK KASRI memasukkan kembali program KEP ini untuk Balikpapan. Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada BPKPKK KASRI, BPK-PKK Surabaya dan BPN-PKKI yang telah membantu terlaksananya KEP 2015 ini. Tuhan Yesus memberkati.

Tokoh umat dari Stasi St Clara Amborawang, Bapak Antonius, KEP itu penting sekali buat kita orang Katolik agar dapat membentuk barisan pasukan Kristus dan Bunda Maria serta semakin merapat satu dengan yang lainnya agar supaya tujuan Gereja dapat terwujud. Manfaat KEP bagi saya membuat pribadi yang semakin memahami Yesus Kristus sebagai satu-satunya penyelamat manusia, menyadari bahwa ternyata saya orang Katolik yang masih kecil dan tidak tahu apa-apa tentang Yesus Kristus.

PESERTA KEP 2015 BERSAMA PASTOR DONI MSF, PAK TJENDANA, PAK SETIADI Warta Shekinah edisi November - Desember2015

21


Forum BPN

Berita dari BPK Jayapura PK Jayapura kembali mengadakan KEP angkatan ke IX. Dimulai tanggal 4 September 2015 sd 20 November 2015. Jumlah peserta B 21 orang. Kami bersyukur bahwa para pengajar lokal telah dapat secara mandiri melaksanakan KEP ini dan apabila sebelumnya mencoba dengan 1xpertemuan pada setiap hari jumat sore, mendalami 2 bab, maka untuk KEP kali ini, hanya mendalami 1 bab saja, agar peserta mendapatkan pendalaman materi yang lebih mantap.

Pada mulanya kami sedikit kuatir, jika peserta mundur ditengah jalan karena panjangnya waktu kursus, namun puji Tuhan, hingga saat ini peserta masih tetap setia, semoga tetap setia sampai selesai, dan terus menjadi seorang evangelizer ditengah-tengah umat.

Ujian TC hari pertama

TC SHDR : TC SHDR angkatan 2, dilaksanakan pada tanggal 1314 agustus 2015. Jumlah peserta 21 orang, terdiri dari 2 orang imam, 1 orang biarawati, 2 orang frater dan 16 umat awam. TC diberikan oleh ibu Sisca dan ibu Grace dari BPK PKK Surabaya.

calon pengajar SHDR menanti test santai tapi deg-degan

22

Warta Shekinah edisi November - Desember2015

Kegiatan di lanjutkan dengan retret penyembuhan luka batin pada tanggal 15-17 agustus 2015. Jumlah peserta +/- 90 orang. Puji Tuhan, peserta sungguh merasakan sentuhan kasih Allah melalui seluruh proses retret yg dibawakan oleh para pemateri.

Setelah itu, maka pada tanggal 3-4 Oktober 2015, ibu Ratna Nirmala (BPN PKKI) menuju Jayapura guna memberikan ujian bagi para peserta TC. Yang mengikuti TC SHDR sebanyak 19 peserta, yg mengikuti ujian sebanyak 11 peserta, sisanya mundur karena belum siap. Peserta yg mengikuti ujian, telah diberikan pelatihan sebanyak 2x dan didampingi oleh pastor Yanuarius You, Pr. Terima kasih pastor Yan, yang dengan setia mendampingi dan membimbing para peserta. Semoga BPK Jayapura akan mendapatkan penambahan pengajar-pengajar, terutama para pengajarpengajar muda, agar gerakan pembaharuan karismatik katolik, dapat menjangkau lebih banyak lagi anak-anak muda di keuskupan Jayapura. Amin.


Forum BPN Berita dari WAMENA SHDR di Dekenat Pengunungan tengah, Wamena Puji Tuhan, setelah beberapa kali di rencanakan dan karena berbagai hal tidak dapat dilaksanakan, akhirnya pada tanggal 28-29 agustus 2015, SHDR dapat dilaksanakan di Wamena. Jumlah peserta terbanyak berasal dari paroki Mutsafak (+/- 2 jam perjalanan dari ?)

Pastor Yan You dan Ibu Ratna

Pastor Ivan OFM Cap, dalam Misa Penutup

Foto bersama para peserta SHDR Tim Keuskupan Jayapura saat SHDR di Wamena

Warta Shekinah edisi November - Desember2015

23


Forum BPN

KUASA TUHAN MENGGUNCANG BOGOR

B

anyak orang mengalami kesembuhan, yang lumpuh dapat berjalan kembali, yang tuli mendengar, yang menderita kanker disembuhkan, dan lain-lain; hal ini juga tidak hanya dialami oleh umat Katolik saja, tetapi juga umat yang beragama lain: Protestan, Budha, dan bahkan juga Islam. Itu kesembuhan fisik, belum lagi yang mengalami kesembuhan jiwa, dan kesembuhan rohani. Semua hal tersebut terjadi pada saat Kebangunan Rohani Katolik (KRK) dengan tema “Mujizat Pasti Terjadi” dengan pembicara bapak Benyamin Ratu dari KAJ.

Sekitar 1000 umat, mulai dari Serang, Sukabumi sampai Purwakarta turut hadir dalam KRK ini. Mereka semua bersama dengan Uskup Bogor: Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM, RD Monang selaku Sekretaris Keuskupan Bogor, RD Endro dari Katedral Bogor, RD Dwi Karyanto dari paroki Herkulanus Depok, dan RD Garbito dari Paroki Maria Tak Bernoda, Rangkas Bitung, mengikuti seluruh rangkaian acara mulai dari awal jam 17.00 sampai dengan sekitar jam 21.00. KRK ini diselenggarakan oleh PDPKK (Persekutuan Doa Pembaruan Karismatik Katolik) St. Maria Fatima dan didukung oleh BPKPKK (Badan Pelayanan Keuskupan Pembaruan Karismatik Katolik) Keuskupan Bogor, sebagai ucapan syukur atas hari ulang tahunnya yang ke 21 yang jatuh pada tanggal 20 Mei 2015, dan juga sebagai peringatan hari Pentakosta, 24 Mei 2015. Ketua Panitia, D. Agus Goenawan, mengungkapkan bahwa penyelenggaraan KRK itu sendiri sebenarnya suatu mujizat yang sudah terjadi, karena panitia hanya memiliki waktu persiapan sekitar 4 bulan dengan kebutuhan anggaran dana sekitar Rp. 160 juta. Sampai awal April, dana yang masuk dari para sponsor baru sekitar 10%, tetapi awal Mei ternyata semua sudah dipenuhi Tuhan, mujizat-Nya memang terjadi, sehingga KRK dapat terlaksana dengan baik. Acara KRK ini juga menjadi sangat meriah dengan hadirnya Delon “Idol”, yang rupanya tetap merupakan idola bagi umat yang hadir. Kemudian hadir pula Jeffry S. Tjandra, seorang penyanyi rohani yang sudah terkenal. Bapak Uskup, menyambut penyelenggaraan KRK ini dengan sangat antusias. Beliau mengungkapkan bahwa KRK ini tidak ada artinya bila kita tidak kembali kepada Yesus. Karena itu marilah kita kembali kepada Yesus, agar mujizat terjadi, serta terus untuk mewartakan bahwa Tuhan kita itu hidup. Setelah sambutan Uskup, acara secara resmi dibuka dengan doa pembukaan oleh RD Endro. Pak Ben, sebutan dari Benyamin Ratu, mengingatkan agar umat tidak hadir ke KRK ini hanya untuk mencari kesembuhan, tetapi seharusnya mencari Sang Sumber Kesembuhan, yaitu Yesus Kristus sendiri. Tanpa mau bertobat untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan maka kita tidak akan menerima kesembuhan. Pak Ben menunjukkan bahwa kesembuhan ternyata dapat Juru Selamat pribadi kita masing-masing, diperoleh tanpa perlu di-doakan, tetapi cukup dengan cara membaca Kitab Suci dengan sungguh-sungguh, dengan bernyanyi lagu rohani sepenuh hati,

24

Warta Shekinah edisi November - Desember2015

Uskup Bogor diapit oleh pasutri Benyamin Ratu dan bu Ning

Bpk Benyamin Ratu didoakan oleh Uskup Bogor

RD Endro, RD Garbito, RD Dwi Karyanto dan RD Monang

Uskup Bogor bersama dengan tim pujian Amazing Grace

berdoa Salam Maria, dan juga melalui perayaan Ekaristi, seperti yang dialaminya sendiri. Dalam KRK tersebut, pak Ben menunjukkan kuasa Tuhan yang terus bekerja untuk menyembuhkan orangorang yang beriman dan mau menyerahkan bebannya kepada Tuhan Yesus. Kemudian pak Ben, juga menawarkan “Siapa yang ingin disembuhkan perekonomiannya?”, dan ternyata semua mengangkat tangannya. Beliau kemudian mengatakan kalau mau, maka kita perlu memberi terlebih dulu dan nanti Tuhan akan melipat gandakannya, karena Tuhan Yesus sendiri mengatakan “lebih baik memberi daripada menerima”. Setelah seluruh peserta didoakan secara pribadi oleh tim doa, termasuk Bapak Uskup dan para Pastor, maka Bapak Uskup menutup seluruh rangkaian acara dengan doa penutup dan berkat. Pada sambutan terakhir, sebelum memberikan berkat, Bapak Uskup mengharapkan agar seluruh umat setelah menyaksikan kehadiran Tuhan dalam KRK ini, maka seluruh umat berubah menjadi manusia baru, yang memenuhi Gereja dan rajin membaca Kitab Suci. Uskup bersyukur atas semua hal yang telah dialami pada malam hari itu, karena semua pasti membawa dampak bagi Gereja Katolik, khususnya Keuskupan Bogor. **** (DAG)


Forum BPN

WORSHIP NIGHT d “Close To You” ”Ke manakah aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu?” (Mazmur 139:7)

Sumber : LINGGA

Kuta-Bali, 2 Oktober 2015. Worship night dengan tema “Close To You”, Telah dilaksanakan di halaman parkir Gereja St. Fransiskus Xaverius Kuta. Dengan Pembicara: Bapak Joppy Taroreh dari KAJ, dan kesaksian dari Ibu Mariani juga dari KAJ. Acara yang gemerlap ini juga dimeriahkan dengan bintang tamu : Delon –idol.

Delon Idol dalam tajuk : Hidup yang

Acara dimaksudkan untuk penggalian dana. Panitia untuk acara ini sudah dilakukan sejak 5 bulan sebelumnya.. Tim pelayanan yang terlobat antara lain: Tim Musik dan Pujian ,Choir, Perkusi, Dancer Ministry, Drama dan tak tentunya Tim Doa. Acara meriah ini diselenggarakan oleh beberapa unsur pendukung seperti : Seksi Kepemudaan BPK PKK Denpasar, orang muda dari : PD St. Petrus Kanisius Denpasar , PD St. Aloysius Gonzaga Denpasar , PD St. Don Bosco Kuta , PD St. Maria Bunda Segala Bangsa Nusa Dua, OMK Paroki Roh Kudus Katedral Denpasar , OMK Paroki St. Fransiskus Xaverius Kuta , OMK Paroki St. Maria Immaculata Tabanan, Komunitas Tritunggal Maha Kudus dan Disciples of Jesus Convenant Community (DOJCC)

Renungan oleh Bapak Yoppy Taroreh dan Kesaksian oleh Ibu Mariani Ojong

pagelaran oleh kawula muda Bali

Tim Doa melibatkan PD St. Yoseph Denpasar, PD St. Maria Denpasar ,PD St. Petrus Monang Maning, PD St. Maria Bunda Segala Bangsa Nusa Dua, PD St. Paulus Singaraja

Warta Shekinah edisi November - Desember2015

25


Gema Evangelisasi Melihat struktur panitia, maka bisa kita acungkan jempol karena nyaris melibatkan semua unsur anak muda dan persekutuan doa .. Luar biasa! Acara ini sukses dihadiri dihadiri sekitar 800 orang belum termasuk seluruh Tim panitia, pengisi acara dan Pendoa yang berjumlah sekitar 150 orang. Umat yang hadir berasal dari berbagai Persekutuan Doa dan umat paroki di Denpasar, Kuta, Nusa Dua, Tabanan, Gianyar, Klungkung, dan Singaraja. Acara di mulai Pukul 19.30 Wita dan selesai Pukul 22.15 Wita. Worship Night dibuka dengan sambutan oleh Rm. Sebastian Yordan Ado, Pr. yang mendam-pingi sampai dengan acara berakhir dengan Berkat Penutup oleh beliau. Delon membuka kesaksian hidupnya dengan lagu Serahkan Bebanmu dan Dia Peduli. Dia juga membagikan beberapa keping CD album rohani terbarunya yang bertajuk Hidup Yang Baru dan menyanyikan lagu Hidup Yang Baru dalam kesempatan tersebut. Dilengkapi dengan: Isi Renungan dari Bapak Joppy Taroreh dan isi kesaksian dari Ibu Mariani Ojong. Beberapa umat yang memerlukan pelayanan doa pribadi secara khusus dan konseling, dilayani oleh Tim Doa di Ruangan terpisah sampai dengan jam 24.00 malam. Proficiat untuk Panitia Penyelenggara !!

26

Warta Shekinah edisi November - Desember2015


Kepemudaan

Christian Youth Gathering Dekenat 1 KAPAL Oleh : Liany

P

entakosta merupakan peristiwa besar dalam Gereja. Peristiwa kelahiran Gereja yang bersaksi oleh kuasa Roh Kudus yang dicurahkan Tuhan Yesus ini terungkap dalam tema pertemuan orang muda Katolik Dekenat 1 Keuskupan Agung Palembang (KA-PAL) yaitu ‘KOBARKAN HATI KAMI DENGAN API ROHMU’. Pertemuan ini sungguh merupakan kasih karunia-Nya pada perayaan Pentakosta, 4 Mei 2015. Peserta yang hadir melibatkan sekitar 1150 peserta muda-mudi Katolik di Kota Palembang yang berasal dari seluruh SMU Xaverius Palembang, mahasiswa/i dari Universitas Musi Charitas Palembang, STMIK MDP, Orang Muda Katolik Dekanat 1 Keuskupan Agung Palembang, YDC (Youth Dehonian Community), Forum Komunikasi Misdinar Dekenat 1 Palembang, para Suster Novis FCh dan seminaris (kelas Rethorica) Seminari Menengah St. Paulus Palembang pun tidak ketinggalan berpartisipasi berkumpul bersama di gedung Yayasan Xaverius Palembang, XCS (Xaverius Centrum Studiorum). Acara ini tercetus dari kepedulian seorang anak sekolah menengah atas yang menantang kepedulian para gembala atas situasi yang melanda orang muda yang haus akan kehadiran Roh Kudus dalam hidup mereka. Tema Ekaristi dan tantangan orang muda masa kini dikupas begitu menarik oleh RP. C. Konstantinus, SCJ dan RP. P. Santoso, SCJ dan kesaksian Sdr. Viktor dalam acara ini. Sementara RP. Hendrik, SCJ dan RP. Wahyu, SCJ ternyata juga mampu memikat hati orang muda yang menuntun acara dari awal sehingga akhir. Kegiatan ini mendapat dukungan penuh oleh RP. Frido, SCJ sebagai ketua Yayasan Xaverius Palembang sehingga Aula XCS dapat digunakan sepenuhnya bagi orang muda ini.

Inilah kegiatan “keroyokan” pertama dari berbagai unsur orang muda mulai dari putra-putri altar dekenat, Campus Ministry Musi Charitas, Stikes, para suster dan seminaris, dan YDC membangun kebersamaan dalam tim animasi gerak lagu. Karya Roh Kudus ini merupakan tindak lanjut dari percakapan informal beberapa orang yang menanggapi situasi kebutuhan orang muda. Mereka tersebut adalah RP. Frido, SCJ (Yayasan Xaverius Palembang), RD. Gunadi (Moderator BPK PKK KAPAL dan OMK Dekenat 1 Palembang), RP. C. Kristianto, SCJ (Ketua CM Musi Charitas), Bp. Anwar Salim, Bp. Kusuma (Koord. BPK PKK KAPAL), dan Sdr. Viktor. Mereka bersama-sama melihat perkembangan mudamudi Katolik di Dekenat 1 Palembang dan semakin banyaknya tantangan-tantangan kaum muda saat ini terutama khususnya dalam pertumbuhan iman Katolik kawula muda, semakin banyak tawaran-tawaran yang menggiurkan juga kesempatan yang diberikan, membuat para orang tua dan para Imam menyadari ada sesuatu yang perlu di bangun untuk generasi muda saat ini, agar dapat mengenal lebih dalam ‘kekayaan’ gereja Katolik, akan makna dan penghayatan Ekaristi yang menjadi puncak perayaan iman, serta membangun kebersamaan secara terus menerus diantara orang muda Katolik khususnya, bersama-sama saling mengisi dan menumbuhkan persaudaraan. Sebagaimana para rasul dan Bunda Maria berkumpul di Senakel, berdoa dalam menantikan Roh Kudus, para imam dan awam yang terlibat juga bersama-sama. Untuk memulai dengan Novena penantian Roh Kudus setiap hari sampai malam menjelang tanggal 4 Mei 2015, yang bertepatan pada perayaan Pentakosta acara CYG diselenggarakan. Acara dimulai pada pukul 08.00 diawali dengan registrasi peserta dan pembagian kelompok, dilanjutkan dengan kata sambutan oleh RP. Frido

Warta Shekinah edisi November - Desember2015

27


Kepemudaan dan penyampaian materi. Materi yang disampaikan meliputi pengertian dan penghayatan iman akan arti dari ‘Sakramen Ekaristi’ yang disampaikan oleh RP. Kristianto serta sharing pengalaman iman yang disampaikan oleh sdr. Viktor dan materi yang ke-2 mengenai ‘Tantangan-tantangan kaula muda Katolik’ pada masa kini yang disampaikan oleh RP. Santoso, SCJ diselingi dengan games, animasi berupa gerak dan lagu yang dipersiapkan oleh tim gabungan panitia para kawula muda dan Campus Ministry, kemudian dilanjutkan juga dengan dinamika kelompok dipandu oleh RP. Wahyu, SCJ.

Para peserta sungguh merasa antusias atas terselenggaranya acara Catholic Youth Gathering dan harapan dari kawula muda untuk terus bersama semakin bertumbuh di dalam penghayatan akan iman Katolik dan dalam menghadapi

28

Warta Shekinah edisi November - Desember2015

segala tantangan dan semoga dapat terus melanjutkan acara kebersamaan di antara kaula muda, dapat lebih memperpanjang waktu acara dan memperbanyak dinamika kelompok satu dengan yang lain. Acara ditutup dengan Perayaan Ekaristi dan Adorasi yang dipimpin secara konselebrasi oleh 1 Imam yang juga menemani orang muda sedari awal kegiatan ini. Semua orang berseru kepada Roh Kudus agar pertemuan ini tidak berhenti, melainkan tetap terus berlangsung dalam bentuk yang menyemangati orang muda. Para imam yang terlibat tetap bersemangat untuk melanjutkan yang di bulan oktober dan akhir tahun ini. Semoga Roh yang sama terus menyemangati orang muda untuk tetap terpanggil menjadi saksi Kabar Suka Cita-Nya. Hal yang penting menjadi catatan dari kegiatan ini, semua orang ketika ditanya enggan menyebut diri sebagai ketua pelaksana, yang ada hanya semua orang, semua pihak terkait berpadu hati, tenaga, dan materi untuk kegiatan bersama ini demi bangkitnya iman orang muda di Dekenat 1 Palembang. Pihak yang namanya sudah dikenal tidak menjadi melambung karena kesuksesan acara, pihak yang namanya baru didengar tidak dibuang, melainkan menjadi dikenal dan diterima tanpa curiga atau prasangka apapun dari peserta. Inikah Karya Roh Kudus??? Tentu jawabnya: YA, AMIN.***


D oa S yafaat

Doa Syafaat ( Intercession Prayer ) D

oa Syafaat adalah doa atau permohonan yang dilakukan atas nama orang lain, jadi yang mendoakan hanyalah sebagai perantara. Sangat lah berbeda dengan permohonan doa biasanya. Doa Syafaat juga bukan sekedar doa permohonan yang di naikan sesaat pada satu kesempatan doa saja, misalnya : pada saat mendoakan sesorang di rumah sakit. Lebih dari itu, dalam berdoa syafaat kita menaikan sebuah intensi di luar kepentingan diri sendiri dalam jangka waktu tertentu. Misalnya memohon pengampunan Tuhan untuk dosa seseorang atau suatu bangsa, untuk perdamaian dunia, untuk kepentingan komunitas dan lain-lain sampai doa-doa kita terjawab.

Pembaharuan Karismatik Katolik (PKK) dan doa syafaat Menyadari penting doa syafaat, khususnya doa syafaat secara profetis, PKK mendorong kaum awam untuk semakin bersemangat dalam berdoa syafaat. Ada banyak kesaksian tentang umat kristen yang bertumbuh dengan pesat disertai semangat pelayanan yang menyala-nyala di berbagai tempat, kesembuhan, sebagai hasil doa syafaat. Beberapa negara seperti : India, Australia, Singapura, Jerman, Bostwana dan Canada. Berdoa syafaat dengan berbagai cara dan memiliki kelompok-kelompok pendoa syafaat yang terorganisir. Di tingkatan internasional, ICCRS mengadakan pertemuan tentang doa syafaat pada tahun 2010 di Asisi, sebagai tanggapan atas panggilan Tuhan yang kuat untuk berdoa syafaat. Di tingkat regional, ISAO mengajak BPNBPN di daerah Asia Oceania untuk berdoa syafaat dengan berbagai intensi pada setiap awal bulan. BPN PPKI mendorong BPK-BPK di Indonesia untuk membangun kelompok-kelompok doa syafaat secara teratur dengan berbagai macam intensi dan saling mendoakan untuk pertumbuhan Gereja dan PKK.

Fransisca, Surabaya

Mengapa kita perlu berdoa syafaat? Dibawah ini adalah beberapa alasan, mengapa sebagai orang Kristiani perlu berdoa syafaat: 1. Tugas untuk mewartakan Injil kepada segala bangsa, merupakan perutusan hakiki dari Gereja (EN.14). Kita semua adalah Gereja Pewartaan ini tidak berhasil tanpa di dukung oleh doa syafaat (kita). Tanpa mengerti visi Tuhan, karya evangelisasi bergerak di jalan yang salah dan kehilangan tenaga. Doa hendaknya menyertai para perjalanan misionaris sehingga pemberitaan tentang Sabda akan menjadi lebih efektif karena Rahmat Allah. Doa permohonan bagaikan “ragi jantung Trinitas�. Inilah caranya menembus hati Bapa menemukan dimensi baru yang dapat menerangi situasi kongkret dan mengubahnya.

Warta Shekinah edisi November - Desember2015

29


D oa S yafaat

Para peserta lokakarya sedang mempraktekkan cara berdoa syafaat secara berkelompok

2. Doa syafaat buat para pemimpin, baik pemimpin dunia, negara, gereja, komunitas, dan pemimpin keluarga memerlukan doa-doa dari kita, supaya mereka dapat memimpin, melindungi kita. 3. Buat mereka yang mengalami penganiyaan. Sebagai satu kesatuan Tubuh Kristus, kita perlu terus menerus mendoakan saudara-saudara kita yang teraniyaya dan memohon pengampunan Tuhan bagi mereka yang melakukan penganiyayan. 4. Rasul Yakobus mengajurkan agar kita saling mendoakan (berdoa syafaat) bagi kepentingan sesama: “ Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya” (Yakobus 5:16). 5. Pendoa syafaat harus menjadi detonator dan penggerak utama dari semua pelayanan yang kita lakukan. Ibarat kuda yang diletakan di depan kereta perang untuk menarik kereta tersebut bisa bergerak menuju ke satu tujuan. Adanya kelesuan, perpecahan dan berbagai masalah dalam komunitas aalah cambuk, agar setiap anggota komunitas (kita) mulai dan selalu berdoa syafaat. Sebaliknya jangan menunggu masalah, baru berdoa.

Bagaimana melakukan doa syafaat. Doa syafaat adalah sebuah doa TrinitasKita berdoa untuk orang lain kepada Allah Bapa melalui dan bersama Allah Putera, dalam kuasa dan bimbingan Allah Roh Kudus. Roh Kudus adalah agen utama dari doa syafaat (Roma 8:26)

30

Warta Shekinah edisi November - Desember2015

Beberapa bentuk doa syafaat: 1. Dengan berdoa : Menaikan intensi doa kita saat pertemuan doa syafaat, pertemuan team Persekutuan Doa, Vigili, doa pribadi, pertemuan keluarga, dengan berdoa Novena, berdoa Rosario. 2. Dengan persembahan: melalui Misa Kudus, melakukan pantang dan puasa, mempersembahkan penderitaan kita, dan lain-lain. 3. Dengan melakukan tindakan nyata: seperti Jalan Salib, berdoa di tempat/sekitar tempat yang didoakan (seperti di daerah klinik aborsi, red ligth district, gedung pemerintahan).

Doa syafaat dan peperangan rohani “Kita tahu bahwa kita berasal dari Allah dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat” (1 Yoh 5:19). Tidak ada satu pun tempat di dunia (negara, bangsa, kota, paroki, komunitas, keluarga, maupunindividu) yang luput dari pengaruh kuasa si jahat. semua anak Tuhan perlu menyadari ada 3 bidang pekerjaan iblis yang harus diperangi: dunia (semua yang berada dibawh kuasa iblis, dimana hedonisme, konsumerisme, materialisme mendominasi), kedagingan (Bdk. Galatia 5 :1921) dan setan. Jadi pertempuran rohani bukan semata-mata pengusiran setan. Namun juga pertempuran kita melawan keinginan daging, melawan gaya hidup dunia yang berlawanan dengan keinginan Allah, dan lain-lain. Penting diingat bahwa kita melakukan peperangan dengan musuh yang sudah “dikalahkan” dengan kematian dan kebangkitannya, Yesus sudah mengalahkan musuh. Untuk itu kita tak boleh lengah namun juga tak perlu berpikir tentang iblis dan selalu membicarakan mereka. Kardinal Paul Cordes dalam bukunya “Call to Holiness” mengatakan: “Kemenangan Kristus dan kuasa yang telah Dia berikan kepada Gereja-Nya, memperlengkapi kita semua untuk mengalahkan setan sertapara pengikutnya: yakni melalui Sakramen-sakramen (terutama Sakramen Rekonsiliasi), doa dan puasa. Sebagian besar medan perang terjadi dalam pikiran kita, lokasi dimana setan dan pasukan terus menerus berperang untuk menguasai pikiran, imajinasi, keyakinan dan keputusan kita. Misalnya: hilangnya rasa percaya pada Allah, keinginan bunuh diri, percaya aborsi bukanlah dosa. Melalui doa syafaat, pikiran dapat didoakan agar terbebas dari kontrol si jahat.


D oa S yafaat Ada beberapa tips untuk dapat berdoa syafaat secara efektif:          

Berdoa syafaat dengan kuasa Roh Kudus. Berdoa menurut kehendak Bapa. Berdoa dengan visi. Berdoa dengan iman. Berdoa syafaat dengan kasih/ cinta(love). Berdoa dengan belas kasihan (compassion). Mengidentifikasi diri dengan orang atau obyek yang akan kita doakan. Berdoa dengan kesatuan hati. Berdoa dengan beban rohani. Berdoa dengan tekun. Berdoa syafaat dengan menaikan rasa syukur dan pujian kepada Tuhan, karena kita tahu bahwa Dia sudah menjawab doa kita seperti yang dilakukan Yesus pada saat membangkitkan Lazarus (Yoh 11:1-42) khususnya ayat 41-42.

Doa syafaat yang profetis Saat berdoa, baik secara pribadi maupun bersama-sama, kita dapat menggunakan daftar permohonan apa saja yang perlu kita doakan. Hal ini akan membantu seseorang untuk berdoa. Namun jangan hanya berhenti pada daftar tersebut. Kita perlu bertumbuh dan menjadi pendoa syafaat yang profetis. “Profetik” yaitu berkenan dengan kenabian. Nabi: orang yang menjadi pilihan Allah untuk menerima wahyu Nya. Seorang nabi adalah seorang perantara, berada di antara Allah dengan umat-Nya. Yang dimaksud berdoa syafaat secara profetis, yaitu kita perlu fokus (mengarahkan hati, pikiran, telinga, mata) pada apa yang menjadi ide, rencana, keingina, beban hati Tuhan untuk kita doakan. Bukan berfokus pada daftar keinginan kita atu orang lain. Untuk itu yang dapat kita lakukan pada saat berdoa: 1. Kosongkan pikiran dari ide, rencana-rencana yang akan kita doakan, kekhawatiran dan kecemasan kita (ibarat gelas yang kosong). Fokuskanlah pikiran dan hati hanya kepada Tuhan. 2. Carilah rencana Tuhan. Berdoalah minta pada Tuhan ujub doa untuk kita doakan (1 Yoh 5:14-15). Tidak menutup kemungkinan dalam 1 kali pertemuan doa hanya ada 1 intensi doa untuk kita doakan. 3. Tahu strategi Allah. Bertanyalah kepada Tuhan bagaimana harus berdoa. Mungkin Tuhan akan mendorong kita untuk berdoa tidak hanya berdoa syafaat, seperti biasanya, melainkan bersyafaat melalui Bunda Maria (Doa Rosario), atau melakukan Jalan Salib atu melakukan Jericho March (Yosua 6:1-5). Kadang-kadang Tuhan memberikan strategi berdoa yang lama dengan berpuasa dan berdoa selama beberapa waktu. Ada banyak cara yang akan ditunjukkan Tuhan. Lalu lakukan doa syafaat seperti Tuhan perintahkan. 4. Sediakan (beberapa kali) waktu hening dalam doa syafaat untuk mendengarkan Tuhan. 5. Ucapkan syukur karena Dia selalu menjawab semua doa kita (dengan jawaban ya, tidak atau tunggu). Yesaya 65:24.

Kehidupan seorang pendoa syafaat Penting untuk disadari bahwa pendoa syafaat adalah orang yang menjadi perantara antara Tuhan dengan seseorang/suatu keadaan yang jauh dari Tuhan. Orang yang membangun dinding perlindungan bagi orang lain/suatu situasi. Orang yang mengerti beban hati Tuhan, sehingga dapat menjadi pendoa yang profetis. Untuk dapat berada dalam posisi ini, seseorang perlu :  Berusaha untuk hidup dalam kekudusan. Bagaimana menjdai penengah/jembatan antara Tuhan dan orang berdosa kalau hidupnya sendiri tidak kudus? Yang diperlukan disini adalah orang yang menyadari dosanya dan mengalami pertobatan terus-menerus. Tidak ada seorang pun yang tak berdosa. Untuk itu seseorang perlu sering menerima Ekaristi dan Sakramen Tobat.  Memiliki hubungan akrab dengan Allah Tri Tunggal Mahakudus dan berani mengikuti dorongan Roh Kudus.

Penutup Rasul Paulus memberi nasehat kepada jemaat di Tesalonika untuk tetap berdoa (1 Tes 5:17). Itulah tindakan kasih yang dapat dilakukan bukan saja oleh jemaat Tesalonika, tetapi oleh semua orang Kristiani, tetap berdoa, saling mendoakan, saling menjaga agar nyala api Roh Kudus dalam diri setiap anak Tuhan jangan sampai padam. // *** Ant Sumber bacaan: Katekismus Gereja Katolik Pray Lifting up Holy Hands, The Prayer of Intercession ; Cyril Jhon; 2012 http://www.iccrs.org

Warta Shekinah edisi November - Desember2015

31


R enungan

Jadikan aku mencintai Sabda-Mu, ya Tuhan! Sumber dari : http://www.katolisitas.org

H

atiku terharu melihat video-clip yang yang dikirim oleh seorang sahabat. Di sana terekam suasana suatu persekutuan Kristiani di negara komunis, ketika ada seseorang yang membuka sebuah koper yang ternyata penuh berisi Kitab Suci. Begitu dibuka, sontak koper itu diserbu, sebab setiap orang yang hadir di sana sangat ingin mendapat Kitab Suci. Mereka berebut mengambil kitab-kitab itu dan kemudian dengan berurai air mata, mereka menciumnya…. Tercermin di sana, rasa syukur tak terhingga, “Terima kasih Tuhan, kami memperoleh kitab ini yang berisi sabda-Mu!” Mungkin demikianlah yang terucap di batin mereka. Tak terasa, air mataku pun ikut menetes sebab hatiku turut merasakan luapan sukacita mereka. Tayangan yang kurang dari semenit itu sekaligus mengingatkan aku, yang telah lebih dahulu memiliki Kitab Suci, untuk lebih lagi membacanya dan meresapkannya di dalam hati…. Bacaan Injil di hari Minggu Kitab Suci Nasional ini mengisahkan tentang Tuhan Yesus yang menyembuhkan seseorang yang tuli dan gagap. Yesus memisahkannya dari orang banyak. Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu; dan dengan ludah-Nya Ia meraba lidah orang itu. Kemudian, Yesus berkata, “Efata!” yang artinya, “Terbukalah”. Dan seketika itu sembuhlah orang itu dan ia dapat berbicara. Yesus dapat saja hanya berkata-kata untuk menyembuhkan orang itu, namun nyatanya Yesus juga menggunakan sarana yang dapat dilihat untuk menyampaikan rahmat-Nya. Kejadian ini membantu kita memahami mengapa digunakan tanda/sarana dalam sakramen-sakramen Gereja. Yesus mengalirkan rahmat-Nya melalui sakramen yang memberikan pengaruh yang besar bagi jiwa orang yang menerimanya. Telah sejak abad-abad awal, Gereja menggunakan perkataan ini ketika berdoa bagi orang yang dibaptis: “Semoga Tuhan Yesus, yang membuat orang tuli mendengar dan orang bisu bicara, mengaruniakan agar pada saat yang tepat engkau dapat mendengarkan SabdaNya dan mewartakan Imanmu” (Ritual Pembaptisan Bayi). Demikianlah melalui Baptisan, Tuhan Yesus melepaskan kita dari ikatan dosa. Ia membuka telinga kita untuk mendengarkan Sabda-Nya dan melepaskan kekeluan lidah kita untuk memuji dan mewartakan kebaikan Tuhan kepada dunia sekitar kita. Selanjutnya jamahan Tuhan ini dapat terus terjadi dalam hidup kita. Mungkin kita perlu merenungkan sendiri dalam hati, terutama di awal bulan Kitab Suci ini. Adakah kita sudah tidak tuli dan gagap secara rohani? Apakah kita sebagai orang tua sudah meneruskan ajaran iman kepada anak cucu kita? Apakah kita telah membacakan Kitab Suci kepada mereka, mengajari mereka berdoa dan pergi menghadiri Misa bersama? Apakah kita berani mewartakan iman kita, jika kesempatan itu datang, atau bahkan jika perlu, kita mengadakan kesempatan itu? Apakah kita telah dapat menjadi orang yang dengan gembira mewartakan iman kita, baik dengan perbuatan maupun dengan perkataan? Sungguh, ada banyak orang di sekitar kita yang memerlukan Kristus dan perlu mendengar Kabar Gembira keselamatan Allah. Semoga kita tidak menjadi orang yang gagap dan tak bisa mewartakan Kristus! Namun agar kita dapat fasih dalam mewartakan Kristus dan ajaran-Nya, kita harus lebih dahulu mendengarkan dan memahaminya. Bersyukurlah, kini kita memiliki banyak cara untuk mempelajari ajaran iman kita. Ada yang memulai dengan membaca dan merenungkan bacaan Kitab Suci setiap hari sesuai dengan bacaan liturgi Misa Kudus.

32

Warta Shekinah edisi November - Desember2015

Ada pula yang mulai membaca keseluruhan Kitab Suci, mulai dari Perjanjian Baru terlebih dahulu dan baru kemudian Perjanjian Lama. Atau ada yang senang menyimak EWTN dan situs-situs Katolik di internet. Namun sebenarnya ada juga cara lain, yang lebih sederhana, yang dapat dilakukan setiap umat Katolik. Yaitu, membaca Kitab Suci yang dibarengi dengan membaca Katekismus. Mengapa? Karena dengan membaca Katekismus Gereja Katolik kita membaca rangkuman ajaran iman yang bersumber pada Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Dengan demikian, kita mempelajari sabda Allah dalam kesatuan dengan Gereja, dan kita membaca sabda-Nya dalam pimpinan Roh Kudus yang sama dengan Roh Kudus yang telah menyertai Gereja-Nya selama sekitar 2000 tahun! Namun sejujurnya, selain niat, dibutuhkan juga kerendahan hati untuk membaca Katekismus. Sebab selain bahwa buku tersebut cukup tebal, ada juga hambatan yang datang karena suatu paham tertentu. Yaitu, kecenderungan yang menganggap bahwa untuk memahami sabda Tuhan itu, hanya “saya dan Roh Kudus” saja sudah cukup. Semoga ada saatnya Tuhan akan membuat kita menyadari bahwa Roh Kudus yang sama itu sesungguhnya telah lebih dahulu bekerja atas para rasul dan para penerusnya, dan dalam Gereja sampai sekarang. Sehingga jika kita ingin sampai pada pemahaman yang lengkap dan utuh, kita mesti memiliki kerendahan hati untuk terus belajar dan mendengarkan apa yang diajarkan oleh Gereja. Dengan demikian kita tidak menjadikan diri sendiri menjadi seorang yang “tuli” secara rohani– yaitu menganggap diri sudah mendengar sabda Tuhan dengan jelas padahal sesungguhnya belum. Ironisnya, kantin rohani di paroki belum tentu menjual buku Katekismus. Sekalipun sudah ada, tak sedikit umat Katolik malah lebih memilih untuk mendengarkan pengajaran dari komunitas-komunitas non-Katolik, sehingga akhirnya malah memiliki pengertian yang tidak sesuai dengan ajaran iman Katolik sendiri. Walaupun kekayaan rohani dan perbendaharaan ajaran iman sudah dengan demikian indah dan lengkapnya tersedia di dalam Gereja Katolik, namun umat malah mencari di tempat-tempat lain. Mungkin kita perlu bersama-sama meneruskan pesan St. Paus Yohanes Paulus II yang mengatakan, “Katekismus ini diberikan…. supaya dapat menjadi teks referensi yang pasti dan otentik bagi pengajaran ajaran Katolik” (Fidei Depositum, 3). Dalam Katekismus itulah terbentang sumber perbendaharaan ajaran iman Kristiani yang berdasarkan sabda Tuhan yang tertulis dalam Kitab Suci, yang dihidupi dalam Tradisi Suci para rasul dan yang telah diteruskan oleh Gereja sampai sekarang. Karena itu, dengan mempelajari Katekismus, kita semakin dapat bertumbuh dalam pemahaman akan sabda Tuhan. Pemahaman ini akan membuat kita semakin haus untuk terus membaca Kitab Suci, merenungkannya dalam kesatuan dengan seluruh Gereja-Nya, dan melaksanakannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Di hari Minggu Kitab Suci ini, mari kita memohon agar Tuhan menjadikan kita berani memberi kesaksian iman kepada orang-orang di sekitar kita. Tentang ini, St. Agustinus berkata, “Jika kamu mengasihi Allah, tariklah kepadamu semua orang yang hidup di sekitarmu atau di dalam rumahmu, supaya mereka semua pun dapat mengasihi Dia. Jika kamu mengasihi Tubuh Kristus, yaitu kesatuan Gereja, doronglah setiap dari mereka untuk bersukacita dalam Tuhan dan katakanlah kepada mereka bersama dengan Daud, “Muliakanlah Tuhan bersama-sama dengan aku, marilah kita bersama-sama memasyurkan nama-Nya” (Mzm 34:4). Dan untuk ini, jangan membuat perhitungan atau menjadi kikir. Tapi menangkanlah bagi Tuhan, sedapat mungkin semua orang, dengan cara yang memungkinkan, seturut kemampuanmu: dengan menganjurkan mereka, mendukung dan menanggung mereka, memohon bersama mereka, berdialog dengan mereka, dan memberikan alasan-alasan sehubungan dengan iman, dengan kemurahan hati dan kebijaksanaan” (St. Augustine, Commentary on the Psalms 34). Dan di atas semuanya itu, dalam keheningan pagi ataupun malam hari, semoga kita dengan lebih setia, membaca dan merenungkan sabda Tuhan, agar sabda-Nya itu meresap dalam jiwa kita dan memimpin hidup kita. “Tuhan, jadikanlah aku semakin mencintai sabda-Mu, supaya aku dapat semakin mengenal dan mencintai Engkau.”


M ancanegara

- Menginjili Evangelis -

Mengapa Paus Francis Suka Bertemu Dengan Gerakan Karismatik?

Paus Francis menyapa para peziarah di Lapangan Santo Petrus saat Rabu untuk khalayak umum pada tanggal 17 Juni 2015. (dok: Bohumil Petrik / CAN).

Vatican City, Jul 3, 2015 / 11:38 (CNA / EWTN Berita)

Oleh: Andrea Gagliarducci, CNA Vatican Observer.

Kehadiran Paus Francis dalam dua tahun berturut-turut di Pembaruan gerakan karismatik Katolik dalam acara pertemuan Roh menunjukkan perhatiannya kepada gerakan karismatik sebagai sarana untuk membuka jalan ekumenis. Selama pertemuan dengan Paus Francis 'di Lapangan Santo Petrus, doa didaraskan oleh Kardinal Kurt Koch dan Leonardo Sandri, ketua Dewan Kepausan untuk Promosi Persatuan Umat Kristen dan Prefek Kongregasi untuk Gereja-gereja Timur; Anglikan Uskup Agung David Moxon, yang mewakili Uskup Agung Canterbury menuju Tahta Suci; dan Mgr. Barnaba El Soryani, Uskup-Koptik Ortodoks, sebagai delegasi dari Theodore II, Patriark Alexandria. Hadir pula Mgr. Athanasisu Matti Shaba Matoka, Katolik –Siria Uskup Agung emeritus dari Baghdad; Yang Mulia Pollycarpus Eugenio Aydin, wakil dari Keuskupan Syria-Ortodoks Belanda; Wahyu Louie Giglio, dari Gairah City Church of Atlanta; Jonas Jonsoon, dari Gereja Lutheran Swedia; dan Giovanni Traettino, presiden dari Gereja Injili untuk Rekonsiliasi di Italia. Kehadiran beragam Gereja ini sejalan dengan komitmen Paus Francis ‘untuk ekumenisme. Di luar dialog yang baru dibuka dengan Gereja Ortodoks dan Anglikan, dunia Injili (evangelical) merupakan tan-tangan besar bagi ekumenisme, dan mungkin salah satu yang paling penting. Dialog dengan kelompok evangelis, Massimo Introvigne, otoritas internasional tentang sekte keagamaan. Menurut Introvigne, yang ekumenisme ke-empat - yang dari sekte Protestan yang baru lahir pada awal abad ke-20 - mungkin tanah yang paling bermanfaat bagi dialog ekumenis. Warta Shekinah edisi November - Desember2015

33


M ancanegara Upaya dialog seperti memiliki batas: misalnya, pencarian untuk pihak yang mewakili Pentakosta. Meskipun mereka merupakan tigaperempat dari Protestan di beberapa bagian dunia dan sebanyak sepertiga dari semua orang Kristen, Pentakosta sangat terfragmentasi. Keragaman dalam kelompok menyajikan kesulitan untuk dialog. Ini mungkin sebabnya mengapa Paus Francis telah memilih untuk mendorong dialog khusus dengan individu dan kelompok-kelompok kecil. Pada tanggal 28 Juli 2014, Paus melakukan kunjungan pribadi ke pendeta evangelis Gereja Giovanni Traettino di Caserta. Keduanya bertemu pada tahun 2006 dan telah mempertahankan hubungan baik sejak itu. Pertemuan terakhir dari serangkaian pertemuan Paus Francis dengan pemimpin evangelicals terjadi pada tahun 2014. Televangelis Joel Osteel, pendeta Tim Timmons dan presiden dari Evangelical Universitas Westmont Gayle D. Beebe mengunjungi Paus Francis 4 Juni 2014. Paus Francis kemudian bertemu pada 24 Juni tahun yang sama dengan televangelis James Robins dan Kenneth Copeland, de-ngan uskup Anthony Palmer dari Persekutuan Gereja Injili Episkopal, dengan pasangan John dan Carol Arnott dari Toronto dan - antara lain - dengan Geoff Tunnicliffe dan Brian C . Stiller, masing-masing sekretaris jenderal dan duta dari World Evangelical Alliance. Menurut vaticanista Italia terkemuka Sandro Magister, melalui pertemuan ini Paus Francis melakukan upaya luas untuk “meraih dukungan dari para pemimpin evangelicals di seluruh dunia dan juga gerak-an Pantekosta yang terutama di Amerika Latin, yang adalah pesaing paling menakutkan dari Gereja Katolik, dari mana mereka merebut massa besar umat beriman.“ Hadir dalam Pembaruan dalam pertemuan dengan Roh adalah bagian dari upaya ini. Paus Francis sendiri mengakui selama perjalanan kembali dari Hari Pemuda Dunia di Rio de Janeiro - bahwa ia semula melihat gerakan karismatik dengan kecurigaan, namun ia kemudian beru-bah pikiran, dan sekarang ia percaya bahwa “gerakan ini banyak berbuat baik untuk Gereja secara keseluruhan.“ Presiden pertemuan Pembaharuan dengan Roh Salvatore Martinez, seorang akademisi musik dan musisi, yang telah berkomitmen untuk gerakan karismatik sejak muda, memiliki kesempatan untuk bertemu dengan Paus Francis di awal kepausannya, setelah Misa Paus dirayakan di paroki Vatikan Sant’ Anna 17 Maret 2013, empat hari setelah pemilihannya. Setelah itu, Martinez telah mengadakan pertemuan pribadi dengan Paus Francis pada September 2013, dan dalam suatu undangan tahun 2014

34

Warta Shekinah edisi November - Desember2015

dalam pertemuan tahunan. Undangan tersebut kemudian diteruskan langsung ke Paus Francis, yang kemudian diterima, mungkin Paus mempertimbangkan sebagai bagian dari komitmen ekumenis nya. Berbicara di hadapan para delegasi pada pertemuan 1 Juni 2014, Paus menyuarakan harapan bahwa kedua kelompok karismatik evangelis dan Katolik, berkumpul di Pembaharuan Karismatik Katolik International Services, dan akan berbagi kantor yang sama sebagai tanda ekumenisme. Mereka melakukannya. Dalam Pertemuan dengan mereka 31 Oktober 2014, Paus memuji keputusan tersebut, dan menekankan bahwa “kesatuan bukankeseragaman ... bukan berarti melakukan segala sesuatu bersama-sama, atau berpikir dengan cara yang sama, atau kehilangan identitas.” Paus Francis kemudian melangkah lebih jauh. Terakhir 23 Mei lalu, ia mengirim pesan video kepada para peserta Hari Dialog dan Doa yang diselenggarakan oleh Keuskupan Phoenix, yang mengumpulkan umat Katolik dan pendeta Pantekosta Evangelicals. Dalam pesan tersebut, Paus meminta mereka untuk berdoa “bersama-sama untuk rahmat kesatuan,” bahwa kesatuan yang “terus berkembang di antara kita, dan dimulai dengan Baptisan yang telah kita semua terima.” Semua sinyal ini menunjukkan bahwa Paus Francis memang berubah pikiran dan, mulai dari sikap skeptis awal, ia kemudian ditemukan dalam gerakan karismatik jalur istimewa untuk mencari ekumenisme. Mungkin ada faktor lain yang mendorong antusiasme Paus untuk pertemuan tersebut - gelombang konversi, khususnya di Amerika Latin, di mana diperkirakan ada 100 juta umat Katolik telah menjadi Kristen evangelis. Sekarang, tampak bahwa Paus Francis ingin menginjili evangelis. Ekumenisme rohani, menempatkan doa di tengah, dan bahkan membuatnya menjadi alat diplomasi, merupakan titik pertemuan paling logis dengan dunia Protestan. Menghadiri acara karismatik Katolik besar bisa menjadi jembatan Paus perlu untuk mencapai tujuan terakhirnya, untuk mengubah evangelis dari saingan menjadi sekutu dan mendorong upaya ekumenis untuk maju.***** (bhp)


Profil

Bpk . Julius Yunus Tedja (Makasar) masih menunggu dari pak Alex

Warta Shekinah edisi November - Desember2015

35


Profil

36

Warta Shekinah edisi November - Desember2015




Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.