PENGKAJIAN GANGGUAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA PROGRAM PROFESI NERS STIKES SUAKA INSAN BANJARMASIN 2017-2018 I. IDENTITAS KLIEN Nama Klien No RM Usia Jenis Kelamin Tanggal MRS Tanggal pengkajian Alamat Status Pernikahan Agama Suku Pendidikan Terakhir Pekerjaan Lama Bekerja Sumber Informasi Kontak Keluarga Terdekat
: : : : : : : : : : : : : : :
Ny.P 35.84.XX 68 tahun Perempuan 28 Agustus 2017 31 Agustus 2017 Jl.Alalak Selatan Menikah Islam Banjar Tidak Ada Wiraswasta 6 bulan Suami (Tn.M) 0853-4862-XXXX
II. KELUHAN UTAMA Saat MRS : pasien datang diantar oleh anggota keluarga (suami dan anak) dengan keluahan tekanan darah tinggi yang diperiksakan oleh mentri di kampung dan didapatkan hasil 240/130, merasakan lemah anggota gerak sebelah kanan, terjadi penurunan kesadaran dan terdengar suara napas tambahan seperti orang Saat Pengkajian :
ngorok. tingkat kesadaran pasien apatis dengan nilai GCS E4V1M6
III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG Pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi dan stroke non hemoragic selama 1 tahun kemudian pada pasien terjadi penurunan kesadaran dan oleh keluarga diantarkan ke IGD dengan keluhan tekanan darah tinggi yang diperiksakan oleh mentri di kampung dan didapatkan hasil 240/130, merasakan lemah anggota gerak sebelah kanan, terjadi penurunan kesadaran dan terdengar suara napas tambahan seperti orang ngorok. IV. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU Penyakit yang pernah dialami : Hipertensi dan stroke non hemoragic RIWAYAT 1. Kecelakaan : tidak 2. Operasi : tidak
3. Alergi obat : tidak 4. Alergi makanan : tidak 5. Alergi lain-lain : tidak 6. Merokok : tidak 7. Alkohol : tidak 8. Kopi : tidak 9. Lain-lain : tidak 10. Obat yang pernah digunakan
:
obat-obatan
penurun
tinggi dari mantri kampung
tekanan
darah
V. RIWAYAT KELUARGA
Keterangan
: Laki-laki Perempuan Garis pernikahan Garis keturunan Panah penunjuk pasien Pasien
Tinggal serumah garis arsir
laki-laki dengan SNH
VI. POLA AKTIVITAS LATIHAN N
AKTIVITAS
SMRS
MRS
o 1 2 3
Makan/minum Mandi Berpakaian/berdanda
0 0 0
3 3 3
n 4 Toileting 0 3 5 Berpindah 0 3 6 Berjalan 0 3 7 Naik Tangga 0 3 Keterangan : 0 = mandiri 1 = alat bantu 2 = dibantu orang lain 3 = dibantu orang lain 4 = tidak mampu Alat bantu : tongkat/splint/brace/kursi roda/pispot/walker/kacamata/lain-lain VII. POLA NUTRISI-METABOLIK N
Keterangan
SMRS
MRS
o 1 2
Jenis makanan/diet Frekuensi
3
Porsi yang
Makanan keras 3x sehari tteratur Selalu dihabiskan
Makanan cair 3x sehari Teratur 200 cc
dihabiskan
makanan apapun
4
Komposisi menu
yang dimakan Nasi, lauk-pauk
Susu
(ikan, ayam), sayur5
Pantangan
sayuran tidak ada
Ada Ket : makanan keras yang susah untuk
6 7
Nafsu makan Fluktuasi BB 6 bln
8
terakhir Sukar menelan
Normal Tidak terkaji Tidak
dicerna oleh pasien Menurun Tidak terkaji Ya Ket : refleks menelan menurun
9
Riwayat
Normal
Normal
penyembuhan luka VIII. POLA ELIMINASI N
SMRS
MRS
o Buang Air Besar (BAB) 1 Frekuensi 1x/hari Tidak ada BAB 2 Warna Tidak terkaji Tidak ada BAB 3 Kesulitan BAB Tidak Tidak terkaji Upaya mengatasi yang disarankan : makan-makanan dengan tinggi serat disertai dengan makan sayuran saat makan dan memperbanyak minum air putih Buang Air Kecil (BAK) 1 Frekuensi 2 Jumlah
Tidak terkaji Tidak terkaji
Tidak terkaji ± 1 botol besar
(1500cc)/hari 3 Warna Tidak terkaji Kuning 4 Kesulitan BAK Tidak terkaji Tidak terkaji Upaya mengatasi yang disarankan : memberikan cairan yang adekuat IX. POLA TIDUR-ISTIRAHAT N o 1 2
Kegiatan
SMRS
Tidur siang Tidur malam
Tidak tidur
siang Jam 20.00
3
Kebiasaan sebelum
-03.00 Wita nyaman Tidak ada
4
tidur Kesulitan tidur
Tidak ada
MRS
Sering tidur Kurang nyaman
Sering tidur Kurang nyaman
Tidak ada Ada Ket : sering tiba-tiba
bisa terbangun Upaya mengatasi untuk : memberikan penkes kepada anggota keluarga agar memberikan suasana yang nyaman dan memberikan ketenangan untuk pasien dapat tidur. X. POLA KEBERSIHAN DIRI
N o 1
2
Keterangan Mandi
Handuk
3
Keramas
4
Gosok gigi
5
Kesulitan
SMRS
2x/hari Sabun : ya
Ya Milik
pribadi 1x/hari Shampo : ya 2x/hari Pasta gigi :
ya Sikaat gigi :
ya Tidak
MRS
1x/hari (seka dengan tisue
basah) Sabun : tidak Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ket : terbatasnya pergerakan hanya ditempat tidur Upaya mengatasi : menganjurkan dan mengajarkan anggota keluarga dalam perawatan personal hygiene XI. POLA TOLERANSI-KOPING STRES a. Pengambil keputusan : dibantu oleh orang lain (suami dan anak) b. Masalah utama terkait dengan perawatan di RS : perawatan diri, imobilisasi, defisit perawatan diri c. Hal yang biasa dilakukan jika mengalami stres/masalah : bercerita kepada suami dan meminta petunjuk kepada Tuhan d. Harapan setelah menjalani perawatan : Suami pasien mengatakan “handak beaktivitas kaya biasanya ai, nyaman jua lakas sehat ja tu apalagi handak benikahan anak dirumah” e. Perubahan yang dirasakan setelah sakit Suami pasien mengatakan “kada nyaman ada di rumah sakit ni, apalagi sempat sedih melihati mamanya ni kemarin sempat dipadahi koma tapi pas masuk ruangan sudah mulai ja ada respon tapi tetap masih kada bisa beapa-apa” XII. POLA PERAN HUBUNGAN a. Peran dalam keluarga : sebagai ibu rumah tangga b. Sistem pendukung : suami, anak, menantu
c. Masalah peran/hubungan dengan keluarga selama perawatan di RS : tidak ada d. Upaya untuk mengatasi : tidak ada masalah XIII. POLA KOMUNIKASI a. Bahasa utama : bahasa daerah (bahasa banjar) b. Bicara : mengerti pembicaraan orang lain c. Afek : tidak terkaji d. Temapt tinggal : sendiri Ket : rumah pribadi (bersama keluarga) XIV. POLA SEKSUALITAS a. Masalah hubungan seksual selama sakit : suami pasien mengatakan sejak pasien sakit ±1 tahun yang lalu hanya fokus untuk kesembuhan saja dan tidak melakukan hubungan suami-istri b. Upaya mengatasi : tidak ada masalah XV. POLA NILAI & KEPERCAYAAN a. Apakah Tuhan, agama penting untuk anda? Ya b. Kegiatan agama yang dilakukan di RS : keluarga selalu melibatkan pasien untuk berdoa dan dzikir XVI. PEMERIKSAAN FISIK 1) Keadaan Umum a. Kesadaran : apatis b. GCS : E4V2M6 c. TTV (saat pengkajian) TD : Nadi : Suhu : Pernapasan : SPO2 : 2) Kepala & Leher a. Kepala Keluhan Inspeksi Distribusi rambut Warna kulit kepala Kebersihan kulit Palpasi Krepitasi Nyeri tekan b. Mata Visus Inspeksi Konjungtiva Palpebra
150/90 mmHg 75x/m 37oC 22x/menit 98% : : : : : : : :
tidak terkaji bentuk (tidak ada tumor) tidak rata kuning langsat kurang bersih tidak ada massa negatif negatif
: : : :
tidak terkaji simetris anemis ((-)/ka,(-)/ki) edema ((-)/ka,(-)/ki), lesi ((-)/ka,(-)/ki)
Perdarahan : Pupil : Tanda peradangan : Fungsi penglihatan : Penggunaan alat bantu: c. Hidung Inspeksi : Warna : Perdarahan : Palpasi (nyeri tekan) : d. Mulut & Tenggorokan Warna bibir : Mukosa bibir : Mukosa dalam : Gigi : Lidah : Warna lidah : Pembengkakan tonsil : Sakit tenggorok : Gangguan bicara : e. Telinga Inspeksi bentuk Inspeksi warna Posisi Perdarahan Massa Serumen Aroma Palpasi nyeri Gangguan dengar) Test rinne
: : : : : : : : :
((-)/ka,(-)/ki) tidak terkaji ((-)/ka,(-)/ki) tidak terkaji tidak ada simetris kuning langsat negatif negatif kecoklatana kering normal (merah muda) kotor kotor putih pucat negatif negatif hanya mengeluarkan suara yang tak berarti (mengerang) simetris kuning langsat sejajar dengan sudut mata negatif negatif negatif tidak berbau negatif negatif (tidak menggunakan alat bantu
: tidak terkaji f. Leher Inspeksi : normal (tidak ada pembengkakkan) Palpasi : normal (tidak ada nyeri tekan) Kekakuan : negatif JVD : negatif Deviasi trakea : negatif Pembesaran kel.tyroid : negatif Pembesaran kel.limfe : negatif Nyeri : negatif 3) Dada & Thorax Inspeksi Bentuk dada : normal (simetris) Warna kulit : kuning langsat Kondisi kulit : kering
Ekspansi dinding dada : simetris Tanda peradangan : negatif Otot bantu nafas : positif (tampak sesak) Retraksi suprasternal : negatif Palpasi Massa abnormal : negatif Krepitasi : negatif Nyeri tekan : negatif Taktil fremitus : tidak terkaji Auskultasi Jantung Aortic : normal ; tricuspic : normal Pulmonal : normal ; mitral : normal BJ Abnormal : negatif Paru Suara nafas : normal (tidak ada suara nafas tambahan) Perkusi Jantung Pekak : negatif (di area organ jantung) Batas jantung : normal Atas jantung : ICS III Kiri jantung : ICS V Kanan jantung : Linea Para Sternalis Paru Sonor di daerah lapang paru 4) Payudara & Axila Inspeksi Ukuran dan bentuk : simetris Puting susu : menonjol Kondisi kulit : kurang bersih Palpasi Edema : negatif Nyeri : negatif 5) Abdomen Inspeksi Bentuk : normal Bayangan vena abnormal : negatif Kondisi kulit : kering Palpasi Penegangan dinding abd : negatif Edema : negatif Nyeri tekan : negatif Massa abdnormal : negatif Auskultasi Bising usus : tidak terdengar Perkusi
:
6) Genetalia Inspeksi & Palpasi (Wanita)
redup (pada kuadran kanan atas terdengar pekak karena ada organ hepar)
Perineum Labia mayora Labia minora Orificium urethra Canal inguinal 7) Rectum Inspeksi Kondisi kulit sekitar anal Hemoroid Palpasi (rectal tusse) Tidak terkaji 8) Ekstremitas Kontraktur Deformitas Edema Nyeri tekan Kekuatan otot Reflek Pattela Achiles Babinski 9) Kulit & Kuku Kulit Warna Tekstur Jaringan parut Turgor Suhu (akral) Kuku Warna CRT Bentuk Keterangan
: : : : :
kotor simetris-kotor simetris-kotor tidak terkaji normal
: :
kotor negatif
: : : : :
: : :
positif (hemiparase sinistra) negatif positif (bekas pemasangan infus) negatif 1 5 1 5 Bisep dekstra (++), bisep sinistra (+) Trisep dekstra (++), trisep sinistra (+) ++ ++ ++
: : : : :
kuning langsat lembut positif area abdomen normal hangat
: : : :
tidak terkaji tidak terkaji normal pasien menggunakan henna (pewarna) kuku
:
XVII. PEMERIKSAAN PENUNJANG Hasil pemeriksaan tanggal 29 Agustus 2017 Time : 08-29-2017 14:12 ID : 41 Mode : Whole Name : P Gender : Female Age : 68 years Dept. : IGD Tester : I Parameter WBC
Result 10.5 x 10ᶺ3/uL
Ref.Range 4.0 - 10.0
Lymph# Mid# Grand# Lvmnh%
2.1 x 10ᶺ3/uL 0.7 x 10ᶺ3/uL 7.0 x 10ᶺ3/uL 20.1 %
0.8 - 4.0 0.1 - 0.9 2.0 - 7.0 20.0 - 40.0
Analisa Peningkatannya WBC (White Blood Cell/Leukosit) menunjukkan adanya infeksi bakteri ataupun inflamasi kronis Normal Normal Normal Normal
Mid%
6.3 %
3.0 - 9.0
Gran% HGB
70.0 % 11.0 g/dL
50.0 – 70.0 13.0 – 16.0
3.94 10ᶺ6/uL
4.0 – 5.50
Normal Kadar hemoglobin yang rendah menunjukkan anemia Normal
35.0 % 88.9 fL
40.0 – 50.0 82.0 – 95.0
Normal Normal
MCH MCHC RDW-CV
27.9 pg 31.4 g/dL 14.8 %
27.0 – 31.0 32.0 – 36.0 11.5 – 14.5
RDW-SD
51.3 fL
35.0 – 56.0
Normal Normal RDW yang tinggi dapat mengindikasikan ukuran eritrosit yang heterogen, dan biasanya ditemukan pada anemia defisiensi besi, defisiensi asam folat dan defisiensi vitamin B12 Normal
PLT MPV
255 x 10ᶺ3/uL 8.0 fL
150 – 450 7.0 – 11.0
Normal Normal
PDW PCT
15.1 0.204
15.0 – 17.0 0.108 – 0.282
Normal Normal
RBC H HCT MCV
H
Hasil pemeriksaan Kimia Klinik tanggal 29 Agustus 2017
Normal
No 1 2 3 4 5
Parameter Blood Glucose Random Blood Urea Creatinine Aspartat Transaminase (GOT) Alanin Transaminase (GPT)
Metode
Hasil
Nilai Rujukan
Analisa
GOD-PAP test Kinetics UV test Jaffe Reaction IFCC Opt 37oC IFCC Opt 37oC
123 44.3 1.5 19 17
75-120.0 mg/dl 10.0-50.0 mg/dl 0.6-1.0 mg/dl 8-31 U/l 10-32 U/l
Hiperglikemia Normal Fungsi ginjal menurun Normal Normal
XVIII. DIAGNOSA MEDIS Stroke Non Hemoragic (SNH) dd Stroke Hemoragic (SH) XIX. TERAPI/PENGOBATAN (SEBUTKAN NAMA OBAT DAN DOSIS) Nama Obat Piracetam
Dosis 3g x 15ml
Indikasi Pengobatan infark serebral
Kontraindikasi a. Hipersensitif terhadap piracetam b. Gangguan ginjal berat (bersihan creatinin <20ml/menit)
Efek samping a. Rasa gugup b. Agitasi, c. Iritabilitas d. Rasa lelah dan gangguan tidur. e. Gangguan saluran cerna misalnya: nausea, muntah, diare, dan
Norages
500mg x 2ml
a. Mengatasi nyeri berat
a. Hipersensitif terhadap
gastralgia. a. Efek Samping
akut dan kronis seperti
Metamizole, derivat
yang utama dari
pada keadaan penyakit
pirazolone dan
NORAGES adalah
rematik, sakit kepala, sakit gigi atau adanya tumor. Nyeri setelah kecelakaan atau sehabis operasi. b. Mengatasi nyeri berat
komponen obat lainnya. b. Wanita hamil dan menyusui. c. Penderita dengan
tekanan darah sistolik kurang dari 100 mmHg.
reaksi hipersensitivitas. b. Yang paling berat adalah diskrasia darah (agranulositosis,
yang disebabkan oleh
lekopenia,
spasme otot polos baik
trombositopenia)
itu akut dan kronis
dan syok, kedua
seperti pada spasme
reaksi ini jarang
otot, kolik pada
terjadi akan tetapi
saluran pencernaan,
dapat mengancam
saluran empedu, ginjal dan saluran kemih bagian bawah.
jiwa. c. Tanda-tanda terjadinya agranulositosis, demam tinggi, menggigil, sakit tenggorokan, sulit menelan, terjadi peradangan di mulut, hidung, tenggorokan, juga di sekitar daerah anal dan genital. d. Tanda-tanda akan terjadinya serangan syok, sering terjadi
selama penyuntikan: berkeringat dingin, pusing, stupor, mual, terjadi perubahan pada warna kulit, kesulitan bernafas. e. Sebagai gejala tambahan dapat terjadi bengkak pada wajah, gatalgatal, peningkatan detak jantung, sensitisasi rasa dingin di sekitar tangan dan kaki, gejala ini dapat terjadi setelah 1 jam pemakaian. f. Apabila salah satu atau lebih dari
tanda-tanda tadi diketahui, segera hubungi dokter untuk diberikan pertolongan secepatnya. g. Serangan asma dapat terjadi pada pasien yang mempunyai riwayat asma sebelumnya. h. Efek Samping yang lain yaitu reaksi hipersensitif pada kulit dapat berupa: urtikaria, dan yang terberat adalah sindroma Steven Johnson atau sindroma Lyellâ&#x20AC;&#x2122;s, apabila
terjadi efek samping ini, hentikan segera pemakaian dan konsultasi ke dokter. Asam Traneksamat
100mg x 5ml
a. Mengurangi pendarahan
pada mimisan. b. Mengatasi pendarahan
akibat menstruasi berlebihan. c. Mengurangi pendarahan cedera. d. Membantu mengatasi
pendarahan pada penderita angio-edema turunan. e. Mencegah dan
menghentikan pendarahan f.
pascaoperasi. Membantu menghentikan pendarahan sehabis pencabutan gigi pada
a. Memiliki hipersensitif
a. Mual dan muntah-
atau alergi terhadap asam traneksamat. b. Penderita perdarahan
subaraknoid (pendarahan di otak). c. Penderita pendarahan dengan riwayat tromboembolik (penyumbatan pembuluh darah). d. Penderita dengan
kelainan pada penglihatan warna. e. Mengalami cedera kepala. f. Memiliki masalah
b. c. d. e.
muntah. Diare. Anoreksia. Eksantema. Sakit kepala
penderita hemofilia. g. Mengatasi pendarahan pada hypema traumatis.
pembuluh darah. g. Penderita Hematuria (darah dalam urin). h. Darah menggumpal di i. j.
dalam mata. Mengalami Kejang. Masalah pada saluran kencing.
k. Memiliki masalah
Citicoline
1000mg x 8ml
a. Kehilangan kesadaran akibat kerusakan otak b. Trauma kepala atau operasi otak c. Serebral infark. d. Percepatan rehabilitasi ekstremitas atas pada pasien pasca hemiplegia apoplektik
penggumpalan darah. l. Penderita penyakit ginjal. Hipersensitif terhadap citicoline
a. Reaksi hipersensitivitas : ruam. b. Psikoneurologis : insomnia, sakit kepala, pusing, kejang. c. Gastrointestinal : nausea, anoreksia. d. Hati : nilai fungsi hati yang abnormal pada pemeriksaan laboratorium. e. Mata : diplopia. f. Lain-lain : rasa
hangat, perubahan tekanan darah sementara atau Lasix
10mg
a.
Lasix (furosemide)
c.
jangan menggunakan
adalah obat lini pertama
lasix (furosemide) untuk
(furosemide)
pada pengobatan edema
pasien yang memiliki
seperti loop
yang disebabkan oleh
riwayat alergi terhadap
diuretic lainnya
gagal jantung kongestif,
lasix (furosemide).
adalah terjadi
sirosis hati, dan penyakit
b.
a.
malaise a. efek samping lasix
b.
obat ini juga
hipokalemia (kadar
ginjal, termasuk
dikontraindikasikan
kalium yang
sindrom nefrotik.
untuk pasien dengan
rendah dalam
anuria.
tubuh). Hal ini
Sebagai terapi tambahan untuk edema
biasanya diatasi
serebral atau paru saat
dengan
diuresis cepat
mengkombinasika
diperlukan juga
n obat ini dengan
pengobatan
produk-produk
hiperkalsemia.
kalium.
Lasix (furosemide)
b. Lasix (furosemide)
digunakan juga untuk
juga diketahui
pengobatan hipertensi,
menyebabkan
baik tunggal maupun
peningkatan kadar
dikombinasikan dengan
asam urat
obat diuretik lain,
(hiperurikemia)
seperti triamtene atau
dan kadar gula
spironolactone.
darah (hiperglikemia). c. Efek samping pada saluran gastrointestinal seperti mual, muntah, anoreksia, iritasi mulut dan lambung, diare, dan sembelit. d. Efek samping yang umum lainnya misalnya gangguan pendengaran, pusing, sakit kepala, juga penglihatan kabur. e. Obat ini juga
menyebabkan efek samping yang cukup berat seperti anemia aplastik, anemia hemolitik, trombositopenia, agranulositosis, leukopenia, dan eosinofilia. f. Efek samping pada kulit misalnya nekrolisis epidermal toksik, sindrom stevensjohnson, eritema, ruam, dermatitis eksfoliatif, dan bisa menyebabkan kulit menjadi lebih sensitif terhadap sinar matahari. g. Lasix (furosemide)
juga bisa menyebabkan hipotensi ortostatik yang akan bertambah buruk jika anda juga mengkonsumsi alkohol, barbiturat atau narkotika
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN No . DIAGNOSA KEPERAWATAN 1 Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuscular ditandai dengan pasien kesulitan membolak-balik tubuh, kelemahan pada anggota tubuh sebelah kanan, aktivitas ditempat tidur dibantu oleh anggota keluarga, pasien tampak lemah, pasien bedrest total dan pasien tidak dapat berjalan
PERENCANAAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5 jam diharapkan hambatan mobilitas fisik pasien dapat teratasi dengan kriteria hasil : a. Dapat melakukan aktivitas ringan ditempat tidur b. Kekuatan otot meningkat
INTERVENSI
RASIONAL
a. Kaji kekuatan otot ekstremitas
a. Sebagai tindakan awal untuk mengetahui tindakan keperawatan yang akan dilakukan dan untuk mengetahui tingkat kekuatan dan kelemahan neuromuscular
b. Monitoring vital sign sebelum dan sesudah latihan dan lihat respon pasien
b. Monitoring perlu dilakukan untuk mengetahui keadaan pasien apakah memang bisa dilakukan latihan gerak dan respon pasien pun sangat diperlukan karena dengan keterlibatan dari pasien sendiri akan mempercepat proses penyembuhan
c. Ajarkan dan dukung
c. Latihan ini berguna untuk mempertahankan dan meningkatkan kekuatan serta ketahanan otot pasien
pasien dalam latihan ROM aktif atau pasif untuk mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot d. Dampingi dan bantu
d. Posisi miring kanan dan
pasien untu mengubah posisi miring kanan dan miring kiri setiap 2 jam
e. Kolaborasi dengan fisioterapi tentang rencana ambulasi sesuai kebutuhan f. Berikan penkes kepada keluarga agar melatih gerak aktif dan pasif pasien
2
Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan pasien tampak lemah, pasien bedrest total, ketidakmampuan pasien untuk mandi, berpakaian,
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5 jam diharapkan defisit perawatan diri pasien dapat teratasi dengan kriteria hasil : a. Klien terbebas dari
a. Identifikasi tindakan apa saja yang tidak dapat dilakukan pasien b. Bantu dan ajarkan pasien dalam
miring kiri diberikan kepada pasien untuk mencegah terjadinya luka dekubitus yang terjadi akibat terlalu lamanya tirah baring dan membantu pasien agar terlinat dalam latihan gerak pasif e. Tindakan kolaborasi diperlukan untuk melatih ambulasi pasien sehingga akan mempercepat proses penyembuhan f. Untuk menambah pengetahuan anggota keluarga sehingga latihan gerak dapat dilakukan mandiri oleh anggota keluarga sehingga akan mempercepat proses penyembuhan pasien dan tidak membuat kekakuan pada neuromuscular pasien a. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat ketergantungan pasien terhadap orang lain b. Mengurangi tingkat ketergantungan pasien
toileting dan makan
bau badan b. Pasien tampak lebih segar dan bersih
pemenuhan kebutuhan mandi, berpakain, toileting dan makan
terhadap orang lain
c. Ajarkan anggota keluarga cara seka pasien yang benar
c. Dikarenakan pasien tidak dapat mandi kekamar mandi jadi oleh keluarga pasien akan diseka untuk menghindari bau badan
d. Ajarkan dan beritahukan anggota keluarga untuk sering mengganti pakaian pasien jika pakaian pasien telah basah karena keringat atau jika pakaian kotor
d. Pakaian yang basah oleh keringat dan kotor akan mempermudah mikroorganisme masuk kedalam tubuh akibat kurangnya pertahanan tubuh sehingga dapat memperburuk kondisi pasien
e. Ajarkan anggota keluarga memberi makan yang benar melalui selang NGT
f. Ajarkan anggota keluarga untuk menjaga kebersihan organ vital pasien dan bantu pasien jika
e. Pemberian maknan tanpa menggunakan gaya gravitasi dapat menimbulkan efek samping pada pasien yaitu pasien akan mual dan merasa muntah f. Meningkatkanpertahanan tubuh pasien
3
Konstipasi berhubungan dengan asupan serat tidak cukup ditandai dengan pasien tidak pernah BAB selama berada di RS, pasien hanya diberikan susu yang diberikan oleh ahli gizi, perut pasien tampak buncit dan pasien tidak pernah diberikan makan buah
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5 diharapkan konstipasi pasien dapat teratasi dengan kriteria hasil : a. Pasien bisa BAB dengan konsistensi feses lunak dan berwarna coklat b. Pasien konsumsi makanan tinggi serat
eliminasi a. Identifikasi faktor yang menyebabkan konstipasi
a. Tindakan mengidentifikasi dilakukan guna mengetajhu etiologi dari konstipasi dan untuk memberikan terapi yang tepat selanjutnya dan sebagai pengkajian dasar untuk mengetahui masalah bowel
b. Berikan makanan bernutrisi serat sesuai dengan indikasi
b. Nutrisi serat tinggi untuk melancarkan eliminasi fekal
c. Kolaborasi dalam pemberian pemberian laksatif
c. Guna melunakan feses pasien
d. Berikan penkes pada anggota keluarga tentang pentingnya makanan tinggi serat untuk mempermudah eliminasi fekal
d. Tindakan ini akan menambah wawasan anggota keluarga agar tidak terjadi konstipasi berkelanjutan atau lebih lama lagi sehingga akan membuat komplikasi jika konstipasi terus berlangsung lama
CATATAN PERKEMBANGAN Tanggal Diagnosa 31 Agustus 2017 Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuscular ditandai dengan pasien kesulitan
Implementasi a. mengkaji kekuatan otot ekstremitas dengan cara meminta atau memerintahkan pasien menggerakkan ektremitasnya. (10.30) didapatkan hasil : skala kekuatan otot pasien
membolak-balik tubuh, kelemahan
5 5
aktivitas ditempat tidur dibantu oleh anggota keluarga, pasien tampak lemah, pasien bedrest total dan pasien tidak dapat berjalan
O: a. Pasien tampak lemah b. Pasien bedrest total c. ADL dibantu
1 1
keluarga secara
(10.33)
pada anggota tubuh sebelah kanan,
Evaluasi S : - (pasien apatis)
b. memonitor vital sign sebelum dan sesudah latihan dengan cara memasang termometer dibawah ketiak pasien, menghitung denyut nadi di brachial selam 1 menit, mengitung respirasi pasien dengan melihat pergerakan dinding dada pasien dan mengukur tekanan darah dengan memasangkan manset dilengan kiri pasien serta menghitung SPO2 pasien
penuh A : masalah hambatan mobilitas fisik berhubungan dnegan gangguan neuromuscular belum teratasi P : melanjutkan intervensi yang telah diberikan :
Paraf
dnegan menggunakan alat oxymetri yang dijepitkan pada jari tangan pasien. (9.30) dan melihat bagaimana respon pasien dengan cara melihat ekspresi wajah pasien. (9.31) . Didapatkan hasil untuk TTV sebelum latihan TD :150/90 mmHg Nadi : 75x/m Suhu : 37oC Pernapasan : 22x/menit SPO2 : 98% (09.40) Dan untuk sesudah latihan TD :160/90 mmHg Nadi : 80x/m Suhu : 36.2oC Pernapasan : 25x/menit SPO2 : 98% (11.00) Dan ekspresi wajah pasien tampak acuh (apatis) c. Mengajarkan dan
mendukung pasien dalam latihan ROM aktif atau pasif untuk mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan
a. Kaji kekuatan otot ekstremitas b. Monitoring vital sign sebelum dan sesudah latihan dan lihat respon pasien c. Ajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM aktif atau pasif untuk mempertahanka n atau meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot d. Dampingi dan bantu pasien untu mengubah posisi miring kanan dan miring kiri setiap 2 jam e. Kolaborasi dengan fisioterapi tentang rencana ambulasi sesuai kebutuhan
ketahanan otot dengan cara keluarga membantu pasien dalam latihan gerak tangan mulai dari menggerakkan pergelangan tangan, mengangkat tangan dan membuka tangan kesamping masing-masing sebanyak 4 kali dengan tujuna merilekskan neuromuskular agar tidak terjadi kekakuan (11.05) Didapatkan hasil : Pasien kurang kooperatif dalam melakukan tindakan ini karena terlihat dari ekspresi wajah pasien tampak menolak dan merasa terganggu (11.08) d. Membantu pasien dan mengajarkan keluarga untuk mengubah posisi miring kanan dan miring kiri setiap 2 jam dengan cara membuat posisi seperti memeluk guling agar pasien merasa nyaman (11.10) Didapatkan hasil : Untuk tindakan miring kanan dan miring kiri pasien cukup kooperatif dan
f. Berikan penkes kepada keluarga agar melatih gerak aktif dan pasif pasien
pasien terlihat nyaman dengan posisi miring (11.13)
31 Agustus 2017
Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan pasien tampak lemah, pasien bedrest total, ketidakmampuan
e. Memberikan penkes kepada keluarga agar melatih gerak aktif dan pasif pasien diatas tempat tidur untuk mencegah terjadinya kekauan pada anggota tubuh dengan cara memberikan informasi cara melatih gerak aktif dan gerak pasif kepada keluarga kemudian meminta keluarga untuk mengulangi tindakan yang telah diajarkan (11.15) Didapatkan hasil : Keluarga cukup kooperatif dalam melakukakn tindakan dan keluarga mampu untuk mengulanginya (11.17) a. Mengidentifikasi tindakan S : - (pasien apatis) apa saja yang tidak dapat O: dilakukan pasien dengan cara salah satunya terlebih a. Pasien terlihat dahulu meminta pasien lebih bersih untuk menggerakkan ektremitasnya dengan setelah diganti menggenggam (09.00) baju Didapatkan hasil : b. Pasien tampak Pasien tidak mampu untuk
pasien untuk mandi, berpakaian, toileting
mengenggam terlalu kuat dan terasa kelamahan diektremitas pasien (09.05)
dan makan b. Mengajarkan anggota keluarga cara seka pasien yang benar dengan cara memberitaukan keluarga urutan yang benar dan tepat cara seka dan harus menggunakan air hangat (09.12) Didapatkan hasil : Keluarga mampu memahami dan mengingat urutan yang benar cara seka dan menyanggupi untuk menggunakan air hangat (09.15)
lebih segar c. Area genital tampak bersih d. Area kulit seluruh tubuh cukup bersih A : masalah defisit perawatan diri teratasi dengan kriteria hasil pasien terbebas dari bau badan dan pasien tampak lebih bersih dan segar P : lanjutkan intervensi
c. Mengajarkan dan beritahukan anggota keluarga untuk sering mengganti pakaian pasien jika pakaian pasien telah basah karena keringat atau jika pakaian kotor dengan cara mempraktekkan secara langsung menggantikan pakaian pasien sehingga
yang telah diberikan untuk mempertahan personal hygiene pasien : a. Identifikasi tindakan apa saja yang tidak dapat dilakukan
keluarga dapat melihat langsung bagaiman cara melepas dan memakaikan pakaian pada pasien yang menggunakan infuse dan memiliki hambatan mobilitas fisik (09.18) Didapatkan hasil : Keluarga pasien kooperatif dalam pembelajaran dan ikut membantu serta akan berusaha menjaga kebersihan kulit pasien (09.20) d. Mengajarkan anggota keluarga memberi makan yang benar melalui selang NGT dengan cara gravitasi agar tidak terjadi penuhnya lambung akibat susu yang diberikan terlalu berlebihan atau banyak. (09.22) Didapatkan hasil : Pasien sudah menerapkan cara yang benar yaitu dengan gravitasi untuk memberikan makanana kepada pasien (09.25) e. Mengajarkan anggota keluarga untuk menjaga
b.
c.
d.
e.
pasien Bantu dan ajarkan pasien dalam pemenuhan kebutuhan mandi, berpakain, toileting dan makan Ajarkan anggota keluarga cara seka pasien yang benar Ajarkan dan beritahukan anggota keluarga untuk sering mengganti pakaian pasien jika pakaian pasien telah basah karena keringat atau jika pakaian kotor Ajarkan anggota keluarga memberi makan yang benar
31 Agustus 2017
Konstipasi berhubungan dengan asupan serat tidak cukup ditandai dengan pasien tidak pernah BAB selama berada di RS, pasien hanya diberikan susu yang diberikan oleh ahli gizi, perut pasien tampak buncit dan
kebersihan organ vital pasien dan bantu pasien jika eliminasi dengan cara mengganti popok dan membersihkan organ vital dari atas kebawah dengan kassa sekali pakai dan langsung buang (09.27) Didapatkan hasil : Keluarga pasien kooperatif membantu perawat dalam menggantikan popok pasien dan pasien bisa kooperatif saat perawat melalukan tindakan pembersihan vagina dan anal (09.30) a. Mengidentifikasi faktor yang menyebabkan konstipasi pada pasien dengan bertanya kepada keluarga apa yang menyebabkan pasien tidak bisa BAB (08.30) Didapatkan hasil : Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien hanya mengkonsumsi susu dan tidak ada maknan tambahan lainnya (08.35)
melalui selang NGT f. Ajarkan anggota keluarga untuk menjaga kebersihan organ vital pasien dan bantu pasien jika eliminasi
S : - (pasien apatis) O: a. Pasien belum ada BAB b. Pasien dapat diberikan makan pepaya dan pasien menerima c. Bising usus tidak terdengar A : masalah konstipasi berhubungan dengan
pasien tidak pernah diberikan makan buah
b. Memberikan makanan bernutrisi serat sesuai dengan indikasi dengan cara memberikan makanan pepaya yang lunak kepada pasien untuk melunakkan feses pasien (08.40) Didapatkan hasil : Tidak ada terdengar suara peristaltik usus (08.42)
asupan serat tidak cukup
c. Memberikan penkes pada anggota keluarga tentang pentingnya makanan tinggi serat untuk mempermudah eliminasi fekal dengan memberitau kepada keluarga makanan apa saja yang cocok untuk pasien dengan gangguan eliminasi fekal (08.45). Didapatkan hasil : Keluarga mampu memahami dan mengerti apa yang telah diberitaukan oleh perawat (08.50)
yang telah diberikan
teratasi sebagian dengan kriteria hasil pasien mengkonsumsi makanan tinggi serat sesuai indikasi P : lanjutkan intevensi a. Identifikasi faktor yang menyebabkan konstipasi b. Berikan makanan bernutrisi serat sesuai dengan indikasi c. Kolaborasi dalam pemberian pemberian laksatif d. Berikan penkes pada anggota keluarga tentang pentingnya
makanan tinggi serat untuk mempermudah eliminasi fekal