Ruang Berbagi Ilmu Musi Rawas 18-19 November 2017 Materi : Brain Based Teaching Disusun oleh : Tanti Sugiharti Singgih Kontak : tanti@ioa.or.id 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Materi disusun secara spesifik menyesuaikan kebutuhan target peserta RuBI di daerah Perlu diingat bahwa setiap daerah memiliki kebutuhan yang berbeda satu sama lain Materi telah dibawakan sendiri oleh penyusun (atau diwakilkan dalam kondisi tertentu) Materi ini hanya boleh dipergunakan sebagai referensi penyusunan materi RuBI TIDAK untuk diduplikasi / disalin / disebarluaskan tanpa seizin penyusun materi Hak cipta dan pencantuman sumber pustaka sepenuhnya ada pada penyusun materi 1
Brain-based Teaching Tanti Sugiharti Singgih, M.Sc. In Education Musi Rawas, 18-19 November 2017
PROFIL NARASUMBER Nama : Tanti Sugiharti Singgih, M.Sc. in Education Asal
: Jakarta
Pendidikan : S1: Linguistik, Sastra Inggris, Universitas Indonesia S2: Educational Effectiveness and School Improvement, Rijksuniversiteit of Groningen, Belanda Pekerjaan : Konsultan Pendidikan, Direktur Eksekutif Perkumpulan Alumni Luar Negeri Indonesia/Indonesian Overseas Alumni
“Knowledge is that which benefits, not that which is memorized" Ilmu itu bukan yang dihafal, tetapi yang memberi manfaat Imam As-Syafi'e
“Teachers cannot trust their intuitions to lead them to good planning and decision making – they will need to become informed, and stay informed, about relevant research findings” Guru tidak boleh berpegangan pada intuisi untuk mampu membuat perencanaan dan keputusan yang tepat – mereka harus selalu berpegangan pada hasil-hasil riset terkait.
Jere E. Brophy
Let’s Exercise!
Tantangan Pendidikan Indonesia •
Jaringan Pemantau Pendidikan 2016: Pemenuhan hak pendidikan Indonesia peringkat ke-7 dari 14 negara
•
Indeks Pembangunan Manusia 2016: Indonesia di posisi 113 dari 180 negara
•
Lembaga Edukasi Pearson 2014: Sistem pendidikan Indonesia terbawah dari 40 negara
•
Program for International Student Assessment 2015: Diikuti 540.000 siswa, Indonesia berada di urutan 52 dari 72 negara
•
UKG 2016: 81.2% guru mendapatkan nilai di bawah 60
•
World Bank 2012: Kualitas guru Indonesia terbawah dari 12 negara Asia
•
Federasi Serikat Guru Indonesia 2012: Dari 29 kabupaten, 62% guru SD tidak pernah mengikuti pelatihan
PENGAJAR BERKUALITAS
Pengetahuan
Sikap
Ketrampilan
Materi • 3 Bagian Otak (Reptil, Limbik, Neokorteks) • Bagaimana Kerja Otak Mempengaruhi Belajar Siswa • Otak Kiri & Otak Kanan dan Strategi Guru • Gaya Belajar Siswa (Visual, Auditori, Kinestetik) dan Strategi Guru • Mind Mapping/Peta Pikiran
3 Bagian Otak Paul D. Maclean, The Triune Brain in Evolution : 1. Reptile Brain 2. Limbic Brain 3. Neocortex
Otak Reptil • Terletak di bagian paling belakang otak manusia • Berfungsi mengatur gerak refleks dan keseimbangan koordinasi tubuh • Otak Reptil akan aktif jika kita sedang merasa marah, stres, takut, kurang tidur atau lelah. • The Guardian, membuka pintu masuk arus informasi ke bagian otak berikutnya.
Otak Limbik • Berfungsi mengendalikan emosi, mempertahankan keseimbangan hormonal, rasa haus, lapar, dorongan seksual, pusat kesenangan, metabolisme, ingatan jangka panjang. • Sang Pengatur
• Sistem limbik sangat berpengaruh dalam proses belajar manusia. Sistem ini mengontrol kemampuan daya ingat, kemampuan belajar, dan merespon segala informasi yang diterima oleh panca indera manusia. • Sistem ini mengontrol setiap informasi yang masuk dan hanya memilih informasi yang berharga. • Aspek fisiologi, emosi, dan daya ingat memiliki dampak penting terhadap proses belajar. • Faktor emosi sangat berperan dalam proses berpikir, pemecahan masalah, dan kesuksesan hidup.
Otak Neokorteks • Bertugas untuk berfikir, berbicara, melihat dan mencipta, menyimpan kecerdasan • Tempat bersemayam intuisi • Mengisi 80% teritori otak • Terdiri dari sel-sel syaraf/neuron • Tiap lapisannya punya tugas berbeda • The Thinker/Sang Pemikir
Arus Informasi Otak Reptil
Otak Limbik
Neokorteks
Stimulus yang disukai Otak Reptil • Fokus pada individu • Bersifat sederhana, nyata, bisa diterima secara langsung oleh panca indra/diproses dengan cepat. • Awal dan akhir sebuah proses • Bersifat visual
Prcaya aatu tidvk, Murenut sautu pelneitiahn di Uinervtisas Cmabrdige, utruan hruuf dlaam ktaa tiadk penitng. Ckuup huurf petrama dan trekahhir ynag ada pdaa tepmatyna. Katlimt bsia dtiluis berantaakn, teatp ktia daapt mebmacayna. Ini dsieabbkan kaerna oatk ktia tdiak mebmcaa huurf per hruuf, buukn ktaa per ktaa. Laur bisaa kan? "slaam unutk kleuraga... seaht slealu...ttpatp snmgaat “ Sdaar aatu ngagk adna brau sjaa mambcea dgnaen tiluasn ynag braentakan. Inlaih khebeatan oatk mansuia, alpagi ynag mctipakn oatk ktia, Allah yang Maha Sempurna.
Proses Belajar yang Sesuai dengan Cara Kerja Otak • Menciptakan lingkungan belajar yang dapat membuat siswa merasa asyik dalam pengalaman belajar, yakni dengan melibatkan seluruh aspek fisiologi siswa misalnya dalam belajar matematika, anak tidak tertarik dengan belajar sambil duduk mengerjakan soal penambahan dan pengurangan. Namun dengan permainan ular tangga yang intinya juga belajar penambahan dan pengurangan, anak merasa lebih asyik belajar. Selain itu, dengan bermain seluruh aspek fisik, emosi, sosial, dan juga kognitif terlibat secara bersamaan. • Menciptakan kurikulum yang dapat menumbuhkan minat siswa dan kontekstual, sehingga siswa menangkap makna dari apa yang dipelajarinya • Menciptakan suasana belajar yang bebas tekanan dan ancaman tetapi tetap menantang bagi siswa untuk mencari tahu lebih banyak • Berikan mata pelajaran dengan melibatkan pengalaman konkret, terutama dalam pemecahan masalah/pengalaman nyata.
Hal baru yang saya pelajari ……………………………..
Otak Kanan & Otak Kiri Roger W. Sperry KIRI +Bahasa +Logika +Detail +Urutan/tahapan +Analisa Fakta +Pengaturan +Perencanaan
KANAN + Bentuk & Pola + Imajinasi/Visualisasi + Ritme & Musik + Intuisi + Sintesa + Emosi + Interpersonal
Teknik Mengajar untuk Si Otak Kanan 1.
Selama atau sebelum mengajar tulislah poin utama pada papan tulis agar siswa fokus pada materi
2.
Lebih sering gunakan proyektor atau papan tulis untuk menulis materi. Mereka lebih cenderung melewati apa yang disampaikan oleh pengajar.
3.
Gunakan kelompok-kelompok kerja untuk mengerjakan tugas. Mereka sangat menyukai interaksi terhadap orang lain.
4.
Berikan tugas yang berkaitan dengan mendesain atau menciptakan hal baru yang kreatif.
5.
Gunakan gambar, grafik, atau warna dalam proses mengajar.
6.
Minta siswa untuk memberikan tanda atau warna pada buku catatan mereka. Misal: warna kuning untuk bab pertama, biru untuk bab kedua, hijau untuk bab ketiga, dan seterusnya.
Teknik Mengajar untuk Si Otak Kiri 1. Tulis sebuah outline pada papan tulis. Siswa yang memiliki dominasi otak kiri sangat menyukai urutan. 2. Mulailah mengajar. Siswa akan senang mendengarkan dan menulis catatan jika mereka anggap itu perlu. 3. Diskusikan bagian-bagian yang sulit. Mereka akan memiiki banyak pertanyaan tentang pelajaran tersebut dan tertarik untuk mencari tahu. 4. Gunakan kuis yang berkaitan dengan kosakata 5. Diskusikan konsep utama yang berkaitan dengan penciptaan sesuatu, bagaimana terbentuk, dan lain sebagainnya. Siswa menyukai pembahasan sebuah konsep yang abstrak. 6. Berikan tugas-tugas individual yang mewajibkan siswa bekerja sendiri. .
Brain Gym
Tes Otak Kanan atau Otak Kiri
Bila kita menyebut diri kita seorang “otak kanan” atau seorang “otak kiri”, kita sedang membatasi kemampuan kita untuk mengembangkan strategi baru – Michael Bloch
Hal baru yang saya pelajari ……………………………
Gaya Belajar/Modalitas Visual, Auditori, Kinestetik Apakah Gaya Belajar? Kecenderungan untuk mengadaptasi suatu strategi belajar tertentu dengan mencari dan mencoba secara aktif, sehingga pada akhirnya individu mendapatkan satu pendekatan belajar yang sesuai dengan tuntutan belajar. Rita Dunn, pelopor gaya belajar, telah menemukan banyak variabel yang mempengaruhi cara belajar seseorang, antara lain mencangkup faktor-faktor fisik, emosional, sosiologis, dan lingkungan.
Survey V-A-K Anak-anak : Visual Auditori Kinestetik
29% 34% 37%
Remaja-Dewasa : Lebih suka gaya belajar visual Ada yang ketiganya (66%) Ada yang hanya 1 (10%) *Pengajaran bahasa di Univ. Wisconsin, dengan bantuan visual, pencapaian siswa meningkat hingga 200% *Drop out : anak-anak kinestetik 26%
VISUAL • Berpikir melalui gambar • Cenderung menggunakan kalimat visual Misalnya : Kelihatannya, tampaknya, cerah, gambar • Gerak bola mata cenderung lebih bergerak ke atas atau seolah sedang melihat sesuatu • Gerak tangan melukiskan • Bicara agak cepat
• Lebih suka membaca daripada dibacakan • Mampu menangkap detail, mengingat apa yang dilihat
Strategi yang dapat dilakukan oleh guru terhadap siswa dengan modalitas Visual :
1. Gunakan kertas tulis dengan tulisan berwarna daripada menggunakan papan tulis. Lalu, gantungkan grafik berisi informasi penting di sekeliling ruangan pada saat guru menyajikannya, dan rujuklah kembali grafik itu nanti. 2. Dorong siswa untuk menggambarkan informasi, dengan menggunakan peta, diagram dan warna. Berikan waktu untuk siswa membuatnya. 3. Bagikan salinan frase-frase kunci atau garis besar pelajaran, sisakan ruang kosong untuk catatan. 4. Beri kode warna untuk bahan pelajaran dan perlengkapan, dorong siswa menyusun pelajaran mereka dengan aneka warna. 5. Gunakan bahasa ikon dalam presentasi guru, dengan menciptakan simbol visual atau ikon yang mewakili konsep kunci.
AUDITORIAL • Berpikir melalui dialog (suara) • Cenderung menggunakan kalimat auditory Misalnya : Kedengarannya, nada-nadanya, bunyinya, intonasi, dst • Gerak bola mata cenderung mendatar atau kiri bawah • Gerak tangan tidak terlalu melukiskan, cenderung menyentuh wajah (telinga) • Bicara lebih ritmik dan lancar • Belajar dengan cara mendengarkan, bersuara saat membaca
Strategi yang dapat dilakukan oleh guru terhadap siswa dengan modalitas Auditorial :
1. Gunakan variasi vokal (perubahan nada, kecepatan, dan volume) dalam presentasi. 2. Ajarkan sesuai dengan cara guru menguji: jika guru menyajikan informasi dalam urutan atau format tertentu, ujilah informasi itu dengan cara yang sama. 3. Gunakan pengulangan, minta siswa menyebutkan kembali konsep kunci dan petunjuk. 4. Setelah tiap segmen pengajaran, minta siswa memberitahukan teman di sebelahnya satu hal yang dia pelajari. 5. Nyanyikan konsep kunci atau minta siswa mengarang lagu/rap mengenai konsep itu. 6. Kembangkan dan dorong siswa untuk memikirkan jembatan keledai untuk menghafal konsep kunci. 7. Gunakan musik sebagai aba-aba untuk kegiatan rutin (misalnya musik sirkus untuk membersihkan pekerjaan).
KINESTETIK • Berpikir melalui rasa • Cenderung menggunakan kalimat kinos Misalnya : Rasanya, bebannya, tekanan, sentuhan, aroma, jangkauan, dst. • Gerak bola mata cenderung ke arah kanan bawah • Gerak tangan seolah mengeluarkan dari dalam dirinya/ senang menyentuh • Belajar dengan melakukan, menunjuk tulisan saat membaca, menanggapi secara fisik
Strategi yang dapat dilakukan oleh guru terhadap siswa dengan modalitas Kinestetik :
1. Gunakan alat bantu saat mengajar untuk menimbulkan rasa ingin tahu dan menekankan konsep-konsep kunci. 2. Ciptakan simulasi konsep agar siswa mengalaminya. 3. Jika bekerja dengan siswa perseorangan, berikan bimbingan paralel dengan duduk di sebelah mereka, bukan di depan atau belakang mereka. 4. Cobalah berbicara dengan setiap siswa secara pribadi setiap hari – sekalipun hanya salam kepada para siswa saat mereka masuk atau “Saya senang kamu berpartisipasi” saat mereka keluar kelas. 5. Peragakan konsep sambil memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajarinya langkah demi langkah. 6. Ceritakan pengalaman pribadi mengenai wawasan belajar guru kepada siswa , dan dorong mereka untuk melakukan hal yang sama. 7. Izinkan siswa berjalan-jalan di kelas.
Hal baru yang saya pelajari ………………………..
MIND MAPPING/PETA PIKIRAN Mind Maping pertama kali dikembangkan oleh Tony Buzan, seorang Psikolog dari Inggris. Mind mapping adalah suatu teknik mencatat yang menonjolkan sisi kreatifitas sehingga efektif dalam memetakan pikiran (Tony Buzan & Barry, 2004). Mind Maping dapat membantu kita untuk banyak hal seperti : merencanakan, berkomunikasi, menjadi lebih kreatif, menyelesaikan masalah, memusatkan perhatian, menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, mengingat dengan baik, belajar lebih cepat dan efisien.
LANGKAH MEMBUAT PETA PIKIRAN 1. Siapkan kertas kosong dan lebar dan pensil/marker warna 2. Tulis dan gambarkan tema utama di tengah kertas 3. Gambar cabang utama dan tuliskan sub-tema utama beserta gambarnya 4. Tambahkan cabang kecil/ranting dan detail dari sub-tema beserta gambarnya
Latihan
Terima Kasih