Dusampuk

Page 1

“DUSAMPUK� (Daur Ulang Sampah Menjadi Pupuk) : Usaha Penanggulangan Sampah Rumah Tangga dalam Mencapai Keseimbangan Ekologi Desa Neglasari Berbasis Penerapan Teknologi Tepat Guna Oleh : Babang Yusup Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor

Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan saling terkait antar satu dengan lainnya. Manusia membutuhkan kondisi lingkungan yang baik agar dapat melaksanakan aktivitasnya, sebaliknya kondisi lingkungan yang baik tergantung pada aktivitas manusia terhadap lingkungan. Hal tersebut menunjukkan bahwa manusia dan lingkungan saling keterkaitan dan istilah tersebut dikenal sebagai ekologi manusia, yaitu ilmu yang mempelajari interaksi antara manusia dan lingkungannya. Salah satunya adalah interaksi manusia dalam menjaga lingkungannya agar tetap bersih dari sampah. Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah suatu proses yang dilakukan manusia, seperti sampah berupa padat, cair dan gas. Sampah dapat dihasilkan dari rumah tangga dan industri yang pada akhirnya menghasilkan limbah domestik. Sampah domestik ini terdiri dari sampah organik dan sampah non organik. Sampah organik berasal dari mahluk hidup yang dapat terdegradasi sedangkan sampah non organik yang tidak dapat terdegradasi misalnya: plastik, kaleng, kaca, dan lain-lain. Pada umumnya sebagian besar sampah yang di hasilkan adalah jenis sampah organik (sampah basah), yaitu mencakup 60-70 % dari total volume sampah.


Pada satu sisi sampah organik dapat menjadi makanan bagi ikan dan makhluk hidup lainnya, tetapi di sisi lain juga sampah dapat mengurangi kadar oksigen dalam lingkungan perairan. Sampah organik juga membuat air menjadi keruh. Kondisi ini akan mengurangi organisme yang dapat hisup di lingkungan tersebut. Akibatnya populasi hewan dan tumbuhan tertentu akan berkurang. Cairan rembesan sampah yang masuk ke drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberpa jenis akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas tersebut jika dalam konsentrasi tinggi dapat meledak. Sampah yang dibuang ke lingkungan menimbulkan dampak bagi manusia dan lingkungan. Dampak terhadap manusia terutama menurunnya tingkat kesehatan. Disamping itu, sampah juga mengurangi estetika, menimbulkan bau tak sedap. Sampah juga berdampak terhadap lingkungan, baik ekosistem darat maupun ekosistem perairan. Jika tidak dikelola secara baik, keberadaan sampah sering menimbulkan masalah bagi lingkungan, seperti: a. Sampah yang tidak teratasi dengan baik dapat menyebabkan lingkungan tidak baik secara estetika. b. Sampah yang membusuk menghasilkan gas yang berbau yang tidak sedap dan berbahaya bagi kesehatan, air yang dikeluarkan (leachate) juga dapat menyebabkan pencemaran sungai, maupun air tanah.


c. Sampah yang tercecer tidak pada tempatnya dapat menyebabkan tersumbatnya saluran drainase sehingga dapat menimbulkan banjir. d. Kawasan yang padat penduduknya seperti kota besar akan kesulitan mencari lahan baru untuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Bagi negara berkembang pada umumnya menyelesaikan masalah sampah yaitu dengan membuang ke tempat lain, tentu saja ini bukan merupakan pemecahan masalah. Oleh sebab itu untuk meminimalisasi (pengurangan) sampah mencakup tiga usaha dasar yang dikenal dengan 3R, yaitu: Reduse (mengurangi): sebisa mungkin mengurangi barang dan material yang dipakai sehari-hari. Reuse (memakai kembali): memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah/menghindari pemakaian sekali pakai. Recycle (mendaur ulang): sedapat mungkin mendaur ulang barang-barang yang sudah tidak terpakai lagi menjadi bentuk dan fungsi lain, meski tidak semua barang bisa di daur ulang. Oleh karena itu perlu ada aksi nyata dalam menanggulangi permasalahan sampah tersebut. Seluruh elemen masyarakat perlu bersinergi dalam mewujudkan aksi tersebut. Salah satu wujud nyata aksi tersebut dapat dilakukan oleh mahasiswa melalui program bina desa yang juga merupakan wujud realisasi Tri Dharma perguruan Tinggi, yaitu Dharma pengabdian pada masyarakat. Pengabdian kepada masyarakat pada hakikatnya membantu masyarakat agar mau dan mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Dengan demikian azas pengabdian pada masyarakat sesuai dengan azas kemanusiaan yang menekankan pada usaha pengembangan masyarakat sebagai subjek pembangunan. Pengabdian kepada masyarakat semestinya dilandasi pada kepercayaan dan kekuatan


masyarakat sendiri yang dapat dibangun secara bersama-sama. Pengabdian kepada masyarakat dapat berupa pengembangan desa binaan di desa-desa. Pedesaan berperan sebagai basis ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan lain-lain. Namun beberapa desa masih banyak yang belum berkembang apalagi berada pada tingkat maju. Keadaan ekonomi masyarakat dan lapangan kerja yang masih rendah, prasarana komunikasi terbatas, pengangguran, kualitas kesehatan kurang, dan masalah lain merupakan faktor penghambat bagi suatu desa untuk berkembang. Berbagai program telah dilaksanakan oleh pemerintah untuk meningkatkan pemerataan kesejahteraan masyarakat pedesaan, akan tetapi, tidak semua desa tersentuh oleh program - program tersebut sehingga menjadi desa yang tertinggal dan terbelakang. Desa Mitra Mahasiswa Fakultas Ekologi Manusia (SAMISAENA) merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh beberapa lembaga yang ada di Fakultas Ekologi Manusia (FEMA). Lembaga-lembaga tersebut yaitu Himagizi (Himpunan Mahasiswa Ilmu Gizi), Himaiko (Himpunan Mahasiswa Ilmu Keluarga dan Konsumen), Himasiera (Himpunan Mahasiswa Peminat IlmuIlmu Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat), dan Departemen Sosial dan Lingkungan Hidup BEM FEMA (Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekologi Manusia). Dalam perjalanannya, SAMISAENA berpedoman pada visinya, yaitu menjadikan masyarakat pedesaan sebagai mitra FEMA dalam membangun potensi desa dan masyarakatnya untuk lebih maju dan mandiri. Selain itu, SAMISAENA juga mengacu pada misinya, yaitu memberikan pengabdian kepada masyarakat dengan cara membangun kemandirian, keberdayaan, dan partisipatif dalam


menerapkan konsep pembangunan yang humanis. Dalam hal ini, desa yang dijadikan desa mitra adalah Desa Neglasari, Bogor, Jawa Barat yang dilaksanakan pada bulan April sampai Nopember tahun 2011 lalu. Desa Neglasari dipilih sebagai desa mitra karena Desa ini merupakan desa yang berada di lingkar kampus IPB. Pendekatan sistem yang digunakan membuat pemilihan desa diprioritaskan kepada desa yang terdekat namun masih kurang dari programprogram pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan. Desa Neglasari memiliki luas wilayah sebesar 147.170 Ha. Kelurahan ini memiliki jumlah penduduk total sebanyak 9.459 orang. Batas sebelah utara ada Kecamatan Ciampea, sebelah selatan ada Desa Petir, sebelah barat ada Kecamatan Ciampea dan sebelah timur ada Desa Sinar Sari. Desa Neglasari ini berada dua kilometer dari pusat kecamatan. Dusampuk (daur ulang sampah menjadi pupuk) merupakan kegiatan pemanfaatan sampah organik yang diolah menjadi pupuk. Teknik pengolahan ini menggunakan EM (Effective Microorganism) agar sampah cepat membusuk. Kurun waktu yang digunakan agar bisa menjadi pupuk kurang lebih selama satu minggu. Bahan –bahan yang digunakan menjadi pupuk adalah sampah rumah tangga berupa sampah organik seperti potongan-potongan sayuran dan dedaunan. Pupuk EM adalah pupuk organik yang dibuat melalui proses fermentasi menggunakan bakteri (microorganism). Sampah organik dengan proses EM dapat menjadi pupuk organik yang bermanfaat meningkatkan kualitas tanah. Kandungan EM terdiri dari bakteri fotosintetik, bakteri asam laktat, actinomicetes, ragi dan jamur fermentasi. Bakteri fotosintetik membentuk zat-zat bermanfaat yang menghasilkan asam amino, asam nukleat dan zat-zat bioaktif


yang berasal dari gas berbahaya dan berfungsi untuk mengikat nitrogen dari udara. Bakteri asam laktat berfungsi untuk fermentasi bahan organik jadi asam laktat, percepat perombakan bahan organik, lignin dan cellulose, dan menekan patogen dengan asam laktat yang dihasilkan. Actinomicetes menghasilkan zat anti mikroba dari asam amino yang dihasilkan bakteri fotosintetik. Ragi menghasilkan zat anti biotik, menghasilkan enzim dan hormon, sekresi ragi menjadi substrat untuk mikroorganisme effektif bakteri asam laktat actinomicetes. Cendawan fermentasi mampu mengurai bahan organik secara cepat yang menghasilkan alkohol ester anti mikroba, menghilangkan bau busuk, mencegah serangga dan ulat merugikan dengan menghilangkan pakan. Fungsi EM untuk mengaktifkan bakteri pelarut, meningkatkan

kandungan

humus

tanahlactobonillus

sehingga

mampu

memfermentasikan bahan organik menjadi asam amino. Bila disemprotkan di daun mampu meningkatkan jumlah klorofil, fotosintesis meningkat dan percepat kematangan buah dan mengurangi buah busuk. Juga berfungsi untuk mengikat nitrogen dari udara, menghasilkan senyawa yang berfunsi antioksidan, menekan bau limbah, menggemburkan tanah, meningkatkan daya dukung lahan, meningkatkan cita rasa produksi pangan, perpanjang daya simpan produksi pertanian, meningkatkan kualitas daging, meningkatkan kualitas air dan mengurangi molaritas. Komposisi EM terdiri dari 95% lactobacillus yang berfungsi menguraikan bahan organik tanpa menimbulkan panas tinggi karena mikroorganisme anaerob bekerja dengan kekuatan enzim. Prinsip pembuatan Dusampuk yaitu menggunakan teknologi sederhana dalam mengolah sampah organik menjadi pupuk cair yang nantinya akan


digunakan untuk pupuk pada tanaman para petani dan warga Desa Neglasari sendiri. Peralatan yang dibutuhkan pun cukup sederhana, yaitu ember, gunting, pisau dan botol. Sementara bahannya sendiri yaitu sampah organik dan bakteri pengurai EM. Cara pembuatan Dusampuk (untuk 200 liter) yaitu, mempersiapkan bahan yang terdiri dari pupuk kandang 30 kg (kotoran kambing, ayam, sapi), hijauan daun (secukupnya), bakteri EM 1 liter, gula pasir 1 kg, air bersih 200 liter. Selanjutnya dilakukan tahapan pembuatan yaitu, pupuk kandang dihaluskan, gula pasir dan EM dilarutkan dalam air, ampuran pupuk kandang dan larutan gula dimasukkan ke dalam drum plastik atau ember kemudian ditambahkan air bersih hingga volumenya mencapai 200 liter, drum atau ember ditutup rapat. Setiap hari dibuka dan diaduk selama 15 menit. Pupuk organik cair pun siap digunakan setelah 5 – 7 hari. Aplikasi penggunaan yaitu, 1 liter pupuk organik cair dicampur dengan 9 liter air bersih. Selanjutnya, siramkan pada tanah di sekitar tanaman atau disemprotkan pada daun sebanyak 0,25 – 1 liter tergantung jenis tumbuhan. Kelebihan dari pupuk cair yang dihasilkan yaitu berupa pupuk organik yang ramah lingkungan yang berarti tidak banyak mengandung bahan kimia berbahaya seperti pada pupuk industri yang memberikan dampak limbah kimia terhadap lingkungan. Selain itu pupuk yang dihasilkan mampu dijadikan bahan dasar untuk membuat pupuk cair kembali dengan prinsip pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri EM. Dilihat dari aspek ekonomi, Dusampuk mampu memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat Desa Neglasari. Pengalaman mendampingi selama di desa tersebut, dusampuk mampu memberikan kontribusi pemberian pupuk untuk


tanaman pangan dan non pangan yang ada di Desa Neglasari. Tanaman pangan yang dihasilkan berupa ubijalar, pisang dan ketela pohon yang ditanam di pekarangan dan kebun warga. Secara terus menerus, pupuk hasil dusampuk mampu memberikan kontribusi pupuk untuk tanaman tersebut. Hasilnya warga mampu memanfaatkan hasilnya berupa hasil panen tanaman pangan yang digunakan sebagai pangan lokal. Bahkan pangan lokal tersebut diolah kembali menjadi pangan yang memiliki nilai jual lebih tinggi, seperti keripik ubi, keripik pisang dan keripik singkong. Warga pun kembali mendapatkan nilai ekonomi yang lebih dari hasil Dusampuk tersebut. Mengingat dampak buruk yang ditimbulkan dari sampah, maka perlu pengelolaan sampah yang baik dan tepat. Perlu tindakan serius yang dilakukan oleh semua elemen masyarakat, salah satunya kolaborasi antara akademisi dan masyarakat secara langsung melalui bina desa. Tindakan dan aksi tersebut terwujud dalam program bersama yang disebut Dusampuk (daur ulang sampah menjadi pupuk). Sehingga pada akhirnya Dusampuk mampu menjadi salah satu alternatif usaha dalam menanggulangi sampah rumah tangga melalui teknologi pengolahan sampah yang tepat guna. Selain itu mampu memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat yang mampu secara konsisten melakukannya.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.