Gerakan indonesia gemar bertani

Page 1

GERAKAN “INDONESIA GEMAR BERTANI� SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN PERTANIAN BERKELANJUTAN UNTUK MENCAPAI KEDAULATAN PANGAN MENUJU INDONESIA SEHAT DAN SEJAHTERA Oleh : Babang Yusup babangyusup@gmail.com Bogor Agricultural University Menururt Undang-Undang nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan yang terdapat pada Bab 1 Pasal 1 menyatakan bahwa, kedaulatan pangan adalah hak negara dan bangsa yang secara mandiri menentukan kebijakan pangan yang menjamin hak atas pangan bagi rakyat dan memberikan hak bagi masyarakat untuk menentukan sistem pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal. Sistem pangan sendiri mencakup berbagai aspek yang saling berkaitan, yaitu produksi, ketersediaan, distribusi maupun konsumsi pangan yang berdampak pada status gizi dan sumber daya manusia. Menurut Baliwati et al. (2013), untuk mewujudkan kedaulatan pangan terdapat tiga prinsip keberlanjutan ekologis yang harus diperhatikan, yaitu (1) ketersediaan pangan yang berbasis pada pemanfaatan sumber daya lokal dan sumber daya manusia secara optimal. Artinya, pewujudan ketersediaan pangan yang berbasis pada pemanfaatan sumber daya lokal secara optimal dilakukan dengan penganekaragaman pangan dan pengutamaan produksi pangan dalam negeri sesuai dengan kapasitas ekosistem; (2) keterjangkauan pangan dari aspek fisik, sosial dan ekonomi oleh seluruh masyarakat. Artinya, pewujudan keterjangkauan pangan dari aspek fisik dan ekonomi dilakukan melalui pengelolaan stabilisasi pasokan dan harga pangan pokok, pengelolaan cadangan pangan pokok dan pendistribusian pangan pokok; (3) pemanfaatan pangan atau konsumsi pangan dan gizi untuk hidup sehat, aktif dan produktif sesuai dengan preferensinya berdasarkan agama, keyakinan dan budaya masyarakat. Artinya, pemanfaatan pangan atau konsumsi pangan dan gizi akan menghasilkan sumber daya yang berkualitas sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan pembangunan. Hal itu dilakukan dengan pemenuhan asupan pangan yang beragam, bergizi dan berimbang serta pemenuhan persyaratan keamanan pangan, mutu pangan dan gizi pangan.


Wujud nyata dari prinsip keberlanjutan ekologis yang dapat merealisasikan kedaulatan pangan adalah aksi nyata dari seluruh elemen bangsa Indonesia, mulai dari pemegang kekuasaan sampai masyarakat sebagai pelaku utama di lapanagan. Salah satu aksi nyata tersebut dapat dilakukan dengan memajukan sektor utama pangan, yaitu kegiatan pertanian. Menurut Mubyarto (1995), pertanian dalam arti luas mencakup pertanian rakyat atau pertanian dalam arti sempit disebut perkebunan (termasuk didalamnya perkebunan rakyat dan perkebunan besar), kehutanan, peternakan, dan perikanan (dalam perikanan dikenal pembagian lebih lanjut yaitu perikanan darat dan perikanan laut). Indonesia masih merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk yang hidup atau bekerja pada sektor pertanian atau dari produk nasional yang berasal dari pertanian. Kerisauan umat manusia mengenai ketersediaan bahan pangan dan ledakan jumlah penduduk dunia serta ketersediaan sumberdaya alam yang terbatas melahirkan ajaran Malthusianisme dan Neomalthusianisme serta tumbuhnya kesadaran pada pelestarian fungsi lingkungan dan sumberdaya alam sehingga melahirkan pemikiran baru pembangunan berwawasan lingkungan dan konsep pembangunan berkelanjutan (Herry 2006). Pertanian sebagai sektor utama pangan dapat terus produktif jika dilakukan secara berkelanjutan. Menurut Nasution (1995) dalam Salikin (2003), pertanian berkelanjutan merupakan kegiatan pertanian yang berupaya untuk memaksimalkan manfaat sosial dari pengelolaan sumberdaya biologis dengan syarat memelihara produktivitas dan efisiensi produksi komoditas pertanian, memelihara kualitas lingkungan hidup dan produktivitas sumberdaya sepanjang masa. Menurut Soekartawi (1995) dalam Salikin (2003), terdapat tiga alasan mengapa pembangunan pertanian Indonesia harus berkelanjutan yaitu: Pertama sebagai negara agraris, peranan sektor pertanian Indonesia dalam sistem perekonomian nasional masih dominan. Kontibusi sektor pertanian terhadap produk domestik bruto adalah sekitar 20 % dan menyerap 50 % lebih tenaga kerja di pedesaan. Kedua, agrobisnis dan agroindustri memiliki peranan yang sangat vital dalam mendukung pembangunan sektor lainnya. Ketiga, pembangunan pertanian berkelanjutan menjadi keharusan agar sumberdaya alam yang ada sekarang ini dapat terus


dimanfaatkan untuk waktu yang relatif lama. Sektor pertanian tetap menduduki peran vital yang mendukung kelangsungan kehidupan bangsa Indonesia. Menurut Bakar dan Ali (2009), pertanian berkelanjutan lebih mengandalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia seperti bibit lokal, sumber air, matahari dan teknologi yang ramah lingkungan serta sangat mengutamakan pemanfaatan pupuk kandang (kompos) dan pengendali hama alami atau pestisida dari bahan-bahan alami. Sehingga memberikan manfaat, salah satunya untuk menjaga kelestarian lingkungan dari kerusakan yang bersifat cepat dan terus menerus. Diharapkan pertanian yang berkelanjutan akan menghasilkan pula petani yang berdaya secara berkelanjutan pula. Menurut Technical Advisorry Committee of the CGIAR (TAC-CGIAR 1988), ciri-ciri pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah sebagai berikut, (1) mantap secara ekologis, yang berarti kualitas sumber daya alam dipertahankan dan kemampuan agroekosistem secara keseluruhan窶電ari manusia, tanaman, dan hewan sampai organisme tanah ditingkatkan. Dua hal ini akan terpenuhi jika tanah dikelola serta kesehatan tanaman dan hewan serta masyarakat dipertahankan melalui proses biologis (regulasi sendiri). Sumber daya lokal digunakan secara ramah dan yang dapat diperbaharui; (2) dapat berlanjut secara ekonomis, yang berarti petani mendapat penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan, sesuai dengan tenaga dan biaya yang dikeluarkan dan dapat melestarikan sumber daya alam dan meminimalisasikan risiko; (3) adil, yang berarti sumber daya dan kekuasaan didistribusikan sedemikian rupa sehingga keperluan dasar semua anggota masyarakat dapat terpenuhi dan begitu juga hak mereka dalam penggunaan lahan dan modal yang memadai dan bantuan teknis terjamin. Masyarakat berkesempatan untuk berperanserta dalam pengambilan keputusan di lapangan dan di masyarakat; (4) manusiawi, yang berarti bahwa martabat dasar semua makhluk hidup (manusia, tanaman, hewan) dihargai dan menggabungkan nilai kemanusiaan yang mendasar (kepercayaan, kejujuran, harga diri, kerjasama, rasa sayang) dan termasuk menjaga dan memelihara integritas budaya dan spiritual masyarakat; (5) luwes, yang berarti masyarakat desa memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi usahatani yang berlangsung terus, misalnya, populasi yang bertambah, kebijakan dan permintaan pasar. Pertanian berkelanjutan dapat memberikan dampak positif bagi bangsa yang secara mandiri menentukan kebijakan pangan yang dapat menjamin hak atas pangan


bagi rakyat dan memberikan hak bagi masyarakat untuk menentukan sistem pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil produksi yang terus ada baik sebagai konsumsi yang terus menerus maupun sebagai cadangan pangan. Hal tersebut berarti pertanian berkelanjutan merupakan jalan untuk mencapai kedaulatan pangan, yaitu kedaulatan pangan menuju Indonesia sehat dan sejahtera. Banyak usaha-usaha untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan. Namun, yang menjadi poin penting dalam mewujudkan pertanian berkelanjutan adalah aksi nyata di lapangan dari seluruh elemen bangsa. Salah satu aksi nyata tersebut dapat dilakukan dengan bergerak langsung di lapangan pertanian, yaitu berupa gerakan yang dinamakan gerakan “Indonesia Gemar Bertani”. Gerakan “Indonesia Gemar Bertani” memiliki arti, yaitu “Indonesia” yang berarti gerakan ini mencakup seluruh wilayah di Indonesia. “Gemar” yang berarti memiliki keinginan yang datang dari diri sendiri dan dilakukan dengan sepenuh hati. “Bertani” yang berarti berocok tanam, beternak, bergerak di bidang budidaya serta pengolahannya. Jadi Gerakan “Indoneia Gemar Bertani” dapat diartikan, gerakan seluruh masyarakat Indonesia dari berbagai elemen masyarakat dan umur tanpa membedakan gender, ras, suku, agama dan budaya untuk bercocok tanam, beternak, budi daya serta melakukan usaha pengolahan hasil bertani dengan memanfaatkan lahan yang belum dimanfaatkan maksimal yang dilakukan secara senang hati. Tujuan utama dari Gerakan “Indonesia Gemar Bertani”, yaitu dapat produktifnya lahan yang sudah ada dan masih dapat dimanfaatkan untuk bertani, dapat meliputi bercocok tanam, beternak atau budi daya (yang melibatkan kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi) sehingga dapat menghasilkan produktivitas pertanian yang mampu menunjang ketersediaan pangan dan keterjangkauan akses pangan. Gerakan “Indonesia Gemar Bertani” dilakukan dengan sistem yang terintegrasi antara teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dengan praktik di lapangan. Dinyatakan dalam “World Summit on the Information Society five years on: Information and communications Technology for Inclusive Development” (ESCAP 2008) bahwa wilayah Asia-Pacific menghadapi berbagai tantangan dalam menghadapi target tujuan pembangunan pada millennium pertama (antara tahun 1990 dan 2015), sejumlah penduduk menderita karena kelaparan. Keberlanjutan pertanian dan keamanan


pangan terancam oleh rendahnya hasil pertanian, miskinnya pengelolaan sumber daya tanah dan air, serta pendidikan tenaga kerja bidang pertanian yang berada di bawah standar. Kondisi penduduk tersebut juga sangat rentan terhadap bencana, seperti kekeringan, banjir, gempa bumi dan tanah longsor. Teknologi informasi dan komunikasi dapat diterapkan dalam mendukung manajemen sumber daya, pemasaran, penyuluhan dan mengurangi resiko kehancuran untuk membantu negara-negara meningkatkan produksi pangan dan mengurangi ancaman terhadap ketahanan pangan. Sistem teknologi informasi dan komunikasi dapat menyediakan kesempatan yang lebih besar untuk mencapai suatu tingkatan tertentu yang lebih baik bagi petani. Hal ini ditunjukkan ketika beberapa lembaga penelitian dan pengembangan menyampaikan studi kasus yang mendeskripsikan bagaimana TIK telah dimanfaatkan oleh petani dan stakeholders usahawan pelaku bidang pertanian sehingga memperoleh peluang yang lebih besar untuk memajukan kegiatan usahataninya. Keberhasilan pemanfaatan TIK oleh petani di Indonesia dalam memajukan usahataninya ditunjukkan oleh beberapa kelompok tani yang telah memanfaatkan internet untuk akses informasi dan promosi hasil produksinya dengan menggunakan fasilitas yang disediakan Community Training and Learning Centre (CTLC) di Pancasari (Bali) dan Pabelan (Salatiga) yang dibentuk Microsoft bekerja sama dengan lembaga nonprofit di bawah Program Unlimited Potential. Sistem TIK yang dibentuk dalam Gerakan “Indonesia Gemar Bertani� yaitu salah satunya melalui akses informasi digital dari internet. Menurut Sigit et al. (2006), melalui akses informasi digital dari internet, petani mengenal teknologi budidaya paprika dalam rumah kaca. Sejak mengirimkan profil produksi di internet, permintaan terhadap produk pertanian yang diusahakan terus berdatangan. Promosi melalui internet dapat memutus hubungan petani dengan tengkulak yang sering memberikan harga jauh di bawah harga pasar. Melalui Unit Pelayanan Informasi Pertanian tingkat Desa– Program Peningkatan Pendapatan Petani melalui inovasi (UPIPD-P4MI) yang dilaksanakan oleh Badan Litbang Pertanian, petani di sekitar lokasi UPIPK sudah memanfaatkan internet untuk akses informasi dan promosi hasil pertanian yang diusahakan (UPIPD Kelayu Selatan P4MI 2009). Manfaat yang dapat diperoleh melalui kegiatan aplikasi teknologi informasi dan komunikasi (Mulyandari 2005), khususnya dalam mendukung pembangunan pertanian


berkelanjutan diantaranya, yaitu (1) mendorong terbentuknya jaringan informasi pertanian di tingkat lokal dan nasional; (2) membuka akses petani terhadap informasi pertanian untuk meningkatkan peluang potensi peningkatan pendapatan dan cara pencapaiannya, meningkatkan kemampuan petani dalam meningkatkan posisi tawarnya, serta meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan diversifikasi usahatani dan merelasikan komoditas yang diusahakannya dengan input yang tersedia, jumlah produksi yang diperlukan dan kemampuan pasar menyerap output; (3) mendorong terlaksananya kegiatan pengembangan, pengelolaan dan pemanfaatan informasi pertanian secara langsung maupun tidak langsung untuk mendukung pengembangan pertanian lahan marjinal; (4) memfasilitasi dokumentasi informasi pertanian di tingkat lokal (indigeneous knowledge) yang dapat diakses secara lebih luas untuk mendukung pengembangan pertanian lahan marjinal. Sistem praktik di lapangan sendiri mencakup kegiatan bertani (bercocok tanam, beternak dan budidaya yang meliputi kegiatan produksi, distribusi dan konsmusi) dengan memanfaatkan berbagai lahan, baik lahan produktif maupun lahan tidur yang belum dimanfaatkan. Kegiatan bercocok tanam mulai dari pengadaan bibit, menanam tanaman pangan, merawatnya, membuat pupuk organik yang ramah lingkungan, memanen sampai mendistribusikan utnuk kegiatan ekonomi. Kegiatan beternak meliputi, penyediaan bibit ternak, pemeliharaan berupa penggemukan sampai kegiatan ekonomi. Budidaya berupa kegiatan pengadaan bibit ikan, pemeliharaan sampai kegiatan ekonomi. Gerakan “Indonesia Gemar Bertani� dapat diawali terlebih dahulu dengan kegiatan-kegiatan di beberapa daerah dengan menggerakan para petani yang dikolaborasi dengan pemuda-pemuda yang memiliki keinginan dan kemampuan dalam bidang pertanian. Kegiatan tersebut dapat dilanjutkan ke beberpa daerah lainnya di seluruh Indonesia sehingga dari percontohan kegiatan yang dilakukan di beberapa daerah, dapat menginspirasi masyarakat di daerah lainnya untuk melakukan Gerakan “Indonesia Gemar Bertani� secara bersama-sama. Tentunya kegiatan ini akan berjalan dengan lancar dengan kerja sama yang dilakukan dengan semua stakeholder yang bersangkutan, seperti dinas pertanian, dinas komunikasi dan informasi serta eksekutif yang menaungi daerah kegiatan tersebut.


Pembangunan pertanian berkelanjutan merupakan isu penting dan strategis yang secara universal diperbincangkan saat ini. Seperti yang disebutkan dalam Peraturan Pemerintah nomor 1 Tahun 2011 tentang Penetapan Dan Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Bab 1 Pasal 1, bahwa lahan pertanian pangan berkelanjutan adalah bidang lahan pertanian yang ditetapkan untuk dilindungi dan dikembangkan secara konsisten guna menghasilkan pangan pokok bagi kemandirian, ketahanan dan kedaulatan pangan nasional. Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan pertanian berkelanjutan merupakan jalan untuk mencapai kedaulatan pangan. Kedaulatan pangan yang diinginkan adalah agar terciptanya Bangsa Indonesia yang sehat dan sejahtera. Sehingga hal tersebut menegaskan bahwa pertanian berkelanjutan merupakan jalan untuk mencapai kedaulatan pangan, yaitu kedaulatan pangan menuju Indonesia sehat dan sejahtera. Usaha yang dilakukan dalam mewujudkan pertanian berkelanjutan, yaitu salah satunya dengan melakukan Gerakan “Indonesia Gemar Bertani” yang yang terintegrasi antara teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dengan praktik di lapangan. Siatem TIK dilakukan dengan akses informasi digital dari internet mengenai banyak informasi pertanian. Praktik di lapangan dilakukan dengan kegiatan langsung di lapangan berupa bercocok tanam, beternak dan budidaya yang meliputi kegiatan produksi, distribusi dan konsmusi yang kegiatannya menyebar ke seluruh wilayah di Indonesia. Gerakan “Indonesia Gemar Bertani” akan berjalan dengan lancar dengan kerja sama yang dilakukan dengan semua stakeholder yang bersangkutan, seperti dinas pertanian, dinas komunikasi dan informasi serta eksekutif yang menaungi daerah kegiatan tersebut. Diharapkan dengan adanya Gerakan “Indonesia Gemar Bertani” dapat mengisnpirasi masyarakat di seluruh wlayah Indonesia untuk melakukan usaha pertanian berkelanjutan guna mencapai kedaulatan pangan menuju Indonesia yang sehat dan sejahtera. Sehingga Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang mandiri dan dapat menjamin kesejahteraan masyarakat Indonesia.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.