sdg 1 4
MENOPANG lautan Lestarikan & gunakan sumber daya samudra, lautan, & segara secara berkelanjutan •
Cegah dan secara signfikan kurangi segala jenis pencemaran laut, khususnya dari kegiatan di darat, termasuk sampah laut dan pencemaran nutrisi. Kelola dan lindungi ekosistem laut dan pesisir secara berkelanjutan untuk menghindari dampak merugikan yang signifikan dan ambil tindakan restorasi untuk mencapai lautan yang sehat dan produktif. Secara efektif atur panen dan akhiri penangkapan ikan secara berlebihan, ilegal, penangkapan ikan yang tidak dilaporkan dan tidak diatur serta praktik penangkapan ikan yang merusak dan terapkan rencana pengelolaan berbasis ilmu pengetahuan. Tingkatkan konservasi dan pemanfaatan laut secara berkelanjutan dan sumber dayanya.
•
•
•
Komisioner Janine Donaldson Sekarang tinggal di Inggris, melayani sebagai Sekretaris Zona Pelayanan Wanita Pasifik Selatan & Asia Timur
K
o ngā pae tawhiti whāia kia tata,
ko ngā pae tata, whakamaua kia tina ‐ potensi hari esok bergantung pada apa yang kita lakukan hari ini.
Pepatah Māori ini mencerminkan kebenaran yang luar biasa bagi saya ‐ hidup di Selandia Baru, yakni dua pulau kecil di tengah samudra yang luas. Lautan adalah bagian dari diri saya. Setiap pagi saat berkendara ke tempat kerja, laut selalu ada dalam pandangan saya dan selalu mengingatkan saya akan bagian koor dari lagu yang tidak pernah gagal membuat saya tersenyum: Joy to the world All the boys and girls Joy to the fishes in the deep blue sea Joy to you and me Banyak penduduk Selandia Baru seperti saya menghargai perariran dan samudra pesisir kami. Orang Māori memiliki kedekatan khusus dengan lautan dan ini diakui dalam Perjanjian Waitangi. Banyak industri negara bergantung pada sumber daya hayati dan ekosistem yang sehat, termasuk industri perikanan komersial senilai $1.2 miliar setahun. Tidak masalah apakah anda tinggal di dekat laut atau tidak, atau menikmati apa yang dihasilkan laut atau tidak; kita semua perlu laut yang sehat. 1
32
‘Lautan adalah titik di mana planet, manusia, dan kemakmuran bersatu. Dan itulah yang dimaksud dengan pembangunan berkelanjutan. Ini tentang kita semua sebagai pemegang saham Bumi, berbadan hukum, mengakui dan bertindak dalam tanggung jawab kita terhadap planet ini, kepada manusia, dan aliran darahnya, yakni lautan.’1 Sebanyak 3,1 miliar penduduk dunia hidup dalam radius 100 kilometer dari samudra atau laut. Apakah negara anda terkurung daratan atau memiliki garis pantai, kita semua terhubung dengan lautan dan samudra melalui danau, sungai, dan bengawan. Kita merayakan beberapa perubahan besar yang dibuat melalui pelayaran ‘hiijau’, penangkapan ikan yang berkelanjutan, lapangan kerja dan pemberdayaan (terutama perempuan di komunitas terpencil dan kecil yang telah mampu memanfaatkan pekerjaan mereka di bidang kelautan dan akuakultur untuk memperkuat status ekonomi negara mereka). Kita juga sangat sadari bahwa mereka yang bermukim di kawasan pesisir sedang mengalami perubahan iklim dengan berbagai ekstrim. Diperkirakan pada tahun 2050, 50 hingga 200 juta orang di seluruh dunia akan mengungsi akibat efek perubahan iklim di lautan kita yang luas.
Menurut Komite AS untuk Keanekaragaman Hayati dalam Sistem Kelautan, ancaman paling serius terhadap keanekaragaman hayati laut adalah: operasi penangkapan ikan; polusi kimia dan eutrofikasi; perubahan invasi habitat fisik spesies eksotik; dan perubahan iklim global. Di Selandia Baru secara khusus banyak dari aktivitas kami berdampak pada keanekaragaman hayati laut kami, termasuk: • penangkapan ikan ‐ pengunaan lahan untuk rekreasi dan komersial ‐ melalui sedimen dan polusi • binatang peliharaan eksotik ‐ yang didatangkan oleh ballast water [air pemberat kapal mengandung sedimen yang tersimpan di tangki & ruang kargo kapal untuk tingkatkan stabilitas & kemampuan manuver selama transit yang berdampak negatif pada lingkungan laut] dan lambung kapal yang kotor • perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia ‐ mempengaruhi suhu dan level lautan kita harus memperhatikan untuk menjaga laut. Laut adalah bagian dari hidup kita, baik untuk rekreasi maupun sebagai sumber makanan & pendapatan. Mari tiap kita bawa kebahagiaan kembali pada ikan-ikan di laut biru yang dalam dan menikmati keagungan & keindahan laut di sekitar kita yang Tuhan percayakan untuk kita pelihara.
Elizabeth Thompson, Co‐Executive Coordinator for the Rio+20 Conference, at Oceans Day at Rio+20, 16 June 2012