LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
GOLONGAN 3 ANGKATAN 6 TAHUN 2022
PEMBUATAN DRAFT SOP EVALUASI PASIEN MUSKULOSKELETAL PASIEN RAWAT
JALAN POLI FISIOTERAPI RUMAH SAKIT PUSAT
OTAK NASIONAL PROF. DR. DR. MAHAR MARDJONO
JAKARTA
Disusun oleh:
Nama : Adha Nenggar Mila Sari, SST.FT
NIP : 199106232022032003
Jabatan : Fisioterapis Ahli Pertama
Instansi : Kementerian Kesehatan
Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. DR. dr. Mahar Mardjono Jakarta
BALAI PELATIHAN KESEHATAN CIKARANG
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI
“PEMBUATAN DRAFT SOP EVALUASI PASIEN MUSKULOSKELETAL PASIEN RAWAT
JALAN POLI FISIOTERAPI RUMAH SAKIT PUSAT
OTAK NASIONAL PROF. DR. DR. MAHAR MARDJONO JAKARTA”
Telah di seminarkan
Tanggal 14 Juli 2022, di Bapelkes Cikarang
Coach
dr. Titiek Resmisari, MARS
NIP.198104282008012022
Penguji
Ahmad Wajedi, S. Pd, M. Kes NIP.
Mentor
dr. Adhy Nugroho, MARS
NIP. 198102012008031001
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah dan karuniaNya sehingga rancangan aktualisasi ini berhasil diselesaikan. Rancangan aktualisasi ini disusun untuk memenuhi sebagian tugas dalam kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
Angkatan 6 Kementerian Kesehatan. Berkat usaha serta bantuan yang diberikan oleh berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan rancangan aktualisasi ini. Terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan membantu dalam proses pembuatan rancangan aktualisasi ini. Penulis menyadari adanya kekurangan dalam pembuatan rancangan aktualisasi, sehingga kritikan, masukan dan saran akan penulis terima dengan baik. Semoga rancangan aktualisasi ini dapat di aktualisasikan dengan baik di instansi penulis.
Jakarta 8 Juli 2022
Adha Nenggar Mila Sari, SST.FT
iii
iv DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................. ii KATA PENGANTAR ................................................................................................... iii DAFTAR ISI.............................................................................................................. iv DAFTAR TABEL ......................................................................................................... v DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... vi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.................................................................................................... 1 1.2 Tujuan Aktualisasi ............................................................................................... 2 1.3 Manfaat Aktualisasi ............................................................................................. 3 1.4 Ruang Lingkup Aktualisasi ................................................................................... 3 BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 Profil Organisasi .................................................................................................. 4 2.2 Profil Peserta ...................................................................................................... 9 2.3 Nilai- Nilai Dasar ASN ........................................................................................ 10 2.4 Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI ............................................................. 12 BAB III RANCANGAN AKTUALISASI 3.1 IDENTIFIKASI ISU ............................................................................................ 14 3.2 PENETAPAN CORE ISSUE.................................................................................. 17 3.3 DESKRIPSI CORE ISSUE .................................................................................... 19 3.4 GAGASAN KREATIF ........................................................................................... 21 3.5 MATRIKS RANCANGAN AKTUALISASI ................................................................. 22 3.6 RENCANA PELAKSANAAN AKTUALISASI ............................................................. 29 DAFTAR PUSTAKA
v DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 TABEL APKL .................................................................................................. 18 Tabel 3.2 Rancangan Aktualisasi ................................................................................... 23 Tabel 3.3 Rencana Pelaksanaan .................................................................................... 29
vi
Halaman Gambar 2.1 Struktur Organisasi RS PON .......................................................................... 6 Gambar 3.1 Fishbone Diagram ...................................................................................... 20
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang professional, berkualitas dan mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Undang-Undang No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara mengamanatkan Instansi Pemerintah untuk wajib memberikan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selama 1 (satu) tahun masa percobaan.
Tujuan dari diklat terintegrasi ini adalah untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Selain itu dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS), ditetapkan bahwa salah satu jenis diklat yang strategis untuk mewujudkan PNS sebagai bagian dari ASN yang profesional seperti tersebut di atas adalah Diklat Prajabatan. Diklat ini mengedepankan penguatan nilai-nilai dasar profesi PNS dan pembangunan karakter dalam mencetak PNS. Kompetensi inilah yang kemudian berperan dalam membentuk karakter PNS yang kuat, yaitu PNS yang mampu bersikap dan bertindak profesional dalam melayani masyarakat serta berdaya saing.
Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 menjelaskan bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah Sakit diselenggarakan berasaskan Pancasila dan didasarkan kepada nilai kemanusiaan, etika dan profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien, serta mempunyai fungsi sosial.
Perlu disadari bahwa kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan semakin hari semakin meningkat, untuk mengatasi hal tersebut maka peningkatan kualitas dan kuantitas dari pelayanan dan sumber daya Rumah Sakit harus di tingkatkan guna menunjang kebutuhan masyarakat. Untuk menjaga mutu dan kualitas pelayanannya rumah sakit maka
1
seharunya setiap rumah sakit menetapkan standar pelayanan yang harus dilaksanakan oleh seluruh karyawan, salah satu standar pelayanannya tersebut tertuang didalam standar operasional prosedur (SOP). Semua tindakan yang dilakukan oleh petugas kesehatan tertuang di dalam standar operasional prosedur. SOP juga adalah salah satu syarat dalam penilaian akreditasi oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS), dimana dalam salah satu standar elemen penilaiannya menyatakan bahwa setiap tindakan yang diberikan oleh fisioterapis harus dilakukan sesuai dengan SOp yang ada.
Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (Natioal Brain Centre Hospital) yang merupakan salah satu rumah sakit vertikal milik Kementerian Kesehatan, terletak di Jalan MT Haryono Jakarta. Rumah Sakit ini memiliki luas 11.000 meter persegi dengan bangunan 11 tingkat, dan mulai beroperasi tanggal 1 Juli 2013 serta grand openingnya tanggal 1 Februari 2014.
Permasalahan di bidang kesehatan otak dan saraf (neurologi) di Indonesia semakin kompleks dengan jumlah kasus yang semakin meningkat pula. Pemerintah mendirikan
Rumah Sakit Pusat Otak Nasional yang diharapkan dapat menjadi tempat pelayanan kesehatan otak dan saraf yang komprehensif, sehingga bisa menjadi model/percontohan
dalam penanganan kasus-kasus neurologi di Indonesia.
Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan masyarakat, maka Rumah Sakit Pusat Otak Nasional mempunyai komitmen mengutamakan keselamatan pasien, kemudahan akses, dan kepuasan pelanggan, serta senantiasa terus melakukan perbaikan sesuai perkembangan teknologi dan kebutuhan pelanggan. Rencana keberhasilan tersebut kedepannya dievaluasi melalui indikator sertifikasi akreditasi dari JCI (Joint Commision International).
Fisioterapis merupakan bagian penting dalam penyembuhan pasien. Dalam melaksanakan tindakan terapi, seorang fisioterapis wajib melakukan assessment, diagnose, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan serta evaluasi.
1.2 Tujuan Aktualisasi
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari aktualisasi ini yaitu untuk mengaktualisasikan sikap bela negara, nilai-nilai dasar ASN (PNS) yang meliputi Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif dalam pemecahan isu yang ada di instasi dengan upaya mewujudkan Smart Governance menggunakan perspektif Manajemen ASN dan Smart ASN.
2
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus aktualisasi ini yaitu pembuatan panduan untuk melakukan dokumentasi evaluasi agar perkembangan pasien bisa terlihat secara objektif.
1.3 Manfaat Aktualisasi
a. Bagi penulis
Aktualisasi diri menjadi sarana habituasi bagi penulis. Penerapan aktualisasi ini dapat menjadi pengalaman belajar untuk mengemban tanggung jawab penuh sebagai abdi negara pada khususnya dan pelayan masyarakat pada umumnya (yang dibuktikan dengan selesainya laporan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN). Penerapan aktualisasi nilai-nilai dasar di tempat kerja dapat merubah mindset didalam diri untuk menjadi lebih profesional, berkomitmen, beretika, dan berintegritas tinggi.
b. Bagi unit kerja
- Mengoptimalkan tugas dan fungsi organisasi dalam memberikan tindakan fisioterapi kepada pasien.
- Mempermudah evaluasi antara pasien dan fisioterapis
c. Bagi pasien
Bisa mengetahui perkembangan kesembuhan penyakitnya.
1.4 Ruang Lingkup Aktualisasi
Aktualisasi ini akan dilakukan selama masa habituasi yang dilakukan di instansi kerja penulis yaitu di Poli Fisioterapi Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof DR. dr. Mahar Mardjono Jakarta.
3
BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1 Profil Organisasi
2.1.1 Deskripsi Organisasi
Penulis melaksanakan aktualisasi nilai-nilai dasar berAKHLAK serta kedudukan dan peran ASN di Instansi penulis yaitu di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta. Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta merupakan salah satu rumah sakit vertikal milik Kementerian Kesehatan, terletak di Jalan MT Haryono Jakarta. Rumah Sakit ini memiliki luas 11.000 meter persegi dengan bangunan 11 tingkat, dan mulai beroperasi tanggal 1 Juli 2013. Permasalahan di bidang kesehatan otak dan saraf (neurologi) di Indonesia semakin kompleks dengan jumlah kasus yang semakin meningkat pula. Angka kejadian stroke meningkat dari tahun ke tahun, bahkan pada riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2007 yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan RI, stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan utama di hampir seluruh rumah sakit di Indonesia. Oleh karena itu Pemerintah mendirikan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional yang diharapkan dapat menjadi tempat pelayanan kesehatan otak dan saraf yang komprehensif, sehingga bisa menjadi model/percontohan dalam penanganan kasus-kasus neurologi di Indonesia.
Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan masyarakat, maka Rumah Sakit Pusat Otak Nasional mempunyai komitmen mengutamakan keselamatan pasien, kemudahan akses, dan kepuasan pelanggan, serta senantiasa terus melakukan perbaikan sesuai perkembangan teknologi dan kebutuhan pelanggan. Rencana keberhasilan tersebut kedepannya dievaluasi melalui indikator sertifikasi akreditasi dari JCI (Joint Commision International). Secara substansi kualitas, RS Pusat Otak Nasional berdiri sebagai Center of Excellence: Advance Clinical, Restoration & Rehabilitation, Education & Training, Basic Clinical & Comprehensive Research, Product Development, Community Policy Development.
4
1. Visi Dan Misi RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr.dr. Mahar Mardjono
Visi:
Terwujudnya Masyarakat Sehat, Produktif, Mandiri, Yang Berkeadilan
Misi:
a. Memperkuat upaya kesehatan yang bermutu dan menjangkau seluruh penduduk Indonesia.
b. Memberdayakan masyarakat dan mengutamakan pembangunan kesehatan.
c. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan dan mutu sumber daya kesehatan.
d. Memantapkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan inovatif.
2. Nilai-Nilai RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr.dr. Mahar Mardjono
B : Benevolent: Senantiasa Melayani Pasien Dengan Tulus
R : Responsive: Selalu Siap Tanggap
A : Attentive : Memberi Perhatian Penuh Terhadap Pasien
I : Innovative : Mengikuti Perkembangan Ilmu
N : Noble : Sesuai Dengan Motto RS Yaitu "Melayani Dengan Mulia"
3. Tujuan RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr.dr. Mahar Mardjono
"Memberikan pelayanan kesehatan otak dan sistem persarafan unggul untuk semua lapisan masyarakat dengan berbagai tingkat kesulitan, baik bagi pasien dari dalam maupun luar negeri"
5
4. Struktur Organisasi RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr.dr. Mahar Mardjono
Gambar 2.1 Struktur Organisasi RS PON
5. Fisioterapi RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr.dr. Mahar Mardjono
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2015
Tentang standar pelayanan Fisioterapi, Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan/atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang 3 rentang kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektropeutis, dan mekanis), pelatihan fungsi, dan komunikasi. Fisioterapis adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan fisioterapi sesuai ketentuan perundang-undangan. Dalam menjalankan Praktik, Fisioterapis memiliki kewenangan untuk melakukan pelayanan fisioterapi meliputi: a. asesmen fisioterapi yang meliputi pemeriksaan dan evaluasi; b. diagnosis fisioterapi; c. perencanaan intervensi fisioterapi; d. intervensi fisioterapi; dan e. evaluasi/re-evaluasi/reassessmen/revisi.
6
Fisioterapi RS PON tergabung dalam instalasi Neurorestorasi, di dalam kelompok
Direktorat Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang yang merupakan salah satu
layanan unggulan di RS Pusat Otak Nasional. Instalasi Neurorestorasi Rumah Sakit Pusat
Otak Nasional (RS PON) merupakan unit teknis pelaksana di bidang rehabilitasi terhadap
penderita gangguan sistem otak dan persarafan. Instalasi Neurorestorasi membawahi beberapa profesi yang bekerja secara tim, yaitu Dokter Divisi Neurorestorasi, Fisioterapi, Okupasi Terapi dan Terapi Wicara, serta bekerja sama dengan perawat dalam pelaksanaan tugas-tugasnya.
Pelayanan fisioterapi di instalasi Neurorestorasi RS Pusat Otak Nasional terdiri dari:
a. Pelayanan rawat jalan, yang terdiri dari:
1) Gymnasium
2) Elektroterapi
3) Fisioterapi anak
b. Pelayanan rawat inap yang terdiri dari pelayanan fisioterapi dari critical care unit (NCCU, HCU, SCU), serta ruang rawat inap diseluruh kelas perawatan
Sasaran Kinerja Pegawai Fisioterapis Ahli Pertama RS. Pusat Otak Nasional:
1. Tercapainya penanganan kasus sesuai ClinicalPathway
2. Tersedianya 1 layanan unggulan
Tugas dan fungsi Fisioterapis RS Pusat Otak Nasional:
1. Memelihara gerak dan fungsi pada masa pertumbuhan dan perkembangan anak secara komprehensif
2. Memberikan asistensi kepada klien untuk meningkatkan gerak dan fungsi dalam keterampilan olahraga
3. Tindakan terapi pada problem gerak dan fungsi di tingkat muskuloskeletal kasus sedang
4. Tindakan terapi pada problem gerak dan fungsi di tingkat usia lanjut kasus ringan
5. Tindakan terapi pada problem gerak dan fungsi di tingkat alat kognitif intra-inter personal kasus sedang
6. Mengikuti seminar / lokakarya sebagai pemrasaran
7. Mengikuti seminar / lokakarya sebagai Pembahas/ moderator/ narasumber
8. Mengikuti / berperan serta sebagai delegasi ilmiah sebagai anggota
9. Menjadi anggota organisasi profesi Fisioterapis sebagai pengurus
10. Menjadi anggota organisasi profesi Fisioterapis sebagai anggota
7
Berdasarkan tugas dan fungsi sebagai seorang fisioterapis di atas, terdapat beberapa tugas dan fungsi yaitu melakukan tindakan terapi. Dalam melakukan tindakan tersebut, fisioterapis wajib melakukan pelayanan meliputi: a. asesmen fisioterapi yang meliputi pemeriksaan dan evaluasi; b. diagnosis fisioterapi; c. perencanaan intervensi fisioterapi; d. intervensi fisioterapi; dan e. evaluasi/re-evaluasi/re-assessmen/revisi.
8
2.2 Profil Peserta
Nama : Adha Nenggar Mila Sari, SST. FT
Tempat, Tanggal Lahir : Boyolali, 23 Juni 1991
NIP : 199106232022032003
Pangkat / Golongan : Penata Muda /IIIa
Jabatan : Fisioterapis Ahli Pertama
Unit Kerja : Unit Fisioterapi RS Pusat Otak Nasional Prof. DR.dr.
Mahar Mardjono Jakarta
Instansi : Kementerian Kesehatan
9
2.3 Nilai- Nilai Dasar ASN
Dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi ini, penulis menerapkan nilai-nilai dasar ASN/ Core Values “ber-AKHLAK” sebagai berikut:
1. Berorientasi pelayanan
Berorientasi Pelayanan merupakan salah satu nilai yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berkomitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat. Perilaku/kode etik dari nilai Berorientasi Pelayanan sebagai pedoman bagi para ASN dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, yaitu:
a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
b. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan.
c. Melakukan perbaikan tiada henti
2. Akuntabel
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Dalam konteks ASN Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik (Matsiliza dan Zonke, 2017).
Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah
a. Melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi.
b. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien.
c. Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan
3. Kompeten
Kompeten, yaitu terus belajar dan mengembangkan kapabilitas. Sesuai prinsip UndangUndang ASN Nomor 5 Tahun 2014 ditegaskan bahwa ASN merupakan jabatan profesional, yang harus berbasis pada kesesuaian kualifikasi, kompetensi, dan berkinerja serta patuh pada kode etik profesinya. Sebagaimana diuraikan dalam penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja PNS, bahwa salah satu pertimbangan pembentukan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat Undang-Undang ASN adalah untuk mewujudkan ASN profesional, kompeten dan kompetitif, sebagai bagian dari reformasi birokrasi. ASN sebagai profesi
memiliki kewajiban mengelola dan mengembangkan dirinya dan wajib mempertanggungjawabkan kinerjanya dan menerapkan prinsip merit dalam pelaksanaan manajemen ASN.
10
Perilaku dari kompeten ialah:
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah;
b. Membantu orang lain belajar;
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
4. Harmonis
Harmoni (dalam bahasa Yunani: harmonia berarti terikat secara serasi/sesuai). Dalam bidang filsafat, harmoni adalah kerja sama antara berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Pola Harmoni merupakan sebuah usaha untuk mempertemukan berbagai pertentangan dalam masyarakat. Hal ini diterapkan pada hubungan-hubungan sosial ekonomi untuk menunjukkan bahwa kebijaksanaan sosial ekonomi yang paling sempurna hanya dapat tercapai dengan meningkatkan permusyawaratan antara anggota masyarakat. Pola ini juga disebut sebagai pola integrasi. Suasana harmoni dalam lingkungan bekerja akan membuatkan kita secara individu tenang, menciptakan kondisi yang memungkinkan untuk saling kolaborasi dan bekerja sama, meningkatkan produktifitas bekerja dan kualitas layanan kepada pelanggan.
Perilaku dari Harmonis adalah
a. Menghargai setiap orang apappun latar belakangnya.
b. Suka mendorong orang lain.
c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
5. Loyal
Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, dengan panduan perilaku:
a. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah.
b. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara.
6. Adaptif
Adaptasi merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup. Organisasi dan individu di dalamnya memiliki kebutuhan beradaptasi selayaknya makhluk hidup, untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya. Kemampuan beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang ditumbuhkembangkan dalam diri individu maupun
11
organisasi. Di dalamnya dibedakan mengenai bagaimana individu dalam organisasi dapat berpikir kritis versus berpikir kreatif.
Pada level organisasi, karakter adaptif diperlukan untuk memastikan keberlangsungan organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Penerapan budaya adaptif dalam organisasi memerlukan beberapa hal, seperti di antaranya tujuan organisasi, tingkat kepercayaan, perilaku tanggung jawab, unsur kepemimpinan dan lainnya. Dan budaya adaptif sebagai budaya ASN merupakan kampanye untuk membangun karakter adaptif pada diri ASN sebagai individu yang menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuannya.
Perilaku Adaptif ialah:
a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan.
b. Terus berinovasi dan mengembangakkan kreativitas.
c. Bertindak proaktif.
7. Kolaboratif
Kolaboratif, yaitu membangun kerja sama yang sinergis. Perilaku kolaboratif ialah
a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi.
b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkanersama nilai tambah.
c. Menggaerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama
2.4 Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI
1. Smart ASN
Kemajuan teknologi yang terus berkembang menuntut semua orang untuk bisa menggunakan teknologi begitu juga dengan ASN. Sebagai ASN, kita dituntut untuk mempunyai kecakapan literasi digital yang terdiri dari:
a. digital skill: kemampuan mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan seharihari.
b. digital culture: kemampuan membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam keseharian dan digitalisasi kebudayaan melalui pemanfaatan TIK
c. digital ethics: kmampuan menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan dan mengembangkan tata kelola etika digital dalam kehidupan sehari-hari
12
d. digital safety: kemampuan mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran perlindungan data pribadi dan keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.
2. Manajemen ASN
Manajemen ASN diperlukan untuk menghasilkan ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
13
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI
3.1 IDENTIFIKASI ISU
Identifikasi isu dilakukan dengan melakukan metode Environmental Scanning selama penulis bekerja di Unit Fisioterapi RS PON berdasarkan tugas dan fungsi jabatan. Berikut keterkaitan isu dengan tusi jabatan:
KEGIATAN TUGAS POKOK JABATAN
1. Memelihara gerak dan fungsi pada masa pertumbuhan dan perkembangan anak secara komprehensif
KONDISI SAAT INI
Sudah dilakukan tetapi
fisioterapis pediatri masih
terbatas (Belum Optimalnya
Penatalaksanaan Fisioterapi
pada Pasien Anak cerebral
palsy Rawat Jalan di Poli
Fisioterapi RS PON)
KONDISI YANG DIHARAPKAN
Semua fisioterapis
bisa melakukan
tindakan kasus pediatri
2. Memberikan asistensi kepada klien untuk meningkatkan gerak dan fungsi dalam keterampilan olahraga
3. Tindakan terapi pada problem gerak dan fungsi di tingkat muskuloskeletal kasus sedang
4. Tindakan terapi pada problem gerak dan fungsi
Sudah dilakukan sesuai SOP Sudah dilakukan sesuai SOP
Sudah dilakukan sampai Tindakan
tetapi belum ada dokumentasi
evaluasi (Belum Optimalnya
Pelaksanaan Evaluasi pada
Pasien Muskuloskeletal
Rawat Jalan di Poli
Fisioterapi RS PON)
Sudah Dilakukan, Tetapi Sistem
Antrian Belum Tertata (Belum
Optimalnya Pelayanan
Seluruh petugas
melakukan evaluasi
sesusuai panduan yg ditetapkan
Pasien usia lanjut diberi antrian khusus
14
KEGIATAN TUGAS
POKOK JABATAN
pada usia lanjut kasus ringan
5. Tindakan terapi pada problem gerak dan fungsi di tingkat alat kognitif intra-inter personal kasus sedang
6. Mengikuti seminar / lokakarya sebagai pemrasaran
7. Mengikuti seminar / lokakarya sebagai Pembahas/ moderator/ narasumber
8. Mengikuti / berperan serta sebagai delegasi ilmiah sebagai anggota
9. Menjadi anggota organisasi profesi Fisioterapis sebagai pengurus
10. Menjadi anggota organisasi profesi Fisioterapis sebagai anggota
KONDISI SAAT INI
Fisioterapi pada Pasien Usia Lanjut Rawat Jalan Tahun 2022)
KONDISI YANG
DIHARAPKAN
Telah dilakukan sesuai SOP Telah dilakukan sesuai SOP
Telah dilakukan sesuai SOP Telah dilakukan sesuai SOP
Telah dilakukan sesuai SOP Telah dilakukan sesuai SOP
Telah dilakukan sesuai SOP Telah dilakukan sesuai SOP
Telah dilakukan sesuai SOP Telah dilakukan sesuai SOP
Telah dilakukan sesuai SOP Telah dilakukan sesuai SOP
15
Berikut penjabaran dari isu yang sudah diidentifikasi oleh penulis:
1. Belum Optimalnya Penatalaksanaan Fisioterapi pada Pasien Anak Cerebral Palsy Rawat Jalan di Poli Fisioterapi RS PON
Penatalaksanaan fisioterapi pada pasien anak-anak berbeda dengan penatalaksanaan pada orang dewasa. Cerebral palsy atau lumpuh otak adalah penyakit yang menyebabkan gangguan pada otot, gerakan dan koordinasi tubuh. Kondisi ini dapat terjadi pada masa kehamilan, proses persalinan, atau di tahun pertama setelah kehamilan. Pada anak-anak dengan cerebral palsy, otaknya belum menyimpan memori gerak. Berbeda dengan pasien dewasa yang mempunyai penyakit di otaknya seperti misalnya stroke, pasien dewasa sudah mempunyai memori gerak ketika mereka masih sehat. Cerebral palsy memerlukan perawatan seumur hidup karena kelumpuhan bersifat permanen. Penanganan fisioterapi akan meringankan beberapa gangguan fungsional tetapi harus dilakukan secara terus menerus. Penatalaksanaan fisioterapi pada penderita gangguan cerebral palsy lebih rumit daripada penatalaksanaan fisioterapi dengan gangguan otak pada orang dewasa. fisioterapis harus memulai dengan stimulasi secara berurutan. Misalkan pasien belum bisa duduk sendiri, maka fisioterapis harus memulai dari berguling, miring ke kanan kiri, harus menguatkan otot-otot penegak tubuh dan sebagainya hingga pasien mampu duduk. Maka itu diperlukan keahlian khusus untuk menangani pasien cerebral palsy.
Keterbatasan skill fisioterapis di RS PON menjadi salah satu masalah mengapa penanganan Cerebral Palsy belum optimal. tidak semua fisioterapis mempunyai kemampuan untuk menangani pasien anak dengan cerebral palsy. Akan lebih baik bila ada peminatan dan pelatihan untuk fisioterapi pediatri agar penanganan kasus-kasus pediatri lebih optimal.
2. Belum Optimalnya Pelaksanaan Evaluasi pada Pasien Muskuloskeletal
Rawat Jalan di Poli Fisioterapi RS PON
Musculoskeletal disorder merupakan gangguan pada bagian otot skeletal yang disebabkan olrh otot yang menerima beban statis secara berulang dalam jangka waktu lama sehingga menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligament, dan tendon (Rizka,2012). Pada kasus musculoskeletal ringan, biasanya pasien akan sembuh dengan melakukan fisioterapi rutin 2-3x/minggu dengan modalitas alat dan latihan serta evaluasi setelah selesai tindakan. Tetapi terkadang seorang fisioterapis bisa mengerjakan lebih dari 1 pasien dalam satu waktu sehingga evaluasi tindakan jarang dilakukan secara objektif (dengan pengukuran seperti VAS/LGS). Padahal sebagai seorang fisioterapis, petugas
16
berkewajiban untuk melakukan assessment, diagnosis, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan serta evaluasi tindakan ketika melakukan setiap tindakan terapi. Karena keterbatasan waktu ini, fisioterapis hanya bisa melakukan dokumentasi berupa assessment hingga tindakan saja. Untuk itu diperlukan panduan khusus agar proses evaluasi bisa didokumentasikan dengan rinci.
3. Belum Optimalnya Pelayanan Fisioterapi pada Pasien Usia Lanjut pada
Rawat Jalan Tahun 2022
Idealnya pasien usia lanjut mendapatkan prioritas ketika membutuhkan pelayanan. Tetapi karena sistem antrian yang selama ini menggunakan nomor urut pendaftaran di computer, terkadang pasien usia lanjut yang mendaftar belakangan tidak bisa tertangani dengan cepat sehingga harus menunggu lebih lama. Bila hal ini dibiarkan, pasien dengan usia lanjut akan kelelahan menunggu sebelum mendapatkan tindakan fisioterapi.
3.2 PENETAPAN COREISSUE
Berdasarkan isu-isu yang teridentifikasi, selanjutnya dilakukan penapisan isu dengan menggunakan alat bantu penapisan yaitu metode APKL (Aktual, Problematik, Khalayak, Layak) untuk menentukan isu yang paling prioritas. Aktual artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat. Kekhalayakan artinya isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak. Problematik artinya isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara komperehensif, dan Kelayakan artinya isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya. Tabel APKL dibuat dengan rentang penilaian 1-5, dimana angka 5 sangat kuat pengaruhnya, angka 4 kuat pengaruhnya, angka 3 sedang pengaruhnya, angka 2 kurang pengaruhnya, angka 1 sangat kurang pengaruhnya.
Rumusan isu:
A. Belum Optimalnya Penatalaksanaan Fisioterapi pada Pasien Anak Cerebral Palsy Rawat Jalan di Poli Fisioterapi RS PON
B. Belum Optimalnya Pelaksanaan Evaluasi pada Pasien Muskuloskeletal Rawat Jalan di Poli Fisioterapi RS PON
C. Belum Optimalnya Pelayanan Fisioterapi pada Pasien Usia Lanjut pada Rawat Jalan Tahun 2022
17
Belum Optimalnya
Penatalaksanaan Fisioterapi
pada Pasien Anak Cerebral
Palsy Rawat Jalan di Poli
Fisioterapi RS PON
Belum Optimalnya Pelaksanaan
Evaluasi pada Pasien
Muskuloskeletal Rawat Jalan di
Poli Fisioterapi RS PON
Belum Optimalnya Pelayanan
Fisioterapi pada Pasien Usia
Lanjut pada Rawat Jalan Tahun
2022
APKL
Smart ASN 5 4 4 417 II
Manajemen ASN
Smart ASN
Manajemen ASN 5 5 4 418 I
Manajemen ASN 5 3 4 416 III
Dari analisis isu di atas, maka dapat diambil satu isu yang paling prioritas yaitu “Belum
Optimalnya Pelaksanaan Evaluasi pada Pasien Muskuloskeletal Rawat Jalan di
Poli Fisioterapi RS PON”.
18
Tabel 3.1 TABEL
ISU Keterkaitan isu dengan agenda 3 KRITERIA JUMLAH PRIORITAS APKL
3.3 DESKRIPSI CORE ISSUE
Berdasarkan penapisan isu di atas, maka isu yang diambil adalah “Belum Optimalnya Pelaksanaan Evaluasi Pasien Muskuloskeletal Rawat Jalan di Poli Fisioterapi RS PON”. Isu tersebut sesuai dengan salah satu tugas dan fungsi fisioterapis yang diantaranya adalah melakukan tindakan terapi pada kasus musculoskeletal sedang.
Musculoskeletal disorder merupakan gangguan pada bagian otot skeletal yang disebabkan olrh otot yang menerima beban statis secara berulang dalam jangka waktu lama sehingga menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligament, dan tendon (Rizka,2012). Sedangkan menurut Occupational Health and Safety Council of Ontario (OHSCO,2007) keluhan musculoskeletal adalah serangkaian sakit pada tendon, otot, dan saraf. Prevalensi penyakit musculoskeletal berdasarkan umur tahun 2018 yaitu umur 15-24 tahun mempunyai prevalensi palng rendah yaitu 1,2%, dan yang paling tinggi adalah umur di atas 75 tahun yaitu 18,9% dan prevalensi berdasarkan pkerjaan adalah petani 9,9%, nelayan 7,40% dan buruh/pembantu rumah tangga 6,10% (Anonimuos, 2018). WHO melaporkan bahwa musculoskeletal disorders menyumbang lebih dari 10% penyakit.
Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan/atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis) pelatihan fungsi, dan komunikasi (Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 65 tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Fisioterapi). Sudah menjadi tugas seorang fisioterapi untuk membantu dalam penanganan kasus-kasus musculoskeletal dengan menggunakan modalitas entah berupa alat maupun manual therapy.
Dalam melakukan tugasnya secara optimal, seorang fisioterapis harus mempunyai kemampuan untuk menggunakan alat-alat fisioterapi yang semakin canggih untuk mewujudkan smart ASN serta melaksanakan tugasnya dengan bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi sebagai perwujudan Manajemen ASN.
3.4 Analisis penyebab isu
Analisis isu untuk menemukan akar permasalahan menggunakan metode fishbone diagram. Fishbone diagram merupakan pendekatan yang berupaya untuk memahami sebuah permasalahan dengan memetakan isu berdasarkan cabang-cabang terkait, dan
19
menekankan pada hubungan sebab-akibat yang disebut dengan Cause-and-Effect Diagram. Hasil analisis dengan menggunakan metode fishbone dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 3.1 Fishbone Diagram
PENYEBAB AKIBAT
MEN
Belum semua Fisioterapis melakukan dokumentasi evaluasi, beban kerja yg tinggi
MATERIALS
Belum adanya formulir evaluasi rutin
Belum
Optimalnya
Dokumentasi
Evaluasi pada
Pasien Rawat
Jalan di Poli
Belum adanya SOP evaluasi pasien muskuloskeletal
METHODS
Kecenderungan mengikuti metode tindakan fisioterapis lama
MOTHER NATURE
Fisioterapi RS PON
Setelah membaca bagan fishbone tersebut, dapat disimpulkan bahwa masalah belum optimalnya penatalaksanaan evaluasi pada Pasien Rawat Jalan di Poli Fisioterapi RS PON memiliki faktor pendukung, diantaranya sebagai berikut:
a. Faktor Men atau sumber daya manusia
Keterbatasan waktu dan tenaga ketika melakukan pelayanan menjadi penyebab belum optimalnya pendokumentasian evaluasi untuk setiap pasien.
b. Materials
Tidak adanya formulir evaluasi menyebabkan evaluasi tidak optimal. terkadang fisioterapis hanya evaluasi secara lisan saja seperti “nyerinya sudah berkurang belum?” setelah melakukan tindakan tanpa adanya dokumentasi.
20
c. Mother nature atau lingkungan
Kecenderungan fisioterapis untuk melakukan kebiasaan yang sama dengan fisioterapis sebelumnya yang melakukan tindakan sampai tahap tindakan saja juga membuat kurang optimalnya pendokumentasian pelaksanaan evaluasi rutin
d. Methods atau metode
Belum adanya SOP dalam melakukan evaluasi menjadi faktor penghambat dalam melakukan evaluasi kesembuhan pasien karena tidak ada petunjuk baku dalam melakukan evaluasi kepada pasien.
Dampak yang terjadi apabila permasalahan ini terus terjadi adalah:
1. Pasien tidak mengetahui perkembangan kesembuhannya karena tidak ada dokumentasi yang objektif
2. Tindakan terapi dilakukan berdasarkan apa yang pernah dilakukan sebelumnya, tidak berdasarkan kondisi sekarang
3. Pasien mendapatkan tindakan yang kurang efektif karena kondisi pasien terkadang berbeda dari hari pertama fisioterapi dengan hari berikutnya
4. Kesembuhan pasien kurang optimal
3.5 GAGASAN KREATIF
Untuk menindaklanjuti core issue di atas, penulis menemukan gagasan kreatif penyelesaian isu yaitu: Pembuatan Panduan Evaluasi Pasien Muskuloskeletal pada Pasien Rawat Jalan di RS PON agar setiap fisioterapis melakukan pendokumentasian saat melakukan evaluasi pada pasien.
Penulis akan merancang beberapa kegiatan yang akan dilakukan selama masa aktualisasi di lingkungan kerja sebagai berikut:
1. Mengemukakan gagasan dan meminta ijin kepada atasan (kepala unit) tentang kegiatan aktualisasi yang akan dilakukan
2. Membuat draft SOP penatalaksanaan evaluasi pasien musculoskeletal rawat jalan
3. Pembuatan formulir check list evaluasi pasien muskuloskeletal
4. Mensosialisasikan kepada rekan kerja tentang rancangan SOP evaluasi
5. Melaksanakan kegiatan evaluasi sesuai draft SOP
6. Melakukan evaluasi kegiatan
21
3.6 MATRIKS RANCANGAN AKTUALISASI
Unit kerja : Poli Fisioterapi Rawat Jalan di Rumah Sakit Pusat
Otak Nasional Dr. dr. Mahar Mardjono, JakartaTimur
Identifikasi Isu :
1. Belum Optimalnya Penatalaksanaan Fisioterapi pada Pasien Anak Cerebral Palsy Rawat Jalan di Poli Fisioterapi RS PON
2. Belum Optimalnya Pelaksanaan Evaluasi pada Pasien Muskuloskeletal Rawat Jalan di Poli Fisioterapi RS PON
3. Belum Optimalnya Pelayanan Fisioterapi pada Pasien Usia Lanjut pada Rawat Jalan Tahun 2022
Isu yang diangkat : Belum Optimalnya Pelaksanaan Evaluasi pada Pasien
Muskuloskeletal Rawat Jalan di Poli Fisioterapi RS
PON
Gagasan pemecahan Isu : Pembuatan Draft SOP Evaluasi Pasien
Muskuloskeletal Rawat Jalan di RS PON
22
Tabel 3.2 Rancangan Aktualisasi
No Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Kontribusi Terhadap Visi Dan Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi
1. Mengemukakan gagasan
dan meminta ijin kepada
atasan (kepala unit)
tentang kegiatan aktualisasi
yang akan dilakukan
a. menyiapkan konsep gagasan
- rancangan kegiatan
kompeten: mampu menyiapkan
rancangan aktualisasi (meningkatkan
kompetensi diri untuk menjawab tantanga yang selalu berubah)
berorientasi pelayanan: melakukan
perbaikan setelah berkonsultasi dengan
atasan (melakukan perbaikan tiada henti)
Pembuatan kegiatan ini untuk mendukung visi: Terwujudnya Masyarakat Sehat, Produktif, Mandiri, Yang Berkeadilan dan misi Memperkuat upaya kesehatan yang bermutu dan menjangkau seluruh penduduk Indonesia.
Kegiatan ini memperkuat nilai-nilai RS
PON:
B : Benevolent : Senantiasa Melayani
Pasien Dengan
Tulus
R : Responsive : Selalu Siap Tanggap
A : Attentive : Memberi Perhatian
Penuh Terhadap
Pasien
I : Innovative : Mengikuti
Perkembangan Ilmu
b. meminta ijin bertemu
mentor untuk
mendiskusikan kegiatan yang akan diambil
- mendapat
masukan dan
perbaikan kegiatan
aktualisasi
- rancangan disetujui
akuntabel: tepat waktu dan mampu menjelaskan program kegiatan kepada atasan (melaksanakan tugas dengan cermat, disiplin, jujur, bertanggung jawab dan berintegritas tinggi)
N : Noble : Sesuai Dengan
Motto RS Yaitu
"Melayani Dengan Mulia"
c. berkoordinasi dengan
atasan
d. Berkoordinasi dengan
bagian informasi
- mendapat masukan dan ijin
dalam melakukan
kegiatan
harmonis: meminta ijin dan bertutur kata yang sopan kepada atasan (membangun lngkungan kerja yang kondusif)
loyal: bersikap adil yaitu meminta ijin kepada kepala unit (atasan) untuk
melakukan kegiatan di dalam unit (memegang teguh ideology Pancasila)
adaptif: mampu menyesuaikan gagasan
dengan masukan yang diberi atasan (cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan)
kolaboratif: bekerja sama dengan atasn untuk mendapatkan solusi terbaik (terbuka dalam bekerjasama untuk mendpatkan nilai tambah)
23
Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Kontribusi Terhadap Visi Dan Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi
2. Membuat draft SOP
penatalaksanaan evaluasi
pasien musculoskeletal
rawat jalan
1.berkonsultasi dengan mentor dan kepala unit dalam
pembuatan panduan
1.mendapat gambaran panduan
kolaboratif: berkoordinasi dengan
mentor dan atasan untuk menyusun
panduan (memberi kesempatan pada
berbagai pihak untuk berkontribusi)
Loyal: melibatkan semua pihak yang
terlibat dengan adil (memegang teguh
ideology Pancasila, UUD 1945)
Kegiatan ini seiring dengan visi terwujudnya
Masyarakat Sehat, Produktif, Mandiri, Yang
Berkeadilan dan misi: Memperkuat upaya
kesehatan yang bermutu dan menjangkau
seluruh penduduk Indonesia, Memberdayakan
masyarakat dan mengutamakan pembangunan
kesehatan. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan dan mutu sumber daya kesehatan;
Memantapkan tata kelola pemerintahan yang
baik, bersih dan inovatif.
Kegiatan ini memperkuat nilai-nilai RS
PON:
B : Benevolent : Senantiasa Melayani
Pasien Dengan
Tulus
R : Responsive : Selalu Siap Tanggap
A : Attentive : Memberi Perhatian
Penuh Terhadap
Pasien
I : Innovative : Mengikuti
Perkembangan Ilmu
2.mencari literature SOP evaluasi pasien muskuloskeletal
2.draft SOP jadi Kompeten: mampu menyusun draft panduan (meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah)
Adaptif: bisa membuat panduan sesuai arahan mentor dan atasan (terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas)
Akuntabel: menyelesaikan panduan tepat waktu (melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggungjawab, cermat, disiplin, dan berintegritas tinggi)
N : Noble : Sesuai Dengan
Motto RS Yaitu
"Melayani Dengan Mulia"
3 Pembuatan formulir check list evaluasi pasien
musculoskeletal
3.mengkonsultasikan kembali draft SOP kepada atasan dan mentor
3.draft SOP bisa diujicobakan
harmonis: konsultasi dengan atasan (membangun lingkungan kerja yang kondusif)
Loyal: melibatkan semua pihak yang terlibat dengan adil (memegang teguh
ideology Pancasila, UUD 1945)
Berorientasi pelayanan: memperbaiki dan menyempurnakan panduan (melakukan perbaikan tiada henti)
1.mencari literatur formulir check list untuk evaluasi pasien musculoskeletal
Mendapat gambaran formulir check list
Adaptif: menggunakan teknologi digital untuk mencari referensi literature
Berorientasi pelayanan: mencari
literature yang disesuaikan dengan
kebutuhan pelayan pasien di RS PON
Kegiatan ini seiring dengan visi terwujudnya
Masyarakat Sehat, Produktif, Mandiri, Yang
Berkeadilan dan misi: Memperkuat upaya
kesehatan yang bermutu dan menjangkau
seluruh penduduk Indonesia, Memberdayakan
masyarakat dan mengutamakan pembangunan
kesehatan. Meningkatkan ketersediaan,
Kegiatan ini memperkuat nilai-nilai RS
PON:
B : Benevolent : Senantiasa Melayani
Pasien Dengan
Tulus
R : Responsive : Selalu Siap Tanggap
A : Attentive : Memberi Perhatian
24 No
Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Kontribusi Terhadap Visi Dan Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi
(memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat)
pemerataan dan mutu sumber daya kesehatan; Memantapkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan inovatif.
Penuh Terhadap Pasien
I : Innovative : Mengikuti
Perkembangan Ilmu
N : Noble : Sesuai Dengan
Motto RS Yaitu
2.membuat formulir evaluasi yang cocok dengan kondisi pasien di RS PON
Soft file formulir check list jadi
Kompeten: mampu membuat formulir (melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik)
Harmonis: membuat formulir yang
mudah dipahami oleh semua fisioterapis
(membangun lingkungan kerja yang kondusif
Kolaboratif: dalam pembuatan formulir, penulis sering berkonsultasi kepada atasan dan rekan kerja (memberi kesempatan
kepada berbagai pihak untuk berkontribusi)
Loyal: menerima setiap masukan dari rekan dan atasan (memegang teguh ideology Pancasila sila keadilan)
3.mencetak formulir evaluasi Hard copy formulir checklist jadi
Akuntabel: mencetak formulir secukupnya saja (menggunakan kekayaan dan barang milik negara dengan bertanggungjawab, efektif dan efisien)
ke rekan-rekan kerja
1.menyiapkan draft SOP dan formulir check list evaluasi
1.memiliki bahan pembahasan sosialisasi
kompeten: mampu menyiapkan draft
SOP (meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantanga yang selalu berubah)
akuntabel: menyiapkan draft SOP dan
formulir tepat waktu (melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab dan berintegritas tinggi)
Adaptif: dokumentasi
Kegiatan ini seiring dengan visi terwujudnya
Masyarakat Sehat, Produktif, Mandiri, Yang
Berkeadilan dan misi: Memperkuat upaya
kesehatan yang bermutu dan menjangkau
seluruh penduduk Indonesia, Memberdayakan
masyarakat dan mengutamakan pembangunan
kesehatan. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan dan mutu sumber daya kesehatan; Memantapkan tata kelola pemerintahan yang
baik, bersih dan inovatif.
"Melayani Dengan Mulia"
Kegiatan ini memperkuat nilai-nilai RS
PON:
B : Benevolent : Senantiasa Melayani Pasien Dengan
Tulus
R : Responsive : Selalu Siap Tanggap
A : Attentive : Memberi Perhatian Penuh Terhadap Pasien
I : Innovative : Mengikuti
Perkembangan Ilmu
N : Noble : Sesuai Dengan
Motto RS Yaitu
25 No
4. Mensosialisasikan panduan
2. membuat daftar hadir 2. mendapat dokumentasi siapa
berupa daftar hadir dan foto ketika melakukan sosialisasi
Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Kontribusi Terhadap Visi Dan Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi
saja yang ikut hadir (menyesuaikan diri terhadap perubahan) "Melayani Dengan Mulia"
3.melakukan sosialisasi draft SOP kepada rekan-rekan fisioterapis
3. terlaksananya sosialisasi Loyal: memberikan sosialisasi kepada
semua rekan fisioterapis tanpa pandang bulu (memegang teguh ideology
Pancasila)
Kolaboratif: mau bekerjasama dengan
rekan-rekan ketika melaksanakan draft
SOP (terbuka dalam bekerjasama untuk
menghasilkan nilai tambah)
Harmonis: mengajak semua rekan fisioterapi untuk ikut sosialisasi
(menghargai setiaporang apapun latar belakangnya)
Berorientasi pelayanan: melakukan
sosialisasi dengan ramah serta solutif
(ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan)
5. Melaksanakan kegiatan ujicoba draft SOP
1.melakukan uji coba pelaksanaan draft SOP
1.mengetahui sejauh mana kemanfaatan draft SOP
akuntabel: melakukan ujicoba untuk
penyempurnaan draft SOP (melaksanakan
tugas dengan jujur, bertanggung jawab
dan berintegritas tinggi)
Kegiatan ini seiring dengan visi terwujudnya
Masyarakat Sehat, Produktif, Mandiri, Yang
Berkeadilan dan misi: Memperkuat upaya
kesehatan yang bermutu dan menjangkau seluruh penduduk Indonesia, Memberdayakan masyarakat dan mengarusutamakan
Kegiatan ini memperkuat nilai-nilai RS PON:
B : Benevolent : Senantiasa Melayani Pasien Dengan
Tulus
R : Responsive : Selalu Siap Tanggap
draft SOP
Berorientasi pelayanan: mencatat masukan (melakukan perbaikan tiada henti)
Loyal: mencatat setiap masukan tanpa pandang bulu (memegang teguh ideology
Pancasila
Harmonis: menghargai setiap pendapat rekan fisioterapis (menghargai setiaporang apapun latar belakangnya)
Kolaboratif: melibatkan semua rekan
fisioterapis dalam melakukan kegiatan
pembangunan kesehatan, Meningkatkan
ketersediaan, pemerataan dan mutu sumber daya kesehatan; Memantapkan tata kelola
pemerintahan yang baik, bersih dan inovatif.
A : Attentive : Memberi Perhatian
Penuh Terhadap
Pasien
I : Innovative : Mengikuti Perkembangan Ilmu
N : Noble : Sesuai Dengan
Motto RS Yaitu
"Melayani Dengan Mulia"
26 No
2.mencatat setiap masukan dari pelaksanaan draft SOP
2.mendapat masukan untuk penyempurnaan
Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Kontribusi Terhadap Visi Dan Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi (memberi keempatanberbagai pihak untuk berkontribusi
3.menyusun laporan ujicoba 3.laporan ujicoba
Adaptif: membuat laporan sesuai dengan masukan rekan serta atasan (terus berinovasi dan melakukan perubahan)
Kompeten: membuat laporan dengan rapi (melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik)
6. Evaluasi penggunaan draft
SOP 1.mendiskusikan laporan
ujicoba penerapan draft SOP
kepada mentor dan atasan
1.mendapat arahan dan masukan
Berorientasi pelayanan: berdiskusi
dengan mentor dan atasan dengan sopan (ramah, cekata, solutif, dapat diandalkan)
Kolaboratif: melibatkan atasan dan mentor untuk penyempurnaan SOP (memberi kesempatan berbagai pihak
untuk berkontribusi)
Loyal: menerima setiap masukan tanpa membeda-bedakan (memegangteguh
idelogi Pancasila, UUD 1945)
Adaptif: mampu memadumadankan masukan antara atasan dan mentor (cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan)
Harmonis: berdiskusi untuk finalisasi
draft SOP merupakan cerminan nilai
membangun lingkungan kerja yang kondusif
Kegiatan ini seiring dengan visi terwujudnya
Masyarakat Sehat, Produktif, Mandiri, Yang
Berkeadilan dan misi: Memperkuat upaya
kesehatan yang bermutu dan menjangkau
seluruh penduduk Indonesia, Memberdayakan
masyarakat dan mengarusutamakan
pembangunan kesehatan, Meningkatkan
ketersediaan, pemerataan dan mutu sumber daya kesehatan;
Kegiatan ini memperkuat nilai-nilai RS
PON:
B : Benevolent : Senantiasa Melayani
Pasien Dengan
Tulus
R : Responsive : Selalu Siap Tanggap
A : Attentive : Memberi Perhatian
Penuh Terhadap
Pasien
I : Innovative : Mengikuti
Perkembangan Ilmu
N : Noble : Sesuai Dengan
Motto RS Yaitu
"Melayani Dengan Mulia"
2.menyusun
Kompeten: mampu membuat draft SOP
sempurna dan siap
diaplikasikan
sesuai arahan dan masukan mentor dan atasan (melaksanakan tugas dengan
kualitas terbaik)
Akuntabel: menyelesaikan draft SOP
tepat waktu (melaksanakan tugas dengan
27 No
draft final SOP 2. draft SOP
jujur, bertanggungjawab dan berintegritas
tinggi
berorientasi pelayanan: melakukan
evaluasi rutin (memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat; melakukan
perbaikan tiada henti)
akuntabel: menyelesaikan perbaikan
dengan segera (melaksanakan tugas dengan jujur, bertaggungjawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi)
28 No
Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Kontribusi Terhadap Visi Dan Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi
3.7 RENCANA PELAKSANAAN AKTUALISASI
1. Berkonsultasi dengan mentor dan atasan tentang gagasan aktualisasi
2. Membuat draft SOP penatalaksanaan evaluasi pasien musculoskeletal rawat jalan
3. Pembuatan formulir check list evaluasi pasien musculoskeletal
4. Mensosialisasikan panduan ke rekan-rekan kerja
5. Melaksanakan kegiatan ujicoba draft SOP
6. Evaluasi penggunaan draft SOP
29
Kegiatan Juli Agustus 1 2 3 4 1 2 3 4
Tabel 3.3 Rencana Pelaksanaan
No.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 2018. Riset Kesehatan Dasar. Riskesdas. Jakarta: Balitbang Kemenkes RI
Anonimuous. 2013. ThepreventionofOccupationalDisease. Geneva; International Labour Organization
http://repository.ump.ac.id/8017/3/Dwi%20Kuat%20Ariska%20BAB%20ll.pdf
https: //www.rspon.co.id/tentang-kami/
https://ejournal.unsrat.ac.id/
Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI. 2021. ModulAdaptif. Jakarta: LAN.
Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI. 2021. Modul Akuntabel. Jakarta: LAN.
Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI. 2021. ModulBerorientasiPelayanan. Jakarta: LAN.
Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI. 2021. Modul Harmonis. Jakarta: LAN.
Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI. 2021. Modul Kolaboratif. Jakarta: LAN.
Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI. 2021. ModulKompeten. Jakarta: LAN.
Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI. 2021. ModulLoyal. Jakarta: LAN.
Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI. 2021. ModulManajemenASN. Jakarta: LAN.
Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI. 2021. Modul Smart ASN. Jakarta: LAN.
30
LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI
“PEMBUATAN DRAFT SOP PASIEN
MUSKULOSKELETALRAWAT JALAN POLI
FISIOTERAPI RUMAH SAKIT PUSAT
OTAK NASIONAL PROF. DR. DR. MAHAR
MARDJONO JAKARTA”
DISUSUN OLEH:
ADHA NENGGAR MILA SARI, SST FT
GOLONGAN 3 ANGKATAN 6
BAPELKES CIKARANG
PROFIL RS PON
VisiDan MisiRS PusatOtakNasionalProf. Dr.dr. MaharMardjono
Visi
TerwujudnyaMasyarakatSehat, Produktif, Mandiri, Yang Berkeadilan
Misi:
Memperkuatupayakesehatanyang bermutudanmenjangkauseluruhpenduduk Indonesia.
Memberdayakanmasyarakatdanmengutamakanpembangunankesehatan.
Meningkatkanketersediaan, pemerataandanmutusumberdayakesehatan.
Memantapkantatakelolapemerintahanyang baik, bersihdaninovatif.
Nilai-NilaiRS PusatOtakNasionalProf. Dr.dr. MaharMardjono
B : Benevolent :SenantiasaMelayaniPasienDenganTulus
R : Responsive :SelaluSiapTanggap
A : Attentive :MemberiPerhatianPenuhTerhadapPasien
I : Innovative :MengikutiPerkembanganIlmu
N : Noble :SesuaiDenganMotto RS Yaitu"MelayaniDenganMulia"
TUGAS DAN FUNGSI JABATAN
Memeliharagerakdanfungsipadamasapertumbuhandan
perkembangananaksecarakomprehensif
Memberikanasistensikepadaklienuntukmeningkatkangerakdan
fungsidalamketerampilanolahraga
Tindakan terapipada problem gerakdan fungsidi tingkat
muskuloskeletalkasussedang
Tindakanterapipadaproblem gerakdanfungsipadausialanjut kasusringan
Tindakanterapipadaproblem gerakdanfungsidi tingkatalat
kognitifintra-inter personal kasussedang
Mengikutiseminar / lokakaryasebagaipemrasaran
Mengikutiseminar / lokakaryasebagaiPembahas/ moderator/ narasumber
Mengikuti/ berperansertasebagaidelegasiilmiahsebagaianggota
MenjadianggotaorganisasiprofesiFisioterapissebagaipengurus
MenjadianggotaorganisasiprofesiFisioterapissebagaianggota
ISU Keterkaitan IsuDengan Agenda 3 KRITERIA JUMLA H PRIORITA S APKL BelumOptimalnya PenatalaksanaanFisioterapipada PasienAnakCerebralPalsy RawatJalandiPoliFisioterapi RSPON • Manajemen ASN • SmartASN 544417II BelumOptimalnyaPelaksanaan EvaluasipadaPasien MuskuloskeletalRawatJalandi PoliFisioterapiRSPON • SmartASN • Manajemen ASN 554418I BelumOptimalnyaPelayanan FisioterapipadaPasienUsia LanjutpadaRawatJalanTahun 2022 • Manajemen ASN 534416III
IDENTIFIKASIISU
DESKRIPSICOREISSUE
Data dan fakta
Prevalensipenyakitmusculoskeletal berdasarkanumur:
15-24 tahunmempunyaiprevalensipaling rendahyaitu1,2%, dan yang
>75 tahunmempunyaiprevalensipaling tinggiadalahumuryaitu
18,9%
Prevalensiberdasarkanpekerjaan:petani9,9%, nelayan7,40% dan buruh/pembanturumahtangga6,10% (Anonimuos, 2018).
WHO melaporkanbahwamusculoskeletal disorders menyumbanglebih dari10% penyakit.
DESKRIPSICOREISSUE
DAMPAKAPABILACOREISSUETIDAK TERSELESAIKAN
1. Pasientidakmengetahuiperkembangankesembuhannya
2. Tindakanterapidilakukanberdasarkanapayangpernahdilakukan
sebelumnya,tidakberdasarkankondisisekarang
3. Pasienmendapatkantindakanyangkurangefektifkarenakondisi
pasienterkadangberbedadariharipertamafisioterapidenganhari
4. Kesembuhanpasienkurangoptimal
berikutnya
KETERKAITANISUDENGANAGENDAIII
ManajemenASN
tidakmelakukankegiatansampaituntas: bertentangandenganprinsipmanajemenASN
yang melaksanakantugasdenganprofessional dan berintegritastinggi
Smart ASN
Dokumentasidigital hanyasampaitahapan
tindakan, belumsampaievaluasi
RENCANAKEGIATAN
NoKegiatanTahapanOutput/ Hasil
1Mengemukakan
gagasandan
memintaijin
kepadaatasan (kepalaunit)
tentangkegiatan
aktualisasiyang
akandilakukan
• Menyiapkan
konsep
gagasan
• Rancangan
kegiatan
Keterkaitan Substansi
• Kompeten
• Berorientasi
pelayanan
• Memintaijin
bertemu
mentor
• Berkoordinasi
denganatasan
• Masukan dan perbaikan
kegiatan
• Rancangan
disetujui
• Masukan dan ijin
pelaksanaan
kegiatan
• Akuntabel
Kontribusi
VisidanMisi
Organisasi
visi: Terwujudnya
Masyarakat
Sehat, Produktif, Mandiri, Yang
Berkeadilan
danmisi
Memperkuat
upaya
kesehatan
PenguatanNilai
Organisasi
• Benevolent
• Responsive
• Attentive
• Innovative
• Noble
• Berkoordinasi
denganbagian
informasi
• Persetujuan dan ijin
kerjssama
• Harmonis
• Loyal
• Adaptif
• Kolaboratif
• Kolaboratif
• Harmonis
• Adaptif
yang bermutu
dan
menjangkau
seluruh
penduduk
Indonesia.
evaluasipasien
musculoskeletal
rawatjalan
• Berkonsulta
sidengan
mentor dan
kepalaunit
dalam
pembuatan
panduan
• Menyusun
panduan
• Mengkonsul
tasikan
kembali
panduan
kepada
atasandan
mentor
• Mendapat
gambaran
panduan
• Kolaboratif
• Loyal
Kegiataniniseiring
denganvisi
terwujudnya
Masyarakat Sehat, Produktif, Mandiri, Yang Berkeadilandan
misi: Memperkuat
• Benevolent
• Responsive
• Attentive
• Innovative
• Noble
• Draft panduan
jadi
• Panduan bisa
dipakai
• Kompeten
• Adaptif
• Akuntabel
upayakesehatanyang
bermutudan
menjangkauseluruh
pendudukIndonesia, Memberdayakan
masyarakatdan
mengutamakan
pembangunan
• Harmonis
• Loyal
• Berorientasi
pelayanan
kesehatan.
Meningkatkan
ketersediaan, pemerataandan mutu
sumberdayakesehatan; Memantapkantata
kelolapemerintahan
yang baik, bersihdan
inovatif.
NoKegiatanTahapan Output/ Hasil Keterkaitan Substansi KontribusiVisidan MisiOrganisasi Penguatan Nilai Organisasi
2 Membuatdraft SOP penatalaksanaan
NoKegiatanTahapanOutput/
3Pembuatan
formulircheck
list evaluasi
pasien
musculoskeletal
• Mencariliteratur
formulirchecklist
untukevaluasi
pasien
musculoskeletal
• Membuatformulir evaluasiyang
cocokdengan
kondisipasiendi
RSPON
• Mencetakformulir
evaluasi
• Mendapat
gambaran
formulirchecklist
Organisasi
Organisasi
• Softfileformulir
checklistjadi
• Hardcopy
formulirchecklist
jadi
• Adaptif
• Berorientasi
pelayanan
Kegiataniniseiring
denganvisi
terwujudnya
Masyarakat Sehat, Produktif, Mandiri, Yang Berkeadilan
• Benevolent
• Responsive
• Attentive
• Innovative
• Noble
• Kompeten
• Harmonis
• Kolaboratif
• Loyal
• Akuntabel
dan misi: Memperkuatupaya
kesehatanyang
bermutudan
menjangkau
seluruhpenduduk
Indonesia, Memberdayakan
masyarakatdan
mengutamakan
pembangunan
kesehatan.
Meningkatkan
ketersediaan, pemerataandan
mutusumberdaya
kesehatan;
Memantapkantata
kelola
pemerintahanyang
baik, bersihdan
inovatif.
Hasil Keterkaitan Substansi KontribusiVisi danMisi
Penguatan Nilai
4Mensosialisasi
kan panduan
ke rekan-rekan
kerja
• Menyiapkandraft
SOPdanformulir
checklistevaluasi
• Membuatdaftar
hadir
• Melakukan
sosialisasidraft
SOPkepada
rekan-rekan
fisioterapis
• Memilikibahan
pembahasan
sosialisasi
• Mendapat
dokumentasi
siapasaja
yangikuthadir
• Terlaksananya
sosialisasi
• Kompeten
• Akuntabel
• Adaptif
Organisasi
Kegiatanini
seiringdengan
visiterwujudnya
Masyarakat
Sehat, Produktif, Mandiri, Yang
Berkeadilandan
misi: Memperkuat
• Benevolent
• Responsive
• Attentive
• Innovative
• Noble
• Loyal
• Kolaboratif
• Harmonis
• Berorientasi
• Pelayanan
upayakesehatan
yang bermutudan
menjangkau
seluruhpenduduk
Indonesia, Memberdayakan
masyarakatdan
mengutamakan
pembangunan
kesehatan.
Meningkatkan
ketersediaan, pemerataandan
mutusumber
dayakesehatan;
Memantapkan
tata kelola
pemerintahan
yang baik, bersih
dan inovatif.
NoKegiatanTahapanOutput/ Hasil Keterkaitan Substansi KontribusiVisi danMisi
Penguatan Nilai Organisasi
NoKegiatanTahapanOutput/ Hasil Keterkaitan
Substansi
KontribusiVisi
danMisi
Organisasi
Penguatan
Nilai Organisasi
5Melaksanakan
kegiatanuji coba
draft SOP
• Melakukanuji
coba
pelaksanaan
draftSOP
• Mengetahui
kemanfaatan
draftSOP
• Akuntabel Kegiataniniseiring
denganvisi
terwujudnya
Masyarakat Sehat, Produktif, Mandiri, Yang Berkeadilan
dan misi:
Memperkuatupaya
kesehatanyang
• Benevolent
• Responsive
• Attentive
• Innovative
• Noble
• Mencatat
setiap
masukandari
pelaksanaan
draftSOP
• Mendapat
masukan
untuk
penyempurna
andraftSOP
• Menyusun
laporan
ujicoba
• Laporan
ujicoba
• Berorientas i
• Pelayanan
• Loyal
• Harmonis
• Kolaboratif
• Adaptif
• Kompeten
bermutudan
menjangkau
seluruhpenduduk
Indonesia, Memberdayakan
masyarakatdan
mengarusutamakan
pembangunan
kesehatan, Meningkatkan
ketersediaan, pemerataandan
mutusumberdaya
kesehatan;
Memantapkantata
kelola
pemerintahanyang
baik, bersihdan
inovatif.
6Evaluasi
penggunaandraft
SOP
• Mendiskusikan
laporanujicoba
penerapandraft
SOPkepada
mentordan
atasan
• Menyusundraft
finalSOP
• Mendapat
arahan
dan masukan
• DraftSOP
sempurna
• Berorientasi
• Pelayanan
• Kolaboratif
• Loyal
• Adaptif
• Harmonis
Kegiataniniseiring
denganvisi
terwujudnya
Masyarakat Sehat, Produktif, Mandiri, Yang Berkeadilan
dan misi:
Memperkuatupaya
kesehatanyang
• Kompeten
• Akuntabel
• Berorientasi
• Pelayanan
• Akuntabel
bermutudan
menjangkau
seluruhpenduduk
Indonesia, Memberdayakan
masyarakatdan
mengarusutamakan
pembangunan
kesehatan, Meningkatkan
ketersediaan, pemerataandan
mutusumberdaya
kesehatan;
• Benevolent
• Responsive
• Attentive
• Innovative
• Noble
NoKegiatanTahapan Output/ Hasil Keterkaitan Substansi KontribusiVisi danMisi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi
RENCANA PELAKSANAAN AKTUALISASI
1 Berkonsultasidenganmentor dan atasantentang
gagasanaktualisasi
2 Membuat draft SOP penatalaksanaan evaluasi
pasien musculoskeletal rawat jalan
3 Pembuatan formulir check list evaluasi pasien
musculoskeletal
4 Mensosialisasikan panduan ke rekan-rekan kerja
5 Melaksanakankegiatanuji cobadraft SOP
6 Evaluasipenggunaandraft SOP
NoKEGIATAN JULIAGUSTUS
12341234
TERIMAKASIH