DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Organisasi RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung................................7
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Ruang Fresia 3RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung..........7
Gambar 3.1 Analisis Fishbone 20
vi
vii
Lampiran 1. Bukti konsultasi dengan Mentor............................................................39 Lampiran 2. Bukti Konsultasi dengan Coach.............................................................42 Lampiran 3. Lembar konsultasi 47
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah, pengertian tersebut tertuang dalam UU No. 5 Tahun 2014. Pegawai ASN secara umum memiliki tugas utama yaitu melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat Pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan, memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas dan mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ).
Sebagai upaya dalam membentuk karakter pegawai yang baik, setiap calon pegawat ASN harus menjalani masa prajabatan yang didalamnya termasuk kegiatan Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS. Sesuai dengan peraturan LAN No. 12 Tahun 2017 yang menjelaskan bahwa setiap CPNS harus melaksanakan Pelatihan Dasar yang meliputi Pendidikan dan pelatihan dalam masa prajabatan secara terintegrasi untuk membangun sikap integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab serta memperkuat profesionalisme.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan Pelatihan Dasar CPNS tahun 2022 ini diselenggarakan dengan metode Blended learning yaitu pelatihan terpadu yang mengombinasikan antara metode klasikal dan distance learning. Dalam blended lerningterdapat 3 jenis metode yang meliputi pelatihan mandiri atau yang disebtu MasiveOnlineOpenCourses(MOOC), distancelearning, dan pembelajaran klasikal. Metode pembelajaran blendedlearningmerupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN) dalam mengantisipasi perkembangan kondisi yang ada selama pandemi covid-19 khusunya terkait penyelenggaraan pelatihan dasar yang perlu disesuaikan.
Melalui Latsar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) ini, setiap pegawai baru berkewajiban mampu mempelajari dan menerapkan nilai-nilai dasar profesi ASN sebagai bentuk upaya optimalisasi setiap pegawai dalam melayani masyarakat. Nilainilai dasar tersebut meliputi Berorientasi Pelayanan, Akutabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan kolaboratif yang selanjutnya dikenal degan akronim BerAKHLAK.
Dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagai perawat ahli pertama tentunya harus memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik demi terwujudnya kepuasan
1
masyarakat. Salah satu tugas jabatan fungsionaldari seorang Perawat Ahli Pertama menurut PERMENPAN RB No.35 Th.2019 yaitu memberikan pendidikan kesehatan kepada individu pasien.
Ruang Fresia 3 adalah ruang rawat inap yang berada dibawah Departemen KSM/ SMF Ilmu Penyakit Dalam. Dalam pelayanannya, berbagai kasus penyakit yang pasien derita ada di ruang Fresia ini. Namun, seiring dengan pandemi covid-19 yang terjadi, ruang Fresia 3 tidak hanya merawat pasien dengan keluhan penyakit dalam saja tetapi juga pasien-pasien tindakan pembedahanpun bisa masuk ke ruangan ini. Namun demikian, tetap saja kasus penyakit dalam lebih mendominasi dalam pelayanannya.
RSHS Merupakan Rumah Sakit Rujukan tertinggi di Jawa Barat, dalam pelayannnya banyak melayani pasien yang terdiagnosa lebih dari satu macam penyakit. Dalam hal ini, diabetes menjadi salah satu penyakit yang banyak dilayani di RSHS. Dalam 6 bulan terakhir, data didapatan bahwa sebanyak 738 pasien yang berobat di RSHS memiliki diagnosa diabetes. Selanjutnya tercatat sebanyak 96 pasien dalam 6 bulan terakhir dirawat dengan diagnosa Diabetes Melitus di ruang Fresia. Dengan rata-rata jumlah pasien rawat di ruang fresia sebanyak 16 pasien setiap bulannnya.
Diabetes masih menjadi salah satu penyakit yang memiliki resiko komplikasi penyakit yang menyebabkan kematian terbesar di dunia menurut Internasional Diabetes Federation (IDF, 2015). Berbagai macam resiko komplikasi yang dapat terjadi diantaranya merupakan penyakit serius mulai dari resiko komplikasi akut seperti hiperglikemi dan hipoglikemi serta resiko komplikasi kronis meliputu terjadinya penyakit stroke dan serangan jantung, neuropati, retinopati, dan penyebab utama terjadinya gagal ginjal (Seogondo, 2011).
Belum maksimalnya layanan edukasi pada pasien dengan dabetes menjadi salah satu penyebab tidak terkontrolnya pasien diabetes. Hal ini menjadi perhatian lebih bagi perawat untuk mampu menjalankan tugas fungsi penyuluhan kesehatan kepada individu sebagai pelaksanaan salah satu poin dari Sasaran Kinerja Perawat berdasarkan Permenpan-RB no 35 tahun 2019. Sejalan dengan ini, penderita diabetes perlu memiliki pendidikan pengelolaan diri guna mencegah komplikasi akut maupun kronis, sehingga diperlukan pengontrolan yang terapeutik dan teratur melalui perubahan gaya hidup pasien yang tepat, tegas dan permanen (Perkeni, 2011).
Keberhasilan manajemen diri membutuhkan partisipasi aktif baik dari pasien
2
maupun keluarga terdekat. Untuk mencapai keberhasilan pengelolaan diabetes, dibutuhkan penanganan diabetes secara mandiri dan berkelanjutan yang dikenal dengan Diabetes Self-Management Education (DSME). Manajemen ini meliputi pemahaman tentang penyakit diabetes, makna dan perlunya pengendalian dan pemantauan diabetes, komplikasi yang bisa terjadi pada pasien diabetes, intervensi farmakologis mapun nonfarmakologis, cara mengembangkan sistem pendukung dan mengajarkan keterampilan, serta cara menggunakan fasilitas perawatan kesehatan yang tersedia (Funnel, dkk 2010).
Kondisi pandemi covid-19 yang saat ini masih terjadi, memaksa seluruh elemen petugas untuk tetap mampu menjalankan tugas dan fungsi sebagaimana yang telah diamanatkan dengan tetap memperhatikan keamanan dan keselamatan baik petugas maupun pasien. Pendidikan kesehatan yang seyogyanya dilakukan dengan cara metode ceramah secara langsung, tentunya akan menjadikan peluang terjadinya kerumunan, dan jarak selama edukasi akan sangat berdekat sehingga masih di rasa menjadi media penyebaran covid-19. Dengan pertimbangan keadaan ini, media video dipandang lebih efektif dalam penyampaian edukasi bagi pasien dan keluarga. Selain itu penggunaan media video sebagai media edukasi akan memberikan kemudahan setiap orang untuk mengakses dimanapun dan kapanpun.
Berdasarkan pada uraian diatas, penulis mengusulkan rancangan aktualisasi
“Pembuatan Video Edukasi DigitalDiabetesSelfManagementEducation(DSME) Pada Pasien Post Rawat Dengan Diabetes Di Ruang Fresia 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022”.
1.2. Tujuan Aktualisasi
1.2.1. Tujuan Umum
Peserta Latsar CPNS mampu melaksanakan aktualisasi yang dilandasi dengan nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) dalam perannya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa yang sesuai dengan karakter Manajemen ASN dan Smart ASN.
1.2.2.
Tujuan Khusus
Peserta Latsar CPNS sebagai perawat ahli pertama mampu meningkatkan kinerja pelayanan asuhan keperawatannya sesuai SKP (Sasaran Kerja Pegawai) dengan melakukan pendidikan kesehatan pada individu dengan menerapkan digitalisasi teknologi menggunakan video dengan cara scaning QR Code.
3
1.3. Manfaat Aktualisasi
1.3.1. Penulis
Penulis dapat mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN, kedudukan dan peran ASN dalam NKRI yang akan menciptakan ASN yang Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboraatif dalam melayani masyarakat. Sehingga dengan internalisasi tersebut diharapkan tercipta peningkatan mutu pelayanan dan kepercayaan masyarakat
1.3.2. Instansi
Membentuk unit kerja yang kondusif dalam melayani masyarakat serta meningkatkan lingkungan kerja yang akuntabel yang memungkinkan satuan kerja dapat mencapai visi dan mewujudkan citra lembaga yang baik.
1.3.3.
Manfaat bagi masyarakat yaitu mendapatkan pelayanan yang lebih baik oleh pemberi asuhan yang professional dan memenuhi kebutuhan masyarakat dalam meningkatkan status kesehatan
1.4.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan aktualisasi ini adalah kegiatan pelayanan di Ruang Fresia
3 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yang mencakup tugas pokok sesuai sasaran kinerja pegawai (SKP), penugasan pimpinan dan inisiatif atau inovasi oleh peserta sendiri yang disetujui pimpinan. Kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan di Instalasi Rawat Inap Ruang Perawatan Fresia 3 di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Pelaksanaan aktualisasi dilakukan dengan mengamalkan nilai nilai dasar ASN yaitu membentuk PNS yang professional dan berkarakter melalui kegiatan aktualisasi yang dibentuk oleh sikap perilaku bela negara, penerapan nilai-nilai dasar PNS
BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabilitas, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, san Kolaboratif) pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dalam NKRI, serta menguasai bidang tugas, sehingga mampu melaksanakan tugas, kewajiban dan peran di lingkungan kerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung secara profesional sebagai bentuk pelayanan publik kepada masyarakat.
4
Pasien dan Masyarakat
BAB II
2.1.Profil Organisasi
2.1.1. Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Hasan Sadikin Bandung
Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung dibangun pada tahun 1920 dan diresmikan pada tanggal 15 Oktober 1923 dengan nama “Het Algemeene
Bandoengsche Ziekenhuijs“. Pada tanggal 30 April 1927 namanya diubah menjadi
“Het Gemeente Ziekenhuijs Juliana” dengan kapasitas 300 tempat tidur. Selama
penjajahan Jepang, rumah sakit ini dijadikan Rumah Sakit Militer. Setelah
Indonesia merdeka, dikelola oleh pemerintah daerah, yang dikenal oleh masyarakat Jawa Barat dengan nama “Rumah Sakit Ranca Badak“. Pada tahun
1954 Rumah Sakit Ranca Badak ditetapkan menjadi rumah sakit propinsi dan berada di bawah pengawasan Departemen Kesehatan. Selanjutnya pada tahun
1956 dijadikan rumah sakit umum dengan kapasitas 600 tempat tidur, bersamaan dengan didirikannya Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Sejak itu pula
Rumah Sakit Ranca Badak digunakan sebagai tempat pendidikan oleh Fakultas
Kedokteran Universitas Padjadjaran dan merupakan awalkerjasama antara Rumah Sakit Ranca Badak dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.
Pada tanggal 8 Oktober 1967 nama Rumah Sakit Ranca Badak diubah menjadi
Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin (RSHS) yang berfungsi sebagai Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan bertanggungjawab langsung kepada Direktur Jenderal Pelayanan Medik. Pada tahun 1992-1997 RSHS ditetapkan menjadi unit swadana. Keluarnya Undangundang nomor 20 tahun 1997 tentang PNBP yang ditindaklanjuti dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan nomor 124 tahun 1997 menyebabkan status RSHS berubah menjadi Rumah Sakit Pengguna Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang harus menyetorkan seluruh pendapatan ke kas negara.
Dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 119 tanggal 12 Desember 2000, status RSHS secara yuridis berubah menjadi 5 perusahaan jawatan (Perjan). Kebijakan tersebut merupakan salah satu langkah strategis pemerintah dalam memberikan kewenangan otonomi yang lebih luas kepada unit-unit pelayanan tertentu untuk menyelenggarakan manajemennya secara mandiri, sehingga diharapkan mampu merespon kebutuhan masyarakat secara tepat, cepat dan fleksibel. Tahun 2002 yang merupakan awal efektif
5
GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN PROFIL PESERTA
sebagai Perjan, RSHS telah mencapai kinerja yang baik dibandingkan dengan tahun 2001 dan tahun 2004 diprognosakan akan mencapai kinerja yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.
Tahun-tahun berikutnya adalah tahun dimana RSHS semakin berkembang.
Ditengah-tengah pertumbuhannya ini, RSHS ditetapkan sebagai Rumah Sakit Rujukan Nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri No
HK.02.02/MENKES/390/2014 tentang Pedoman Penetapan RS Rujukan Nasional, mengampu tujuh RS Regional di Jawa barat dan beberapa RS di luar Provinsi Jawa Barat.
2.1.2. Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Visi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin mengacu pada visi Presiden Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”.
Misi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin juga mengacu pada Misi presiden Republik Indonesia yaitu “Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera”.
2.1.3. Moto RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Motto RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu “Kesehatan Anda Menjadi Prioritas Kami”. Dan Motto inovasi pelayanan publiknya adalah “Someah Hade Ka Semah”.
2.1.4. Nilai-nilai Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Tata nilai yang dipilih untuk mengawal penerapan misi dan visi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung adalah “PAMINGPIN PITUIN” yaitu :
a. Kepemimpinan: Nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talentatalenta terbaik di bidangnya
b. Profesional: Nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui perjalan kemitraan
c. Inovatif: Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan
d. Tulus: Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif dan responsif
e. Unggul: Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima.
f. Integritas: Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, dan menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas
6
2.1.5. Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Gambar 2.1 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
2.2.Profil Ruang Fresia 3
2.2.1. Profil Ruangan
Ruang Fresia 3 merupakan ruang rawat inap yang berada dibawah
Departemen KSM/SMF Ilmu Penyakit Dalam. Ruang Fresia 3 dalah ruang perawatan untuk pasien dengan penyakit dalam. Namun seiring dengan berkembagnya pandemi covid-19 serta berdasar pada kebutuhan ruang rawat inap selama pandemi, ruang Fresia 3 tidak hanya merawat pasien penyakit dalam, tetapi juga menjadi ruang rawat bagi pasien-pasien bedah.
2.2.2. Struktur Organisasi Ruang Fresia 3
Gambar2.2. Struktur Organisasi Ruang Fresia 3
7
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI
3.1.Identifikasi Isu
Identifikasi dilakukan berdasarkan pengamatan di unit kerja yaitu Ruang Fresia 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Selain itu, penulis menggunakan metode environmentalscanningselama berdinas serta berkonsultasi dengan kepala ruangan, pengawas ruangan dan mentor, didapatkan beberapa isu yang muncul yaitu:
1. Belum optimalnya monitoring observasi di EMR pada pasien yang terpasang transfusi darah di ruang Fresia 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung tahun 2022.
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung saat ini sedang berada pada fase perubahan menuju era digitalisasi media dokumentasi. Dokumentasi yang sebelumnya menggunakan kertas, saat ini sudah mulai menuju perubahan dokumentasi dengan menggunakan sistem Rekam Medik Elektronik. Hal ini merupakan wujud nyata RSHS dalam beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat dan perkembangan teknologi. Adaptasi yang dilakukan RSHS sebagai sebuah instisusi layanan kesehatan, tentunya tidaklah mudah melainkan banyak aspek yang harus dipersiapkan dengan matang, mulai dari sarana fasilitas hingga sumberdaya manusia sebagai pengguna fasilitasnya.
Elektronik Medical Record (EMR) adalah salah satu teknologi terbaru yang dimiliki oleh RSHS. EMR ini merupakan aplikasi pendokumentasian rekam medik setiap pasien yang harus mampu di operasikan oleh setiap petugas di RSHS, termasuk oleh perawat. EMR memuat berbagai fasilitas pendokumetasian, mulai dari pengkajian, penentuan diagnosa keperawatan, penentuan rencana intervensi, dan implementasi tindakan yang sudah direncanakan, semua ada dalam EMR. termasuk lembar observasi monitoring pasien yang terpasang transufusi darah.
Fitur monitoring pasien selama transfusi darah merupakan fitur baru yang ada dalam sistem EMR, sehingga belum semua perawat mengetahui tentang adanya fitur tersebut. Dalam praktiknya, monitoring tanda-tanda vital selama pasien terpasang transfusi darah sudah disediakan dalam bentuk formulir kertas dan sudah berjalan dengan tertib di ruangan Fresia 3. Namun demikian dengan berbagai rutinitas kerja dan tindakan yang kompleks di ruang Fresia 3, sering kali terjadi kekosongan lembar observasi selama pasien transfusi darah. Sehingga sebagai bentuk adaptasi terhadap ketesediaan teknologi dan upaya mendukung gerakan paperless dirasa perlu diadakannya sosialisasi mengenai optimalisasi penggunaan monitoring pasien yang
10
terpasang transfusi darah dengan menggunakan EMR di ruang Fresia 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
2. Belum tersedianya DiabetesSelfManagementEducation(DSME) media video pada pasien post rawat dengan Diabetes di ruang Fresia 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung tahun 2022
Diabetes sampai saat ini masih merupakan salah satu penyakit yang dapat memicu komplikasi penyakit lainnya yang lebih serius bahkan bisa menyebabkan kematian. Masih tingginya angka kejadian diabetes di Indoneisa, harus menjadi perhatian khusus bagi setiap petugas kesehatan. Internasional Diabetes Federation (IDF, 2019), mencantumkan nama Indonesia pada urutan ke 7 sebagai negara dengan jumlah penderita diabetes terbanyak di seluruh dunia. Data ini memberikan gambaran kepada kita selaku petugas kesehatan untuk bersama-sama hadir menyikapinya kondisi ini dengan sikap adaptif.
RSHS merupakan rumah sakit rujukan tertinggi di wilayah Provinsi Jawa Barat Menjadi rujukan berbagai pasien dengan diagnosa yang bervatiatif, termasuk pasien penderita diabetes. Data dari rekam medik RSHS menunjukkan bahwa dalam 6 bulan terakhir mulai dari 1 januasi 2022 hingga 30 juni 2022, ada setidaknya 738 pasien yang masuk ke RSHS dengan diagnosa Diabetes, dan tersebar di beberapa unit rawat inap yang ada di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Selanjutnya angka perawatan pasien dengan Diabetes di ruang Fresia dalam 6 bulan terakhir sebanyak 96 pasien, mulai dari Fresia 1 Fresia 2 dan Fresia 3. Dengan rata-rata pasien rawat dalam sebulan mencapai 17 pasien, dan bisa saja akan terus meningkat pada bulanbulan berikutnya.
Ruang Fresia 3 sebagai ruangan rawat inap kelas 2 dibawah Departemen KSM
Ilmu Penyakit Dalam, memiliki peran yang sangat penting dalam upaya menghadirkan pelayanan yang komprehensif bagi pasien-pasien yang dirawat, khususnya pasien dengan diagnosa Diabetes. Meskipun sebagai dampak dari pandemi covid-19 yang masih terjadi, ruang Fresia 3 pun merawat pasien dengan diagnosa bedah. Namun demikian, tetap saja Fresia 3 harus siap untuk memberikan pelayanan yang lebih unggul dalam perawatan pasien khususnya pasien dengan penyakit diabetes sebagai salah satu penyakit dalam.
Peran perawat bagi pasien meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Hal ini sejalan dengan Permenpan-RB No.35 tahun 2019, yang menyatakan bahwa setiap perawat ahli pertama harus mampu melakukan pekerjaan
11
sesuai dengan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP). Salah satunya adalah seorang perawat harus mampu memberikan pendidikan kesehatan kepada Individu pasien.
Fungsi Promotif perawat dalam pendidikan kesehatan kepada pasien bisa dilakukan dengan berbagai macam media. Media edukasi yang tersedia di ruang Fresia 3 adalah berupa leaflet, namun karena jumlahnya masih terbatas sehingga upaya edukasi yang dilakukan belum berjalan maksimal. Media edukasi yang sejalan dengan perkembangan teknologi dan dirasa lebih efektif dalam memvisualisasiakn informasi yang ingin disampaikan adalah dengan menggunakan video. Hal ini sesuai dengan penelitian Santoso tahun 2019 yang menyatakan bahwa pendidikan kesehatan dengan menggunakna video didapatkan adanya perbedaan yang signifikan pada kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok kontrol terhadap pengetahuan audiensnya.
Sebagai upaya penulis dalam mengumpulkan data, penulis melakukan pengkajian mengenai kebiasaan perawat ruang Fresia 3 dalam mengedukasi pasien diabetes dengan menggunakan kuesioner Google Form. Berdasarkan pada data, didapatkan bahwa dari sebanyak 13 orang perawat yang mengisi kuesioner, didapatkan 10 orang sudah melakukan eduaksi pada pasien Diabetes, 2 orang menjawab kadang-kadang dan 1 orang menjawab tidak pernah. Data selanjutnya adalah sebanyak 12 orang perawat belum mengetahui DSME, dan sisanya 1 orang sudah mengetahui DSME sebagai edukasi pada pasien diabetes. Selanjutnya sebanyak 11 orang menyatakan belum pernah ada sosialisasi tentang DSME, dan sebanyak 13 orang menyatakan perlu adanya DSME sebagai edukasi pada pasien diabetes. Sehingga sebagai bentuk adaptasi media dalam pendidikan kesehatan pada pasien diabetes adalah pembuatan video edukasi digital Diabetes Self ManagementEducation(DSME) pada pasien post rawat dengan diabetes di Ruang Fresia 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
3. Belum terciptanya tindakan kerja yang ergonomi bagi petugas dalam transfer pasien antar bed di ruang Fresia 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung tahun 2022
Transfer pasien merupakan rangkaian aktifitas yang tidak bisa di hindarkan dalam proses pelayanan di rumah sakit. Memindahkan pasien dari bed satu ke bed yang lain merupakan salah satu contoh dari aktivitas transfer pasien. Aktivitas ini seringkali dilakukan ketika menerima pasien baru baik dari IGD maupun dari Poliklinik, menjemput pasien ke ruang pemulihan pasca operasi, ataupun memindahkan pasien dari ruangan satu ke ruangan yang lainnnya.
12
Aktivitas ini seringkali dilakukan oleh petugas dengan cara mengangkat pasien secara langsung atau mengangkat laken yang digunakan pasien, padahal hal tersebut apabila tidak dilakukan pembaharuan teknik tentunya akan berdampak pada beberapa hal. Mulai dari kenyamanan pasien yang dipindahkan, keamanan media untuk memindahkan pasien saat di angkat, hingga kondisi kesehatan petugas serta keluhan nyeri punggung pada petugas yang mengangkat. Memindahkan pasien dengan cara mengangkat tentu saja akan berdampak terhadap keluhan nyeri punggung petugas apabila tidak dilakukan dengan metode yang ergonomi. Hal ini yang terjadi di ruang Fresia 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Tindakan memindahkan pasien antar bed merupakan tindakan yang akan terus menerus dilakukan seorang petugas khususnya perawat selama berdinas di ruang rawat inap. Ketika metode memindahkan pasien dengan cara diangkat terus menerus dilakukan selama beberapa tahun, tentunya akan berdampak terhadap keluhan nyeri punggung petugas. Yang kemudian akan berdampak terhadap kualitas pelayanan pada pasien. Sehingga hal ini seharusnya dilakukan pembaharuan metode.
3.2.Keterkaitan Isu dengan peran dan Kedudukan ASN untuk terwujudnya
SMART Governance
Berikut penjelasan mengenai dampak apabila isu tidak ditangani dan keterkaitan isu dengan substansi agenda 3:
Tabel 3.1. Keterkaitan Isu dengan Substansi Agenda 3
Dampak Apabila Isu Tidak
Keterkaitan Substansi
Isu
Belum optimalnya
monitoring observasi di EMR pada pasien yang
terpasang transfusi
darah di ruang Fresia 3
RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung tahun 2022.
Ditangani
Proses dokumentasi
keperawatan tidak terjadi secara berkesinambungan
Tindakan observasi dan monitoring pada pasien terpasang transfusi darah tidak terdokumentasi secara komprehensif
Ketidak lengkapan
dokumentasi EMR akan
Mata Pelatihan
Manajemen ASN
Sebagai perawat, seharusnya mampu menginternalisasikan
nilai profesional kerja
dan integritas dalam menyelesaikan tugas
SMART ASN
Sebagai perawat, harus mampu beradaptasi
13
Belum tersedianya
Diabetes Self
Management Education (DSME) media video
pada pasien post rawat
dengan Diabetes di
ruang Fresia 3 RSUP Dr.
Hasan Sadikin Bandung
tahun 2022
berdampak pada proses
pengklaiman tindakan
transfusi darah kepada
pihak asuransi penjamin
pasien
Beresiko terjadinya
komplikasi penyakit lain
yang lebih parah
Kurang efektifnya upaya
perawatan pasien selama di rumah
Meningkatnya resiko
kejadian rawat ulang post perawatan
Tidak maksimalnya
pemberian terapi yang
sudah di programkan
Tidak terlaksananya peran
Perawat sesuai SKP
mengenai Pendidikan
Kesehatan pada individu
dengan kemajuan
teknologi serta mampu
mengaplikasikan media
digital
pendokumentasian
terbaru dalam sistem
dokumentasi Elektronik
MedicalRecord(EMR)
Manajemen ASN
Sebagai perawat,
dituntut harus
memberikan pelayanan
publik yang professional
dan berkualitas
termasuk pemberian
edukasi DSME sebagai
metode pengontrolan
pasien diabetes dirumah
SMART ASN
Sebagai perawat
seharusnya dapat
memanfaatkan
digitalisasi dalam
pembuatan sarana
edukasi, dan mampu
menggunakan media
sosial dengan bijak
dalam menyebarluaskan
materi edukasi
Belum terciptanya
tindakan kerja yang
ergonomik bagi petugas
dalam transfer pasien
antar bed di ruang
Bersiko terjadinya keluhan
nyeri punggung dalam
jangka waktu yang lama
pada perawat/ petugas
Beresiko terjadinya cidera
Manajemen ASN
Sebagai perawat, seharusnya mampu
memberikan pelayanan
terbaik bagi pasien dan
14
Fresia 3 RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung tahun
2022
dan ketidak nyamanan
kepada pasien saat mobilisasi
Beresiko terhadap
menurunnya tingkat mutu dan kualtas pelayanan di ruangan/instansi
harus mampu menjaga
kesehatan diri sendiri untuk memapu
memberikan kualitas
pelayanan yang maksimal
SMART ASN
Sebagai perawat, harus
bisa beradaptasi dengan
kemajuan sarana
prasarana yang tersedia
dalam memudahkan
setiap tindakan bagi
pasien
3.3.Penetapan Core Isu
Dalam upaya menentukan isu prioritas yang akan dipilih untuk di intervensi, beberapa isu yang ditemukan selama orientasi di unit kerja selanjutnya akan di identifikasi dan di validasi menggunakan perangkat APKL, untuk mengukur seberapa
urgencydan untuk menentukan isu yang akan di prioritaskan. Selain itu, teknik APKL yang dibuat adalah teknik yang digunakan untuk menentukan kelayakan suatu masalah dengan memperhatikan empat faktor, yaitu :
1. Aktual (A), yaitu isu tersebut masih menjadi masalah yang belum terselesaikan dan masih diperbincangkan penyelesaiannya
2. Problematik (P), yaitu isu yang menyimpang dari harapan standar, ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu segera dicari penyebab dan pemecahannya
3. Kekhalayakan (K), yaitu isu yang diangkat secara langsung menyangkut hajat hidup orang banyak dan bukan hanya untuk kepentingan seseorang atau sekelompok kecil orang
4. Layak (L), yaitu isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis dan dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang dan tanggung jawab hingga akhirnya diangkat menjadi isu prioritas. Adapun dalam melakukan penilaian skala prioritas isu yang penulis temukan adalah dengan menggunakan skala likert. Teknik APKL menghasilkan sebuah peringkat prioritas dengan memberikan skor pada semua aspek diantara ketiga isu.
15
Berdasarkan hasil penentuan prioritas isu di atas, terpilih satu isu utama yaitu
tersedianya DiabetesSelfManagementEducation(DSME) media video pada
post rawat dengan Diabetes di ruang Fresia 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
16
No ISU A P K L JUM LAH PRIO RITAS 1 Belum
EMR pada pasien yang terpasang transfusi darah di ruang Fresia
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung tahun 2022 4 4 5 4 17 2 2 Belum tersedianya
Management Education (DSME)
video pada pasien post rawat dengan Diabetes di ruang Fresia 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung tahun 2022 4 5 5 5 19 1 3 Belum terciptanya tindakan kerja yang ergonomic bagi petugas dalam transfer pasien antar bed di ruang Fresia 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung tahun 2022 4 4 4 4 16 3
Tabel 3.2 Analisis Isu Berdasarkan Kriteria APKL
optimalnya monitoring observasi di
3
Diabetes Self
media
Bobot Keterangan 5 Sangat kuat pengaruhnya 4 Kuat pengaruhnya 3 Sedang pengaruhnya 2 Kurang pengaruhnya 1 Sangat kurang pengaruhnya
Tabel 3.3 Penetapan Kriteria APKL
“Belum
tahun 2022”
pasien
.
3.4.Analisis Penyebab Isu
3.4.1. Kondisi saat ini RSHS merupakan rumah sakit rujukan tertinggi di wilayah Provinsi Jawa Barat. Menjadi rujukan berbagai pasien dengan diagnosa yang bervatiatif, termasuk pasien penderita diabetes. Data dari rekam medik RSHS menunjukkan bahwa dalam 6 bulan terakhir mulai dari 1 januasi 2022 hingga 30 juni 2022, ada setidaknya 738 pasien yang masuk ke RSHS dengan diagnosa Diabetes, dan tersebar di beberapa unit rawat inap yang ada di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Selanjutnya angka perawatan pasien dengan Diabetes di ruang Fresia dalam 6 bulan terakhir sebanyak 96 pasien, mulai dari Fresia 1 Fresia 2 dan Fresia 3. Dengan rata-rata pasien rawat dalam sebulan mencapai 17 pasien, dan bisa saja akan terus meningkat pada bulan-bulan berikutnya. Sebagai upaya penulis dalam mengumpulkan data, penulis melakukan pengkajian mengenai kebiasaan perawat ruang Fresia 3 dalam mengedukasi pasien diabetes dengan menggunakan kuesioner Google Form. Berdasarkan pada data, didapatkan bahwa dari sebanyak 13 orang perawat yang mengisi kuesioner, didapatkan 10 orang sudah melakukan eduaksi pada pasien Diabetes, 2 orang menjawab kadang-kadang dan 1 orang menjawab tidak pernah. Data selanjutnya adalah sebanyak 12 orang perawat belum mengetahui DSME, dan sisanya 1 orang sudah mengetahui DSME sebagai edukasi pada pasien diabetes. Selanjutnya sebanyak 11 orang menyatakan belum pernah ada sosialisasi tentang DSME, dan sebanyak 13 orang menyatakan perlu adanya DSME sebagai edukasi pada pasien diabetes.
3.4.2. Dampak Jika tidak diselesaikan
Fasilitas dan media yang masih belum tersedia maksimal seharusnya tidak menjadi alasan bagi perawat untuk tidak melakukan tugas pendidikan kesehatan bagi pasien dengan diabetes. Begitu juga dengan keterbatasan kemampuan karena kompleksnya rutinitas kerja di ruangan. Adanya media yang lebih efektif dan efisien dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan adalah hal yang harus dipikirkan bersama, karena jika pendidikan kesehatan pada pasien dengan diabetes tidak terlaksana, akan menimbulkan berbagai macam dampak yang tidak diharapkan. Beberapa dampak yang bisa terjadi apabila permasalahan ini tidak terselesaikan diantanya:
a. Tidak terlaksannya fungsi perawat dalam pendidikan kesehatan bagi
17
individu
b. Beresiko tidak maksimalnya pengontrolan keshatan pasien selama di rumah pasca rawat
c. Resiko terjadinya rawat berulang dengan keluhan utama diabetes
d. Terjadinya komplikasi penyakit lain yang lebih parah Selain itu, tugas dan fungsi perawat sebagai seorang ASN harus mampu mengimplementasikan nilai-nilai BerAKHLAK dalam kondisi seperti ini. Ketika dalam bertugas perawat tidak mampu menerapkan nilai BerAKHLAK, akan berdampak pada hal-hal sebagia berikut:
a. Nilai Berorientasi Pelayanan apabila tidak diterapkan, tujuan yang akan dicapai dalam memecahkan isu tidak sesuai
b. Kondisi yang terajdi pada unit kerja cenderung tidak dapat diselesaikan ketika tidak mengedepankan nilai Akuntabel, merasa tidak bertanggung jawab dalam menyelesaikan isu tersebut.
c. Apabila tidak menerapkan nilai Harmonis, akan berpotensi adanya sikap saling menyalahkan antar rekan sejawat, salain itu kualitas pelayanan tidak optimal sehingga menghambat penyelesaian isu.
d. Ketika tidak menerapkan nilai Loyal dengan mengedapankan nasionalisme memungkinkan untuk terjadi kurangnya kerjasama antar pegawai selama pelaksanaan penyelesaian isu.
e. Nilai Adaptif jika tidak diterapkan, akan berdampak pada kualitas pelayanan tidak optimal serta tidak efektif dan efesien dalam menyelesaikan pekerjaan.
f. Apabila tidak menerapkan nilai Kolaboratif maka penyelesaian kondisi yang terjadi menjadi lebih lama karena kurangnya kerja sama dengan pihak yang lebih mengetahui terkait suatu hal.
3.4.3. Kondisi yang diharapkan
Pasien dengan diagnosa Diabetes adalah pasien yang sering mengalami rawat berulang baik dikarenakan oleh keluhan utama diabetesnya, maupun oleh diagnosa lain sebagai komplikasi dari diabetes. Sehingga perlu adanya pendidikan kesehatan yang lebih optimal bagi pasien meliputi gambaran umum mengenai diabetes, tanda dan gejala, komplikasi yang bisa terjadi selain itu
pemaksimalan edukasi 5 pilar diabetes yang meliputi pengaturan makan yang tepat, aktivitas fisik yang rutin, terapi farmakologi yang tepat, cek gula darah
18
secara rutin dan edukasi.
Dengan upaya optimalisasi edukasi DMSE, pasien dirasa akan mampu mengontrol pola hidupnya. Media pendidikan kesehatan yang ada pada youtube, bisa dengan mudah di akses oleh pasiien maupun oleh keluarganya, sehingga diharapkan mampu memaksimalkan proses edukasi kapanpun dan dimanapun. Selain itu, sebagai tujuan jangka panjang dari video edukasi dibuat adalah tidak terjadinya komplikasi lanjut yang lebih parah baik penyakit mikrovaskular maupun makrovaskular. Lebih jauh lagi, pasien dan keluarga mampu memaksimalkan kualitas hidup yang lebih optimal.
19
Suroundin gs System
Bercampurnya pasien penyakit dalam dan pasien bedah
Tidak ada ruangan khusus untuk edukasi
Belum adanya pedoman edukasi khusus pada pasien diabetes
Kemampuan petugas dalam mengedukasi berbeda-beda
Belum adanya media edukasi berbentuk video
Belum tersedianya DiabetesSelf ManagementEducation(DSME) media video pada pasien post rawat dengan Diabetes di ruang Fresia 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung tahun 2022
Rutinitas kerja yang kompleks
Media edukasi (leaflet)
Suppliers Skills
20
Gambar 3.1. Fishbone analisis
3.5.Gagasan Kreatif Penyelesaian Isu
3.5.1. Alternatif gagasan isu : Ada beberapa alternatif yang bisa dijadikan sebagai
pilihan untuk mengoptimalkan DSME bisa di lakukan kepada pasien/ keluarga diantaranya:
a. Membuat media edukasiDiabetesSelfManagementEducation(DSME)
dengan media leaflet dengan pembuatan yang lebih banyak
b. Membuat media edukasiDiabetesSelfManagementEducation(DSME)
dengan media poster atau x-banner
c. Membuat media edukasiDiabetesSelfManagementEducation(DSME)
dengan media video
d. Membuat media edukasiDiabetesSelfManagementEducation(DSME)
dengan media video melalui scan QR Code
3.5.2. Gagasan kreatif pemecahan issue
Pembuatan Video Edukasi Digital Diabetes Self Management Education
(DSME) Pada Pasien Post Rawat Dengan Diabetes Di Ruang Fresia 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022
3.6.Kegiatan
Adapun kegiatan yang dirancang selama pelaksanaan aktualisasi ini yaitu:
1. Pertemuan persiapan
2. Menyusun video
3. Uji coba video
4. Sosialisasi media video kepada rekan kerja
5. Implementasi pendidikan kesehatan dengan menggunakan video
6. Evaluasi kegiatan pendidikan kesehatan
3.7.Matriks Rancangan Aktualisasi
Rancangan kegiatan akktualisasi dibuat dengan menginternalisasikan nilai-nilai
dasar ASN BerAKHLAK yang meliputi Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif. Berikut rancangan aktualisasi yang akan dilaksanakan:
21
persiapan
dengan mentor,
kepala ruangan,
pengawas
ruangan, unit
promosi
kesehatan, dan
hukmas
dengan mentor, Kepala ruangan
dan pengawas
ruangan, Promkes dan
Hukmas dengan
menggunakan
whatsapp.
Keterkaitan Substansi
Mata Pelatihan
Saya akan melakukan
komunikasi menggunakan alat
telekomunikasi whatsapp
dengan menerapkan salam, sapa, sopan dan santun dalam
bertutur kata meskipun tidak
berhadapan secara langsung
(Berorientasi Pelayanan, Adaptif) untuk membuat
kesepakatan kontrak waktu
Kontribusi
Terhadap Visi –
Misi Organisasi
Tahapan persiapan
yang dilakukan
dengan cara
menjalin kerjasama
antar rekan kerja
dan kepada atasan
kerjamerupakan
implementasi dari
Visi RSUP Dr.
Hasan Sadikin yaitu
Penguatan Nilai Organisasi
Nilai
sakit yang
diterapkan adalah:
1. Profesional
yaitu berorientasi
pada pencapaian
kinerja melalui
penjalinan
kemitraan baik
Output:
Terlaksananya
pertemuan dan
konsultasi
dengan mentor, kepala
ruangan dan pengawas
ruangan (Kolaboratif, Harmonis)
terwujudnya
Indonesia maju
yang berdaulat, mandiri, berkepribadian
dengan atasan langsung, maupun dengan rekan kerja
2.
kesepakatan waktu
tempat
(Akuntabel,
berdasarkan
gotong royong.
kejujuran, amanah dan menjunjung etika
22
Tabel 3.4 Matriks Rancangan Aktualisasi
No Kegiatan Tahapan Output/ Hasil
1 Pertemuan
1. Membuat janji
1. Kontrak waktu
2. Screencapture chat undangan menggunakan whatsapp
kerja rumah
Integritas yaitu menggambarkan
2. Penyampaian rancangan aktualisasi, konsultasi dan
1. Koreksi, persetujuan, serta dukungan
2. Notulensi
Saya akan menepati
dan
sebaik mungkin
Loyal). Saya
2 Pembuatan
konten video
tentang Diabetes
meminta persetujuan
dari mentor, pengawas ruangan dan kepala ruangan
konsultasi
3. Dokumentasi
akan menyampaikan gagasan
kreatif saya secara ramah,
lugas, jujur, cermat dan bertanggung jawab (Kompeten). Saya akan
bersikap proaktif dan antusias
selama berdiskusi dalam
menyampaikan gagasan (Harmonis). Saya akan
menerima arahan secara bijak
dengan melakukan pengkajian
ulang secara cermat dan teliti (Kolaboratif)
Laporan hasil rapat Saya membuat laporan rapat persiapan sesuai dengan tata
naskah dinas yang berlaku (Akuntabel), kemudian
dilaporkan kepada atasan (Loyal)
Saya melakukan penelaahan
secara komprehensif tentang
DiabetesSelf
materi Diabetes Self
Selanjutnya pada
tahapan
penyampaian dan kordinasi mengenai
gagasan isu
yang tinggi dalam menjalankan tugas
Tahapan perancangan, penyusunan,
Nilai kerja rumah sakit yang diterapkan adalah:
23
3. Menyusun laporan rapat persiapan
1. Menelaah dan mengumpulkan materi terkait
1. Materi literatur terbaru tentang
SelfManagement Education (DSME)
DiabetesSelf Management Education (DSME)
Output : Tersedianya
media edukasi
video berbentuk
QR Code
Management Education (DSME)
Management Education (DSME) yang terbaru
(Akuntabel). Saya akan
melakukan secara teliti dan
kerja keras agar materi yang
disajikan lebih terkini dan
berkualitas (kompeten).
Dalam proses pengumpulan
materi, saya menggunakan
internet untuk mencari jurnal (Adaptif)
pembuatan, media
video ini sesuai
dengan visi rumah
sakit yaitu
terwujudnya
Indonesia maju
yang berdaulat, mandiri, berkepribadian
berdasarkan
gotong royong
Dan Misi rumah
1. Integritas: menggambarkan kejujuran, amanah dan menjungjung etika
2. Inovatif: senantiasa membuat perubahan baru
semaksimal mungkin untuk
membuat dan menyusun
konten-konten materi video
roleplay dan monolog secara
kreatif (Kompeten) serta
akan mendiskusikannya degan
bagian promosi kesehatan
agar video yang dihasilkan
lebih maksimal (Kolaboratif)
sakit yaitu, peningkatan
kualitas manusia
Indonesia yang
Tinggi Maju dan
Sejahtera.
Selanjutnya proses
Kolaboratif yang
dilakukan mulai
24
2. Menyusun rancangan draft video
2. Draft video Saya akan berusaha
3. Menggabungkan, 3. Video DSME Saya akan melakukan
menyusun dan mengedit video
penyusunan dan pengeditan
konten video yang telah
dipersiapkan secara teliti
dengan menggnakan media
aplikasi yang terkini baik
menggunakan media
handphone maupun PC (Kompeten & Adaptif).
Saya bersedia untuk
mengorbankan waktu yang
biasanya digunakan istirahat
untuk bertemu dan konsul tasi
dengan pihak terkait agar
tidak mengganggu waktu
pelayanan (Loyal).
Saya akan memperlihatkan
video yang telah saya buat
dengan mentor, kepala ruangan,
pengawas ruangan
serta bagian
promosi kesehatan
merupakan
penerapan budaya
gotong royong
untuk
menghasilkan
karya yang
berkualitas baik
untuk pasien dan masyarakat
- Lembar
konsultasi
- Dokumentasi
dengan cara ramah dan
santun (Berorientasi
pelayanan) akan menghargai
dan menerima setiap kritik
maupun masukkan secara
25
4. Melakukan konsultasi video kepada mentor, kepala ruangan, Promkes
4. Koreksi dan feedback
5. Melakukan perbaikan konten video
berdasarkan
masukkan mentor, kepala ruangan dan pengawas
6. Membuat tautan berupa QR Code yang bisa di scan
oleh handphone
berbasis android
lapang dada (Harmonis)
untuk selanjutnya diperbaiki
kembali secara lebih cermat
dan teliti (Akuntabel)
5. Video yang sudah diperbaiki
Saya akan berusaha maksimal dan sungguh-sungguh dalam
upaya memperbaiki video
yang akan di tampilkan
kepada pasien dan keluarga
pasien (Akuntabel & Kompeten) dengan
memperhatikan berbagai
masukan yang telah
disampaikan mentor, kepala
ruangan dan pengawas
ruangan (Harmonis & loyal)
6. Gambar QR Code yang di simpan dalam media
acrilic berkuran
10 cm x 10 cm
Saya akan berusaha
mengembangkan kemampuan
dalam beradaptasi dengan
metode yang sesuai dengan
perkembangan teknologi (Adaptif)
26
3 Uji Coba Video
kepada pasien
7. Mengajukan ke bagian promosi
kesehatan dan hukmas agar bisa
di masukkan ke media promkes
berbasis online:
youtube chanel
7. Video disetujui
oleh promkes dan humas rumah
sakit - Lembar
persetujuan, - Dokumentasi
kegiatan
Saya akan mengajukan
kerjasama dengan bagian
promosi kesehatan sehingga
video yang saya buat
(Kolaboratif) dan telah
disetujui mentor, kepala
ruangan dan pengawas
ruangan bisa di sebarluaskan
melalui media berbasis online
yang dimiliki oleh bagian
promosi kesehatan (Adaptif)
Output:
Terlaksananya uji
coba video
kepada pasien
1. Membuat persetujuan dengan pasien
1.Lembar persetujuan pasien
Saya akan menunjukkan sikap
ramah dan mengedepankan
sikap sopan santun kepada
pasien (Berorientasi
pelayanan), meminta
persetujuan dengan tidak
memaksakan kehendak (Harmonis). Saya akan
membuat lembar persetujuan
dengan menjelaskan maksud
dan tujuan dari kegiatan ini
Pada tahap
pelaksanaan uji
coba video mengimplementasi
kan Visi Rumah
Sakit yaitu yaitu
terwujudnya
Indonesia maju
yang berdaulat, mandiri, berkepribadian
Nilai kerja rumah
sakit yang
diterapkan yaitu :
1. Integritas, yaitu menggambarkan
kejujuran, amanah dan menjunjung
etika tinggi
dalam
27
2. Pemutaran video
(Kompeten) berdasarkan
2.Dokumentasi Saya akan meminta izin
terlebih dahulu kepada kepala
ruangan untuk melakukan uji
coba video kepada pasien di ruangan (Kolaboratif & Loyal). Saya akan
memperlihatkan video yang
telah saya buat dengan penuh
tanggung jawab dengan tanpa
mengurangi rasa hormat
kepada pasien (Akuntabel)
gotong royong
Dan Misi rumah sakit yaitu, peningkatan
kualitas manusia
Indonesia yang
Tinggi Maju dan
Sejahtera.
menjalankan tugas
2. Tulus, yaitu keinginan untuk emberi tanpa pamrih, proaktif dan responsif
3.
3.Laporan hasil uji
hasil uji coba
penyusunan laporan hasil uji
coba video Saya akan melakukan
coba video secara cermat jujur
dan bertanggung jawab (Akuntabel). Saya akan
memaksimalkan kemampuan
saya untuk menggunakan
media dan aplikasi yang
terbaru dan mendukung (Adaptif)
28
Penyusunan laporan
4 Sosialisasi
penggunaan
video Diabetes
SelfManagement
Education (DSME)
dengan QR Code
melalui Diskusi
Refleksi Kasus
kepada kepala
ruangan dan
rekan perawat di
ruangan
1. Membuat undangan
kepada mentor, kepala ruangan, pengawas, dan
rekan perawat
ruangan ruangan
untuk mengadakan
sosialisasi
menggunakan
whastapp
1. Kontrak waktu
2. Screen capture undangan di whatsapp
Saya akan mendiskusikan
rencana sosialisasi secara
sopan, santun dan terbuka
untuk menerima kritik dan
masukkan (Harmonis)
selanjutnya meminta
persetujuan secara ramah dan
santun kepada pihak terkait
untuk terlaksananya kegiatan
sosialisasi (Kolaboratif)
Pada tahapan
sosialisasi kepada
rekan perawat/ petugas ini sesuai
dengan visi rumah
sakit yaitu
terwujudnya
Indonesia maju
Nilai kerja rumah
sakit yang
diterapkan pada
tahapan sosialisasi
ini adalah:
1. Nilai
kepemimpinan: menggambarkan
Output:
Terlaksananya
sosialisasi
penggunaan
video Diabetes
SelfManagement
Education
3.
sosialisasi Satuan acara penyuluhan (SAP)
Saya akan menyusun
rancangan Satuan Acara
Penyuluhan (SAP) sesuai
degan kebutuhan perawat/ petugas di ruangan
(Berorientasi pelayanan)
yang berdaulat, mandiri, berkepribadian
berdasarkan
gotong royong
Dan Misi rumah
sakit yaitu, peningkatan
kepeloporan dan menyiapkan
talenta terbaik
di bidangnya dan menjungjung
etika
materi, sarana dan media sosialisasi
1.Materi dalam bentuk power point
2.Daftar hadir
3.Link zoom
Saya akan menyiapakan
materi, daftar hadir sosialisasi
dengan teliti dan penuh
tanggung jawab, serta
menyesuaikan media yang
relevan untuk digunakan
kualitas manusia
Indonesia yang
Tinggi Maju dan
Sejahtera.
2. Nilai integritas: Menggambarkan kejujuran, amanah dan menjunjung etika tinggi
dalam
29
2. Menyusun materi
Menyiapkan
(DSME) dengan QR Code (Akuntabel & Adaptif) menjalankan tugas
4. Melakukan sosialisasi melalui Diskusi Refleksi Kasus (DRK) secara online
1.Dokumentasi kegiatan
2.Daftar hadir
3.Notulen kegiatan
Saya akan berusaha
semaksimal mungkin untuk
menyampaikan tentang
materi, dengan
mengedepankan rasa
menghormati kepada rekan
sejawat yang lain, tidak
menunjukan sikap untuk
mengajari tetapi
mengedepankan ajakan
berdiskusi. Serta berusaha
menyampaikan dengan
bahasa yang mudah
dimengerti (Kompeten & Harmonis).
Saya akan membuat laporan
hasil sosialisasi dengan penuh
tanggung jawab, jujur dan
teliti (Akuntabel). Saya akan
senantiasa melaporkan setiap
progres kegiatan kepada
3. Nilai Tulus: Keinginan untuk emberi tanpa pamrih, proaktif dan responsif
30
5. Membuat laporan hasil sosialisasi Laporan hasil sosialisasi
5 Implementasi
edukasi video
DiabetesSelf
Management
Education
(DSME)
dengan cara
scaning QR Code
oleh pasien/
keluarga pasien
1. Meminta pasien/ keluarga pasien
untuk
mendownload
aplikasi scan
barcode
1. Aplikasi Scaning
QR code di smartphone pasien/ keluarga
kepala ruangan selaku atasan
saya secara langsung (Loyal).
Saya akan menjelaskan
kepada pasien/ keluarga
tentang cara yang harus
dilakukan sebelum melakukan
scaning QR Code dengan cara
yang ramah, sopan dan
santun (Berorientasi
pelayanan), menyarankan
pasien/keluarga untuk
mengunduh aplikasi scaning
barcode QR Code dengan
tidak memaksakan kehendak
Bersama-sama
dengan rekan
sejawat memberikan
edukasi kepada
pasien/ keluarga
menggunakan
video dengan cara
scaning QR Code
sesuai dengan Visi
“Terwujudnya
Indonesia Maju
Nilai kerja rumah sakit yang
diterapkan adalah:
1.Integritas , Menggambarkan
kejujuran, amanah dan
menjungjung
etika dalam
menjalankan
tugas
Output: Terlaksananya
edukasi video
DSME dengan
cara scaning QR Code
(Harmonis). Saya tidak akan
membeda-bedakan pasien
berdasarkan ras, agama,
maupun suku untuk menerima
pendidkan kesehatan ini
sebagia bukti kecintaan saya
terhadap persatuan dan
persatuan bangsa (Loyal).
yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian
Berlandaskan
Gotong Royong”
2.Inovatif, keinginan untuk menghasilkan sesuatu yang baru
31
2. Meminta pasien
untuk melakukan
scaning QR Code
Link video terbuka
Smartphone pasien
mendeteksi alamat/ situs vide yang
tertaut dalam QR Code
Saya akan meminta pasien/ keluarga untuk melakukan
scaning pada QR Code yang
telah disediakan dengan
menggunakan aplikasi yang
sudah di download dengan
penuh keramahan, mengedepankan sikap
menghargai (Berorientasi
pelayanan). saya akan
mengajak pasien/ keluarga
untuk turut berpartisipasi
dalam perkembangan dan
kemajuan teknologi (Adaptif & Harmonis). Saya akan
bekerja sama dengan unit
promosi kesehatan dalam
setiap kegiatan yang dilakukan
termasuk dalam pembuatan
QR Code yang disimpan dalam
media acrilic (Kolaboratif)
32
3. Mendampingi Video bisa di Saya akan menemani pasien
6 Evaluasi
pelaksanaan penggunaan
video Diabetes
SelfManagement
Education
(DSME)
dengan scanning
QR Code
dan memandu
pasien/ keluarga
selama mengakses dan menonton video
edukasi
tayangkan di smartphone pasien
Dokumentasi
kegiatan
dan keluarga dengan tulus
dan penuh tanggung jawab
selama pasien memutar video
yang sudah di scan QR Code
(Berorientasi pelayanan), saya akan memfasilitasi
pasien/ keluarga apabila ada
materi dalam video yang
kurang dipahami oleh pasien/ keluarga dengan penuh
antusias (Kompeten & akuntabel)
1. Membuat instrumen
wawancara dan kolom komentar di chanel youtube
Intrumen
ramah, senyum dan salam
wawancara Saya akan menerapkan sikap
setiap akan memulai edukasi
(Berorientasi pelayanan), mengedepankan sikap
menerima keluhan pasien/ keluarga (harmonis),
menyampaikan dengan penuh
tanggun jawab (Akuntabel)
Pada tahapan
implementasi ini mendukung
terwujudnya Visi
rumah sakit, yaitu
yaitu terwujudnya
Indonesia maju
yang berdaulat, mandiri, berkepribadian
Nilai kerja rumah
sakit yang
diterapkan adalah:
1. Tulus, yaitu keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif, dan responsif
2. Unggul, yaitu
Keinginan untuk
33
2. Melakukan Hasil wawancara Saya akan melakukan
Outputnya:
Terlaksananya
evaluasi hasil
kegiatan edukasi
DSME
menggunakan
media Video
dengan scanning
QR Code
wanwancara Rekaman suara atau video pendataan dengan penuh
berdasarkan
menjadi yang
tanggung jawab dan jujur
(Akuntabel), saya akan
bekerjasama dengan rekan
sejawat di ruangan dalam
pendokumentasiaan
(Kolaboratif). Saya akan
memperlakukan setiap pasien
dengan sikap yang baik tanpa
membeda-bedakan ras, agama suku dan budaya (Loyal)
gotong royong
Dan sejalan
dengan Misi
rumah sakit yaitu, peningkatan
kualitas manusia
Indonesia yang
Tinggi Maju dan
Sejahtera
terbaik dan menghasilkan
kualitas prima dalam pelayanan
3. Integritas, yaitu
Menggambarkan
kejujuran, amanah dan
menjungjung
3. Mengolah data
hasil wawancara Feedback dari pasien/ keluarga pasien
1. Adanya pertanyaan
secara langsung
2. Screencapture
kolom komentar
video di youtube
3. Rekaman audio
Saya berkomitmen akan
menghormati dan menerima
semua komentar maupun
masukkan dari pasien/ keluarga (Harmonis). Saya
akan berusaha memperbaiki
setiap kekurangan dalam
teknis pelaksanaan edukasi
dengan penuh kejujuran dan kerja keras (Akuntabel).
etika dalam
menjalankan tugas
34
4. Membuat laporan hasil evaluasi
1. Kritik, saran dan masukkan dari rekan sejawat
2. Testimoni kepala ruangan dan perawat
3. Dokumentasi
Saya akan memanfaatkan media youtube dengan kolom
komentar sebagai salah satu
evaluasi edukasi yang
disampaikan (Kompeten & Adaptif)
Saya akan menghormati dan menerima setiap kritik dan masukkan yang disampaikan
oleh mentor, kepala ruangan, pengawas ruangan, maupun
rekan sejawat (Harmonis), saya akan memperbaiki
kekurangan dengan teliti cermat dan penuh keseriusan
(Kompeten & Akuntabel)
35
3.8.Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
Judul Aktualisasi : Pembuatan Video Edukasi DigitalDiabetesSelfManagement
Education(DSME) Pada Pasien Post Rawat Dengan Diabetes
Di Ruang Fresia 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun
2022
Waktu Pelaksanaan : 15 Juli – 20 Agustus 2022
Tempat Pelaksanaan : Ruang Fresia 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
1 Pertemuan persiapan dengan mentor, kepala ruangan, pengawas ruangan, unit promosi kesehatan, dan hukmas
2 Penyusunan video DiabetesSelf ManagementEducation(DSME)
3 Uji coba video kepada pasien/ keluarga pasien
4 SosialisasiDiabetesSelfManagement Education(DSME) menggunakan
video dengan scaninng QR Code
kepada kepala ruangan dan rekan perawat ruangan
5 Implementasi DiabetesSelf ManagementEducation(DSME)
menggunakan video dengan scanning
QR Code kepada pasien/ keluarga pasien
6 Evaluasi pelaksanaan DiabetesSelf ManagementEducation(DSME)
menggunakan video dengan scanning
QR Code
36
No Kegiatan Juli Agustus 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Tabel 3.5 Rencana Jadwal Kegiatan
3.9.Pihak yang terlibat
Tabel 3.6 Tabel Pihak yang terlibat
No Pihak terlibat Peran
1 Mentor Berperan dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi sebagai pemberi motivasi dan arahan dalam setiap kegiatan yang dilakukan penulis
2 Coach Berperan dalam meningkatkan kompetensi peserta dalam merancang dan melaksanakan aktualisasi, serta memberikan arahan dan masukan yang membangun bagi penulis
3 Pengawas Berperan dalam memberikan motivasi, gagasan dan penyelesaian permasalah serta hambatan selama aktualisasi
4 Kepala Ruangan Berperan dalam pelaksanaan aktualisasi di ruangan sebagai pemberi motivasi juga ikut serta dalam pengarahan kegiatan sosialisasi
5 Unit Promkes Berperan sebagai pemberi arahan dan masukan terkait media edukasi yang akan di publikasi
6 Teman Sejawat Berperan dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi sebagai pendukung dan memberikan feedback pada proses sosialisasi edukasi serta sebagai pemberi edukasi terhadap pasien dan keluarga pasien
7 Pasien dan keluarga Berperan sebagai penerima edukasi yang akan memberikan feedback sebagai perbaikan pelayanan kedepannya
37
DAFTAR PUSTAKA
Habibah, Ummu, dkk.. 2019. HealthCare:Jurnal Kesehatan, 8(2), 23- 28, Tahun 2019. Pengaruh Diabetes Self Management Education (Dsme) Dengan Metode Audiovisual
Terhadap Self Care Behavior Pasien Diabetes Melitus. Diakses 06 Juli 2022, DOI
https://doi.org/10.36763/healthcare.v8i2.53
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Manajemen ASN; Aktualisasi. Modul Pelatihan Dasar
Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
Lembaga Admistrasi Negara. 2021. Berorientasi Pelayanan; Akuntabel; Kompeten; Harmonis; Loyal; Adaptif; Kolaboratif. Nilai-Nilai Dasar ASN BerAKHLAK pada Modul
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil, Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
Lilik Umaroh. 2017. Pengaruh Diabetes Self Management Education (DSME) melalui media kalender terhadap kepatuhan perawatan kaki klien diabetes melitus tipe 2 di Balai pengobatan Muhammadiyah lamongan. Surabaya:
Kementerian Kesehatan RI. 2020. InfoDATIN Tetap Produktif, Cegah dan atasi Diabetes Melitus. Direktorat Pencegah dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Badan Litbangkes. Diakses pada 07 Juli 2022, dari :
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/Infodatin-2020Diabetes-Melitus.pdf
Kurniawati, Trina, dkk.. 2019. Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol XII, No II, Tahun 2019. Pengaruh Diabetes SelfManagementEducation(DSME) terhadap SelfManagement pada Pasien Diabetes Mellitus: quasi experimental. Diakses 05 Juli 2022, DOI : https://doi.org/10.48144/jiks.v12i2.174
web.rshs.or.id. 2022. Awal Pembangunan dan Pengembangan Rumah Sakit, Diakses pada 05 Juli 2022, dari
https://web.rshs.or.id/tentang-kami/sejarah/awal-pembangunandan-pengembangan-rumah-sakit/
38
39
LAMPIRAN
Lampiran 1. Bimbingan bersama Mentor
Gambar 1. Pembuatan Kontrak waktu Konsultasi
Gambar 2. Proses bimbingan dengan mentor via Zoom : Pengajuan Isu di Unit Kerja
40
Gambar 3. Proses bimbingan secara langsung dengan Mentor: Perbaikan Pemilihan Isu Unit kerja
Gambar 4. Bimbingan kepada mentor via Whatsapp : Pengambilan data dan persetujuan Isu yang diambil di unit kerja
41
Gambar 4. Bimbingan dengan Kepala Ruangan : Pengambilan data pemilihan Isu Unit kerja
42
Lampiran 2. Bimbingan Bersama Coach
Gambar 5. Choaching ke-1
Gambar 6. Choaching ke-2
43
Gambar 7. Choaching Ke-3
44
Lampiran 3. Lembar konsultasi
Lembar konsultasi dengan mentor
45
Lembar konsultasi dengan Kepala Ruangan
46
Lembar konsultasi dengan Kepala Ruangan
47
Lembar konsultasi dengan mentor