PenatalaksanaanKecemasan Pd Pasien Paliatif Dgn Teknik Seft (Spiritual Emotional Freedom Technique)

Page 1

LAPORAN SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 7

OPTIMALISASI PENATALAKSANAAN KECEMASAN PADA PASIEN PALIATIF

DENGAN TEKNIK NONFARMAKOLOGI MELALUI PEMBUATAN SOP DAN MEDIA

EDUKASI VIDEO TERAPI SEFT (SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE)

DI RUANG RAWAT INAP OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

TAHUN 2022

DISUSUN OLEH :

Aresta Prasiwi Abrar, S.Kep.,Ns

NIP. 199407202022032002

BAPELKES CIKARANG

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

2022

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI

OPTIMALISASI PENATALAKSANAAN KECEMASAN PADA PASIEN PALIATIF DENGAN TEKNIK

SEFT (SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE) DI RUANG RAWAT INAP OBSTETRI

DAN GINEKOLOGI RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

TAHUN 2022

Telah diseminarkan, Tanggal 25 JuLI 2022, di Bapelkes Cikarang

Coach Mentor

Agus Dwinanto, SAP, MM

NIP.197708282003121003

Titin Mulyati,Skp,M.Kep

NIP. 199601021990032001

Penguji Erlinawati Pane, SKM, MKM

NIP. 19722022011994022001

ii

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena atas berkat, rahmat dan ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan seminar rancangan aktualisasi dengan judul “Optimalisasi Penatalaksanaan Kecemasan Pada Pasien Paliatif dengan Terapi

Nonfarmakologi Melalui Pembuatan SOP dan Media Edukasis Video Teknik SEFT (Spritual Emotional Freedom Technique) di Ruang Rawat Inap Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022” . Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan seminar rancangan aktualisasi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak dr. Azhar Jaya, SKM., MARS selaku Direktur Utama RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

2. Ibu Fatrisia Madina, S.Kp., MM selaku Kepala Bidang Perawatan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

3. Ibu Windy Natasya Al Baihaqi,M.Kep,Ns.,Sp.Kep.,Mat S.Kep., Ners selaku Kepala Ruangan Obstetri dan Ginekologi Alamanda RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

4. Ibu Titin Mulyati, S.Kp, M.kep selaku Mentor yang senantiasa memberikan ilmu, arahan, motivasi, dan bimbingannya selama proses kegiatan aktualisasi ini.

5. Bapak Agus Dwinanto,SAP, MM selaku Coach yang senantiasa memberikan ilmu, arahan, motivasi, dan bimbingannya selama proses kegiatan aktualisasi ini.

6. Rekan-rekan yang senantiasa memberikan dukungannya kepada penulis.

7. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan rancangan seminar aktualisasi.

Semoga segala bimbingan, bantuan dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis selama ini dibalas dengan beribu kebaikan dan ridha dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Bandung, 22 Juli 2022

Penulis,

Aresta Prasiwi Abrar, S.kep.,Ns

NIP. 199407202022032002

iii KATA PENGANTAR
iv DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................ii KATA PENGANTAR........................................................................................... iii DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv BAB ⅠPENDAHULUAN .....................................................................................6 1.1 Latar Belakang 6 1.2 Tujuan................................................................................................... 7 1.3 Ruang Lingkup........................................................................................ 8 1.4 Manfaat Rancangan Aktualisasi 8 BAB II PROFIL INSTANSI................................................................................9 2.1 Profil RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung...................................................... 9 2.2 Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 9 2.3 Nilai-nilai organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung ............................... 9 2.4 Tugas dan Fungsi Organisasi...................................................................11 2.5 Struktur organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 12 2.6 Profil Ruang Rawat Inap Obstetri dan Ginekologi Alamanda.......................12 2.7 Struktur Organisasi Ruang Rawat Inap Obstetri dan Ginekologi Alamanda...13 2.8 Profil Peserta dan Rincian Tugas Peserta 13 2.9 Nilai-nilai dasar ASN...............................................................................15 2.10 Peran dan Kedudukan ASN .....................................................................17 BAB III RANCANGAN AKTUALISASI .............................................................19 3.1 Identifikasi Isu.......................................................................................19 3.2 Dampak Isu...........................................................................................26 3.3 Keterkaitan Isu terhadap pembelajaran agenda 3 27 3.4 Pemilihan dan penapisan isu...................................................................29 3.5 Latar Belakang Pamilihan Isu..................................................................30 3.6 Penyebab Isu 33 Gambar 3.1 Diagram Fishbone .........................................................................33 3.7 Gagasan Pemecahan Isu.........................................................................33 3.8 Keterkaitan penyebab isu dengan kedudukan dan peran asn untuk mendukung terwujudnya Smart Governance. ...........................................34
v 3.9 Alternatif Pemecahan Masalah Sebagai Gagasan kreatif.....Error! Bookmark not defined. BAB IV RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI .................................................36 4.1 Matriks Rancangan Aktualisasi 36 4.2 Rencana Pelaksanaan kegiatan aktualisasi................................................49 4.3 Aktor yang terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi...................................50 DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................51

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aparatur pemerintah atau ASN merupakan figur sentral dan mengemban peran penting dalam pelaksanaan pelayanan publik maupun kegiatan pemerintahan dan pembangunan. Dalam menjalankan fungsinya, ASN berkedudukan sebagai unsur

aparatur negara, Melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan dan Harus bebas dari pengaruh atau intervensi golongan/partai politik. Fungsi dan peran

tersebut dilaksanakan oleh seluruh ASN tidak terkecuali di lingkungan Kemeterian Kesehatan.

Berdasarkan UU no 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara di jelaskan

bahwa Aparatur Sipil Negara (ASN) terdiri atas Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai

Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) yang bekerja pada instansi pemerintah.

Aparatur sipil negsrs (ASN) memiliki peran mulai dari perumusan kebijakan sampai

dengan implementasi kebijakan dari berbagai sektor pembangunan. Untuk

menjalankan peran tersebut perlu dilaksanakan pembinaan melalui jalur pelatihan

sesuai dengan UU No. 5 tahun 2014,yang menyebutkan bahwa calon PNS wajib

menjalani masa percobaan, masa percobaan yang dimaksud dilaksanakan melalui

proses pendidikan dan pelatihan yang terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat nasionalisme dan kebangsaan, serta membentuk karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab serta profesionalisme pada kompetensi bidang yang di miliki dalam menjalankan tugasnya.

Pelatihan dasar CPNS menuntut setiap peserta untuk dapat

mengaktualisasikan materi pembelajaran nilai-nilai dasar ASN yaitu BerAkhlak

(Berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, harmonis dan kolaboratif) dan Mewujudkan Smart Governance yaitu tata kelola pemerintahan

yang cerdas bertujuan untuk mewujudkan peningkatan kinerja pelayanan publik, kinerja birokrasi pemerintah, dan kinerja efisiensi kebijakan publik. Setiap peserta

pelatihan dituntut untuk mampu mengaktualisasikan substansi materi pembelajaran

yang telah dipelajari tersebut melalui proses pembiasaan diri dalam pembelajaran

6

agenda habituasi, yang termasuk di dalamnya kegiatan aktualisasi. Melalui kegiatan

aktualisasi ini diharapkan dapat membentuk kemampuan peserta pelatihan dasar dalam melihat isu-isu atau masalah dengan perspektif luas serta mewujudkan

gagasan-gagasan/ ide kreatif yang berlandaskan SMART ASN pada masing-masing instansi dan satuan kerja.

Laporan kegiatan rancangan aktualisasi ini bersumber dari sasaran kerja

pegawai (SKP), Yaitu penugasan khusus dari atasan atau kegiatan lain yang mendapatkan persetujuan dari atasan langsung dan atau kombinasi diantaranya.

Kegiatan yang dilakukan bersumber dari identifikasi suatu kondisi yang terjadi di satuan kerja sebagai isu yang harus ditemukan penyelesaiannya melalui gagasangagasan/ ide kreatif dan inovatif.

1.2 Tujuan

1.2.1.Tujuan Umum

Peserta mampu memahami dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN yaitu

BerAkhlak (Berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, harmonis dan kolaboratif). Serta dapat mengetahui kedudukan, peran dan fungsi ASN dalam

NKRI sebagai pelayan publik, pelaksana kebijakan, serta perekat dan pemersatu bangsa dalam mewujudkan SMART Governance. Melakukan habituasi melalui kegiatan pembuatan prosedur SOP terhadap optimalisasi penatalaksanaan pasien paliatif di Ruang Rawat Inap Obstetri Dan Ginekologi RSU Dr. Hasan Sadikin bandung Tahun 2022.

a. Mampu mengidentifikasi isu-isu yang ada di unit dan lingkungan kerja.

b. Mampu menganalisis dan melakukan penapisan isu dengan metode AKPL atau USG.

c. Mampu menganalisis dampak apabila masalah tidak terselesaikan.

d. Mampu merancang gagasan-gagasan dan kegiatan yang inovatif dan kreatif dalam pemecahan isu yang diprioritaskan dengan mengimplementasikan nilai-nilai BerAkhlak yaitu dengam membuat prosedur SOP Teknik seft dalam

7
1.2.2. Tujuan Khusus

penatalaksanaan kecemasan pasien paliatif di Ruang Rawat Inap Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Hasan sadikin bandung Tahun 2022.

1.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup kegiatan aktualisasi ini meliputi kegiatan Perawat Ahli-Pertama di Rumah Sakit Umum Pusar Dr Hasan Sadikin Bandung sebagai CPNS (Calon pegawai

negeri sipil) dilingkungan Kementerian Kesehatan dengan menerapkan nilai-nilai

dasar ASN yaitu yaitu BerAkhlak (Berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, harmonis dan kolaboratif) dan mewujudkan SMART Governance yang berumber dari SKP dan atau penugasan atasan dan program yang menjadi inovasi.

1.4 Manfaat RancanganAktualisasi

1.4.1 Bagi Penulis

Penulis dapat mengaktualisasikan nilai – nilai dasar ASN, kedudukan dan peran ASN

dalam NKRI yang akan menciptakan ASN yang professional dengan mengutamakan

pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif dan kolaboratif. Sehingga

dengan internalisasi tersebut diharapkan tercipta peningkatan mutu pelayanan dan kepercayaan masyarakat.

1.4.2

Meningkatkan sumber daya manusia khususnya perawat di di Ruang Rawat Inap

Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Hasan dengan selalu mengikuti perkembangan teknologi informasi dan memberikan pelayanan prima dan mempu memenuhi

kebutuhan masyarakat. Membentuk unit kerja yang kondusif dalam melayani

masyarakat serta meningkatkan lingkungan kerja yang akuntabel yang

memungkinkan satuan kerja dapat mencapai visi, misi, memberikan inovasidan

meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.

1.4.2 Bagi Instansi

Dengan tersusunnya rancangan aktualisasi diharapkan dapat menambah

kepustakaan Bapelkes, khususnya sebagai bukti terselenggaranya pelatihan dasar

CPNS Kementerian Kesehatan sesuai dengan kegiatan pembelajaran.

8
Bagi Satuan Kerja

BAB II PROFIL INSTANSI

2.1 Profil RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung

Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin bandung adalah rumah sakit tipe A dan merupakan

rumah sakit rujukan nasional di Provinsi Jawa Barat. Sebagai Rumah Sakit kelas A dan terbesar di Jawa Barat, RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung memiliki fungsi sebagai Rumah Sakit Rujukan

Nasional yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri No. HK.02.02/MENKES/390/2014

tentang Pedoman Penetapan Rumah Sakit Rujukan Nasional, menampung tujuh Rumah Sakit

Regional di Jawa Barat dan menjadi Rumah Sakit Rujukan Bencana Nuklir Nasional. RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung berlokasi di Jalan Pasteur No. 38 Kota Bandung. Saat ini, RSUP Dr. Hasan

Sadikin Bandung memiliki enam layanan unggulan terdiri atas Pelayanan Jantung Terpadu, Pelayanan Onkologi, Pelayanan Infeksi, Bedah Minimal Invasif, Kedokteran Nuklir, dan Transplantasi Ginjal (Kanal RSHS, 2021).

2.2 Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

2.2.1

Visi

Visi RSUP Dr. Hasan Sadikin mengacu pada visi Pemerintah Kabinet Indonesia maju yaitu

Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian, Berlandaskan Gotong Royong.

2.2.2

Misi

Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera

2.3 Nilai-nilai organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin memiliki nilai-nilai organisasi yaitu “PAMINGPIN PITUIN” dengan penjelasan sebagai berikut :

Kepemimpinan : Nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talentatalenta terbaik di bidangnya

Profesional : Nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui perjalanan kemitraan dan menguasai standar.

Inovatif : Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan.

9

Tulus : Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif dan responsif.

Unggul : Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima.

Integritas : Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas.

Selain tata nilai filosofis, RSHS memiliki janji pelayanan kesehatan yaitu SIGAP:

a. Senyum-Sapa-Salam-Sopan-Santun (5S)

b. Inovatif dalam berkarya

c. Gelorakan Semangat Pelayanan Prima

d. Amanah Menjaga Keselamatan Pasien

e. Peduli, Perhatian dan Perasaan

Terdapat juga nilai – nilai yang dianut dalam pelayanan, yaitu

PRIMA:

P : Profesional

Memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan dengan kualitas yang terbaik (prima) disertai kompetensi dalam disiplin ilmu yang mendasarinya

R : Respek

Pelayanan yang prima akan dapat diberikan apabila dilandasi oleh rasa saling hormat menghormati diantara anggota tim pemberi pelayanan kesehatan. Pelayanan yang prima tidak hanya ditentukan oleh satuprofesi, tetapi oleh semua profesi yang terlibat dalam tim pelayanan kesehatan.

I : Integrasi

Bertindak terintegrasi sesuai dengan nilai – nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik farmasi.

M : Manusiawi

Menganggap setiap individu atau manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang mulia. Oleh karena itu harkat dan martabat mereka harus dijunjung tinggi.

A : Amanah

Melaksanakan dengan sungguh – sungguh segala hal yang dipercayakan oleh negara dan masyarakat, khususnya dalam memberikan pelayanan, pendidikan, dan penelitian kesehatan.

10

Adapun motto pelayanan pada RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu:

“Kesehatan Anda Menjadi Prioritas Kami”

2.4 Tugas dan Fungsi Organisasi.

Tugas RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu Menyelenggarakan pelayanan kesehatan perseorangan secara paripurna. Dalam hal ini, RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung menyelenggarakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu danberkesinambungan dengan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan, pendidikan dan penelitian serta upaya lainnya sesuai kebutuhan. Fungsi dari RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu

1. Pelayanan medis dan penunjang medis.

2. Pelayanan keperawatan dan asuhan keperawatan.

3. Pelayanan rujukan.

4. Pelayanan umum dan operasional penunjang non medis.

5. Pengelolaan sumber daya manusia rumah sakit

6. Pelayanan administrasi dan keuangan.

7. Pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan serta pengembangan sumber daya manusia

8. Penelitian dan pengembangan.

11
:

2.5 Struktur organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Struktur organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu :

Gambar

2.1 Struktur organisasi RSUP Dr. hasan Sadikin Bandung

2.6 Profil Ruang Rawat Inap Obstetri dan Ginekologi Alamanda

Ruang rawat inap alamanda terdiri dari dua tempat perawatan, yaitu ruang rawat inap alamanda A dan ruang rawat inap alamanda B. Ruang rawat inap Alamanda A merupakan ruang perawatan khusus ibu hamil dan melahirkan dengan berbagai indikasi pada kehamilannya. Selain itu, bayi yang diroominginbersama ibunya akan di rawat di ruangan ini. Ruang rawat inap Alamanda B merupakan ruang perawatan khusus pasien-pasien dengan kelainan sistem reproduksi. Ruang Alamanda B juga

memfasilitasi perawatan bagi pasien-pasien paliatif dan pasien-pasien yang memerlukan perawatan kemoterapi. Ruang perawatan ini terdiri dari ruang

pelayanan kelas I, II, dan III serta ruang highcareunit. Masing-masing Ruangan terbagi benjadi 2 wing yaitu untung pasieng obstetri dan ginekologi. Adapun fasilitas

ruangan terdiri dari nursestation, toilet untuk staff, ruang status, dispensing, ruang tindakan/ ruang observasi, ruang alat, gudang, dan ruang kepala serta wakil kepala ruangan.

12

2.7 Struktur Organisasi Ruang Rawat Inap Obstetri dan Ginekologi Alamanda

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Alamanda

Kepala Instalasi Rawat Inap

KA Sub Instalasi Rawat Inap Pengawas Pelayanan Perawatan

Kepala Ruangan

Kepala Bidang Keperawatan

TIM 1

Wakil Kepala Ruangan

TIM 2

Pekarya Penata Jasa

2.8 Profil Peserta dan Rincian Tugas Peserta

Nama : Aresta Prasiwi Abrar, S.Kep.,Ns

NIP : 199407202022032002

Jabatan/ Golongan : Perawat Ahli Pertama / IIIb

Unit Kerja : RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Instansi : Kementerian Kesehatan RI

Saat ini, peserta terdaftar sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di bawah Direktorat Jenderal Pelayanan

Kesehatan pada unit kerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Bandung terhitung mulai

tanggal 01 Maret 2022 sebagai Perawat Ahli Pertama di bawah Bidang Keperawatan dan

13

sekarang bekerja di unit kerja Ruang Rawat Inap Obstetri dan Ginekologi Alamanda.

Dalam pelaksanaan aktualisasi, peserta mengacu kepada Sasaran Kinerja Pegawa (SKP)i meliputi :

1. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi

pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi

2. Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan

3. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan

keperawatansebagai ketua tim/perawat

4. Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan

fungsiketenagaan perawat

5. Melaksanakan case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu

6. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu

7. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjutan

8. Merumuskan diagnosa keperawatan kepada individu

9. Membuat prioritas diagnose keperawatan dan masalah keperawatan

10. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu

11. Melakukan komunikasi therapeutic dalam pemberian asuhan keperawatan

12. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area

medikal bedah

13. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu

14. Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi

gawatdarurat/bencana/kritikal

15. Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi

kehilangan,berduka atau menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan

16. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi

17. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi

18. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi

19. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur

20. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri

21. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu

22. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan oksigenasi kompleks

14

23. Melakukan komunikasi dengan klien dengan hambatan komunikasi

24. Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukantindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien

25. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu

26. Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala

27. Melakukan perawatan luka

28. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan padaindividu

29. Melaksanakan manajemen surveilans HAIs sebagai upaya pengawasan resikoinfeksi dalam upaya preventif pada pelayanan keperawatan

30. Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/unit/fasilitaskesehatan

31. Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter

32. Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar padapasien/petugas/pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi

33. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu.

2.9 Nilai-nilai dasar ASN

Nilai-nilai dasar ASN jika diakronimkan menjadi BerAKHLAK, yaitu Berpartisipasi

pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif (LAN,2021). Dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Berpartisipasi Pelayanan

Nilai Berorientasi pelayanan merupakan kemampuan yang harus dimilikisebagai seorang ASN dalam upaya memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat, mempunyai sikap ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan,serta melakukan perbaikan tiada henti. Sesuai dengan tugas dan fungsi ASN dalam undang-undang

no.5 tahun 2014 yaitu seorang ASN mempunyai fungsi sebagai pelayan pubik.

Dalam memberikan pelayanan public, seorang ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya secara profesioanl dan berkualitas sesuai kode etik dan kode perilaku ASN (LAN

15

RI, 2021).

2. Akuntabel

Nilai Akuntabel merupakan nilai seorang ASN dalam menjalankan tugasnya Dalam

konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi; Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien; Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya (LAN RI, 2021)

3. Kompeten

Nilai kompeten dalam core values ASN BerAKHLAK yaitu kemampuan untuk meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah, membantu orang lain belajar serta selalu melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik. Dalam meningkatkan kompetensi diri seorang ASN, diantaranya mampu

memanfaatkan sumber keahlian pakar/konsultan yang dimiliki diunit kerja maupun tempat lain, merubahn mindset dan pola pikir serta melakukan jejaring formal/informal didalam maupun diluar organisasi. Membantu orang lain belajar sebagai contoh aktif dalam mengakses dan mentransfer pengetahuan serta aktif dalam knowledge fairs and open forums serta semangat berkarya untuk melaksanakan tugas terbaik (LAN RI,2021).

4. Harmonis

Nilai Harmonis pada ASN, dapat ditunjukan dengan menghargai setiap orang apapun latar belakangnya,suka menolong orang lain, dan membangun lingkungan kerja yang kondusif. Dalam melayani seorang ASN dituntut harus menjalankan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan serta menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya (LAN RI, 2021).

5. Loyal

Loyal dapat didefinisikan sebagai bentuk perilaku dalalm berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara. Panduan perilaku sikap loyal yaitu dengan memegang teguh ideology pancasila, UUD 1945, setia kepada NKRI

16

serta pemerintahan yang sah, menjaga nama baik sesama ASN pimpinan instansi dan Negara, serta menjaga rahasia jabatan dan Negara. Nilai loyal sebagai ASN dapat dimaknai dengan komitmen, dedikasi, kontribusi, nasionalisme dan pengabdian (LAN RI, 2021).

6. Adaptif

Adaptif dapat dimaknai sebagai adaptasi yaitu suatu proses yang menempatkan manusia yang berupaya mencapai tujuan-tujuan atau kebutuhan untuk menghadapi lingkungan dan kondisi yang berubah-ubah agar tetap bertahan. Nilai adaptif sebagai ASN diantaranya adalah cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan, terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas dan bertindak secara proaktif (LAN RI, 2021).

7. Kolaboratif

Kolaboratif adalah nilai yang dihasilkan dari dua atau lebih banyak aliansi yang bertujuan untuk menjadi lebih kompetitif dengan mengembangkan rutinitas

secara bersama. Nilai kolaboratif sebagai seorang ASN dapat ditunjukkan dengan memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi, terbuka dalam

bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah serta mampu menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama (LAN RI, 2021).

2.10 Peran dan Kedudukan ASN

1. Manajemen ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Pegawai ASN berkedudukan sebagai

aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka

Pegawai ASN berfungsi sebagai Pelaksana kebijakan publick, Pelayan publik dan Perekat dan pemersatu bangsa. Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya dengan baik dapat meningkatkan produktivitas, menjamin

17

kesejahteraan ASN dan akuntabel. Profesi ASN berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam menyelenggarakan tugasnya pada birokrasi pemerintahan.

2. Smart ASN

Dalam rangka mewujudkan smart Governance, Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut untuk menjadi seorang SMART ASN. Kriteria Smart ASN adalah

mempunyai integritas, jiwa nasionalisme, profesional, keramahtamahan (Hospitality), berwawasan global, bahasa asing, Kemampuan IT, serta jejaring kerja alias networking dan enterpreneurship. Sesuai dengan visi presiden dalam

pembangunan SDM dengan percepatan peningkatan kualitas SDM demi terwujudnya smart governance. Smart governance adalah mewujudkan tata kelola

ASN menuju pegawai ASN yang mempunyai wawasan literasi digital dengan birokrasi bertaraf dunia. Sebagai seorang ASN dituntut untuk memiliki kecakapan literasi digital yang bagus, tidak hanya mampu mengoperasikan gawai melainkan juga mampu mengoperasikan perangkat digital serta bermedia digital dengan

memperhatikan etika dalam penggunaan teknologi dan komunikasi. Dalam menggunakan media digital beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu kemampuan dalam menyadari, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan dan mengembangkan tata kelola etika bermedia social dalam kehidupan sehari-hari dengan menerapkan digital skill, digital culture, digital ethics, dan digital safety (LAN R1,2022).

18

BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Identifikasi Isu

Berikut ini beberapa isu yang ditemukan penulis dalam melakukan tugas jabatan sebagai perawat ahli pertama di Ruang Rawat inap Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

Tabel 3.1 Penjelasan butir Tugas dan Fungsi sesuai SKP No. Kegiatan Tugas Pokok Jabatan

1. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/intra/post Operasi

2. Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan

3. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua tim/perawat

4. Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaan perawat

5. Melaksanakan case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu

6. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu

Kondisi saat ini Kondisi yang

diharapkan

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilaksanakan secara EMedical Record

Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP

Tidak ada data

Tidak ada data

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP

19

7. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjutan

8. Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu

9. Membuat prioritas diagnosa keperawatan dan masalah keperawatan

10 Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan)

Tindakan

11 Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan

12 Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medical

Bedah

13 Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP

14 Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi

gawat darurat/bencana/kritikal

15 Memberikan dukungan/fasilitasi

kebutuhan spiritual pada kondisi

kehilangan, berduka atau

menjelang ajal dalam pelayanan

Keperawatan

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP

Belum dilakukan secara optimal, terutama terkait penatalaksanaan kecemasan pada pasien paliatif.

Dilakukan optimalisasi penatalaksanaan kecemasan dengan identifikasi tingkat kecemasan pasien.

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP

Tidak ada data Tidak ada data

20

16

Melakukan tindakan

keperawatan pemenuhan

kebutuhan nutrisi

17 Melakukan tindakan

keperawatan pemenuhan

kebutuhan eliminasi

18 Melakukan tindakan

keperawatan pemenuhan

kebutuhan mobilisasi

19 Melakukan tindakan

keperawatan pemenuhan

kebutuhan istirahat dan tidur

20 Melakukan tindakan pemenuhan

kebutuhan kebersihan diri

21 Melakukan tindakan pemenuhan

kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu

Sudah dilakukan Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilakukan Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilakukan Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilakukan Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilakukan Dilaksanakan sesuai SOP

Belum dilakukan secara optimal terkait penatalaksaan kecemasan pasien.

Tersedianya terapi nonfarmakologi Teknik

22 Melakukan tindakan pemenuhan

kebutuhan oksigenasi kompleks

23 Melakukan komunikasi dengan

klien dengan hambatan

Komunikasi

24 Melakukan pemantauan atau

penilaian kondisi pasien selama

dilakukan tindakan keperawatan

spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien

25 Melakukan evaluasi tindakan

keperawatan pada individu

26 Melakukan penatalaksanaan

manajemen gejala

Sudah dilakukan Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilakukan Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilakukan Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilakukan Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah silakukan

Dilaksanakan sesuai SOP

21
seft untuk penatalaksanaan kecemasan pasien

27 Melakukan perawatan luka Sudah dilakukan Dilaksanakan sesuai SOP

28 Melakukan support kepatuhan

terhadap intervensi kesehatan

pada individu

29 Melaksanakan manajemen

surveilans HAIs sebagai upaya

pengawasan resiko infeksi

dalam upaya preventif pada

pelayanan keperawatan

30 Melakukan pengorganisasian

pelayanan keperawatan antar shift/unit/fasilitas kesehatan

31 Melakukan konsultasi

keperawatan dan kolaborasi dengan dokter

32 Melakukan upaya peningkatan

kepatuhan kewaspadaan

standar pada

pasien/petugas/pengunjung

sebagai upaya pencegahan

Infeksi

33 Melakukan pendidikan

kesehatan pada

individu, kelompok dan masyarakat.

Sudah dilakukan Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilakukan Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilakukan Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilakukan Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilakukan Dilaksanakan sesuai SOP

Belum adanya media

edukasi terkait

Terapi

nonfarmakologi

Teknik SEFT

terhadap

penatalaksanaan

kecemasan pasien.

Terdapat media edukasi

Teknik seft dalam

bentuk video terkait

penatalaksanaan

kecepamasan pada pasien.

22

Berdasarkan environmental scanning di Ruang Rawat Inap Obstetri dan Ginekologi

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung tanggal 27 Mei - 20 Juni Tahun 2022 didapatkan beberapa rumusan identifikasi isu sebagai berikut :

1. Belum optimalnya penatalaksaan kecemasan dengan terapi nonfarmakologi teknik seft pada pasien paliatif di Ruang Rawat Inap Obstetri dan Ginekologi

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022.

Data:

Permasalahan yang sering muncul ataupun terjadi pada pasien dengan perawatan paliatif meliputi masalah psikologi, masalah hubungan sosial, konsep diri, masalah dukungan keluarga serta masalah pada aspek spiritual (Campbell, 2013). Masalah psikologi yang paling sering dialami pasien paliatif adalah kecemasan. Hal yang menyebabkan terjadinya kecemasan ialah diagnosa penyakit yang membuat pasien takut sehingga menyebabkan kecemasan bagi pasien maupun keluarga (Misgiyanto & Susilawati, 2014).

Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang diseratai oleh respon otonom, perasaan takut yang disebabkan olehantisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan tanda waspada yang member tanda individu akan adanya bahaya dan mampukah individu tersebut mengatasinya (NANDA 2015).

Kecemasan pada pasien paliatif salah satunya dengan penyakit kanker serviks yaitu muncul akibat perasaan yang tidak pasti akan prognosa penyakit, keluhan nyeri yang dirasakan, pemeriksaan diagnostik yang dilakukan, dan pengobatan yang dijalani terhadap pemulihan kondisi terutama pada pasien stadium lanjut (Wulandari, Effendy, & Nisman, 2017).

Prevalensi terkait gangguan kecemasan di Indonesia menurut hasil Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 menunjukkan bahwa

sebanyak 6% populasi usia 15 tahun ke atas sekitar 14 juta penduduk di Indonesia mengalami gangguan mental emosional yang bermanifestasi

sebagai gangguan kecemasan dan depresi. Salah satu penyakit yang

diketahui dapat menyebabkan gangguan cemas adalah kanker. Gangguan

cemas pada pasien kanker dapat menyebabkan gangguan kualitas hidup.

Keluhan yang sering ditemukan pada seseorang yang mengalami ansietas/kecemasan antara lain sebagai berikut : khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, dan mudah tesinggung, Merasa tegang, tidak

23

tenang, gelisah, dan mudah terkejut,Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang, Gangguan pada pola tidur dan muncul mimpi yang menegangkan, Keluhan somatik, misalnya terjadi rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran berdenging (tiritus), berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan perkemihan, dan sakit kepala (Universitas Indonesia, 2016).

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan pasien di Ruang Rawat

Inap Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Hasan sadikin bandung pada tanggal 20 Juni- 23 Juni Tahun 2022 didapatkan data bahwa 5 dari 8 pasien pasien paliatif mengalami gangguan kecemasan.

2. Belum optimalnya perawat dalam memberikan edukasi alur perawatan pasien paliatif di RuangRawat Inap Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022.

Data :

Pada pelayanan paliatif, pasien memiliki peran yang penting dalam membuat keputusan yang akan diambil. Tujuan pelayanan paliatif bagi setiap pasien berbeda dan dibuat dengan memperhatikan hal yang ingin dicapai oleh pasien bila memungkinkan, hal ini biasanya disampaikan dalam bentuk fungsi tubuh misalnya “Aku ingin bisa melakukan….atau kejadian penting misalnya Aku ingin melihat anakku menikah”. Secara umum pelayanan paliatif bertujuan untuk menghilangkan nyeri dan gejala lain, meningkatkan kualitas hidup, memberikan dukungan psikososial dan spiritual serta memberikan dukungan kepada keluarga selama pasien sakit dan selama masa dukacita.

Pelayanan paliatif dimulai sejak diagnosis kanker ditegakkan bila didapatkan satu atau lebih kondisi di bawah ini :Nyeri atau keluhan fisik lainnya yang tidak dapat diatasi ,Stres berat sehubungan dengan diagnosis atau terapi kanker, Penyakit penyerta yang berat dan kondisi sosial yang diakibatkannya, Permasalahan dalam pengambilan keputusann tentang terapi yang akan atau sedang dilakukan, Pasien/keluarga meminta untuk dirujuk ke perawatan paliatif. Angka harapan hidup < 12 bulan (ECOG > 3 atau kanofsky < 50%, metastasis otak, dan leptomeningeal, metastasis di cairan interstisial, vena cava superior sindrom, kaheksia, serta kondisi berikut bila tidak dilakukan tindakan atau tidak respon terhadap tindakan yaitu: kompresi tulang belakang,

24

bilirubin ≥2,5 mg/dl, kreatinin ≥3 mg/dl ). *tidak berlaku pada pasien kanker anak.

Dalam mencapai tujuan pelayanan paliatif pasien kanker, yaitu mengurangi penderitaan pasien , beban keluarga, serta mencapai kualitas hidup yang lebih baik, diperlukan sebuah tim yang bekerja secara terpadu Berdasarkan hasil observasi di Ruang Rawat Inap Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Hasan sadikin bandung pada Bandung tanggal 20 Juni- 23 Juni Tahun 2022 Tahun 2022 didapatkan data bahwa terdapat leaflet mengenai alur perawatan pasien palliative,namun terkadang perawat kurang memberikan penjelasan terkait isi leaflet kepada pasien dan keluarga.

3. Belum optimalnya sosialisasi dan edukasi kepada keluarga sebagai support system pada pasien paliatif dengan penyakit kanker dalam meningkatkan kualitas hidup pasien di Ruang Rawat Inap Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022.

Data :

Perawatan paliatif adalah perawatan yang berpusat pada pasien dan keluarga dengan pendekatan yang dapat meningkatkan kualitas hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga dengan penyakit yang mengancam

jiwa.(Steele & Davies, 2015; WHO, 2018) Perawatan ini mencegah dan mengurangi penderitaan melalui identifikasi awal, penilaian yang benar dan perawatan rasa sakit dan masalah lain, baik fisik, psikososial atau spiritual. (WHO, 2018).

Pada ranah global, setiap tahun diperkirakan 40 juta orang membutuhkan

perawatan paliatif, 78% di antaranya tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Namun, hanya sekitar 14% orang yang membutuhkan

perawatan paliatif saat menerimanya.(WHO, 2018) Orang yang membutuhkan

perawatan paliatif adalah orang yang mempunyai penyakit yang mengancam

jiwa, diantaranya meliputi kanker, penyakit neuron motorik, multiple sclerosis, advanced demensia, penyakit jantung, paru-paru atau ginjal tahap akhir, dan diagnosis lain yang mempunyai batas perkiraan hidup.(Hammill, 2018).

The Psychosocial Collaborative Oncology Group (PSYCOG) mengidentifikasi

gangguan psikiatri pada penderita kanker sebesar 47% yang meliputi depresi dan ansietas (68%), depresi major (13%), gangguan mental organik (8%), dan gangguan kepribadian (7%). Efek negatif dari penderita kanker serviks yang

25

depresi dan ansietas adalah penderita lebih berisiko tiga kali lipat menjadi tidak

patuh berobat dibanding penderita yang tidak depresi. Penderita yang tidak

patuh berobat apalagi sampai putus pengobatan akan berdampak buruk bagi

kesehatannya bahkan berakibat kematian, oleh karena itu diperlukan adanya

dukungan keluarga.

Berdasarkan hasil wawancara dengan keluarga pasien di Ruang Rawat Inap

Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Hasan sadikin bandung pada Bandung

tanggal 20 Juni- 23 Juni Tahun 2022 Tahun 2022 didapatkan data bahwa 3 dari

5 keluarga pasien tidak mengetahui pentingya dukungan keluarga dan bentuk dukungan yangharus diberikan pada pasien paliatif dengan penyakit kanker

dalam meningkatkan kualitas hidup pasien.

3.2 Dampak Isu

Berdasarkan isu yang telah teridentifikasi, apabila isu tersebut tidak ditangani maka akan berdampak sebagai berikut :

Tabel 3.2 Dampak Isu

No. Isu Dampak apabila isu tidak ditangani

1. Belum optimalnya penatalaksanaan

kecemasan pada pasien paliatif dengan

terapi nonfarmakologi tekhnik Seft di Ruang

Rawat Inap Obstetri dan Ginekologi RSUP

Dr. Hasan Sadikin Bandung tahun 2022.

- Pada pasien paliatif dengan

penyakit penderita kanker

kecemasan memiliki beberapa

pengaruh yang sangat

merugikan antara lain, meningkatkan kejadian

insomnia, berkurangnya rasa

percaya terhadap kemampuan

fisik, dan rendahnya partisipasi

dalam pengobatan yang

menyebabkan rendahnya

kualitas hidup pasien, sehingga

membuat waktu rawat pasien

menjadi lebih lama.

26

2. Belum optimalnya perawat dalam memberikan edukasi alur perawatan pasien paliatif kepada pasien dan keluarga di Ruang Rawat Inap Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. HasanSadikin Bandung Tahun 2022

3. Belum optimalnya sosialisasi dan edukasi kepada keluarga pasien sebagai support system pada pasien paliatif dengan penyakit kanker dalam meningkatkan kualitas hidup pasien di Ruang Rawat Inap Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022.

- Pasien dan keluarga kurang informasi mengenai pentingnya konseling dalam perawatan paliatif, sehingga membuat pasien dan keluarga kurang berpartisipasi pelayanan perawatan paliatif.

- Pasien paliatif dengan penyakit kanker pada umumnya menjalani terapi pengobatan kemoterapi, kurangnya dukungan keluarga akan membuat pasien kurang motivasi dalam melakukan pengobatan.

3.3 Keterkaitan Isu terhadap pembelajaran agenda 3

Keterkaitan isu terhadap pembelajaran agenda 3 yaitu sebgai berikut :

1. Belum optimalnya peatalaksaan kecemasan pada pasien paliatif dengan terapi nonfarmakologi Teknik seft di Ruang Rawat Inap Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022.

Masalah psikologi yang paling sering dialami pasien paliatif adalah kecemasan. Berdasarkan hasil observasi selama periode environmental scanning Ruang Rawat Inap Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, perawat kurang awarenens (kesadaran) terhadap gangguan kecemasan yang dialalmi pasien, sehingga berdampak pada kualitas hidup pasien yang ditandai dengan perasaan gelisah, peningkatan rasa nyeri dan gangguan tidur (insomnia). Sebagai seorang ASN yang bertugas sebagai perawat sudah seharusnya melaksanan berbagai pelayannan keperawatan yang tidak hanya berfokus terhadap Kesehatan fisik klien, tetapi juga memperhatikan psikologis klien agar terwujudnya pelayanan keperawatan biopsikospiritual yang komprehensif sesuai dengan tugas jabatan dan fungsi perawat dalalm melakukan asuhan keperawatan sebagai wujud ASN yang professional dan berdedikasi tinggi

27

2. Belum optimalnya perawat dalam memberikan edukasi alur perawatan pasien paliatif di Ruang Rawat Inap Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022. Pelayanan paliatif adalah bagian penting dalam pelayanan keperawatan . Pada pelayanan paliatif, pasien memiliki peran yang penting dalam membuat keputusan yang akan diambil. Belum optimalnya informasi yang jelas terhadap pelayanan paliatif tentunya akan berdampak pada tidak terealisasinya pelayanan paliatif pada pasien. Berdasarkan hasil observasi selama periode environmental scanning Ruang Rawat Inap Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, perawat memberikan leaflet terkait pelayanan paliatif namun tidak memberikan informasi yang jelas terhadap pasien terkait materi yang terdapat pada leaflet. Sebagai seorang ASN, terutama perawat pemberian informasi yang jelas dan terarah sesuai prosedur mencerminkan sikap seorang ASN yang berintegritas dalalm memberikan pelayanan kepada masyarakat.

3. Belum optimalnya perawat dalam memberikan edukasi Belum optimalnya edukasi kepada keluarga pasien sebagai support system pada pasien paliatif dengan penyakit kanker dalam meningkatkan kualitas hidup pasien di Ruang Rawat Inap Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Hasan sadikin bandung Tahun 2022.

Pada perawatan paliatif, peran keluarga merupakan hal yang sangat penting dalam memberikan dukungan kepada pasien terkait proses pengobatan yang akan dilakukan. Berdasarkan hasil observasi selama periode environmental scanning Ruang Rawat Inap Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, terdapat beberapa keluarga pasien yang tidak berpartisipasi dallam memberikan dukungan kepada pasien, hal itu disebabkan karena belum adanya form kebutuhann edukasi pada keluarga pasien, sehingga keluarga pasien kurang mengetahui pentingnya dukungan keluarga dan bentuk dukungan yang harus diberikan pada pasien. Dalam hal ini, perawat memegang peranan penting melakukan pendidikan kesehatan pada individu, kelompok dan masyarakat. . Sebagai seorang ASN, terutama perawat memberikan Pendidikan Kesehatan merupakan salah satu sasaran kerja pegawai yang harus dilakukan sebagai wujud seorang ASN yang responsif dalam menjawab berbagai kebutuhan masyakarakat, dalam hal ini pasien dan keluarga pasien.

28

3.4 Pemilihan dan penapisan isu Berdasarkan isu yang telah teridentifikasi, selanjutnya dilakukaan proses pemilihan/penapisan isu dengan Metode USG (Urgency, Seriousness, Growth).

Tabel 3.3 Analisis Isu Berdasarkan Metode USG

1. Belum optimalnya peatalaksaan kecemasan pada pasien paliatif dengan terapi nonfarmakologi Teknik seft di Ruang Rawat Inap Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022.

2. Belum optimalnya perawat dalam memberikan edukasi alur perawatan pasien paliatif di Ruang Rawat Inap Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022.

3. Belum optimalnya edukasi kepada keluarga pasien sebagai support system pada pasien paliatif dengan penyakit kanker dalam meningkatkan kualitas hidup pasien di Ruang Rawat Inap Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Hasan sadikin bandung Tahun 2022.

Keterangan :

Urgency : Seberapa Mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan

dengan waktu yangtersedia serta seberapa keras tekanan

waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang

menyebabkan isu tersebut.

Seriousness : Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan

dengan akibat yangtimbul dengan penundaan

pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut

atau akibat yang menimbulkan masalah lain jika

masalah penyebab isu tidak dipecahkan.

Growth : Seberapa kemungkinan – kemungkinannya isu tersebut

menjadi berkembang dikaitkan kemungkinan masalah

29
ISU U S G TOTAL PRIORITAS
No.
5 5 5 15 1
4 3 3 10 3
5 3 4 12 2

penyebab isu akan makinmemburuk jika dibiarkan.

Keterangan Interval Penentuan Prioritas:

- Nilai 1 = Sangat tidak mendesak/gawat dan dampak

- Nilai 2 = Tidak mendesak/gawat dan dampak

- Nilai 3 = Cukup mendesak/gawat dan dampak

- Nilai 4 = Mendesak/gawat dan dampak

- Nilai 5 = Sangat mendesak/gawat dan dampak

Berdasarkan hasil analisa dengan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth), dan setelah berdiskusi dengankepala ruangan serta berkonsultasi dengan mentor, maka dipilihlah isu mengenai ”Belum optimalnya penatalaksanaan kecemasan pada pasien paliatif dengan terapi nonfarmakologi teknik Seft di Ruang Rawat

Inap Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022”.

3.5 Latar Belakang Pamilihan Isu

Perawatan paliatif adalah perawatan yang dilakukan pada pasien dengan

penyakit yang dapat membatasi hidup mereka atau penyakit terminal dimana

penyakit ini sudah tidak lagi merespon terhadap pengobatan yang dapat memperpanjang hidup (Robert 2003). Perawatan paliatif merupakan perawatan yang berfokus pada pasien dan keluarga dalam mengoptimalkan kualitas hidup dengan mengantisipasi, mencegah, dan menghilangkan penderitaan.Perawatan paliatif mencangkup seluruh rangkaian penyakit termasuk fisik, intelektual, emosional, sosial, dan kebutuhan spiritual serta untuk memfasilitasi otonomi pasien, mengakses informasi, dan pilihan (National Consensus Project for Quality Palliative Care, 2013).

Perawatan paliatif salah satunya yaitu pada pasien kanker. Berdasarkan data

Riskesdas tahun 2018, prevalensi kanker teritinggi adalah 1,4 juta per 1.000 penduduk. Kanker tertinggi di Indonesia adalah kanker payudara dan kanker leher rahim pada perempuan, sedangkan pada laki-laki adalah kanker paru dan kanker kolorektal. The Psychosocial Collaborative Oncology Group (PSYCOG)

mengidentifikasi gangguan psikiatri pada penderita kanker sebesar 47% yang

meliputi depresi dan ansietas (68%), depresi major (13%), gangguan mental organik (8%), dan gangguan kepribadian (7%).

Proses keperawatan dalam menangani tingkat kecemasan pada keluarga

30

pasien di Rumah Sakit adalah metode asuhan keperawatan yang bersifat ilmiah,sistematis,dinamis,kontinu,dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan dari klien Dalam proses keperawatan dalam menangani kecemasan pada keluarga pasien. Intervensi yang diberikan pada pasien paliatif dapat berupa terapi farmakologi dan non farmakologi. Terapi farmakologis berupa analgesik yang dapat menimbulkan efek samping lain dan memperparah kondisi apabila diberikan terus menerus (Maryani, 2009). Pengobatan terhadap keluhan pada pasien paliatif juga dapat dilakukan dengan terapi komplementer. Salah satu terapi komplementer yang dapat dilakukan adalah Teknik SEFT.

Salah satu penatalaksanaan penurunan tingkat kecemasan pada pasien paliatif yaitu dengan terapi nonfarmakologis/komplementer, salah satunya yaitu terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT). SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) merupakan perpaduan teknik yang menggunakan energi psikologis dan kekuatan spiritual serta doa untuk mengatasi emosi negatif.

Teknik SEFT berhubungan sistem energy tubuh yang efektif mengatasi stress karena didalamnya terdapat beberapa teknik terapi yang terangkum dan di praktikan secara sederhana, terapi tersebut meliputi doa, NLP (Neuro Linguistic Programming) hypnotherapy, visualisasi, meditasi, relaksasi, imagery dan desensitisasi (Zainudin, 2008). Teknik SEFT merupakan suatu teknik yang dapat menurunkan emosi negatif dengan memadukan spiritualitas yang menggunakan tapping di beberapa titik tertentu pada tubuh.

Asuhan keperawatan yang dilakukan oleh Racmania Juniar Nur (2018) dalam

Penerapan Terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) pada pasien dengan kanker servkis dengan masalah keperawatan kecemasan di RS

Angkatan Laut Dr. Ramelan Surabaya menyimpulkan bahwa masalah kecemasan pasien berkurang setelah pemberian Terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique).

Penelitian yang dilakukan oleh Sugih Wijayati dkk (2020) menyimpulkan

bahwa Ada pengaruh terhadap penurunan terapi SEFT terhadap tingkat depresi pada pasien kanker serviks. Penelitian lain menyimpulkan bahwa pemberian

Terapi SEFT memiliki pengaruh yang bermakna terhadap penurunan tingkat

stres pasien kanker payudara pada kelompok intervensi (Riska Mariani Nasution dkk, 2020).

31

Penelitian yang dilakukan oleh Sri Maryatun (2017) menunjukkan terdapat perbedaan tingkat stres sebelum dan sesudah dilakukan SEFT pada kelompok intervensi (p-value = 0,000). Pada kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan tingkat stres sebelum dan sesudah dilakukan SEFT (p-value = 0,0561), sedangkan untuk tingkat stres sesudah dilakukan SEFT antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol terdapat perbedaan penurunan tingkat stres antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol setelah diberikan perlakuan (p-value = 0,000). Rekomendasi penelitian diharapkan perawat dapat melaksanakan SEFT dilanjutkan supportive therapy dalam pemberian asuhan keperawatan pasien paliatif untuk menurunkan tingkat stres pasien kanker serviks.

Berdasarkan data pada tanggal 18Mei -23 juni di Ruang Rawat Inap Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Hasan Sadikin bandung terdapat 102 pasien paliatif dengan penyakit kanker, berdasarkan hasil wawancara 20 juni-23 juni didapatkan data bahwa 5 dari 8 pasien paliatif mengatakan sulit tidur, gelisah dan peningkatan rasa nyeri akibat kecemasan terhadap penyakitnya dan proses pengobatan yang akan dijalani.

Kecemasan dapat timbul secara otomatis, hal ini diakibatkan oleh oleh pikiran yang terlalu berat sehingga melampaui kemampuan dan cara berpikir pasien.

Perubahan pada pasien paliatif, contohnya pasien kanker dengan perjalanan penyakit yang kronik dan efek samping pengobatan dapat mempengaruhi penilaian negatif pasien terhadap dirinya sendiri sehinggan dapat menurunkan kualitas hidup pasien dan kemampuan pasien dalam berpartisipasi terhadap pengobatan.

32

3.6 Penyebab Isu

Perawat belum mengetahui Teknik Seft

Man

Penilaian tingkat kecemasan pasien belum teridentifikasi dengan optimal

Kurangya awareness perawat terhadap gangguan kecemasan pasien

Mother of nature

Method

Belum adanya cara edukasi yang aplikatif

Belum optimalnya

penatalaksanaan kecemasan pada pasien paliatif dengan terapi nonfarmakologi di Ruang Rawat Inap Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Hasan sadikin Bandung Tahun 2022 Belum adanya Sop Teknik Seft

Material

Gambar 3.1 Diagram Fishbone

3.7 Gagasan Pemecahan Isu

Gagasan pemecahan isu berdasarkan analisis isu yaitu Optimalisasi penatalaksanaan kecemasan pada pasien paliatif dengan terapi nonfarmakologis Teknik SEFT (Spritual Emotional Freedom Technique) di Ruang Rawat Inap Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Hasan sadikin Bandung Tahun 2022 dengan pembuatan prosedur SOP. Gagasan pemecahan isu dilakukan bersumber dari SKP (Sasaran Kinerja Pegawai) dan inovasi dengan mengaplikasikan nilai-nilai dasar ASN BERAKHLAK (Berorientasi pada pelayanan, adaptif, kompeten, harmonis, loyal, akuntabel dan kolaboratif), prinsip manajemen ASN, dan SMART

ASN serta diintegrasikan dengan nilai-nilai dan visi misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

Dengan tahapan sebagai berikut :

33

1. Konsultasi dan koordinasi terkait rancangan SOP Teknik seft dan video kepada kepala ruangan dan mentor.

2. Mengumpulkan informasi dan literatur serta referensi terkait penyusunan draft prosedur sop Teknik seft.

3. Penyusunan draft sop dan dan pembuatan video sosialisasi Teknik seft.

4. Konsultasi prosedur draft sop Teknik seft kepada mentor, kepala ruangan dan bidang keperawatan.

5. Sosialisasi prosedur SOP Teknik seft kepada perawat.

6. Membuat laporan evaluasi hasil kegiatan sosialisasi SOP Teknik seft.

3.8 Keterkaitan penyebab isu dengan kedudukan dan peran asn untuk mendukung terwujudnya Smart Governance.

Manajemen ASN

1. Melaksanan kebijakan dan pelayanan publik yang professional dan holistic.

2. Memberikan asuhan keperawatan dengan penuh pengabdian, kesadaran, kejujuran dan tanggung jawab.

Smart ASN Memanfaatkan dan menggunakan teknologi digital dalam

memberikan sosialisasi dan edukasi dengan membuat media edukasi video penatalaksanaan kecemasan pada pasien paliatif dengan terapi nonfarmakologi dengan Teknik seft yang dapat di scanQR

barcodesehingga dapat langsung terhubung pada smartphone perawat dan pasien sebagai wujud menerapkan kecakapan literasi digital yang baik yaitu mampu bermedia digital dengan penuh

tanggung jawab dengan mengutaman empat pilar literasi digital yaitu digitalskills,digitalethics,digitalculture,dan digitalsafety sebagai perwujudan dari SMART ASN.

Unit kerja: Ruang Alamanda

Isu yang diangkat : Belum optimalnya penatalaksanaan kecemasan pada pasien paliatif

dengan terapi nonfarmakologi Teknik Seft di Ruang Rawat Inap Obstetric dan Ginekologi

RSUP Dr. Hasan sadikin Bandung Tahun 2022.

Gagasan pemecahan isu: Optimalisasi penatalaksanaan kecemasan pada pasien paliatif dengan terapi nonfarmakologi melalui pembuatan sop dan video Teknik Seft (Spritual Emotional Freedom Technique) di Ruang Rawat Inap Obstetric dan Ginekologi RSUP Dr. Hasan sadikin Bandung Tahun 2022 dengan pembuatan prosedur teknik SOP .

34

Alternatif Pemecahan Masalah Sebagai Gagasan kreatif Tabel 3.4 Gagasan pemecahan isu

No. Gagasan pemecahan Isu Keterangan

1. Konsultasi dan koordinasi terkait rancangan draft SOP SKP

2. Analisis kebutuhan informasi dan referensi terkait Teknik seft. SKP

3. Konsultasi prosedur draft sop kepada mentor, kepala ruangan dan bidang keperawatan SKP

4. Penyusunan sop dan dan pembuatan video sosialisasi Inovasi

5. Sosialisasi prosedur sop kepada perawat. SKP

6. Membuat laporan evaluasi kegiatan SKP

35

BAB IV

RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI

4.1 Matriks Rancangan Aktualisasi

No

Kegiatan Tahapan Output Substansi mata

pelajaran

Konstribusi

Terhadap Visi

Misi Rumah

Sakit

Penguatan Nilai Organisasi

1. Konsultasi dan

koordinasi

terkait

rancangan

daraft SOP .

-Menentukan

kontrak pertemuan

dengan mentor dan

kepala ruangan .

-Tersedianya

kesepakatan

jadwal

Mengawali kegiatan

dengan

menghubungi,membuat

janji dan kontrak

pertemuan dengan

Konsultasi yang

terjalin antara

stake holder

terkait adalah

bentuk gotong

Profesional: Nilai

yang berorientasi

pada pencapaian

kinerja melalui

perjalanan

-Menyampaikan dan

berdiskusi terkait

gagasan dan

rencana pembuatan

SOP

-Rencana

pembuatan sop dan media

edukasi

tersampaikan

dan mendapat

masukan dan

dukungan.

Penanggung jawab

ruangan dan mentor

melalui Pesan singkat

(Whatsap) dengan

Bahasa yang sopan

sebagai wujud

aktualisasi Loyal dan

menunjukkan rasa

hormat sebagai wujud

aktualisasi Nilai

Harmonis dan

royong yang

merupakan

landasan

terwujudnya visi

rumah sakit

sakit yaitu

Terwujudnya

Indonesia Maju

kemitraan dan

menguasai standar

yang berlaku

Inovatif: Nilai yang

menggambarkan

keinginan untuk

menghasilkan suatu

yang baru dan

senantiasa

melakukan

36

-Berkonsultasi

terkait pembuatan

prosedur dan media

sosialisasi

-Mendapatkan

persetujuan.

Beradaptasi pada pelayanan. Setelah menetapkan

kontrak waktu dengan

perbaikan secara berkesinambungan

Mendokumentasikan

masukan dan hasil

mentoring

-Tersedianya

dokumentasi

pada lembar

konsultasi

mentor dan kepala

ruangan, saya datang

tepat waktu sesuai

dengan waktu yang

telah ditetapkan, (Akuntabel).

kemudian saya

menyampaikan rencana

dan gagasan saya

terkait kegiatan

aktualisasi yang akan

dilaksanakan .

Meminta persetujuan

dan bersikap proaktif

dalam berdiskusi

kepada mentor dan

kepala ruangan serta

menuliskan saran dan

37

2. Mengumpulkan

informasi dan

literatur serta

referensi

terkait

penyusunan

draft prosedur

sop

-Mencari refrensi

mengenai prosedur sop

-Tersedianya

jurnal dan

literatur

kritik pada lembar

koreksi. terkait meteri

edukasi (Kolaboratif dan Adaptif).

-Mengumpulkan

informasi terkait

prosedur spo

-Terkumpulnya

jurnal dan

literatur

Mencari referensi

berupa jurnal dan

literatur review dengan

menggunakan

teknologi digital

sebagai bentuk

aktualisasi nilai

Adaptif dan

Dalam

memberikan

pelayanan yang

terbaik,

didasarkan pada

literatur terbaru

sebagai

landasan untuk

Nilai Pamingpin

Pituin:

Profesional: Nilai

yang berorientasi

pada Pencapaian

kinerja melalui

perjalanan

kemitraan

-Membuat resume

terkait informasi

dan referensi terkait

sop

-Tersedianya

resume hasil

telaah jurnal

dan literatur

yang

dibutuhkan

Kompeten.

pembuatan

gagasan kreatif

Inovatif: Nilai yang

menggambarkan

Dalam pencarian

literatur dan jurnal ini, saya mencari refrensi

terkait prosedur SOP

sejalan dengan

visi Indonesia

untuk menjadi

keinginan untuk

menghasilkan suatu

yang baru dan

38

yang tidak

bertentangan dengan

tata nilai organisasi

sebagai wujud

aktualisasi Loyal

mengutamakan

referensi yang sesuai

dengan kebutuhan

pasien sebagai bentuk

aktualisasi nilai

Berorientasi

pelayanan

Mencari literatur

terbaru serta membuat

resume hasil telaah

terhadap beberapa

jurnal dan literatur

review secara cermat

dan teliti, sebagai

bentuk aktualisasi nilai

Akuntabel.

Negara yang maju. senantiasa

melakukan

perbaikan secara

berkesinambungan

Integritas: Nilai yang

menggambarkan

kejujuran, amanah, dan menjunjung

etika yang tinggi

dalam menjalankan

tugas.

39

3. Penyusunan

draft sop dan dan pembuatan

video sosialisasi

-Membuat konsep

draft sop

-Tersedianya

konsep draft sop

Membuat konsep dan

menyusun draft spo

sesuai dengan standar

pembuatan spo pada

Mengedepankan

teknologi untuk

membantu proses

Nilai Pamingpin

Pituin:

Profesional: Nilai

yang berorientasi

-Menyusun draft sop

-Tersedianya

draft sop

satuan kerja dengan

penuh integritas dan

tanggung jawab

sebagai bentuk

pelayanan,

dalam hal ini

pembuatan draft

panduan serta

pada Pencapaian

kinerja melalui

perjalanan

kemitraan

-Membuat konsep

video sosialisasi

-Tersedianya

konsep

videososisalisasi

aktualisasi nilai

Adaptif dan

Akuntabel.

video edukasi,

sejalan dengan

visi untuk

Inovatif: Nilai yang

menggambarkan

-Membuat video

sosialisasi

-Tersedianya

video sosialisasi

Memperhatikan dan

menjaga nama baik

instansi dalam

penyusunan konsep

video edukasi sebagai

bentuk aktualisasi nilai

Loyal. Sebelum proses

pembuatan video

diruangan saya terlebih

dahulu saya meminta

izin kepada kepala

mewujudkan

Indonesia yang

maju.

keinginan untuk

menghasilkan suatu

yang baru dan senantiasa

melakukan

perbaikan secara

berkesinambungan

Integritas: Nilai

yang

menggambarkan

kejujuran, amanah,

40

ruangan dengan sikap

sopan dan santun

sebagai wujud

aktualisasi Harmonis.

Dalam pembuatan

video ini saya juga

meminta bantuan dari

rekan kerja saya

sebagai aktualisasi nilai

Kolaboratif, bersungguh-sungguh

serta memberikan yang

terbaik dalam proses

pembuatan video

sebagai bentuk

aktualisasi nilai

Kompeten dan

Berorientasi pada

pelayanan.

dan menjunjung

etika yang tinggi

dalam menjalankan

tugas.

41

4. Konsultasi

prosedur draft

sop kepada mentor, kepala

ruangan dan bidang keperawatan

-Menentukan

kontrak pertemuan

dengan mentor,kepala

ruangan dan bidang

keperawatan.

-Tersedianya

kontrak waktu

Saya mengawali

kegiatan konsultasi

dengan menghubungi mentor, kepala

ruangan dan bidang

keperawatan terkait

kontrak waktu jadwal

Bersikap santun

serta melakukan

musyawarah dalam

mengambil

keputusan

sesuai dengan

Profesional: Nilai

yang berorientasi

pada pencapaian

kinerja melalui

perjalanan

kemitraan dan

menguasai standar

-Berdiskusi dengan

mentor dan kepala

ruangan terkait

draft prosedur sop

dan video sosialisasi

-Terdapatnya

saran/masukan

konsultasi dengan

Bahasa Indonesia yang

sopan dan santun

sebagai wujud

aktualisasi nilai Loyal, Harmonis dan

visi misi rumah

sakit yaitu

berlandaskan gotong royong.

yang berlaku

Inovatif: Nilai yang

menggambarkan

keinginan untuk

menghasilkan suatu

-Melakukan revisi/ perbaikan sesuai

arahan mentor.

-Terdapatnya

persetujuan

draft prosedur

sop

berorientasi pada pelayanan. Saya

datang sesuai dengan

waktu yang ditentukan

sebagai wujud

yang baru dan senantiasa

melakukan

perbaikan secara

berkesinambungan

-Melakukan

konsultasi dan

diskusi pada bidang

perawatan terkait

draft prosedur sop

-Terdapatnya

saran dan

masukan pada

lembar

konsultasi

aktualisasi nilai

akuntabel, dalam

proses diskusi dengan

mentor,kepala ruangan

dan bagian

kinerja melalui

perjalanan

kemitraan dan

menguasai standar

yang berlaku

42

-Finalisasi prosedur

sop

-Terdapatnya

persetujuan dan pengesahan

prosedur sop

pengesahan

prosedur sop

keperawatan saya

menerima masukan

dan saran terkait

prosedur sop sebagai

bentuk aktualisasi nilai

kolaboratif dan

Adaptif.

Saran dan masukan

yang diberikkan oleh

mentor, kepala

ruangan dan bidang

keperawatan

kemuadian saya catat

pada lembar konsultasi

dan jadikan bahan

evaluasi untuk

melakukan perbaikan

sesuai dengan arahan

dengan jujur dan

cermat untuk

mendapatkan

persetujuan dan

pengesahan sebagai

Inovatif: Nilai yang

menggambarkan

keinginan untuk

menghasilkan suatu

yang baru dan

senantiasa

melakukan

perbaikan secara

berkesinambungan.

43

perawat.

-Menyusun

kerangka acuan

kegiatan sosialisasi

-Tersedianya

kerangka acuan

kegiatan

bentuk aktualisasi nilai

Kompeten dan akuntabel.

Sebelum melaksanakan

sosialisasi prosedur sop

dengan video, saya

terlebih dahulu

membuat kerangka

Melakukan

sosialisasi media

edukasi berupa

video kepada

perawat sebagai

Profesional: Nilai

yang berorientasi

pada pencapaian

kinerja melalui

perjalanan

-Konsultasi dengan

mentor dan kepala

ruangan terkait

kerangka acuan

kegiatan dan media

sosialisasi

-Terdapatnya

masukan dan

saran

acuan kegiatan dengan

cermat dan teliti

sebagai bentuk

aktualisasi nilai

akuntabel. saya

berkonsultasi dan

berdiskusi dengan

upaya

memberikan

pelayanan

terbaik sesuai

dengan misi

RSUP Dr. Hasan

Sadikin Bandung

kemitraan dan

menguasai standar

yang berlaku

-Menyiapkan link

zoominar

-Tersedianya link zoominar

mentor dan kepala

ruangan dengan sikap

sopan dan santun

yaitu

peningkatan

Inovatif: Nilai yang

menggambarkan

keinginan untuk

menghasilkan suatu

yang baru dan

senantiasa

44
5. Sosialisasi prosedur sop kepada

-Melakukan

sosialisasi -Membuat Scan QR

barcode terkait

video prosedur SOP

Teknik seft.

-Terlaksananya

sosialisasi -Terdapatnya

scan qr barcode

dalam bentuk

poster.

sebagai wujud

aktualisasi nilai

Harmonis dan Kolaboratif.

Dalam proses

sosialisasi saya

menggunakan aplikasi

zoominar sebagai

bentuk aktualisasi nilai

Adaptif.

Sebelum kegiatan

sosialisasi berlangsung

saya terlebih dahulu

melakukan pengecekan

terhadap perangkat

pendukung dalam

kegiatan seperti laptop, link zoominar, dan jar

internet untuk

memberikan sosialisasi

kegiatan yang efektif.

kualitas manusia

Indonesia. melakukan perbaikan secara

berkesinambungan

Integritas: Nilai

yang

menggambarkan

kejujuran, manah, dan menjunjung

etika yang tinggi

dalam menjalankan

tugas

45

6. Membuat laporan evaluasi hasil kegiatan

-Membuat format

laporan evaluasi

Sebagai bentuk

aktualisasi kompeten

dan berorientasi

pada pelayanan .

Setelah proses

sosialisasi selesai, saya

membuat poster

berupa Scan QR

barcode terkait video

SOP Teknik seft, agar

dapat diakses kapan

saja oleh perawat dan

menjadi media edukasi

bagi pasien sebagai

bentuk aktualisasi nilai

Loyal dan

berorientasi pada

pelayanan

-Tersedianya format laporan

Membuat format

laporan evaluasi

dengan lembar cheklist

Melakukan evaluasi untuk

Profesional: Nilai

yang berorientasi

-Terdapat saran

dan masukan

pada google form

sebagai bentuk

meningkatkan optimalisasi

pelayanan publik

pada pencapaian

kinerja melalui

perjalanan

46

-Mengkonsultasikan

format laporan

evaluasi

-Tersusunya laporan

aktualisasi nilai

Adaptif. Datang tepat waktu

di bidang

kesehatan dapat

berkontribusi

terhadap visi

kemitraan dan

menguasai standar

yang berlaku

-Menyempurnakan

format laporan

evaluasi

evaluasi

sesuai dengan

kesepakatan waktu

yang telah di tetapkan

oleh mentor sebagai

wujud aktualisasi nilai

Akuntabel. Bersikap

sopan dan santun

ketika melakukan

konsultasi dan diskusi

dengan mentor sebagai

bentuk aktualisasi nilai

Harmonis dan

kolaboratif.

Indonesia maju.

Inovatif: Nilai yang

menggambarkan

keinginan untuk

menghasilkan suatu

yang baru dan

senantiasa

melakukan

perbaikan secara

berkesinambungan

Integritas: Nilai

yang

menggambarkan

Menerima masukan

dan arahan mentor

terkait format evaluasi

kegiatan dan

melakukan revisi/

kejujuran, Amanah, dan

menjunjung

etika yang tinggi

dalam menjalankan

tugas

47

perbaikan untuk

mendapatkan hasil

tindak lanjut yang

maksimal demi

terwujudnya mutu

pelayanan yang optimal

sebagai bentuk

aktualisasi nilai

Kompeten dan

berorientasi pada

pelayanan.

48

4.2 Rencana Pelaksanaan kegiatan aktualisasi

1. Konsultasi dan koordinasi terkait rancangan SOP dan video edukasi kepada kepala ruangan dan mentor

2. Mengumpulkan informasi dan literatur serta referensi terkait penyusunan draft prosedur sop

3. Penyusunan draft sop dan dan pembuatan video sosialisasi

4. Konsultasi prosedur draft sop kepada mentor, kepala ruangan dan bidang keperawatan

5 Sosialisasi prosedur sop kepada perawat.

6. Membuat laporan evaluasi hasil kegiatan.

49
No. Kegiatan Juli Agustus September Ⅰ Ⅱ Ⅲ Ⅳ Ⅰ Ⅱ Ⅲ Ⅳ Ⅰ

4.3 Aktor yang terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi

Dalam pelaksanaan aktualisasi terdapat aktor yang terlibat dan perannya, sebagai berikut

1. Mentor, berperan sebagai pemberi ilmu, arahan, masukan, dan motivasi selama pelaksanaan kegiatan aktualisasi

2. Coach, berperan sebagai pemberi ilmu, arahan, masukan, dan motivasi selama pelaksanaan kegiatan aktualisasi

3. Kepala ruangan, sebagai pemberi motivasi serta ikut dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi .

4. Bidang keperawatan berperan sebagai pemberi arahan, masukan, persetujuan dan pengesahan prosedur SOP.

5. Rekan sejawat, berperan dalam penerima edukasi dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi sebagai upaya pemberian pelayanan yang berkualitas dan prima.

50

DAFTAR PUSTAKA

LAN. (2022). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Berorientasi Pelayanan. Jakarta: Lembaga

Administrasi Negara.

LAN. (2022). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Akuntabel.Jakarta: Lembaga

Administrasi Negara.

LAN. (2022). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Kompeten. Jakarta: Lembaga

Administrasi Negara.

LAN. (2022). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Harmonis. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

LAN. (2022). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Loyal. Jakarta:Lembaga Administrasi Negara

LAN. (2022). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Adaptif. Jakarta: Lembaga

Administrasi Negara.

LAN. (2022). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Kolaboratif. Jakarta: Lembaga

Administrasi Negara.

LAN. (2022). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Manajemen ASN. Jakarta: Lembaga

Administrasi Negara

LAN. (2022). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Smart ASN. Jakarta: Lembaga

Administrasi Negara

Sugih Wijayati; Suci Abrela; Arwani (2020). Pengaruh Terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) Terhadap Penurunan Tingkat Depresi Pada

Pasien Kanker Serviks Poltekkes Kemenkes Semarang Jurnal keperawatan

Vol. 7, No. 2, 398-402

Zulian, efendi;Hikayati (2020). Pengaruh Terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) Terhadap Tingkat Stress Pasien Kanker Payudara.Program

Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. Jurnal keperawatan.

. Keliat, B. A. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC; 2008 11.

Kartikodaru, P. C., Hartoyo, M., & Wulandari. Pengaruh Pemberian Spiritual

51

Emotional Freedom Technique (SEFT) terhadap Penurunan Kecemasan Pasien Kemoterapi di SMC RS Telogorejo. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Ilmu Kebidanan (JIKK), 2015;1(1); 1-8. 12.

Church, D., Asis, M. A. D & Brooks, A. J. Brief Group Intervention Using Emotional Freedom Techniques for Depression in College Students: A Randomized Controlled Trial. Depression Research and Treatment, 2012; 1(2); 1-7.

Safitri RP, Sadif RS. Spiritual emotional freedom technique (SEFT) to reduce depression for chronic renal failure patients are in Cilacap hospital to undergo hemodialysis. Int J Soc Sci Humanit. 2013;3(3):300–3.

Yuniarti, Suwondo A, Runjati. Pengaruh terapi spiritual emotional freedom Technique (SEFT) terhadap kadar kortisol dan imunoglobulin E: (Studi kecemasan pada ibu hamil di bidan praktek mandiri kota semarang). J Ilmu keperawatan dan kebidanan [Internet]. 2016

Putri, S. B., Hamid, A. Y. S., & Priscilla, V. Karakteristik dan Strategi Koping dengan Stres Pasien Kanker Payudara dalam Menjalani Kemoterapi. Jurnal Endurance, 2(3); 303-311; 2017 .

Zainuddin AF. Spiritual emotional freedom technique (SEFT). Jakarta: Afzan Publishing; 2009. 62–70.

Mukharomah, K. I., & Cahyati, W. H. (2016). Hubungan Faktor Sosial Ekonomi dengan Keterlambatan Diagnosis Penderita Kanker Payudara di RSUD Kota Semarang. Public Health Perspective Journal, 1(1); 60-66

52

Laporan Rancangan aktualisasi

Optimalisasi penatalaksanaan kecemasan pada pasien paliatif dengan terapi nonfarmakologi

Teknik SEFT (Spritual Emotional Freedom Technique)

di Ruang Rawat Inap Obstetri dan Ginekologi

RSUPDr. Hasan sadikin Bandung Tahun 2022

Oleh : Aresta Prasiwi Abrar, S.kep Ns NIP 199407202022032002

Tata Nilai organisasi

PROFIL INSTANSI

VISI : Terwujudnya Indonesia Maju yang

Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian

Berlandaskan Gotong Royong

MISI :Mewujudkan kualitas hidup

manusia Indonesia yang tinggi, maju

dan sejahtera

Motto : “Keselamatan Anda Menjadi Prioritas

Kami”.

“PAMINGPIN PITUIN”

TUGAS DAN JABATAN FUNGS IONAL PERAWAT

Melakukan kegiatan Pelayanan

Keperawatan yang meliputi asuhan

keperawatan dan pengelolaan

keperawatan berdasarkan 33sasaran

kinerja pegawai (SKP)

IDENTIFIKASU ISU :

1 2

Belum optimalnya penatalaksanaan

kecemasan pada pasien paliatif dengan terapi

nonfarmakologi tekhnik Seft di Ruang Rawat

Inap Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Hasan

Sadikin Bandung tahun 2022.

3

Belum optimalnya sosialisasi dan

edukasikepada keluarga pasien

sebagai support system pada pasien

paliatifdengan penyakit kanker

Belum optimalnya perawatdalam

memberikan edukasialur perawatan pasien

paliatif kepada pasien dan keluarga di RuangRawat Inap Obstetri dan Ginekologi

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022

dalam meningkatkan kualitas hidup

pasien di Ruang Rawat Inap

Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr.

Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022.

ANALISIS ISU

ANALISIS ISU DENGAN METODE USG

Belum optimalnya penatalaksanaan kecemasan pada pasien paliatif dengan terapi nonfarmakologi tekhnik

Seft di Ruang Rawat

Inap Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung tahun 2022.

1.Selama periode environmental scanning pada tanggal 18 mei-

27 juni terdapat 102 pasien paliatif dengan penyakit kanker di Ruang obstetri dan ginekologi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

2.Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 20 juni-23 juni didapatkan data bahwa 5 dari 8 pasien paliatif mengalami perasaan gelisah, nyeri dan gangguan tidur sebagai manifestasi gangguan kecemasan

3. Berdasarkan hasil observasi perawat kurang optimal dan awareness dalam mengkaji tingkat kecemasan pasien

Analisa Penyebab Masalah Dengan Diagram Fishbone

Dampak Masalah

"Pada pasien paliatif dengan penyakit kanker

kecemasan memiliki beberapa pengaruh yang sangat merugikan antara lain, meningkatkan kejadian

insomnia, nyeri, berkurangnya rasa percaya terhadap

kemampuan fisik, dan rendahnya partisipasi dalam

pengobatan yang menyebabkan rendahnya kualitas

hidup pasien, sehingga membuat waktu rawat pasien

menjadi lebih lama"

agasan pemecahan isu:

Optimalisasi penatalaksanaan kecemasan pada pasien paliatif dengan teknik nonfarmakologi

melaui pembuatan SOP dan media edukasi

video Terapi Seft (Spritual Emotional Freedom

Technique) di Ruang Rawat Inap Obstetrik dan

Ginekologi RSUP Dr. Hasan sadikin Bandung

Tahun 2022

Gagasan Pemecahan Isu

Menyusun dan

membuat SOP

Teknik SEFT

dalam

penatalaksaan kecemasan .

Membuat Media

Edukasi dengan

Video dan Scan

QR Barcode

Teknik SEFT .

Melakukan

Sosialisasi

prosedur SOP

Teknik SEFT dan

Video kepada

perawat melalui zoominar.

KETERKAITAN DENGAN SUBSTANSI AGENDA 3

Manajemen ASN

1. Melaksanan kebijakan dan pelayanan publik yang professional dan holistic.

2. Memberikan asuhan

keperawatan dengan penuh

pengabdia, kesadaran, kejujuran dan tanggung jawab.

Smart ASN

Memanfaatkan dan menggunakan teknologi digital dalam memberikan sosialisasi dan edukasi dengan

membuat media edukasi video penatalaksanaan kecemasan pada pasien paliatif dengan terapi

nonfarmakologi dengan Teknik seft yang dapat di scan QR barcode sehingga dapat langsung

terhubung pada smartphone perawat dan pasien sebagai wujud menerapkan kecakapan literasi digital

yang baik yaitu mampu bermedia digital dengan penuh tanggung jawab dengan mengutaman empat

pilar literasi digital yaitu digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety sebagai

perwujudan dari SMART ASN.

Tahapan kegiatan

1. penyampaian dan konsultasi rancangan SOP dan video sosialisasi teknik seft kepada kepala ruangan dan mentor.

2. pengumpulan informasi dan literatur serta referensi terkait penyusunan draft prosedur sop teknik seft.

3. Penyusunan draft sop dan dan pembuatan video sosialisasi teknik seft..

4.Konsultasi prosedur draft sop teknik seft kepada mentor, kepala ruangan dan bidang keperawatan.

5.Sosialisasi prosedur sop teknik seft terhadap penatalaksaan kecemasan pada pasien kepada perawat melalui link zoom seminar.

6.Membuat laporan evaluasi hasil kegiatan sosialisasi teknik seft.

penyampaian

kegiatan aktualisasi kepada kepala ruangan dan mentor

Output : Rancangan disetujui

•Mendokumentasikan

kegiatan pada lembar

• Adanya kontrak waktu yang

disepakati melalui pesan whatsap

=Harmonis dan loyal (

menentukan kontrak peretmuan

dengan kepala ruangan dan mentor)

•Menyampaikan gagasan dan berdiskusi

terkait gagasan = berorientasi pelayanan, kompeten dan akuntabel = melakukan

konsultasi rancangan aktualisasi

pembuatansop Teknik seft dalam

penatalaksanaan kecemasan pada pasien

paliatif

konsultasi = akuntabel dan adaptif=melakukan revisi/perbaikan terkait

gagasan

gagasan rencana

2.Mengumpulkan informasi dan literatur serta referensi terkait penyusunan draft prosedur sop

• -Mencari refrensi mengenai prosedur sop = menggunakan teknologi digital dalammencari

jurnal= sebagai bentuk aktualisasi nilai Adaptif dan Kompeten.

• -Membuat resume terkait informasi dan referensi terkait sop= membuat resume hasiltelaah

terhadap beberapa jurnal dan literatur review secara cermat dan teliti, sebagaibentuk

aktualisasi nilai Akuntabel.

• -Mengumpulkan informasi terkait prosedur spo = mengutamakan referensi yang sesuai dengan

kebutuhan pasien sebagai bentuk aktualisasi nilai

Berorientasipelayanan

Penyusunan draft sop dan dan pembuatan

•Membuat dan Menyusun konsep video

sosialisasi = memperhatikan konsep video

yang tetap menjaga nama baik instansi dan bekerjasama dengan berbagai

pihakdalam pembuatan video = Loyal, harmonis, kolaboratif

• -Membuat dan menyusun konsep draft

sop = menyesuaikan dengan

standarpembuatan spo pada satuan kerja

dengan penuh integritas dan tanggung

jawab = Adaptif dan Akuntabel.

Konsultasi prosedur draft sop kepada mentor,

kepala ruangan dan bidangkeperawatan

Output :Prosedur sop disetujui dan disahkan

• kontrak pertemuan dengan

mentor,kepala ruangan dan bidang

keperawatan. =

adanyakontrak waktu yang disepkati Bersama

Harmonis dan berorientasi padapelayanan.

• mendapatkan persetujuan

dan pengesahan sebagai

bentuk

aktualisasi nilai Kompetendan

akuntabel.

• -Berdiskusi dengan mentor dan kepala ruangan

terkait draft prosedur sop dan video sosialisasi = diskusi dengan mentor,kepala ruangan danbagian

keperawatan sayamenerima masukan dan saran

terkait prosedur sop =kolaboratif dan Adaptif judul

•-Melakukan konsultasi dan diskusi pada bidang

perawatan terkait draft prosedur sop=melakukan

perbaikan/revisi SOP=Kolaboratif dan adaptif

• -Finalisasi prosedur sop =mendapatkan

persetujuan dan pengesahan =Kompetendan

akuntabel.

Sosialisasi prosedur sop kepada perawat.

Output :tersosialisasinya prosedur sop

•-Menyusun kerangka acuan kegiatan

sosialisasi :membuat kerangka acuan

kegiatandengan cermat dan teliti akuntabel. judul

• -Menyiapkan link zoominar = Memanfaatkan teknologi digital = Adaptif

• -Konsultasi dengan mentor dan kepala

ruangan terkait kerangka acuan kegiatan

media

sosialisasi =berkonsultasi dan berdiskusi dengan

mentor dan kepala ruangandengan sikap sopan

santun sebagai wujud aktualisasi nilai Harmonis

dan Kolaboratif.

•-Melakukan sosialisasi =memberikan

sosialisasi dengan dan publikasi vdeo

prosedursop Teknik seft =kompeten dan

berorientasi pada pelayanan .

Membuat laporan evaluasi hasil kegiatan.

Output: tersusunya laporan evaluasi kegiatan

•konsultasi dan diskusi dengan

mentor terkait format laporan

•laporan evaluasi dengan lembar

cheklist pada google form =Adaptif kompeten.

evaluasi kegiatan=Harmonis dan kolaboratif

• Adanya revisi/ perbaikan pada lembar konsultasi

untuk mendapatkan hasil tindaklanjut yang maksimal demi

terwujudnya mutu pelayanan yang optimal

=Kompetendan berorientasi pada pelayanan

Jadwal Kegiatan

Terima kasih

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.