Pelaporan Perawatan Luka Post Operasi Melalui Media Digital Di Ruang Rawat Inap Alamanda

Page 1

LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 8

OPTIMALISASI PELAPORAN PERAWATAN LUKA POST OPERASI

MELALUI MEDIA DIGITAL DI RUANG RAWAT INAP ALAMANDA

RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

DI SUSUN OLEH

Nama : Evirina Simanjuntak, S.Kep., Ns

NIP : 198710052022032001

BAPELKES CIKARANG

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

2022

LEMBAR PERSETUJUAN

SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI

OPTIMALISASI PELAPORAN PERAWATAN LUKA POST OPERASI

MELALUI MEDIA DIGITAL DI RUANG RAWAT INAP ALAMANDA

RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

Disusun Oleh:

Evirina Simanjuntak, S.Kep., Ns

NIP 198710052022032001

Telah Disetujui untuk Seminar Rancangan Aktualisasi

Pada Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil

Golongan III Angkatan 8 Tahun 2022

COACH

Miftahurrohim, ST, M.Kes

NIP 196903121992031014

MENTOR

Oded Sumarna, S.Kep., Ners., M.Kep

NIP. 196911121997031001

PENGUJI

Laode Musafin, SKM, M. Kes

NIP 197109171997031004

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan rancangan Aktualisasi Nilai-NilaiDasar Aparatur Sipil

Negara yang berjudul “Optimalisasi Pelaporan Perawatan Luka Post Operasi melalui Media

Digital di Ruangan Alamanda RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung” guna memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III

Angkatan 8 Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang.

Laporan ini dapat diselesaikan dengan baik atas bimbingan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis berterima kasih kepada:

1. Oded Sumarna, S.Kep., Ners., M.Kep selaku mentor yang memberikan dukungan dan masukan sehingga laporan rancangan aktualisasi ini dapat diselesaikan

2. Miftahurrohim, ST, M.Kes selaku coach yang memberikan bimbingan, dan dukungan sehingga laporan rancangan aktualisasi ini dapat diselesaikan

3. Laode Musafin, SKM, M. Kes selaku penguji yang memberikan masukan demi kesempurnaan laporan

4. Hj. Mimin Sumiati, SST dan Windy Natasha, M.Kep., Ners., Sp.Kep. Mat selaku pengawas dankepalaruanganAlamandayangmemberikandukungandanmasukan sehinggalaporan rancangan aktualisasi ini dapat diselesaikan

5. Seluruh Widyaiswara selaku fasilitator dan seluruh Panitia Penyelenggara Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III Angkatan 8

6. Seluruh Peserta Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III Angkatan 8 atas semangat dan kerjasama nya

7. Orangtua dan keluarga yang senantiasa mendukung

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang membantu penyelesaian laporan aktualisasi

Penulis menyadari bahwa dalam proses pengerjaan rancangan aktualisasiinimasih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis berharap mendapat kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan rancangan aktualisasi ini.

Bandung, 27 Juli 2022

Evirina Simanjuntak, S.Kep., Ns

ii
iii DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................i KATA PENGANTAR..................................................................................................ii DAFTAR TABEL.....................................................................................................v DAFTAR GAMBAR ................................................................................................vi DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................. vii DAFTAR ISI 1 BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1 1.1 Latar Belakang.............................................................................................2 1.2 Tujuan........................................................................................................2 1.3 Manfaat Aktualisasi ......................................................................................3 BAB II DESKRIPSI UNIT KERJA................................................................................4 2.1 Profil RSUP Dr. Hasan Sadikin.............................................................................4 2.2 Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin..................................................................5 2.3 Nilai-nilai Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin.......................................................5 2.4 Tugas Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin ...........................................................7 2.5 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin.........................................................8 2.6 Profil Ruang Alamanda.......................................................................................9 2.7 Uraian/Rincian Tugas Jabatan Peserta 10 2.8 Nilai-nilai Dasar ASN..........................................................................................11 2.9 SMART ASN......................................................................................................12 2.10 Manajemen ASN..............................................................................................12 BAB III ANALISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI..............................13 3.1 Identifikasi Isu..................................................................................................13 3.2Penapisan Isu...................................................................................................17 3.3Latar Belakang Pemilihan Isu..............................................................................19 3.4 Analisis Isu Aktual.............................................................................................20 3.4Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS untuk Mendukung Terwujudnya SmartGovernance..............................................22 3.6 Alternatif Pemecahan Masalah sebagai Gagasan Kreatif.........................................24 BAB IV RANCANGAN AKTUALISASI 26 4.1Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar PNS..........................................................26 4.2Rancangan Kegiatan Aktualisasi..........................................................................40 4.3 Para Pihak yang Terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi......................................41
iv DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................42 LAMPIRAN .............................................................................................................44
v
Tabel 1 Dampak Isu............................................................................................16 Tabel 2 Penapisan Isu Berdasarkan USG (Urgency,Seriousness,Growth)..................................................................18 Tabel 3 Matriks Rancangan Aktualisasi..................................................................27 Tabel 4 Timeline Kegiatan ...................................................................................40 Tabel 5 Pihak yang Terlibat dalam Aktualisasi 41
DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Gambar 2. Struktur Organisasi Alamanda RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Gambar 3. Analisis fishbonediagram....................................................................21

vi
..............................8
...............9

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Jumlah Pasien Operasi di Ruang Alamanda (A) & Alamanda (B)

di Bulan April-Juni Tahun 2022 .................................................................44

Lampiran 2 Penerapan Resiko Jatuh yang telah diterapkan

di ruang Alamanda...................................................................................44

Lampiran 3 Bentuk pelaporan perawatan luka post operasi

melalui WhatsApp grup ruangan Alamanda.................................................45

vii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Menurut Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 bahwa ASN mempunyai fungsi dan tugas sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik dan perekat dan pemersatu bangsa. Oleh karena itu, Pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan pengawaspenyelenggaraantugasumumpemerintahandanpembangunannasionalmelalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Calon PNS yang selanjutnya disingkat CPNS adalah warga negara Indonesia yanglolos seleksi pengadaan PNS, diangkat dan ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian serta telah mendapatkan persetujuan teknis dan penetapan nomor induk pegawai. Masa Prajabatan adalah masa percobaan selama 1 (satu) tahun yang wajib dijalani oleh CPNS melalui proses pendidikan dan pelatihan. Pelatihan Dasar CPNS adalah pendidikan dan pelatihan dalam masa prajabatan yangdilakukansecaraterintegrasiuntukmembangunintegritasmoral,kejujuran,semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang (Peraturan LAN No.1 tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar CPNS)

LembagaAdministrasiNegara(LAN)merupakansalahsatulembagapemerintahnon kementerian yang didirikan pada tahun 1957 untuk melaksanakan tugas pemerintahan di bidang administrasi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, LAN mempunyai kewenangan penelitian, pengkajian kebijakan, manajemen ASN, pembinaan, dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan ASN. Kompetensi diukur berdasarkan kemampuan menunjukkan sikap perilaku bela negara; mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dalam pelaksanaan tugas jabatannya; mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan menunjukkan penguasaan kompetensi teknis yang dibutuhkan sesuai dengan bidang tugas. Sementara terintegrasi berarti penyelenggaraan pelatihan dasar CPNS memadukan antara pelatihan klasikal dengan nonklasikal; dan kompetensi sosial kultural dengan kompetensi bidang. Selanjutnya, Calon PNS dalam pembelajaran agenda habituasi difasilitasi untuk menghasilkan suatu penciptaan situasi dan kondisi (persistencelifesituation) tertentu yang

1

memungkinkan peserta melakukan proses pembiasaan untuk berperilaku sesuai kriteria tertentu. Pada pembelajaran aktualisasi, yang dikenal dengan agenda habituasi, mencakup kemampuan mengaktualisasikan substansi mata pelatihan yang telah dipelajari adalah hal utama yang perlu ada dalam suatu rancangan aktualisasi.

Menurut Permenpan No.35 tahun 2019 dikatakan bahwa keperawatan adalah kegiatan pemberi asuhan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat. Perawat sebagai pelaksana teknis fungsional di bidang pelayanan keperawatan pada fasyankes atau fasilitas lainnya di lingkungan instansi pemerintah. Perawat dalam melakukan peran dan fungsinya berpedoman pada Sasaran Kinerja Pegawai (SKP). Oleh karena itu, dalam melakukan asuhan keperawatan dan pengelolaan keperawatan diharapkan nantinya perawat mampu mengenali dan memahami dengan baik tuntutan pelaksanaan pekerjaan dan lingkungan kerja. Dengan kata lain, apabila ditemukan adanya ketidaksesuaian antara situasi nyata di tempat kerja dengan tuntutan situasi yang seharusnya terjadi sehingga menjadi isu yang layak diajukan dan haruslah segera ditangani. Pelaksanaan usulan kegiatan atau tahapan kegiatan yang diusulkan dalam rangka pemecahan isu yang diangkat harus mengaktualisasikan substansi

Nilai-Nilai Dasar PNS yaitu BerAkhlak (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif). Penyusunan rancangan aktualisasi diharapkan mampu memecahkan permasalahan yangterjadi pada unitkerja sehingga mengoptimalkan pelayanan keperawatan. Oleh karena itu, disusun sebuah laporan rancangan aktualisasi yang diharapkan mampu membantu dalam meningkatkan pelayanan keperawatan. Maka, penulis mengusulkan judul “Optimalisasi Pelaporan Perawatan Luka Post Operasi Di Ruang

Rawat Inap Alamanda RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung”.

1.2. Tujuan

A. Tujuan Umum

Mampu mengimplementasikan nilai nilai dasar ASN yaitu berAkhlak (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) dalam melaksanakan tugas di lingkungan kerja yaitu RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

B. Tujuan Khusus

1. Mampu mengidentifikasi isu-isu yang ada di unit dan lingkungan kerja

2. Mampu menganalisis pemecahan isu yang ada agar dapat diselesaikan

3. Mampu merancang kegiatan dan alternatif untuk pemecahan isu yang diprioritaskan dengan mengimplementasikan nilai BerAkhlak

2

1.3. Manfaat Aktualisasi

A. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan, wawasan, khususnya mengenai nilai-nilai yang harus dimiliki setiap Aparatur Sipil Negara yaitu BerAkhlak (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) dan dapat mengaktualisasikan nilainilai tersebut dalam melakukan pelayanan keperawatan di unit kerja.

B. Bagi Balai pelatihan Kesehatan Cikarang

Menambah bahan kepustakaan Bapelkes Cikarang untuk meningkatkan mutu program pendidikan CPNS angkatan selanjutnya

C. Bagi Rumah Sakit

Memberikan masukan dan usulan untuk melakukan perbaikan ke arah yang lebih baik khususnya tentang aktualisasi nilai BerAkhlak (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif).

3

BAB II DESKRIPSI UNIT KERJA

2.1. Profil RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung dibangun pada tahun 1920

dan diresmikan pada tanggal 15 Oktober 1923 dengan nama “Het Algemeene Bandoeng

Ziekenhuijs”. Pada tanggal 30 April 1927 namanya diubah menjadi “Het Gemeente

Ziekenhuijs Juliana” dengan kapasitas 300 tempat tidur. Selama penjajahan Jepang, rumah sakit ini dijadikan Rumah Sakit Militer. Setelah Indonesia merdeka, dikelola oleh

pemerintah daerah, yangdikenal oleh masyarakat Jawa Barat dengan nama “Rumah Sakit

Ranca Badak”. Pada tahun 1954 Rumah Sakit Ranca Badak ditetapkan menjadi rumah sakit propinsi dan berada di bawah pengawasan Departemen Kesehatan. Selanjutnya

pada tahun 1956 dijadikan rumah sakit umum dengan kapasitas 600 tempat tidur, bersamaan dengan didirikannya Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. Sejak itu pula Rumah Sakit Ranca Badak digunakan sebagai tempat Pendidikan oleh Fakultas

Kedokteran Universitas Padjajaran dan merupakan awal kerjasama antara Rumah Sakit Ranca Badak dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.

Pada tanggal 8 Oktober 1967 nama antara Rumah Sakit Ranca Badak diubah

menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin (RSHS) yang berfungsi sebagai Unit

Pelaksana Tekniks (UPT) Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan bertanggung

jawab langsung kepada Direktur Jenderal Pelayanan Medik. Rumah Sakit Umum Pusat Dr.

HasanSadikin(RSHS)merupakanrumahsakitvertikalutamayangdapatdiartikansebagai

rumah sakit rujukan tertinggi di provinsi Jawa Barat berdasarkan Surat KeputusanMenteri

No HK.02.02/MENKES/390/2014 tentang Pedoman Penetapan RS Rujukan Nasional.

Sebagai rumah sakit rujukan tertinggi, RSHS dituntut untuk memiliki layanan yang lebih

dibandingkan dengan rumah sakit kelas B atau C. Layanan tersebut meliputi, Instalasi

Gawat Darurat, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Fasilitas Pemeriksaan

Penunjang yang lengkap, dan Instalasi Rawat Khusus. RSHS memiliki kapasitas 944

tempat tidur dengan enam layanan unggulan terdiri atas: Pelayanan Jantung Terpadu, Pelayanan Onkologi, Pelayanan Infeksi, Bedah Minimal Invasif, Kedokteran Nuklir dan

Transplantasi Ginjal. Selain itu, RSHS juga memiliki layanan dokter spesialis dan

subspesialis yang diharapkan dapat membantu RSHS dalam memberikan pelayanan

kepada pasien secara tepat dan cepat. Selain itu, RSUP Dr. Hasan Sadikin dikenal sebagai

4

rumah sakit Tersier, RS. Pendidikan Utama untuk FK-UNPAD, Badan Layanan Umum, Rujukan Bencana Nuklir nasional dan RSUP yang mengampu 7 RS regional Jawab Barat

Visi

Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan

Gotong Royong

Misi:

Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera

2.3.

Motto RSUP Dr. Hasan Sadikin adalah “Kesehatan Anda adalah Prioritas Kami”

Selain memiliki visi dan misi, RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung juga memiliki tata nilai, janji pelayanan, dan nilai-nilai. Ada pun tata nilai yang dimiliki disebut dengan

“PAMINGPIN PITUIN”, meliputi:

a. Kepemimpinan: Nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talenta terbaik di bidangnya

b. Profesional: Nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui perjalanan kemitraan

c. Inovatif: Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan

d. Tulus: Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif dan responsive

e. Unggul: Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima

f. Integritas: Nilai yang menggambarkan kejujuran, Amanah, dan menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas

Selanjutnya, janji pelayanan yang dimiliki, yaitu SIGAP yang diartikan sebagai:

a. (S)enyum-Sapa-Salam-Sopan-Santun (5S)

b. (I)novatif dalam berkarya

c. (G)elorakan semangat pelayanan prima

d. (A)manah menjaga keselamatan pasien

e. (P)eduli, perhatian, dan perasaan

5
2.2. Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Nilai-nilai Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Terdapat juga nilai-nilai yang dianut, yaitu PRIMA yang diartiksn sebagai berikut:

a. (P)rofesional: memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan dengan kualitas terbaik (prima) disertai dengan kompetensi dalam disiplin ilmu yang mendasarinya

b. (R)espek: pelayanan yang prima akan dapat diberikan apabila dilandasi oleh saling hormat menghormati diantara anggota tim pemberi pelayanan kesehatan. Pelayanan prima tidak hanya ditentukan oleh satu profesi, tetapi oleh semua profesi yang terlibat dalam pelayanan kesehatan

c. (I)ntegrasi: bertindak terintegritas sesuai dengan nilai-nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik

d. (M)anusiawi: menganggap setiap individu sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang mulia, Oleh karena itu, harkat dan martabat mereka harus dijunjung tinggi

e. (A)manah: melaksanakan dengan sunggu-sungguh segala hal yang dipercayakan oleh negara dan masyarakat, khususnya dalam memberikan pelayanan, pendidikan, dan penelitian kesehatan.

6

2.4. Tugas Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 78 tahun 2019 dikatakan bahwa rangka optimalisasi pelaksanaan tugas dan fungsi pelayanan kesehatan yang paripurna dan untuk melaksanakan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 45 Tahun

2019 tentang Klasifikasi Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Kementerian Kesehatan, perlu dilakukan penataan organisasi dan tata kerja Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung. RSUPDr. Hasan Sadikin Bandungmempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan rencana program dan anggaran

b. pengelolaan pelayanan medis

c. pengelolaan pelayanan penunjang medis

d. pengelolaan pelayanan penunjang nonmedis

e. pengelolaan pelayanan keperawatan

f. pengelolaan pendidikan dan pelatihan di bidang pelayanan kesehatan

g. pengelolaan penelitian, pengembangan, dan penapisan teknologi di bidang pelayanan kesehatan

h. pengelolaan keuangan dan barang milik negara

i. pengelolaan sumber daya manusia

j. pelaksanaan urusan hukum, organisasi, dan hubungan masyarakat

k. pelaksanaan kerja sama

l. pengelolaan sistem informasi

m. pelaksanaan urusan umum

n. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan

7

2.5

8
Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin STRUKTUR ORGANISASI RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG Gambar 1. Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

2.6. Profil Ruangan Alamanda

Ruang Alamanda merupakan salah satu ruangan yang difungsikan sebagai ruang perawatan kebidanan obstetri ginekolog (Obgyn) dan dipimpin oleh Kepala Ruangan. Memiliki total jumlah tenaga sebanyak 46 orang, terbagi atas 35 orang bidan dan sebanyak 11 orang perawat. Ruangan Alamanda terdiri dari Alamanda (A) merawat pasien obstetri dengan kapasitas 23 bed dan Alamanda (B) merawat pasien ginekolog dengan kapasitas 47 bed serta HCU Alamanda. Selain itu, ruang Alamanda juga memfasilitasi perawatan palliatif dan pasien-pasien yang memerlukan perawatan kemoterapi.

Gambar 2 Struktur Organisasi Ruang

Alamanda RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

9

2.7 Uraian/Rincian Tugas Jabatan Peserta

Nama : Evirina Simanjuntak, S.Kep., Ns

NIP : 198710052022032001

Jabatan/Golongan : Perawat Ahli Pertama/IIIb

Unit Kerja : Instalasi Rawat Inap Alamanda

RSUP Dr. Hasan Sadikin

Instansi : Kementerian Kesehatan

Peserta terdaftar sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Lingkungan

Kementerian Kesehatan RI pada satuan kerja RSUP Dr. Hasan Sadikin sejak 14 Februari

2022 sesuai SK dan mulai bekerja sejak 01 Maret 2022 sebagai Perawat Ahli Pertama.

Saat ini bertugas sebagai Perawat Pelaksana di Instalasi Rawat Inap, ruang perawatan

Alamanda. Dalam pelaksanaan aktualisasi, peserta diklat mengacu kegiatan dalam

Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), yaitu:

1. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi

2. Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan

3. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua tim/perawat

4. Melakukan pemberian penugasan perawatdalam rangka melakukanfungsi ketenagaan perawat

5. Melaksanakan case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu

6. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu

7. Melakukan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjutan

8. Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu

9. Membuat prioritas diagnosa keperawatan dan masalah keperawatan

10.Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan) tindakan

11.Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan

12.Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medikal bedah

13.Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu

14.Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/bencana/kritikal

15.Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan, berduka atau menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan

16.Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi

10

17.Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi

18.Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi

19.Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur

20.Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri

21.Melakukantindakankeperawatanpemenuhankebutuhanrasanyamandanpengaturan suhu

22.Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi kompleks

23.Melakukan komunikasi dengan klien dengan hambatan komunikasi

24.Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien

25.Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu

26.Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala

27.Melakukan perawatan luka

28.Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu

29.Melaksanakan manajemen surveilans Hais sebagai upaya pengawasan resiko infeksi dalam upaya preventif pada pelayanan keperawatan

30.Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/unit/fasilitas kesehatan

31.Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter

32.Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/petugas/pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi

33.Melakukan Pendidikan kesehatan pada individu

2.8 Nilai- Nilai Dasar

Nilai-nilai dasar yang dibutuhkan Aparatur Sipil Negara dalam menjalankan peran

sebagai pelayan masyarakat adalah yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif jika diakronimkan menjadi BerAKHLAK (LAN, 2021)

antara lain:

1. Berorientasi Pelayanan

Berorientasi pelayanan merupakan sikap yang ditunjukkan dengan berusaha melakukan perbaikan tiada henti, memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat, serta bersikap ramah dan cekatan (LAN,2021)

2. Akuntabel

Akuntabel merujuk pada sikap jujur, melaksanakan tugas dengan bertanggung jawab, cermat , disiplin dan memiliki integritas tinggi. Selain itu menggunakan barang milik

11

negara dan efektif serta tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan juga menjadi implementasi dalam akuntabel (LAN,2021)

3. Kompeten

Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah. Membantu orang lain belajar, dan melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik (LAN,2021)

4. Harmonis

Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya. Suka menolong orang lain, dan membangun lingkungan kerja yang kondusif (LAN,2021)

5. Loyal

Memegang teguh ideologi Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah, menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi dan negara, serta menjaga rahasia jabatan dan negara (LAN,2021)

6. Adaptif

Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan. Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas, dan bertindak proaktif (LAN,2021)

7. Kolaboratif

Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi, terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah, dan menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan Bersama (LAN,2021)

2.9 SMART ASN

Menurut Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, SMART ASN merupakan upaya yang disiapkan untuk menghadapi era dan tantangan dunia yang semakin kompleks. Profil SmartASN meliputi integritas, nasionalisme, profesionalisme, berwawasan global, menguasai IT dan bahasa asing, berjiwa hospitality, berjiwa entrepreneurship, dan memiliki jaringan luas.

2.10 Manajemen ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman (LAN, 2021).

12

BAB III ANALISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Isu

Identifikasi isu dilakukan dengan melihat hal-hal yang tidak sesuai dengan Sasaran

Kinerja Pegawai (SKP). Setelah melakukanenvironmentalscanningdari tanggal 12 -27 Juni

2022 pada unit kerja didapatkan beberapa isu antara lain:

a. Belum optimalnya penilaian ulang resiko jatuh di ruang rawat inap Alamanda RSUP

Dr. Hasan Sadikin tahun 2022

Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (Permenkes No.1691 tahun 2011). Salah satu sasaran keselamatan pasien yaitu mengurangi resiko pasien jatuh. Berdasarkanwawancarayangdilakukan terhadap5orangperawat danbidan dirawat inap Alamanda dari tanggal 12 - 27 Juni 2022 didapatkan data bahwa belum adanya konsistenperawat maupun bidan dalam melakukan pengkajian ulang resiko jatuh dan penandaanresikojatuh, Pengisianpengkajianresikojatuhdilakukan perawatmaupun bidan melalui EMR (ElectronicMedicalRecord). Selanjutnya, penandaan resiko jatuh berdasarkan observasi yang dilakukan terhadap 5 pasien yang dirawat terdapat 3 pasiensedangkan2pasienlainnyabelumdilakukanpengkajiandanpenandaanresiko jatuh. Hal ini dikarenakan banyaknya tindakan perawat dan bidan yang harus dikerjakan. Dampak yang terjadi bila tidak dilakukan adalah sasaran keselamatan pasien di ruangan tidak terpenuhi (menjadi rendah), yang berakibat rendahnya standar keselamatan pasien di rumah sakit.

b. Belum optimalnya pemberian edukasi tentang mobilisasi dini pasca operasi di ruang rawat inap Alamanda RSUP Dr. Hasan Sadikin tahun 2022

Mobilisasi dini merupakan serangkaian aktifitas ringan yang dilakukan setelah operasi dimulai di atas tempat tidur sampai dengan bisa turun dari tempat

13

tidur, mobilisasi ke kamar mandi dan berjalan keluar kamar mandi (Ananda, 2021 dalam Resta, 2021)). Menurut Resta (2021) dalam Astuti (2021), mobilisasi dini adalah point penting yang memiliki pengaruh besar terhadap fungsi fisiologis yang bertujuan untuk mempertahankan kemandirian pasien pasca operasi. Konsep mobilisasi dini adalah untuk mempercepat kesembuhan luka dan mencegah terjadinya komplikasi luka pasca operasi. Tahapan mobilisasi pasca operasi antara lain setelah operasi, pada 6 jam pertama pasien harus tirah baring dahulu. Mobilisasi dini yang bisa dilakukan adalah menggerakkan lengan, tangan, menggerakkan ujung jari kaki dan memutar pergelangan kaki, mengangkat tumit, menegangkan otot betis serta menekukdan menggeser kaki. Setelah 6-10 jam, pasien diharuskan untukdapat miring kekiri dan kekanan mencegah penyumbatan pembuluh darah. Setelah 24 jam pasien dianjurkan untuk dapat mulai belajar untuk duduk. Setelah pasien dapat duduk, dianjurkan pasien belajar berjalan (Merdawati, 2018).

Dari hasil wawancara dan pengamatan terhadap 6 orang pasien dari tanggal 12 - 27 Juni 2022 didapatkan data bahwa 4 orang pasien sudah melakukan mobilisasi miring kanan dan kiri pada hari pertama post operasi dan 2 orang belum melakukan mobilisasi pada hari pertama. Hal ini dikarenakan kurang menyadari pentingnya manfaatmobilisasi dini pasca operasi karena pasien cenderungtakutakan mengalami nyeri pada daerah luka operasi dan takut jahitan lepas saat perubahan posisi. Hal ini didukung dengan wawancara terhadap 5 orang perawat maupun bidan bahwa kurangnya keyakinan pada pasien untuk melakukan mobilisasi dini. Pada proses pelayanan keperawatan, perawat maupun bidan sudah melakukan edukasi kepada pasien tentang mobilisasi dini pasca operasi.

Menurut Nurkolis (2013) dalam Ichanner’s (2009) dikatakan bahwa mobilisasi dini merupakan faktor yang menonjol dalam mempercepat pemulihan pasca bedah dan dapat mencegah komplikasi bedah, banyak keuntungan yang bisa diraihdarilatihanditempattidur danberjalanpadaperiode dinipascabedah.Dengan bergerak akan mencegah kekakuan otot dan sendi sehingga mengurangi nyeri menjaminkelancaran peredaran darah, memperbaiki pengaturan metabolisme tubuh, mengembalikan kerja fisiologis organ– organ vital yang pada akhirnya justru akan mempercepat penyembuhan luka. Mobilisasi sangat penting dalam percepatan hari rawat dan mengurangi resiko karena tirah baring lama seperti terjadinya dekubitus, kekakuan atau penegangan otot-otot di seluruh tubuh, gangguan sirkulasi darah, gangguan pernapasan dan gangguan peristaltik maupun berkemih (Carpenito, 2013 dalam Berkanis, 2020).

14

c. Belum optimalnya pelaporan perawatan luka post operasi di ruang rawat inap Alamanda RSUP Dr. Hasan Sadikin tahun 2022

Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan dengan menggunakan prosedur invasif, dengan tahapan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang ditangani. Pembukaan bagian tubuh di pembedahan pada umumnya dilakukan dengan membuat sayatan, setelah yang ditangani tampak, maka akan dilakukan perbaikan dengan penutupan serta penjahitan luka (Rizki, 2019 dalam Sjamsuhidayat & Jong, 2016). Tindakan bedah menghasilkan luka yang berisiko terhadap infeksi. Infeksi luka operasi merupakan salah satu gangguan penyembuhan luka yang menyebabkan lama hari perawatan memanjang.

Rumah sakit menjadi tempat penyebaran penyakit infeksi karena terdapat populasi mikroorganisme yang tinggi dengan jenis virulen yang masih resisten terhadap antibiotik dan dapat ditularkan oleh pemberi pelayanan kesehatan (Agustina, 2017 dalam Potter dan Perry, 2005). Salah satu infeksi yang termasuk dalam kelompok Health Care Assosiated Infections (HAIs) adalah Infeksi Daerah Operasi (IDO). IDO juga sering disebut SurgicalSiteInfection(SSI). Faktor risiko terjadinya IDO antara lain kondisi pasien, prosedur operasi, jenis operasi, dan perawatan pasca infeksi (Agustina, 2017 dalam Kemenkes RI, 2011). Besaran angka kejadian IDO perlu dilakukan pemantauan, apabila terus mengalami peningkatan, hal ini akan menjadi beban rumah sakit dan pasien. Oleh karena itu, salah satu intervensi keperawatan dalam mencegah terjadinya infeksi daerah operasi yaitu perawatan luka pasca operasi. Diharapkan dengan perawatan luka yang baik infeksi tidak terjadi dan penyembuhan luka tidak terganggu (Astuti, 2018). Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan harus melaksanakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI). RSUP Dr. Hasan Sadikin memiliki tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI). Program tim PPI dalam mencegah kejadian infeksi terus dicanangkan hingga kejadian HAIs menjadi nol. Pada Permenkes No.27 tahun 2017 dikatakan setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus melakukan pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan PPI. Laporan dibuat secara periodik, tergantung fasilitas pelayanan kesehatan masing-masing bisa setiap bulan, triwulan, dan tahunan. Laporan dilengkapi dengan rekomendasi tindak lanjut bagi pihak terkait dengan peningkatan infeksi serta melakukan evaluasi dari tindak lanjut pada bulan berikutnya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan Alamanda RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung didapatkan data bahwa jumlah data pasien operasi

15

berdasarkan laporan PPI dari bulan April sampai Juni tahun 2022 dengan rincian

sebagai berikut: pada April: ruang Alamanda A (48 orang pasien operasi) dan Alamanda B (37 orang pasien operasi) dan bulan Mei: ruang Alamanda A (67 orang pasien operasi) dan Alamanda B (45 orang pasien operasi). Sedangkan Juni, ruang Alamanda A (72 orang pasien operasi) dan Alamanda B (63 orang pasien operasi). Berdasarkan observasi dan wawancara pada tanggal 12 - 27 Juni 2022 terhadap 5 orang perawat maupun bidan didapatkan data bahwa perawat maupun bidan melakukan perawatan luka post operasi dimulai dari hari ketiga post operasi dan pelaporan kondisi luka disampaikan melalui WhatsAppgrup ruangan Alamanda dan pelaporannya tidak konsisten menggunakan format baku manual yangsudah tersedia darirumahsakit.Bentukhasilpelaporan melaluiWhatsAppinimenyebabkan kesulitan mengetahui perkembangan karakteristik luka post operasi setiap pasien dan bisa menyebabkan resiko terjadi miss komunikasi. Hal ini tentu saja menjadi penghambat ruangan Alamanda dalam pelaporan kegiatan surveilens ruangan ke PPI.

Kegiatan surveilens merupakan salah satu program PPI yang sangat penting dan luas yang harus dilaksanakan dalam PPI. Kegiatan surveilens akan dapat menurunkan Health Care Assosiated Infections (HAIs). Upaya penekanan angka kasus HAIs merupakan salah satu tolok ukur akreditasi rumah sakit di Indonesia yang telah dicanangkan oleh pemerintah dalam aspek pengendalian infeksi di rumah sakit (Agustina, 2017 dalam Depkes, 2009).

Penulis menyadari jika isu-isu yang didapatkan tadi tidak diselesaikan, maka akan menyebabkan dampak yang kemudian dapat membesar dan mempengaruhi publik. Pada tabel 1, dijabarkan dampak-dampak yang dapat terjadi.

pasien di ruangan

rendah

- standar keselamatan

RS rendah

16
No Isu
Tabel 1. Dampak Isu
ditangani
Dampak apabila Isu tidak 1 Belum optimalnya penilaian ulangresiko jatuh di ruang rawat inap Alamanda RSUP Dr. Hasan Sadikin tahun 2022 - sasaran keselamatan

2 Belum optimalnya pemberian edukasi tentang

mobilisasi dini pasca operasi di ruang rawat inap

Alamanda RSUP Dr. Hasan Sadikin tahun 2022

- penyembuhan luka

lama

- memperpanjang hari

rawatan

- gangguan peristaltik

- terjadinya kekakuan

pada otot

- beresiko terjadi luka

dekubitus

- biaya rawatan

meningkat

3 Belum optimalnya pelaporan perawatan luka postoperasidiruangrawatinapAlamandaRSUP

Dr. Hasan Sadikin tahun 2022

- terjadi miss komunikasi

- pelaporan angka IDO

ruangan ke PPI menjadi

terhambat

- perkembangan kondisi

luka tidak akurat

- surveilens HAIs RS

menjadi terhambat

- pelaporan indikator

kinerja individu direktur

RS menjadi terhambat

3.2 Penapisan Isu

Dalam analisa isu kontemporer ini menggunakan metode menggunakan metode USG (Urgency,Seriousness,Growth). Urgencyadalah seberapa mendesak isu harus dibahas, dianalisa, dan ditindaklanjuti. Seriousnessadalah seberapa serius suatu isu harus dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan. Growth adalah seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak segera ditangani. Isu yang memiliki skor tertinggi merupakan isu utama atau isu pokok yang harus segera diselesaikan.

Keterangan :

Angka 5 : Sangat gawat/mendesak/cepat

Angka 4 : Gawat/mendesak/cepat

17

Angka 3 : Cukup gawat/mendesak/cepat

Angka 2 : Kurang gawat/mendesak/cepat

Angka 1 : Tidak gawat/mendesak/cepat

Tabel 2 Penapisan Isu Berdasarkan USG (Urgency,Seriousness,Growth)

1 Belum optimalnya penilaian ulang resiko jatuh di ruang rawat inap Alamanda RSUP Dr. Hasan Sadikin tahun 2022

2 Belum optimalnya pemberian edukasi tentang manfaat mobilisasi dini pasca operasi di ruang rawat inap Alamanda RSUP Dr. Hasan Sadikin tahun 2022

3 Belum optimalnya pelaporan perawatan luka post operasi di ruang rawat inap

Alamanda RSUP Dr. Hasan Sadikin tahun 2022

3 4 4 11 2

3 3 3 9 3

4 4 4 12 1

Berdasarkan hasil pendekatan analisis teknik USG di atas, maka didapatkan isu yang aktual adalah belum optimalnya pelaporan perawatan luka post operasi di ruang rawat inap Alamanda RSUP Dr. Hasan Sadikin pada Juni tahun 2022. Isu tersebut merupakan hal yang mendesak, karena ruang Alamanda merupakan salah satu ruangan yang difungsikan sebagai ruang perawatan kebidanan obstetri ginekolog (Obgyn). Sebagai ruang perawatan Obgyn, ruangan ini tentu saja kegiatan ruangan ini yang paling banyak dilakukan adalah perawatan luka pasien post operasi. Oleh karenanya, diperlukan pelaporan yang dalam bentuk sistematis. Selain memudahkan dalam pelaporan ke PPI, dapat diketahui perkembangan dari luka pasien post operasi dan bisa dijadikan panduan atau referensi untuk melakukan tindakan selanjutnya ke pasien tersebut. Pelaporan ini selain sebagai tolak ukur mutu pelayanan kesehatan, juga sebagai data untuk melindungi pasien, petugas juga pengunjung dan keluarga dari resiko tertularnya infeksi.

Sebagai seorang ASN yang bertugas di fasilitas kesehatan, perawat mempunyai fungsi dan tugas yang diatur dalam Undang-Undang No.5 tahun 2014. Dalam pembahasan isu aktual diatas, seorang perawat dituntut untuk dapat melakukan fungsi selain sebagai pelayan publik, perawat harus melakukan asuhan keperawatan dengan

18
No Isu U S G Total Prioritas

akuntabel. Selain itu, menjalani peran sebagai seorang ASN, perawat dapat menciptakan sebuah inovasi sebagai solusi pemecahan isu, dapat bekerja sama dengan pihak lain dalam menjalankan gagasan kreatif pemecahan isu dan tetap bersikap ramah kepada semua pihak yang ikut terlibat dalam gagasan kreatif pemecahan isu diatas.

3.3. Latar Belakang Pemilihan Isu

Ruang Alamanda merupakan salah satu ruangan yang difungsikan sebagai ruang perawatan kebidanan obstetri ginekolog (Obgyn) dan dipimpin oleh kepala ruangan, memilikitotaljumlahtenagasebanyak46 orang,terbagiatas35 orangbidan dansebanyak

11 orang perawat. Sebagai ruang kebidanan, Ruang Alamanda tidak hanya menerima kasus pasien ibu melahirkan normal atau operasi, tetapi juga menerima kasus bedah kebidanan, bedah umum dan kemoterapi.

Banyaknya kasus bedah yang terdapat di ruang Alamanda mengharuskan perawat maupun bidan melakukan pelayanan keperawatan pada pasien terutama perawatan luka post operasi. Perawatan luka post operasi ini haruslah diinformasikan dalam bentuk pelaporan. Pelaporan ini sebagai bentuk pelaporan ruangan yang selanjutnya dilaporkan ke tim PPI sebagai survey terhadap ada tidaknya angka kejadian IDO yang terdapat di ruangan Alamanda. Infeksi merupakan masalah serius berdasar pada data WHO sekitar 3%-21% atau rata-rata 9% terjadi infeksi di institusi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit yang dapat menghambat proses penyembuhan dan pemulihan pasien (Khairunnisa, 2018). Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di ruangan Alamanda, surveilans infeksi telah dilakukan dengan WhatsAppgrup ruangan berupa foto kondisi luka post operasi. Hal ini menimbulkan masalah dalam kecepatan dan keakuratan penginputan data. Masalah juga terjadi dalam memantau perkembangan surveilans infeksi pasien rawat inap dan kejadian yang mungkin akan muncul. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan Alamanda RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, dibutuhkan sebuah sistem pelaporan yang mempunyai menggunakan format baku dan diharapkan dapat memantau perkembangan surveilans infeksi terhadap perawatan luka pasien post operasi.

Pelaporan persentasi angka kejadian infeksi rumah sakit sebagai salah satu indikator kinerja individu direktur rumah sakit. Pelaporan sebagai alat komunikasi yang

efektif antar petugas kesehatan sehingga kesinambungan informasi dan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi dapat tercapai. Pencatatan dan pelaporan kegiatan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi harus terus dilaksanakan karena sehingga dapat digunakan sebagai umpan balik dan melakukan perbaikan-perbaikan dalam rangka

19

meningkatkanpelayanankesehatankepadamasyarakat.Untukdapat melakukankegiatan pencatatan dan pelaporan dengan baik, dibutuhkan data dan informasi yang tepat dan akurat, karena tanpa adanya hal tersebut, hasil kegiatan pencatatan dan pelaporan tersebut akan sangat diragukan kebenarannya (Summi, 2016).

3.4 Analisis Isu Aktual

Isu yang terpilih pada tabel prioritas analisis USG adalah belum optimalnya pelaporan perawatan luka post operasi di ruang rawat inap Alamanda RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung pada tahun 2022. Untuk menganilisis isu yang terpilih, maka digunakan fishbonediagram.

20

Gambar 3. Analisis fishbonediagram

Banyak tindakan perawat maupun bidan yang harus dikerjakan

Belum adanya orang yang membuat format online bentuk pelaporan perawatan luka post operasi

Belum optimal sistem pelaporan yang dikumpulkan (melalui WhatsAppgrup)

Belum ada format online bentuk pelaporan perawatan luka post operasi

Belum tersedia aplikasi untuk pelaporan perawatan luka

Belum optimalnya pelaporan perawatan luka post operasi di ruang rawat inap Alamanda

RSUP Dr. Hasan Sadikin

Bandung Tahun 2022

MEASUREMENT

MATERIAL

21
MAN METODE

3.5

Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS untuk Mendukung Terwujudnya SmartGovernance

Luka adalah kerusakan kontinuitas, mukosa membran dan tulang atau organ tubuh lain. Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul seperti hilangnya seluruh atau Sebagian fungsi organ, respon stress simpatis, peradarahan atau pembekuan darah, kontaminasi bakteri dan kematian sel. Luka akut biasanya terjadi pada individu yang normal, sehat, dan dapat dilakukan penutupan luka secara primer atau dibiarkan menyembuh secara sekunder. Sebagian besar luka yang terjadi akibat trauma pada organ atau jaringan dapat dikategorikan sebagai luka akut. Fase penyembuhan luka terdiri dari tiga fase yaitu: hemostasis, inflamasi, proliferasi, dan remodeling. Proses fisiologis tersebutdapatdipengaruhiolehbeberapafaktor,adanyakelainandarifasetersebutdapat menyebabkan gangguan penyembuhan luka. Penanganan luka terdiri dari beberapa cara sesuai dengan keperluan luka (Suryadi, 2013).

Perawatan luka adalah tindakan merawat luka dengan upaya untuk mencegah infeksi, membunuh atau menghambat pertumbuhan kuman/bakteri pada kulit dan jaringantubuhlainnya.Manfaatperawatanlukaadalahdenganmenjagakebersihandapat mencegah infeksi, memberikan rasa aman & nyaman untuk pasien. Mempercepat proses penyembuhan luka, mencegah bertambahnya kerusakan jaringan, membersihkan luka dari benda asing/kotoran, memudahkan pengeluaran cairan yang keluar dari luka, mencegah masuknya kuman dan kotoran ke dalam luka serta mencegah perdarahan maupun munculnya jaringan parut sekitar luka. Prinsip utama penanganan luka adalah membantu terjadinya proses tersebut dengan efektif. Penanganan luka dimulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan penutupan luka. Penutupan luka dibagi menjadi tiga yaitu penutupan primer, sekunder, dan tersier. Abnormalitas dari proses penyembuhan dapat menyebabkan komplikasi yaitu jaringan parut hipertrofik, keloid, dan luka kronis. Hasil penelitian Alvarenga (2015) dikatakan bahwa instrumen pengkajian luka memudahkan dalam mengidentifikasi proses penyembuhan luka. Adapun kriteria penyembuhan luka yang digunakan adalah REEDA (Redness, Odema, Ecchymosis, Discharge,Approximation), sebagai berikut:

22

(sumber: Alvarenga, 2015)

Skala REEDA (Redness, Odema, Ecchymosis, Discharge, Approximation)

merupakan instrumen penilaian penyembuhan luka yang berisi lima faktor, yaitu kemerahan, edema, ekimosis,discharge, dan pendekatan (aproksimasi) dari dua tepi luka. Masing-masing faktor diberi skor antara 0 sampai 3 yang merepresentasikan tidak adanya tanda-tanda hingga adanya tanda-tanda tingkat tertinggi. Dengan demikian, total skor skalaberkisardari0sampai15,denganskoryanglebihtinggimenunjukkanpenyembuhan luka yang jelek. Selanjutnya berdasarkan hasil assessmenttersebut, dilakukan pelaporan. Banyak metode yang digunakan untuk mengidentifikasi risiko, salah satu caranya adalah dengan mengembangkan sistem pelaporan dan sistem analisis. Dapat dipastikan bahwa sistempelaporanakanmengajaksemuaorangdalamorganisasiuntukpeduliakanbahaya / potensi bahaya yang dapat terjadi kepada pasien. Pelaporan juga penting digunakan untuk memonitor upaya pencegahan terjadinya error sehingga diharapkan dapat mendorong dilakukannya investigasi selanjutnya.

Pelaporan sebagai alat komunikasi yang efektif antar petugas kesehatan sehingga kesinambungan informasi dan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi dapat tercapai. Pencatatan dan pelaporan sebagai kegiatan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi harus terus dilaksanakan sehingga dapat digunakan sebagai umpan balik dan melakukan perbaikan dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Untuk dapat melakukan kegiatan pencatatan dan pelaporan dengan baik, dibutuhkan data dan informasi yang tepat dan akurat, karena tanpa adanya hal tersebut, hasil kegiatan pencatatan dan pelaporan tersebut akan sangat diragukan kebenarannya

(Summi, 2016) Pencatatan dan pelaporan dapat dilakukan secara tertulis mapun tidak tertulis (bentuk online). Akan tetapi, bentuk pelaporan ini agar mudah dipahami, sebaiknya menggunakan pedoman/panduan yang baku.

Perawat sebagai seorang ASN mempunyai fungsi dan dan tugas dalam pelayanan keperawatan. Dalam melakukan tugas pelayanan, perawat haruslah melakukan tugas

23

dengan penuh tanggung jawab. Banyaknya tindakan yang harus dikerjakan perawat maupun bidan membuat pelayanan menjadi belum optimal. Sebagai SMART ASN, salah satu upaya dalam mengembangkan pelayanan keperawatan adalah dengan terus melakukan inovasi. Pelaporan dapat dilakukan secara onlineberupa googleform, yang memuat data-data pasien seperti nama dan diagnosa penyakit, post operasi hari keberapa, karakteristik luka berdasarkan tools REEDA, terapi antibiotik yang digunakan, topikal terapi dan frekuensi ganti luka, foto luka sebelum dilakukan perawatan luka, serta nama perawat maupun bidan yang melakukan perawatan luka. Melalui sistem ini, diharapkan akan lebih efektif dan efisen sehingga akan memudahkan pelaporan selanjutnya ke PPI. Pelaporan ini selain sebagai tolak ukur mutu pelayanan kesehatan, juga sebagai data untuk melindungi pasien, petugas juga pengunjung dan keluarga dari resiko tertularnya infeksi.

3.6Alternatif Pemecahan Masalah sebagai Gagasan Kreatif

Dari analisa isu menggunakan tekhnikfishbone diatas, dapat disimpulkan bahwa hal yang dapat dilakukan sebagai pemecahan analisa isu yaitu optimalisasi pelaporan perawatan luka post operasi melalui media digital. Gagasan kreatif pemecahan isu dengan optimalisasi pelaporan perawatan luka post operasi melalui media digital diharapkan dapat dimengerti dan diterapkan oleh perawat maupun bidan sehingga dapat diimplementasikan di ruang perawatan Alamanda.

Adapun rekap kegiatan optimalisasi pelaporan perawatan luka post operasi melalui media digital sebagai berikut: kegiatan diawali dengan pertemuan dengan mentor dan kepala ruangan bertujuan untukmenyampaikan rencana kegiatan sosialisasi yangakan di lakukan sebagai pemecahan isu. Setelah itu, dilanjutkan dengan pencarian literatur dan sumber data sebagai refrensi terkait pembuatan media digital melalui googleform. Tidak lupa media yang sudah dibuat, dikonsulkan kembali sehingga nantinya media yang digunakan berisi informasi yang valid.

Sebagai upaya sosialisasi pemberian informasi, penulis melibatkan perawat dan bidan sebagai staf pegawai yangada di ruangan Alamanda dan timwoundcarerumah sakit.

Hal ini bertujuan sebagai bentuk kolaborasi, sehingga nantinya media sosialisasi ini dapat memudahkan para perawat maupun bidan dalam pelaporan kegiatan perawatan lukasetiap harinya. Setelah media sosialisasi dibuat, barulah kegiatan sosialisasi dilakukan sesuai

24

dengan waktu dan jadwal yang ada. Terakhir setelah kegiatan sudah berlangsung, tidak lupa peserta menyampaikan evaluasi kegiatan yang sudah dilaksanakan.

25

BAB IV

RANCANGAN AKTUALISASI

4.1. Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar PNS

Unit Kerja : Ruang rawat inap Alamanda RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Identifikasi Isu :

- Belum optimalnya penilaian ulang resiko jatuh

- Belum optimalnya edukasi mobilisasi dini pasca operasi

- Belum optimalnya pelaporan perawatan luka post operasi

Isu yang diangkat : Belum optimalnya pelaporan perawatan luka post operasi di ruang rawat inap Alamanda RSUP Dr. Hasan

Sadikin Bandung tahun 2022

Gagasan pemecahan isu : Optimalisasi pelaporan perawatan luka post operasi melalui media digital di ruang rawat inap

Alamanda RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

26

Tabel 3 Matriks Rancangan Aktualisasi

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil

Kegiatan Keterkaitan

Substansi Mata

pelatihan

BerAkhlak

Kontribusi

terhadap visi Misi Organisasi

Penguatan Nilai-Nilai Organisasi

1 Penyampaian

rancangan aktualisasi

terkait kegiatan

optimalisasi

pelaporan perawatan

luka post operasi

1. Melakukan kontrak waktu/membuat

janji untuk bertemu

dengan kepala

ruangan, pengawas

ruangan dan mentor

2. Mengkonsultasikan rancangan kegiatan aktualisasi kepada kepala ruangan, pengawas ruangan, dan mentor

3. Membuat Satuan

Acara Pembelajaran (SAP)

1. Kesepakatan jadwal pertemuan

2. Masukan dari mentor, kepala ruangan dan pengawas ruangan

3. Penyusunan rencana kegiatan

4. Draft Satuan Acara Pembelajaran (SAP)

Kegiatan akan

diawali dengan

melakukan kontrak

waktu dengan

mentor. Datang

tepat waktu, berpenampilan rapih dan bersikap ramah

selama proses

penyampaian

kegiatan rancangan aktualisasi (Berorientasi Pelayanan).

Menciptakan

lingkungan yang

Dengan

terlaksananya

rancangan kegiatan

sosialisasi

diharapkan

perawat dan bidan di ruangan

Alamanda

dapat memberi kontribusi dan dukungan terhadap

tercapainya visi

dan misi rumah

Kegiatan

rancangan

aktualisasi dapat

memberikan

masukan agar

proses pemberian

asuhan keperawatan lebih

maksimal serta peningkatan

pelayanan, hal ini selaras dengan

nilai yang dianut

oleh RSUP Dr.

Hasan Sadikin

27

4. Meminta

persetujuan, saran

dan masukan untuk

rancangan kegiatan

aktualisasi kepada

kepala ruangan, pengawas ruangan dan mentor

5. Lembar

konsultasi nyaman dan

sakit. Yaitu

yaitu “Pamingpin

kondusif selama

pertemuan

penyampaian

rancangan kegiatan (Harmonis).

Kemudian

menyampaikan

rancangan kegiatan

dengan penuh rasa

tanggung jawab

sebagai seorang

perawat dan ASN

(Akuntabel) dan

melakukan yang

terbaik dalam

penyusunan

rancangan kegiatan

aktualisasi

(Kompeten) dan

akan tetap menjaga

nama baik institusi

dengan

terwujudnya

Indonesia maju

dan ikut

meningkatkan

kualitas

manusia

Indonesia

terutamadalam

bidang

kesehatan

Pituin”:

Profesional: nilai

yang berorientasi

pada pencapaian

kinerja melalui

perjalanan

kemitraan

Inovatif: Nilai

yang

menggambarkan

keinginan untuk

menghasilkan

suatu yang baru

dan senantiasa

melakukan

perbaikan secara

berkesinambungan

Integritas: Nilai

yang

menggambarkan

kejujuran, amanah

28

2 Pembuatan draft

media digital berupa

googleform sebagai

media dalam

atau refrensi

sebagai tools dalam

pembuatan draft

selama proses

penyampaian

gagasan (Loyal).

Menyampaikan

rencana kegiatan

secara proaktif (Adaptif).

Melakukan

kolaborasi/koordinasi

dengan mentor,

kepala ruangan dan

pengawas ruangan

untuk saran dan

masukan kegiatan

rancangan

aktualisasi (Kolaboratif)

Dalam proses

Dengan

dan menjunjung

etika yang tinggi

dalam

menjalankan tugas

dikumpulkan

sesuai dengan

materi yang

pencarian literatur,

informasi yang

digunakan bersifat

valid, tanpa harus

terlaksananya

rancangan

kegiatan

sosialisasi

Kegiatan

rancangan

aktualisasi dapat

memberikan

masukan agar

29
1. Mencari informasi 1. Literatur yang

pelaporan perawatan

luka post operasi

2. Menyusun draft

pelaporan melalui media digital google form

3. Mengkonsultasikan draft media pelaporan kepada

kepala ruangan, mentor dan pengawas ruangan

serta woundcare

akan

disampaikan

2. Pembuatan

draft pelaporan

melaui media

digital dalam

bentuk google

form yang bisa

diakses

membedakan ras

dan agama. Selain

itu literatur

diharapkan mampu

memberi sebuah

perubahan yang

lebih baik terhadap

isu yang dibahas (Berorientasi Pelayanan)

Kemudian

menggunakan

literatur secara jujur

tanpa mengubah isi,

dan bertanggung

jawab dengan

menampilkan nama

pengarang (Akuntabel).

Menghargai setiap

pendapat dari

mentor sebagai

diharapkan

perawat dan bidan di

ruangan

Alamanda

dapat memberi

kontribusi dan

dukungan terhadap

tercapainya visi

dan misi rumah

sakit. Yaitu

dengan

terwujudnya

Indonesia maju

dan ikut

meningkatkan

kualitas

manusia

Indonesia

terutamadalam

proses pemberian

asuhan

keperawatan lebih

maksimal serta

peningkatan

pelayanan, hal ini

selaras dengan

nilai yang dianut

oleh RSUP Dr.

Hasan Sadikin

yaitu “Pamingpin

Pituin”:

Profesional: nilai yang berorientasi

pada pencapaian

kinerja melalui

perjalanan

kemitraan

Inovatif: Nilai

yang

menggambarkan

keinginan untuk

30

perbaikan dalam

proses pembuatan

draft media

pelaporan perawatan

luka post operasi (Harmonis).

Melakukan

kolaborasi dengan

kepala ruangan, woundcare dengan

meminta saran

pembuatan draft

media pelaporan

perawatan luka post

operasi (Kolaboratif).

Menyusun format

draft media

pelaporan perawatan

luka post operasi

dengan tetap

bidang

kesehatan

menghasilkan

suatu yang baru

dan senantiasa

melakukan

perbaikan secara

berkesinambungan

Integritas: Nilai yang

menggambarkan

kejujuran, amanah

dan menjunjung

etika yang tinggi

dalam

menjalankan tugas

31

3 Pelaksanaan

sosialisasi teknik

pengisian pelaporan

perawatan luka post

operasi kepada

perawat maupun

bidan

1. Meminta izin dan menyesuaikan

jadwal kepada

kepala ruangan dan

pengawas ruangan

untuk sosialisasi

pengisian pelaporan

perawatan luka

menjaga nama baik

instansi (Loyal).

Bersikap proaktif

dalam mencari

informasi yang valid

dan mendukung

(Adaptif) serta

membuat draft

rancangan pelaporan

yang sesuai dengan

keilmuan dan

perkembangan yang

terupdate (Kompeten)

1. Kontrak waktu disepakati

2. Peserta hadir

tepat waktu di

waktu zoom

yang telah

disepakati yang

dibuktikan

Setelah penyusunan

draft media

pelaporan di acc oleh

mentor serta kepala

ruangan, langkah

berikutnya yaitu

menyiapkan kegiatan

sosialisasi.

Dengan

terlaksananya

rancangan kegiatan

sosialisasi

diharapkan

perawat dan

bidan di

Kegiatan

rancangan aktualisasi dapat

memberikan

masukan agar

proses pemberian

asuhan

keperawatan lebih

32

pada pasien post operasi

2. Mengundang kepala ruangan dan bidan maupun perawat untuk mengikuti

sosialisasi teknik pengisian pelaporan perawatan luka pada pasien post operasisebelumhari

H

3. Melakukan sosialisasi tentang teknik pelaporan perawatan luka post operasi melalui

zoom

4. Melakukan sesi

tanya jawab terkait sosialisasi yang

diadakan

dengan lembar

kehadiran

3. Audiance mengerti tentang penjelasan dari

materi yang disampaikan

4. Adanya lampiran undangan dan media yang

digunakan

selama

kegiatan

sosialisasi

5. Evaluasi berbentuk kuesioner telah

terisi oleh

audience

Sebelum proses

kegiatan sosialisasi

diselenggarakan, terlebih dahulu

meminta ijin kepada

pengawas ruangan

Alamandadankepala

ruangan terkait

kegiatan yang akan

dilakukan

(Berorientasi

Pelayanan). Hal ini

bertujuan agar

terciptanya

lingkungan yang

kondusif selama

kegiatan

berlangsung, dan

tidak mengganggu

pelayanan

keperawatan.

Kegiatan ini dihadiri

ruangan

Alamanda

dapat memberi

kontribusi dan

dukungan

terhadap

tercapainya visi

dan misi rumah

sakit. Yaitu

dengan terwujudnya

Indonesia maju

dan ikut

meningkatkan

kualitas

manusia

Indonesia

terutamadalam

bidang

kesehatan

maksimal serta

peningkatan

pelayanan, hal ini

selaras dengan

nilai yang dianut

oleh RSUP Dr.

Hasan Sadikin

yaitu “Pamingpin

Pituin”:

Profesional: nilai yang berorientasi

pada pencapaian

kinerja melalui

perjalanan

kemitraan

Inovatif: Nilai

yang

menggambarkan

keinginan untuk

menghasilkan

suatu yang baru

dan senantiasa

33

5. Melakukan evaluasi

terhadap kegiatan

sosialisasi yang

dilakukan

6. Dokumentasi

selama kegiatan

oleh perawat

maupun bidan

dengan tidak

membedakan ras, suku, jabatan serta

pendidikan

(Harmonis). Selain

itu, kegiatan

sosialisasi ini juga

tetap berkoordinasi

dengan tim

woundcare rumah

sakit (Kolaboratif)

Kegiatan dilakukan

melalui zoom dimulai

tepat waktu sesuai

rencana. Sikap

ramah dan terbuka

terhadap audience

selama kegiatan

berlangsung sebagai

bentuk peran dalam

melakukan

perbaikan secara

berkesinambungan

Integritas: Nilai yang

menggambarkan

kejujuran, amanah

dan menjunjung

etika yang tinggi

dalam

menjalankan tugas

34

menjaga nama baik

instansi (Loyal).

Menyampaikan

informasi dengan

jujur dan

bertanggung jawab

selama kegiatan

sosialisasi

berlangsung (Akuntabel).

Menyampaikan

materi dengan

komunikasi yang

jelas membuat para

audiance mampu

memahami dan

mengerti isi materi (Kompeten).

Menunjukkan sikap

proaktif dengan

melakukan evaluasi

kegiatan kepada

35

hasil sosialisasi

kegiatan yang

dilakukan kepada

mentor

waktu untuk

menyampaikan hasil

sosialisasi kegiatan

yang dilakukan

audience berupa

kuesioner dan

menanyakan apakah

ada yang kurang

jelas dalam

penyampaian materi

merupakan bagian

sesi tanya jawab.

Saran dan masukan

dari audience

diharapkan dapat

mengembangkan

inovasi (Adaptif).

Melakukan kontrak

Dengan

kegiatan

2. Lembar konsul

waktu dengan

mentor untuk

menyampaikan

kegiatan sosialisasi

telah selesai

terlaksananya

rancangan

kegiatan

sosialisasi

diharapkan

Kegiatan rancangan

aktualisasi dapat memberikan

masukan agar

proses pemberian

kegiatan dan apa

saja kendala selama

kegiatan sosialisasi

dilakukan untuk

menciptakan

lingkungan yang

perawat dan

bidan di ruangan

asuhan

keperawatan lebih

maksimal serta

36
4 Penyampaian laporan 1. Melakukan kontrak 2. Melaporkan hasil 1. Laporan hasil

3. Meminta saran dari mentor

4. Melakukan perbaikan untuk penyusunan laporan kegiatan sosialisasi

nyamandankondusif (Harmonis).

Selama proses

perbaikan

penyusunan laporan

kegiatan sosialisasi

tetap berkolaborasi / berkoordinasi

dengan mentor (Kolaboratif).

Kemudian

melakukanperbaikan

tiada henti dengan

menerima saran dan

masukan demi

memajukan

pelayanan ke arah

lebih baik (Berorientasi

Pelayanan).

Dan juga untuk

mengembangkan

Alamanda

dapat memberi

kontribusi dan

dukungan

terhadap

tercapainya visi

dan misi rumah

sakit. Yaitu

dengan

terwujudnya

Indonesia maju

dan ikut

meningkatkan

kualitas

manusia

Indonesia

terutamadalam

bidang

kesehatan

peningkatan

pelayanan, hal ini

selaras dengan

nilai yang dianut

oleh RSUP Dr. Hasan Sadikin

yaitu “Pamingpin

Pituin”:

Profesional: nilai yang berorientasi

pada pencapaian

kinerja melalui

perjalanan

kemitraan

Inovatif: Nilai yang

menggambarkan

keinginan untuk

menghasilkan

suatu yang baru

dan senantiasa

melakukan

37

sebuah inovasi yang

bermanfaat dan bisa

diterapkan di unit

kerja (Adaptif).

Selama proses

perbaikan untuk

penyusunan laporan

kegiatan sosialisasi

tetap melaksanakan

tugas dengan

kualitas terbaik di unit kerja (Kompeten).

Selanjutnya, menyampaikan

pelaporan hasil

sosialisasi kegiatan

beserta kendala yang

ditemukan dengan

penuh rasa tanggung

jawab dan jujur

(Akuntabel) dan

perbaikan secara

berkesinambungan

Integritas: Nilai yang

menggambarkan

kejujuran, amanah

dan menjunjung

etika yang tinggi

dalam

menjalankan tugas

38

menggunakan

Bahasa Indonesia

yang baik dan tetap

menjaga nama baik

instansi (Loyal).

39

Tabel 4 Timeline Kegiatan

1. Penyampaian rancangan aktualisasi terkait kegiatan optimalisasi pelaporan perawatan luka post operasi

2. Pembuatan Draft Media digital sebagai media dalam pelaporan perawatan luka pada pasien post operasi

3. Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi: Teknik PengisianGoogleform

4. Penyampaian Laporan Hasil Kegiatan

5. Pelaksaanaan Evaluasi Kegiatan Aktualisasi: Kuesioner

40
4.2. Rancangan Kegiatan Aktualisasi
No. Kegiatan Juli 2022 Agustus 2022 Sept 2022 4 1 2 3 4 1

4.3. Para Pihak yang Terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi

Para pihak yang telibat dalam rancangan aktualisasi ini adalah mentor sebagai pembimbingan selama proses aktualisasi dilaksanakan, kepala ruangan dan pengawas ruangan serta woundcare sebagai pembimbing selama proses aktualisasi di unit kerja dan mempunyai peran besar dalam pembuatan draft media pelaporan yang digunakan saat sosialisasi. Pihak yang terlibat mempunyai andil yang besar dalam membantu rancangan aktualisasi karena memberikan kontribusi berupa ide, masukan serta saran yang dapat membangun kemajuan perkembangan rancangan aktualisasi.

Tabel

No Pihak Peran dalam Aktualisasi

1 Mentor Memberikan bimbingan dan masukan selama proses

aktualisasi

2 Kepala ruangan Memberikan bimbingan dan masukan selama proses

aktualisasi

3 Pengawas ruangan Memberikan bimbingan dan masukan selama proses

aktualisasi

4 Woundcare Memberikan bimbingan dan masukan dalam penyusunan draft pelaporan perawatan luka

5 Perawat dan bidan Audience, pelaksana dalam pelaporan perawatan luka

41
5 Pihak yang Terlibat dalam Aktualisasi

DAFTAR PUSTAKA

Agustina. 2017. PengaruhProsedurOperasiterhadapkejadianInfeksipadaPasienOperasi BersihTerkontaminasi(StudiCaseControldiRSUHajiSuarbaya). Surabaya

Alsen. 2014. InfeksiLukaOperasi. Palembang

Alvarenga. 2015. Episiotomyhealingassessment:Redness,Oedema,Ecchymosis,Discharge, Approximation(REEDA)scalereliability. Brasil

Astuti 2018. PerawatanLukaPostOperasidenganGangguanPemenuhanKebutuhanAman NyamandiRSUDWates. Yogyakarta

Berkanis. 2020. PengaruhMobilisasiDiniTerhadapIntensitasNyeripadaPasienPostOperasi diRSUDS.K.LERIKKUPANGTAHUN2018. Kupang

Lembaga Administrasi Negara. 2021. ModulAdaptifPelatihanDasarCalonPegawaiNegeri Sipil. Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. ModulAkuntabelPelatihanDasarCalonPegawaiNegeri Sipil. Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. ModulBerorientasiPelayananPelatihanDasarCalon PegawaiNegeriSipil.Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. ModulKolaboratifPelatihanDasarCalonPegawaiNegeri Sipil. Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara 2021 ModulKompetenPelatihanDasarCalonPegawaiNegeri Sipil. Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. ModulHarmonisPelatihanDasarCalonPegawaiNegeri Sipil. Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. ModulLoyalPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil. Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. ModulPelatihanDasarCalonPNSManajemenAparatur SipilNegara. Jakarta.

Merdawati, Leni. 2018. MobilisasiPostOperasi. Fakultas Keperawatan Unand

Nurkolis. 2013. HubunganTingkatPengetahuanPerawatTentangMobilisasiDiniDengan

PelaksanaanTindakanMobilisasiDiniPadaPasienPostOperasi. Pare

Peraturan LAN No.1 tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar CPNS. Diakses 16 Juli 2022

Permenkes No.1691 tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Diakses 16 Juli 2022

Permenkes RI No. 27 tahun 2017tentangPencegahan dan PengendalianInfeksi (PPI). Diakses 20 Juli 2022

42

Permenkes RI No.78 tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung. Diakses 16 Juli 2022

Permenpan 35 tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Perawat. Diakses 16 Juli 2022

Resta. 2021.PenerapanMobilisasiDiniPascaOperasidiRumahSakitTentaraPadang. Padang

Rizki. 2019. HealthEducationUsingLeafletMediaReduceAnxietyLevelinPreOperation Patients.Semarang

Summi, Kurniati. 2016.SistimPelaporanPPI. Makassar

Suryadi. 2013. Proses Penyembuhan dan Penanganan Luka. Denpasar

Undang-Undang No.38 tahun 2014 tentang Keperawatan. Diakses 16 Juli 2022

Undang-Undang No.5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Diakses 16 Juli 2022

43
44 LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 0 20 40 60 80 April Mei Juni Pasien Alamanda (A) 48 67 72 Pasien Alamanda (B) 37 45 63
Bulan
Data Jumlah Pasien Operasi di Ruang Alamanda (A) & Alamanda (B) di
April Juni Tahun 2022
Penerapan Resiko Jatuh yang telah diterapkan di ruang Alamanda

Bentuk pelaporan perawatan luka post operasi melalui WhatsApp grup ruangan Alamanda

45
Lampiran 3

RANCANGAN AKTUALISASI

OPTIMALISASI PELAPORAN PERAWATAN LUKA

POST OPERASI MELALUI MEDIA DIGITAL

DI RUANG RAWAT INAP ALAMANDA

RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

EVIRINA SIMANJUNTAK

NIP. 198710052022032001

PERAWAT AHLI PERTAMA

UU NO. 5 tahun

2014

Pelatihan Dasar

TUJUAN

Mengimplementasikan nilai

nilai dasarASN (berAkhlak)

✓ ASN nilai berAkhlak memenuhi kebutuhan

Peraturan LAN

No.1 tahun

2021

dan harapan masyarakat

✓ ASN sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan

publik serta perekat dan pemersatu bangsa

✓ RS Perawat

asuhan keperawatan

Permenpan

No.35 tahun

2019

Sasaran

Kinerja Pegawai

Manfaat

Menambah pengetahuan, wawasan

mengaktualisasikan nilai berAkhlak di unit kerja

meningkatkan mutu program

pendidikan CPNS

Memberikan masukan dan usulan

untuk melakukan perbaikan ke arah

yang lebih baik di RS

CPNS PNS

RS. Rujukan

Nasional

PROFIL INSTANSI

RSUP Dr. Hasan Sadikin

RS. Vertikal

Kemenkes

Badan

Layanan

Umum

RS. Rujukan

Bencana

Nuklir

Nasional

RSUP yang

Mengampu 7 RS

Regional Jawa

Barat

RS. Kelas A

RS. Tersier

RS. Pendidikan

Utama untuk

FK-UNPAD

VISI • Terwujudnya Indonesia Maju yang

Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian

Berlandaskan Gotong Royong

RS. Umum

Pusat Nasional

MISI • Mewujudkan kualitas hidup manusia

Indonesia yang tinggi, maju dan

sejahtera

Tata Nilai

RSUP Dr. Hasan Sadikin

Motto

Kepemimpinan

Integritas

Profesional

Kesehatan Anda

PAMINGPIN PITUIN

adalah Prioritas

Unggul

Inovatif

Kami

Tulus

Sasaran Kinerja Pegawai

Perawat Ahli Pertama

Ruangan Alamanda

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

1. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi

2. Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan

3. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua tim/perawat

4. Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaan perawat

5. Melaksanakan case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu

6. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu

7. Melakukan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjutan

8. Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu

9. Membuat prioritas diagnosa keperawatan dan masalah keperawatan

10. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan) tindakan

11. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan

12. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medikal bedah

13. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu

14. Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat /bencana/kritikal

15. Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan, berduka atau menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan

16. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi

17. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi

18. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi

19. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur

20. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri

21. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu

22. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi kompleks

23. Melakukan komunikasi dengan klien dengan hambatan komunikasi

24. Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakan keperawatan

spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien

25. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu

26. Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala

27. Melakukan perawatan luka

28. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu

29. Melaksanakan manajemen surveilans Hais sebagai upaya pengawasan resiko infeksi

dalam upaya preventif pada pelayanan keperawatan

30. Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/unit/fasilitas Kesehatan

31. Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter

32. Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/petugas/pengunjung

sebagai upaya pencegahan infeksi

33. Melakukan Pendidikan kesehatan pada individu

Identifikasi Isu

Environmental Scanning (12 -27Juni 2022)

No Isu

1 Belum optimalnya penilaian ulang resiko jatuh

di ruang rawat inap Alamanda RSUP Dr. Hasan

Sadikin Bandung tahun 2022

2 Belum optimalnya pemberian edukasi tentang

manfaat mobilisasi dini pasca operasi di ruang

rawat inap Alamanda RSUP Dr. Hasan Sadikin

Bandung tahun 2022

3 Belum optimalnya pelaporan perawatan luka

post operasi di ruang rawat inap Alamanda

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung tahun 2022

Total Prioritas

Keterangan:

Angka 5 : Sangat

gawat/mendesak/cepat

Angka 4 :

Gawat/mendesak/cepat

Angka 3 : Cukup

gawat/mendesak/cepat

Angka 2 : Kurang

gawat/mendesak/cepat

Angka 1 : Tidak

gawat/mendesak/cepat

(Urgency,Seriousness,Growth)
Penapisan Isu Teknik USG
U S G
3 4 4 11 2
3 3 3 9 3
4 4 4 12 1

ANALISIS ISU

Belum optimalnya pelaporan perawatan luka post operasi di ruang rawat

inap Alamanda RSUP Dr. Hasan Sadikin Tahun 2022

DATA:

Data Jumlah Pasien Operasi

di Ruang Alamanda (A) & Alamanda (B)

di Bulan April Juni Tahun 2022

(Sumber: Laporan PPI tahun 2022)

Dampak:

Bentuk pelaporan perawatan luka

post operasi via whatsApp grup

Alamanda

✓ terjadi miss komunikasi

✓ pelaporan surveilens Infeksi Daerah Operasi ruangan ke PPI menjadi

terhambat

✓ perkembangan kondisi luka post operasi tidak akurat

✓ surveilens HAIs RS menjadi terhambat

✓ pelaporan indikator kinerja individu direktur RS menjadi terhambat

0 20 40 60 80 April Mei Juni Pasien Alamanda (A) 48 67 72
Alamanda (B) 37 45 63
Pasien

ANALISIS PENYEBAB ISU

(fishbone diagram)

METHODE

Banyak tindakan perawat

maupun bidan yang

harus dikerjakan

Belum adanya orang yang

membuat format online

bentuk pelaporan

perawatan luka post operasi

Belum optimal sistem

pelaporan yang dikumpulkan (melalui WhatsAppgrup)

Belum optimalnya

pelaporan perawatan

luka post operasi di

ruang rawat inap

Belum ada format online bentuk

pelaporan perawatan

luka post operasi

Belum tersedia aplikasi

untuk pelaporan

perawatan luka

Alamanda RSUP Dr. Hasan Sadikin

Bandung Tahun 2022

MATERIAL

MEASUREMENT

MAN

Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS

untuk Mendukung Terwujudnya SmartGovernance

➢ Sebagai SMART ASN, salah satu upaya dalam mengembangkan pelayanan keperawatan adalah

dengan terus melakukan inovasi. Pelaporan dapat dilakukan secara online berupa googleform, yang

memuat data-data pasien seperti nama dan diagnosa penyakit, post operasi hari ke berapa,

karakteristik luka berdasarkan tools REEDA (Redness,Odema,Ecchymosis,Discharge,Approximation),

terapi antibiotik yang digunakan, topikal terapi dan frekuensi ganti luka, foto luka sebelum dilakukan

perawatan luka, serta nama perawat maupun bidan yang melakukan perawatan luka.

➢ Melalui sistem ini, diharapkan akan lebih efektif dan efisen sehingga akan memudahkan pelaporan

selanjutnya ke PPI.

➢ Pelaporan ini selain sebagai tolak ukur mutu pelayanan Kesehatan di RS, juga sebagai data untuk

melindungi pasien, petugas juga pengunjung dan keluarga dari resiko tertularnya infeksi.

GAGASAN PEMECAHAN ISU

Optimalisasi pelaporan perawatan luka post operasi

melalui media digital

RANGKAIAN KEGIATAN PEMECAHAN ISU

Penyampaian

rancangan aktualisasi

terkait kegiatan

optimalisasi pelaporan

perawatan luka post operasi

Pembuatan Draft

Media digital berupa

gooleformsebagai

media dalam

pelaporan perawatan

luka post operasi

Pelaksanaan sosialisasi

teknik pengisian

pelaporan perawatan

luka post operasi

kepada perawat

maupun bidan

Penyampaian laporan hasil sosialisasi

kegiatan yang

dilakukan

1. Penyampaian rancangan aktualisasi terkait kegiatan optimalisasi pelaporan perawatan luka post operasi

Melakukan kontrak

waktu/membuat janji

Kesepakatan

jadwal

pertemuan

Mengkonsultasikan

rancangan kegiatan aktualisasi

Membuat

Satuan Acara

Pembelajaran (SAP)

Meminta

persetujuan, saran dan masukan

Penyusunan

rencana

kegiatan

Draft Satuan

Acara

Saran dari

pihak yang

Berorientasi

Pelayanan:

Rapih, Ramah

Datang tepat waktu

Harmonis:

Lingkungan

kondusif,

Pembelajaran (SAP)

terlibat

Kolaboratif:

Adaptif:

Proaktif:

Kompeten:

Melakukan yang terbaik Loyal:

Menjaga nama

baik instansi

Akuntabel:

Tanggung

jawab

Berkoordinasi

2. Pembuatan draft media digital berupa googleform

Mencari informasi

atau refrensi

Literatur

valid

Menyusun draft

media googleform

Mengkonsultasikan

draft media yang

digunakan

Draft googleform

Googleform bisa

diakses

Berorientasi

pelayanan:

Perubahan yang

lebih baik

Kolaboratif:

Berkoordinasi

Harmonis:

Menghargai pendapat

Akuntabel:

Bertanggung jawab

Adaptif:

Proaktif

Kompeten:

ilmu terupdate

Loyal:

Menjaga nama baik

instansi

3. Pelaksanaan sosialisasi teknik pengisiangoogleform

Melakukan sesi

Melakukan kontrak

waktu/membuat janji

Melakukan

penyebaran undangan

secara online

Kontrak waktu disepakati

Berorientasi

pelayanan:

Lingkungan

kondusif

Lembar kehadiran terisi; undangan terlampir

Melakukan sosialisasi

teknik pengisian

googleform

Dokumentasi proses

sosialisasi

tanya jawab

Melakukan evaluasi

Dokumentasi proses

sosialisasi

Kuesioner

Harmonis:

Tidak membedakan ras, suku, agama

Loyal:

Menjaga nama

baik instansi

Kompeten:

Membantu orang lain

belajar

Adaptif: Proaktif, inovatif

Akuntabel:

Bertanggung jawab

Kolaboratif:

Berkoordinasi

4. Penyampaian laporan hasil sosialisasi kegiatan

Melakukan kontrak waktu

Melaporkan hasil kegiatan dan kendala

Kontrak waktu disepakati

Meminta saran/masukan

Melakukan perbaikan

Lembar konsul

Lembar konsul; laporan kegiatan

Harmonis:

Lingkungan kondusif

Akuntabel:

Bertanggung

jawab Loyal:

Menjaga nama baik instansi

Kompeten:

Kualitas terbaik

Laporan kegiatan

Kolaboratif:

Berkoordinasi

Berorientasi

pelayanan: perbaikan tiada henti

Adaptif: Inovasi

RANCANGAN JADWAL

KEGIATAN AKTUALISASI

1 Penyampaian rancangan aktualisasi terkait kegiatan optimalisasi

pelaporan perawatan luka post operasi

2 Pembuatan Draft Media digital sebagai media dalam pelaporan

perawatan luka pada pasien post operasi

3 Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi: Teknik PengisianGoogleform

4 Penyampaian Laporan Hasil Kegiatan

5 Pelaksanaan Evaluasi Kegiatan Sosialisasi: Kuesioner

Mentor

Kepala ruangan

Pengawas ruangan

• Memberikan bimbingan dan masukan

• Memberikan bimbingan dan masukan

• Memberikan bimbingan dan masukan

Kegiatan Aktualisasi

Woundcare

Perawat dan bidan

• Memberikan bimbingan dan masukan dalam

penyusunan draft pelaporan perawatan luka post operasi

• Audience, pelaksana dalam pelaporan

perawatan luka

No. Kegiatan Juli 2022 Agustus 2022 Sept 2022 4 1 2 3 4 1
Pihak yang Ter;ibat dan Perannya

Agustina. 2017. PengaruhProsedurOperasiterhadapkejadianInfeksipadaPasienOperasiBersihTerkontaminasi(StudiCaseControldiRSUHajiSuarbaya). Surabaya

Alsen. 2014. InfeksiLukaOperasi. Palembang

Alvarenga. 2015. Episiotomyhealingassessment:Redness,Oedema,Ecchymosis,Discharge,Approximation(REEDA)scalereliability. Brasil

Astuti. 2018. PerawatanLukaPostOperasidenganGangguanPemenuhanKebutuhanAmanNyamandiRSUDWates. Yogyakarta

Berkanis. 2020. PengaruhMobilisasiDiniTerhadapIntensitasNyeripadaPasienPostOperasidiRSUDS.K. LERIKKUPANGTAHUN2018. Kupang

Lembaga Administrasi Negara. 2021. ModulAdaptifPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil. Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. ModulAkuntabelPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil. Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. ModulBerorientasiPelayananPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil. Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. ModulKolaboratifPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil. Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. ModulKompetenPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil. Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. ModulHarmonisPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil. Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. ModulLoyalPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil. Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. ModulPelatihanDasarCalonPNSManajemenAparaturSipilNegara. Jakarta.

Merdawati, Leni. 2018. MobilisasiPostOperasi. Fakultas Keperawatan Unand

Nurkolis. 2013. HubunganTingkatPengetahuanPerawatTentangMobilisasiDiniDenganPelaksanaanTindakanMobilisasiDiniPadaPasienPostOperasi. Pare

Peraturan LAN No.1 tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar CPNS. Diakses 16 Juli 2022

Permenkes No.1691 tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Diakses 16 Juli 2022

Permenkes RI No. 27 tahun 2017 tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI). Diakses 20 Juli 2022

Permenkes RI No.78 tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung. Diakses 16 Juli 2022

Permenpan 35 tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Perawat. Diakses 16 Juli 2022

Resta. 2021. PenerapanMobilisasiDiniPascaOperasidiRumahSakitTentaraPadang. Padang

Rizki. 2019. HealthEducationUsingLeafletMediaReduceAnxietyLevelinPreOperationPatients. Semarang

Summi, Kurniati. 2016. SistimPelaporanPPI. Makassar

Suryadi. 2013. Proses Penyembuhan dan Penanganan Luka. Denpasar

Undang-Undang No.38 tahun 2014 tentang Keperawatan. Diakses 16 Juli 2022

Undang-Undang No.5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Diakses 16 Juli 2022

DAFTAR PUSTAKA

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.