35 minute read

Pelayanan Instalasi Rawat Inap Proses pelayanan yang dilakukan oleh dokter spesialis Ortopedi dan Traumatologi ini harus tercatat/terdokumentasi agar dapat dievaluasi baik untuk capaian target kinerja atau penentuan target kinerja sesuai dengan sasaran kinerja pegawai (SKP) yang telah ditentukan pemerintah.

Sedangkan tugas pokok dan fungsi yang diberikan oleh atasan langsung, sesuai dengan jabatan organisasi KSM Orthopedi dan Traumatologi sesuai SKP adalah sebagai berikut: 1. Melaksanakan Pelayanan Medik Spesialistik dan Subspesialistik 2. Melakukan Tugas Jaga 3. Menyusun Laporan Pelaksanaan Tugas 4. Melaksanakan Tugas Kedinasan Lain 5. Melaksanakan Pelayanan Kegawatdaruratan Medis 6. Melaksanakan Kegiatan Pendidikan pada P3D/PPDS 7. Melaksanakan pelayanan medis rawat jalan 8. Melaksanakan kegiatan penelitian ilmiah di bidang kedokteran khususnya Ortopedi dan Traumatologi

BAB II LANDASAN TEORI

Advertisement

2.1 Nilai-nilai Dasar ANEKA

Penyelenggaraan pelatihan dasar (latsar) mempunyai tujuan untuk menguatkan nilai-nilai dasar profesi PNS yang merupakan nilai-nilai yang harus ditanamkan kepada seluruh PNS, meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA).

A. Akuntabilitas

Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai- nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah: 1. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi; 2. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis; 3. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik; 4. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan. Selain itu, akuntabilitas juga memiliki aspek-aspek yang mencakup beberapa hal antara lain : 1. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan 2. Akuntabilitas berorientasi pada hasil 3. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan 4. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi 5. Akuntabilitas memperbaiki kinerja

Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama yaitu: 1. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokratis); 2. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional) 3. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).

Menurut LAN RI (2015:11) akuntabilitas memiliki tingkatan hierarkis. Tingkatan akuntabilitas terdiri dari 5 tingkatan sebagai berikut: 1. Akuntabilitas personal 2. Akuntabilitas individu 3. Akuntabilitas kelompok 4. Akuntabilitas organisasi 5. Akuntabilitas stakeholder

Akuntabilitas memiliki empat dimensi agar memenuhi terwujudnya sektor publik yang akuntabel, diantaranya sebagai berikut: 1. Akuntabilitas kejujuran dan hukum (accountability for probity and legality); 2. Akuntabilitas proses (process accountability); 3. Akuntabilitas program (program accountability); 4. Akuntabilitas kebijakan (policy accountability).

Indikator nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan yaitu: 1. Kepemimpinan Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya. 2. Transparansi Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi. 3. Integritas Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilainilai luhur dan keyakinan.

4. Tanggung Jawab Kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban. 5. Keadilan Kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang. 6. Kepercayaan Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas. 7. Keseimbangan Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas. 8. Kejelasan Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan. 9. Konsistensi Sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.

B. Nasionalisme

Nasionalisme dapat dirumuskan sebagai satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (nation) dengan mewujudkan satu identitas sebagai ikatan bersama dalam satu kelompok. Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan Warga Negara Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Dengan adanya nilai-nilai Pancasila diharapkan setiap ASN memiliki rasa nasionalisme yang kuat dan lebih memikirkan kepentingan publik. bangsa dan negara dibanding kepentingan pribadi dalam menjalankan tugasnya.

Nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus diperhatikan, antara lain:

1. Religius 2. Amanah 3. Disiplin 4. Non diskriminasi 5. Saling menghormati 6. Persamaan derajat 7. Mencintai sesama manusia 8. Rela berkorban 9. Menjaga ketertiban 10. Kerja sama 11. Cinta tanah air 12. Musyawarah 13. Kekeluargaan 14. Kepentingan bersama 15. Hidup sederhana 16. Tidak menggunakan hak yang bukan miliknya 17. Kerja Keras 18. Menghargai karya orang lain 19. Menghormati keputusan bersama 20. Tenggang Rasa

C. Etika Publik

Etika publik adalah refleksi tentang baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Nilai-nilai dasar etika publik antara lain: 1. Memegang teguh nilai-nilai ideologi Pancasila 2. Setia dan mempertahankan UUD NKRI 1945 3. Profesional 4. Tidak berpihak 5. Mernbuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian 6. Non diskriminatif

7. Beretika luhur 8. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik 9. Memberikan pelayanan dengan jujur, tanggap, cepat, tepat dan akurat 10. Berdaya guna dan berhasil guna 11. Santun dalam berkomunikasi, berkonsultasi dan bekerja sama 12. Transparan 13. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai 14. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan 15. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem karir.

D. Komitmen Mutu

Penilaian mutu sesuatu berdasarkan pada subyektifitas seseorang, maka dari itu untuk mengukur penilaian tersebut perlu adanya standar pelayanan sehingga sebuah mutu pelayanan dapat terkontrol dengan baik.

Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus diperhatikan, yaitu: A Efektif Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan. B Efisien Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.

C Inovasi Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme pelayanan publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin. D Mutu Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.

Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan dalam mengevaluasi kualitas pelayan (Berry dan Pasuraman dalam Zulian Zamit, 2010:11), yaitu: 1. Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana 2. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan; 3. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan pelayanan dengan tanggap; 4. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya; 5. Empati, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.

E. Anti Korupsi

Korupsi adalah tindakan melanggar hukum dengan tujuan untuk memperkaya diri sendiri maupun golongan. Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya kerusakan, kebobrokan dan kebusukan.

Korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang. Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus diperhatikan, yaitu : 1. Jujur Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi diri terhadap godaan untuk berbuat curang. 2. Peduli Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat banyak orang yang tidak mampu, menderita, dan membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu sesama. 3. Mandiri Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki seseorang mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat. 4. Disiplin Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak

akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah. 5. Tanggung Jawab Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa,masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.

6. Kerja Keras Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar- besarnya. Ia mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat. 7. Sederhana Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya adalah ilmu pengetahuan.Ia sadar bahwa mengejar harta tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu keserakahan akan selalu memacu untuk mencari harta sebanyak- banyaknya. 8. Berani Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak kebatilan. Ia tidak akan mentolerir adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua kolega dan temanteman sejawatnya melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal yang

semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak kepada hal-hal yang menyimpang. 9. Adil Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.

2.2 Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI

Peran dan kedudukan ASN dalam NKRI bisa dilihat dari kemampuan mereka memahami manajemen ASN, Whole Of Government (WOG), serta Pelayanan Publik.

A. Manajemen ASN

Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka pegawai ASN berfungsi dan bertugas sebagai berikut: a. Pelaksana kebijakan publik ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, serta harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik. b. Pelayan publik Dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundangundangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan kepuasan pelanggan. c. Perekat dan pemersatu bangsa ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan kesatuan NKRI. ASN senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, negara dan pemerintah. ASN senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada

kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan. Dalam UU ASN disebutkan bahwa dalam penyelenggaraan dan kebijakan manajemen ASN, salah satu diantaranya asas persatuan dan kesatuan.

B. Whole of Government (WoG)

WoG didefinisikan sebagai “suatu model pendekatan integratif fungsional satu atap” yang digunakan untuk mengatasi wicked problems yang sulit dipecahkan dan diatasi karena berbagai karakteristik atau keadaan yang melekat antara lain: tidak jelas sebabnya, multi dimensi, menyangkut perubahan perilaku. Praktek WOG dalam pelayanan publik dilakukan dengan menyatukan seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan publik berdasarkan nilai-nilai dasar berikut ini. 1. Koordinasi Kompleksitas lembaga membutuhkan koordinasi yang efektif dan efisien antar lembaga dalam menjalankan kegiatan kelembagaan. 2. Kolaborasi Kolaborasi merupakan bentuk kerjasama, interaksi, kompromi beberapa elemen terkait baik individu, lembaga atau pihak-pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. 3. Integrasi Integrasi dilakukan dengan pembauran sebuah sistem antar lembaga sehingga menjadi kesatuan yang utuh. 4. Sinkronisasi Sinkronisasi merupakan penyelarasan semua kegiatan/data yang berasal dari berbagai sumber, dengan menyinkronkan seluruh sumber tersebut. 5. Simplifikasi Simplikasi merupakan penyederhanaan segala sesuatu baik terkait data/proses di suatu lembaga untuk mengefisienkan waktu, tenaga dan biaya.

C. Pelayanan Publik

Pelayanan Publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundangundangan. Nilai-nilai Dasar Pelayanan Publik adalah sebagai berikut: 1. Partisipatif Keterlibatan/ keikutsertaan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi jalannya pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah. 2. Transparansi Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam melaksanakan pelayanan publik. 3. Responsif Adanya tanggapan yang diberikan oleh pemerintah selaku pelayan publik untuk mendengarkan dan memenuhi tuntutan kebutuhan para masyarakat. 4. Tidak Diskriminatif Pelayanan yang adil terhadap setiap individu, tanpa membeda-bedakan antara individu satu dengan lainya. 5. Mudah dan Murah Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informatika. 6. Efektif dan Efisien Penyelenggara pelayanan publik mampu mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah. 7. Accessible Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat dijangkau

oleh seluruh elemen masyarakat yang membutuhkan, baik dalam arti fisik maupun non fisik. 8. Akuntabel Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat. 9. Berkeadilan Sikap yang tidak memihak yang dilakukan oleh para penyelenggara pelayanan publik kepada masyarakat.

BAB III RANCANGAN AKTUALISASI

Secara umum isu diartikan sebagai suatu fenomena/ kejadian yang diartikan sebagai masalah, sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia isu adalah masalah yang dikedepankan untuk ditanggapi; kabar yang tidak jelas asal usulnya dan tidak terjamin kebenarannya; kabar angin; desas desus. Isu yang tidak muncul di ruang publik dan tidak ada dalam kesadaran kolektif publik tidak dapat dikategorikan sebagai isu strategis (kritikal).

Dalam pengertian ini, isu strategis (kritikal) dipandang sebagai topik yang berhubungan dengan masalah-masalah yang memerlukan sumber daya pemecahan masalah serta kesadaran publik akan isu yang muncul. Isu muncul sebagai akibat dari fenomena yang sedang terjadi saat ini dan merupakan bahan yang layak untuk di diskusikan. Isu kritikal dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu : a. Isu saat ini (current issue) b. Isu berkembang (emerging issue), dan c. Isu potensial. Isu saat ini (current issue) merupakan kelompok isu yang mendapat perhatian serta sorotan publik secara luas serta memerlukan penanganan sesegara mungkin dalam pengambilan keputusan yang komprehensif. Isu berkembang (emerging issue) merupakan isu yang perlahan-lahan masuk dan menyebar di ruang publik, dan publik mulai menyadari adanya isu tersebut. Sedangkan isu potensial adalah kelompok isu yang belum nampak di ruang publik, namun dapat terindikasi dari beberapa instrumen (sosial, penelitian ilmiah, analisis intelijen, dsb.) yang mengidentifikasi adanya kemungkinan merebak isu dimaksud di masa depan.

Isu-isu yang menjadi dasar rancangan aktualisasi ini bersumber dari aspek : 1. Manajemen ASN 2. Pelayanan publik, dan 3. Whole of government (WoG) Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.

Pelayanan Publik menurut Lembaga Administrasi Negara adalah segala bentuk pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah di pusat dan daerah dan dilingkungan BUMN/ BUMD dalam bentuk barang atau jasa baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Sedangkan Whole of government (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.

3.1. Identifikasi Isu di Unit Kerja

Departemen/KSM Orthopaedi dan Traumatologi RSHS merupakan instansi yang memiliki fungsi pelayanan publik dalam bidang ilmu kedokteran Orthopaedi dan Traumatologi, dan sekaligus memiliki fungsi Pendidikan sebagai bagian dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran yang memberikan pengajaran kepada tingkat strata 1, profesi dokter umum, dan profesi dokter spesialis. Dalam kesehariannya, instansi memberikan pelayanan kepada publik melalui poliklinik rawat jalan, Instalasi Gawat Darurat, bangsal rawat inap, dan kamar operasi. Adapun dalam pelaksanaan fungsi yang dimaksud, ada beberapa isu yang terjadi dan memerlukan penanggulangan

Dalam menetapkan isu digunakan metode environmental scanning dimana isu diidentifikasi melalui proses observasi serta analisis sasaran kerja pegawai (SKP), tugas dan fungsi pokok pegawai di unit kerja. Identifikasi isu yang diamati pada bagian bedah yaitu:

Tabel 3.1. Isu-isu yang ditemukan di KSM Orthopaedi dan Traumatologi No. Isu Aspek

1. Tingginya Angka kejadian Infeksi Pin Track pada Fiksasi Eksternal Manajemen ASN, Pelayanan Publik, Whole of Governance

2. Tingginya Infeksi yang diakibatkan oleh Bakteri Multi-Resisten Manajemen ASN, Pelayanan Publik Whole of Governance

3.

4. Belum efisiannya penggunaan Alat medis habis pakai

Belum terpenuhinya standar kompetensi peserta didik di bidang trauma Ortopedi Manajemen ASN, Pelayanan Publik, Whole of Governance

Manajemen ASN, Whole of Governance

5. Lamanya waktu tunggu operasi elektif Pelayanan Publik, Whole of Governance

Tabel 3.2. Data Dukung Isu No. Isu

1. Tingginya Angka kejadian Infeksi Pin Track pada Fiksasi Eksternal

2. Belum rasionalnya penggunaan antibiotik oleh DPJP dan Petugas Pemberi Asuhan KSM Orthopedi dan Traumatologi

3. Belum efisiannya penggunaan Alat medis habis pakai

4. Belum terpenuhinya standar kompetensi peserta didik di bidang trauma Ortopedi

Data Dukung

Pada periode Januari – Desember 2020 ditemukan insidensi pin track infection pada pasien yang dirawat oleh KSM Ortopedi dan Traumatologi mencapai 32.5%. Sedangkan pada periode Januari –Juli 2021 insidensi mencapai 30.3%. Temuan ini jauh di atas insidensi yang dapat ditemukan pada literatur internasional, yaitu 11-17%. Pada survei internal di KSM periode Januari – Juli 2021 mengenai pemberian antibiotik, ditemukan adanya 20% penggunaan antibiotik profilaksis yang pada kasus-kasus yang tidak memerlukan profilaksis, ditemukan adanya sebanyak 40% kasus pemberian antibiotic lebih lama dari yang dianjurkan di literatur, dan hampir 80% pasien yang mendapatkan antibiotik oral saat pulang rawat sebenarnya tidak memerlukan antibiotik. Penggunaan AMHP KSM Ortopedi dan Traumatologi per tahun rata-rata adalah Rp. Ditemukan bahwa sebanyak 37 dari 49 residen (Peserta Pendidikan Dokter Spesialis) aktif di Departemen/KSM Ortopedi masih memiliki sekurangnya 1 kompetensi psikomotor yang seharusnya sudah

5. Lamanya waktu tunggu operasi elektif

tercapai pada level/semester yang bersangkutan

Rerata waktu tunggu pasien operasi elektf tahun 2020 sejak diagnosis tegak sampai dapat dioperasi adalah 32 hari, sedangkan target waktu tunggu operasi elektif adalah 2 hari atau kurang.

Isu-isu tersebut dianalisis kelayakannya melalui metode AKPL (Aktual, Khalayak, Problematik, Layak) yang dijelaskan sebagai berikut :

a. Aktual : isu yang sedang atau dalam proses kejadian, sedang hangat dibicarakan dikalangan masyarakat, atau isu yang diperkirakan bakal terjadi dalam waktu dekat.

Jadi bukan isu yang lepas dari perhatian masyarakat atau isu yang sudah basi. b. Khalayak : isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup orang banyak, masyarakat pelanggan pada umumnya, dan bukan hanya untuk kepentingan seseorang atau sekelompok kecil orang tertentu saja. c. Problematika : isu yang menyimpang dari harapan, standar, ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu segera dicari penyebab dan pemecahannya. d. Layak : isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis, dan dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang, dan tanggung jawab. Isu yang layak diangkat dan dicarikan solusinya harus memenuhi keempat kriteria dalam metode AKPL. Apabila ada nilai negatif (isu tidak memenuhi salah satu kriteria) maka isu tersebut dianggap tidak layak untuk ditindaklanjuti.

Tabel 3.3. Analisis Kelayakan menggunakan AKPL

No. Isu A K P L Hasil

1. Tingginya Angka kejadian Infeksi Pin Track pada Fiksasi Eksternal

2. Belum rasionalnya penggunaan antibiotik oleh DPJP dan Petugas Pemberi Asuhan KSM Orthopedi dan Traumatologi

3

4 Belum terpenuhinya standar kompetensi peserta didik di bidang trauma Ortopedi

5 Belum efisiennya penggunaan Alat medis habis pakai

Lamanya waktu tunggu operasi elektif

Isu yang telah memenuhi kelayakan melalui metode penapisan AKPL kemudian ditapis lagi dengan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth) yang dijelaskan sebagai berikut : a. Urgency : seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang menyebabkan sebuah isu. b. Seriousness : seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah- masalah lain kalau penyebab isu tersebut tidak dipecahkan. c. Growth : seberapa besar kemungkinan isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan dengan kemungkinan masalah penyebab isu akan memburuk apabila dibiarkan.

Setiap isu kemudian ditapis dengan diberikan skala Likert dengan nilai antara 1 sampai dengan 5, dimana nilai 1 bermakna sangat kecil, nilai 2 bermakna kecil, nilai 3 bermakna sedang, nilai 4 bermakna besar dan nilai 5 bermakna sangat besar. Isu yang memiliki nilai tertinggi akan diangkat sebagai isu yang terpilih untuk dibuat gagasan penyelesaian isu.

Tabel 3.4. Metode penapisan USG No Jenis Isu Teknik Tapisan Isu Total Urgency Serious ness Growth

1 Tingginya Angka kejadian Infeksi Pin Track pada Fiksasi Eksternal 5 5 5 15

2 Belum rasionalnya penggunaan antibiotik oleh DPJP dan Petugas Pemberi Asuhan KSM Orthopedi dan Traumatologi 3. Belum terpenuhinya standar kompetensi peserta didik di bidang trauma Ortopedi 4 5 5 14

3 4 5 12

Berdasarkan analisis di atas, maka isu yang diangkat adalah Tingginya Angka

kejadian Infeksi Pin Track pada Fiksasi Eksternal

3.2. Identifikasi Penyebab Isu Aktual Terpilih

Berdasarkan data pasien KSM yang menjalani prosedur fiksasi eksternal pada kurun waktu bulan Januari-Julii 2021, ditemukan angka kejadian infeksi pin track mencapai 30,3%. Angka kejadian ini lebih tinggi dibandingkan angka yang dapat ditemukan di beberapa literatur ilmiah yang telah dipublikasi, yaitu di kisaran 11-17%. Selain itu, pemeriksaan kultur dari pin track yang terinfeksi ditemukan keberadaan bakteri multidrug resisten dan spesies bakteri atipikal. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat kecurigaan kontaminasi dari lingkungan rawat, dan adanya potensi untuk morbiditas yang lebih tinggi dikarenakan sulitnya untuk melakukan eradikasi terhadap bakteribakteri tersebut.

Adapun kemungkinan penyebab Isu terpilih bersifat multifactorial. Penyebab terjadinya pin track infection dapat dipengaruhi oleh: teknik pemasangan fiksasi eksternal (intraoperative) yang tidak optimal, dan teknik perawatan pin track yang tidak optimal (perioperative). Pada kedua faktor ini terdapat unsur kapabilitas SDM untuk melakukan pemasangan dan perawatan yang optimal, unsur bahan alat habis pakai (material dari fiksasi eksternal), dan unsur bahan medis habis pakai (untuk perawatan luka pasca operasi).

Dari segi manajemen ASN, isu infeksi pin track ini berkaitan dengan kapabilitas Petugas Pemberi Asuhan di RSHS untuk melakukan pemasangan dan perawatan fiksasi eksternal, teknik pemasangan yang optimal dan teknik perawatan yang optimal dapat mengurangi risiko terjadinya infeksi pin track. Hal ini menandakan kemungkinan masih ada defisiensi dalam menjalankan secara optimal (isu kinerja) atau ada defisiensi dalam pengetahuan/kemampuan (isu pengembangan). Dari segi pelayanan publik, insidensi infeksi pin track yang lebih tinggi dari standar atau literatur yang berlaku, menggambarkan adanya defisiensi dalam kualitas layanan yang diberikan dan tentunya berpengaruh terhadap kepuasan penerima layanan. Aspek whole of government dapat dikaitkan dengan infeksi pin track dalam hal perawatan jangka Panjang. Pasien dengan pin track infection memerlukan tatalaksana yang holistic yang bersifat multidisiplin. Diperlukan Kerjasama dengan bagian-bagian terkait lain seperti bidang keperawatan, bagian mikrobiologi klinik/patologi klinik, bagian farmakologi klinik, dan bagian ilmu kedokteran fisik dan rehabilitasi.

3.3. Analisis Dampak Isu Terpilih Isu Dampak bila tidak diselesaikan

Infeksi pada pin track fiksasi eksternal 1. Menambah lama perawatan 2. Meningkatkan morbiditas pasien dan potensi sepsis 3. Beresiko menimbulkan komplikasi pada prosedur-prosedur selanjutnya 4. Meningkatkan resiko penggunaan antibiotik jangka Panjang 5. Meningkatkan biaya yang terpakai 6. Menyebabkan pasien kehilangan produktivitas untuk jangka waktu yang lebih lama

3.4. Rekomendasi Penyelesaian Isu

Isu kejadian Infeksi Pin Track Fiksasi Eksternal menjadi isu utama berdasarkan penapisan menggunakan teknik USG. Sebagai rekomendasi untuk mengatasi isu terpilih adalah:

1. Mengevaluasi teknik saat tindakan pemasangan fiksasi eksternal yang dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi dan mengevaluasi teknik perawatan fiksasi eksternal di ruang rawat 2. Melakukan edukasi kepada operator yang melakukan tindakan pemasangan fiksasi eksternal mengenai teknik yang optimal sesuai dengan literatur yang terbaru 3. Melakukan edukasi kepada petugas yang melakukan tindakan perawatan fiksasi eksternal di ruang rawat mengenai teknik perawatan pin track yang optimal 4. Melakukan evaluasi terhadap penerimaan edukasi dan apakah terjadi penerapan di lapangan

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Hasil Kegiatan Nilai-nilai Dasar Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi Penguatan Nilai-nilai Organisasi

1 Telaah terhadap isu, dan perancangan materi edukasi 1. Melaporkan dan konsultasi kepada kepala

KSM mengenai rencana kegiatan 2. Melakukan survey kepada residen mengenai teknik yang digunakan untuk memasang fiksasi eksternal dan merawat pintrack dan pengetahuan awal (pretest) 3. Melakukan telaah terhadap literatur 4. Menyusun draft edukasi 5. Berkonsultasi kepada Kepala

KSM dan staf lain mengenai draft edukasi Hasil telaah dan rancangan materi edukasi Saya meberikan keterangan dan informasi yang akurat saat berkonsultasi dengan kepala KSM (Akuntabilitas), dan mematuhi arahan dari pimpinan. Dalam berkomunikasi dengan pimpinan dan rekan sejawat dengan hormat dan sopan santun (Etika Publik), mengumpulkan informasi dari literarur yang mutakhir dan memiliki kualitas evidence base yang baik (Komitmen

Mutu).

Dalam membuat rancangan dana sesuai dengan pengeluaran riil

(Anti Korupsi)

Perancangan bahan edukasi kepada residen dan pasien memberikan kontribusi pada visi dan misi : - Menyelenggarakan pelayanan bedah paripurna dan prima, yang terintegrasi dengan pendidikan dan penelitian, serta pengabdian masyarakat - Melakukan transformasi dalam mewujudkan status kesehatan masyarakat yang lebih baik - Melakukan kegiatan-kegiatan pembinaan sumber daya manusia demi kesejahteraan dan terselenggaranya program pelayanan bedah, pendidikan, dan Menguatkan nilai-nilai RSUP Dr. Hasan Sadikin yaitu PAMINGPIN PITUIN (Kepemimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus, Unggul, Integritas).

2 Penyusunan materi edukasi

3 Pelaksanaan edukasi 1. Pembuatan rancangan materi edukasi berupa

PPT dan video 2. Pembuatan video berdasarkan rekaman live surgery 3. Konsultasi dengan Kepala

KSM dan staf lain 1. Materi edukasi yang akan dipresentasikan (PPT) 2. Video untuk mendukung proses edukasi/sosialisasi Dalam pembuatan edukasi saya berusaha memberikan informasi yang tepat dan akurat (Akuntabilitas), dan memastikan kualitas materi edukasi baik PPT maupun video berkualitas tinggi

(Komitmen Mutu),

penelitian yang unggul

1. Pelaksanaan edukasi kepada residen 2. Pelaksanaan sosialisasi kepada pasien dan penunggu pasien 1. Dokumentasi pelaksanaan edukasi pada residen 2. Dokumentasi pelaksanaan edukasi pada pasien dan penunggu pasien Saya melakukan komunikasi dengan baik kepada residen dan pasien dengan dasar (Etika Publik) Edukasi disampaikan dengan cara yang efisien dan berkualitas agar mudah dipahami (Komitmen Mutu), dan menghindari penggunaan merek tertentu yang dapat berpotensi konflik kepentingan (Anti

Korupsi)

Pelaksanaan dan evaluasi edukasi kepada residen dan pasien memberikan kontribusi pada visi dan misi : - Menyelenggarakan pelayanan bedah paripurna dan prima, yang terintegrasi dengan pendidikan dan penelitian, serta pengabdian masyarakat - Melakukan transformasi dalam mewujudkan status kesehatan masyarakat yang lebih baik Menguatkan nilai-nilai RSUP Dr. Hasan Sadikin yaitu PAMINGPIN PITUIN (Kepemimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus, Unggul, Integritas).

4 Evaluasi pelaksanaan kegiatan 1. Pelaksanaan post-test bagi residen 2. Diskusi dengan pasien dan penunggu pasien 3. Evaluasi pelaksanaan pemasangan fiksasi eksternal dan perawatan pin track 1. Dokumentasi pretest dan post-test 2. Dokumentasi edukasi dengan pasien dan penunggu pasien 3. Dokumentasi questioner pre dan post edukasi pasien

4. Membuat laporan hasil evaluasi sesuai dengan apa yang ditemukan, termasuk kegagalan atau hambatan yang ditemukan sebagai bentuk tanggung jawaban atas pekerjaan yang telah dilakukan

(Akuntabilitas)

Berkomunikasi dengan baik kepada residen dan pasien dalam melakukan evaluasi dan diskusi (Etika

Publik)

Memastikan edukasi yang diberikan dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh penerima edukasi(Komitmen

Mutu)

- Melakukan kegiatan-kegiatan pembinaan sumber daya manusia demi kesejahteraan dan terselenggaranya program pelayanan bedah, pendidikan, dan penelitian yang unggul

28

Tabel 3.4. Time Table Kegiatan

No. Kegiatan

1. Perancangan edukasi dan protokol 2. Penyusunan edukasi 3. Pelaksanaan edukasi dan perubahan protokol 4. Evaluasi hasil pelaksanaan gagasan

Juni I II III IV

BAB IV CAPAIAN AKTUALISASI

4.1. Capaian

Setelah peserta diklat mengikuti rangkaian kegiatan Pelatihan Dasar di Bapelkes Cikarang secara online dan menerima materi, peserta diklat kemudian melakukan kegiatan aktualisasi di unit kerja peserta yaitu KSM Ortopedi dan Traumatologi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Kegiatan yang dilakukan adalah sesuai dengan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), perintah atasan, dan inovasi. Tujuan pelaksanaan program aktualisasi Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS di unit kerja adalah untuk menginternalisasi dan habituasi nilai-nilai ANEKA pada diri CPNS. Program ini dilaksanakan selama 30 hari terhitung mulai tanggal 4 September – 8 Oktober 2021.

No Kegiatan Sumber Kegiatan Ketercapaian

1. Telaah terhadap isu, dan perancangan materi edukasi Inovasi

2. Penyusunan Materi Edukasi Inovasi

3. Pelaksanaan edukasi

Tugas Pokok dan Fungsi 4. Evaluasi pelaksanaan kegiatan Tugas Pokok dan Fungsi

Tercapai

Tercapai

Tercapai

Tercapai

Kegiatan 1 Telaah Terhadap Isu dan Perancangan Materi Edukasi

Tanggal Pelaksanaan 4-11 September 2021 Deskripsi Kegiatan dan Penerapan Nilai-nilai Dasar ASN Melaporkan dan konsultasi kepada kepala KSM mengenai rencana kegiatan. Melakukan survey kepada residen mengenai teknik yang digunakan untuk memasang fiksasi eksternal dan merawat pintrack dan pengetahuan awal (pretest). Melakukan telaah terhadap literatur, dan Menyusun draft edukasi. Dalam perlaksanaannya selalu

Kendala

Nilai-Nilai Dasar yang Relevan

Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi

Penguatan Nilai-Nilai Organisas

Luaran Berkonsultasi kepada Kepala KSM dan staf lain mengenai draft edukasi. Saya memberikan keterangan dan informasi yang akurat saat berkonsultasi dengan kepala KSM (Akuntabilitas), dan mematuhi arahan dari pimpinan. Dalam berkomunikasi dengan pimpinan dan rekan sejawat dengan hormat dan sopan santun (Etika Publik), mengumpulkan informasi dari literarur yang mutakhir dan memiliki kualitas evidence base yang baik (Komitmen Mutu). Dalam membuat rancangan dana sesuai dengan pengeluaran riil

(Anti Korupsi)

Belum adanya SOP mengenai pemasangan dan perawatan pin track pada fiksasi eksternal. Dalam kajian literatur masih ada beberapa kontroversi, dan adanya keterbatasan literatur dengan level Evidence Base A.

Berdasarkan teknik dan capaian aktualisasi pada kegiatan tersebut di atas terwujud nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu dan Antikorupsi). Dengan dilakukannya penelaahan terhadap salah satu aspek pelayanan klinis, maka mendukung pencapaian misi ke RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung untuk Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna dan prima, yang terintegrasi dengan pendidikan dan penelitian. Profesional : Nilai berorientasi pada pencapaian kinerja melalui organisasi kemitraan. Integritas : Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, menjunjung tinggi etika yang tinggi dalam menjalankan tugas Hasil telaah dan rancangan materi edukasi

Manfaat Draft Materi edukasi dapat digunakan sebagai bahan ajar untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dan juga staf untuk meberikan pelayanan paripurna yang terstandarisasi khususnya dalam hal perawatan dan pemasangan fiksasi eksternal. Dalam pengembangannya, materi edukasi ini bisa dijadikan SOP setelah melalui proses evaluasi. Analisis Dampak Dengan kegiatan ini ada penelaahan terhadap metode klinis dalam pelayanan public yang mungkin selama ini dilaksanakan berdasarkan ilmu yang sudah lampau dan faktir “kebiasaan”. Setelah dilakukannya literature review ditemukan adanya pembaharuan beberapa aspek dari metode ini, sehingga dapat berujung pada perbaikan pelayanan.

Kegiatan Tahapan

Telaah terhadap isu, dan perancangan materi edukasi Melaporkan dan konsultasi kepada kepala KSM mengenai rencana kegiatan

Melakukan survey kepada residen

Dokumentasi

Menyampaikan rancangan aktualisasi dan menjelaskan rencana kegiatan, manfaat kegiatan, dan Langkah-langkah yang akan dilakukan. Sekaligus meminta izin dan dukungan, dan bimbingan dari kepala KSM dan Koordinator Pelayanan Medis KSM

Melakukan survey kepada peserta didik/residen yang melakukan tindakan pemasangan fiksasi eksternal dan perawatan pin track menggunakan media “Google Form”

mengenai teknik yang digunakan untuk memasang fiksasi eksternal dan merawat pintrack dan pengetahuan awal (pretest)

Melakukan telaah terhadap literatur

Menyusun draft edukasi Menlakukan telaah literatur dan referensi terbaru mengenai teknik pemasangan fiksasi eksternal dan perawatan pin track dan mengkompilasi dalam bentuk makalah yang akan menjadi dasar teori pemberian edukasi.

Berdasarkan makalah yang telah tersusun dan survey yang telah dilakukan, maka disusun draft materi edukasi.

Berkonsultasi kepada Kepala KSM dan staf lain mengenai draft edukasi Melakukan diskusi mengenai hasil survey, hasil telaah literatur dan draft edukasi kepada atasan. Tahapan ini dilakukan untuk mendapatkan arahan dan masukan untuk meningkatkan kualitas edukasi yang akan diberikan.

Kegiatan 2 Penyusunan materi edukasi

Tanggal Pelaksanaan 13-18 September 2021 Deskripsi Kegiatan dan Penerapan Nilai-nilai Dasar ASN Pembuatan rancangan materi edukasi berupa PPT dan video. Pembuatan video berdasarkan rekaman live surgery. Konsultasi dengan Kepala KSM dan staf lain. Dalam pembuatan edukasi saya berusaha memberikan informasi yang tepat dan akurat (Akuntabilitas), dan memastikan kualitas materi edukasi baik PPT maupun video berkualitas tinggi

(Komitmen Mutu)

Kendala

Nilai-Nilai Dasar yang Relevan Tidak ditemukan kendala yang berarti Berdasarkan teknik dan capaian aktualisasi pada kegiatan tersebut di atas terwujud beberapa nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas dan Komitmen mutu).

Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi Dengan dilakukannya penelaahan terhadap salah satu aspek pelayanan klinis, maka mendukung pencapaian misi ke RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung untuk Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna dan prima, yang terintegrasi dengan pendidikan dan penelitian.

Penguatan Nilai-Nilai Organisasi

Luaran

Profesional : Nilai berorientasi pada pencapaian kinerja melalui organisasi kemitraan. Integritas : Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, menjunjung tinggi etika yang tinggi dalam menjalankan tugas Materi Edukasi Manfaat Dapat dipergunakan sebagai bahan untuk menyampaikan metode pemasangan dan perawatan pn track fiksasi eksternal. Analisis Dampak Dengan adanya materi edukasi yang dapat menyampaikan perihal dasar teori dan pembaharuan ilmu mengenai pemasangan dan perawatan pin track fiksasi eksternal maka penerima edukasi dapat mewujudkannya dalam bentuk pelayanan yang lebih baik.

Kegiatan Tahapan

Penyusunan Materi Edukasi Pembuatan materi Edukasi berupa PPT dan Video Point-point materi edukasi yang telah disepakati hasil dari kegiatan minggu pertama dan draft materi edukasi diwujudkan menjadi materi edukasi berupa powerpoint dan video

Dokumentasi

Pembuatan rekaman video live surgery Melakukan rekaman pada saat melakukan teknik pemasangan fiksasi eksternal dan juga perawatan pin track, untuk menjadi bahan edukasi

Konsulta si dengan kepala KSM dan staf lain mengen ai hasil akhir materi edukasi Materi edukasi dikonsultasikan kepada kepala KSM dan staf lain untuk mendapatkan kritisi yang konstruktif. (Konsultasi dilakukan melalui media daring)

Kegiatan 3 Pelaksanaan Edukasi

Tanggal Pelaksanaan 21-25 September 2021 Deskripsi Kegiatan dan Penerapan Nilai-nilai Dasar ASN Pada fase ini disampaikan materi edukasi kepada peserta didik yang menjadi petugas pemberi asuhan di rumah sakit, dalam hal ini adalah residen. Selain itu diberikan juga materi edukasi kepada pasien yang mendapatkan pemasangan fiksasi eksternal. Dalam

Kendala

Nilai-Nilai Dasar yang Relevan

Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi

Penguatan Nilai-Nilai Organisas pelaksanaannya Saya melakukan komunikasi dengan baik kepada residen dan pasien dengan dasar (Etika Publik) Edukasi disampaikan dengan cara yang efisien dan berkualitas agar mudah dipahami (Komitmen Mutu), dan menghindari penggunaan merek tertentu yang dapat berpotensi konflik kepentingan (Anti Korupsi) Pada pemberian edukasi tidak semua peserta didik dapat mengikuti langsung dikarenakan ada tugas lain yang tidak dapat ditinggalkan. Pemberian materi edukasi kepada pasien juga terkendala oleh tingkat Pendidikan pasien yang bervariasi. Berdasarkan teknik dan capaian aktualisasi pada kegiatan tersebut di atas terwujud beberapa nilai-nilai ANEKA (Etika publik, Komitmen mutu dan Antikorupsi). Dengan dilakukannya penelaahan terhadap salah satu aspek pelayanan klinis, maka mendukung pencapaian misi ke RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung untuk Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna dan prima, yang terintegrasi dengan pendidikan dan penelitian. Profesional : Nilai berorientasi pada pencapaian kinerja melalui organisasi kemitraan. Integritas : Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, menjunjung tinggi etika yang tinggi dalam menjalankan tugas

Luaran

Peserta didik dan juga pasien mengetahui mengenai teknik yang optimal mengenai perawatan pin track. Manfaat Meningkatkan kualitas pelayanan pada pasien yang terpasang fiksasi eksternal. Analisis Dampak Petugas pemberi asuhan yang dibekali dengan pengetahuan yang adekuat mengenai teknik perawatan pin track yang optimal dapat meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pasien.

Kegiatan Tahapan

Pelaksanaan Edukasi Pelaksanaan edukasi kepada residen Memberikan edukasi kepada residen mengenai teknik pemasangan fiksasi eksternal yang baik dan juga mengenai tatacara perawatan pin track di ruangan

Dokumentasi

Edukasi dilakukan menggunakan media power point, kemudian pemutaran video, dan juga demonstrasi menggunakan model tulang dan implant.

Pelaksanaan edukasi kepada pasien dan penunggu pasien Memberikan edukasi kepada pasien, penunggu pasien, beserta residen yang bertanggung jawab pada pasien mengenai tatacara perawatan pin track di ruangan dan di rumah

Kegiatan 4 Evaluasi Pelaksaan Kegiatan

Tanggal Pelaksanaan 28 September – 1 Oktober 2021 Deskripsi Kegiatan dan Penerapan Nilai-nilai Dasar ASN Evaluasi terhadap pengetahuan penerima edukasi berdasarkan post test, dan juga melakukan evaluasi mengenai pelaksanaan perawatan pin track pada pasien apakah sesuai. Dalam membuat laporan hasil evaluasi sesuai dengan apa yang ditemukan, termasuk kegagalan atau hambatan yang ditemukan sebagai bentuk tanggung jawaban atas pekerjaan

Kendala yang telah dilakukan (Akuntabilitas) Berkomunikasi dengan baik kepada residen dan pasien dalam melakukan evaluasi dan diskusi (Etika Publik) Memastikan edukasi yang diberikan dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh penerima edukasi

(Komitmen Mutu)

Ditemukannya kendala pelaksanaan di lapangan berupa tidak selalu tersedianya Bahan Medis Habis Pakai yang sesuai dengan apa yang disarankan dalam literatur untuk melakukan perawatan pin track.

Nilai-Nilai Dasar yang Relevan

Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi

Penguatan Nilai-Nilai Organisas Berdasarkan teknik dan capaian aktualisasi pada kegiatan tersebut di atas terwujud nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu dan Antikorupsi). Dengan dilakukannya penelaahan terhadap salah satu aspek pelayanan klinis, maka mendukung pencapaian misi ke RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung untuk Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna dan prima, yang terintegrasi dengan pendidikan dan penelitian. Profesional : Nilai berorientasi pada pencapaian kinerja melalui organisasi kemitraan. Integritas : Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, menjunjung tinggi etika yang tinggi dalam menjalankan tugas

Luaran

Meningkatnya tingkat pengetahuan Peserta Didik sebagai Petugas Pemberi Asuhan berdasarkan penilai obyektif berupa pre dan post test. Manfaat Meningkatkan kualitas pelayanan pada pasien yang terpasang fiksasi eksternal. Analisis Dampak Peningkatan pengetahuan peserta didik diharapkan bukan hanya meningkatkan kualitas pelayanan di RS Hasan Sadikin namun juga akan berdampak pada peningkatan kualitas pelayanan di rumah sakit tempat

para peserta didik ini akan bekerja nanti saat sudah lulus.

Kegiatan Tahapan Dokumentasi

Evaluasi pelaksanaan kegiatan Pelaksanaan post-test bagi residen Dilakukan post test setelah edukasi pada residen mengenai pengetahuan dasar pemasangan dan perawatan pin track pada fiksasi eksternal

Pada rekapitulasi ditemukan adanya peningkatan rata2 nilai pada post test dibandingkan dengan pre test

4.2. Rencana Tindak Lanjut

Berdasarkan kegiatan aktualisasi yang telah dilakukan, tentunya belum sempurna dan masih terdapat kekurangan yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu perlu adanya tindak lanjut yang akan diupayakan untuk mewujudkan aplikasi yang berdaya guna lebih baik nantinya. Adapun rencana tindak lanjutnya yaitu :

No. Rencana Aksi/ Kegiatan yang akan Dilanjutkan

Keterkaitan Nilai Dasar ANEKA dan Mata Pelatihan Agenda III Rencana Waktu Pelaksanaan

1 Melanjutkan evaluasi terhadap pelaksanaan hasil edukasi

2 Melakukan evaluasi jangka panjang setelah 12 bulan untuk melihat signifikansi hasil edukasi terhadap angka kejadian infeksi pin track 3. Membuat artikel penelitian mengenai telaah literatur dan laporan kasus mengenai pin track infection 6. Mengajukan pembuatan SOP perawatan pin track Akuntabilitas Nasionalisme Etika Publik Komitmen Mutu Anti Korupsi Manajemen ASN Akuntabilitas Nasionalisme Etika Publik Komitmen Mutu Anti Korupsi Manajemen ASN

Akuntabilitas Nasionalisme Etika Publik Komitmen Mutu Anti Korupsi Manajemen ASN Akuntabilitas Nasionalisme Etika Publik Komitmen Mutu Anti Korupsi Manajemen ASN Tiap 1 bulan

1 November 2021 – 31 Oktober 2022

1 November 2021 – 31 Oktober 2022

1 November 2022 – 31 Januari 2022

BAB V

PENUTUP

Capaian kegiatan aktualisasi dan habituasi yang dilaksanakan sebesar 100% karena semua kegiatan telah terlaksana dan diperoleh hasil/output sesuai harapan. Hasil dari setiap kegiatan adalah:

1. Kajian literatur dan Draft Materi edukasi mengenai Pemasangan dan Perawatan

Pin Track Fiksasi Eksternal 2. Materi Edukasi mengenai Teknik Pemasangan dan Perawatan Pin Track Fiksasi

Eksternal yang Optimal 3. Terlaksananya Edukasi kepada pihak yang terlibat dengan pemasangan dan perawatan pin track fiksasi Eksternal 4. Peningkatan tingkat pengetahuan peserta didik sebagai petugas pemberi asuhan di Rumah Sakit mengenai teknik pemasangan dan perawatan pin track.

Proses aktualisasi dan habituasi yang dilakukan oleh Calon Pegawai Negeri Sipil di lingkungan tempat kerja merupakan salah satu cara untuk mengaplikasikan nilai-nilai dasar ASN dalam melakukan pekerjaan sehari-hari. Penyelesaian isu yang ada di tempat kerja dengan menerapkan nilai-nilai ASN diharapkan mampu memberikan solusi jangka panjang yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dengan mengutamakan kepentingan umum. Pada akhirnya, kegiatan aktualisasi dan pelaksanaan kegiatan pemecahan isu diharapkan mampu meningkatkan mutu pelayanan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

LEMBAR KOMITMEN TINDAK LANJUT AKTUALISASI DAN HABITUASI

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : dr. Gibran Tristan Alpharian, SpOT(K) NIP : 198111212020121001 Jabatan : Dokter Ahli Pendidik Klinis Pertama Unit Kerja : RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Merupakan peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III/b, berkomitmen untuk menindak lanjuti aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) sesuai kedudukan dan peran PNS dalam NKRI.

Adapun tindak lanjut tersebut tertuang dalam Tabel Rencana Aksi berikut ini.

TABEL RENCANA AKSI

No.

Rencana Aksi/ Kegiatan yang akan Dilanjutkan

1 Melanjutkan evaluasi terhadap pelaksanaan hasil edukasi

2 Melakukan evaluasi jangka panjang setelah 12 bulan untuk melihat signifikansi hasil edukasi terhadap angka kejadian infeksi pin track 3. Membuat artikel penelitian mengenai telaah literatur dan laporan kasus mengenai pin track infection

Keterkaitan Nilai Dasar ANEKA dan Mata

Pelatihan Agenda III

Akuntabilitas Nasionalisme Etika Publik Komitmen Mutu Anti Korupsi Manajemen ASN Akuntabilitas Nasionalisme Etika Publik Komitmen Mutu Anti Korupsi Manajemen ASN

Akuntabilitas Nasionalisme Etika Publik Komitmen Mutu Anti Korupsi Manajemen ASN

Rencana Waktu Pelaksanaan

Tiap 1 bulan

1 November 2021 – 31 Oktober 2022

1 November 2021 – 31 Oktober 2022

6. Mengajukan pembuatan SOP perawatan pin track Akuntabilitas Nasionalisme Etika Publik Komitmen Mutu Anti Korupsi Manajemen ASN 1 November 2022 – 31 Januari 2022

Mengetahui, Mentor

Dr. dr. Ahmad Ramdan, SpOT(K), MKM NIP. 197211052000121001 Peserta

dr. Gibran Tristan Alpharian, SpOT(K) NIP. 198111212020121001

DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-Undang No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) 2. Peraturan Lembaga Administrasi Negara nomor 12 tahun 2018 tentang

Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil

Golongan III 3. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Akuntabilitas: Modul

Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara. 4. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Nasionalisme:

Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara. 5. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Etika Publik: Modul

Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara. 6. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Komitmen Mutu:

Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara. 7. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Anti Korupsi: Modul

Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara. 8. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Manajemen ASN:

Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara. 9. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Whole Government:

Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara. 10.Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Pelayanan Publik:

Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.

This article is from: