LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 7
PENYUSUNAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
ATRAUMATICCAREPADA ANAK YANG DILAKUKAN TINDAKAN
INVASIF DI RUANG KENANGA 1 RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
DISUSUN OLEH: HADIMA SITORUS
NIP. 199607182022032004
BAPELKES CIKARANG
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2022
1
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI
PENYUSUNAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
ATRAUMATICCAREPADA ANAK YANG DILAKUKAN TINDAKAN
INVASIF DI RUANG KENANGA 1 RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
Telah diseminarkan, Tanggal 25 Juli 2022 di Bapeles Cikarang
Coach Mentor
Dr.drg. Siti Nur Anisah, MPH
NIP. 1965091419922032004
Arif Hidayat, S.Kep., Ners
NIP. 198012102003121002
Penguji
Drs. Suherman, M.Kes
NIP. 196508121986031004
2
Terpujilah Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus atas segala berkat dan kasih-Nya dalam segala aspek kehidupan bahkan yang memampukan penulis dapat menyelesaikan Laporan Rancangan Aktualisasi dengan judul “Penyusunan Standar Prosedur Operasional (SPO)
AtraumaticCarepada Anak yang Dilakukan Tindakan Invasif di Ruang Kenanga 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.”
Selama proses penyelesaian laporan ini penulis banyak mendapat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada:
1. Bapak dr. Yana Akhmad, Sp. PD-KP, MMRS selaku Plt. Direktur Utama RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
2. Bapak dr. Azhar Jaya, SKM, MAES, selaku Plt. Direktur Utama RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
3. Bapak Arif Hidayat, S.Kep., Ners selaku mentor yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama proses penyusunan rancangan aktualisasi.
4. Ibu Dr. drg. Siti Nur Anisah, MPH selaku coach yang telah memberikan bimbingan selama proses pembuatan rancangan aktualisasi hingga selesai.
5. Bapak Drs. Suherman, M.Kes, selaku Kepala Balai Pelatihan Cikarangdanpenguji yang telah memberikan saran, arahan, dan masukan dalam proses penyusunan aktualisasi.
6. Badan Pelatihan Kesehatan Cikarang selaku penyelenggara diklat yang telah memfasilitasi seluruh kegiatan.
7. Kepala Ruang Kenanga 1, Ibu Triliana Purwadesi Yuliar, M.Kep atas dukungannya selama proses pembuatan rancangan aktualisasi.
8. Reka-rekan perawat di Ruang Kenanga 1yang mendukung proses pembuatan rancangan aktualisasi.
9. Orangtua dan keluarga yang selalu mendoakan.
10. Seluruh teman Pelatihan Dasar CPNS tahun 2022 yang saling membantu dan mengingatkan, serta saling berbagi ilmu.
11. Seluruh pihak yang tak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian rancangan aktualisasi. Semoga laporan rancangan aktualisasi ini dpaat bermanfaat bagi penulis, institusi, pelayanan dan masyarakat.
3
KATA PENGANTAR
Penulis
4
Bandung, Juli 2022
Hadima Sitorus, S.Kep., Ners
5 DAFTAR ISI COVER..........................................................................................................................1 LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................................2 KATA PENGANTAR .........................................................................................................3 DAFTAR ISI...................................................................................................................4 DAFTAR TABEL..............................................................................................................5 DAFTAR GAMBAR...........................................................................................................6 DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................................8 BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................9 1.1 Latar Belakang.....................................................................................................9 1.2 Tujuan ..............................................................................................................10 1.3 Manfaat.............................................................................................................10 1.4 Ruang Lingkup...................................................................................................10 BAB II PROFIL INSTANSI DAN PESERTA ........................................................................11 2.1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung........................................................................11 2.1.1 Profil RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.........................................................11 2.1.2 Visi, Misi, dan Motto RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung...................................11 2.1.3 Tata Nilai RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung ..................................................12 2.1.4 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.....................................13 2.1.5 Ruang Perawatan Kenanga 1.......................................................................13 2.2 Profil Peserta .....................................................................................................15 BAB III ANALISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI ..................................17 3.1 Identifikasi Isu dan Analisis Isu Aktual..................................................................17 3.2 Penetapan Core Issu...........................................................................................21 3.3 Analisis Core Issue .............................................................................................22 3.4 Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran ASN untuk Mendukung Terwujudnya Smart Governance................................................................................22 3.5 Alternatif Pemecahan Masalah sebagai Gagasan Kreatif.........................................23 3.6 Matriks Rancangan Aktualisasi.............................................................................24 3.7 Jadwal Kegiatan.................................................................................................30 3.8 Pihak-pihak yang Terllibat...................................................................................30 Daftar Pustaka.............................................................................................................32 Lampiran.....................................................................................................................33
DAFTAR TABEL
6
Tabel 3.1 Jumlah Pasien Anak di Ruang Kenanga 1 pada bulan Juni 2022.........................18 Tabel 3.2 Jumlah Pasien Anak dengan Masalah Respiratory di Ruang Kenanga 1 pada bulan Juni 2022....................................................................................................................19 Tabel 3.3 Dampak Isu ..................................................................................................20 Tabel 3.4 Analisis Isu Berdasarkan teknik APKL 21 Tabel 3.5 Gagasan Isu..................................................................................................24 Tabel 3.6 Matriks Rancangan Aktualisasi........................................................................25 Tabel 3.7 Timeline Kegiatan Aktualisasi 30 Tabel 3.8 Pihak-pihak yang Terlibat...............................................................................30
DAFTAR GAMBAR
7
Gambar 2.1 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung ...................................13 Gambar 2.2 Struk Organisasi Ruang Rawat Inap RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung............14 Gambar 3.1 Diagram Fishbone......................................................................................22
8 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran1 ................................................................................................................11
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejarah perjuangan Bangsa Indonesia untukmerebut dan mempertahankan kemerdekaan
Indonesia merupakan hasil perjuangan segenap komponen bangsa yang dilandasi oleh semangat untuk membela Negara dari penjajahan. Perjuangan tersebut tidak selalu dengan mengangkat senjata, tetapi dengan kemampuan yang dimiliki sesuai dengan kemampuan masing-masing. Pembukaan UUD 1945 mengamanatkan bahwa tujuan didirikan Negara Republik Indonesia, antara lain adalah untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam rangka mencapai tujuan nasional, sesuai penjelasan
UU No. 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN), diperlukan ASN yang profesional, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Salah satu strategi transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (WorldClassGovernment),Pemerintahtelahmeluncurkan CoreValueASN “BerAKHLAK”,yakni Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif dan EmployerBranding“Bangga Melayani Bangsa”. Untuk menjalankan fungsi, tugas, dan peran ASN diharapkan mampu mewujudkan nilai-nilai yang terkandung dalam BerAKHLAK.
Seorang Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) wajib menjalani masa percobaan melalui Pelatihan Dasar CPNS selama 1 tahun. Pelatihan Dasar CPNS adalah pendidikan dan pelatihan terintegrasi untuk membagunintegritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
UU No. 38 tahun 2014 tentang Keperawatan, mendefinisikan Perawat adalah
seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi Keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
Seorang perawat dalam menyelenggarakan praktik keperawatan dituntut harus
melaksanakannya secara bertanggung jawab dan akuntabel. Sebagai seorang ASN yang mengemban tugas sebagai perawat diharapkan mampu mengaktualisasikan nilai-nilai
BerAKHLAK di unit kerja dan mampu mengatasi isu-isu yang terjadi di unit kerja
9
1.2 Tujuan
a. ASN mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK dan menjadi karakter yang melekat dalam menjalankan tugas sebagai pelayan publik.
b. ASN mampu melaksanakan fungsi, tugas dan perannya dalam mewujudkan Smart Governancedi unit kerja.
c. ASN turut serta dalam upaya optimalisasi isu yang di temukan di unit kerja.
1.3 Manfaat
a. Bagi Penulis
Rancangan aktualisasi ini diharapkan bermanfaat untuk penulis agar dapat menginternalisasikan dan menerapkan nilai-nilai BerAKHLAK sebagai landasan dalam melakukan fungsi, tugas dan peran sebagai perawat.
b. Bagi Rumah Sakit
Rancangan aktualisasi ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mewujudkan visi dan misi dari RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
c. Bagi Masyarakat
Masyarakat dapat merasakan inovasi-inovasi dari kegiatan Latihan Dasar CPNS.
1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan aktulisasi dilaksanakan di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yang mencakup tugas pokok sesuai Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), penugasan pimpinan dan inovasi oleh peserta. Kegiatan aktualisasi dilaksanakan di Ruang Kenanga 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Pelaksanaan aktualisasi dilakukan dengan mengamalkan nilai-nilai dasar BerAKHLAK, yaitu: Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif.
10
BAB II
PROFIL INSTANSI DAN PESERTA
2.1 RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
2.1.1 Profil RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung terletak di Jl. Pastur No. 38 Kota Bandung. RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dibagun pada tahun 1920 dan diresmikan pada tanggal 15 Oktober
1923 dengan nama “HetAlgemeeneBandoengscheZiekenhuijs”. Pada tanggal 30 April 1927
namanya diubah menjadi “HetGemeenreZiekenhuijsJuliana” dengan kapasitas 300 tempat tidur. Rumah sakit ini dijadikan Rumah Sakit Militer selama penjajahan Jepang. Setelah
Indonesia merdeka, rumah sakit ini dikelola oleh pemerintah daerah, yang dikenal dengan nama “Rumah Sakit Ranca Badak”
Pada tahun 1954, Rumah Sakit Ranca Badak ditetapkan menjadi rumah sakit provinsi dan berada di bawah pengawasan Departemen Kesehatan. Tahun 1956 menjadi rumah sakit umum dengan kapasitas 600 tempat tidur. Pada tanggal 8 Oktober 1967 nama rumah sakit diubah menjadi RSUP Dr. HASAN Sadikin Bandung.
Status RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung saat ini adalah sebagai berikut:
a. Rumah Sakit Pemerintah;
b. Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Bina
Pelayanan Medik, Kementerian Kesehatan RI (Rumah Sakit Vertikal Kemenkes);
c. Rumah sakit tipe A;
d. Rumah Sakit Pendidikan Utama untuk Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran;
e. Rumah Sakit Rujukan Nasional;
f. Rumah Sakit Rujukan Bencana Nuklir Nasional;
g. Rumah Sakit Umum Pusat yang Mengampu 7 Rumah Sakit Regional Jawa Barat.
2.1.2 Visi, Misi, dan Motto RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
a. Visi
Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, Berkepribadian Berlandaskan
Gotong Royong
b. Misi
Mewujudkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia yang Tinggi, Maju dan Sejahtera
c. Motto
Kesehatan Anda adalah prioritas kami
11
2.1.3 Tata Nilai RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Nilai-nilai filosofis RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dituangkan dalam janji layanan, yaitu “PAMINGPIN PITUIN” yang terdiri dari:
a. Kepemimpinan
Nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talenta-talenta terbaik di bidangnya.
b. Profesional
Nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui perjalanan kemitraan.
c. Inovatif
Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan.
d. Tulus
Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif dan responsif.
e. Unggul
Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima.
f. Integritas
Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah dan menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas.
12
2.1.4
Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Gambar 2.1 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
2.1.5 Ruang Perawatan Kenanga 1
Ruang Kenanga 1 merupakan ruang rawat inap anak yang memiliki kapasitas 45 tempat tidur. Ruangan ini terbagi menjadi 3 kelas dan ruang isolasi. Kelas 1 dengan 2 tempat tidur, kelas 2 dengan 6 tempat tidur, kelas 3 dengan 33 tempat tidur, dan isolasi dengan 4 tempat tidur. Ruang Kenanga 1 menggunakan metode tim dalam melakukan praktik keperawatan.
Adapun visi dan misi dari Ruang Kenanga 1 adalah:
a. Visi
Mengikuti Visi RSUP Dr. Hasan Sadikin Kota Bandung
13
b. Misi
Memberikan asuhan pelayanan pasien anakdengan rentang usia 1 bulan sampai 18 tahun secara paripurna dan prima sesuai usia tumbuh kembang yang berorientasi kepada filosofi keperawatan anak; atraumaticcaredan familycenteredcare.
Gambar 2.2 Struk Organisasi Ruang Kenanga 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Pengawas Ruangan
Administrasi Ruangan
Kepala Ruangan
Wakil Kepala
Ketua Tim Wing Timur 1-6
Ketua Tim Wing Timur 3-4
Perawat pelaksana Perawat pelaksana Perawat pelaksana
Perawat pelaksana Perawat pelaksana Perawat pelaksana
Perawat pelaksana Perawat pelaksana
Ketua Tim Wing Barat8-13
Perawat pelaksana Perawat pelaksana Perawat pelaksana
Perawat pelaksana Perawat pelaksana Perawat pelaksana
Perawat pelaksana Perawat pelaksana Perawat pelaksana
14
Pekarya
Pekarya
2.2 Profil Peserta
Nama : Hadima Sitorus, S.Kep., Ners
NIP : 199607182022032004
Jabatan/ Golongan : Perawat Ahli Pertama/ IIIb
Unit Kerja : RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Peserta terdaftar sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan Kementerian
Kesehatan RI di bawah Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan di unit kerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Peserta sebagai Perawat Ahli Pertama di bawah Bidang Keperawatan RSUP
Dr. Hasan Sadikin Bandung dan saat ini berdinas di Ruang Rawat Inap Anak Ruang Kenanga
1.
Dalam pelaksanaan aktualisasi, peserta mengacu kepada Sasaran Kinerja Pegapai (SKP), meliputi:
1. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/ intra/ post operasi
2. Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan
3. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua tim/ perawat
4. Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaan perawat
5. Melaksanakan case finding/ deteksi dini/ penemuan kasus baru pada individu
6. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu
7. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjutan
8. Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu
9. Membuat prioritas diagnosa keperawatan dan masalah keperawatan
10. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu
11. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan
12. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medikal bedah
13. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu
14. Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/ bencana/ kritikal
15. Memberikan dukungan/ fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan, berduka, atau menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan
16. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi
17. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi
15
18. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi
19. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur
20. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri
21. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu
22. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi kompleks
23. Melakukan komunikasi dengan klien dengan hambatan komunikasi
24. Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien
25. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu
26. Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala
27. Melakukan perawatan luka
28. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu
29. Melaksanakan manajemen surveilans Hais sebagai upaya pengawasan resiko infeksi dalam upaya preventif pada pelayanan keperawatan
30. Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/ unit/ fasilitas kesehatan
31. Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter
32. Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/ petugas/ pengunjung sebagai upaca pencegahan infeksi
33. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu
16
BAB III
ANALISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1 Identitas Isu dan Analisis Isu Aktual
Identifikasi isu dilakukan dengan metode Environmental Scanning dengan melihat permasalahan yang berkaitan dengan Kedudukan dan Peran ASN di unit kerja yaitu aspek Manajemen ASN, Pelayan Publik dan WholeofGovernment(WoG). Adapun isu yang menjadi permasalahan aktual di unit kerja Ruang Kenanga 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu sebagai berikut:
a. Belum optimalnya Standar Prosedur Operasional (SPO) AtraumaticCarepada anak yang dilakukan tindakan invasif di Ruang Kenanga 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Anak adalah individu unik yang memiliki kebutuhan berbeda di setiap tahap tumbuh kembangnya, setiap orangtua dituntut untukmemahami pentingnya menyediakan fasilitas untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak yang mengalami sakit dan adanya pembatasan aktifitas harian, ketidakmampuan fisik dan pengobatan membutuhkan perawatan di rumah sakit.
Hospitalisasi adalah suatu proses yang mengharuskan anak tinggal di rumah sakit untuk menjalani terapi dan perawatan sampai akhirnya kembali ke rumah. Hospitalisasi merupakan suatu masalah utama pada anak ketika anak sakit dan di rawat di rumah sakit.
Hal ini terjadi karena anak berusaha untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan yaitu rumah sakit, sehingga kondisi tersebut menjadi stressor terhadap anak maupun orangtua dan keluarga.
Faktor stressor yang dialami anak saat menjalani hospitalisasi dapat berupa prosedur invasif, berpisah dari keluarga dan teman perasaan terisolasi, takut akan sesuatu yang tidak diketahui, hal-hal asing yang ada di rumah sakit, serta pengalaman nyeri. Anak mengalami kecemasan dan banyak tindakan invasif seperti injeksi dan pemasangan infus yang membuat anak trauma. Prosedur invasif yang dilakukan pada anak menimbulkan nyeri berulang dan menyebabkan anak merasa takut dan menganggap sebagai suatu hal yang mengancam, anak merasa khawatir dan takut akan mengalaminya lagi. Kecemasan yang dialami anak selama hospitalisasi akan menjadi kendala dan menghambat proses kesembuhan anak karena anak akan melakukan penolakan terhadap perawatan dan pengobatan yang diberikan. Pengalaman traumatik dan kecemasan serta ancaman langsung merupakan dampak negatif yang berpengaruh terhadap emosional, sosial, dan fisiologi anak.
17
Berdasarkan penelitian Nurmashitah dan Purnama (2018) yang melakukan penelitian terhadap 26 anak usia pra sekolah dengan hospitalisasi di Rumah Sakit Adhyaksa didapatkan bahwa terapi bermain dengan teknik medicalplayefektif dalam menurunkan kecemasan anak di mana skor kecemasan sebelum intervensi 50,346 dan rata-rata skor setelah intervensi adalah 47,3846. Sejalan dengan penelitian Kartika, dkk (2019) menyatakan bahwa metode cerita dengan menggunakan boneka tangan efektif untuk menurunkan tingkat nyeri, sebagai salah satu cara untuk mengurangi trauma anak saat dilakukan tindakan invasif.
No. Usia
1 Masa bayi (0 – 12 bulan) 14 14
2 Masa todler (1 – 3 tahun) 25 25
3 Masa pra sekolah (3 – 5 tahun) 14 14
4 Masa sekolah (5 – 18 tahun) 49 48
Hasil wawancara dengan orangtua pasien yang dilakukan pada tanggal 18 Juli 2022, 3 dari 14 anak baru pertama kali di rawat di rumah sakit dan selebihnya memiliki riwayat perawatan di rumah sakit. Dari ke-14 anak tersebut, semuanya memiliki respon kecemasan dan menangis ketika dilakukan tindakan invasif.
Ruang Kenanga 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin saat ini memiliki jumlah tenaga perawat sebanyak 27 perawat dengan 4 diantaranya sedang mengikuti magang. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Kepala Ruang Kenanga 1, didapatkan bahwa jumlah tenaga kerja saat ini masih belum cukup, sehingga hal tersebut berdampak pada beban kerja perawat yang tinggi. Maharini dan Budianto (2019) menyatakan bahwa beban kerja yang berlebihan sangat berpengaruh terhadap produktifitas tenaga kesehatan. Ketika jumlah perawat yang ada tidak sebanding dengan jumlah pekerjaan yang diselesaikan akan memicu munculnya stres kerja karena semua pasien perlu mendapatkan pelayanan yang efektif dan efisien sehingga permasalahan yang dihadapi pasien segera terselesaikan.
Penulis melakukan pengkajian kepada perawat melalui kuesioner yang telah dibagikan untuk mengkaji pengetahuan perawat tentang atraumaticcare. Hasil dari kuesioner yang didapatkan, 12 dari 27 perawat yang mengisi kuesioner, memiliki pengetahuan yang baik tentang atraumaticcare. Namun, penulis juga melakukan observasi terhadap perawat di Ruang Kenanga 1 dengan lembar checklistatraumaticcare. Dari hasil observasi yang
18
Tabel 3.1 Jumlah Pasien Anak di Ruang Kenanga 1 pada bulan Juni 2022
Jumlah Persentase
(%)
dilakukan pada 6 perawat, didapatkan bahwa perawat belum optimal melakukan tindakan atraumaticcare. Hal ini dilihat dari kurangnya interaksi perawat dengan anak, misalnya menawarkan mainan yang dibawa orangtua dari rumah serta teknik nonfarmakologis yang diterapkan belum bervariasi.
b. Belum optimalnyaedukasi fisioterapi dada pada anakdengan bronchopneumoniadi Ruang Kenanga 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Bronchopneumonia adalah peradangan pada paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan benda asing. Proses peradangan dari bronkopneumonia mengakibatkan anak sesak napas dan adanya produksi sekret yang meningkat. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas merupakan keadaan dimana individu tidak mampu mengeluarkan sekret dari saluran nafas untuk mempertahankan kepatenan jalan nafas. Hal ini terjadi karena kurangnya suplai oksigen akibat penumpukan sekret apabila suplai oksigen tidak terpenuhi dapat menyebabkan pasien anak kehilangan kesadaran, kejang, terjadi kerusakan otak yang permanen, henti napas, bahkan kematian. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan penatalaksanaan farmakologis dan non farmakologis.
Fisioterapi dada adalah salah satu metode non farmakologis yang dapat dilakukan.
Fisioterapi dada merupakan tindakan drainasepostural, pengaturan posisi, serta perkusi dan vibrasi dada. Amin, dkk (2018) dalam penelitiannya tentang pengaruh chesttherapy dan infraredpada bronchopneumonia yang dilakukan di RSUD Kajen didapatkan hasil terjadinya perbaikan pada frekuensi pernapasan per menit yang signifikan dan mengurangi sesak napas.
Hasil wawancara dengan kepala ruangan, bahwa tindakan fisioterapi dada lebih sering dilakukan oleh bagian fisioterapis. Namun, hal ini tidak menjadi penghalang bagi perawat untuk melakukannya. Menurut Notoatmodjo (2003 dalam Prasetio 2016) menyatakan bahwa fisioterapi dada merupakan tindakan keperawatan mandiri. Sehingga peran perawat diperlukan untuk membantu pasien dalam upaya pengeluaran sekret dari jalan napas.
Tabel 3.2 Jumlah Pasien Anak dengan Masalah Respiratory di Ruang Kenanga
1 pada bulan Juni 2022
19
No. Penyakit Jumlah Persentase (%) 1 Tuberculosis 4 29 2 Bronchopneumonia 8 57 3 Pneumonia 2 14
c. Belum optimalnya edukasi pada keluarga untuk mengurangi nyeri pada anak dengan
kompres hangat di Ruang Kenanga 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Nyeri adalah respon tubuh terhadap adanya masalah pada tubuh. Nyeri merupakan keluhan yang sering terjadi pada anak saat sedang sakit. Gangguan rasa nyaman nyeri merupakan suatufenomena fisiologis yang sering terjadi dan mengganggu aktivitas. Salah satu metode non farmakologis yang dapat dilakukan yaitu dengan kompres hangat. kompres hangat adalah tindakan dengan menggunakan kain atau handuk yang telah dicelupkan pada air hangat kemudian ditempelkan pada bagian tubuh tertentu. Kompres hangat dapat memberikan rasa hangat yang bertujuan untuk memberikan rasa nyaman, mengatasi nyeri, mengurangi atau mencegah spasme otot dan memberikan rasa hangat pada daerah tertentu.
Hasil wawancara dengan orangtua pasien, 5 dari 8 orangtua ketika anak nyeri hanya mengandalkan obat yang diberikan dari perawat. Orangtua akan melakukan kompres hangat ketika sudah diingatkan oleh perawat.
Tabel 3.3 Dampak Isu
No. Isu
1 Belum optimalnya SPO atraumaticcarepada anak yang
dilakukan tindakan invasif di Ruang Kenanga 1 RSUP Dr.
Hasan Sadikin Bandung
2 Belum optimalnya edukasi
fisioterapi dada pada anak
dengan broncopneumonia di Ruang Kenanga 1 RSUP Dr.
Hasan Sadikin Bandung
3 Belum optimalnya edukasi pada
keluarga untuk mengurangi nyeri pada anak dengan kompres
- Orangtua dan anak mengalami kecemasan
- Terhambatnya proses kesembuhan pada anak
- Anak menolak perawatan dan pengobatan
- Berpotensi terhadap penurunan mutu pelayanan ruangan
- Menambah jumlah hari rawat pasien di rumah sakit
- Orangtua dan anak mengalami kecemasan
- Komplikasi berat yaitu hipoksia
- Orangtua dan anak mengalami kecemasan
- Anak rewel
- Komplikasi
20
Dampak apabila isu tidak ditangani
hangat di Ruang Kenanga 1 RSUP
Dr. Hasan Sadikin Bandung
3.2 Penetapan CoreIssue
Proses penetapan core issue dalam rancangan aktualisasi ini ditetapkan dengan menggunakan Teknik Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan (APKL) dan Teknik Urgency, Seriousness, dan Growth (USG).
Teknik APKL adalah teknik yang digunakan untuk menentukan kelayakan suatu masalah dengan memperhatikan 4 faktor, yaitu:
a. Aktual (A), yaitu isu yang benar-benar terjadi dan masih dibicarakan di masyarakat.
b. Problematik (P), yaitu isu yang dapat menimbulkan dampak negatif dan memiliki masalah yang kompleks sehingga pertu dicari solusinya.
c. Kekhalayakan (K), yaitu isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
d. Kelayakan (L), yaitu isu yang masuk akal dan layak untuk menjadi solusi.
Tabel 3.4 Analisis Isu Berdasarkan teknik APKL
1 Belum optimalnya SPO atraumaticcare pada anak yang dilakukan tindakan invasif di Ruang
Kenanga 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
2 Belum optimalnya edukasi fisioterapi dada pada anak dengan broncopneumonia di Ruang
3
5
19 I
3 Belum optimalnya edukasi pada keluarga untuk mengurangi nyeri pada anak dengan kompres hangat di Ruang Kenanga 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 3
Skala Likert 1 – 5:
5
4 16 III
5 = Sangat Besar, 4 = Besar, 3 = Sedang, 2 = Kecil, 1 = Sangat Kecil
Berdasarkan penapisan isu menggunakan teknik APKL yang didiskusikan bersama kepala
Ruang Kenanga 1 dan 1 perawat pelaksana, didapatkan coreissuedengan teknik APKL adalah
21
No Isu A P K L Score Prioritas
5 4
5
5
Kenanga 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 4
5 17 II
4
Keterangan:
Belum optimalnya SPO atraumaticcarepada anak yang dilakukan tindakan invasif di Ruang Kenanga 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
3.3 Analisis Core Issue
Metode yang digunakan untuk menganalisisa isu terkait belum optimalnya SPO atraumatic carepada anak yang dilakukan tindakan invasif di Ruang Kenanga 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung adalah dengan metode FishboneAnalysis. Metode FishboneAnalysisadalah metode yang digunakan untuk membantu memecahkan masalah dengan analisis sebab akibat dari suatu keadaan dalam sebuah diagram yang terlihat seperti tulang ikan.
Man
Beban kerja perawat tinggi
Perawat belum maksimal menerapkanatraumatic care
Gambar
MotherNature
Perubahan lingkungan
Anak memiliki traumadari perawatan sebelumnya
Anak baru pertama kali dirawat di RS
Tidak tersedianyaalat bermain
SPO belum tersedia
Tidak adanya mediaedukasi
Belum optimalnya SPO atraumatic carepada anak yang dilakukan tindakan invasif di Ruang Kenanga 1 RSUP Dr.
Method
Material
3.4 Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran ASN untuk
Mendukung Terwujudnya SmartGovernance
Dalam menyelenggarakan praktik keperawatan, salah satu tugas perawat adalah sebagai
pemberi asuhan keperawatan. Perawat memiliki wewenang untuk melakukan pengkajian
keperawatan secara holistik, menetapkan diagnosis keperawatan,merencanakan intervensi keperawatan, melakukan intervensi keperawatan, dan melakukan evaluasi terhadap intervensi
keperawatan yang telah dilakukan.
22
3.1 Diagram Fishbone
UU No. 5 tahun 2014, menjelaskan salah satu fungsi ASN adalah pelayan publik. Seiring berkembangnya teknologi dari tahun ke tahun mengharuskan kita untuk ikut dalam arus revolusi 4.0. ASN dituntut harus adaptif terhadap teknologi agar kinerja pelayanan lebih cepat, akurat, dan efisien. Dengan memanfaatkan perkembangan teknologi, memudahkan perawat untuk melakukan pembaharuan. Perawat diharapkan mampu berkontribusi secara profesional untuk mengembangkan pelayanan keperawatan berbasis digital, perawat harus turut dalam setiap pendidikan dan pelatihan guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia kesehatan dalam bidang teknologi dan mewujudkan pelayanan kesehatan Indonesia yang lebih baik.
3.5 Alternatif Pemecahan Masalah sebagai Gagasan Kreatif
Melalui proses analisa isu yang telah dipilih yaitu belum optimalnya SPO atraumaticcare pada anak yang dilakukan tindakan invasif di Ruang Kenanga 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, sehingga penulis mengajukan beberapa gagasan, yaitu:
1. Membuat SPO tentang atraumaticcare;
2. Bersosialisasi tentang SPO atraumaticcarepada perawat di Ruang Kenanga 1;
3. Pengadaan alat bermain;
4. Membuat media edukasi.
23
3.6 Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Isu yang Diangkat
Belum optimalnya SPO atraumaticcarepada anak yang dilakukan tindakan invasif di Ruang Kenanga 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Gagasan Pemecahan Isu Pembuatan Standar Prosedur Operasional (SPO) AtraumaticCaredi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
1 Menyampaikan rancangan aktualisasi kepada atasan dan mentor
2 Penyusunan draft SPO atraumaticcare
3 Finalisasi draft SPO atraumaticcarekepada kepala instalasi rawat inap, bidang pelayanan medik, bidang keperawatan, dan bidang umum
4 Melakukan sosialisasi SPO atraumaticcaredi Ruang Kenanga 1
Sasaran Kinerja Pegawai
Sasaran Kinerja Pegawai
Sasaran Kinerja Pegawai
Sasaran Kinerja Pegawai
24
No. Gagasan Isu Sumber Kegiatan
Tabel 3.5 Gagasan Isu
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan
1 Menyampai kan rancangan aktualisasi
kepada atasan dan mentor
1. Kontrak waktu kepada atasan dan mentor
Output/ Hasil Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Kesediaan atasan dan mentor untuk melakukan pertemuan
Penulis datang tepat waktu sesuai janji yang
telah disepakati(Akuntabel), melakukan
senyum, salam, sapa, sopan, santun ketika
berkomunikasi (Berorientasi Pelayanan).
Kontribusi terhadap Visi dan Misi
Organisasi
Dengan mewujudkan
kegiatan akuntabel, berorientasi
pelayanan, kolaboratif
akan mendukung
terwujudnya visi dan
Penguatan Nilai
Organisasi
Meminta izi dan berkonsultasi
menggambarkan
2 Penyusuna n draft SPO
atraumatic care
2. Menjelaskan rancangan aktualisasi
Rancangan
aktualisasi
disetujui
Penjelasan mengenai kejelasan kegiatan
dan tujuannya (Akuntabel), melakukan
diskusi dengan sopan dan baik (Berorientasi Pelayanan), menerima
saran dan masukan dalam mewujudkan
aktualisasi (Kolaboratif).
misi organisasi yaitu
“Terwujudnya
Indonesia Maju yang
Berdaulat, Mandiri,
Berkepribadian
Berlandaskan Gotong
Royong”
nilai RSHS berupa profesional, inovatif, tulus dan integritas.
1. Mencari literatur tentang atraumaticcare
Adanya literatur tentang
Penulis mencari literatur terbaru yang
mendukung pembuatan draft SPO (Kompeten), mencari literatur dengan
cermat dan tepat (Akuntabel),
Dengan mewujudkan
kegiatan akuntabel, berorientasi
pelayanan, kolaboratif
Penyusunan draft SPO
menggambarkan
nilai RSHS berupa
25
Tabel 3.6 Rancangan Aktualisasi
2. Kontrak waktu
dengan kepala ruangan, pengawas ruangan, dan
mentor untuk
membahas draft
SPO atraumatic care yang telah disusun
3. Konsultasi draf
SPO atraumatic care dengan
kepala ruangan, pengawas ruangan, dan mentor
atraumatic care
menyebutkan nama penulis sumber literatur
dengan bertanggung jawab (Akuntabel),
melakukan kolaborasi dengan rekan kerja
terkait informasi materi yang berkaitan
dengan isu (Kolaboratif)
akan mendukung
terwujudnya visi dan
misi organisasi yaitu
“Terwujudnya
Indonesia Maju yang
kepemimpinan, profesional, inovatif, tulus unggul dan integritas.
Kesediaan
kepala ruangan, pengawas ruangan, dan mentor untuk
melakukan
pertemuan
Penulis datang tepat waktu sesuai janji yang
telah disepakati (Akuntabel), melakukan
senyum, salam, sapa, sopan, santun ketika
berkomunikasi (Berorientasi Pelayanan)
Berdaulat, Mandiri,
Berkepribadian
Berlandaskan Gotong
Royong”
Lembar konsultasi
Penulis bersikap jujur dan bertanggung
jawab terkait literatur dan data yang
dikumpulkan (Akuntabel), membangun
lingkungan diskusi yang kondusif serta
menghargai setiap pendapat (Harmonis),
menerima saran dan masukan dalam
mewujudkan aktualisasi (Kolaboratif)).
26
3 Finalisasi
draft SPO
atraumatic care kepada kepala instalasi rawat inap, bidang
pelayanan medik, bidang keperawata
n, dan
4. Melakukan perbaikan/ revisi
draf SPO atraumaticcare
Draft SPO atraumatic carediperbaiki
Penulis membuat hasil perbaikan dengan
cermat dan tepat (Akuntabel), berusaha
bersungguh-sungguh dalam proses
perbaikan SPO agar diperoleh hasil SPO
yang terbaik (Kompeten), berusaha
memahami dan memenuhi kebutuhan di
ruangan, serta cekatan dalam melakukan
perbaikan (Berorientasi pelayanan).
1. Menulis saran dan masukan dari kepala instalasi rawat inap dan bidang pelayanan medik
2. Melakukan perbaikan/ revisi sesuai dengan
saran dan masukan
Catatan saran dan masukan
Penulis menerima saran dan masukan dalam mewujudkan aktualisasi (Kolaboratif),
terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas, bertindak proaktif (Adaptif)
Dengan mewujudkan kegiatan kolaboratif, adaptif, akuntabel, kompeten, berorientasi pelayanan akan mendukung
Finalisasi SPO tentang
Final SPO
atraumatic care
Penulis membuat hasil perbaikan dengan
cermat dan tepat (Akuntabel), menerima
saran dan masukan agar diperolehnya hasil
SPO yang terbaik (Kompeten), berusaha
memahami dan memenuhi kebutuhan di
ruangan serta cekatan dalam melakukan
perbaikan (Berorientasi pelayanan).
terwujudnya visi dan misi organisasi yaitu
“Terwujudnya
Indonesia Maju yang
Berdaulat, Mandiri, Berkepribadian
Berlandaskan Gotong
Royong”
atraumatic care menggambarkan nilai RSHS berupa kepemimpinan, profesional, inovatif, tulus unggul dan integritas.
27
bidang
umum
3. Mengajukan draft SPO atraumatic care ke bidang keperawatan
4. Mengajukan ke bidang umum untuk
mendapatkan persetujuan
direktur utama
Persetujuan dan penerbitan
nomor SPO
Penulis bersikap patuh terhadap alur proses
pembuatan SPO yang ada di instansi
(Loyal), memperhatikan beberapa etika
dalam berinteraksi dengan orang lain untuk
menghindari terjadinya konflik (Harmonis).
Mendapatkan tanda tangan direktur utama
serta disimpan di arsip.rshs.or.id
Penulis bersikap patuh terhadap alur proses
pembuatan SPO yang ada di instansi
(Loyal), memperhatikan beberapa etika
dalam berinteraksi dengan orang lain untuk
menghindari terjadinya konflik (Harmonis).
4 Melakukan sosialisasi SPO atraumatic caredi Ruang Kenanga 1
1. Membuat kerangka kegiatan
Adanya satuan acara penyuluhan (SAP)
Penulis menyiapkan penguasaan materi
untuk kegiatan sosialisasi SPO (Akuntabel)
Dengan mewujudkan
Finalisasi SPO
2. Membuat Power Point dan link Zoom Meeting untuk melakukan sosialisasi
Power Point dan link Zoom Meeting tersedia
Penulis meningkatkan kapabilitas dalam
pembuatan Power Point yang menarik
(Kompeten), memanfaatkan media digital
untuk melakukan sosialisasi dengan tujuan
agar dapat diikuti oleh perawat tanpa
terbatas ruang dan waktu (Adaptif)
kegiatan akuntabel, kompeten, kolaboratif, loyal, adaptif akan mendukung
terwujudnya visi dan
misi organisasi yaitu
“Terwujudnya
Indonesia Maju yang
Berdaulat, Mandiri,
atraumatic care menggambarkan
nilai RSHS berupa kepemimpinan, profesional, inovatif, tulus
unggul dan integritas.
28
3. Mensosialisasi kan SPO yang
telah disetujui
melalui Zoom
Meeting
Dokumentasi dan Absensi kehadiran sosialisasi
Memaparkan dan melaksanakan sosialisasi
dengan berani dan menguasai materi yang
disosialisasikan (Kompeten), menerapkan
sikap terbuka atas saran dan masukan yang
diberikan oleh rekan kerja saat
melaksanakan kegiatan sosialisasi
(Kolaboratif), berdedikasi bagi rekan kerja
dalam meningkatkan pengetahuan yang
dapat meningkatkan mutu pelayanan
(Loyal), memanfaatkan media digital untuk
melakukan sosialisasi (Adaptif)
Berkepribadian
Berlandaskan Gotong Royong”
4. Evaluasi kegiatan sosialisasi
Adanya link kuesioner
Penulis memanfaatkan media digital untuk
mencapat tujuan dengan membuat
kuesioner (Adaptif), evaluasi kegiatan
merupakan hal yang penting dilakukan
untuk mengukur kepatuhan perawat
terhadap standar prosedur operasional
(Adaptif).
29
3.7 Jadwal Kegiatan
Judul aktualisasi : Optimalisasi SPO atraumaticcarepada anak yang dilakukan tindakan invasif di Ruang Kenanga 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Waktu pelaksanaan :27 Juli – 1 September 2022
Tempat pelaksanaan : Ruang Kenanga 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Tabel 3.7 Timeline Kegiatan Aktualisasi
1 Menyampaikan rancangan aktualisasi kepada atasan dan mentor
2 Penyusunan draft SPO atraumaticcare
3 Finalisasi draft SPO atraumaticcarekepada kepala instalasi rawat inap, bidang pelayanan medik, bidang keperawatan, dan bidang umum
4 Melakukan sosialisasi SPO atraumaticcaredi Ruang Kenanga 1
No.
Tabel 3.8 Pihak – Pihak yang Terlibat
Para Pihak
1 Arif Hidayat, S.Kep., Ners (Mentor)
2 Dr.drg. Siti Nur Anisah, MPH (Coach)
Peran dalam Aktualisasi
Membantu identifikasi isu, memberi masukan dan saran pada setiap kegiatan, mendukung terlaksananya program
Memberi masukan dan saran pada terhadap identifikasi isu dan penerapan nilai-nilai BerAKHLAK demi terwujudnya SmartGovernance selama pembuatan rancangan aktualisasi
3 Triliana Purwadesi, M.Kep (Kepala Ruang Kenanga 1)
Membantu pengumpulan data setiap isu, dan membantu koordinasi dengan staf perawat di Ruang Kenanga 1
30
No Kegiatan Juli September IV
I II III IV
3.8 Pihak – Pihak yang Terlibat
4 Masriah, S.Kep., Ners (Pengawas ruang anak) Memberikan masukan mengenai SPO
5 Bidang Keperawatan Membantu penerbitan SPO
6 Bidang Umum Membantu persetujuan direktur utama dan disimpan di arsip.rshs.or.id
31
DAFTAR PUSTAKA
1. Andayani, Rifka Putri. (2019). PengaruhAtraumatic Care: Audiovisual dengan Portable DVD terhadap Hospitalisasi pada Anak. MenaraIlmu. 13(5). http://jurnal.umsb.ac.id/index.-php/menarailmu/article/-view/1361
2. Aryani, Dwi., dan Zali, Nedra Wati. (2021). Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Gambar terhadap Kecemasan Hospitalisasi pada Anak Prasekolah. Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ), 10(1), http://jab.stikba.ac.id/index.php/jab/article/view/289/153
3. Kartika, Rika., Sofiyah, Yusi., dan Supriyatna, Iyep Dede. (2019). PengaruhCeritaMenggunakanBonekaTangan TerhadapSkalaNyeripadaAnakPrasekolahsaatDilakukanTindakanInvasifdiRSUDAlIhsanProvinsiJawaBarat Jurnal Ilmu Kesehatan13(2).
Legi, Julita Rosalia.., dkk. (2019). Pengaruh Storytelling dan Guided-Imagery terhadap Tingkat Perubahan Kecemasan Anak Usia Prasekolah yang Dilakukan Tindakan Invasif. JournalofTelenursing(JOTING). 1(1). https://journal.ipm2kpe.or.id/index.php/JOTING/-article/view/496
4. Maharani, Rahmi., dan Budianto, Apri. (2019). PengaruhBebanKerjaterhadapStresKerjadanKinerjaPerawat Rawat Inap Dalam. Journal of Management Review. 3(2).
https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/managementreview/article/view/2614/2161
5. Mawaddah, Ely., dkk. (2021). Penerapan Konsep Atraumatic Care saat Pemasangan Infus dan Venipunktur pada Anak.JurnalKeperawatanTerpadu . 3(1). http://jkt.poltekkes-mataram.ac.id/index.php/home/article/view/99/79
6. Ilmiahsih, Reni. (2018). Identifikasi Tingkat Nyeri dan Kenyamanan pada Tindakan Atraumatic Care Pemberian Lidocain Spary Sebelum Dilakukan Tindakan Invasif. J.KMesencephalon. 3(3). https://ejournal.stikeskepanjenpemkabmalang.ac.id/index.php/me-sencephalon/article/view/73/36
7. Novitasari, Selvia., dkk. (2021). Penerapan Atraumatic Care: Audiovisual terhadap Penurunan Kecemasan pada Anak Usia Prasekolah. Jurnal Keperawatan Silampiri. 5(1). https://journal.ipm2kpe.or.id/index.php/JKS/article/view/2890
8. Nurmashitah, dan Purnama, Agus.(2018). Mediacal Playdalam MenurunkanRespon Kecemasan Anak Usia PrasekolahyangMengalamiHospitalisasidiRuangRawatInapAnak. Jurnal Ilmiah Keperawatan Indonesia. 8(4). https://journals.stikim.ac.id/index.php/jiiki/-article/view/156
9. Padila, dkk. (2022). BermainEdukatifUlarTanggaMampuMengatasiKecemasanpadaAnakHospitalisasi. Jurnal Kesmas Asclepius. 4(1).
10. Pulungan, Zulhanini Sartika A., dkk. (2018). Atraumatic Care dengan Spalk Manakara pada Pemasangan Infus
EfektifMenurunkanTingkat KecemasanAnak PraSekolah.JounalofHealth,EducationandLiteracy(J-Healt).1(1). https://ojs.unsulbar.ac.id/index.php/j-healt/article/view/149/98
11. Solihat L. L., Sari, R. S., dan Sari F. R. (2020). LiteratureReview:TerapiBermainLegountukMenurunkan KecemasanpadaAnakPrasekolahakibatHospitalisasi. Jurnal Berita IlmuKeperawatan. 13(2).
12. UU No. 5 Tahun2014 tentang Aparatur Sipil Negara
13. UU No. 38 Tahun2014 tentangKeperawatan
14. Web.rshs.or.id
32
LAMPIRAN
Lampiran 1
Kuesioner Pengetahuan Perawat tentang AtraumaticCare
33
RANCANGAN AKTUALISASI
OPTIMALISASI STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
ATRAUMATIC CARE PADA ANAK YANG DILAKUKAN
TINDAKAN INVASIF DI RUANG KENANGA 1 RSUP Dr. HASAN
SADIKIN BANDUNG
HADIMA SITORUS NIP. 199607182022032004
Perawat Ahli Pertama
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
LATAR BELAKANG
UU No. 5 Tahun 2014
Fungsi ASN sebagai
- pelaksana kebijakan publik
- pelayan publik
- perekat dan pemersatu bangsa
UU No. 38 Tahun 2014
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi Keperawatan, baik di dalam
maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan
peraturan Perundang-undangan.
TUJUAN
1.Mengaktualisasikan nilai-nilai ASN BerAKHLAK
2. Mampu melaksanakan fungsi, peran, dan tugas mewujudkan Smart Governance
MANFAAT
Dapat menginternalisasikan
dan menerapkan nilai-nilai
Dapat mewujudkan
1. 2. 3.
BerAKHLAK
visi dan misi RSHS
Adanya inovasi dari kegiatan
Latihan Dasar CPNS
PROFIL INSTANSI
RS Pemerintah (Kemenkes)
RS Tipe A
RS Rujukan Nasional
RS Rujukan Bencana Nuklir
RS Pendidikan Utama FK UNPAD
VISI:
Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong.
Terwujudnya
MISI:
Mewujudkan Kualitas Hidup Manusia
Indonesia yang Tinggi, Maju dan Sejahtera
MOTTO:
Kesehatan Anda adalah Prioritas Kami
JANJI LAYANAN
PAMINGPINPITUIN
Kepemimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus, Unggul, Integritas
11. Melaksanakan manajemen surveilans Hais sebagai upaya pengawasan resiko
SASARAN KINERJA PERAWAT
infeksi dalam upaya preventif pada pelayanan keperawatan
12. Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/ unit/ fasilitas
kesehatan
13. Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter
HADIMA SITORUS
NIP. 199607182022032004
PERAWAT AHLI PERTAMA
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan
pada tahap pre/ intra/ post operasi
Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan
Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan
sebagai ketua tim/ perawat
Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi
ketenagaan perawat
Melaksanakan case finding/ deteksi dini/ penemuan kasus baru pada individu
Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu
Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjutan
Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu
Membuat prioritas diagnosa keperawatan dan masalah keperawatan
Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu
Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan
Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medikal bedah
Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu
Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/ bencana/ kritikal
Memberikan dukungan/ fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan, berduka, atau menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan
Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi
Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi
14. Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/ petugas/ pengunjung sebagai upaca pencegahan infeksi
15. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu c
Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi
Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur
Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri
Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan
pengaturan suhu
Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi kompleks
Melakukan komunikasi dengan klien dengan hambatan komunikasi
Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien
Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu
Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala
Melakukan perawatan luka
Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu
Melaksanakan manajemen surveilans Hais sebagai upaya pengawasan resiko
infeksi dalam upaya preventif pada pelayanan keperawatan
Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/ unit/ fasilitas
kesehatan
Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter
Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/ petugas/ pengunjung sebagai upaca pencegahan infeksi
Melakukan pendidikan kesehatan pada individu
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 10. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu
11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33.
SASARAN KINERJA
PEGAWAI
SKP No. 10
Menyusun rencana tindakan
keperawatan pada individu
SKP No. 11
Melakukan komunikasi
terapeutik dalam pemberian
asuhan keperawatan
SKP No. 13
Memfasilitasi adaptasi dalam
hospitalisasi pada individu
Belum optimalnya Standar Prosedur
Operasional (SPO) Atraumatic Care
pada anak yang dilakukan tindakan
invasif di Ruang Kenanga 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Belum optimalnya edukasi fisioterapi
dada pada anak dengan
bronchopneumonia di Ruang
Kenanga 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung
Belum optimalnya edukasi pada
keluarga untuk mengurangi nyeri
pada anak dengan kompres hangat di Ruang Kenanga 1 RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung
IDENTIFIKASI ISU 01
03
02
PENAPISAN ISU
FAKTA DAMPAK
Belum optimalnya SPO
atraumaticcare pada
anak yang dilakukan
tindakan invasif di
Ruang Kenanga 1
RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung
Belum optimalnya
edukasi fisioterapi dada
pada anak dengan
broncopneumonia di
Ruang Kenanga 1 RSUP
Dr. Hasan Sadikin
Bandung
Belum optimalnya
edukasi pada keluarga
untuk mengurangi nyeri
pada anak dengan
kompres hangat di
Ruang Kenanga 1 RSUP
Dr. Hasan Sadikin
Bandung
Anak dengan hospitalisasi mengalami
kecemasan
Sebanyak 3 dari 14 anak baru pertama
kali dirawat di RS dan selebihnya
memiliki riwayat perawatan di RS
memiliki respon kecemasan dan
menangis ketika dilakukan tindakan
invasif
Observasi pada 6 perawat, didapatkan
bahwa perawat belum optimal
melakukan atraumatic care
Orangtua dan anak
mengalami kecemasan
Anak menolak
perawatan dan
pengobatan
Terhambatnya proses
kesembuhan pada
anak
Penurunan mutu
pelayanan ruangan
Menambah jumlah hari
rawat pasien
Orangtua dan anak
Perawat belum optimal dalam
melakukan fisioterapi dada
mengalami
kecemasan
Komplikasi berat yaitu
hipoksia
Anak mengalami nyeri sebagai respon
dari penyakitnya
Sebanyak 5 dari 9 orangtua lebih
mengandalkan obat
Orangtua dan anak
mengalami
kecemasan
Anak rewel
Komplikasi
A K P ISU
Score Proritas 5 5 5 4 19 I 3 4 5 5 17 II 4 3 4 5 16 III
L
DIAGRAM FISHBONE
ALTERNATIF PEMECAHAN GAGASAN ISU
Membuat SPO tentang atraumatic care;
Bersosialisasi tentang atraumatic care
kepada perawat di Ruang Kenanga 1;
Pengadaan alat bermain;
Membuat media edukasi.
1. 2. 3. 4.
No. Kegiatan
MATRIKS RANCANGAN AKTUALISASI
Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Kegiatan
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Rumah Sakit Penguatan Nilai Organisasi
1 Menyampaikan
rancangan aktualisasi kepada atasan dan mentor
Kontrak waktu kepada atasan dan mentor
1. Kesediaan atasan dan mentor untuk melakukan pertemuan
Penulis datang tepat waktu sesuai janji yang
telah disepakati (Akuntabel), melakukan
senyum, salam, sapa, sopan, santun ketika berkomunikasi (Berorientasi Pelayanan).
Dengan mewujudkan
kegiatan akuntabel, berorientasi pelayanan, kolaboratif akan mendukung terwujudnya visi
dan misi organisasi yaitu
Menjelaskan
rancangan aktualisasi
2. Rancangan aktualisasi disetujui
Penjelasan mengenai kejelasan kegiatan dan
tujuannya (Akuntabel), melakukan diskusi
dengan sopan dan baik (Berorientasi
Pelayanan), menerima saran dan masukan
dalam mewujudkan aktualisasi (Kolaboratif).
“Terwujudnya Indonesia
Maju yang Berdaulat, Mandiri, Berkepribadian
Berlandaskan Gotong
Royong”
Meminta izi dan berkonsultasi menggambarkan nilai RSHS berupa profesional, inovatif, tulus dan integritas.
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Rumah Sakit Penguatan Nilai Organisasi
2 Penyusunan draft SPO
atraumatic care
Mencari literatur tentang atraumatic care
1. Adanya literatur tentang atraumatic care
Penulis mencari literatur terbaru yang mendukung pembuatan draft SPO
(Kompeten), mencari literatur dengan cermat dan tepat (Akuntabel), menyebutkan nama
penulis sumber literatur dengan bertanggung
jawab (Akuntabel), melakukan kolaborasi
dengan rekan kerja terkait informasi materi
yang berkaitan dengan isu (Kolaboratif)
Dengan mewujudkan kegiatan akuntabel, berorientasi pelayanan, kolaboratif akan mendukung
terwujudnya visi dan misi organisasi yaitu “Terwujudnya Indonesia Maju
Penyusunan draft SPO menggambarkan nilai RSHS berupa kepemimpinan, profesional, inovatif, tulus unggul dan integritas.
Kontrak waktu dengan kepala ruangan, pengawas ruangan, dan mentor untuk membahas draft SPO atraumatic care yang telah disusun
2. Kesediaan kepala ruangan, pengawas ruangan, dan mentor untuk melakukan pertemuan
Penulis datang tepat waktu sesuai janji yang telah disepakati (Akuntabel), melakukan
senyum, salam, sapa, sopan, santun ketika berkomunikasi (Berorientasi Pelayanan)
yang Berdaulat, Mandiri, Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”
Konsultasi draf SPO atraumatic care dengan kepala ruangan, pengawas ruangan, dan mentor
3. Lembar konsultasi
Penulis bersikap jujur dan bertanggung jawab terkait
literatur dan data yang dikumpulkan (Akuntabel), membangun lingkungan diskusi yang kondusif serta menghargai setiap pendapat (Harmonis), menerima
saran dan masukan dalam mewujudkan aktualisasi (Kolaboratif).
4. Draft SPO atraumatic care diperbaiki
Melakukan perbaikan/ revisi
draf SPO atraumatic care
Penulis membuat hasil perbaikan dengan cermat dan tepat (Akuntabel), berusaha bersungguh-sungguh dalam proses
perbaikan SPO agar diperoleh hasil SPO yang terbaik (Kompeten), berusaha memahami dan memenuhi
kebutuhan di ruangan, serta cekatan dalam melakukan
perbaikan (Berorientasi pelayanan)
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Kegiatan
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Rumah Sakit Penguatan Nilai Organisasi
3 Finalisasi draft SPO
atraumatic care kepada kepala instalasi rawat inap, bidang pelayanan medik, bidang keperawatan, dan bidang umum
1. Catatan saran dan masukan
2. Final SPO atraumatic care
Menulis saran dan masukan dari kepala instalasi rawat inap dan bidang pelayanan medik
Penulis menerima saran dan masukan dalam mewujudkan aktualisasi (Kolaboratif), terus
berinovasi dan mengembangkan kreativitas, bertindak proaktif (Adaptif)
Dengan mewujudkan kegiatan kolaboratif, adap-
tif, akuntabel, kompeten, berorientasi pelayanan
dengan saran dan masukan
Penulis membuat hasil perbaikan dengan
cermat dan tepat (Akuntabel), menerima
saran dan masukan agar diperolehnya hasil
SPO yang terbaik (Kompeten), berusaha
memahami dan memenuhi kebutuhan di ruangan serta cekatan dalam melakukan perbaikan (Berorientasi pelayanan).
akan mendukung terwujudnya visi dan misi organisasi yaitu “Terwujudnya Indonesia Maju
Finalisasi SPO tentang atraumatic care menggambarkan nilai RSHS berupa kepemimpinan, profesional, inovatif, tulus unggul dan integritas. Melakukan perbaikan/ revisi sesuai
yang Berdaulat, Mandiri, Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”
3. Persetujuan dan penerbitan nomor SPO
Mengajukan draft
SPO atraumatic care ke bidang keperawatan
Penulis bersikap patuh terhadap alur proses
pembuatan SPO yang ada di instansi (Loyal), memperhatikan beberapa etika dalam berinteraksi
dengan orang lain untuk menghindari terjadinya konflik (Harmonis).
Mengajukan ke bidang umum untuk
mendapatkan persetujuan direktur utama
4. Mendapatkan tan-da tangan direktur utama serta disimpan di arsip.rshs.or.id
Penulis bersikap patuh terhadap alur proses
pembuatan SPO yang ada di instansi (Loyal),
memperhatikan beberapa etika dalam
berinteraksi dengan orang lain untuk
menghindari terjadinya konflik (Harmonis).
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Kegiatan
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
4 Melakukan sosialisasi SPO
atraumatic care di Ruang
Kenanga 1
Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Rumah Sakit Penguatan Nilai Organisasi
1. Adanya satuan acara penyuluhan (SAP)
Membuat kerangka kegiatan
Penulis menyiapkan penguasaan materi untuk kegiatan sosialisasi SPO (Akuntabel)
Dengan mewujudkan kegiatan akuntabel, kompeten, kolaboratif, loyal, adaptif akan mendukung
Membuat Power Point dan link
Zoom Meeting
2. Power Point dan link Zoom Meeting tersedia
untuk melakukan sosialisasi
Penulis meningkatkan kapabilitas dalam
pembuatan Power Point yang menarik
(Kompeten), memanfaatkan media digital
untuk melakukan sosialisasi dengan tujuan
agar dapat diikuti oleh perawat tanpa terbatas
ruang dan waktu (Adaptif)
terwujudnya visi dan misi organisasi yaitu“Terwujudnya Indonesia Maju
yang Berdaulat, Mandiri, Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”
Finalisasi SPO atraumatic care menggambarkan nilai RSHS berupa kepemimpinan, profesional, inovatif, tulus unggul dan integritas.
Mensosialisasikan
SPO yang telah
3. Dokumentasi dan Absensi kehadiran sosialisasi
disetujui melalui Zoom Meeting
Memaparkan dan melaksanakan sosialisasi dengan
berani dan menguasai materi yang disosialisasikan
(Kompeten), menerapkan sikap terbuka atas saran
dan masukan yang diberikan oleh rekan kerja saat
melaksanakan kegiatan sosialisasi (Kolaboratif), berdedikasi bagi rekan kerja dalam meningkatkan
pengetahuan yang dapat meningkatkan mutu
pelayanan (Loyal), memanfaatkan media digital
untuk melakukan sosialisasi (Adaptif)
Evaluasi kegiatan sosialisasi
4. Adanya link kuesioner
Penulis memanfaatkan media digital untuk
mencapat tujuan dengan membuat kuesioner
(Adaptif), evaluasi kegiatan merupakan hal
yang penting dilakukan untuk mengukur
kepatuhan perawat terhadap standar prosedur
operasional (Adaptif).
PIHAK YANG TERLIBAT
JADWAL KEGIATAN
Kegiatan dimulai pada tanggal
27 Juli - 1 September 2022
DAFTAR PUSTAKA
Andayani, Rifka Putri. (2019). Pengaruh Atraumatic Care: Audiovisual dengan Portable DVD terhadap Hospitalisasi pada Anak. Menara Ilmu. 13(5). http://jurnal.umsb.ac.id/index.-php/menarailmu/article/-view/1361
Aryani, Dwi., dan Zali, Nedra Wati. (2021). Pengaruh Terapi Bermain
Mewarnai Gambar terhadap Kecemasan Hospitalisasi pada Anak
Prasekolah. Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ), 10(1), http://jab.stikba.ac.id/index.php/jab/article/view/289/153
Kartika, Rika., Sofiyah, Yusi., dan Supriyatna, Iyep Dede. (2019).
Pengaruh Cerita Menggunakan Boneka Tangan Terhadap Skala Nyeri
pada Anak Prasekolah saat Dilakukan Tindakan Invasif di RSUD Al
Ihsan Provinsi Jawa Barat. Jurnal Ilmu Kesehatan 13(2).
Legi, Julita Rosalia.., dkk. (2019). Pengaruh Storytelling dan Guided-
Imagery terhadap Tingkat Perubahan Kecemasan Anak Usia
Prasekolah yang Dilakukan Tindakan Invasif. Journal of Telenursing (JOTING). 1(1). https://journal.ipm2kpe.or.id/index.php/JOTING/article/view/496
Maharani, Rahmi., dan Budianto, Apri. (2019). Pengaruh Beban Kerja
terhadap Stres Kerja dan Kinerja Perawat Rawat Inap Dalam. Journal of Management Review. 3(2). https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/managementreview/article/view/261
4/2161
Mawaddah, Ely., dkk. (2021). Penerapan Konsep Atraumatic Care saat
Pemasangan Infus dan Venipunktur pada Anak. Jurnal Keperawatan
Terpadu. 3(1). http://jkt.poltekkesmataram.ac.id/index.php/home/article/view/99/79
Ilmiahsih, Reni. (2018). Identifikasi Tingkat Nyeri dan Kenyamanan
pada Tindakan Atraumatic Care Pemberian Lidocain Spary Sebelum
Dilakukan Tindakan Invasif. J.K Mesencephalon. 3(3).
https://ejournal.stikeskepanjen-pemkabmalang.ac.id/index.php/mesencephalon/article/view/73/36
Novitasari, Selvia., dkk. (2021). Penerapan Atraumatic Care: Audiovisual terhadap Penurunan Kecemasan pada Anak Usia Prasekolah. Jurnal
Keperawatan Silampiri. 5(1).
https://journal.ipm2kpe.or.id/index.php/JKS/article/view/2890
Nurmashitah, dan Purnama, Agus.(2018). Mediacal Play dalam Menurunkan
Respon Kecemasan Anak Usia Prasekolah yang Mengalami Hospitalisasi di Ruang Rawat Inap Anak. Jurnal Ilmiah Keperawatan Indonesia. 8(4).
https://journals.stikim.ac.id/index.php/jiiki/-article/view/156
Padila, dkk. (2022). Bermain Edukatif Ular Tangga Mampu Mengatasi
Kecemasan pada Anak Hospitalisasi. Jurnal Kesmas Asclepius. 4(1).
Pulungan, Zulhanini Sartika A., dkk. (2018). Atraumatic Care dengan Spalk
Manakara pada Pemasangan Infus Efektif Menurunkan Tingkat Kecemasan
Anak Pra Sekolah. Jounal of Health, Education and Literacy (J-Healt). 1(1).
https://ojs.unsulbar.ac.id/index.php/j-healt/article/view/149/98
Solihat L. L., Sari, R. S., dan Sari F. R. (2020). Literature Review: Terapi
Bermain Lego untuk Menurunkan Kecemasan pada Anak Prasekolah akibat
Hospitalisasi. Jurnal Berita Ilmu Keperawatan. 13(2).
UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
UU No. 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
Web.rshs.or.id
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
1.
2.
3.
4. 5. 6. 7.
TERIMAKASIH