KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan rancangan
aktualisasi dengan judul “Penyusunan Instruksi Kerja Pemantauan Kondisi Pasien
Oleh NursingInchargeUntuk PeningkatanPatienSafetydi Rawat Jalan Anak
RSAB Harapan Kita” untuk memenuhi persyaratan kelulusan Latihan Dasar Calon Pegawai
Negri Sipil Golongan III Angkatan 8 tahun 2022 yang diselenggarakan di BAPELKES Cikarang.
Penulis menyadari banyak pihak yang turut membantu sejak awal penyusunan sampai selesainya laporan ini. Pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada
1. Ibu Erlinawati Pane, SKM., MKM selaku coach yang senantiasa memberikan ilmu, arahan, masukan, dan bimbingannya selama proses penyusunan rancangan aktualisasi ini.
2. Ibu Ns.Yanti Riyantini, M. Kep., Sp.Kep. An selaku mentor yang senantiasa memberikan ilmu, arahan, masukan, dan bimbingannya selama proses penyusunan rancangan aktualisasi ini.
3. Khaerudin, S.Kep., Ns., M.K.M selaku penguji mentor yang memberikan ilmu dan masukan yang bermafaat bagi penulis
4. Ibu Mursiti, S.Kep.,Ners selaku kepala ruangan di unit kerja penulis yang bersedia untuk berdiskusi selama proses pembuatan rancangan aktualisasi.
5. dr. Muhammad Ilhamy Setyadi, Sp.OG selaku kepalaInstalasi Rawat Jalan Terpadu, dan Ns. Rilifia, S.Kep selaku pengelola urusan Rawat Jalan Anak.
6. Ibu Kasma D., Bpk Muh. Ilyas dan Lilis Melany sebagai ibu, ayah dan adik, yang telah mencurahkan kasih sayang, dan senantiasa mendoakan keberhasilan penulis serta dukungan baik moril maupun materil selama proses penyelesaian laporan ini.
7. Seluruhteman-temanRawat JalanAnakyangikutmembantu dalamprosespelaksanaan aktualisasi ini.
8. Seluruh teman-teman peserta Pelatihan Dasar CPNS golongan III angkatan 8 Tahun 2022
9. Semuapihak yangtidakdapatpenyusun sebutkansatu persatuyangturutberpartisipasi sehingga selesainya laporan ini.
v
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini banyak sekali kekurangannya, sehingga saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan penulisan dan penyusunan hasil laporan dimasa mendatang. Jakarta, 27 Juli 2022
Penulis
vi
Liska, S.Kep., Ns Nip:199407162022032002
vii DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................... iii SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS.................................................................... iv KATA PENGANTAR.................................................................................................. v DAFTAR ISI .......................................................................................................... vii DAFTAR TABEL .................................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. ix BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1 1.1.Latar Belakang......................................................................................................1 1.2.Tujuan.................................................................................................................2 1.3.Manfaat................................................................................................................3 BAB II PROFIL INSTANSI.......................................................................................4 2.1. Visi dan Misi.........................................................................................................6 2.2. Nilai-nilai Organisasi.............................................................................................6 2.3. Tugas Organisasi..................................................................................................6 2.4.Uraian/Rincian Tugas Jabatan Peserta.....................................................................7 BAB III ANALISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI......................9 3.1. Identifikasi dan Analisi Isu Aktual ..........................................................................9 3.1.1. Identifikasi Isu ................................................................................................................... 9 3.1.2. Penetapan CoreIsu 11 3.1.3. Fish Bone 13 3.2. Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS untuk Mendukung Terwujudnya SmartGovernance................................................................................14 3.3.Alternatif Pemecahan Masalah sebagai Gagasan Kreatif..........................................16 3.3.1. Gagasan Pemecah Isu ................................................................................................... 16 3.3.2. Kegiatan........................................................................................................................... 16 BAB IV RANCANGAN AKTUALISASI......................................................................18 4.1.Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar PNS 18 4.2.Penjadwalan.......................................................................................................31 4.3.Pihak yang Terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi 32 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................33
viii DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Penetapan coreisudengan analisis USG. 12 Tabel 3.2 Rencana Kegiatan dan sumber............................................................... 17 Tabel 4.1 Rencana Kegiatan dan Tahapan Kegiatan Aktualisasi.............................. 18 Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan 31 Tabel 4.3. Para Pihak dan Perannya dalam Aktualisasi............................................ 32
ix
Gambar 3.1 Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita 4 Gambar 3.1 Struktur Organisasi dan Tata Kerja RSAB Harapan Kita........................ 5 Gambar 3.1 FishBone........................................................................................ 13
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Calon Pegawai Negri Sipil (CPNS) adalah warna negara Indonesia yang lolos seleksi pengadaan PNS yang diangkat dan ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) setelah masa prajabatan selama 1 (satu) tahun yang wajib dijalani oleh CPNS melalui proses pelatihan dasar. Pelatihan dasar CPNS adalah pendidikan dan pelatihan bagi CPNS yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidan (LAN RI, 2021).
Berdasarkan UU Nomor 5 tahun 2014 ASN merupakan profesi berlandaskan pada prinsip nilai dasar, kode etik dan kode perilaku, komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan publik, kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas, kualifikasi akademik, jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas, dan profesionalitas jabatan yang berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat pemersatu bangsa (BPK RI, 2014).
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo resmi meluncurkan corevalues ASN BerAKHLAK dan employerbrandingASN “Bangga Melayani Bangsa” pada tanggal 27 Juli 2021. Corevaluesdiimplmentasikaan dalam kata “BerAKHLAK” yang merupakan akronim dari berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif diharapakan menjadi panduan berpikir, bertutur, dan berperilaku bagi ASN. Empoloyerbrandingmerupakan moto ASN dengan menggunakan semboyan “bangga melayani bangsa” (BapasKlaten,2022).Corevaluesdanemployerbrandinginimerupakan panduan bagi ASN dalam menjalankan fungsinya sebagai pemberi pelayanan publik yang professional dan berkualitas
Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita sebagai rumah sakit pusat rujukan nasional dengan kerangka kerja menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna untuk anak dan ibu secara berkesinambungan yang berorientasi kepada kepentingan masyarakat (RSAB, 2020). Untuk menjaga kualitas pelayanan secara berkesinambungan, pihak rumah sakit senantiasa melakukan upaya-upaya pelayanan yang sesuai proseduryaitu dengan menerapkan6internationalPatienSafetyGoals(IPSG)
dalampelayananyang meliputi identifikasipasiensecarabenar, meningkatkankomunikasi
1
efektif, meningkatkan keamanan penggunaan obat-obatan, menjamin sisi operasi yang tepat (prosedur dan pasien yang tepat), menurunkan risiko infeksi nosokomial, dan menurunkan risiko cedera (RSWS, 2015).
Menurunkan risiko cedera berperan penting dalam mempertahankan pelayanan yang berkualitas. Salah satu upaya RSAB Harapan kita dalam menurunkan risiko cedera yaitu dengan menerapkan penggunaan Early Warning System (EWS) dalam ruang perawatan yang berfungsi membantu perawat dalam mendeteksi secara cepat keadaan pasien sebelum mengalami kegawatdaruratan. Namun penggunaan EWS ini hanya diperuntukkan di ruang rawat inap sehingga perawat di poliklinik tidak memiliki parameter untuk mendeteksi keadaan pasien sebelum terjadi kegawatdaruratan. Pasien yang
berkunjung ke poliklinik adalah pasien yang memiliki keadaan yang stabil sehingga dianggap tidak perlu pemantauan secara berkala, namun Kejadian Tidak Cedera (KTC)
sejak 2018-2019 rata-rata 2-3 kali dalam satu tahun, Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
terjadi satu kali, sedangkan kejadian sentinel telah terjadi 2 kali dalam 4 tahun terakhir di poliklinik anak RSAB Harapan Kita. Angka kejadian masih terhitung kecil namun jika
dibiarkan akan mempengaruhi mutu pelayanan Rumah Sakit.
Kejadian ini menjadi bahan evaluasi bagi penulis untuk terus memperbaiki
kualitas pelayan rumah sakit dan menjadi alasan bagi penulis untuk mengangkat
judul “Penyusunan Instruksi Kerja Pemantauan Kondisi Pasien Oleh Nursing
InchargeUntuk Peningkatan PatienSafetydi Rawat Jalan Anak Rsab Harapan
Kita” dalam kegiatan aktualisasi.
Tujuan umum pelaksanaan aktualisasi adalah untuk menerapkan nilai-nilai dasar aparatur sipil negara (ASN) di unit kerja dengan berpegang pada materi pelatihan dasar yang meliputi Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara, Analisis Isu Kontemporer, Kesiapsiagaan Bela Negara, Nilai ASN BerAKHLAK, Manajemen ASN, serta Smart ASN. Melalui aktualisasi ini, diharapkan ASN dapat menginternalisasikan nilai dasar ASN dalam menjalankan peran ASN sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa.
2
1.2. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam aktualisasi ini adalah untuk melakukan pemecahan isu yang terjadi di unit kerja penulis yaitu “Penyusunan Instruksi Kerja
Pemantauan Kondisi Pasien Oleh NursingInchargeUntuk Peningkatan
PatienSafetydi Rawat Jalan Anak Rsab Harapan Kita”
1.3. Manfaat
a. Manfaat bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS
1. Peningkatan pemahaman dan internalisasi nilai dasar BerAKHLAK sebagai landasan dalam menjalankan profesi di tempat kerja.
2. Penuntun dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi nilai dasar di unit kerja serta dasar pelaporan aktualisasi nilai-nilai dasar BerAKHLAK di wilayah kerja RSAB Harapan Kita Jakarta
b. Manfaat Bagi Instansi
1. Tercapainya visi dan misi RSAB Harapan Kita Jakarta
2. Peningkatan kualitas mutu pelayanan RSAB Harapan Kita Jakarta
c. Manfaat bagi masyarakat
a. Tercapainya pelayanan prima untuk masyarakat sebagai wujud aktualisasi nilai dasar BerAKHLAK.
b. Tercapainya kepuasan dan kenyamanan masyarakat khususnya pasien dan keluarga pasien di RSAB Harapan Kita Jakarta
3
BAB II PROFIL INSTANSI
Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita, yang selanjutnya disingkat menjadi RSAB
Harapan Kita, diresmikan pada tanggal 22 Desember 1979. Pada awal berdirinya memiliki
nama lengkap Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita. Kemudian berkenaan dengan
terbitnya Undang-undang Nomor 20 tahun 1997 tentang Penghasilan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 124/KMK.03/1998
tentang Tatacara Penggunaan Penghasilan Negara Bukan Pajak (PNBP) di Bidang Pelayanan
Kesehatan, maka terhitung mulai tanggal 27 Februari 1998 RSAB Harapan Kita berstatus
sebagai rumah sakit pengguna Penghasilan Negara Bukan Pajak (PNBP). Pada tanggal 12
Desember 2000, melalui Peraturan Pemerintah Nomor 127 tahun 2000 tentang Pendirian
Perusahaan Jawatan (Perjan) Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita Jakarta, RSAB
Harapan Kita berubah status dari rumah sakit pengguna PNBP menjadi rumah sakit Perusahaan Jawatan (Perjan).
Seiring perkembangannya, khususnya dalam rangka pengembangan pelayanan
sekunder dan tersier kesehatan ibu, maka pada tanggal 23 Februari 2005 melalui Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 271/Menkes/SK/II/2005 telah terjadi perubahan
nama, yakni dari Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita menjadi Rumah Sakit Anak dan
Bunda Harapan Kita, dengan tetap disingkat RSAB Harapan Kita. Melalui perubahan nama ini
cakupan pelayanan kesehatan kepada ibu/wanita tidak lagi hanya terbatas pada kasus
kebidanan dan kandungan saja, namun lebih diperluas lagi menjadi seluruh kasus kesehatan
wanita. Selanjutnya berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
4
Gambar 2.1. Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita
1243/MENKES/SK/VIII/2005 tentang Penetapan 13 (tiga belas) eks Rumah Sakit Perusahaan
Jawatan (Perjan) menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Departemen Kesehatan dengan
menerapkanPolaPengelolaanKeuanganBadanLayananUmum, maka terhitung mulai tanggal
11 Agustus 2005 status RSAB Harapan Kita berubah dari rumah sakit Perjan menjadi rumah
sakit yang menerapkan PPK-BLU dan status ini masih berlangsung hingga sekarang.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 68 Tahun 2019 tentang Struktur
Organisasi DanTata Kerja, RSABHarapanKitadipimpinolehDirekturUtamadengan4Direktur yang membawahi Direktorat Pelayanan Medik, Keperawatan, dan Penunjang (DPMKP), Direktorat Perencanaan, Operasional dan Umum (DPOU), Direktorat SDM, Pendidikan dan Penelitian (DSPP) dan Direktorat Keuangan & Barang Milik Negara (BMN).
Direktorat Pelayanan Medik, Keperawatan, dan Penunjang terdiri atas Bidang
Pelayanan Medik, Bidang Pelayanan Keperawatan dan Bidang Pelayanan Penunjang. Adapun Bidang Pelayanan Medik terdiri dari Seksi Pelayanan Medik Rawat Jalan dan Seksi Pelayanan
Medik Rawat Inap. Bidang Pelayanan Keperawatan terdiri dari Seksi Pelayanan Keperawatan
Rawat Jalan dan Seksi Pelayanan Keperawatan Rawat Inap. Bidang Pelayanan Penunjang terdiri dari Seksi Pelayanan Penunjang Medik dan Seksi Pelayanan Penunjang Non medik.
5
Gambar 2.2
Struktur Organisasi dan tata kerja RSAB Harapan Kita
2.1. Visi dan Misi
a) Visi
Terdepan Sebagai Pusat Kesehatan Ibu dan Anak Nasional
b) Misi
1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan perempuan, perinatal dan anak yang aman dan berkualitas
2) Menyelenggarakan pendidikan tenaga kesehatan dibidang kesehatan perempuan, perinatal dan anak
3) Menyelenggarakan pelatihan dibidang kesehatan perempuan, perinatal dan anak
4) Menyelenggarakan penelitian dibidang kesehatan perempuan, perinatal dan anak
5) Meningkatkan jejaring dan sistem rujukan di bidang kesehatan perempuan, perinatal dan anak
2.2. Nilai-nilai Organisasi
Budaya kerja atau nilai-nilai yang dianut dan senantiasa terus dikembangkan RSAB Harapan Kita adalah ”CANTIK”, yang merupakan singkatan
dari :
C : Cepat
A : Akurat
N : Nyaman dan Aman
T : Transparan dan Akuntabel
I : Integritas Tinggi
K : Kerjasama Tim
2.3. Tugas Organisasi
Tugas pokok RSAB Harapan Kita berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor: 68 tahun 2019 tentang Organisasi Dan Tata Kerja RSAB
Harapan Kita Jakarta, adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna untuk anak dan ibu secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan serta pelaksanaan pelayanan lain di bidang pelayanan kesehatan yang
bertujuan meningkatkan status kesehatan dan senantiasa berorientasi kepada kepentingan masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
6
Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, RSAB Harapan Kita menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
1. Penyusunan rencana program dan anggaran
2. Pengelolaan pelayanan medis dengan kekhususan pelayanan kesehatan di bidang penyakit ibu dan anak
3. Pengelolaan pelayanan penunjang medis
4. Pengelolaan pelayanan penunjang nonmedis
5. Pengelolaan pelayanan keperawatan
6. Pengelolaan pendidikan dan pelatihan dengan kekhususan di bidang penyakit ibu dan anak
7. Pengelolaan penelitian, pengembangan, dan penapisan teknologi dengan kekhususan di bidang penyakit ibu dan anak
8. Pengelolaan keuangan dan barang milik negara
9. Pengelolaan sumber daya manusia
10.Pelaksanaan urusan hukum, organisasi, dan hubungan masyarakat
11.Pelaksanaan kerja sama
12.Pengelolaan sistem informasi
13.Pelaksanaan urusan umum
14.Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan
15.Pelaksanaan urusan administrasi rumah sakit;
Dalam pelaksanaan aktualisasi, peserta diklat mengacu kegiatan dalam Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) dan uraian tugas, yaitu :
1.Melakukan asuhan keperawatan (pengkajian, menetapkan diagnosis keperawatan, menetapkan intervensi dan melaksanakan tindakan keperawatan serta evaluasi) dengan lingkup keterampilan tehnik dasar
2.Menerapkan prinsip etik, legal dan peka budaya dalam asuhan keperawatan
3.Melakukan komunikasi teraupetik di dalam asuhan keperawatan
4.Menerapkan caringdalam asuhan keperawatan
5.Menerapkan prinsip keselamatan pasien
6.Melakukan kerja sama tim dalam memberikan asuhan keperawatan
7.Menerapkan prinsip mutu dalam tindakan keperawatan
8.Melakukan proses edukasi pada klien terkait dengan kebutuhan dasar
9.Mengumpulkan data riset sebagai anggota tim penelitian
7
2.4. Uraian/Rincian Tugas Jabatan Peserta
10.Mengumpulkan data kuantitatif untuk kegiatan pembuatan laporan kasus klien
11.Menunjukkan sikap memperlakukan klien tanpa membedakan suku, agama ras dan antar golongan
12.Menunjukkan kepatuhan terhadap penerapan standar dan pedoman keperawatan
13.Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu
14.Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu
15.Membuat prioritas diagnosis keperawatan dan masalah keperawatan
16.Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu
17.Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat /bencana/kritikal
18.Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan tahap pre/intra dan post operasi
19.Memberikan dukungan/memfasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan dalam pelayanan keperawatan
20.Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi, eliminasi dan mobilisasi
21.Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu
22.Melaksanakancasefindingpenemuan kasus baru pada individu
23.Melakukan perawatan luka
24.Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus
25.Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter
26.Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu
27.Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan
28.Membuat SAP bermain
29.Melakukan terapi bermain
30.Melakukan pengukuran antropometri
31.Melakukan asistensi imunisasi pada individu dalam rangka melakukan upaya preventif
32.Melakukan perekaman EKG
8
BAB III ANALISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1. Identifikasi dan Analisi Isu Aktual
3.1.1.
Identifikasi Isu
1. Belum optimalnya edukasi kepatuhan minum obat kelasi besi pada pasien Talasemia RSAB Harapan Kita
Talasemia adalah penyakit bawaan kelainan darah yang diturunkan dari kedua orang tua yang ini terdiri dari talasemia minor dan talasemia mayor (Kemenkes, 2019). Talasemia minor yaitu talasemia pembawa sifat dan tidak menunjukkan gejala, yang hanya dapat diketahui melaluiscreeningtalasemia dan tidak membutuhkan transfusi, sedangkan talasemia mayor yaitu talasemia yang tidak dapat membentuk haemoglobin yang cukup dalam darah sehingga memerlukan transfusi seumur hidup untuk mempertahankan kadar Hb >9 g/dL tergantung dari derajat anemia yang diderita (YKI, 2014).
Penderita talasemia yang rutin transfusi darah mengakibatkan tertimbunnya zat besi dalam tubuh. Hal ini dapat mengakibatkan keterlambatan pubertas, amenorheasekunder, hipoparatiroid,hipotiroid,diabetes melitushingga gangguan fungsi hati dan gagal jantung (Moeryono , Subroto, & Suryansy, 2012).
Menurut data dari ketuaperhimpunan talasemia RSAB Harapan Kita terdapat sekitar 103 pasien yang tercatat sebagai pasien talasemia mayor dan mengonsumsi kelasi besi. Pasien talasemia di RSAB Harapan Kita dalam satu minggu, ada sekitar 40 pasien yang rutin melakukan transfusi darah dan masih ada 50% diantaranya tidak patuh meminum obat kelasi besi yang ditandai dengan masih adanya sisa obat dari bulan sebelumnya dan tidak adanya bukti pengambilan obat yang tertera di buku kontrol pasien. Beberapa alasan tidak patuhnya pasien dalam mengonsumsi kelasi besi yaitu masih kurangnya edukasi yang diterima pasien mengenai manfaat kelasi besi, tidak tahunya pasien dan orang tua tentang manfaat kelasi besi, rasa lelah orang tua untuk bolak-balik ke
Rumah Sakit untuk mengambil obat, rasa obat yang tidak disukai anak, mulai bosannya anak karena minum obat setiap hari, dan orang tua yang kadang lupa mengingatkan anak untuk minum obat.
Ketidakpatuhan dalam mengonsumsi kelasi besi ini tentu akan berdampak buruk bagi pasien itu sendiri karena akan mengakibatkan terjadinya penimbunan zat besi dalam tubuh pasien. Isu ini terkait dengan manajemen ASN, yaitu
9
pelaksanaan pelayanan yang belum optimal sehingga pasien belum mendapatkan pelayanan profesional dan berkualitas.
2. Belum terlaksananya pemantauan keadaan pasien di ruang tunggu Poliklinik anak RSAB Harapan Kita.
RSABHarapanKita merupakansalahsatu rumahsakit rujukanNasional anak dan bunda yang berlokasi di Jakarta. Rumah Sakit ini memiliki pelayanan poliklinik anak dengan 12 subspesialis (Kardiologi, Neurologi, Respirologi, Nefrologi, Gastrohepatologi, Infeksi dan penyakit tropis, Hematologi Onkologi, Alergi Imunologi, Neonatologi, Tumbuh Kembang dan Pediatrik Sosial, Endokrinologi, dan Nutrisi Penyakit Metabolik) dengan rata-rata kunjungan setiap hari 200-300 pasien. RSAB Harapan Kita merupakan Rumah Sakit rujukan tersier untuk pelayanan anak dan ibu, maka pasien yang berobat banyak anak dengan kondisi yang berat, sehingga pemantauan terhadap keadaan pasien saat di poliklinik sangat dibutuhkan.
Beberapa pasien didampingi 2-3 pendamping yang mengakibatkan terjadinya penumpukan pasien dan pendamping di Poliklinik. Hal tersebut mengakibatkansulitnya bagi petugas untuk memantaukondisipasienyangsedang menunggu waktu konsultasi dengan DPJP sehingga risiko terjadinya cedera pada pasien sangat tinggi.
Kejadian Tidak Cedera sejak 2018-2019 di Klinik Anak RSAB Harapan Kita rata-rata 2-3 kali dalam satu tahun, Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) terjadi satu kali, sedangkan kejadian sentinel telah terjadi 2 kali dalam 4 tahun terakhir di poliklinik anak RSAB HK. Angka kejadian ini memang tidak terlalu tinggi namun ini sudah harus menjadi perhatian besar bagi Rumah Sakit karena insiden keselamatan pasien merupakan salah satu indikator dari 6 internationalPatien SafetyGoals(IPSG).
Kondisi ini tidak memenuhi 7 standar pelayanan pasien di Rumah Sakit yang meliputi hak pasien, mendidik pasien dan keluarga, keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan, penggunaan metode peningkatan kinerja, peran kepemimpinan untuk meningkatkankeselamatan pasien, komunikasi. Hal ini tentu akan menyebabkan pasien merasa pelayanan rumah sakit yang buruk sehingga mutu Rumah Sakit berkurang. Isu ini terkait dengan manajemen ASN, yaitu pelaksanaan pelayanan yang belum optimal sehingga pasien belum mendapatkan pelayanan yang profesional dan berkualitas.
10
3. Belum optimalnya penggunaan Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT)
pada SMART RSAB Harapan Kita sebagai alat komunikasi antar unit di RSAB
Harapan Kita
Catatan perkembangan pasien terintegrasi (CPPT) merupakan catatan pendokumentasian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk melakukan koordinasi atau kolaborasi antar tenaga kesehatan dalam melakukan pendokumentasian pelayanan Fungsi dari CPPT yaitu sebagai media komunikasi efektifantar profesi sehinggadiharapkanmengurangi miskomunikasidankejadian tidak diharapkan (Saputra , Malini, & Susanti, 2021).
RSAB Harapan Kita sejak tahun 2019 telah menerapkan penggunaan SIMRS
dengan nama SMART RSAB sehingga CPPT juga dilakukan secara online.
Penggunaan SMART RSAB ini diharapkan dapat memudahkan pegawai Rumah Sakit dalam pencatatan berbagai informasi terkait pasien, namun pada penerapannya masih ditemukan belum lengkapnya CPPT dalam SMART sehingga masihseringterjadimiskomunikasiantarunitkerjayangmengakibatkanpengisian persetujuan tindakan yang berulang. Perawat unit lain di RSAB Harapan Kita seperti UGD terkadang 3-5 kali dalam sebulan menanyakan ke poliklinik mengenai kelengkapan berkas persiapan tindakan operasi pasien saat pasien datang ke UGD untuk masuk rawat dikarenakan berkas persiapan operasi masih berada di infokes dan tidak adanya keterangan dalam CPPT perawat mengenai kelengkapan berkas persiapan tindakan pasien. Ini menunjukkan bahwa fungsi dari CPPT itu sendiri sebagai media komunikasi belum tercapai, dimana informasi dari poliklinik ke unit lain belum tersampaikan melalui CPPT. Kejadian ini mengakibatkan bertambahnya beban kerja perawat yang harus mengonfirmasi kembali tentang kelengkapan berkas pasien serta waktu tunggu pasien di UGD akan bertambah sehingga mutu pelayanan rumah sakit akan kurang. Isu ini terkait dalam SMART ASN, dimana perawat belum optimal dalam menggunakan SMART RSAB sebagai media komunikasi antar unit dalam rumah sakit.
3.1.2.
Kegiatan selanjutnya setelah identifikasi berbagai isu diperlukan analisis untuk memahami secara utuh isu tersebut. Coreisu yang berkualitas dan aktual ditentukan dengan menggunakan teknik tapisan isu USG dengan rentang penilaian (1-5) yaitu:
11
Penetapan CoreIsu
1. Urgentcy: Seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindak lanjuti
2. Seriousness: Seberapa serius isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan
3. Growth: Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera
12
No Identifikasi Isu Urgentcy Seriousness Growth skor Prioritas 1 Belum optimalnya edukasi kepatuhan minum obat kelasi besi pada pasien Talasemia RSAB Harapan Kita. 4 4 3 11 2 2 Belum terlaksananya pemantauan keadaan pasien di ruang tunggu Poliklinik anak RSAB Harapan Kita. 5 4 3 12 1 3 Belum optimalnya penggunaan CPPT pada SMART sebagai alat komunikasi antar unit di RSAB Harapan Kita 4 3 3 10 3 Keterangan : Urgentcy Seriousness Growth 5 = Sangat Penting 5 = Sangat Gawat 5 = Sangat Cepat 4 = Penting 4 = Gawat 4 = Cepat 3 = Cukup penting 3 = Cukup Gawat 3 = Cukup Cepat 2 = Kurang Penting 2 = Kurang Gawat 2 = Kurang Cepat 1 = Tidak Penting 1 = Tidak Gawat 1 = Lambat Berdasarkan hasil analisis USG diatas, maka isu yang dipilih adalah sebagai berikut: Belum terlaksananya pemantauan keadaan pasien di ruang tunggu Poliklinik anak RSAB Harapan Kita.
Tabel 3.1. Penetapan Coreisudengan analisis USG
3.1.3. Fish Bone
Jumlah pendamping pasien yang banyak
Ruang tunggu
terbatas
Ruang tunggu penuh
Gambar 3.1. fishbone
Surroundings Method
Perawat susah memantau keadaan
pasien secara langsung
Belum adanya lembar monitoring
perkembangan kondisi pasien di poliklinik
Tidak adanya instruksi
kerja tentang pemantauan pasien
SDM Terbatas
Beban kerja perawat yang tinggi
Perawat tidak merasa
harus melakukan
pemantauan pada pasien
Belum terlaksananya
pemantauan keadaan
pasien di ruang tunggu
Poliklinik anak RSAB
Kerja sama antar
bidang yang belum optimal
MAN
Tidak adanya instruksi
kerja tentang pemantauan pasien
Tidak ada petugas yang
bertanggung jawab terhadap pemantauan pasien
Harapan Kita.
13
Berdasarkan analisis pada gambar diketahui akar penyebab dari belum
terlaksananya pemantauan keadaan pasien yang menunggu di poliklinik anak RSAB
Harapan Kita adalah tidak adanya instruksi kerja pemantauan pasien saat sedang menunggu antrian konsultasi dengan Dokter DPJP di Poliklinik Anak RSAB Harapan
Kita.
3.2. Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS untuk
Mendukung Terwujudnya SmartGovernance
Berdasarkan fishboneditemukan akar penyebab masalah isu yang diangkat yaitu sebagai berikut:
1. Perawat susah memantau keadaan pasien secara langsung
RSABHarapanKitasebagaipusat rujukantersiermenerimarujukandariseluruh
Indonesia sehingga mengakibatkan kunjungan poliklinik sendiri dalam sehari mencapai 200-300 pasien sehingga mengakibatkan ruang tunggu poliklinik penuh setiap harinya bahkan beberapa pasien dan pendamping pasien terkadang harus berdiri dikarenakan tidak mendapatkan tempat duduk. Dengan banyaknya pasien yang tidak didukung dengan fasilitas yang cukup mengakibatkan penumpukan dan desak-desakan pasien sehingga perawat kesusahan memantau pasien yang mengakibatkan tidak tercapainya pelayanan yang profesional dan berkualitas yang berkaitan dengan manajemen ASN. dari segi SMART ASN, Rumah Sakit belum memanfaatkan secara optimal mediadigital untukmendukung pelayanandi Poliklinik, seperti penggunaan monitor sebagai pusat informasi nomor antrian konsultasi ke DPJP.
2. Tidak adanya instruksi kerja tentang pemantauan pasien
Instruksi kerja merupakan dokumen yang mengatur secara rinci dan jelas urutan aktivitas sebagai pendukung prosedur mutu atau prosedur kerja. Instruksi kerja ini akan memudahkan pelaksanaan kegiatan perawat karena ada rincian aktivitas yang jelas Instruksi kerja mengenai pemantauan pasien di poliklinik belum ada sehingga mengakibatkan perawat tidak menerapkan pemantauan pasien dengan benar dalam melakukan pelayanan di Poliklinik. Akar masalah ini tentunya berkaitan dengan manajemen ASN karena pasien tidak mendapatkan haknya dalam pelayanan yaitu pelayanan yang profesional dan berkualitas. Dari segi SMART ASN, pegawai rumah sakit belum menggunakan media digital untuk mencari informasi
14
mengenai penggunaan instruksi kerja di Poliklinik, sehingga pemantauan pasien hanya dilakukan di ruang rawat inap.
3. Beban kerja perawat yang tinggi
SDM yang terbatas dan kerja sama antar bidang yang belum optimal menjadi akar penyebab terjadinya beban kerja yang tinggi pada perawat di Poliklinik. Beban kerja perawat tidak hanya dilihat dari jumlah pasien yang ditangani namun bisa juga berasal dari adanya hal-hal yang harus mereka hadapi secara tiba-tiba seperti menghadapi komplain pasien yang tidak puas dengan pelayanan rumah sakit. Beban kerja yang berlebihan pada perawat dapat memicu timbulnya stressburnoutyang akan mengakibatkan perawat tidak dapat menampilkan performa secara efektif dan efisien sehingga mengakibatkan pelayanan yang profesional dan berkualitas tidak mampu mereka berikan kepada pasien (manajemen ASN).
4. Tidak ada petugas yang bertanggung jawab terhadap pemantauan pasien
Dari fishbone di atas dapat kita lihat bahwa salah satu akar masalah dari isu yangdiangkatadalahkarenatidakadanyapetugasyangbertanggungjawabterhadap pemantauan keadaan pasien sehingga terkadang pasien poliklinik hanya dipantau saat melakukan pengukuran antropometri dan saat konsultasi dengan Dokter. Hal ini dikarenakan perawat merasa tidak ada kewajiban untuk memantau keadaan pasien karena tidak adanya instruksi kerja yang jelas tentang pemantauan pasien. Tidak seperti halnya di ruang rawat dimana pasien akan dilakukan pemantauan secara berkala karena memiliki SOP yang jelas. Akar masalah ini berkaitan dengan manajemen ASN yaitu tidak tercapainya pelayanan yang optimal dan profesional yang diberikan kepada pasien.
5. Belum adanya lembar monitoring perkembangan kondisi pasien di Poliklinik
Lembar pemantauan keadaan pasien yang biasa digunakan di ruang rawat inap disebut dengan istilah EWS (Early Warning Sistem), sehingga mudah untuk memantau keadaan pasien karena adanya lembar monitoring yang dapat digunakan. Berbeda dengan poliklinik yang tidak memiliki EWS sehingga perawat masih bingung jika ingin mencatat perkembangan pasien tertentu yang mengakibatkan pemantauan terhadap keadaan pasien tidak terlaksana dengan baik. Kejadian sentinel yang telah terjadi dalam 4 tahun terakhir bahkan tidak tercatat bagaimana perkembangan keadaan pasien karena tidak adanya lembar monitoring perkembangan pasien sehingga perawat hanya mencatat vital sign pasien di CPPT saat awal datang. masalah ini berkaitan dengan manajemen ASN, dimana sebagai seorang pelayan publikberkewajibanmemberikanpelayananyang berkualitas.Dari segi SMART ASN,
15
petugas rumah sakit belum mengembangkan SIMRS yang digunakan di rumah sakit agar dapat digunakan untuk mencatat perkembangan kondisi pasien tertentu.
3.3. Alternatif Pemecahan Masalah sebagai Gagasan Kreatif
3.3.1.Gagasan Pemecah Isu
Berdasarkan hasil analisa diatas diperlukan upaya ataupun gagasan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut yaitu penyusunan instruksi kerja
pemantauan kondisi pasien olehnursinginchargeuntuk peningkatanpatien safety di rawat jalan anak RSAB Harapan Kita. Instruksi kerja ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi perawat poliklinik anak RSAB Harapan Kita dalam melakukan pemantauan pada pasien yang membutuhkan pemantauan khusus di Poliklinik RSAB Harapan Kita sehingga pasien mendapatkan pelayan yang baik.
Gagasan tersebut terkait dengan manajemen ASN sebagai pelayan publik yang berkualitas dan profesional sehingga akan menghasilkan pelayanan prima dalam pelayanan Rumah Sakit. Pelayanan prima dalam konteks pelayanan rumahsakit berarti pelayanan yang diberikan kepada pasien yang berdasarkan standar kualitas untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pasien sehingga pasien dapat memperoleh kepuasan yang akhirnya dapat meningkatkan kepercayaannya kepada rumah sakit (Endarini, 2001).
Dalam pelaksanaan gagasan pemecah isu ini juga tidak terlepas dari penerapan
SMART ASN karena akan memanfaatkan media digital dalam penyusunan dan pencarian literatur mengenai instruksi kerja pemantauan kondisi pasien dengan menerapkan 4 aspek bermedia digital yaitu digitalskill,digitalsafety,digitalculture, dandigitalethicsdalam penggunaannya.
3.3.2. Kegiatan
Berdasarkan gagasan pemecah isi yang telah ditentukan oleh penulis, maka beberapa kegiatan yang dapat dilakukan yaitu sebagai berikut:
1. Pelaksanaan konsultasi dengan kepala ruangan, mentor, dan instalasi rawat jalan
RSAB Harapan Kita
2. Pengkajian literatur terkait pembuatan instruksi kerja pemantauan pasien di Poliklinik Anak RSAB Harapan Kita.
3. Pembuatan instruksi kerja instruksi kerja pemantauan pasien di Poliklinik Anak
RSAB Harapan Kita.
16
4. Pelaksanaan sosialisasi instruksi kerja pemantauan pasien di Poliklinik Anak RSAB
Harapan Kita.
5. PenerapaninstruksikerjapemantauanpasiendiPoliklinikAnakRSABHarapanKita.
6. Evaluasi penggunaan instruksi kerjapemantauanpasien di Rawat Jalan Anak RSAB
Harapan Kita.
No. Kegiatan Sumber
1. Pelaksanaan konsultasi dengan kepala ruangan, mentor, dan instalasi rawat jalan RSAB Harapan Kita
2. Pengkajian literatur terkait pembuatan instruksi kerja pemantauan pasien di Poliklinik Anak RSAB Harapan Kita.
3. Pembuatan instruksi kerja instruksi kerja pemantauan pasien di Poliklinik Anak RSAB Harapan Kita.
4. Pelaksanaan sosialisasi instruksi kerja pemantauan pasien di Poliklinik Anak RSAB Harapan Kita.
5. Penerapan instruksi kerja pemantauan pasien di Poliklinik Anak RSAB Harapan Kita.
6 Evaluasi penggunaan instruksi kerja pemantauan pasien di Rawat Jalan Anak RSAB Harapan Kita.
17
Tabel 3.2 rencana kegiatan dan sumber kegiatan
SKP
SKP
Inovasi
SKP
SKP
SKP
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI
4.1. Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar PNS
Tabel 4.1. Rencana Kegiatan dan Tahapan Kegiatan Aktualisasi
Nama : Liska, S.Kep.,Ns
Unit Kerja : Instalasi Rawat Jalan, Poliklinik Rawat Jalan Anak RSAB Harapan Kita
Identifikasi Isu : 1. Belum optimalnya edukasi kepatuhan minum obat kelasi besi pada pasien Talasemia RSAB Harapan Kita
2. Belum terlaksananya pemantauan keadaan pasien yang menunggu di poliklinik anak RSAB Harapan Kita
3. Belum optimalnya penggunaan CPPT sebagai alat komunikasi antar unit di RSAB Harapan Kita.
Isu yang Diangkat : Belum terlaksananya pemantauan keadaan pasien di ruang tunggu Poliklinik anak RSAB Harapan Kita.
Gagasan Kreatif : Penyusunan instruksi kerja pemantauan kondisi pasien oleh nursinginchargeuntuk peningkatan patiensafety di rawat jalan anak
RSAB Harapan Kita
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil
1 Pelaksanaan
konsultasi dengan
kepala ruangan,
1. Membuat janji
untuk bertemu
dengan kepala
ruangan dan
mentor
1. Dokumentasi hasil
konsultasi
Keterkaitan Subtansi Mata
Pelatihan (BerAKHLAK)
Datang tetap waktu sesuai dengan
kontrak waktu yang telah
disepakati (akuntabel)
Kontribusi terhadap visi misi Organisasi
Kegiatan ini
mendukung visi Rumah
Sakit Anak dan Bunda
Penguatan Nilai
Organisasi
Kegiatan ini mendukung nilai nilai RSAB
18
mentor, dan intalasi
rawat jalan RSAB
Harapan Kita
2. Melakukan diskusi tentang
rencana pembuatan
instruksi kerja
pemantauan pasien di Poliklinik Anak
RSAB Harapan
Kita.
2. Mengutarakan pendapat dan rencana tentang pembuatan
instruksi kerja
berdasarakan hasil telaah dokumen
Melakukan diskusi dengan mentor
dan kepala ruangan dan instalasi
rawat jalan untuk penyusunan
instruksi kerja (Kolaboratif)
Senantiasa proaktif
menyampaikan rencana dalam
diskusi agar dapat menjadi
pertimbangan dalam pelaksanaan
kegiatan aktualisasi (adaptif)
Melakukan diskusi dengan atasan
dan mentor dengan menerapkan
sikap ramah, solutif dan dapat di
andalkan mengenai rancanagan
aktualisasi guna melakukan
perbaikan terhadap pelayanan
(Berorientasi Pelayanan)
Harapan Kita terdepan
sebagai pusat
kesehatan ibu dan
anak nasional dan
misi rumah sakit yaitu
menyelenggrakan
pelayanan kesehatan perempuan, perinatal
dan anak yang aman
dan berkualitas
Harapan Kita yaitu;
Konsultasi dengan beberapa unit
untuk mencapai
tyjuan yang sama (Kerjasama
tim)yang
dilakukan dengan secara
Transparan dan akuntabel
3. meminta saran dan masukan serta izin untuk pelaksanaan
gagasan
3. Menerima saran, masukan dan izin mengenai pelaksanaan
gagasan
Menerima saran terkait rencana
aktualisasi demi perbaikan
pelayanan kedepannya
(harmonis, berorientasi pelayanan)
19
2 Pengkajian literatur
terkait pembuatan
instruksi kerja
pemantauan pasien
di Poliklinik Anak
RSAB Harapan Kita.
1. Melakukan pencarian informasi melalui media digital mengenai pembuatan instruksi kerja
Terbuka menerima saran dari
pimpinan demi kepentingan
umum (loyal)
Melaksanakan masukan dan saran
yang diberikan demi
terlaksananya tugas yang
diberikan dengan baik (kompeten)
Memberikan kesempatan kepada
mentor dan kepala ruangan dan
instalasi untuk ikut berkontribusi
dalam pelaksanaan aktulisasi
dengan meminta saran dan masukan (kolaboratif)
1.
Bertindak proaktif untuk mencari
informasi dari media digital mengenai alur pembuatan instruksi kerja
informasi (adaptif) melalui
media digital untuk menambah
wawasan dan pengetahuan agar
dapat melakukan tugas dengan
baik (Kompeten) demi
memperbaiki pelayanan tiada
henti (berorientasi pelayanan)
Kegiatan ini mendukung visi Rumah
Sakit Anak dan Bunda
Harapan Kita terdepan sebagai pusat
kesehatan ibu dan
anak nasional dan
misi rumah sakit yaitu
Kegiatan ini mendukung nilai nilai RSAB
Harapan Kita yaitu; Mencari literatur yang dari sumber yang akurat serta sumber yang
dapat
20
Mendapatkan
dokumen SPO terkait pemantauan pasien di ruang rawat inap
2.
Menghargai kepala ruangan
menyelenggrakan
dipertanggung
(tertulis) tentang pemantauan pasien di rawat inap
dengan meminta izin untuk
menggunakan SPO sebagai
referensi pembuatan instruksi
kerja (harmonis)
Terus belajar untuk
mengembangkan diri
menggunakan media apapun
(kompeten)
Menggunakan SPO milik rumah
sakit dengan baik serta
bertanggung jawab (akuntabel)
pendidikan tenaga
kesehatan
perempuan, perinatal
dan anak dan
menyelenggrakan
pelayanan
kesehatan
perempuan, perinatal
dan anak yang aman
dan berkualitas
jawabkan (Transparan dan akuntabel)
Konsultasi ke kepala ruangan mengenai alur pembuatan instruksi kerja
kerja secara lisan
Berdiskusi kepada kepala ruangan untuk mencari informasi mengenai
alur pembuatan instruksi kerja
demi melaksanakan tugas dengan
baik (kolaboratif, kompeten)
Melakukan konsultasi dengan
menerapka sikap ramah, solutif
dan dapat diandalkan (berorientasi pelayan)
21
2. Mengkaji
Dokumen telaah
3. Melakukan
4. Mendapatkan gambaran tentang alur pembuatan instruksi
kerja pemantauan
pasien di Poliklinik
Anak RSAB Harapan
Kita.
kerja
1. Referensi terkumpul dari
berbagai sumber terpercaya
Bertindak proaktif untuk mencari
informasi (adaptif) melalui
media digital untuk menambah
wawasan dan pengetahuan agar
dapat menyusun instruksi kerja
dengan baik (Kompeten) demi
memperbaiki pelayanan tiada
henti (berorientasi
pelayanan)
Menyusun rancangan instruksi
Kegiatan ini
mendukung visi Rumah
Sakit Anak dan Bunda
Harapan Kita terdepan
sebagai pusat
kesehatan ibu dan
anak nasional dan
misi rumah sakit yaitu
menyelenggrakan
pelayanan
Kegiatan ini mendukung nilai
nilai RSAB
Harapan Kita yaitu; Pembuatan instruksi dilakukan dengan akurat, transparan dan akuntabel
dengan
melibatkan
beberapa unit
pasien di Poliklinik
rancangan instruksi kerja pemantauan pasien di Poliklinik
kerja pemantauan pasien sebagai
inovasi dalam pelayanan dengan
memanfaatkan referensi yang
telah dikumpulkan dari berbagai
sumber (adaptif, kompeten)
Membuat rancangan instruksi
kerja pemantauan pasien demi
tercapainya pelayanan yang prima (berorientasi pelayanan)
Menyusun draf instruksi kerja
dengan penuh tanggung jawab
(akuntabel)
kesehatan
perempuan, perinatal
dan anak yang aman
dan berkualitas
(Kerasama Tim)
Untuk menghasilkan pelayanan yang Cepat, aman dan nyaman
22
3 Pembuatan instruksi
1. Mengumpulkan semua bahan referensi mengenai instruksi
2. Menyusun rancangan instruksi kerja pemantauan
2. Adanya
4 Pelaksanaan
sosialisasi instruksi
kerja pemantauan
pasien di Poliklinik
Anak RSAB Harapan
Kita.
3. Melaporkan dan meminta persetujuandari kepala ruangan, instalasi rawat jalan, dan bidang keperawatan mengenai rancangan instruksi kerja pemantauan pasien di Poliklinik
3. Mendapat persetujuan mengenai rancangan instruksi kerja pemantauan pasien di Poliklinik
Memintapersetujuanpadaatasan
sesuai alur terkait rencana
kegiatan agar dapat diterapkan di tempat kerja (loyal)
Melaporkan dan melaksanakan
dengan bertanggungjawab, disiplin, cermat, dan berintegritas
tinggi tugas yang telah disetujui
oleh pimpinan (akuntabel)
Melibatkan beberapa unit dalam
pengambilan keputusan dalam
pelaksanaaan kegiatan yang akan
dilakukan (harmonis, kolaboratif)
1. Meminta persetujuan rencana pelaksanaan sosialisasi tentang instruksi kerja pemantauan
1. Mendapatkan persetujuan pelaksanaan sosialisasi tentang instruksi kerja pemantauan pasien
Memintapersetujuanpadaatasan
sesuai alur terkait rencana
kegiatan agar dapat diterapkan di tempat kerja (loyal)
Meminta persetujuanpada kepala
ruangan untuk melaksanakan
sosialisasi terkait instruksi kerja
pemantauan pasien di ruangan
Kegiatan ini mendukung visi Rumah
Sakit Anak dan Bunda
Harapan Kita terdepan
sebagai pusat
kesehatan ibu dananak
nasional dan misi
rumah sakit yaitu
Kegiatan ini mendukung nilai nilai RSAB
Harapan Kita yaitu; Dalam pelaksanaan
sosilaisasi
dilakukan dengan
penyajian materi
23
pasien di poliklinik rawat
jalan
rawat jalan anak sebagai bentuk
menghargai kepala ruangan
selaku atasantertinggidiruangan
tersebut (Harmonis)
Menggunakan ruangan rawat
jalan anak dengan
bertanggungjawab (barang milik
negara) sebagai tempat
sosialisasi instruksi kerja
pemantauan pasien (akuntabel)
Membuat jadwal sosialisasi
dengan memperhatikan waktu
dinas teman-teman perawat agar
tidak mengganggu jadwal dinas
sehingga tetap mengedepankan
kepentingan umun (loyal)
Membuat jadwal sosialisasi
dengan mempertimbangkan
jadwal dinas teman2 agar tetap
tercipta lingkungan kerja yang
kondusif dan tidak mengganggu
pelayanan (harmonis)
menyelenggrakan
pendidikan tenaga
kesehatan
perempuan, perinatal
dan anak dan menyelenggrakan
pelayanan kesehatan
perempuan, perinatal
dan anak yang aman
dan berkualitas
yang akurat dan membuat peserta
merasa Nyaman dan aman. Serta memerima saran
dan masukan dari peserta sosislaisasi (kerjasama tim)
24
2. Membuat jadwal sosialisasi
2. Adanya jadwal pelaksanaan sosialisasi
4. Melakukan sosialisasi dengan perawat rawat jalan
terkait instruksi
kerja
pemantauan pasien
3. Adanya undangan sosialisasi yang sudah tersebar di rawat jalan
4. Sosialisasi terlaksana sesuai jadwal
Mengundang semua unit terkait
yang akan terlibat tanpa
terkecuali dan tanpa membedabedakan (harmonis)
Melakukan sosialisasi dengan
disiplin yaitu dilaksanakan sesuai
dengan waktu yang telah
ditentukan (akuntabel)
Menyampaikan rencana kegiatan dalam sosialisasi sebagai bentuk
inovasi untuk mengatasi isu yang
diambil (adaptif)
Menyampaikan dan berbagi
informasi tentang instruksi kerja
pemantauan pasien agar dapat
dilaksanakan dengan baik dalam
pelayanan (kompeten)
5. Adanya komunikasi dua arah dalam sosialisasi
senantiasa terbuka menerima
sarandari peserta sosialisasi demi
melakukan perbaikan tiada henti
(berorientasi pelayanan )
25
3. Membuat dan menyebarkan undangan sosialisasi
5. Membuat forum diskusi dengan perawat rawat jalan
6.
6.
memberikan kesempatan pada
setiap peserta untuk ikut
berkontribusi memberikan saran
dan perbaikan (kolaboratif, harmonis)
tetap menjaga kondisi form
diskusi agar tetap kondusif (harmonis)
menampung serta meneriman
saran dan kritik yang mampu
laksana (hasil musyawarah
peserta form diskusi) dalam
forum diskusi demi terlaksananya
kegiatan yang akan dilakukan (loyal)
mendorong peserta diskusi agar
proaktif dalam form diskusi (adaptif)
Adanya laporan kegiatan
sosialisasi sebagai bentuk
pertanggungjawaban kegiatan
yang dilaksanakan (akuntabel)
26
Membuat laporan kegiatan sosialisasi
Laporan kegiatan sosialisasi terdokumentasikan
kerja pemantauan
pasien di Poliklinik
Anak RSAB Harapan
Kita.
ruangan mengenai
jadwal perawat
penanggung
jawab setiap
dinas
jawab setiap hari
untuk memantau
keadaan pasien
Dokumentasi kegiatan sebagai
bukti bahwa telah melakukan
tugas dengan kualitas terbaik (kompeten)
Membuat jadwal penanggung
jawab agar dapat melakukan
tugasnya dengan penuh
tanggung jawab (akuntabel)
Pembuatan jadwal tim
disesuaikan dengan jadwal dinas
setiap anggota agar kondisi
lingkungan kerja tetap kondusif (harmonis)
Melakukan konsultasi dengan
atasan demi mencapau tujuan
bersama demi kepentingan
umum (loyal)
melakukan pemantauan sesuai
dengan tusi (kompeten) dan
penuh tanggung jawab (akuntabel)
Kegiatan ini
mendukung visi Rumah
Sakit Anak dan Bunda
Harapan Kita terdepan
sebagai pusat
kesehatan ibu dananak
nasional dan misi
rumah sakit yaitu
menyelenggrakan
pelayanan
kesehatan
perempuan, perinatal
dan anak yang aman dan berkualitas
Kegiatan ini mendukung nilai
nilai RSAB
Harapan Kita yaitu; Pemantauan pasien dilakukan dengan pelayanan yang Cepat, nyaman dan aman serta dilakukan dengan integritas tinggi bersama temanteman satu unit (kerjasama tim)
27
5 Penerapan instruksi
1. Konsultasi dengan kepala
1. Adanya perawat yang bertanggung
2. Melaksanakan pemantauan pasien sesuai instruksi kerja
2. Terlaksananya pemantauan pasien setiap hari
penggunaan
CPPT
pelaksanaan pemantauan
melibatkan orang tua atau
pendamping pasien sehingga
memudahkan petugas dalam
pemantauan keadaan pasien (kolaboratif)
menerapkan sikap ramah, cekatan dan dapat diandalkan
dalam pelaksanaan tugas (berorientasi pelayanan)
Perawat cepat menyesuaikan
diri dengan tambahan kegiatan
yang baru (adaptif)
Laporan sebagai bentuk
pertanggungjawaban anggota
tim dalam pekerjaanya (akuntabel)
Menulis laporan di CPPT (SMART
RSAB) pasien (memanfaatkan
IT) (kompeten)
kegiatan
28
3. Membuat laporan harian pemantauan pasien
3. Adanya laporan tentang pemantauan pasien yang tertulis dalam
6 Evaluasi
1. Membuat instrumen
1. Rancangan laporan dalam
Menyusun rancangan evaluasi
pemantauan pasien Kegiatan ini mendukung visi Rumah
nilai
Kegiatan ini mendukung
instruksi kerja
pemantauan pasien
di Rawat Jalan Anak
RSAB Harapan Kita.
evaluasi
sebagai inovasi dalam pelayanan
Sakit Anak dan Bunda
nilai RSAB
evaluasi kegiatan
kegiatan bentuk sederhana
(adaptif, kompeten) demi
tercapainya pelayanan yang
prima (berorientasi
pelayanan)
Menyusun evaluasi pelaksanaan
pemantauan pasien dengan
penuh tanggung jawab
(akuntabel)
Harapan Kita terdepan
sebagai pusat
kesehatan ibu dananak
nasional dan misi
rumah sakit yaitu
menyelenggrakan
pelayanan
kesehatan
Harapan Kita
yaitu; Pelaksanaan evaluasi
melibatkan temanteman satu unit (kerjasama tim)
yang dilaksanakan
dengan
transparan dan akuntabel
2. Meminta rekan perawat untuk mengisi evaluasi
2. Evaluasi dari rekan kerja terkumpul
Melakukan evaluasi kegiatan
demi perbaikan pelayanan
kedepannya (harmonis, berorientasi pelayanan)
Memberikan kesempatan kepada
banyak pihak untuk ikut
berkontribusi dalam perbaikan
pelaksanaan kegiatan selanjutnya
(kolaboratif)
Mengkaji evaluasi untuk
meningkatkan kompetensi diri
agar melakukan tugas dengan
kualitas terbaik (kompeten)
perempuan, perinatal
dan anak yang aman
dan berkualitas
29
3. Membuat evaluasi kegiatan
3. Laporan akhir
seluruh kegiatan
Meminta rekan kerja untuk
mengisi evaluasi dengan tetap
menerapkan kode etik (Loyal)
Membuat laporan evaluasi
dengan kualitas terbaik
(kompeten) sebagai bentuk
pertanggungjawaban dari
rangkaian kegiatan aktualisasi
(akuntabel)
Hasil evaluasi diharapkan bisa
menjadi bahan acuan untuk terus
melakukan perbaikan
kedepannya (berorientasi
pelayanan)
30
4.2. Penjadwalan
1 Pelaksanaan konsultasi dengan kepala ruangan, mentor, dan instalasi rawat jalan RSAB
Harapan Kita
2 Pencarian literatur terkait pembuatan instruksi kerja
pemantauan pasien di Poliklinik
Anak RSAB Harapan Kita.
3 Pembuatan instruksi kerja
instruksi kerja pemantauan pasien di Poliklinik Anak RSAB
Harapan Kita.
4 Pelaksanaan sosialisasi instruksi kerja pemantauan pasien di Poliklinik Anak RSAB
Harapan Kita.
5 Penerapan instruksi kerja pemantauan pasien di Poliklinik
Anak RSAB Harapan Kita.
6 Evaluasi penggunaan instruksi kerja pemantauan pasien di Rawat Jalan Anak RSAB
Harapan Kita.
31
No Kegiatan/
4
Tabel 4.2. Jadwal Kegiatan
Tahapan Kegiatan Bulan Ket./ Tanggal Kegiatan Juli Agustus Sep.
1 2 3 4 1
4.3. Pihak yang Terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi
Selama pelaksanaan kegiatan aktualisasi tidak lepas dari bantuan dari beberapa
pihak, yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.3. Para Pihak dan Perannya dalam Aktualisasi
No Para Pihak Peran dalam aktualisasi Keterangan
1 Ns.Yanti Riyantini, M. Kep., Sp.Kep. An
Membimbing dan memberikan arahan
sejak memulai rancangan, pelaksanaan
hingga selesai laporan akhir aktualisasi
Mentor
Coach
sejak memulai rancangan, pelaksanaan
2 Erlinawati Pane, SKM., MKM Membimbing dan memberikan arahan
hingga selesai laporan akhir aktualisasi
3 Mursiti, S.Kep.,Ns Membimbing dan memberikan arahan
sejak memulai rancangan, pelaksanaan
hingga selesai laporan akhir aktualisasi
Kepala Ruangan
4 dr.Muhammad
Ilhamy Setyadi, Sp.OG
Memberikan arahan saat proses
aktualisasi (pembuatan Instruksi Kerja) Kepala Instalasi rawat jalan
5 Rilifia, S.Kep.,Ns Memberikan arahan saat proses
aktualisasi (pembuatan Instruksi Kerja) Penanggung Jawan Rawat Jalan anak
6 Teman-teman rawat jalan Membantu proses terlaksananya
kegiatan aktualisasi.
Perawat RJA
32
DAFTAR PUSTAKA
BapasKlaten, A. (2022, Maret 25). CoreValuesASN‘Berakhlak’danEmployerBrandingASN ‘Bangga Melayani Bangsa’. Diambil kembali dari bapasklaten kemenkumham: http://bapasklaten.kemenkumham.go.id
BPK RI. (2014, September 15).Undang-undang(UU)No.5Tahun2014AparaturSipilNegara. Diambil kembali dari JDIH BPK (Database Peraturan): https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/38580/uu-no-5-tahun-2014
Endarini, S. (2001). PelayananPrima(tidakditerbitkan). Yogyakarta: Kanwil Departemen Kesehatan.
LAN RI. (2021, Januari 2021 18). PeraturanLembagaAdministrasiNegaraNomor1Tahun 2021tentangPelatihanDasarCalonPegawaiNegriSipil.Diambil kembali dari ppid lan: https://ppid.lan.go.id/wp-content/uploads/2021/02/17.-Peraturan-LembagaAdministrasi-Negara-Nomor-1-Tahun-2021-tentang-Pelatihan-Dasar-Calon-PegawaiNegeri-Sipil.pdf
Moeryono , H. W., Subroto, F., & Suryansy, A. (2012). Pubertas Terlambat pada Anak Thalassemia di. saripediatri, 162-166 Vol. 14, No. 3.
RSAB. (2020). Rencana Kinerja Tahun (RKT) dan Rencana Kinerja Operasional (RKO)/ReancanaAksi(RA)RSABHarapanKita.Jakarta: RSAB Harapan Kita.
RSWS, I. D. (2015). BukuSakuQuality&safety.Makassar: RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo.
Saputra , N., Malini, H., & Susanti, M. (2021). Gambaran Kelengkapan Pendokumentasian Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT) di Rumah Sakit X Kota Padang. JurnalKesehatanSamodraIlmu, Vol 12 No 2 https://doi.org/10.55426/jksi.v12i2.155.
YKI. (2014).ApakahThalasemiaItu,BagaimanaMenanganinya.Jakarat: Yayasan Thalasemia Indonesia.
33