LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN IX
OPTIMALISASI PEMBERIAN EDUKASI PENYUNTIKAN INSULIN PEN PADA PASIEN DENGAN DIABETES MELLITUS
DI RUANG BAKUNG TIMUR RSUP SANGLAH
Disusun oleh:
Nama Peserta : Ns. Ni Made Dwi Ratih Sukmaningsih, S.Kep
NIP : 199101292022032002
BAPELKES CIKARANG, KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BEKERJA SAMA DENGAN
UPTD BAPELKESMAS DINKES PROVINSI BALI
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI
OPTIMALISASI PEMBERIAN EDUKASI PENYUNTIKAN INSULIN PEN PADA PASIEN
DENGAN DIABETES MELLITUS
DI RUANG BAKUNG TIMUR RSUP SANGLAH
Telah di seminarkan
Tanggal 22 Juli 2022 di UPTD BAPELKESMAS BALI
Coach
Ngakan Putu Gede Yasa, SKM, M.Kes
NIP. 196701221989031009
Penguji
Mentor
Dr. Ns. Ni Nyoman Gunahariati, S.Kep, MM.
NIP. 196708271988032002
Drs. Suherman, M.Kes
NIP. 196508121986031004
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan “LAPORANRANCANGAN
AKTUALISASI OPTIMALISASI PEMBERIAN EDUKASI PENYUNTIKAN INSULIN PEN PADA
PASIENDENGANDIABETESMELLITUSDIRUANGBAKUNGTIMURRSUPSANGLAH”
Laporan Rancangan Aktualisasi ini diharapkan dapat mencerminkan internalisasi dari nilai-nilai dasar Pegawai Negeri Sipil yang meliputi Berorientasi-pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif serta mengenai Manajemen dan Smart ASN. Laporan Aktualisasi ini merupakan perwujudan dalam meningkatkan pemahaman atas proses internalisasi selama mendapatkan materi pembelajaran.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberi bimbingan dalam proses penyusunan Laporan Rancangan Aktualisasi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang yang telah memberikan fasilitas, sarana dan prasarana sehingga kegiatan pelatihan dasar CPNS ini terselenggara dengan baik
2. UPTD Balai Pelatihan dan Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Provinsi Bali beserta jajarannya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis menjadi peserta dalam penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS ini
3. Ibu Dr. Ns. Ni Nyoman Gunahariati, S.Kep, MM selaku mentor yang senantiasa memberikan bimbingan dan masukan dalam penyusunan laporan aktualisasi ini.
4. Bapak Ngakan Putu Gede Yasa, SKM.M.Kes selaku Coach yang senantiasa dengan sabar, cermat, teliti dan sepenuh hati membimbing penulis dalam menyusun laporan aktualisasi ini.
5. Bapak Drs. Suherman, M.Kes selaku penguji yang telah memberikan masukan, saran dan kritik untuk perbaikan laporan rancangan kegiatan aktualisasi ini
6. Ibu Ns. Ni Wayan Sukawati, S.S.T selaku penanggung jawab ruang Bakung Timur yang telah memberikan dukungan dan ijin dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini
7. Seluruh Widyaiswara dan Narasumber yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu atau keluasan ilmu dan kesabarannya dalam melakukan pengajaran sebagai modal membuat rancangan aktualisasi ini
8. Keluarga dan semua pihak yang telah mendukung dan mendoakan sehingga penulis dapat menyelesaikan rancangan aktualisasi ini.
9. Teman-Teman CPNS Golongan III Angkatan IX Kementerian Kesehatan dan semua
pihak yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan laporan rancangan aktualisasi ini
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Laporan Rancangan Aktualisasi ini masih belum sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan. Semoga laporan rancangan aktualisasi ini dapat memberi manfaat dan menambah pengetahuan bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Denpasar, 21 Juli 2022
Penulis
Ns. Ni Made Dwi Ratih Sukmaningsih
NIP. 199101292022032002
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Tujuan didirikan Negara Republik Indonesia menurut Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) adalah untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Amanat tersebut mengandung makna negara berkewajiban memenuhi kebutuhan setiap warga negara melalui suatu sistem pemerintahan yang mendukung terciptanya penyelenggaraan pelayanan publik yang prima dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar dan hak sipil setiap warga negara atas barang publik, jasa publik, dan pelayanan administrative, sebagaimana tercantum dalam Penjelasan atas Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
Pelayanan publik yang prima dan memenuhi harapan masyarakat merupakan muara dari Reformasi Birokrasi, sebagaimana tertulis dalam Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun
2010 tentang GrandDesign Reformasi Birokrasi 2010-2025, yang menyatakan bahwa visi Reformasi Birokrasi adalah pemerintahan berkelas dunia yang ditandai dengan pelayanan publik yang berkualitas.
Berdasarkan Surat Edaran (SE) Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021 tanggal 26 Agustus 2021 tentang Implementasi Core Values dan Employer Branding Aparatur Sipil Negara, disebutkan bahwa dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class Government), Pemerintah telah meluncurkan CoreValues(Nilai-Nilai Dasar) ASN BerAKHLAK dan EmployerBranding(Bangga Melayani Bangsa). ASN BerAKHLAK yang merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif. Core Valuestersebut seharusnya dapat dipahami dan dimaknai sepenuhnya oleh seluruh ASN serta dapat diimplementasikan dalam pelaksanaan tugas dan kehidupan sehari-hari.
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar merupakan rumah sakit type A dibawah Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dengan visi “Menjadi Rumah Sakit Unggul dan Mandiri, Tahun 2024”. Untuk mencapai visi ini tentunya RSUP Sanglah harus memastikan seluruh karyawannya memilki nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK.
Salah satu instansi yang ada di RSUP Sanglah adalah Instansi Rawat Inap Medis. Instansi rawat inap Medis memiliki beberapa ruang rawat inap diantaranya ruang rawat inap
Bakung Timur. Di ruang Bakung Timur RSUP Sanglah juga tidak luput dari isu-isu yang berkembang di dalam pemenuhannya untuk memenuhi standar yang ada. Terdapat banyak sekali isu yang berkembang diantaranya adalah belum optimalnya pemberian edukasi
penyuntikan insulin pen pada pasien dengan diabetes mellitus, belum optimalnya pemberian edukasi pada pasien dan keluarga dengan kontak precaution (ESBL dan MRSA), dan belum optimalnya pemberian edukasi pada pasien dengan Nasogastric Tube untuk pemenuhan nutrisi saat pasien pulang, belum optimalnya edukasi tentang penggunaan APD pada perawat saat memindahkan pasien TB reaktif ke ruang Isolasi, kerusakan tempat tidur di ruang Bakung
Timur RSUP Sanglah, adanya jenis obat yang dibutuhkan namun obat kosong Depo.
Dilihat dari Data Pasien yang diambil dari Situasi Ruangan Bakung Timur dengan kapasitas ruangan 26 Tempat Tidur pada bulan Juni tahun 2022 didapatkan data Pasien Rawat inap dengan Penyakit Diabetes Melitus sebanyak 9 pasien. Diabetes Melitus adalah suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin (WHO, 1999). Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (WHO, 1999). Di dalam perawatan rawat inap di ruangan Bakung Timur, pasien dengan diabetes mellitus diberikan insulin melalui injeksi subcutan menggunakan insulin pen. Tidak jarang pasien yang menggunakan insulin pen diharuskan untuk menggunakan insulin pen tersebut di rumah setelah diijinkan pulang oleh dokter.
Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat (Permenpan no 35 tahun 2019).
Asuhan Keperawatan adalah rangkaian interaksi Perawat dengan klien dan lingkungannya untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian klien dalam merawat dirinya (Permenpan no 35 tahun 2019). Selama ini Perawat di ruang Bakung Timur memberikan edukasi tentang penggunaan insulin hanya dengan metode ceramah sesaat setelah pasien dinyatakan pulang oleh dokter penanggung jawab pasien, sehingga edukasi yang diberikan menjadi kurang optimal. Dari latar belakang tersebut penulis mengangkat masalah belum optimalnya pemberian edukasi penyuntikan insulin pen pada pasien dengan diabetes melitus di Ruang Bakung Timur RSUP Sanglah Denpasar. Berdasarkan isu di atas maka perlu dilakukan
“
OPTIMALISASI PEMBERIAN EDUKASI PENYUNTIKAN INSULIN PEN PADA PASIEN
DENGAN DIABETES MELLITUS DI RUANG BAKUNG TIMUR RSUP SANGLAH” .
Optimalisasi pemberian edukasi dapat berupa penambahan media edukasi seperti video, poster dan leaflet tentang langkah penyuntikan insulin pen.
1.2 TUJUAN
Berikut adalah tujuan yang ingin di capai dari kegiatan aktualisasi ini diantaranya:
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari kegiatan aktualisasi ini adalah “Menjadi PNS yang professional dan kerkarakter dengan menerapkan nilai-nilai dasar PNS BerAKHLAK” untuk mendukung terwujudnya Smart Governance sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus yang akan dicapai dalam kegiatan aktualisasi ini adalah
a. Mampu mengidentifikasi isu yang terjadi di satuan kerja, mengangkat dan memberikan gagasan kreatif pemecahan masalah terhadap isu yang terjadi
b. Mampu mengoptimalkan pemberian edukasi penyuntikan insulin pen pada pasien dengan diabetes melitus di Ruang Bakung Timur RSUP Sanglah
Denpasar yang berlandaskan pada nilai-nilai dasar BerAKHLAK untuk mendukung terwujudnya Smart Governance sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
c. Mampu mengaplikasikan nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk mendukung terwujudnya Smart Governance sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan
1.3 MANFAAT
Adapun manfaat dari kegiatan aktualisasi ini adalah
1. Manfaat Individu
Meningkatkan kompetensi untuk meningkatkan mutu pelayanan dengan menginternalisasi nilai-nilai dasar ASN BerAHKLAK.
2. Manfaat Organisasi
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang paripurna, mandiri dan terjangkau sesuai dengan misi dari RSUP Sanglah
3. Manfaat Masyarakat
Meningkatkan kemandirian masyarkat terutama pada penderita diabetes melitus dalam penggunaan insulin pen di rumah sehingga penderita tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menyewa homecare dalam penyuntikan insulin.
BAB II PROFIL INSTANSI
2.1. VISI DAN MISI
Adapun Visi Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah adalah:
“Menjadi Rumah Sakit Unggul dan Mandiri, Tahun 2024”
Dengan Misi:
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang paripurna, mandiri dan terjangkau
2. Menyelenggarakan pendidikan terintegrasi dan pelatihan tenaga kesehatan yang berdaya saing dan berbudaya
3. Menyelenggarakan penelitian kesehatan berbasis rumah sakit
4. Menciptakan tata kelola RS yang baik
5. Membangun jejaring kesehatan dan kerjasama dengan pemangku kepentingan terkait
2.2. NILAI-NILAI ORGANISASI
Adapun nilai-nilai organisasi pada RSUP Sanglah Denpasar adalah:
1. Integritas
Keselarasan antara ucapan, pikiran dan tindakan
2. Professional
Melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab sesuai keahlian dan terus mengupayakan pengembangan diri
3. Tat Twam Asi
Peduli, belarasa, peka dalam melayani kebutuhan pelanggan, tulus iklas
4. Efektif
Memanfaatkan sumber daya sesuai kebutuhan dengan menggunakan waktu, tenaga dan biaya secara tepat
5. Kebersamaan
Mampu bekerja sama dengan kompetensi yang sesuai dengan tugasnya untuk mencapai visi dan misi organisasi
2.3. TUGAS ORGANISASI
RSUP Sanglah Denpasar mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66
Tahun 2019 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar)
Gambar 1. Struktur Organisasi RSUP SANGLAH
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no 48 tahun 2020
tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja RSUP Sanglah serta Surat Edaran No:
UM.01.05/INT.XIV.4.3.1/65/2020
tentang Perubahan Organisasi dan Tata Kerja RSUP Sanglah. maka RSUP Sanglah Denpasar adalah Unit Pelaksana Teknis di lingkungan
Kementerian Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur
Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan dipimpin oleh seorang kepala yang disebut Direktur Utama.
Struktur organisasi RSUP Sanglah Denpasar adalah sebagai berikut:
1. Direktorat Medik, Keperawatan dan Penunjang
2. Direktur Sumber Daya Manusia, Pendidikan dan Penelitian
3. Direktorat Keuangan dan Barang Milik Negara
4. Direktorat Perencanaan, Organisasi dan Umum
5. Unit-unit Non Struktural
Ruang Bakung Timur merupakan Ruang Perawatan bagi pasien dengan penyakit dalam. Ruang bakung timur berada di bawah naungan instansi Rawat Inap Medis yang dibawahi oleh Instalasi Rawat Inap.
2.4. URAIAN/RINCIAN TUGAS JABATAN PESERTA
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2014 tentang Jenjang Pangkat, Golongan Ruang Jabatan Fungsional Perawat Kategori Keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat (3), sesuai dengan jenjang jabatannya yaitu, Perawat Ahli Pertama / Penata Muda, Golongan Ruang III.b. Rincian kegiatan perawat kategori keahlian sesuai dengan jenjang jabatan, sebagai berikut:
1. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu
2. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga
3. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada masyarakat
4. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjut
5. Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu
6. Membuat prioritas diagnosis keperawatan dan masalah keperawatan
7. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan tindakan)
8. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada keluarga (merumuskan, menetapkan tindakan)
9. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan
10. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medikal bedah
11. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area anak
12. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area maternitas
13. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area komunitas
14. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area jiwa
15. Melakukan perawatan luka
16. Melakukan rehabilitasi mental spiritual pada Individu
17. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada Individu
18. Melaksanakan case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu
19. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu
20. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu Pasien
21. Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/bencana/ kritikal
22. Melakukan tindakan terapi komplementer/ holistic
23. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi
24. Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan, berduka atau menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan
25. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi
26. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi
27. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi
28. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur
29. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri
30. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu tubuh
31. Melakukan stimulasi tumbuh kembang pada Individu
32. Mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit menular
33. Melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok
34. Melaksanakan manajemen surveilans Hais sebagai upaya pengawasan resiko infeksi dalam upaya preventif pada pelayanan keperawatan
35. Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/petugas/ pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi
36. Melakukan investigasi dan deteksi dini kejadian luar biasa yang berdampak pada pelayanan kesehatan
37. Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenisasi kompleks
38. Melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi
39. Melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi sensorik
40. Melakukan komunikasi dengan klien dengan hambatan komunikasi
41. Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien
42. Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter
43. Melakukan peningkatan/penguatan kemampuan sukarelawan dalam meningkatkan masalah kesehatan masyarakat
44. Melakukan pendidikan kesehatan pada Masyarakat
45. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu
46. Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan
47. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua tim/perawat primer
48. Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala
49. Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/unit/fasilitas kesehatan
50. Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaan perawat
51. Melakukan preseptorship dan mentorship
3.1 IDENTIFIKASI DAN ANALISIS ISU AKTUAL
Secara umum isu adalah suatu fenomena atau kejadian yang diartikan sebagai masalah. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia isu adalah masalah yang dikedepankan untuk ditanggapi; kabar yang tidak jelas asal usulnya dan tidak terjamin kebenarannya; kabar angin; desas desus. Terdapat 3 (tiga) kemampuan yang dapat mempengaruhi dalam mengidentifikasi dan/atau menetapkan isu, yaitu kemampuan Enviromental Scanning, Problem Solving, dan berpikir Analysis
Di ruang Bakung Timur RSUP Sanglah juga tidak luput dari isu-isu yang berkembang di dalam pemenuhannya untuk memenuhi standar yang ada. Terdapat banyak sekali isu yang berkembang diantaranya adalah belum optimalnya pemberian edukasi penyuntikan insulin pen pada pasien dengan diabetes mellitus, belum optimalnya pemberian edukasi pada pasien dan keluarga dengan kontak precaution (ESBL dan MRSA), dan belum optimalnya pemberian edukasi pada pasien dengan Nasogastric Tube untuk pemenuhan nutrisi saat pasien pulang, belum optimalnya edukasi tentang penggunaan APD pada perawat saat memindahkan pasien TB reaktif ke ruang Isolasi, Kerusakan Tempat Tidur di ruang Bakung Timur RSUP Sanglah, Adanya jenis obat yang dibutuhkan namun obat Kosong Depo Berdasarkan isu aktual yang telah teridentifikasi, selanjutnya dilakukan proses pemilihan isu dengan analisis kriteria Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Kelayakan (APKL). Teknik APKL yang dibuat adalah teknik yang digunakan untuk menentukan kelayakan suatu masalah
Tabel 1. Analisis Isu berdasarkan Kriteria APKL
No Identifikasi Isu
1 Belum optimalnya pemberian edukasi penyuntikan insulin pen pada pasien dengan diabetes mellitus di ruang
Bakung Timur RSUP Sanglah
2 Belum optimalnya pemberian edukasi
pada pasien dan keluarga dengan kontak precaution (ESBL dan MRSA) di ruang Bakung Timur RSUP
Sanglah
3 Belum optimalnya pemberian edukasi
pada pasien dengan Nasogastric
Tube untuk pemenuhan nutrisi saat
+ + + + Memenuhi Kriteria
+ + + + Memenuhi Kriteria
+ + + + Memenuhi Kriteria
pasien pulang di ruang Bakung Timur
RSUP Sanglah
4 Belum optimalnya edukasi tentang penggunaan APD pada perawat saat memindahkan pasien TB reaktif ke ruang Isolasi di ruang Bakung Timur
RSUP Sanglah
5 Kerusakan Tempat Tidur di ruang Bakung Timur RSUP Sanglah
6 Adanya jenis obat yang dibutuhkan namun obat Kosong Depo
Keterangan :
- + - Tidak memenuhi
Kriteria
+ - + - Tidak memenuhi
Kriteria
A : benar- benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan
P : isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks
K : isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
L : isu yang masuk akal untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya
+ : memenuhi syarat
- : tidak memenuhi syarat
Berdasarkan hasil analisis isu dengan metode APKL diatas, ada empat isu yang memenuhi kriteria. Untuk lebih mengerucutkan isu yang ada, juga digunakan metode analisis isu USG pada tabel di bawah ini.
Tabel 2. Analisis Pemilihan Isu Menggunakan Metode Analisis USG
1 Belum optimalnya pemberian edukasi penyuntikan insulin pen pada pasien dengan diabetes mellitus di ruang Bakung Timur RSUP Sanglah
2 Belum optimalnya pemberian edukasi pada pasien dan keluarga dengan kontak precaution (ESBL dan MRSA) di ruang Bakung Timur RSUP
3 Belum optimalnya pemberian edukasi pada pasien dengan
Tube untuk pemenuhan nutrisi saat pasien pulang di ruang
RSUP Sanglah
4 Belum optimalnya edukasi tentang penggunaan APD pada perawat saat memindahkan pasien TB reaktif ke ruang Isolasi di ruang Bakung Timur RSUP Sanglah
Keterangan : Kriteria Penetapan
U : Urgency (kemendesakan isu): masalah harus segera dipecahkan berkaitan dengan ketersediaan waktu.
S : Seriousness (kegawatan isu): seberapa serius suatu masalah dapat menimbulkan masalah lain yang lebih serius
G : Growth (berkembangnya isu): kemungkinan masalah tersebut berkembang semakin memburuk jika tidak ditanggulangi
Interval penentuan prioritas:
Angka 1: sangat tidak mendesak/gawat dan dampak;
Angka 2: tidak mendesak/gawat dan dampak;
Angka 3: cukup mendesak/gawat dan dampak;
Angka 4: mendesak/gawat dan dampak;
Angka 5: sangat mendesak/gawat dan dampak.
Berdasarkan hasil analisis isu dengan metode USG diatas, yang menjadi coreisuadalah “belum optimalnya pemberian edukasi penyuntikan insulin pen pada pasien dengan diabetes mellitus di ruang Bakung Timur RSUP Sanglah”
Berikut adalah stratifikasi penyebab belum optimalnya pemberian edukasi penyuntikan insulin pen pada pasien dengan diabetes mellitus di ruang Bakung Timur RSUP Sanglah
berdasarkan faktor 6 M yaitu Manpower, Material, Measurement, Methods, Mother Nature dan Money
Tabel 3. Stratifikasi Penyebab Isu
No
Faktor 6 M
Penyebab
1 Manpower (Tenaga SDM) Kurangnya waktu bagi perawat dalam
pemberian edukasi
Kurang optimalnya edukasi yang diberikan
2 Material (Alat) Tidak ada alat edukasi yang digunakan
3 Measurement (Pengukuran) Kurangnya evaluasi tentang pemberian edukasi dalam penyuntikan insulin pen di ruangan
4 Methods (Metode) Perawat hanya memberikan edukasi dengan metode ceramah
5 Money (biaya) Kurangnya reward perawat dalam memberikan edukasi
6 Mother Nature (Alam/Lingkungan)
Tidak adanya ruang khusus untuk edukasi pasien
Material (Alat)
Tidak ada alat
edukasi yang
digunakan
Kurangnya reward
perawat dalam
memberikan edukasi
Gambar 2. Diagram Fish Bone
Mother Nature (Alam/Lingkungan)
Tidak adanya ruang
khusus untuk
edukasi pasien
Kurangnya evaluasi
tentang pemberian
edukasi dalam
penyuntikan insulin pen di ruangan
Manpower (Tenaga SDM)
Kurangnya waktu
bagi perawat dalam
pemberian edukasi
Kurang optimalnya
edukasi yang
diberikan
Belum optimalnya
pemberian edukasi
penyuntikan
insulin pen pada
pasien dengan
diabetes mellitus
di ruang Bakung
Timur RSUP
Perawat hanya
memberikan edukasi
dengan metode ceramah
Sanglah
Money (biaya)
Measurement (Pengukuran)
Methods (Metode)
Isu terpilih yaitu belum optimalnya pemberian edukasi penyuntikan insulin pen pada pasien dengan diabetes mellitus di ruang Bakung Timur RSUP Sanglah jika ditangani maupun tidak ditangani akan menyebabkan dampak.
Dampak jika tidak
ditangani : Pemberian edukasi tidak optimal
Pasien salah menyuntikan insulin pen
Pasien mengalami kenaikan gula darah bila tidak disuntikan insulin pen
Pasien mengalami penurunan gula darah bila dosis yang diberikan berlebihan
Menambah LOS Rumah Sakit
Menurunnya kualitas kesehatan di masyarakat
Dampak jika ditangani :
Pemberian edukasi menjadi optimal
Pengetahuan pasien dalam penyuntikan insulin pen meningkat
Terkontrolnya gula darah pasien
Mengurangi LOS Rumah Sakit
3.2 KETERKAITAN PENYEBAB ISU DENGAN KEDUDUKAN DAN PERAN PNS
Smart Governance atau tata kelola pemerintahan cerdas bertujuan untuk mewujudkan peningkatan kinerja pelayanan publik, kinerja birokrasi pemerintah, dan kinerja efisiensi kebijakan publik. Dalam mewujudkan Smart Governance di perlukan Smart ASN yang memiliki nilai-nilai dasar BerAKHLAK. Penyebab isu diantaranya kurangnya waktu bagi perawat dalam pemberian edukasi, kurang optimalnya edukasi yang diberikan, tidak ada alat edukasi yang digunakan, kurangnya evaluasi tentang pemberian edukasi dalam penyuntikan insulin pen di ruangan, perawat hanya memberikan edukasi dengan metode ceramah, kurangnya reward perawat dalam memberikan edukasi dan tidak adanya ruang khusus untuk edukasi pasien dapat mengakibatkan belum optimalnya pemberian edukasi penyuntikan insulin pen pada pasien dengan diabetes mellitus di ruang Bakung Timur RSUP Sanglah sehingga kinerja dalam
pelayanan di RSUP Sanglah menjadi menurun. Untuk meningkatkan kinerja pelayanan publik diharapkan penyebab isu tersebut dapat diatasi dengan melakukan gagasan optimalisasi
pemberian edukasi penyuntikan insulin pen pada pasien dengan diabetes mellitus di ruang Bakung Timur RSUP Sanglah. Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk mewujudkan
gagasan kreatif tersebut adalah pembuatan edukasi berupa video, leaflet dan poster mengenai penyuntikan insulin pen. Pemberian edukasi menggunakan media video, poster dan leaflet akan mempermudah petugas untuk memberikan edukasi.
3.3 ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH SEBAGAI GAGASAN KREATIF
Adapun gagasan yang diambil adalah: “Optimalisasi Pemberian Edukasi Penyuntikan Insulin Pen pada Pasien dengan Diabetes Melitus di Ruang Bakung Timur RSUP Sanglah”.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah:
1. Penyusunan Video Edukasi Penyuntikan Insulin Pen pada Pasien dengan Diabetes
Melitus
2. Pelaksanaan uji coba Video Edukasi Penyuntikan Insulin Pen pada Pasien dengan
Diabetes Melitus
3. Pelaksaanaan sosialisasi Video Edukasi Penyuntikan Insulin Pen pada Pasien dengan
Diabetes Melitus
4. Pelaksanaan evaluasi Optimalisasi Pemberian Edukasi Penyuntikan Insulin Pen pada Pasien dengan Diabetes Melitus di Ruang Bakung Timur RSUP Sanglah