LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 6
PENYUSUNAN SOP PENGAJUAN AKREDITASI PELATIHAN DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT BANDUNG
HALAMAN JUDUL
Disusun Oleh: Nurani Wulandari
NIP 199212152022032002
BALAI PELATIHAN KESEHATAN CIKARANG
KEMENKES RI
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI
PENYUSUNAN SOP PENGAJUAN AKREDITASI PELATIHAN DI BALAI
BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT BANDUNG
Telah diseminarkan
Tanggal 14 Juli 2022, di Bapelkes Cikarang
drg. Yana Yojana, MA
NIP. 197409132005012001
Rian Surahman, S.KM., M.KM.
NIP. 197604202005011002
Penguji,
Miftahurrohin, ST, M.Kes.
NIP. 196903121992031014
ii
MENTOR
COACH
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga saya mampu menyelesaikan laporan aktualisasi dengan judul “Penyusunan SOP Pengajuan Akreditasi Pelatihan di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung Tahun 2022”.
Saya mengucapkan terimakasih untuk setiap pihak yang mendukung dalam menyusun Laporan Aktualisasi baik secara materi maupun non materi. Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada:
1. Dr.drg. Maya Marinda Montain, M.Kes selaku Plt. Kepala Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung;
2. Drs.Suherman, M.KesselakuKepala Balai PelatihanKesehatanCikarang besertaseluruh jajarandanstafyangsudahmemfasilitasipenyelenggaraanPelatihanDasarCPNSTahun 2022;
3. Rian Surahman, S.KM., M.KM. selaku Sub Koordinator Pengembangan Sumber Daya Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung, serta sebagai mentor yang telah memotivasi dan membimbing penulis dalam pelaksanakan Pelatihan Dasar CPNS;
4. drg. Yana Yojana, M.A selaku Widyaiswara (Coach) yang telah membimbing dan memberikan masukan dalam pelaksanakan Pelatihan Dasar CPNS;
5. Seluruh widyaiswara, fasilitator dan panitia penyelenggara di Bapelkes Cikarang yang telah memberikan pelayanan terbaiknya selama proses Pelatihan Dasar CPNS;
6. Orang tua dan keluarga yang senantiasa memberikan dukungan dan doa kepada penulis selama mengikuti Pelatihan Dasar CPNS;
7. Elsa Christiana Hutajulu, S.K.M selaku rekan kerja di BBKPM Bandung yang telah membantu dan mendukung proses penyusunan rancangan aktualisasi;
8. Para senior dan rekan-rekan di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung;
9. Rekan-rekan peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan 6 terkhusus kepada seluruh anggota kelompok A yang telah berbagi ilmu, pengalaman, semangat dan kekompakannya selama menjalani pelatihan dasar CPNS.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa peyusunan laporan aktualisasi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca dan pemerhati sangat diharapkan untuk penyempurnaan kegiatan aktualisasi. Semoga Laporan
iii
Aktualisasi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi bagian keuangan Balai Besar Kesehatan Paru
Masyarakat (BBKPM) Bandung dan umumnya bagi seluruh pegawai di instansi. Bandung, Juni 2022
Nurani Wulandari, S.KM.
NIP. 199212152022032002
iv
v DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...........................................................................................................i LEMBAR PENGESAHAN ii KATA PENGANTAR ........................................................................................................iii DAFTAR ISI.................................................................................................................. v DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................vii BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1 1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1 1.2. Tujuan..................................................................................................... 2 1.3. Manfaat ................................................................................................... 2 1.4. Ruang Lingkup ......................................................................................... 2 BAB II PROFIL INSTANSI...............................................................................................4 2.1. Gambaran Umum ..................................................................................... 4 2.2. Visi dan Misi............................................................................................. 8 2.3. Nilai-nilai Organisasi ................................................................................. 8 2.4. Tugas Organisasi...................................................................................... 8 2.5. Struktur Organisasi BBKPM Bandung.......................................................... 9 2.6. Profil Peserta Pelatihan ........................................................................... 11 BAB III ANALISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI ................................. 13 3.1. Identifikasi dan Analisis Isu Aktual........................................................... 13 3.2. Penetapan Core Issue............................................................................. 16 3.3. Penyebab Issue...................................................................................... 18 3.4. Gagasan Dalam Pemecahan Issue ........................................................... 19 3.5. Matriks Rancangan Aktualisasi................................................................. 20 3.6. Rencana Jadwal Kegiatan........................................................................ 27 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 29
vi DAFTAR TABEL Tabel 3.1. Identifikasi Isu Masalah................................................................................ 13 Tabel 3.2. Keterkaitan Isu dengan Agenda 3 ................................................................. 15 Tabel 3.3. Analisis Core Issue Menggunakan Metode APKL ............................................. 16 Tabel 3.4. Kegiatan Pemecahan Isu.............................................................................. 19 Tabel 3.5. Matriks Rancangan Aktualisasi...................................................................... 20 Tabel 3.6. Jadwal Kegiatan Aktualisasi........................................................................... 27
DAFTAR GAMBAR
vii
Gambar 2.1 Gedung BBKPM Bandung.............................................................................4 Gambar 2.2 Foto Gedung BBKPM Bandung UPF Cianjur....................................................6 Gambar 2.3 Foto Gedung BBKPM Bandung UPF Garut......................................................6 Gambar 2.4 Struktur Organisasi BBKPM Bandung 11 Gambar 3.1 Diagram Fishbone..................................................................................... 18
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (disingkat ASN) adalah istilah untuk kelompok profesi bagi pegawaipegawai yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K) yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara, menyebutkan bahwa ASN sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat dan pemersatu bangsa, perlu mengaplikasikan nilai-nilai dasar ASN dalam setiap kegiatan kerjanya.
Penanaman nilai-nilai dasar ASN ini ditujukan untuk membentuk sosok PNS yang mampu memahami tugas pokok dan fungsi yang sesuai dengan kode etik, nilai dasar, dan kode perilaku PNS. Dalam prosesnya seorang ASN memerlukan pembinaan melalui jalur pendidikan dan pelatihan (diklat). Oleh karena itu, berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 setiap aparatur sipil negara sebelum diangkat sebagai PNS wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan prajabatan atau saat ini lebih dikenal dengan nama pelatihan dasar calon pegawai negeri sipil (Latsar CPNS).
Pelatihan Dasar CPNS adalah pendidikan dan pelatihan dalam Masa Prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, serta memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Pelatihan Dasar CPNS bertujuan untuk mengembangkan kompetensi CPNS yang dilakukan secara terintegrasi.
Pelatihan dasar CPNS dilaksanakan dalam bentuk pelatihan klasikal dan BlendedLearning.
Blended Learning dilaksanakan melalui 4 pembelajaran yaitu Pelatihan Mandiri (MOOC), DistanceLearning, Aktualisasi dan pembelajaran klasikal di tempat penyelenggaraan pelatihan dasar CPNS.
Berdasarkan keempat tahapan dan agenda Latsar CPNS tersebut, setiap peserta diharapkan untuk mampu peduli terhadap lingkungan sehingga dapat mengetahui dan menganalisa potensi masalah yang mungkin ada. Kemudian, setiap peserta dapat menentukan gagasan pemecahan masalah yang sesuai dan berdasarkan tugas dan fungsi jabatannya.
Gagasan tersebut kemudian dikembangkan menjadi rancangan penyelesaian dan diaktualisasikan sesuai dengan nilai-nilai BerAKHLAK. Selain itu, setiap peserta Latsar CPNS
1
juga diharapkan kedepannya untuk senantiasa menjalankan tugas dan fungsinya dengan menerapkan nilai-nilai BerAKHLAK.
1.2.Tujuan
a) Tujuan Umum
Tujuan umum aktualisasi pada kegiatan pelatihan dasar CPNS ini adalah mengimplementasikan rancangan kegiatan yang dikaitkan dengan nilai-nilai dasar profesi Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang mencakup berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif. Mengidentifikasi nilai-nilai dasar Profesi PNS, Peran dan Kedudukan PNS dalam NKRI serta mengaktualisasikannya.
b) Tujuan Khusus
Tujuan khusus aktualisasi pada kegiatan pelatihan dasar CPNS ini yaitu agar optimalnya pelaporan Jam Pelatihan (JP) pegawai di BBKPM Bandung.
1.3.Manfaat
a) Bagi Penulis
Penulis dapat mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK dalam melaksanakan tugas sehingga dapat meningkatkan kinerjanya saat bekerja.
b) Bagi Unit Kerja
Peningkatan kualitas kinerja ASN akan memberikan kontribusi terhadap pencapaian visi dan misi pada unit kerja.
1.4.Ruang Lingkup
Ruang lingkup rancangan ini dibatasi pada tugas dang fungsi di Balai Besar Kesehatan
Paru Masyarakat Bandung. Adapun tahapan pelaksanaan aktualisasi ini adalahsebagai berikut:
1) Menentukan tiga permasalahan berkaitan dengan tupoksi di Balai Besar Kesehatan Paru
Masyarakat Bandung;
2) Melakukan penapisan isu dengan menggunakan metode APKL dan USG;
3) Menentukan Core Issue;
4) Mencari penyebab terjadinya isu melalui diagram fishbone;
5) Menemukan dampak apabila isu tidak segera diselesaikan;
6) Mencari gagasan pemecah isu
2
7) Menentukan kegiatan-kegiatan dari pemecahan isu dengan menerapkan nilai-nilai Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif (BerAKHLAK);
8) Membuat jadwal rencana pelaksanaan aktualisasi;
9) Melaksanakan kegiatan dan tahapan kegiatan sesuai dengan rancangan kegiatan aktualisasi;
10)Membuat pelaporan kegiatan aktualisasi.
3
2.1.Gambaran Umum
BAB II PROFIL INSTANSI
Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Bandung merupakan Unit Pelaksana
Teknis Kementerian Kesehatan. BBKPM Bandung didirikan pada bulan November tahun 1952, dengan nama Balai Penjelidikan dan Pemberantasan Penjakit Paru-Paru (BP5) dengan tujuan sebagai pusat pemberantasan penyakit tuberculosis (TB). Pada tahun 1974, BP5 berubah
menjadi BP4 (Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru) dan mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan RI No.144/Menkes/SK/IV/1978 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Balai
Pengobatan Penyakit Paru-Paru yang di dalamnya mengatur tugas pokok, fungsi, klasifikasi dan Susunan Organisasi BP4. Sehingga tugas pokok dan fungsi BP4 tidak hanya mengobati tuberkulosis tetapi juga penyakit paru-paru lainnya. Kemudian merujuk pada Kepmenpan
No.62/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Petunjuk teknis tata kelola Organisasi Unit Pelaksana
Teknis di Lingkungan Departemen dan Lembaga Pemerintah Non Departemen, yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 1352/MENKES/PER/IX/2005
tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Bidang Kesehatan Paru
4
Gambar 2.1 Gedung BBKPM Bandung
Masyarakat, menetapkan BP4 Bandung sebagai Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) eselon 3b.
Pada tahun 2007 melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
532/MENKES/PER/IV/2007 BKPM Bandung selanjutnya ditetapkan menjadi Balai Besar
Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) eselon 2b, dengan tugas pokok melaksanakan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kesehatan, penunjang kesehatan, promosi kesehatan dan kemitraan serta pengembangan sumber daya di bidang kesehatan masyarakat.
Di dalam surat keputusan tersebut juga dinyatakan bahwa wilayah kerja BBKPM Bandung meliputi 13 Provinsi yaitu seluruh Provinsi di Pulau Sumatera, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Banten dan Provinsi DKI Jakarta.
Kemudian pada tanggal 22 November 2011 melalui Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 2354/Menkes/Per/XI/2011 tentang Perubahan Permenkes Nomor 532/Menkes/Per/IV/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM), kedudukan BBKPM Bandung berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan.
BBKPM Bandung resmi menjadi Instansi Pemerintah di bawah Kementerian Kesehatan yang menjalankan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU) melalui surat
Kementerian Keuangan Nomor 58/MK.05/2011 tentang Penetapan Balai Besar Kesehatan Paru
Masyarakat Bandung Pada Kementerian Kesehatan RI sebagai Instansi Pemerintah yang menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum pada tanggal 28 Februari 2011.
Seiring dengan perubahan struktur organisasi di lingkungan Kementerian Kesehatan, terbit Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015 tentang Kementerian Kesehatan dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kesehatan, dalam peraturan tersebut Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan
berubah nama menjadi Direktorat Pelayanan Kesehatan, dengan perubahan tersebut maka
BBKPM Bandung saat ini berada di bawah koordinasi dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan.
Kemudian pada tanggal 23 Oktober 2020 sejalan dengan penyederhanaan birokrasi, Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2354/Menkes/Per/XI/2011 tentang Perubahan
Permenkes Nomor 532/Menkes/Per/IV/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar
Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) kembali diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 36 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat.
5
Gedung utama BBKPM Bandung berlokasi di Jl. Cibadak No. 214 Kota Bandung. BBKPM
Bandung juga memiliki 2 (dua) Unit Pelayanan Fungsional (UPF) yang berada di Cianjur dan Garut, yang melayani kesehatan paru masyarakat di kedua wilayah tersebut, namun tetap berada dalam satu satuan kerja BBKPM Bandung.
BBKPM Bandung yang terletak di Jalan Cibadak No. 214 Bandung adalah bangunan seluas 6.713 m2 yang berdiri diatas tanah seluas 3.330 m2, sedangkan sarana BBKPM Bandung di Garut memiliki bangunan seluas 220 m2 yang berdiri diatas tanah seluas 1.704 m2, dan di Cianjur memiliki bangunan seluas 662 m2 yang berdiri diatas tanah seluas 2.450 m2 .
BBKPM Bandung UPF Cianjur
Gambar 2.2 Foto Gedung BBKPM Bandung UPF Cianjur
Alamat: Jalan Siliwangi No.19, Cianjur, Jawa Barat
BBKPM Bandung UPF Garut
Gambar 2.3 Foto Gedung BBKPM Bandung UPF Garut
Alamat: Jalan RSUD Dr. Slamet No. 13, Garut Jawa Barat
6
Bangunan Utama BBKPM Bandung memiliki sarana:
(1) Gedung A yang terdiri dari :
• Lantai 1: Instalasi Gawat Darurat (IGD) 24 Jam dan Instalasi Radiologi, Klinik Triase Pasien Covid-19
• Lantai 2: Instalasi Laboratorium
• Lantai 3: Instalasi Rawat Inap, Ruang Server
• Lantai 4: Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Kesehatan Lingkungan
(2) Gedung B terdiri dari :
• Lantai Basement: Instalasi Gizi/Pantry, Laundry, Gudang, Parkir, Pemulasaraan Jenazah, Workshop IPSKL, IPAL, Ruang Satpam/CCTV
• Lantai 1: Instalasi Rawat Jalan (Poliklinik : Klinik Spesialis Paru, Klinik Umum, Klinik Tuberkulosis/DOTS, Klinik Non Tuberkulosis/Non-TB, Klinik Asma PPOK, Klinik TBMDR), Instalasi Rekam Medis (Pendaftaran) dan Kasir
• Lantai 2: Instalasi Farmasi, InstalasiRawat Jalan (Poliklinik : KlinikSpesialis Anak, Klinik PDP, Klinik Spesialis Penyakit Dalam), Medical Check Up/MCU, Konseling Gizi, Konseling HIV, Konseling Berhenti Merokok, Instalasi Rehabilitas Medik, Ruang Dokter, Kantin/Koperasi dan Mushola.
• Lantai 3: Instalasi Rawat Inap, Instalasi Bedah Paru, Ruang Bedah, Ruang Diklat, Ruang Rapat, Ruang ULP, SPI, Gudang Farmasi, Ruang IT & Server.
• Lantai 4: Ruang Pimpinan, Tata Usaha, Ruang Rapat serta Auditorium.
(3) Sarana luar terdiri dari
• Rumah Genset dan Panel Listrik
• Gardu Induk (Power House).
• Pos Satuan Pengamanan
• ATM Mandiri
• Ruang Pompa Hydrant
• Ruang Administrasi Perparkiran
• Tempat Penampungan Air Bersih
7
2.2.Visi dan Misi
Adapun visi dan misi Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung adalah sebagai berikut:
1) Visi:
Menjadi rujukan kesehatan paru masyarakat yang terkemuka di tingkat Nasional
2) Misi:
• Menyelenggarakan pelayanan rujukan kesehatan paru yang berorientasi kepada masyarakat.
• Mensinergikan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP) secara paripurna.
• Mempercepat terwujudnya masyarakat sehat paru yang mandiri dan berdaya.
• Meningkatkan derajat kesehatan paru masyarakat.
2.3.Nilai-nilai Organisasi
Nilai-nilai Organisasi yang ada di BBKPM Bandung adalah
• Integritas
Keselarasan antara pikiran, perkataanm dan perbuatan. Indikatornya adalah konsisten, jujur, menghindari benturan keinginan, berpikiran positif, arif, bijaksana, dan mematuhi peraturan perundang-undangan.
• Keteladanan
Memberikan sikap yang patut menjadi contoh baik bagi orang lain.
• Profesionalisme
Mampu melaksanakan kinerja sesuai dengan tupoksi.
• Komunikasi
Menciptakan hubungan dua arah antara institusi/lembaga dengan masyarakat sehingga tercipta saling keterhubungan antara satu dengan yang lainnya.
• Sinergi
Membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas.
2.4.Tugas Organisasi
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
532/Menkes/Per/IV/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Kesehatan Paru
Masyarakat Bandungsebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri KesehatanRepublik
8
Indonesia Nomor 2354/Menkes/Per/XI/2011, yang kemudian pada tanggal 23 Oktober 2020
diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat. Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung mempunyai tugas pokok, fungsi dan struktur organisasi sebagai berikut:
1. Tugas Pokok : Melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kesehatan, penunjang kesehatan, promosi kesehatan, dan kemitraan serta pengembangan sumber daya di bidang kesehatan paru masyarakat.
2. Fungsi :
1) Penyusunan rencana, program, dan anggaran;
2) Pelaksanaan pelayanan kesehatan rujukan paru spesialistik dan atau subspesialistik yang berorientasi kesehatan masyarakat;
3) Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan paru masyarakat;
4) Pelaksanaan kemitraan dan pengembangan sumberdaya di bidang kesehatan paru masyarakat;
5) Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan teknis di bidang kesehatan paru masyarakat;
6) Pelaksanaan penelitian dan pengembangan kesehatanparu masyarakat;
7) Pengelolaan data dan sistem informasi;
8) Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan; dan
9) Pelaksanaan urusan administrasi BBKPM.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat, maka struktur organisasi BBKPM disederhanakan, dimana susunanya hanya terdiri dari Kepala BBKPM, Subbagian administrasi umum dan Kelompok jabatan fungsional.
2.5.Struktur Organisasi BBKPM Bandung
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat, maka struktur organisasi BBKPM disederhanakan, dimana susunannya hanya terdiri dari Kepala BBKPM, Subbagian administrasi umum dan Kelompok jabatan fungsional.
1. Subbagian Administrasi Umum
Subbagian administrasi umum mempunyai tugas melakukan koordinasi
penyusunan rencana, program, dan anggaran, pengelolaan keuangan dan barang
9
milik negara, urusan kepegawaian, organisasi dan tata laksana, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan, kearsipan, persuratan, dan kerumahtanggaan BBKPM.
2. Kelompok Jabatan Fungsional
Di lingkungan BBKPM ditetapkan jabatan fungsional sesuai dengan kebutuhan yang pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas memberikan pelayanan fungsional dalam pelaksanaan tugas dan fungsi kepala BBKPM sesuai dengan bidang keahlian dan keterampilan. Dalam pelaksanaan tugasnya, ditetapkan koordinator dan sub-koordinator pelaksana fungsi pelayanan fungsional sesuai dengan ruang lingkup bidang tugas dan fungsi kepala BBKPM masing-masing.
3. Instalasi
Instalasi merupakan unit pelayanan non struktural yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala BBKPM. Adapun Instalasi yang ada saat ini di BBKPM Bandung adalah sebagai berikut :
a. Instalasi Rawat Jalan;
b. Instalasi Rawat Inap;
c. Instalasi Gawat Darurat;
d. Instalasi Bedah Paru;
e. Instalasi Radiologi;
f. Instalasi Laboratorium;
g. Instalasi Farmasi;
h. Instalasi Rehabilitasi Medik;
i. Instalasi Rekam Medik;
j. Instalasi Gizi;
k. Instalasi Pemeliharaan Sarana Prasarana dan Kesehatan Lingkungan; dan
l. Unit Layanan Pengadaan.
4. Dewan Pengawas
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat, untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi BBKPM dapat dibentuk dewan pengawas. Pembentukan, tugas, fungsi, tata kerja, dan keanggotaan dewan pengawas ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
5. Satuan Pemeriksa Internal
Satuan Pemeriksa Internal (SPI) merupakan wadah nonstruktural yang terdiri
10
atas kelompok jabatan fungsional auditor. Berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala BBKPM. SPI bertugas melaksanakan pemeriksaan audit kinerja internal BBKPM.
Nama : Nurani Wulandari
NIP : 199212152022032002
Jabatan / Golongan : Ahli Pertama – Administrator Kesehatan /III-A
Unit Kerja : Tata Usaha dan PPSD
Adapun tugas peserta di instansi sesuai dengan jabatan fungsional administrator kesehatan diantaranya:
1. Melaksanakan persiapan pelayanan administrasi Kesehatan
2. Menyusun kebijakan program Kesehatan
3. Mengorganisasikan pelaksanaan kebijakan program-program Kesehatan
4. Memfasilitasi pelaksanaan kebijakan program-program Kesehatan
5. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijaksanaan program-program Kesehatan
6. Melaksanakan perijinan institusi dan sertfikasi produk-produk yang terkait dengan
11
Gambar 2.4 Struktur Organisasi BBKPM Bandung
2.6.Profil Peserta Pelatihan
bidang Kesehatan
7. Melaksanakan akreditasi institusi dan program-program Kesehatan
8. Melaksanakan sertifikasi tenaga Kesehatan dan perijinan pemberi jasa di bidang
Kesehatan
9. Menyusun laporan
10. Membuat karya tulis/karya ilmiah di bidang Kesehatan
11. Membuat buku pedoman / petunjuk pelaksanaan / petunjuk teknis di bidang
kesehatan
12
3.1.Identifikasi dan Analisis Isu Aktual
Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung merupakan UPT Kementerian Kesehatan di bawah Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan dimana salah satu tugas
BBKPM adalah pengembangan sumber daya di bidang kesehatan paru masyarakat dengan menyelenggarakan fungsi pelaksanaan pendidikan dan pelatihan teknis di bidang kesehatan paru masyarakat, pelaksanaan penelitian dan pengembangan kesehatan paru masyarakat.
Pengembangan sumber daya merupakan program peningkatan kapasitas dan kompetensi pegawai yang difasilitasi oleh BBKPM Bandung dengan tujuan pegawai memiliki pengetahuan, keahlian dan/atau sikap yang dibutuhkan untuk menunjang kapasitas/kemampuan pegawai serta meningkatkan mutu pelayanan. Pengembangan sumber daya manusia berkaitan erat dengan upaya meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan atau sikap anggota organisasi serta penyediaan jalur karir yang didukung oleh fleksibilitas organisasi dalam mencapai tujuan organisasi.
Tabel
3.1. Identifikasi Isu Masalah
No Isu Masalah Kondisi Saat Ini
1. Belum optimalnya
pelaporan
pengembangan
kapasitas
pegawai di bagian
pengembangan
sumber daya
BBKPM Bandung
Tahun 2022
- Masih adanya pegawai yang
menanyakan pelaporan
pengembangan kapasitas pegawai
yang sudah di input di bulan
sebelumnya
- Masih terdapat pegawai yang hanya
mengumpulkan sertifkatnya secara
langsung dan tidak menginput di link yang sudah disediakan
- rekappelaporanpengembangan
kapasitaspegawaimasihdilakukan manualperpegawaisehingga
Kondisi yang
Diharapkan
- Adanya aplikasi
pelaporan
pengembangan
kapasitas pegawai agar
pegawai lebih mudah
mengakses JP mereka
- Adanya SOP pelaporan
pengembangan
kapasitas Pegawai
BBKPM Bandung
13
BAB III ANALISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI
No Isu Masalah Kondisi Saat Ini Kondisi yang Diharapkan
kurangefisiendanefektifdalamsegi waktu
- masih terjadinya ketidaktelitian dalam pelaporan pengembangan kapasitas pegawai seperti tidak terekap atau terekap double
2. Belum optimalnya pengajuan akreditasi pelatihan di BBKPM Bandungtahun 2022
- Belum adanya pelatihan yang terakreditasi di BBKPM Bandung
- Belum adanya aturan yang jelas mengenai alur pengajuan akreditasi pelatihan
- Masih adanya pegawai yang belum mengikuti pelatihan yang terakreditasi
- Adanya SOP yang jelas dalam pengajuan akreditasi pelatihan di BBKPM Bandung;
- Pelatihan yang dilaksanakan di BBKPM Bandung telah terakreditasi
oleh Badan PPSDM KesehatanKemenkes RI
- Terciptanya pegawai yang kompeten, bermutu dan profesional setelah mengikuti pelatihan yangterakreditasi
3. Adanya rekaman presensi yang tidak dapat ditarik datanya sebagai laporan karena adanya gagal rekam pada
- Software tidak dapat menampilkan rekaman semua presensi ke dalam laporan
- Semua presensi dapat terekam dengan baik dan muncul dalam laporan
14
No Isu Masalah Kondisi Saat Ini
mesin/software presensi di Bagian Kepegawaian
Kondisi yang Diharapkan
Berdasarkan tabel di atas, ditemukan tiga isu yang menghambat pencapaian indikator kinerja unit dikarenakan terdapat perbedaan antar kondisi saat ini dengan kondisi yang diharapkan. Jika isu tidak diselesaikan, berikut dampak yang akan terjadi dan kaitannya dengan materi Agenda 3 yaitu Kedudukan dan Peran PNS untuk mendukung terwujudnya smartgovernance.
Tabel 3.2. Keterkaitan Isu dengan Agenda 3
No
Identifikasi Isu Dampak Jika Tidak Diselesaikan
Belum optimalnya
pelaporan
pengembangan
kapasitas pegawai di bagian pengembangan
sumber daya BBKPM
- Kurang efisien dan efektif pelaporan
pengembangan
kapasitas pegawai
dalam segi waktu
dikarenakan masih
dilakukan manual
Kaitan dengan Agenda 3
Manajemen ASN (Pelaksana Kebijakan
Publik dan Pelayanan Publik)
1
Bandung Tahun 2022
- Masih terjadinya human
error dalam pelaporan
- Masih tidak sesuainya alur pelaporan
pengembangan
kapasitas pegawai
2
Belum optimalnya
pengajuan akreditasi
pelatihan di BBKPM
Bandungtahun2022
- Pelatihan yang
diselenggarakan oleh
BBKPMBandungbelum
terakreditasi
Manajemen ASN
(Pelaksana Kebijakan Publik, Pelayanan Publik)
15
3
Adanya rekaman
presensi yang tidak
dapat ditarik datanya
sebagai laporan
karena adanya gagal
rekam pada
mesin/software
presensi di Bagian
Kepegawaian
- Tidak adanya aturan yangjelasmengenaialur
pengajuan akreditasi pelatihan di BBKPM
Bandung
- Sulitnya pegawai memperoleh pelatihan
yang terakreditasi di BBKPMBandung
Beberapa rekaman presensi
tidak terekam dengan baik
kedalam laporan
Smart ASN dan Manajemen ASN (Pelayanan Publik)
3.2.Penetapan Core Issue
Berdasarkan isu-isu yang teridentifikasi diatas, maka tahapan selanjutnya dilakukan penetapan coreissue. Analisis penetapan coreissuedilakukan dengan cara melakukan penapisan isu dengan menggunakan alat bantu penapisan yaitu metode APKL (Aktual, Problematik, KekhalayakandanLayak). APKL adalah salah satu metode yang digunakan untuk menyusun urutan coreissueyang harus diselesaikan.
Tabel
1 Belum optimalnya pengajuan akreditasi pelatihan di BBKPM Bandung tahun 2022
2 Belum optimalnya pelaporan pengembangan kapasitas pegawai
16
No Isu Teknik APKL Total Prioritas A P K L
3.3. Analisis Core Issue Menggunakan Metode APKL
5 4 5 4 18 I
2
4 4 4
14 III
di bagian pengembangan sumber
daya BBKPM Bandung tahun 2022
3 Adanya rekaman presensi yang
tidak dapat ditarik datanya
sebagai laporan karena adanya
gagal rekam pada mesin/software
presensi di Bagian Kepegawaian
BBKPM Bandung Tahun 2022
Keterangan :
4 4 5 2 15 II
a. Aktual (A), yaitu isu tersebut masih dibicarakan atau belum terselesaikan hingga masa sekarang;
b. Problematik (P), yaitu isu yang menyimpang dari harapan standar, ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu segera dicari penyebab dan pemecahannya;
c. Kekhalayakan (K), yaitu isu yang diangkat secara langsung menyangkut hajat hidup orang banyak dan bukan hanya untuk kepentingan seseorang atau sekelompok kecil orang;
d. Layak (L), yaitu isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis dan dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang dan tanggung jawab hingga akhirnya diangkat menjadi isu prioritas.
Berdasarkan tabel diatas didapatkan core isu “Belum optimalnya pengajuan akreditasi pelatihan di BBKPM Bandung” dengan skor tertinggi menggunakan metode APKL Aktual adalah isu tersebut masih dibicarakan atau belum terselesaikan hingga masa sekarang. Isu yang dipilih diberikan angka 5 untuk aktualkarena isu ini masih belum terselesaikan hingga sekarang Problematikadalah isu yang menyimpang dari harapan standar, ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu segera dicari penyebab dan pemecahannya. Pada isu yang dipilih diberikan angka 4 karena pada harapannya BBKPM Bandung memiliki 13 wilayah binaan yang harus dibina sehingga BBKPM Bandung sangat memerlukan pelatihan yang terakreditasi untuk membina 13 wilayah binaannya. Kekhalayakanadalah isu yang diangkat secara langsung menyangkut hajat hidup orang banyak dan bukan hanya untuk kepentingan seseorang atau sekelompok kecil orang. Pada isu yang dipilih diberikan angka 5 untuk kekhalayakan karena pelatihan terakreditasi ini menyangkut orang banyak agar terciptanya pegawai yang kompeten, bermutu dan profesional. Layakadalah isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis dan dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang dan tanggung jawab
17
hingga akhirnya diangkat menjadi isu prioritas. Pada isu yang dipilih diberikan angka 4 untuk layakkarena hal ini sangat layak untuk diselesaikan sesuai dengan tugas dari BBKPM Bandung
sendiri yaitu menyelenggarakan fungsi pelaksanaan pendidikan dan pelatihan teknis, sehingga diperlukan pelatihan yang bermutu yaitu pelatihan yang diselenggarakan sesuai dengan rencana dan standar yang telah ditetapkan dan telah terakreditasi untuk meningkatkan kapasitas dan profesionalisme tenaga Kesehatan.
3.3.Penyebab Issue
Setelah dilakukan penetapan prioritas isu, maka dilakukan analisis penyebab belum adanya pelatihan yang terakreditasi di BBKPM Bandung menggunakan metode fishbonesebagai berikut:
Gambar 3.1 Diagram Fishbone
Man
Masih adanya pegawai yang belum mengikuti
Pelatihan yang terakreditasi
Kurangnya pengetahuan
pegawai mengenai informasi akreditasi pelatihan
Method
Belum adanya SOP
pengajuan akreditasi pelatihan
Measurement
Belum adanya evaluasi mengenai tindak lanjut dari pengajuan akreditasi pelatihan
kurangnya informasi dari
penyelenggara mengenai
pengajuan akreditasi
pelatihan
Material
kurangnya informasi
mengenai persyaratan
pengajuan
akreditasi
pelatihan
Belum
Optimalnya
Pengajuan
Akreditasi
Pelatihan di BBKPM
Bandung tahun 2022
18
Berdasarkan diagram fishbone di atas, penyebab terjadinya isu “Belum Optimalnya
Pengajuan Akreditasi Pelatihan di BBKPM Bandung Tahun 2022” terbagi menjadi beberapa faktor yaitu faktor method dimana belum adanya SOP pengajuan akreditasi pelatihan di ruang lingkup BBKPM Bandung sndiri. Faktor Man yaitu masih adanya pegawai yang belum mengikuti pelatihan yang terakreditasi dikarenakan kurangnya pengetahuan pegawai mengenai informasi akreditasi pelatihan itu sendiri. Faktor material yaitu kurangnya informasi dari penyelenggara mengenai pengajuan akreditasi pelatihan dan kurangnya informasi mengenai persyaratan pengajuan akreditasi pelatihan. Faktor measurement yaitu belum adanya evaluasi mengenai tindak lanjut dari pengajuan akreditasi pelatihan di BBKPM Bandung. Berdasarkan hasil analisis fishbone diatas hal yang mungkin dapat dilakukan untuk memperbaiki isu tersebut dilihat dari faktor method yaitu penyusunan SOP Pengajuan Akreditasi Pelatihan di BBKPM Bandung mengingat waktu yang terbatas dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi ini.
3.4.Gagasan Dalam Pemecahan Issue
Berdasarkan hasil analisis penyebab isu menggunakan metode fishbone, maka gagasan pemecahan isu yang dapat menjawab isu utama adalah “Penyusunan SOP Pengajuan
Akreditasi Pelatihan di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung”. Berikut adalah
kegiatan dari gagasan pemecahan isu tersebut :
Tabel 3.4. Kegiatan Pemecahan Isu
No. Kegiatan
1. Pertemuan Persiapan Penyusunan SOP
2. Penyusunan draft SOP Pengajuan akreditasi pelatihan
3. Usulan draft SOP pengajuan akreditasi pelatihan di BBKPM Bandung Tahun 2022 ke Kepala BBKPM Bandung
4. Mengusulkan Penetapan SOP pengajuan akreditasi pelatihan kepada Kepala BBKPM Bandung
19
3.5.Matriks Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja : Sub Bagian PPSD dan TU
Identifikasi Isu : 1. Belum optimalnya pelaporan pengembangan kapasitas pegawai di bagian pengembangan sumber daya BBKPM Bandung Tahun 2022
2. Belum optimalnya pengajuan akreditasi pelatihan di BBKPM Bandung Tahun 2022
3. Adanya rekaman presensi yang tidak dapat ditarik datanya sebagai laporan karena adanya gagal rekam pada mesin/software presensi di Bagian Kepegawaian BBKPM Bandung Tahun 2022
Isu yang Diangkat : Belum Optimalnya Pengajuan Akreditasi Pelatihan di BBKPM Bandung Tahun 2022
Gagasan Pemecahan Isu : Penyusunan SOP Pengajuan Akreditasi Pelatihan di BBKPM Bandung Tahun 2022
Tabel
3.5. Matriks Rancangan Aktualisasi
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
1. Pertemuan Persiapan Penyusunan SOP
1. Membuat janji bertemu dengan mentor dan Koordinator PPSD
Diperoleh jadwal waktu pertemuan Meminta izin bertemu dengan mentor dan Koordinator PPSD dengan
Bahasa yang sopan (Harmonis)
Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi
Dengan melakukan pertemuan persiapan terkait
penyusunan SOP pengajuan
akreditasi pelatihan di BBKPM Bandung yaitu
Penguatan Nilai Organisasi
Kegiatan persiapan dan penyampaian gagasan ini memperkuat nilai organisasi BBKPM
20
Output : Terlaksananya
pertemuan persiapan dengan mentor selaku sub coordinator
pengembangan sumber daya dan
Koordinator PPSD
2. Melaksanakan pertemuan persiapan penyusunan SOP dengan mentor dan Koordinator
PPSD
Notulensi kegiatan dan Foto
- Berkomunikasi dengan mentor dan Koordinator
PPSD secara ramah dan berusaha menemukan
solusi terbaik Bersama
(Berorientasi
Pelayanan)
- Melakukan konsultasi
dengan mentor dan
Koordinator PPSD
merupakan bentuk
tanggungjawab dalam
mencari solusi terhadap
isu terkait (Akuntabel)
- Melaksanakan masukan
mentor dan Koordinator
PPSD sebaik mungkin (Kompeten)
- Menghargai masukanmasukan mentor dan Koordinator PPSD (Harmonis)
- Bekerjasama dengan mentor dan Koordinator
PPSD dalam menggali
isu masalah (Kolaboratif)
langkah awal dalam
kegiatan yang bertujuan
untuk mendapatkan
dukungan dari berbagai
pihak terkait, pelaksanaan
kegiatan ini sejalan dengan
Pemenuhan visi dan misi
dalam mensinergikan upaya
secara paripurna
bandung dalam nilainilai profesionalisme dan komunikasi
21
2. Penyusunan draft
SOP Pengajuan
akreditasi pelatihan
3. Menyusun notulensi kegiatan pertemuan persiapan penyusunan SOP
1. Mengumpulkan referensi dari berbagai literatur untuk dijadikan pedoman dalam penyusunan draft SPO.
Notulensi kegiatan pertemuan
persiapan
- Mencatat dan menyusun notulensi dari kegiatan
pertemuan persiapan
sesuai dengan arahan dan tanpa dibuat-buat (Loyal, Adaptif)
Referensi pendukung untuk dijadikan pedoman SPO
Pengumpulan refrensi
mengenai penysunan
SOP pengajuan
akreditasi pelatihan
dengan bertanggung
jawab (akuntabel)
Pengumpulan refrensi
dari berbagai literatur
mengenai penyusunan
SOP pengajuan
akreditasi pelatihan
merupakan upaya
Meningkatkan profesionalisme komunikasi dan integritas organisasi
Output :
Tersusunnya draft
SOP pengajuan
akreditasi pelatihan
2. Meminta masukan dari unit tata usaha dan pengembangan sumber daya
Diperoleh masukan
mengenai data
atau informasi
mengenai akreditasi
pelatihan
- Berkomunikasi dengan
rekan kerja secara
ramah dan berusaha
menemukan solusi
terbaik Bersama
(Berorientasi
Pelayanan)
- Menerima masukan dan
melakukan diskusi
terkait penyusunan SOP
pengajuan akreditasi
pelatihan dengan rekan
kerja dengan Bahasa
yang sopan dan halus
(adaptif, harmonis, kolaboratif)
peningkatan mutu
sehingga BBKPM dapat
menyelenggarakan
pelatihan yang
terakreditasi yang
berkontribusi dalam
pencapain visi dan misi
organisasi untuk menjadi
rujukan kesehatan paru
masyarakat yang
terkemuka di tingkat
nasional
22
SOP pengajuan
akreditasi pelatihan di BBKPM Bandung
Tahun 2022 ke
Kepala BBKPM
Bandung
Output : Proses
Verbal untuk
Penetapan SOP
SOP Pengajuan
akreditasi pelatihan
Draft SOP Pengajuan akreditasi pelatihan
Pembuatan draft SOP
pengajuan akreditasi
pelatihan (Loyal)
dilakukan dengan detail, rapi dan bersumber dari
pedoman PPSDM
Kemenkes RI
(Kompeten) sebagai
salah satu cara agar
pelatihan yang
dilaksanakan di BBKPM
terakreditasi oleh badan
PPSDM Kesehatan
Kemenkes RI
(Akuntabel, Adaptif dan Kolaboratif)
bertemu kepada
Koordinator PPSD dan sub
Koordinator PSD
Diperoleh jadwal waktu pertemuan
Meminta izin untuk melaksanakan konsultasi
dengan menyesuaikan
jadwal Koord PPSD dan Sub Koord PSD mengenai
draft SOP pengajuan
akreditasi pelatihan (Harmonis, Kolaboratif)
Pengusulan draft SOP
Pengajuan akreditasi
pelatihan merupakan
upaya peningkatan mutu
sehingga BBKPM dapat
menyelenggarakan
pelatihan yang
terakreditasi dan
berkontribusi dalam
Meningkatkan profesionalisme, keteladanan, komunikasi dan integritas organisasi
draft SOP kepada
Koordinator PPSD
dan Sub
Koordinator PSD
Draft SOP disetujui dan ditandatangani
oleh Koord. PPSD dan Sub Koord
PSD
- Berkomunikasi dengan
Koord PPSD dan Sub
Koord PSD secara ramah
mengenai pengajual
usulan draft SOP
(Berorientasi
Pelayanan)
- Mengajukan usulan draft
pencapaian visi dan misi organisasi untuk
menjadi rujukan
Kesehatan paru
masyarakat yang
terkemuka di tingkat
nasional
23
3. Membuat draft
3. Pengusulan draft
1. Meminta janji
2. Pengajuan usulan
4. Pengusulan Penetapan SOP
pengajuan
akreditasi pelatihan
kepada Kepala
BBKPM Bandung
3.Pengajuan usulan draft SOP kepada
Kepala BBKPM
1. Pengajuan proses verbal melalui bagian
Pengembangan Sumber Daya
Surat Disposisi untuk dilaksanakannya proses verbal
terhadap draft
SOP Pengajuan
akreditasi
pelatihan
SOP yang telah dibuat sesuai dengan
kompetensi yang ada
kepada Koord PPSD dan Sub Koord PSD (Kompeten)
Mengajukan draft SOP yang sudah tersusun
dengan rapi dan penuh
tanggung jawab untuk
mendapatkan surat
disposisi proses verbal
terhadap draft SOP yang
diajukan (Adaptif, Loyal, Akuntabel)
Formulir verbal konsep yang berisikan
masukan dari
unit-unit terkait
Pengajuan proses verbal ke berbagai unit terkait dengan bahasa yang
sopan (Harmonis) dan kemudian melakukan
diskusi dengan unit-unit
terkait secara ramah
terkait draft SOP
merupakan bentuk
SOP Pengajuan akreditasi pelatihan merupakan upaya peningkatan mutu
sehingga BBKPM dapat
menyelenggarakan
pelatihan yang
terakreditasi dan
berkontribusi dalam
pencapaian visi dan
Meningkatkan profesionalisme, keteladanan, komunikasi dan integritas organisasi
Output : SOP
pengajuan akreditasi
pelatihan telah
diusulkan kepada
tanggung jawab sebagai
bentuk solusi terhadap
penyusunan draft SOP (Berorientasi
Pelayanan)
misi organisasi untuk
menjadi rujukan
Kesehatan paru
masyarakat yang
terkemuka di tingkat
24
Kepala BBKPM Bandung
2. Membuat revisi berdasarkan hasil proses verbal
Revisi draft SOP pengajuan
akreditasi pelatihan
Membuat revisi dan melakukan perbaikan
pada SOP Pengajuan akreditasi pelatihan berdasarkan hasil proses
verbal dengan penuh tanggung jawab dan kompetensi yang ada (Adaptif, Akuntabel, Kompeten)
nasional
3. Finalisasi draft SOP pengajuan akreditasi pelatihan
Draft SOP pengajuan akreditasi pelatihan
Finalisasi draft SOP yang
telah dibuat dari arahan
dam masukan beberapa
unit terkait sesuai dengan
alur penetapan SOP (Loyal)
4. Usulan Penetapan SOP pengajuan
akreditasi pelatihan ke Kepala BBKPM Bandung
Disetujui dan disahkannya SOP
Pengajuan Akreditasi Pelatihan
SOP Pengajuan Akreditasi
telah disahkan sebagai
salah satu bentuk peraturan dalam pelaksanaan akreditasi
pelatihan di BBKPM Bandung (Loyal, Akuntabel)
5. Pengarsipan SOP pengajuan akreditasi pelatihan ke dalam daftar
SOP BBKPM Bandung
SOP Pengajuan akreditasi pelatihan telah
diarsipkan di daftar SOP BBKPM Bandung
SOP yang telah disahkan dan disetujui kemudian diarsipkan sebagai salah
satu bentuk peraturan
yang ada di BBKPM Bandung (Loyal, Adaptif)
25
Pengajuan Akreditasi
Pelatihan di Balai
Besar Kesehatan
Paru Masyarakat
Bandung
Para Koord dan Sub Koord yang ada di BBKPM Bandung
Surat Undangan Membuat draft surat
undangan sesuai dengan
tata naskah dinas yang
berlaku (Akuntabel dan Adaptif, Loyal).
Kemudian meminta
persetujuan atasan (loyal), melakukan
perbaikan sesuai
Sosialisasi SOP Pengajuan
akreditasi pelatihan
merupakan upaya
peningkatan mutu
sehingga BBKPM dapat
menyelenggarakan
pelatihan yang
terakreditasi dan
berkontribusi dalam
Meningkatkan profesionalisme, keteladanan, komunikasi dan integritas organisasi
Output :
Terlaksananya
kegiatan sosialisasi
SOP Pengajuan
Akreditasi Pelatihan
di Balai Besar
Kesehatan Paru
Masyarakat Bandung
Media sosialisasi dan daftar hadir
masukan atasan (kompeten), menyebarkan surat undangan (kolaboratif), dan melakukan konfirmasi
kehadiran (harmonis)
Pemanfaatan aspek digitalisasi dalam
penyiapan materi dan pembuatan daftar hadir dengan penggunaan google form (Adaptif)
dengan penuh tanggung jawab, agar kegiatan sosialisasi dapat
berlangsung dengan baik (Akuntabel).
pencapaian visi dan
misi organisasi untuk
menjadi rujukan
Kesehatan paru
masyarakat yang
terkemuka di tingkat
nasional
Foto dan laporan kegiatan sosialisasi
Memberikan sosialisasi
kepada para kepala instalasi, Koord dan Sub Koord dengan ramah, pemaparan yang jelas, dan mudah dimengerti (Berorientasi
26
5. Sosialisasi SOP
1. Membuat surat undangan kepada
2. Menyiapkan media sosialisasi, dan daftar hadir
3. Melakukan sosialisasi kepada para Koord dan Sub Koord yang ada di BBKPM Bandung
Pelayanan, Kompeten). Dan
memberikan waktu untuk
melakukan diskusi seperti
tanya jawab agar
terciptanya suasana
sosialisasi yang kondusif (Harmonis)
Judul Aktualisasi : Penyusunan SOP Pengajuan Akreditasi Pelatihan di BBKPM Bandung Tahun 2022
Waktu Pelaksanaan : 15 Juli – 20 Agustus 2022
Tempat Pelaksanaan : Pengembangan Sumber Daya BBKPM Bandung
1. Pertemuan Persiapan Penyusunan SOP
2. Penyusunan draft SOP Pengajuan akreditasi pelatihan
3. Usulan draft SOP pengajuan akreditasi pelatihan di BBKPM Bandung Tahun 2022
ke Kepala BBKPM Bandung
4. Mengusulkan Penetapan SOP pengajuan akreditasi pelatihan kepada Kepala
BBKPM Bandung
27
3.6.Rencana Jadwal Kegiatan
No Kegiatan
Agustus
3
Tabel 3.6. JadwalKegiatan Aktualisasi
4.
Juli
3 4 1 2
28
5. Sosialisasi SOP Pengajuan Akreditasi Pelatihan di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung
DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 42/Kep/M.PAN/12/2000
Tentang Jabatan Fungsional Adminstrator Kesehatan dan Angka Kreditnya
Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung. (2022). Profil Balai Besar Kesehatan Paru
Masyarakat Bandung. Bandung: Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung.
Lembaga Administrasi Negara. (2021). Modul Adaptif: Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2021). Modul Akuntabel: Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2021). Modul Analisis Isu Kontemporer: Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2021). Modul Berorientasi Pelayanan: Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2021). Modul Harmonis: Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2021). Modul Kolaboratif: Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2021). Modul Kompeten: Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2021). Modul Loyal: Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2021). Modul Manajemen ASN: Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. (2021). Modul SMART ASN: Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Rencana Strategi Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung. 2020-2024.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2020 Tentang Organisasi
dan Tata Kerja Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara.
29
RANCANGAN AKTUALISASI
PENYUSUNANSOPPENGAJUAN
AKREDITASIPELATIHANDIBALAI
BESARKESEHATAN PARU
MASYARAKAT TAHUN2022
Latar Belakang
Undang-Undang No. 5
Tahun 2014 Tentang
Aparatur Sipil Negara, menyebutkan bahwa
ASN sebagai pelaksana
kebijakan publik,
pelayan publik, dan perekat dan pemersatu
bangsa, perlu mengaplikasikan nilainilai dasar ASN dalam setiap kegiatan
kerjanya.
Penanaman nilai-nilai
dasar ASN ini ditujukan
untuk membentuk
sosok PNS yang
mampu memahami
tugas pokok dan fungsi
yang sesuai dengan
kode etik, nilai dasar, dan kode perilaku PNS
setiap aparatur sipil
negara sebelum diangkat
sebagai PNS wajib
mengikuti pendidikan dan
pelatihan prajabatan atau
saat ini lebih dikenal
dengan nama pelatihan
dasar calon pegawai
negeri sipil (Latsar
CPNS) sehingga dapat
mengetahui dan menganalisa potensi masalah yang mungkin
ada
BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT BANDUNG
▪ Didirikan tahun 1952, “Balai Penyelidikan dan Pemberantasan Penyakit Paru-paru
(BP5)”
▪ Tahun 2007 menjadi BBKPM Bandung
Profil BBKPM Bandung
Misi 02
Visi 01
Menjadi rujukankesehatan
parumasyarakat yang
terkemukaditingkat
Nasional
Nilai 03
• Integritas
• Keteladanan
• Profesionalisme
• Komunikasi
• Sinergi
1. Menyelenggarakan pelayanan
rujukan kesehatan paru yang
berorientasi kepada masyarakat
2. Mensinergikan upaya
kesehatan masyarakat (UKM)
dan upaya kesehatan
perorangan (UKP) secara
paripurna
3. Mempercepat terwujudnya
masyarakat sehat paru yang
mandiri dan berdaya
4. Meningkatkan derajat
kesehatan paru masyarakat
Identifikasi Isu
- Masih adanya pegawai yang menanyakan pelaporan
Belum optimalnya
pelaporan
pengembangan
kapasitas pegawai
di bagian
pengembangan
sumber daya
BBKPM Bandung
Tahun 2022
pengembangan kapasitas pegawai yang sudah di input di
bulan sebelumnya
- Masih terdapat pegawai yang hanya mengumpulkan
sertifkatnya secara langsung dan tidak menginput di link
yang sudah disediakan
- rekappelaporanpengembangankapasitaspegawaimasih
dilakukanmanualperpegawaisehinggakurangefisien
danefektifdalamsegiwaktu
- masih terjadinya ketidaktelitian dalam pelaporan
pengembangan kapasitas pegawai seperti tidak terekap
atau terekap double
Adanya aplikasi pelaporan
No Isu Masalah Kondisi Saat Ini Kondisi Yang Diharapkan 1
pengembangan kapasitas pegawai agar pegawai lebih
mudah mengakses JP mereka
Identifikasi Isu
Kondisi Saat Ini
Kondisi Yang Diharapkan
Belum optimalnya
pengajuan
akreditasi pelatihan di BBKPM Bandung
tahun 2022
• Belum adanya pelatihan yang
terakreditasi di BBKPM Bandung
• Belum adanya aturan yang jelas
mengenai alur pengajuan akreditasi pelatihan
• Masih adanya pegawai yang
belum mengikuti pelatihan yang terakreditasi
• Adanya SOP yang jelas dalam pengajuan
akreditasi pelatihan di BBKPM Bandung;
• Pelatihan yang dilaksanakan di BBKPM
Bandung telah terakreditasi oleh Ditjen
Tenaga Kesehatan
• Terciptanya pegawai yang kompeten, bermutu dan profesional setelah mengikuti pelatihan yang terakreditasi
Adanya rekaman
presensi yang tidak
dapat ditarik
datanya sebagai
laporan karena
adanya gagal rekam
pada mesin/software
presensi di Bagian
Kepegawaian
Software tidak dapat menampilkan
rekaman semua presensi ke
dalam laporan
Semua presensi dapat terekam dengan baik dan muncul dalam laporan
2
3
Keterkaitan Isu dengan Agenda 3
No Identifikasi Isu
Belum optimalnya pelaporan
pengembangan kapasitas pegawai di
bagian pengembangan sumber daya
BBKPM Bandung Tahun 2022
Dampak Jika Tidak Diselesaikan
- Kurang efisien dan efektif pelaporan pengembangan kapasitas pegawai
dalam segi waktu dikarenakan masih dilakukan manual
- Masih terjadinya human error dalam pelaporan
- Masih tidak sesuainya alur pelaporan pengembangan kapasitas pegawai
Kaitan dengan
Agenda 3
Manajemen
ASN (Pelaksana
Kebijakan Publik dan Pelayanan Publik)
Belum optimalnya pengajuan
akreditasi pelatihan di BBKPM
Bandung tahun 2022
- Pelatihan yang diselenggarakan oleh BBKPM Bandung belum terakreditasi
- Tidak adanya aturan yang jelas mengenai alur pengajuan akreditasi
pelatihan di BBKPM Bandung
- Sulitnya pegawai memperoleh pelatihan yang terakreditasi di BBKPM
Bandung
Adanya rekaman presensi yang tidak
dapat ditarik datanya sebagai laporan
karena adanya gagal rekam pada
mesin/software presensi di Bagian
Kepegawaian
Manajemen
ASN (Pelaksana
Kebijakan Publik, Pelayanan Publik)
Beberapa rekaman presensi tidak terekam dengan baik kedalam laporan Smart ASN dan
Manajemen
ASN (Pelayanan Publik)
1
2
3
1 Belum optimalnya pengajuan akreditasi
pelatihan di BBKPM Bandung tahun 2022
2 Belum optimalnya pelaporan
pengembangan kapasitas pegawai di
bagian pengembangan sumber daya
BBKPM Bandung tahun 2022
3 Adanya rekaman presensi yang tidak
dapat ditarik datanya sebagai laporan
karena adanya gagal rekam pada
mesin/software presensi di Bagian
Kepegawaian BBKPM Bandung Tahun 2022
No Isu Teknik APKL Total Prioritas A P K L
5 4 5 4 18 I
4 4 4 2
14 III
4
4 5 2 15 II
Masih adanya pegawai yang belum mengikuti Pelatihan yang terakreditasi
Man
Kurangnya pengetahuan pegawai mengenai informasi akreditasi pelatihan
Method
Belum adanya SOP pengajuan
akreditasi pelatihan
Measurement
Belum adanya evaluasi mengenai tindak lanjut dari pengajuan akreditasi pelatihan
kurangnya informasi dari penyelenggara mengenai pengajuan
akreditasi pelatihan
Material
kurangnya informasi
mengenai persyaratan pengajuan
akreditasi
pelatihan
Belum
Optimalnya
Pengajuan
Akreditasi
Pelatihan di BBKPM
Bandung tahun 2022
Isu Yang Diangkat Belum Optimalnya Pengajuan Akreditasi Pelatihan di BBKPM Bandung tahun 2022
Gagasan Pemecahan Isu Penyusunan SOP Pengajuan Akreditasi
Pelatihan di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung Tahun 2022
Kegiatan 1
Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi
1. Pertemuan Persiapan
Penyusunan SOP
1. Membuat janjibertemu
dengan mentor dan
Koordinator PPSD
Diperoleh jadwal
waktu pertemuan
Meminta izin bertemu dengan mentor dan Koordinator PPSD dengan Bahasa yang sopan (Harmonis)
Penguatan Nilai Organisasi
Output :
Terlaksananya
pertemuan persiapan
dengan mentor
selaku sub coordinator
pengembangan
sumber daya dan
Koordinator PPSD
2. Melaksanakan pertemuan persiapan penyusunan SOP dengan mentor dan Koordinator PPSD
Notulensi kegiatan dan Foto
- Berkomunikasi dengan mentor dan Koordinator
PPSD secara ramah dan berusaha menemukan solusi terbaik Bersama (Berorientasi Pelayanan)
- Melakukan konsultasi dengan mentor dan Koordinator PPSD merupakan bentuk tanggungjawab dalam mencari solusi terhadap isu terkait (Akuntabel)
- Melaksanakan masukan mentor dan Koordinator PPSD sebaik mungkin (Kompeten)
- Menghargai masukan-masukan mentor dan Koordinator PPSD (Harmonis)
- Bekerjasama dengan mentor dan Koordinator PPSD dalam menggali isu masalah (Kolaboratif)
Dengan melakukan
pertemuan persiapan
terkait penyusunan SOP
pengajuan akreditasi
pelatihan di BBKPM
Bandung yaitu langkah
awal dalam kegiatan yang
bertujuan untuk
mendapatkan dukungan
dari berbagai pihak terkait,
pelaksanaan kegiatan ini
sejalan dengan
Pemenuhan visi dan misi
dalam mensinergikan
upaya secara paripurna
Kegiatan persiapan
dan penyampaian
gagasan ini
memperkuat nilai
organisasi BBKPM
bandung dalam nilainilai profesionalisme dan komunikasi
Notulensi kegiatan pertemuan persiapan
- Mencatat dan menyusun notulensi dari kegiatan pertemuan persiapan sesuai dengan arahan dan tanpa dibuat-buat (Loyal, Adaptif)
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
3. Menyusun notulensi kegiatan pertemuan persiapan penyusunan SOP
Kegiatan 2
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Penyusunan
draft SOP
Pengajuan
akreditasi
pelatihan
Output : Tersusunnya
draft SOP
pengajuan
akreditasi
pelatihan
Mengumpulkan referensi
dari berbagai literatur untuk
dijadikan pedoman dalam
penyusunan draft SPO.
Meminta masukan dari
unit tata usaha dan pengembangan sumber daya
Referensi
pendukung
untuk dijadikan
pedoman SPO
Diperoleh
masukan
mengenai data
atau informasi
mengenai
akreditasi
pelatihan
Membuat draft SOP
Pengajuan akreditasi
pelatihan
Draft SOP
Pengajuan akreditasi
pelatihan
Pengumpulanrefrensi mengenai
penysunan SOP pengajuan akreditasi
pelatihan dengan bertanggung jawab
(akuntabel)
Berkomunikasi dengan rekan kerja secara
ramah dan berusaha menemukan solusi terbaik
Bersama (Berorientasi Pelayanan)
Menerima masukan dan melakukan diskusi
terkait penyusunan SOP pengajuan akreditasi
pelatihan dengan rekan kerja dengan Bahasa
yang sopan dan halus (adaptif, harmonis, kolaboratif)
Pembuatan draft SOP pengajuan akreditasi
pelatihan (Loyal) dilakukan dengan detail, rapi dan bersumber dari pedoman PPSDM
Kemenkes RI (Kompeten) sebagai salah satu
cara agar pelatihan yang dilaksanakan di BBKPM terakreditasi oleh badan PPSDM
Kesehatan Kemenkes RI (Akuntabel, Adaptif dan Kolaboratif)
Konstribusi
Terhadap Visi
Pengumpulan refrensi
dari berbagai literatur
dan penyusunan SOP
pengajuan akreditasi
pelatihan merupakan
upaya peningkatan
mutu sehingga
BBKPM dapat
menyelenggarakan
pelatihan yang
terakreditasi yang
berkontribusi dalam
pencapain visi dan misi organisasi untuk
menjadi rujukan
kesehatan paru
masyarakat yang
terkemuka di tingkat
nasional
Penguatan Nilai Organisasi
Meningkatkan profesionalisme
komunikasi dan integritas organisasi
Misi Organisasi 2
Kegiatan 3
Pengusulan draft SOP
pengajuan akreditasi
pelatihan di BBKPM
Bandung Tahun 2022
ke Kepala BBKPM
Bandung
Output : Proses
Verbal untuk
Penetapan SOP
Meminta janji bertemu
kepada Koordinator
PPSD dan sub
Koordinator PSD
Diperoleh jadwal
waktu pertemuan
Meminta izin untuk melaksanakan konsultasi
dengan menyesuaikan jadwal Koord PPSD dan
Sub Koord PSD mengenai draft SOP pengajuan
akreditasi pelatihan (Harmonis, Kolaboratif)
Konstribusi
Terhadap Visi Misi Organisasi
Pengusulan draft
SOP Pengajuan
akreditasi pelatihan
merupakan upaya
peningkatan mutu
sehingga BBKPM
Penguatan Nilai Organisasi
Meningkatkan profesionalisme, keteladanan, komunikasi dan integritas organisasi
Pengajuan usulan draft
SOP kepada
Koordinator PPSD dan
Sub Koordinator PSD
Draft SOP disetujui dan ditandatangani
oleh Koord.
PPSD dan Sub Koord PSD
Berkomunikasi dengan Koord PPSD dan Sub Koord PSD secara ramah mengenai pengajual usulan draft SOP (Berorientasi Pelayanan)
Mengajukan usulan draft SOP yang telah dibuat sesuai dengan kompetensi yang ada kepada Koord PPSD dan Sub Koord PSD (Kompeten
Pengajuan usulan draft
SOP kepada Kepala
BBKPM
Surat Disposisi untuk
dilaksanakanny
a proses verbal
terhadap draft
SOP
Pengajuan
akreditasi
pelatihan
Mengajukan draft SOP yang sudah tersusun
dengan rapi dan penuh tanggung jawab untuk
mendapatkan surat disposisi proses verbal
terhadap draft SOP yang diajukan (Adaptif, Loyal, Akuntabel)
dapat
menyelenggarakan
pelatihan yang
terakreditasi dan
berkontribusi
dalam
pencapaian visi dan
misi organisasi
untuk
menjadi rujukan
Kesehatan paru
masyarakat yang
terkemuka di
tingkat
nasional
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
3
Kegiatan 4
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Konstribusi Terhadap Visi Misi
Organisasi
Penguatan Nilai
Organisasi
Pengusulan
Penetapan
SOP pengajuan
akreditasi
pelatihan
kepada Kepala
BBKPM
Bandung
Output : SOP
pengajuan
akreditasi
pelatihan telah
diusulkan
kepada Kepala
BBKPM
Bandung
Pengajuan proses verbal melalui bagian
Pengembangan
Sumber Daya
Formulir verbal konsep yang
berisikan masukan
dari unit-unit terkait
Pengajuan proses verbal ke berbagai unit terkait
dengan bahasa yang sopan (Harmonis) dan kemudian melakukan diskusi dengan unit-unit terkait secara ramah terkait draft SOP merupakan
bentuk tanggung jawab sebagai bentuk solusi
terhadap penyusunan draft SOP (Berorientasi Pelayanan)
SOP Pengajuan
akreditasi
pelatihan
merupakan upaya
peningkatan mutu
sehingga BBKPM
dapat
Meningkatkan
profesionalisme , keteladanan, komunikasi dan integritas organisasi
Membuat revisi
berdasarkan hasil
proses verbal
Revisi draft SOP pengajuan
akreditasi
pelatihan
Membuat revisi dan melakukan perbaikan pada
SOP Pengajuan akreditasi pelatihan berdasarkan
hasil proses verbal dengan penuh tanggung jawab dan kompetensi yang ada (Adaptif, Akuntabel, Kompeten)
menyelenggaraka n
pelatihan yang
terakreditasi dan berkontribusi
dalam
Finalisasi draft SOP
pengajuan akreditasi
pelatihan
Draft SOP pengajuan
akreditasi
pelatihan
Finalisasi draft SOP yang telah dibuat dari arahan dam masukan beberapa unit terkait sesuai
dengan alur penetapan SOP (Loyal)
pencapaian visi dan misi organisasi
untuk
menjadi rujukan
Kesehatan paru
Usulan Penetapan
SOP pengajuan
akreditasi pelatihan
ke Kepala BBKPM
Bandung
Pengarsipan SOP
pengajuan akreditasi
pelatihan ke dalam
daftar SOP BBKPM
Bandung
Disetujui dan
disahkannya SOP
Pengajuan
Akreditasi
Pelatihan
SOP Pengajuan
akreditasi pelatihan
telah diarsipkan di daftar SOP BBKPM
Bandung
SOP Pengajuan Akreditasi telah disahkan sebagai
salah satu bentuk peraturan dalam pelaksanaan akreditasi pelatihan di BBKPM Bandung (Loyal, Akuntabel)
masyarakat yang
terkemuka di
tingkat
nasional
SOP yang telah disahkan dan disetujui kemudian diarsipkan sebagai salah satu bentuk peraturan yang ada di BBKPM Bandung (Loyal, Adaptif)
4
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Sosialisasi SOP
Pengajuan
Akreditasi
Pelatihan di
Balai Besar
Kesehatan Paru
Masyarakat
Bandung
Membuat surat
undangan kepada
Para Koord dan Sub
Koord yang ada di
BBKPM Bandung
Surat Undangan Membuat draft surat undangan sesuai dengan tata
naskah dinas yang berlaku (Akuntabel dan Adaptif, Loyal). Kemudian meminta persetujuan atasan (loyal), melakukan perbaikan sesuai
masukan atasan (kompeten), menyebarkan surat undangan (kolaboratif), dan melakukan konfirmasi kehadiran (harmonis)
Konstribusi
Terhadap Visi Misi
Organisasi Penguatan Nilai Organisasi
Sosialisasi SOP
Pengajuan
akreditasi
pelatihan
merupakan upaya
peningkatan mutu
sehingga BBKPM
dapat
Meningkatkan profesionalisme, keteladanan, komunikasi dan integritas organisasi
Output :
Terlaksananya
kegiatan
sosialisasi SOP
Pengajuan
Akreditasi
Pelatihan di
Balai Besar
Kesehatan
Menyiapkan media
sosialisasi, dan daftar hadir
Media sosialisasi dan daftar hadir
Pemanfaatan aspek digitalisasi dalam penyiapan
materi dan pembuatan daftar hadir dengan
penggunaan google form (Adaptif) dengan penuh tanggung jawab, agar kegiatan sosialisasi dapat berlangsung dengan baik (Akuntabel).
menyelenggarakan
pelatihan yang
terakreditasi dan berkontribusi
dalam
Melakukan sosialisasi
kepada para Koord dan Sub Koord yang ada di BBKPM
Bandung
Foto dan laporan kegiatan sosialisasi
Memberikan sosialisasi kepada para kepala
instalasi, Koord dan Sub Koord dengan ramah, pemaparan yang jelas, dan mudah dimengerti (Berorientasi Pelayanan, Kompeten). Dan
memberikan waktu untuk melakukan diskusi seperti
tanya jawab agar terciptanya suasana sosialisasi yang kondusif (Harmonis)
pencapaian visi dan misi organisasi untuk
menjadi rujukan
Kesehatan paru
masyarakat yang
terkemuka di
tingkat
nasional
5
Kegiatan
5
1. Pertemuan Persiapan Penyusunan SOP
2. Penyusunan draft SOP Pengajuanakreditasi pelatihan
3. Usulan draftSOP pengajuan akreditasi pelatihan di BBKPM Bandung Tahun
2022keKepalaBBKPMBandung
4. MengusulkanPenetapanSOPpengajuanakreditasipelatihankepadaKepala
BBKPM Bandung
5. SosialisasiSOPPengajuanAkreditasiPelatihandiBalaiBesarKesehatanParu MasyarakatBandung
17 Jadwal Kegiatan No Kegiatan Juli Agustus 3 4 1 2 3
Terima Kasih