LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI
OPTIMALISASI PELAKSANAAN PEMBERIAN OBAT HIGHALERTDENGAN
MEDIA PENDUKUNG (DAFTAR OBAT HIGHALERT, STIKER OBAT INFUS
DAN VIDEO SOSIALISASI) DI RUANG PERAWATAN FRESIA LANTAI 3
RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG
Telah di seminarkan
Tanggal 27 Juli 2022, di Bapelkes Cikarang
Coach
Mentor
Penguji
Laode Musafin, SKM, M.Kes NIP. 197109171997031004
i
Ir. Miftahur Rohim, M.Kes NIP. 196903121992031014
Oded Sumarna, S.Kep, Ners., M.Kep NIP. 196911121997031001
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas segala rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan aktualisasi dengan judul “Optimalisasi Pelaksanaan Pemberian Obat HighAlertdengan Media Pendukung (Daftar obat HighAlert,Stiker Obat Infus dan Video Sosialisasi) di Ruang Perawatan Fresia Lantai 3 RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung”. Penyusun menyadari bahwa tanpa bantuan dari pihak lain maka penyusun tidak akan dapat menyelesaikan rancangan aktualisasi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan laporan aktualisasi ini :
1. Bapak Oded Sumarna, S.Kep, Ner.,M.Kep selaku Sub Koordinator Pelayanan Rawat Inap RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung sekaligus mentor yang senantiasa membimbing.
2. Bapak Ir. Miftahur Rohim, M.Kes selaku Coach yang senantiasa memberikan ilmu, arahan, masuka, dan bimbingannya selama proses penyusunan rancangan aktualisasi ini.
3. Bapak Laode Musafin, SKM, M.Kes selaku Penguji yang senantiasa memberikan kritik dan masukan yang membangun.
4. Bapak Sigit Fajar Rihadi, S.Kp selaku Kepala Ruangan Fresia 3 yang banyak memberikan ilmu dan arahan dalam menyelesaikan tugas aktualisasi ini.
5. Suami, anak-anak dan keluarga yang selalu memberikan dukungannya.
6. Kedua Orang Tua yang senantiasa selalu mendoakan.
7. Rekan-rekan dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikan semangat dan dorongannya kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa susunan rancangan aktualisasi ini masih mengandung celah kekurangan dan kesalahan, untuk itu penulis menerima saran dan masukan untuk dikaji dalam penyempurnaan laporan aktualisasi ini. Terima kasih.
Bandung, 27 Juli 2022
Penulis,
Pratiwi Widyaningsih, S. Kep., Ners NIP. 199002032022032001
ii KATA PENGANTAR
iii DAFTAR ISI COVER LEMBAR PENGESAHAN..................................................................... i KATA PENGANTAR ........................................................................... ii DAFTAR ISI...................................................................................... iii DAFTAR TABEL................................................................................. v DAFTAR GAMBAR............................................................................. vi BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1 1.1 Latar Belakang............................................................................... 1 1.2 Tujuan Laporan Aktualisasi ............................................................. 4 A. Tujuan Umum ........................................................................... 4 B. Tujuan Khusus........................................................................... 4 1.3 Ruang Lingkup............................................................................... 4 1.4 Manfaat......................................................................................... 4 A. Bagi Penulis............................................................................... 4 B. Bagi Satuan Kerja ...................................................................... 4 C. Bagi Instansi ............................................................................. 5 BAB II PROFIL INSTANSI ................................................................ 6 2.1 Visi dan Misi RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung.................................. 6 2.1.1 Visi..................................................................................... 6 2.1.2 Misi 6 2.2 Nilai-Nilai RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung ...................................... 6 2.2.1 Tata Nilai RSUP Dr. Hasan Sadikin......................................... 6 2.2.2 Janji Pelayanan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.................. 6 2.2.3 Nilai-Nilai RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung........................... 7 2.2.4 Motto RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung................................ 7 2.3 Tugas Pokok dan Fungsi RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung................. 7 2.4 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin..................................... 8 2.5 Profil Ruangan Fresia 3................................................................... 9 2.6 Profil Peserta ................................................................................ 11
iv BAB III ANALISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Isu............................................................................... 13 3.2 Penetapan Core Isu........................................................................ 20 3.3 Penyebab Isu................................................................................. 22 3.4 Analisis Gagasan Pemecahan Isu..................................................... 23 3.5 Gagasan Kreatif Pemecahan Isu ...................................................... 24 3.6 Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS untuk Mendukung Terwujudnya Smart Governance........................... 24 3.7 Matriks Rancangan Aktualisasi......................................................... 26 BAB IV RENCANA JADWAL KEGIATAN 4.1 Rencana Jadwal Kegiatan ............................................................... 34 4.2 Para Pihak yang Terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi .................. 35 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
v
Tabel 3.1 Penjelasan Butir SKP ................................................................ 13 Table 3.2 Dampak Isu sesuai SKP ............................................................ 17 Tabel 3.3 Metode USG ............................................................................ 21 Tabel 3.4 Analisis Gagasan Pemecahan Isu............................................... 23 Tabel 3.5 Langkah-Langkah Gagasan Pemecahan Isu................................ 25 Tabel 3.6 Matriks Rancangan Aktualisasi .................................................. 26 Tabel 4.1 Rencana Jadwal Kegiatan ......................................................... 34 Tabel 4.2 Pihak Yang Terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi ................... 35
DAFTAR TABEL
vi
Gambar 2.1 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.............. 9 Gambar 2.2 Struktur Organisasi Fresia 3................................................... 10 Gambar 3.1 Analisis Fishbone.................................................................. 22
DAFTAR GAMBAR
1.1 Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) dijelaskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.
5 tahun 2014 merupakan profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintahan. ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diberi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang – undangan. Sedangkan PNS adalah warga negara yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.
Peran ASN dalam bidang kesehatan yaitu memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas pada fasilitas kesehatan termasuk didalam ruang lingkup rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah, dalam hal ini Rumah sakit merupakan bagian penting dari sistem kesehatan dalam pelayanan publik. Dalam pasal 29 huruf b Undang-Undang
Nomor 44 Tahun 2009 dijelaskan bahwa rumah sakit wajib memberikan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS) dalam Peraturan LAN No.
1 Tahun 2021 dijelaskan bahwa pendidikan dan pelatihan dalam Masa Prajabatan yang
dilakukan secara integrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat, motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, serta dapat memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Pelatihan Dasar CPNS
bertujuan untuk mengembangkan kompetensi CPNS yang dilakukan secara terintegrasi yang
berarti penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS memadukan antara pelatihan klasikal dengan nonklasikal dan Kompetensi Sosial Kultural dengan Kompetensi Bidang. Kompetensi yang diukur dari seorang CPNS dalam kegiatan Latsar ini berdasarkan kemampuan menunjukkan sikap perilaku bela negara dan dapat mengaktualisasikan peran dan nilai-nilai dasar ASN yang BERAHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabilitas, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif) dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Setiap peserta pelatihan juga dituntut untuk mampu mengaktualisasikan substansi materi pembelajaran yang telah dipelajari tersebut melalui proses pembiasaan diri dalam pembelajaran agenda habituasi,
1
BAB I PENDAHULUAN
yang termasuk di dalamnya kegiatan aktualisasi. Melalui kegiatan aktualisasi ini diharapkan dapat membentuk kemampuan peserta pelatihan dasar dalam menerjemahkan teori ke dalam praktik, mengubah konsep menjadi konstruk, dan mengaplikasikan gagasan menjadi sebuah kegiatan yang dapat diterapkan dalam pelaksanaan aktualisasi setiap peserta pelatihan dasar di satuan kerja masing-masing.
Laporan kegiatan aktualisasi ini bersumber dari sasaran kerja pegawai (SKP), penugasan khusus dari atasan, atau kegiatan lain yang mendapat persetujuan dari atasan langsung, dan atau kombinasi diantara ketiganya. Kegiatan yang akan dilakukan, bersumber dari teridentifikasinya suatu kondisi yang terjadi di lingkungan kerja sebagai isu yang harus dipecahkan. Perawat merupakan salah satu profesi yang ada dalam formasi jabatan pegawai negeri sipil. Perawat bertugas melakukan Asuhan Keperawatan yang komprehensif secara bio, psiko, sosio, dan spiritual.
Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan yang memiliki berbagai macam bentuk layanan yang ditawarkan, beberapa diantaranya yaitu rawat inap, rawat jalan, dan unit gawat darurat. Rumah sakit bertugas untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Sebagai fasilitas kesehatan tingkat lanjut menjadikan rumah sakit sebagai tempat yang lebih kompleks dibandingkan dengan institusi pelayanan kesehatan lainnya. Rumah sakit merupakan tempat yang padat karya, padat pakar, padat modal, padat teknologi, dan tempat yang memiliki risiko tinggi.
Sebagai institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan secara paripurna, rumah sakit tentu harus memperhatikan aspek keselamatan pasien pada setiap pelayanan yang diberikan. Keselamatan pasien merupakan salah satu aspek penting yang harus diterapkan oleh suatu institusi pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit. Pelaksanaan keselamatan pasien harus menjadi prioritas utama dalam setiap pelayanan yang diberikan kepada pasien demi menjaga citra dan mutu rumah sakit (Juniarti and Mudayana, 2018). Dengan menerapkan sistem keselamatan pasien yang baik maka suatu rumah sakit dapat menyelenggarakan pelayanan yang lebih aman kepada pasien.
Salah satu kebutuhan pasien dalam menjalani rawat inap adalah kebutuhan keselamatan. Sutanto & Fitriana (2017) menyatakan bahwa kebutuhan akan keselamatan adalah kebutuhan untuk melindungi diri dari berbagai bahaya yang mengancam, baik terhadap fisik dan psikosial.
2
Keselamatan pasien (patient safety) adalah salah satu indikator mutu pelayanan di Rumah Sakit, peningkatan mutu dan keselamatan pasien saling berhubungan, semakin tinggi keselamatan pasien maka semakin baik mutu suatu rumah sakit(Sumarni, 2017). Terdapat enam sasaran keselamatan pasien (SKP) yang menjadi panduan untuk meningkatkan keselamatan pasien di rumah sakit. SKP terdiri dari: 1) Ketepatan identifikasi pasien, 2) Peningkatan komunikasi yangefektif, 3) Peningkatan keamanan obat yangperlu diwaspadai, 4) Kepastian tepat lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi, 5) Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan, dan 6) Pengurangan risiko pasien jatuh. Keenam SKP tersebut merupakan indikator standar dasar yang utama dalam penilaian Akreditasi Rumah Sakit (Setiyani, et al., 2016).
Penerapan sistem keselamatan pasien yang baik di rumah sakit bertujuan untuk meminimalisir terjadinya insiden keselamatan pasien. Sistem tersebut meliputi penilaian risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pada pasien, pelaporan dan analisis insiden yang terjadi pada pasien, kemampuan belajar dari insiden yang terjadi dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan insiden terulang kembali (Permenkes, 2017).
Sasaran Keselamatan pasien ke 3 yaitu Peningkatan Keamanan Obat yang membutuhkan perhatian atau yang perlu diwaspadai memiliki standar elemen penilaian yaitu melakukan sosialisasi dan mewaspadai obat LookLikeSoundAlike(LASA) atau Nama Obat Rupa Ucapan Mirip (NORUM), menerapkan kegiatan DoubleChecksetiap distribusi obat dan pemberian obat pada masing-masing instansi pelayanan, menerapkan agar obat yang tergolong High Alert berada di tempat yang aman dan diperlakukan dengan perlakuan khusus, dan menjalankan prinsip 6 benar dalam pelaksanaan pendelegasian.
Kesalahan pengobatan (medication error) merupakan kesalahan dalam proses pengobatan yang masih berada dalam pengawasan dan tanggung jawab profesi kesehatan, pasien, atau konsumen yang seharusnya dapat dicegah. Medicationerror adalah sesuatu yang tidak benar, dilakukan melalui ketidaktahuan atau kesengajaan, kesalahan, kegagalan untuk menyelesaikan tindakan (Aronson, 2009). Kesalahan pengobatan (medicationerror)
sangat mungkin terjadi pada setiap pasien yang sedang menjalani proses pengobatan, namun bukan berarti hal ini tidak datap dicegah atau diminimalisir. Tenaga kesehatan, pasien dan pemerintah memiliki peran penting dalam mencegah atau meminimalkan terjadinya kesalahan pengobatan.
3
“
Berdasarkan pada uraian diatas, penulis mengusulkan rancangan aktualisasi
Optimalisasi Pelaksanan Pemberian Obat HighAlertdengan Media Pendukung (Daftra Obat HighAlert,Stiker Obat Infus dan Video Sosialisasi) Di Ruang Perawatan Fresia 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022”.
1.2
1.2.1
Mampu mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN yaitu BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmoni, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) dalam melaksanakan tugas di lingkungan kerja yaitu Ruang Perawatan Fresia 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
1.2.2
1. Mampu mengidentifikasi isu-isu yang ada di unit dan lingkungan kerja
2. Mampu menganalisis pemecahan isu yang ada agar dapat diselesaikan
3. Mampu merancang kegiatan dan alternatif untuk pemecahan isu yang diprioritaskan dengan mengimplementasikan nilai-nilai BerAKHLAK
4. Menginternalisasi nilai-nilai dasar PNS (BerAKHLAK) dalam kegiatan-kegiatan Aktualisasi sehingga dapat menjadi budaya kerja yang baik.
1.3
Ruang lingkup kegiatan aktualisasi ini meliputi kegiatan perawat ahli pertama di RSUP
Dr. Hasan Sadikin selaku Calon PNS di Lingkungan Kementerian Kesehatan, dengan menerapkan nilai-nilai dasar PNS yaitu Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif (BerAKHLAK), Manajemen ASN, Whole of Governmentdan Pelayanan Publik yang bersumber dari SKP dan/atau penugasan atasan yang menjadi inovasi.
1.4 Manfaat
a. Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan khususnya mengenai nilai-nilai dasar yang harus dimiliki setiap ASN yaitu BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif), serta dapat mengaktualisasikan nilainilai tersebut dalam pekerjaan sehari-hari di unit kerja.
b. Bagi Satuan Kerja
4
Tujuan Laporan Aktualisasi
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
Ruang Lingkup
Membentuk unit kerja yang kondusif dlam melayani masyarakat serta meningkatkan
lingkungan kerja yang akuntabel da memungkinkan satuan kerja dapat mencapai visi, misi, memberikan inovasi dan meningkatkan mutu pelayanan publik.
c. Bagi Instansi
Memberikan bahan masukan dan usulan untuk melakukan perbaikan ke arah yang lebih baik, khususnya tentang aktualisasi nilai-nilai BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif).
5
BAB II PROFIL INSTANSI
2.1 Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin
2.1.1 Visi
Visi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu “Terwujudnya Indonesi Maju yang
Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”
2.1.2 Misi
Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bnadung yaitu “Peningkatan Kualitas Manusia
Indonesia yang Tinggi, Maju dan Sejahtera”.
2.2 Nilai-nilai RSUP Dr. Hasan Sadikin
Selain memiliki visi dan misi, RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung juga memiliki tata nilai, janji pelayanan, nilai-nilai dan motto.
2.2.1 Tata Nilai RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Adapun tata nilai yang dimiliki disebut dengan PAMINGPIN PITUIN, meliputi:
a. Kepemimpinan: Nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talentatalenta terbaik dibidangnya.
b. Professional: Nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui perjalanan kemitraan.
c. Inovatif: Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan.
d. Tulus: Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif, dan responsif.
e. Unggul: Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima.
f. Integritas: Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, dan menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas.
2.2.2 Janji Pelayanan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Selain itu, terdapat janji pelayanan kesehatan yang dimiliki RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung, yaitu SIGAP yang diartikan sebagai:
a. Senyum-Sapa-Salam-Sopan-Santun (5S)
b. Inovatif dalam berkarya 5
c. Gelorakan Semangat Pelayanan Prima
d. Amanah Menjaga Keselamatan Pasien
6
e. Peduli, Perhatian dan Perasaan
2.2.3 Nilai-nilai RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung
Terdapat juga nilai-nilai yang dianut dalam pelayanan, yaitu PRIMA yang diartikan sebagai:
a. Profesional: Memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan dengan kualitas yang terbaik (prima) disertai kompetensi dalam disiplin ilmu yang mendasarinya.
b. Respek: Pelayanan yang prima akan dapat diberikan apabila dilandasi oleh rasa saling hormat menghormati diantara anggota tim pemberi pelayanan kesehatan. Pelayanan yang prima tidak hanya ditentukan oleh satu profesi, tetapi oleh semua profesi yang terlibat dalam tim pelayanan kesehatan.
c. Integritas: Bertindak terintegritas sesuai dengan nilai-nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik farmasi.
d. Manusiawi: Menganggap setiap individu atau manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang mulia. Oleh karena itu harkat dan martabat mereka harus dijunjung tinggi.
e. Amanah: Melaksanakan dengan sungguh-sungguh segala hal yang dipercayakan oleh negara dan masyarakat, khususnya dalam memberikan pelayanan, pendidikan, dan penelitian Kesehatan.
2.2.4 Motto RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Berikut adalah Motto RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu: “Kesehatan Anda Menjadi Prioritas Kami”
2.3 Tugas Pokok dan Fungsi RSUP Dr. Hasan Sadikin
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 78 Tahun 2019 tentang organisasi dan tata Kerja RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung (RSHS), RSHS merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Kementerian Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. RSHS secara administratif dikoordinasikan dan dibina oleh sekretaris Direktorat Jenderal dan secara teknis fungsional dibina oleh direktur di lingkungan Direktorat Jenderal sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Tugas
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.
7
Fungsi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan rencana program dan anggaran;
b. Pengelolaan pelayanan medis;
c. Pengelolaan pelayanan penunjang medis;
d. Pengelolaan pelayanan penunjang nonmedis;
e. Pengelolaan pelayanan keperawatan;
f. Pengelolaan pendidikan dan pelatihan di bidang pelayanan kesehatan;
g. Pengelolaan penelitian, pengembangan, dan penapisan teknologi di bidang pelayanan kesehatan;
h. Pengelolaan keuangan dan barang milik negara;
i. Pengelolaan sumber daya manusia;
j. Pelaksanaan urusan hukum, organisasi, hubungan masyarakat;
k. Pelaksanaan kerja sama;
l. Pengelolaan system informasi;
m.Pelaksanaan urusan umum; dan
n. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan.
2.4 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Secara garis besar berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI (Permenkes) No.
78 Tahun 2019, RSHS dipimpin oleh Direktur Utama. Susunan organisasi RSHS terdiri
atas:
a. Direktorat Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang;
b. Direktorat Sumber Daya Manusia, Pendidikan dan Penelitian;
c. Direktorat Keuangan dan Barang Milik Negara; dan
d. Direktorat Perencanaan, Organisasi dan Umum
8
Gambar 2.1 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
2.5 Profil Ruangan Fresia 3
2.5.1 Profil Ruangan
Ruang Fresia merupakan ruangan yang memiliki fungsi sebagai ruang perawatan
Penyakit Dalam. Namun sejak pandemi berlangsung ruangan ini tidak hanya merawat pasien penyakit dalam saja, ruangan ini juga merawat pasien-pasien bedah. Pelayanan rawat inap ruang Fresia bertujuan untuk mendukung terwujudnya visi dan misi RSHS untuk menjadi Rumah Sakit Rujukan Nasional dan RS Pendidikan yang bermutu dan berdaya saing di tahun 2022. Gedung Fresia terletak di sektor tengah berdekatan dengan ruang Hemodialisa, Gedung Anggrek, Depo Farmasi Kemuning, Gedung Kemuning, dan Gedung Anastesi. Akses masuk bisa melalui Jalan Pasir Kaliki yang masuk melalui Gedung
Anggrek. Ruang Fresia terbagi menjadi 3 ruang perawatan, yaitu Fresia 1, Fresia 2 dan Fresia 3, dan MIC. Ruang rawat inap Fresia 3 merupakan ruang perawatan yang berada di lantai 3 dan digunakan untuk melayani pasien kelas 2. Melayani individu diberbagai
tingkat usia, jenis kelamin, dan infeksius ataupun non infeksius, juga terdapat ruangan
khusus yang digunakan untuk pelayanan Kemoterapi. Dipimpin oleh Kepala Ruangan
dan bersama dengan Wakil Kepala ruangan, memiliki jumlah tenaga 22 orang yang
terdiri atas 18 orang perawat, 3 orang pekarya dan 1 orang bagian administrasi. Ruang
Fresia 3 memiliki 19 kamar perawatan dengan kapasitas 2 tempat tidur disetiap
kamarnya dengan total 40 kapasitas tempat tidur. Ruang rawat inap Fresia 3 melayani
9
banyak pasien dengan kasus bedah. Ruang Fresia 3 memiliki 4 kamar infeksius, 14 kamar perawatan non infeksius, dan 1 kamar perawatan Kemoterapi. Terdapat pula gudang bersih untuk penyimpanan bahan habis pakai yang masih baru, kantor kepala ruangan yang terletak di depan pintu masuk, ruang jaga dokter, ruang ganti perawat, ruang dispensing, nurse station, 2 kamar mandi, spoelhoek, dan gudang alat.
2.5.2 Struktur Organisasi Ruang Fresia 3
10
Gambar 2.2 Struktur organisasi Fresia 3
2.6 Profil Peserta
Nama : Pratiwi Widyaningsih, S.Kep., Ners
NIP : 199002032022032001
Jabatan/Golongan : Perawat Ahli Pertama / IIIb
Unit kerja : Ruang Fresia 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin
Instansi : Kementerian Kesehatan RI
Saat ini, peserta terdaftar sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di bawah Direktorat Jenderal Pelayanan
Kesehatan dengan instansi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Kota Bandung
terhitung mulai tanggal 01 Maret 2022 sebagai Perawat Ahli Pertama di bawah Bidang
Keperawatan dan sekarang bekerja di unit kerja Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam Ruang
Perawatan Fresia 3. Dalam pelaksanaan aktualisasi, peserta mengacu kepada Sasaran
Kinerja Pegawai (SKP) Perawat Ahli Pertama. Tugas Jabatan Fungsional Perawat Ahli
Pertama menurut PERMENPAN RB No.35 Tahun 2019 sebagai berikut :
1. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi
2. Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan
3. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua
tim/perawat
4. Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaan
perawat
5. Melaksanakan case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu
6. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu
7. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjutan
8. Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu
11
9. Membuat prioritas diagnose keperawatan dan masalah keperawatan
10. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan) tindakan
11. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan
12. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medical bedah
13. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu
14. Melakukan tindakan keperawatn pada kondisi gawat darurat/bencana/kritikal
15. Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan, beruka, ataumenjelang ajal dalam pelayanan keperawatan
16. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi
17. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi
18. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi
19. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur
20. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri
21. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu
22. Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenasi kompleks
23. Melakukan komunikasi dengan klien dengan hambatan komunikasi
24. Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien
25. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu
26. Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala
27. Melakukan perawatan luka
28. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu
29. Melaksanakan manajemen surveilans Hais sebagai upaya pengawasan resiko infeksi dalam upaya preventif pada pelayanan keperawatan
30. Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/unit/fasilitas
kesehatan
31. Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter
32. Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada
pasien/petugas/pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi
33. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu
12
BAB III
Rancangan Aktualisasi
3.1 Identifikasi Isu
Isu adalah sesuatu yang bersifat bertentangan atau yang menimbulkan polemik tentang seseorang (individu) atau sebuah organisasi. Identifikasi isu dilakukan dengan melihat hal-hal yang belum optimal degan tujuan dan kriteria hasil keperawatan yang berpotensi menjadi masalah. Ruang Fesia 3 merupakan ruang rawat inap kelas 2 yang mempunyai kapasitas tempat tidur sebanyak 40 tempat tidur. Identifikasi dilakukan berdasarkan pengamatan di unit kerja yaitu Ruang Fresia 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Selain itu, penulis menggunakan metode environmental scanning selama berdinas serta berkonsultasi dengan kepala ruangan, pengawas ruangan dan mentor,
Identifikasi isu dilakukan dengan melihat hal-hal yang belum optimal dalam penerapan atau pencapaian target Sasaran Kerja Pegawai (SKP). Hal yang belum optimal dari hasil studi pendahuluan di lapangan yang berdampak pada keamanan dan keselamatan pasien adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Penjelasan Butir SKP
No. Kegiatan Tugas Pokok Jabatan Kondisi Saat Ini Kondisi Yang
Diharapkan
1 Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi
pembedahan pada tahap
pre/intra/post operasi
2 Melakukan pendokumentasian keperawatan
3 Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksana pelayanan keperawatan
sebagai ketua tim/perawat
4 Melakukan pemberi penugasan
perawat dalam rangka melakukan
fungsi ketenagaan perawat
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
SOP
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
SOP
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
SOP
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
SOP
13
5 Melaksanakan case findings/deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu
6 Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu
7 Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar dan lanjutan
8 Merumuskan diagnose keperawattan pada individu
9 Membuat prioritas diagnosa keperawatan dan masalah keperawatan
10 Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menerapkan, tindakan)
11 Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan
12 Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medikal bedah
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP
Belum optimalnya
pelaksanaan
pemberian obat
High Alert sebagai
upaya keselamatan
pasien pada poin
keamanan obat
yang perlu di
waspadai
Dilaksanakan secara optimal sesuai SOP
13 Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP
14
SOP
14 Melakukan tindakan keperawatan
pada kondisi gawat darurat/bencana/kritikal
15 Memberikan dukungan/fasilitas
kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan, berduka. Menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan
16 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi
17 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan eliminasi
18 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan mobilisasi
19 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan istirahat dan tidur
20 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebersihan diri
21 Melakukan tindakan keperawatan
pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu
22 Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenasi kompleks
23 Melakukan komunikasi dengan klien
dengan hambatan komunikasi
24 Melakukan pemantauan atau
penilaian kondisi pasien selama
dilakukan tindakan keperawatan
spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP
Belum optimalnya
pemantauan resiko
ulang jatuh pada
pasien-pasien yang
mengalami
perubahan kondisi
dan pasien yang
mendapatkan
Dilaksanakan secara optimal sesuai
dengan SOP pada
semua pasien yang
mengalami kondisi ini.
15
SOP
SOP
SOP
SOP
SOP
SOP
SOP
SOP
SOP
25 Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu
26 Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala
27 Melakukan perawatan luka
28 Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu
29 Melaksanakan manajemen surveilans HAI’s sebagai upaya pengawasan resiko dalam upaya preventif pada pelayanan keperawatan
30 Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/ unit/ fasilitas kesehatan
31 Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter
32 Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/ petugas/ pengunjung
sebagai upaya pencegahan infeksi
33 Melakukan pendidikan kesehatan pada individu
tindakan lain seperti transfusi darah, pemasangan CTT dan post pembedahan
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
Belum optimalnya
Hand Hygiene 5
moment yang
dilakukan oleh
perawat
Dilaksanakan Hand Hygiene secara
menyeluruh pada 5 moment
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai
Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP
16
SOP
SOP
SOP
SOP
SOP
SOP
Berdasarkan penjabaran butir SKP di atas, didapatkan isu-isu aktual sebagai berikut :
Tabel 3.2 Dampak Isu sesuai SKP
Isu
Belum optimalnya pelaksanaan
pencegahan infeksi HandHygiene5
Moment oleh perawat selama berdinas
di ruangFresia 3 RSUP Dr.Hasan
Sadikin Bandung
Belum optimalnya pelaksanaan
pemberian obat High Alert oleh
perawat di Ruang Rawat Inap
Fresia 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin
Dampak isu bila tidak di tangani
Kurangnya pelaksanaan Hand Hygiene oleh
perawat dapat meningkatkan resiko infeksi nosokomial. Berbagai dampak kerugian dari
infeksi nosokomial antara lain
memperpanjang hari rawat, meningkatkan
biaya perawatan dan dapat meningkatkan
stress emosional pasien.
Kurang tepatnya penatalaksanaan dalam
pemberian obat High Alert meningkatkan
resiko yang tinggi dalam menyebabkan
kesalahan serius (sentinel event) dan
dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome) kepada pasien. Dampak luasnya
dapat menurunkan mutu rumah sakit jika
kejadian ini terjadi.
Belum optimalnya pelaksanaan
pengkajian ulang resiko jatuh
pada pasien di Ruang Fresia 3
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Menyebabkan munculnya kejadian tidak
diharapkan (KTD) pada pasien, yang dapat
memperberat penyakit yang diderita seperti lecet, memar, patah tulang, perdarahan, kecacatan bahkan sampai kematian
Berdasarkan hasil enviromental scanning, wawancara dengan kepala ruangan dan
wawancara dengan rekan sejawat, di temukan isu yang sebagai berikut :
1. Belum optimalnya pelaksanaan pencegahan infeksi Hand Hygiene 5 Moment oleh
perawat selama berdinas di ruangFresia 3 RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung
Tangan merupakan media yang sering bersentuhan dengan benda apapun yang
belum kita ketahui bersih atau tidaknya maka cuci tangan merupakan hal yang sangat penting untuk pengendalian infeksi. Mencuci tangan atau hand hygiene sangat
17
sederhana, tidak memakan waktu banyak namun bisa membantu mencegah infeksi yang
berbahaya jika dilakukan dengan tepat. Hand Hygiene baik dilakukan dalam 5 moment yaitu sebelum kontak dengan pasien, sebelum tindakan aseptik, setelah terkena cairan tubuh pasien, setelah kontak dengan pasien, setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.
Dari hasil observasi selama 5 hari, terhitung tanggal 21-25 mei 2022 terhadap 10 perawat didapatkan hasil hanya 1 perawat yang tidak melakukan hand hygiene sebelum melakukan tindakan aseptik kepada pasien dan semua perawat sudah melakukan Hand hygiene setelah terkena cairan tubuh pasien. Tetapi 3 dari 10 perawat tidak melakukan hand hygiene saat akan kontak dengan pasien dan 4 dari 10 perawat setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien. Dapat disimpulkan 10 perawat yang diobservasi belum optimal dalam melakukan Hand Hygiene 5 moment.
2. Belum optimalnya pelaksanaan pemberian obat High Alert oleh perawat di Ruang Rawat Inap Fresia 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin
Keselamatan Pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (PERMENKES RI NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/2011). Di Indonesia secara nasional untuk seluruh Fasilitas pelayanan Kesehatan diberlakukan Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) Nasional yaitu mengidentifikasi pasien dengan benar, meningkatkan komunikasi yang efektif, meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai, memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar, pembedahan pada pasien yang benar, mengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehatan, serta mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh.
Dalam isu ini, sasaran keselamatan pasien yang diidentifikasi adalah meningkatkan keamanan obat yang perlu diwaspadai. Obat High Alert adalah salah satu obat yang perlu diwaspadai di fasilitas kesehatan terutama pada ruang perawatan. Sehingga perawat harus paham betul jenis jenis obat yang termasuk dalam obat High Alert, hal ini sudah
18
di fasilitasi oleh farmasi dengan pemberian daftar obat High Alert, tapi penyimpanan daftar obat ini tidak mudah diakses oleh perawat dengan mobilitas kerja yang tinggi.
Fakta ini dibenarkan oleh kepala ruangan selama proses wawancara pengumpulan data. Selama proses observasi ruangan, ada beberapa status pasien yang pendokumentasian
pemberian obat HighAlerttidak dilakukan double check karena perawat tidak tahu itu obat HighAlertatau tidak sehingga tidak dilakukan perlakuan khusus dalam pemberian obat HighAlert.
Berdasarkan hasil observasi langkah-langkah pemberian obat highalert seperti pada tahap penyiapan obat, identifikasi pasien dan pemberian kepada pasien sudah sesuai dengan prosedur. Tetapi ada beberapa langkah yang belum optimal pelaksanaannya seperti pemasangan etiket pada pemberian obat highalertkonsentrat tinggi dan pendokumentasiannya.
Data didapatkan dari pembagian kuisioner di dalam google form terhadap 11 orang
perawat dengan penyajian datanya sebagai berikut :
- Belum semua perawat mengetahui macam-macam obat HighAlert
- 18,2% perawat yang tidak memasang etiket pada cairan infus yang mengandung
obat HighAlert
- 45,5 % perawat menyebutkan sarana pemasangan etiket kurang mendukung
- 45,5% perawat menyebutkan selalu mendokumentasikan pemberian obat HighAlert
, 36,4% menyebutkan kadang-kadang dan 18,2% menyebutkan tidak pernah.
- 9,1 % perawat menyebutkan kurang paham dalam pendokumentasian
- 36,4% perawat menyebutkan belum pernah mendapat sosialisasi pelaksanaan pemberian obat HighAlert
3. Belum optimalnya pelaksanaan pengkajian ulang resiko jatuh pada pasien di Ruang
Fresia 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Kejadian pasien jatuh merupakan masalah serius di rumah sakit terutama pasien
rawat inap. Pencegahan pasien jatuh merupakan prosedur yang harus dilakukan oelh
perawat yang selama 24 jam merawat pasien. Pencegahan pasien jatuh di lakukan salah
satunya dengan pengkajian awal dan pengkajian ulang resiko jatuh. Pengkajian awal
dilakukan saat pasien pertama kali masuk ruang rawat inap sedangkan pengkajian ulang
resiko jatuh dilakukan minimal setiap hari dan /atau saat pasien mengalami perubahan
19
kondisi dan beberapa tindakan kedokteran seperti : transfusi darah, pemberian obat yang mempengaruhi keseimbangan tubuh, post pemasangan CTT dan post pembedahan. Berdasarkan data yang ditemukan perawat di ruang Fresia 3 sudah melakukan pengkajian ulang resiko jatuh pada pasien setiap harinya. Tapi belum optimal dalam pengkajian ulang resiko jatuh pada pasien yang mendapatkan transfusi darah, post pemasangan CTT dan post operasi yang mendapatkan obat sedasi. Hal ini dibuktikan pada tanggal 23-25 juni 2022 dengan melihat 5 status pasien transfusi darah, 2 status pasien dengan pemasangan CTT dan 2 pasien operasi.
3.2 Penetapan Core Isu
Penentuan core isu digunakana untuk menentukan prioritas isu yang akan diangkat dan salah satu teknik penapisan yang dapat digunakan adalah teknik metode USG (Urgency, Seriousnes, dan Growth). Metode ini digunakan dengan menentukan tingkat Urgensi, keseriusan dan perkembangan isu dengan menentukaan angka skala (1 s.d 5). Isu yang memiliki skor tertinggi merupakan isu utama atau isu pokok yang harus segera diselesaikan.
1. Urgency
Memandang seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas, dianalisis atau ditindak lanjuti.
2. Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan
3. Growth
Seberapa kemungkinan-kemungkinan isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan memburuk kalau dibiarkan.
20
Tabel 3.3 Penapisan Isu menggunakan metode USG
1 Belum optimalnya pelaksanaan
2
optimalnya pelaksanan
Keterangan skala Likert (1-5)
1 = sangat kecil/rendah pengaruhnya
2 = kecil pengaruhnya
3 = sedang/cukup pengaruhnya
4 = besar/tinggi pengaruhnya
5 = sangat besar/sangat tinggi pengaruhnya
Berdasarkan hasil analisis dengan menngunakan metode USG, maka di peroleh peringkat dari isu-isu yang telah ditemukan. Isu yang menjadi peringkat pertama atau coreissueadalah “
Belum optimalnya pelaksanaan pemberian obat High Alert oleh perawat di Ruang Rawat Inap
Fresia 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin”. Apabila ditinjau dari segi urgency dan seriousness, isu ini
sangat mendesak dan serius dalam penyelesaiannya karena pemberian obat high alert sesuai
SOP merupakan salah satu standar keselamatan pasien yang menjadi isu global termasuk juga rumah sakit. Oleh karena itu keselamatan pasien menjadi prioritas utama untuk dilaksanaakan dan hal itu berkaitan dengan kesalahan pemberian obat (medicationerror) pada pasien di rumah
21
No. Isu Nilai Kriteria Jumlah Nilai Rangking U S G
pencegahan infeksi HandHygiene5 Moment oleh perawat selama berdinas di ruang Fresia 3 RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung 4 4 4 12 3
pemberian obat High Alert oleh perawat di Ruang Rawat Inap Fresia 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin 5 5 4 14 1
Belum
ulang resiko jatuh pada pasien di ruang Fresia 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 2022 4 5 4 13 2
Belum
3
optimalnya pelaksanaan pengkajian
sakit. Sedangkan ditinjau dari segi growht, isu itu akan besar kemungkinannya berkembang menjadi budaya kerja yang tidak baik di lingkungan pelayanan kesehatan kepada pasien. Segala tindakan keperawatan yang dilakukan kepada pasien harus selalu sesuai dengan SOP yang telah dibuat rumah sakit terutama tindakan pemberian obat High Alert kepada pasien. Hal ini harus di tumbuhkan sebagai budaya kerja yang baik dan menjadi kesadaran perawat sebagai bagian dari keselamatan pasien di rumah sakit.
3.3 Penyebab Isu
Setelah melakukan identifikasi terhadap prioritas isu yang akan diselesaikan, selanjutnya isu tersebut dianalisis penyebabnya menggunakan diagram fish bone atau sering juga disebut CauseandEffectDiagram.
Material
Man
Perawat belum optimal dalam pelaksanaan pemberian obat High alert kepada pasien dalam tahap pemasangan etiket dan pendokumentasian.
Belum adanya video sosialisai mengenai pelaksanaan pemberian obat High Alert untuk perawat.
Machine
Tersedia daftar obat high alert tapi aksesnya kurang mendukung dengan mobilitas perawat saat bekerja
Etiket infus yang belum berbentuk stiker, hanya kertas biasa yang mudah terlepas saat dipakai.
Belum dilakukan sosialisasi secara meyeluruh mengenai langkah-langkah pemberian obat High Alert sesuai SPO
Belum optimalnya pelaksanaan pemberian obat High Alert oleh perawat di Ruang Rawat Inap Fresia 3 RSUP Dr. Hasan Sadikin
Method
Gambar 3.1 Analisis Fish Bone
Keterangan :
Man : Manusia
Material : Bahan
Method : Metode
Measurement : Pengukuran
22
3.4 Analisis Gagasan Pemecahan Isu
Tabel 3.4 Analisis gagasan pemecahan isu
Dampak yang
No Penyebab Isu
1 Perawat belum
optimal dalam pelaksanaan pemberian obat
High alert kepada
pasien pada tahap
pemasangan
etiket dan pendokumentasian
2 Belum adanya
daftar obat High
Alert yang mudah diakses oleh
perawat dengan mobilitas tinggi.
3 Etiket infus yang
belum berbentuk stiker, hanya
kertas biasa yang
mudah terlepas saat dipakai.
Terjadi Kondisi yang
Bagi Pasien : Jika pelaksanaan
pemberian obat
High Alert tidak
dilakukan sesuai
SPO maka salah
satu sasaran
keselamatan
pasien tidak
dilaksanakan
dengan baik. Hal
ini akan
meningkatkan
kemungkinan
medication error
kepada pasien
yang akan
mengakibatkan
kejadian yang
tidak diharapkan.
Bagi Perawat : Menurunnya
kualitas pelayanan
keperawatan
Diharapkan
Pelaksanaan
pemberian obat
yang dilakukan
oleh pasien
lebih optimal
pada setiap
tahap
Gagasan
Pemecahan Isu
1. perawat
melaksanakan
tindakan pemberian obat High Alert
sesuai dengan SPO
2. Saling mengingatkan
antar sesama
perawat mengenai pentingnya tindakan pemberian obat high alert sesuai SPO
Adanya poster
daftar obat
High Alert yang
mudah diakses
oleh perawat.
1. Menyampaikan isu dan ide gagasan mengenai rencana pembuatan poster
daftar Obat High Alert kepada Kepala
Ruangan dan Mentor
2. Mencari referensi mengenai daftar obat High Alert
Etiket label
infus tersedia
dalam bentuk
stiker
Membuat etiket label infus dari bahan stiker
23
4 Belum adanya
sosialisasi
menyeluruh dan berkala bagi
perawat tentang tata cara
pemberian obat
High Alert di ruang perawatan
Bagi Instansi
Rumah Sakit :
Menurunnya mutu
rumah sakit dan kepuasan serta
kepercayaan
masyarakat juga
pada akhirnya menurun.
Adanya
sosialisasi
berkelanjutan
dan berkala
kepada perawat
mengenai tata
cara pemberian
obat High Alert di ruang
perawatan
Melakukan sosialisasi
kepada perawat
tentang tata cara
pemberian obat High Alert di ruang perawatan
3.5 Gagasan Kreatif Pemecahan Isu
“
Optimalisasi Pelaksanaan Pemberian Obat HighAlertDengan Media Pendukung (Daftar Obat High Alert, Stiker Obat Infus Dan Video Sosialisasi) Di Ruang Perawatan Fresia Lantai
3 Rsup Dr Hasan Sadikin Bandung”
3.6 Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS untuk
Mendukung Terwujudnya SmartGovernance
Kedudukan PNS dalam mendukung terwujudnya Smart Governance sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa. PNS juga melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah. Penyebab isu yang diangkat disini adalah belum optimal melaksanaan pemberian obat High Alert di ruangan sehingga sasaran keselamatan pasien tentang peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai belum terlaksana dengan baik. Sebagai pelayan publik maka PNS harus dapat melaksanakan tugasnya dengan kualitas terbaik, untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan maka salah satu cara adalah dengan membuat daftar obat High Alert yang mudah diakses, stiker label obat infus serta sosialisasi tata cara pemberian obat High Alert agar perawat mampu nenjalani peran dan tugasnya dengan baik.
PNS berperan sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik
24
korupsi, kolusi, dan nepotisme. Berdasarkan peran tersebut maka perawat sebagai PNS disini
sebagai perencana pembuatan poster daftar obat High Alert dan pelaksana sosialisas tentang tata cara pemberian obat High Alert di ruang perawatan.
Isu yang diangkat dalam rancangan aktualisasi ini adalah belum optimalnya
pelaksanaan pemberian obat High Alert di runag perawatan disebabkan oleh beberapa faktor penyebab diantaranya man (Manusia), material (Bahan), methode (Metode) dan measurement(Pengukuran). Dengan memahami kedudukan dan peran PNS maka penyebab isu ini dapat diatasi dengan menyusun alternatif pemecahan masalah sebagai gagasan kreatif dan inovatif dengan mengaplikasikan Nilai-Nilai Dasar PNS BerAKHLAK untuk mendukung terwujudnya Smart Governance meliputi Manajemen ASN dan Smart ASN yang di integrasikan dengan Nilai-Nilai dan Visi Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Tabel 3.5 Langkah-langkah Gagasan Pemecahan Isu
No. Kegiatan Gagasan Pemecahan Isu Sumber
1 Penyampaian dan koordinasi rancangan aktualisasi mengenai optimalisasi pelaksanaan pemberian obat High Alert di ruang perawatan
2 Pembuatan poster daftar obat High Alert, etiket label infus berbentuk stiker dan video tentang pelaksanaan pemberian obat High Alert di runag perawatan
3 Konsultasi terkait poster daftar obat High Alert, stiker label infus dan video tentang pelaksanaan pemberian obat High Alert di ruang perawatan.
4 Sosialisasi kepada perawat ruang fresia Lt 3 mengenai video pelaksanaan pemberian obat High Alert di ruang perawatan sesuai SOP dan penempalan poster daftar obat High Alert.
5 Pelaksanaan evaluasi kegiatan sosialisasi menggunakan video kepada perawat dan efektifitas media pendukung (poster daftar obat High Alert dan stiker obat infus)
Inovasi
SKP
25
SKP
SKP
SKP
dan koordinasi
rancangan aktualisasi
mengenai
optimalisasi
pelaksanaan
pemberian obat
HighAlertdi
ruang perawatan
kontrak waktu pertemuan dengan mentor, kepala ruangan dan pengawas ruangan
Bukti kontrak
jadwal pertemuan
melalui pesan
whatsapp
Keterkaitan dengan
Substansi Mata Pelatihan Agenda 2
Saya memulai kegiatan
dengan bertindak proaktif
melakukan kontrak waktu
dengan mentor, kepala
ruangan dan pengawa
ruangan melalui pesa
whatsappdengan
menggunakan bahasa yang
sopan dan santun (Adaptif)
sehingga didapatkan waktu yang telah disepakati
bersama (Kolaboratif).
Saya menepati janji bertemu
sesuai jadwal pertemuan (Loyal).
Kontribusi
terhadap Visi
Misi Organisasi
Sesuai dengan visi
RSHS yang sejalan
dengan visi
Pemerintah
Kabinet Indonesia
Maju 2 yaitu
Terwujudnya
Indonesia Maju
yang Berdaulat
Mandiri dan
Berkepribadian
Berlandaskan
Gotong Royong
dan sesuai misi
RSHS yaitu
Penguatan Nilai Organisasi
Nilai Pamingpin
Pituin:
Nilai Inovatif
yaitu adanya
keinginan untuk
menghasilkan
suatu yang baru
dan senantiasa
melakukan
perbaikan.
Nilai Integritas
yaitu dengan
kejujuran, amanah dan menjunjung
etika yang tinggi.
1.2
mengenai rancangan kegiatan
kepada kepala
ruangan, pengawas
ruangan dan mentor
Lembar konsultasi Saya menyampaikan rancangan aktualisasi secara antusias untuk
mengembangkan kreatifitas dan berinovasi dalam
memberikan pelayanan
kepada masyarakat
(Adaptif) sebagai bentuk
tanggung jawab saya dalam
menjalankan rancangan
aktualisai ini (Akuntabel)
peningkatan
kualitas hidup
manusia Indonesia
Nilai Profesional yaitu berorientasi pada pencapaian
kinerja melalui
perjalanan
kemitraan.
Nilai Tulus yaitu
keinginan untuk
memberi tanpa
pamrih, proaktif dan responsif.
26
3.7 Matriks Rancangan Aktualisasi
Kegiatan Tahapan
Output/
Tabel 3.6 Matriks Rancangan Aktualisasi
No
Kegiatan
Evidence
1. Penyampaian
1.1 Membuat
Menjelaskan
1.3 Meminta persetujuan, saran dan masukan mengenai rancangan aktualisasi
Lembar
persetujuan
Saya menyampaikan
rencana aktualisasi ini sebagai bentuk komitmen
memberikan pelayanan
prima dalam memenuhi
kebutuhan masyarakat
sehingga dapat
meningkatkan kepuasan
masyarakat (Berorientasi
pelayanan)
Saya menunjukan sikap mau
terus belajar dan mengembangkan kapabilitas
melalui rancangan
aktualisasi ini untuk dapat
melaksanakan tugas dengan
kualitas terbaik.
(Kompeten)
Saya meminta persetujuan
serta saran dan masukan
dari mentor, kepala ruangan dan pengawas ruangan
untuk membangun
kerjasama yang sinergi
untuk hasil yang lebih baik
(Kolaboratif)
Saya menghargai setiap
saran dan masukan dari
mentor, kepala ruangan dan pengawas ruangan, karena
dengan saling menghargai
saya dapat membangun
lingkungan kerja yang
kondusif (Harmonis)
27
2. Pembuatan poster daftar
obat High Alert, stiker label infus dan video tentang pelaksanaan
pemberian obat
High Alert di runag perawatan
2.1
Mengumpulkan
panduan
tentang daftar
obat High Alert dan beberapa
SPO untuk
menjadi bahan
pembuatan poster daftar
obat High Alert, stiker infus dan pembuatan
video tata cara
pemberian obat
High Alert di ruang
perawatan.
Panduan rumah
sakit dan SPO
Saya menemui bagian
farmasi dan bagian umum
dengan berbicara sopan
santun untuk mendapatkan
panduan rumah sakit
tentang daftar obat High
Alert dan beberapa SOP
untuk menjadi bahan dalam
kegiatan aktualisasi dan berjanji akan menggunakan
panduan dan SOP tersebut
untuk kepentingan instansi
serta tidak akan
disebarluaskan tanpa izin
instansi (Akuntabel). Saya
melakukannya di luar jam
kerja saya sebagai perawat
agar lingkungan kerja saya
tetap berjalan dengan
kondusif (Harmonis)
Sesuai dengan visi
RSHS yang sejalan
dengan visi
Pemerintah
Kabinet Indonesia
Maju 2 yaitu
Terwujudnya
Indonesia Maju
yang Berdaulat
Mandiri dan
Berkepribadian
Berlandaskan
Gotong Royong
dan sesuai misi
RSHS yaitu
peningkatan
kualitas hidup
manusia Indonesia
Nilai Pamingpin
Pituin:
Nilai Profesional yaitu berorientasi pada pencapaian
kinerja melalui
perjalanan
kemitraan.
Nilai Inovatif
yaitu adanya
keinginan untuk
menghasilkan
suatu yang baru dan senantiasa
melakukan
perbaikan secara
berkesinambungan
.
Nilai Integritas
yaitu dengan
2.2
panduan rumah
sakit dan SPO
yang sudah ada
untuk menjadi
bahan
pembuatan
poster, stiker
label infus dan
video tata
laksana
pemberian obat
High Alert di
ruang
perawatan
Panduan Rumah sakit dan SPO
Saya mempelajari panduaan
Rumah sakit dan SPO
dengan cermat dan teliti (Akuntabel) agar
mendapatkan hasil yang terbaik (Kompeten) dan
bermanfaat untuk
meningkatkan mutu
pelayanankepada pasien
(Berorientasi Pelayanan)
kejujuran, amanah dan menjunjung
etika. Nilai
Unggul yaitu
keinginan untuk
menjadi yang
terbaik dan menghasilkan
kualitas prima
28
Mempelajari
daftar obat High Alert, stiker label infus dan video
tentang tata cara pemberian obat
High Alert di ruang perawatan.
obat High Alert, stiker label infus dan video tentang tata cara pemberian
obat High Alert di ruang perawatan.
Poster daftar obat
High Alert, stiker
label infus dan video tata cara
pemberian obat High Alert
Saya membuat poster
dengan materi dan konsep
terbaik dengan sumber yang
jelas (Kompeten). Dalam
membuat stiker label infus saya mengadopsi format
lama tapi di perbaharui
dengan tampilan yang
berbeda dan merubah media
kertas menjadi stiker
(Adaptif). Setelah itu saya
membuat video tata cara
pemberian obat High Alert di
ruang perawatan secara
inovatif dengan membuat video yang
didokumentasikan oelh diri
sendiri dan dibantu oleh
teman sejawat (Adaptif)
dengan menggunakan
bahasa Indonesia yang jelas dan mudah dipahami (Loyal).
dengan kepala ruangan, mentor serta pihak terkait (promkes)
Bukti kontrak
jadwal pertemuan
melalui pesan
whatsapp
Saya bertindak proaktif
melakukan kontrak waktu
dengan mentor, kepala
ruangan dan pengawa
ruangan melalui pesa
whatsappdengan
menggunakan bahasa yang
sopan dan santun (Adaptif)
sehingga didapatkan waktu
yang telah disepakati
bersama (Kolaboratif).
Saya menepati janji bertemu
Sesuai dengan visi
RSHS yang sejalan
dengan visi
Pemerintah
Kabinet Indonesia
Maju 2 yaitu
Terwujudnya
Indonesia Maju
yang Berdaulat
Mandiri dan
Berkepribadian
Berlandaskan
Nilai Pamingpin
Pituin:
Nilai Profesional yaitu berorientasi
pada pencapaian
kinerja melalui perjalanan
kemitraan.
Nilai Inovatif
yaitu adanya
keinginan untuk
menghasilkan
29
2.3 Membuat poster daftar
3. Konsultasi terkait poster
3.1 Membuat
janji bertemu
sesuai jadwal pertemuan (Loyal). Gotong Royong dan sesuai misi
RSHS yaitu
suatu yang baru dan senantiasa
melakukan
3.2 Melakukan konsultasi dengan kepala
ruangan, mentor dan pihak terkait (promkes)
tentang poster daftar obat
High Alert, stiker label infus
dan video tata
cara pemberian
obat High Alert
di ruang perawatan.
3.3 Melakukan
perbaikan
poster daftar
obat High Alert, stiker label infus
dan video tata
cara pemberian
obat High Alert
di ruang
perawatan
sesuai dengan
masukan yang
diterima
Lembar konsultasi Saat melakukan konsultasi, saya menunjukan sikap rendah hati dan siap untuk di kritik dan diberi saran (Kolaboratif) dan saya menghargai setiap keputusan yang telah
disepakati bersama (Harmonis). Saya berjanji akan melakukan perbaikan
poster, stiker label infus dan video sesuai arahan dan masukan dengan penuh
tanggung jawab (Akuntabel)
peningkatan
kualitas hidup
manusia Indonesia
perbaikan secara berkesinambungan .
Nilai Integritas
yaitu dengan
kejujuran, amanah dan menjunjung etika.
Nilai Tulus yaitu
keinginan untuk
memberi tanpa
pamrih, proaktif dan responsif
Poster daftar obat
High Alert, stiker label infus dan video tata cara
pemberian obat
High Alert di ruang
perawatan yang
telah di revisi.
Menyelesaikan perbaikan
video sesuai masukan yang
diberikan oleh kepala
ruangan, mentor serta pihak
terkait dengan cermat dan teliti (Akuntabel), agar pelayanan keselamatan
pasien yang diberikan oleh
perawat lebih optimal
(Berorientasi Pelayanan).
Perbaikan-perbaikan ini saya
lalukan untuk dapat
meningkatkan kemampuan
diri saya dari hasil konsultasi
(Kompeten)
30
4 Sosialisasi
kepada perawat
ruang fresia Lt 3
mengenai video
pelaksanaan
pemberian obat
High Alert di
ruang perawatan
sesuai SPO dan
penempalan
poster daftar
obat High Alert.
mengenai jadwal untuk pelaksanaan sosialisasi
dengan kepala
ruangan.
Adanya jadwal yeng telah disepakati
Melakukan koordinasi
dengan kepala ruangan (Kolaboratif) dengan
menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik, sopan dan santun saat
berkomunikasi (Loyal), dan
menghargai setiap
keputusan yang telah
disepakati bersama (Harmonis).
Sesuai dengan visi
RSHS yang sejalan
dengan visi
Pemerintah
Kabinet Indonesia
Maju 2 yaitu
Terwujudnya
Indonesia Maju
yang Berdaulat
Mandiri dan
Berkepribadian
Nilai Pamingpin
Pituin:
Nilai
Kepemimpinan
yaitu nilai yang
menggambarkan
kepeloporan dan
menyiapkan
talenta-talenta
terbaik
dibidangnya.
4.2 membuat undangan zoom meetinguntuk pelaksanaan sosialisasi
Undangan zoom meeting Saya akan membuat undangan pertemuan
pelaksanaan sosialisasi
dengan memanfaatkan media digital zoommeeting
(Adaptif), menggunakan
bahasa Indonesia yang baik, sopan (Loyal) dan mudah
dipahami
Berlandaskan
Gotong Royong
dan sesuai misi
RSHS yaitu
peningkatan
kualitas hidup
manusia Indonesia
Nilai Profesional yaitu berorientasi
pada pencapaian
kinerja melalui
perjalanan
kemitraan.
Nilai Inovatif
yaitu adanya
keinginan untuk
4.3 Melakukan sosialisasi
kepada perawat
tentang poster
daftar obat
High Alert dan pelaksanaan
pemberian obat
High Alert di ruang
perawatan
sesuai SOP
dengan
menggunakan media video.
Terlaksananya sosialisasi, dibuktikan dengan
adanya foto dokumentasi dan daftar hadir
Saya melakukan sosialisasi
kepada perawat ruangan dengan cermat, penuh
tanggung jawab
(Akuntabel), dengan kualitas terbaik sesuai
dengan fungsi saya sebagai
edukator dalam membantu perawat lain belajar dan
menambah pengetahuan
(Kompeten). Saya
menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik, sopan
(Loyal) dan mudah
dipahami serta tetap
menghasilkan
suatu yang baru dan senantiasa
melakukan
perbaikan secara
berkesinambungan .
Nilai Integritas
yaitu dengan
kejujuran, amanah dan menjunjung etika.
Nilai Unggul
yaitu keinginan untuk menjadi
31
4.1 Melakukan koordinasi
5 Pelaksanaan evaluasi kegiatan sosialisasi menggunakan video kepada perawat dan efektifitas media pendukung (poster daftar obat High Alert dan stiker obat infus).
4.4 Melakukan pemasangan poster daftar Obat HighAlert di tempat yang mudah diakses perawat
Terdapat poster yang sudah terpasang
memperhatikan lingkungan yang kondusif agar tersampaikan secara maksimal dan efisien (Harmonis).
Saya menempel poster ini di tempat yang mudah diakses
perawat agar perawat mudah mengetahui jenis obat HighAlertsehingga
keselamatan pasien saat pemberian obat dapat termonitor (Berorientasi Pelayanan)
yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima
5.1 Membuat kuisioner evaluasi pelaksanaan sosialisasi dan efektivitas penggunaan media pendukung (poster daftar obat HighAlert dan stiker obat infus)
5.2 Melakukan konsultasi kuisioner evaluasi pelaksanaan sosialisasi dan efektivitas penggunaan
Draft kuisioner dalam bentuk googleform
Saya membuat kuisioner evaluasi untuk mengetahui
efektivitas penggunaan media pendukung dan sosialisai sebagai bahan
untuk melakukan perbaikan
kedepannya dalam pelayanan terhadap pasien (Berorientasi Pelayanan)
Sesuai dengan visi
RSHS yang sejalan
dengan visi
Pemerintah
Kabinet Indonesia
Maju 2 yaitu
Terwujudnya
Indonesia Maju
yang Berdaulat
Mandiri dan
Berkepribadian
Berlandaskan
Gotong Royong
Nilai Pamingpin
Pituin:
Nilai Profesional yaitu berorientasi
pada pencapaian
kinerja melalui
perjalanan
kemitraan.
Nilai Inovatif
yaitu adanya
keinginan untuk
menghasilkan
suatu yang baru
Lembar konsultasi Saya melakukan konsultasi
kuisioner evaluasi
pelaksanaan sosialisasi dan efektivitas penggunaan
media pendukung (poster
daftar obat HighAlertdan
stiker obat infus) dengan
mentor dan kepala ruangan
dan sesuai misi
RSHS yaitu
peningkatan
kualitas hidup
manusia Indonesia
dan senantiasa
melakukan
perbaikan secara
berkesinambungan
.
Nilai Integritas
yaitu dengan
kejujuran, amanah
32
media pendukung (poster daftar obat HighAlert dan stiker obat infus)
5.3 Menyebarkan kuisioner evaluasi efektivitas penggunaan media pendukung dan video sosialisasi
5.4 Mengumpulkan dan menganalisa data hasil evaluasi efektivitas penggunaan media pendukung dan video sosialisasi
dengan memberikan kesempatan menyampaikan saran dan masukan untuk dapat berkontribusi (Kolaboratif) dan menghargai setiap saran yang diberikan (Harmonis).
Jawaban kuisioner Saya menyebarkan kuisioner dalam bentuk googleform agar saya mampu berkreativitas
memanfaatkan media digital (Adaptif).
dan menjunjung etika.
Hasil evaluasi Mengumpulkan dan menganalisa data hasil kegiatan evaluasi ini dengan cermat dan jujur
berdasarkan data yang ada (Akuntabel) dengan menjaga privasi dan nama baik sesama rekan kerja (perawat) yang sudah mengisi kuisioner evaluasi (Loyal). Saya belajar
meningkatkan kompetensi diri saya dalam melakukan evaluasi terhadap kegiatan
aktualisasi yang telah dilakukan (Kompeten).
33