2 minute read

3.3.2 Tehnik USG

Dari tehnik penapisan isu APKL semua isu memenuhi syarat untuk di angkat menjadi sebuah rancangan aktualisasi sehingga perlu adanya tapisan lanjutan.

3.3.2 Tehnik USG

Advertisement

Urgency, Seriousness, Growth (USG) adalah salah satu alat untuk menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Caranya dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan, dan perkembangan isu dengan menentukan skala nilai 1 – 5. Isu yang memiliki total skor tertinggi merupakan isu prioritas.

Tabel 3.3 Penapisan Isu Dengan Tehnik USG

NO Isu U S G Total Prioritas

1 Belum optimalnya Pelaksanaan SPO Penanganan Sisa Obat Narkotika Injeksi

5 5 5 15 I

2 Belum optimalnya penulisan laporan Medication

Error. 5 5 4 14 II

3 Kurang patuhnya petugas depo farmasi dalam pengisian pemantauan suhu penyimpanan obat

4 Belum optimalnya penggantian sediaan farmasi , alat kesehata dan BMHP yang sudah di gunakan

di emergency troley.

5 Ketidaksesuaian jumlah real stock obat dengan kartu stok 5 5 4 14 II

5 5 4 14 II

4 5 4 13 III

6 Belum lengkapnya penulisan resep narkotika 5 5 4 14 II

7 Belum optimalnya pembatalan data pemakaian pasien ketika ada retur alat kesehatan dan BMHP dari ruangan 4 4 3 12 IV

Keterangan:

Berdasarkan skala likert 1-5 (1= sangat kecil; 2 = kecil; 3 = sedang; 4 = besar; 5 = sangat besar) 1. Urgency (U) : Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas. 2. Seriousness (S) : Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas 3. Growth (G): Seberapa kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang

Dengan menggunakan tehnik USG, isu yang layak diangkat adalah “Belum optimalnya pelaksanaan SPO Penanganan Sisa Obat Narkotika

Injeksi”

3.4 Obat Narkotika dan Dampak Penyalahgunaan

Menurut UU Narkotika No.35 Tahun 2009 Narkotika merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di bidang pengobatan atau pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan, di sisi lain dapat pula menimbulkan ketergantungan yang sangat merugikan apabila disalahgunakan atau digunakan tanpa pengendalian dan pengawasan yang ketat dan saksama. Narkotika yang di gunakan untuk kepentingan pengobatan adalah narkotika golongan II yang mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan (contoh: Morfin, Petidin) sedangan golongan III mempunyai potensi ringan menyebabkan ketergantungan (contoh: Kodein).

Hasil penelitian Pusat Penelitian Masyarakat dan Budaya–LIPI Tahun 2019, tentang Survei Penyalahgunaan Narkoba Tahun 2019 menunjukkan bahwa angka prevalensi penyalahguna narkoba di Indonesia mencapai 1,80% atau sekitar 3.419.188 jiwa atau bisa dikatakan 180 dari 10.000 Penduduk Indonesia berumur 15 – 64 tahun terpapar memakai narkoba selama satu tahun terakhir. Sedangkan hasil penelitian Riset Kesehatan Dampak Penyalahgunaan Narkotika Tahun 2019 di 6 Provinsi yang mempunyai tempat rehabilitasi menunjukkan berbagai keluhan fisik yang oleh responden dianggap terkait dengan pemakain zat yang disalahgunakan di antaranya keluhan sehubungan dengan infeksi rongga mulut (59,5%), gangguan pernafasan (52,8%), gangguan kulit (24,1%), dan overdosis

This article is from: