![](https://assets.isu.pub/document-structure/230624090925-73fb8fc36433692102386e8c2a04774a/v1/a8d1897c17da1411fee3c6d36828cbdd.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
20 minute read
PROFIL INSTANSI, NILAI-NILAI ASN DAN PESERTA
1.1PROFILINSTANSI
1.SejarahLokaPengamananFasilitasKesehatanBanjarbaru
Advertisement
Pembentukan institusi pengamanan fasilitas kesehatan diperlukan untuk penjaminan mutu layanan melalui pengujian, kalibrasi dan proteksi radiasi untuk memenuhi kualitas dan standar keselamatan serta keamanan sehingga perlu dilakukan pengujian dan/atau kalibrasi secara berkala terhadap peralatan dan fasilitas kesehatan yang dikelola oleh pemerintah dan swasta.
Adapun kondisi geografi Indonesia yang luas diperlukan pemberian pelayanan di bidang pengamanan fasilitas kesehatan yang efektif dan efisien.
Maka perlu ditetapkan Keputusan Kepala Pusat Sarana, Prasarana dan Pelaratan
Kesehatan tentang penetapan Unit Fungsional Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Tentang penetapan Unit Fungsional Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan.
BerdasarkanPermenkesNo.530/Menkes/Per/IV/2007tentangorganisasidan
Tata Kerja BPFK, Unit Pelaksana Teknis (UPT) dilingkungan Pusat Sarana, Prasarana dan Peralatan Kesehatan terdiri dari 4 (empat) BPFK, yaitu : a. BPFK Jakarta (tipe A) b. BPFK Surabaya (tipe A) c. BPFK Medan (tipe B) d. BPFK Makassar (tipe B)
Sehubungan dengan pengembangan dari keempat BPFK tersebut di atas maka direncanakan akan diupayakan tambahan untuk menunjang tugas dan fungsi dari keempat BPFK tersebut. Dalam upaya peningkatan dan pengembangan kinerja UPT Balai Pengemanan Fasilitas Kesehatan diperlukan adanya perluasan dan pemerataan jangkauan upaya pengamanan fasilitas kesehatan perlu dilaksanakan dengan memperhatikan pengembangan UPT tersebut untuk wilayah Provinsi Kalimantan Selatan, Provinsi Papua, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Sumatera Selatan.
Selanjutnya berdasarkan surat Keputusan Kepala Pusat Sarana, Prasaranan dan peralatan Kesehatan, No: OT.01.01.XII.500.2007, tanggal 21 Juni 2007, tentang Penetapan Unit Fungsional Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Adapun Penetapan Unit Fungsional Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan, yang selanjutnya disebut Unit Fungsional BPFK, terdiri dari 4 (empat) wilayah yakni: a. Provinsi Jawa Tengah, berlokasi di Solo sebagai unit fungsional dari BPFK
Jakarta b. Provinsi Kalimantan Selatan, berlokasi di Banjarmasin sebagai unit fungsional dari BPFK Surabaya c. Provinsi Sumatera Selatan, berlokasi di Palembang sebagai unit fungsional dari BPFK Jakarta d. Provinsi Papua berlokasi di Jayapura sebagai unit fungsional dari BPFK
Makassar
Berkenaan dengan hal tersebut, dimana Provinsi Kalimantan Selatan merupakan salah satu provinsi yang akan dibentuk Unit Pelaksana Fungsional dari BPFK Surabaya, maka dipandang perlu untuk dibentuk Tim koordinasi Unit Pelaksana Fungsional Pengamanan Fasilitas Kesehatan (UPFPFK) Banjarmasin
Regional Kalimantan yang ditetapkan dengan surat Keputusan Kepala Pusat
Saran, Prasarana dan Peralatan Kesehatan, No: OT.01.01.XII.816.2008, tanggal
05 Agustus 2008. Adapun tugas dari tim tersebut, untuk melakukan : a. Mempelajari, kajian dan perumusan terhadap unit pelaksana Fungsional
Pengamanan Fasilitas Kesehatan Banjarmasin Regional Kalimantan, b. Menata Gedung untuk persiapan ruangan laboratorium pengujian/kalibrasi, ruang laboratorium film badge dan ruang administrasi, c. Persiapanpenempatanperalatanpengujian/kalibrasidanproteksiradiasi, d. Persiapan penempatan ketenegaan, e. Koordinasi terkait dalam rangka persiapan operasional f. Persiapan operasional Unit Pelaksana Fungsional Pengamanan Fasilitas
Kesehatan (UPFPFK) Banjarmasin Regional Kalimantan.
Pada akhirnya, berdasarkan Permenkes No. 919/Menkes/Per/2011 tanggal
05 Mei 2011 tentang organisasi dan tata kerja Loka Pengamanan Fasilitas
Kesehatan (LPFK), dimana LPFK adalah unit pelaksana teknis dilingkungan
Kementerian Kesehatan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan. LPFK secara administratif dibina oleh
Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan dan secara teknis fungsional dibina oleh Direktur Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan.
2.KedudukanLokaPengamananFasilitasKesehatanBanjarbaru
Mengingat kondisi geografis Indonesia yang luas diperlukan pemberian pelayanan di bidang pengamanan fasilitas kesehatan yang efektif dan efisien. Sehingga tuntutan untuk adanya pembentukan Institusi pengamanan fasilitas kesehatan di perlukan untuk penjaminan mutu layanan terhadap alat kesehatan yang ada di fasyankes yang tersebar di seluruh Indonesia baik milik pemerintah maupun swasta yang beum tertangani secara keseluruhan melalui pengujian, kalibrasi, dan proteksi radiasi untuk memenuhi kualitas dan standar keselamatan serta keamanan.
Loka Pengamanan Fasilitas Kesehatan (LPFK) Banjarbaru merupakan salah satu yang dibentuk di Provinsi Kalimantan Selatan untuk menjawab kebutuhan institusi pengujian fasilitas kesehatan dalam upaya optimalisasi dalam layanan pengujian dan/atau kalibrasi, dalam perjalanannya beberapa perubahan keorganisasian yakni : a. Surat Keputusan Kepala Pusat Sarana, Prasarana dan peralatan b. Surat Keputusan Kepala Pusat Sarana, Prasarana dan peralatan c. Permenkes No 919/Menkes/Per/2011 tanggal 05 Mei 2011 tentang organisasi dan tata kerja Loka Pengamanan Fasilitas Kesehatan (LPFK).
Kesehatan, No : OT.01.01.XII.500.2007, tanggal 21 Juni 2007, tentang Penetapan Unit Fungsional Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan.
Kesehatan, No : OT.01.01.XII.816.2008, tanggal 05 Agustus 2008, Tim koordinasi Unit Pelaksana Fungsional Pengamanan Fasilitas Kesehatan (UPFPFK) Banjarmasin Regional Kalimantan.
Loka Pengamanan Fasilitas Kesehatan (LPFK) adalah unit pelaksana teknis dilingkungan Kementerian Kesehatan yang berada dibawah dan bertanggung jawabkepadaDirekturJenderalPelayananKesehatan.Secaraadministratifdibina oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan dan secara teknis fungsional dibina oleh Direktur Fasilitas Pelayanan Kesehatan Ditjen Yankes Kemenkes RI.
3.VisidanMisiLokaPengamananFasilitasKesehatan(LPFK)Banjarbaru
a. Visi Loka Pengamanan Fasilitas Kesehatan (LPFK) Banjarbaru b. Misi Loka Pengamanan Fasilitas Kesehatan (LPFK) Banjarbaru
“MenjadiLembagaPengamananFasilitasKesehatannasionalyangutama dan unggul dalam layanan dan kinerja”.
• MenyediakanmutulayananPengamananFasilitasKesehatanyang andal bagi masyarakat dan pemerintah.
• Meningkatkan cakupan layanan Pengamanan Fasilitas Kesehatan dalam bidang layanan pengujian dan/atau kalibrasi serta inspeksi sarana prasarana dan alat kesehatan.
• Membangun secara sinergis kemitraan yang saling menguntungkan dan saling mendukung.
• Pengembangan usaha dengan tolak ukur pada peningkatan mutu layanan melalui optimalisasi SDM, sarana, prasarana, peralatan, dan pengembangan teknologi yang tepat guna untuk mencapai kepuasan pelanggan, masyarakat dan mitra kerja.
• Meningkatkan kesejahteraan, kesehatan dan keselamatan kerja masyarakat dan Sumber Daya Manusia Kesehatan.
• Mewujudkan tata kelola institusi yang transparan dan akuntabel
4.TugasPokok,FungsidanNilai – Nilai
A. TugasPokokdanFungsi
BerdasarkanPeraturanMenteriKesehatanNomor61Tahun2020tentang organisasi danTataKerjaUnit Pelaksanateknis BidangPengamanan Fasilitas
Kesehatan, tanggal 26 Oktober 2020, Tugas Loka Pengamanan Fasilitas
Kesehatan (LPFK) adalah melaksanakan pengamanan fasilitas Kesehatan meliputi sarana, prasarana, dan peralatan Kesehatan melalui pengujian, kalibrasi dan proteksi radiasi dilingkungan pemerintah maupun swasta.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, LPFK menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan rencana, program, dan anggaran; b. Pengujian dan atau kalibrasi alat kesehatan; c. Pengujian dan atau kalibrasi sarana dan prasarana kesehatan; d. Pengamanan dan pengukuran paparan radiasi; e. Pelayanan monitoring dosis radiasi personal; f. Pengelolaan data dan sistem informasi; g. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan; dan h. Pelaksanaan urusan administrasi LPFK
B. Nilai – Nilai
Nilai-nilai LPFK Banjarbaru yang dijadikan pedoman dalam bekerja adalah ; a. Responsif
Pegawai LPFK Banjarbaru mempunyai kesadaran akan tugas yang harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Kepekaan yang tajam dalam menyikapi berbagai hal yang dihadapinya dengan cepat dan kepahaman makna tanggungjawab yang harus dipikul adalah ciri utama kepribadiannya b. Aktual c. Komitmen d. Akurat e. Tanggung Jawab
Pegawai LPFK Banjarbaru mengikuti perkembangan teknologi terbarukan dan informasisehingga selalu updatedengan hal-hal baru yang sedang berkembang dimasyarakat untuk menunjang pekerjaan.
Pegawai LPFK Banjarbaru membuat perjanjian (keterikatan), baik kepada diri sendiri maupun kepada orang lain yang tercermin dalam tindakan/ perilaku tertentu yang dilakukan secara sukarela untuk kepentingan dan pengembangan organisasi.
Pegawai LPFK Banjarbaru bekerja dan memberikan setiap informasi yang benar berdasarkan bukti bukti fakta yang memadai, serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Pegawai LPFK Banjarbaru bertanggung jawab atas semua kegiatan dan keputusan yang dilaksanakan sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya sebagai aparatur sipil Negara.
5.SrukturOrganisasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 61 Tahun 2020 tentang organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana teknis Bidang Pengamanan Fasilitas
Kesehatan, tanggal 26 Oktober 2020, Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana tersebut diatas. Struktur organisasi Loka Pengamanan Fasilitas Kesehatan Banjarbaru dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
6.ProfilPeserta
Gambar 1.1 Struktur Organisasi
Nama : Titi Purwati
![](https://assets.isu.pub/document-structure/230624090925-73fb8fc36433692102386e8c2a04774a/v1/9096fd42f1ebbb98c44aef25d5385395.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
NIP : 199405222022032003
Pangkat / Gol : Ahli Pertama / III A
Jabatan : Fisikawan Medis
Unit Kerja : Instalasi Laboratorium UKPR dan Laboratorium PDP
Instansi : Loka Pengamanan Fasilitas
Kesehatan Banjarbaru
Dalam pelaksanaan aktualisasi mengacu pada Permenpan RB No. 12 Tahun
2008 tentang Jabatan Fungsional Fisikawan Medis, berikut tugas dan fungsi fisikawan medis di LPFK Banjarbaru, yaitu; a. Melaksanakan persiapan pelayanan fisika medik, b. Melaksanakan persiapan QA/QC pesawat radiodiagnostik, c. Melaksanakan persiapan uji kesesuaian pesawat sinar-x, d. Melaksanakan QA/QC pesawat radiodiagnostik, e. Melaksanakan uji kesesuaian pesawat sinar-x, f. Melaksanakan survey radiasi lapangan/kecelakaan radiasi, g. Melaksanakan penyusunan rancangan sosialisasi keselamatan radiasi, h. Melaksanakan pengukuran/ kalibrasi film badge/ ThermoLuminicence Dosimeter(TLD), i. Melaksanakan penyusunan laporan pelaksanaan tugas.
7.Pelayanan
Loka Pengamanan Fasilitas Kesehatan (LPFK) Banjarbaru memberikan jasa pelayanan kepada masyarakat dengan lingkup melaksanakan pengamanan fasilitas kesehatan meliputi sarana, prasarana dan peralatan kesehatan melalui pengujian, kalibrasi, dan proteksi radiasi di lingkungan pemerintah maupun swasta. Dalam melakukan pengujian dan/atau kalibrasi alat kesehatan, LPFK
Banjarbaru harus mengacu pada metode kerja pengujian dan/atau kalibrasi, disamping itu juga didukung alat ukur/analyzer, alat uji dan alat kalibrasi yang terjamin mutunya sesuai dengan jenis pengujian dan/atau kalibrasi alat kesehatan. Jenis layanan laboratorium yang ada di Loka Pengamanan Fasilitas Kesehatan (LPFK) Banjarbaru meliputi :
A. Laboratorium pengujian dan/atau kalibrasi
Sesuai permenkes No.54 Tahun 2015; definisi pengujian adalah keseluruhan tindakan yang meliputi pemeriksaan fisik, dan pengukuran untuk membandingkan alat yang diukur dengan standar, atau untuk menentukan besaran atau kesalahan pengukuran.Sedangkan definisi kalibrasi adalah kegiatan peneraan untuk menentukan kebenaran nilai penunjukkan alat ukur dan/atau bahan ukur.
B. Laboratorium uji kesesuaian x ray dan proteksi radiasi
Kegiatan pelayanan ini meliputi pengujian, paparan radiasi dan Uji Kesesuaian, yaitu pengujian yang dilakukan secara terjadwal untuk memastikan pesawat x-ray di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan standard dan memenuhi persyaratan operasional regulasi.
C. Laboratorium pengujian dan pemantauan dosis personal
Yaitu evaluasi pemantauandosis radiasi yang dipakai oleh petugas yang bekerja di lingkungan radiasi. LPFK Banjarbaru melayani evaluasi pemantauan dosis perorangan untuk film badge dan thermoluminescent dosemeter (TLD) badge.
D. Laboratorium sarana dan prasarana alat kesehatan Menteri Kesehatan RI No 24 tahun 2016 tentang persyaratan teknis bangunan dan prasarana RS. Prasarana RS adalah utilitas yang terdiri atas alat, jaringan dan system yang membuat suatu bangunan RS bisa berfungsi. Inspeksi sarana dan prasarana dilakukan untuk memastikan kesesuaian suatu instalasi sarana dan prasarana terhadap standart dan persyaratan yang berlaku.
8.KebijakanMutu
Kepala Laboratorium LPFK Banjarbaru menyatakan komitmennya untuk memastikan bahwa seluruh petugas Laboratorium LPFK Banjarbaru meliputi:
A. Tanggapterhadapsetiapkebutuhanpenggunajasalayananpengamanan fasilitas kesehatan dan mengutamakan kepuasan pelanggan dan unsur keselamatan.
B. Persyaratanmutuberorientasipadastandarmutuinternasional(ISO)dan penerapanstandaroperasionalproseduruntuktercapainyasasaranmutu organisasi serta senantiasa melakukan evaluasi dan kaji ulang terhadap mutu secara terus menerus.
C. Senantiasamenerapkan sistemmutudantatanilaiorganisasi padasetiap layanan pengamanan fasilitas kesehatan.
D. Senantiasa memberikan pemahaman kepada karyawan terkait system mutu melalui pelatihan yang berkesinambungan untuk peningkatan kompetensi dan selalu menerapkan sistem mutu di seluruh jajaran organisasi.
E. Senantiasa menjaga kemandirian petugas dalam melakukan pelayanan serta menjaga keterkendalian informasi sesuai peraturan dan ketentuan yang berlaku.
1.2Nilai – NilaiDasarASN
1. BerorientasiPelayanan
Nilai dasar ASN dalam berorientasi pelayanan bertujuan agar menjadi pedoman perilaku bagi pasra ASN dan menciptakan budaya kerja yang mendukung tercapainya kinerja terbaik. Keberhasilan implementasi Nilai Dasar ASN apabila telah terinternalisasi (tertanam) dalam perilaku pegawai ASN, khususnya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pedoman perilaku Berorientasi Pelayanan dijabarkan dalam 3 (tiga) kode etik yaitu
1) Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;
2) Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan;
3) Melakukan perbaikan tiada henti.
2. Akuntabel
Menurut UU No. 25/2009 tentang layanan pubik pada pasal 4 menyebutkan asas pelayanan publik yang meliputi : kepentingan umum, kepastian hukum, kesamaan hak, keseimbangan hak dan kewajiban, keprofesionalan, partisipatif, persamaan perlakuan/tidak diskriminatif, keterbukaan, akuntabilitas, fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan, ketepatan waktu, dan kecepatan, kemudahan, danketerjangkauan. Pedoman perilaku Akuntabeldijabarkandalam 3 (tiga) kode etik yaitu
1) Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi;
2) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggungjawab, efektif, dan efisien;
3) Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.
3. Kompeten
Setiap ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi, diarahkan pada pengembangan kompetensi sesuai kebutuhan jabatan, dan pengembangan kompetensi sebagai salah satu dasar dalam pengangkatan jabatan dan pengembangan karir.
Pedoman perilaku Kompeten dijabarkan dalam 3 (tiga) kode etik yaitu
1) Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah;
2) Membantu orang lain belajar;
3) Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
4. Harmonis
Peranan ASN pada nilai dasar harmonis, sebagai berikut; harus bersikap netral dan adil, harus bisa mengayomi kepentingan kelompok-kelompok minoritasdengantidakmembuatkebijakanatauperaturanyangmendiskriminasi keberadaan kelompok tersebut, harrus memiliki sikap toleran atas perbedaan, dalam melaksanakan tugas dan kewajiban PNS juga harus memiliki sikap tolong menolong baik kepada pengguna layanan maupun kolega, serta PNS menjadi contoh dan teladan dilingkungan masyarakatnya. Pedoman perilaku Harmonis dijabarkan dalam 3 (tiga) kode etik yaitu
1) Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya;
2) Suka menolong orang lain;
3) Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
5. Loyal
Secara estimologis, istilah loyal diadaptasi dari Bahasa Prancis yaitu “Loial” yang artinya mutu dari sikap setia. Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Pedoman perilaku Loyal dijabarkan dalam 3 (tiga) kode etik yaitu
1) Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, setia pada NKRI serta pemerintahan yang sah;
2) Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, Instansi, dan Negara;
3) Menjaga rahasia jabatan dan negara.
6. Adaptif
Dalam KBBI diuraikan definisi adaptif adalah mudah menyesuaikan diri dengan keadaan. Adaptif merupakan karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk bertahan hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman yang timbul. Pedoman perilaku Adaptif dijabarkan dalam 3 (tiga) kode etik yaitu
1) Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan;
2) Terus berinovasi dan mengembangkan kreaktivitas;
3) Bertindak proaktif.
7. Kolaboratif
Kolaboratif merupakan nilai dasar yang harus dimiliki CPNS. Dimana kolaboratif memiliki arti sebuah proses yang melibatkan norma bersama dan interaksi saling menguntungkan melaui pengekatan WoG (Whole-ofGovernment). Pendekatan WoG merupakan sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahandarikeseluruhansektordalamruanglingkupkoordinasiyanglebih luas guna mencapai tujua-tujuan pembangunan kebijakan.
Pedoman perilaku Kolaboratif dijabarkan dalam 3 (tiga) kode etik yaitu
1) Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkonstribusi;
2) Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah;
3) Menggerakkanpemanfaatanberbagaisumberdayauntuktujuanbersama.
1.3KedudukandanPeranASNdalamNKRI
1.ManajemenASN
Sejalandenganprogramprioritaspemerintahperiode2019 – 2024mengenai pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), ASN Indonesia harus menjadi pekerja keras, dinamis, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Kesemuanya itu diperlukan dalam rangka mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia. Tantangan yang dihadapi oleh ASN dalam mencapai tujuan tersebut semakin banyak dan berat, baik berasal dari luar maupun dalam negeri yang menuntut ASN Indonesia untuk meningkatkan profesionalitasnya dalam menjalankan tugas dan fungsinya serta bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Untuk mewujudkan birokrasi yang profesional dalam menghadapi tantangantantangan tersebut, pemerintah melalui Undang-Undang (UU) Nomor
5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara telah bertekad untuk mengelola aparatur sipil negara menjadi semakin professional. Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas: a. Pegawai Negeri Sipil (PNS) b. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
PNSmerupakanwarganegaraIndonesiayangmemenuhisyarattertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat membina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional.
PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
2.SmartASN
Seorang asn harus mempunyai integritas, jiwa nasionalisme, professional, keramahtamahan,berwawasanglobal,Bahasaasing,IT,sertajejaringkerjaatau networking entrepreneurship. Berdasarkan arahan bapak presiden pada poin pembangunan SDM dan persiapan kebutuhan SDM talenta digital, Literasi digital berfungsi untuk meningkatkan kemampuan kognitif sumber daya manusia di Indonesia agar keterampilannya tidak sebatas mengoperasikan gawai. Kerangka kerja literasi digital untuk kurikulum terdiri dari digital skill, digital culture, digital ethics, dan digital safety. Kerangka kurikulum literasi digital digunakan sebagai metode pengukuran tingkat kompetensi kognitif dan afektif masyarakat dalam menguasai teknologi digital.
Bab Ii Identifikasi Isu
Loka Pengamanan Fasilitas Kesehatan (LPFK) Banjarbaru sebagai Unit Pelaksana
Teknis Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan yang bertugas melaksanakan pengamanan fasilitas kesehatan, merupakan salah satu institusi yang berfungsi melaksanakan, menjaga dan memantau jaminan mutu sarana, prasarana dan peralatan kesehatan melalui pengujian, kalibrasi dan proteksi radiasi dilingkungan pemerintah maupun swasta dengan membuat suatu perencanaan program yang telah ditetapkan untuk menunjang program pembinaan upaya kesehatan pada pembinaan upaya penunjang medik dan sarana kesehatan.
Dalam melaksanakan tugas sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), kita harus mampu memahami konsepsi perubahan dan perubahan lingkungan strategis melalui isu-isu strategis kontemporer sebagai wawasan strategis. Dengan menunjukkan kemampuan berpikir kritis untuk menghadapi perubahan lingkungan srategis dalam menjalankan tugas jabatan sebagai pelayan masyarakat.
Berdasarkanpengalamandanobservasiselama3bulandiunitkerja,terdapatbeberapa hal yang bisa diperbaiki/ditingkatkan/disempurnakan. Berikut beberapa isu yang dapat menghambatkinerjadalammelaksanakantugasdiLokaPengamananKesehatan(LPFK) Banjarbaru, sebagai berikut;
1. Gratifikasi terhadap petugas Laboratorium Uji Kesesuaian Sinar-X dan Proteksi Radiasi (UKPR) yang sedang Pengujian Pesawat Sinar-X di Fasyankes,
2. Belum adanya fasilitas yang mendukung fasyankes untuk mengakses hasil pengujian pesawat sinar-x secara online,
3. Belum tersedianya ruang arsip yang memadai untuk penyimpanan berkas dikantor.
2.1DeskripsiIsu
a. Gratifikasi terhadap petugas Laboratorium Uji Kesesuaian Sinar-X dan Proteksi
Radiasi (UKPR) yang sedang Pengujian Pesawat Sinar-X di Fasyankes
Instalasi laboratorium Uji Kesesuaian Sinar-X dan Proteksi Radiasi atau yang biasa disebut Lab. UKPR merupakan salah satu pelayanan di LPFK Banjarbaru yang bertujuan melakukan Pengujian, Paparan Radiasi dan Uji Kesesuaian Pesawat x-ray secara terjadwal di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan standard dan memenuhi persyaratan operasional regulasi. Dalam ruang lingkup kerja petugas Lab. UKPR yang berada di lapangan atau diluar kantor, isu ini bisa terjadi secara sadar atau tidak sadar. Dari informasi salah satu petugas instansi yang saya terima, minim kemungkinan gratifikasi bisa terjadi dilapangan khususnya saat melakukan pengujian pesawat sinar-x. Hal tersebut tidak dapat dipantau secara subjektif ataupun terdeteksi karena pada umumnya, gratifikasi ditujukan secara perorangan langsung menuju ke individu. Oleh karena itu, menindaklanjutiprogramsosialisasiyangpernahdidilakukansecarageneralpada tanggal 27Mei2022,perlu dilakukan secara khusus kebidangyang riskandalam kemungkinan gratifikasi. Terutama pada penyaji data yang bisa menghasilkan nilai buruk sesuai kenyataan namun tidak sesuai dengan kebutuhan. b. Belum adanya fasilitas yang mendukung fasyankes untuk mengakses hasil pengujian pesawat sinar-x secara online Hasilujiyangtelahbersetifikatdandiberilabelseperti gambardibawahiniakan di kirim ke fasyankes dan ada beberapa fasyankes yang butuh laporan hasil uji dikarenakan izin pesawat sinar-x sudah habis. Dari ini didapatkan isu yang ada berupa masalah dalam pengiriman hasil uji yang memerlukan waktu beberapa hari menuju fasyankes tersebut,dan beberapa fasyankes akan meminta soft file hasil uji ke petugas uji yang bertugas. c. Belum tersedianya ruang arsip yang memadai untuk penyimpanan berkas dikantor
![](https://assets.isu.pub/document-structure/230624090925-73fb8fc36433692102386e8c2a04774a/v1/3ce11364a5d5867fcab9292f20b05e0a.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
![](https://assets.isu.pub/document-structure/230624090925-73fb8fc36433692102386e8c2a04774a/v1/6eb3fdae993c786586ab56fdfeb8baac.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
Masalah atau isu ini dibuat karena ruang penyimpanan berkas atau ruang arsip yang ada dikantor seperti gambar dibawah ini tidak bisa menampung beberapa berkas. Dikarenakan untuk dokumen form pelayanan dan mutu dikantor tiap bulannya banyak. Terutama di form pelayanan, dikantor terdapat beberapa pelayanan seperti kalibrasi, pengujian, uji kesesuaian, uji paparan, dan pembacaan TLD. Yang mana untuk 1 pelayanan tersebut di lakukan pengujian atau kalibrasi beberapa alat dan tiap alat dibuatkan 1 laporan atau 1 dokumen form pelayanan.
2.2PenetapanCoreIssue
Untuk menentukan prioritas isu dari beberapa isu tersebut maka dalam hal ini penulis melakukan penapisan isu menggunakan teknik USG
![](https://assets.isu.pub/document-structure/230624090925-73fb8fc36433692102386e8c2a04774a/v1/dc76d38075099e602792f3ef8b6cf7e4.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
Urgency : Seberapa mendesak suatu isu, harus dibahas, dianalisis, dan ditindaklanjuti;
Seriousness : Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan;
Growth : Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani sebagaimana mestinya.
Tabel2.1PenetapanCoreIssueMelaluiKriteriaUSG
JenisISU U S G
Gratifikasi pada Petugas
Laboratorium UKPR yang sedang
Pengujian Pesawat Sinar-X di Fasyankes
Belum adanya fasilitas yang mendukung
Total Score
Prioritas
4 4 5 13 I fasyankes untuk mengakses hasil pengujian pesawat sinar-x secara online 4 4 3 11 II
Belum tersedianya ruang arsip yang memadai untuk penyimpanan berkas dikantor 3 4 3 10 III
Keterangan Skala Likert:,1 = sangat kecil/rendah pengaruhnya, 2 = kecil pengaruhnya, 3 = sedang/cukup pengaruhnya, 4 = besar/tinggi pengaruhnya, 5 = sangat besar/tinggi pengaruhnya
Berdasarkan analisis isu menggunakan metode USG, ketiga isu diatas dapat dilihat dari deskripsi atau penjelasan masalah yang terjadi di sekitar kantor yang lebih diutamakan adalah isu tentang “Gratifikasi pada Petugas Laboratorium
UKPR yang sedang Pengujian Pesawat Sinar-X”. Dengan mengangkat isu ini diharapkan, petugas laboratorium UKPR yang sedang pengujian pesawat sinar-x dilapangantetapberhati-hati atautidak menerimagratifikasiyangdiberikan oleh fasyankes dan apabila menemukan masalah ini berani melaporkan.
Tabel2.2DeskripsiIsudenganMetodeUSG
Kriteria Deskripsi Terkait Isu
Urgency Petugas laboratorium UKPR sudah mengetahui tentang gratifikasi,dikarenakantiap1tahunsekalidiLPFKmengadakan sosialisasi mengenai gratifikasi dan apa yang harus dilakukan jika mengetahui masalah gratifikasi. Maka isu ini perlu ditindak lanjuti, mengingat kondisi petugas lab. UKPR yang bekerja dilapangan memungkinkan terjadinya gratifikasi dan masalah gratifikasi sendiri sangat sulit ditemukan buktinya karena tidak ada laporan serta kejadian transaksi dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
Seriousness Dampak yang terjadi apabila seorang petugas menerima gratifikasi secara sadar atau tidak sadar adalah mereka telah melanggar nilai-nilai ASN yang bersifat akuntabel, mencoret nama baik Instansi tempat kerja, keluarga dan pegawai ASN. Selainitumerekaakanmenerimahukumanyangsesuaidengan UUyangberlakusertadiberhentikandariinstansitempatkerja.
Growth Jika tidak dilakukan upaya meningkatkan kepatuhan tentang masalah gratifikasi, maka kemungkinan kecil petugas akan menerima gratifikasi secara sadar atau tidak sadar. Serta lupa tentang dampak buruk yang terjadi akibat dari menerima gratifikasi.
2.3PenentuanPenyebabCoreIssue
LingkungankerjapetugasUKPR yanglangsungkelapangan,lebih rentanuntukmenerimagratifikasi.
Petugas Lab. UKPR memahami tentang gratifikasi. Tetapi Secara tidak sadar kemungkinan kecil pernahmenerimagratifikasi.
Secara internal (di Lab. UKPR) belum ada sosialisasi atau mengingatkan sesama petugas.
Kurangnyapengawasan
GratifikasipadaPetugas LaboratoriumUKPR yangsedangPengujian PesawatSinar-X
Kurangnya kesadaran diri mengenai gratifikasi
Tidak berani melapor karena ada rasatidakenaksesamapetugas.
Surroundings System Skills
Suppliers
Gambar 2.3 Analisa Penyebab Isu
Munculnya isu gratifikasi petugas laboratorium UKPR yang sedang pengujian pesawat sinar-x di fasyankes, disebabkan oleh system dan lingkungan karena belum adanya sosialisasi mengenai gratifikasi secara internal di lingkungan laboratorium UKPR. Serta mengingat kondisi lingkungan tempat kerja petugas dilapangan yang rentan terjadinya gratifikasi.
2.4GagasanKreaktifPemecahanCoreIssue
Gagasan kreaktif pemecahan core isu ini adalah melakukan “Upaya
Meningkatkan Kepatuhan Tindakan Menolak Gratifikasi pada Petugas Laboratorium UKPR yang sedang Pengujian Pesawat Sinar-X di Fasyankes” dengan melakukan sosialisasi serta menyediakan media pendukung. Dengan adanyasosialisasisecarainternaldiruanglingkuplab.UKPR,dapatmenanamkan rasa jujur dan tanggung jawab dalam mengerjakan tugas serta berani menolak gratifikasi dalam bentuk apapun juga berani berani atau menegur petugas yang menerima gratifikasi. Sehingga tercapai nilai-nilai dasar ASN “BERAKHLAK” dan sesuai dengan kedudukan serta peran sebagai ASN salah satunya memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas.
2.5MatriksRancanganAktualisasi
Unit Kerja : Instalasi Laboratorium Uji Kesesuaian Pesawat Sinar – X dan Proteksi Radiasi
1. Gratifikasi pada Petugas Laboratorium UKPR yang sedang Pengujian Pesawat Sinar-X,
Identifikasi Isu :
2. Belum adanya fasilitas yang mendukung fasyankes untuk mengakses hasil pengujian pesawat sinar-x secara online,
3. Belum tersedianya ruang arsip yang memadai untuk penyimpanan berkasdikantor.
Isu yang Diangkat : Upaya Meningkatkan Kepatuhan Tindakan Menolak Gratifikasi pada Petugas Laboratorium UKPR yang sedang Pengujian Pesawat Sinar-X
Gagasan Pemecahan Isu : Sosialisasi Menolak Gratifikasi di ruang lingkup Lab. UKPR
Tabel2.3MatriksRancanganAktualisasi
PenguatanNilai
1. Mengumpulkan materi-materi yang dipergunakan sebagai acuan dalam isu yang a. Mencari dan mengumpulkan referensi materi mengenai masalah gratifikasi serta dampaknya dari
Mendapatkan informasi atau materi tentang gratifikasi.
Mencari bahanbahan atau materi yang ada secara online dengan teliti dan cermat, (Akuntabel)
VisiMisiOrganisasi
Mengumpulkan materi referensi, melakukan diskusi mengenai materi yang akan dibuat serta mengajukan rancangan aktualisasi kepada mentor,
Organisasi
Kegiatan mengumpulkan bahan berkonsultasi rancangan aktualisasi kepada mentor akan memperkuat nilai organisasi yaitu diangkat menerima gratifikasi b. Mencari cara membuat desain yang digunakan untuk gambar pin di media yang ada seperti internet.
Mendapatkan informasi mengenai cara membuat plamflet.
Mencari materi pembuatan desain untuk pin dengan menggunakan media yang tersedia seperti youtube (Adaptif) berkontribusi terhadap misi organisasi yaitu
Pengembangan usaha dan tolak ukur peningkatan mutu layanan melalui c. Mencari informasi mengenai cara pembuatan google form dengan menggunakan media yang sudah tersedia. d. Melakukankonsultasi dan diskusi dengan
Responsif dan TanggungJawab.
Kepala Instalasi Lab.
UKPR selaku mentor mengenai materi yang didapatkan.
Mendapatkan informasi mengenai cara pembuatan googleform
Mencari informasi mengenai cara pembuatan google form(Adaptif) optimalisasi SDM, sarana, prasarana, peralatan, dan pengembangan teknologi tepat guna untuk mencapai
Mendapatkan masukkan atau ide dari hasil diskusi tersebut.
Melakukan konsultasi dan diskusi kepada mentor (Harmonis) e. Melakukan evaluasi Telah Melakukan kepuasaan pelanggan, masyarakat dan mitra kerja.
2. Mempelajari materi yang digunakan serta memahami website yang menangani bagian gratifikasi di satker LPFK banjarbaru dari konsultasi ke mentor melakukan perbaikan evaluasi hasil konsultasi dengan mentor (Akuntabel) a. Mempelajari bahanbahan atau materi mengenai masalah gratifikasi serta dampaknya dari menerima gratifikasi b. Belajar memahami cara membuat desain yang sudah tersedia seperti internet.
Memahami materi mengenai isu yang diangkat.
Mempelajari dan memahami materi tentang isu yang diangkat
(Kompeten)
Memahami serta mempelajari materi, cara membuat mediapendukung serta website pendukung mengenai isu yang diangkat, berkontribusi
Kegiatan mempelajari materi dan bahan pendukung mengenai isu yang dibahas, nilai organisasi yaitu
Memahami dan sudah bisa membuat desain sesuai yang diinginkan.
Mempelajari cara membuat plamflet yang menarik dan isu yang diangkat dapat dipahami
(Kompeten) terhadap misi organisasi yaitu Pengembangan usaha dan tolak ukur peningkatan mutu layanan melalui optimalisasi SDM, c. Mempelajari cara membuat google form sebagai media evaluasi dari kegiatan.
Responsif, Aktual, Akurat,danTanggung Jawab.
Memahami cara membuat google form sebagai media evaluasi dari
Mempelajari cara membuat google form sebagai media evaluasi dari kegiatan sarana, prasarana, peralatan, dan pengembangan teknologi tepat guna untuk mencapai
3. Pembuatan media yang digunakan untuk penunjang gagasan pemecahan isu. d. Mempelajari website yang sudah tersedia di satker mengenai gratifikasi a. Membuat PPT tentang sosialisasi gratifikasi secara internal di laboratorium UKPR. b. Membuat desain yang akan digunakan untuk pembuatan pin kegiatan. (Kompeten) kepuasaan pelanggan, masyarakat dan mitra kerja.
Memahami tiap point yang terdapat di website tersebut.
Mempelajari website yang sudah tersedia di satker mengenai gratifikasi
(Adaptif)
Menghasilkan
PPT yang sesuai dengan tema, menarik dan mudah dipahami
Menghasilkan gambar yang sesuai dengan tema
Melakukan pembuatan media penunjang dalam pemecahan isu yang di angkat seperti pembuatan
PPT, desain, google form serta undangan sesuai dengan tema
Membuat media penunjang saat aktualisasi, berkontribusi terhadap misi organisasi yaitu
Pengembangan usaha dan tolak ukur peningkatan mutu layanan melalui
Kegiatan yang dilakukan dalam membuat media, termasuk nilai organisasi yaitu Aktual, Akurat danTanggungJawab.
Kegiatan konsultasi dan diskusi kepada mentor c. Membuatgoogleform untuk evaluasi hasil sosialisasi
Tersedianya google form untuk evaluasi
(Kompeten) optimalisasi SDM, sarana, prasarana, peralatan, dan pengembangan teknologi tepat guna dan bagian pengurus laporan gratifikasi, termasuk nilai organisai yaitu Komitmen, AkuratdanTanggung d. Menyiapkan undangan untuk kegiatan sosialisasi e. Melakukan konsultasi dan diskusi kepada mentor mengenai media pendukung yang dibuat.dengan mentor mengenai
Jawab.
Undangan yang sudah siap dan bisa dibagikan ke petugas Lab.
UKPR
Mendapatkan masukkan kritik dan saran dari hasil media yang dibuat.
Melakukan konsultasi dan diskusi kepada mentor (Harmonis) untuk mencapai kepuasaan pelanggan, masyarakat dan mitra kerja.
Melakukan konsultasi dan diskusi kepada mentor dan bagian pengurus laporan gratifikasi, berkontribusi terhadap misi organisasi yaitu Membangunsecara sinergiskemitraanyang dan diskusi kepada ketua bagian pengurusan laporan gratifikasi di tempat kerja.
Didapatkan masukkan dan hasil media yang dibuat sudah sesuai apa belum dengan isu yang dibahas.
Melakukan konsultasi dan diskusi kepada ketua bagian pengurusan laporan gratifikasi di tempat kerja. (Kolaboratif) dari konsultasi Telah melakukan Melakukan evaluasi hasil saling menguntungkan dansalingmendukung.
4. Melakukan kegiatan sosialisasi sesama petugas Lab.
UKPR mentor dan bagian timgratifikasidiLPFK
Banjarbaru a. Melaksanakan kegiatan sosialisasi kepada petugas
Laboratorium UKPR dari hasil kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan media googleform. perbaikan dari hasil konsultasi konsultasi (Akuntabel)
Petugas mengikuti sosialisasi baik secara daring ataupun laring tergantung kondisi dilapangan.
Menerima kritik dan saran dari semua petugas
Lab. UKPR yang membangun mengenai hasil kegiatan tersebut.
Melakukan kegiatan sosialisasi sesama petugas Lab. UKPR (Harmonis)
Melakukan kegiatan sosialisasi, pemberian media kepada petugas Lab.
UKPR, misi organisasi yaitu
Membangun secara sinergiskemitraanyang saling menguntungkan dansalingmendukung. kegiatan sosialisasi, pemberian pin, kepada petugas Lab. UKPR serta
Melakukan evaluasi dari hasil kegiatan yang dilakukan (Berorientasi Pelayanan)
Melakukan evaluasi dari hasil kegiatan aktualisasi, berkontribusi terhadap misi organisasi yaitu
Pengembangan usaha dan tolak ukur peningkatan mutu layanan melalui optimalisasi SDM, sarana, prasarana, evaluasi mengenai isu yang diangkat, termasuk nilai organisai yaitu Responsif, Aktual, Akurat, Komitmen danTanggungJawab. evaluasi dari hasil kegiatan aktualisasi dengan tema gratifikasi kepada petugas Lab. UKPR tersebut digunakan oleh petugas saat tugas dilapangan. pemasangan media yang digunakan (Adaptif) peralatan, dan pengembangan teknologi tepat guna untuk mencapai kepuasaan pelanggan, masyarakat dan mitra kerja.
Melakukan pengecekan tiap hasil dari kegiatan
Didapatkanhasil yang sudah sesuai dengan rancangan kegiatan
Didapatkan
Melakukan pengecekan dari hasil kegiatan yang dilakukan
(Akuntabel)
Melakukan evaluasi dari hasil kegiatan aktualisasi, berkontribusi terhadap misi organisasi yaitu
Pengembangan usaha
Kegiatan Evaluasi mengenai hasil dari kegiatan, nilai organisasi kepada mentor mengenai hasil kegiatan aktualisasi masukkan atau perbaikan mengenai kegiatan yang sudah berlangsung
Melakukan konsultasi dan diskusi kepada mentor (Harmonis) dan tolak ukur peningkatan mutu layanan melalui optimalisasi SDM, sarana, prasarana, peralatan, dan pengembangan yang didapatkan adalah Akurat, Komitmen danTanggungJawab. dari masukkan Menyelesaikan perbaikan dari
Melakukan perbaikan hasil teknologi tepat guna untuk mencapai laporan aktualisasi mentor konsultasi mentor konsultasi (Akuntabel) a. Melaksanakan pembuatan laporan dari hasil yang didapat selama aktualisasi.
Laporan aktualisasi yang dibuat sudah sesuai dengan isu yang dibahas.
Melaksanakan pembuatan laporan dari hasil yang didapat selama aktualisasi
(Akuntabel) kepuasaan pelanggan, masyarakat dan mitra kerja.
Melaksanakan pembuatan
Laporan selama aktualisasi
Kegiatan pembuatan laporan selama aktualisasi, termasuk kepada mentor mengenai laporan aktualisasi yang dibuat.
Mentor memberikan masukkan dan menyetujui hasil laporan yang dibuat.
Menyelesaikan
Melakukan konsultasi kepada mentor (Harmonis) nilai organisai yaitu Responsif, Aktual, Akurat, Komitmen danTanggungJawab. dari hasil konsultasi dengan mentor perbaikan dari konsultasi mentor
Melakukan perbaikan hasil konsultasi (Akuntabel)
1 Mengumpul kan materimateriyang dipergunaka n sebagai acuan dalam isu yang diangkat a. Mencari dan mengumpulkan referensi bahan-bahan atau materi mengenai masalah gratifikasiserta dampaknya dari menerima gratifikasi b. Mencari cara membuat desain yang digunakan untuk gambar pin di media yang ada seperti internet. c. Mencari informasi mengenai cara pembuatan google form dengan menggunakan media yang sudahtersedia. d. Melakuk an konsultasi dan diskusi dengan Kepala
Bab Iii
Rencana Kegiatan Aktualisasi
Tabel 3.1 Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi
2 Mempelajari materiyang digunakan serta memahami website yang menangani bagian gratifikasidi satker LPFK banjarbaru e. Melakukan evaluasi dari konsultasi ke mentor a. Mempel ajari bahanbahan atau materi mengenai masalah gratifikasiserta dampaknya dari menerima gratifikasi b. Belajar serta memahami cara membuat desaindimedia yang sudah tersediaseperti internet. c. Mempel ajari cara membuat google form sebagai media evaluasi dari kegiatan. d. Mempel ajari website yang sudah tersedia di satker mengenai gratifikasi
Instalasi Lab. UKPR selaku mentor mengenai materi yang didapatkan sesuaiisuyang diangkat.
3 Pembuatan media yang digunakan untuk penunjang a. Membuat PPT tentang sosialisasi gratifikasi secara internal gagasan pemecahan isu dilaboratorium b. Membuat desain yang akan digunakan untuk pembuatanpin c. Membuat google form untuk evaluasi hasilsosialisasi d. Menyiapkan undangan untuk kegiatan sosialisasi e. Melakukan konsultasi dan diskusi kepada mentor mengenai media pendukung yang dibuat.dengan mentor mengenai f. Melakukan konsultasi dan diskusi kepada ketua bagian pengurusan laporan gratifikasi di tempatkerja. g. Melakukan evaluasi dari konsultasi mentor dan bagian tim gratifikasi di
UKPR.
LPFK
Banjarbaru
4 Melakukan kegiatan sosialisasi sesama a. Melaksa nakankegiatan sosialisasi kepada petugas petugas Lab.UKPR Laboratorium UKPR b. Melakuk anevaluasidari hasil kegiatan yangdilakukan dengan menggunakan media google form. c. Pemberi an pin dengan temagratifikasi kepada petugas Lab. UKPR
5 Melakukan evaluasidari hasil kegiatan aktualisasi a. Melakukan pengecekan tiap hasil dari kegiatan b. Melakukan konsultasi kepadamentor mengenaihasil kegiatan aktualisasi c. Melakukan perbaikan dari masukkan mentor
6 Membuat laporan aktualisasi a. Melaksana kanpembuatan laporan dari hasil yang didapatselama aktualisasi. b. Melakukan konsultasi kepadamentor mengenai laporan aktualisasi yangdibuat. c. Melakuk an perbaikan dari hasil konsultasi denganmentor
Daftar Pustaka
LAN. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Adaptif. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
LAN.2021.ModulPelatihanDasarCalonPNS: Akuntabel.Jakarta:LembagaAdministrasi Negara.
LAN.2021.ModulPelatihanDasarCalonPNS: BerorientasiPelayanan.Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
LAN. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Harmonis. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
LAN. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Kolaboratif. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
LAN.2021.ModulPelatihanDasarCalonPNS:Kompeten.Jakarta:LembagaAdministrasi Negara.
LAN. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Loyal. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
LAN. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Manajemen ASN. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
LAN.2021.ModulPelatihanDasarCalonPNS:SmartASN.Jakarta:LembagaAdministrasi Negara.
Loka Pengamanan Fasilitas Kesehatan Banjarbaru. 2021. Laporan Kinerja Loka
Pengamanan Fasilitas Kesehatan Banjarbaru. Banjarbaru.
Loka Pengamanan Fasilitas Kesehatan Banjarbaru. 2019. Profil Organisasi Loka
Pengamanan Fasilitas Kesehatan Banjarbaru. Banjarbaru.