KRL Commuterline Accessible Signage

Page 1

KRL COMMUTERLINE ACCESSIBLE SIGNAGE

2024 ENVIRONMENTAL GRAPHIC DESIGN

Signage Manual Book Designed by Benedicta Suwanto Final Project Universitas Multimedia Nusantara (Tugas Akhir Universitas Multimedia Nusantara)


ENVIRONMENTAL GRAPHIC DESIGN

Signage Manual Book Designed by Benedicta Suwanto Final Project Universitas Multimedia Nusantara (Tugas Akhir Universitas Multimedia Nusantara)


KRL Commuterline Accessible Signage for People with Disability

Signage Manual Book


Kata Pengantar Foreword Buku manual signage ini adalah standarisasi grafis untuk sistem signage di semua stasiun KAI Commuter di Jabodetabek. Fungsi buku ini mendukung serta memastikan signage pada semua stasiun dan rangkaian gerbong KAI Commuter dapat memenuhi standar kualitas grafis yang berlaku. Pada buku ini memuat semua panduan dari proses perancangan signage, bentuk, titik penentuan, peletakan, dan jenis pemasangannya. Buku ini diharapkan dapat meningkatkan citra yang lebih baik untuk KAI Commuter bagi penyandang disabilitas dengan penyamarataan signage yang dapat memepermudah penyandang disabilitas khususnya pengguna kursi roda beserta walinya dalam menavigasi diri mereka di semua stasiun dan rangkaian gerbong KAI Commuter Jabodetabek.

This manual establishes graphic standards for signage across KAI Commuter stations in Jabodetabek, aiming to ensure consistent and high-quality visuals. It serves as a guide for designing, shaping, placing, and installing signage throughout the stations and KAI Commuter carriages. The objective is to enhance the overall image of KAI Commuter, particularly for individuals with disabilities, by improving signage accessibility for wheelchair users and their companions across all stations and carriages in the Jabodetabek area.

ENVIRONMENTAL GRAPHIC DESIGN


Daftar Isi Bab 1

Pengenalan 1.1 Profil 1.2 Area Bangunan 1.3 Sign yang ada

Bab 6

Rencana Media 6.1 Peta Situs 6.2 Penempatan

Bab 2

Prinsip Signage 2.1 Tinggi Signage 2.2 Jarak Pandang

Bab 7

Aplikasi Media

Bab 3

Elemen Standar Grafis 3.1 Proses Bentuk 3.2 Palet Warna 3.3 Tipografi 3.4 Anak Panah 3.5 Piktogram 3.6 Peta Situs

Bab 8

Media Sekunder 8.1 Poster 8.2 Spanduk Vertikal 8.3 Uang Elektronik 8.4 Lanyard 8.5 Umpan Instagram

Bab 4

Tata Letak Elemen Visual 4.1 Kategori Signage 4.2 Tinggi Minimum 4.3 Tata Letak

Bab 5

Tipe Signage 5.1 Orientasi 5.2 Identitas 5.3 Direktori 5.4 Regulasi

KRL Commuterline Accessible Signage for People with Disability

Signage Manual Book


Table of Content Chapter 1

Introduction 1.1 Profile 1.2 Building Area 1.3 Existing Signage

Chapter 6

Media Plan 6.1 Sitemap 6.2 Placement

Chapter

Principle Signage 2.1 Signage Height 2.2 Visibility Range

Chapter 7

Media Application

Chapter 3

Graphic Standard Element 3.1 Shape Process 3.2 Color Palette 3.3 Typography 3.4 Arrow 3.5 Pictogram 3.6 Sitemap

Chapter 8

Secondary Media 8.1 Poster 8.2 Vertikal Banner 8.3 Electronic Money Card 8.4 Lanyard 8.5 Instagram Feed

Chapter

Visual Element Layout 4.1 Signage Category 4.2 Minimum Height 4.3 Layout

Chapter 5

Signage Type 5.1 Orientation 5.2 Identification 5.3 Directory 5.4 Regulation

Signage Manual Book

KRL Commuterline Accessible Signage for People with Disability


Pengenalan Introduction

KRL Commuterline Accessible Signage for People with Disability

Signage Manual Book


2

1.1

Profil Profile

PT Kereta Commuter Indonesia merupakan anak perusahaan dari perusahaan kereta api nasional PT Kereta Api Indonesia. KRL Commuterline hadir sebagai sarana transportasi dibidang perkeretaapian dengan basis listrik yang mampu mengangkut 950.000 penumpang setiap harinya pada jalur Jabodetabek. Penggunaan KRL Commuterline sebagai pilihan utama dalam bertransportasi wilayah Jabodetabek, terbagi dalam 5 jalur utama yaitu Jalur Tangerang, Jalur Cikarang, Jalur Tanjung Priok, Jalur Rangkasbitung, dan Jalur Bogor. Jalur-jalur ini memiliki dua tiga stasiun transit utama, yaitu Stasiun Tanah Abang, Stasiun Manggarai, dan Stasiun Jakarta Kota.

PT Kereta Commuter Indonesia, a subsidiary of the national railway company PT Kereta Api Indonesia, operates the KRL Commuterline as an electric rail transportation system. Capable of accommodating 950,000 passengers daily on the Jabodetabek route, KRL Commuterline is a primary mode of transportation in the area. It comprises five main routes: Tangerang Line, Cikarang Line, Tanjung Priok Line, Rangkasbitung Line, and Bogor Line. These routes include two or three key transit stations, namely Tanah Abang Station, Manggarai Station, and Jakarta Kota Station.

Signage Manual Book

KRL Commuterline Accessible Signage for People with Disability


3

1.2

Area Bangunan Building Area

KRL Commuterline Accessible Signage for People with Disability

Signage Manual Book


4

Stasiun Tanah Abang merupakan salah satu dari tiga stasiun transit utama PT KAI Commuter. Stasiun Tanah Abang memiliki dua peron utama yang menghubungkan dua sampai tiga jalur KRL Commuterline Jabodetabek, yaitu Jalur Tangerang, Jalur Cikarang, dan Jalur Rangkasbitung. Jalur Rangkasbitung berada di peron 5 dan 6, sedangkan untuk Jalur Tangerang berada di peron 2 dan Jalur Cikarang berada di peron 3. Jalur Cikarang selain menuju stasiun akhir yaitu Cikarang, juga dapat melalui Stasiun Angke kemudian transit Kampung Bandan untuk menuju Jalur Tanjung Priok.

Tanah Abang Station, one of PT KAI Commuter's three main transit hubs, features two primary platforms connecting two to three Jabodetabek Commuterline KRL lines—namely, the Tangerang Line, Cikarang Line, and Rangkasbitung Line. Platforms 5 and 6 serve the Rangkasbitung Line, while platform 2 accommodates the Tangerang Line, and platform 3 is designated for the Cikarang Line. In addition to its route to the final station, Cikarang, the Cikarang Line offers an alternative route via Angke Station, with a transfer at Kampung Bandan, to reach the Tanjung Priok Line. Despite the station's complexity, there is a drawback in terms of providing accessible signage for wheelchair users.

Kompleksitas stasiun ini memiliki kekurangan, yaitu aksesibilitas signage yang baik terhadap pengguna dengan kursi roda.

Signage Manual Book

KRL Commuterline Accessible Signage for People with Disability


5

1.3

Signage yang ada Existing Signage

KRL Commuterline Accessible Signage for People with Disability

Signage Manual Book


6

Kondisi signage yang saat ini yang berada di stasiun transit dan stasiun non transit di Jabodetabek adalah tidak adanya konsistensi antar stasiun baik dalam, tata letak ikon, keterangan yang terlalu padat, ikon sulit dimengerti, peletakan signage yang sulit untuk ditemui atau terlalu tinggi, sampai dengan penggunaan warna sebagai indikator jalur atau arah keluar. Pada stasiun transit, tidak ada peta untuk semua jalur kereta KRL Commuterline di Jabodetabek. Selain pada stasiun, di dalam gerbong-gerbong kereta peletakan aturan kurang efektif, dan tidak ada indikasi stasiun yang spesifik karena hanya tersedia satu peta untuk semua jalur di Jabodetabek.

The present state of signage at transit and non-transit stations in Jabodetabek lacks uniformity in icon arrangement, features overly dense information, employs confusing icons, has challenging signage placement or excessive height, and inconsistent use of color for exit paths or directions. Transit stations lack comprehensive maps for all KRL Commuterline train lines in Jabodetabek. In train carriages, rule layouts are ineffective, and there are no specific station indications, as only one map is provided for all lines in Jabodetabek.

Signage Manual Book

KRL Commuterline Accessible Signage for People with Disability


Prinsip Signage Signage Principle

KRL Commuterline Accessible Signage for People with Disability

Signage Manual Book


8

2.1

Tinggi Signage Signage Height

Pada tahap pemasangan signage, terdiri dari dua komponen utama yaitu informasi primer dan informasi sekunder. Posisi signage khusunya pada bagian overhead, perlu disesuaikan tidak hanya untuk mereka yang tidak memiliki disabilitas tetapi juga untuk penyandang disabilitas khususnya yang menggunakan kursi roda. Sedangkan untuk signage pada bagian lantai disarnkan untuk tidak terlalu rendah, agar informasi primer dan sekunder dapat terlihat dan terbaca dengan mudah bagi kedua tipe pengguna. Ketinggian signage yang dipasang untuk bagian overhead, umumnya adalah 183-244 cm dan pada eye level umumnya 92-183 cm untuk orang reguler tanpa disabilitas. Sedangkan bagi pengguna kursi roda, eye level umumnya berada pada ketinggian 109-129,5 cm, dan overhead adalah 135-175cm.

During the installation of signage, two key elements are involved: primary information and secondary information. The positioning of signage, particularly at the overhead level, should be tailored to accommodate both individuals without disabilities and those with disabilities, particularly wheelchair users. Simultaneously, it is advised that floor signage is not placed excessively low to ensure easy visibility and readability of both primary and secondary information for both type of individual.

The typical height for overhead signage installation ranges from 183 to 244 cm, and eye-level placement is generally between 92 and 183 cm for individuals without disabilities. In contrast, for wheelchair users, eye level typically falls within the range of 109 to 129.5 cm, while overhead placement is between 135 and 175 cm.

Signage Manual Book

KRL Commuterline Accessible Signage for People with Disability


9

2.2

Jarak Pandang Visibility Range Jarak pandang yang perlu diperhatikan dalam pemasan signage juga sangat penting, jarak pandang minimum berada pada 33-40,6 cm, dan maksimalnya pada 71,7-73,7 cm untuk orang reguler tanpa disabilitas. Bagi pengguna kursi roda, jarak pandang minimum adalah 20-30 cm, dan maksimum pada 55-70 cm. Selain jarak pandang, sudut pandang penglihatan juga perlu diperhatikan. Pengguna kursi roda memerlukan sudut pandang yang ideal sekitar 33 derajat, berbeda dengan orang reguler tanpa disabilitas yang memiliki sudut pandang lebih tinggi.

The installation of signage should take into account the critical factor of viewing distance. For individuals without disabilities, the minimum viewing distance ranges from 33 to 40.6 cm, while the maximum is between 71.7 and 73.7 cm. Conversely, wheelchair users require a minimum visibility distance of 20 to 30 cm, with a maximum of 55 to 70 cm. In addition to viewing distance, the viewing angle is another important consideration. Wheelchair users benefit from an optimal viewing angle of around 33 degrees, which differs from the higher viewing angle typically suitable for individuals without disabilities.

KRL Commuterline Accessible Signage for People with Disability

Signage Manual Book


Signage Manual Book

KRL Commuterline Accessible Signage for People with Disability


Elemen Standar Grafis Graphic Standard Element

KRL Commuterline Accessible Signage for People with Disability

Signage Manual Book


12

3.1

Proses Bentuk Shape Process

Atkinson Hyperlegible merupakan font yang dibentuk dari grotesque sans-serif sebagai fondasi font. Font ini dipilih sebagai font utama dan bentuk dasar dari signage karena sifatnya yang serba guna tingkat keterbacaan yang tinggi dengan karakter huruf yang dapat dibedakan secara maksimal. Font ini awalnya diperuntukkan secara spesifik bagi penyandang disabilitas buta oleh Braile Institute of Amerika. Beberapa pengguna kursi roda memiliki kesulitan dalam melihat, sehingga masuk dalam kategori MDVI (Multiple Disabilities and Visual Impairment), dalam hal ini upaya peningkatan citra KRL Commuterline yang inklusif serta ramah dengan disabilitas font ini adalah bentuk perwujudan bahwa KRL Commuterline dapat digunakan oleh semua orang termasuk penyandang disabilitas. Atkinson Hyperlegible, a font derived from grotesque sans-serif, serves as the primary signage font due to its versatility and high readability with distinct letter characters. Originally designed for the blind by the Braile Institute of America, this font is inclusive and caters to individuals with Multiple Disabilities and Visual Impairment (MDVI), encompassing some wheelchair users. This choice reflects the KRL Commuterline's commitment to being accessible and friendly to people with disabilities, emphasizing that the font makes the commuter line usable for everyone.

Signage Manual Book

KRL Commuterline Accessible Signage for People with Disability


13

Bentuk dasar diambil dari huruf “q” dari font Atkinson Hyperlegible yang memiliki aksen yang unik pada bagian ujung tangkainya. Dari bentuk tersebut kemudian diambil sebagai bentuk dasar signage. The basic shape is derived from the letter "q" in the Atkinson Hyperlegible font, featuring a distinctive accent at the end of the stem. This shape is subsequently adopted as the foundational design for the signage.

KRL Commuterline Accessible Signage for People with Disability

Signage Manual Book


14

Hasil akhir bentuk dasar signage utama untuk KRL Commuterline yang diambil dari ujung tangkai huruf Atkinson Hyperlegible.

The final outcome is the basic shape of the primary signage for the KRL Commuterline, derived from the end of the letter stem in the Atkinson Hyperlegible font.

Signage Manual Book

KRL Commuterline Accessible Signage for People with Disability


15

Bentuk dasar perlu adanya implementasi pada grid, yang bertujuan agar desain bentuk dasar yang telah di tentukan memiliki ukuran yang sesuai dan proporsional, sehingga mampu meberikan keseragaman bentuk signage. The basic shape should be applied within a grid system, to ensure that the predetermined design has an appropriate size and is proportional. This ensures uniformity in the signage shape.

KRL Commuterline Accessible Signage for People with Disability

Signage Manual Book


16

Signage Manual Book

KRL Commuterline Accessible Signage for People with Disability


17

3.2

Palet Warna Color Palette Penggunaan warna-warna yang digunakan dalam perancangan signage ini diambil dari warna-warna jalur yang telah tersedia di Peta Rute KRL Commuterline Jabodetabek dan Peta jaringan KA Perkotaan Jakarta. Jalur yang bervariasi ini perlu diimbangi dengan warna yang sesuai ketentuan dari KAI Commuter. The color scheme for this signage was derived from the line colors featured on the Jabodetabek Commuterline KRL Route Map and the Jakarta Urban Railway Network Map. The diverse routes require a color balance that adheres to the guidelines set by KAI Commuter.

1

#ED2490 R: 237 G: 36 B: 144

4

C: 0 M: 96 Y: 0 K: 0

2

#38BCED R: 56 G: 188 B: 237

R: 141 G: 198 B: 65 C: 50 M: 0 Y: 99 K: 0

5

C: 64 M: 5 Y: 0 K: 0

3

#8DC641

#C56637 R: 197 G: 102 B: 55 C: 18 M: 70 Y: 89 K: 5

#ED1C24 R: 237 G: 28 B: 36 C: 0 M: 100 Y: 100 K: 0

KRL Commuterline Accessible Signage for People with Disability

Signage Manual Book


18

Orientation

#000000

#FFFFFF

#FFC516

Directory

#929292

Signage Manual Book

#FFFFFF

#000000

KRL Commuterline Accessible Signage for People with Disability


19

Identification

#000000

#FFFFFF

#929292

Regulatory

#000000

#C1272D

KRL Commuterline Accessible Signage for People with Disability

#FFC516

Signage Manual Book

#929292

#FFFFFF


20

3.3

Tipografi Typography

Tipografi merupakan elemen penting dalam pembuatan signage. Pemilihan jenis huruf dapat mempengaruhi keterbacaan dan penyampaian informasi. Jenis huruf signage adalah Atkinson Hyperlegible beserta dengan family fontnya. Setiap tipe family font digunakan untuk kebutuhan yang berbeda-beda. Demi menjaga tingkat keterbacaan untuk jarak yan jauh, maka diperlukan blur test untuk memastikan font dapat dibaca dari jarak yang jauh. Typography plays a crucial role in signage creation, affecting readability and delivery of information. Atkinson Hyperlegible, including its font family, is the chosen typeface for the signage. Different members of the font family are employed for various requirements. To guarantee readability over extended distances, a blur test is conducted to ensure the font remains legible from afar.

Signage Manual Book

KRL Commuterline Accessible Signage for People with Disability


21

Atkinson Hyperlegible merupakan huruf sans serif yang diambil dari bentuk dasar grotesque sans serif. Karakteristik dari Atkinson Hyperlegible adalah tegasnya perbedaan setiap karakter baik huruf ataupun angka. Font ini memiliki kesan tidak lekang akan waktu, inklusif, independen, dan modern.

Atkinson Hyperlegible Regular

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 0123,;/? Atkinson Hyperlegible Italic

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 0123,;/?

Atkinson Hyperlegible Regular digunakan untuk headline, bodycopy text, dan informasi utama yang menggunakan Bahasa Indonesia. Atkinson Hyperlegible Bold digunakan untuk infromasi utama yang terdiri dari 1 sampai dengan 2 kata. Atkinson Hyperlegible Italic digunakan untuk penggunaan Bahasa Inggris.

Atkinson Hyperlegible Bold

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 0123,;/?

Atkinson Hyperlegible, derived from a basic grotesque sans-serif, highlights distinct differences between characters, both letters and numbers. It exudes a timeless, inclusive, independent, and modern feel. Atkinson Hyperlegible Regular is applied for headlines, body copy in Indonesian, and main information. Atkinson Hyperlegible Bold is used for concise information of 1 to 2 words, while Atkinson Hyperlegible Italic is employed for English content.

KRL Commuterline Accessible Signage for People with Disability

Signage Manual Book


22

3.4

Anak Panah Arrow

Arah panah dapat digunakan untuk memperjelas alur dan membantu pengunjung menavigasi diri mereka untuk mencapai tujuan. Arah panah dirancang dari bentuk huruf “R” font Atkinson Hyperlegible sebagai bentuk dasar arah panah untuk signage. Utilizing directional arrows can be used to clarify the flow and guiding visitors towards their destinations. The arrow's design is derived from the shape of the letter "R" in the Atkinson Hyperlegible font, serving as the basic form for signage directional arrows.

Signage Manual Book

KRL Commuterline Accessible Signage for People with Disability


23

KRL Commuterline Accessible Signage for People with Disability

Signage Manual Book


24

3.5

Piktogram Pictogram

Piktogram atau ikon merupakan sarana dalam penyampaian pesan memalui visual yang menggantikan pesan dalam bentuk tulisan. Penggunaan ikon dalam sistem signage membantu mempercepat penyampaian informasi. Ikon sering disandingkan dengan anak panah untuk membantu penyampaian pesan yang lebih efektif, khususnya pada stasiun dan gerbong KRL Commuterline. Piktogram yang dirancang mengacu pada bentuk dasar yang sama dengan anak panah dan huruf “i” sebagai abstraksi bentuk manusia. Icons or pictograms convey messages visually, replacing written information and expediting communication. In signage systems, icons, often paired with arrows, enhance the efficiency of message delivery, particularly at KRL Commuterline stations and carriages. The designed pictograms are based on the same fundamental shapes found in arrows and incorporate the letter "i" as an abstraction of the human form..

Signage Manual Book

KRL Commuterline Accessible Signage for People with Disability


25

Toilet

Disabilitas

Lansia

Keluar

Tangga Naik

Tangga Turun

Eskalator Naik

Eskalator Turun

Lift

Pipa Hidran

Tempat Berbelanja

Hidran

Musholla

KRL Commuterline Accessible Signage for People with Disability

Signage Manual Book

Wanita Hamil

Orang tua dengan anak


26

Ruang Menyusui

Pengisian Daya

Pos Kesehatan

Pusat Informasi

KA Bandara

Bandara

Bus Transjakarta

Kereta Api Lokal

Kereta Cepat

Dilarang Duduk di Tangga

Dilarang Membuang Sampah Sembarangan

Dilarang Merokok

Signage Manual Book

KRL Commuterline Accessible Signage for People with Disability


27

3.6

Peta Situs Sitemap Pembentukan peta situs diperlukan sebagai representasi keadaan stasiun. Maka dari itu, pembuatannya perlu dibuat jelas dan sederhana sehingga mudah dipahami. Berikut adalah peta situs indoor Stasiun Tanah Abang yang ddapat diimplementasi pada stasiun-stasiun lain.

9

5

6

7

8

11

10

Creating a sitemap is essential as it represents the layout of the station. It should be clear and straightforward for easy comprehension. The provided Tanah Abang Station indoor sitemap can be adopted for use in other stations.

1 3

2

13

12

KRL Commuterline Accessible Signage for People with Disability

14

1

Pintu Tap Masuk

5

Toilet Pria

9

2

Pintu Tap Keluar

6

Toilet Wanita

10 Menuju/Dari

3

Loket Tiket

7

Musholla Pria

11

Menuju/Dari peron 2-3

4

Pusat Layanan

8

Musholla Wanita

12

Menuju/Dari peron 5-6

Signage Manual Book

4

Pintu Keluar JPM Tanah Abang peron 2-3

13

Menuju/Dari peron 5-6

14

Pos Pengamanan


28

Peta situs tidak hanya berhenti di bagian indoor saja tapi juga pada bagian outdoor, berikut adalah peta situs untuk bagian peron pada Stasiun Tanah Abang sebagai stasiun transit.

1

3

2

4

6

5

7

8

11

12

The site map extends beyond the indoor area to cover the outdoor section, specifically detailing the platform section at Tanah Abang Station as a transit hub.

13

10

9 1

Jalur Kereta 1

5

Jalur KRL 5

9

2

Jalur KRL 2

6

Jalur KRL 6

10 Pintu Keluar

3

Jalur KRL 3

7

Pintu Keluar Peron 1-2

11

Peron 2-3

4

Jalur Kereta

8

Pintu Keluar Peron 5-6

12

Peron 5-6

Signage Manual Book

Pintu Keluar Peron 1-2

13

Jembatan Penyebrangan

Peron 5-6

KRL Commuterline Accessible Signage for People with Disability


Tata Letak Elemen Visual Visual Element Layout

KRL Commuterline Accessible Signage for People with Disability

Signage Manual Book


30

4.1

Kategori Signage Signage Category

Signage memiliki empat kategori utama yaitu identitas, orientasi, direktori, dan regulasi.

Signage is categorized into four main types: identity, orientation, directory, and regulation.

Identitas digunakan untuk menunjukkan identitas suatu tempat yang memudahkan pengguna KRL Commuterline mengenal tempat tersebut.

Identification signage serves to showcase a place's identity, facilitating easy recognition for KRL Commuterline users.

Orientasi adalah signage yang menggabungkan signage identitas dan direktori, bertujuan untuk membantu navigasi posisi pengguna. Direktori berfungsi sebagai penunjuk arah lokasi dan tempat yang ingin dituju selama di stasiun KRL Commuterline.

Orientation signage integrates identity and directory elements to assist users in navigating their position. Directional signage functions as a guide to direct users to specific locations within the KRL Commuterline station. Regulatory signage is designed as a means to communicate information about the rules applicable, guiding behavior on Commuterline KRL trains and stations.

Regulasi dirancang sebagai media penyampaian informasi tentang aturan-aturan yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama berada di kereta dan stasiun KRL Commuterline

Signage Manual Book

KRL Commuterline Accessible Signage for People with Disability


31

4.2

Tinggi Minimum Minimum Height Tinggi signage mempengaruhi efektivitas dari keterbacaan suatu signage. Mada dari itu, tinggi minimum signage diperlukan agar informasi dapat tersampaikan dengan baik, dan dimengerti untuk orang reguler tanpa disabilitas dan pengguna kursi roda. Tinggi minumum tidak boleh lebih rendah dari 92 cm. The height of signage plays a crucial role in determining its readability effectiveness. It is essential to establish a minimum height for signage to ensure clear communication and understanding for both individuals without disabilities and wheelchair users. This minimum height should not be below 92 cm.

KRL Commuterline Accessible Signage for People with Disability

Signage Manual Book


32

4.3

Tata Letak Layout

Mempertahankan konsistensi diperlukan agar elemen grafis, visual, dan informasi pada setiap signage tetap terjaga dengan memperhatikan tata letak dan konfigurasi area bersih.

Maintaining consistency is necessary so that the graphic, visual and information elements on each signage are maintained by paying attention to the layout and configuration of the clear space.

Tata letak dan konfigurasi area bersih membantu visibilitas informasi, ikon dan tulisan pada signage. Adanya ruang kosong membantu elemen visual, grafis, dan tulisan tidak memadati satu tempat.

The arrangement and configuration of the clear space enhance the visibility of information, icons, and text on the signage. Allowing for free space prevents visual, graphic, and written elements from overcrowding in one place.

Signage Manual Book

KRL Commuterline Accessible Signage for People with Disability


33

185cm

KRL Commuterline Accessible Signage for People with Disability

Signage Manual Book


34

95cm

2500cm

30cm

100cm

80cm

80cm 65cm

65cm 120cm

20cm

175cm

Cikarang Karet Sudirman Manggarai Matraman Pondok Jati Pasar Senen Kemayoran Jatinegara Klender Bekasi Tambun Cibitung Cikarang

Signage Manual Book

KRL Commuterline Accessible Signage for People with Disability


35

20cm

150cm

160cm

KRL Commuterline Accessible Signage for People with Disability

Signage Manual Book


Signage Manual Book

KRL Commuterline Accessible Signage for People with Disability


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.