BENTENG KAMPUS
Edisi September 2015
09/ VI / 2015
LULUSAN STIKOM SEMARANG 100 PERSEN LEGAL Hal.6
Hal.7
Hal.8
Hal.10
Perjuangan Adalah Pelaksanaan Kata - Kata
Gus Nuril Kecewa APPD Dihapus
Resensi : Pulang
Kiprah Alumni : Shinta Ardhany
Temu Kangen Alumni APPD
32 Tahun Itu Hanyalah Sejengkal Waktu tinggi tertua di Jawa Te n g a h y a n g telah melahirkan ribuan sarjana komunikasi yang bekerja di berbagai instansi pemerintah maupun swasta. STIKOM memiliki berbagai angakatan alumni yang sampai sekarang masih tetap solid. Salah satunya adalah angkatan tahun 1983 yang mengadakan acara temu kangen atau reuni belum lama ini. Acara tersebut berlangsung di Hotel Muria Jl. Dr. Cipto No 73 Semarang pada tanggal 30 Alumni APPD Memberikan Kenang - Kenangan Kepada Ketua Stikom Semarang Agustus 2015. Event temu Drs.H.Gunawan Witjaksana, M.Si dan Sekretaris Yayasan Panca Bhakti, Drs. Kuwatono. M.Si kangen itu terealisasi berkat kerja keras dari Eko Purwanto, BA, Drs ekolah Tinggi Ilmu Komunikasi ( STIKOM ) Bambang Agus S, MM dan H. Aan Supardan, Semarang pada tahun 80an masih bernama MM. Bermula dari keresahan Bambang Agus S , akademi publistik Pembangunan Dipanagara dosen Stikom yang populer dipanggil dengan Pak (APPD) Semarang. Sebagai Salah satu perguruan Kelik. Beliau resah karena alumni 1983 telah Dok. BK
S
lama vakum tidak bertemu. Kemudian keresahan tersebut disamapaikan kepada Eko Purwanto teman seangkatan yang pada saat itu baru saja pensiun dari profesinya sebagai kabag Humas Pupuk Kaltim, Kalimantan Timur. Eko segera menindaklanjuti ide untuk mengumpulkan teman – teman angkatan 1983 yang memang sudah terpencar dan sulit untuk menghubungi mereka. Kemudian Menurut Eko acara yang digagas sejak februari 2015 itu, membutuh waktu sekitar empat bulan untuk mengumpulkan sebanyak 59 alumni yang ada contact personnya. Hal itu terkendala karena mengumpulkan para Alumni tidaklah mudah, ternyata mereka tersebar diberbagai kota besar di Indonesia seperti Jakarta Surabaya dan Kalimantan. Pada saat acara temu kangen berlangsung ada sebagian alumni tidak bisa hadir, sebab banyak para alumni yang masih aktif bekerja ataupun ada acara keluarga yang tidak bisa ditinggalkan. Sehingga acara yang sebetulnya digagas pada tanggal 15 Agustus terpaksa mundur menjadi tanggal 30 agustus 2015.
Selamat Atas Pelantikan Pengurus PWI Jawa Tengah Periode 2015 - 2020
Jayalah Wartawan Jawa Tengah, Jayalah Indonesia !
BERSAMBUNG DI HALAMAN 11
Dok. BK
Info Mahasiswa Kepada seluruh mahasiswa STIKOM yang ingin mengikuti UKM TV, Radio dan Band agar segera mendaftarkan diri ke SMPT. Sertakan Nama, NIM, Semester dan Peminatan, dikumpulkan pada tiap Komting Kelas .Ketua SMPT
TTS BK Stikom sudah bagus, sangat menarik untuk dibaca. Sayangnya gak ada hiburannya, mungkin kalau diberi TTS kita jadi gak jenuh untuk membaca. Terima kasih. Rochima Fitriyani, Semester 1 Terima kasih atas sarannhya , redaksi sedang menyiapkan rubrik remaja dan hiburan.
Salah ketik Mau kasih saran mungkin bisa dibetulkan, pada terbitan BK edisi 8 mengenai brosur pembayaran yang ada di cover depan BK. Pengetikan pembayaran untuk kelas alih program ada yang salah. Menurut saya kesalahan informasi sangat berpengaruh karena tabloid BK sebagai media komunikasi di kampus Stikom ini. semoga kedepan redaksi lebih teliti. Terima kasih. Venthy, kelas alih program
Selamat Datang Keluarga Baru
T
ahun akademik 2014/2015 baru saja berlalu, kini kita semua tengah menapaki tahun akademik berikutnya 2015/2016. Semoga kita semua telah tubtas melakukan refleksi dan perenungan selama setahun silam, dan dari perenunbgan iitu semoga pula kita semua bisa mengambil hikmah dan pelajaran, agar di tahun akademik 2015/2016 prestasi dan capaian upaya kita lebih sukses dan lebih baik. Agama kita memberi lentera dan pesan, kalau capaian hari ini sama dengan kemarin saja dinilai rugi, apalagi lebih jelek. Semoga tidak demikian. Kita berharap dan optimis mudahmudahan di tahun akademik 2015/2016 kita semua bisa meningkatkan dari apa yang dicapai setahun silam. Demikian pula para mahasiswa STIKOM Semarang. Pengasuh dan pengelola Benteng Kamous ( BK ) yang karena berbagai persoalan rutin pada saat menutup akhir tahun akademi 2014/2015 dan menyongsong hadirnya tahun kademik berikutnya menghadapi kendala jadwal terbit kermbali meminta maaf kepada sidang pembaca bahwa BK lagilagi terlambat terbit. Bukan bermaksud melalukan pembelaan, tetapi itulah realitas yang awak BK hadapi, tenagatenaga penting dan vital di tubuh BK selama ini juga menulangpunggungi UKM-UKM lain di STIKOM Semarang. BK memang menjadi tempat bertemu dan berkolaborasinya para aktifis STIKOM. Di BK-lah segala sesuatu terkomunikasikan. Terjadinya benturan waktu yang melanda sebagian awak BK karena juga harus menyelesaikan tugas di UKM memaksa awak BK berkompromi sehingga menjadikan BK terlambat terbit. Masuknya tahun akademik baru 2015/2016 membuka harapan kami, karena sedikitnya 100 mahasiswa baru masuk ke STIKOM Semarang. Selamat datang saudara-saudaraku, Orientasi Studi dan pengenalan kampus menjadi pintu masuk anda semua di rumah kampus kerakyatan ini. Bersegeralah bergabung dengan kami. BK bukan milik siapa-siapa, tetapi milik kita semua, ayo‌.mari‌.kita semartakkan BK dengan berbagai tulisan, gagasan, saran dan kritikmu. Semua unek-unek dan kekritisanmu menjadi obat bagi pengelola BK. Obat memang pahit, tetapi menyehatkan. Selamat datang keluarga baru STIKOM di kampus kerakyatan. ( red )
EDITORIAL
Terima kasih atas kritikannya , redaksi akan mengevaluasi mengenai salah informasi .
Hindari Tipuan Perguruan Tinggi Abal-Abal Saya ingin mengkritik dalam hal : Pertama, majalah kurang berwarna jadi kurang menarik untuk dibaca Kedua, foto kurang menarik, coba cari angle yang tepat. Ketiga, konten majalah coba diperluas lagi. Dwi febriyanti, semester 1 Terima kasih atas sarannya , redaksi sedang mengupayakan agar tabloid Benteng Kampus lebih berwarna
Desain Berwarna Desainnya kalau bisa dibuat berwarna, supaya lebih menarik minat para pembaca. Supaya tidak terlihat monoton. Rubrik hiburan dan seninya ditambah dong. Agar para mahasiswa yang memiliki bakat besar di bidang tersebut dapat tertampung. Nuke Rizqi Putri, semester 1 Terima kasih atas sarannya , redaksi sedang menyiapkan rubrik remaja dan hiburan.
Selain versi cetak , kami juga mempunyai blog yang bisa anda kunjungi di bentengkampusnews.blogspot.com, atau dalam versi E-papper di ISSU.com/bentengkampusstikom. kritik dan saran selalu kami nantikan dari pembaca agar kami dapat lebih inovatif dalam menyajikan segala informasisi
G
ebrakan Menteri Riset,Teknologi dan Perguruan Tinggi ( Menristek & Dikti ) Prof Dr Muhammad Nasir , SE untuk menata dan memantapkan posisi perguruan tinggi di mata publik perlu diacungi jempol dan didukung sepenuhnya oleh seluruh masyarakat. Salah satu gebrakan yang sekarang sedang populer adalah tindakan tegas terhadap keberadaan perguruan tingg ( PT ) abalabal di wiayah provinsi Jabar dan Jatim yang jelas-jelas merugikan masyarakat. Tidak hanya masyarakat yang karena keterbatasan pengetahuannya terjebak untuk masuk menjadi peserta didik di PT abal-abal, pengguna lulusan PT abal-abal pun juga akan terkena dampaknya. Dukungan terhadap pemegang otoritas pendidikan tinggi di negeri ini idealnya harus dibarengi dengan sikap cerdas masyarakat yang akan melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi. Era teknologi informasi dan komunikasi yang sedang berlangsung seperti sekarang ini memang bisa dimanfaatkan oleh siapa saja, termasuk pihak-pihak yang sengaja memperkeruh dunia pendidikan tinggi kita dengan menawarkan PT abal-abal yang dikemas melalui berbagai bentuk pencitraan yang dapat membuwai masyarakat. Berbagai janji kemudahan, diantaranya proses kuliah yang tidak ketat dan cepat meraih sarjana ternyata hingga sekarang masih mampu membuai dan menjadikan masyarakat kita lengah sehingga tertarik untuk masuk di dalamnya. Tentu ketololan ini harus diakhiri. Selain senantiasa mencari sumber resmi untuk mengetahui mana-mana PT yang sah dan legal melalui saluran resmi otoritas pendidikan di negeri ini seperti Ditjen Dikti, Kopertis dan lain-lainnya secara langsung, masyarakat juga bisa mengakses melalui saluran-saluran resmi pemegang otoritas pendidikan tinggi itu melalui media maya atau online. Ada cara praktis yang bisa ditempuh untuk mengetahui apakah PT itu abal-abal atau tidak. Caranya dengan meminta informasi penyelenggara PT itu tentang legalitas penyelenggara pendidikan tinggi, status akreditasi PT, status akreditasi program studi yang diselenggarakan dan rasio jumlah peserta didik ( mahasiswa ) dengan dosen yang menurut ketentuan untuk progranm studi eksak 1 dosen berbanding 30 mahasiswa sedang untuk program studi non eksak 1 berbanding 40. Selain itu juga bisa dilihat rutinitas dan frekuensi penyelenggaraan wisuda dan kehadiran pejabat pemegang otoritas pendidikan yang ada dalam forum itu. Kehadiran pejabat pemegang ototitas pendidikan tinggi di sebuah wilayah dalam acara wisuda menjadi simbul dan sinyal eksistensi PT itu. Inilah tradisi yang diterapkan Kopertis Wilayah VI Jawa Tengah. Kalau dalam acara wisuda sebuah PTS dihadiri oleh pejabat Kopertis , itu merupakan simbul bahwa PT dan lulusan yang diwisuda itu sah dan legal. Sinyal itulah yang dikirim oleh STIKOM Semarang kepada public, dalam setiap kali wisuda termasuk wisuda ke-34 yang baru saja berlangsung dihadiri kepala TU Kopertis yang mewakili Koordinator Kopertis wilayah VI. Testemoni Kopertis wikayah VI Jateng menegaskan bahwa STIKOM dan lulusannya sah dan legal. Saatnyalah sekarang masyarkat memberdayakan dan memperkuat diri agar tidak dirugikan oleh PT abal – abal dalam. Niyat mulia mencari ilmu jangan sampai tertipu oleh lembaga pendidikan abal-abal. ( red )
Benteng kampus, tabloid bulanan Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi ( STIKOM ) Semarang di terbitkan berdasarkan SK Ketua STIKOM Semarang nomor : 113/A.40/STIK/IV/2012. Terbit tiap tengah bulan . Pelindung : Ketua STIKOM Semarang , Drs. H. Gunawan Witjaksana, M.Si. Penanggung jawab : Ketua Program Studi Ilmu komunikasi, Drs Sonef Riyadi, M.Si, Pemimpin Redaksi, Syamsul Huda S.sos, M.Si. Dewan Redaksi : Drs. Gunawan Witjaksana, M.Si, Drs. Sonef Riyadi, M.Si, Drs. Pardomuan Siregar, Drs Mas Susiswo, MM, Drs Sri Mulyadi, MM, Syamsul Huda S.Sos, M.Si, Koordinator Liputan : Iwan Arifianto, Irfandi YA, Reporter : Apriyani Indrawati, Ria Anggraeni, M Khoir, Faqih Normansyah , Mustakim, Nanda , Pradevy, Erma, Siti Fatimah, Fotografer : Baihaqy Iktasoma, Desain Grafis : Pratama Aji W , Alamat Redaksi : Jl. Woltermonginsindi 119 Pedurungan – Genuk Semarang, : kampusbenteng@gmail.com. : Benteng Kampus : @bentengkampus. Redaksi menerima tulisan / naskah dari kalangan kampus dan masyarakat umum. Naskah yang di kirim ke redaksi di harapkan di ketik rapi, menggunakan bahasa Indonesia yang
09/ VI/ 2015
Berita Utama
Lulusan Stikom Semarang 100 Persen Legal Belum lama ini kemeristek-Dikti menemukan beberapa perguruan tinggi abal – abal. Perguruan tinggi ini sudah dinon aktifkan tetapi bisa menggelar prosesi wisuda. Bagaimana bisa sebuah perguruan tinngi yang sudah tidak aktif tetap bisa melaksanakan wisuda? Peristiwa ini merupakan pukulan berat bagi dunia pendidikan Indonesia. Ketika Negara ini gencar melakukan perbaikan dunia pendidikan t e r u t a m a perguruan tinngi. Agar pergururan tinggi di negeri kita bisa masuk 5 00 jajaran Dok.BK perguruan tinggi Drs. Gunawan Witjaksana M.Si terbaik dunia . Terbongkarnya kampus abal – abal merupakan ironi yang menurunkan derajat perguruan tinggi yang katanya melahirkan para intelektual yang menjadi panutan masyarakat. Perguruan tinggi tersebut ialah Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Telematika, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) dan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Suluh Bangsa. Ketiga PTS tersebut masih dalam satu naungan yayasan Aldiana Nusantara yang berlokasi di Ciputat Jawa Barat. Ketiga PTS tersebut masuk kedalam wliayah Kopertis wilayah III. Tidak tanggung-tanggung jumlah wisudawan mencapai ribuan. Sedangkan Menurut hasil tinjauan dari Kemeristek-Dikti. Perguruan tinggi tersebut tidak melakukan proses belajar mengajar, tetapi hanya melakukan transaksi jual beli ijazah. Kemudian di Jawa Timur ada tiga kampus yang dianggap tak serius berbenah ialah Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) PGRI Jember, IKIP Budi Utomo Malang, dan Universitas Ronggolawe Tuban. Ketiga kampus tersebut akhirnya juga dinon aktifkan oleh pihak kemerinstek-Dikti. Lalu bagaimana dengan kampus Sekolah tinggi ilmu komunikasi ( STIKOM ) Semarang yang baru saja melakukan hajatan wisuda ke 34 di Gedung Rimba Graha Jl Pahlawan Semarang pada penghujung bulan agustus kemarin. Pada wisuda ke-34 ini, Stikom Semarang melepas 64 orang sarjana komunikasi yang lulusannya telah berkarir diberbagai instansi baik pemerintah dan
swasta. Di institusi pemerintah sendiri, lulusan Stikom banyak berkiprah di bidang kehumasan serta berbagai bidang lainnya. Lulusan Stikom juga tersebar di berbagai media massa yang berskala nasional, regional atau pun lokal. Baik itu media cetak, elektronik dan online. Sebut saja mulai dari Kompas, Media Indonesia, Pelita, Republika, Metro TV, ANTV, Trans TV, RCTI, SCTV, TVRI, Cakra TV, Kompas TV, Suara Merdeka, Jawa Pos, Wawasan, Kedaulatan Rakyat, Tribun news, serta berbagai media lainnya. Tidak hanya itu, ada beberapa alumni Stikom yang dinilai sukses berusaha di bidang keradioan, biro iklan, event organizer (EO), yang telah terjun dan memberikan sumbangsih ilmunya di masyarakat. Kemudian Dengan lulusannya yang telah berkiprah di berbagai bidang ini . Apakah lulusan Stikom benar – benar legal? Wacana ini coba dijawab oleh pimpinan Stikom Drs. Gunawan Witjaksana ,M.Si. Dalam kesempatan acara wisuda ke -34 Stikom. “ wisuda ke 34 kali ini, setidaknya menunjukan kepada masyarakat serta kita semua, bahwa proses belajar mengajar yang diselenggarakan di Stikom Semarang sesuai Dok.BK
Dr. Syarifudin S. Gasing BE. M.Si
dengan ketentuan yang berlaku. Terselenggarakannya wisuda secara teratur setiap tahun ajaran setidaknnya mengindikasikan hal itu. Dari sisi tertib pelaporan, sejak bernama ESBED-PDPT, dan insya Allah PD-DIKTI, STIKOM semarang selalu dalam angka 100% (Valid). Di mana hal tersebut menunjukan kesungguhan kami selaku pengelola.” Ungkap gunawan kepada BK. “ Kemudian secara institusi, sesuai dengan
Dok.BK
surat edaran Ditjen Dikti No. 1 9 A/E.E3/AK/201 4 yang sudah kami penuhi, maka secara institusional S t i k o m Semarang telah terakrediatasi, dan diperkuat dengan SK B A N - P T No.192/SK/BA N-PT/AKDok.BK XVI/S/2013, Wigati Martiningsih, SH. program studi ilmu komunikasi Stikom Semarang dinyatakan terakreditasi B. Dengan demikian, Stikom semarang merupakan PTS legal, karena para pengelolanya selalu taat azas” tegas Gunawan ketika memberikan sambutan dalam prosesi wisuda. Acara wisuda yang terdiri dari 36 Wisudawan dan 28 wisudawati ini juga di hadiri oleh ketua yayasan Panca Bhakti DR. Syarifudin S. Gasing BE M.Si . dalam sambutannya ketua yayasan yang menaungi Stikom Semarang ini mengamini pernyataan dari ketua Stikom “ Stikom Semarang sangat legal, Kopertis perlu menegaskan lagi. Kopertis sebagai Pembina PTS, dalam perjalanan kedepan tolong kami dibimbing. Jika salah ya diingatkan”. Sambutan Kopertis wilayah VI provinsi Jawa tengah, disampaikan Kepala sub bagian Tata Usaha Kopertis wilayah VI Wigati Martiningsih, SH. yang membacakan sambutan koordinator kopertis wilayah VI Dalam sambutannya koordinator kopertis wilayah VI menegaskan dan memenuhi permintaan ketua Yayasan dan seluruh civitas akademika Stikom Semarang bahwa perguruan tinggi ilmu komunikasi tertua di Jawa Tengah ini merupakan PTS yang benarbenar Sah dan legal. “ kami katakana kepada bapak ibu atau wali wisudawan bahwa ijazah yang diterima anak bapak ibu semua adalah asli atau sah. Berdasarkan ketentuan undang – undang yang berlaku. Kemudian ada regulasi yang mengatur hal tersebut. Pertama Stikom Semarang telah terakreditasi di BAN-PT. kedua, pelaporan di PD-DIKTI rutin tiap semester. Dengan dipenuhinya ketentuan ini. sekali lagi perlu kami garis bawahi bahwasanya wisudawan wisudawati yang di wisuda hari ini adalah sah.” Imbuhnya. Hal ini memang perlu dipertegaskan. Bahwa Stikom Semarang adalah perguruan Tinggi yang legal. Di tengah carut marutnya pendidikan di negeri kita. terutama di tingkat Perguruan Tinggi. Pengakuan lembaga yang berwenang dalam hal ini Kemenristek- Dikti lewat Kopertis sangat diperlukan oleh Stikom Semarang untuk menyakinkan kepada masyarakat bahwa Stikom Semarang merupakan perguruan Tinggi yang bisa di pertanggung jawabkan kredibilitasnya. Sehingga masyarakat tidak akan ragu untuk menempuh pendidikan khususnya ilmu komunikasi di Stikom Semarang. ayo jangan ragu lagi kuliah di Stikom. Iwan-BK
Wisudawan Stikom Semarang Foto Bersama
09/ VI/ 2015
Berita Utama
Wisudawan Terbaik Ke-34 Stikom Semarang Wisudawan terbaik pertama : Suroto Pria berkacamata ini yang biasa dipanggil pak toto merupaka salah satu wisudawan terbaik pertama . suroto yang memiliki ipk … berhasil meraih peringkat pertama menyisikan 65 wisudawan lainnya. Suroto bersyukur dapat menyelesaiakan kuliahnya dengan baik. Dia berterima kasih kepada para dosen yang telah membimbingnya selama menempuh studi di Stikom. Keluarganya yang selalu memberikan semangat. Dia juga tidak lupa berterima kasih kepada teman-temannya yang telah mensuportnya selama ini. Ayah dua anak ini tak malu untuk menempuh kuliah. Dia berprinsip bahawa sesuatu harus dilakukan dengan penuh semangat. Hal itu dia buktikan meskipun sudah berkepala empat dia masih memilki semangat belajar. Suroto yang setiap hari bekerja di rumah sakit Dr. Kariadi berharap agar kedepan Stikom mampu memanfaatkan segala potensinya. Baik dari mahasiswa maupun sarana yang ada sehingga Stikom menjadi salah satu perguruan tinggi komunikasi yang lebih baik.
“Sesuatu harus dilakukan dengan penuh semangat”. Usia tak jadi alasan- Suroto
Wisudawan terbaik kedua : Endah Fitriana Warga masyarakat grobogan Purwodadi ini besyukur bisa menjadi wisudawan terbaik ke dua dalam wisuda ke -34 Stikom akhir Agustus lalu . Dia yang harus bolak balik Semarang - Purwodadi . Di sela - sela kesibukannya sebagai pelayan masyarakat selama tiga tahun dua bulan seperti terbayar lunas. Eka yang selama kecil hidup dalam keluarga yang ekonominya serba terbatas. Memiliki impian untuk sekolah setinggi mungkin. Tetapi sayang kondisi tidak memungkan. Sehingga dia mengubur dalam – dalam impian itu. Ketika dia merasakan sudah mapan dan memiliki biaya untuk kuliah. Maka meskipun di usia yang tidak muda lagi dia bersemangat untuk kuliah. Sehingga kuliah baginya adalah ajang balas dendam. Balas dendam terhadap masa remajanya yang kecewa karena tak bisa kuliah. Dari rasa dendam itu kini eka berhasil meraih gelar sarjana. Usaha yang tak mudah baginya yan seorang ibu rumah tangga sekaligus bekerja. Dia berprinsip bahwa sesuatu harus dilakukan dengan semangat dan tanggung jawab. Sehingga seringkali banyak temannya yang bolos kuliah tetapi dia tetap setia masuk mengikuti perkuliahan. Eka merasa berat meninggalkan almamaternya ini. terutama kantin bu yanto yang selalu menjadi tempat pertama yang dia kunjungi ketika sampai di kampus . “ sebelum masuk kelas saya selalu makan dulu di kantin, dan hal itu lah yang saya kangenin “ akunya. Dia berharap semoga Stikom bisa tambag jaya dan eksis dalam menghadapi tantangan di dunia pendidikan dan persaingan antar perguruan tinggi yang semakin ketat.
“Ekonomi yang terbatas tidak menghalangi berpendidikan tinggi , Berbalas dendamlah dalam kebaikan”.- Endah
Wisudawan terbaik ketiga : Suwito Pria asal brebes ini memilki prinsip bahwa sesuatu apapun h a r u s terencana. Apalagi dalam hal pendidikan. S u w i t o menerapkan target – target yang harus diraih dalam hidupnya. Lalu disertai dengan kerja keras dia yakin bahwa apa yang kita cita – citakan bisa diraih. Mahasiswa reguler pagi ini sangat berterimakasih kepada kedua orangtuanya yang selama ini telah mendukungnya. Kelancaran dia dalam menempuh gelar sarjananya dia yakin juga berkat doa orang tuanya. Harapan keluarga wisudawan – wisudawati
“Sesuatu apapun harus terencana , menerapkan target - target yang harus diraih dalam hidup”.- Suwito
Mereka Berbicara Mugiyono , 56 tahun Bapak ini mengaku bahagia anaknya bisa meraih gelar sarjana. Dia berharap anaknya bisa berguna bagi masyarakat. Bisa berbakti pada orang tua. Mugiyono juga berharap anaknya bisa menerapkan ilmunya yang selama ini yang didapat dari bangku kuliah. sehingga ilmu yang didapat dari para dosen bisa bermanfaat. Dia berterimakasih kepada Stikom dan mugoyono berharap semoga Stikom bisa lebih maju dan berkembang. Echa, 21 tahun Dara yang tengah menempuh studi di UNIMUS Semarang. Mengaku bangga bisa menyaksikan ayahnya yang tengah di wisuda. Echa yang sudah semester tujuh jurusan bidan berharap ayahnya bisa mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari bangku kuliah. selalu bisa menjadi pemimpin yang terbaik bagi keluarga. Untuk Stikom echa berharap kampus Stikom bisa tetap Eksis dan semakin dikenal masyarakat Semarang. Hafiz , 31 tahun Bapak satu anak ini selalu mensuport istrinya untuk menempuh pendidikan. Maka sewaktu momen penting ketika istrinya diwisuda merupakan kebanggaan tersendiri. Dia mengaku jika istrinya ingin menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi akan selalu dia dukung. Hafiz yang berdomisili di Kendal mengharapkan kampus stikom lebih dikenal di
09/ VI/ 2015
masyarakat. Karena menurutnya selama ini kampus Stikom kurang dikenal di masyarakat. Sri Sukarti, 52 tahun Sri sukarti dengan penuh bangga mengantarkan anaknya untuk diwisuda. Dia senang karena anaknya bisa merasakan kerja kerasnya selama kuliah. dia ingin anaknya bisa mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuninya selama ini. dia juga berterima kasih kepada Stikom yang selama ini telah menjadi tempat anaknya untuk mencari ilmu. Dia berharap agar stikom bisa menjadi perguruan tinggi swasta yang disegani. Aditya, 35 tahun Pria ini yakin Stikom bisa menghasilkan para lulusan yang berkompeten dibidangnya. Hal itu dia buktikan dengan memberi dorongan kepada istrinya untuk mengambil kuliah di Stikom. Pria yang biasa disapa adit ini juga berharap istrinya bisa mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di instansi tempatnya bekerja. Dia berharap Stikom bisa mensosialisasikan lembaganya kepada para masyarakat terutama mereka yang bekerja di instansi – instansi pemerintahan. Sebab sekarang para sarjana komunikasi sangat di butuhkan oleh berbagai lembaga baik negeri maupun swasta. Adit yang mengaku sudah sering ke kampus Stikom di jalan Woltermonginsindi pedurungan Semarang kampusnya yang strategis. Gedungnya sudah bagus dengan berbagai fasilitas yang lengkap. Dengan momen wisuda ke 34 ini Stikom pasti sudah meluluskan ribuan sarjana komunikasi. . Apalagi kampus Stikom dikenal kampus yang biaya kuliahnya terjangkau. Hal itu bisa menjadi kekuatan stikom dalam menghadapi persaingan antar perguruan tinggi. “ saya kira stikom perlu gencar dalam melakukan promosi” ujarnya.
POLITIK
Revolusi Mental Diawali dari Pejabat Budayawan dan juga mantan Rois Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH A Mustofa Bisri atau yang lebih dikenal Gus Mus mengatakan, jika sekarang ini banyak orang yang tidak mengenali arti dari kemanusiaan terutama para elit politik. “Pimpinan, pemerintah, anggota DPR semua yang duduk diatas harus menjadi manusia dulu,” kata Gus Mus dalam dialog kebangsaan yang bertajuk Menjadi Orang Indonesia yang Beragama dan Berbudaya di Auditorium RRI Semarang (27/8), Jl. Jend A Yani No 144-146 Semarang. Maksudnya adalah mengenali dirinya dengan segala sisi-sisi kemanusiaannya sehingga mampu memanusiakan orang lain dan tidak menganggap dirinya sendiri yang paling benar. Seringkali manusia menganggap apa yang dilakukannya telah sesuai seperti yang diharapkan Tuhan tanpa mendengarkan saran dari orang lain. Gus Mus mencontohkan pemerintah itu penguasa, karena sifatnya penguasa maka rakyat jelata tidak dianggap orang. “Sekarang ini banyak orang berebut kekuasaan tapi setelah berkuasa tidak tahu tugasnya apa. Banyak yang ngrebut kursinya dulu baru mikir kerjanya apa. Sekarang ini dollar naik, terus usahanya apa biar stabil, tidak cukup hanya berdoa. Masak Tuhan ngurusi kurs mata uang?” ujar Gus Mus yang diselingi tawa penonton. Gus Mus juga mengkritisi revolusi mental yang sering
digembar gemborkan pemerintah. Slogan yang menurut pemerintah dapat membawa perubahan bangsa yang lebih maju tak dimulai dari sifat dan perilaku pejabat terlebih dahulu. Demikian pula dengan persoalan ketuhanan, Gus Mus mengatakan banyak yang merasa paling dekat dengan Tuhan namun justru tidak mencerminkan sifatsifat Tuhan . “Semangat mencintai namun tidak disertai pengenalan. Ingin menyenangkan Tuhan tapi justru tidak mengenal Tuhan. Ingin selalu benar dan selalu menyalahkan orang lain. Bumi itu ibarat kacang ijo dimata Tuhan, jadi sangat kecil , dilempar saja udah hilang, jadi apa yang perlu disombongkan”, ujarnya. Acara yang diselingi canda itu juga menghadirkan narasumber lain diantaranya Direktur Utama PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Irwan Hidayat, Pendeta Petrus Agung (Terang Bangsa). Romo Aloysius Budi (Keuskupan Agung Semarang) dan juga dimoderatori oleh budayawan Semarang Prie GS. Pekik Makmur Menyoroti banyaknya pertikaian antar umat bergama menurut Irwan Hidayat kita harus selalu pada akal budi mencintai
Sering Berselisih Dengan Surya Paloh Dalam acara Meet and Greet Andy Noya di Toko Buku Gramedia jalan Pandanaran Semarang, Andy Noya host acara Kick Andy berani buka bukaan tentang hubungan pekerjaannya dengan Surya Paloh (12/9/2015).
A
ndy yang pada saat memimpin Media Indonesia menuturkan sering berselisih dengan bosnya tersebut. Pembawa acara berkepala pelontos itu sangat tegas dalam menaati aturan, lain halnya dengan Surya Paloh yang sangat egaliter dan tidak berjarak dengan wartawan. Sifat Surya Paloh itulah yang sering disalahtafsirkan oleh para karyawan. Pernah suatu ketika wartawannya kedapatan memeras narasumber, setelah itu juga Andy memutuskan untuk memecat wartawan itu.
“Upaya pemerasan yang dilakukan wartawan tersebut bukan kelalaian melainkan kejahatan” Ujarnya. Surya Paloh yang tahu “anak emasnya” dipecat marah besar kepada Andy. Surya Paloh beralasan wartawan yang dipecat masih muda dan masih bisa dididik. Namun keputusan Andy sudah bulat. Perbedaan prinsip keduanya membuat pemilik nama lengkap Andy Flores Noya ini menyatakan mundur dari Media Indonesia. Keinginan untuk mundur dicegah oleh Surya Paloh, disobeknya surat pengunduran diri Andy kemudian menjelaskan citacita besar yang dimiliki mantan politisi Golkar tersebut. Empat belas tahun menjadi jurnalis media cetak membuat Andy ingin mencoba pengalaman baru di dunia televisi. Namun keinginan itu kembali kandas oleh Surya Paloh yang pada saat itu masih menjadi pimpinan di Media Indonesia. Tak jauh beda di Media Indonesia atau Metro Tv, Andy
Tuhan Yang Maha Esa pada diri sesama. “Kita beragama kan tujuannya untuk menyayangi dan mengasihi sesama, membantu serta menolong. Kita harus kembali pada tujuan beragama serta dibarengi dengan akal budi serta mengamalkan ajaran agama” ujarnya. Dirut PT Sido Muncul ini juga mengatakan kalau pertikaian di Indonesia kebanyakan berawal dari faktor ekonomi. “Banyak pertikaian di Indonesia dikaitkan dengan agama, dan agama selalu menjadi tameng sebagai bahan pembenaran. Padahal awal dari permasalahan ya dari faktor ekonomi, saya rasa jika Indonesia makmur tidak ada yang bertikai. 70 tahun Indonesia mer d ek a m a s a k d a r i d u l u bilangnya merdeka. Ganti aja p e k i k merdeka dengan pekik makm u r ” ujarn y a
diselingi dengan tepuk tangan dari audience. Acara yang diselenggarakan oleh ormas Lindu Aji ini juga menampilkan pembacaan puisi dari seniman Semarang Timur Suprabana yang diiringi musik saxophone dari Romo Aloysius Budi, serta acara diakhiri oleh tarian Sufi dari Pondok Pesantren Al Ishlah. Irfan-BK
Gus Mus
dewan redaksi. Tanpa sepengetahuan Andy, satu tim yang diberhentikan menghadap Surya Paloh untuk “meminta pengampunan”. Surya Paloh menganulir keputusan Andy dan tim liputan mendapat pengampunan. Andy yang telah kekeh terhadap keputusannya dan bersikukuh memecat wartawan dan orang teknik itu yang telah menggelapkan uang perusahaan tersebut. Perselisihan kembali terulang antara Andy Noya dan Surya Paloh. Bahkan Andy telah siap menerima risiko Dok.BK terburuk termasuk Seorang Pengunjung Foto Bersama Andy Noya Belum Lama Ini. d i b e r h e n t i k a n d a r i Metro Tv. Namun nyatanya sekian N o y a t e t a p m e n e g a k k a n tahun kemudian Andy Noya tetap di prinsipnya. Suatu ketika saat Metro Metro Tv dan menjabat sebagai Tv mengirim tim liputan ke Papua. pimpinan redaksi. Tim yang terdiri dari reporter dan “Saya sering berfikir untuk tim teknik berada di Papua selama mundur dari Metro Tv tapi selalu tiga bulan. Kembalinya ke Jakarta, dihalang-halangi oleh orang yang t i m t e r s e b u t m e l a k u k a n membuat saya berfikir untuk kecurangan dengan memanipulasi mundur, orang itu adalah Surya l a p o r a n k e u a n g a n s e l a m a Paloh” tuturnya. perjalanannya ke Papua. Kemudian Irfan-BK satu tim diberhentikan setelah rapat
09/ VI/ 2015
OPINI
Perjuangan Adalah Pelaksanaan Kata-kata - Seto Aji Nugroho -
17 agustus 1945,menjadi hari bersejarah untuk bangsa ini sebuah negara Republik baru berdiri di akhir perang dunia ke II, apa yang dicita-citakan oleh para pejuang kemerdekaan dari pangeran Diponegoro, Cut Nyak Dien, Pangeran Antasari, Kapitan Pattimura dan masih banyak lagi namanama kusuma bangsa selama 3,5 abad plus sekawan tahun akhirnya berbuah proklamasi kemerdekaan. Kita tidak perlu merasa takut untuk kekurangan nama-nama pejuang negeri Indonesia karena memang bangsa ini dilahirkan untuk menjadi pejuang!
I
r. Soekarno dan Mohammad Hatta memang patut disematkan sebagai Dwi Tunggal terhebat, sebagai martir, sebagai peluru, dan sebagai proklamator Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bung Karno dan Bung Hatta sapaan akrab Dwi Tunggal memenuhi ekspetasi para pejuang kemerdekaan untuk memerdekakan bangsa yang akhirnya disebut Indonesia. Kerajaan Majapahit sebagai lambang supremasi kejayaan nusantara masa lalu yang menginspirasi para pejuang kemerdekaan untuk menjadi bangsa merdeka, berdaulat, tanpa harus didekte oleh bangsa asing, supaya nusantara Indonesia mempunyai harkat dan martabat di mata dunia, selebihnya memang penjajahan bukanlah bagian dari tata krama di dunia ini. Kedua putra terbaik bangsa itu juga sekaligus menjadi penyambung lidah dan pelaksanaan kata-kata dari Maha Patih kerajaan Majapahit Gadjah Mada yang berjanji akan menyatukan nusantara, membebaskan dari belenggu kolonialisme kompeni dan ayam kate yang merasa bangga disebut sebagai bangsa penakluk pada era 45'an. Memang pada tahun 1940-1945
merupakan era suram bagi wajah dunia ini, paham fasis, komunis, dan kolonialis seakan berlomba menjadi yang terkuat menancapkan kuku pengaruhnya kepada bangsa-bangsa yang belum merdeka alias daerah koloni. Bukan hanya itu saja ketiga paham tersebut saling jegal dalam upaya menjadi yang terkuat, hukum rimba berlaku bagi mereka yang haus oleh kekuasaan. Indonesia yang saat itu masih bernama Hindia Belanda hanya bisa 'melongo' melihat adu jotos negara-negara penggagas paham masing-masing yang intinya sama ; “memperluas daerah kekuasaan”. Mungkin istilah Vini, Vidi, Vici masih menjadi acuan negara-negara aggresor untuk meneruskan tingkah polah yang dianggap sebagai pembenaran atas kolonialisme, pada abad 21 lebih trend disebut liberalisme sebagai bentuk penjajahan baru atas ideologi, kebudayaan, serta politik. Pancasila menjadi tameng Republik Indonesia untuk melawan setiap ideologi kolonialisme, liberalisme, dan komunis. Laksanakan setiap “kata-kata” setiap pasal Pancasila sebagai dasar hidup masyarakat Indonesia. Peran Indonesia setelah merdeka di percaturan internasional memang patut
diacungi jempol, mengagas pendirian Gerakan Non-Blok, Konferensi Asia-Afrika, hingga pencetus berdirinya ASEAN. Tidak hanya itu Indonesia juga mengirim pasukan perdamaian di daerah konflik dibawah bendera PBB / United Nations. Sebab menjaga perdamaian dunia merupakan salah satu bunyi ayat di UUD 1945, wajar saja jika negeri ini dalam bergaul dilingkup luar negeri memiliki semboyan 'bebas dan aktif'. Sudah 70 tahun sejak Bung Karno memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia, banyak liku-liku menemani perjalanan bangsa ini, mulai dari masa Orde Lama, Orde Baru, hingga pasca Reformasi, sudah 7 kali berganti pemimpin. Presiden ke 7 kita bapak Joko Widodo tentu menanggung beban berat untuk melanjutkan tongkat estafet negeri. Apakah perjuangan sudah usai? Belum, tantangan di abad 21 sangat kompleks. Perjuangan melawan tikus koruptor, perjuangan melawan narkoba dan perjuangan untuk mencerdaskan bangsa belumlah usai. Bagaimana mau usai jika ada oknum penegak hukum yang seharusnya memancang tiang hukum agar tetap berdiri kokoh malah ikutikutan masuk kedalam got bergaul dengan tikus-tikus kotor, memang pantas hukum di Indonesia dijuluki sarang laba-laba, hanya mampu menangkap nyamuk dan lalat saja. Tajam ke bawah tumpul ke atas. Untuk kasus narkoba yang seakan tiada habisnya, kebijakan presiden Joko Widodo memang patut diacungi jempol, hukuman mati bagi para pengedar narkoba memanglah tepat. Sebagai penegasan bahwa bangsa Indonesia tidak akan pernah kalah dalam memerangi narkoba, sekalipun yang di hukum kebanyakan warga negara asing yang sudah barang tentu negara asal mereka 'berkoar-koar' minta hukuman mati dihentikan. Protes paling sengit datang dari negeri Kangguru Australia pimpinan Bang Tony Abbot, seharusnya negara yang di klaim maju seperti Australia haruslah mempunyai pola pikir jernih dalam menyikapi hukuman mati bagi kedua warganya. Myuran Sukumaran dan Andrew Chan mengedarkan narkoba di Indonesia, sudah sewajarnya diadili dengan hukum yang berlaku di negeri ini. Dan jangan mengaitkan kesalahan melanggar hukum dengan menghukum mati gembong narkoba melanggar hak asasi manusia, itu tidak masuk akal. Masuk kandang kambing mengembik masuk kandang kuda meringkik, katakanlah itu pada Tony Abbot. Harapan besar rakyat Indonesia pada saat satu abad Negara Kesatuan Republik Indonesia berulang tahun, negeri ini bisa menghilangkan “kembang-kembang” negara berkembang menjadi negara maju yang tak lupa akan jati diri bangsa yang memegang teguh sopan santun antar sesama umat, suku, agama, dan ras, sebagai 'pelaksanaan kata-kata' yang tertuang di Pancasila dan UUD 45. Penulis adalah Mahasiswa Stikom Semarang Semester 7
Quotes
“ Orang boleh pandai setinggi langit , tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian”. - Pramoedya Ananta Toer
Bagi anda yang ingin menulis opini atau artikel kirim tulisan anda ke alamat email : kampusbenteng@gmail.com ,Redaktur berhak mengedit tulisan yang dimuat dan akan mendapatkan merchandise menarik”. 09/ VI/ 2015
Dinamika Kampus Dok.BK
Lawan TRIAD KRR dengan Ajang Kreatif Produktif ( AKP )
bisa melakukan kegiatan – kegiatan positif dari pada melakukan kegiatan negatif yang bisa merugikan remaja itu sendiri. Dalam ajang kreatif produktif tersebut para peserta mengikuti lomba pentas musik. Mereka tampil di Panggung megah yang berdiri di halaman kantor Bapermasper – KB Kota Semarang. Tidak hanya lomba musik para peserta juga mengikuti lomba ajang kreatif produktif yang dikemas dalam lomba seni yang dipamerkan di stand yang menghadap ke panggung dan lomba penyuluhan. Acara yang difasilitasi oleh BapermasperKB Kota Semarang dan Dinas Pendidikan Semarang. Memiliki Animo peserta AKP cukup besar. Hal itu bisa dilihat dari ramainya acara tersebut. Ratusan peserta yang meramaikan acara di depan kantor bapermasper KB kota Semarang sebagai buktinya. Apalagi ketika band tamu dari UNNES yang menambah semarak acara. Memandu penonton untuk bergoyang bersama di depan panggung. Dalam alunan musik SKA yang menghentak. Para remaja berbaur bersama Melawan Triad KRR Hidup untuk remaja Indonesia.
Dok.BK
Iwan-BK
Pentas Musik di Ajang Kreatif Produktif
T
riad KRR merupakan masalah yang sering dialami para remaja, yang meliputi seksulitas, HIV AIDS dan Napza. Sedangkan dalam sensus penduduk Indonesia pada tahun 2010 remaja kita berjumlah cukup besar. Jumlah remaja usia 10-24 tahun berjumlah 63.443.448 atau 27.6% dari jumlah total penduduk Indonesia yang berjumlah 237,6 juta jiwa. Dengan bonus demografi yang potensial ini . seberapa besar kepedulian pemerintah kita terhadap kehidupan remaja?. Padahal menurut survei kesehatan reproduksi Remaja Indonesia ( SKRRI ) dalam usia pranikah remaja usia 14 – 19 tahun sebanyak 34,7% perempuan pernah melakukan hubungan seksual. Laki – laki sebanyak 30,9%. Sedangkan untuk Usia 20-24 tahun perempuan sebanyak 48,6% dan laki – laki sebanyak 46,5%. Data tersebut menunjukan bahwa persoalan kesehatan reproduksi remaja yang sangat memprihatinkan. Apa jadinya Indonesia 20 tahun yang akan datang jika permasalahan tersebut diabaikan. Pemerintah sebenarnya sadar akan permasalahan tersebut. Hal itu bisa dilihat dari peran pemerintah lewat BKKBN yang mencanangkan berbagai program yang menangani berbagai permasalahan remaja. Salah satunya lewat program Genera si Berencana ( GenRe) yang telah
A
lumni Akademi Publisistik Pembangunan Dipanagara (APPD)Nuril Arifin atau yang sering disapa Gus Nuril mengaku kecewa terhadap penghapusan nama APPD. Pengasuh pondok pesantren Soko Tunggal ini mengingatkan bahwa APPD adalah almamater dan identitasnya saat menimba ilmu di bangku kuliah. “Saya sangat menyayangkan penghapusan nama APPD, saya kira teman-teman juga berpikir seperti itu, karena bagaimanapun APPD adalah identitas kita, kita belajar menimba ilmu dan bertemu teman-teman di almamater ini”, ujarnya. Meskipun begitu, saat ditemui di acara Temu Kangen Alumni APPD 1983 di Hotel Muria Semarang (30/8/2015) salah satu pendiri Tabloid Benteng Kampus ini tidak mempermasalahkan apabila nama APPD ada dibelakang nama STIK atau STIKOM. “Bagaimanapun APPD tidak boleh hilang, seumpama namanya STIK APPD atau STIKOM APPD juga tidak masalah,
tersusun sampai tingkat kabupaten/ kota. Dalam program GenRe pemerintah juga menggandeng para remaja/ mahasiswa untuk menjadi konselor sebaya dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan konseling kepada remaja. Konselor sebaya diwadahi dalam satu kelompok yang dikenal dengan pusat inforamsi dan konseling (PIK). Untuk mendukung program pemerintah tersebut. Bapermasper- kb kota Semarang melakukan kegiatan tahunan yaitu Ajang kreatif produktif ( AKP ) yang melibatkan 16 kecamatan dan berbagai SMA di kota Semarang. Berbeda dari tahun kemarin dimana pesertanya merupakan siswa SMP. Tahun ini peserta yang terlibat adalah para siswa SMA yang total pesertanya sekitar 460 peserta terdiri dari 160 peserta dari PIK kecamatan dan 300 peserta dari siswa SMA. Acara tersebut di selenggarakan di kantor bapermasper – KB kota Semarang jalan prof Sudiarto no. 116 Semarang pada 30 agustus 2015. Menurut ketua panitia event tersebut. Ahmad Ainun N yang akrab disapa Ainun. Ajang AKP ini bertujuan untuk mensosialisasikan tentang bahaya TRIAD KRR ( Seksualitas, HIV, AIDS dan NAPZA) Pemuda lulusan AKPER Asih Husada Semarang ini juga menambahkan bahwa dengan melakukan kegiatan ini diharapkan remaja
Dok.BK Reporter BK bersama Ketua Panitia AKP
Gus Nuril Kecewa APPD Dihapus asalkan nama APPD tidak benar-benar hilang”, tambahnya. Ditemui di tempat berbeda, Ketua S T I K O M Semarang Gunawan Wi t j a k s a n a juga mengaku k e c e w a d e n g a n penghapusan nama APPD. Menurutnya petinggi S e k o l a h Tinggi Ilmu Komunikasi (STIK) terdahulu b e l u m menganggap penting APPD sebagai trade mark. “Saya sayangkan Gus Nuril Dipanagara harus hilang,
jangankan Gus Nuril saya pun juga gelo, saya juga tidak tahu kenapa nama APPD harus hilang”, ujarnya. Gunawan juga menegaskan sebetulnya nama APPD selalu disertakan dalam iklan dan brosur STIKOM Semarang. Bagi mahasiswa atau seluruh civitas akademika sah saja apabila mempopulerkan kembali nama APPD tetapi tidak secara resmi dalam penulisan pada ijazah. Untuk merubah kembali nama STIKOM Semarang menjadi APPD dirasa sangat sulit. Menurutnya pengurusan izin ke dikti yang menjadi kendala, lamanya waktu dan rumitnya perizinan menjadi alasan yang sulit terwujudnya kembali nama APPD. Selain itu pergantian nama juga harus menyertakan dana yang tidak sedikit. Dalam perjalanannya dari tahun 1969 APPD telah meluluskan ribuan mahasiswa. Banyak diantaranya menduduki posisi penting baik di media maupun instansi pemerintahan. APPD berbubah nama menjadi STIK pada tanggal 16 Mei 1984 pada era kepemimpinan Novel Ali. Hingga kini nama APPD tak kalah populer dengan STIK atau STIKOM meski telah lama dihapus. Irfan - BK
09/ VI/ 2015
Resensi “Pulang” Kisah Cinta, Persahabatan Dan Eksil Politik Yang Mengharukan
Judul Penulis Penerbit
: Pulang : Leila S. Chudori :KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) Cetakan : Ke-5, Sebtember 2014 Jumlah Halaman : 461 ISBN : 978-979-91-0515-8 “Lebih mudah untuk tidak memilih, seolah tak ada konsekuensi. Tetapi katamu, memilih adalah jalan hidup yang berani.” Lintang Utara halaman 448. Seno Gumira Ajidarma mengatakan
teknik novel pulang menggunakan apa yang dalam film disebut “seamless realism.” Artinya, jika dalam film, waktu menyaksikan film tidak terasa seperti sedang menonton. Melainkan terasa berada di dalam suasan yang ditampilkan. Kalau dalam kontek membaca (novel ini) artinya saat membaca terasa tidak sedang membaca, tetapi sedang berada di dalam situasi yang digambarkan novel. Meski ada beberapa part yang ditulis dengan sudut pandang orang ketiga. Namun, secara keseluruhan novel ini cenderung lebih banyak ditulis dengan menggunakan sudut pandang orang pertama melalui kaca mata Dimas Suryo, Hananto Prawiro, Lintang Utara, Vivienne Deveraux, Segara Alam, dan Bimo Nugroho. Hal itupun membuat pembaca seakan ikut dalam cerita. Selain itu, beberapa cerita yang ditulis dengan salipan fragmen-fragmen cerita dalam bentuk surat dan alur yang dibuat maju mundur. Tak menyulitkan pembaca untuk mengetahui alur cerita. Tema yang terbilang menarik ini, berlatar di Indonesia dan Perancis memuat beberapa kisah cinta yang mengharukan dengan dibungkus dalam isu politik. Dimas Suryo yang meninggalkan Indonesia dan akhirnya menetap di Perancis bersama tiga kawannya, Nugroho, Tjai, dan Risjaf. Restoran Tanah Air yang menjadi sumber kebutuhan mereka untuk hidup di negeri
orang. Ada pula beberapa cerita mengenai keluarga Eksil Politik yang dikejar-kejar, disiksa, diintrogasi dengan cara-cara yang kejam sampai pembunuhan bagi yang teridentifikasi sebagai anggota PKI. Tak hanya itu, dalam cerita pembaca juga akan dikenalkan dengan beberapa sastrawan seperti, Lord Byron, Chairil Anwar, W.S Rendra, Pramudya Ananta Tour dan masih banyak lagi. Konflik cerita semakin menarik ketika pembaca diajak untuk menyaksikan dari sudut tokoh Lintang Utara yang sedang menyelesaikan tugas akhirnya untuk merekam pengalaman keluarga korban tragedy 30 September 1965. Dan bagamaina pergerakan mahasiswa pada saat itu menduduki gedung DPR yang akhirnya berhasil menurunkan Presiden Soeharto. Ending cerita, suasana dibuat sedih dengan kematian Dimas Suryo yang akhirnya di makamkan di Karet, Jakarta. Dan tentang pilihan percintaan Lintang Utara yang diserahakan pada pembaca, karena akhir cerita Lintang belum memilih antara Segara Alam atau Narayana. Meski cerita dalam novel ini adalah fiksi. Namun, penulis terinspirasi dari tiga peristiwa sejarah, Indonesia 30 September 1965, Prancis Mei 1968, dan Indonesia Mei 1998. Miftahul Khoir
Webtoon “New Rising Star of Hallyu” e
nsid I o n h Tec
W
ebtoon (World Wide Web Cartoon) merupakan jenis komik online buatan Korea Selatan. Webtoon adalah perkembangan digital Manhwa (sebutan komik Korea). Kini lebih dari 10 juta orang membaca webtoon melalui website. Bahkan salah satu webtoon berjudul “Misaeng” yang rilis di tahun 2012, telah dikunjungi milliaran kali sepanjang tahun ini. Jika youtube menyediakan UCC (User-created content) dalam bidang video, maka perusahaan internet Korea seperti Daum dan Naver menyediakan UCC di bidang Manhwa sejak tahun 2000. Selain membaca webtoon melalui website Daum dan Naver, kita saat ini pun bisa membacanya melalui smartphone. Perusahaan LINE dari Korea menyediakan aplikasi LINE Webtoon sehingga webtoon dapat diakses melalui smartphone. Untuk membacanya pun kita tidak khawatir terkendala bahasa. Karena setiap website dan aplikasi LINE Webtoon sendiri menyediakan versi webtoon yang telah ditranslate ke dalam beberapa bahasa salah satunya bahasa Indonesia. Para blogger Indonesia yang menyukai webtoon pun dengan
09/ VI/ 2015
sukarela menerjemahkan webtoon ini ke dalam blog-nya sendiri, seperti pujanggawebtoon.com.
satu webtoon bergenre horror tersebut pun telah menarik banyak perhatian hingga banyak pembaca yang memasukan webtoon ini dalam resensinya. Webtoon berbeda dengan manga online dari Jepang. Dari segi grafisnya, Webtoon dianggap di atas manga online. Sebagaimana ketika kita membaca manga online, kita hanya disuguhkan gambar berwarna hitam putih saja. Webtoon tampil dalam gambar full colour dengan pemberian backsound di bagian prolognya. Membaca webtoon pun kita hanya perlu men-scroll-nya dari atas ke bawah. Banyak sekali film serta drama Korea yang diadaptasi dari serial webtoon. Hal ini membuktikan bahwa webtoon bukan lagi produk dengan beragam konten Manhwa populer tetapi juga merupakan penggerak utama industri budaya pop di Korea. Sehingga webtoon menjadi sebuah konten budaya Korea yang representatif. Webtoon menjadi bintang baru dari Hallyu Wave yang menyebar ke berbagai belahan dunia.
Scott McCloud, seorang komikus terkenal dunia, memperkenalkan “An Animated Korean Webtoon” Ok-su Station Ghost di situsnya scottmccloud.com. Salah
Rahmadika Dyah Megananda Mahasiswa Stikom Semester 3
SASTRA & BUDAYA
OVER THE RAINBOW By Nandableu Somewhere over the rainbow way up high There's a land that I heard of once in a lullaby Somewhere over the rainbow skies are blue And the dreams that you dare to dream Really do come true Semestanya monokrom. Partikel udara yang menahannya dalam ruang hampa cukup membuat jantungnya kosong. Tanpa detak. Kilatan dua bola matanya mencari secercah warna lain yang bisa ia terima. Tak perlu seputih cahaya di luar yang ingin ia dekap. Warna apapun asal memiliki kehidupan sudah membuatnya senang. Lembaran kusam kertas partitur berserak menjadi Dok. BK mainannya di kala deretan tuts baby grand piano memainkan lantunan musik favoritnya. Terkadang ia akan turut menari mengelilingi ruangan yang terselimuti debu tersebut. Hanya dentang lonceng jam kuno di luar manor yang membuat Dok. BK lantunan tersebut berhenti. Alih-alih ia berhenti, justru ia akan melonjak senang mendengar d e n t a n g a n lonceng. B i b i r mungilnya bergerak seolah merapalkan mantra. Padahal y a n g dilakukannya h a n y a menghitung sudah berapa kali loncengnya berbunyi. “ D u a
belas! Dua belas, Jean! Pangeran akan datang!” ia berlari ke arah pintu. Kedua kakinya terus melompat kecil. Menunggu sesuatu dari balik pintu kayu tua. “Diam Audrey. Jika kau berisik ia tak akan datang. Dan ia bukan pangeranmu,” Jean menatap sinis gadis kecil berambut hitam tersebut. Kedua kaki menggantungnya bergerak menendang udara sekitar. “Tentu saja ia pangeranku,” manik matanya menatap tajam Jean yang menggantung di atas, “Ah, teman seperti apa yang akan ia bawa ke sini? Aku tidak ingin gumpalan lemak lagi yang dibawanya. Itu sangat menjijikkan.” Dahinya berkerut mengingat sesuatu ketika mengucapkan 'gumpalan lemak'. Namun sedetik setelahnya, ia kembali memasang wajah riangnya. Pangeran menyebut emosi Audrey seperti roller coaster. Tak bisa ditebak bagaimana suasana hati gadis kecil bergaun merah muda kusam tersebut beberapa waktu ke depan. Wajah innocent miliknya bahkan menyimpan warna yang lebih kelam dibandingkan dasar rawa. Telinga Audrey menangkap suara ketukan alas sepatu dengan lantai kayu. Pipinya bersemu merah membayangkan di luar sana seorang pemuda berpakaian setelan suit menuju ruangannya. Badannya berayun menari seirama piano yang kembali melantunkan lagunya. Someday I'll wish upon a star And wake up where the clouds are far behind me Where troubles melt lemon drops Away above the chimney tops That's where you'll find me Beberapa
sebelumnya Audrey tidak pernah merasa secandu ini menanti cahaya putih menerobos masuk begitu pintu kayu tua berderak terbuka. Ia bahkan nyaris mati bosan menempati ruang gelap berdebu bersama Jean yang selalu mengatur. Eh, mati? Tidak, mana mungkin ia bisa mati untuk kedua kalinya. Menggelikan. “Aku ingin selai strawberry milikku,” lidahnya menjilat jari telunjuk seolah di sana terdapat liquid merah kesukaannya. “Kubilang diam Audrey! Aku tak ingin kita gagal mendapat teman lagi.” Sebuah teriakan di luar membungkam suara mereka. Secepat mungkin Audrey duduk manis dekat jendela kaca yang bahkan kacanya sudah tak bisa melihat pemandangan di luar sana. Seulas senyum terukir pada kedua wajah mereka begitu sinar putih yang dinanti menembus masuk. Di balik cahaya putih di mana ia selalu bisa melihat tujuh warna pelangi. Dan di sanalah pangeran datang membawa teman untuk mereka. 6 Januari 1992 Menara selatan adalah tempat favoritnya dari sekian banyak sudut manor indah ini. Di ataslah ia bisa menangkap angin musim gugur. Memandangi daun mapple yang menguning cerah dari atas adalah bonus lain baginya ketika berkunjung ke sini. Ia menyukai tempat tinggi karena Scorpius juga menyukai tempat tinggi. Ah, temannya yang berambut seputih salju itu selalu menjadi yang istimewa baginya. Bahkan saat akhirnya ia tahu bahwa Scorpius bukanlah milik Scorpius seluruhnya. Jiwa dan fisiknya terbagi bersama yang lain. “Nate. Namaku Nate, Audrey.” Nama baru dengan fisik sama yang ia dengar tepat sebelum aliran darahnya berhenti menyusuri tiap nadi. Senyum dan wajah yang sama. Namun dengan tatapan mata yang berbeda. Scorpiusnya entah bersembunyi di mana kala itu. Ya n g d i l i h a t n y a t e r a k h i r s e l a i n w a j a h Scorpius––dengan nama berbeda––adalah warna merah. Merah seperti selai favoritnya. Namun kali ini liquid merah tersebut tak berbau harum strawberry. Melainkan berbau anyir.
waktu
Tokoh Inspirasi dan Karya Esai oleh : Miftahul Khoir
S
edikit cerita mengenai Seno Gumira Ajidarma seorang penulis serba bisa di bidang sastra, jurnalistik, dan sinematografi. Ia memilih untuk disebut seorang wartawan, meski kebanyakan orang menyebutnya sastrawan. Beberapa hal menarik yang membuat saya menyukai kisah hidupnya semasa kacil sampai sekarang ini. Meskipun ayahnya seorang Profesor, tak disangka kalau Seno memilih bergaul dengan masyarakat umum, bukan teman-temannya di lingkungan elite perumahan dosen. Memanjangkan rambut dan tidak menyukai aturan yang mengikat seperti aturan sekolahan. Pemikiran Seno sangat bertolak belakang dengan ayahnya. Lain ayah lain anak, mungkin hal itu yang pantas untuk menyebutnya. Tak asing lagi, jika penikmat sastra banyak yang menyukai dan membuat ulasan kiritikan mengenai karyanya. Apalagi penggemar cerpen. Beberapa kali penulis produktif seperti Seno mengihiasi kolom cerpen di berbagai surat kabar. Beberapa karyanya yang terkenal seperti Pelajaran Mengarang, Sajak Cinta Dan Senja Atau Sepotong Senja Untuk Pacarku. Hal itu tak lepas dari seorang tokoh yang berpengaruh dalam pemikiran dan karyanya. Penulis yang selalu membuat Seno seakan ingin menghidupkan karyanya. Sekitar umur enam tahun Seno kali pertama berkenalan dengan karya-karya penulis asal Jerman, Karl May. Penulis yang membuat Seno suka berpetualang. Mengarungi lautan dan hidup mengembara meninggalkan rumah. Seperti Dok. BK kata Seno “Pengembaraan adalah tujuan hidup
manusia” (Baca : BBC Indonesia). Karya Karl May sangat banyak memengaruhi kehidupan Seno. Cerita petualangan Old Shatterhand di rimba suku Apache, salah satu inspirasi yang membuatnya mengembara. Pengaruh tokoh penulis dalam karya sastra memanglah suatu hal yang tak perlu diherankan lagi. Beberapa karya khas dan kental oleh seorang penulis semakin banyak penulis lain yang melirik dan mencoba membuat karya dengan warna bahasa atau tema yang hampir sama. Sebut saja novel tenggelamnya kapal van derwick. Karya Hamka yang menjadi novel popular ini pernah dituding sebagai plagiasi dari karya Jean Baptiste Alphonse Karr brjudul Sous Les Tilleusl (1832). Sastrawan senior seperti Pramudya Ananta Tour pernah mengkritik novel Hamka dalam tulisannya yang dimuat di Koran Bitang Timur. Cerita cinta yang dibungkus dengan sindiran adat yang berlaku di minangkabau. Menurut H. B. Jassin, novel Vander Wick berisi kisah cinta yang sebenarnya lebih mengkritik adat minang kala itu. Ada beberapa ulasan yang menyebutkan kalau Hamka terpengaruh dengan sastrawan asal Timur Tengah. Ada beberapa cara bagi seorang penulis untuk memanggil imajinasinya. Seperti Seno, ia biasanya membaca karya Putu Wijaya jika kesulitan memulai tulisan. Lain halnya Dewi Lestari yang sering memakai nama pena Dee ini lebih memilih membaca buku-buku non sastra agar saat kita menulis tidak terpengaruh dan membelok dari alur. Sebuah Karya Seorang penulis produktif, pastilah mempunyai seribu gudang sebagai tempat menyimpan dan
mengolah imajinasinya. Apalagi, biasanya ada ciri khas yang tidak secara sengaja akan menjadi suatu hal yang menonjol dari karya-karyanya. Sebut saja kata “Senja”. Tokoh siapa yang terfikirkan dibenak anda jika mendengar kata itu dalam berbagai cerita? Beberapa karya yang selalu menampilkan cerita dari latar Senja adalah Seno Gumira Ajidarma. Ada banyak cerpen dan kisah lainnya yang mengangkat tema senja. Namun, sekarang tak sedikit penulis yang memakai kata itu sebagai tema atau ide cerita. Lantas, bukan berarti jika sebuah karya dengan ciri khas seorang penulis, orang lain tak boleh memakainya. Hal itu tidak ada pasalnya dalam karya sastra. Lalu, kata “Kunang-Kunang”. Jika kalian pecinta sastrawan berambut gondrong dengan kaca mata dan tato yang menghiasi lengannya, pastilah tak asing lagi dengan kata itu. Penikmat seni sering menyebutnya pangeran kunang-kunang. Begitu juga penulis memakai kata itu sebagai nama akun media sosialnya. Agus Noor banyak membuat karya dengan kata kunang-kunang. Seperti kunang-kunang di langit Jakarta, kunang-kunang dalambir, requiem kunangkunang. Dan lainnya. Hal tersebut juga memunculkan berbagai macam karya yang mengangkat tema atau judul kunang-kunang. Tokoh yang kita suka, sering kali menimbulkan pengaruh terhadap pembaca. Keinginan untuk bisa menulis karya seperti tokoh yang disukai. Lalu, apakah kita tidak boleh sedikit mencontoh dan mengambil hal unik dari cerita orang lain? Jikalau hal tersebut tidak plagiat, kenapa tidak. Bukankah yang penting kita berkarya?
09/ VI/ 2015
KIPRAH ALUMNI
Shinta Ardhany :
Sukses Prestasi dan Profesi
selama 10 bulan. Keputusan untuk berpindah tempat berkarier ia ambil setelah Radio Rasika FM Ungaran S e m a r a n g merekrutnya sebagai reporter. “Saat itu saaya tidak memiliki k e m a m p u a n reportase, jadi saya menyangguypi menjadi reporter radio rasika hanya mengandalkan modal nekat saja. Saya Shinta Saat Mendapatkan Peghargaan Dari UNICEF ditugasi untuk hinta Ardhany , wartawan Kantor Berita Radio meliput berita-berita kriminal dan ngepos di ( KBR ) 68 H Jakarta adalah salah satu sosok Mapolrestabes Kota Semarang. Itulah pengalaman alumni Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi ( awal saya di dunia reportase “katanya. STIKOM ) Semarang yang terbilang sukses dalam menekuni dunia jurnalistik, meskipun pada awalnya , Tugas di Mapolrestabes Semarang menjadi wanita kelahiran Semarang, tepatnya di desa Bulusari kenangan indah bagi Shinta. Saat pertama kali Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang tidak pernah bertugas di Mapolrestabes Semarang setiap hari bermimpi dan berangan-angan menjadi wartawan. Shinta dalam menjalankan tugas hunting harus Sebutan wartawan baru ia dengar saat masih mencari nunutan wartawan lain yang memiliki duduk di bangku sekolah tingkat kanak-kanak ( TK ). kendaraan. Shinta waktu itu tak mempunyai Pada suatu hari saat dirinya bersama keluarga kendaraan. Seringkali sejumlah rekannya menyindir menikmati makan malam. Tiba-tiba , ayahnya, Ragil dengan ungkapan “Oh dasar wartawan modal Giali mengatakan kepada dirinya , “Nduk mbesuk kowe helm!” , begitu seringkali temannya mencela. Tapi dadi wartawan ya Nduk” (Nak besok kamu jadi meski merasa sesak di batin, Shinta tak lantas ciut wartawan ya nak) “ ujar Shinta kepada BK menirukan nyalinya. Besok-besok dia datang lagi dengan ungkapan ayahnya . terpaan yang nyaris sama selama tiga tahun. Shinta pun mengiyakan harapan ayahnya, meski dirinya tidak tahu apa itu wartawan dan apa Kuliah di STIKOM yang dikerjakan oleh seseorang yang bekerja sebagai Menyadari kekurangannhya , Shinta wartawan. Meski tinggal di kawasan pedesaan, namun berpikiran untuk meningkatkan kemampuannya di keluarga Shinta sudah sangat akrab dengan media bidang jurnalistik. STIKOM Semarang, PTS tertua massa. Orang tuanya menjadi pembaca koran dan di Jateng yang membuka program studi publistik pendengar radio yang rajin. Sejumlah koran, majalah dan kemudian berubah menjadi ilmu komunikasi termasuk Tempo dan Intisari menjadi menu bacaan dimasuiknya pada tahun 2001. Meski harus yang disantap kelaurgnya setiap media itu terbit. beraktifitas ganda, kuliah dan kerja menjadi Rumahnyapun bagai rumah atau taman baca wartawan, namun tidak mengurangi semangat bagi masyarakat, hampir setiap anak-anak sekolah dalam menjalankan kedua kewajiban itu. yang tinggal di desa Bulusari berkunjung ke rumah Baru tuiga semester menjalani kuliah, pasangan Ragil Giali – Dzuritaul Fatimah setiap hari Shinta harus berpindah ke Surabaya dan bergabung untuk sekedar mencar informasi dan menunaikan dengan radio berita Suara Surabaya ( SS ), tugas-tugas sekolah yang terklait dengan informasi di kuliahnyapun untuk sementara ditinggal. Di stasiun media massa. radio berita yang berada di kota pahlawan ini Shinta Shintapun larut dan hanyut dalam kebiasaan berhasil meraih prestasi tertinggi sehingga menyantap isi media. Dari rutinitas inilah mendapat penghargaaan sebagai repoter unggulan Shinta terasah naluri ingin tahunya. Tak dari radio SS. terasa bakat berkomunikasi bersemi pada Meski dari sisi profesi kariernya dirinya. Saat duduk di bangku sekolah semakin bersinar, namun hasrat untuk dasar, Shinta sering diberi tugas menyelesaikan kuliah tetap membara di gurunya untuk menjadi MC ( Master benak Shinta. Radio SS pun ia of Ceremony ) dalam setiap kali ada tinggalkan dan kembali ke Semarang kegiatan upacara bendara atau untuk melanjutkan kuliah. Usai kegiatan seremonial lainnya. menyelesaikan tugas studi di semester Ketrampilan berbicara di depan III, Shinta krmbali meninggalkan public terus ditekuninya hingga bangku kuliah untuk sementara waktu alumni STIKOM 2007 ini lulus dari karena memenuhi tawaran Madrasah Aliyah Negeri ( MAN ) 1 mengembangkan prifesi jurnalisnya Semarang dan bangku kuliah dengan bergabung ke Kantor Berita Radio ( STIKOM Semarang. KBR) H 68 Jakarta. K a r i e r r Kehidupan keras di Ibukota jurnalistiknya harus dijalaninya. Terpaan batin diawali saat ia sebagai 'anak baru' yang selalu dipercaya menjadi diremehkan kembali penyiar radio diterimanya . Tapi Shinta Suiara Palaga yang telah berpengalaman Sehati ( SPS ) menghadapi situasi selepas lulus dari tersebut menjawabnya M A N 1 dengan tulisan. Semarang. Di Hingga akhirnya stasiun radio senior-seniornya yang sering yang dulunya mengudarakan s e r i n g lagu-lagu 'meneror' dangdut yang m u l a i disertai desahan memperhitungk seronok ini , a n Shinta hanya kemampuannya. melakoninya Seniornya melihat
S
10 09/ VI/ 2015
produktivitas membuat berita dan tulisan-tulisannya yang layak menjadi naskah, sehingga Shinta yang fasih berbahasa Inggris layak mendapatkan beasiswa BBC London selama satu bulan di Jakarta. 'Dreams come true', impiannya untuk berlatih dengan radio terbesar di negeri Elizabeth itu menjadi kenyataan. Selama berlatih di pelatihan BBC London, Shinta ditempa hingga dibekali kemampuan siaran, reportase, talkshow dan produser acara. Tak banyak jurnalis yang seberuntung dia, sertifikat internasional pertama yang diraih. Meski begitu tulisan-tulisanya dinilai masih sebatas bisa dipertimbangkan, belum mencapai nilai yang luar biasa. Setelah lulus dari pelatihan BBC London ia kembali ke radio KBR 68 H, diangkatnya dia menjadi trainer. Pulau Sumatra dijajakinya, mulai dari Jambi, Bengkulu hingga Sumatera Barat. Tak terasa pundi-pundi uang pun mengalir dari hasil kerja kerasnya. Uang itupun digunakan untuk membiayai kuliahnya di STIKOM Semarang hingga lulus ( 2007 ) , dan sebagian lagi untuk orang tuanya yang tinggal di desa. Tulisan Ditolak Di tahun 2006 Shinta mulai belajar membuat feature, mati-matian dia menulis. Bagi jurnalis, menulis feature adalah tingkatan yang paling sulit. Ini bisa dilalui setelah jurnalis itu mampu menulis pendek dengan baik, mampu wawancara dengan cerdas serta mampu menganalisa dengan cepat. Baru tahap selanjutnya menulis feature. Tulisannya seringkali ditolak editor, tapi dia terus berusaha dan meyakinkan kalau tulisannya layak dipublikasikan. Saat sudah membuat feature dengan susah payah dengan mudah pula dihapus editornya. Pernah suatu ketika Shinta menawarkan ide kepada editornya tema tentang masjid di Solo yang membagikan bubur India kepada orang-orang untuk berbuka puasa. Lantas ide itu ditolak mentah-mentah. “Ide kaya gini itu ecek-ecek, kamu gak pantas jadi wartawan kalau idemu gak mutu kaya gini! Yang mutu tuh ya misalnya di Solo ada gereja ngasih takjil tapi ditolak sana sini itu baru menantang! Saran gue ya buat lu ambil mangkok di rumah lu, lu jalan di mesjid itu abis itu lu makan bubur itu terus cerita ke gue bubur itu apa aja!” , kata Shinta menirukan kemarahan editornya. Penolakan demi penolakan terus dialaminya, tapi tak lantas membuatnya menyerah. Dia mengatur strategi, mulai mewajibkan diri menguasai tema, banyak membaca referensi, berdiskusi dengan senior lalu turun ke lapangan. Dengan perjuangan keras, dia harus menemukan ide yang luar biasa. Harus memahaminya biar hasil tulisannya 'tidak ecek-ecek'. Tak lupa dia minta restu Ibu, untuk mendoakan perjuangannya 'mampu menulis hebat' bisa terwujud. Hingga akhirnya tiba waktu tulisannya dapat diterima. “Nah begini Shinta, tulisan tuh begini bagus jadi bersih ga ada editan”, kata editor yang sifatnya seketika berubah 180 derajat tidak seperti sebelumnya. Butuh setahun tepatnya tahun 2007 tulisan featurenya baru dapat diterima redaksinya. Dalam kurun empat tahun, Shinta telah menyelesaikan 100 karya tulisan feature. Selain menulis untuk KBR68H dia juga menulis untuk media cetak lokal, nasional hingga media cetak luar negeri, tak heran karyanya mencapai ratusan. Dengan kemampuan menulis feature itulah dia kembali menjadi trainer dan ditugaskan KBRH 68 Jakarta kei Sumba NTT untu m emberikan pelatihan kepada masyarakat Sumba tentang siaran radio, public speaking dan jurnalistik Perjalanan ke Sumba Nusa Tenggara Timur Kedatangannya di Sumba ( 1/12/2008) untuk berbagi ilmu kepada masyarakat Sumba, calon pengelola radio komunitas Gogali. Enam hari berada di Sumba, peserta training sebanyak 30 orang terdiri dari masyarakat, pelajar, mahasiswa hingga pengurus LSM mendapat sentuhan jurnalistik Shinta. Baginya enam hari adalah waktu yang singkat apabila kegiatan training dilaksanakan dengan senang hati dan diterima dengan suka cita pula. Perpisahan menjadi langkah yang sangat berat untuk meninggalkan keluarga barunya. Keluarga di belahan timur Indonesia, negeri yang dahulu terkenal dengan harumnya cendana, Sumba!
KIPRAH ALUMNI Selang beberapa bukan kemudian ( Pebruari 2009) Shinta kembali ke Sumba untuk menghadiri peresmian Radio Gogali, awalnya hanya dihadiri petinggi KBR68H dan PPMN serta Kedutaan Kerajaan Belanda, namun namanya disertakan untuk menghadiri persemian atas desakan murid-murid pelatihannya. Petualangan kedua kalinya ke Sumba membawanya lagi pada insting jurnalisnya. Demi tugas dan rasa penasarannya terhadap tanah yang ditempatinya saat itu untuk menggali informasi setiap jengkalnya. Hingga akhirnya dia menemukan fenomena langka yang menyirat hatinya, 'kawin paksa'. Dia terus memburu narasumber terkait isu kawin paksa. Dimulai dari Wakil Bupati, Ketua DPRD, Kapolsek dan LSM. Dia menanyakan kebenaran tentang 'praktik' kawin paksa. Informasi tentang kawin paksa mengerucut pada sebuah desa di Sumba Tengah NTT. Tim liputan meluncur ke desa tersebut dengan didampingi muridnya saat di pelatihan. Beberapa warga disana sangat sulit diwawancara, pada suatu ketika bertemu dengan pemuda di jalan. Pemuda itu bersikap arogan ketika sedang diwawancara, dipukulah teman Shinta hingga mengundang keributan. Saat situasi mereda, dan dengan komunikasi yang baik, orang itu mau berbicara tentang praktik kawin paksa. Kebetulan dia adalah paman dari korban yang diculik untuk dijadikan pengantin. Paman Intan membawa tim investigasi ke rumah Intan. Rumahnya yang sederhana, berbentuk rumah adat uma bokulu yang dibawahnya ada beberapa ekor babi. “Intan dibawa pergi oleh orang, tangannya terikat, dia menangis tersedu” Kata Ibu Intan yang saat itu berhasil diwawancarai. Tanggapan yang sama juga keluar dari mulut kakak Intan serta saudaranya yang lain. Setelah itu usaha kawin paksa digagalkan orang tua Intan dengan melapor polisi. Intan bebas dari calon suaminya, tapi tak berapa lama di rumah dia kembali ke Malaysia melanjutkan kontrak kerjanya. Shinta gagal mewawancarai langsung korban dan pulang ke Semarang. Iseng menelpon nomor handphone ibu Intan untuk menanyakan kabar anaknya tersebut. Tak diduga suara yang terdengar dari handphonenya adalah suara Intan, saat itu pula dia mengambil statemen korban kawin paksa untuk melengkapi tulisan featurenya. Feature yang bertema kawin paksa inilah yang membwa Shinta meraih juara pertama dari AJI-UNICEF Di tempat Shinta bekerja, setiap tahun mengikutsertakan karya tulisan feature yang diselenggarakan AJI-UNICEF. Tulisan tentang kawin paksa karyanya diikutsertakan dalam lomba itu . Berbulan-bulan waktu telah berlalu, melalui HP Shinta diundang oleh panitia lomba untuk datang ke Jakarta . Panitia juga memberitahu kalau tulisannya
masuk nominasi , ia juga diminta untuk menyiapkan pasport karena salah satu hadiahnya trip ke Hongkong. Shinta menanggapinya dengan suka cita, tak pernah membayangkan tulisannya masuk nominasi. Saat pengumuman Shinta dikukuhkan sebagai pemenang di kategori radio dengan tema kawin paksa, saat itu Arist Merdeka Sirait menjadi salah satu jurinya. Shinta senang tak kepayang dan bersyukur kepada kehendak Yang Maha Kuasa. Tidak Tolak Tugas Melengkapi episode sicses stori Shinta di BK dunia jurnalistik , kepada BK ia Dok. ungkapkan pengalamnnya saat melakukan tugas jurnalistik di provinsi Papua. Tugas meliput di Papua sering kali ditolak para jurnalis. Alasan geografis menjadi faktor utama untuk tidak menerima tugas liputan disana. Namun Shinta justru menginginkan ditugaskan ke negeri cendrawasih itu. Pada saat ada kesempatan untuk ditugaskan menjadi trainer dan meliput, Shinta tidak menyia-nyiakannya. Baginya datang ke Papua adalah tantangan dan pengalaman baru yang perlu dicoba. Saat meminta doa restu, ibunya menyanggupi dan mendoakan yang terbaik bagi putrinya. Ibunya punya keyakinan yang kuat bahwa ilmu itu harus bermanfaat. Tiba di Papua dia sangat terkesan dengan keadaan alam dan budaya disana. Lokasi studio yang berada di lereng gunung Jayawijaya dan jauh dari peradaban, yang benar-benar merekatkan kebersamaan Shinta dan murid peserta pelatihan. Semua kebutuhan makan, beras, minyak, sarden, kerupuk dibeli di Dok.BK Wamena. Selanjutnya tinggal digunakan untuk seharihari di studio radio. Ternyata perkiraan meleset. Bekal tidak cukup dan hampir habis, untuk pergi ke Wamena
jauh, harus turun gunung dan menyebrang sungai yang amat ganas. Hasilnya mereka harus makan apa adanya untuk mengganjal kebutuhan makan, sambil menghemat beras, sisanya murid-murid peserta pelatihan tadi tiap pagi membawa hasil kebun mereka untuk dimasak bersama. Tahun 2009 Shinta meninggalkan Kota Wamena dan pindah ke Kota Paniai. Shinta tak pernah mengenal kota itu sebelumnya. Dia baru mengetahuinya setelah beberapa hari tinggal disana, ternyata Kota Paniai adalah markas dan sebagian anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) tinggal. Pernah saat malam hari dia diteror dari luar rumah. Hanya sendirian di kamar, dan mengunci rapat-rapat jendelanya. Dari luar rumah jendela kamarnya mulai dirusak, sehingga pengait jendelanya rusak. Shinta dengan alat seadanya menyerang balik dan membentak penerornya, peneror mundur, selamatlah dia dari penyerangan OPM. Teman-teman dan seniornya khawatir dengan keadannya di Papua, mereka mengharapkan Shinta untuk segera pulang ke Jakarta. “Tapi masalahnya pulang Ke Jakarta itu gak gampang! , Kita keluar dari Paniai aja sudah beruntung, belum lagi harus ke bandara, jadwal pesawat dari Papua ke Jakarta juga tak tentu” , ujarnya kepada BK. Dia juga berfikir bahwa tugasnya di Papua belum selesai. Saat perjalanan di Papua Shinta sudah kehilangan empat murid kesayangannya. Mereka meninggal karena sakit, ada juga yang meninggal karena terpeleset dari jembatan, karena alam disana yang sangat ekstrem. Irfan-Iwan BK
SAMBUNGAN HALAMAN 1
Dok.BK
Alumni APPD Foto Bersama di Akhir Acara
Meskipun begitu acara tetap berlangsung hangat. Waktu berada dalam acara tersebut. Para alumni yang sebagian besar sudah berusia hampir kepala enam. Rambut sudah memutih. Mata sudah mulai rabun. Tapi mereka masih ingat akan teman – teman seperjuangan ketika di kampus mereka dulu di jalan Bendan Duwur Semarang. Meskipun kampus mereka telah pindah dan berganti nama, tidak Sedikitpun tidak mengubah masa lalu yang pernah mereka jalani. Apalagi ketika di dalam ruangan pada layar proyektor terlihat slide – slide foto
mereka dulu, saat masih sebagai mahasiswa yang masih muda dan segar di tampilkan. Mereka tertawa serempak. Aroma masa lalu menyeruak dalam ruangan itu. Rasanya baru kemarin mereka bercanda bersama. Tawa tangis yang dilalui bersama. Padahal itu sudah 32 tahun yang lalu. Dalam acara tersebut hadir pula ketua Stikom Semarang Drs. H Gunawan Witjaksana M.Si. dalam sambutannya mengatakan bahwa peran alumni sangat diperlukan bagi Stikom. Gunawan juga menambahkan
“ saya bermimpi Stikom dipegang oleh alumni mungkin yayasan Alumni”. Kemudian Eko Purwanto menegaskan bahwa Tujuan reuni tidak hanya untuk kangen – kangen saja, tetapi harus ada tindaklanjutnya. Eko juga berharap temu kangen itu tidak hanya dari angkatan 83 saja tetapi dari seluruh angkatan Stikom Semarang. Menanggapi pernyataan dari ketua panitia, Eko ,. Bambang Kelik menyatakan bahwa untuk menindaklanjuti kemauan teman – teman untuk mengadakan pertemuan yang nantinya akan berlanjut dengan membentuk PAKAS ( Paguyuban Akademi Komunikasi APPD Semarang ) yang bertujuan sebagai wadah bagi alumniAPPD untuk tetap menjalin komunikasi. Melihat semangat para alumni untuk terus menjalin komunikasi, saya teringat tulisan pada kolom Gayeng Semaramg di Koran Suara Merdeka yang ditulis oleh Eko Budihardjo. Dia memiliki pesan bagi para manula, begini bunyinya : “Dulu membaca dekat, sekarang mulai menjauh Dulu selalu pakai minyak wangi, sekarang minyak angin Dulu sering ke salon, sekarang pakai salonpas
Dulu cari uang lupa kesehatan , sekarang cari kesehatan melupakan uang Dulu makan sangat nikmat, sekarang makan harus cermat Dulu tak pernah gentar , sekarang sering gemetar Dulu banyak sahabat, sekarang banyak yang wafat Tapi jangan khawatir, ada satu keajaiban yang tak pernah hilang yaitu kasih sayang ALLAH SWT. “ Terima kasih untuk para alumni yang selalu mencintai Stikom Semarang. Iwan - Irfan BK Dok.BK
Eko Purwanto
09/ VI/ 2015
10
KOLOM STIKOM Dok. BK
Selamat & Sukses Atas Wisuda Ke-34 STIKOM SEMARANG NAMA - NAMA WISUDAWAN 1.JUMANTO 2.FAJAR NUR HADIANTO 3.ANDREAS NDARU AGUNG PRABOWO 4.ASRI MARGARETHA Y. NUGROHO 5.RISA WULANDARI 6.ERIKA CICIK ALVIONITA DESI 7.HESTI INDAH SAYEKTI 8.TRI WAHYUDI SANTOSO 9.AHMAD ABDUSSALAM 10.SEPTI WULANDARI 11.MOH. WIDYASMORO 12.NURUL UTAMI YULIANAWATI 13.NUR AFNI HIDAYAH 14.AROPAH 15.VESTY IZVESTA MARDZATILLA 16.CHRISTHOPER SENDY LARENGKENG 17.RETNO KUSUMAWATI 18.TRI ADI NUGROHO 19.DIPO BRAMAULIA MUKHAMZOHAL 20.EKO BUDIYANTO 21.ASTRI HADIYANTI HAPSARI 22.AYU PERMATA SARI 23.SIWI NUGROHO HARTIYAS 24.BUDHI SUSENA 25.INDRA PRATAMA 26.DIWYACITTA NURA NUGRAHA 27.DHIMAS AJI PRASETYO HERRY P. 28.ENDAH FITRIANA 29.SRI SUHESTI 30.PUTRO WIDODO 31.KESTI MAFIANA SARI 32.NIKEN DEWI SETYANINGTYAS
Dok. BK
Formulir Pendaftaran Calon Reporter Tabloid Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi ( STIKOM) Semarang
BENTENG KAMPUS Nama : Tempat/Tgl. Lahir : Alamat Rumah : No Telp/Hp/Email : Pendidikan : 1. SD/MI.................................................. 2. SMP/MTS............................................ 3. SMA/SMK/MA................................... 4. Lain-lain : Pengalaman Organisasi : 1. 2. 3. 4. (,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,)
33.ESTI PUJI KURNIAWATI 34.SUWITO 35.TITIN DWI NIARANI 36.SURJIYATI 37.TITIK WIJAYANTI 38.HELDY ARIEFIANTO 39.RUDI IKHWANTO 40.SUANY KOSWANDY 41.DADANG KUSMANTO 42.SUROTO 43.RULY HANANTYA SAPTA NUGRAHA 44.IQBAL ASFANDI LATIF 45.RIKI RIES MARTIEN 46.ROSITA FEBRIANA 47.APFERNANDO DWI HANGGARAYUDA 48.IKHSAN PANCA NEGARA 49.SEPTIAN NURDIANTORO 50.GANIS AYU EKA SIWI 51.DYAH PUSPITASARI 52.DIAN PRIBADI 53.DAFIQ SYAHRIYAN 54.HAFID ARDHIAN 55.HENGKI MANIHURUK 56.WIWIN WIDORETNO 57.ANISA RATNA KURNIASARI 58.BAMBANG SUDARMANTA 59.IMAM SETIYAWAN 60.AHMAD MUTHOHAR 61.BRIGITTA TRI MARYANI 62.RADEN BAGUS WISNUWARDHANA 63.AMRI ZANNAR NAZIH 64.ADITYA MUDO WICAKSONO.
Formulir pendaftaran “CalonPecinta Alam” (CAPALA)
Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Semarang JL.Wolter Monginsidi No.119 Semarang
Nama Lengkap Jenis Kelamin Tempat/Tanggal Lahir Alamat Semester No Telp/Hp Email Motivasi
: : : : : : : :
Semarang ,
2015 CAPALA
Mahasiswa Stikom Semarang yang berminat silahkan mengisi formulir , lalu diserahkan kepada pengurus UKM yang bersangkutan
09/ VI/ 2015